Anda di halaman 1dari 98

SKRIPSI

PENGARUH EDUKASI MKJP (AKDR) MELALUI LAYANAN HOME


CARE TERHADAP DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN METODE
KONTRASEPSI AKDR DI POLINDES SANTI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MPUNDA KOTA BIMA
TAHUN 2023

Disusun Oleh :
SITI RATNAH
P07124122096A

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN POLTEKES


KEMENKES MATARAM
2023
SKRIPSI

PENGARUH EDUKASI MKJP (AKDR) MELALUI LAYANAN HOME


CARE TERHADAP DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN METODE
KONTRASEPSI AKDR DI POLINDES SANTI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MPUNDA KOTA BIMA
TAHUN 2023

Di Susun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Program Sarjana


Terapan Kebidanan Poltekes Kemenkes Mataram
Tahun Akademik 2022/2023

Disusun Oleh :
SITI RATNAH
P07124122096A

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN POLTEKES


KEMENKES MATARAM
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Pengaruh Edukasi MKJP (AKDR) Melalui Layanan Home Care


Terhadap Dukungan Suami Dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi
AKDR Di Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima
Tahun 2023 Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Program Sarjana Terapan Kebidanan di Politeknik Kemenkes Mataram
Tahun Akademik 2022/2023

Oleh :
SITI RATNAH
P07124122096A

Mataram, 20 Februari 2023

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ni Putu Karunia Ekayani,SST,M.Kes I Gusti Ayu Putu Sri Wahyuni, SST.MPH


NIP. 198005272002122001 NIP. 197706272002122008

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Di Pertahankan Di Depan Tim Penguji Skripsi Politeknik


Kementerian Kesehatan Mataram Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Dan Di Terima Untuk Menyelesaikan Program Sarjana
Terapan Kebidanan Di Poltekes Mataram
Tahun Akademik 2022/2023

Mengesahkan,
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Mataram
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

Imtihanatul Najahah, SST.M.Kes


Nip. 19800224200212002

Syajaratuddur Faiqah, S.SiT., M.Kes ( )


Penguji Utama

Ni Putu Karunia Ekayani,SST,M.Kes ( )


Pembimbing I
I Gusti Ayu Putu Sri Wahyuni, SST.MPH ( )
Pembimbing II

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat


dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Pengaruh Edukasi MKJP (AKDR) Melalui Layanan Home Care
Terhadap Dukungan Suami Dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi AKDR
Di Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima
Tahun 2023”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan program Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Mataram.
Penulis menyadari dalam penyusunan Skrisp ini banyak
memperoleh bimbingan, asuhan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Mataram
2. Rita Astuti, S.Kep.,Ners selaku Kepala Puskesmas Mpunda Kota Bima
yang telah bersedia mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian di
Puskesmas Mpunda Kota Bima
3. Dr. Sudarmi, S.ST.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Mataram
4. Imtihanatun Najahah, SST.M.Kes selaku ketua prodi Sarjana Terapan
Politeknik Kesehatan Mataram
5. Ni Putu Karunia Ekayani,SST,M.Kes selaku pembimbing I yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dan penyusunan Skripsi ini.
6. I Gusti Ayu Putu Sri Wahyuni, SST.MPH selaku pembimbing II yang
dengan kesabaran dan ketelitiannya dalam membimbing, sehingga
Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
7. Syajaratuddur Faiqah, S.SiT.,M.Kes Selaku penguji yang turut
memberikan masukan demi kesempuraan Skripsi ini.

iv
Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas budi baik serta
ketulusan yang telah mereka berikan selama ini kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan kita semua.

20 Februari 2023
Penulis

v
ABSTRAK
PENGARUH EDUKASI MKJP (AKDR) MELALUI LAYANAN HOME
CARE TERHADAP DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN METODE
KONTRASEPSI AKDR DI POLINDES SANTI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MPUNDA KOTA BIMA
TAHUN 2022

Siti Ratnah1, Ni Putu Karunia Ekayani,SST,M.Kes2, I Gusti Ayu Putu Sri Wahyuni3

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

LATAR BELAKANG : Penggunaan kontrasepsi didominasi oleh alat kontrasepsi


jangka pendek terutama suntikan yang mencapai 46,87%, AKDR adalah metode
ketiga yang paling umum digunakan sebesar 11,41%. AKDR merupakan
kontrasepsi yang digunakan oleh 18% wanita usia reproduktif di asia dan lebih
dari 40% di china (Joshi, khadilkar & patel 2015). Di Indonesia penggunaan
AKDR 6,79% masih rendah bila dibandingkan dengan KB suntik yaitu sebesar
60,02%.
TUJUAN PENELITIAN : Mengidentifikasi pengaruh edukasi pendampingan
keluarga pada layanan homecare tentang penggunaan AKDR terhadap
dukungan suami dan keluarga dalam pemilihan metode kontrasepsi AKDR di
Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun 2023?”
METODE PENELITIAN : Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) menggunakan dua
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah
diberikan edukasi.
Hasil penelitian : Hasil uji man whitney nilai P=.000 yang berarti ada perbedaan
yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Terdapat 54 responden
pada kategori umur 20 tahun sampai 35 tahun (66,7%) sedangkan kategori umur
<20 tahun dan >35 tahun sebanyak 26 responden (33,3%). Responden paling
banyak yaitu pada kategori pendidikan menengah (SMA) dengan jumlah 47
responden (58,8%) Riwayat kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh
responden adalah kontrasepsi suntik yaitu 36 responden (45%). sebelum
diberikan edukasi 11 responden (13.8%) mendukung dan 69 responden (86.2%)
tidak mendukung. setelah diberikan edukasi 46 responden (57.5%) mendukung
dan 34 responden (42.5%) tidak mendukung. Dari 48 responden yang
mendukung penggunaan AKDR hanya 6 responden saja yang memilih untuk
menggunakan kontrasepsi AKDR.
Kesimpulan : Terdapat pengaruh edukasi pendampingan keluarga pada
layanan homecare tentang penggunaan AKDR terhadap dukungan suami dan
keluarga dalam pemilihan metode kontrasepsi AKDR di Polindes Santi Wilayah
Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun 2023.
Kata Kunci : Edukasi, Homecare, AKDR.

DAFTAR ISI

vi
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
KATA PENGANTAR............................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1. Tujuan Umum ........................................................................ 5
2. Tujuan Khusus ........................................................................ 6
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 6
E. Manfaat Hasil Penelitian.................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................... 9
1. Konsep Edukasi ........................................................................ 9
a. Pengertian Edukasi ............................................................. 9
b. Metode Edukasi.................................................................... 9
2. Dukungan Suami....................................................................... 14
a. Pengertian Dukungan Suami ............................................... 15
b. Sumber-Sumber Dukungan.................................................. 16
c. Bentuk Dukungan ................................................................ 17
d. Dukungan Suami Pada Pemilihan ALat Kontrasepsi ........... 19
3. Pendampingan Keluarga ........................................................... 19
a. Pengertian pendanpingan keluarga ..................................... 20
b. Jenis dukungan keluarga ..................................................... 20
c. Manfaat pendanpingan keluarga ......................................... 22

B. Peran Suami ................................................................................. 23

vii
1. Peran Suami Sebagai Motivator ............................................... 23
2. Peran Suami Sebagai Edukator................................................. 23
3. Peran Suami Sebagai Fasilisator............................................... 24
C. Konsep Keluarga Berencana ........................................................ 24
1. Pengertian Keluarga Berencana ............................................... 24
2. Tujuan Keluarga Berencana ..................................................... 25
3. Manfaat Keluarga Berencana ................................................... 26
4. Sasaran Keluarga Berencana ................................................... 27
D. Konsep Kontrasepsi IUD ............................................................... 28
1. Pengertian AKDR ...................................................................... 28
2. Jenis AKDR .............................................................................. 28
3. Cara Kerja AKDR ...................................................................... 29
4. Efektivitas ................................................................................ 29
5. Keuntungan .............................................................................. 29
6. Kerugian ................................................................................... 30
7. Persyaratan Pemakaian ............................................................ 30
8. Waktu Penggunaan AKDR ....................................................... 30
9. Petunjuk Bagi Pasien Yang Menggunakan AKDR .................... 32
E. Layanan Home Care ..................................................................... 35
1. Pengertian Layanan Home Care ............................................. 35
2. Manfaat Home Care.................................................................. 36
3. Keuntungan Yang Dirasakan Dengan Adanya Layanan
Home Care................................................................................ 36
4. Kekurangan Yang Dirasakan Adanya Layanan Home Care..... 37
5. Jenis Pelayanan Home Care ................................................... 38
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pemilihan AKDR ....... 39
G. Kerangka Teori .............................................................................. 41
H. Kerangka Konsep .......................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 43
B. Rancangan Penelitian.................................................................... 43

viii
C. Populasi dan Sampe Penelitian..................................................... 44
D. Cara Pengambilan Sampel............................................................ 46
E. Variabel Penelitian ........................................................................ 46
F. Definisi Operasional....................................................................... 47
G. Jenis Data Tehnik Pengumpulan Data........................................... 48
H. Tehnik Pengolahan Dan Analisis Data............................................ 49
I. Alur Penelitian ............................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 53
1. Data Umum ............................................................................... 53
2. Data Khusus ............................................................................. 54
BAB V PEMBAHASAN
A. Pembahasan .................................................................................. 58
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 65
B. Saran .............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang tinggi umumnya terjadi di negara-

negara berkembang, Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar

keempat dunia setelah Negara Cina, India, dan Amerika Serikat.

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 menjadi 450 juta jiwa,

hal ini berarti satu dari 20 penduduk dunia adalah orang Indonesia

(Yacob, 2021).

Indonesia diprediksi akan memperoleh bonus demografi 70%

dari penduduknya, karena berada di usia produktif yaitu 15 hingga 64

tahun. Jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik maka

akan membawa dampak buruk pada negara seperti muncul masalah

sosial, kemiskinan, kriminalitas, penggangguran dan akan menjadi

beban pemerintah dalam menyediakan anggaran untuk kesehatan

(Yacob, 2021).

Penggunaan kontrasepsi didominasi oleh alat kontrasepsi

jangka pendek terutama suntikan yang mencapai 46,87%, AKDR

adalah metode ketiga yang paling umum digunakan sebesar 11,41%.

AKDR merupakan kontrasepsi yang digunakan oleh 18% wanita usia

reproduktif di asia dan lebih dari 40% di china (Joshi, khadilkar &

patel 2015).

1
Di Indonesia penggunaan AKDR 6,79% masih rendah bila

dibandingkan dengan KB suntik yaitu sebesar 60,02%.

Faktor yang mempengaruhi terhadap penggunaan kontrasepsi

yaitu faktor predisposing (dari diri sendiri) yang mencakup Umur,

jumlah anak, pengetahuan, pekerjaan dan penghasilan. Faktor

enabling (pemungkin) mencakup fasilitas penunjang, sumber

informasi, demografi dan kemampuan sumber daya dan faktor

reinforsing (penguat) mencakup dukungan keluarga dan suami

(Irianto, 2014).

Pendampingan keluarga kepada ibu membuat keluarga mampu

berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga dapat

meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 2010).

Pemerintah dalam upaya menekan angka kelahiran dan

pengendalian jumlah penduduk menerapkan program keluarga

berencana (KB), program pemerintah mengarah pada penggunaan

metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) (Saifudin, 2011).

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah salah satu jenis

alat kontrasepsi yang dianjurkan dalam program ini karena alat

kontrasepsi ini efektifitasnya cukup tinggi 98 hingga 100% dan

merupakan alat kontrasepsi non normonal tidak ada efek sistemik

didalam tubuh (Saifudin, 2011).

2
AKDR memiliki kelebihan antara lain tidak mempengaruhi

kualitas dan volume asi bagi yang menyusui, kembalinya kesuburan

cepat setelah pencabutan, aman, mudah digunakan karena tidak

perlu lagi minum pil dan mengingat jadwal suntik serta dapat dipakai

jangka Panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu

diganti) (Saifudin, 2011).

Menurut BKKBN (2015), permasalahan rendahnya penggunaan

AKDR dan meningkatnya pengguna pil dan suntik serta animo yang

tinggi terhadap implant merupakan salah satu bukti kepesertaan

masyarakat dalam ber KB belum mempertimbangkan rasional,

efektifitas dan efisiensi.

Penyebab lain dari rendahnya AKDR adalah rendahnya

Pendidikan, kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat

tentang kelebihan kekurangan AKDR serta masyarakat berfikir

pemasangan AKDR tersebut menimbulkan rasa sakit sehingga takut

untuk menggunakannya, serta kurang mendukungnya pasangan,

norma, budaya, lingkungan dan orang tua mengakibatan banyaknya

perempuan mengalami kesulitan dalam memilih alat kontrasepsi dalam

Rahim (AKDR).

Permasalahan rendahnya penggunaan AKDR disebabkan juga

oleh dukungan suami, karena suami sebagai motifator, edukator dan

fasilitator. Di Indonesia banyak suami yang masih kurang

mendapatkan informasi tentang alat kontrasepsi ditambah lagi banyak

3
isu yang berkembang di masyarakat tentang alat kontrasepsi dalam

rahim (AKDR) diantaranya ketidaknyamanan saat berhubungan dan

dirasakan mengganggu sehingga menyebabkan rasa tidak enak. Serta

cara pemasangan alat AKDR yang masih dianggap tabu. Kurangnya

pemahaman tentang AKDR menyebabkan rendahnya dukungan suami

dalam pemilihan alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) (Saifudin,

2011).

Data Dinas kesehatan propinsi NTB (2019), didapatkan yang

menggunakan KB suntik sebesar 60,02%, AKDR 8,78% cakupannya

AKDR masih dibawah suntikan (Dikes NTB, 2020).

Adapun data dilokasi penelitian Polindes Santi Wilayah kerja

Puskesmas Mpunda Kota Bima pengguna kontrasepsi jangka pendek

seperti suntik menduduki peringkat tertinggi 24,09%, kemudian implant

sebesar 14,63% dan AKDR urutan ketiga sebesar 6,75%. Penggunaan

kontrasepsi jangka Panjang seperti AKDR masih kurang dan

didominasi oleh metode kontrasepsi jangka pendek yaitu suntik (Dinas

Kesehatan kota Bima, 2021).

Penelitian mengenai pengaruh edukasi pendampingan keluarga

tentang penggunaan AKDR terhadap dukungan suami dan keluarga

dalam pemilihan metode kontrasepsi sudah banyak dilakukan

dibeberapa daerah di Indonesia dengan hasil penelitian yang berbeda-

beda namun belum pernah dilakukan di Polindes Santi Wilayah kerja

Puskesmas Mpunda Kota Bima.

4
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Polindes

Santi Wilayah kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima berupa wawancara

pada 10 akseptor KB didapatkan bahwa dari 10 ibu menggunakan

kontrasepsi atas pengetahuan suami, 7 orang (70%) menggunakan

kontrasepsi suntik karena mudah dan murah, 1 orang (10%)

menggunakan kontrasepsi AKDR karena sudah memiliki banyak anak

dan 2 orang (20%) menggunakan kontrasepsi implant karena mudah

dalam pemasangan dan efektifitas kontrasepsi implan lama yaitu 3

tahun.

Berdasarkan permasalah diatas penulis tertarik melakukan

penelitian tentang “apakah ada Pengaruh Edukasi MKJP (Akdr)

Melalui Layanan Home Care Terhadap Dukungan Suami Dalam

Pemilihan Metode Kontrasepsi Akdr Di Polindes Santi Wilayah Kerja

Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkana latar belakang yang telah diuraikan diatas maka

rumusan masalah yang muncul adalah “apakah ada Pengaruh

Edukasi MKJP (AKDR) Melalui Layanan Home Care Terhadap

Dukungan Suami Dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi AKDR Di

Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima

Tahun 2022?”

5
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Edukasi MKJP (AKDR) Melalui Layanan

Home Care Terhadap Dukungan Suami Dalam Pemilihan Metode

Kontrasepsi AKDR Di Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas

Mpunda Kota Bima Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik umur dan Pendidikan suami

pada layanan homecare terhadap pemilihan metode

kontrasepsi AKDR, di Polindes Santi Wilayah kerja puskesmas

Mpunda Kota Bima.

1) Mengidentifikasi dukungan suami dalam pemilihan

kontrasepsi AKDR sebelum diberikan Intervensi pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Polindes

Santi wilayah kerja puskesmas Mpunda Kota Bima

2) Mengidentifikasi dukungan suami dalam pemilihan

kontrasepsi AKDR setelah diberikan Intervensi pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Polindes

Santi wilayah kerja puskesmas Mpunda Kota Bima.

3) Menganalisis pengaruh sebelum dan setelah Intervensi

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

pendampingan keluarga pada layanan homecare tentang

penggunaan AKDR terhadap dukungan suami dalam

6
pemilihan metode kontrasepsi di Polindes Santi wilayah

kerja Puskemas Mpunda Kota Bima

4) Mengidentifikasi pemilihan kontrasepsi yang digunakan

oleh PUS di Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas

Mpunda Kota Bima sebelum diedukasi

b. Mengidentifikasi kasus dan kontrol di Polindes Santi wilayah

kerja puskesmas Mpunda Kota Bima

D. Hipotesis

Hipotesis dapat di artikan sebagai suatu teori sementara, yang

kebenarannya perlu di uji (S Arikunto, 2016). Hipotesis penelitian

merupakan jawaban sementara penelitian atau dalil sementara

dimana kebenarannya akan di buktikan dalam penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2012).

1. Ha : Ada Pengaruh Edukasi MKJP (AKDR) Melalui Layanan Home

Care Terhadap Dukungan Suami Dalam Pemilihan Metode

Kontrasepsi AKDR Di Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas

Mpunda Kota Bima Tahun 2022

2. Ho : Tidak ada Pengaruh Edukasi MKJP (AKDR) Melalui Layanan

Home Care Terhadap Dukungan Suami Dalam Pemilihan Metode

Kontrasepsi AKDR Di Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas

Mpunda Kota Bima Tahun 2022

7
E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian di polindes santi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

pengetahuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah baik

bagi pengembangan program maupun kepentingan ilmu

pengetahuan.

2. Bagi Responden Penelitian dan masyarakat

Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan dukungan suami

sehingga ingin menggunakan kontrasepsi AKDR untuk mengatur

kelahiran dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

tersedia.

3. Bagi poltekes dan mahasiswa kemenkes mataram Hasil penelitian

ini dapat digunakan sebagai referensi kepustakaan dan

menambah ilmu pengetahuan mahasiswa kemenkes mataram

mengenai kontrasepsi AKDR.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi peneliti

selanjutnya dan bisa dikembangkan menjadi lebih sempurna.

8
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori

1. Konsep Edukasi

a. Pengertian Edukasi

Edukasi secara umum adalah upaya yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain, baik secara individu, kelompok

maupun masyarakat secara umum sehingga mereka dapat

melakukan apa yang telah diharapkan oleh pelaku pendidik.

Batasan ini meliputi unsur input (proses yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain) dan output (Sebuah hasil yang

diharapkan), (Notoatmodjo, 2012).

Hasil yang diharapkan dari sebuah promosi adalah perilaku

untuk meningkatkan pengetahuan (Notoadmojo, 2012).

b. Metode Edukasi

Menurut Notoatmodjo (2012) penggolongan metode

pendidikan atau edukasi ada 3 yaitu :

Metode berdasarkan pada pendekatan perorangan.

Metode ini bersifat individual artinya metode ini digunakan untuk

membina perilaku baru agar individu tersebut tertarik pada

suatu perubahan perilaku atau inovasi baru.

Dasar menggunakan metode ini adalah karena setiap

orang pasti mempunyai masalah yang berbeda-beda

9
sehubungan dengan perilaku perubahan tersebut. Metode

pendekatan yang dapat digunakan dalam hal ini adalah

bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling) serta

dengan wawancara (interview).

1) Metode berdasarkan pendekatan kelompok.

Metode yang digunakan pada penyuluhan ini adalah secara

berkelompok. Dalam hal ini penyampai promosi tidak perlu

melihat seberapa besar kelompok sasaran dan tingkat

pendidikannya.

a) Kelompok Besar

Kelompok besar yang dimaksud adalah bahwa peserta

penyuluhan harus lebih dari 15 orang. Metode yang baik

untuk kelompok besar ini adalah:

(a) Ceramah

Metode ini cocok digunakan untuk sasaran yang

berpendidikan tinggi maupun rendah. Kunci

keberhasilan penceramah pada metode ini adalah

penguasaan materi yang akan disampakan kepada

sasaran penyuluh.

(b) Seminar

Metode yang cocok digunakan pada metode ini

adalah kelompok dengan pendidikan menengah ke

atas. Seminar adalah suatu persentasi atau

10
penyampaian informasi dari seorang ahli untuk

menyampaikan topik yang hangat dikalangan

masyarakat.

b) Kelompok Kecil Peserta pada kelompok ini biasanya

kurang dari 15 orang. Metode yang cocok digunakan

pada kelompok kecil ini adalah :

(1) Diskusi kelompok

Dalam diskusi ini semua anggota kelompok bebas

untuk berpendapat. Dalam formasi tempat duduk

peserta duduk secara berhadapan satu sama lain.

Pemimpin diskusi juga duduk diantara mereka agar

tidak menimbulkan kesan bahwa ada yang lebih

ditinggikan. Dalam artian mereka memiliki taraf yang

sama sehingga setiap anggota memiliki persamaan

dalam memberikan pendapat.

(a) Curah pendapat (Brain storming).

Metode ini adalah modifikasi dari metode

diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan

metode diskusi kelompok bedanya hanya pada

permulaan diskusi pemimpin membuka dengan

satu permasalahan dan peserta memberikan

pendapat kemudian jawaban tersebut ditampung

dan ditulis dalam papan tulis (Flipchart).

11
Sebelum semua peserta mencurahkan

pendapatnya, maka tidak ada yang boleh

memberikan komentar sampai semua peserta

menyampaikan pendapatnya dan akhirnya terjadi

diskusi.

(b) Bola salju (Snow balling).

Pada masing-masing kelompok dibagi secara

berpasangan kemudian diberi satu permasalahan.

Kemudian kurang dari 5 menit masing-masing

pasangan bergabung jadi satu.

Kemudian dari tiap pasangan sudah

beranggotakan 4 orang bergabung lagi dengan

kelompk lain hingga terjadinya diskusi untuk

menyelesaikan suatu permasalahan.

(c) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group).

Metode ini adalah metode dengan cara membagi

kelompok menjadi kelompok kecil untuk

menyelesaikan permasalahan. Kemudian hasil

dari diskusi diberi kesimpulannya.

(d) Memainkan peran (Role play).

Pada metode ini beberapa anggoa kelompok

ditunjuk untuk menjadi pemegang peran tertentu

untuk memainkan perannya. Misalnya berperan

12
sebagai dokter, perawat, bidan maupun tenaga

kesehatan lainnya.

(e) Permainan simulasi (Simulation games).

Metode ini adalah gabungan dari role play dengan

diskusi kelompok. Pesan yang akan disampaikan

mirip dengan bentuk permainan monopoli.

2) Metode berdasarkan pada pendekatan massa (Public)

Metode pendekatan massa ini cocok ditujukkan kepada

masyarakat, sehingga tujuan dari metode ini bersifat umum

tanpa membedakan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status

sosial, dan tingkat pengetahuan, sehingga pesan yang

disampaikan harus dirancang sedemikian rupa agar dapat

ditangkap oleh massa. Berikut adalah beberapa contoh

metode yang cocok digunakan untuk metode pendekatan

massa :

a) Ceramah umum (Public speaking).

Ceramah umum adalah metode atau cara

menyampaikan pesan didepan umum dengan tema

tertentu.

b) Pidato atau diskusi.

Pidato adalah cara penyampaian pesan didepan umum,

bisa melalui media elektronik baik TV maupun radio.

13
c) Simulasi

Simulasi adalah contoh metode massa yang dilakukan

secara langsung. Misalnya dialog antara dokter dengan

pasien yang diskusi mengenai suatu penyakit yang

diderita pasien.

d) Tulisan atau majalah

Majalah merupakan metode pendekatan massa berisi

berita, tanya jawab, maupun konsultasi tentang suatu

permasalahan.

e) Billboard

Suatu metode yang digunakan untuk menyampaikan

suatu berita dipinggir jalan baik berupa spanduk, poster

dan sebagainya.

2. Dukungan Suami

Dukungan suami merupakan aspek penting dalam

mempengaruhi keputusan memilih alat kontrasepsi yang akan

digunakan. Dukungan suami sangat dibutuhkan bagi wanita

pasangan usia subur dalam memilih alat kontrasepsi guna sama-

sama mengetahui berbagai kelebihan dan kekurangan serta

berbagai dampak lain dalam penggunaan alat kotrasepsi

kedepannya.

14
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Siswanto &

Farich, (2015) yang menyebutkan bahwa dukungan suami dan

pemahaman terhadap efek samping dari kontrasepsi turut berperan

dalam pemilihan MKJP. Penggunaan kontrasepsi turut ditentukan

oleh pemahaman pasangan terhadap potensi efek samping yang

mungkin dari penggunaan alat kontrasepsi. Berikut beberapa

pengertian dari dukungan suami dari para ahli :

a. Pengertian Dukungan Suami

Pentingnya dukungan suami terhadap istri dapat

diterjemahkan sebagai sikap penuh perhatian yang ditujukan

dalam bentuk kerjasama yang baik, serta memberikan

dukungan moral dan emosional (Friedmen, 2013).

Suami dapat memberikan bantuan secara psikologis baik

berupa motivasi, perhatian dan penerimaan. Dukungan suami

merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai

khusus bagi istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang

bersifat positif (Suparyanto, 2011).

Tidak bisa dipungkiri bahwa dukungan suami dalam KB

merupakan bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung

jawabnya sebagai seorang kepala keluarga. Keputusan suami

yang merupakan kepala keluarga harus bijak dalam

menentukan segala keputusan yang terkait dengan keluarga

termasuk istrinya.

15
Termasuk untuk memilih alat kontrasepsi yang akan

digunakan, seorang wanita (istri) tentunya sangat membutuhkan

pendapat dan dukungan dari pasangannya (suami). Dengan

demikian hal ini juga bisa digunakan sebagai suatu upaya untuk

menurunkan tingkat fertilitas. Namun pada kenyataannya

keterlibatan suami dalam penggunaan metode kontrasepsi

masih kurang terutama penggunaan kontrasepsi IUD (BKKBN,

2015).

b. Sumber-Sumber Dukungan

Sumber-sumber dukungan sosial yaitu menurut, (Suhila, 2012):

1) Suami

Hubungan perkawinan merupakan hubungan akrab yang

diikuti oleh minat yang sama, kepentingan yang sama,

saling membagi perasaan, saling mendukung dan

menyelesaikan permasalahan bersama.

2) Keluarga

Keluarga merupakan sumber dukungan sosial karena

dalam hubungan keluarga tercipta hubungan yang saling

mempercayai. Individu sebagai anggota keluarga akan

menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat

bercerita, tempat bertanya, dan tempat mengeluarkan

keluhan-keluhan bilamana individu sedang mengalami

permasalahan.

16
3) Teman/sahabat

Teman dekat merupakan sumber dukungan sosial karena

dapat memberikan rasa senang dan dukungan selama

mengalami suatu permasalahan dan persahabatan adalah

hubungan yang saling mendukung, saling memelihara,

pemberian dalam persahabatan dapat terwujud barang atau

perhatian tanpa unsur eksploitas.

Lingkungan terdekat merupakan sumber pemberi dukungan

terbesar bagi wanita pasangan usia subur dalam menentukan

jenis kontrasepsi yang akan digunakan. Orang-orang pada

lingkungan terdekat ini akan selalu memberikan masukan dan

saran yang dapat dijadikan rujukan bagi pengambilan

keputusan.

c. Bentuk Dukungan

Ada 4 tipe bentuk dukungan yaitu :

1) Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental merupakan pemberian perhatian

dan pelayanan dari orang lain. Manfaat dukungan ini adalah

mendukung pulihnya energi atau stamina dan semangat

yang menurun selain itu individu merasa bahwa masih ada

17
perhatian atau kepedulian dan lingkungan terhadap dirinya

saat mengalami kesusahan atau penderitaan.

2) Dukungan Informasional

Dukungan informasional mencakup pemberian saran,

sugesti dan informasi yang dapat digunakan untuk

mengungkapkan suatu masalah.

Manfaat dukungan ini adalah dapat mengurangi

munculnya stress pada individu. Sesorang yang dilanda

stress atau ketegangan dapat mencoba untuk menghadapi

masalah dan mencari solusi yang berbobot, misalnya

mendapatkan dukungan dari keluarga atau teman yang

dapat memberikan support. Aspek dalam dukungan ini

adalah dalam bentuk nasehat, saran, petunjuk, dan

pemberian informasi.

3) Dukungan Penilaian

Berisi tentang hal-hal yang digunakan untuk mengevaluasi

diri dan perbandingan sosial. Dapat diwujudkan dengan

cara ungkapan hormat, penghargaan dan dorongan atau

semangat untuk berusaha atau maju.

4) Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah merupakan pemberian empati,

cinta, kejujuran dan perawatan serta memiliki kekuatan

18
yang berhubungan konsisten dengan status kesehatan.

Manfaat dari dukungan ini adalah secara emosional

menjamin nilai-nilai individu baik pria ataupun wanita agar

selalu terjaga kerahasiaannya dari keingintahuan orang lain.

Dukungan emosional ini dapat diberikan dalam bentuk

adanya kepercayaan dan perhatian. (Friedman, 2013).

d. Dukungan Suami Pada Pemilihan Alat Kontrasepsi

Dalam kaitannya dengan penggunaan alat kontrasepsi, bentuk

dukungan suami terhadap istri meliputi:

1) Membantu memilih kontrasepsi yang cocok, yaitu

kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan kondisi

istrinya.

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara

benar seperti mengingatkan saat minum pil KB dan

mengingatkan istri untuk kontrol.

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping

maupun komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi.

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk

kontrol atau rujukan.

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat

ini terbukti tidak memuaskan.

6) Membantu menghitung waktu subur, apabila menggunakan

metode pantang berkala.

19
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri

tidak memungkinkan (BKKBN, 2014).

20
3. Pendampingan Keluarga

a. Pengertian pendampingan keluarga

Pendampingan keluarga yaitu dukungan keluarga

merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi

sikap, tindakan, dan penerimaan terhadap anggota keluarga,

sehingga anggota keluarga merasa ada yang

memperhatikannya, serta selalu siap memberikan pertolongan

dan bantuan jika diperlukan (Erdiana, 2015).

Pendampingan keluarga adalah anggota keluarga

memandang bahwa orang bersifat mendukung selalu siap

memberika pertolongan dan bantuan jika diperlukan, Seperti

seorang suami mendampingi dan memberikan dukungan moril

kepada istrinya dalam menghadapi persalinan serta

memberikan bantuan apa saja yang diperlukan istrinya

(Friedman, 2010)

b. Jenis dukungan keluarga

1) Dukungan emosional berfungsi sebagai pelabuhan istirahat

dan pemulihan serta membantu penguasaan emosional

serta meningkatkan moral keluarga (Friedman, 2010).

Dukungan emosional melibatkan ekspresi empati, perhatian,

pemberian semangat, kehangatan pribadi, cinta atau

bantuan emosional.

21
Dengan semua tingkah laku yang mendorong perasaan

nyaman dan mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia

dipuji, dihormati, dan dicintai, bahwa orang lain bersedia

untuk memberikan perhatian (Sarafino, 2011)

2) Dukungan informasi, keluarga berfungsi sebagai sebuah

kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia

(Friedman, 2010). Dukungan informasi terjadi dan diberikan

oleh keluarga dalam bentuk nasehat, saran dan diskusi

tentang bagaimana cara mengatasi atau memecahkan

masalah yang ada (Sarafino,2011)

3) Dukungan instrumental, keluarga merupakan sebuah

sumber pertolongan praktis dan konkrit (Friedman, 2010).

Dukungan instrumental merupakan dukungan yang diberikan

oleh keluarga secara langsung yang meliputi bantuan

material seperti memberikan tempat tinggal, meminjamkan,

atau memberikan uang dan bantuan dalam mengerjakan

tugas rumah sehari-hari (Sarafino, 2011).

4) Dukungan penghargaan, keluarga bertindak (keluarga

bertindak sebagai sistem pembimbing umpan balik,

membimbing dan memerantai pemecahan masalah dan

merupakan sumber validator identitas anggota (Friedman,

2010).

22
Dukungan penghargaan terjadi melalui ekspresi

penghargaan yang positif melibatkan pernyataan setuju dan

penilaian positif antara individu dengan orang lain (Sarafino,

2011)

c. Manfaat Pendampingan keluarga

Pendampingan keluarga kepada ibu membuat keluarga mampu

berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga

dapat meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga

(Friedman, 2010). Wills dalam Friedman (2010), menyimpulkan

bahwa baik efek-efek penyangga (dukungan sosial menahan

efek-efek negatif dari stress terhadap kesehatan) dan efek-efek

utama (dukungan sosial secara langsung mempengaruhi akibat-

akibat dari kesehatan) ditemukan.

Sesungguhnya efek-efek penyangga dan utama dari

dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan boleh

jadi berfungsi bersamaan. Agar pendampingan keluarga dalam

mempersiapkan ibu menuju nifas sejahtera terarah dan tepat

maka diperlukan pendidikan kesehatan kepada salah satu

anggota keluarga sebagai pendamping ibu dalam rangka

mempersiapkan masa nifas yang sehat.

23
B. Peran Suami

Terkait dengan dukungan suami pada penelitian ini memberikan

fungsi untuk memperkuat keyakinan istri dalam memilih alat

kontrasepsi yang sesuai, selain itu dapat menjadi kekuatan fisik dan

phisikis bagi istri. Hal ini sejalan dengan yang dirilis oleh BKKBN,

(2014) Menyebutkan bahwa peran dan tanggung jawab pria

memberikan pengaruh terhadap kesehatan pada keluarga berencana

yaitu :

1. Peran Suami Sebagai Motivator

Dalam melaksanakan Keluarga Berencana, dukungan suami

sangat diperlukan. Seperti diketahui bahwa di Indonesia, keputusan

suami dalam mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi istri

untuk menggunakan alat kontrasepsi.

Bila suami tidak mengizinkan atau mendukung, hanya sedikit

istri yang berani untuk tetap memasang alat kontrasepsi tersebut.

Dukungan suami sangat berpengaruh besar dalam pengambilan

keputusan menggunakan atau tidak dan metode apa yang akan

dipakai.

2. Peran Suami Sebagai Edukator

Selain peran penting dalam mendukung mengambil

keputusan, peran suami dalam memberikan informasi juga sangat

berpengaruh bagi istri. Peran seperti ikut pada saat konsultasi pada

tenaga kesehatan saat istri akan memakai alat kontrasepsi,

24
mengingatkan istri jadwal minum obat atau jadwal untuk kontrol,

mengingatkan istri hal yang tidak boleh dilakukan saat memakai

alat kontrasepsi dan sebagainya akan sangat berperan bagi isri

saat akan atau telah memakai alat kontrasepsi.

Besarnya peran suami akan sangat membantunya dan

suami akan semakin menyadari bahwa masalah kesehatan

reproduksi bukan hanya urusan wanita (istri) saja.

3. Peran Suami Sebagai Fasilitator

Peran lain suami adalah memfasilitasi (sebagai orang yang

menyediakan fasilitas), memberi semua kebutuhan istri saat akan

memeriksakan masalah kesehatan reproduksinya. Hal ini dapat

terlihat saat suami menyediakan waktu untuk mendampingi istri

memasang alat kontasepsi atau kontrol, suami bersedia

memberikan biaya khusus untuk memasang alat kontrasepsi, dan

membantu istri menentukan tempat pelayanan atau tenaga

kesehatan yang sesuai.

C. Konsep Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

Program keluarga berencana merupakan upaya pemerintah

untuk menekan jumlah penduduk di Indonesia, agar masyarakat

dapat mengatur dan menentukan jarak kehamilan sehingga dapat

tercipta kualitas kesehatan keluarga yang lebih baik dan sejahtera.

25
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional Nomor 24 Tahun 2017 menyebutkan

bahwa Keluarga Berencana dapat diartikan sebagai tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan

objektif-objektif tertetu, menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan,

mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat

kehamilan dalam hubungan dengan suami istri dan menentukan

jumlah anak dalam keluarga.

2. Tujuan Keluarga Berencana

Konsep besar dari adanya program keluarga berencana di

Indonesia adalah ingin menciptakan keluarga kecil yang bahagia

dan sejahtera melalui perencanaan atau penundaan kehamilan.

Melalui perencanaan kehamilan keluarga tersebut diharapkan

dapat mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhankan terutama

dapat menjaga kondisi kesehatan ibu menjadi lebih baik dan siap

lagi dalam merawat dan membesarkan anak yang berikutnya lagi.

Secara umum Keluarga Berencana bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan

NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi

dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan

mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya

pertambahan penduduk.

26
Ada beberapa tujuan penting dilaksanakannya program

keluarga berencana, di antaranya:

a. Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi

ekonomi keluarga tersebut

b. Mencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak

c. Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini

d. Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia

yang terlalu muda atau terlalu tua, atau akibat penyakit sistem

reproduksi.

e. Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah

kebutuhan dengan jumlah penduduk di Indonesia.

(DPPKBPMD Kab. Bantul, 2021)

3. Manfaat Keluarga Berencana

Manfaat keluarga berencana ditujukan untuk seluruh keluarga

baik ibu, anak, ayah dan keluarga sekitar. Berikut manfaat keluarga

berencana, (Bahar Anggun Ardessi, 2013) yaitu:

a. Untuk Ibu dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran

ibu mendapat manfaat berupa:

1) Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan

yang berulang kali dalam waktu yang terlalu pendek.

2) Peningkatan kesehatan mental dan sosial untuk mengasuh

anak dan beristirahat.

27
b. Untuk anak yang dilahirkan

1) Memberikan kesempatan dapat tumbuh secara wajar

karena ibu yang mengandungnya berada dalam keadaan

sehat.

2) Sesudah lahir anak tersebut memperoleh perhatian,

pemeliharaan dan makanan cukup karena kehadirannya

diinginkan dan direncanakan.

c. Untuk ayah

Memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesehatan mental

dan social karena kecemasan berkurang serta banyak waktu

terluang untuk keluarga.

d. Untuk seluruh keluarga

Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih ba

nyak untuk memperoleh perhatian dan pendidikan.

4. Sasaran Keluarga Berencana

Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran

langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsung adalah

pasangan usia subur (PUS) yang bertujuan menurunkan angka

kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara

berkelanjutan. Sasaran tidak langsung adalah pelaksana dan

pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tigkat kelahiran melalui

pendekatan kebijakan, kependudukan terpadu dalam rangka

28
mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera. (Shabila

Billa, 2017).

D. Konsep Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) / Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim (AKDR)

1. Pengertian AKDR

Kontrasepsi yang dipasang didalam Rahim, sangat efektif dan

aman dan ukuran kecil terbuat dari plastik lentur, berbentuk huruf T

diselubungi oleh kawat halus yang terbuat oleh tembaga. (BKKBN,

2018).

2. Jenis AKDR

a. AKDR CuT-380A merupakan AKDR yang berbentuk kecil,

kerangka dari plastik yang fleksibel berbentuk huruf T

diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (CU).

b. AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah NOVA T

(Schering), (BKKBN, 2014).

Gambar 2. 1 Jenis-Jenis AKDR


Sumber : www.alatkontrasepsi.org

29
3. Cara Kerja AKDR

a. Menghambat kemampuang sperma untuk masuk ke tuba

falopi.

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum

uteri.

c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum

bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk

kedalam alat reproduksi perempuan dan kemampuan sperma

untuk fertilisasi.

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

4. Efektifitas, BKKBN, (2018):

Efektifitas penggunaan IUD mencegah kehamilan sebesar 99,2 %-

99,4 %.

5. Keuntungan

1) Sebagai kontrasepsi efekifitasnya tinggi.

2) Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam satu

tahun pertama (satu kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).

3) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

4) Metode jangka Panjang (10 tahun proteksi dari CuT – 380 A

dan tidak perlu diganti).

5) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingatnya.

6) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

30
7) Meningkatkan kenyamanan seksual kerena tidak perlu takut

untuk hamil.

8) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380

A).

9) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume asi.

10)Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah

abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

11)Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih

setelah haid terakhir).

12)Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

13)Membantu mencegah kehamilan ektopik, (BKKBN, 2014).

6. Kerugian:

a. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan

akan berkurang setelah 3 bulan).

b. Haid lebih lama dan banyak .

c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.

d. Saat haid lebih sakit.

e. Merasa sakit selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.

f. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang

memungkinkan penyebab anemia.

g. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya

benar).

h. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

31
i. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau

perempuan yang sering berganti pasangan.

j. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan

IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas.

k. Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam

pemasangan AKDR, sering kali perempuan takut selama

pemasangan.

l. Sedikit nyeri dan pendarahan (Spotting) terjadi segera setelah

pemasangan AKDR, biasanya menghilang dalam 1-2 hari.

m. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri, petugas

Kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR.

n. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi

apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan).

o. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi

AKDR untuk mencegah kehamilan normal.

p. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu

ke waktu, untuk melakukannya perempuan harus memasukan

jarinya kedalam vagina (BKKBN, 2014).

7. Persyararatan Pemakaian

a. Persyaratan bagi wanita yang dapat menggunakan

1) Usia reproduktif.

2) Keadaaan nullipara.

3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka Panjang.

32
4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.

5) Setelah melahirkan dan tidak menginginkan bayinya.

6) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.

7) Resiko rendah dari IMS.

8) Tidak menghendaki metode hormonal.

9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.

10)Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama.

11)AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan

keadaan misalnya perokok, pasca keguguran atau

kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi,

sedang memakai antibiotika atau anti kejang, gemuk

ataupun kurus maupun yang sedang menyusui.

12)Begitu juga ibu dalam keadaan seperti berikut ini dapat

menggunakan AKDR seperti penderita tumor jinak payudara,

penderita kanker payudara, pusing-pusing sakit kepala,

tekanan darah tinggi, varises di tungkai atau di vulva,

penderita penyakit jantung, pernah menderita stroke, pernah

menderita diabetes, penderita penyakit hati/empedu,

malaria, skistosomiasis, penyakit tiroid, epilepsi, non pelvik

TBC, setelah kehamilan ektopik dan setelah pembedahan

pelvik (BKKBN, 2014).

b. Persyaratan bagi Wanita yang tidak diperkenankan

menggunakan AKDR

33
1) Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).

2) Pendarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat

dievaluasi).

3) Sedang menderita infeksi alat genital (vegenitis, servitisis).

4) Tiga bulan terakhir sering mengalami atau sering menderita

PRP atau abortus septic.

5) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak

Rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.

6) Penyakit trofoblas yang ganas.

7) Diketahui menderita TBC Pelvik.

8) Kanker alat genital.

9) Ukuran rongga Rahim kurang dari 5 cm (BKKBN, 2014).

8. Waktu Penggunaan AKDR

a. Setiap waktu dalam siklus haid yang dapat dipastikan klient

tidak hamil.

b. Hari pertama sampai ketujuh siklus haid .

c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau

setelah empat minggu pasca persalinan, setelah enam bulan

apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL).

d. Setelah menderita abortus (segera atau dalam 7 hari) apabila

tidak ada gejala infeksi.

e. Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi

(BKKBN, 2014).

34
9. Petunjuk bagi pasien yang menggunakan AKDR

a. Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu

pemasangan AKDR.

b. Selama bulan pertama menggunakan AKDR, periksalah benang

AKDR secara rutin terutama setelah haid.

c. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa

keberadaan benang setelah haid apabila mengalami:

kram/kejang diperut bagian bawah, perdarahan/spoting diantara

haid atau setelah senggama, nyeri setelah senggama atau

apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan

hubungan seksual.

d. Cooper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan,

tetapi dapat dilakukan awal apabila diiinginkan.

e. Kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang AKDR,

Merasa bagian yang keras dari AKDR, AKDR terlepas, siklus

terganggu, terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang

mencurigakan dan adanya tanda infeksi (BKKBN, 2014).

E. Layanan Home Care

1. Pengertian Layanan Home Care

Adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan

sosial di berikan dirumah kepada orang-oarang cacat atau orang-

orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya

(Nies, M.A, Awes, 2017) menurut departemen kesehatan 2002

35
home care adalah pelayanan kesehatan yang sesenambungan

dan komprehensi yang di berikan kepada individu atau keluarga

ditempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,

mempertahankan dan memulihkan kesehatan atau memaksimalkan

tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.

Rice (2017) menyatakan home care nursing adalah pemberian

asuhan keperawatan yang berkualitas kepada pasien di rumah

yang diberikan secara intermittent atau part time.

Home care merupakan kesehatan yang di lakukan profesional

di tempat tinggal pasien (di rumah) dengan tujuan membantu

memenuhi kebutuhan pasien dalam mengatasi kebutuhan

kesehatan yang dilaksanakan oleh tim kesehatan profesional

dengan melibatkan angota keluarga sebagai pendukung dalam

proses perawatan dan penyembuhan pasien sehingga keluarga

bisa mandiri mengatasi masalah. Kesehatannya (parellangi, 2018).

2. Manfaat Home Care

Tribowo (2017) menjelaskan maanfaat home care bagi pasien

adalah sebagai berikut :

a. Pelayanan akan lebih sempurna, holistik, dan komperehensif.

b. Pelayanan lebih profesional.

c. Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan

dibawah naungan legal dan etika keperawatan.

d. Kebutuhan pasien akan terpenuhi sehingga pasien akan

36
e. Lebih nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang

profesional.

3. Keuntungan Yang Dirasakan Dengan Adanya Layanan Home Care

a. Home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam

dapat diberkan secara focus pada satu klien, sedangkan

dirumah sakit perawatan terbagi pada bebrapa pasien.

b. Home care memberikan keyakinan akan mutu Pelayanan

keperawatanbagi klien dimana pelayanan keperawatan dapat di

berikan secara komprehensif (biopsy kososio spiritual)

c. Home care menjaga privasy pasien dan keluarga dimana

semua tindakan yang diberikan hanya keluarga dan tim

kesehatan yang tahu.

d. Home care memberikan pelayanan perawatan dengan biaya

relatif lebih rendah daripada pelayanan kesehata dirumah sakit.

e. Home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care

giver dalam memonitor dalam kebiasaan klien seperti makanan,

minuman, dan pola tidur dimana memahami perubahan pola

dan perawatan klien.

f. Home care memberikan perasaan tenang dan pikiran, dimana

keluarga dapat sambil melakukan kegiatan lain dengan tidak

meninggalkan klien.

g. Home care memberikan pelayanan yang lebih efisien di

bandingkan pelayanan dirumah sakit, dimana pasien dengan

37
komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus dalam home

care.

h. Pelayanan Home care lebih memastikan kebersihan pemberian

pendidikan kesehatan yang diberikan, perawat dapat

memberikan penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan

perawatan yang dilakukan keluarga

4. Kekurangan Yang Di Rasakan Adanya Layanan Home Care

a. Home care tidak termanaged dengan baik jika mengunakan

agency yang belum ada hubungannya dengan tim kesehatan

lainnya seperti:

1) Dokter spesialis

2) Petugas laboratorium

3) Petugas ahli Gizi.

4) Petugas fisioterapi.

5) Psikolok dan lain-lain

b. Klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak

untuk mencapai unit-unit yang terdapat dirumah sakit, misalnya:

1) Unit diagnostik rontgen.

2) Unit diagnostik CT scan.

3) Unit diagnostik MRI.

4) Laboraturium dan lain-lain.

38
c. Pelayanan home care tidak dapat diberikan kepada klien

dengan tingkat ketergantungan total, misalnya: pasien dengan

koma.

d. Jika pendidikan kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan

kurang berhasil maka tingkat keterlambatan anggota keluarga

rendah dalam kegiatan perawatan, dimana kelurga merasa

semua kebutuhan klien sudah dapat terlayani dengan adanya

home care.

e. Pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas

emergency, misalnya :

1) Fasilitas resusitasi.

2) Fasilitas defibrillator

5. Jenis Pelayanan Home Care

Jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan

dirumah meliputi kasus-kasus yang umum pascaperawatan di

rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang dijumpai dikomunitas.

Kasus umum yang dilakukan pasca perawatan dirumah sakit

adalah:

a. klien dengan penyakit gagal jantung,

b. klien dengan gangguan oksigenasi,

c. klien dengan perlukaan kronis,

d. klien dengan diabetes,

e. klien dengan gangguan fungsi perkemihan,

39
f. klien dengan pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,

g. klien dengan therapy cairan infus dirumah,

h. klien dengan gangguan persyarafan,

i. klien dengan HIV/AIDS,

sedangkan klien kasus dengan kondisi khusus meliputi:

a. klien post partum,

b. klien dengan gangguan kesehatan mental,

c. klien dengan kondisi usia lanjut,

d. klien dengan kondisi terminal,dan

e. klien dengan penyakit obstrutif paru klronis.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pemilihan AKDR

Lawrence green 1980 dalam Damayanti A, (2017) menyatakan

bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu

faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non

behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau

terbentuk dari 3 faktor yaitu :

1. Faktor predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi

terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap,

keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya.

2. Faktor pemungkin (enabling faktor)

Merupakan faktor yang dapat dilihat pada tersedianya atau

tidak tersedianya berbagai sarana dan fasilitas infrastruktur

40
kesehatan seperti puskesmas, ambulan, alat-alat pendukung

tindakan medis, obat-obatan dan lain sebagainya.

3. Faktor penguat (reinforcing factor)

Faktor-faktor pendorong yang dapat terwujud dari edukasi,

sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

G. Kerangka Teori

Faktor Penguat :
Edukasi, Sikap dan perilaku
tenaga kesehatan

Faktor predisposisi
Faktor Yang Mempengaruhi 1. Pengetahuan Peran Suami
Dukungan Suami : 2. Sikap
1. Peran Suami
Keintiman, Harga diri, 3. Keyakinan
Sebagai Motivator
Keterampilan sosial, 4. Kepercayaan
2. Peran Suami
Pendapatan, Tingkat 5. nilai-nilai
Sebagai Edukator
Pendidikan 6. tradisi
3. Peran Suami
7. Dukungan Suami
Sebagai Fasilitator

Pemilihan
AKDR

Akseptor KB Tidak Akseptor


AKDR KB AKDR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Damayanti A, (2017) & (BKKBN 2017)

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

41
H. Kerangka konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2

berikut :

Variabel Dependen
Variabel Independen Dukungan Suami Dalam
Edukasi pendampingan Pemilihan Metode Kontrasepsi
keluarga pada layanan AKDR
homecare

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti

42
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Polindes Santi Wilayah Kerja

Puskesmas Mpunda Kota Bima. penulis memilih lokasi tersebut

karena kurangnya minat Pasangan Usia Subur (PUS) untuk memilih

AKDR (226 PUS) sehingga cakupan AKDR di Santi Wilayah Kerja

Puskesmas Mpunda Kota Bima masih rendah dibandingkan Dengan

3 puskesmas lain yaitu Puskesmas Rasana’e Timur (227 PUS),

Kumbe (547 PUS) dan Jatibaru (298 PUS).

2. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2023-Mei 2023

dari mulai pengajuan judul, penyusunan Skripsi, pengambilan data

dan pengolahan data.

B. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian eksperimen semu (quasi experiment) menggunakan dua

kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi, penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh sebelum dan

sesudah diberikan edukasi (Notoatmodjo, 2012).

43
C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah obyek atau subyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiono (2016).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pasangan Usia Subur

(PUS) yang menjadi akseptor KB aktif di Polindes Santi Wilayah

Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima pada Bulan Januari sampai

Bulan September 2022 sebanyak 410 PUS yang menggunakan

kontrasepsi non AKDR.

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto, (2019) sampel merupakan bagian populasi

yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah Pasangan

Usia Subur (PUS) yang menjadi akseptor KB aktif di Polindes Santi

Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima sebanyak 80 PUS,

jumlah sampel yang digunakan dihitung dengan menggunakan

rumus Slovin yaitu :

N
n =
1 + Ne2

Keterangan n : Ukuran sampel yang akan dicari

N : Ukuran Populasi

44
e : Marjin of eror yang merupakan besaran yang

diharapkan atau ditetapkan (10%)

Diketahui N = 410 Orang dan e = 10 % (0,1)2

maka n = 410

n= 410

1 + 410 (0,12)

n= 410

1 + 410 (0,01)

n= 410

5,1

n = 80,39

Jumlah sampel dalam penelitian setelah dilakukan

perhitungan dengan rumus slovin sebanyak 80 Pasangan Usia

Subur (PUS) akseptor KB aktif. Dalam penelitian ini dibagi menjadi

dua kelompok yaitu kelompok kontrol berjumlah 40 PUS dan

kelompok intervensi 40 PUS dimana kelompok Kontrol akan di

kumpulkan dalam satu tempat sedangkan kelompok intervensi

akan dilakukan edukasi secara home care. Penelitian akan

dilaksanakan selama 2 minggu dengan total kunjungan sebanyak 4

kali.

1. Kunjungan pertama untuk pretest

2. Kunjungan kedua untuk edukasi

3. Kunjungan ketiga untuk edukasi ulang

45
4. Kunjungan keempat untuk post test

D. Cara Pengambilan Sampel

Tekhnik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terhadap

berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2018). Pada

penelitian ini menggunakan purposive sampling dimana tekhnik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

1. Kriteria Inklusi

a. Pasangan usia subur

b. Tercatat dari data Puskesmas Mpunda

c. Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed

consent

2. Kriteria Eksklusi

a. PUS yang pasangannya berada diluar kota atau luar daerah

b. Pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi AKDR

E. Variabel Penelitian

1. Veriabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini

adalah pengaruh edukasi pendampingan keluarga pada layanan

homecare.

2. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah

dukungan suami dan keluarga dalam pemilihan metode kontrasepsi

AKDR.

46
F. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Data
1 Edukasi Edukasi secara umum Kuisioner 1. Pre test : 0 Rasio
Pendampingan adalah upaya yang 2. Post test : 1
Keluarga direncanakan untuk
Dengan mempengaruhi orang lain,
menggunakan baik secara individu,
lembar balik kelompok maupun
masyarakat secara umum
sehingga mereka dapat
melakukan apa yang telah
diharapkan oleh pelaku
pendidik.
Edukasi yang diberikan
berupa KIE tentang
kontrasepsi AKDR,
(Notoadmodjo, 2012)
2 Umur Bilangan yang dihitung dari Kuisioner 1. 20 tahun sampai Ordinal
tahun kelahiran hingga 35 tahun : 0
tahun penelitian, dinyatakan 2. < 20 tahun dan >
dalam satuan tahun, 35 tahun : 1
(Hoetomo, 2015)
3 Pendidikan Pendidikan sekolah terakhir Kuisioner 1. Tidak Sekolah : 0 Ordinal
yang telah ditempuh oleh 2. Rendah (SD,
responden, (Riyanto, SMP) : 1
B.A,2013) 3. Pendidikan
Menengah ( SMA)
:2
4. Tinggi (Diploma,
Sarjana) : 3
4 Dukungan Dukungan suami berupa Kuisioner 1. 0-50% (tidak Interval
Suami dan dukungan motivator,
keluarga dalam dukungan educator dan mendukung) : 1
pemilihan dukungan fasilitator dalam 2. 51%-100%
metode memilih alat kontrasepsi
kontrasepsi yang akan digunakan (mendukung) : 0
AKDR setelah mengetahui
manfaatnya, (Farich, 2015).

47
G. Jenis dan Tekhnik Pengumpulan Data

1. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk melakukan

pengumpulan data yang berisi informasi atau fakta-fakta yang ada

dilapangan.

Data primer dalam penelitian ini adalah umur, Pendidikan,

pekerjaan, tingkat pengetahuan, dukungan suami dan pengguna

metode kontrasepsi, dengan menggunakan kuisioner.

Data sekunder pada penelitian ini adalah data program keluarga

berencana, PUS yang menggunakan metode kontrasepsi yang

terdapat pada register KB dan kohort KB di Polindes Santi Wilayah

Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih

cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 2013). Kuesionar adalah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui

(Arikunto,2013). Jenis instrument dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

2. Lembar balik

48
H. Taknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengelohan data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yaitu

data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner.

Kuesioner yang diberikan kepada akseptor KB aktif Polindes Santi

Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima. Terlebih dahulu

meberikan informed consent (lembar persetujuan tindakan).

Responden diminta untuk mengisi kuisioner sesuai dengan

petunjuk, tujuannya untuk mengetahui pengaruh edukasi

pendampingan keluarga tentang penggunaan AKDR terhadap

dukungan suami dan keluarga dalam pemilihan kontrasepsi AKDR.

Hasil pengisian kuesioner langsung diterima oleh peneliti pada

saat itu.

2. Langkah-langkah pengolahan data

Menurut Hidayat, (2014) menjelaskan tahap pengelohan data

yaitu:

a. Memeriksa Data (Editing)

Editing merupakan suatu kegiatan untuk pengecekan dan

perbaiakan data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing

dilakukan dengan pengecekan dan perbaikan isian lembar

kuisioner dengan memastikan identitas responden dan semua

lembar kuisioner telah terisi.

49
b. Memberi kode (Coding)

Setelah proses penyuntingan, maka semua kuisioner dilakukan

pengkodean (coding) yaitu mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Peneliti memberi

kode untuk setiap jawaban responden satu persatu. Dalam

penelitian ini pemberian kode diberikan pada:

1) Umur

20 tahun sampai 35 tahun : 0

< 20 tahun dan > 35 tahun : 1

2) Pendidikan

Tidak Sekolah : 0

Rendah (SD, SMP) : 1

Pendidikan Menengah (SMA) : 2

Tinggi (Diploma, Sarjana) : 3

3) Dukungan Suami dan keluarga dalam pemilihan metode

kontrasepsi AKDR

Mendukung 51-100% :0

Tidak mendukung 0-50% :1

c. Scoring

Scoring adalah pemberian scor pada setiap jawaban responden

atau hasil observasi yang telah dilakukan setelah dilakukan

kode jawaban (Suryanto, 2011).

50
Rumus :

Jumlah jawaban yang benar X 100%


Jumlah nilai maksimal (15 soal)

Keterangan :

benar : Nilai 1

salah : Nilai 0

d. Tabulating

Tabulating merupakan kegiatan memasukan data kedalam

table-tabel data sesuai dengan tujuan peneliti atau yang

diinginkan oleh peneliti. Pada data yang telah diproses harus

segera disusun dalam suatu formasi yang telah dirancang

(Suryanto, 2011).

3. Analisa Data

Analisa data merupakan data yang telah terkumpul dan telah diolah

dengan bantuan komputer menggunakan program perangkat lunak

komputer. Adapun analisis data yang digunakan antara lain :

a. Analisa univariat/analisis deskrisi

Analisa univariat merupakan analisa yang dilakukan

terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa ini akan

menghasilkan distribusi dan prosentase dari tiap variabel yang

nantinya akan dipergunakan untuk menjelaskan teori analisa

univariat distribusi edukasi dukungan suami dan keluarga dalam

pemilihan metode kontrasepsi AKDR. (Suryanto, 2011).

51
b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui perbedaan antara variabel dependent dan

independent, analisis bivariat dalam penelitian ini berisi

pengaruh edukasi pendampingan keluarga pada layanan

homecare tentang penggunaan AKDR terhadap dukungan

suami dan keluarga dalam pemilihan kontrasepsi AKDR di

Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesma Mpunda Kota Bima.

Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan uji man

whitney.

52
I. Alur Penelitian

Populasi : Semua Pasangan Usia Subur di


Polindes Santi Kota Bima sebanyak 410 PUS

Sampling : Purposive

Sampel : Pasangan Usia Subur yang menjadi


responden di Polindes Santi Kota Bima sebanyak
80 PUS
Kelompok interval 40 orang dan kelompok kontrol
40 orang

Pengumpulan data dengan kuesioner Pre Test

Kelompok Intervensi
1. Untuk inform konsen Kelompok Kontrol
2. Untuk edukasi/intervensi Dilakukan satu kali intervensi dengan
3. Untuk edukasi/intervensi menggunakan buku KIA
4. Evaluasi dan post test

Post Test

Analisis data
uji Chi square

Pengujian hasil

Kesimpulan

Ada Edukasi Mkjp (AKDR) Melalui Layanan


Home Care Terhadap Dukungan Suami
Dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi AKDR
Di Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas
Mpunda Tahun 2022

Gambar 3. 1 Kerangka Kerja

53
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil penelitian

1. Data Umum

a. Gambaran umum lokasi penelitian

Puskesmas Mpunda mulai dioperasikan tahun 1990 di

area seluas 500 m2, satu dari lima Puskesmas di Wilayah

Pemerintah Kota Bima yang merupakan Puskesmas non

perawatan, Puskesmas Mpunda terletak di Kelurahan Lewirato

Kecamatan Mpunda Kota Bima dengan luas wilayah kerja ±

14720 Ha.

Kecamatan Mpunda terbagi menjadi 10 kelurahan, secara

rinci luas wilayah kerja Puskesmas Mpunda dapat dilihat :

Penato’i 0.74 km2, Lewirato 0.49 km2, Sadia 0.68 km2, Panggi

3.51 km2, Sambina’e 5.43 km2, Mande 0.69 km2, Manggemaci

0.52 km2, Monggonao 0.63 km2, Matakando 1.87 km2, Santi

0.72 km2.

Letak atau batas wilayah kerja Puskesmas Mpunda sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Raba Kota Bima

Sebelah Selatan : Kecamatan Kabupaten Bima

Sebelah Barat : Kecamatan Rasana’e Barat Kota Bima

Sebelah Timur : Kecamatan Raba Kota Bima

54
2. Data Khusus

a. Analisis Univariat

1) Karakteristik Responden

Tabel dibawah ini akan menunjukkan distribusi karakteristik

responden berdasarkan umur, pendidikan dan riwayat

kontrasepsi

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Kelompok Kontrol Dan Kelompok

Intervensi

Intervensi Kontrol
No Karakteristik
N % N %

Umur

1 20 tahun sampai 35 tahun 29 72.5 25 62.5

<20 tahun dan >35 tahun 11 27.5 15 37.5

Pendidikan

Rendah (SD,SMP) 2 5.0 1 2.5


2
Pendidikan Menengah (SMA) 25 62.5 22 55.0

Tinggi (Diploma,Sarjana) 13 32.5 17 42.5

Riwayat kontrasepsi

Tidak Ada 15 37.5 21 52.5


3
Suntik 11 27.5 7 17.5

Implan 14 35.0 12 30.0

Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 22

Berdasarkan variabel usia diketahui bahwa pada

kelompok intervensi, sebagian besar pada kategori usia 20

tahun sampai 35 tahun yaitu sebanyak 29 (72.5%)

responden. Pada kelompok kontrol juga paling banyak pada

55
kategori usia 20 tahun sampai 35 tahun yaitu 25 (62.5%)

responden.

Berdasarkan variabel pendidikan diketahui bahwa

responden pada kelompok intervensi sebagian besar

berpendidikan menengah (SMA) yaitu sebanyak 22 (55.0%)

responden. Pada kelompok kontrol paling banyak pada

pendidikan menengah (SMA) yaitu 25 (62.5%) responden.

Berdasarkan tabel 4.1 besar responden pada kelompok

intervensi tidak menggunakan kontrasepsi sebanyak 15

(37.5%). Hal ini juga terjadi pada responden kelompok

kontrol 21 resonden (52.5%) tidak menggunakan

kontrasepsi.

b. Analisis Bivariat

1) Pengaruh Dukungan Suami Dan Keluarga Terhadap

Pemilihan Metode Kontrasepsi AKDR

Tabel 4.2

Pengaruh dukungan suami dan keluarga terhadap pemilihan

metode kontrasepsi AKDR Pada Kelompok Intervensi

Memilih Mean
Tidak Memilih AKDR Jumlah Nilai P
Dukungan AKDR Renk
N % N % N %
Mendukung 6 15.0 0 0 0 15.0 30.81
Pre Test
Tidak Mendukung 34 85.0 0 0 0 85.0 0.000
Mendukung 22 61,1 4 100 26 65
Post Test 50.19
Tidak Mendukung 14 38,9 0 0 14 35
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 22

56
Berdasarkan tabel 4.2 pada kelompok intervensi sebelum

diberikan edukasi, yang mendukung hanya 6 responden

saja kemudian setelah diberikan edukasi jumlah

responden yang mendukung meningkat menjadi 26

responden dan 4 diantaranya memilih untuk

menggunakan kontrasepsi AKDR.

Tabel 4.3

Pengaruh dukungan suami dan keluarga terhadap pemilihan

metode kontrasepsi AKDR Pada Kelompok Kontrol

Memilih Mean
Tidak Memilih AKDR Jumlah Nilai P
Dukungan AKDR Renk
N % N % N %
Mendukung 5 12.5 0 0 0 12.5 28.98
Pre Test
Tidak Mendukung 35 87.5 0 0 0 87.5 0.000
Mendukung 20 52,6 2 100 22 55
Post Test 52.03
Tidak Mendukung 18 47,4 0 0 18 45
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 22

Berdasarkan tabel 4.3 pada kelompok kontrol sebelum

diberikan edukasi, yang mendukung hanya 5 responden saja

kemudian setelah diberikan edukasi jumlah responden yang

mendukung meningkat menjadi 22 responden dan 2

diantaranya memilih untuk menggunakan kontrasepsi AKDR.

Sebelum dan sesudah diberikan edukasi pada

kelompok kontrol dan kelompok intervensi nilai P = 0,000

(<0,05) artinya ada perbedaan sebelum dan sesudah

diberikan edukasi, dengan demikian maka dapat disimpulkan

57
bahwa ada Pengaruh Edukasi MKJP (AKDR) Melalui

Layanan Home Care Terhadap Dukungan Suami Dalam

Pemilihan Metode Kontrasepsi AKDR Di Polindes Santi

Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Tahun 2023.

58
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mpunda Kota Bima pada

Juni sampai dengan Juli 2023. Populasi yang diambil adalah semua

Pasangan Usia Subur (PUS) yang menjadi akseptor KB aktif di

Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara

Purposive dengan penentuan kriteria inkluasi dan eksklusi. Teknik

pengumpulan data menggunakan kuesioner.

1. Edukasi

Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol diketahui ada perbedaan antara sebelum dan

sesudah diberikan edukasi dengan nilai p=000.

Menurut Purwoastuti, 2015 edukasi merupakan suatu bantuan

yang diberikan oleh seorang konselor yang terlatih pada individu

(bisa 1 orang atau lebih) yang mengalami masalah (klien), secara

tatap muka, yang bertujuan agar individu tersebut dapat mengambil

keputusan secara mandiri atas permasalahan yang dihadapinya

dengan harapan dapat memecahkan masalahnya sesuai dengan

kemampuan mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya.

Notoatmodjo (2012) “pendidikan kesehatan pada hakikatnya

merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan

59
kepada masyarakat, kelompok atau individu. Konseling sangat

bermanfaat untuk membantu klien dalam menghadapi

permasalahan mulai dari permasalahan yang sepele hingga

masalah yang sangat komplik. Bidan perlu memperhatikan apa

yang muncul dan yang ada dalam diri klien

2. Dukungan Suami Dan Keluarga

Dukungan suami adalah sikap penuh perhatian yang

ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik, serta memberikan

dukungan baik moral ataupun emosional (Putri, 2017).

Dukungan suami sangat diperlukan untuk mensukseskan

Keluarga Berencana (KB). Dukungan merupakan salah satu faktor

penguat (reinforcing factor) yang dapat mempengaruhi seseorang

dalam berperilaku. Sedangkan dukungan suami dalam KB

merupakan bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung jawab para

pria. Bentuk partisipasi pria dalam Keluarga Berencana dapat

dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

Bentuk partisipasi pria secara tidak langsung antara lain

Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai

dengan keinginan dan kondisi istrinya, Membantu istrinya dalam

menggunakan kontrasepsi secara benar, seperti mengingatkan

saat minum pil KB, dan mengingatkan istri untuk kontrol.

Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping

maupun komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi, Mengantarkan

60
istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau rujukan,

Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan tidak cocok,

Menggantikan pemakaian kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri

tidak memungkinkan.

Dukungan suami yang rendah atau negatif akan

mempengaruhi pengambilan keputusan seorang istri dalam memilih

kontrasepsi. Dukungan suami meliputi upaya memperoleh

informasi, mengantarkan ke pelayanan kesehatan, dan membiayai

pemasangan alat kontrasepsi. Semakin baik dukungan yang

diberikan oleh suami maka dalam pengambilan keputusan sesuai

dengan keinginan suami dan istri.

3. Pemilihan Metode AKDR

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hampir seluruh

peserta KB aktif baik pada kelompok intervensi maupun kelompok

kontrol tidak memilih metode kontrasepsi AKDR yaitu sebesar

92,5% (74 orang).

Tujuan utama pelaksanaan KB adalah meningkatkan derajat

kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta

masyarakat pada umunya. Keberhasilan pelaksanaan KB

diharapkan angka kelahiran dapat diturunkan, sehingga tingkat

kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi kemampuan

kenaikan produksi, maka dengan demikian taraf kehidupan dan

kesejahteraan rakyat diharapkan akan lebih meningkat.

61
Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB sendiri

seperti tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) tahun 2015-2019 adalah meningkatnya

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).

Berdasarkan lama efektifitasnya kontrasepsi dibagi menjadi

dua metode yaitu MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang)

dengan jenis Implan/susuk, IUD (Intra Uterine Device), MOP

(metode operasi pria), MOW (metode operasi wanita). Sedangkan

Non MKJP dengan jenis kondom, pil, suntik, dan metode lain yang

tidak termasuk dalam MKJP.

Program kontrasepsi yang digalakan adalah metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dengan implan dan IUD adalah

salah satu metode unggulannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Supiani (2015),

mengatakan bahwa MKJP IUD/AKDR dinilai merupakan metode

kontrasepsi yang paling efektif dari pada kontrasepsi jenis lain.

Keputusan Peserta KB aktif dalam memilih metode AKDR selain

dilihat dari karakteristik umur, pendidikan dan pekerjaan juga ada

banyak faktor lain yang mempengaruhi.

Seringkali ibu merasa malu karena dalam pemasangan AKDR

terjadi kontak secara langsung dengan alat reproduksi.

Pemahaman masyarakat yang keliru tentang biaya metode AKDR

62
dianggap lebih mahal, padahal jika dipahami bahwa biaya tersebut

hanya dikeluarkan sekali dalam kurun waktu 3-5 tahun.

4. Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Metode

Kontrasepsi AKDR

Berdasakan hasil penelitian pada kelompok intervensi pada

tabel 4.2 dan kelompok kontrol pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa

seluruh peserta KB aktif yang tidak mendapat dukungan suami

tidak memilih AKDR sebagai alat kontrasepsi mereka yaitu sebesar

92,5% (74 orang) dan berdasarkan hasil uji man Whitney

didapatkan hasil P = 0,000 yang berarti bahwa dukungan suami

dan keluarga berpengaruh terhadap pemilihan metode kontrasepsi

AKDR.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Aryanti

(2014) dan Nurbaiti (2013) yang mengatakan bahwa terdapat

pengaruh dukungan suami dengan penggunaan alat kontrasepsi.

Peran suami sangat dibutuhkan sebagai motivator dengan

memberikan motivasi atau dorongan terhadap istri, apalagi dalam

memilih memanfaatkan pelayanan KB AKDR.

Nuryati & Fitria (2014), juga mengungkapkan ada hubungan

yang bermakna antara dukungan suami dengan pemilihan alat

kontrasepsi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

dukungan dari suami. maka semakin tinggi pula prosentase

63
penggunaan alat kontrasepsi yang sesuai dengan karakteristik dan

kebutuhan istri.

Suami merupakan pemimpin dan pelindung istri, maka

kewajiban suami terhadap istrinya adalah mendidik dan

mengarahkan istrinya kepada kebenaran, kemudian memberinya

nafkah lahir batin, mempergauli serta menyantuni dengan baik.

Apabila pasangan tidak saling berkomunikasi untuk mendiskusikan

kebijakan dalam merencanakan keluarga berencana, yang terjadi

adalah timbulnya hambatan terhadap kelangsungan pemakaian

alat kontrasepsi.

Peran tenaga medis untuk lebih efektif dalam hal dukungan

suami yaitu dibentuknya kelas ayah, harapannya yaitu membantu

dalam hal menambah pengetahuan suami, sehingga bisa

mengayomi istri dalam pengambilan keputusan.

Menurut asumsi peneliti dengan melihat hasil pengelolahan

data tersebut menunjukkan bahwa responden tidak mendapatkan

dukungan suami dalam pemilihan metode kontrasepsi sehingga

kebanyakan responden memilih metode kontrasepsi sederhana.

Dukungan dari suami dalam penggunaan kontrasepsi sangat

diperlukan karena tanpa adanya dukungan dari suami rasa nyaman

untuk menggunakan kontrasepsi tidak akan didapatkan, dalam

memilih metode kontrasepsi pasangan suami istri membicarakan

atau mempertimbangkan secara bersama-sama untuk memilih

64
metode kontrasepsi terbaik yang disetujui bersama, saling bekerja

sama dalam penggunaan kontrasepsi.

65
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa hasil uji man whitney

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol didapatkan nilai

P=.000 yang berarti ada perbedaan yang signifikan sebelum

dan sesudah diberikan edukasi.

2. Berdasarkan tabel 4.1 pada kelompok intervensi terlihat bahwa

dari 40 responden terdapat 29 responden pada kategori umur

20 tahun sampai 35 tahun (72,5%) sedangkan kategori umur

<20 tahun dan >35 tahun sebanyak 11 responden (27,5%).

3. Berdasarkan tabel 4.1 pada kelompok kontrol terlihat bahwa

dari 40 responden terdapat 25 responden pada kategori umur

20 tahun sampai 35 tahun (62,5%) sedangkan kategori umur

<20 tahun dan >35 tahun sebanyak 15 responden (37,5%).

4. Berdasarkan tabel 4.1 distribusi pendidikan pada kelompok

intervensi paling banyak yaitu pada kategori pendidikan

menengah (SMA) dengan jumlah 25 responden (62,5%),

kemudian kategori pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana)

sebanyak 13 responden (32,5%) dan paling sedikit yaitu

responden dengan pendidikan rendah (SD,SMP) sebanyak 2

responden (5,0%).

66
5. Berdasarkan tabel 4.1 distribusi pendidikan pada kelompok

kontrol paling banyak yaitu pada kategori pendidikan menengah

(SMA) dengan jumlah 22 responden (55,0%), kemudian

kategori pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana) sebanyak 17

responden (42,5%) dan paling sedikit yaitu responden dengan

pendidikan rendah (SD,SMP) sebanyak 1 responden (2,5%).

6. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa riwayat kontrasepsi

pada kelompok intervensi yaitu kontrasepsi suntik sebanyak 11

responden (27,5%), kontrasepsi implan 14 responden (35,0%)

sedangkan 15 responden (37,5%) tidak memiliki riwayat

kontrasepsi.

7. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa riwayat kontrasepsi

pada kelompok kontrol yaitu kontrasepsi suntik sebanyak 7

responden (17,5%), kontrasepsi implan 12 responden (30,0%)

sedangkan 21 responden (52,5%) tidak memiliki riwayat

kontrasepsi.

8. Berdasarkan tabel 4.2 pada kelompok intervensi sebelum

diberikan edukasi 6 responden (15.0%) mendukung dan 34

responden (85.0%) tidak mendukung namun setelah diberikan

edukasi jumlah responden yang mendukung mengalami

peningkatan menjadi 22 responden (61.1%) dan 14 responden

(38.9%) masih tetap tidak mendukung.

67
9. Berdasarkan tabel 4.3 pada kelompok kontrol sebelum diberikan

edukasi 5 responden (12.5%) mendukung dan 35 responden

(87.5%) tidak mendukung namun setelah diberikan edukasi

jumlah responden yang mendukung mengalami peningkatan

menjadi 20 responden (52.6%) dan 18 responden (47.4%)

masih tetap tidak mendukung.

10. Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa dari 26 responden pada

kelompok intervensi yang mendukung penggunaan AKDR

hanya 4 responden saja yang memilih untuk menggunakan

kontrasepsi AKDR.

11. Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa dari 22 responden pada

kelompok kontrol yang mendukung penggunaan AKDR hanya 2

responden saja yang memilih untuk menggunakan kontrasepsi

AKDR.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disampaikan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Polindes Santi

Hendaknya petugas kesehatan memberikan KIE yang lebih

intensif pada pasangan Usia Subur tentang kontrasepsi AKDR

sehingga dapat meningkatkan minat PUS untuk menggunakan

kontrasepsi AKDR.

68
2. Bagi responden penelitian dan masyarakat

Diharapkan bagi suami dan keluarga agar dapat meningkatkan

pengetahuan seputar kontrasepsi AKDR dan mendukung ibu

untuk menggunakan kontrasepsi AKDR

3. Bagi Poltekes dan mahasiswa kemenkes mataram

Bagi institusi pendidikan diharapkan untuk bisa melakukan

berbagai macam pengabdian kepada masyarakat terutama

pada PUS dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang

kontrasepsi AKDR.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian

dengan menggunakan metode dan jenis penelitian lain untuk

mengetahui lebih dalam lagi tentang pengaruh Edukasi MKJP

(AKDR) Melalui Layanan Home Care Terhadap Dukungan

Suami Dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi AKDR Di Polindes

Santi Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Tahun 2022.

69
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, 2019. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilm


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Bahar. 2013. Modernization and Contraception in Kenya" (dissertation).


Texas. University of Texas at Arlington.

BKKBN. 2011. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cetakan ke- 5


Jakarta Pustaka Sinar Harapan.

BKKBN. 2014. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cetakan ke- 5


Jakarta Pustaka Sinar Harapan.

BKKBN. 2015. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi . Jakarta:


bina pustaka sarwono.

BKKBN. 2018. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi . Jakarta:


bina pustaka sarwono.

Damayanti. A. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 5. Jakarta: EGC.

Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat. 2020. Profil Kesehatan Nusa


Tenggara Barat. Mataram : Dinas Kesehatan NTB.

Dinas Kesehatan Kota Bima. 2021. Angka kematian Ibu Dan Anak. Bima :
Dinas Kesehatan Kota Bima.

DPPKBPMD. 2021. Statistik Daerah Kab.Bantul 2021. Badan Pusat


Statistik Kota Yogyakarta.

Friedmen. 2013. Buku Ajar Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka


Rihama

Hidayat. 2014. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan


Skripsi, Thesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.

Irianto. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan


kontrasepsi AKDR di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.
Skripsi. Akademi Kebidanan.
Joshi, dkk. 2015. Ilmu Kandungan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta :
EGC.
Nursalam. 2015. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Pendidikan dan perilaku kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo. 2012. Promosi kesehatann. Jakarta : Rineka Cipta.

Saifudin, 2011. Panduan Praktiktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


tridasar printer.

Siswanto. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, Dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Shabila. 2017. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta : Numed.

Sugiyono. 2017. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka


Cipta.

Suparyanto. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods).


Bandung :Alfabeta.

Suhila. 2012. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Suryanto. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: PT Alfabet.

Yacob. 2021. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika.


LEMBAR KUESIONER

Pengaruh Edukasi MKJP (AKDR) Melalui Layanan Home Care


Terhadap Dukungan Suami Dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi
AKDR Di Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda
Tahun 2022

A. Identitas PUS
Tanggal Wawancara :

Identitas Istri Identitas Suami


Nama : Nama :
Umur : Umur :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Jumlah Paritas :
Riwayat Alat Kontrasepsi :
B. Kuesioner Dukungan Suami Dan Pemilihan Alat Kontrasepsi
Petunjuk pengisian : berilah tanda contreng (√ ) pada kotak yang
sudah disediakan.
No INDIKATOR Ya Tidak
1 Suami ikut serta mendengarkan penjelasan
tentang kontrasepsi AKDR dari petugas kesehatan.
2 Suami tidak menyarankan mengenai penggunaan
kontrasepsi AKDR
3 Suami tidak memberikan motifasi apapun
mengenai program KB.
4 Suami tidak menyarankan menggunakan
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan.
5 Suami tidak ikut serta dalam menentukan alat
kontrasepsi yang ibu gunakan
6 Suami lebih senang jika ibu menggunakan alat
kontrasepsi AKDR
7 Suami memberikan pujian kepada ibu jika ibu
bersedia menggunakan kontrasepsi AKDR
8 Suami ibu menyediakan waktu dan fasilitas jika ibu
pergi ke petugas kesehatan untuk menggunakan
alat kontrasepsi AKDR
9 Suami bersedia mengantar ke petugas kesehatan
untuk konsultasi tentang kontrasepsi AKDR
10 Suami tidak mendampingi ibu dalam pemakaian
alat kontrasepsi AKDR
11 Suami tidak bersedia jika ibu menggunakan alat
kontrasepsi AKDR karena takut biayanya mahal.
12 Suami tidak memberikan kepercayaan kepada ibu
untuk menggunakan alat kontrasepsi AKDR
13 Suami tidak membantu ibu untuk mencarikan
pertolongan ketika terjadi komplikasi dalam
pemakaian alat kontrasepsi
14 Suami mengingatkan dengan sabar ketika ibu tidak
berminat menggunakan alat kontrasepsi AKDR
15 Suami mengingatkan dengan halus ketika ibu
malas menggunakan alat kontrasepsi AKDR
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :

Saya menyatakan mengijinkan untuk dijadikan responden yang


dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan Mataram yang bernama
Siti Ratnah dengan judul ‘Pengaruh Edukasi MKJP (AKDR) Melalui
Layanan Home Care Terhadap Dukungan Suami Dalam Pemilihan
Metode Kontrasepsi AKDR Di Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas
Mpunda Tahun 2022’’ saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan
menimbulkan akibat yang merugikan terhadap saya, dan jawaban atau
informasi yang saya berikan ialah yang sebenarnya sesuai dengan yang
saya alami dan ketahui tanpa tekanan dari pihak manapun.
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya agar
digunakan sebagai mana mestinya.

Bima, 2023
Responden

(.....................................)
SURAT PERSETUJUAN MENJADI AKSEPTOR KB AKDR

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :
Telepon :

Saya menyatakan bersedia untuk dijadikan akseptor KB AKDR Di


Polindes Santi Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun 2023,
saya ingin menggunakan alat kontrasepsi AKDR dengan sadar dan tanpa
paksaan dari siapa pun. Dengan pernyataan ini saya buat dengan
sesungguhnya agar digunakan sebagai mana mestinya.

Bima, 2023
Responden

(.....................................)
JADWAL KEGIATAN

2022 2023
No Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pengajuan judul X

2 Pencarian Data X

3 Bimbingan Proposal X X

4 Ujian Proposal X X

5 Revisi Proposal X

6 Pengurusan Ijin X

Penelitian

7 Pelaksanaan X

Penelitian

8 Bimbingan Skripsi X X

9 Ujian Skripsi X X

10 Revisi X
KUNCI JAWABAN

Kuesioner Dukungan Suami


1. Ya
2. Tidak
3. Tidak
4. Tidak
5. Tidak
6. Ya
7. Ya
8. Ya
9. Ya
10. Tidak
11. Tidak
12. Tidak
13. Tidak
14. Ya
15. Ya
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : AKDR
Hari/Tanggal : 2023
Tempat RT/RW : Rumah Pasangan Usia Subur
Sasaran : Pasangan Usia Subur
Sub Pokok Bahasan : Pengetahuan Tentang AKDR
1. Pengertian AKDR
2. Kelebihan dan kekurangan menggunakan
menggunakan AKDR
3. Efek samping menggunakan AKDR

I. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan di Polindes Santi Wilayah Kerja
Puskesmas Mpunda PUS dapat mengetahui pentingnya
menggunakan alat kontrasepsi AKDR
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan :
1. Ibu dapat Mengetahui pengertian AKDR
2. Ibu dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan
menggunakan AKDR
3. Ibu dapat mengetahui efek samping menggunakan AKDR
II. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
III. Media Atau Alat
Lembar balik
IV. Pelaksanaa Kegiatan

No Tahap kegiatan Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan perserta Metode


1. Orentasi 5 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab Ceramah
salam salam dan Tanya
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan jawab
diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan 4. Brain strorning
tujuan kegiatan mengenaili ibu
Yang akan tentang AKDR
dilakukan
2. Kegiatan 10 1. Menjelaska 1. Mendengarkan Ceramah
menit tentang 2. Memperhatikan dan Tanya
pengertian AKDR 3. Menyimak jawab
2. Menjelaskan
tentang kelebihan
dan kekurangan
menggunakan
AKDR
3. Menjelaskan
tentang efek
samping
menggunakan
AKDR
3. Terminasi 15 1. Memberi 1. Mendengarkan Ceramah
menit kesempatan pada 2. Memperhatikan dan Tanya
ibu untuk jawab
bertanya
2. Beri pujian
3. Menyipulkan hasil
penyuluhan
4. Mengupakan
salam

V. Materi
Terlampir
VI. Evaluasi
1. Ibu mampu menjelaskan tentang pengertian AKDR
2. Ibu mampu menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan
menggunakan AKDR
3. Ibu mampu menjelaskan tentang efek samping menggunakan
AKDR
MASTER TABEL KELOMPOK KONTROL

Riwayat Dukungan Dukungan


No Nama Umur Kode Pendidikan Kode Kode Kode Kode Pemilihan Kontrasepsi Kode
Kontrasepsi Pre Test Post Test

1 Ny.N 30 Tahun 0 S1 3 Suntik 0 47 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

2 Ny.A 30 Tahun 0 S1 3 Implan 2 13 1 40 1 Tidak Memilih AKDR 0

3 Ny.N 23 Tahun 0 SMA 2 Tidak Ada 1 7 1 47 1 Tidak Memilih AKDR 0

4 Ny.L 28 Tahun 0 SMA 2 Implan 2 73 0 87 0 Tidak Memilih AKDR 0

5 Ny.T 35 tahun 0 SMA 2 Suntik 0 13 1 33 1 Tidak Memilih AKDR 0

6 Ny.K 33 Tahun 0 D3 3 Suntik 0 7 1 27 1 Tidak Memilih AKDR 0

7 Ny.F 36 Tahun 1 SMA 2 Suntik 0 27 1 67 0 Tidak Memilih AKDR 0

8 Ny.A 40 Tahun 1 SMA 2 Suntik 0 60 0 73 0 Tidak Memilih AKDR 0

9 Ny.W 37 Tahun 1 S1 3 Suntik 0 13 1 27 1 Tidak Memilih AKDR 0

10 Ny.R 35 Tahun 0 SMA 2 Tidak Ada 1 13 1 27 1 Tidak Memilih AKDR 0

11 Ny.S 30 Tahun 0 S1 3 Suntik 0 80 0 93 0 Tidak Memilih AKDR 0

12 Ny.L 33 Tahun 0 SMA 2 Suntik 0 40 1 47 1 Tidak Memilih AKDR 0

13 Ny.D 36 Tahun 1 S2 3 Tidak Ada 1 40 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

14 Ny.N 33 Tahun 0 D3 3 Suntik 0 80 0 87 0 Tidak Memilih AKDR 0

15 Ny.J 24 Tahun 0 SMA 2 Implan 2 40 1 60 0 Memilih AKDR 1

16 Ny.L 36 Tahun 1 S1 3 Suntik 0 33 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

17 Ny.M 29 Tahun 0 SMA 2 Tidak Ada 1 67 0 80 0 Tidak Memilih AKDR 0

18 Ny. I 28 Tahun 0 SMA 2 Implan 2 33 1 60 0 Memilih AKDR 1


Riwayat Dukungan Dukungan
No Nama Umur Kode Pendidikan Kode Kode Kode Kode Pemilihan Kontrasepsi Kode
Kontrasepsi Pre Test Post Test

19 Ny.S 30 Tahun 0 SMA 2 Suntik 0 26 1 67 0 Tidak Memilih AKDR 0

20 Ny.A 35 Tahun 0 SMA 2 Tidak Ada 1 13 1 33 1 Tidak Memilih AKDR 0

21 Ny.S 41 Tahun 1 SMA 2 Implan 2 13 1 27 1 Tidak Memilih AKDR 0

22 Ny.K 37 Tahun 1 S1 3 Suntik 0 7 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

23 Ny.H 39 Tahun 1 D3 3 Suntik 0 33 1 46 1 Tidak Memilih AKDR 0

24 Ny.J 37 Tahun 1 D2 3 Suntik 0 40 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

25 Ny.R 37 Tahun 1 SMA 2 Implan 2 33 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

26 Ny.I 38 tahun 1 S1 3 Implan 2 40 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

27 Ny.M 27 Tahun 0 SMA 2 Implan 2 33 1 40 1 Tidak Memilih AKDR 0

28 Ny.N 24 Tahun 0 SMA 2 Implan 2 13 1 33 1 Tidak Memilih AKDR 0

29 Ny.Y 37 Tahun 1 S1 3 Suntik 0 27 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

30 Ny.H 24 Tahun 0 SMA 2 Suntik 0 27 1 33 1 Tidak Memilih AKDR 0

31 Ny.I 21 Tahun 0 SMP 1 Implan 2 40 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

32 Ny.S 40 Tahun 1 SMA 2 Implan 2 40 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

33 Ny.M 28 Tahun 0 S1 3 Tidak Ada 1 27 1 47 1 Tidak Memilih AKDR 0

34 Ny.M 36 Tahun 1 S1 3 Suntik 0 40 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

35 Ny.Q 35 Tahun 0 SMA 2 Suntik 0 27 1 47 1 Tidak Memilih AKDR 0

36 Ny.D 27 Tahun 0 SMA 2 Implan 2 40 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

37 Ny.N 27 Tahun 0 SMA 2 Suntik 0 40 1 47 1 Tidak Memilih AKDR 0

38 Ny.K 43 Tahun 1 S1 3 Suntik 0 40 1 47 1 Tidak Memilih AKDR 0


Riwayat Dukungan Dukungan
No Nama Umur Kode Pendidikan Kode Kode Kode Kode Pemilihan Kontrasepsi Kode
Kontrasepsi Pre Test Post Test

39 Ny.N 28 Tahun 0 S1 3 Tidak Ada 1 40 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

40 Ny.N 30 Tahun 0 SMA 2 Suntik 0 13 1 40 1 Tidak Memilih AKDR 0


MASTER TABEL KELOMPOK INTERVENSI

Riwayat Dukungan Pre Dukungan


No Nama Umur Kode Pendidikan Kode Kode Kode Kode Pemilihan Kontrasepsi Kode
Kontrasepsi Test Post Test

1 Ny.A 26 Tahun 0 SMA 2 Implan 2 13 1 33 1 Tidak Memilih AKDR 0

2 Ny.A 28 Tahun 0 SMA 2 Tidak Ada 1 7 1 26 1 Tidak Memilih AKDR 0

3 Ny.J 31 Tahun 0 SMA 2 Tidak Ada 1 7 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

4 Ny.N 29 tahun 0 SMA 2 Tidak Ada 1 47 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

5 Ny.E 31 Tahun 0 SMA 2 Suntik 0 47 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

6 Ny.A 30 Tahun 0 S1 3 Suntik 0 40 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

7 Ny.A 32 Tahun 0 S1 3 Suntik 0 33 1 86 0 Tidak Memilih AKDR 0

8 Ny.S 36 Tahun 1 S1 3 Tidak Ada 1 27 1 80 0 Tidak Memilih AKDR 0

9 Ny.N 30 Tahun 0 S1 3 Implan 2 53 0 60 0 Memilih AKDR 1

10 Ny.N 31 Tahun 0 S1 3 Suntik 0 60 0 67 0 Tidak Memilih AKDR 0

11 Ny.N 36 Tahun 1 S1 3 Suntik 0 73 0 80 0 Tidak Memilih AKDR 0

12 Ny.Y 41 Tahun 1 SMA 2 Suntik 0 27 1 73 0 Tidak Memilih AKDR 0

13 Ny.S 32 Tahun 0 SMA 2 Suntik 0 13 1 27 1 Tidak Memilih AKDR 0

14 Ny.E 26 Tahun 0 SMA 2 Tidak Ada 1 7 1 13 1 Tidak Memilih AKDR 0

15 Ny.B 39 Tahun 1 SMA 2 Suntik 0 7 1 27 1 Tidak Memilih AKDR 0

16 Ny.I 37 Tahun 1 SMA 2 Suntik 0 40 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

17 Ny.K 38 tahun 1 SMA 2 Implan 2 13 1 33 1 Tidak Memilih AKDR 0

18 Ny.Y 35 tahun 0 SMA 2 Tidak Ada 1 47 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

19 Ny.M 35 tahun 0 SMA 2 Tidak Ada 1 40 1 47 1 Tidak Memilih AKDR 0

20 Ny.A 28 Tahun 0 SMA 2 Suntik 0 33 1 47 1 Tidak Memilih AKDR 0


Riwayat Dukungan Pre Dukungan
No Nama Umur Kode Pendidikan Kode Kode Kode Kode Pemilihan Kontrasepsi Kode
Kontrasepsi Test Post Test

21 Ny.A 35 tahun 0 S1 3 Tidak Ada 1 33 1 53 0 Memilih AKDR 1

22 Ny.I 31 Tahun 0 SMA 2 Tidak Ada 1 7 1 13 1 Tidak Memilih AKDR 0

23 Ny.R 43 Tahun 1 SMA 2 Implan 2 13 1 26 1 Tidak Memilih AKDR 0

24 Ny.H 35 tahun 0 S1 3 Suntik 0 47 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

25 Ny.Y 30 Tahun 0 SMP 1 Implan 2 40 1 13 1 Tidak Memilih AKDR 0

26 Ny.A 41 Tahun 1 SMA 2 Implan 2 13 1 27 1 Tidak Memilih AKDR 0

27 Ny.R 41 Tahun 1 SMA 2 Suntik 0 40 1 60 0 Memilih AKDR 1

28 Ny.F 35 tahun 0 S1 3 Tidak Ada 1 40 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

29 Ny.N 32 Tahun 0 SD 1 Implan 2 53 0 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

30 Ny.F 36 Tahun 1 SMA 2 Implan 2 40 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

31 Ny.M 21 Tahun 0 SMA 2 Implan 2 27 1 33 1 Tidak Memilih AKDR 0

32 Ny.S 27 Tahun 0 SMA 2 Suntik 0 33 1 60 0 Tidak Memilih AKDR 0

33 Ny.U 28 Tahun 0 S1 3 Suntik 0 33 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

34 Ny.R 29 Tahun 0 SMA 2 Suntik 0 13 1 26 1 Tidak Memilih AKDR 0

35 Ny.S 32 Tahun 0 SMA 2 Implan 2 7 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

36 Ny.I 32 Tahun 0 D3 3 Implan 2 40 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

37 Ny.A 29 Tahun 0 S1 3 Implan 2 60 0 80 0 Tidak Memilih AKDR 0

38 Ny.I 33 Tahun 0 SMA 2 Tidak Ada 1 40 1 53 0 Tidak Memilih AKDR 0

39 Ny.T 27 Tahun 0 SMA 2 Implan 2 40 1 67 0 Tidak Memilih AKDR 0

40 Ny.I 37 Tahun 1 S1 3 Implan 2 60 0 80 0 Memilih AKDR 1


ANALISIS UNIVARIAT

Frequency Table (Kelompok Kontrol)

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 tahun sampai 35 tahun 25 15.4 62.5 62.5
< 20 tahun dan > 35 tahun 15 9.3 37.5 100.0
Total 40 24.7 100.0
Missing System 122 75.3
Total 162 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah (SD, SMP) 1 .6 2.5 2.5
Pendidikan Menengah (SMA) 22 13.6 55.0 57.5
Tinggi (Diploma, Sarjana) 17 10.5 42.5 100.0
Total 40 24.7 100.0
Missing System 122 75.3
Total 162 100.0

Riwayat_Kontrasepsi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Ada 21 13.0 52.5 52.5
Suntik 7 4.3 17.5 70.0
Implan 12 7.4 30.0 100.0
Total 40 24.7 100.0
Missing System 122 75.3
Total 162 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Umur1 Pendidikan1 Riwayat_Kontrasepsi1


/ORDER=ANALYSIS.
Frequency Table (Kelompok Intervensi)

Umur1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 tahun sampai 35 tahun 29 17.9 72.5 72.5
< 20 tahun dan > 35 tahun 11 6.8 27.5 100.0
Total 40 24.7 100.0
Missing System 122 75.3
Total 162 100.0

Pendidikan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah (SD, SMP) 2 1.2 5.0 5.0
Pendidikan Menengah (SMA) 25 15.4 62.5 67.5
Tinggi (Diploma, Sarjana) 13 8.0 32.5 100.0
Total 40 24.7 100.0
Missing System 122 75.3
Total 162 100.0

Riwayat_Kontrasepsi1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Ada 15 9.3 37.5 37.5
Suntik 11 6.8 27.5 65.0
Implan 14 8.6 35.0 100.0
Total 40 24.7 100.0
Missing System 122 75.3
Total 162 100.0

DATASET ACTIVATE DataSet1.

SAVE OUTFILE='D:\JOB 2022\IBU RATNAH\Untitled1.sav'


/COMPRESSED.
ANALISIS BIVARIAT (KELOMPOK KONTROL)

Pre_Test
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Mendukung 5 3.1 12.5 12.5
Tidak Mendukung 35 21.6 87.5 100.0
Total 40 24.7 100.0
Missing System 122 75.3
Total 162 100.0

Post_Test
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Mendukung 22 13.6 55.0
Tidak Mendukung 18 11.1 45.0
Total 40 24.7 100.0
Missing System 122 75.3
Total 162 100.0

Post_Test * Pemilihan_Kontrasepsi Crosstabulation


Count
Pemilihan_Kontrasepsi
Tidak Memilih
AKDR Memilih AKDR Total
Post_Test Mendukung 20 2 22
Tidak Mendukung 18 0 18
Total 38 2 40

Mann-Whitney Test (Kelompok Kontrol)


Ranks
Edukasi N Mean Rank Sum of Ranks
Dukungan Pre Test 40 28.98 1159.00
kelompok Post Test 40 52.03 2081.00
kotrol Total 80

Test Statisticsa
Dukungan
Mann-Whitney U 339.000
Wilcoxon W 1159.000
Z -4.469
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
ANALISIS BIVARIAT (KELOMPOK INTERVENSI)

Pre_Test1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Mendukung 6 3.7 15.0 15.0
Tidak Mendukung 34 21.0 85.0 100.0
Total 40 24.7 100.0
Missing System 122 75.3
Total 162 100.0

Post_Test1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Mendukung 26 16.0 65.0 65.0
Tidak Mendukung 14 8.6 35.0 100.0
Total 40 24.7 100.0
Missing System 122 75.3
Total 162 100.0

Post_Test1 * Pemilihan_Kontrasepsi1 Crosstabulation


Count
Pemilihan_Kontrasepsi1
Tidak Memilih
AKDR Memilih AKDR Total
Post_Test1 Mendukung 22 4 26
Tidak Mendukung 14 0 14
Total 36 4 40

Mann-Whitney Test (Kelompok Intevensi)


Ranks
Edukasi N Mean Rank Sum of Ranks
Dukungan Pre Test 40 30.81 1232.50
kelompok Post Test 40 50.19 2007.50
intervensi Total 80

Test Statisticsa
Dukungan
Mann-Whitney U 412.500
Wilcoxon W 1232.500
Z -3.751
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Anda mungkin juga menyukai