Anda di halaman 1dari 77

PROPOSAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA


VIDEO DAN LEMBAR BALIK TERHADAP KEPATUHAN
MENGKONSUMSI FE PADA IBU HAMIL ANEMIA DALAM
LAYANAN HOME CARE DI PUSKESMAS
MPUNDA KOTA BIMA
TAHUN 2022

Oleh:
SRI ANGRIANI
NIM : P07124122098A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKES KEMENKES MATARAM
PROGRAM STUDY SARJANAH TERAPAN KEBIDANAN 2022
PROPOSAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA


VIDEO DAN LEMBAR BALIK TERHADAP KEPATUHAN
MENGKONSUMSI FE PADA IBU HAMIL ANEMIA DALAM
LAYANAN HOME CARE DI PUSKESMAS
MPUNDA KOTA BIMA
TAHUN 2022

Di Susun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Program Pendidika


n Diploma IV (D.IV) Kesehatan Jurusan Kebidanan
Tahun Akademik 2022/2023

Oleh:
SRI ANGRIANI
NIM : P07124122098A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKES KEMENKES MATARAM
PROGRAM STUDY SARJANAH TERAPAN KEBIDANAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pe


ndidikan Diploma IV Kebidanan di Politeknik Kemenkes Mataram
Tahun Akademik 2022/2023

Oleh :

SRI ANGRIANI
NIM : P07124122098A

Bima, 12 November 2022

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ni Nengah Arini Murni,SST,MPH Baiq Yuni Fitri Hamidiyanti, SSIT.,M.Keb

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Di Pertahankan Di Depan Tim Penguji Proposal Politeknik Kesehat


an Mataram Program Studi D.IV Kebidanan Dan Di Terima Untuk M
enyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV (D-IV) Kebidanan Pr
odi Sarjana Terapan Kebidanan Mataram
Tahun Akademik 2022/2023

Mengesahkan,
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Mataram
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

Imtihanatul Najahah, SST.M.Kes


Nip.

( )
Penguji Utama

Ni Nengah Arini Murni, SST.MPH ( )


Pembimbing I

Baiq Yuni Fitri Hamidiyanti,SSIT.,M.Keb ( )


Pembimbing II

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat d


an karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berj
udul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Video Dan Lembar
Balik Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Fe Pada Ibu Hamil Anemia
Dalam Layanan Home Care Di Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun
2022”. Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pen
didikan program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Mataram.

Penulis menyadari dalam penyusunan Proposal ini banyak memper


oleh bimbingan, asuhan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena i
tu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepa
da :

1. Imtihanatul Najahah, SST.M.Kes selaku ketua prodi Politeknik


Kesehatan Mataram
2. Ni Nengah Arini Murni,SST,MPH selaku pembimbing I yang telah melu
angkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbinga
n dan penyusunan Proposal ini.
3. Baiq Yuni Fitri Hamidiyanti, SSIT.,M.Keb selaku pembimbing II yang de
ngan kesabaran dan ketelitiannya dalam membimbing, sehingga
Proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Selaku penguji yang turut memberikan masukan demi kesempuraan
proposal ini.

Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas budi baik serta ketul
usan yang telah mereka berikan selama ini kepada penulis.

iv
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Proposal ini masih
jauh dari kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yan
g sifatnya membangun demi kesempurnaan Proposal ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Proposal ini dapat bermanfaat b


agi pembaca dan kita semua.

12 November 2022
Penulis

v
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
KATA PENGANTAR............................................................................ iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9
1. Tujuan Umum ........................................................................ 9
2. Tujuan Khusus ........................................................................ 10
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 10
E. Manfaat Hasil Penelitian.................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................... 13
1. Pendidikan Kesehatan .............................................................. 13
a. Pengertian Pendidikan Kesehatan ...................................... 13
b. Kelebihan ............................................................................ 14
c. Kekurangan.......................................................................... 14
d. Tujuan ................................................................................. 14
e. Cara Memberikan Pendidikan Kesehatan ........................... 15
2. Macam-Macam Media................................................................ 16
a. Leaflet .................................................................................. 16
b. Lembar Balik (Flip Chart)...................................................... 17
c. Booklet ................................................................................ 19
d. Video ................................................................................... 20

vi
3. Kepatuhan Mengkonsumsi Fe Pada Ibu Hamil Anemia Dalam
Layanan Home Care ................................................................. 25
a. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe .................................. 25
b. Konsep Anemia Pada Kehamilan ........................................ 26
c. Layanan Home Care ........................................................... 48
B. Kerangka Teori .............................................................................. 54
C. Kerangka Konsep .......................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 57
B. Subyek Penelitian........................................................................... 57
C. Populasi dan Sampel..................................................................... 58
D. Cara Pengambilan Sampel............................................................ 60
E. Variabel Penelitian ........................................................................ 60
F. Definisi Operasional....................................................................... 60
G. Jenis Data Tehnik Pengumpulan Data........................................... 61
H. Tehnik Pengolahan Dan Analisis Data............................................ 62
I. Alur Penelitian ............................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia kehamilan merupakan peningkatan kadar cairan plasma s

elama kehamilan mengencerkan darah (hemodilusi) yang dapat tercer

min sebagai anemia. Anemia kehamilan yang paling sering dijumpai ad

alah anemia gizi besi (putri & Hastina, 2020). Pada wanita hamil yang

mengalami anemia akan meningkatkan frekuensi komplikasi pada keh

amilan dan persalinan. Dampak pada persalinan yaitu proses persalina

n yang membutuhkan waktu lama dan mengakibatkan perdarahan sert

a syok akibat kontraksi. Dampak buruk pada janin yaitu terjadinya pre

matur, bayi lahir berat badan rendah, kecacatan bahkan kematian bayi.

Berbagai dampak dari anemia ini dapat menurunkan kualitas sumber d

aya manusia, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) (Ke

menkes RI, 2019).

Menurut data World Health Organization (WHO), Angka Kematian

Ibu (AKI) di dunia pada Tahun 2019 adalah 216 per 100.000 kelahiran

hidup atau diperkirakan jumlah kematian ibu adalah 303.000 jiwa (WH

O, 2019). Di ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000 (ASEAN Secretari

at, 2020).

1
2

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

Tahun 2020, AKI di Indonesia masih tinggi sebesar 230 per 100.000 ke

lahiran hidup. Data ini merupakan acuan untuk mencapai target AKI se

suai Sustainable Development Goals yaitu 70 per 100.000 kelahiran hi

dup pada tahun 2030 (Kemenkes RI, 2020).

Kematian ibu di Indonesia secara umum disebabkan oleh bebera

pa faktor. Pertama, penyebab obstetri langsung meliputi perdarahan 2

8%, preeklampsi/eklampsi 24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab tid

ak langsung yaitu adanya permasalahan nutrisi meliputi anemia pada i

bu hamil 40%. Kekurangan energi kronis 37%, serta ibu hamil dengan

konsumsi energi dibawah kebutuhan minimal 44,2% (Depkes RI, 201

8).

Sebagian besar anemia di Indonesia selama ini dinyatakan

sebagai akibat kekurangan besi (Fe) yang diperlukan untuk

pembentukan hemoglobin, sehingga Pemerintah Indonesia

mengatasinya dengan mengadakan pemberian suplemen besi untuk

ibu hamil, namun hasilnya belum memuaskan. Penduduk Indonesia

pada umumnya mengkonsumsi Fe dari sumber nabati yang memiliki

daya serap rendah dibanding sumber hewani. Kebutuhan Fe pada

janin akan meningkat hingga pada trimester akhir sehingga diperlukan

suplemen Fe (Sulistioningsih, 2018).

Di Indonesia diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus anemia,

dan 20 perempuan meninggal dunia karena kondisi tersebut. Tingginya


3

angka ini disebabkan oleh rendah pengetahuan dan kesadaran akan

bahaya anemia dalam kehamilan cenderung muncul pada kehamilan

Trimester 1 dan III (Yuliatin, 2018).

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator

keberhasilan layanan kesehatan di Indonesia. Kematian ibu dapat

terjadi karena anemia. Angka kematian ibu menunjukan bahwa angka

kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk

mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20 secara langsung atau

tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan

juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu (Amalia, 2018).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada

Tahun 2021 yaitu sekitar 144/1.000 kelahiran hidup dan AKB provinsi

NTB adalah 856/1.000 kelahiran hidup (Dikes Provinsi NTB, 2021).

Data dari Dinas Kesehatan Kota Bima menunjukan bahwa Angka

Kematian Ibu (AKI) pada Tahun 2019 sebanyak 184/100.000 kelahiran

hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 9/1.000 kelahiran hid

up sedangkan pada Tahun 2020 AKI di Kota Bima sebanyak 90/100.00

0 kelahiran hidup dan AKB sebaanyak 4/1.000 kelahiran hidup pada T

ahun 2021 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Bima sebanyak 192/1.00

0 dan Angka Kematian Bayi (AKB) 6/1.000. (DiKes Kota Bima, 2022).

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2021 kematian ibu t

erbanyak terjadi di Kabupaten Lombok Timur dengan 45 kasus dan Ka

bupaten Lombok Tengah dengan 33 kasus. Kematian ibu terendah dite


4

mukan di Kabupaten Sumbawa Barat dengan jumlah kematian 2 kasus.

Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Tengah menyumb

ang setengah lebih jumlah kematian ibu di NTB. Selain itu, kedua kabu

paten tersebut angka kematian ibu (AKI) dilaporkan per 100.000 kelahi

ran hidup di atas angka provinsi. Dimana angka AKI Provinsi NTB adal

ah 144, sedangkan kedua kabupaten tersebut masing masing AKI seb

esar 183 dan 169 per 100.000 kelahiran hidup. Kota Mataram dan Kot

a Bima adalah wilayah dengan AKI tertinggi di Provinsi NTB tahun 202

1. Kematian ibu terbanyak pada tahun 2021 terjadi pada ibu nifas sebe

sar 55,55 persen, senajutnya pada ibu hamil sebesar 31,25 persen da

n ibu bersalin sebesar 13,19 persen. Penyebab kematian ibu terbanya

k karena perdarahan sebanyak 27 kasus, 26 kasus karena hipertensi d

alam kehamilan, 20 kasus karena Covid-19, 9 kasus karena gangguan

metabolik (Diabetes Mellitus dll), 4 kasus karena infeksi, 1 kasus masin

g masing karena abortus dan gangguan sistem peredaran darah (jantu

ng, stroke, dll), dan sisanya oleh penyebab lain-lain.

Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko tinggi dan kom

plikasi. Anemia pada ibu hamil membawa akibat dan komplikasi yang b

erisiko tinggi untuk terjadinya keguguran, perdarahan, BBLR, atonia ut

eri, inersia uteri, retensio plasenta. Angka kejadian anemia di Indonesi

a semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika ibu

hamil bukan dimulai sebelum kehamilan (Kemenkes, 2017).


5

Ibu hamil yang menderita anemia mempunyai risiko kesakitan yan

g lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan deng

an ibu hamil normal (Kemenkes RI, 2018).

WHO merekomendasikan suplementasi Fe (zat besi) setiap hari k

urang lebih 30-60mg untuk mengatasi kekurangan zat besi. Suplement

asi zat besi diberikan terutama pada trimester ke dua dan ke tiga. Prog

ram suplementasi zat besi atau tablet tambah darah (TTD) telah dilaku

kan oleh pemerintah Indonesia melalui pelayanan kesehatan primer (p

uskesmas). Data Riskesdas 2018 menyebutkan bahwa rerata cakupan

tablet Fe secara Nasional sebesar 85,1%. Data menunjukkan sebanya

k 73,2% wanita hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (TTD) s

ejumlah 90 hari minum. Namun demikian sejumlah 26,8% wanita hamil

tidak konsumsi TTD secara rutin dan hanya 38,1% yang mengkonsum

si TTD 90 hari atau lebih. Adapun penyebab tidak tercapainya target s

uplementasi TTD 90 hari atau lebih disebabkan sebanyak 21,2% wanit

a hamil tidak suka dan sebanyak 61,9% mengaku mengkonsumsi TTD

kurang dari 90 hari. Data menyebutkan bahwa faktor resiko ketidakpat

uhan konsumsi tablet zat besi dipengaruhi dari bentuk sediaan tablet z

at besi, adanya efek samping seperti mual dan muntah, kurangnya edu

kasi dan konseling dari tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2018).

Upaya pencegahan dan penanganan anemia pada kehamilan di I

ndonesia telah dilakukan distribusi tablet besi pada ibu hamil yang berk

unjung ke layanan Antenatal Care (ANC). Jumlah tablet besi yang diko
6

nsumsi ibu hamil sebanyak satu tablet (200 mg fero sulfat dan 0,25 mg

asam folat) setiap satu hari berturut-turut selama 90 hari selama masa

kehamilan. Menurut Bakta (2017), penyebab anemia defisiensi besi ant

ara lain kehilangan besi sebagai akibat dari perdarahan menahun, fakt

or nutrisi, kebutuhan besi yang meningkat, gangguan absorbsi besi, da

n gangguan metabolisme besi. Selain itu, anemia juga disebabkan kar

ena tidak semua ibu hamil yang mendapatkan tablet besi meminumnya

secara rutin yang menyebabkan ibu hamil kekurangan zat.

Penelitian Merry M V, et al, (2019) menyebutkan pula faktor yang

mempengaruhi kepatuhan konsumsi tablet zat besi yaitu rendahnya tin

gkat pengetahuan suplementasi zat besi, serta beberapa responden lu

pa untuk mengonsumsi obat tersebut. Metode pengukuran tingkat kep

atuhan banyak dikembangkan baik secara subyektif maupun obyektif,

baik menggunakan kuisioner maupun metode pill count.

Berdasarkan penelitian yg dilakukan oleh Nila Susanti dan Fery A

nggriawan (2020) bahwa ibu hamil yang patuh setelah intervensi seba

nyak 26,7 persen pada kelompok kontrol dan 86,7 persen pada kelomp

ok eksperimen. Nilai p-value pengaruh edukasi melalui video terhadap

kepatuhan konsumsi tablet besi pada kelompok eksperimen adalah 0,0

02. Perbedaan kepatuhan konsumsi tablet besi bermakna pada kedua

kelompok setelah pemberian edukasi melalui video dengan p-value=0,

001. Sedangkan sebelum intervensi edukasi melalui video tidak ada pe

rbedaan bermakna dengan p-value=0,063. Intervensi media leaflet jug


7

a tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna (p=0,531). Perbedaan

bermakna terlihat pada tingkat pendidikan (0,018), tetapi tidak terdapat

pada usia dan pekerjaan (p=1 dan 0,067).

Penelitian yang dilakukan oleh Rini Hikmasar, dkk (2022)

menunjukkan bahwa Kelompok perlakuan dengan media video dan kel

ompok kontrol dengan media leaflet sama sama memiliki peningkatan

pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. K

elompok perlakuan dengan media video mengalami peningkatan lebih

tinggi dibandingkan leaflet (p=0.006). Perbandingan peningkatan kepat

uhan pada kelompok pre test dan post test kelompok kontrol dengan m

edia leaflet adalah p value 0,563(p > 0,05) artinya tidak ada pengaruh

yang bermakna pada peningkatan kepatuhan mengkonsumsi tablet be

si. Hasil perbandingan peningkatan kepatuhan pada kelompok pre test

dan post test kelompok perlakuan dengan media video adalah p value

0,009 (p< 0,05) artinya terdapat pengaruh yang bermakna pendidikan

kesehatan melalui video dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet bes

i.

Video dipilih menjadi media untuk menyampaikan pendidikan kes

ehatan karena mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan denga

n metode lain. Video mampu menampilkan gambar bergerak dan bers

uara sehingga menimbulkan daya tarik dan lebih mudah menyerap pes

an/informasi menggunakan lebih dari satu panca indera. Media video s

elain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang


8

dapat dilihat. Video mampu merebut 94 % saluran masuknya pesan at

au informasi kedalam jiwa manusia melalui mata dan telinga serta ma

mpu untuk membuat orang pada umumnya untuk mengingat 50% dari

apa yang mereka lihat dan mereka dengar (Octaviani, 2017). Pesan ya

ng disampaikan melalui video dapat meningkatkan pengetahuan karen

a membangkitkan rangsangan dan motivasi sehingga mampu menstim

ulasi panca indera baik pendengaran maupun penglihatan (Siregar, 20

20). Perilaku timbul karena adanya dorongan dari dalam diri manusia

maupun dari luar yaitu adanya pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradi

si, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku petugas, dan sebagainya

(Vernissa, 2017). Adanya pengetahuan yang baik akan menumbuhkan

sikap dan perilaku positif pada diri seseorang sesuai dengan pengetah

uan yang diperolehnya (Octaviani, 2017).

Hasil identifikasi masalah kesehatan masyarakat yang

membutuhkan layanan home care adalah kasus perawatan luka

dengan presentase 48%, perawatan antenatal 30%, perawatan

rehabilitasi pasca stroke 15% dan kasus paliatif 7%. Pelayanan home

care tersebut kini banyak diintegrasikan dengan perkembangan

teknologi, pemanfaatan teknologi digunakan untuk memudahkan

proses pelayanan home care sebagai pelayanan jarak jauh (Prasetyo,

2017)

Berdasarkan data dari Puskesmas Mpunda tahun 2022

menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang mengalami anemia yaitu


9

62 orang (7,71%). Berdasarkan kasus diatas maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Melalui Media Video Dan Lembar Balik Terhadap

Kepatuhan Mengkonsumsi Fe Pada Ibu Hamil Anemia Dalam Layanan

Home Care Di Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Apakah Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Video

Dan Lembar Balik Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Fe Pada Ibu

Hamil Anemia Dalam Layanan Home Care Di Puskesmas Mpunda

Kota Bima Tahun 2022.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

pendidikan kesehatan melalui media video dan lembar balik

terhadap kepatuhan mengkonsumsi fe pada ibu hamil anemia

dalam layanan home care di Puskesmas Mpunda Kota Bima.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi usia ibu hamil yang mengalami anemia di

Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun 2022

b. Mengidentifikasi paritas ibu hamil yang mengalami anemia di

Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun 2022

c. Mengidentifikasi pendidikan ibu hamil yang mengalami anemia

di Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun 2022


10

d. Mengidentifikasi pekerjaan ibu hamil yang mengalami anemia di

Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun 2022

e. Mengidentifikasi pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan menggunkan vidio dan lembar balik

f. Mengidentifikasi kepatuhan ibu hamil anemia sebelum dan

sesudah diberikan penkes media video dan lembar balik

g. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan melalui media vid

eo dan lembar balik terhadap kepatuhan mengkonsumsi fe pada

ibu hamil anemia dalam layanan home care

D. Hipotesis Penelitian

1. Ha diterima : Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media

Video Dan Lembar Balik Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Fe

Pada Ibu Hamil Anemia Dalam Layanan Home Care Di Puskesmas

Mpunda Kota Bima Tahun 2022.

2. Ha ditolak : Tidak Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui

Media Video Dan Lembar Balik Terhadap Kepatuhan

Mengkonsumsi Fe Pada Ibu Hamil Anemia Dalam Layanan Home

Care Di Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun 2022.

E. Manfaat Hasil Penelitian

1. Bagi peneliti

Merupakan hal yang sangat menarik bagi peneliti, karena yang diha

dapi yaitu ibu hamil yang pada saat ini dipengaruhi oleh modernisa
11

si, sehingga cara pemberian pendidikan kesehatan yang menarik d

an berbeda pada biasanya sangat berguna untuk meningkatkan ke

patuhan ibu hamil anemia dalam mengonsumsi Fe.

2. Bagi masyarakat/ibu hamil

Memberikan informasi kepada masyarakat atau ibu hamil untuk me

ncegah terjadinnya anemia

3. Bagi Dinas kesehatan/Puskesmas Mpunda/ Pemerintah setempat

Sebagai Masukan dan informasi dalam membuat perencanaan pro

gram pencegahan anemia ibu hamil untuk perbaikan status kesehat

an ibu.

4. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang cara atau t

eknik pendidikan kesehatan yang dapat meningkatkan kepatuhan i

bu hamil dalam mengonsumsi tablet besi untuk dapat mengembang

kan penelitian-penelitian selanjutnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah cabang ilmu kesehatan

masyarakat yang memiliki akar tiga bidang ilmu yaitu ilmu

perilaku, pendidikan ,dan kesehatan masyarakat.pendidikan

kesehatan merupakan bentuk intervensi terhadap perilaku.

pendekatan pendidikan didasarkan pada asumsi tentang

hubungan pengetahuan dan prilaku.peningkatan pengetahuan

akan mengubah sikap seseorang untuk mendorong perubahan

perilaku .namun faktor playanan kesehatan lingkungan, dan

keturunan juga memerlukan intervensi pendidikan

(Notoatmodjo, 2021).

Pendidikan kesehatan proses membatu

seseorang ,dengan bertindak sendiri-sendiri maupun secara

kolektif,untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan

mengenai hal-hal yang mempengaruhiu kesehatan pribadinya

dan orang lain untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

dalam memelihara kesehatannya dan tidak hanya mengaitkan

diri pada peningkatan pengetahuan (Erwin Setyo, 2017).

13
14

b. Kelebihan

1) Dapat digunakan dalam lingkungan pendidikan sebagai

bahan pengajaran dan pelatihan

2) Penerapan topik kesehatan, penyakit dan prilaku, gaya

hidup, kelompok populasi pengaturan dan wilayah geografis

adalah kekuatan praktik dalam memperjelas ruang lingkup

tindakan promosi kesehatan dengan berbagai kelompok

seperti siswa maupun profesional.

c. Kekurangan

1) Tidak sepenuhnya mencakup upaya berbasis komunikasi

untuk meningkatkan kesehatan .

2) Tindakan dalam penyediaan sarana atau fasilitas kesehatan

belum mampu diwujutkan secara nyata karna berbagai

batasan baik berupa ekonomi maupun kebijakan.

d. Tujuan

Merupakan pendidikan/pembelajaran yang harus tercapai.tujuan

pendidikan berhubungan dengan pengetahuan dan sikap yang

masuk fase factor predisposisi seseorang yang mampu

memberikan motivasi sebelum dan pada saat munculnya

perilaku yang mencakup pengetahuan indifidu, kepercayaan, nil

ai maupun sikap (Ani, 2018).


15

e. Cara Memberikan Pendidikan Kesehatan

Menurut (Notoatmodjo, 2017) Pendidikan kesehatan juga

sebagai suatu proses, dimana proses tersebut mempunyai

masukan (input) dan keluaran (output). Dalam suatu proses

pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan

pendidikan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak

faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses

pendidikan di samping masuknya sendiri juga metode, materi

atau pesannya, pendidik atau petugas, yang melakukannya,

dan alat-alat bantu/alat peraga pendidikan. Berikut ini diuraikan

beberapa metode pendidikan atau promosi kesehatan sebagai

berikut :

1) Metode Individual (Perorangan)

Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual

digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina

seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan

perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan

individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau

alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan

atau perilaku baru tersebut (Notoatmodjo, 2017).

2) Metode Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus

mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat


16

pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang

besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil.

Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada

besarnya sasaran pendidikan (Notoatmodjo, 2017).

3) Metode Massa

Metode (pendekatan)massa cocok untuk mengomunikasikan

pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat.

Oleh karena sasaran ini bersifat umum, dalam arti tidak

membedakan golongan umur, jenis kelamin, sosial ekonomi,

tingkat pendidikan dan sebagainya. Maka pesan-pesan

kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang

sedimikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa

tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk

menggunggah kesadaran masyarakat terhadap suatu

inovasi awerness, dan belum begitu diharapkan untuk

sampai pada perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2017).

2. Macam-macam Media

a. Leaflet

1) Pengertian Leaflet

Merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak

tentang suatu masalah khusus untuk sasaran yang dapat

membaca. Leaflet terdiri atas 200-400 kata dan kadang-

kadang berseling dengan gambar. Leaflet berukuran 20x30


17

cm, dan biasanya dalam bentuk berlipat. Merupakan bentuk

penyampaian informasi kesehatan melalui selembar kertas

yang dilipat (Notoatmodjo, 2017).

2) Kelebihan dan Kekurangan Media Leaflet

a) Kelebihan media leaflet

Penyajian media leaflet simpel dan ringkas. Media leaflet

dapat didistribusikan dalam berbagai kesempatan.

Desain yang simpel tersebut membuat penerima tidak

membutuhkan banyak waktu dalam membacanya

(Notoatmodjo, 2017).

b) Kekurangan media leaflet

Informasi yang disajikan sifatnya terbatas dan kurang

spesifik. Desain yang digunakan harus menyoroti fokus-

fokus tertentu yang diinginkan. Sehingga dalam leaflet

kita tidak terlalu banyak memainkan tulisan dan hanya

memuat sedikit gambar pendukung (Notoatmojdo, 2017).

b. Lembar balik (Flip chart)

1) Pengertian lembar balik

Lembar balik adalah suatu alat peraga yang

menyerupai album gambar. Biasanya terdiri atas lembaran-

lembaran yang berukuran sekitar 50 cm x 75 cm, atau 38 cm

x 50 cm, disusun dalam urutan tertentu dan dibendel pada

bagian atasnya. Ada juga yang berukuran kecil kurang lebih


18

21 cm x 28 cm (Supariasa, 2017). Di bawah gambar,

dituliskan pesan-pesan yang dapat dibaca oleh komunikan.

Lembar balik digunakan dengan cara membalik lembaran-

lembaran bergambar tersebut satu persatu (Efendi dan

Makhfudil, 2019).

2) Keuntungan lembar balik yaitu isi pokok pembicaraan dapat

disiapkan sebelumnya, urutan penyajian dapat diatur dengan

tepat, chart dapat diambil dan ditukar dengan tepat, mudah

disiapkan (Supariasa, 2017).

3) Kelemahan lembar balik yaitu jika kualitas tulisan kurang

artistik, timbul kesan kurang professional, lembaran dapat

mudah sobek atau kusam jika disimpan dengan tidak baik,

dalam ruangan besar, lembar balik tidak terlihat jelas dalam

jarak lebih dari 15 meter, kecenderungan untuk melihat

lembar balik dapat menghilangkan kontak mata dengan

audience (Harefa, 2018).

4) Penggunaan lembar balik

Lembar balik dapat digunakan dalam pertemuan kelompok

yang terdiri atas maksimal 30 orang. Flipbook/lembar balik

meja digunakan untuk kunjungan rumah. Dapat juga

digunakan dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang

(Supariasa, 2017).
19

c. Booklet

1) Pengertian Booklet

Booklet merupakan sebuah buku yang ditunjukan untuk

memamerkan rangkai produk atau jasa yang dibuat, mirip

dengan buku catalog. Dengan menggunkan booklet, bias

mempermudah sebuah produk yang dijual atau ditawarkan.

Booklet mampu mempromosikan produk yang dijalakan

pengguna booklet sekarang sudah menyebar diseluruh

Indonesia. Dianggap penting maka banyak perusahan yang

mencetak booklet dengan tampilan menarik.

2) Kelebihan Booklet

a) Booklet menggunakan media cetak yang dikeluarkan

lebih murah jika dibandingkan dengan menggunkan

audio atau visual audio

b) Proses booklet agar sampai kepada objek atau

masyarakat bias dilakukan sewaktu-waktu

c) Lebih teperinci dan jelas, karena lebih banyak mengulang

tentang pesan yang disampaikan

3) Kelemahan Booklet

a) Memerlukan banyak tenaga dalam penyebaran

b) Tidak langsungnya proses penyampaian.


20

d. Video

1) Pengertian Media Video

Video adalah gambar-gambar dalam frame di mana

frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor

secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu

hidup. Media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-

tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Video dapat

menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan

konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,

menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi

sikap.

Media Video Pembelajaran dapat digolongkan kedalam

jenis media Audio Visual Aids (AVA) atau media yang dapat

dilihat atau didengar. Media audio motion visual (media

audio visual gerak) yakni media yang mempunyai suara, ada

gerakan dan bentuk obyeknya dapat dilihat, media ini paling

lengkap. Informasi yang disajikan melalui media ini

berbentuk dokumen yang hidup, dapat dilihat dilayar monitor

atau ketika diproyeksikan ke layar lebar melalui projector

dapat didengar suaranya dan dapat dilihat gerakannya

(video atau animasi).

Menurut Dwyer (2017), video mampu merebut 94%

saluran masuknya pesan atau informasi kedalam jiwa


21

manusia melalui mata dan telinga serta mampu untuk

membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa

yang mereka lihat dan dengar dari tayangan program. Pesan

yang disampaikan melalui media video dapat mempengaruhi

emosi yang kuat dan juga dapat mencapai hasil cepat yang

tidak dimiliki oleh media lain.

Menurut Cheppy Riyana (2017) media video

pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan

visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang

berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan

untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi

pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran

tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan

tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur

visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.media vidio

yang mempunyai kemampuan informasi atau pesan-pesan

kesehatan. Keunggulannya adalah dapat memberikan realita

yang sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran. Dan juga

dapat diulang kembali untuk melihat kembali informasi yang

tersedia.

Video sebagai media pendidikan kesehatan dapat memp

erkokoh proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian.


22

Video dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu atau dap

at diulang-ulang. Gerak yang ditunjukkan dapat berupa rang

sangan yang serasi atau berupa respons yang diharapkan d

ari penonton. Penonton mendapatkan isi dan susunan yang

utuh dari materi pelajaran atau pelatihan. Penonton juga dap

at belajar secara mandiri dengan kecepatan masing-masing

(Daryanto, 2018). Selain itu dengan melihat video, penonton

seperti berada di suatu tempat yang sama dengan program

yang ditayangkan video sehingga video lebih menarik.

Rizkia masnar (2020) menyebutkan bahwa dengan meng

gunakan video pesan yang disampaikan lebih menarik perha

tian dan motivasi bagi penonton. Pesan yang disampaikan le

bih efisien karena gambar bergerak dapat mengkomunikasik

an pesan

2) Tujuan Media Video

Berdasarkan pengertian media video yakni media yang

mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk obyeknya dapat

dilihat, media ini paling lengkap, maka tujuan dari media

video adalah untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang

menyenangkan, menarik mudah dimengerti dan jelas.

Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin

indera, terutama telinga dan mata, digunakan untuk

menyerap informasi itu.


23

Menurut Cheppy Riyana (2017) media video

pembelajaran sebagai bahan ajar bertujuan untuk :

a) Memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan

agar tidak terlalu verbalistis

b) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera

peserta didik maupun instruktur.

3) Fungsi Media Vidio

Dalam menggunakan media video ini selain mempunyai

tujuan juga mempunyai fungsi sehingga proses dalam

pembelajaran akan sesuai dengan yang diharapkan. Fungsi-

fungsi dari media video adalah sebagai berikut :

a) Dapat menarik dan mengarahkan perhatian untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran

b) Dapat terlihat dari tingkat keterlibatan emosi dan sikap

responden pada saat menyimak tayangan materi

pelajaran yang disertai dengan visualisasi.

c) Membantu pemahaman dan ingatan isi materi bagi

responden yang lemah dalam membaca.

4) Keuntungan Media Video

Keuntungan menggunakan media video menurut Daryanto

(2018) antara lain :

Ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur

sesuai kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak


24

yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai

kehadapan siswa secara langsung, dan video menambah

suatu dimensi baru terhadap pembelajaran.

5) Kelebihan dan Kelemahan media Video

a) Kelebihan Media Video

(1) Dapat melatih untuk mengembangkan daya imajinasi

yang abstrak.

(2) Dapat merangsang partisipasi aktif.

(3) Menyajikan pesan dan informasi secara serempak

(4) Membangkitkan motivasi belajar.

(5) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

(6) Dapat menyajikan laporan-laporan yang aktual dan

orisinil yang sulit dengan menggunkan media lain

(7) Mengontrol arah dan kecepatan belajar.

b) Kelemahan Media Video

(1) Hanya mampu melayani secara baik untuk mereka

yang sudah mampu berpikir abstrak.

(2) Kurang kreatif dalam meyampaikan materi

pembelajaran karena sudah diwakili oleh media audio

visual video.

(3) Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya

3. Kepatuhan Mengonsumsi FE Pada Ibu Hamil Anemia Dalam

Layanan Homecare
25

a. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe

Kepatuhan merupakan hasil akhir dari perubahan perilaku

yang di mulai dari peningkatan pengetahuan, setelah seseorang

memiliki pengetahuan yang baik tentang sesuatu maka akan me

rubah sikap orang tersebut terhadap pengetahun yang baru di

milikinya dan selanjutnya seseorang akan merubah perilakunya,

dalam merubah perilaku seseorang terlebih dahulu menilai manf

aat yang dia dapatkan (Notoatmojo, 2017).

Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting bagai

mana seharusnya tablet fe diminum sesuai anjuran yang benar.

Menurut (J.Gizi dan pangan, 2018) faktor faktor yang dapat me

mpengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam minum tablet Fe antara

lain adalah dukungan keluarga, pengetahuan ibu tentang tablet

Fe, karakteristik sosial ekonomi, pemanfaatan layanan ANC ole

h ibu hamil, konseling dari tenaga kesehatan, kepercayaan tradi

sional dan juga efek samping dalam minum table Fe. Puskesma

s Mpunda dalam mengedukasikan masyarakat terutama kepada

ibu hamil dalam pencegahan anemia menggunakan metode pen

yuluhan langsung dengan metode ceramah. Media yang diguna

kan selama ini poster atau leaflet dan belum menggunakan med

ia video.

b. Konsep Anemia Pada Kehamilan

1) Definisi Anemia Dalam Kehamilan


26

Menurut World Health Organization (WHO) anemia pad

a ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (H

B) dalam darahnya kurang dari 11,0 g%. Sedangkan menuru

t saifuddin anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu deng

an kadar hemoglobin dibawah 11,0 g% pada trisemester I da

n III atau kadar <10,5 g% pada trisemester II (Depkes RI, 20

17).

Anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan kadar

hemoglobin dalam darah <11g% pada trimester 1 dan 3 atau

kadar Hb <10,5 g% pada trimester 2 (Aritonang, 2018). Sela

ma kehamilan, wanita hamil mengalami peningkatan plasma

darah hingga 30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertamb

ah 19%. Akibatnya, frekuensi anemia pada kehamilan cukup

tinggi (Irianto, 2018).

Anemia pada ibu hamil adalah kondisi dimana menuru

nnya kadar hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut ok

sigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin

menjadi berkurang (Suhartiningsih, 2017).

2) Etiologi Anemia Dalam Kehamilan

Anemia memiliki berbagai macam penyebab. Beberapa

penyebab umum timbulnya anemia pada ibu hamil yaitu

kurang gizi atau tidak adekuatnya intake besi (malnutrisi) ya

ng berhubungan dengan peningkatan kebutuhan kadar besi


27

saat kehamilan, malabsorsi besi, pendarahan uterus dan me

norrhagi (Octavia, 2017).

Penyebab anemia pada kehamilan antara lain kehilang

an darah yang berat seperti pada saat menstruasi dan infeks

i parasit, kondisi seperti malaria dan HIV yang menurunkan k

onsentrasi hemoglobin (Hb) darah, dan kekurangan nutrisi m

ikronutrien. Asupan yang rendah dan peyerapan zat besi yan

g buruk terutama selama pertumbuhan dan kehamilan saat k

ebutuhan zat besi lebih tinggi juga merupakan faktor anemia

(Obai G, 2018).

3) Patofisiologi Anemia Dalam Kehamilan

Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karen

a selama kehamilan keperluan akan zat makanan bertamba

h dengan adanya perubahan dalam darah dan sumsum tula

ng. Pertambahan volume darah selama kehamilan disebut d

engan hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya sel darah me

rah lebih sedikit dibandingkan dengan bertambahnya plasma

darah sehingga terjadi pengenceran darah. Pertambahan be

rbanding sebagai berikut : plasma darah 30 %, sel darah me

rah 80 %, dan hemoglobin 19 % (Octavia, 2017).

Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian fisi

ologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu karena pen

genceran itu meringankan beban keja jantung yang harus be


28

kerja lebih berat selama masa kehamilan yang disebabkan p

eningkatan cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung

akan menjadi ringan apabila viskositas darah rendah. Resist

ensi perifer juga berkurang sehingga tekanan darah naik, da

n pada perdarahan selama persalinan banyaknya unsur zat

besi lebih sedikit hilang dibandingkan apabila darah itu lebih

kental (Manuaba, 2017).

Hemodilusi ini menyebabkan pseudoanemia atau anem

ia fisiologis. Hemodilusi dimulai pada trimester pertama keha

milan yaitu pada minggu 12-20 dan hemodilusi maksimal terj

adi pada umur kehamilan 20-36 minggu. Akibat hemodilusi s

aja kadar hemoglobin darah ibu dapat menurun sampai 10 g

r% , umumnya kondisi ini karena turunnya cadangan zat besi

(Sarimawar, 2018).

4) Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

a) Anemia fisiologis

Anemia pada kehamilan dapat merupakan suatu pro

ses fisiologis. Perubahan volume plasma pada awal keha

milan belum signifikan. Terjadi peningkatan volume plas

ma sebesar 40-60% pada trimester II dan sel darah mera

h sebesar 20-25% dan mencapai puncaknya pada trim

ester III dan meningkat pada akhir kehamilan sebany

ak 1000 ml. Pertambahan sel darah merah tidak seimb


29

ang dengan pertambahan volume plasma mengakibatka

n darah menjadi encer. Pengenceran darah memberi da

mpak rendahnya viskositas darah yang fungsinya untuk

memudahkan peredaran oksigen ke seluruh jaringan t

ermasuk plasenta dan menyebabkan anemia (Nursaputri,

2017). Perubahan hematologi saat kehamilan bertujuan

untuk menunjang proses pembentukan plasenta (Depart

ment of Health South Australia, 2017).

b) Anemia Defisiensi Besi

Zat besi adalah zat yang berfungsi untuk mengikat o

ksigen lalu disebarkan ke seluruh tubuh. Penyebab anem

ia pada kehamilan yang paling sering yaitu defisiensi zat

besi. Ini disebabkan karena adanya penurunan jumlah h

emoglobin dalam sel darah merah (hipokromik) dan u

kuran sel darah merah yang mengecil secara abnormal

(mikrositik) sehingga terjadi penurunan kapasitas darah d

alam mengedarkan oksigen ke seluruh sel dan jaringan t

ubuh (Prakash, 2017). Kebutuhan zat besi selama keha

milan tiga kali lebih besar yakni mencapai 600 mg diban

ding orang normal yang dan untuk janin dibutuhkan seki

tar 300 mg (Department of Health South Australia, 2017).

5) Manifestasi Klinis Anemia Dalam Kehamilan


30

Gejala anemia pada kehamilan berupa ibu mengeluh c

epat lelah, sering pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang,

malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), kons

entrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan kelu

han mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan j

aringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu,

lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limfe (W

ulandari, 2017).

Gejala anemia defisiensi zat besi dapat digolon

gkan menjadi 3 yaitu: gejala umum anemia, gejala khas akib

at defisiensi besi, dan gejala penyakit dasar. Gejala umum a

nemia berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkuna

ng-kunang, serta telinga berdenging, simptomatik apabila he

moglobin <7g/dl dengan pemeriksaan fisik dijumpai pucat ter

utama pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku. Geja

la khas defisiensi zat besi, yaitu gejala yang dijumpai pad

a anemia defisiensi zat besi dan tidak dijumpai pada anemi

a jenis lain yaitu koilonychia, atropi papil lidah, stomatitis

angularis, disfagia, atrofi mukosa gaster sehingga menimbul

kan akhloridia, pica (Wulandari, 2017). Gejala penyakit dasa

r seperti pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala-g

ejala penyakit yang menjadi penyebab anemia defisiens

i besi tersebut. Contohnya pada anemia akibat cacing tamb


31

ang dijumpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telap

ak tangan berwarna kuning seperti jerami (Noviawati, 2017).

6) Diagnosa Anemia Dalam Kehamilan

a) Anamnesa

Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dil

akukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapa

tkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-

kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada ham

il muda. Pada pemeriksaan fisik dijumpai adanya tanda ta

nda anemia yaitu diantaranya pucat, ikterus, hipotensi ort

ostatik, edema perifer, membrane mukosa dan bantalan k

uku pucat, lidah halus papil tidak menonjol lecet, splenom

egali, takikardi atau aliran murmur, takipnea dan dyspnea

saat beraktifitas (Manuaba, 2017).

b) Pemeriksaan labolatorium

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama ke

hamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. dengan p

ertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami

anemia pada trimester tersebut, maka dilakukan pemberi

an preparat tambah darah sebanyak 90 tablet pada ibu h

amil di puskesmas. Pemeriksaan dan pengawasan hemo

globin dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa

metode seperti metode visual, metode gasometrik, metod


32

e spectrophotometric dan otomatis hemoglobinometry (T

arwoto, 2018).

7) Tanda Dan Gejala Anemia Pada Kehamilan

Diantara keluhan yang paling umum pada wanita yang

anemia adalah mengeluhkan merasa keletihan sepanjang ha

ri. Sementara banyak penyebab keletihan mulai dari anemia,

penyakit tiroid hingga stress. Anemia merupakan fokus perh

atian utama pada banyak wanita. Tanda dan gejala yang dih

ubungkan pada anemia diantaranya: berupa gejala keletihan,

mengantuk, kelemahan, pusing, sakit kepala, malaise, pica,

nafsu makan kurang, perubahan dalam kesukaan makanan,

perubahan suasana hati dan perubahan kebiasaan tidur. Se

dangkan untuk tanda anemia adalah pucat, ikterus, hipotensi

ortostatik, edema perifer, membrane mukosa dan bantalan k

uku pucat, lidah halus papil tidak menonjol lecet, splenomeg

ali, takikardi atau aliran murmur, takipnea dan dyspnea saat

beraktifitas (Prawirohardjo, 2017).

8) Bahaya Anemia Dalam Kehamilan

Pengaruh anemia terhadap kehamilan (Sediaoetama, 2017):

a) Bahaya selama kehamilan : dapat terjadi abortus, persali

nan premature, hambatan tumbuh kembang janin dalam

Rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi ko

rdis (Hb <6 g%), mola hidatidosa, hyperemesis gravidaru


33

m, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD). H

al ini disebabkan karena pada wanita hamil dengan janin

tunggal kebutuhan zat besi sekitar 1000 mg selama hamil

atau naik sekitar 200-300%. Perkiraan besarnya zat besi

yang perlu ditimbun selama hamil 1000 mg dari jumlah te

rsebut 200 mg zat besi tertahan oleh tubuh ketika melahir

kan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi d

i transfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembe

ntukan placenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel dar

ah merah dan 200 mg hilang ketika melahirkan. Sehingg

a selama masa kehamilan ibu hamil sangat rawan terken

a anemia. Rendahnya kapasitas darah untuk mebawa ok

sigen memicu kompensasi tubuh dengan memacu jantun

g meningkatkan curah jantung. Jantung yang terus mene

rus dipacu bekerja keras dapat mengakibatkan gagal jant

ung dan komplikasi lain selama kehamilan. Anemia atau

kekurangan zat besi pada wanita hamil juga berdampak t

erhadap beratnya infeksi selama kehamilan dan juga dap

at menurunkan fungsi kekebalan tubuh. Kekurangan zat

besi mengubah proliferasi sel T dan sel B fagositosis dari

fagosit, neutrophil, bakterisida dan menurunkan aktivitas

sel pembunuh. Adanya bakteri atau sitokin pada cairan a

mnion atau membrane korioamnionitis merupakan salah


34

satu faktor risiko patologis utama dari kelahiran prematur

e dan ketuban pecah dini.

b) Bahaya saat persalinan : gangguan his-kekuatan mengej

an, kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi part

us terlantar, kala II berlangsung lama sehingga dapat mel

elahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebida

nan, kala III dapat diikuti retensio plasenta dan perdaraha

n postpartum akibat atonia uteri, kala IV dapat terjadi per

darahan post partum sekunder dan atonia uteri. Hal ini di

sebabkan karena saat tubuh mengalami anemia maka tu

buh mengalami kekurangan besi darah. Sedangkan besi

darah merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh.

Zat ini terutama diperlukan dalam pembentukan darah, y

aitu dalam sintesa hemoglobin. Bentuk konjugasi besi dar

ah salah satunya adalah myoglobulin yang terdapat dala

m sel-sel otot. Fungsi myoglobulin ialah dalam proses ko

ntraksi otot. Apabila tubuh kekurangan besi darah maka k

onjugasi besi darah berupa myoglobulin dalam otot juga

akan berkurang, sehingga akan menghambat kontraksi ot

ot.

c) Bahaya masa nifas: terjadi subinvolusi uteri yang menimb

ulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puer

perium, pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi kordi


35

s mendadak setelah persalinan, subinvolusi uterus, muda

h terjadi infeksi mamae. Hal ini selain disebabkan akibat

berkurangnya myoglobulin bentuk konjugat besi darah da

lam otot yang dapat menghambat kontraksi uterus. Berku

rangnya konjugat besi darah dalam bentuk transferrin ya

ng mengandung bentuk besi darah ferro yang berfungsi

mentransfer besi darah tersebut di dalam plasma darah d

ari tempat penimbunan besi darah kejaringan-jaringan (s

el) yang memerlukan. Sedangkan ASI mengandung besi

darah dalam bentuk laktotransferin yang merupakan sala

h satu bentuk konjugat besi tambah darah yaitu transferin

yang terdapat dalam ASI. Selain itu anemia juga mengur

angi konjugat besi darah dalam bentuk hemoglobin yang

merupakan protein darah pembawa oksigen keseluruh jar

ingan tubuh untuk menghidupi sel-sel dan jaringan tubuh.

Sehingga apabila terjadi anemia selama masa nifas dapa

t mengakibatkan berkurangnya bentuk konjugat besi dara

h yang berperan besar dalam proses pemulihan.

d) Bahaya terhadap janin : Sekalipun tampaknya janin mam

pu menyerap berbagai nutrisi dari ibunya, dengan adany

a anemia kemampuan metabolisme tubuh akan berkuran

g sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim akan terganggu. Akibat anemia pada janin antara l


36

ain abortus, kematian intrauteri, persalinan prematuritas ti

nggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia,

dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi

sampai kematian perinatal, intelegensia rendah. Hal ini di

sebabkan karena saat tubuh mengalami kekurangan besi

darah maka tubuh juga akan mengalami kekurangan besi

darah dalam bentuk konjugasi salah satunya adalah hem

oglobin, mengandung bentuk besi darah ferro. Fungsi he

moglobin adalah mentranspor CO2 dari jaringan ke paru-

paru untuk diekskresikan kedalam udara dan membawa

O2 dari paru-paru ke sel-sel jaringan tubuh yang berfungs

i untuk menghidupi sel-sel dan jaringan tubuh. Hemoglobi

n terdapat dalam eritrosit. Kekurangan besi darah dapat

menyebabkan berkurangnya kapasitas daya angkut oksig

en untuk kebutuhan organ-organ vital ibu yang dapat ber

dampak pada janin, sehingga dapat menyebabkan kompl

ikasi janin selama dalam kandungan dan dapat berdamp

ak pada kondisi setelah lahir.

9) Pencegahan Anemia Dalam Kehamilan

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada

dasarnya adalah mengatasi penyebabnya. Pada anemia ber

at (kadar Hb 8 < gr/dl) biasanya ada penyakit yang melatar b

elakangi yaitu antara lain infeksi cacing atau malaria, sehing


37

ga selain penanggulangan pada anemia, harus dilakukan pe

ngobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut (Wasnidar, 20

18).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan men

anggulangi anemia gizi akibat kekurangan konsumsi besi ad

alah sebagai berikut :

a) Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan

Mengkonsumsi pangan hewani seperti daging, hati, ikan,

telur, dan gizi yang cukup dapat mencegah anemia gizi b

esi. Sayur hijau dan buah-buahan di tambah kacang-kac

angan dan padi-padian yang cukup mengandung zat besi.

Vitamin C diperlukan untuk meningkatkan penyerapan z

at besi di dalam tubuh, peningkatan konsumsi vitamin C s

ebanyak 20 mg, 50 mg, 100 mg, dan 250 mg, dapat mem

perbesar penyerapan zat besi sebesar 2 kali, 3 kali, 4 kali

dan 5 kali (Martini, 2017).

b) Mengonsumsi Suplementasi tablet tambah darah

Tablet tambah darah yang umum digunakan dalam suple

men zat besi adalah ferrous sulfat. Senyawa ini tergolong

murah, dapat diabsorbsi sampai 20 %. Dosis yang digun

akan beragam tergantung pada status besi seseorang ya

ng mengkonsumsinya. Biasanya ibu hamil yang rawan an


38

emia diberi dosis yang lebih tinggi dibanding dengan wan

ita biasa (Emma, 2017).

c) Fortifikasi zat besi

Fortifikasi adalah penambahan suatu jenis gizi kedalam b

ahan pangan untuk meningkatkan kualitas pangan suatu

kelompok masyarakat. Keuntungan fortifikasi diantaranya

dapat ditempatkan pada populasi yang besar dan biasan

ya relatif murah (Emma, 2017).

10)Penanganan Anemia Dalam Kehamilan

a) Anemia ringan

Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih diangg

ap ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 m

g/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehar

i. Jika tidak tertangani akan menjadi anemia sedang.

b) Anemia sedang

Pengobatan dapat dimulai dengan prefarat besi ferrous 6

00-1000 mg/hari seperti sulfat ferrosus atau glukonas ferr

osus. Jika tidak ditangani dengan segera akan menjadi le

bih berat.

c) Anemia berat

Pemberian prefarat parenteral yaitu dengan ferum dextrim

sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml intram

uskuler. Transfusi darah pada kehamilan lanjut dapat dibe


39

rikan walaupun sangat jarang dilakukan mengingat resiko

transfusi bagi ibu dan janin (Prawiroharjo, 2017)

11)Faktor-faktor Yang Memengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil

a) Pengetahuan

Ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang baik b

erisiko mengalami defisiensi zat besi sehingga tingkat pe

ngetahuan yang kurang tentang defisiensi zat besi akan

berpengaruh pada ibu hamil dalam perilaku kesehatan d

an berakibat pada kurangnya konsumsi makanan yang m

engandung zat besi dikarenakan ketidaktahuannya dan d

apat berakibat anemia (Wati, 2017).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, a

tau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera y

ang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). P

ada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetah

uan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahu

an seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (teli

nga) dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseor

ang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat be

rbeda-beda. Secara garis besar di bagi menjadi (Riyanto,

B.A, 2018):
40

(1) Tingkat pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan yang dica

pai dalam domain kognitif, yaitu :

(a) Tahu (know)

Tahu adalah kegiatan mengingat suatu materi yan

g telah dipelajari sebelumnya. Untuk mengukur pe

ngetahuan seseorang dapat dilakukan dengan car

a menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan. m

enyatakan dan sebagainya (Notoatmodjo, 2017).

(b) Memahami (Comprehention)

Seseorang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menyebutkan, menjelaskan, m

emberi contoh, serta menyimpulkan terhadap obje

k yang dipelajari. Sehingga definisi dari memaham

i adalah suatu kemampuan individu untuk dapat m

enjelaskan tentang objek yang diketahui secara be

nar serta dapat melaksanakan materi tersebut den

gan benar (David L, 2018).

(c) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai seseorang yang telah m

ampu menggunakan materi yang dipelajari pada s

uatu kondisi, (Notoatmodjo, 2017).

(d) Analisis (Analysys)


41

Analisis merupakan kemampuan untuk mengidenti

fikasi serta memisahkan materi ke dalam kompone

n-komponen, namun masih di dalam suatu struktur

organisasi yang masih ada kaitannya satu sama la

in. Kemampuan seseorang melakukan analisa ini

dapat dilihat dari penggunaan kata kerja. Individu

dapat menggambarkan,membedakan,mengelomp

okkan dan sebagainya (David L, 2018).

(e) Sintesa (Syntesis)

Sintesis adalah seseorang mampu untuk menyusu

n suatu formasi baru dari berbagai informasi yang

ada misalnya dapat menyusun, menggunakan, me

ringkas dan menyesuaikan terhadap suatu teori at

au rumusan yang telah ada (Notoatmodjo, 2017).

(f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk mel

akukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu m

ateri atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kr

iteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan k

riteria yang telah ada, (David L, 2018).

(2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan antara lain

(Riyanto, B.A,2018) :
42

(a) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengemban

gkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di

luar sekolah (baik formal maupun non formal), ber

langsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebua

h proses pengubahan sikap dan tata laku seseora

ng atau kelompok dan juga usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin ti

nggi pendidikan seseorang, makin mudah orang te

rsebut menerima informasi. Dengan pendidikan tin

ggi, maka seseorang akan cenderung untuk mend

apatkan informasi, baik dari orang lain maupun me

dia massa.

(b) Informasi/ media massa

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, na

mun ada pula yang menekankan informasi sebaga

i transfer pengetahuan. Selain itu, informasi juga d

apat didefinisikan sebagai suatu teknik untuk men

gumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipula

si, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarka

n informasi dengan tujuan tertentu.

(c) Sosial, budaya dan ekonomi


43

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan b

aik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak melak

ukan. Status ekonomi seseorang juga akan menen

tukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan u

ntuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekon

omi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseora

ng.

(d) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di se

kitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maup

un sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap pros

es masuknya pengetahuan ke dalam individu yang

berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi k

arena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak,

yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh s

etiap individu.

(e) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengeta

huan dengan cara mengulang kembali pengetahu


44

an yang diperoleh dalam memecahkan masalah y

ang dihadapi masa lalu.

(f) Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir s

eseorang. Semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semaki

n membaik.

(3) Cara mengukur tingkat pengetahuan

Pengukuran dapat dilakukan melalui wawancara mau

pun memberikan selebaran angket atau kuesioner ya

ng berisi tentang materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian. Kedalaman pengetahuan dapat disesuaika

n dengan tingkatan pengetahuan. Kualitas masing-ma

sing tingkatan pengetahuan diperoleh melalui scoring

(Arikunto, 2017).

(a) Tingkat pengetahuan baik

Tingkat pengetahuan baik apabila mampu menget

ahui, memahami, mengaplikasi, menganalisis, me

nsintesis, dan mengevaluasi. Dikatakan baik jika s

kor >75%

(b) Tingkat pengetahuan cukup baik


45

Tingkat pengetahuan cukup baik apabila sedikit at

au cukup mengetahui, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, mensisntesis dan mengevaluasi. Dik

atakan cukup baik jika skor 60%-75%

(c) Tingkat pengetahuan kurang baik

Tingkat pengetahuan kurang baik apabila kurang

mampu mengetahui, memahami, mengaplikasi, m

enganalisis, mensisntesis, dan mengevaluasi dikat

akan kurang baik jika skor <60%.

b) Umur

Umur seorang perempuan dapat mempengaruhi emosi s

elama kehamilan. Faktor umur merupakan faktor resiko k

ejadian anemia pada ibu hamil. Umur reproduksi yang se

hat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun, < 20 tahun lebi

h beresiko terjadi anemia hal ini dapat dikarenakan pada

remaja, Fe dibutuhkan lebih banyak karena pada masa te

rsebut remaja membutuhkannya untuk pertumbuhan, dita

mbah lagi hamil maka kebutuhan akan Fe lebih besar. da

n secara biologis belum optimal, emosinya cenderung lab

il, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami

keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian t

erhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama keha

milan (Fatkhiyah, 2018). Sedangkan pada umur > 35 tah


46

un juga akan berpengaruh karena, pada umur > 35 tahu

n kesehatan dan daya tahan tubuh sudah menurun, akib

atnya ibu hamil pada usia itu kemungkinan lebih besar un

tuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan perdara

han (Labib, A, T. 2017).

c) Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang

ibu baik lahir hidup maupun mati. Paritas 2-3 merupakan

paritas paling aman ditinjau dari segi kesehatan reproduk

si Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai resiko

mengalami anemia karena semakin sering wanita menjal

ani kehamilan dan melahirkan akan semakin banyak kehil

angan zat besi dan akan menjadi semakin anemia. Bila ib

u telah melahirkan 4 anak atau lebih maka perlu diwaspa

dai adanya gangguan pada waktu kehamilan, persalinan

dan nifas. Pada kasus ini yang sering terjadi adalah perd

arahan (Nurhidayati, 2018).

d) Kunjungan ANC

Antenatal care adalah pelayanan bagi ibu hamil dan janin

nya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan kehami

lan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali

pemeriksaan selama kehamilan, 2 kali pada trimester II d

an 2 kali pada trimester III. Dengan pemeriksaan Antenat


47

al Care (ANC) kejadian anemia dapat diditeksi sedini mu

ngkin sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya sel

ama hamil dan mempersiapkan persalinannya (Labib, A,

T. 2017).

e) Konsumsi Tablet Fe

Pola konsumsi tablet tambah darah yang rasional adalah

tindakan pengobatan terhadap suatu kondisi kadar hemo

globin rendah yang menghasilkan suatu aksi fisiologis ya

ng sesuai gejala-gejalanya. Tablet tambah darah yang di

konsumsi harus tepat dosis, tepat ibu hamil, tepat indikasi

tepat cara pemakaian, tepat jumlah, frekuensi pemakaia

nnya, lama pemakaiannya, sesuai dengan kondisi ibu ha

mil, tepat kombinasi, tepat informasi, dan waspada terhad

ap adanya efek samping dari tablet tambah darah. Pengg

unaan tablet tambah darah yang tidak rasional apabila tid

ak sesuai dosis dan salah dalam cara mengkonsumsinya

(Arumsari, 2017).

c. Layanan Home Care

1) Pengertian Layanan Home Care

Adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan

pelayanan sosial di berikan dirumah kepada orang-oarang

cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena

kondisi kesehatannya (Nies, M.A, Awes, 2017) menurut


48

departemen kesehatan 2002 home care adalah pelayanan

kesehatan yang sesenambungan dan komprehensi yang di

berikan kepada individu atau keluarga ditempat tinggal

mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,

mempertahankan dan memulihkan kesehatan atau

memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan

akibat dari penyakit.

Rice (2017) menyatakan home care nursing adalah

pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas kepada

pasien di rumah yang diberikan secara intermittent atau part

time.

Home care merupakan kesehatan yang di lakukan

profesional di tempat tinggal pasien (di rumah) dengan

tujuan membantu memenuhi kebutuhan pasien dalam

mengatasi kebutuhan kesehatan yang dilaksanakan oleh tim

kesehatan profesional dengan melibatkan angota keluarga

sebagai pendukung dalam proses perawatan dan

penyembuhan pasien sehingga keluarga bisa mandiri

mengatasi masalah. Kesehatannya (parellangi, 2018).

2) Manfaat Home Care

Tribowo (2017) menjelaskan maanfaat home care bagi

pasien adalah sebagai berikut :


49

a) Pelayanan akan lebih sempurna,holistik, dan

komperehensif.

b) Pelayanan lebih profesional.

c) Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan

dengan dibawah naungan legal dan etika keperawatan.

d) Kebutuhan pasien akan terpenuhi sehingga pasien akan

e) Lebih nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan

yang profesional.

3) Keuntungan Yang Dirasakan Dengan Adanya Layanan

Home Care

a) Home care merupakan satu cara dimana perawatan 24

jam dapat diberkan secara focus pada satu klien,

sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada

bebrapa pasien.

b) Home care memberikan keyakinan akan mutu Pelayanan

keperawatanbagi klien dimana pelayanan keperawatan

dapat di berikan secara komprehensif (biopsy kososio

spiritual)

c) Home care menjaga privasy pasien dan keluarga dimana

semua tindakan yang diberikan hanya keluarga dan tim

kesehatan yang tahu.


50

d) Home care memberikan pelayanan perawatan dengan

biaya relatif lebih rendah daripada pelayanan kesehata

dirumah sakit.

e) Home care memberikan kemudahan kepada keluarga

dan care giver dalam memonitor dalam kebiasaan klien

seperti makanan, minuman, dan pola tidur dimana

memahami perubahan pola dan perawatan klien.

f) Home care memberikan perasaan tenang dan pikiran,

dimana keluarga dapat sambil melakukan kegiatan lain

dengan tidak meninggalkan klien.

g) Home care memberikan pelayanan yang lebih efisien di

bandingkan pelayanan dirumah sakit, dimana pasien

dengan komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus

dalam home care.

h) Pelayanan Home care lebih memastikan kebersihan

pemberian pendidikan kesehatan yang diberikan,

perawat dapat memberikan penguatan atau perbaikan

dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan keluarga

4) Kekurangan Yang Di Rasakan Adanya Layanan Home Care

a) Home care tidak termanaged dengan baik jika

mengunakan agencyyang belum ada hubungannya

dengan tim kesehatan lainnya seperti:

(1) Dokter spesialis


51

(2) Petugas laboratorium

(3) Petugas ahli Gizi.

(4) Petugas fisioterapi.

(5) Psikolok dan lain-lain

b) Klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih

banyak untuk mencapai unit-unit yang terdapat dirumah

sakit, misalnya:

(1) Unit diagnostik rontgen.

(2) Unit diagnostik CT scan.

(3) Unit diagnostik MRI.

(4) Laboraturium dan lain-lain.

c) Pelayanan home care tidak dapat diberikan kepada klien

dengan tingkat ketergantungan total, misalnya: pasien

dengan koma.

d) Jika pendidikan kesehatan yang dilakukan petugas

kesehatan kurang berhasil maka tingkat keterlambatan

anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan,

dimana kelurga merasa semua kebutuhan klien sudah

dapat terlayani dengan adanya home care.

e) Pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas

emergency, misalnya :

(1) Fasilitas resusitasi.

(2) Fasilitas defibrillator


52

5) Jenis Pelayanan Home Care

Jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan

dirumah meliputi kasus-kasus yang umum pascaperawatan

di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang dijumpai

dikomunitas. Kasus umum yang dilakukan pasca perawatan

dirumah sakit adalah :

a) klien dengan penyakit gagal jantung,

b) klien dengan gangguan oksigenasi,

c) klien dengan perlukaan kronis,

d) klien dengan diabetes,

e) klien dengan gangguan fungsi perkemihan,

f) klien dengan pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,

g) klien dengan therapy cairan infus dirumah,

h) klien dengan gangguan persyarafan,

i) klien dengan HIV/AIDS,

sedangkan klien kasus dengan kondisi khusus meliputi :

a) klien post partum,

b) klien dengan gangguan kesehatan mental,

c) klien dengan kondisi usia lanjut,

d) klien dengan kondisi terminal,dan

e) klien dengan penyakit obstrutif paru klronis.


53

B. Kerangka Teori

Berdasarkan uraian tinjauan pustaka dan modifikasi kerangka kon

sep yang diperkenalkan UNICEF, maka terjadinya anemia ibu hamil d

ipengaruh oleh pengaruh langsung yaitu kebutuhan zat besi yang

meningkat ,asupan zat besi yang kurang dan penyakit infeksi.

Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap ibu hamil dan

mengkonsumsi fe adalah penyebab langsung dari dan penyebab

mendasar dapat dilihat pada bagan berikut :


55

Faktor Predisposisi
1. Pengetahuan
2. Pendidikan
3. Usia
4. Pekerjaan

Kepatuhan Konsumsi Fe
Faktor Pemungkin Pada Ibu Hamil Anemia
Pendidikan Kesehatan 1. Ketersedian Tablet Fe Melalui Home Care
1. Vidio 2. Akses
2. Lembar Balik 3. Aturan Hukum
4. Ketersediaan Informasi

Faktor Penguat
1. Dukungan Suami/Orang
Tua
2. Dukungan Petugas

Keterangan :
Kerangka Teori : pengaruh pendidikan kesehatan melalui media
video dan lembar balik terhadap kepatuhan mengkonsumsi fe pada
: Diteliti
ibu hamil anemia dalam layanan home care (Amalia S, Afriyani & Uta
: Tidak diteliti mi PT, 2018)
56

C. Kerangka Konsep

Sesuai dengan uraian sebelumnya, maka peneliti ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan

kesehatan melalui media video dan lembar balik terhadap kepatuhan mengkonsumsi fe pada ibu hamil anemia dalam

layanan home care di puskesmas mpunda kota bima

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen


Pengaruh Pendidikan Kesehatan Kepatuhan Mengkonsumsi Fe
Melalui Media Video Dan Lembar Pada Ibu Hamil Anemia Dalam
Balik Layanan Home Care
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Mpunda Kota

Bima. Alasan penulis memilih lokasi tersebut karena masih bayak

ibu hamil yang mengalami anemia di Puskesmas Mpunda Kota Bim

a yaitu sebanyak 62 ibu hamil.

2. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2022-Nove

mber 2022 dari mulai pengajuan judul, penyusunan proposal, penga

mbilan data dan pengolahan data.

B. Subyek Penelitian

Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunaka

n rancangan cross sectional, artinya rancangan penelitian dimana pen

eliti melakukan pengukuran terhadap variable bebas dan variabel terik

at dilakukan dalam waktu yang bersamaan (Sugiyono, 2017).

57
58

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiono (2017). Populasi dalam pen

elitian ini adalah semua Ibu Hamil di Puskesmas Mpunda Kota Bima p

ada Bulan Januari sampai Bulan September 2022 sebanyak 62 orang.

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto, (2019) sampel merupakan bagian populasi ya

ng akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki ole

h populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil anemia di Pu

skesmas Mpunda Kota Bima sebanyak 38 orang, jumlah sampel yang

digunakan dihitung dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:

n=

1 + Ne2

Keterangan

n : Ukuran sampel yang akan dicari

N : Ukuran Populasi

e : Marjin of eror yang merupakan besaran yang diharapkan atau di

tetapkan (10%)
59

Diketahui N = 62 Orang dan e = 10 % (0,1)2

maka n = 62

n= 62

1 + 62 (0,12)

n= 62

1 + 62 (0,01)

n= 62

1,62

n= 62

1,62

n = 38,27

Jumlah sampel dalam penelitian setelah dilakukan perhitungan

dengan rumus slovin sebanyak 38 ibu hamil anemia.

Untuk mendapatkan jumlah sampel populasi maka dihitung den

gan rumus frekuensi:


Ni
Fi =
N

Keterangan Fi : Sampel pecahan cluster

Ni : Banyaknya individu dalam cluster

N : Jumlah Sampel
60

D. Cara Pengambilan Sampel

Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu probability sa

mpling berupa cluster random sampling yaitu pengambilan sampel acak be

rdasarkan kelompok wilayah dari anggota populasi penelitian tempat domi

sili anggota populasi (Sugiyono, 2018).

E. Variabel Penelitian

1. Veriabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Video Dan Lembar

Balik.

2. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Kepatuhan Mengkonsumsi Fe Pada Ibu Hamil Anemia Dalam Layanan

Home Care.

F. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Dat
a

1 Usia Bilangan yang dihitung 1. 20 tahun sampai 35 Kuesioner Ordinal


dari tahun kelahiran hin tahun : 1
gga tahun penelitian, di 2. < 20 tahun dan > 35
nyatakan dalam satuan tahun : 2
tahun.
2 Paritas Jumlah persalinan yan 1. Primigravida : 1 Kuesioner Ordinal
g pernah dialami respo 2. Multigravida : 2
nden.
3 Pendidikan Pendidikan yang ditem 1. Tidak Sekolah : 1 Kuesioner Ordinal
puh 2. Rendah (SD, SMP)
:2
3. Pendidikan
Menengah : SMA
61

4. Tinggi (Diploma,
Sarjana) : 3
4 Pekerjaan Kegiatan pokok yang 1. Bekerja : 1 Kuesioner Nominal
dilakukan setiap hari 2. Tidak bekerja : 2
untuk memperoleh
upah gaji

5 Mengkonsumsi T Ketaatan ibu hamil 1. Tidak patuh (konsu Buku KIA dan Ordinal
ablet Fe mengkonsumsi tablet msi <90 tablet) : 1 Kuesioner
Fe sesuai anjuran 2. Patuh (konsumsi >9
tenaga kesehatan 0 tablet): 2

6 Anemia Kadar Hb responden y 1. Anemia : 1 Kuesioner Ordinal


ang didapatkan dari ha 2. Tidak Anemia : 2
sil pemeriksaan laborat
orium:
 Trimester I & III < 1
1 g/dl.
Trimester II < 10,5 g/dl.
62

G. Jenis dan Tehnik Pengumpulan Data

1. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk melakukan pe

ngumpulan data yang berisi informasi atau fakta-fakta yang ada dilapan

gan.

Data primer dalam penelitian ini adalah umur, Pendidikan, pekerjaa

n, tingkat pengetahuan, dukungan suami dan pengguna metode kontra

sepsi, dengan menggunakan kuesioner.

Data sekunder pada penelitian ini adalah data jumlah ibu hamil,

dan ibu hamil anemia di Puskesmas Mpunda Kota Bima.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan ol

eh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistemati

s sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2018). Kuesioner adalah pert

anyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari resp

onden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia keta

hui (Arikunto, 2018).


63

H. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengelohan data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yaitu dat

a yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner. Kuesion

er yang diberikan kepada ibu hamil di Puskesmas Mpunda Kota Bima.

Terlebih dahulu meberikan informed consent (lembar persetujuan tind

akan). Responden diminta untuk mengisi kuisioner sesuai dengan pet

unjuk, tujuannya untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan

media video dan lembar balik melalui home care terhadap ibu hamil

anemia dan mengkonsumsi Fe. Hasil pengisian kuesioner langsung di

terima oleh peneliti pada saat itu.

2. Langkah-langkah pengolahan data

Menurut Sugiyono, (2018) menjelaskan tahap pengelohan data yaitu:

a. Memeriksa Data (Editing)

Editing merupakan suatu kegiatan untuk pengecekan dan perbaiak

an data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan denga

n pengecekan dan perbaikan isian lembar kuisioner dengan mema

stikan identitas responden dan semua lembar kuisioner telah terisi.

b. Memberi kode (Coding)


64

Setelah proses penyuntingan, maka semua kuisioner dilakukan pen

gkodean (coding) yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau hur

uf menjadi data angka atau bilangan. Peneliti memberi kode untuk

setiap jawaban responden satu persatu. Dalam penelitian ini pemb

erian kode diberikan pada:

1) Usia

20 tahun sampai 35 tahun : 1

< 20 tahun dan > 35 tahun : 2

2) Paritas

Primigravida : 1

Multigravida : 2

3) Pendidikan

Tidak Sekolah : 1

Rendah (SD, SMP) : 2

Pendidikan Menengah : SMA

Tinggi (Diploma, Sarjana) : 3

4) Pekerjaan

Bekerja : 1

Tidak bekerja : 2

5) Mengkonsumsi Fe

Tidak Patuh (konsumsi < 90 tablet) : 1

Patuh (konsumsi > 90 tablet) : 2


65

6) Anemia

Anemia : 1

Tidak Anemia : 2

c. Scoring

Scoring adalah pemberian scor pada setiap jawaban responden ata

u hasil observasi yang telah dilakukan setelah dilakukan kode jawa

ban (Sugiyono, 2018).

d. Tabulating

Tabulating merupakan kegiatan memasukan data kedalam table-ta

bel data sesuai dengan tujuan peneliti atau yang diinginkan oleh pe

neliti. Pada data yang telah diproses harus segera disusun dalam s

uatu formasi yang telah dirancang (Sugiyono, 2018).

3. Analisa Data

a. Analisa univariat

Analisa univariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap

tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa ini akan menghasilkan dis

tribusi dan presentase dari tiap variabel yang nantinya akan diperg

unakan untuk menjelaskan teori analisa univariat distribusi edukasi,

dukungan suami. (Sugiyono, 2018).

b. Analisa Bivariat
66

Analisa bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk menget

ahui perbedaan antara variabel dependent dan independent, analisi

s bivariat dalam penelitian ini berisi Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Melalui Media Video Dan Lembar Balik Terhadap

Kepatuhan Mengkonsumsi Fe Pada Ibu Hamil Anemia Dalam

Layanan Home Care Di Puskesmas Mpunda Kota Bima.

Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan chi square (x 2)

dengan bantuan program SPSS Versi 25. Apabila hasil analisis pen

elitian didapatkan a ≤ 0,05 maka Ha diterima yang artinya ada

pengaruh pendidikan kesehatan melalui media video dan lembar

balik terhadap kepatuhan mengkonsumsi fe pada ibu hamil anemia

dalam layanan home care di Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun

2022.
67

I. Alur Penelitian

Pengajuan Judul

Pengambilan Data Awal Di


Puskesmas Mpunda

Populasi : ibu hamil di Puskesmas Mpunda periode


januari-Oktober sebanyak 62 ibu hamil

Sampel : ibu hamil anemia di Puskesmas Mpunda periode


januari-Oktober sebanyak 38 ibu hamil

Sampling : Cluster Random Sampling

Pengumpulan data dengan kuesioner

Variabel Independen Variabel Dependen

Media Vidio, Lembar Balik, Ibu hamil anemia da


home care mengkonsumsi Fe

Analisis data

uji Chi square

Pengujian hasil

Kesimpulan

Ada pengaruh atau tidak ada


Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Melalui Media Video Dan Lembar
Balik Terhadap Kepatuhan
Mengkonsumsi Fe Pada Ibu Hamil
Anemia Dalam Layanan Home Care
Di Puskesmas MpundaISI
Kota Bima
DAFTAR

Gambar 3. 1 Kerangka Kerja


DAFTAR PUSTAKA

Amalia,dkk. 2018. Pendampingan minum Tablet tambah darah (TTD)


dapat meningkatkan kapatuhan konsumsi TTD pada ibu hamil
anemia. Penelitian Gizi dan Makanan. 2018;38:71-78.
Ani. 2018. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Jakart
a : Rineka Cipta.
Arikunto. 2017. Faktor Internal dan Eksternal yang Berhubungan dengan
Kejadian Anemia di Wilayah Kabupaten Pekalongan. Jurnal Motorik,
11(23): 37-51.
Arikunto. 2018. Strategi pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra Utama
Arikunto. 2019. Metode Penelitian. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Cheppy.R. 2017. Kejadian anemia pada ibu hamil ditinjau dari paritas dan
usia. Jurnal Ilmu Kesehatan. 2017;2:123-130.
Dwyer. 2018. Strategic Management Concepts and Cases 13th ed. New J
ersey: Pearson Education Inc.
Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat. 2021. Angka Kematian Ibu dan
Anak tahun 2022. Mataram.
Dinas Kesehatan Kota Bima. 2022. Angka Kematian Ibu dan Anak tahun
2022. Bima.
Erwi.S. 2017. Iron deficiency Anemia in Pregnancy-What are the Solution.
Nutrition and Food Science. Vol 40 No. 6, hal. 598-407.
Emma. 2017. Hubungan pengetahuan Ibu dan dukungan suami pada ibu
hamil terhadap keteraturan kunjungan antenatal care (ANC) di Pus
kesmas Wates Lampung Tengah tahun 2017. Jurnal Kebidanan. 20
17;1:81-90.
Feri, A. 2020. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ib
u hamil di Puskesmas Pleret Bantul tahun 2020. Universitas’ Aisyiy
ah Yogyakarta: 2020.
Harefa. 2018. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Rem
aja Putri. Journal of Nutrition College, vol. 3, no. 2, pp. 310-316, Ma
r. 2018.
Irianto. 2018. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung : Alf
abeta.
Kemenkes RI. 2017. Riset kesehatan dasar Indonesia. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 2017
Kemenkes RI. 2018. Riset kesehatan dasar Indonesia. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 2018.
Kemenkes RI. 2019. Riset kesehatan dasar Indonesia. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 2019.
Labib, A, T, 2017. Larangan-Larangan Yang Tidak Boleh Dilakukan Oleh I
bu Hamil. Jakarta: Cable Book.
Martini. 2017. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skri
psi, Thesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesi
a.
Manuaba I. 2017. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:
EGC.
Makhfudil. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ane
mia Pada Remaja Putri Di MAN 1 METRO. Jurnal Kesehatan Metro
Sai Mawai Vol. 8(1) Edisi Juni 2019.
Notoatmodjo. 2017. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo. 2021. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Noviawati, dkk. 2017. Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kesesi 2 Kabupaten
Pekalongan Tahun 2017. Skripsi Stikes Muhamadiyah Pekajangan.
Pekalongan.
Nurhidayati, R.D. 2018. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia pad
a Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten S
ukoharjo. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 4(1), 1–14.
Nursaputri, P. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kej
adian Bayi Berat Badan Rendah (BBLR) pada Wanita Hipertiroid K
ehamilan di Kabupaten Magelang Tahun 2017. Karya Tulis Ilmiah s
trata satu,Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Parelangi. 2018. Prevalence of Anaemia and Associated Risk Factors am
ong Pregnant Women Attending ANC in Gulu and Hoima Regional
Hospital in Uganda: A Cross Sectional Study. BMC Journal Pregna
ncy and Childbirth. Trusted 2018.
Prawirohardjo. 2017. Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ditinjau dari Tingk
at Pengetahuan Ibu Hamil TentangTanda Bahaya Kehamilan. Jurn
al Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(1), Juni 2018, – 97.
Putri. 2020. Hubungan kurang energi kronik dan anemia pada ibu hamil
dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di kabupaten Boyolali.
Penelitian Gizi dan Makanan.
Prasetyo. 2017. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawi
rohardjo.
Prakash. 2017. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Rini, dkk. 2022. Faktor Kejadian anemia pada ibu hamil. Higea Journal Of
Public Health Research and Development. 2020;1:43-54.
Riyanto. 2018. Prevalensi Dan Faktor Risiko Anemia Pada Wanita Usia S
ubur Di Rumah Tangga Miskin Di Kabupaten Tasikmalaya Dan Cia
mis, Provinsi Jawa Barat. Vol 7, No. 2, (2018), pp. 71-82.
Sarimawar. 2018. Obstetrics and Obstetrics Discipline for Midwife Educati
on Edition 2. Jakarta: EGC.
Siregar. 2020. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Anemia Kehamilan. Bul
etin Kesehatan.
Supariasa. 2017. Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada I
bu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Ka
bupaten Indragiri Hilir tahun 2017. Jakarta: FK UI.
Sediaoetama AD. 2017. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta:
Dian Rakyat.
Sulistioningsih. 2018. Prevalensi dan Faktor Resiko Anemia pada Wanita
Usia Subur di Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Tasikmalaya da
n Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Reproduksi . Vol.
7. No 2.
Suhartiningsih, 2017. Hubungan Anemia pada Ibu Bersalin dengan Kejadi
an Inersia Uteri Kala I di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2
017. Karya Tulis Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah. Y
ogyakarta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandu
ng : Alfabeta, CV.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, ku
alitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tarwoto, dkk. 2018. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta: KDT.
Obai.G. 2018. Faktor risiko anemia ibu hamil di Indonesia. Jurnal Gizi
Pangan. 2018;11:143-152.
Octaviani. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Defisiensi Zat
Besi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gandus Palemb
ang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 7(1):42-47.
Wasnidar. 2018. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep Dan Penatal
aksanaan. Jakarta. trans info media
Wulandari. 2017. Honey to Prevent Iron Deficiency Anemia in Pregnancy.
Medical Journal of Lampung University, Vol. 4, No. 3. Lampung.
Word Health Organization (WHO). 2020. Angka Kematian Ibu Dan Anak
Tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai