Oleh :
NURHAYATI
NPM : 0450462106036
Saya yang bertanda tangan dibawah ini mahasiswa Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Politeknik Bhakti Asih Purwakarta :
Nama : Nurhayati
NIM 0450462106036
Dengan ini menyatakan bahwa saya akan melakukan asuhan kebidanan Continuity
Of Care Berbasis Holistic Care pada :
Umur : 31 Tahun
Kehamilan : G3P2A0
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk keperluan studi kasus.
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
Direktur
ii
PANITIA SIDANG UJIAN
CONTINUITY OF CARE BERBASIS HOLISTIC CARE
POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Penguji I Penguji II
Direktur
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Nurhayati
NPM 0450462106036
Email : nuradzkadiina@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. SDN 21 Pagi, Tamat tahun 1992 di Jakarta
2. SMP Al Muayyad, tamat tahun 1995 di Solo
3. SPK RSPAD Gatot Soebroto, tamat tahun 1996 di Jakarta
4. Poltekkes Jakarta I Jurusan Kebidanan, Tamat tahun 2002 di Jakarta
5. STIKes Mitra Ria Husada, Prodi DIV Bidan Pendidik, tamat tahun 2015 di
Jakarta
6. Universitas Respati Indonesia, Program Magister, Prodi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, tamat tahun 2020 di Jakarta.
Pengalaman Kerja
1. RS Satya Negara tahun 2003-2005
2. RS Meilia tahun 2005-2010
3. Bidan Praktik Mandiri di kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor tahun
2010 sampai dengan sekarang
IV
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
dengan judul “Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny. M di PMB
Nurhayati Kabupaten Bogor Tahun 2022”. Laporan ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat untuk mengikuti Stase Community Of Care Program Studi
dukungan dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
1. Ibu Dr. Hj. Maimunah, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Bhakti Asih
ini.
2. Ibu Daris Yolanda Sari, S.ST., selaku ketua jurusan Profesi Kebidanan Poltekkes
asuhan kebidanan Continuity of Care (COC) ini, selalu memberikan arahan serta
V
4. Ibu Armiyanti, S.ST., M.Tr. Keb, selaku dosen pembimbing 2 Continuity of Care
of Care (COC)
8. Ibu Marlina selaku Pasien Continuity of Care (COC), yang telah memberikan
dukungan kepada Penulis dan bersedia menjadi pasien Continuity of Care (COC)
9. Ucapan Terimakasih yang tidak terhingga kepada suami orang tua dan anak anak
kutercinta. Atas dorongan pengorbanan, doa yang tidak henti henti nya dan
curahan kasih sayang yang diberikan, dukungan materil, selalu dipenuhi demi
10. Ucapan terimakasih kepada para asisten selalu membantu kelancaran kegiatan.
Dalam pembuatan laporan studi kasus ini penulis menyadari bahwa kasus ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, Penulis dengan ini mengharapkan
saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini dimasa yang akan
datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis, pihak program studi
Penulis
VI
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
SURAT PERNYATAN.......................................................................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN.........................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR…..........................................................................................x
BAB I - PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................4
1. Tujuan Umum............................................................................................4
2. Tujuan Khusus...........................................................................................4
C. Manfaat.........................................................................................................6
D. Ruang lingkup...............................................................................................6
B. Persalinan....................................................................................................34
C. Nifas............................................................................................................71
BAB V- PENUTUP.............................................................................................193
A. Kesimpulan..................................................................................................193
B. Saran….........................................................................................................196
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................197
VIII
DAFTAR TABEL
IX
DAFTAR
X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan
mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, adanya bayi baru lahir serta
1
2
pada ibu hamil dapat membawa ibu hamil menjadi tidak siap dalam
Kesehatan ibu dan anak merupakan sebagai indikator atau tolok ukur
utama kesehatan suatu negara di dunia. Setiap menit dalam satu hari di suatu
Tercatat Angka kematian ibu (AKI) 190 per 100.000 kelahiran hidup
dengan 470 kematian ibu per 100.000 kelahiran, sementara angka kematian
dan komplikasi lahir dini serta berat badan lair rendah (WHO, 2014).
3
Di Jawa Barat Angka Kematian Ibu pada tahun 2014 mencapai 747 X
meninggal dunia (Dinkes Jabar, 2014). Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan
Jawa Barat pada 2013 adalah 781 kasus dan pada tahun 2014 turun menjadi
747 kasus. Sementara untuk angka kematian bayi pada tahun 2013 sebanyak
4.306 kasus dan turun menjadi 3.810 kasus pada 2014 (Republika, 2014).
penurunan angka kematian ibu dan bayi diantaranya adalah kebijakan Safe
Mother Hood dengan memiliki empat pilar. Empat pilar tersebut adalah
keluaga berencana, asuhan antenatal, persalinan yang bersih dan aman dan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta dampak dan akibatnya. Yang kedua
selama masa siklus hidup dimulai dari memberikan pelayanan antenatal care
yang berkualitas untuk mendeteksi dini adanya komplikasi pada ibu hamil,
mencegah kematian bayi maupun komplikasi yang yang terjadi pada bayi,
setelah
4
bersalin, nifas dan bayi bari lahir dengan tema “Asuhan Kebidanan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
persalinan, nifas dan pada bayi baru lahir pada Ny. M Di Praktik
dimulai dari asuhan kehamilan, persalinan, nifas dan pada bayi baru
terjadi dimulai dari asuhan kehamilan, persalinan, nifas dan pada bayi
dan pada bayi baru lahir pada Ny. M Di Praktik Mandiri Bidan (PMB)
2022.
dimulai dari asuhan kehamilan, persalinan, nifas dan pada bayi baru
dan pada bayi baru lahir pada Ny. M Di Praktik Mandiri Bidan (PMB)
2022.
pada bayi baru lahir pada Ny. M Di Praktik Mandiri Bidan (PMB)
Februari 2022.
6
C. Manfaat Penulisan
lahan praktek mempunyai beberapa manfaat sebagai bahan kajian, antara lain
untuk:
1. Institusi Kesehatan
khususnya pada ibu dan bayi dalam upaya menurunkan angka kematian
ibu dan angka kematian bayi dan dapat mendeteksi dini penyakit yang
2. Intitusi Pendidikan
komprehensif.
3. Mahasiswa
dalam memberikan asuhan terhadap ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir
dan memberikan asuhan yang sesuai terhadap ibu hamil, ibu bersalin, nifas
D. Ruang lingkup
Desember 2021 –15 Februari 2022. Praktek klinik asuhan komprehensif ini
7
Asuhan Antenatal Care, persalinan normal, nifas dan pemberian asuhan pada
bayi baru lahir dengan standar pelayanan kebidanan. Serta dapat dijadikan
kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dengan menggunakan
Data yang didapatkan merupakan data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung oleh penulis yaitu berupa data
subjektif dan data objektif. Pengambilan data subjektif dilakukan oleh penulis
(USG). Sedangkan data sekunder didapatkan dari buku KMS yang dimiliki
oleh Ny. M serta dari buku status yang ada di PMB Nurhayati Kabupaten
Bogor. Semua data tersebut baik subjektif maupun objektif yang mangacu
pada format manajemen kebidanan pada ibu hamil (standar 14T), ibu bersalin
(58 langkah APN dan partograf), Bayi Baru Lahir (BBL), dan ibu nifas
(SOAP).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Kehamilan
terdiri dari Ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan Ovum (sel telur) dan
tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba
dkk, 2012).
hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40
minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari
2009).
2. Patofisiologi
: Setiap bulan wanita melepas 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
sluran telur. Pada saat persetubuhan, cairan semen yang masuk kedalam
vagina
8
9
dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu
rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur biasanya
Ovum yang telah dibuahi ini kemudian membelah diri sambil bergerak
lapisan endometrium, peristiwa ini disebut nidasi. Nidasi terjadi 6-7 hari.
Untuk menyuplai zat-zat makanan bagi janin dipersiapkan oleh plasenta. Jadi
Terdapat tiga tanda-tanda dan gejala tidak pasti, mungkin dan pasti
Rasa mual dan muntah ini terutama sering terjadi pada pagi hari sehingga
disebut juga dengan morning sickness. Hal ini di pengaruhi oleh hormon
asam lambung yang berlebihan. Dalam batas fisiologis keadaan ini dapat
diatasi. Akibat dari mual muntah ini bisa menyebabkan nafsu makan ibu
hamil berkurang.
1
3. Ngidam
kehamilan.
5. Payudara Tegang
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Pada hamil
6. Anoreksia
Anoreksia (tidak nafsu makan) pada bulan-bulan pertama tetapi setelah itu
7. Sering Miksi
menyebabkan sering buang air kecil dan kandung kemih cepat terasa
9. Pigmentasi Kulit
Disekitar dinding perut terdapatnya striae livide, striae nigrae, dan linea
Disebut epulis yang dapat terjadi pada ibu hamil.Varises, dimana keadaan
eksterna, kaki dan betis, dan payudara.Tapi hal ini dapat menghilang
setelah persalinan.
Didapat pada daerah genitalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan detis.Pada
melainkan perubahan fisik, tepatnya bobot tubuh ibu yang bertambah sekitar
sederet keluhan yang membuat ibu sulit tidur: Punggung Pegal Untuk
menarik otot punggung lebih kencang. Tarikan inilah yang membuat ibu
hamil
1
besar sering mengeluh pegal dan nyeri di tubuh bagian belakang, termasuk
sekitar pinggang teori yang menyatakan bahwa sakit punggung bagian bawah
besarnya janin dalam kandungan, dan akan menghilang bila ibu tersebut
beristirahat serta tidak ada keluhan lain yang dirasakannya, seperti sakit saat
Keluhan ini tentu saja membuat tidur si ibu jadi tidak nyaman, bahkan
susah tidur dan acapkali terbangun. Posisi Tidur Posisi tidur yang nyaman
agak sulit didapat ibu yang sedang hamil tua. Posisi tengkurap jelas mustahil
membuat si ibu cepat bosan. Soal posisi ini juga umumnya dikeluhkan
sebagai penyebab ibu hamil tua sulit tidur. Dihantui kecemasan menjelang
akhirnya membuat si ibu jadi sulit tidur. Sering buang air kecil Keluhan yang
bolak-balik ke kamar mandi inilah yang mau tidak mau akan mengganggu
Namun agar kebutuhan air pada ibu hamil tetap terpenuhi, sebaiknya
Antara lain karena tubuh yang dulu langsing kini terus membesar. Diakui atau
ibu.Apalagi di trimester akhir, ibu hamil tak lagi bisa leluasa bergerak.
Kondisi psikis yang labil ini jika tidak segera dibenahi besar kemungkinan
Sering BAK pada kehamilan tua merupakan hal yang fisiologis hal ini
disebabkan karena kepala janin mulai mencari jalan lahir dan menekan
kandung kemih, dan menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih pada
siang hari, batasi minuman bahan diuretic alami seperrti kopi, teh, cola dan
cafein perbanyak minum pada siang hari dan tidak perlu mengurangi minum
pada malam hari, jangan menahan buang air kecil (Rukiyah, 2013).
kadang terjadi juga pada tangan. Disebabkan oleh perubahan hormonal yang
berbaring terlentang, hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat
dengan berbaring kekiri dengan kaki agak ditinggikan, jika perlu sering
melatih kaki untuk ditekuk ketika duduk atau berdiri, angkat kaki ketika
duduk
1
istirahat, hindari kaos kaki atau tali/pita yang ketat pada kaki, lakukan senam
secara teratur.
asuhan.
1) Perdarahan pervaginam
sakit kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan
disertai dengan penglihatan yang kabur itu merupakan tanda dan gejala
dari preeklamsi.
3) Pendangan kabur
Nyeri yang hebat dan menetap serta tidak dapat hilang setelah
infeksi lain.
fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau
preeklamsi.
sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
kelainan fisik dan psikologis yang ditemukan (Abdul Bari Saifudin, 2011).
maupun bayi.
1
2014).
untuk:
kala nifas.
kehamilan yaitu:
pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI : Body Masa
yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu < 145 cm. (Saifudin,2011)
sistolik 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan
Tabel 2.1
Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-90
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-100
Hipertensi tingkat 2 >160 >100
(Sumber: Saifudin,2011)
Tabel 2.2
Klasifikasi TFU
Usia kehamilan TFU dalam cm Menggunakan penunjuk
badan
12 minggu - Teraba di atas simpisis
pubis.
16 minggu - Di tengah, antara simpisis
pubis dan umbilicus
20 minggu 20 cm (2 cm) Pada umbilicus
22-27 minggu Usia kehamilan dalam -
minggu= cm (2 cm)
28 minggu 28 cm (2 cm) Ditengah, antara umbilicus
dan sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam -
mingggu= cm (2cm)
36 minggu 36 cm (2 cm) Pada prosesus sifoideus
(Sumber:Saifudin,2011)
1. Abdomen
1) Leopold I
Gambar 2.1
Menentukan Tinggi Fundus
2
Gambar 2.2
Menentukan presentasi dan letak janin
2) Leopold II
telapak tangan menekan uterus dari kiri – kanan, jari kea rah kepala
3) Leopold III
janin dan apakah bagian terbawah janin tersebut sudah masuk PAP
atau belum. Dengan cara, satu tangan meraba bagian janin apa yang
4) Leopold IV
bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki pasien. Jika
2
(Manuaba, 2011)
sulfate exsiccatus 200 mg tiap tablet), (folic acid 0,25 mg tiap tablet) dan
darahnya, diminum malam hari sebelum tidur dengan air putih jangan
dengan air teh karena akan memperlambat penyerapan obat dan boleh
diminum dengan air jeruk. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat
besi
(Saifudin,2011)
(Saifudin,2011)
2
Tabel 2.3
Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
Interval
Antigen Lama perlindungan % Perlindungan
(selang waktu minimal)
Pada kunjungan
TT 1 - -
antenatal pertama
(Sumber: Saifudin,2011)
satu uapaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil dan dapat di
1. Hb 11 gr % tidak anemia
berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu hamil. Adapun
urin
2
d. (+++) urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas dan
kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil spesimen darah vena
keluarga ibu dan suami. Bila hasil pemeriksaan urine reduksi positif (+)
sebagai berikut:
c. Gangguan pertumbuhan
T yang ke-14 yaitu Pemberian obat malaria yang malaria itu sendiri
adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh satu dari beberapa
Dampak atau
2
akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapat
dalam PP 103 Tahun 2014 Pasal 7 ayat (1) huruf b merupakan pelayanan
berasal dari tanaman, hewan, mineral, dan sediaan sarian galenik atau
asuhan komplementer yang dapat diberikan kepada ibu hamil antara lain :
ke janin, selain itu dengan melakukan yoga dapat melatih otot otot tubuh
konsentrasi, fisik akan lebih sehat, bugar, kuat dan emosi akan lebih
pasien Low Back Pain, jahe dapat menurunkan intensitas nyeri punggung
bawah. Jahe memiliki efek farmakologis yaitu rasa panas dan pedas,
dimana rasa panas ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot
essential oil untuk pijat hamil, karena minyak esensial sendiri memiliki
kecemasan, tidur yang lebih baik. Selain itu Minyak esensial dapat
bengkak.
4) Pijat Average
Prenatal massage pada ibu hamil merupakan salah satu cara untuk
meringankan rasa tidak nyaman dan membuat ibu hamil rilek dan tidur
dalam rangka
2
diantaranya adalan munculnya rasa pegal atau sakit dibagian kepala, kaki,
jaringan lunak tubuh yang meliputi : kulit,daging (otot) dan urat (tendon dan
ligament). Tehnik manipulasi pijat terdiri dari gerakan tarikan dan peregangan
yang memberi manfaat pada sitem sirkulasi darah, limfe dan syaraf. Terapi
sirkulasi darah serta merangsang system limfatik (getah bening). Pijat diyakini
(Kemenkes, 2015).
5. Langkah-Langkah Pemeriksaan
yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) (Depkes RI, 2010).
1) Pengkajian
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yahng akurat dan lengkap
2) Data subjektif
3) Data objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan, observasi baik fisik, laboratorium
maupun USG, pemeriksaan fisik ini dilakukan mulai dari tanda-tanda vital
4) Interpretasi data
yang spesifik.
kebidanan.
7) Perencanaan Asuhan
antisifasi, pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dan di lengkapi
(Prawirohardjo, 2011).
8) Pelaksanaan Asuhan
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien yang
aman. Pada langkah ke-6 ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
9) Evaluasi
Pada langkah VII ini dilakukan evalusi keefektifan asuhan yang sudah
rencana tersebut dapat di anggap efektif bila memang benar efektif dalam
pelaksanaanya.
yang logis untuk mengambil keputusan yang berfokus kepada klain (Verney,
2010).
klien.
ataupun rujukan. Bisa jadi dalam kegiatan ini dapat mengumpulkan data
baru yang
3
atau diagnosa yang telah ada. Di dalam langkah ini bidan dapat mencari
klien.
f) Langkah VI (Pelaksanaan)
telah dilaksanakan apakah efektif atau tidak, sehingga dapat diambil suatu
fisik seterusnya.
tidak terpisahkan dari asuhan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Ada
fasilitas kesehatan, salah satunya ialah POR (Problem Oriented Record) yang
a. Data dasar
Data dasar yang berisi semua informasi subyektif dan obyektif yang
telah dikaji dari klien ketika pertama kali masuk ke rumah sakit. Data
dasar mencakup pengkajian ahli gizi, dan ahli laboratorium. Data dasar
b. Daftar masalah
kebiidanan.
masalah yang telah dilakukan tindakan dan disusun oleh semua anggota
antara lain :
B. PERSALINAN
1. Definisi Persalinan
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
besar dan keras dari janin adalah kepala janin, posisi dan besar kepala
dapat
3
b. Jalan lahir lunak : yang berperan dalam persalinan adalah segmen bawa
rahim, serviks uteri, dan vagina, juga otot– otot, jaringan ikat dan
Tulang panggul dibentuk oleh dua tuang koksa (terbentuk dari fusi
dengan sacrum.
anteroposterior.
Gambar 2.3
bagian pintu panggul dan saat penilaian penuruna kepala bayi lalu panggul
Tabel 2.4
Batas Pintu Panggul dan Hodge
No Pintu Panggul Batas Hodge Batasan
1. Pintu Atas Promontorium, sayap Bidang bidang yang melalui
Panggul sakrum, linea ilominata, Hodge I PAP (terbentuk pada
(PAP) ramus superior osis lingkaran PAP
pubis, pinggir atas dengan tepi atas
simpisis pubis. simfisis dan
promontorium).
2. Bidang Luas Pertengahan sympisis, Bidang bidang yang sejajar
Panggul pertengahan acetabulum, Hodge II dengan bidang Hodge
pertemuan sakral II dan I setinggi tepi bawah
III simfisis
3. Bidang Setinggi pinggir bawah Bidang bidang yang sejajar
Sempit simpysis, spina Hodge dengan bidang Hodge
Panggul ischiadica, momotong 1- III I dan II setinggi spina
2cm diatas ujung sacrum ischiadika
4 Pintu bawah Tuber ischia dicum, os Bidang bidang yang sejajar
panggul sacrum, arcus puis Hodge dengan bidang Hodge
IV I, II dan III setinggi
os koksigius
(Sumber: Nurhakim, 2009)
3
5) Penolong
primipara.
3. Klasifikasi Persalinan
terbagi menjadi :
pitocin prostaglandin.
1. Partus matur atau aterm adalah partus dengan kehamilan 37-40 minggu,
2. Partus prematur adalah dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum
aterm / cukup bulan, berat janin 100-2500 gram atau umur kehamilan 28-
36 minggu.
3. Partus post matur / serotinus adalah partus terjadi dua minggu atau lebih
Tanda dan gejala persalinan yang dikaji oleh Prawirohardjo (2010) dalam
literature Rukiyah (2012), rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat,
sering teratur, keluar darah lendir yang lebih banyak karena robekan -robekan
kecil pada servik, terkadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksa
dalam didapat serviks yang mendatar dan pembukuan jalan sudah ada.
dengan pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan, adanya kontraksi yang
pengaruh
4
kondisi servikalis lepas. Lalu terjadinya perdarahan karena kapiler darah pecah
dari servikalis.
jam.
4) Perasaan sakit perut dan pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan
5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat kontraksi otot rahim.
6) Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan dan bisa
sampai 2 jam pertama post partum. Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV
4
yaitu sub involusi dikarenakan oleh uterus tidak berkontraksi, perdarahan akibat
Selain tanda dan gejala dalam persalinan ada 4 tahapan atau kala yang harus
dilalui oleh seorang ibu hamil yang telah mendekati persalinan, diantaranya :
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur
dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10
cm). Kala satu persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
serviks membuka kurang dari 4 cm. Pada umumnya fase laten berlangsung hampir
atau hingga 8 jam dan kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30
detik.
Fase aktif persalinan biasanya dimulai dari frekuensi dan lama kontraksi
memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama
40 detik atau lebih lalu serviks membuka dari 4 cm ke 10 cm, akan terjadi dengan
kecepatan rata- rata 1 cm per jam (nullipara atau primigravida) atau lebih dari 1
Fase aktif pada persalinan dibagi menjadi 3 bagian yaitu periode akselarasi
Persalinan biasanya berlangsung selama tidak lebih dari 12-14 jam (pada
kehamilan pertama) dan pada kehamilan berikutnya cenderung lebih singkat (6-8
jam).
pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
Tanda dan gejala kala dua persalinan diantaranya yaitu ibu merasakan ingin
pada rektrum atau vagina, perineum terlihat menonjol, vulva vagina dan sfinger
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi, pada kala II
pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada
karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti ingin buang air besar dengan
tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka, perineum meregang. Dengan adanya his ibu dipimpin untuk mengedan,
maka lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Komplikasi yang dapat terjadi
pada kala II yaitu eklamsia, gawat janin, tali pusat menumbung, penurunan kepala
terhenti, persalinan lama, ruptur uteri, distosia karena kelainan letak, infeksi intra
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Pada kala tiga persalinan, otot uterus
tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan
semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah. Maka plasenta akan
menekuk, menebal dan kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas
plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.
fundus (uterus globuler), adanya pemanjangan tali pusat, dan adanya semburan
Managemen aktif kala tiga persalinan terdiri dari tiga langkah utama
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam
setelah itu. Kala empat persalinan adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah
bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan post
partum. Masa postpartum merupakan saat paling kritis, oleh sebab itu sebagian
besar kejadian kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan post
partum dan terjadi dalam empat jam pertama setelah kelahiran bayi. Karena alasan
ini, penting sekali untuk memantau ibu secara ketat, segara setelah setiap tahapan
atau kala persalinan diselesaikan. Selama kala empat persalian harus memantau
ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta dan setiap 30
menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil maka harus
Tabel 2.5
Lamanya proses persalinan
Tahapan Persalinan Primigravida Multigravida
Kala I 12,5 jam 7 jam 20 menit
Kala II 80 menit 30 menit
Kala III 10 menit 10 menit
Persalinan 14 jam 8 jam
Ada beberapa tanda-tanda bahaya ibu bersalin yang akan mengancam jiwanya
diantaranya syok pada saat persalinan, perdarahan pada saat persalinan, nyeri
kepala, gangguan penglihatan, kejang atau koma, tekanan darah tinggi, persalinan
yang lama, gawat janin dalam persalinan, demam dalam persalinan, nyeri perut
4
hebat dan sukar bernafas. Pada saat memberikan asuhan ibu bersalin, penolong
kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Langkah atau tindakan yang akan
persalinan akan berlangsunng aman dan lancar sehingga akan berdampak baik
terhadap keselamatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan (JNPK-KR, 2009).
6. Mekanisme Persalinan
mengacu pada bagaimana janin menyesuaikan dan meloloskan diri dari panggul
ibu. Denominator atau petunjuk adalah kedudukan dari salah satu bagian dari
bagian depan janin terhadap jalan lahir. Hipomoklion adalah titik putar atau pusat
a. Turunnya kepala
Gambar 2.6
Turunnya kepala ke PAP
dorongan langsung fundus uteri pada bokong janin, kontraksi otot – otot
melalui PAP. Pada primigravida kepala janin mulai turun pada umur
Bila engagement sudah terjadi maka kepala tidak dapat berubah posisi
lagi, sehingga posisinya seolah – olah terfixer di dalam panggul, oleh karena
itu engagement sering juga disebut fiksasi. Pada kepala masuk PAP, maka
dengan bentuk yang bulat lonjong. Seharusnya pada waktu kepala masuk
PAP, sutura sagitalis akan tetap berada di tengah yang disebut Synclitismus.
disebut Asynclitismus.
Gambar 2.7
Sinklitismus
Gambar 2.8
Asynclitismus Posterior
Gambar 2.9
Asynclitismus Anterior
setelah kepala masuk kedalam rongga panggul atau kala II. Majunya kepala
b) Fleksi
Gambar 2.10
Fleksi
fleksi. Dengan adanya his dan tahan dari dasar panggul yang makin besar,
maka kepala janin makin turun dan semakin fleksi sehingga dagu janin
menekan pada dada dan belakang kepala (oksiput) menjadi bagian bawah,
keadaan ini dinamakan fleksi maksimal. Dengan fleksi kepala janin dapat
panggul yang ukuran panggul yang ibu terutama bidang sempit panggl yang
ukur melintang 10 cm. Untuk dapat melewatimya, maka kepala janin yang
awalnya masuk dengan ukuran diameter oksipito frotalis (11,5 cm) harus
Gambar 2.11
putaran paksi dalam
bayi dengan bentuk jalan lahir, dimana bagian terendah dari kepala ubun-
ubun kecil memutar kebawah simfisis pada bidang luas panggul untuk
dari ukuran trasnversal 12,5 cm. Putaran paksi dalam (PPD) terjadi di hodge
III bersamaan dengan majunya kepala sampai dasar panggul, gerakan putaran
paksi dalam tidak terjadi sebelum kepala sampai di hodge III dan kadang-
a. Ekstensi
Gambar 2.12
Ekstensi
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu
jalan lahir pada putaran bawah panggul (PBP) mengarah kedepan dan keatas,
kepala), dahi, hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
Gambar 2.13
Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir dan ekstensi lengkap maka kepala bayi akan memutar
kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang
terjadi pada putaran paksi luar. Putaran ini disebut putaran balasan atau
c. Ekspulsi
Gambar 2.14
Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan
tarik kebawah dengan hati-hati dan perlahan sampai lahir bahu depan.
Setelah bahu depan lahir kepala bayi ditarik dengan perlahan untuk
sanggah.
Asuhan yang diberikan oleh seorang tenaga kesehatan terhadap ibu bersalin
mempunyai beberapa dasar diantaranya adalah asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi baru lahir serta pencegahan komplikasi
terutama pada perdarahan pasca persalinan, hipotermi dan asfiksia bayi baru lahir.
a. Definisi
Asuhan persalinan yang di kaji oleh Azrul (2007) dalam literature Rukiyah
(2009), merupakan asuhan yang dibutuhkan oleh ibu saat proses persalinan itu
bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
rumah bersalin dan tempat rujukan dengan fasilitas obstetri dan neonatal yang
Normal yaitu :
primigravida aterm umumnya kepala janin sudah masuk pintu atas panggul pada
1. Memonitor keadaan umum ibu, tekanan darah setiap 4 jam, suhu badan setiap
2 jam, denyut nadi setiap 30 menit, dan 1 jam pada fase laten.
5
2. Mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten dan 30 menit
3. Menilai kontraksi uterus setiap jam pada fase laten dan 30 menit pada fase aktif.
pada fase laten dan 2 – 4 jam atau bila ada indikasi pada fase aktif.
pada partograf.
asuhan selanjutnya.
Gambar: 2.15
Posisi duduk atau setengah duduk
Gambar: 2.16
Posisi Merangkak atau berbaring miring kekiri
Gambar: 2.17
Posisi jongkok atau berdiri
5
perubahan DJJ, pengeluaran mekonium pada letak kepala, keadaan his yang
bersifat patologi dan perubahan posisi atau penurunan kepala bagian terendah
janin.
Dalam literatur JNPK-KR (2009), Pada persalinan kala II, his akan timbul
semakin sering dan merupakan tenaga untuk mendorong janin lahir, mengajarkan
ibu cara mengedan yaitu ibu dengan posisi berbaring sambil merangkul kedua
pahanya sampai batas siku dengan posisi kepala diangkat dan melihat kearah
pusar. Sehingga dagunya mendekati dadanya dan ia dapat melihat kearah pusat.
Sehingga dagunya mendekati dadanya dan ia dapat melihat perutnya. Bila kepala
ditahan
5
perenium yang kaku.Setelah kepal lahir dilakukan penyediaan adanya lilitan tali
pusat, bila ada lilitan dapat dilonggarkan. Tetapi bila sukar dilakukan, maka jepit
mengalami putaran paksi luar dan selanjutnya melahirkan bahu janin yang dimulai
dengan melahirkan bahu depan lalu belakang dengan benar (sanggah susur).
Setelah badan dan tungkai lahir, bayi diletakkan diperut ibu dengan posisi kepala
b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina.
lahir. Untuk asfiksia yaitu tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih
dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
Mengwelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
dan menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat sntik steril sekali pakai di dalam
partus set.
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa
dalam.
tangan DTT atau steril) dan letakan di partus set atau wadah DTT atau steril
tesedia.
amniotomi.
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % kemudian lepaskan dan
rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5 % selam 10 menit.
10. Periksa denyut jantng janin (DJJ) seteha kontraksi atau saat relaksasi uterus
c) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin aik dan
keinginannya:
ada.
secara benar.
11. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk
atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.
12. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
meneran :
b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
h) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120
(multigravida).
13. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
14. Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepla
15. Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
16. Buka tutup partusset dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva, maka
lindungi perenium dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi depleksi
dan membantu ;lahirnya kepala. Anjurkan ibu unutuk meneran perlahan atau
19. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai
a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua tempat dan
20. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
5
21. Setelah kepala bayi melakukan putaran praksi luar, pegang secara bipariental.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Denagn lembut gerakan kepala
ke arah bawah distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus fubis dan
kemudian gerakan arah ke atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
22. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perenium ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
23. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki ibu jari dan jari-
jari lainnya).
b) Apakah bayi bergerak dengan aktif? Sambil menilai letakan bayi di atas
perut ibu dan selimuti bayi dan jika bayi tidak menangis, tidak bernafas
25. Keringkan tubuh bayi, keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
basah dengan handuk atau kain yang bersih dan kering. Biarkan bayi diatas
perut ibu.
26. Perikasa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam terus
(hamil tunggal).
27. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
28. Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intra muskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
29. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat denagn klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendororng isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali
a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (indungi perut
b) Ikat tali pusa dengan benang DTT atau steril pada satu sisi atau
31. Letakan bayi agar ada kontak kulit dengan ke kulit bayi (Inisiasimenyusui dini).
32. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
Biarkan bayi selama 1 jam. Tunda pemberian vitamin K dan tetes mata.
33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34. Lakukan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
35. Setelah uteru sberkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso-kranial) secara hati-
hati (untuk mencgah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir-lahir setelah
30- 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas. Jika uterus tidak segera
minta ibu untuk meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah
sejajar
6
lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tatap lakukan
tekanan dorso-kranial)
b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat, beri
ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikut dan jika plasenta tidak
lahir dalam 10 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarhan segera
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada tempat yang telah disediakan. Jika
selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketubanlahir, lakukan massase uterus,
massase.
39. Periksa kedua sisi plasenta bagian maternal maupun fetal dan pastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta ke dalam kantung plastik atau
tempat khusus.
6
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan terjadi perdarahan pervaginam.
42. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit
1 jam :
a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam
b) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusu.
43. Setelah satu jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri salep mata
anterolateral.
b) Letakan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di
d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai
46. Anjurkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
48. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 ment selam 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 2 jam pasca persalinan:
a) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pasca persalinan
49. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60
50. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk
52. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
53. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga
55. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klori 0,5 %, balikkan bagian
dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.
(halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV.
Dalam literatur JNPK-KR (2009), Pimpinan persalinan kala III atau kala
retraksi artinya panjangnya otot rahim tidak kembali pada panjang semula
yaitu :
a) Secara Schulze
b) Secara Duncan
Pelepasan plasenta dari daerah tepi sehingga terjadi perdarahan dan diikuti
c) Secara Ahfeld
a) Perasat Kustner
6
b) Perasat Klein
e) Perasat Strasman
f) Perasat Manuaba
belum lepas.
2. Tarikan terasa ringan dan tali pusat memanjang berarti plasenta telah
lepas.
perdarahan primer dapat terjadi pada 2 jam pertama postpartum. Dengan demikian
diketahui.
6
Hal penting yang harus dilakukan atau di pantau sebelum meninggalkan ibu
post partum yaitu, pastikan kontraksi ibu dalam keadaan baik, tidak ada perdarhan
dari vagina atau alat genetalia, plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap,
kandung kemih kosong dan luka perineum terawatt dengan baik dan tidak ada
hematoma, bayi dalam keadaan baik, nadi serta tekanan darah normal. Observasi
kala IV dilakukan selama 2 jam, setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30
a. Bagian-bagian partograf
(2) Keadaan janin : DJJ, warna dan jumlah air ketuban, kontraksi uterus.
(3) Keadaan ibu yaitu menilai nadi, tekanan darah, kontraksi uterus, urin,
(4) Kondisi ibu dan janin yang harus dinilai dan dicatat meliputi :
berarti ketuban bercampur darah, K berarti tidak ada air ketuban atau
kering.
1/++ sutura yang sesuai, 2/++ sutura tumpang tindih tetapi dapat
Gambar 2.18
Gambar 2.19
g. Kontraksi (His) tiap 3 kali dalam 10 menit, hitung banyak dan lama
i. < 20 detik
j. Tanda-tanda vital yaitu nadi tiap 30-60 menit (tanda : (●) titik), TD
1) Gym Ball
Gym ball adalah terapi fisik atau latihan sederhana menggunakan bola.
diterapkan untuk ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu pasca melahirkan.
Indikasi :
6
Kontraindikasi
a) janin malpresentasi
b) Perdarahan antepartum
Persiapan
Jenis gerakan
2x8 hitungan
2x8 hitungan.
mundur
menggelinding bola
C. Nifas
1. Definisi Nifas
adalah masa saat mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu. Akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum
ada kehamilan dalam waktu tiga bulan. Masa nifas dimulai setelah plasenta
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana
dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan
pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu
terjaga.
c. Setelah bidan melakukan pengkajian data maka bidan harus menganalisa data
tersebut sehingga tujuan asuhan nifas ini dapat mendeteksi masalah yang
d. Mengobati atau merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya,
Dalam literature Prawirohardjo (2011), pada masa nifas ini paling sedikit
dilakukan empat kali kunjungan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir
terjadi. Adapun jadwal kunjungan masa nifas tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Kunjungan pertama
Kunjungan ini dilakukan pada saat 6-8 jam setelah persalinan, adapun
konseling pada ibu bagaimana cara mencegah perdarahan pada masa nifas,
dan pemberian ASI awal. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir, menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. Petugas
kesehatan harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
b. Kunjungan kedua
Pemeriksaan masa nifas ini dilakukan pada saat 6 hari setelah persalinan
tidak bau, menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan. Memastikan
ibu mendapat cukup makan, cairan dan istirahat. Memastikan ibu menyusui
Memberikan
7
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
c. Kunjungan ketiga
Kunjungan yang ketiga dilakukan pada saat 2 minggu setelah persalinan, ha;-
hal yang dilakukan pada pemeraksaan ini sama halnya seperti pada
d. Kunjungan keempat
menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang ia atau bayi alami dan
haid biasa atau jika pendarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri efigastrum atau masalah penglihatan.
f. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air kecil atau merasa tidak enak
badan.
j. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri dan bayinya.
Dalam literature Saifuddin (2011), Adapaun asuhan yang baik untuk masa
a. Kebersihan Diri
membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Sarankan ibu untuk
ibu untuk mencucu tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
b. Istirahat
Anjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang
biasa perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Latihan
normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini meyebabkan otot-otot perut
menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. Jelaskan bahwa
4) Pil zat besi ahrus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
e. Perawatan payudara
g. Keluarga berencana
h. Menyusui
Gambar 2.20
Cara Menyusui Yang Benar
2) Bayi yang menyusu ASI yang mengandung cukup vitamin A akan lebih
1) Pijat Oksitocin
a) Pengertian
sebagai stimulasi pada produksi ASI ibu selama menyusui. Oleh sebab
atau diperas. Bentuk stimulasi yang dilakukan pada ibu adalah dengan
b) Tujuan
Memperlancar ASI
Pijat oksitosin dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore.Pijat ini
dilakukan selama 3 menit. Pijat ini tidak harus selalu dilakukan oleh
Persiapan alat, menyiapkan alat dan bahan : Baby oil atau minyak
Mencuci tangan
Letakkan handuk di atas pangkuan ibu. Jika ibu tidak mampu untuk
turut. Pijat ini tidak harus dilakukan oleh petugas kesehatan tetapi
dapat dilakukan oleh suami atau keluarga yang lain. Pijat oksitosin
ini bisa diterapkan dalam kurun waktu 3-14 hari secara berturut-
Dalam literature Rukiyah, dkk (2013), yang dimaksud dengan bayi baru
lahir normal adalah : bayi yang lahir dengan presentasi belakang kepala,
melalui vagina tanpa alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar >7 dan
Dalam literature Rukiyah, dkk (2013), bayi baru lahir dikatakan normal
jika mempunyai beberapa tanda antara lain : Appearance colour (warna kulit),
seluruh tubuh kemerahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung > 100 x /
(tonus otot), gerakan aktif, Respiration (usaha nafas), bayi menangis kuat.
8
Kehangatan tidak terlalu panas (>380 c) atau terlalu dingin (<360 c), warna
kuning pada kulit 9tidak pada conjungtiva), terjadi pad hari ke 2-3, tidak biru,
pucat, memar; pada saat diberi makanan hisapan kuat, tidak mengantuk
berlebihan, tidak muntah; tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada tali pusat
seperti; tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah; dapat
berkemih selama 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, tidak ada lendir atau
darah pada tinja; bayi tidak menggigil atau tangisan kuat, tidak mudah
Dalam literature Rukiyah, dkk (2013), semua bayi baru lahir harus dinilai
Bayi baru lahir dikatakan sakit dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu
atau beberapa tanda antara lain : sesak nafas, frekuensi pernafasan 60 kali /
menit, gerah retraksi di dada, malas minum, panas atau suhu badan bayi
rendah, kurang aktif, berat lahir rendah (500-2500 gram) dengan kesulitan
minum.
Keadaan umum Bayi dinilai satu menit setelah Bayi lahir dengan penggunaan
nilai Apgar. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah Bayi menderita
Tanda-tanda bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu atau lebih dari tanda
seperti : sulit minum, sianosis sentral (lidah biru), perut kembung, periode
Tabel 2.6
Tabel nilai Apgar Score (AS)
0 1 2 NA
Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh 2
(warna kulit) ektremitas biru kemerah-merahan
Pulse rate Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100 2
(Frekuensi nadi)
Jumlah 10
dapat diketahui apakah Bayi normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia
sedang- 0ringan (nilai apgar = 4) atau bayi menderita asfiksia berat (nilai afgar =
0-3). Bila nilai apgar dalam 2 menit tidak mencapai nilai 7, maka harus dilakukan
resusitasi lebih lanjut oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit,
besar. Barhubung dengan itu, penilaian menurut Apgar dilakukan selain pada
umur 1 menit juga pada umur 5 menit. (Rachma Fazwa Budjang, 2007)
Perawatan Bayi Baru Lahir selama jam pertama Periksa kesehatan bayi
(nafas, denyut jantung, tonus otot, reflex dan warna kulit), Pertahankan bayi
dalam keadaan hangat dan kering, Jaga selalu kebersihan setiap waktu potong.
Dalam Literatur Saifuddin (2011), Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
(BBL) adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah
kelahiran. Sebagian besar bayi yang lahir akan menunjukan usaha bernafas
6) Pencegahan infeksi.
8
Lahir yaitu :
b. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah lendir dari wajah
bayi untuk mencegah jalan udara terhalang, periksa ulang pernafasan bayi.
c. Klem dan potong tali pusat dengan kedua klem, kira-kira 2-3 cm dari
pangkal tali pusat, potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil
pengikatan pada talli puast dengan tali yang steril dan DTT. Kemudian
periksa ulang talil pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi perdarahan
d. Jagalah bayi agar tetap hangat, pastikan agar bayi tersebut tetap hangat dan
terjadi kontak dini dengan kulit ibu, gantilah handuk atau kain yang basah,
dan bungkus bayi dengan selimut, pastikan kepala bayi terlindungi dengan
menit.
berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya
pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mangalami
kesakitan berat atau bahkan kematian. Hiopotermi mudah terjadi pada bayi
8
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera di keringkan dan di selimuti
walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat. Dalam literatur JNPK-
ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena
c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar
didekat benda-benda yang menpunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu
tubuh bayi.
yaitu:
atau skinning yang dilakukan saat bayi lahir, yang kedua pemeriksaan menyeluruh
8
meliputi usia kehamilan. Jika seorang bayi akan dipulangkan setelah ditinggal
sebentar (6-12 jam) BBL tersebut harus dikunjungi pada hari ketiga serta hari
kelima setelah lahir kemudian dilakukan kunjungan berikutnya ketika bayi berusia
antara 6-8 minggu. Jika bayi tersebut berada dirumah sakit selama 48 jam,
kunjungan pertama dapat ditunda hingga bayi tersebut berusia 10-14 hari. Dalam
literatur Rukiyah, dkk (2013), Tujuan kunjungan bayi sehat mencakup tiga hal
yaitu
1) Kunjungan Pertama
Dalam literatur Rukiyah, dkk (2013), seperti yang telah diuraikan mengenai
perwatan bayi pada hari kedua serta kelima setelah lahir. Adapun tugas bidan pada
b) Bidan harus menilai kesehatan ibu dan ayah serta mencari tanda-tanda depresi
pemberian makan oleh orang tua, tingkat kewaspadaan, pola defekasi dan
2) Kunjungan Kedua
Dalam literatur Rukiyah, dkk (2013), kunjungan bayi sehat kedua biasanya
berlangsung ketika bayi berusia antara 6-8 minggu. Adapun tugas bidan dalam
a. Imunisasi.
c. Setiap bidan yang merawat bayi sehat mengadakan kesepakatan yang jelas
dengan spesialis anak untuk konsultasi dan atau rujukan untuk setiap BBL
9. ASI Ekslusif
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya
air putih, sampai bayi berumur 6 bulan (Purwanti, 2010). ASI eksklusif adalah
bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, bubur, susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. ASI dapat diberikan
sampai anak berusia 2 tahun atau lebih (Ambarwati, 2010). Setelah 6 bulan, bayi
mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi
berumur 2 tahun.
2) Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. Unsur ini
mencakup hidrat arang, portein, vitamin dan mineral dalam jumlah yang
proposional.
1. Definisi
untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).
kebidanan yaitu:
secara keseluruhan.
penanganannya.
TINJAUAN KASUS
a. Pengkajian Data
1) Identitas
Pada tanggal 17 Desember 2021 di PMB N pada pukul 17.00 WIB, dilakukan
Islam, latar belakang pendidikan terakhir SMA (Tamat), suku Sunda, pekerjaan
SMA (Tamat), suku Sunda, pekerjaan wiraswasta. Pasangan ini bertempat tinggal
Ibu mengatakan kunjungan ini merupakan kunjungan ulang. Ibu mengaku ini
kehamilan yang ke tiga, pernah melahirkan dua kali dan belum pernah keguguran,
ibu mengaku usia kehamilannya yang sekarang masuk 9 bulan. Ibu sering BAK
pada malam hari sejak 1 minggu yang lalu hingga mengganggu tidur dan nyeri
punggung. Ibu mengatakan gerakan janinnya aktif dan saat ini tidak merasa
pusing, tidak nyeri ulu hati, mata tidak berkunang-kunang dan kaki tidak bengkak.
88
89
4) Riwayat menstruasi
Menarche 15 tahun, siklus 26 hari, banyaknya 2 kali ganti pembalut, tidak ada
dismenorhoe, lamanya 6 hari, sifat darah encer, tidak berbau dan tidak gatal,
5) Riwayat Perkawinan
Ibu menikah pertama kali pada umur 20 tahun dengan suami berumur 22
Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke tiga, ibu tidak pernah keguguran,
persalinan anak pertama di tolong oleh paraji dengan jenis kelamin perempuan
dan persalinan anak ke dua di tolong oleh bidan Berat Badan Lahir 3200 gr, PB 47
cm, bayi lahir normal, masa nifas normal dengan jenis kelamin laki-laki.
Pada trimester pertama, ibu mengatakan mual dan nafsu makan berkurang,
30 tablet dengan dosis 60 mg 1x1/ hari, asam folat sebanyak 10 tablet dengan
kehamilan 3 kali dengan bidan, teratur, ibu mendapatkan imunisasi TT1 pada
kehamilan 6 bulan tanggal 15 Oktober 2021, dan TT2 pada tanggal 12 Nopember
2021, ibu minum tablet Fe sebanyak 30 tablet dengan dosis 60 mg 1x/hari, ibu
merasakan gerakan janin pertama kalinya pada umur 4 bulan, dengan frekuensi 10
Pada trimester ketiga ibu mengeluh sakit pinggang dan ibu sering BAK 8-9
kali pada malam hari, periksa kehamilan 6 kali oleh bidan, secara teratur, tablet Fe
8) Riwayat kontrasepsi :
asma, paru-paru, diabetes melitus maupun penyakit menular seperti TBC dan
hepatitis B.
Ibu tidak mempunyai riwayat kebiasaan seperti merokok, minum jamu dan
alkohol.
Ibu makan 3 kali sehari, makan pagi bubur ayam dan gorengan dengan
mangkuk sedang, makan siang 1 piring nasi dengan porsi sedang, sayur bayam,
tahu 1 potong, tempe 1 poton dan makan malam 1/2 piring nasi dengan porsi
setengah ditambah dengan 1 potong tahu, sayur sop ayam dan kerupuk. Ibu
juga suka
91
7- 8 gelas (2 liter) air putih dan susu 1 gelas (250 cc) sehari. Pola eliminasi BAB 1
kali sehari, BAK 8-9 kali sehari. Kegiatan ibu sehari-hari adalah bekerja sebagai
karyawan. Ibu istirahat tidur siang 1/2 jam dan tidur malam 5-6 jam. Ibu
Ini kehamilan yang diinginkan dan keluarga sangat bahagia dan jenis kelamin
yang diharapkan oleh keluarga adalah apa saja yang penting bayinya lahir selamat
dan sehat. Ny. M 31 tahun tinggal bersama suami yang bernama Tn. D 34 tahun
dan anak pertama yang bernama An. A usia 9 tahun dan Anak kedua yang
dan nifas.
nifas.
b. Pemeriksaan Fisik
keadaan umum ibu baik, kesadaran compos metis, tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 76 kali per menit, suhu 36,5 oC, respirasi 24 kali per menit, berat badan 57
kg, berat badan sebelum hamil 49 kg, penambahan berat badan selama kehamilan
b) Pemeriksaan sistematis
1. Pemeriksaan kepala
Rambut bersih tidak ada ketombe, tidak rontok) pada muka (simetris dan
conjungtiva tidak ada anemis, sclera tidak ichterik, tidak memakai kacamata
dan palpebrae tidak ada pembengkakan), pada telinga (simetris, dan tidak
nampak ada serumen atau kotoran), pada mulut (lidah tidak ada stomatitis dan
geraham bersih, gigi tidak ada gigi palsu dan berlubang, tidak caries).
2. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar gondok dan kelenjar getah bening, tidak ada
tidak ada striae, jantung irama jantung reguler tidak ada mur-mur, paru-paru
bersih, tidak ada whezing, rales, ronkhi, axilla tidak ada tumor, tidak nyeri,
4. Ekstremitas atas
Tungkai simetris kanan dan kiri, oedema tidak ada, otot dan sendi tidak kaku,
5. Anogenital
Tidak ada luka parut, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar
bartolin dan skene, anus tidak ada haemoroid, ada lendir dan darah, tidak ada
air-air.
93
Tungkai simetris, tidak ada odema, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada
a. Inspeksi
Abdomen membesar dengan arah memanjang, tidak ada pelebaran vena, tidak
ada bekas luka operasi, ada linea nigra, tidak ada striae albican/livide, ibu juga
mengatakan tidak merasa nyeri saat janin bergerak, tidak ada kelainan pada
abdomen.
b. Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari di bawah px, teraba satu bagian lunak, kurang bulat,
Leopold II : Kanan teraba satu bagian keras, ada tahanan, memanjang seperti
(ekstremitas).
Leopold III : Bagian bawah terisi satu bagian bulat, keras, tidak bisa
Leopod IV : Kepala teraba 3/5 bagian janin teraba diatas simfisis pubis, dan
Tidak ada kontraksi, tidak ada cekungan pada perut, TBJ (30-12) x155 =2790
gram. Pada saat palpasi dan ketika janin bergerak ibu tidak merasakan sakit
pada abdomen.
c. Auskultasi
DJJ (+), punctum maximum (PM) kuadran kanan bawah 3 jari bawah pusat,
anogenital.
d) Ekstermitas bawah
Kaki terlihat simetris, tidak ada oedema pada kaki, otot dan sendi tidak kaku,
tidak ada varises, refleks patella positif kiri dan kanan, tidak ada kelainan.
e) Pemeriksaan laboratorium
Dari hasil pengkajian data subyektif dan obyektif dan telah dilakukan di
Dasar Ibu :
1) Ibu mengaku ini kehamilan yang ke tiga, pernah melahirkan dua kali dan
bulan.
Dasar Janin :
95
1) Palpasi abdominal
Leopold I : TFU 2 jari di bawah px, teraba satu bagian lunak, kurang bulat,
Leopold II : Kanan teraba satu bagian keras, ada tahanan, memanjang seperti
(ekstremitas).
Leopold IV: Bagian bawah terisi satu bagian bulat, keras, tidak bisa
Leopold V : kepala teraba 3/5 bagian janin teraba diatas simfisis pubis, dan
3) Pada saat dilakukan palpasi dan ketika janin bergerak ibu tidak merasakan
Tidak ada
e. Tindakan segera
f. Perencanaan
2) Beritahu ibu perubahan fisiologis trimester III sakit pinggang dan sering BAK
serta penanganannya.
samping Fe.
g. Pelaksanaan
keadaan ibu dan janin baik dan taksiran persalinannya adalah 21-01-2022,
tunggal dan kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat, posisi kepala bayi
sudah berada dibawah dan sudah masuk ibu tinggal menanti kelahiran
panggul akan melunak dalam mempersiapkan persalinan dan ibu tidak usah
pinggang ketika ibu duduk yaitu bila ibu duduk upayakan tulang punggung
berada posisi sejajar dengan sandaran kursi dan kedua kaki menapak pada
lantai dan jika ibu sering duduk maka jangan lupa selalu perbaiki posisi
duduk atau lakukan koreksi posisi duduk setiap beberapa saat berselang, bila
perlu untuk mendapat posisi duduk yang lurus ganjal bagian punggung
3) Melakukan pijat avarage untuk mengurangi nyeri pada pinggang ibu dengan
pada kedua sis tulang belakang hingga atas otot gluteal, kembali lagi dari
dengan air bersih dan mengalir. Setelah cebok anjurkan ibu untuk mengelap
sekitar kemaluannya dengan handuk yang bersih dan kering agar vagina ibu
tidak lembab dan mengganti celana dalam ibu bila celana dalam ibu terasa
menghindari minum dengan air teh kopi dan susu 1 jam setelah minum Fe
mual, untuk itu dianjurkan ibu untuk meminumnya malam hari, Fe juga dapat
membuat feses berwarna hitam dan agak keras untuk itu ibu disarankan untuk
buahan.
6) Memberitahu ibu tanda bahaya pada kehamilan trimester III seperti nyeri
perut hebat pada bagian bawah, sakit kepala yang tidak hilang dengan
bergerak dan apabila ibu menemukan salah satu tanda bahaya tersebut
7) Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu mules yang terasa dari perut
lendir darah.
akan datang yaitu tanggal 24 Desember 2021 atau jika ada keluhan.
h. Evaluasi
2) Ibu mengerti dengan apa yang telah dijelaskan oleh bidan, terlihat ibu bisa
mengulangi kembali apa yang telah diterangkan bidan yaitu tentang penyebab
4) Ibu telah diberi tablet penambah darah 1x1/ hari dengan dosis 60 mg dan tahu
5) Ibu mengerti dan mengatakan akan menjaga kebersihan vagina dan mengelap
vaginanya setelah BAK dengan handuk bersih dan kering agar tidak lembab.
6) Ibu mengetahui tanda bahaya kehamilan pada trimester III seperti nyeri perut
hebat pada bagian bawah, sakit kepala yang tidak hilang dengan stirahat,
apabila ibu menemukan salah satu tanda bahaya tersebut dianjurkan untuk
7) Ibu telah mengetahui tanda-tanda persalinan dan akan datang ke bidan bila
8) Ibu mengerti dan akan datang ke bidan 1 minggu kemudian yaitu tanggal 24
a. Data Subjektif
tahun.
10
Ibu mengatakan kunjungan ini merupakan kunjungan ulang. Ibu mengaku ini
kehamilan yang ke tiga, pernah melahirkan dua kali dan belum pernah keguguran,
ibu mengaku usia kehamilannya yang sekarang 9 bulan lebih. Ibu mengatakan
sudah tidak merasa sakit pinggang lagi tetapi ibu masih sering BAK namun
frekuensinya berkurang yaitu 6-7 kali/hari, saat ini ibu tidak merasa pusing, tidak
nyeri ulu hati, mata tidak berkunang-kunang. Ibu mengatakan gerakan janinnya
aktif.
b. Data Objektif
Pemeriksaan umum
BB : 58 kg BB sebelum hamil : 49 kg
Lila : 25 cm.
Pemeriksaan palpasi : TFU 31 cm. Leopold I : fundus uteri teraba satu bagian
lunak, kurang bundar, tidak melenting (bokong); Leopold II : kanan teraba satu
bagian keras, ada tahanan besar memanjang seperti papan (Punggung) kiri teraba
bagian-bagian kecil janin (Ekstremitas), Leopold III : teraba satu bagian bulat,
keras, dan tidak bisa digoyangkan (Kepala) sudah masuk PAP, Leopold IV :
kepala teraba 3/5 bagian teraba diatas simfisis pubis dan 2/5 bagian sudah masuk
PAP, DJJ
10
(+) : kuadran kanan 3 jari bawah pusat, frekuensi 142x/menit, Reguler; tidak ada
Tidak dilakukan pemeriksaan anogenital karena ibu tidak bersedia dan keadaan di
kampus ramai.
Ekstermitas atas tidak ada oedema dan ekstremitas bawah tidak ada oedema, tidak
ada varises, refleks patella positif kaki kiri dan kanan, tidak ada kelainan.
c. Assessment
Dari hasil pengakjian data subyektif dan obyektif dan telah dilakukan di
Dasar Ibu :
1) Ibu mengaku ini kehamilan yang ketiga, pernah melahirkan dan belum pernah
Dasar Janin :
1) Palpasi abdominal
Leopold I : TFU 3 jari di bawah px, teraba satu bagian lunak, kurang bulat,
Leopold II : Kanan teraba satu bagian keras, ada tahanan, memanjang seperti
(ekstremitas).
10
Leopold III : Bagian bawah terisi satu bagian bulat, keras, tidak bisa
Leopod IV : Kepala teraba 3/5 bagian janin teraba diatas simfisis pubis, dan
3) Pada saat dilakukan palpasi dan ketika janin bergerak ibu tidak merasakan
Tindakan segera
d. Penatalaksanaan
keadaan ibu dan janin baik dan taksiran persalinannya adalah 21-01-2022,
ibu sudah memasuki 9 bulan , posisi kepala bayi sudah baik yaitu berada
dibawah, kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Ibu mengerti dan telah
2) Mengingatkan ibu bahwa sering BAK adalah merupakan hal yang fisiologis.
Ini terjadi karena desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih terasa
10
Mengingatkan ibu untuk mengurangi minum 2-3 jam sebelum tidur dan
kemaluan ibu dari depan ke belakang (dari vagina ke anus) dengan air bersih
kemaluannya dengan handuk yang bersih dan kering agar vagina ibu tidak
lembab dan mengganti celana dalam ibu bila celana dalam ibu terasa lembab
4) Mengingatkan ibu untuk tetap minum tablet penambah darah atau Fe dengan
bahwa ibu bisa menambah vitamin C (air jeruk) untuk membantu penyerapan
Fe, dan menghindari minum dengan air teh kopi dan susu 1 jam seteh minum
mual, untuk itu dianjurkan ibu untuk meminumnya malam hari, Fe juga dapat
membuat feses berwarna hitam dan agak keras untuk itu ibu disarankan untuk
penambah darah dan tahu cara meminumnya.Ibu mengerti akan efek samping
Fe.
5) Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester III seperti
nyeri perut hebat pada bagian bawah, sakit kepala yang tidak hilang dengan
bergerak dan apabila ibu menemukan salah satu tanda bahaya tersebut
akan digunakan harus membuat ibu nyaman, dan keuangan juga disiapkan
mahal dan ditemani oleh anggota keluarga. Ibu mengatakan bahwa persiapan
7) Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu mules yang terasa dari
akan datang yaitu tanggal 31 Desember 2021 atau jika ada keluhan. Ibu
mengerti dan akan datang minggu depan atau jika ada keluhan untuk
a. Data Subjektif
Pada tanggal 31 Desember 2021 bertempat di PMB N pada pukul 16.00 WIB,
kehamilan yang ketiga pernah melahirkan dan belum pernah keguguran, ibu
mengaku usia kehamilannya yang sekarang 9 bulan. Ibu mengatakan masih sering
BAK dengan frekuensi yaitu 6-7 kali/hari, saat ini ibu tidak merasa pusing, tidak
nyeri ulu hati, mata tidak berkunang-kunang. Ibu mengatakan gerakan janinnya
aktif.
b. Data Objektif
Pemeriksaan umum
BB : 58 kg BB sebelum hamil : 49 kg
Lila : 25 cm.
1) Pemeriksaan palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari di bawah px, teraba satu bagian lunak, kurang bundar,
Leopold II : kanan teraba satu bagian keras, ada tahanan besar memanjang
(Ekstremitas).
Leopold III : teraba satu bagian bulat, keras, dan tidak bisa digoyangkan
Leopold IV : Kepala teraba 3/5 bagian teraba diatas simfisis pubis dan 2/5
bagian sudah masuk PAP; DJJ (+) : kuadran kanan 3 jari bawah
Tidak dilakukan pemeriksaan anogenital karena ibu tidak bersedia dan keadaan di
kampus ramai.
Ekstermitas atas tidak ada oedema dan ekstremitas bawah tidak ada oedema,
tidak ada varises, refleks patella positif kaki kiri dan kanan, tidak ada kelainan.
golongan darah B.
c. Assessment
Dari hasil pengakjian data subyektif dan obyektif dan telah dilakukan di
Dasar Ibu :
1) Ibu mengaku ini kehamilan yang ketiga, pernah melahirkan dan belum pernah
Dasar Janin :
1) Palpasi abdominal
Leopold I : TFU 3 jari di bawah px, teraba satu bagian lunak, kurang bulat,
Leopold II : Kanan teraba satu bagian keras, ada tahanan, memanjang seperti
(ekstremitas).
Leopold III : Bagian bawah terisi satu bagian bulat, keras, tidakbisa
Leopold IV : Kepala teraba 3/5 bagian janin teraba diatas simfisis pubis, dan
3) Pada saat dilakukan palpasi dan ketika janin bergerak ibu tidak merasakan
Tindakan segera
d. Penatalaksanaan
keadaan ibu dan janin baik dan taksiran persalinannya adalah 21-01-2022, usia
kehamilan ibu 37 minggu , TD 120/80 mmHg, Nadi 76x/menit, Suhu 36,5 ◦C,
memasuki 9 bulan, posisi kepala bayi sudah baik yaitu berada dibawah,
kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Ibu mengerti dan telah mengetahui
2. Mengingatkan ibu bahwa sering BAK adalah merupakan hal yang fisiologis.
Ini terjadi karena desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih terasa
Mengingatkan ibu untuk mengurangi minum 2-3 jam sebelum tidur dan
3. Mengingatkan ibu untuk menjaga kebersihan vagina dengan cara cebok vagina
ibu dari depan ke belakang (dari vagina ke anus) dengan air bersih dan
dengan handuk yang bersih dan kering agar vagina ibu tidak lembab dan
mengganti celana dalam ibu bila celana dalam ibu terasa lembab karena jika
tidak diganti
10
4. Mengingatkan ibu untuk tetap minum tablet penambah darah atau Fe dengan
bahwa ibu bisa menambah vitamin C (air jeruk) untuk membantu penyerapan
Fe, dan menghindari minum dengan air teh kopi dan susu 1 jam seteh minum
mual, untuk itu dianjurkan ibu untuk meminumnya malam hari, Fe juga dapat
membuat feses berwarna hitam dan agak keras untuk itu ibu disarankan untuk
penambah darah dan tahu cara meminumnya.Ibu mengerti akan efek samping
Fe.
5. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester III seperti
nyeri perut hebat pada bagian bawah, sakit kepala yang tidak hilang dengan
dan apabila ibu menemukan salah satu tanda bahaya tersebut dianjurkan untuk
6. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu mules yang terasa dari
akan digunakan harus membuat ibu nyaman, dan keuangan juga disiapkan
mahal dan ditemani oleh anggota keluarga. Ibu mengatakan bahwa persiapan
akan datang yaitu tanggal 7 Januari 2022 atau jika ada keluhan. Ibu mengerti
dan akan datang minggu depan atau jika ada keluhan untuk melakukan
kunjungan ulang.
I. Pengkajian Data
A. Identitas
Pada tanggal 5 Januari 2022 di PMB N pada pukul 17.00 WIB, dilakukan
beragama islam, latar belakang pendidikan terakhir SMA (Tamat), suku sunda,
I. Manajemen Kala I
1) Alasan Kunjungan
2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan sudah ada mules terasa dari depan sampai ke pinggang sejak
jam 09.00 WIB, ibu mengaku mulesnya sering, ibu mengatakan sudah keluar
lendir bercampur darah sejak sore, belum keluar air-air, ibu masih merasakan
gerakan janinnya dalam 12 jam terakhir sebanyak >15 kali, ibu tidak merasakan
sakit kepala yang hebat, tidak ada pandangan kabur, tidak ada nyeri pada ulu hati,
3) Riwayat Penyakit
HIV/ AIDS.
4) Riwayat menstruasi
2022, haid sebelumnya bulan Maret lamanya 5 hari, siklus haid 27 hari, ANC di
5) Riwayat imunisasi
6 bulan tanggal 15 Oktober 2021, dan TT2 pada tanggal 12 Nopember 2021.
11
Ibu mengaku ini hamil yang ketiga, pernah melahirkan, tidak pernah
Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke tiga, ibu tidak pernah keguguran,
persalinan anak pertama di tolong oleh paraji dengan jenis kelamin perempuan
dan persalinan anak ke dua di tolong oleh bidan dengan jenis kelamin laki-laki.
Ibu terakhir makan dan minum pukul 17.00, jenis makanan yang ibu
konsumsi yaitu nasi dan sayur sop minum ± 2 gelas air putih dan 1 gelas teh
manis dengan gelas berukuran 250 cc. Terakhir BAB pukul 15.00 dan BAK pukul
15.20 WIB. Pola istirahat: ibu istirahat siang 1 jam, dan pada malam hari ibu tidur
7 jam. Keadaan psikologi ibu baik dan tidak ada keluhan lain.
1) pemeriksaan umum
Keadaan umum baik, tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36,5°c, nadi 80
x/menit, respirasi 24 x/menit, tinggi badan ibu 150 cm, berat badan ibu sekarang
57 kg, berat badan sebelum hamil ibu 48 kg. Jadi peningkatan berat badan ibu
2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
Rambut bersih, berwarna hitam, tidak ada lesi. Muka tidak oedem. Mata
Hidung bersih, tidak ada secret, dan tidak ada polip, fungsi penciuman baik.
Telinga
11
tidak nampak serumen, fungsi pendengaran baik. Mulut bersih. Gigi bersih,
tidak karies, tidak ada karang gigi, tidak ada gigi tanggal.
b) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening.
Mamae putting susu menonjol, belum keluar kolostrum, tidak ada striae.
a) Abdomen
Inspeksi, membesar dengan arah memanjang, tidak ada pelebaran vena, ada
b) Palpasi
Leopold I : Fundus uteri terisi 3 jari di bawah px, teraba satu bagian bundar,
Leopold III : Bagian bawah terisi 1 bagian bulat, keras, tidak bisa
Leopold IV: Kepala teraba 2/5 diatas shympisis, 3/5 bagian terendah janin
Cekungan pada perut dan nyeri tekan tidak ada. Taksiran Berat Janin
c) Auskultasi
Denyut jantung janin (+), frekuensi 132 x/menit, teratur, tempat kuadran
a) Inspeksi
dari vagina, keadaan vulva tidak odema, tidak varises dan anus tidak ada
haemorhoid.
b) Vagina/Toucher
benjolan, tidak ada tumor, porsio arah central, tebal, lunak, pembukaan 7 cm,
bagian terendah di Hodge II, Tidak ada bagian lain dari janin dan tidak teraba
tidak ada kekakuan sendi, tidak ada varises, refleks patella (+), tidak ada
6) Pemeriksaan penunjang
hasil negatif (-), dan reduksi urine hasilnya negatif (-), pemeriksaan Hb 11 gr
%, golongan darah B.
Data Diagnosa
Dasar
a) Ibu mengaku ini hamil anak ke tiga, pernah melahirkan dua kali, tidak pernah
5 hari.
uteri 30 cm, leopold abdomen : Leopold I : Fundus uteri terisi 3 jari di bawah
px, teraba satu bagian bundar, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold II :
kanan teraba bagian panjang seperti papan, keras (punggung), kiri teraba
bulat, keras, tidak bisa digoyangkan (kepala) sudah masuk pintu atas panggul
(PAP). Leopold IV : Kepala teraba 2/5 diatas shympisis, 3/5 bagian terendah
d) Taksiran Berat Janin (TBJ) (31-11) x 155 = 3100 gram, HIS frekuensi 4 kali
dalam 10 menit, lamanya 45 detik, relaksasi (+), Denyut jantung janin (+),
dari vagina, anus tidak ada haemorhoid. Keadaan vulva tidak odema, varises
tidak ada, pemeriksaan dalam dilakukan pukul 17.00 vulva/vagina tidak ada
benjolan, tidak ada tumor, porsio arah sentral, tebal, lunak, pembukaan 7 cm,
keadaan ketuban utuh, penunjuk sutura sagitalis, tidak ada moulage, turunnya
bagian terendah Hodge II, tidak ada bagian lain dari janin dan tidak teraba tali
pusat menumbung.
Tidak Ada
Tidak Ada
III. Perencanaan
2. Lakukan informed choice dan informed concent kepada ibu dan keluarga
3. Beritahu ibu agar tidak mengedan terlebih dahulu karena pembukaan belum
7. Ajarkan ibu terapi gym ball untuk mengurangi dan mengontrol nyeri di kala I
IV. Pelaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik.
2. Melakukan informed choice dan informed concent kepada ibu dan keluarga
persalinan.
belum lengkap dan ajarkan untuk relaksasi saat tidak ada mules.
karena jika ibu menahan kencing akan memperlambat turunnya kepala janin
ke dasar panggul.
7. Mengajarkan ibu terapi gym ball untuk mengurangi dan mengontrol nyeri di
persalinan kala I dengan geralan duduk diatas bola, tangan diatas pinggang
atau lutut, gerakan pinggul kesamping kanan dan kiri mengikuti aliran
8. Menjaga hak dan privasi pasien dengan hanya menhadirkan keluarga yang
V. Evaluasi
6. Ibu telah mengerti dan akan melaksananakan anjuran bidan. Memberikan ibu
dengan normal.
8. Ibu hanya minta ditemani oleh suaminya dan skerm sudah tertutup.
a. Subjektif
dari perut depan sampai ke pinggang, ibu mengeluh pinggangnya terasa panas
ibu juga mengatakan mulesnya sering, teratur dan kuat. Mules terasa dibagian
mulesnya semakin sering dan teratur, dan bila ibu duduk mulesnya semakin
kuat dan sering, ibu mengatakan adanya pengeluaran lendir bercampur darah,
ibu mengaku belum keluar air-air, gerakan janin aktif dan pada saat janin
bergerak ibu tidak merasakan sakit, tidak nyeri ulu hati, tidak pusing, dan
b. Objektif
x/menit. TFU : 31 cm, leopold IV kepala teraba 2/5 diatas simfisis pubis, dan
Gerakan janin aktif, Taksiran Berat Janin (TBJ) (31-12) x 155 = 2945 gram,
HIS frekuensi 4 kali dalam 10 menit, lamanya 45 detik, kekuatan hisnya kuat,
relaksasi 5 menit, cekungan pada perut tidak ada, tidak ada nyeri ditekan.
DJJ(+), punctum maximum (PM) kuadran kanan bawah 3 jari bawah pusat,
dari vagina ± 5 cc, tidak ada luka parut pada perineum, keadaan vulva tidak
12
odema, varises tidak ada, tidak ada pembesaran kelenjar bartolin dan skene,
ketuban utuh, presentasi dan posisi kepala Penurunan kepala pada hodge III+,
dengan penunjuk kepala, moulage belum jelas, tidak ada bagian-bagian lain
dari janin yang teraba dan tidak teraba tali pusat menumbung.
c. Asssasment
Diagnosa Ibu : G3P2A0 Hamil 37 minggu 5 hari, inpartu kala 1 fase aktif.
d. Penatalaksanaan
1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan saat ini. Memberikan hasil pemeriksaan saat
ini bahwa keadaan ibu dan janin baik yaitu dimana TD 120/70 MmHg, suhu
cm. Ibu mengerti dengan informasi yang telah disampaikan mengenai kondisi
consent pada ibu dan keluarga terhadap tindakan-tindakan medis yang akan
12
dilakukan dan ditandatangani oleh pihak pasien. Ibu dan keluarga telah
menjawab pertanyaannya dengan baik dan memotivasi ibu bahwa ibu pasti
bisa melewati persalinannya dengan baik dan bayi yang dilahirkan selamat
4) Hadirkan orang terdekat ibu. Menghadirkan orang terdekat ibu seperti suami
dan ibunya untuk mendampingi selama proses persalinan agar ibu merasa
lebih tenang dan nyaman saat proses persalinan. Ibu merasa tenang setelah
pada pinggang ibu agar rasa sakitnya sedikit berkurang. Keluarga pasien telah
memberikan pijatan ringan pada pinggang ibu dan ibu terlihat lebih nyaman.
6) Ajarkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi saat ada HIS. Mengajarkan ibu
untuk melakukan teknik relaksasi saat ada his untuk mengurangi rasa sakit
dengan cara menarik nafas panjang dari hidung keluarka lewat mulut secara
7) Ajarkan ibu terapi gymball untuk mengurangi dan mengontrol nyeri di kala I.
Mengajarkan ibu terapi gym ball untuk mengurangi dan mengontrol nyeri di
persalinan kala I dengan geralan duduk diatas bola, tangan diatas pinggang
atau lutut, gerakan pinggul kesamping kanan dan kiri mengikuti aliran
gelinding
12
bola, dilakukan secara berulang minimal 2x8 hitungan. Ibu telah melakukan
8) Beri ibu asupan makanan. Memberi ibu asupan makan nasi dan lauk pauk
ayam goreng agar ibu tidak lemas. Ibu telah menghabiskan setengah piring
nasi dan 1 potong ayam goreng. Berikan ibu minum 1 gelas teh manis.
Memberikan ibu minum 1 gelas teh manis agar ibu tidak kehausan. Ibu telah
9) Menganjurkan ibu untuk yaitu miring kiri untuk mempercepat penurunan dan
terlentang karena akan mengganggu asupan jalan oksigen serta nutrisi janin.
jam kemudian atau juka ada indikasi, pemeriksaan His, DJJ, dan nadi setiap
30 menit, tekanan darah setiap 4 jam dan suhu setiap 2 jam. Observasi sedang
dilakukan.
11) Siapkan partus set, obat-obatan essensial, dan bantalan resusitasi BBL.
Menyiapkan partus set steril dan bantalan resusitasi BBL bila dibutuhkan dan
menyiapkan pakaian bayi yang hangat, bersih, pada troli beralas kain steril.
Partus set, obat-obatan essensial dan bantalan resusitasi BBL telah disiapkan.
12) Ajarkan ibu cara mengedan yang benar, yaitu dengan cara tarik nafas dengan
hidung dan buang nafas dengan mulut dan lihat ke arah perut ibu dengan
tidak memejamkan mata dan tidak mengangkat bokong. Ibu mengerti cara
ke dalam partograf. Hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah diberikan sudah
a. Subyektif (S)
2 jam kemudian ibu mengatatakan mulesnya semakin kuat, sering, terasa ada
dorongan kuat untuk meneran dan ibu mengeluh ingin mengedan atau seperti
ingin BAB. Ibu merasakan adanya pengeluaran lendir bercampur darah yang
banyak dan ada ibu merasa ada pengeluaran air-air, bau amis berwarna jernih.
b. Obyektif (O)
110/70 mmHg, Respirasi: 24 x/menit, Nadi: 82x/menit, Suhu : 36,5 ºC. TFU 31
cm. Abdomen leopold IV kepala sudah masuk PAP, dengan perabaan 0/5 bagian
teraba diatas simfisis, 5/5 bagian terendah janin sudah masuk PAP.
His intensitas: kuat, frekuensi 5 kali dalam 10 menit, dan durasi 50 detik,
relaksasi baik.
DJJ (+) 140 x/menit regular, di kuadran kanan bawah 3 jari diatas simpisis.
Inspeksi vulva : terlihat adanya lendir bercampur darah (blood show) jumlah
darah yang keluar ± 45 cc tekanan pada anus, perineu menonjol, vulva dan anus
tampak membuka, sudah keluar air –air berwarna jernih dengan volume ± 600 ml.
VT jam
19.00 WIB : vagina : tidak ada tumor/benjolan, porsio sudah tidak teraba dan
12
pembukaan sudah lengkap 10 cm, ketuban negatif, bagian terendah kepala berada
di Hodge IV, dengan penunjuk ubun-ubun kecil, tidak teraba tali pusat
menumbung, tidak ada bagian-bagian janin yang teraba dan tidak ada moulage.
c. Assessment (A)
d. Planning (P)
1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan saat ini. Memberitahu ibu dan
keluarga hasil pemeriksaan saat ini bahwa keadaan ibu dan janin baik dan
mengajarkan dan memotivasi ibu untuk melakukan nafas panjang bila ada
mules dan istirahat bila mulesnya hilang, memberikan motivasi dan dukungan
emosi pada ibu dan keluarga, menemani ibu dan keluarga, menganjurkan ibu
dan keluarga untuk berdoa dalam hati, motivasi ibu dan keluarga untuk
asupan cairan dan makanan atau cemilan ibu. Ibu telah diberikan asuhan
sayang ibu.
keluarga agar terlibat dalam asuhan persalinan antra lain membantu ibu
telah dipatahkan.
7. Pakai alat perlindungan diri. Memakai alat perlindungan diri celemek. Alat
8. Pakai sarung tangan. Memakai sarung tangan steril. Telah memakai sarung
tangan steril.
10. Bersihkan vulva dan perineum. Membersihkan vulva dan perineum. Telah di
11. Lakukan Periksa Dalam. Melakukan Periksa Dalam bahwa pembukaan telah
12. Lepaskan sarung tangan. Melepaskan sarung tangan. Sarung tangan telah
dilepaskan.
13. Lakukan auskultasi DJJ. Melakukan DJJ dengan hasil (+) 140x/menit. Telah
dilakukan DJJ.
12
14. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap, dan keadaan janin baik.
Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap, dan keadaan janin. Ibu telah
15. Minta bantuan keluarga untuk menyiapakan posisi ibu meneran Meminta
16. Lakukan pimpinan meneran (dorongan kuat untuk meneran), saat ada
saat ada kontraksi. Telah dilakukan pimpinan meneran (dorongan kuat untuk
17. Anjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman. Menganjurkan ibu untuk
mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum meneran dalam waktu 60
18. Letakan handuk bersih diperut ibu, meletakan handuk bersih diperut ibu jika
kepala bayi membuka vulva diameter 5–6 cm, mengambil kain bersih yang
19. Buka tutup partus set. Membuka tutup partus set. Partus set telah di buka.
20. Pakai sarung tangan steril. Memakai sarung tangan steril. Telah memakai
21. Jika telah tampak kepala bayi 5–6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan duk steril. Tangan lain
menahan kepala bayi untuk menahan defleksi dan bantu lahirnya kepala.
22. Periksa apakah adanya lilitan tali pusat. memeriksa apakah adanya lilitan tali
23. Tunggu bayi melakukan putaran paksi luar. Menunggu bayi putaran paksi
lembut gerakan kepala kearah distal hingga bahu depan muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian gerakan kearah atas dan distal untuk mengeluarkan
bahu belakang.
24. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku kearah bawah, gunakan lengan atas
untuk menyusuri dan memegang lengan siku sebelah atas. Lihat tiga kriteria
bayi baru lahir atau yang disebut dengan sanggah susur dengan hati-hati agar
25. Telusuri punggung bayi dan sanggah tubuh bayi. Menelusuri punggung bayi
26. Lihat tiga penilaian bayi baru lahir sambil keringkan bayi menggunakan
handuk diperut ibu. Melihat tiga penilaian bayi baru lahir yaitu bayi langsung
bayi menggunakan handuk diperut ibu, menutupi kepala bayi. Telah melihat
tiga kriteria bayi baru lahir yaitu bayi langsung menangiskuat, adanya tonus
otot, warna bayi kemerahan dan bayi telah di keringkan, kepala bayi telah di
tutup.
27. Bayi telah lahir pada pukul 19.30 WIB, bayi baru lahir spontan dengan jenis
a. Subjektif (S)
2 menit kemudian Ibu merasa senang setelah kelahiran bayinya dan ibu masih
merasakan mules namun tidak sekuat sebelum melahirkan bayinya, dan ibu
merasa lelah.
b. Objektif (O)
kosong.
globuler, tali pusat yang memanjang dan ada semburan darah mendadak dan
c. Asasement (A)
Masalah : Ibu masih merasakan mules sedikit dan ibu terlihat lelah.
d. Planning (P)
1. Beritahu ibu bahwa bayi sudah lahir. Memberitahu ibu bahwa bayi sudah
lahir dan plasenta belum keluar dan akan di lakukan pengeluaran plasenta.
2. Berikan ibu minum teh manis. Memberikan ibu 1 gelas teh manis. Ibu telah
di sepertiga paha sebelah kanan agar uterus berkontraksi dengan baik. Ibu
lahir sebelumnya desinfektan terlebih dahulu ke daerah 1/3 paha atas bagian
5. Jepit tali pusat. Menjepit tali pusat dengan klem kurang lebih 3 cm dari pusat
bayi setelah 2 menit pasca persalinan, dorong isi tali pusat ke arah distal/ ibu
dan jepit kembali tali pusat 2 cm distal klem dari klem pertama. Tali pusat
telah di klem.
6. Potong tali pusat. Memotong tali pusat dan lindungi bayi menggunakan kasa
lalu mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
simpul sisi pada sisi lainnya. Tali pusat telah dipotong dan diikat dan
7. Meletakan bayi diatas perut ibu agar kontak dengan kulit ibu ke kulit bayi
8. Menyelimuti bayi agar tidak terjadi hipotermi dan memakaikan topi di kepala
yaitu semburan darah, uterus globuler, tali pusat memanjang. Ada semburan
10. Pindahkan klem pada tali pusat. Memindahkan klem pada tali pusat hingga
11. Letakan satu tangan di atas kain pada perut ibu. Meletakan satu tangan di atas
kain pada perut ibu. Telah diletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu.
12. Lakukan penegangna tali pusat. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
saat ada kontraksi yaitu satu tangan di atas simfisis menahan bagian bawah
uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial)
13. Jika dengan penegangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah
panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran
sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah kemudian
ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva.
14. Lakukan putaran searah jarum jam. Setelah 2/3 bagian plasenta tampak di
depan vulva, pegang plasenta dengan kedua tangan, melakukan putaran pada
plasenta searah jarum jam. Telah dilakukan putaran plasenta searah jarum jam
15. Keluarkan plasenta. Mengeluarkan plasenta, plasenta lahir pada pukul 19.40
WIB.
13
16. Lakukan massase. Melakukan masase pada fundus uteri selama 15 detik/ 15
dengan baik.
17. Ajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan massase fundus uterus.
18. Periksa kembali kelengkapan plasenta sambil tangan kiri melakukan masase
ketebalan 2,5 cm, panjang tali pusat 50 cm, berat lebih kurang 500 gram,
tidak ada pengapuran dan fetal yaitu kotiledon 20 lobus. Plasenta telah
19. Evaluasi adanya laserasi. Mengevaluasi ada tidaknya laserasi, vagina dan
perineum . Plasenta telah diperiksa, lengkap dan tidak ada luka laserasi.
20. Nilai kontraksi. Menilai kontraksi uterus dan evaluasi perdarahan. Kontraksi
uterus baik jumlah darah yang keluar yaitu sebanyak ± 150 cc.
21. Biarkan bayi melakukan kontak kulit. Membiarkan bayi kontak kulit selama 1
melengkapi partograf.
13
a. Subyektif (S)
Ibu merasa senang bayinya telah lahir dengan selamat dan plasentanya telah
lahir lengkap. Ibu mengatakan merasa lelah dan masih merasa mules, masih
keluar darah, terasa sakit pada jalan lahir. ibu mengatakan tidak ada sakit kepala
yang hebat, pandangan tidak kabur, dan ibu juga mengatakan rahimnya terasa
b. Obyektif (O)
Keadaan umum : baik, kesadaran : compos mentis, tekanan darah : 110/70 mmHg,
Palpasi abdomen : TFU: 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, terlihat uterus bulat
Pemeriksaan anogenital : tidak ada luka laserasi. Jumlah darah yang keluar : 150
cc.
c. Assessment (A)
d. Planning (P)
bahwa ibu sudah melahirkan dengan selamat, keadaan ibu baik, tidak terdapat
2. Memberikan ibu hidrasi peroral/ minum 1 gelas teh manis agar ibu tidak
terhadap kontraksi uterus, jumlah darah yang keluar dan tanda vital ibu yaitu
pada jam pertama setiap 15 menit dan jam kedua setiap 30 menit. Telah
dilakukan pemantauan terhadap uterus, jumlah darah yang keluar dan tanda-
4. Cek apakah ada luka laserasi. Mengecek apakah ada luka laserasi apabila ada
lakukan penjahitan. Ada luka laserasi dan segera lakukan tindakan penjahitan
sesuai prosedur.
5. Cuci daerah genital dengan lembut dengan sabun dan air desinfektan tingkat
tinggi, kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang lebih nyaman.
merasa nyaman.
7. Rendam semua alat – alat yang telah dipakai dalam larutan klorin 0,5%. Buka
sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% dan rapihkan alat – alat
yang lain.
8. Evaluasi jumlah darah yang keluar. Mengevaluasi jumlah darah yang keluar
yaitu ± 150. Telah dilakukan evaluasi jumlah darah yang keluar yaitu
sebanyak
± 150 cc.
13
mmHg, Nadi 80x/menit, Respirasi 24x / permenit, Suhu 36,6o Cek keadaan
kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan
tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan,
melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal). Telah
normal.
10. Periksa bayi. Memeriksa kembali untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan
diperiksa kembali keadaan bayi bahwa bayi dalam keadaan sehat dan normal.
11. Rendam semua peralatan. Merendam semua peralatan bekas dalam larutan
klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit) cuci dan bilas peralatan setelah
menggunakan air DTT dari sisa cairan ketuban, lendir dan darah, membantu
ibu memakai pakain yang bersih dan kering. Bada ibu telah dibersihkan dan
14. Pastikan ibu merasa nyaman. Memastikan ibu merasa nyaman, keluarga
16. Celupkan sarung tangan. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5 %, balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin
0,5
17. Cuci kedua tangan. Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun dan
19. Beri Vit-A 1 tablet. Memberi Vit-A dengan jumlah 200.000 IU atau sama
dengan 2 tablet, tablet pertama diberikan segera setelah lahir dan tablet ke dua
di berikan setelah waktu 24 jam. Vit-A di berikan kepada ibu segera setelah
lahir.
03.25 WIB.
a. Pengkajian Data
1) Identitas
(Tamat), suku sunda, pekerjaan sebagai karyawan, dengan suami Tn. D 34 tahun,
2) Anamnesa
a. Keluhan Utama
Pada tanggal 5 Januari 2022 bertempat PMB N, pada pukul 03.25 WIB, ibu
mengeluh saat ini perutnya masih merasakan mules-mules dan merasa lelah.
b. Riwayat Persalinan
Riwayat persalinan ibu melahirkan pada tanggal 5 Januari 2022 pukul 19.30
WIB secara spontan, dengan jenis kelamin perempuan, BB 3200 gram, Panjang
Badan 49 cm, keadaannya sehat dan normal. Pada proses persalinan ketuban
pecah sejak jam 19.00 WIB secara spontan berwarna jernih, banyaknya ± 600 cc,
baunya khas. Lama persalinan kala I: 2 jam, kala II: 30 menit, kala III: 10 menit.
Plasenta lahir lengkap pada pukul 19.40 WIB, secara spontan, ukuran/berat 500
gram. Tali pusat, panjang 50 cm, lebar 22 /diameter cm, tebal 2,5 cm kala IV : 2
jam dan pada kala IV perineum tidak terdapat luka laserasi. Jumlah darah yang
keluar pada kala I 5cc, Kala II 45cc, kala III 80 cc, kala IV 150 cc dan semuanya
berjumlah 280cc.
Tidak ditemukan penyulit dan komplikasi seperti tekanan darah tinggi, kejang
dan infeksi.
Keadaan umum baik, lahir tanggal 5 Januari 2022, pukul 19.30 WIB . Jenis
kelamin Perempuan, berat badan 3200 gram, panjang badan 49 cm, nilai apgar 8/9
Ibu mengkonsumsi nasi dan sayur sup dan jumlah air yang diminum ibu adalah
± 2 liter. Ibu sudah bisa BAK dan tidak ada kesulitan dalam BAK. Ibu belum BAB
13
karena belum ingin. Ibu sudah memberikan ASI pada bayinya. Ibu melakukan
mobilisasi dan sudah bisa ke kamar mandi sendiri. Ibu mengatakan merasa cemas
pada saat menghadapi persalinan dan saat ini ibu merasa senang atas kelahiran
bayi perempuannya. Pada saat ibu akan menyusui bayinya, ibu membersihkannya
terlebih dahulu.
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan Sistematis
Kepala : (rambut tidak ada ketombe, tidak rontok, dengan warna hitam),
untuk muka (simetris dan tidak nampak oedema), mata conjungtiva tidak anemis,
sclera tidak icterik, palpebrae tidak oedema. hidung tidak ada polip, tidak ada
sekret. Telinga simetris, tidak ada serumen. Mulut bibir simetris, tidak ada
stomatis. Gigi tidak ada karies, gigi tanggal. Leher : (Tidak ada pembesaran
kelenjar gondok dan kelenjar getah bening, tidak kaku kuduk, tidak nyeri).
Payudara sudah ada pengeluaran kolostrum, abdomen tidak ada nyeri tekan,
kandung terisi penuh, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus (+) baik.
Genitalia luar : tidak oedema, tidak ada varises, perineum tidak ada luka laserasi,
pengeluaran lochea warna merah (rubra) darah yang keluar 10 cc, tidak berbau,
konsistensi encer dan gumpalan. Anus tidak ada hemoroid, ekstrimitas tungkai
simetris kanan dan kiri, tidak ada oedema, tidak ada varises, refleks patella (+)
sign ibu tidak merasakan sakit saat dilakukan pemeriksaan homan’s sign. Tidak
tanpa komplikasi.
d. Tindakan Segera/Kolaborasi
e. Perencanaan
4) Beritahu ibu bahwa mules yang ibu rasakan saat ini adalah normal.
7) Ajarkan ibu cara perawatan tali pusat yang baik dan benar.
11) Jadwalkan kunjungan ulang 1 minggu kemudian yaitu tanggal 11 Januari 2022
f. Pelaksanaan
1) Memberikan hasil pemeriksaan saat ini bahwa keadaan ibu dan bayi dalm
keadaan baik.
4) Memberitahu ibu bahwa mules yang ibu rasakan adalah normal karena otot-
5) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar kesehatan ibu pulih
kembali setelah melewati proses persalinan, sarankan ibu untuk tidur siang
6) Memberikan penkes nutrisi yang baik untuk ibu nifas yaitu makan dengan
gizi seimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup,
seperti nasi, sayuran hijau yang dapat merangsang pengeluaran ASI, kacang
hijau, lauk pauk seperti ikan, daging, ayam, telor, buah-buahan, dan sayuran,
tidak ada pantangan makanan. Anjurkan ibu untuk minum yang cukup yaitu
sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali menyusui),
dan menganjurkan ibu untuk tetap minum tablet penambah darah selama 40
7) Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat yaitu tutupi tali pusat dengan kasa
steril, jangan gunakan apapun pada tali pusat, biarkan tetap kering dan bersih,
14
popok atau celana bayi diikat dibawah tali pusat, untuk menghindari kontak
dengan feses dan urin, hindari penggunaan kancing, koin atau uang logam
tangan dan kedua ibu jari menunjuk ke depan dan memberikan gerakan-
gerakan melingkar kecil- kecil dengan kedua ibu jari, pemijatan dilakukan
selama 3 menit.
10) Menjelaskan tanda-tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga seperti demem,
perdarahan pervaginam, keluar banyak bekuan darah, bau busuk dari vagina,
pusing, lemas luar biasa, payudara bengkak dan merah, nyeri panggul atau
nyeri perut yang hebat. Jika ada tanda-tanda tersebut segera minta bantuan
2022
g. Evaluasi
pantangan dalam makanan, minum yang cukup dan tetap minum tablet
penambah darah.
7) Ibu mengerti tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar.
9) Ibu telah dilakukan pemijatan oksitocin dan suami mengerti cara melakukan
10) Ibu telah paham dan mengerti tentang tanda bahaya pada masa nifas.
11 Januari 2022
a. Subjektif
Kurnia Nurwahidah ibu mengatakan sudah merasa sehat dan tidak ada keluhan.
Ibu mengatakan masih keluar darah nifas berwarna merah dan kekuningan. Ibu
mengatakan kurang tidur karena tiap malam bayinya suka nangis dan harus
menyusui bayinya, ibu tidur malam ± 5 jam dan siang tidak tidur. Pola kebiasaan
sehari-hari ibu makan 3x/hari dengan nasi, lauk, sayur, dan buah, minum sehari 8
gelas air putih, suami membantu ibu melakukan pekerjaan rumah tangga. BAB
1x/hari. BAK 5-6x/hari. Ibu menyusui bayinya segera tiap bayi menangis atau
setiap 2 jam sekali dan bayi menyusu kuat, tidak ada keluhan.
14
b. Obyektif
sistematis masih dalam batas normal Konjungtiva tidak pucat, payudara tidak
lecet, bayi menyusu dengan benar. TFUteraba antara umbilicus dan simfisis.
berbau. Perinieum normal, tidak adam kijki luka perinieum. Ektremitas tidak ada
nyeri betis atau kaki, tidak ada tanda-tanda homan sign, kandung kemih terisi
penuh.
a. Analisa
b. Penatalaksanaan
2. Memberikan penkes nutrisi yang baik untuk ibu nifas yaitu nasi, sayuran
hijau yang dapat merangsang pengeluaran ASI, kacang hijau, lauk pauk
seperti ikan, daging, ayam dan telor, buah-buahan dan sayuran, tidak ada
pantang makanan.
3. Menganjurkan ibu utuk istirahat apabila bayi sedang tidur, ibu menegerti dan
akan melakukannya.
4. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas dan bayi baru lahir,
mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada ibu nifas dan bayi baru lahir, ibu
masih mengingatnya.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
nutrisi bayi hanya dengan air susu ibu selama 6 bulan tanpa tambahan
mengerti.
18 Januari 2022.
c. Subyektif
kunjungan ke rumah ibu, ibu mengatakan sudah merasa sehat dan tidak ada
keluhan, ibu sudah bisa menikmati perannya dengan baik, ibu mengatakan sedikit
3x/hari dengan nasi, lauk, sayur, dan buah, minum sehari 8 gelas air putih,
istirahat ±5 jam dan siang 1-2 jam, ibu mengurus bayi dan anak yang pertama,
suami membantu ibu melakukan pekerjaan rumah tangga. BAB 1x/hari. BAK 5-
6x/hari. Ibu menyusui bayinya segera tiap bayi menangis atau setiap 1 jam sekali
d. Obyektif
sistematis masih dalam batas normal, Konjungtiva tidak pucat, payudara tidak
lecet, bayi menyusu dengan benar. TFU sudah tidak teraba. Anogenital
pengeluaran
14
lochea alba berwarna putih kekuningan, tidak berbau. Perinieum normal, tidak ada
luka perinieum. Ektremitas (+), tidak ada oedema, tidak ada tanda-tanda homan
sign
c. Analisa
d. Penatalaksanaan
2. Memberikan penkes nutrisi yang baik untuk ibu nifas yaitu nasi, sayuran
hijau yang dapat merangsang pengeluaran ASI, kacang hijau, lauk pauk
seperti ikan, daging, ayam dan telor, buah-buahan dan sayuran, tidak ada
pantang makanan.
3. Menganjurkan ibu utuk istirahat apabila bayi sedang tidur, ibu menegerti dan
akan melakukannya.
masa menyusui ibu memberikan ASI ekslusif pada bayinya, dan belum
mendapatkan haid kembali, atau ibu bisa memakai alat kontrasepsi pil atau
suntik yang tidak mengganggu produksi air susu, ibu mengerti dan berniat
5. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas dan bayi baru lahir,
mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada ibu nifas dan bayi baru lahir, ibu
masih mengingatnya.
6. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
nutrisi bayi hanya dengan air susu ibu selama 6 bulan tanpa tambahan
mengerti.
a. Subyektif
Enam minggu kemudian, pemeriksaan dilakukan dirumah ibu oleh
mahasiswa, ibu mengatakan sudah merasa sehat dan tidak ada keluhan, ibu
mengatakan sudah tidak keluar darah nifas. Pola kebiasaan sehari-hari ibu makan
3x/hari dengan nasi, lauk, sayur, dan buah, minum sehari 8 gelas air putih,
istirahat ± 6 jam dan siang 1- 2 jam, ibu mengurus bayi dan anak yang pertama,
6x/hari. Ibu menyusui bayinya segera tiap bayi menangis atau setiap 1 jam sekali
b. Obyektif
sistematis masih dalam batas normal, Konjunctiva tidak pucat, payudara tidak
lecet, ASI keluar, bayi menyusu denngan benar, TFU sudah tidak teraba,
ektremitas tidak ada nyeri betis atau kaki, tidak ada tanda-tanda homan sign.
14
c. Analisa
d. Penatalaksanaan
darah 120/80 mmHg, suhu 36,5° C, resfirasi 23x/menit, nadi 80x/menit, ibu
dalam keadaan baik, masa nifasnya normal, ibu mengerti penjelasan yang
diberikan
2) Mengingatkan ibu tentang penkes nutrisi yang baik untuk ibu nifas yaitu nasi,
sayuran hijau yang dapat merangsang pengeluaran ASI, kacang hijau, lauk
pauk seperti ikan, daging, ayam dan telor, buah-buahan dan sayuran, tidak
3) Mengingatkan kembali ibu untuk istirahat apabila bayi sedang tidur, ibu
nutrisi bayi hanya dengan air susu ibu selama 6 bulan tanpa tambahan
didokumentasikan.
1. Asuhan Kebidanan 1 Jam Pada Bayi Baru Lahir 5 Januari 2022 Pukul
20.30 WIB.
14
a. Pengkajian Data
1) Identitas
Bayi Ny. M dan Tn. D berumur 1 jam lahir tanggal 5 Januari 2022 pukul
19.30 WIB lahir secara spontan dengan jenis kelamin perempuan dari orang tua
(Tamat), suku sunda, pekerjaan sebagai karyawan, dengan suami Tn. D 34 tahun,
sebanyak 2 kali oleh bidan dengan keluhan mual muntah pada pagi hari.
Sedangkan pada saat hamil tua 4 kali pemeriksaan dengan keluhan susah BAB
dan sakit perut bagian bawah. HPHT : 14-04-2021 dan TP : 21-01-2022, usia
Ibu mengatakan mengkonsumsi nasi, telur, sayur, ayam, ikan, tahu, tempe,
sambal, buah-buahan dan susu ketika hamil. Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi
Ibu melahirkan dengan spontan, ditolong oleh bidan dan mahasiswi Nurhayati
dan lama kala 2, 30 menit, selaput ketuban pecah spontan pukul 19.00, berwarna
jernih, baunya khas, jumlahnya 600 cc, keadaan plasenta lahir lengkap/ tidak ada
pengapuran/ tidak ada kelainan, tidak ada komplikasi pada saat persalinan.
APGAR score 9/10, score 9 artinya seluruh tubuh kemerahan (score 2),detak
kali per menit (score 2), sedikit gerakan mimik menyeringai (score 1), ektremitas
Fleksi (score 2), usaha bernafasnya baik, menangis kuat (score 2) dan pada menit
ke 5 nilai apgar scorenya adalah 10, artinya, artinya seluruh tubuh kemerahan
(score 2), detak jantung > 100 kali per menit (score 2), gerakan aktif (score 1),
Gerakan aktif, ekstremitas fleksi (score 2), usaha bernafasnya baik, menangis kuat
(score 2) tidak ada cacat bawaan/kelainan, melakukan rawat gabung, tidak ada
warna hitam pekat, baunya khas. Bayi juga sudah BAK 1 jam setelah lahir,
berwarna jernih dan jumlahnya 30 cc. Pemberian minum telah diberikan yaitu ASI
a. Pemeriksaan umum
Respirasi : 45 kali/menit
Suhu : 36,7 oC
b. Pemeriksaan sistematis
1) Kepala : ubun-ubun : datar, normal, tidak ada kelainan, sutura normal tidak
2) Telinga : Periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala, garis khayal
3) Mata : mata simetris, tidak ada tanda infeksi, tidak ada kelainan pada mata,
4) Mulut dan hidung : Mulut simetris, bibir dan langitan lembab berwarna merah
muda, bibir dan langit-langit tidak ada labio skisis dan palato skisis, tidak ada
swallowing positif, hidung ada dua lubang, simetris, tidak ada cuping hidung.
6) Dada : datar, simetris, puting menonjol, sejajar kanan dan kiri. Bunyi nafas
normal tidak ada whezing, rales, ronkhi, bunyi jantung reguler terdengar lup
7) Bahu, lengan dan tangan. Bahu, normal, simetris tidak ada fraktur, gerakan
normal dan jumlah jari lengkap, normal tidak ada polidactyl atau syndactil.
8) Perut : datar, simetris, tidak ada penonjolan sekitar tali pusat, tidak cekung,
tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada tonjolan tali pusat.
10) Tungkai : simetris, gerakan normal kanan dan kiri, gerakan normal, jumlah
jari lengkap tidak ada polidactyl dan sindactyl, refleks stapping, moro, dan
startel positif.
11) Punggung dan anus : datar, tidak ada penonjolan atau cekungan, anus
12) Kulit : Ada sedikit verniks, tidak ada lanugo, warna kulit dan bibir
tanda lahir.
15
c. Antropometri
Panjang badan : 49 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 33 cm
Dasar ibu Ibu baru melahirkan pukul 19.30 WIB tanggal 5 Januari 2022
Tidak ada.
d. Tindakan Segera/Kolaborasi
Tidak ada.
e. Perencanaan
5) Rencanakan bayi injeksi HB0 1 jam setelah injeksi vit K dengan dosis 0,5 cc.
15
12) Beritahu ibu dan keuarga bayi akan dimandikan setelah 6 jam.
f. Pelaksanaan
1) Memberikan hasil pemeriksaan saat ini bahwa keadaan bayi baik yaitu
keadaan umum bayi baik, kesadaran compos mentis, nadi : 142 kali/ menit,
3200 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala: 33 cm, lingkar lengan atas
2) Memastikan bayi dijaga agar tetap hangat dengan membungkus bayi dengan
kain yang bersih, lembut, selimuti bayi, dan memakaikan topi untuk
4) Memberikan bayi injeksi vit K dengan dosis 0,1 cc di sepertiga paha kiri di
bagian atas.
9) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI hingga 6 bulan, karena ASI dapat
menambah kekebalan tubuh bagi bayi.
10) Memberitahukan tanda bahaya pada BBL seperti tidak menangis kuat, tidak
mau menyusui, bayi terus tidur, tali pusat berdarah, mata merah, teralu panas
dan teralu dingin, hisapan lemah, kejang, tidak berkemih, tidak BAB, serta
perawatan BBL .
jalinan kasih/ kontak batin antara ibu dan bayi semakin terjalin.
12) Beritahu ibu dan keluarga bahwa bayi akan dimandikan seteah 6 jam
persalinan.
1) Ibu sudah mengetahui keadaan bayinya, bahwa bayi ibu dalam keadaan sehat
VIII. Asuhan Kebidanan 6 Jam pada Bayi Baru Lahir di PMB N pada
a. Data Subjektif
Dua hari setelah melahirkan ibu mengatakan bayinya bergerak aktif, bayinya
sudah bisa menyusui dengan benar dan bayi ibu sudah bisa menelan ASI nya, tali
pusat tidak memerah, bayi sudah buang air besar 1 x/hari warna kuning, dan
buang air kecil 5-6 x/hari berwarna jernih. Bayi sering tidur dan sering
b. Data Objektif
Suhu : 36,5°C
Pemeriksaan Antropometri
Tapi pusat : Tidak ada tanda-tanda perdarahan atau infeksi, tali pusat
belum puput.
c. Asessment
d. Penatalaksanaan
1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa bayi dalam
36,5°C, bayi mau menyusu. Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil
pemeriksaan.
2) Memastikan bayi dijaga agar tetap hangat dengan membungkus bayi dengan
3) Memberitahukan tanda bahaya pada BBL seperti tidak menangis kuat, tidak
mau menyusui, bayi terus tidur, tali pusat berdarah, mata merah, teralu panas
4) Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan pada bayi yaitu bayi diselimuti
dengan selimut atau kain bersih dan hangat, pakaikan topi, jika popok,
selimut
15
dan baju basah segera ganti. Ibu dan keluarga mengerti tentang tindakan apa
5) Memberitahu ibu cara perawatan tali pusat yaitu tutupi tali pusat dengan kasa
steril, jangan gunakan apapun pada tali pusat, biarkan tetap kering dan bersih,
popok atau celana bayi diikat dibawah tali pusat, untuk menghindari kontak
dengan feses dan urin, hindari penggunaan kancing, koin atau uang logam
untuk membalut tekan tali pusat. Ibu mengerti tentang perawatan tali pusat
6) Memberitahu ibu cara menyusui yang baik dan benar yaitu ibu diharapkan
upayakan posisi perut bayi sejajar dengan perut ibu atau saling bersentuhan
seluruh bagian areola dan puting susu harus masuk ke dalam perut bayi. Bila
berhasil bayi terlihat nyaman dan tenang dalam menyusu, ASI diberikan
sesering mungkin atau jika bayi mau (on demand) dan jangan menjadwalkan
pemberian ASI karena akan mengurangi nutrisi bayi. Ibu telah diberikan
7) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi, yaitu ASI saja
yang diberikan pada bayi selama 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun.
seluruh asuhan dan hasil pemeriksaan. Semua asuhan dan hasil pemeriksaan
telah didokumentasikan.
IX. Asuhan Kebidanan 6 hari pada Bayi Baru Lahir di PMB N tanggal 11
Januari 2022.
15
a. Data Subjektif
Enam hari setelah melahirkan, ibu mengatakan bayinya bergerak aktif, mau
dan dapat menghisap puting susunya dan menyusu dengan kuat juga dapat
menelan ASI nya, tali pusat sudah puput pada hari keenam, bayi sudah buang air
besar 2x/hari warna coklat kehijauan dan buang air kecil 6-7x/hari berwarna
jernih. Bayi sering tidur dan sering dibangunkan 2 jam sekali untuk disusukan.
b. Data Objektif
Suhu : 36,7°C
Pemeriksaan Antropometri
Tapi pusat : Tidak ada tanda-tanda perdarahan atau infeksi, tali pusat
sudah puput.
c. Asessment
normal.
d. Penataaksanaan
1) Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayi dalam keadaan baik, denyut
bayi sudah bisa BAB dan BAK, dan mau menyusu, ibu dan keluarga sudah
2) Memberitahukan tanda bahaya pada BBL seperti tidak menangis kuat, tidak
mau menyusui, bayi terus tidur, tali pusat berdarah, mata merah, teralu
lebih lanjut.
4) Memotivasi kembali ibu untuk memberikan ASI saja selama 6 bulan (ASI
Esklusif).
5) Menjelaskan kembali tekhnik menyusui yang benar dan menyusui bayi tiap 2
X. Asuhan kebidanan 14 hari pada bayi baru lahir di PMB N pada tanggal
18 Januari 2022.
a. Data Subjektif
Empat belas hari setelah melahirkan, ibu mengatakan bayinya bergerak aktif,
menyusu dengan kuat juga dapat menelan ASI nya, bayi sudah buang air besar
2x/hari warna coklat kehijauan dan buang air kecil 6-7x/hari berwarna kuning
jernih. Bayi diberikan susu setiap 2 jam sekali, kadang 1 jam sekali.
15
b. Data Objektif
Suhu : 36,5°C
Pemeriksaan Antropometri
c. Asessment
d. Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayi dalam keadaan baik, denyut
BAB dan BAK normal, menyusu kuat, ibu dan keluarga sudah mengetahui
hasil pemeriksaan.
2) Memberitahu ibu imunisasi BCG dan Hb1, BCG adalah imunisasi yang
diberikan pada usia 0-2 bulan, disuntikan dikulit dan nantinya akan timbul
terhadap
15
penyakit TBC. Hb1 adalah imunisasi yang disuntikan di paha dan akan terasa
Hb1.
Pada BAB pembahasan ini berdasarkan pada ada atau tidaknya kesenjangan
normal, dan perawatan BBL pada NY. M, 31 tahun sejak tanggal 17 Desember
catatan perkembangan SOAP, yang terdiri dari pengkajian data, analisa masalah,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada data ini penulis tidak
menemukan kesenjangan teori dan kasus yang ada. Penulis melakukan wawancara
keluhan ibu sering BAK dan sakit pinggang sejak 1 minggu yang lalu.
Namun keluhan yang ibu rasakan merupakan hal yang fisiologis dalam
160
16
Tarikan inilah yang membuat ibu hamil besar sering mengeluh pegal dan
nyeri di tubuh bagian belakang, termasuk sekitar pinggang teori yang menyatakan
bahwa sakit punggung bagian bawah disebabkan oleh peningkatan beban berat
yang disebabkan oleh bertambah besarnya janin dalam kandungan, dan akan
menghilang bila ibu tersebut beristirahat serta tidak ada keluhan lain yang
Keluhan lain yang ibu rasakan yaitu sering BAK. Pada kehamilan tua
merupakan hal yang fisiologis, dalam literatur Rukiyah 2013 di sebutkan bahwa
sering BAK yaitu disebabkan karena kepala janin mulai mencari jalan lahir dan
menekan kandung kemih, dan menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih
pada siang hari, batasi minuman bahan diuretic alami seperrti kopi, teh, cola dan
cafein perbanyak minum pada siang hari dan tidak perlu mengurangi minum pada
kehamilan 3 kali dengan bidan, teratur, ibu mendapatkan imunisasi TT1 pada
kehamilan 6 bulan tanggal 15 Oktober 2021, dan TT2 pada tanggal 12 Nopember
tetanus neonatorum pada janin (Saifudin, 2011). Dalam hal ini ibu telah
mengkonsumsi secara teratur dimulai dari Trimester II dan III. Ibu telah minum
tablet Fe lebih dari 90 tablet sampai saat ini dan telah sesuai dengan teori yang
dijelaskan oleh Saifuddin (2011) bahwa pemberian Fe pada ibu hamil minimal
16
masing-masing 90 tablet dan sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan teh atau
bahwa kunjungan antenatal dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu
satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dua kali pada
4 minggu/1
setiap minggu. Dapat disimpulkan bahwa hal diatas sudah sesuai dengan teori
kali.
T yaitu (T1), ukur tekanan darah (T2), ukur tinggi fundus uteri (T3), pemberian
payudara dan pijat tekan payudara (T8), dan pemeriksaan reduksi urine atas
tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9), temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan (T10), pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
(T13), pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14). Ada
dan pijat tekan payudara, pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil,
pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok, pemberian terapi
anti malaria untuk daerah endemis malaria. Pemeriksaan tidak dilakukan karena
keterbatasan waktu, alat, dan biaya baik dari pasien dan bidan. Dalam hal ini
tanda-tanda vital dan rambut sampai ujung kaki, hasil pemeriksaan yang
Tekanan darah ibu 120/80 mmHg. Dalam teori Saifudin, 2011 menjelaskan
bahwa tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar
fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg
pada saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hypertensi, tekanan darah
normal berkisar 110/70 mmHg. Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa tekanan
dilakukan dengan meraba pulsasi pada arteri di beberapa tempat seperti, carotis,
brachialis, radialis, femoralis, dorsalis pedis. Frekuensi nadi, normal : 60-100 kali/
menit, takikardi > 100 kali/ menit, bradikardi < 60 kali/ menit hal ini dijelaskan
dalam teori D. Lyrawati tahun 2010. Dan dapat disimpulkan bahwa nadi ibu
Pemeriksaan suhu ibu adalah 36,5oC. Dalam teori D. Lyrawati tahun 2010
suhu normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36,5 - 37,5°C. Dapat disimpulkan
suhu ibu dalam keadaan normal. Secara keseuluruhan dalam pemeriksaan tanda-
tanda vital ibu dalam keadaan sehat dan normal dan tidak ditemukan kesenjangan.
Respirasi ibu 24 kali per menit. Dalam teori D. Lyrawati, 2010 respirasi
normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit, maka dapat disimpulkan
Menentukan status gizi dengan pengkuran LILA, LILA ibu 25 cm, dalam
teori saifudin tahun 2011 disebutkan bahwa LILA normal minimal 23,5 cm, maka
lila ibu dikatagorikan normal. Selain itu status gizi bisa dilihat dari perhitungan
IMT yaitu Berat badan/ tinggi badan (m 2), BB 58 Kg, TB 150 cm, 58/1,5 2 =
58/2,25 = 25,8. Dalam teori dinyatakan normal jika hasil penghitungan IMT
antara 19,8 – 26. Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan adalah
Namun jumlah peningkatan berat badan ibu selama hamil kurang yaitu hanya
badan selama hamil adalah 11,5 kg – 16 kg. Namun dari hasil pemeriksaan
kondisi ibu dalam keadaan normal dan TBJ juga masih dalam batas normal.
Ukur tinggi badan TB ibu 150 cm, dalam teori Saifudin tahun 2011 disebutkan
tinggi badan menentukan panggul ibu, ukuran normal yang baik untuk ibu hamil
antara lain > 145 cm. Maka dapat disimpulkan tinggi badan ibu dalam batas
usia
16
kehamilan dengan TFU, TFU ibu 30 cm dalam teori Mc. Donals disebutkan
bahwa dengan usia kehamilan 34 minggu minggu tinggi fundus uteri yaitu 30 cm
diatas simfisis dengan demikian tinggi fundus uteri ibu sesuai dengan usia
kehamilan.
digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dalam fundus, dengan
hasil teraba bokong , leopold II menentukan apa yang berada dibagian kanan dan
kiri ibu, dengan hasil bagian kanan punggung dan bagian kiri ekstremitas dalam
terdapat kepala atau bokong ialah pada letak lintang. Leopold III untuk
menentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini
sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Dengan hasil teraba kepala
tidak bisa digoyangkan (sudah masuk PAP). Leopold IV untuk menentukan apa
yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul. Dengan hasil janin sudah masuk PAP dengan perjarian Sejajar 3/5
bagian janin teraba diatas simfisis pubis, dan 2/5 bagian terendah janin sudah
masuk PAP (FK UNPAD, 2007). Maka dapat disimpulkan bahwa hasil sesuai
dengan teori yang ada dan dari hasil pemeriksaan palpasi Leopold dikatakan
normal.
Dalam teori untuk menentukan taksiran berat janin digunakan rumus johnson
tossec yaitu TFU (cm) – (11/12/13) x 155 gram (Farrer,2001). TFU ibu 30 cm,
dicerminkan dari DJJ yang kurang dari 120 atau lebih dari 160x/menit dengan
ireguler (JNPK- KR, 2010), sehingga dapat disimpulkan bahwa DJJ normal.
bertujuan untuk mengetahui komplikasi adanya pre eklamsi pada ibu hamil,
Standar kadar kekeruhan protein urine adalah : (Negatif : urine jernih). (Positif I
(+) :ada kekeruhan). (Positif 2 (++) : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan).
(Positif 3 (+++): urine lebih keruh dan endapan lebih jelas). (Positif 4 (++++):
urine sangat keruh dan disertai endapan yang Menggumpal). Dapat disimpulkan
adanya glukosa dalam urine. Carakerja membaca hasil pemeriksaan urine reduksi,
berwarna biru
mempunyai kadar ++2, dengan kadar 0,5-1 %, jika hasil pembakaran urine
berubah menjadi jingga maka nilai hasilnya adalah +3, dengan kadar kuantitatif 1-
2 %, merah bata nilai +3, kadar >2%. Pada saat pemeriksaan protein urine dan
reduksi
16
ibu dengan hasil negatif. Dapat disimpulkan untuk pemeriksaan reduksi hasilnya
pada ibu sudah sesuai dengan teori yang ada. Secara keseluruhan untuk
Dari hasil pengkajian data subyektif dan obyektif yang telah dilakukan, di
tunggal, hidup, intrauterin dengan persentasi kepala. Menurut teori paritas klien
dengan kehamilan saat ini) ibu hamil yang kedua, P adalah paritas (Jumlah
kelahiran), ibu belum mempunyai anak , dan A adalah abortus yaitu berapa kali
ibu mengalami abortus pada kehamilan sebelumnya, ibu belum pernah keguguran
ketidaknyamanan fisiologis yang biasa terjadi pada trimester III sakit pinggang
dan sering BAK pada malam hari (Rukiyah, 2013). Kebutuhan ibu memberitahu
ibu perubahan fisiologis trimester III sakit pinggang dan sering BAK serta
konsultasi dengan tenaga kesehatan lain, maka disimpulan tidak ada tindakan
trimester III sakit pinggang dan penanganannya, ibu dilakukan pijat average
pijatan di
16
kepala, meningkatkan system daya tahan tubuh dan memperbaiki kualitas tidur
trimester III sering BAK dan cara penanganannya, memberitahu ibu cara menjaga
yang bergizi dan mengandung zat besi.memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan
mendokumentasikan hasil asuhan hal ini sesuai dengan teori Prawirohardjo tahun
yang kedua, dilakukan pengkajian data kembali Setelah di evaluasi ibu sudah
tidak merasa sakit pada pinggang, masih sering BAK namun frekuensi berkurang
menjadi 6-7x/hari, ibu mengatakan sudah mengurangi minum 2-3 jam sebelum
minum disiang hari dan, namun perlu diingat sering BAK merupakan hal yang
fisiologis karena pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke bawah pintu
atas panggul sehingga kandung kencing mulai tertekan kembali dan menyebabkan
sering kencing hal ini dijelaskan dalam literatur Rukiyah tahun 2013 dan
kapasitas kandung kemih meningkat sampai 1 liter dan pengaruh hormon estrogen
16
Pemeriksaan tanda-tanda vital pada ibu normal dan tidak ditemukan hal-hal
yang patologis. Tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5oC, nadi 80 kali per
menit, respirasi 24 kali permenit. Pemeriksaan abdomen TFU 31 cm, DJJ positif
dengan frekuensi 128 kali per menit. Secara keseluruhan pemeriksaan objektif
hidup, intrauterin, presentasi kepala. Dari hasil diagnosa tidak ditemukan masalah
Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa diagnosa didasari dengan data
subjektif yaitu ibu mengaku ini kehamilan yang pertama, belum pernah
melahirkan, tidak pernah keguguran, ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir
pada kehamilan trimester III yaitu sering kencing. Kebutuhan : Memberitahu ibu
perubahan fisiologis trimester III sering kencing serta penanganannya. Tidak ada
Mengevaluasi kembali asuhan yang diberikan minggu yang lalu yaitu ibu
sering BAK namun sekarang frekuensinya sudah berkurang dan sakit pinggang
ibu sudah sembuh. Intervensi yang dilakukan pada ibu diantaranya memberi
penyuluhan setiap kunjungan antenatal tentang sering BAK pada ibu merupakan
hal yang fisiologis, ingatkan ibu untuk menjaga kebersihan vagina, perlunya
minum tablet Fe, gizi yang seimbang, serta menghindari kopi dan teh atau susu
dalam 1 jam sbelum/sesudah makan, tanda bahaya pada kehamilan tua, dan
tanda-tanda
17
persalinan sudah sesuai dengan teori standar pelayanan antenatal yang di kutip
yang ketiga, dilakukan pengkajian data kembali Setelah di evaluasi ibu masih
sering BAK namun frekuensi berkurang menjadi 6-7x/hari, ibu mengatakan sudah
mengurangi minum 2-3 jam sebelum tidur, jangan mengurangi kebutuhan minum
minimal 8 gelas perhari perbanyak minum disiang hari dan, namun perlu diingat
sering BAK merupakan hal yang fisiologis karena pada akhir kehamilan kepala
janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul sehingga kandung kencing mulai
tertekan kembali dan menyebabkan sering kencing hal ini di jelaskan dalam
literatur Rukiyah tahun 2013 dan dalam literatur Saifuddin tahun 2011di jelaskan
bahwa hal ini diakibatkan juga oleh pengaruh relaksasi hormon progesteron yang
Pemeriksaan tanda-tanda vital pada ibu normal dan tidak ditemukan hal-hal
yang patologis. Tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5oC, nadi 76 kali per
menit, respirasi 24 kali permenit (D. Lyrawati, 2010). Pemeriksaan abdomen TFU
31 cm, DJJ positif dengan frekuensi 140 kali per menit. Secara keseluruhan
pemeriksaan objektif yang dilakukan pada ibu dalam keadaan sehat dan normal.
hidup, intrauterin, presentasi kepala. Dari hasil diagnosa tidak ditemukan masalah
Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa diagnosa didasari dengan data
subjektif yaitu ibu mengaku ini kehamilan yang pertama, belum pernah
melahirkan, tidak pernah keguguran, ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir
pada kehamilan trimester III yaitu sering kencing . Kebutuhan : Memberitahu ibu
perubahan fisiologis trimester III sering kencing serta penanganannya. Tidak ada
Mengevaluasi kembali asuhan yang diberikan minggu yang lalu yaitu ibu
sering BAK namun sekarang frekuensinya sudah berkurang dan sakit pinggang
ibu sudah sembuh. Intervensi yang dilakukan pada ibu diantaranya memberi
penyuluhan setiap kunjungan antenatal tentang sering BAK pada ibu merupakan
hal yang fisiologis, ingatkan ibu untuk menjaga kebersihan vagina, perlunya
minum tablet Fe, gizi yang seimbang, serta menghindari kopi dan teh atau susu
dalam 1 jam sbelum/sesudah makan, tanda bahaya pada kehamilan tua, dan tanda-
tanda persalinan sudah sesuai dengan teori standar pelayanan antenatal yang di
Ibu mengatakan sudah ada mules terasa dari perut depan menjalar sampai ke
pinggang. Ibu juga mengatakan mulesnya sering, teratur dan kuat. Mules terasa
dibagian pinggang menyebar ke daerah bagian bawah perut dan semakin teratur
(tidak hilang ketika ibu mencoba untuk berjalan), ibu mengatakan adanya
pengeluaran lendir bercampur darah, ibu mengaku belum keluar air-air. Dalam
ibu
17
akan bersalin. Dalam teori lain persalinan disebutkan bahwa persalinan terjadi
uterus akibat penurunan kadar progesteron pada akhir 1-2 minggu sebelum partus,
kontraksi mula-mula jarang dan tidak teratur dengan intensitas ringan kemudian
menjadi lebih sering, lebih lama dan intensitasnya semakin kuat seiring kemajuan
persalinan. Selama persalinan dan kelahiran pervaginam juga adalah hal yang
fisiologis nyeri ini disebabkan karena kontraksi rahim, dilatasi serviks, dan
distensi perineum.
Dalam literature Rukiyah tahun 2013 Fase Aktif ditandai dengan frekuensi
adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selam 40 detik atau lebih). Hal diatas sesuai dengan teori tanda kala 1
fase aktif.
Hari pertama haid terakhir 14-04-2021 dengan rumus Naegle dapat diketahui
hari perkiraan lahir, hari haid pertama ditambah 7 dan bulannya dikurang 3 (untuk
bulan februari sampai Desember) atau ditambah 9 (untuk bulan januari sampai
Maret) dan tahun ditambah, sehingga di dapatkan hasil TP tanggal 21-01-2022 .Di
lapangan tanggal persalinan Ny. M tidak sesuai dengan taksiran persalinan yaitu 5
Januari 2022. Dengan usia kehamilan saat ini adalah 37 minggu 5 hari,
berdasarkan teori usia kehamilan ibu termasuk pada Trimester III yaitu antara 28
minggu sampai
termasuk pada rentang waktu usia kehamilan aterm yaitu antara 37 minggu
sampai 42 minggu. Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
17
Tekanan darah ibu adalah 120/80 mmHg, dalam teori dikatakan TD akan
sistolik adalah 10-20 mmHg dan diastolik 5-10 mmHg. Pada waktu-waktu
hal ini sesuai dengan teori Saefudin tahun 2011dimana tekanan darah ibu terjadi
kenaikan sistol yaitu 10 mmHg dan diastole 10 mmHg dari tekanan darah awal
Nadi ibu 80x/menit, Suhu 36,5 °C, Respirasi 24x/menit, dalam teori Saefudin
dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh aktivitas otot.
pernafasan, denyut jantung, dan cairan yang hilang. Dapat disimpulkan bahwa
sedikit meningkat selama persalinan dan tertinggi selama dan segera setelah
melahirkan. Perubahan suhu dianggap normal bila peningkatan suhu yang tidak
o
lebih dari 0,5 – 1 C yang mencerminkan peningkatan metabolisme selama
penurunan tersebut karena bagian terbawah janin sudah masuk PAP, karena
perjarian sudah divergen (1/5) bagian teraba diatas simpisis dan 4/5 bagian sudah
masuk PAP maka TBJ semakin kecil dari kunjungan ANC yang lalu.
17
Kala 1 dalam teori Rukiyah tahun 2013 disebutkan bahwa lamanya kala 1
lamanya kala 1 yang dialami Ny. M adalah sekitar 2 jam. Dapat disimpulkan
bahwa terjadi kesenjangan antara teori yang ada dengan kenyataan di lapangan,
tidak sesuai dengan teori diatas yaitu awalnya pada fase aktif waktu di PD
Hasil diagnosa G3P2A0 hamil 37 minggu 5 hari, inpartu kala I fase aktif.
interprestasi data tidak ada masalah yang menyertai persalinan kala I ini, ibu juga
kegiatan yang dilakukan tidak lengkap. Dimana alat dan ruangan untuk proses
persalianan telah disiapkan, namun tetap mementingkan teknik aseptic. Pada kala
pada ibu, menghadirkan orang terdekat ibu seperti suami dan ibunya,
pinggang ibu, Mengajarkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi saat ada his,
asuhan sayang ibu untuk mengurangi rasa nyeri saat mules adalah dengan
sentuhan dan massase. Relaksasi sentuhan mungkin akan membantu ibu rileks
dengan cara pasangan menyentuh atau mengusap bagian tubuh ibu seperti
pinggang dan perut ibu, hal tersebut sesuai dengan referensi, serta di lakukan
terapi gym ball dengan tujuan mengurangi dan mengontrol nyeri di persalinan
kala I sebagai asuhan komplementer, hal ini sesuai teori Mathew tahun 2012
yang menyatakan bahwa birthball adalah terapi fisik atau latihan sederhana
menggunakan bola yang dapat diterapkan pada ibu hamil, ibu bersalin dan untuk
nyeri terutama pada persalinan kala I. Pemantauan selama kala I dilakukan sesuai
dengan partograf, seperti denyut jantung janin setiap ½ jam, frekuensi dan
lamanya kontraksi uterus setiap ½ jam, nadi setiap ½ jam, namun pada
dilakukan setiap 4 jam, hal ini dikarenakan kemajuan persalinan kala 1 fase aktif
menuju kala 2 berlangsung cepat yaitu sekitar 2 jam. tekanan darah dan
temperatur tubuh setiap 4 jam. Sedangkan untuk produksi urin, aseton dan protein
terdapat kesenjangan namun masih dalam batasan normal. Walaupun tindakan ini
tidak lakukan namun deteksi bahaya masih dapat di observasikan dan dapat di
17
ketahui dimana jika ada tanda-tanda sakit kepala hebat, nyeri ulu hati mata
kunang- kunang dan hipertensi sistol lebih dari 130 dan diastol lebih dari 90 dan
tampak juga edema di seluruh bagian tubuh ibu. Namun semua tanda tanda itu
tidak di dapatkan dari data objektif ibu, sehingga masih berada dalam batasan
normal.
langkah APN dengan kenyataan dilapangan yaitu tidak tersedianya alat seperti
alat di BPS tersebut. Namun penolong tetap memperhatikan keselamatan ibu dan
bayi.
Setengah jam kemudian dari hasil anamnesa ibu mengaku mulasnya semakin
sering dan semakin kuat, ada dorongan kuat untuk meneran, hal tersebut
disebutkan dalam teori JNPK-KR, 2008 merupakan tanda gejala kala II.
pernafasan, denyut jantung, dan cairan yang hilang. Dapat disimpulkan bahwa
peningkatan suhu, nadi, respirasi merupakan hal yang normal hal ini sesuai
Perabaan 0/5 bagian, hal tersebut karena 5 bagian terbawah janin sudah
masuk PAP, hal tersebut dapat dilihat dari pemeriksaan vaginal toucher bahwa
2 jam kemudian ada kemajuan dengan hasil ibu sudah dalam kala II
persalinan, his 5 kali dalam 10 menit lamanya 50 detik, kuat, teratur dan
relaksasi positif,
17
pembukaan ibu sudah lengkap dan kepala janin sudah di Hodge IV, ada
pengeluaran lendir darah, ketuban pecah spontan pada pukul 19.00 WIB dengan
warna jernih. Dalam teori JNPK-KR/POGI, 2010 disebutkan bahwa apabila sudah
mendekati persalinan his akan meninggi menjadi 5 kali dalam 10 menit atau lebih
lamanya dari 40-50 detik atau lebih kuat, serta kepala janin akan turun kedasar
panggul (Hodge IV) dan terdapat tanda-tanda kala II yaitu ibu merasakan ingin
meneran, vulva dan spingter ani membuka, ibu merasakan adanya tekanan pada
anus. Sehingga dapat dikatakan kondisi ibu tersebut sudah sesuai dengan teori
kemajuan persalinan.
lahirnya bayi masih dikatakan normal karena menurut teori Rukiyah dkk tahun
2013 pada multigravida kala II berlangsung 1 jam/60 menit dan pada mutigravida
kala II normalnya tidak lebih dari 1 jam. Dalam teori Prawirohardjo tahun 2011
dijelaskan bahaya pada persalinan kala II apabila berlangsung > 60 menit pada
multigravida bila berlangsung > 1 kali 60 menit pada multigravida, bahaya pada
bayi bisa mengakibatkan bayi mati karena mengurangi jumlah oksigen ke plasenta
dan pada ibu bisa menyebabkan perpanjangan pada kala I, partus lama pada kala
II retensio plasenta pada kala III dan perdarahan pada kala IV.
Atas dasar ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan bertambah kuat, ibu juga
vaginanya. Ibu megatakan semakin meningkatnya tekanan pada bagian anus dan
vagina seakan-akan bayi ingin segera lahir, ibu juga rasanya ingin mengedan
(ingin BAB).
17
ibu dan keluarga hasil pemeriksaan saat ini bahwa keadaan ibu dan janin baik,
semangat., anjurkan ibu untuk minum, Menyeka keringat ibu dengan handuk agar
pakaian dengan yang besih dan kering serta menyerap keringat, mengajarkan ibu
cara mengedan yang baik, mendekatkan semua peralatan yang akan digunakan
pada saat persalinan sesuai dengan asuhan persalinan normal, membantu kelahiran
bayi dan pendokumentasian hasil pemeriksaan serta semua asuhan yang sudah
diberikan.
menangis kuat, tidak ada bayi kedua. Dalam teori Prawirohardjo tahun 2011
Bayi lahir spontan jenis kelamin perempuan pada pukul 19.30 WIB. Kala II
dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir (JNPK-KRI, 2008), sehingga dapat
disimpulkan waktu persalinan kala II tidak sesuai dengan teori yang ada dan
masih dikatakan normal. Pada saat persalinan tidak ada robekan jalan lahir
Dalam teori Prawirohardjo tahun 2011 bahwa yang dilakukan segera setelah
lahir bayi yaitu bayi langsung dikeringkan dengan kain bersih dan kering,
kemudian dilakukan penilaian selintas, yaitu warna kulit kemerahan, tonus otot
aktif, dan menangis kuat dan APGAR score 9/10, score 9 artinya seluruh tubuh
kemerahan (score 2), detak jantung > 100 kali per menit (score 2), sedikit gerakan
mimik menyeringai (score 1), ektremitas fleksi (score 2), usaha bernafasnya baik,
menangis kuat (score 2) dan pada menit ke 5 nilai apgar scorenya adalah 10,
artinya, artinya seluruh tubuh kemerahan (score 2), detak jantung 110 kali per
menit (score 2), gerakan aktif (score 2), Gerakan aktif, ekstremitas fleksi (score
2), usaha bernafasnya baik, menangis kuat (score 2). Klasifikasi klinik 7-10 bayi
normal, 4- 6 untuk bayi asfiksia ringan-sedang, nilai 0-3 untuk bayi asfiksia berat.
Setelah dilakukan penilaian selintas, dalam teori JNPK-KR tahun 2011 bahwa
bayi langsung dilakukan IMD selama 30 menit sampai 1 jam. Bayi harus
mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir paling sedikit
satu jam setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, letakkan bayi tengkurap di dada
ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke
kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat
menyusu sendiri. Bayi diberi topi dan diselimuti. Ayah atau keluarga dapat
memberi dukungan dan membantu ibu selama proses ini. Ibu diberi dukungan
untuk mengenali bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan.
nutrisi,
18
pertolongan persalinan, Bayi lahir spontan jenis kelamin perempuan pada pukul
19.30 WIB apgar score 8/9. Kala II berlangsung selama ± 1 jam 30 menit, dalam
jam dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir, sehingga dapat disimpulkan waktu
persalinan kala II tidak sesuai dengan teori yang ada namun kondisi ibu dan janin
yang tidak sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal 58 langkah. Yaitu pada saat
Pemeriksaan objektif pada kala III didapatkan hasil pemeriksaan yaitu fundus
terlihat semburan darah secara tiba-tiba dan tali pusat memanjang. Keadaan ini
beberapa hal yaitu perubahan dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan
darah yang tiba-tiba dan singkat. Dalam teori disebutkan hal tersebut merupakan
tanda dari pelepasan plasenta, maka dapat disimpulkan sesuai dengan teori JNPK-
KR tahun 2009.
Kustner dimana tali pusat dikencangkan dan tangan diletakkan diatas disimfisis,
bila tali pusat masuk kembali berarti plasenta belum lepas (Prawirohardjo,2011).
18
pelepasan plasenta dari daerah tepi sehingga terjadi perdarahan dan diikuti oleh
pelepasan plasentanya hal ini dijelaskan dalam teori Prawirohardjo tahun 2011.
(2010) disebutkan kelahiran plasenta normal 15 menit setelah bayi lahir. Maka
dapat disimpulkan bahwa hal tersebut dikatakan normal dan sesuai dengan teori.
Plasenta lahir lengkap dengan berat dengan berat kurang lebih 500 gram,
dengan bagian maternal yaitu kotiledon 20 lobus ,diameter 22 cm, ketebalan 2,5
cm, panjang tali pusat 50 cm, berat lebih kurang 500 gram, tidak ada pengapuran
dan fetal yaitu kotiledon 20 lobus. Hal tersebut sesuai dengan teori yang ada.
Tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat, dalam teori disebutkan setelah plasenta
lahir tinggi fundus 1 jari dibawah pusat hal tersebut sesuai dengan teori yang ada.
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (teraba keras) selama 15 kali
dalam 15 detik sampai uterus mengeras dan berkontraksi. Hal ini menunjukan
Darah yang keluar ± 150 ml normal karena dalam teori dikatakan perdarahan
kala III ±250cc (Obstetri Fisiologi, 1983), serta melakukan massage selama 15
detik dan mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan didapatkan diagnosa yaitu P3A0 kala
III. Kala III, asuhan yang telah diberikan telah sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
18
penyuntikan oksitosin 10 unit 1 menit setelah bayi, menjepit tali pusat dan
manajeman aktif kala III yaitu melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT),
4. Pembahasan Kala IV
Pada data subjektif ibu mengaku masih merasa mules hal ini karena otot
setelah lahirnya bayi sehingga timbul rasa mules (Winkjosastro, 2009). Ibu
merasa sakit dari luka jalan lahir hal itu merupakan hal yang fisiologis.
fundus 1 jari di bawah pusat, tidak terdapat luka laserasi, dalam teori
Winkjosastro tahun 2009 fundus uteri setinggi atau beberapa jari dibawah pusat.
Hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Asuhan yang diberikan pada kala IV juga dilakukan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Dimana pemantauan 2 jam pasca persalinan telah dilakukan
sesuai dengan ketentuan yaitu tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih
dan darah yang keluar setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit
selama 1 jam kedua kala IV. Selain itu memantau temperatur tubuh setiap jam
selama 2 jam pertama pasca persalinan. Kemudian semua hasil pemeriksaan telah
minum dan makan, melakukan pemrosesan alat bekas pakai, mengajarkan ibu dan
keluarga untuk memeriksa rahim (masase uterus), menjelaskan tanda bahaya masa
nifas, anjurkan ibu untuk tidak menahan pipis, observasi kala IV dan
vital TD 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 21 kali/ menit, Suhu 36,5 o C,
fundus uteri ibu 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong
perineum tidak ada luka laserasi, pengeluaran lochea warna merah (rubra) darah
yang keluar 10 cc, dalam teori (Saleha,2009) dikatakan bahwa apabila setelah
lahir plasenta maka fundus akan mengecil (involusi) akan tetapi proses
involusinya bertahap, sedangkan umumnya pada ibu pasca bersalin TFU akan
berinvolusi 1-2 jari bawah pusat. Sehingga dapat dikatakan keadaan TFU ibu
sudah normal dan sesuai serta perdarahan ibu normal karena hanya 10 cc.
Penulis membuat diagnosa awal ibu P3A0 6 jam Postpartum, atas dasar ibu
telah dibuat sebelumnya dan sesuai dengan teori-teori yang telah dibahas yaitu
meberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini, memberi ibu vit A 200.000 IU,
memberi
18
ibu antibiotik 500 mg, parasetamol, dexa dan fe. memberitahu ibu bahwa mules
yang ibu rasakan saat ini adalah normal, Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,
mengajarkan ibu cara perawatan luka perineum, menganjurkan ibu BAK di toilet
adalah melakukan pijat oksitocin pada ibu, dengan tujuan merangsang refleks
oksitocin yang berguna untuk proses menyusui serta proses involusi dari uterus,
hal ini sesuai dengan teori Atun R dimana Hormon oksitosin berdampak pada
pengeluaran hormon prolaktin sebagai stimulasi pada produksi ASI ibu selama
dikeluarkan atau diperas. Bentuk stimulasi yang dilakukan pada ibu adalah
dengan pijat oksitosin. Pijat oksitosin adalah pijat yang dilakukan di punggung
atau pada tulang belakang (vertebra) sampai tulang kelima, caranya dengan
tangan dengan kedua ibu jari menunjuk ke depan dan memberikan gerakan-
gerakan melingkar kecil- kecil dengan kedua ibu jari. Gerakan tersebut dapat
dibandingkan dengan teori yang sudah sesuai (Varney, 2007). Asuhan yang
sekrang hanya mengingatkan kembali agar ibu bisa melanjutkan saran dan anjuran
yang telah diberikanpada kunjungan sebelumnya hal ini sesuai dengan teori
14 hari kemudian pada saat pengkajian data objektif TFU ibu sudah tidak
teraba, ada pengeluran cairan berwarna kuning dan tidak tampak darah dalam
teori Prawirohardjo tahun 2011 disebutkan bahwa pada masa involusi hari ke 14
sudah fundus tidak teraba dan pengeluaran lokea serosa ( berwarna kuning tidak
berdarah lagi), hal tersebut sesuai dengan teori yang ada. Intervensi yang
memberikan selalu ASInya pada bayi serta, mengingatkan pada ibu untuk selalu
minggu
dilakukan pada ibu nifas sudah sesuai dengan kebijakan. Pengkajian data objektif
TFU ibu sudah tidak teraba, ada pengeluran cairan berwarna putih dan dalam teori
18
disebutkan bahwa pada masa involusi lebih dari 2 minggu sudah fundus tidak
teraba dan pengeluaran alba, hal tersebut sesuai dengan teori yang ada.
untuk memberikan selalu ASInya pada bayi serta, dan mendokumentasikan semua
hasil asuhan. Intervensi tersebut sudah sesuai diberikan berdasarkan teori yang
ada.
Dalam literature Rukiyah, dkk (2013) Pengkajian data bayi baru lahir data
diperoleh dari anamnesa (dari ibu, suami dan keluarga) dan observasi melalui
petugas kesehatan dengan ibu (termasuk suami dan keluarga) dan pemeriksaan
fisik dilakukan sesuai standar pelayanan kebidanan. Pada pemeriksaan umum dan
sistematis menunjukan keadaan bayi dalam keadaan sehat (dalam batas normal
menggunakan handscooon. Hal ini sesuai dengan penanganan bayi baru lahir
Riwayat persalinan dan nifas ibu dalam keadaan normal hal ini de sebutkan
dalam teori Prawirohardjo tahun 2011, bahwa keadaan bayi lahir baik dengan
APGAR score 9/10, score 9 artinya seluruh tubuh kemerahan (score 2), detak
jantung > 100 kali per menit (score 2), gerakan aktif (score 2), ektremitas sedikit
fleksi (score 1), usaha bernafasnya baik, menangis kuat (score 2) dan pada menit
18
ke 5 nilai apgar scorenya adalah 10, artinya, artinya seluruh tubuh kemerahan
(score 2), detak jantung > 100 kali per menit (score 2), gerakan aktif (score 1),
Gerakan aktif, ekstremitas fleksi (score 2), usaha bernafasnya baik, menangis kuat
(score 2). Dalam teori disebutkan bahwa bayi baru lahir normal nilai apgar >7,
Pada saat bayi lahir bayi segera mengeluarkan mekonium berwarna hitam
pekat, dalam teori disebutkan bahwa bayi dalam 24 jam pertama lahir
mengeluarkan mekonium sampai 2-3, selanjutnya pada hari 4-5 berwarna coklat
kehijauan, kemudian kuning, lembek jika minum air susu ibu. Hal tersebut sesuai
dengan teori Rukiyah dkk tahun 2013 dimana bayi telah mengeluarkan mekonium
dalam 24 jam pertama dan menunjukkan bahwa bayi tidak terdapat atresia ani.
Hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Pemeriksaan tanda-tanda vital denyut nadi 142 kali per menit, dalam teori
denyut nadi bayi baru lahir normal adalah 120-160 kali per menit. Hal diatas
sesuai dengan teori, dapat disimpulkan bahwa denyut nadi bayi normal.
Pemeriksaan pernafasan bayi 45 kali per menit, dalam teori Rukiyah dkk
tahun 2013 disebutkan bahwa frekuensi pernafasan bayi baru lahir yang normal
adalah 40-60 kali per menit, dapar disimpulkan bahwa pernafasan bayi normal.
Suhu bayi 36,7o C, dalam teori Mitayani, 2011 dijelaskan suhu yang normal
pada bayi baru lahir adalah 36,5 derajat celcius sampai 37,5 o C derajat celcius.
Pemeriksaan antropometri yaitu 3200 gram, dalam teori berat badan bayi
tahun 2011 pangjang badan normal 48-52 cm, Lingkar dada 32 cm dalam teori
18
lingkar dada normal 30-38 cm, lingkar kepala 34 cm dalam teori 33-38 cm. Maka
teori (Adsense, 2011) disebutkan pemeriksaan bayi baru lahir biasanya bayi
perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora. Hal diatas sesuai dengan
Penulis membuat diagnosa Neonatal cukup bulan sesuai masa kehamilan usia
1 jam normal. Atas dasar bayi lahir pada usia kehamilan 38 minggu 3 hari (BBL
3200 gram dan PBL 49 cm, lingkar dada 32 cm, LILA 11 cm, lingkar kepala 34
cm) lahir dengan persalinan spontan pada tanggal 26 November 2015 pukul 19.30
WIB.
masalah atau komplikasi pada bayi baru lahir. Penulis tidak menuliskan kebutuhan
terhadap tindakan segera atau kolaborasi (pada bayi baru lahir) dengan tenaga
kesehatan lain karena tidak ada masalah potensial pada kasus ini.
sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir. Adapun rencana asuhan yang diberikan
konseling tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir, memberikan konseling
tentang pemberian ASI yang baik dan tepat, memberikan konseling perawatan
tali pusat
18
pada bayi dan mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
telah dibuat sebelumnya dan sesuai dengan teori-teori yang telah dibahas. Bayi
tidak memerlukan minuman dan makanan lain selain ASI (JNPK-KR, 2008). Pada
Selain itu pada pelaksanaan dilapangan, bayi diberikan salep mata tetrasiklin
sebagai penceghan infeksi pada mata. Salep mata seharusnya diberikan dalam
waktu 1 jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis ini tidak efektif jika diberikan
Bayi Ny. M sudah diberikan salep mata. Dalam teori beri salep mata pada
setelah IMD. Hal diatas sudah sesuai teori, dimana bidan telah memberikan salep
bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi
baru lahir. Bayi Ny. M telah diberikan vitamin K setelah dilakukan IMD.
kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1 (JNPK-KR, 2008). Hal diatas sudah
sesuai teori yaitu bayi Ny. M disuntikan HB0 setelah 1 jam suntik Vit K.
Evaluasi yang diberikan sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh bayi baru
lahir. Dalam evaluasi ini ibu termasuk suami dan juga keluarga sudah mengerti
tentang
19
penjelasan hasil pemeriksaan bayi baru lahir yang telah diberikan bidan. Ibu juga
hasil pemeriksaan bayi baru lahir, tindakan medis yang harus dilakukan pada bayi
baru lahir serta anjuran-anjuran yang harus dilakukan pada bayi baru lahir serta
informasi lainnya yang berkaitan dengan kondisi bayi baru lahir. Semua hasil
Memandikan bayi ibu dan ajarkan cara memandikan yang baik dan benar, ibu cara
perawatan tali pusat, Memberikan konseling pada ibu untuk selalu menjaga
benar, Memberitahu ibu cara menyusui yang baik dan benar, Menganjurkan ibu
untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi, Memberitahu ibu 6 hari lagi bidan
asuhan.
Bergerak aktif, Ibu mengaku bayinya, mau dan dapat menghisap puting
susunya dan menyusu dengan kuat dan dapat menelan ASI nya, tali pusat tidak
memerah, dan sudah puput pada hari keenam, dalam teori Rukiyah tahun 2011
disebutkan bahwa tali pusat akan puput pada usia 5-7 hari, maka hal tersebut
Bayi sudah buang air besar 3x/hari hitam kehijauan dan buang air kecil 6-
7x/hari berwarna kuning, dalam teori Rukiyah dkk tahun 2013 disebutkan mulai
24 jam pertama lahir sampai hari kedua dan ketiga, selanjutnya pada hari ke
empat dan kelima berwarna coklat kehijauan, kemudian kuning, lembek jika
minum air susu ibu. Bila minum PASI berwarna keabu-abuan dan berbau sedikit
membusuk, defekasi mungkin 3-8x/hari. Hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada
teori Prawirohadjo tahun 2011 disebutkan bahwa bayi baru lahir akan mengalami
penurunan dalam berat badannya sekitar 10 hari pertama setelah melahirkan, hal
ini dikarenakan bayi akan mengalami fase adaptasi dengan dunia luar. Sehingga
dapat disimpulkan sesuai dengan teori karena tidak semua bayi akan mengalami
dunia luar, asalkan bayi dalam keadaan sehat dan normal, kesenjangan tersebut
tidak begitu dipermasalahkan. Di lapangan ternyata berat badan bayi pada hari
keenam kembali mengalami peningkatan sebanyak 100 gram dari 3200 gram
menjadi 3300 gram. Hal ini dikarenakan bayi Ny.M menyusunya adekuat dan
Berat badan bayi baru lahir hari ke 14 adalah 3300 gram,dan telah terjadi
peningkatan dari sebelumnya 3200 gram dan sekarang menjadi 3300 gram, berarti
telah terjadi penambahan berat badan 100 gram pada kunjungan 2 minggu. Secara
keseluruhan telah terjadi peningkatan berat bada bayi Ny. M sejak lahir sampai
19
sekarang adalah 100 gram. Hal ini normal karena bayi tersebut sering menyusu
dan hannya diberikan ASI hal ini sesuai dengan teori Prawirohardjo tahun 2011
Bayi menyusu tiap menangis atau jam sekali. Ibu mengatakan bahwa bayinya
memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayi dalam keadaan baik, memberi penkes
ibu imunisasi BCG dan HB1, mengingatkan ibu mengimunisasi bayi sesuai jadwal
kurun waktu 1-3 hari, KN 2 kurun waktu hari ke 4 sampai ke 7 dan KN 3 kurun
PENUTUP
A. Kesimpulan
kehamilan, bersalin, nifas, serta asuhan pada bayi baru lahir yang dilakukan mulai
(T1), ukur tekanan darah (T2), ukur tinggi fundus uteri (T3), pemberian
senam payudara dan pijat tekan payudara (T8), dan pemeriksaan reduksi
urine atas indikasi (T12), pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11).
untuk daerah endemis gondok (T13), pemberian terapi anti malaria untuk
193
19
endemis malaria di karenakan keterbatasan waktu, alat, dan biaya baik dari
b. Persalinan normal dapat diperoleh data pada persalinan kala I, II, III dan
d. Pada bayi Ny. M yang lahir dengan normal, langsung menangis dan sehat
tanpa adanya gangguan, trauma atau kelainan yang terjadi pada bayi baru
a. Pada kehamilan diagnosa ibu G3P2A0 Hamil 35 minggu , keluhan pada saat
b. Pada persalinan diagnosa ibu G3P2A0 Hamil 37 minggu 5 hari pada kala I,
c. Pada masa nifas diagnosa ibu P3A0 6 jam postpartum, 6 hari, 2 minggu dan
d. Pada bayi baru lahir diagnosa neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan, tidak ada cacat bawaan. Tidak ada masalah yang menyertai dan
kebutuhannya perawatan bayi baru lahir normal, ada kenaikan berat badan
nifas dan BBL tidak ditemukan masalah potensial. Karena dari semua
keluhan ibu dan hasil pemeriksaan pada BBL merupakan hal fisiologis,
semua asuhan yang diberikan sesuai dengan teori yang ada potensial yang
menyertainya.
4. Pada masa kehamilan, pada persalinan, masa nifas tidak terdapat penyulit
pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. Pada bayi Ny. M yang lahir dengan
normal, langsung menangis kuat, bergerak aktif dan tanpa cacat bawaan
5. Perencanaan pada masa kehamilan, persalinan, masa nifas, dan pada bayi
7. Evaluasi pada masa kehamilan, persalinan, masa nifas dan pada bayi baru
lahir tidak ada komplikasi dan tanda-tanda bahaya yang terjadi, dan
B. Saran
1. Institusi kesehatan
kualitas pelayanan yang sudah baik secara teknis maupun non teknis, serta asuhan
yang diberikan sesuai dengan teori-teori kebidanan yang ada sehingga dapat
pelayanan kesehatan.
2. Institusi Pendidikan
fasilitas yang memadai seperti WIFI dan kelas yang cukup sehingga mahasiswa
dapat menerima pelajaran atau materi dari dosen yang agar mencapai hasil yang
maksimal.
3. Masyarakat
yang lebih berkualitas. Disarankan pula untuk ibu bersalin agar meminta
4. Mahasiswa Lain
menambah
19
wawasan dan keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hami,
Depkes RI. 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KIA). Jakarta: UNICEF
Dewi, dkk. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : Salemba Medika
Kosim, dkk. 2012. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
197
Mufdlilah. 2009. Antenatal Care Fokus. Yogyakarta : Nuha Medi
Nusalam, dkk. 2008.Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta : Salemba Medika
Rochjati, Poedji. 2003. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Pusat Safe Mother
Hood-Lab/SMF Obgyn RSU Dr. Sutomo/Fakultas Kedokteran UNAIR
Surabaya.
Rukiyah dan Lia. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Trans
Info Medika
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta: Fitramaya.
198
Saifuddin AB. 2009. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: EGC.
199
LAMPIRAN
Dokumentasi BBL
Dokumentasi
Dokumentasi Nifas 6
Dokumentasi Pijat
Dokumentasi