PROPOSAL SKRIPSI
oleh
JOAN JULIANTORO
043-315-15-1-012
rahmat – Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyusun
Dustira Kota Cimahi” dengan metode kuantitatif. Skripsi ini disusun untuk
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, dan kerja sama dari
berbagai pihak maka kendala – kendala yang dihadapi dapat diatasi. Untuk itu
1. Bapak Ns. Diwa Agus Sudrajat, S.Kep., M.Kep., selaku ketua STIKep
2. Ibu Wini Hadiyani, S.Kep., M.Kep., selaku ketua program studi sarjana
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKep PPNI Jawa
Barat yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehinga penulis dapat
i
5. Ibu dan Bapak saya yang selalu memberikan do’a, memberikan dukungan
6. Istri dan anak saya yang senantiasa memotivasi dan mendo’a kan dan serta
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
kekurangan baik teknik penulisan maupun materi, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi
perkembangan penulisan yang lebih baik. Semoga usulan penelitian ini dapat
bagi sejawat perawat. Semoga semua amal yang telah diberikan kesemua
pihak mendapat pahala dari Allah SWT. Demikian usulan penelitian skripsi
Penuli
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR BAGAN................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................................7
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................7
D. Manfaat Penelitian............................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................10
A. Caring perawat.................................................................................................10
1.Pengertian caring...................................................................................10
2. Fenomena Caring.......................................................................................11
3. Hubungan antara perawat dan caring.........................................................12
4. Pandangan lain tentang caring dalam keperawatan....................................13
5. Faktor pembentukan caring........................................................................14
B. Empati...................................................................................................................15
1. Pengertian Empati.......................................................................................15
2. Komponen Empati......................................................................................18
3. Aspek Empati.............................................................................................20
4.Empati dalam Memberikan Pelayanan Asuhan Keperawatan.....................23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................26
A. Jenis Penelitian.................................................................................................26
B. Lokasi dan Waktu...........................................................................................26
C. Kerangka Konsep Penelitian.........................................................................26
D. Variabel Penelitian.............................................................................................28
1. Definisi Operasional..........................................................................................28
iii
2. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................................29
a. Populasi...................................................................................................29
b. Sampel......................................................................................................30
c. Prosedur Penelitian............................................................................................31
1. Tahap Persiapan......................................................................................31
2. Tahap Pelaksanan Penelitian...................................................................31
3. Tahap Akhir Penelitian............................................................................32
d. Instrumen Penelitian atau Pedoman interview...............................................32
f. Uji Validitas dan Reliabilitas...........................................................................35
g. Analisa Data.......................................................................................................36
1. Pengolah data..........................................................................................36
2. Analisa Data............................................................................................38
JADWAL PENELITIAN....................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL
v
vi
DAFTAR BAGAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sangat cepat sebagai akibat dari adanya arus globalisasi yang
2015). Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
memberikan pelayanan yang bermutu dari rumah sakit yang sesuai dengan
pelayanan dan kepuasan pasien menjadi salah satu strategi penting yang
mutu pelayanan, bila mutu pelayanan lebih rendah dari yang diharapkan
1
2
pasien, pasien tidak puas dan bila mutu pelayanan sesuai dengan yang
hlm.21). Menurut Gibson (1987, dalam Utama, 2003, hlm 15) kepuasan
dirasakan oleh pasien. Kepuasan pasien ini dapat tercipta dengan caring
Perilaku caring perawat lebih banyak dilakukan pada pasien rawat inap
karena pelayanan rawat inap merupkan pusat kegiatan yang paling banyak
terjadi interaksi antara perawat dengan pasien. Unit ini paling banyak
Peran perawat disini sangatlah besar, karena sembuh atau tidaknya pasien
4
keperawatan.
memiliki sikap empati yang dimana perawat bisa memahami isi pikiran-
pasien dan menjalin hubungan yang baik pada pasien. Karena pasien juga
apa yang dirasakan oleh pasien yang dirawatnya maka dari keahlian-
dengan tepat kepada pasien secara kognitif dan afektif. Secara kognitif,
empati maka akan lebih mudah untuk memasuki kehidupan seorang pasien
5
saying, rasa melindungi, siap meolong dan memberikan rasa nyaman pada
terhadap pasien dan factor emosional atau perasaan senang pada perilaku
memberikan kesan terbuka dan siap melayani bagi pasien, karena pada
didasarkan sikap caring. Dalam sikap caring ini terkandung beberapa sifat
menyingung mereka dengan apa yang dikatakan perawat, maka dari itu
akan meningkatkan bahwa empati perawat dirumah sakit ini baik karena
sampel yang diambil adalah 64,97% dari tiap ruangan yang ada di
perilaku empati.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
sakit.
7
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti
b. Institusi
2. Manfaat praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Caring perawat
1. Pengertian caring
Teori caring pertama kali dikemukakan oleh Jean Watson. Caring adalah
yang dapat mencerminkan perilaku caring dari seorang perawat (Tomey &
Alligood, 2006).
dipelajari dari berbagai macam filosofi artinya bukan hanya perawat saja yang
sesama. Perilaku caring dari perawat dan pelayanan secara komprehensif serta
(Kotler, 2008).
9
10
2. Fenomena Caring
a. Pengetahuan
c. Kesabaran
d. Kejujuran
e. Rasa percaya
f. Kerendahan hati
mungkin perlu untuk beralih ke analisis tentang caring yang lebih dapat
kesehatan yang di bayar untuk care terhadap orang lain. Sebenarnya, mungkin
caring profesional berbeda dari hubungan caring yang lain, bahkan tanpa
alasan lain selain rasa bahwa dalam hubungan caring profesional kita tidak
memiliki tingkat pilihan caring seperti yang terdapat dalam sebagian besar
adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dan pada saat yang sama
peran yang spessifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekpresi emosi-
bahwa “caring sebagai sebuah nilai profesional dan personal, merupakan inti
sikap kita terhadap orang yang kita asuh” (hlm. 11-12). Dalam pendidikan
1977; Sarason, 1985) tetapi mungkin ironis bahwa konsep yang sangat penting
Sebagai suatu alternatif dari bertanya pada pasien atau perawat mengenai
berkerja dan mengeksplorasi peran mereka, unit klinis dan dokumen. Ray
efektif, perawat memiliki perasaan optimis, harapan, dan rasa percaya diri.
terhadap diri pribadi dan orang lain serta bersikap lebih baik. Perawat juga
perasaan pasien.
kepada pasien.
B. Empati
1. Pengertian Empati
perasaan yang dialami klien, dan kemampuan merasakan dunia pribadi klien.
Empati merupakan sesuatu yang jujur, sensitive, dan tidak di buat-buat (obyektif)
yang didasari orang lain. Empati cenderung bergantung pada pengalaman diantara
Para teoritikus awal memandang emapati seabagai trait atau karakter yang
stabil dan dapat diukur, namum tidak dapat diajarkan (Cronbach, 1955, dan
“being”, dimiliki oleh manusia secara kodrat sebagai pemberian allah swt, atau
seseorang kedalam pikiran, perasaan, dan perilaku orang lain. Dia percaya bahwa
empati berada diantara kesimpulan (inference) pada satu sisi, dan intusi pada sisi
lain.
Sementara itu, Carl Rogers (1951) yang sangat aktif menggeluti dunia terapi
menawarkan dua konsepsi. Pertama, dia menulis empati adalah melihat kerangka
berpikir internal orang lain secara akurat. Kedua, dalam memahami orang lain
tersebut indivindu seolah-olah masuk dalam diri orang lain sehingga bias
merasakan dan mengalami sebagaimana yang di rasakan oleh orang lain, tanpa
Empati dianggap sebagai salah satu cara yang efektif dalam usaha
mengenali, memahami, dan evaluasi orang lain. Melalui empati seseorang bisa
orang lain (“target”) dalam situasi tertentu. Ini pertama kali diperkenalkan oleh
Titcher (1909) sebagai terjemahan bahasa inggris dari istilah jerman “Einfuhlung”
(Vischer, 1873, Lipps, 1903) yang awalnya digunakan dalam estetika untuk
menggambarkan hubungan antara seseorang dan objek seni. Selama abad ke- 20
lebih kurang dua penekanan muncul, satu merujuk pada komponen afektif empati
kedua aspek dalam empati mereka. Sebuah target- yang lain menekankan yang
satu atau yang lain (misalnya hogan, 1967) empati kognitif, atau Hoffman (1977)
memprediksi perilaku mereka dan mengalami emosi yang dipicu oleh emosi
dua aspek yaitu perspektif taking dan fantacy sedangkan komponen afektif
empati sebagai suatu keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang yang sesuai
dengan apa yang dirasakan oleh orang lain. Selain itu, para peneliti juga telah
mendefisikan empati sebagai skill dan bagian dari kepribadian (Brem, 1989,
Brown, 1989; Davis, dkk. 1994). Empati disebut pula sebagai salah satu trait yang
17
fundamental ( Eysenck & Eysenck, 1978) yang meliputi one of the human basic
suatu aktivitas untuk memahami apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan orang
lain, serta apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh yang bersangkutan terhadap
kondisi yang sedang dialami orang lain, tanpa kehilangan identitas dirinya.
2. Komponen Empati
orang lain (Davis, 1983). Ada banyak bentuk reaksi yang mungkin terjadi setelah
empati menjadi dua komponen, yaitu: respon komponen kognitif dan respon
empati yang dibuat Davis (1983) secara global ada dua kompoen dalam empati,
dua aspek, yaitu: kompen kognitif terdiri Perspective taking (PT), dan fantacy
Personal Distress (PD). Keempat aspek tersebut mempunyai arti sebagai berikut :
18
b. Fantacy
pada orang lain dan perhatian terhadap kemalangan orang lain. Aspek
3. Aspek Empati
1. Empati Kognitif
afektif yang dominan, di sarankan bahwa pada tahun 1929, empati melibatkan
pemahaman orang lain, dengan melihat dan menafsirkan tindakan, gerakan, dan
emapati sebagai pemahaman intelektual dan imajinatif dari kondisi atau keadaan
pikiran orang lain tanpa benar-benar mengalami perasaan orang itu. Oleh karena
orang lain untuk memahami pikiran, perasaan dan tindakan orang itu. Namun,
Studi awal fashbach tentang kondisi yang memfasilitasi empati pada anak
orang lain. Strayer (1987) mengadopsi definisi empati sebagai “perasaan diri
sebagai “perasaan dengan pasien atau merasakan emosi yang serupa yang di
20
secara eksplisit mengambil alih perspektif orang lain. untuk mencapai hal ini,
target saat ini. proses ini beroperasi berdasarkan apa yang dia ketahui tentang
ekspresi emosi secara umum, makna situasi secara umum, dan reaksi
diperlukan. sementara pengalaman tentang diri adalah dasar dari semua empati
antara diri dan yang lain sangat penting untuk empati (Bischof-Kohler, 1989).
empati kognitif dalam pengertian ini sangat erat kaitannya dengan konsep teori
pemahaman kondisi mental pada orang lain, yang tidak dapat diamati secara
emosi tertentu sambil merasakan emosi yang berbeda) dan (2) untuk menarik
kesimpulan yang berkaitan dengan reaksi dan perilaku onters di masa depan.
a. Pengambilan perspektif/keputusan
b. Simulasi online
yang dimaksud yaitu menempatkan diri sendiri pada posisi orang lain
dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang tersebut di posisi itu.
2. Empati Affektif
persepsi (sadar atau tidak sadar) keadaan internal dalam target (baik emosi atau
pikiran dan sikap). empati afektif dengan demikian dapat menjadi hasil empati
kognitif, tetapi juga dapat tumbuh dari persepsi perilaku ekspresif yang segera
emosi). dalam hal ini, kondisi afektif yang sangat mirip secara kualitatif
dan non-verbal. tautan ini melayani fungsi biologis untuk membina identitas
sosial dan adaptasi terhadap kelompok, mis. ketika sangat penting bagi
kawanan hewan untuk bereaksi cepat terhadap predator yang hanya terdeteksi
oleh satu atau beberapa anggota kelompok. dalam kasus empati afektif reaktif
yang lebih kompleks (seperti gloatig) dapat terjadi sebagai lawan dari keadaan
a. Penularan emosi
wajah, suara, postur dan gerakan dengan yang di peragakan orang lain,
suara, postur dan gerakan tubuh yang di peragakan orang lain tersebut di
b. Respon proksimal
c. Respon perifer
meninggal.
(Sumijatun, 2010).
disamping pasien, serta mampu memahami kondisi pasien, maka perawat akan
(Priyoto,2015).
v
o
u
f
t
k
s
r
p
l
i
b
m
a
g
n
e
Bagan 2.1 kerangka teori
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian pada tanggal 24 mei 2019, waktunya dari jam 8 s/d selesai.
yang ingin di amati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan
memiliki sikap empati yang dimana perawat bisa memahami isi pikiran-
25
26
perseptif pasien dan menjalin hubungan yang baik pada pasien. Seorang
perawat harus bisa memahami kondisi emosi, pikiran dan apa yang
kepada pasien secara kognitif dan afektif. Secara kognitif, perawat yang
pasien dan secara afektif, perawat yang berempati mampu memahami apa
Jika perawat memiliki perilaku empati maka akan lebih mudah untuk
D. Variabel Penelitian
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
Variable yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah empati perawat dalam
1. Definisi Operasional
karena itu, definisi ini di sebut juga definisi kerja karena di jadikan pedoman
pertanyan 31 item. Penilaian dari sub skala QCAE mengunakan skala likert
dengan opsi respon berikut: 4 sangat setuju, 3 sedikit setuju, 2 sedikit tidak
a. Populasi
b. Sampel
yaitu proportion diference from constant (binominal test, one sampel case)
dengan asumsi α = 0.05, medium effect size= 0.15, power level= 0.95 dan
constan proportion 0.5. total sampel yang akan direkrut adalah 145 orang.
dan setiap ruangan diambil 5-12 sampel hingga diperoleh sejumlah 145
Jumlah sampel tiap ruangan = jumlah perawat tiap ruangan x jumlah sampel
jumlah populasi
30
c. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Barat.
analisa data.
yang di dapatkan.
selanjutnya.
f. Sidang akhir.
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
item yang terkait dengan empati kognitif dan afektif. Pengukuran ini
sangat setuju, nilai 3 sedikit setuju, nilai 2 sedikit tidak setuju, nilai 1
tidak setuju.
pengambilan perspektif 15, 16, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27
Empati Affektive
e. Pengumpulan Data
penelitian ini didapat dari SDM RS Dustira Cimahi dan dari ruangan.
responden.
inisial dan member nomor atau kode pada masing – masing lembarn
kuesioner tersebut.
3. Kerahasian (confidentaly)
4. Autonomy
1. Uji validitas
2. Uji Reliabitas
g. Analisa Data
1. Pengolah data
a. Editing
b. Coding
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding atau
entry).
c. Tabulating
frekuensi.
d. Entry data
e. Clening data
f. Analyzing data
data.
37
2. Analisa Data
diteliti.
f
P= x 100 %
N
Keterangan :
P = Presentase
f = Frekuensi
N = Jumlah proporsi
JADWAL PENELITIAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan topic
Seminar Proposal
data)
DAFTAR PUSTAKA
.
41
58
LAMPIRAN
59
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara menuliskan jawaban atau memberi
S1 Kep. M Kep.
Spesialis Kep
Petunjuk:
tanda check list (√) pada kolom yang telah disediakan. Pernyataan sesuai dengan
Setuju
N PERTANYAAN SJ SS STS TD
NILAI 4 NILAI 3 NILAI 2 NILAI 1
O