Anda di halaman 1dari 29

TERMINOLOGI MEDIS

(HIDUNG)

Dosen Pengampu
Anggra Yudha Ramadianto, drg., M.Hkes

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA


KESEHATAN (APIKES) BANDUNG
2020
TERMINOLOGI MEDIS TERKAIT
ORGAN HIDUNG
1. Osm/o, Odor, Smell : bau
2. Nas/o, Rhin/o, Nose : hidung
3. Sinus/o : sinus
4. Nares : bagian external (luar) dari Nostril
5. Pne/o, Breathing : bernafas
6. Nasal Septum : dinding yang memisahkan dua rongga hidung
7. Cilia : rambut halus yang terdapat di dalam Vestibula
8. Mucous Membrane : jaringan khusus yang melapisi sistem respirasi,
pencernaan, pencernaan, dan urinaria
9. Mucus : hasil sekresi dari Mucous Membrane berupa lendir untuk
proteksi dan lubrikasi jaringan pada Mucous Membrane dan kalau pada
hidung berfungsi untuk melembabkan, menghangatkan, dan memfilter
udara yang masuk melalui proses inhalasi (menghirup udara)
10. Olfactory Receptor : ujung saraf / nervus Olfaktorius yang berfungsi
dalam indera penciuman / pembau
TERMINOLOGI MEDIS
TERKAIT GANGGUAN PERNAFASAN
• Apnea : Suatu kondisi abnormal dimana nafas terhenti. Terjadi
dalam waktu singkat hingga dalam waktu panjang. Disebabkan
adanya gangguan pada pusat sistem pernafasan yaitu Batang Otak
atau gangguan karena penyumbatan saluran pernafasan.
• Bradypnea : Suatu kondisi dimana nafas terjadi secara lambat.
Rate pernafasan per menit kurang dari 10 kali. Disebabkan oleh
gangguan persarafan atau infeksi. (Brady- : lambat)
• Tachypnea : Suatu kondisi dimana nafas terjadi secara cepat.
Rate pernafasan per menit kurang dari 20 kali. Biasanya menyertai
kondisi Asma, gangguan jantung, dan pneumonia. (Tachy- : cepat)
• Dyspnea : Nama lainnya adalah “Sesak Nafas”. Terjadi karena
tidak terpenuhinya pasokan oksigen ke paru-paru. Pernafasan
menjadi cepat dan pendek. Penyebabnya bisa karena Asma,
keracunan gas CO, tekanan darah rendah, gagal jantung,
penumonia. (Dysp- : gangguan)
• Hyperventilation : Suatu kondisi abnormal dimana nafas terjadi
secara cepat. Kondisi ini biasanya menyertai kondisi kecemasan.
TERMINOLOGI MEDIS
TERKAIT GANGGUAN PENCIUMAN
• Anosmia : Hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau.
Terkadang disertai pula dengan hilangnya kemampuan untuk merasakan
makanan. Disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung (Polyp, Tumor
Ganas), flu, alergi, sinusitis, kebiasaan merokok, dan bahkan kerusakan
pada otak dan persarafan.
• Hyperosmia : Suatu gangguan dimana seseorang menjadi lebih sensitif
terhadap bau yang tercium lebih kuat dan menyebabkan tidak nyaman.
Penyebab di antaranya adalah kehamilan, penyakit autoimmune, Migrain,
Penyakit Lyme, gangguan persarafan, dan cedera kepala.
• Hyposmia : Suatu gangguan dimana kemampuan seseorang untuk
mencium suatu bau menjadi berkurang. Penyebabnya adalah flu, alergi,
gangguan persarafan, dan cedera kepala.
• Parosmia : Suatu gangguan dimana seseorang mengalami kesalahan
dalam mengenali bau. Penyebabnya adalah gangguan persarafan, cedera
kepala, flu, dan Sinusitis.
• Phantosmia : Suatu gangguan dimana seseorang dapat mencium bau
dari molekul odorant yang sebenarnya tidak ada. Indra penciuman seperti
mengalami halusinasi. Kemungkinan penyebabnya adalah Nasal Polyps,
Tumor, Sinusitis, alergi, depresi, Trauma Kepala, Skizofrenia.
TERMINOLOGI MEDIS
TERKAIT KONDISI PATOLOGIS
PADA HIDUNG
• Allergic Rhinitis : Nama lainnya adalah “Alergi”. Merupakan bentuk
respon tubuh terhadap adanya Allergen (zat pemicu alergi) yang masuk
ke dalam hidung. Ditandai dengan bersin dan meningkatnya jumlah
sekresi Mucus.
• Influenza : Nama lainnya adalah “Flu”. Termasuk salah satu jenis
Rhinitis tapi non-alergi. Bersifat sangat menular karena dapat menular ke
orang lain melalui penyebaran droplet dan aerosol baik itu ketika
bernafas, bersin, ataupun batuk. Disebabkan oleh infeksi Virus. Dapat di
atasi dengan pemberian vaksin secara berkala.
• Rhinorrhea : Suatu kondisi patologis dimana mucus dihasilkan dan
keluar dari hidung secara terus menerus. Biasanya menyertai kondisi
Rhinitis (Allergic atau Non-Allergic) dan Concha Hypertrophy
• Actinomycosis : Peradangan pada saluran pernafasan, termasuk
hidung. Jarang terjadi. Awalnya diduga penyebabnya adalah jamur.
Penyebab utamanya adalah adalah infeksi bakteri Actinomyces israelii.
Ditandai dengan terbentuknya benjolan purulent berisi nanah pada area
terinfeksi. Sering disertai pula dengan rasa nyeri, demam, lemas, dan
badan terasa tidak enak.
Sinusitis : Peradangan (inflamasi) pada Sinus. Disertai dengan adanya
penumpukan cairan atau pus (nanah) di dalam Sinus, Ditandai dengan
adanya rasa sakit dan tekanan pada Sinus yang terkena. Kondisi ini
mengikuti kondisi setelah mengalami Flu , Alergi, dan infeksi saluran
pernafasan atas.
Nasal Septum Deviation : Suatu kondisi dimana Septum Nasal yang
seharusnya berada pada garis median dan membagi rongga hidung kiri dan
kanan sama besar mengalami penyimpangan. Ditandai dengan bergesernya atau
membengkoknya Septum Nasal. Dapat mengakibatkan gangguan berupa
penyumbatan saluran pernafasan dan sinusitis yang berulang. Ditandai dengan
penyumbatan salah satu rongga hidung, mimisan, dan nyeri pada wajah.
ILUSTRASI GAMBARAN NASOENDOSCOPY

Concha/Turbinate Hypertrophy : Terjadinya pembesaran abnormal


pada area Concha. Disertai dengan adanya peradangan. Umumnya
mengikuti kondisi Rhinitis atau Rhinosinusitis. Terjadi peningkatan
sekresi Mucus pada rongga hidung sehinggga terjadi penyumbatan.
Epistaxis : Nama lainnya adalah “Mimisan”, ditandai dengan
perdarahan yang muncul dari rongga hidung. Terjadi ruptur (sobek)
pembuluh darah rongga hidung anterior dan posterior. Disebabkan oleh
trauma lokal, iritasi mukosa, peradangan, Tumor, dan Deviasi Nasal
Septum.
• Nasal Tumor : Terbentuknya jaringan abnormal umumnya berupa benjolan pada
rongga hidung. Bersifat jinak dan dapat berkembang menjadi ganas. Tidak hanya untuk
menyebutkan tumor pada rongga hidung saja tetapi juga untuk menyebutkan tumor
pada Sinus dan tumor pada area Nasofaring.
• Nasal Polyps : Salah satu jenis Nasal Tumor yang jinak. Pembentukan jaringan yang
abnormal dalam rongga hidung. Bentuk Polip umumnya menyerupai anggur. Biasanya
menyerang pria dan lebih sering terjadi pada usia di atas 40 tahun. Umumnya dipicu
oleh reaksi alergi. Ditandai dengan terganggunya pernafasan pada hidung dan Rhinitis
yang tidak sembuh-sembuh.
GAMBARAN NASOENDOSCOPY INVERTED PAPILLOMA

Inverted Papilloma : Salah satu jenis Nasal Tumor yang jinak. Terjadi
pembentukan jaringan yang abnormal dalam rongga hidung. Biasanya terkait
dengan infeksi HPV (Human Papilloma Virus).
GAMBARAN NASOENDOSCOPY
SINUS CANCER GAMBARAN KLINIS

Sinus Cancer : Terjadinya pertumbuhan jaringan yang abnormal dan


secara cepat di dalam sinus. Ditandai dengan seringnya mengalami
tersumbatnya saluran pernafasan, sakit kepala, nyeri di wajah, mata
mengeluarkan air, penurunan indra penciuman, epistaxis yang sering, dan
gigi goyang. Penyebabnya adalah konsumsi alkohol dan rokok yang
berlebihan dan infeksi HPV (Human Papilloma Virus).
TERMINOLOGI MEDIS
TERKAIT PROSEDUR DIAGNOSTIK
PADA HIDUNG
Nasoendoscopy :
Prosedur diagnostik
yang dilakukan dengan
memasukan alat seperti
selang yang dilengkapi
dengan lampu dan
kamera. Biasanya untuk
memeriksa kondisi
Nasal Polyps, Nasal
Septum Deviation, atau
adanya dugaan terdapat
Tumor pada rongga
hidung
Rhinomanometry :
Suatu prosedur
pemeriksaan pada
rongga hidung.
Dilakukan dengan
mengukur besarnya
tekanan dan aliran
udara ketika inspirasi
dan ekspirasi.
Tujuannya adalah untuk
mengevaluasi fungsi
dari hidung.
Computed Tomography / CT
Scan: Prosedur pemeriksaan
dengan menggunakan sinar X.
Gambar yang dihasilkan adalah
berupa potongan gambaran 3
dimensi dari area yang diperiksa.
Pemeriksaan awal untuk
mengetahui kondisi dari area
tidak bisa diperiksa dengan
Nasoendoscopy.
Nasal Mucosal
Biopsy : Prosedur
pengambilan potongan
kecil jaringan yang
melapisi hidung untuk
kemudian diperiksa di
laboratorium patologi
klinik. Biasanya
digunakan untuk
mendiagnosa kasus
Nasal/Sinus Cancer,
Nasal Tumor, Nasal
Polyps, infeksi pada
hidung.
Sinus Puncture : Pengambilan sedikit cairan dari sinus yang diduga
mengalami infeksi pada kasus Rhinosinusitis. Tujuan pengambilan
cairan tersebut adalah untuk dilakukan pembiakan bakteri (nasal/sinus
culture). Dari hasil pembiakan tersebut dapat ditentukan terapi
pengobatan yang tepat berdasarkan jenis bakteri yang menginfeksi.
Sinus Cultures : Pembiakkan bakteri dengan menggunakan sedikit
cairan yang diambil dari sinus melalui prosedur Sinus Puncture.
Pembiakan bakteri tersebut dilakukan di atas Lempeng Agar Darah
(LAD) yang mengandung nutrisi bagi bakteri. Hasil dari pembiakan
bakteri tersebut diharapkan dapat ditemukan terapi pengobatan yang
tepat sasaran.
Smell Test : Suatu
prosedur pemeriksaan
untuk menguji tingkat
kemampuan penciuman
yang tujuannya adalah
untuk memeriksa
kondisi dan fungsi dari
nervus Olfaktorius.
TERMINOLOGI MEDIS
TERKAIT PROSEDUR MEDIS PADA
HIDUNG
Rhinectomy : Prosedur
pembedahan untuk
membuang keseluruhan
(Total) atau sebagian
jaringan hidung (Partial)
yang biasanya dilakukan
pada kasus tumor ganas
pada hidung atau karena
kecelakaan.
Rhinoplasty : Prosedur
pembedahan untuk memperbaiki
jaringan atau struktur hidung yang
rusak (Reconstructive
Rhinoplasty) atau untuk
mengubah bentuk hidung
(Cosmetic Rhinoplasty). Pada
Cosmetic Rhinoplasty dapat pula
dilakukan tanpa melalui
pembedahan (Non-Surgical
Rhinoplasty) yaitu dengan
menyuntikkan bahan pengisi (filler)
seperti Collagen atau Hyaluronic
Acid untuk mengubah bentuk hidung
yang mengalami cacat bawaan lahir.
Pada saat ini telah banyak juga
digunakan bahan pengisi yang lebih
modern seperti Silicone yang
digunakan untuk mengubah bentuk
hidung untuk kecantikan.
Nose Prosthesis :
Hidung buatan
berbahan Silicone
dengan tekstur
menyerupai hidung
asli yang digunakan
untuk mengganti
struktur hidung
pasien yang dibuang
keseluruhan
bagiannya melalui
prosedur
pembedahan Total
Rhinectomy.
• Nasal Irrigation : Prosedur pembersihan dengan cara mencuci
rongga hidung menggunakan larutan Saline (NaCl) untuk membuang
sisa mucus atau debris (sisa-sisa kotoran) pada hidung dan sinus.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki fungsi pernafasan.
• Nasal Septectomy : Prosedur pembedahan untuk membuang
keseluruhan atau sebagian dari struktur Septum Nasal baik itu untuk
memperbaiki kondisi Septum Nasal Deviation atau membuang
jaringan Nasal Tumor yang ganas.
• Nasal Septoplasty / Septal Reconstruction: Prosedur
pembedahan untuk memperbaiki sebagian atau keseluruhan dari
struktur Septum Nasal yang telah dibuang melalui prosedur
pembedahan Septectomy. Prosedur ini juga dapat dilakukan untuk
memperbaiki kondisi Septum Nasal Deviation dengan cara
meluruskan kembali posisi Septum Nasal seperti kondisi normal.
• Lateral Rhinotomy : Prosedur pembedahan yang dilakukan dengan
membuat irisan dari Medial Canthus ke Nasal Bridge hingga ke Ala
Nasi. Prosedur ini dilakukan untuk mempermudah akses ketika
melakukan operasi pengangkatan tumor pada hidung.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai