Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL NY A G2P1A0 DENGAN


PEB (PREEKLAMSIA BERAT) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
OKU TIMUR TAHUN 2022

Disusun Oleh :

Nama : Diva Maudi Putri Naisyah

NIM : 03.021.005

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-MA’ARIF BATURAJA

TAHUN AJARAN 2022/2023

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

i
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1............................................................................................... Latar belakang4

1.2......................................................................................... Rumusan masalah 5

1.3. Tujuan pembahasan...................................................................................5

1.4. Manfaat Pembahasan ................................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep teori...............................................................................................7

2.2................................................................................................. Definisi teori7

2.3....................................................................... Klasifikasi Preeklamsia Berat8

2.4....................................................................... Prediposisi Retensio Plasenta8

2.5........................................................................... Etiologi Retensio Plasenta 9

2.6..................................................................... Patofisiologi Retensio Plasenta 9

2.7............................................................... Penatalaksanaan Retensio Plasenta10

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN

Data Subjektif.................................................................................................14

Data Objektif...................................................................................................16

Analisa............................................................................................................17

Planning, implementasi, evaluasi....................................................................17

ii
BAB IV PEMBAHASAN

3.1.............................................................................Definisi Retensio Plasenta19

3.2.................................................................Macam-macam Retensio Plasenta19

3.3.....................................................................Faktor-faktor Retensio Plasenta19

3.4......................................................................Sebab-sebab Retensio Plasenta20

3.5....................................................................... Komplikasi Retensio Plasenta20

3.6...................................................................... Penanganan Retensio Plasenta21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran.....................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................23

KATA PENGANTAR

iii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada

penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny A G2P1A0 dengan

PreEklamsia Berat di Rumah Sakit Umum Daerah OKU Timur Tahun 2022” penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada ibu Rini Camelia SKM, M.Kes selaku kaprodi DIII kebidanan

ibu Wachyu Amelia, SST, M.Kes selaku dosen pembimbing Praktik Belajar Lapangan, penulis

juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Yeviza Puspita Sari, SKM, M.Kes selaku

Pembimbing Akademik, Ketua Rumah Sakit Umum Daerah Oku Timur bapak dr.

Sugihartono,M.sc , dan ibu Dwi Prestyawati, SST sebagai Control Instrukture Poli Kebidanan

(PK).

Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi

pembaca tentang materi Asuhan Kebidanan. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada seluruh pihak yang ikut serta dalam menyusun makalah ini.

Penulis harap tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi

kesempurnaan makalah ini.

Baturaja, Desember 2022

iv
Penulis

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1........................................................................................................Latar Belakang
Preeklampsia merupakan salah satu penyebab langsung kematian ibu. Menurut WHO angka
kejadian preeclampsia berkisar antara 0,51-38%. Di negara maju berkisar 6-7% dan
eklampsia 0,1-0,7%, sedangkan dinegara berkembang angka kematian ibu disebabkan
preeklampsia masih tinggi. Diindonesia kasus preeclampsia dan eklampsia terjadi pada6-8%
pada wanita hamil. penyebabnya, masih misterius sehingga disebut penyakit disease of
theory. Kejadian kematian ibu paling banyak adalah pada waktu nifas sebesar 49,12%,
kemudian waktu bersalin sebesar 26,99%, dan pada waktu hamil sebesar 23,89%.
Penyebabkematian adalah perdarahan sebesar 22,42%, eklampsia sebesar 28,76% infeksi
sebesar 3,54%, dan lain-lainsebesar 45,28%. Preeklampsia berat akan berakibat fatal jika
tidak segera ditindak, karna akan merusak plasenta sehingga menyebabkan bayi lahir dalam
keadaan prematur bahkan tidak bernyawa. Preeklampsia berat serta eklampsia juga akan
memberikan dampak terhadap organ-organ ibu seperti diantaranya otak, retina, paru-paru,
jantung, dan ginjal. Selain itu komplikasi yang sering terjadi pada ibu yaitu berupa HELLP
syndrome (hemolisis, elevated liver enzymes, dan low platelet count) yang ditandai dengan
eritrosit yang cepat mengalami hemolisis dapat terlihat dari ptekie, ekimosis dan hematuria,
lalu ditandai dengan peningkatan enzim hati. (Cuningham, et al, 2013).

Berdasarkan data UNICEF (2015), menyatakan jumlah kematian ibu dan anak setiap
tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan menurun dari 532.000 pada tahun 1990
menjadi 303.000 pada tahun 2015. Penyebab utama kematian ibu adalah akibat
komplikasi dari kehamilan atau melahirkan. Komplikasi tersebut salah satunya adalah
hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia & eklampsia) yang telah menyumbangkan
14% penyebab kematian maternal di dunia. (UNICEF, 2015). Preeklampsia sebagai salah
satu komplikasi persalinan didefinisikan sebagai suatu kumpulan gejala pada ibu hamil
ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140/90 MmHg dan tingginya kadar
protein pada urine (proteinuria) yang sering muncul pada usia kehamilan ≥ 20 minggu.
Kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, sedangkan untuk edema
tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada
wanita dengan kehamilan normal (POGI, 2019).

4
1.2...................................................................................................Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran “Asuhan Kebidanan Pada Ny A G2P1A0 dengan Preeklampsia
Berat di Rumah Sakit Umum Daerah OKU Timur Tahun 2022”?

1.3.......................................................................................................................Tujuan
1. Tujuan umum
Bagaimanakah “Asuhan Kebidanan Pada Ny A G2P1A0 dengan preeklampsia berat di
Rumah Sakit Umum Daerah OKU Timur Tahun 2022”?
2. Tujuan khusus.
Secara khusus penelitian “Asuhan Kebidanan Pada Ny A G2P1A0 dengan
preeklampsia berat di Rumah Sakit Umum Daerah OKU Timur Tahun 2022”?
bertujuan untuk:
a. Mendeskripsikan hasil pengkajian pada “Asuhan Kebidanan Pada Ny Ny A
G2P1A0 dengan preeklampsia berat di Rumah Sakit Umum Daerah OKU Timur
Tahun 2022”
b. Mendeskripsikan diagnosis pada “Asuhan Kebidanan Pada Ny Ny A G2P1A0
dengan preeklampsia berat di Rumah Sakit Umum Daerah OKU Timur Tahun
2022”
c. Mendeskripsikan intervensi yang direncanakan pada “Asuhan Kebidanan Pada
Ny Ny A G2P1A0 dengan preeklampsia berat di Rumah Sakit Umum Daerah
OKU Timur Tahun 2022”
d. Mendeskripsiakn implementasi yang dilaksanakan pada “Asuhan Kebidanan Pada
Ny A G2P1A0 dengan preeklampsia berat di Rumah Sakit Umum Daerah OKU
Timur Tahun 2022”
e. Mendeskripsikan hasil evaluasi pada “Asuhan Kebidanan Pada Ny A G2P1A0
dengan preeklampsia berat Rumah Sakit Umum Daerah OKU Timur Tahun 2022”
1.4.....................................................................................................................Manfaat
Manfaat penulisan makalah untuk aspek pengembangan ilmu pengetahuan tentang
asuhan kebidanan pada ibu dengan preeklampsia berat dan sejauh mana hasil asuhan
dapat diterapkan untuk kepentingan masyarakat dalam melakukan tindakan segera setelah
terjadi pendarahan. Manfaat bagi penulis adalah untuk memberikan asuhan kebidanan
kepada ibu dengan preeklamsia berat, bagi intitusi/lahan praktek untuk mengembangkan

5
pentingnya tindakan segera Membantu untuk meminimalisirkan kejadian preeklamsia
pada ibu bersalin sehingga dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada ibu
bersalin dengan preeklamsia

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Teori


Definisi preeklampsia berat adalah peningkatan tekanan darah sekurangkurangnya
160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik. Alat tensimeter sebaiknya menggunakan
tensimeter air raksa, namun apabila tidak tersedia dapat menggunakan tensimeter jarum
atau tensimeter otomatis yang sudah divalidasi. Laporan terbaru menunjukkan
pengukuran tekanan darah menggunakan alat otomatis sering memberikan hasil yang
lebih rendah. 10–12 . Kriteria lain preeklampsia berat yaitu bila ditemukan gejala dan
tanda disfungsi organ, seperti kejang, edema paru, oliguria, trombositopeni, peningkatan
enzim hati, nyeri perut epigastrik atau kuadran kanan atas dengan mual dan muntah, serta
gejala serebral menetap (sakit kepala, pandangan kabur, penurunan visus atau kebutaan
kortikal dan penurunan kesadaran). Preeklampsia sebagai salah satu komplikasi
persalinan didefinisikan sebagai suatu kumpulan gejala pada ibu hamil ditandai dengan
peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140/90 MmHg dan tingginya kadar protein pada
urine (proteinuria) yang sering muncul pada usia kehamilan ≥ 20 minggu. Kedua kriteria
ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, sedangkan untuk edema tidak lagi dipakai
sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan
kehamilan normal (POGI, 2019). Preeklampsia dan eklampsia menempati urutan kedua
penyebab kematian ibu sedangkan yang pertama adalah pendarahan. Oleh karena itu
diagnosis dini preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta
penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
anak (Maryunani dan Yulianingsih, 2009).

2.2 Definisi Teori


1) Menurut Marmi dkk, (2011; h.66). Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-
tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.

7
2) Menurut Varney dkk, (2007;645). Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang
secara spesifik hanya muncul selama kehamilan dengan usia lebih dari 20 minggu
kecuali pada penyakit trofoblastik.

3) Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria atau edema


generalisata yang nyata atau keduanya akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20
minggu. (Cunningham, 2012).

2.3. Klasifikasi Preeklamsia Berat


1. Preeklamsia Ringan
Tanda dan gejala: tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam, tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam, kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.

2. Preeklamsia Berat
Tanda dan gejala: bila salah satu diantara gejala atau tanda ditemukan pada ibu
persalinan, sudah dapat digolongkan preeklamsia berat. Tekanan darah 160/ 110 mm Hg,
oligouria urine < 100.000/mm. (12)

2.4 Presdiposisi Preeklamsia Berat


Menurut Wiknjosastro faktor predisposisi tersebut antara lain:
1) Usia/ umur
2) Paritas
3) Faktor keturunan
4) Status sosial ekonomi
5) Komplikasi obstetric
6) Riwayat penyakit yang sudah ada

2.5. Etiologi Preeklamsia Berat

8
Sampai saat ini terjadinya preeklampsia belum diketahui penyebabnya, tetapi ada yang
menyatakan bahwa preeklampsia dapat terjadi pada kelompok tertentu diantaranya yaitu
ibu yang mempunyai faktor penyabab dari dalam diri seperti umur karena bertambahnya
usia juga lebih rentan untuk terjadinya peningkatan hipertensi kronis dan menghadapi
risiko lebih besar untuk menderita hipertensi karena kehamilan, riwayat melahirkan,
keturunan, riwayat kehamilan, riwayat preeclampsia. (Wardani et all, 2015).
preeklampsia dapat terjadi pada kelompok tertentu diantaranya yaitu ibu yang
mempunyai faktor penyabab dari dalam diri seperti umur karena bertambahnya usia juga
lebih rentan untuk terjadinya peningkatan hipertensi kronis dan menghadapi risiko lebih
besar untuk menderita hipertensi karena kehamilan, riwayat melahirkan, keturunan,
riwayat kehamilan, riwayat preeclampsia. (Wardani et all, 2015)

2.6. Patofisiologi Mendasari Preeklamsia Berat


Patofisiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Preeklampsia
diperkirakan terjadi karena pengaruh multifaktorial, seperti interaksi faktor genetik dan
lingkungan dari sisi maternal, paternal, dan fetus.
Beberapa faktor yang dinilai paling berperan dalam patofisiologi preeklampsia adalah
abnormalitas plasentasi, ketidakseimbangan faktor angiogenik, abnormalitas sistem imun
maternal, serta faktor genetik. Semua mekanisme tersebut lalu menyebabkan disfungsi
multiorgan pada ibu Pada preeklampsia terdapat penurunan aliran darah. Perubahan ini
menyebabkan prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan iskemia uterus. Keadaan
iskemia pada uterus merangsang pelepasan bahan tropoblsatik yaitu akibat hiperoksidase
lemak dan pelepasan renin uterus.
2.7 Penatalaksanaan Preeklamsia Berat
Keadaan Umum
 Segera rawat
 Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum, sambil mencari riwayat
penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya
 Jika pasien tidak bernafas: Bebaskan jalan nafas Berikan O2 dengan sungkup
Lakukan intubasi jika diperlukan
 Jika pasien tidak bernafas:
• Bebaskan jalan nafas Berikan O2 dengan sungkup

9
• Lakukan intubasi jika diperlukan
Penanganan umum
• Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik
antara 90-100 mmHg
• Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar no.16 atau lebih
• Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
• Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuria
• Infus cairan dipertahankan 1,5 - 2 liter/24 jam
Persalinan
• Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam, sedangkan pada
eklampsia dalam 6 jam sejak gejala eklampsia timbul
• Jika terjadi gawat janin atau persalinan tidak dapat terjadi dalam 12 jam (pada
eklampsia), lakukan bedah Caesar
• Jika bedah Caesar akan dilakukan, perhatikan bahwa:
a. Tidak terdapat koagulopati. Koagulopati kontra indikasi anestesi spinal.
b. Anestesia yang aman/terpilih adalah anestesia umum untuk eklampsia dan
spinal untuk PEB. Dilakukan anestesia lokal, bila risiko anestesi terlalu
tinggi.
• Jika serviks telah mengalami pematangan, lakukan induksi dengan Oksitosin 2-5 IU
dalam 500 ml Dekstrose 10 tetes/menit atau dengan cara pemberian
prostaglandin/misoprostol
Perawatan post partum
• Anti konvulsan diteruskan sampai 24 jam postpartum atau kejang yang terakhir
• Teruskan terapi hipertensi jika tekanan diastolik masih > 90 mmHg
• Lakukan pemantauan jumlah urin

10
BAB III
TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL NY A G2P1A0
DENGAN PEB (PREEKLAMSIA BERAT) DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH OKU TIMUR TAHUN 2022

Tanggal Pengkajian. : 5-12-2022


Jam. : 22.45 WIB
Tempat Pengkajian. : Rumah Sakit Umum Daerah OkuTimur
Nama Mahasiswa. : Diva Maudi Putri Naisyah

DATA SUBJEKTIF
1.Identitas Pasien
Nama ibu. : Ny. Ana Milisiani
Umur. : 42 tahun

11
Agama. : Islam
Suku/bangsa. : Jawa/Indonesia
Pendidikan. : SMA
Pekerjaan. : Ibu Rumah Tangga
Alamat. : Tulus Ayu Belitang BK10
Suami
Nama suami. : Tn. Sujianto
Umur. : 45 tahun
Agama. : Islam
Suku/bangsa. : Jawa/Indonesia
Pendidikan. : SMA
Pekerjaan. : Petani
Alamat. : Tulus Ayu Belitang BK10

2. Alasan datang
Ibu datang ke RSUD Oku Timur ingin melahirkan dan keluar lendir bercampur darah
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit
Riwayat penyakit yang diderita sekarang/dulu : Tidak ada
Riwayat penyakit keturunan : Tidak ada
Riwayat penyakit menular : Tidak ada
Riwayat penyulit kehamilan : Tidak ada
Riwayat penyulit persalinan yang lalu : Tidak ada

4. Riwayat Sosial
a. Pengambilan keputusan keluarga : Suami
b. Tempat rujukan jika terjadi komplikasi : RSUD Okutimur
c. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas : Tidak ada

5. Tanggapan Keluarga ( suami, ibu dan saudara) dan Lingkungan Terhadap


Kehamilan :
Keluarga sangat bahagia menanti kelahiran

6. Pola Makan dan Minum :

12
3x Sehari (teratur) nasi, sayuran dan lauk pauk
Kurang lebih 8 gelas/hari air putih

7. Pola Eliminasi :
BAB : 1x sehari
BAK : 5x sehari

DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran. : Komposmentis
Tanda-Tanda Vital.
 TD. : 150/90 mmHg
 Suhu. : 36,5°C
 Pernafasan : 18x/m
 Nadi. : 90x/menit
Wajah. : Simetris, tidak odema
Mata. : Simetris, bersih, conjungtiva merah muda, skelera
warna putih
Payudara
 Areola. : Hitam kecokelatan
 Papilla. : Menonjol
 Colostrum. : Sudah keluar
Genitalia
Varises : Tidak ada
Edema : Ada Pembengkakan
Bartholini : Tidak ada

Pengeluaran dari Vagina


Lendir : Iya (keluar lendir dari jalan lahir)
Darah : Positif (+)
Ketuban : Utuh

13
 Tanda-tanda PMS : Tidak ada
Keputihan : Tidak ada
Gatal : Tidak ada
Bau
 Keadaan Prineum:
Bekas luka : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
 Ektermitas bawah : Terdapat odema
Ederma

Uterus
 TBJ=(TFU-13)x155 : 18x15 = 2.790
 Kontraksi. : Baik
 Kandung kemih : Kosong

Auskultasi

 Djj
- Frekuensi : 133x/m
- Lokasi : Sebelah kanan dibawah pusat

Pemeriksaan Dalam (jam= )

 Vagina : Terdapat lendir bercampur darah


 Portio : Lunak, tipis
 Ketuban : (+)
 Presentasi : Kepala
 Penurunan : Hodge II
 Penunjuk : Ubun-ubun kecil

14
Pemeriksaan penunjang (Jika ada indikasi)

 HB : Dilakukan (hasil=13.2)
- Leukosit : H 14.41
- Hematokrit : 40.5
- Trombosit : 256
 Urine : Tidak dilakukan
 HBsAg : Non Reaktif
 Anti HIV : Non Reaktif
 USG : Dilakukan

ANALISA

G2P1A0 38 minggu kala 1fase aktif jth puka preskep + PEB(preeklamsia berat)

PLANNING, IMPELEMENTASI DAN EVALUASI


P : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan TTV
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,5°C
RR : 18x/menit
E : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

P : Memberitahu ibu akan dilakukannya pemeriksaan Kateterisasi urin untuk pengukuran


volume dan pemeriksaan proteinuria
E : Ibu setuju akan dilakukan pemeriksaan
P : Memberitahu ibu untuk mengomsumsi makanan yang kaya protein

E : Ibu mengerti penjelasan bidan

P : Menganjurkan ibu untuk perbanyak istirahat dan cara berbaring yang benar

E : Ibu mengerti penjelasan dari bidan dan melakukannya

15
CATATAN PERKEMBANGAN

KALA I

Hari/Tanggal

NO. JAM CATATAN

1. Hari : Data Subjektif :

Tanggal : Data Objektif :

06-Desember-2022 TD : 150/90 mmHg Pulse : 90x/m

RR : 18x/m Suhu : 36,5’c

Jam : DJJ : 133x/m

22.45 wib Kontraksi : 4x10x45 (+)

Pembukaan : 10 cm

16
Pendataran : 100%

Ketuban : Utuh

Asesment

Diagnosa : Ny A G2P1A0 inpartu kala I

Kebutuhan :

- Memberi nutrisi dan minum disela-sela kontraksi

- Dukungan keluarga (pendampingan kala I dari keluarga)

Penatalaksanaan dan Evaluasi :

=> Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

=> Memastikan adanya tanda kala II

=> Memberitahu ibu untuk berbaring kekiri

=> Menganjurkan ibu untuk kemih

17
CATATAN PERKEMBANGAN

KALA II

Hari/Tanggal
N Jam Catatan

18
2. Hari : Data Subjektif

Ibu mengatakan adanya tekanan pada anus dan


Tanggal : adanya dorongan ingin meneran

Jam : Data Objektif

TD : 150/90 Pulse :

90x/m

RR : 18x/m Suhu :

36,5’c

DJJ : -

Kontraksi : 3x10” / 50”

Pembukaan : 10cm

Pendataran : 100%

Ketuban : Jernih

Asesment

Diagnosa : Inpartu kala II keadaan ibu dan

janin baik

Kebutuhan :

Menganjurkan ibu teknik meneran yang baik

Memberi dukungan dan semangat pada ibu

Planing, Penatalaksanaan dan Evaluasi

=> Melihat apakah ada tanda dan gejala kala

III

=> Memberitahu keluarga pembukaan sudah

19
lengkap

=> Anjurkan ibu untuk meneran jika ada

kontraksi

=> Memberi minum ibu disela kontraksi

=> Bayi lahir spontan, menangis

CATATAN PERKEMBANGAN

KALA III

20
N Hari/Tanggal Catatan

1. Hari : Data Subjektif

Ibu mengatakan nyeri semakin bertambah dan


Tanggal : mules

Data Objektif
Jam :
TD : 146/80 mmHg Pulse :

80x/m

RR : 20x/m Suhu :

36,5’c

Lainnya :

Assesment

Diagnosa : Ny. A P2A0 inpartu kala III

Kebutuhan :

Motivasi dan dukungan keluarga

Anjurkan minum dan istirahat

Melakukan masase fundus uteri

Planing, Penatalaksanaan dan Evaluasi :

Melihat apakah ada tanda dan gejala kala III

Menolong pengeluaran plasenta

Memeriksa apakah ada contiledonyang

tertinggal

21
Berat plasenta 500gram panjang: 50cm

Melakukan IMD

Lama Pengeluaran Plasenta : 10 menit

22
CATATAN PERKEMBANGAN

KALA IV

N Hari/Tanggal Catatan

1 Hari : Data Subjektif

. Ibu sudah tidak mules lagi


Tanggal : Data Objektif :

TD : 146/80 mmHg Pulse : 80x/m


Jam :
RR : 20x/m Suhu : 36,5’c

TFU : 2 jari dibawah pusat

Kontraksi : Baik

Jumlah Perdarahan : 110 cc

Kandung Kemih : Tidak penuh

Asesment

Diagnosa : P2 partu kala IV

Kebutuhan : Istirahat yang cukup dan

makan, minum yang bergizi

Planing, Penatalaksanaan dan Evaluasi

Pantau pendarahan pasien

Memantau kesehatan ibu dan anak

Membersihkan ibu dan darah dan air

23
ketuban

Mengobservasi perdarahan 110cc

24
25
BAB IV

PEMBAHASAN

3.1. Kasus Retensio Plasenta Yang Berkaitan Dari Beberapa Teori

Retensio plasenta adalah kondisi tidak keluarnya plasenta dalam waktu 30 menit

setelah melahirkan bayi. Kelainan ini adalah komplikasi langka yang hanya

mempengaruhi sekitar 2 hingga 3 persen dari semua kelahiran yang terjadi. Retensio juga

bisa terjadi terjadi ketika sebagian dari plasenta tertinggal di dalam rahim setelah

kelahiran bayi, seperti kasus yang terjadi pada Ny Salamah P3A0 nifas 1 hari, Ny S

bersalin di dukun pada Tanggal 21 November 2022 tetapi pada saat mengeluarkan

plasenta ada bagian plasenta yang tertinggal di dalam uterus, oleh karena itu Ny S

mengalami pendarahan dan rahim tidak berkontraksi dengan baik. Dari kasus yang

penulis bahas di atas berkaitan dengan teori ilmiah yaitu Rohani dkk. (2020:217) retensio

plasenta adalah sebagian atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30

menit setelah bayi lahir. Adapun teori lain yang mendasari terjadinya retensio plasenta

dalam kasus Ny S P3A0 adalah Retensio Plasenta adalah tertinggalnya sisa plasenta dan

membrannya dalam kavum uteri, (Saifuddin, A.B, 2017). Retensio plasenta merupakan

tertinggalnya bagian plasenta dalam rongga rahim yang dapat menimbulkan perdarahan

Post partum dini atau perdarahan post partum lambat yang biasanya terjadi dalam 6 hari

sampai 10 hari pasca persalinan, (Prawirohardjo, 2016). plasenta tidak bisa dianggap

sepele karena jika dibiarkan dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya bagi ibu

yang melahirkan. Ketika plasenta tidak dapat dikeluarkan secara utuh atau tidak terjadi

dalam 30 hingga 60 menit kelahiran bayi, hal ini dikenal retensio plasenta.

3.2. Jenis Retensio Plasenta dan Penatalaksanaanya Berdasarkan Laporan Kasus

26
Plasenta inkreta, yaitu plasenta yang tertanam hingga keseluruhan lapisan otot rahim.

Implantasi jonjot plasenta sampai mencapai otot uterus, sehingga tidak mungkin lepas

sendiri. Perlu dilakukan plasenta manual, tetapi tidak akan lengkap dan harus diikuti:

a. Kuretase tajam dan dalam

b. Histerektomi

3.3. Faktor-faktor retensio plasenta

 Bayi yang meninggal pada saat dilahirkan.

 Terjadi kontraksi rahim yang kuat.

 Ukuran plasenta sangat kecil.

 Pengalaman melahirkan lebih dari lima kali.

 Pernah menjalani operasi bedah rahim.

 Kondisi plasenta tertanam hingga memasuki keseluruhan lapisan otot pada rahim.

 Kehamilan pada wanita di atas usia 30 tahun.

 Pernah mengalami retensio plasenta pada kelahiran sebelumnya.

 Persalinan yang prematur, pada usia kehamilan di bawah 34 minggu.

 Respons terhadap suntikan induksi atau obat tambahan saat proses persalinan

berlangsung.

 Plasenta tertanam dalam rahim akibat penyempitan yang terjadi di mulut rahim.

 Kehamilan ganda yang memerlukan implasi plasenta yang luas.

3.4. Sebab-sebab retensio plasenta

Retensi plasenta disebabkan karena adanya kelainan plasenta dalam menginvasi

rahim, dan bisa juga disebabkan karena kelainan pada lapisan rahim yang biasanya

disebabkan oleh riwayat operasi pada rahim termasuk operasi sesar. Penyebab retensio

plasenta terdiri dari berbagai faktor tergantung pada jenis yang dialami. Namun pada

27
umumnya, penyebab retensi plasenta yang paling sering ditemukan adalah gangguan pada

kontraksi rahim. Kontraksi yang lemah serta jeda yang terlalu lama dapat menghambat

proses keluarnya plasenta.

3.5. Komplikasi retensio plasenta

Patofisiologi retensio plasenta dapat dibagi menjadi tiga mekanisme, yaitu

plasentasi invasif, hipoperfusi plasenta, dan kontraktilitas inadekuat. Ketiga

mekanisme tersebut dapat mengganggu pelepasan dan ekspulsi normal plasenta dari

uterus. Plasentasi invasif abnormal dapat terjadi akibat trauma pada endometrium.

Terjadinya komplikasi retensio plasenta umumnya tergantung pada faktor risiko

pasien. Komplikasi retensio plasenta yang paling sering ditemukan adalah perdarahan

postpartum dan endometritis postpartum.

3.6. Penanganan retensio plasenta

Beberapa kondisi yang dapat membuat rahim tidak berkontraksi dengan baik dapat

menyebabkan retensi plasenta. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan setelah melahirkan

agar dapat membantu untuk mengatasi atau mencegah terjadinya masalah terkait plasenta ini,

yaitu:

 Menyusui: Ahli medis akan meminta ibu melahirkan untuk menyusui sesegera

mungkin setelah melahirkan. Hal ini dapat membuat rahim berkontraksi dan

merupakan proses alami dalam penanganan masalah plasenta ini.

 Mengubah posisi: Dokter juga mungkin meminta ibu melahirkan untuk berguling ke

samping atau jongkok. Hal ini dapat membantu rahim untuk berkontraksi dan plasenta

dapat dikeluarkan.

28
 Melakukan pijatan/masasse: Dokter juga dapat memberikan pijatan di perut untuk

membantu terjadinya kontraksi. Cara ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi

bisa membantu agar plasenta bisa dikeluarkan.

 Pemberian obat: Cara lainnya untuk mengatasi retensi plasenta adalah dengan

memberikan suntikan oxitosyn obat agar rahim dapat berkontraksi dan membuat

plasenta keluar dari tubuh.

 Pengeluaran manual: Pada beberapa kesempatan, dokter mungkin berusaha

mengeluarkan plasenta dengan tangan. Namun cara ini dilakukan setelah mencoba

metode lainnya sebelumnya. Dokter akan memberikan anestesi (obat bius) untuk

melakukan hal ini.

 Operasi: Jika semua cara tidak berhasil, operasi bisa jadi dilakukan. Hal ini umumnya

dilakukan jika plasenta telah tumbuh ke dinding rahim dan menyerang jaringan lain,

sehingga butuh pengangkatan rahim. Selain di operasi jika plasenta masih bisa di

kerok

 maka akan di lakukan kuret oleh dokter

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan

29
Retensio plasenta adalah kondisi tidak keluarnya plasenta dalam waktu 30

menit setelah melahirkan bayi. Kelainan ini adalah komplikasi langka yang hanya

mempengaruhi sekitar 2 hingga 3 persen dari semua kelahiran yang terjadi. Macam

macam jenis plasenta adalah Plasenta adhesiva, Plasenta akreta, Plasenta inkreta,

Plasenta inkarserata. Faktor retensio plasenta adalah Bayi yang meninggal pada

saat dilahirkan, terjadi kontraksi rahim yang kuat, ukuran plasenta sangat kecil,

pengalaman melahirkan lebih dari lima kali, pernah menjalani operasi bedah rahim.

Penangan retensio plasenta adalah menyusui, mengubah posisi, melakukan pijatan,

pemberian obat oxytosin, melakukan manual plasenta, operasi dan kuret.

 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah

ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis

perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat

diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus

menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

DAFTAR PUSTAKA

Prawihardjo. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

30
Apriilia. 2019. Retensio Plasenta. Bandung : Gramedia medika

Roahani dkk. 2020. Definisi Retensio Plasenta. Jakarta: PT Bina Pustaka

Ai Yeyeh & Lia Yulianti (2019:299). Klasifikasi Retensio Plasenta. 2022

Manuaba (2013). Presdiposisi. Artikel di unggah 05 Agustus 2022

Anik & Eka (2013:161). Patofisiologi. Jurnal di unggah 19 Februari 2022

31

Anda mungkin juga menyukai