Anda di halaman 1dari 53

ANALISIS FAKTOR TERHADAP KEKURANGAN ENERGI

KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS PULAU BATU
TAHUN 2024

Oleh : EVA UMIATI


NIM : PO.71241230314

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN
2024

1
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS FAKTOR TERHADAP KEKURANGAN ENERGI
KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PULAU BATU
TAHUN 2024

OLEH : EVA UMIATI


PO 71241230314

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa untuk dipertahankan


Dihadapan Tim Penguji Proposal Skripsi Prodi Sarjana Kebidanan

Jambi, 2024

Tim Pembimbing
Pembimbing I : Yuli Suryanti, M. Keb ( )
Pembimbing II : Pauline Kusmaryati, SST, M. Bmd ( .)

Mengetahui
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jambi

Bdn. Enny Susilawati, M. Keb


NIP. 19800603 200212 2 003

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyajikan proposal skripsi yang
berjudul “Analisis Faktor terhadap Kekurangan Energi Kronis (Kek) pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pulau Batu Tahun 2024.
Penulisan proposal skripsi ini banyak sekali mendapatkan arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepadaYth :
1. Bapak Dr. Rusmimpong, S.Pd, M.Kes, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jambi.
2. Ibu Yuli Suryanti, M. Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kemenkes Jambi.
3. Ibu Bdn. Enny Susilawati, M. Keb, selaku Kaprodi Sarjana Terapan Kebidanan
Politeknik Kemenkes Jambi.
4. Ibu Yuli Suryanti, M. Keb selaku pembimbing utama yang telah banyak
memberi arahan, bimbingan, dorongan dalam penyusunan skripsi penelitian ini.
5. Ibu Pauline Kusmaryati, SST, M. Bmd selaku pembimbing pendamping yang
telah banyak memberi arahan, bimbingan, dorongan dalam penyusunan skripsi
penelitian ini.
6. Seluruh dosen dan staf Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi yang telah
banyak memberikan ilmu dan bimbingannya selama penulis mengikuti
pendidikan.
7. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil dalam penyusunan skripsi ini.
8. Orang tua serta keluarga besar penulis yang sangat penulis cintai, terima kasih
atas do’a dorongan semangat, pengorbanan dan kepercayaan yang telah
diberikan selama ini.
9. Teman-teman seperjuangan dalam suka maupun duka atas semua dukungan dan
kebersamaannya selama ini.
10. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi penelitian ini.
Dalam penulisan proposal skripsi ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,penulis sangat mengharapkan
kritikan dans aran yang sifatnya membangun dalam rangka perbaikan proposal

ii
skripsi ini.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan semoga proposal skripsi ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi perkembangan ilmu kebidanan dan untuk
semua pihak yang memerlukannya.

Jambi, 2024

Penulis

( Eva Umiati )

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
E. Ruang Lingkup ............................................................................ 6
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 7
A. Ibu Hamil ...................................................................................... 7
1. Pengertian Ibu Hamil .............................................................. 7
2. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil ..................................................... 8
3. Status Gizi Ibu Hamil ............................................................. 9
B. Kekurangan Energi Kronik ........................................................... 15
1. Pengertian KEK ....................................................................... 15
2. Etiologi KEK pada Ibu Hamil .................................................. 16
3. Pencegahan KEK pada Ibu Hamil ........................................... 17
4. Dampak KEK pada Ibu Hamil ................................................ 18
5. Cara Mengatasi Ibu Hamil dengan KEK ................................ 18
6. Pengukuran LILA .................................................................... 19
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi KEK ............................... 20
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN .............................................................. 35
A. Kerangka Konsep ........................................................................ 35
B. Definisi Operasional .................................................................... 36
C. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 36
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 37
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 37

iv
B. Tempat dan Waktu Penelitin ..................................................... 37
C. Populasi Penelitian ..................................................................... 37
D. Pengumpulan Data ..................................................................... 38
E. Pengolahan Data ........................................................................ 40
F. Teknis Analisis Data .................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 44

v
DAFTAR BAGAN

No Bagan
3.1 Kerangka Konsep .................................................................................................. 35

vi
DAFTAR TABEL

No Tabel
2.1 Daftar Angka Kecukupan Gizi (AKG) perorang/hari yang dianjurkan ............ 12
3.2 Definisi Operasional .................................................................................... 34

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan suatu bangsa dapat dilihat melalui kualitas SDM
bangsa itu sendiri. Dalam mencetak SDM yang berkualitas ada satu faktor
yang wajib hukumnya untuk tidak ditinggalkan yaitu gizi yang baik dan
cukup. Hal itu sangat diperlukan untuk anak dalam proses perkembangan
otak dan pertumbuhan fisik yang baik. Oleh karena itu gizi seseorang perlu
dirancang sejak dini terutama pada masa awal kehamilan sampai anak
berusia dua tahun (Hamzah, 2017).
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi.
Kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Kekurangan Energi Kronis(KEK) merupakan keadaan status gizi seseorang
buruk yang disebabkan kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang
mengandung zat gizi makro. Salah satu indikator untuk mendeteksi resiko
KEK yaitu dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA).
Nilai ambang batas yang digunakan < 23,5 cm yang menggambarkan
risiko Kekurangan energi kronis pada kelompok wanita usia subur
(Angraini, 2018). Kebutuhan energi wanita hamil akan meningkat dari
biasanya. Peningkatan jumlah konsumsi makan perlu ditambah terutama
konsumsi pangan sumber energi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin.
Maka kurang mengkonsumsi kalori akan menyebabkan malnutrisi atau
biasa disebut KEK (Supariasa, 2016).
Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang banyaknya
angka kejadian kasus Kekurangan Energi Kronis. Penyebabnya karena
adanya ketidak seimbangan antara pola konsumsi asupan gizi (energi dan
protein) yang di butuhkan tubuh itu tidak tercukupi. Hal tersebut
mengakibatkan pertumbuhan tubuh baik fisik maupun mental tidak
sempurna seperti yang di harapkan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
KEK antara lain umur, pengetahuan, paritas, pendapatan, dan sanitasi
ligkungan. (Chinue, 2017).

1
2

Konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman dapat


memenuhi kecukupan gizi individu untuk tumbuh dan berkembang. Gizi
pada ibu hamil sangat berpengaruh pada perkembangan otak janin dari
minggu ke empat pembuahan sampai lahir dan sampai anak berusia 2
tahun. Upaya ini diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk ketahanan
pangan tingkat rumah tangga dengan melalui Instruksi Presiden No. 8
tahun 1999 melalui Gerakan Nasional Penanggulangan Masalah Pangan
dan Gizi (Almatsier, 2014).
Berdasarkan data dari Organisasi kesehatan dunia (WHO)
melaporkan bahwa prevalensi KEK (Kekurangan energi kronik) pada
kehamilan secara global sebesar 37-75%. WHO juga mencatat 99%
kematian ibu di negara berkembang di sebabkan oleh Kekurangan energi
kronik. Kekurangan energi kronik di negara-negara berkembang seperti
Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar, Nepal, Srilangka dan Thailand
adalah 15-47% yaitu dengan BMI < 18,5. Adapun negara yang mengalami
kejadian KEK pada ibu hamil tertinggi adalah Bangladesh yaitu 47%.
Indonesia merupakan urutan ke empat terbesar setelah India dengan
prevalensi 35,5% dan yang paling rendah Thailand dengan prevalensi 15-
25% (WHO, 2019).
Prevalensi ibu hamil dengan Kekurangan energi kronis di Indonesia
berdasarkan data Riskesdas tahun 2021 menunjukkan prevalensi risiko
KEK 29,8% terjadi pada Wanita hamil. Dalam tiga tahun terakhir kasus
KEK pada ibu hamil mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun
2019 KEK mencapai 22,92%, tahun 2020 mencapai 21,54%, dan tahun
2021 mencapai 29,8%. (Depkes RI, 2019). Provinsi Jambi merupakan
salah satu provinsi yang masih mengalami peningkatan untuk ibu
hamil yang mengalami KEK. Dilihat dari hasil prevalensikejadian KEK
pada ibu hamil di Provinsi Jambi tahun 2017 sebesar 19,92%, dan tahun
2018 diseluruh Provinsi Jambi mencapai 26,71% dari 9 kabupaten dan 2
Kota di Provinsi Jambi. Dua kabupaten yang terbebas dari Kekurangan
Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil yakni Sarolangun dan Batang Hari.
Tetapi masih ada 8 kabupaten dan 2 Kota yang mengalami Kekurangan
Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil, salah satunya yaitu Kabupaten
3

Bungo.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa masalah gizi adalah
masalah intergenerasi yaitu ibu hamil kurang gizi akan melahirkan bayi
kurang gizi. Penelitian yang dilakukan oleh Musaddik, dkk (2022) tentang
Hubungan Sosial Ekonomi dan Pola Makan dengan Kejadian
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p
value 0,018 untuk pola makan dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
pada Ibu Hamil. Penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan pola
makan dengan Kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil.
Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam hal mempengaruhi tingkat
kejadian KEK pada ibu hamil yaitu faktor sosial ekonomi. Menurut
Arisman (2015) yang termasuk dalam faktor sosial ekonomi yang
mempengaruhi tingkat kejadian KEK yaitu pendapatan, pendidikan dan
pekerjaan. Rendahnya pendapatan menyebabkan orang tidak mampu
membeli pangan dalam jumlah yang di perlukan. Sehingga tinggirendahnya
pendapatan mempengaruhi daya beli keluarga terhadap bahan pangan
sehari-hari.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi dan Kasmiati (2020)
tentang Pengetahuan dan Status Ekonomi Berhubungan Terhadap Status
Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Watampone didapatkan status ekonomi
kurang sebanyak 15 (46,9%) orang yang memiliki status gizi baik
sedangkan buruk 17 (53,1) orang. Dengan demikian, ada hubungan antara
pengetahuan, status ekonomi dengan status gizi ibu hamil dengan nilai
p=0,001.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Musaddik, dkk (2022). Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p value 0,012
untuk sosial ekonomi yang bearti ada hubungan sosial ekonomi keluarga
dengan Kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil. Sanitasi
Lingkungan juga menjadi salah satu faktor penyebab KEK.
Sanitasi lingkungan memilki andil yang paling besar terhadap status
kesehatan yang disusul oleh perilaku. Sanitasi lingkungan merupakan faktor
penting yang harus diperhatikan, terutama sarana air bersih, ketersediaan
4

jamban, pengolahan air limbah, pembuangan sampah, dan pencemaran


tanah. Apabila sanitasi lingkungan tidak baik maka akan menjadi media
penularan penyakit infeksi yang nantinya akan mempengaruhi status
kesehatan ibu pada saat hamil.
Berdasarkan penelitian Yayuk Dwi Novitasari (2019) didapatkan
hasil yang signifikan antara PHBS dengan kejadian KEK ibu hamil. Hasil
penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Krisna
Putri, dkk (2019) yang menunjukkan bahwa Kekurangan energi kronik
(KEK) erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan. Sehingga terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dan sanitasi lingkungan
dengan nilai P = 0,025.
Dampak yang diakibatkan KEK pada ibu hamil adalah mudah
terserang penyakit, persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(prematur) serta perdarahan setelah persalinan, sedangkan dampak terhadap
janin adalah pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat
lahir rendah (Almatsier, 2014). Upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah dan menangani KEK antara lain adalah peningkatan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK).
Sejumlah penelitian telah menunjukkan peran penting zat gizi tidak
saja pada pertumbuhan fisik tubuh tetapi juga dalam pertumbuhan otak,
perkembangan perilaku, motorik, dan kecerdasan. Berdasarkan penjabaran
di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Analisis
Faktor Terhadap Kekurangan KEK pada ibu hamil di Wilayah Puskesmas
Pulau Batu”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah ditemukannya jumlah
ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) setiap
bulannya menjadi alasan tepat bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian
tentang ”Masih Banyaknya Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
(KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Pulau Batu Tahun 2024”.
Pertanyaan Penelitian :
a. Bagaimana gambaran ibu hamil yang mengalami Kekurangan
5

Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Pulau Batu.


b. Bagaimana gambaran status sosial ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Pulau Batu.
c. Bagaimana gambaran ekonomi pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Pulau Batu.
d. Bagaimana gambaran sanitasi lingkungan ibu hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Pulau Batu

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kekurangan energi
kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Pulau Batu Tahun 2024.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran ibu hamil yang mengalami Kekurangan
Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Pulau Batu.
b. Diketahuinya gambaran status sosial ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Pulau Batu.
c. Diketahuinya gambaran ekonomi pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Pulau Batu.
d. Diketahuinya gambaran sanitasi lingkungan ibu hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Pulau Batu.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi (Poltekkes Kemenkes Jambi)
Pendidikan Sebagai bahan tambahan bacaan di perpustakaan D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi dan juga sebagai acuan dan
referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
keluarga berencana.
2. Bagi Poskesdes/Lahan Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat tehadap pola makan dan satus gizi ibu hamil serta ber PHBS
dalam kehidupan sehari-hari.
6

3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan dan masukan atau informasi bagi peneliti tentang pola
makan dan status gizi ibu hamil serta ber PHBS dalam kehidupan sehari-hari

E. Ruang Lingkup
Masih Banyaknya Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
(KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Pulau Batu Tahun 2024 yang menjadi
permasalahan utama penelitian ini yang melibatkan seluruh ibu hamil KEK yang
datang ke Puskesmas Pulau Batu yang bersedia dijadikan sebagai responden
penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juli
2024 dengan instrument penelitian yaitu kuesioner sebagai media untuk
mengetahui bagaimana gambaran sikap dan untuk mengukur tingkat pengetahuan
responden.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ibu Hamil
1. Pengertian Ibu Hamil
Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis dan alamiah
dimana setiap perempuan yang memiliki organ reproduksi sehat telah
mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang
pria yang sehat maka besar kemungkinan akan mengalami kehamilan.
(Nugrawati dan Amriani, 2021: 26). Kehamilan didefenisikan sebagai
fertilisasi dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40
minggu yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Fatimah dan
Nuryaningsih, 2017: 26).

Wanita hamil adalah seorang wanita yang di dalam rahimnya


tumbuh dan berkembang janin hasil dari pembuahan sel telur oleh sperma
untuk keturunan selanjutnya yang perlu di jaga dan di perhatikan gizi dan
kesehatan nya karena kehamilan merupakan masa kehidupan ibu dan janin
yang sangat penting sehingga tidak timbul masalah pada ibu saat hamil,
pada janin nya, dan pada saat melahirkan nanti. (Leny, 2021: 32). Masa
kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu :

1) Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan


(pertambahan berat badan sangat lambat yakni sekitar 1,5 kg).
2) Triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (penambahan
berat badan 4 ons per minggu).
3) Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (penambahan
berat badan keseluruhan 12 kg) (Waryono, 2010 dalam Leny 2021:
27-28).

7
8

2. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil


Ibu hamil hendaknya memperlihatkan benar asupan gizi bagi
tubuhnya yang sangat dibutuhkan bagi janin yang sedang dikandung,
seperti kebutuhan yang akan kaborhidrat, protein, ion asam folat,
kalsium dan sederetan vitamin yang sangat penting bagi perkembangan
janin. Wanita hamil setidaknya membutuhkan setidaknya 285 KKal
tambahan energi dari kebutuhan wanita dewasa yang tidak hamil
sebesar 1900-2400 Kkal/hari, untuk itu, perlu pasukan energi yang dari
makanan-makanan dikomsumsinya tiap hari. (Winarsih, 2018).
a. Nutrisi dan Makanan Ibu Hamil
Beberapa kategori yang boleh dikomsumsi oleh ibu hamil, yaitu:
1) Memiliki arti sebagai makanan yang baik dalam hal prosesnya,
cara memasaknya kadar kandungannya, dan lain-lain
setidaknya makanan baik memenuhi kriteria seperti
(bersih,warna cerah,rasa wajar) aman kandunganya (hindari
MSG dan Vetsin) serta benar dalam proses (matang dan
menggunakan bahan alami). (Winarsih, 2018).
b. Makanan yang sesuai kebutuhan Kebutuhan nutrisi bagi wanita
hamil, yaitu :
1) Energi Tambahan energi selain untuk ibu, janin juga perlu
untuk tumbuh kembang. Banyaknya energi yang dibutuhkan
hingga melahirkan sekitar 80.000 KKal atau membutuhkan
tambahan kalori 300 KKal/Hari. Menurut Resikesdas tahun
(2007), rata-rata Nasional Komsumsi EnergiPerkapita perhari adalah
1735,5 KKal , kalori persemeter antara lain:
a) Trimester I kebutuhan kalori meningkat , minimal 2000
KKal/hari.
b) Trimester II kebuthan kalori akan meningkat untuk
kebutuhan ibu yang meliputi panambahan volume darah,
pertumbuhan uterus, payudara dan lemak.
c) Trimester III pertambahan kalori akan meningkat untuk
pertumbuhan janin dan plasenta
9

2) Protein
Merupakan zat gizi untuk pertumbuhan. Penambahan
protein selama kehamilan tergantung kecepatan pertumbuhan
janin.Kebutuhan protein pada Trimester I hingga Trimester II
kurang dari 6 gram tiap harinya, sedangkan pada Trimester III
sekitar 10 gram tiap harinya. Kebutuhan protein bisa di dapat
dari nabati maupun hewani. Sumber protein yang termasuk ke
dalam protein hewani yaitu seperti daging tak berlemak, ikan,
telur, dan susu. Sementara itu, untuk sumber nabati yaitu tahu,
tempe, dan kacang-kacangan.
3) Lemak
Dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin
selama dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak
merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan
plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu sewaktu
menyusui. Kadar lemak akan meningkat pada kehamilan
Trimester III. Lemak banyak terdapat dalam minyak goreng dan
margarine juga dapat di dapat ditemukan pada bahan makanan
hewani ataunabati.
4) Karbohidrat
Merupakan sumber utama tambahan kalori yang
dibutuhkan selama kehamilan untuk pertumbuhan dan
perkembngan janin. Jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah
karbohidrat kompleks, seperti roti serealia nasi dan pasta.
Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral, serta
mampu meningkatkan asupan serta untuk mencegah konstipasi.
5) Vitamin
Wanita hamil membutuhkan lebih banyak vitamin
dibandingkan wanita tidak hamil. Diantaranya :
a) Asam folat
Merupakan vitamin yang memegang peranan dalam
perkembangan embrio. Asam folat juga membantu mencegah
neural tube defect, yaitu cacat pada otak tulang belakang.
10

Kekurangan asam folat dapat menyebabkan kehamilan premature,


anemia, cacat bawaan, bayi dengan berat bayi lahir rendah
(BBLR), dan pertumbuhan janin terganggu. Kebutuhan asam folat
sekitar 600-800 miligram.
b) Vitamin A
Memiliki fungsi untuk penglihatan, imunitas,
pertumbuhan danperkembangan embrio.
c) Vitamin B
Vitamin B1, Vitamin B2. Niasin dan asam
pantotenat dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme.
d) Vitamin C
Merupakan antioksida yang melindungi jaringan dari
kerusakan dan dibutuhkan untuk membetuk kolagen serta
menghantarkan sinyal ke otak.
e) Vitamin D
Berfungsi untuk mencegah hipoklasemia membantu
penyerapan kalsium dan fosfor, mineralisasi, tulang dan gigi
serta mencegah osteomalacia pada ibu.
f) Vitamin E
Selama kehamilan wanita hamil dianjurkan
mengkosumsi 2 vitamin E sebanyak 2 miligram perhari.
g) Vitamin K
Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan
gangguan pendarahan pada bayi.
h) Mineral
Wanita hamil juga lebih membutuhkan banyak
mineral dibandingkan sebelum hamil. Kebutuhan mineral
antara lain.
i) Zat besi
Kebutuhan zat gizi akan meningkat 200-300
miligram selama kehamilan yang dibutuhkan sekitar 1040
miligram. Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi
hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang berperan
11

membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selain itu, zat besi


penting untuk pertumbuhan dan metabolisme energy dan
mengurangi kejadian anemia. Defesiasi zat besi, akan
berakibat pada ibu hamil yang mudah lelah dan rentan infeksi,
risiko persalinan, dan bayi berat badan lahir rendah. Ibu
hamil dianjurkan mengosumsi zat besi tiap hari 30 miligram.
j) Zat Seng
Kebutuhan pada ibu hamil yakni sekitar 20 miligram perhari.
k) Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan
tulang dan gigi, membantu pembuluh darah berkontraksi,
dan berdilatasi, serta mengantarkan 18 sinyal saraf,
kontraksi otot dan sekresi hormone. Ibu hamil
membutuhkan kalsium yakni 1000 milgram perhari.
l) Yodium
Ibu hamil dianjurkan mengosumsi yodium sekitar
200 miligram dalam bentuk garam beryodium. Kekurangan
yodium dapat menyebabkan hipetiroid yang berkelanjutan
menjadi kretinisme.
m) Fosfor
Berperan dalam pembentukan tulang dan gigi janin,
serta kenaikan metabolisme ibu. Kekurangan zat fosfor akan
menyebabkankram pada tungkai.
n) Flour

Diperlukan tubuh untuk pertumbuhann tulang dan


gigi. Kekurangan flour menyebabkan gigi tidak sempurna.
Flour terdapat dalam air minum.
o) Natrium
Natrium berperan dalam metabolism air dan bersifat
mengikat cairan dan jaringan sehingga mempengaruhi
kesimbangan cairan tubuh pada ibu hamil. Kebutuhan
natrium meningkat seiring dengan meningkatnya kerja
ginjal/ kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 3,3 gram per
12

minggu. (Winarsih, 2018).

Zat Gizi Kebutuhan Kebutuhan Sumber Makanan


Wanita Wanita
Dewasa Hamil
Energi 2500 +300 Padi-padian, jagung, umbi-
(Kalori) umbian, mie, roti
Protein 40 +10 Daging, ikan, telur, kacang-
(Gram) kacangan, tahu
Kalsium 0,5 +0,6 Susu,ikan teri, kacang-
(Mg) kacangan sayuran hijau
Zat besi 28 +2 Daging,hati,sayuran hijau
(mg)
Vitamin A 3500 +500 Hati,kuning telur,sayur dan
(S1) buah bewarna hijau dan
kuning kemerahan
Vitamin 0,8 +0,2 Biji-bijian,padipadian,kacang-
B1 (mg) kacangan,daging
Vitamin 1,3 +0,2 Hati,telur,sayur,kacang -
B2 (Mg) kacangan
Vitamin 12,4 +2 Hati,daging,ikan,biji-
B6 (Mg) bijian,kacang-kacangan
Vitamin C 20 +20 Buah
Sumber: Widyakarya pangan dan Gizi VIII

Tabel 2.1
Daftar Angka Kecukupan Gizi (AKG) perorang/hari yang
dianjurkan
Gizi yang cukup selama kehamilan diperlukan untuk
membuat janin tumbuh dan berkembang secara fisik dan mental
untuk mencapai potensi yang penuh (Arantika, 2019). Status gizi ibu
sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu pada masa dan sebelum
13

dan selama kehamilan kemungkinan besaran melahirkan bayi yang


sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain
kualitas bayi yang dilahirkan sangat bergantung pada keadaan gizi
ibu sebelum dan selama kehamilan (Waryana, 2015).

3. Status Gizi Ibu hamil


Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi
pada ibu hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan
yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan
nutrient. Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang
harus di konsumsi ibu selama kehamilan dengan porsi dua kali makan
orang yang tidak hamil (Winarsih, 2018).
Normalnya, sang ibu mengalami peningkatan berat badannya
selama kehamilan berlangsung. Kenaikan berat badan yang optimal
akan berdampak pada kehamilan maupun ouput persalinannya kelak.
Dengan berat badan yang ideal untuk seorang ibu hamil, pertumbuhan
janin pada umumnya akan berlangsung normal. Komplikasi timbulnya
gangguan kesehatan dan penyakit lainnya juga bisa dihindari. Hal ini
dapat memberikan efek pasca persalinan yaitu kesehatan ibu selama
laktasi. (Furqi, 2016).
Variasi kenaikan berat badan ibu hamil akan tergantung pada
berat badan ibu sebelum hamil khususnya diketahui dengan menilai
Indeks Masa Tubuh.
Berikut yang akan direkomendasi yang disarankan untuk
kenaikan total berat badan berdasarkan berat badan sebelum ibu hamil.
Untuk mencukupi menyeimbangkan gizi pada saat ibu hamil dan
menyusui. Komposisi zat gizi harus diperhatikan, kalori perlu dicukupi
sebanyak 17%, protein 25%, serta vitamin dan mineral sebesar 20-
100%. (Furqi, 2016).
a. Penilaian status gizi ibu hamil kurang energy kronik
Penilaian status gizi dibagi menjadi dua yaitu penilaian
secara langsung dan secara tidak langsung. Penilaian status
gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian
14

yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Penilaian


status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga
penilaian yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital dan
faktor ekologi. Penilaian status gizi ibu hamil dapat
dilakukan pengukuran biokimia dan antropometri (Andriani,
2015).
Penilaian biokimia adalah penilaian gizi yang penting
pada darah maupun urine dan dapat mendeteksi keadaan
Kekurangan gizi pada tingkat dini. Penilaian antropometri
adalah penilaian ukuran tubuh manusia. Penilaian status gizi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri memiliki
kelebihan, prosedurnya sederhana, aman dan dilakukan
untuk jumlah sampel besar, relatif tidak membutuhkan
tenaga ahli, alat murah, mudah dibawa dan tahan lama,
metodenya tepat dan akurat karena dapat dilakukan, dapat
menggambarkan keadaan gizi masa lampau, serta sudah
memilikiambang batas yang jelas (Andriani, 2015).
Antropometri yaitu ilmu yang mempelajari ukuran
tubuh manusia yang dapat memberikan indikasi gizi dan
pengkajian gizi. Pengukuran antropometri ibu hamil yang
paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu
hamil dan LILA selama kehamilan.Penilaian yang lebih baik
untuk menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran
LILA, karena pada ibu hamil dengan malnutrisi (gizi kurang
atau lebih) kadang-kadang menunjukkan udem tetapi jarang
mengenai lengan atas. Berat badan prahamil di Indonesia,
umumnya tidak diketahui sehingga LILA dijadikan indikator
gizi kurang pada ibu hamil (Andriani, 2015).

B. Kekurangan Energi Kronik (KEK)


1. Pengertian KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah suatu keadaan
15

patologis akibat Kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun


absolut atau lebih zat gizi (malnutrisi). Mekanisme timbulnya
Kekurangan energi kronik berawal dari faktor lingkungan dan manusia
yang didukung dengan kurangnya konsumsi zat gizi pada tubuh, jika
hal itu terjadi maka simpanan zat-zat pada tubuh akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dan bila keadaan itu terus berlangsung lama,
maka simpanan zat gizi tersebut akan habis sehingga berakibat pada
kemerosotan jaringan. (Waryana, 2015).
KEK pada ibu hamil yaitu kondisi dimana ibu hamil menderita
Kekurangan zat gizi yang berlangsung lama (kronis) bisa dalam
beberapa bulan atau tahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu hamil dan anak yang dikandungnya. Status ngizi
rendah pada ibu hamil selama masa kehamilan dapat menyebabkan ibu
melahirkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi,
mudah terserang infeksi, abortus, dan terhambatnya pertumbuhan otak
janin.
Kekurangan zat gizi pada ibu yang lama dan berkelanjutan
selama masa kehamilan akan berdampak lebih buruk pada janin
daripada malnutrisi akut. (Waryana, 2015). Akibat bila ibu hamil
Kekurangan gizi yaitu ibu lemah dan kurang nafsu makan, perdarahan
dalam masa kehamilan, kemungkinan terjadi infeksi tinggi, anemia atau
kurang darah. Pengaruh pada saat persalinan juga akan terjadi, antara
lain persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur)
dan perdarahan setelah persalinan.
Sedangkan pengaruh pada janin yaitu keguguran, bayi lahir
mati, cacat bawaan, anemia pada bayi dan berat badan lahir rendah
(BBLR). Akibat lain dari KEK pada janin yaitu kerusakan struktur
sistem saraf pusat terutama pada tahap pertumbuhan otak dalam masa
kehamilan pada trimester ke 3 sampai 2 tahun setelah bayi lahir.
Defisiensi zat gizi pada saat perkembangan otak berjalan akan
menghentikan sintesis protein dan DNA sehingga terjadi berkurangnya
pertumbuhan otak dan otak yang berukuran normal berjumlah sedikit.
Dampaknya akan terlihat pada struktur dan fungsi otak pada
16

masa kehidupan medatang dan akan berpengaruh pada intelektual anak


(Andina, 2019).
Ibu hamil yang berisiko KEK dapat diukur melalui Indeks Masa
Tubuh (IMT) dan ukuran lingkar lengan atasnya (LILA). IMT adalah
cara alternatif untuk menentukan kesesuaian berat rasio berat badan
dan tinggi badan untuk melihat keseimbangan antara asupan makanan
dengan kebutuhan gizi seseorang. IMT yang menunjukkan hasil < 17,0
dan LILA yang menunjukkan hasil < 23,5 cm maka dapat dikatakan
berisiko KEK. Berdasarkan BSPEN (The British Association For
Parenteral and Eneteral Nutrition), yaitu :
a. Jika LILA <23,5 cm, maka mungkin body mass index (BMI)
kurang dari 20 kg/m2 subjek kemungkinan underweight.
b. Jika LILA 32,0 cm maka mungkin BMI lebih dari 30,0 kg/m2 ,
yaitu subjek kemungkinan obes.
c. LILA dapat juga digunakan untuk mengestimasi perubahan berat
badan selama jangka waktu tertentu dan dapat digunakan untuk
subjek perawatan jangka Panjang.
d. Jika LILA berubah setidaknya 10% maka kemungkinan berat
badan BMI berubah kira-kira 10% atau lebih.

2. Etiologi KEK pada Ibu Hamil


Menurut Demsa (2018) Kekurangan energi kronik pada ibu
disebabkan oleh dua factor penyebab, yatu penyebab langsung dan
tidak langsung.
a. Penyebab Langsung
Konsumsi gizi yang tidak cukup dan penyakit.
b. Penyebab tidak langsung
Persediaan makanan tidak cukup, pola asuh tidak memadai
dan Kesehatan lingkungan. Serta pelayanan Kesehatan yang tidak
memadai.
Semua factor langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh
kurangnya pemberdayaan Wanita, keluarga, dan sumber daya
manusia sebagai masalah utama, sedangkan masalah dasar adalah
17

krisis ekonomi, politik, dan sosial. KEK pada ibu hamil dimulai dari
sebelum hamil, dari pra nikah (calon pengantin) bahkan usia remaja.
Kehamilan pada usia remaja akan menimbulkan masalah, antara lain:
(Demsa, 2018)
a. Terjadi kompetesi kebutuhan zat gizi antara remaja dengan janin
yang dikandungnya.
b. Kekurangan zat gizi akan menyebabkan tubuh rentan terhadap
penyakit.
c. Organ reproduksi remaja masih dalam proses tumbuh kembang.
Sepertipanggul belum berkembang maksimal (panggul sempit)
yang akan menyulitkan proses persalinan.
d. Mental remaja yang belum siap menjadi seorang ibu mengakibatkan
pola asuhyang tidak baik.
3. Pencegahan KEK pada Ibu Hamil
Menurut Damse (2018) upaya untuk mencegah terjadinya ibu
hamil KEK, yaitu:
a. Mengkonsumsi makanan yang cukup secara kuantitas
(jumlah makanan yang dimakan) serta kualitas (variasi
makanan dan zat gizi yang sesuai kebutuhan ) serta
suplementasi zat gizi yang harus dikonsumsi ibu hamil
seperti tablet tambah darah, kalsium, seng, asam folat,
vitamin D, dan Iodium.
b. Pengaturan jarak kelahiran, pengobatan penyakit penyerta
seperti kecacingan, malaria, HIV, TBC.
c. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu
dengan selalu menggunakan air bersih, cuci tangan dengan
air bersih dan sabun,menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik seminggu sekali, makan buah dan sayur
setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak
merokok di dalam rumah, persalinan ditolong tenaga
Kesehatan di fasyankes, memberi ASI Eksklusif,
penimbangan berat badan balita setiap bulan merupakan
upaya yang harus dilakukan dalam rangka mencegah
18

terjadinya KEK pada Wanita usia subur (WUS), calon


pengantin, dan ibu hamil.
a. Segera mengatasi masalah Kesehatan yang timbul pada WUS, Calon
pengantin, dan ibu hamil KEK.
b. Mendapatkan pemeriksaan kehamilan terpadu (10 T) dipelayanan
Kesehatan primer (puskesmas) oleh tenaga Kesehatan.
4. Dampak KEK Pada Ibu Hamil
Damse (2018) didalam bukunya menyebutkan KEK pada ibu hamil
berdampak pada Kesehatan dan keselamatan ibu, bayi, dan proses
persalinan, antara lain :
a. Bagi ibu
Ibu hamil beresiko dan komplikasi seperti anemia,
perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal
dan terkena penyakit infeksi bahkan meningkatkan kematian
ibu.
b. Bagi Janin
Gangguan pertumbuhan janin, dan dapat menimbulkan
keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
asfiksia intrapartum, dan BBLR.
c. Bagi Anak
Akibat KEK menganggu tumbuh kembang anak, yaitu
pertumbuhan fisik (stunting), otak dan metabolisme yang
menyebabkan penyakit tidak menular diusia dewasa.
d. Proses Persalinan
Kondisi KEK beresiko menurunkan kekuatan otot yang
membantu proses persalinan sehingga beresiko terjadinya
persalinan sulit dan lama, persalinan premature / sebelum
waktunya, perdarahan post partum, serta persalinan dengan
Tindakan SC cenderung meningkat.
5. Cara Mengatasi Ibu Hamil Dengan KEK
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah
pada ibu hamil dengan KEK menurut Damse (2018), diantaranya :
19

a. Penyediaan makanan
b. Konseling/edukasi
c. Kolaborasi dan koordinasi dengan tenaga Kesehatan dan tenaga
lintas sectorterkait.
6. Pengukuran LILA
Pengukuran lingkar lengan atas adalah salah satu cara untuk
mengetahui risiko KEK ibu hamil dan wanita usia subur (WUS). LILA
merupakan salah satu pilihan untuk menentukan status gizi seseorang
karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit
diperoleh. Cara mengetahui Risiko Kekurangan Kronis antara lain
(Yeti, 2017).
a. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Lila adalah suatu cara
untuk mengetahui resiko kekuramgan energy kronik (KEK)
wanita usia subur termasuk pada remaja putri. Pengukuran LILA
tidak dapat digunakan perubahan status gizi dalam jangka pendek.
b. Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan pita
sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara merah
putih). Apabila tidak tersedia pita LILA bisa dipakai
sentimeter/metlin yang biasa dipake tukang jahit. Apabila LILA
kurang 23,5 cm maka ibu hamil tersebut menderita KEK dengan
mengukur IMT.
Hal-hal yang perlu di perhatikan:
a. Pengukuran dilakukan diantara bagian antara bahu dan siku lengan
kiri.
b. Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan lengan otot
lengan dalamkeadaan tidak tegang atau kencang.
c. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau
sudah dilipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata.
1) Tujuan Pengukuran LILA
LILA digunakan untuk keperluan skrining, tidak untuk
pemantauan, mengetahui gizi kurang dan relatif stabil. Ukuran
LILA selama kehamilan hanya berubah sebanyak 0,4 cm. Perubahan
ini selama kehamilan tidak terlalu besar sehingga pengukuran LILA
20

pada masa kehamilan masih dapat dilakukan untuk melihat status


gizi ibu hamil sebelum hamil. Berlainan dengan berat badan yang
terus naik dari awal sampai akhir umur kehamilan dan dapat
digunakan untuk memonitor status gizi ibu hamil, maka LILA tidak
dapat digunakan untuk keperluan tersebut, karena LILA relatif
stabil pada setiap bulan umur kehamilan. Pengukuran LILA
independen terhadap umur kehamilan . Implikasi ukuran LILA
terhadap berat badan bayi adalah LILA menggambarkan keadaan
konsumsi makanan terutama konsumsi energi dan protein dalam
jangka panjang (Andriani, 2015).

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik


(KEK)
a. Pola Makan
Pola Makan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang di
konsumsi seseorang atau kelompok. Upaya mencapai status gizi
masyarakat yang baik atau optimal di mulai dari penyedian pangan yang
cukup di peroleh melalui produksi pangan dalam negeri yaitu upaya
pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayur-
sayuran dan buah-buahan. Pola makanini juga dapat mempengaruhi status
kesehatan ibu, dimana pola makan yang kurang baik dapat menimbulkan
suatu gangguan kesehatan atau penyakit padaibu (Furqi, 2016).
Kebutuhan setiap jenis nutrisi di masa kehamilan tentu berbeda
dengan kebutuhan nutrisi saat tidak hamil. Pada masa kehamilan, perlu
adanya tambahan 300 kalori terutama di trismester kedua dan ketiga.
Kebutuhan harian ibu hamil adalah kalsium sebanyak 1000-1200
miligram, folat sebanyak 600- 800 mikrogram, dan zat besi sebanyak 27
miligram. Berikut daftar kandungan nutrisi yang dibutuhkan di masa
kehamilan:
1) Protein berguna untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan sel atau jaringan, termasuk sel otak pada
janin. Protein juga membantu pertumbuhan jaringan payudara
ibu hamil, serta berperan penting dalam meningkatkan suplai
darah dalam tubuh. Para ahli merekomendasikan 75 sampai 100
21

gram protein per hari. Adapun sumber protein terbaik untuk ibu
hamil meliputi daging sapi tanpa lemak, ikan, boga bahari,
daging ayam, daging domba, tahu, dan kacang-kacangan (kacang
merah, kacang polong).
2) Karbohidrat merupakan sumber kalori yang penting
bagi ibu hamil. Makanan sumber karbohidrat terbaik yang bisa
Anda konsumsi antara lain nasi, kentang, sereal, pasta, sayuran
dan buah.
3) Tak hanya menguatkan tulang dan gigi Anda, kalsium juga
berguna untuk membangun tulang dan gigi janin. Selain itu,
kalsium membantu tubuh mengatur cairan, membantu kerja
fungsi saraf dan kontraksi otot. Kebutuhan kalsium harian
sekitar 1000 miligram selama kehamilan. Sumber kalsium
terbaik ada di susu, keju, yoghurt, ikan sarden atau salmon,
dan bayam.
4) Kandungan nutrisi yang dikenal sebagai asam folat ini
berperan penting dalam mengurangi risiko cacat lahir,
termasuk cacat tabung saraf pada janin yang mempengaruhi
otak serta sumsum tulang belakang janin. Contoh cacat
lahir lainnya seperti spina bifida dan anencephaly.
Kebutuhan asam folat harian di masa kehamilan adalah 600
sampai 800 mikrogram. Adapun sumber asam folat bisa
Anda dapatkan pada sayuran hijau, kacang-kacangan, telur,
hati sapi, buah jeruk, stroberi, lemon, mangga, dan tomat.
5) Zat besi membantu meningkatkan volume darah dan
mencegah anemia. Asupan harian yang ideal di masa
kehamilan adalah 27 miligram. Sumber zat besi bisa
didapatkan pada lobak, sayuran hijau seperti bayam, selada,
kubis, biji-bijian, roti, sereal, dan havermut. Kandungan zat
besi pada daging sapi dan boga bahari juga baik untuk gizi
ibu hamil.
Pola makan ibu hamil berdasarkan frekuensi makan dan jenis
makan, yaitu mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok dengan
22

frekuensi 1- 3x/hari, mie dikonsumsi dengan frekuensi 1-


3x/minggu, ubi dengan frekuensi 1-3x/minggu, roti dan biskuit
jarang di konsumsi, konsumsi daging dan telur dengan frekuensi 1-
3x/minggu, sedangkan kebutuhan konsumsi sayur ikan sebagai lauk
pauk 1-3x/hari, konsumsi sayur-sayuran misalnya bayam, buncis,
daun ubi, sayur jipang, dan kangkung dengan frekuensi 1-
3x/minggu dan 40 konsumsi buah-buahan, seperti konsumsi buah
jeruk 1-3x/hari, pepaya dan semangka 1-3x/minggu. Hal ini di
pengaruhi oleh ketersediaan pangan, status kesehatan dan
pengetahuan gizi.
Pengukuran pola makan dengan menggunakan survey
konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan
makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi
pada tingkat kelompok, rumah tangga, serta faktor yang
berhubungan terhadap konsumsi makanan tersebut. Metode Food
Frequency (Frekuensi Makanan), metode frekuensi makanan adalah
untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan
makanan atau bahan makanan jadi selama periode tertentu, seperti
hari, minggu, bulan, atau tahun.
Kuesioner frekuensi memuat tentang daftar bahan makanan
atau makanan dan frekuensi penggunaan bahan makanan tersebut
pada periode tertentu. Bahan makanan yang ada di kuesioner
tersebut bahan makanan yang dikonsumsi dalam frekuensi yang
cukup sering oleh responden. Langkah- langkah metode frekuensi
makanan sebagai berikut:
1) Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan
yang tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaanya
dan ukuran porsinya.
2) Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis
bahan makanan terutama bahan makanan yang merupakan
sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode tertentu pula.
Jenis Food Frequency (FFQ), adalah:
1) Simple or nonquantitative FFQ, tidak memberi pilihan tentang
23

porsi yang biasa dikonsumsi sehingga menggunakan standar


porsi.
2) Semi quantitative FFQ, memberikan pilihan porsi yang biasa
dikonsumsi, misalnya sepotong roti, secangkir roti.
3) Quantitative FFQ, memberikan pilihan porsi yang biasanya
dikonsumsioleh responden, seperti kecil, sedang atau besar.
Metode frekuensi makanan mempunyai beberapa kelebihan dan
Kekurangan sebagai berikut:
1) Kelebihan metode frekuensi makanan
a) Relatif murah dan sederhana
b) Dapat dilakukan sendiri oleh responden
c) Tidak membutuhkan latihan khusus
d) Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara
penyakit dankebiasaan makanan.
2) Kekurangan metode frekuensi makanan
a) Tidak untuk menghitung intake zat gizi sehari.
b) Sulit untuk mengembangkan kuesioner pengumpulan data
c) Responden harus jujur dan mempunyai motivasi yang tinggi.
Prinsip pendekatan makan dalam kaitan antara asupan pangan
(zat gizi) dengan timbulnya penyakit adalah bahwa rata-rata asupan
jangka panjang (misalnya, di atas satu minggu, bulan atau tahun),
merupakan paparan yang lebih bermakna dibandingkan asupan pada
beberapa hari. Oleh karena itu, perkiraan asupan pangan secara
kasar dalam jangka panjang lebih tepat dari pada perkiraan asupan
pangan periode yang sangat singkat yang diperoleh dengan metode
ingatan 24 jam atau metode penimbangan pangan.
Metode pola konsumsi makanan individu antara lain metode
recall 24 jam, estimated food recods, penimbangan badan (food
weighing), dietary history, frekuensi makan (food frequency).
Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam
(Holil, 2016). Metode pola konsumsi makanan individu antara lain
metode recall 24 jam, estimated food recods, penimbangan badan,
24

(food weighing), dietary history, frekuensi makan (food frequency).


Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam
(Holil, 2016). Metode pengukuran konsumsi makanan untuk ibu
hamil dapat menggunakan recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat
jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi selama 24 jam
yang lalu.
Dalam metode ini responden atau ibu disuruh menceritakan
semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu.
Biasanya di mulai waktu dilakukan wawancara mundur ke belakang
24 jam penuh. Misalnya petugas datang pada pukul 09:00 wib (saat
ini) dan mundur kebelakang sampai 09:00 wib Pagi hari
sebelumnya. Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih
oleh kuesioner terstruktur.
Dalam penelitian ini pola makan yang baik jika ibu hamil
trimester I mengkonsumsi makanan dengan jumlah kalori sebanyak
≥1800 kal dan ibu trimester II dan III mengkonsumsi makanan
dengan jumlah kalori sebanyak ≥2200 kal. Pola makan yang tidak
baik jika ibu hamil trimester II dan III mengkonsumsi makanan
dengan jumlah kalori sebanyak <2200 kal (Holil, 2016).
Peneltian yang dilakukan oleh Nur Cahya, dkk (2019) dengan
judul Multilevel Analysis on Factors Associated with Occurrence
Chronic Energy Deficiency among Pregnant Women menunjukkan
risiko Kekurangan energi protein menurun dengan asupan energi
dan protein tinggi (b = - 2,74; CI 95% = -7,74 menjadi - 1,28; p =
0,006).
Semakin tinggi asupan makanan ibu hamil, maka akan semakin
rendah risiko ibu untuk Kekurangan Energi Kronis. Ibu dengan
asupan makanan yang buruk dapat diindikasikan bahwa ibu tidak
memenuhi kebutuhan nutrisinya sehingga memiliki kesempatan
untuk Kekurangan gizi. Jika kebiasaan ini berlangsung lama, wanita
hamil akan beresiko KEK.
25

b. Status Sosial Ekonomi


Sosial ekonomi Menurut (Najoan and Manampiring, 2012)
merupakan salah satu faktor yang mempunyai peran dalam
menentukan status kesehatan seseorang, dalam hal ini yaitu daya
beli keluarga. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan
makanan, antara lain tergantung dari besar kecilnya pendapatan
yang dihasilkan oleh keluarga, dari harga makanan, serta
pengelolaan sumber lahan dan pekarangan. Karakteristik
ekonomi dalam keluarga merupakan hal yang penting.
Dewasa ini di negara-negara berkembang yang dimana orang
dengan tingkat pendapatan rendah akan membelanjakan semua
hasil pendapatan untuk makan, sedangkan apabila mempunyai
uang yang lebih, berarti susunan atau komposisi makanan
yang dikonsumsi lebih baik. Tingkatan pendapatan menentukan
jenis makanan yang dibeli, semakin tinggi pendapatan semakin
meningkat juga presentasi pembelanjaannya. Tinggi rendahnya
tingkat pendapatan seseorang, akan menentukan kemampuan
dalam membeli dan memilih makanan yang bernilai gizi tinggi.
Di daerah penelitian terdapat banyak profesi dan berbeda-beda
setiap rumah tangga dan begitu pula dengan pendapatan rumah
tangga setiap bulannya. Tingkat sosial ekonomi meliputi
pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan (Najoan and Manampiring,
2012). Gubernur Jambi Dr. Al Harris dengan Nomor
970/KEP.GUB/DISNAKERTRANS-3.3/2021 tentang penetapan
Upah MinimumProvinsi (UMP) Jambi Kabupaten Tanjung Jabung
Barat pada 2021 sebesar Rp. 2.769.040 menjadi Rp. 2.770.606,
UMP Jambi naik sebesar Rp.1566. Dasar penetapan UMP 2022
sudah mengacu pada Peraturan Kemenaker dan Kemendagri.
(dinaskerkop Jambi, 2022). Dalam penelitian ini pendapatan
dikatakan rendah apabila pendapatan keluarga berjumlah ≤ Rp
2.770.606/bulan dan pendapatan dikatakan tinggi apabila
pendapatan keluarga berjumlah > Rp 2.770.606/bulan.
Penelitian yang dilakukan oleh Novitasari, dkk (2019) tentang
26

factor- faktor yang berhubungan dengan KEK menunjukkkan hasil


(p= 0,012, 95% CI= 1,298-11,888, OR=3,929). Dari variabel status
ekonomi di dapatkan hasil ada hubungan antara status ekonomi
dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Kebutuhanzat gizi saat hamil
tidak akan terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya pada
keluarga dengan ekonomi rendah karena daya beli mereka juga
rendah sehingga dapat mengakibatkan ibu hamil mengalami
Kekurangan Energi Kronis (KEK).
c. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan keselamatan ibu. Ibu hamil dengan status gizi
kurang sangat berisiko terjadi penyakit infeksi, dan sebaliknya
penyakit infeksi dapat menyebabkan seseorang mengalami
malnutirisi. Penyakit infeksi bisa disebabkan agen biologi (virus,
11 bakteri atau parasit), bukan karena faktor fisik (luka bakar) atau
kimia (keracunan). Penyakit infeksi bisa sebagai awal mula
penyebab kurang gizi karena penyakit infeksi dapat menyebabkan
menurunnya nafsu makan, sehingga terjadi gangguan penyerapan
dalam saluran pencernaan serta peningkatan kebutuhan zat gizi
karena penyakit tersebut. Status gizi yang jelek dapat
mempermudah timbulnya penyakit infeksi, demikian pula penyakit
infeksi bisa memperburuk keadaan gizi seseorang. Salah satu
penyakit infeksi yang berkaitan erat dengan status gizi seperti
penyakit diare, malaria dan TBC.
1) Sanitasi Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu penyebab
malnutrisi. Beberapa faktor yang berpengaruh antara lain
faktor fisik, biologis dan budaya. Keadaan infeksi, sosial
ekonomi, produksi pangan, konsumsi makanan, pengaruh
budaya, serta pelayanan kesehatan dan pendidikan
merupakan faktor ekologi yang dapat menyebabkan
malnutrisi. Sanitasi lingkungan merupakan suatu usaha
seseorang dalam memahami dan mengendalikan
27

lingkungan nya yang dapat mengancam kelangsungan


hidup manusia dan berbahaya bagi kesehatan. Salah satu
usaha untuk menyehatkan lingkungan nya meliputi
ketersediaan air bersih, meminimalkan pencemaran air,
tanah, udara dan memutus rantai penularan penyakit yang
dapat menimbulkan penyakit pada manusia atau
masyarakat serta membahayakan kesehatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Novitasari, dkk (2019)
tentang factor- faktor yang berhubungan dengan KEK
menunjukkkan hasil (p=0,002, 95%CI= 1,876 -61,807,
OR= 10,769). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sangat
penting diterapkan dalam Rumah Tangga untuk
meningkatkan kesehatan keluarga khususnya ibu hamil.
Semakin baik rumah tangga dalam menerapkan PHBS
maka produktivitas kerja anggota keluarga meningkat
sehingga pemenuhan gizi keluarga dapat tercapai. Dapat
di simpulkan bahwa PHBS dalam rumah tangga ada
hubungan yang signifikan dengan kejadian KEK pada ibu
hamil.
2) Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari Bahasa Yunani,
personal berarti perorangan dan hygiene berarti sehat.
Menurut Andarmoyo Personal hygiene merupakan
tindakan seseorang guna menjaga kebersihan dan
kesehatannya serta kesehatan fisik dan pisikisnya.
Personal Hygiene merupakan salah satu keahlian
individu guna memenuhi dan mempertahankan
kebutuhan hidupnya. Ibu hamil yang mampu merawat
kebersihan tubuhnya seperti : kebersihan kulitnya,
mulutnya, giginya, rambutnya, hidungnya, telingnyaa,
kakinya, kukunya dan genetalianya, serta pakaiannya,
berarti ibu hamil tersebut memiliki Personal Hygiene
yang baik. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bisa di
28

mulai dengan Pembiasaan cuci tangan pakai sabun di air


mengalir sebelum makan, penyajian hidangan di
tempat bertutup, temperatur yang sesuai untuk masak,
serta cuci bersih sayur, buah sebelum di masak.
d. Pekerjaan
Ibu hamil yang harus melakukan pekerjaan fisik yang berat
biasanya memiliki status gizi yang rendah apabila tidak di imbangi
dengan asupan makanan dalam jumlah yang cukup dan bergizi. Ibu
yang sedang hamil harus mengurangi beban kerja yang terlalu berat
karena akan memberikan dampak kurang baik terhadap
kehamilannya. Kemampuan bekerja selama hamil dapat
dipengaruhi oleh peningkatan berat badan dan perubahan sikap.
(Arantika, 2019).
Resiko-resiko yang berhubungan dengan pekerjaan selama
kehamilan termasuk:
1) Berdiri lebih dari 3 jam sehari.
2) Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak
getaran atau membutuhkan upaya yang besar untuk
mengoperasikannya.
3) Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat,
mendorong dan membersihkan. Hal ini diketahui dari hasil
terbanyak bahwa ibu yang tidak bekerja atau IRT justru
banyak yang mengalami kejadian KEK, karena ibu yang
tidak bekerja mempunyai pekerjaan yang lebih berat
dibanding ibu yang bekerja. Ibu yang tidak bekerja harus
melakukan semua pekerjaan rumah sendiri sehingga
waktu untuk memenuhi kebutuhan gizi sangat kurang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menyatakan bahwa
faktor- faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil salah
satunya beban kerja.
Ibu hamil yang tidak bekerja mengalami kejadian KEK
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni salah satunya beban
pekerjaan yang dilakukan oleh ibu hamil sehari-hari yaitu beban
29

pekerjaan yang berat seperti melakukan pekerjaan rumah sendiri,


mengurus anak dan suami.
Dilihat dari hasil karakteristik menunjukkan bahwa semua ibu
hamil mempunyai suami yang bekerja, mulai pekerja swasta,
petani, dan PNS, Sehingga ibu hamil yang tidak bekerja juga tetap
membantu pekerjaan suaminya, sehingga dengan beban kerja yang
berat yang dilakukan ibu hamil akan mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan gizi sehari-hari.
e. Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran adalah tiap berapa tahun ibu melahirkan. Ibu
dikatakan terlalu sering melahirkan jika jaraknya kelahiran kurang
dari 2 tahun. Penelitian menunjukan apabila keluarga dapat
mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka
anak memiliki nilai kemungkinan untuk hidup lebih tinggi dan
hidup lebih sehat dibanding anak yang jarak kelahiran di bawah 2
tahun (Simanjuntak, 2017). Jarak kelahiran yang baik dan tidak
mempunyai resiko bila jarak antara satu kelahiran dengan satu
kehamilan yang lainnya antara3 sampai 4 tahun.
Wanita perlu waktu untuk memulihkan waktu kekuatannya
sebelum kehamilan berikutnya. Antara jarak kelahiran selama 2
tahun dipandang waktu terpendek untuk mencapai status kesehatan
optimal wanita sebelum kehamilan berikutnya. Jarak melahirkan
yang terlau dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang
rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak
memperoleh kesempatan untuk memperbaiki dirinya sendiri (Ibu
memerlukan energy yang cukup untuk memulihkan keadaan
setelah melahirkan anaknya).
Dengan mengandung kembali maka menimbulkan masalah
gizi bagi ibu dan janin/bayi berikutnya yang dikandung
(Simanjuntak, 2017).
Menurut Center For Disease Control (CDC) yang dikutip
Amiruddin tahun 2014 menyebutkan keluarga dapat mengatur jarak
antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun, jarak melahirkan yang
30

terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/bayi yang rendah dan


juga akan merugikan kesehatan ibu (Simanjuntak, 2017).
Melalui Keluarga Berencana (KB) pengaturan jarak dan
membatasi kelahiran dapat dilakukan secara strategis dan
mewujudkan keinginan wanita tentang jarak kelahiran yang
diinginkan yang dapat bermanfaat dengan dirinya sendiri, anak dan
keluarganya. Pengaturan melalui kelahiran melalui program KB
bedampak signifikan terhadap peningkatan kelangsungan hidup ibu,
bayi danbalita (Simanjuntak, 2017).
f. Pantang Makan
Pantang makanan yaitu tidak boleh makan jenis makanan
tertentu di jumpai pada masyrakat karena budaya dan pendidikan di
berbagai negara seluruh dunia. Di sudut ilmu gizi pantang makanan
di kategorikan dalam tiga kelompok, yaitu:
1) Kelompok pertama, pantang makanan yang tidak
berdasarkan agama (kepercayaan)
2) Kelompok ke dua, pantang makanan berdasarkan agama
(kepercayaan)
3) Kelompok ketiga, pantang makanan yang jelas akibatnya
terhadap Kesehatan.
Makanan yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan
memang selalu hadir dalam kehidupan masyarakat, menjelaskan
bahwa kebiasaan makan yang terbukti merupakan hal yang paling
menentang perubahan di antara semua kebiasaan. Semua makanan
mampu memainkan peranannya masing-masing disetiap daerah.
Peran yang dimainkan oleh makanan ada dua macam yaitu berupa
pantangan makanan dan anjuran makanan.
Suatu makanan yang disukai belum tentu boleh dimakan,
begitu juga sebaliknya makanan yang tidak disukai belum tentu
tidak boleh dimakan. Makanan mampu memainkan peranannya
masing-masing berupa pantangan makanan dan anjuran makanan.
Munculnya pantangan tentang makanan yang boleh atau tidak boleh
dimakan menimbulkan kategori “bukan makanan” sebagai sebutan
31

makanan yang tidak boleh (Husein, 2017). Makanan yang dapat


dikonsumsi oleh ibu hamil, yaitu sebagai berikut:
1) Makanan selain yang dipantangkan.
2) Makanan yang sama seperti yang dikonsumsi sehari-hari.
3) Makanan yang khusus untuk ibu dan janin .
4) Tidak memiliki pengetahuan khusus tentang makanan ibu
hamil. Makanan yang dikonsumsi tersebut diungkapkan oleh
ibu hamil dari hasil interaksi pendidikan orang tua dan orang-
orang yang sudah pernah berada di masa kehamilan.
Pangan dan gizi sangat berkaitan erat karena kondisi seseorang
sangat tergantung pada kondisi pangan yang di kosumsinya. Masalah
pangan antara menyangkut ketersediaan pangan dan kerawanan pangan
yang dipengaruhi oleh kemisikinan, rendahnya pendidikan dan adat
/kepercayaan yang terkait dengan tabu makanan. Banyak kali penemuan
peneliti bahwa bahwa factor budaya sangat berperan dalam proses
konsumsi pangan dan terjadinya masalah gizi di berbagai masyarakat dan
Negara.
Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan
makan penduduk yang kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-
prinsip ilmu gizi. Berbagai budaya memberikan peranan dan nilai
yang berbeda-beda terhadap pangan. Kepercayaan masyarakat
tentang konsep kesehatan dan gizi sangat berpengaruh terhadap
pemilihan bahan makanan. Semakin banyak pantang makanan maka
semakin kecil peluang keluarga mengkosumsi makan yang beragam.
Beberapa jenis bahan makan yang dilarang oleh anak-anak, ibu
hamil, ibu menyusui ataupun kaum remaja. Jika ditinjau dari
konteks gizi, bahan makan tersebut justru mengandung nilai gizi
yang tinggi, tetapi tabu itu dijalankan dengan alasan takut
menanggung resiko yang akan timbul. Sehingga masyarakat yang
demikian akan mengkosumsi bahan makanan bergizi dalam jumlah
yang kurang dengan demikian maka penyakit Kekurangan gizi akan
mudah timbul di masyarakat.
32

g. Umur
Usia reproduksi wanita digolongkan menjadi dua, yaitu usia
beresiko dan tidak beresiko. Usia tidak berisiko mulai 20 tahun
sampai 34 tahun sedangkan usia berisiko di bawah 20 tahun dan di
atas 34 tahun (Simanjuntak, 2017). Melahirkan pada usia ibu yang
muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas janin/anak yang
rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Pada ibu yang
terlalu muda (kurang 20 tahun) dapat terjadi kompetensi makanan
antara janin dan ibunya sendiri yang masih pada masa pertumbuhan.
Umur ibu pada kehamilan yang sekarang di ukur ≤20 tahun,
21-34 tahun, ≥35 tahun (Riskesdas, 2018). Menurut Depkes RI,
umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang dari 20
tahun dan di atas 35 tahun. Ibu hamilyang berusia terlalu muda, tidak
hanya berisiko KEK namun juga terpengaruh pada kesehatan ibu
lainnya (Riskesdas, 2018).
Karena pada usia kurang 20 tahun dapat terjadi kompetensi
makanan (gizi) antara janin dan ibunya sendiri dan masih dalam
pertumbuhan dan masih ada perubahan hormonal yang terjadi
selama kehamilan, sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun
kemampuan tubuh ibu untuk menyerap zat-zat gizi yang dibutuhkan
tubuh ibu dan janin menurun.
Bahayanya mengancam justru berkaitan organ reproduksi di
atas usia 35 tahun yang sudah menurun sehingga bisa mengakibatkan
pendarahan pada proses persalinan dan preeklampsi (Simanjuntak,
2017).
Oleh karena itu, dibutuhkan regulasi yang komprehensif
dengan berbagai pihak dan stakeholder untuk mencegah terjadinya
pernikahan dini. Kerjasama dengan Kementrian Agama penting
dilakukan mensosialisasikan batas umur 34 perkawinan sesuai UU
perkawinan yaitu bagi laki-laki 19 tahun dan bagi perempuan 16
tahun (Simanjuntak, 2017).
Penelitian yang dilakukan Elida Simanjuntak (2017) dengan
faktor yang berhubungan dengan rendahnya status gizi ibu hamil
33

KEK di Wilayah Desa Pon Kecamatan Sei Bamban Kabupaten


Serdang Berdagai dengan hasil penelitian univariat mayoritas
berumur diantara 20-35 tahun sebanyak 51 orang (70,8%) dan
minoritas 35 tahun sebanyak 21 orang (50,1%) dan multipara
sebanyak 33 orang (45,8%) grandepara sebanyak 3 orang (4,2%).
h. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan adalah tingkat seberapa dalam
responden dapat menghadapi mendalami, memperdalam perhatian
seperti sebagaimana manusia menyelesaikan masalah tentang
konsep-konsep baru. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting bagi terbentuknya tindakan seseorang, perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan (Amin, 2014). Untuk
mengukur tingkat pengetahuan seseorang secara rinci terdiri dari
enam tingkatan.
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap
sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang telah dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk
mengukur 35 bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek diketahuai dan
dimana dapat menginterpretasikan secara benar. Orang telah
paham terhadap obyek atau materi terus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
34

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real


(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
pengguna hukum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek kedalam satu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penelitian terhadap sesuatu materi atau objek.
Penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

Pengukuran pengetahuan dapat di ukur dengan cara tes


wawancara serta angket kuesioner, dimana tes tersebut berisikan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ingin
diukur dari subjek penelitian. Pengukuran tingkat pengetahuan untuk
mengetahui status pengetahuan seseorang dan dirangkum dalam
tabel distribusi frekuensi. Pengukuran tingkat pengetahuan seseorang
dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-


100% dari seluruhpertanyaan.
b. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-
75% dari seluruhpertanyaan.
c. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar.
43

BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian menunjukkan hubungan terhadap konsep-
konsep yang akan diukur dan diamati melalui penelitian yang akan dilakukan.
Kerangka konsep menjelaskan secara konseptual hubungan antar variabel
penelitian, kaitan masing-masing teori serta menjelaskan hubungan dua
variabel atau lebih seperti variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
didefinisikan sebagai variabel yang mempengaruhi dan menjadi penyebab
perubahan dari variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel
yang pada umumnya dilakukan pengamatan atau diukur (Saputra, 2021).
Variabel Independen Variabel Dependen

Pola Konsumsi
Kekurangan
Sosial Ekonomi Energi Kronik
(KEK)

Sanitasi Lingkungan

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada sifat-sifat dari
suatu konsep yang dapat diamati (diobservasi). Konsep yang dapat diamati
atau diobservasi ini penting karena hal-hal yang dapat diamati tersebut
membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal
yang serupa. Dengan demikian apa yang telah dilakukan oleh peneliti dapat
terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain (Syahza, 2021).

35
36

Alat ukur, Cara Ukur, Skala Ukur dan Hasil


Variabel Definisi Operasional
Ukur
Alat ukur : Wawancara
Pola Konsumsi Susunan jenis dan Cara Ukur : Tanya Jawab
jumlah pangan yang di Skala Ukur : Nominal
konsumsi seseorang atau Hasil Ukur : 0 = tidak terpenuhi
kelompok 1= terpenuhi
Sosial Ekonomi Kemampuan keluarga Alat ukur : Kuesioner
untuk membeli bahan Cara Ukur : Mengisi kuesioner
makanan Skala Ukur : Ordinal
Hasil Ukur : 0 = rendah, apabila pendapatan
keluarga berjumlah
≤ Rp 2.770.606/bulan
1 = tinggi, apabila pendapatan
keluarga berjumlah
> Rp 2.770.606/bulan.
Sanitasi Suatu usaha seseorang Alat Ukur : Kuesioner
Lingkungan dalam memahami dan Cara Ukur : Mengisi Kuesioner
mengendalikan Skala Ukur : Ordinal
lingkungan nya yang Hasil Ukur : 0 = tidak melakukan PHBS
dapat mengancam 1= melaksanakan PHBS
kelangsungan hidup
manusia dan berbahaya
bagi kesehatan

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Penelitian merupakan Proporsi keilmuan yang dilandasi oleh
kerangka Konseptual penelitian dan merupakan jawaban sementara terhadap
permasalahan yang dihadapi dan dapat diuji kebenarannya berdasarkan fakta
empiris ( Nursalam, 2003).
Ha: Ada hubungan Faktor terhadap kekurangan energy kronis (kek) pada ibu
hamil di wilayah kerja puskesmas pulau batu
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan
desain observasional analitik, yaitu penelitian yang mencari hubungan
antar variable dengan melakukan suatu analisis terhadap data yang
dikumpulkan melalui pengujian suatu hipotesis penelitian. (Slamet,
dkk.2018).
Pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan cross
sectional, yaitu penelitian non eksperimental dalam rangka mempelajari
dinamika korelasi antara faktor resiko. Variabel-variabel yang termasuk
faktor resiko dan faktor efek diamati sekaligus pada saat yang sama.
Dimana variabel bebas (variable independent) yaitu pola konsumsi,
sosial ekonomi, dan sanitasi lingkungan, sedangkan variabel terikat
(variable dependent) yaitu faktor resiko Kekurangan Energi Kronik (KEK)
pada obyek penelitian yang diobservasi dan diukur secara bersamaan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Pulau Batu
Kecamatan Kabupaten Bungo.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2024 sampai dengan
bulan Juli 2024.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi Penelitian
Supardi (2016) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan
sesuatu yang karateristiknya mungkin diselidiki atau diteliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang ke Puskesmas
Pulau Batu pada bulan April – Mei 2024.

37
38

2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek
penelitian. Unit sampel bisa sama dengan unit populasi tetapi bisa juga
berbeda (Supardi, 2016). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas Pulau Batu yang memenuhi kriteria
inklusi. Adapun kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Ibu hamil KEK bulan Desember 2023 sampai dengan Mei
2024 yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pulau Batu.
b. Bersedia menjadi responden dalam penelitian.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Total
Sampling. Menurut Sugiyono (2017) total sampling adalah proses
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi dan
berdasarkan kriteria inklusi dalam penelitian.

D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu rangkaian kegiatan penelitian yang
mencakup pencatatan peristiwa-peristiwa atau keterangan-keterangan atau
karateristik-karateristik sebagian atau seluruh populasi yang menunjang
atau mendukung penelitian. Pengumpulan data dilakukan di wilayah
kerja Puskesmas Pulau Batu yang dibantu oleh 1 orang petugas Puskesmas
yang sebelumnya telah dijelaskan tentang data yang akan diambil. Pada
penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer, dan data
sekunder.
b. Jenis Data
1) Data Primer
Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan
pengukuran menggunakan pita ukur yang terbuat dari fiberglass
untuk mengukur lingkar lengan atas (LILA) ibu hamil. Kuesioner
dibuat oleh peneliti yang berdasarkan konsep teoritisnya dengan
terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat tentang tujuan dan
penelitian serta cara pengisian kuesioner dan ditanyakan kepada
responden apa bila hal-hal yang tidak dimengerti tentang pola
konsumsi, status sosio ekonomi, dan sanitasi lingkungan.
39

2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil
dokumentasi oleh pihak lain, misalnya rekam medik, rekapitulasi
nilai, data kunjungan pasien dan lain-lain. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah data laporan ibu hamil KEK dari bulan
Desember 2023 - April 2024 di Puskemas Pulau Batu di dapat
langsung oleh peneliti karena peneliti bekerja di Puskesmas Pulau
Batu.

E. Instrument Penelitian
Saryono (2018) mengungkapkan instrumen penelitian yaitu suatu alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengungkapkan data
agar mempermudah pekerjaannya dan mendapatkan hasil yang baik,
sehingga data dapat diolah dengan mudah. Kemudian Supardi (2016),
menambahkan bahwa kuesioner adalah suatu daftar yang berisi rangkaian
pertanyaan mengenai sesuatu hal untuk mendapatkan informasi penting
dari responden.
Kuesioner merupakan alat bantu untuk pengumpulan data dengan
cara wawancara. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuesioner untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian berupa
informasi mengenai pola konsumsi, sosial ekonomi,dan sanitasi
lingkungan. Pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
pertanyaan tentang pengetahuan ibu hamil tentang Kekurangan energi
kronik (KEK) sejumlah 25 pertanyaan.
Terdapat beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data penelitian
melalui pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden
untuk menjawabnya dan jawaban-jawaban responden dicatat atau
direkam. Wawancara bisa dilakukan secara tatap muka antara peneliti
dengan responden atau dengan cara lain, misal melalui telepon.
Sehingga data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui
pertemuan atau percakapan (Supardi, 2016).
40

2. Kuesioner
Kuesioner adalah cara pengumpulan data penelitian dengan
mengirimkan atau memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner
untuk diisi oleh responden.
3. Pengukuran
Pengukuran adalah cara pengumpulan data penelitian dengan
mengukur objek menggunakan alat ukur tertentu. Alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pita ukur yang terbuat dari fiberglass untuk
mengukur lingkar lengan atas (LILA).

F. Metode pengumpulan data


Pengumpulan data diperoleh dari data primer melalui kuesioner yang
diberikan pada ibu hamil KEK untuk mengetahui analisis faktor yang
berhubungan dengan Kekurangan energi kronik pada ibu hamil. Pengisian
lembar kuesioner dengan cara menyilang pada jawaban yang dianggap
benar oleh responden. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri
yang dibantu oleh 1 orang petugas Puskesmas Pulau Batu, sebelumnya
telah diberikan penjelasan tentang data yang akan diambil.

G. Pengolahan Data
Data yang sudah dikumpulkan selanjutnya diolah melalui tahapan-
tahapanberikut:
c. Editing
1) Memeriksa kelengkapan data yaitu memeriksa kelengkapan dari
isi semuapertanyaan yang diajukan.
2) Memeriksa kesinambunagn data yaitu memeriksa apakah ada
keterangan data yang bertentangan antara satu dengan yang
lainnya.
3) Memeriksa apakah semua pertanyaan tidak ada yang sama
antarapertanyaan yang satu dengan yang lainnya.
d. Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf pada
kuesioner menjadi bentuk angka/ bilangan dalam upaya
41

memudahkan pengolahan/ analisis data dikomputer. Tujuan dari


coding ini untuk mempermudah pada saat entry dan analisis data.
Dalam penelitian ini coding datanya yaitu:
a. Pola makan ibu hamil KEK, (< 23,5cm) di coding 1, ibu hamil
tidak KEK(≥ 23,5cm) di coding 2.
b. Sosial ekonomi, < UMK Kapubaten Bungo(< 2.870.606)
dicoding 1, ibu hamil dengan keluarga pendapatan ≥ UMK
Kabupaten Bungo (≥2.870.606).
c. Sanitasi lingkungan, kurang di coding 1 jika tidak melakukan
PHBS, baikdi coding 2 jika melakukan PHBS.
e. Scoring
Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang
perlu diberi penilaian atau skor. Setelah data selesai di coding
maka tahap selanjutnya dengan melakukan scoring untuk melihat
hasil dari data yang telah diteliti menggunakan instrument
penelitian berupa kuesioner dan pengukuran LILA.
f. Processing
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar serta telah
dicoding memasukkan/ entry data ke dalam komputer adalah
pengetikan kode angka dari jawaban responden pada kuesioner ke
dalam progam pengolahan data di komputer.
g. Cleaning data
Adalah pemeriksaan kembali data hasil entry data pada
komputer agar terhindar dari ketidak sesuaian antara data komputer
dan coding kuesioner.
h. Entry data
Setelah mengetahui langkah-langkah pengolahan data, dan
kemudian dientry data menggunakan SPSS (Dahlan, 2014).

H. Teknis Analisis Data


Analisis data digunakan untuk mengolah data yang telah diperoleh
dankemudian menggunakan progam statistik, yaitu :
42

1. Analisis univariat
Analisis univariat mempunyai tujuan untuk menjelaskan
atau menjabarkan tiap variabel dari hasil penelitian. Hasil data
yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
kemudian dianalisis secara univariat.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat mempunyai tujuan untuk menguji
hubungan antara variabel bebas dan terikat, yaitu ada atau
tidaknya faktor resiko Kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Pulau Batu Kabupaten
Bungo. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square, dengan
kemaknaan perhitungan statistik Sig-α (0,05).
Apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai p-value <
(0,05) maka dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya kedua
variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan.
Kemudian untuk menjelaskan adanya hubungan antara variabel
terikat dengan variabel bebas digunakan analisis tabulasi silang.
Sedangkan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas
dengan terikat dengan cara, sebagai berikut:
a. Apabila nilai yang didapat dari hasil analisa atau nilai
p<0,05, maka ada hubungan yang signifikan antara
variabel bebas dan terikat.
b. Apabila tabel 2x2 nilai harapan (expected value=E) <5,
maka menggunakan uji Fisher exact.
c. Jika tabel 2x2 semua nilai E>5, maka menggunakan nilai
continuity correction. OR (Odd Rasio)= AD/BC.
Confidence interval(CI) sebesar 95%, interprestasi nilai
OR yaitu sebagai berikut:
1) Jika OR 1, menunjukkan bahwa ada hubungan positif
antara faktor resiko dengan Kekurangan energi Kronik
pada ibu hamil.
2) Jika OR = 1, menunjukkan bahwa factor-faktor yang
diteliti bukan merupakan faktor resiko.
43

3) Jika OR< 1, menunjukkan bahwa ada hubungan


negatif antara faktor resiko dengan Kekurangan energi
Kronik pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2014.Prinsip dasar ilmu gizi Edisi ke 8. PT. Gramedia Pustaka


Utama: Jakarta. XI 337 hal.
Anggraini, Putri. 2018, “Faktor- factor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Pinang Tahun 2018.”.
Jurnal Kebidanan. Vol 7 No. 15. Diakses tanggal 20 September 2020.
http://ejournal.poltekkessmg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/article/view/3248>

Aminin, Fidyah AW, Lestari RP. Pengaruh Kekurangan Energi Kronis (Kek) Dengan
KejadianAnemia Pada Ibu Hamil. J Kesehatan. 2014;5:167– 72.
Andriani Z. 2015. Gambaran status gizi ibu hamil berdasarkan ukuran lingkar
lengan atas (LILA) di Kelurahan Sukamaju Kota Depok ; Available from:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/37814
Arantika M. Pratiwi F. 2019. Patologi Kehamilan. 2nd ed. Aksara J, editor.
Yogyakarta: PustakaBaru Press.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. 2013. Rineka Cipta: Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 2018. Laporan Kesehatan
PelayananIbu dan Anak.

. 2019. Laporan Kesehatan Pelayanan Ibu dan Anak.

. 2020. Laporan Kesehatan Pelayanan Ibu dan Anak.


Bunga Tiara Carolin, Jenny Anna Siauta, Nurpadilah. 2021. Analisis Faktor Yang
Berhubungan Kekuragan Energi Kronik pada Ibu Hamil. Jurnal kebidanan. P-
ISSN : 2302-3082 E-ISSN : 2657-1978
Chinue. C. 2017. Kekurangan Energi Kronik (KEK).
http://chinue.wordpress.com/2009/03/14/makalah-KEK

Depkes RI. 2019. Permenkes No.28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi
yang dianjurkan Untuk masyarakat Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI.
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. 2017. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi
Jambi.

. 2018. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Disnakertrans,


2021. Penetapan Upah Minimum Provinsi Jambi (UMP).

44
45

Furqi AN. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekurangan Energi


Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Halmahera Semarang.

Holil Muhammad Par’i, SKM MK. Penelitian Status Gizi. 2nd ed. Rezkina E,
editor. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2016.
Simajuntak E. 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendah Statu Gizi Ibu
Hamil KEK. Faktor yang berhubungan dengan rendah statu gizi ibu hamil
KEK.
Simbolon, Demsa. Et.all. 2018. Buku Pencegahan dan Penanggulangan Kurang
Energi Kronik. Yogyakarta: DeePublish. X, 78 hal.
Supariasa, I. D. N. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Supardi, et all. 2016. Modul Bahan ajar cetak farmasi Metodologi Penelitian.
Jakarta:Pusdik SDM Kesehatan.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Solo : Penerbit
Alfabeta. Una Zaidah, & Aprilia Maisuroh.2022. Hubungan Pola Makan Ibu
Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Dasan Lekong.
Empiricms jurnal Vol. 3, No 2, Dec. 2022 e-ISSN: 2745-7613
Winarsih. 2018. Ilmu Gizi 1st ed Baru Tim Pustka, Editor. Yogyakarta: Pustka Baru
Press. Waryana. 2015. Gizi Reproduksi. 1st ed. Yogyakarta: Pustka Rihama.
Yuni Fitriana, 2019. asuhan pada kehamilan. 2nd ed. yogyakarta: Andina Vina
Sutanto. Yeti Wira Citerawatiti SY NDS. 2017. Asesmen Gizi. 1st ed.
Yogyakarta: Transmedika.

Anda mungkin juga menyukai