Proposal Skripsi
Oleh :
Oleh :
FITRIYANI
NPM : 41220027
Fitriyani
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 RumusanMasalah....................................................................................5
1.3 TujuanPenelitian.....................................................................................6
1.4 ManfaatPenelitian...................................................................................6
1.5 Ruang Lingkup........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Kelahiran merupakan titik kulminasi dari sebuah kehamilan yang merupakan titik
tertinggi dari seluruh persiapan yang dibuat. Setiap ibu tentu mengharapkan
serta fisik. Oleh karena itu akan sangat menyenangkan bila ibu bersalin dapat
membagi pengalaman tersebut dengan seseorang. Pilihan pertama yang dipilih adalah
suami, karena ia telah terlibat dengan proses kehamilan sejak awal (Dougall, 2017).
Kala II merupakan tahap yang membutuhkan energi yang besar dalam suatu
persalinan. Disebut tahap kerja persalinan, yaitu seorang ibu berusaha mengeluarkan
bayinya dengan mengikuti kontraksi yang kuat sehingga memungkinkan ikut berperan
aktif dan positif. Perasaan positif dan partisipasi aktif ibu bersalin membuat kondisi
kejiwaan ibu lebih tenang yang sangat mendukung kelancaran persalinan dan tidak
menyebabkan stres pada bayi. Hal ini dapat difasilitasi melalui dukungan dari suami
dalam rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 memiliki visi
bahwa kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang
berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran
bayihidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51
negarapersemakmuran.
(AKI) di Indonesia masih tetap tinggi dikawasan ASEAN walaupun sudah terjadi
penurunan dari 270 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan turun lagi menjadi 226 per 100.000
Angka kematian ibu di Jawa Tengah masih tinggi mencapai 252 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2005. Angka ini dua kali lipat dari target Millennium
Development Goals (MDGs) 2015, yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun
2007, AKI ibu mencapai 116,3 per 100.000 kelahiran hidup dan meningkat menjadi
117,02 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009 (Dinkes Jateng, 2019).
Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa tengah, AKI di Kota Surakarta tahun 2009
langsung yang berkaitan dengan kematian ibu ini adalah karena perdarahan yaitu
sebesar 43,7%, infeksi sebesar 12,3%, dan Eklamsia/Pre Eklamsia sebesar 37,5%.
Sedangkan angka kematian ibu paling banyak adalah pada waktu bersalin sebesar
49,52%, kemudian disusul pada waktu nifas 30,06% dan pada waktu hamil sebesar
Angka kematian ibu di kepulauan Riau yaitu pada daerah Kabupaten Lingga
menempati Angka Kematian Ibu Tertinggi yaitu sebanyak 333,78 per 100.000
kelahiran hidup, Kabupaten Karimun dengan Angka Kematian Ibu yaitu 150,91 per
100.000 kelahiran hidup, Kabupaten Bintan dengan Angka Kematian Ibu yaitu 132,14
per 100.000 kelahiran hidup, Kota Batam dengan Angka Kematian Ibu yaitu 97,24
per 100.000 kelahiran hidup, Kabupaten Natuna dengan Angka Kematian Ibu yaitu
73,96 per 100.000 kelahiran hidup, dan Kota Tanjung Pinang pada tahun 2016
Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi disebabkan oleh beberapa kejadian yaitu
perdarahan, eklampsi, infeksi, partus lama, dll. Selain salah satu penyebab tingginya
AKI secara umum yaitu kurangnya perhatian dari keluarga, khususnya peran serta
suami dalam proses kehamilan dan persalinan. Padahal suami sangat berperan dalam
Faktor terjadinya persalinan lama di bagi menjadi dua faktor yaitu faktor penyebab
dan faktor resiko, faktor penyebab: his, mal presentasi dan mal posisi, janin besar,
panggul sempit, kelainan serviks dan vagina, disproporsi fetovelvik, dan ketuban
pecah dini, dan faktor resiko: analgesik dan anastesis berlebihan, paritas, usia, wanita
dependen, respons stres, pembatasan mobilitas, dan puasa ketat (Oxorn, 2014).
Terkusus di Kota Batam merupakan kota industri yang mana tenaga kerja industri di
Kota Batam mayoritas laki-laki. Sehingga di duga para lelaki sibuk bekerja untuk
Berdasarkan situasi tersebut dapat dikatakan bahwa peran serta suami pada saat
Sehingga penelitian ini mengarah kepada Peran serta suami atau bentuk dukungan
suami yang mana peran serta suami merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
lama nya persalinan baik pada ibu Primigravida ataupun ibu Multigravida.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BMP Fitriyani Amd,keb diperoleh data ibu
persalinan pada ibu primigravida dan 7 sampai 12 persalinan pada ibu multigravida.
dukungan suami yang intensif menjadi salah satu penyebab persalinan lama tersebut,
Penelitian terkait dilakukan oleh Tefani Septya Nelisa tahun 2016 di Ruang RSUD
Ibu pada fase aktif Kala I Proses Persalinan Normal di Ruang Bersalin RSUD
Kendal” dengan hasil Uji Statistik Chi Squere menunjukkan bahwa ada hubungan
antara pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan ibu pada fase aktif kala I
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Irmah Nur Laila tahun 2014 di BPM Arifin
kelancaran.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Hubungan Peran serta suami dengan proses kala II pada ibu bersalin di
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini
adalah “Apakah ada hubungan peran serta suami dengan proses kala II pada ibu
bersalin normal di wilayah kerja Puskesmas Sambau dan BPM Fitriyani Amd,keb
Untuk mengetahui hubungan peran serta suami dengan proses kala II pada ibu
bersalin normal
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi peran serta suami dalam proses persalinan
2020
c. Untuk mengetahui Hubungan peran serta suami dengan lama proses persalinan
2020
1.4 ManfaatPenelitian
1. Bagi Responden
Memberikan informasi kepada masyarakat luas terutama pada kaum wanita dan
lelaki mengenai Hubungan peran serta suami dengan proses kala II pada ibu
persalinan normal.
Penelitian ini dapa tmemberikan informasi mengenai Hubungan peran serta suami
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data atau landasan acuan bagi
baik lagi.
4. Bagi Instansi yang Diteliti
memberikan motivasi pada hubungan peran serta suami dengan proses kala II
5. Bagi Masyarakat
tentang peran serta suami dalam proses kala II pada ibu bersalin.
6. Bagi Pemerintah
Penelitian ini membahas tentang hubungan peran serta suami dengan proses kala II
pada ibu bersalin normal di wilayah kerja Puskesmas Sambau dan BPM Fitriyani
Amd. Keb kota Batam Tahun 2020. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Agustus
Fitriyani Amd. Keb Kota Batam. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode
kuantitatif dengan pendekatan crooss sectional yaitu sebuah penelitian yang dilakukan
Dukungan secara harfiah yaitu gendongan, sokongan, bantuan. Suami adalah pria yang
Kehadiran suami untuk memberikan dukungan adalah hal yang sangat penting bagi
istri selama menjalani proses persalinan, Banyak bukti menunjukkan bahwa suami
yang melibatkan diri pada masa kehamilan dan persalinan membawa dampak positif
yang berguna bagi dirinya, istri, dan perkembangan anaknya (Dagun, 2002).
dampak positif adalah dukungan yang bersifat fisik dan emosional. Dukungan
tangannya, mempertahankan kontak mata, ibu ditemani oleh orang-orang yang ramah,
keadaan emosi, afeksi, atau ekspresi yang ditunjukkan dalam bentuk rasa cinta, rasa
mengatasi masalah yang dihadapi oleh ibu bersalin. Ibu yang mendapat dukungan
Sebuah tinjauan oleh Hodnett (1995) terhadap semua percobaan terkontrol dibeberapa
dibandingkan dengan bentuk perawatan yang lebih umum di rumah sakit. Hasil
yaitu:
menenangkan, memberikan usapan lap dingin di dahi, leher, atau bahu, dan pijatan
di bagian punggung untuk meredakan sakit. Selain rangsangan puting susu yang
dilakukan oleh ibu atau pasangannya, sentuhan yang membuat nyaman seperti
dahinya, menyeka muka ibu dengan lembut. Membantu ibu kembali ke posisi
Semakin banyak suami yang mengikuti bimbingan antenatal dan ikut menemani
pasangannya. Mereka menemani istrinya bukan hanya untuk menyaksikan tapi juga
ikut berbagi pengalaman dan memberikan dukungan pada istrinya selama persalinan.
Dengan adanya suami yang menemani istrinya untuk memberikan dukungan selama
proses persalinan, maka hubungan ibu, ayah dan bayi mereka akan semakin kuat
(Rose, 2007).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir (Saifuddin, 2006). Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa gangguan (komplikasi) baik
lama dengan frekuensi rendah menjadi pola yang teratur, sering dan
berintensitas tinggi.
(Heffner, 2008).
c. Kondisi ibu.
(Saifuddin, 2006).
Kemajuan dalam persalinan spontan menunjukkan bahwa power (tenaga ibu), passage
(jalan lahir), dan passanger (janin dan plasenta) berjalan dengan kerjasama yang baik
(Manuaba, 2001). Selain hal tersebut, beberapa faktor lain yang mempengaruhi
a. Kondisi ibu.
5) Kelainan panggul
2) Paritas > 4
Pimpinan persalinan kala II merupakan tugas paling penting dan terberat. Hal ini
dikarenakan:
tepat.
pengeluaran bayi. Terjadi kontraksi yang kuat dan dibantu oleh otot pernafasan
(Coad, 2007).
Di setiap kontraksi, ibu mengejan keras untuk mendorong bayi keluar dari
tubuhnya, saat kepala bayi berada di luar tubuh ibu, kontraksi datang setiap menit
(Santrock, 2007).
Kala II merupakan tahap yang membutuhkan energi yang besar dalam suatu
persalinan. Disebut tahap kerja persalinan, yaitu seorang ibu akan berusaha
memungkinkan ikut berperan aktif dan positif. Perasaan positif dan partisipasi aktif
ibu bersalin membuat kondisi kejiwaan ibu lebih tenang yang sangat mendukung
kelancaran persalinan dan tidak menyebabkan stres pada bayi. Hal ini dapat
difasilitasi dengan adanya dukungan dari suami saat proses persalinan (Rose,
2007).
untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5-6 cm. Kemajuan persalinan pada kala II terjadi bila
terdapat penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir dan dimulainya fase
c. Kontraksi sangat jelas yang terlihat dari rahim yang mengangkat setiap
persalinan digambarkan oleh perubahan dalam tingkah laku ibu, baik dengan ekspresi,
perkataan, maupun tindakan. Dukungan yang besar dibutuhkan dalam kala II karena
perasaan ibu seringkali berlebihan dan suasana hati ibu dalam keadaan terendah
(Henderson, 2006).
Dengan menghindarkan atau mengurangi stres psikologis ibu dan meningkatkan rasa
sejahtera bagi ibu yang dapat mendorong proses fisiologis persalinan sehingga
Faktor psikologis yang dapat menambah rasa sakit pada ibu saat persalinan antara
lain:
g. Ibu tidak siap untuk melahirkan atau persalinan tidak sesuai jadwal yang
diperkirakan (mendadak).
Salah satu faktor yang mempengaruhi psikologi dalam persalinan adalah kecemasan
ibu yang akan melahirkan. Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang
sumbernya tidak diketahui dan bersifat konfliktual. Kecemasan pada ibu bersalin
adalah suatu keadaan pada ibu bersalin yang mengalami perasaan sulit (ketakutan)
2003).
a. Tahap satu yaitu reaksi peringatan oleh aktivasi sistem saraf otonom dan
rasa cemas.
c. Tahap tiga yang merupakan tahap kelelahan yaitu adaptasi yang diberikan tubuh
pada tahap kedua tidak dapat dipertahankan. Jika adaptasi tersebut tidak dapat
Akhir dari tahap ini adalah tubuh akan beristirahat dan akan kembali normal.
Lamanya persalinan karena pengaruh dari ibu merasa takut dan mengalami stress
aman, nyaman, memberi semangat, dan membesarkan hati ibu dalam persalinan
(Kartono, 2003).
gangguan fisik yang berpadu dengan gangguan psikologis dapat terjadi mekanisme
incoordinate uterine action. Ketika ibu sangat takut menghadapi persalinan, secara
otomatis otak mengatur dan mempersiapkan tubuh untuk merasa sakit. Akibatnya
rasa sakit saat persalinan semakin terasa. Berbagai hambatan fisik dan psikologis
pada ibu saat persalinan dapat menambah rasa sakit. Kecemasan akan rasa sakit
persalinan dapat diatasi bila ibu mempersiapkan tubuh dan pikirannya. Dengan
dukungan dari suami, ibu dapat mengatasi kecemasan dan merasa bersemangat
Nyeri kelahiran yang muncul pertama kali dalam pikiran sebagian besar ibu ketika
lebih hebat bila jarak antara kontraksi singkat sehingga aliran oksigen
Kemajuan persalinan dapat terjadi apabila ibu merasa aman, dihormati, dan dirawat
oleh seorang petugas kesehatan yang bertanggung jawab terhadap keamanannya, dan
ketika nyerinya ditangani secara adekuat dan aman. Pasangan dan pemberi perawatan
persalinan berperan penting atas perasaan tersebut. Perasaan malu atau tidak berharga,
Kebanyakan wanita yang baru pertama kali mengandung mencemaskan rasa sakit dan
nyeri yang akan mereka hadapi dan cara untuk mengatasinya. Reaksi terhadap rasa
sakit dan nyeri bisa disebabkan karena suasana hati dan keadaan lingkungan ibu
bersalin. Nyeri persalinan bisa bertambah hebat bila ibu bersalin dikelilingi orang-
Tingkat kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu primigravida lebih tinggi
suatu pengalaman baru yang akan dialaminya tanpa mengetahui apa yang akan terjadi
nantinya sehingga membuat wanita hamil tersebut merasa tertekan dan dapat
menimbulkan perasaan cemas dan khawatir. Bagi ibu multigravida, proses melahirkan
bayi merupakan pengalaman yang sudah dialaminya sehingga membuat wanita hamil
kepada ibu terutama dari suami akan menimbulkan ketenangan batin dan perasaan
ibu menahan napas. Hal ini akan menghambat proses persalinan, akibatnya terjadi
stres, baik pada ibu bersalin maupun janinnya. Selain itu juga menghambat oksigen
yang dibutuhkan ibu bersalin dan janin. Ketegangan juga akan membuat persalinan
Hormon stres (katekolamin) dipicu adanya bahaya fisik, ketakutan, dan kecemasan.
beralihnya aliran darah dari rahim ke plasenta dan organ-organ lain yang tidak penting
untuk penyelamatan segera, ke organorgan yang penting dalam reaksi “melawan atau
menghindar”, seperti jantung, paru-paru, otak, dan otot rangka. Penurunan aliran
darah ke rahim dan plasenta dapat memperlambat kontraksi rahim dan mengurangi
atau negatif. Menghindarkan atau mengurangi stres psikologis ibu atau meningkatkan
rasa sejahtera bagi ibu dapat mendorong proses fisiologis persalinan (Simkin, 2005).
Akibat dari pra persalinan atau fase laten yang panjang adalah kelelahan, ketakutan,
dan perasaan putus asa yang berhubungan erat dengan persalinan pada kala II
Batasan lama persalinan normal kala II pada primigravida berlangsung kira-kira 1,5
jam dan pada multigravida berlangsung kira-kira 0,5 jam (Wiknjosastro, 2005).
Hal lain yang mempengaruhi kejadian partus lama adalah Psikologis ibu pada saat
maupun perabaan tentang proses persalinannya kemudian karena ibu menganggap hal
tersebut sebagai stresor maka akan dikirimkan ke otak melalui saraf bahwa hal
miometrium. Adapun dari kerja hormon ganda seperti pada glukokortikoid yang
dan lemak juga pada respon stres psikis yang berdampak pada fisik, salah satunya
terbuang ditambah pada saat terjadi kontraksi otot-otot rahim akan menubah protein G
pada otot untuk digunakan sebagai energi kontraksi.(Anatomi dan Fisiologi untuk
Bidan, 2006.)
Faktor lain yang mempengaruhi lama persalinan yaitu Faktor penolong yang
(Rukiyah,2009).
Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam digolongkan sebagai persalinan lama.
Kehadiran suami untuk memberikan dukungan adalah hal yang sangat penting bagi
istri selama menjalani proses persalinan, Banyak bukti menunjukkan bahwa suami
yang melibatkan diri pada masa kehamilan dan persalinan membawa dampak positif
yang berguna bagi dirinya, istri, dan perkembangan anaknya (Dagun, 2002).
dampak positif adalah dukungan yang bersifat fisik dan emosional. Dukungan
tangannya, mempertahankan kontak mata, ibu ditemani oleh orangorang yang ramah,
jam dan pada multigravida berlangsung kira-kira 0,5 jam (Wiknjosastro, 2005).
Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam digolongkan sebagai persalinan lama.
Kala dua adalah tahap pengeluaran janin, dari dilatasi penuh serviks sampai
pengeluaran bayi. Kala II ini merupakan tahap yang membutuhkan energi yang besar
Perasaan positif dan partisipasi aktif ibu bersalin membuat kondisi kejiwaan ibu lebih
tenang yang sangat mendukung kelancaran persalinan dan tidak menyebabkan stres
pada bayi. Hal ini dapat difasilitasi dengan adanya dukungan dari suami saat proses
Hubungan dukungan suami dengan lama persalinan kala II dapat diasumsikan dengan
menghindarkan atau mengurangi stres psikologis ibu dan meningkatkan rasa sejahtera
bagi ibu, dapat mendorong proses fisiologis persalinan sehingga terjadi kemajuan
Semakin besar dukungan yang diberikan oleh suami kepada ibu pada persalinan kala
II, maka dapat menyebabkan perasaan ibu menjadi lebih positif, ibu menjadi lebih
tenang, dan semakin bersemangat dalam menjalani proses persalinan. Hal ini dapat
persalinan, perasaan ibu menjadi tegang, ibu semakin merasakan rasa sakit dan nyeri
persalinan, hal ini dapat mengganggu efisiensi kemajuan proses persalinan (Rose,
2007).
1. Penelitian terkait dilakukan oleh Tefani Septya Nelisa tahun 2013 di Ruang
Kecemasan Ibu pada fase aktif Kala I Proses Persalinan Normal di Ruang Bersalin
RSUD Kendal” dengan hasil Uji Statistik Chi Squere menunjukkan bahwa
fase aktif kala I proses persalinan normal di Ruang Bersalin RSUD Kendal.
2. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Irmah Nur Laila tahun 2014 di BPM
mengalamikelancaran.
3. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Ana Isratnawati tahun 2010 di Rumah
SakitBudi Kemuliaan Batam dengan judul “Hubungan Peran Serta Suami dengan
adanyahubungan yang signifikan antara hubungan peran serta suami dengan proses
kolerasidengan nilai pV sebesar 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya dapat
dikatakanada hubungan yang signifikan antara hubungan peran serta suami dengan
4. Penelitian terkait lainnya yang di lakukan oleh Novita Sari Tahun 2010 di RB
Persalinan kala II” dengan hasil penelitian Hasil penelitian dari 30 ibu bersalin
primigravida, sebesar 73,3% suami memberikan dukungan baik dan 26,7% suami
jam sebesar 73,3% dan yang melalui persalinan kala II ≥1,5 jam sebesar 26,7%.
Hasil analisis diperoleh nilai signifikansi P value 0,000 <0,05 dan koefisien
Jumlah responden multigravida yang melalui proses persalinan kala II <0,5 jam
sebesar 83,3% dan yang melalui proses persalinan kala II ≥0,5 jam sebesar 16,7%.
Hasil analisis diperoleh nilai signifikansi P value 0,003 <0,05 dan koefisien
kontingensi 0,523.
2.5. Kerangka Teori
Faktor Intrinsik :
- Power
- Passage
- Passenger
- Usia Ibu
- Organ Reproduksi
- Penyakit Ibu
FAKTOR
PENOLONG
Kala I
Lama Persalinan
PSIKOLOGIS
IBU8 Kala II
DUKUNGAN
SUAMI
Faktor Ekstrinsik :
- Riwayat Obstetri
- Status Sosial
Ekonomi
- Ras / Kultural
- Pelayanan Tenaga
Kesehatan
KETERANGAN :
Novita Sari (2010) dalam judul “HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN LAMA
Desain penelitian merupakan suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat dengan
penelitian. Dalam rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan dilakukan saat penelitian
mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai kepada
analisis data akhir (Rumengan, 2008). Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Studi Korelasi. Studi Korelasi adalah penelitian atau penelaahan hubungan antara
dua variabel pada situasi atau sekelompok subjek dan dilakukan untuk melihat hubungan
Pada penelitian ini penelitian bermaksud untuk mengetahui hubungan peran serta suami
dengan poroses kala II pada ibu bersalin, dimana variabel independent adalah peran serta
suami, sedangkan variabel dependen nya adalah lama proses persalinan kala II yang
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Tabel 3.1
(Wiknojosastro,
2005 dalam
Novita, 2010)
Novita Sari (2010) dalam judul “HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN LAMA
3.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, tujuan, rumusan masalah, dan tinjauan pustaka diatas,
wilayah puskesmas sambau dan BPM Fitriyani,Amd.keb Kota Batam Tahun 2020.
Ho : Tidak Ada Hubungan peran serta suami dengan proses kala II dengan ibu bersalin
di wilayah puskesmas sambau dan BPM Fitriyani,Amd.keb Kota Batam Tahun 2020.
penelitian (Saryono, 2009). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah
ibu bersalin di Wilayah kerja Puskesmas Sambau dan BPM Fitriyani Amd,Keb.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi (Saryono,
2009). Sampel pada penelitian ini adalahWanita Bersalin yaitu sebanyak 41 orang.
Ada pun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
sampling jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
3.7 InstrumenPenelitian
(Notoadmodjo, 2010). Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah lembar
kuisioner yang akan diisi atau dipantau untuk mengetahui peran serta suami dan
Lembar Observasi menggunakan Check List untuk melihat proses persalinan kala II
Teknik pengambilan data yang dipergunakan adalah data primer yang diperoleh
langsung dari responden dengan menggunakan kuisioner dan Check List Observasi.
Menurut Notoatmodjo (2010), tehnik pengolahan data yang digunakan yaitu secara
3.9.1Clearing
terhadap jawaban dari responden atau hasil observasi, hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya jawaban ganda atau lembar observasi yang belum diisi.
3.9.2 Coding
Coding adalah tahapan memberi kode pada jawaban responden yang mencakup
pemberian kode terhadap intensitas responden dan menetapkan kode untuk skoring
<50% dan pada variabel dependen penyusunan dalam bentuk Skala Ordinal yaitu
0= Lambat apabila durasi ≥1,5 jam untuk primigravida , ≥0,5 jam untuk
multigravida dan 1= cepat apabila durasi <1,5 jam untuk primigravida dan <0,5
3.9.3 Scoring
Scoring dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga
3.9.4 Entering
Setelah master tabel di edit dan di berikan kode, data dimasukkan dalam program
Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data,
sehingga data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulannya. Adapun data dianalisis yaitu :
Analsi ini dilakukan pada masing-masing variabel. Hasil ini berupa distribusi dan
presentase setiap Variabel. Analisi data diakukan secara univariate dengan hasil
yang nantinya dapat dipergunakan sebagai tolak ukur pembahasan dan kesimpulan.
Analisis bivariat dilakukan dua variabel yaitu variabel dependen dan variaabel
kedua variabel.
2. Jika p-value< 0<05 maka Ho di tolak, berarti ada hubungan antara kedua
variabel.
1. Bila dalam tabel 2x2 dijumpai nilai E (harapan) < lebih (20%), maka uji yang
2. Bila dalam tabel 2x2 tidak dijumpai nilai E (harapan) < lebih (20%), maka uji
Coad J, 2007. Anatomi & Fisiologi untuk Bidan Cetakan Pertama. Surabaya:
Erlangga.
Dagun S.M, 2002. Psikologi Keluarga (Peranan Ayah dalam Keluarga). Jakarta:
Rineka Cipta.
Danuatmaja B, 2008. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit Cetakan Pertama.
Jakarta: Puspa Swara.
Depkes RI, 2001. Catatan tentang Perkembangan dalam Praktek Kebidanan.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2010. Kematian Ibu di Indonesia Tertinggi di ASEAN.
Dinkes Jateng, 2009. Angka Kematian Ibu Melahirkan Masih Tinggi.
www.dinkesjatengprov.go.id/. Diakses tanggal 21 Februari 2010.
Depkes RI, 2011, Laporan Tahunan, Depkes Dinkes, 2013.
Surabaya: Erlangga.
Heffner L.J, 2008. At a Glance Sistem Repoduksi Edisi kedua. Surabaya:
Erlangga.
Henderson C, 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Hidayat A, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.
Kartono K, 2003. Patologi Sosial 3: Gangguan- Gangguan Kejiwaan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Keumalahayati, 2009. Dukungan suami terhadap kesiapan ibu primigravida
menghadapi persalinan di daerah pedesaan di Langsa Nanggroe Aceh
Darussalam: Universitas Indonesia:Tesis.
Kusmiyati, 2008. Perawatan Ibu Hamil Cetakan Pertama. Yogyakarta:
Fitramaya.
Manuaba I. B. G, 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC., 2001. Kapita Selekta
Penatalaksanaan Rutin ObstetriGinekologi dan Keluarga Berencana. Jakarta:
EGC.
Mochtar R, 2001. Sinopsis Obstetri Jilid. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Edisi 2 Pedoman Skripsi Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.
Oxorn H, 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan (Human Labor and Birth).
Jakarta: Yayasan Essentia Medika.
Poerwadarminta W. J. S. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Puspitasari A, 2009. Pengaruh Pendampingan Suami Terhadap Proses
Persalinan Kala I di 3 (Tiga) Klinik Bersalin Sukoharjo. DIV Kebidanan
Stikes: Skripsi.
Reta B, 2007. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Ibu
Hamil Menghadapi Kelahiran Anak Pertama Pada Masa Triwulan Ketiga.
Yogyakarta: Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan ilmu Sosial
Budaya Universitas Islam Indonesia: Skripsi.
Rose W, 2007. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan Cetakan Ke-enam.
Jakarta: Dian Rakyat.
Saifuddin A.B, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo., 2006.
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Santrock J.W, 2007. Perkembangan Anak Edisi ke 11. Surabaya: Erlangga.136.
48
Simkin P, 2005. Buku Saku Persalinan Cetakan Pertama. Jakarta: EGC.
, 2007. Panduan Lengkap Kehamilan dan Melahirkan Bayi Cetakan
Pertama. Jakarta: Arcan.
Stoppard M, 2006. Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan
Persalinan(Pregnancy and Birth Handbook). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfa ,2008. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Taufiqurrohman A.M, 2008. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu
Kesehatan. Surakarta: LPP UNS.
Tursilowati S. Y, 2007. Pengaruh Peran Serta Suami Terhadap Tingkat
Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Proses Persalinan di Desa Jepat
Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Yogyakarta: Jurnal Kesehatan
SuryaMedika.
Wiknjosastro H, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=69
17&Itemid=695. Diakses tanggal 21 Februari 2010.
Yani D.P, 2007. Pengaruh Support Suami pada Lama Persalinan Kala II
primigravida di RB Kebak kramat I Karanganyar. Universitas Sebelas
Maret Surakarta: Karya Tulis Ilmiah.