Anda di halaman 1dari 85

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA MINAT IBU

TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD


DI PMB TRI WAHYUNI KECAMATAN SIBOLGA
KOTA SIBOLGA
TAHUN 2023

SKRIPSI

OLEH :

SEPTIA WINANDA SILITONGA


NPM: 2219201710

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MITRA HUSADA MEDA
T.A 2022/2023
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA
MINAT IBU TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD
DI PMB TRI WAHYUNI KECAMATAN SIBOLGA
KOTA SIBOLGA
TAHUN 2023

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi Sarjana Kebidanan dan Memperoleh Gelar
Sarjana Kebidanan (S.Keb)

OLEH :

SEPTIA WINANDA SILITONGA


NPM: 2219201710

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MITRA HUSADA MEDAN
T.A 2022/2023
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA MINAT


IBU TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI PMB TRI
WAHYUNI KECAMATAN SIBOLGA KOTA SIBOLGA
TAHUN 2023

Oleh:

SEPTIA WINANDA SILITONGA


NPM: 2219201710

Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Diseminarkan di Hadapan


Dewan Penguji Skripsi Program Studi Kebidanan
Program Sarjana STIKes Mitra Husada Medan

Pembimbing

Yesica Geovany Sianipar, S.Tr.Keb., MKM


NIDN: 0122029701

Menyetujui, Mengetahui
Prodi Kebidanan Program Sarjana STIKes Mitra Husada Medan
Ka.Prodi, Ketua,

Febriana Sari, SST, M.Keb Dr. Siti Nurmawan Sinaga, SKM, M.Kes
NIDN: 0103029004 NIDN:0118107402

ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA MINAT
IBU TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI PMB TRI
WAHYUNI KECAMATAN SIBOLGA KOTA SIBOLGA
TAHUN 2023

SEPTIA WINANDA SILITONGA


NPM: 2219201710

Intra Uterine Device (IUD) adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke
dalam rahim yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang, dapat dipakai
oleh semua perempuan usia reproduktif. Hasil studi pendahuluan yang telah
dilakukan di PMB Tri Wahyuni Kec Sibolga Kota Sibolga didapatkan akseptor
KB lebih banyak memilih kontrasepsi suntik dibandingkan kontrasepsi IUD,
sedangkan yang diketahui IUD merupakan salah satu alat kontrasepsi yang
efektif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi
kurangnya minat ibu terhadappemilihan kontrasepsi IUD. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain cross sectional,
sampel berjumlah 50 orang yang diambil secara simple random sampling.
Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi square dengan p-
value <0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel yang berhubungan
dengan pemilihan kontrasepsi IUD adalah pengetahuan (p value=0,022), sikap (p
value= 0,023), pendidikan (p-value=0,035), dan dukungan suami (p-
value=0,019). Diharapkan kepada bidan di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga
perlunya upaya peningkatan pengetahuan dengan mengadakan penyuluhan agar
dapat meningkatkan konstribusi masyarakat dalam mensukseskan program
pemerintah melalui program keluarga berencana (KB).

Kata Kunci : Pengetahuan, SIkap, Pendidikan, Dukungan Suami, Pemilihan


Kontrasepsi IUD
ABSTRACT

FACTORS AFFECTING THE LACK OF MOTHER'S INTEREST IN THE


SELECTION OF IUD CONTRACEPTION AT PMB TRI WAHYUNI
KECAMATAN SIBOLGA KOTA SIBOLGA
2023

SEPTIA WINANDA SILITONGA


NPM: 2219201710

Intra Uterine Device (IUD) is a tool or object that is inserted into the uterus which
is very effective, reversible and long term, and can be used by all women of
reproductive age. The results of a preliminary study that was conducted at PMB
Tri Wahyuni, Sibolga District, Sibolga City found that more family planning
acceptors chose injectable contraception than IUD contraception, while it was
known that the IUD was one of the most effective contraceptives. The purpose of
this study was to determine the factors that influence the lack of interest of
mothers in choosing IUD contraception. This research is an analytic study using a
cross sectional design, a sample of 50 people was taken by simple random
sampling. Analysis was carried out univariately and bivariately with the chi
square test with a p-value <0.05. The results of this study indicate that the
variables associated with the choice of IUD contraception are knowledge (p-
value=0.022), attitude (p-value=0.023), education (p-value=0.035), and husband's
support (p-value=0.019). It is hoped that midwives at PMB Tri Wahyuni Sibolga
City need efforts to increase knowledge by holding counseling so that they can
increase the community's contribution in the success of government programs
through family planning (KB) programs.

Keywords : Knowledge, Attitude, Education, Husband Support, Selection of


IUD Contraception
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat

dan anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan

judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Minat Ibu Terhadap

Pemilihan Kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kecamatan SIbolga Kota

Sibolga Tahun 2023” segenap upaya pikiran kerja keras yang telah penulis

lakukan dalam penyusunan Proposal Skripsi ini yang merupakan syarat kelulusan

STIKes Mitra Husada Medan.

Penulis Proposal Skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan, bimbingan,

arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini

perkenankan penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

yang terhormat :

1. Dr. Drs. Imran Saputra Surbakti MM., selaku ketua pengurus yayasan Mitra

Husada Medan yang telah memberikan fasilitas, sarana dan prasarana di

STIKes Mitra Husada Medan.

2. Dr. Siti Nurmawan Sinaga SKM., M.Kes., selaku ketua STIKes Mitra Husada

Medan yang telah memberikan asuhan dan bimbingan.

3. Febriana Sari., M.Keb., selaku Ka. Prodi Kebidanan Program Sarjana yang

telah banyak memberikan arahan dalam penyusunan Proposal Skripsi ini.

4. Yesica Geovany Sianipar, S.Tr.Keb., MKM selaku dosen pembimbing yang

telah banyak membantu, memberi arahan, dan bimbingan selama pelaksanaan

dan penyusunan Proposal Skripsi ini.

i
5. Seluruh Staf Dosen STIKes Mitra Husada Medan yang telah memberikan

pengetahuan kepada penulis selama mengikuti pendidikan di STIKes Mitra

Husada Medan

Meskipun banyak usaha yang telah dilakukan dengan maksimal mungkin,

namun sebagai manusia penulis tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun..akhir

kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2023

Penulis

Septia Winanda Silitonga

ii
DAFTAR ISI

Judul Halaman

KATA PENGANTAR

...........................................................................................................................

DAFTAR ISI

...........................................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL

...........................................................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR

...........................................................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN

...........................................................................................................................

viii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

iii
5

1.4 Manfaat Penelitian

1.5 Hipotesis Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kontrasepsi

2.1.1 Pengertian Kontrasepsi

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi

2.2 Konsep Alat Kontrasepsi IUD

14

2.2.1 Pengertian

18

2.2.2 Jenis-Jenis IUD

19

2.2.3 Indikasi

20

2.2.4 Kontra Indikasi

21

2.2.5 Keuntungan

iv
22

2.2.6 Kerugian

22

2.2.7 Efek Samping IUD

23

2.2.8 Waktu Penggunaan IUD

25

2.3 Kerangka Teori

26

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Desain Peneltian

27

3.2 Kerangka Konsep

27

3.3 Defenisi Operasional

28

3.4 Populasi dan Sampel

29

3.5 Teknik Pengumpulan Data

30

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

31

v
3.7 Teknik Pengolahan Data

32

3.8 Analisa Data

32

DAFTAR PUSTAKA

34

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1 Defenisi Operasional............................................................................28

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori.................................................................................26

Gambar 3.1 Kerangka Konsep.............................................................................27

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian.........................................................................26

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan ledakan penduduk

berdampak semakin tingginya angka pengangguran, kriminalitas, dan

memburuknya kondisi sosial lainnya, kualitas hidup, tingkat kemiskinan, dan

meningkatnya harapan hidup. Secara global penduduk dunia mencapai 7,6

milyar jiwa tahun 2019 dengan pertumbuh lebih dari 80 juta jiwa per tahun.

Faktor penyebabnya tinggi laju pertambahan penduduk antara lain factor

pertumbuhan ekonomi semakin membaik, mobilisasi, migrasi, teknologi,

pembangunan, pengetahuan, penggunaan alat kontrasepsi dan lainnya (WHO,

2019)

Pertumbuhan penduduk di dunia mengalami peningkatan dari waktu ke

waktu, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan

data Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2022, Indonesia memiliki jumlah

penduduk mencapai 265.015.31 jiwa. Indonesia masih menduduki urutan ke

empat dengan penduduk terbanyak di dunia setelah India, China dan Amerika.

Upaya untuk menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk adalah

mengendalikan pengendalian fertilisasi yang instrumen utamanya penggunaan

metode kontrasepsi. Jenis metode kontrasepsi yang dianjurkan adalah Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) terdiri dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

(AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD), Metode Operasional Wanita (MOW),

Metode Operasional Pria (MOP) dan Implan/Susuk. Non MKJP terdiri dari pil,

1
2

suntik dan kondom. Metode kontrasepsi tradisional yaitu Kalender dan

senggama terputus (BKKBN, 2019)

Penggunaan kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia,

terutama di Asia dan Amerika Latin dan terendah di SubSahara Afrika.

Secara global, pengguna kontrasepsi modern telah meningkat tidak

signifikan dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2016. Di

Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari 60,9%

menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari

66,7% menjadi 67,0% (WHO, 2019).

Data Profil kesehatan Indonesia 2021 menunjukkan jumlah penduduk di

Sumatera Utara sebanyak 14.4115.391 jiwa. Jumlah PUS sebanyak 1.682.698

jiwa, jumlah peserta akseptor KB aktif 886.368 jiwa (51,31%), yang

menggunakan implant 97,947 jiwa (11,82%), suntik 419.526 jiwa (50,65%),

kondom 22.853 jiwa (2,76%), pil 181.489 jiwa (21,91%), AKDRS/IUD 60.965

jiwa (4,95%), MOW 57.933 jiwa (6.99%), dan MOP 7.660 jiwa (0,92%)

(Kemenkes RI, 2022).

Menentukan calon baru pengguna KB memilih teknik pencegahan

yang tepat, tidak terlepas dari faktor perilaku individu. Sejak awal mengetahui

bahwa mungkin ini kesan ibu tentang penggunaan kontrasepsi menurut

pemahamannya. Selain itu, keuntungan ibu dalam menggunakan alat

kontrasepsi juga memungkinkannya untuk menentukan pilihan keputusan

meskipun alat kontrasepsi yang dipilihnya belum tentu tepat sepenuhnya

(Windarti, 2020). Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada


3

tahun 2019 jumlah pasangan usia subur (PUS) telah mencapai angka 5.772.970

dari jumlah total pasangan usia subur (PUS) 4.460.782 (77,27%), dimana

peserta tersebut merupakan peserta KB aktif sedangkan PUS bukan peserta KB

sebanyak 1.312.188 (22,73%). Alat kontrasepsi yang diminati akseptor adalah

KB suntik (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Menurut BKKBN, peserta KB aktif di antara PUS tahun 2020 sebesar

67,6%. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2019 sebesar 63,31%

berdasarkan data Profil Keluarga Indonesia Tahun 2019. Pola pemilihan jenis

alat kontrasepsi pada tahun 2020 menunjukkan bahwa Sebagian besar akseptor

memilih menggunakan metode suntik sebesar 72,9%, diikuti oleh pil sebesar

19,4%. Jika dilihat dari efektivitas, kedua jenis alat ini termasuk metode

kontrasepsi jangka pendek sehingga tingkat efektifitas dalam pengendalian

kehamilan lebih rendah dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya. Pola ini terjadi

setiap tahun, dimana pesrta lebih banyak memilih metode kontrasepsi jangka

pendek dibandingkan metode kontrasepsi jangka panjang (IUD, implan, MOW

dan MOP) (Profil Kesehatan Indonesia, 2020).

Intra Uterine Device (IUD) adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan

ke dalam Rahim yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang, dapat

dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif. Pengertian lain, AKDR (alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) atau IUD atau spiral adalah suatu alat yang

dimasukkan kedalam Rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi (BKKBN, 2013).

Menurut Sulistyawati (2015) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) yang

beredar saat ini adalah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) generasi ketiga.
4

Contoh AKDR (Alat kontrasepsi Dalam Rahim) generasi ketiga ialah Copper T,

Copper7, Yplion-Y, Progestasert, Copper T380A. Salah satu faktor yang dapat

menyebabkan rendahnya penggunaan AKDR adalah kurangnya minat PUS.

Minat merupakan rasa suka/ketertarikan ibu hamil pada alat kontrasepsi tertentu

untuk menjarangkan kelahiran. Menurut Crow dan Crow bahwa factor yang

dapat mempengaruhi minat adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal

terdiri dari pengetahuan, pendidikan, umur, paritas, jumlah anak dan lainnya

serta faktor eksternal terdiri dari budaya, kepercayaan, informasi, kenyamanan

seksual, penghasilan (Endarwati, 2019)

Data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021

menunjukkan jumlah peserta KB Aktif di Kota Sibolga dengan menggunakan

KB IUD sebanyak 836 orang, MOW sebanyak 1126 orang, MOP sebanyak 104

orang, Kondom sebanyak 357 orang, Implan sebanyak 2033 orang, suntik

sebanyak 1604 orang, dan pil sebanyak 553 orang.

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di PMB Tri Wahyuni Kec

Sibolga Kota Sibolga didapatkan 102 akseptor KB pada bulan Januari-Maret

2023 diantaranya 72 peserta menggunakan KB suntik, 23 peserta menggunakan

KB pil, 5 peserta menggunakan KB implant, 2 peserta menggunakan KB

AKDR/IUD.

Dari data diatas menunjukkan rendahnya pengguna KB IUD, maka dari itu

peneliti akan meneliti dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi

kurangnya minat ibu terhadap pemilihan kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni

Kecamatan Sibolga Kota Sibolga Tahun 2023”


5

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

ada faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya minat ibu terhadap pemilihan

kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kecamatan Sibolga Kota Sibolga ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya minat ibu

terhadap pemilihan kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kecamatan Sibolga

Kota Sibolga

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap kurangnya minat

ibu terhadap pemilihan kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni

Kecamatan Sibolga Kota Sibolga

2. Untuk mengetahui hubungan sikap terhadap kurangnya minat ibu

terhadap pemilihan kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kecamatan

Sibolga Kota Sibolga

3. Untuk mengetahui hubungan pendidikan terhadap kurangnya minat

ibu terhadap pemilihan kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni

Kecamatan Sibolga Kota Sibolga


6

4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap kurangnya minat

ibu terhadap pemilihan kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni

Kecamatan Sibolga Kota Sibolga

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden

Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi ibu

khususnya tentang rendahnya minat ibu terhadap pemilihan kontrasepsi IUD

1.4.2 Bagi Tempat Penelitian

Dapat dijadikan bahan masukan bagi tempat penelitian tentang

peningkatan alat kontrasepsi IUD serta sebagai informasi dasar penelitian

selanjtnya dibidang pelayanan kesehatan dan dapat dijadikan sebagai dasar

referensi bagi peneliti selanjutnya

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan menambah

daftar pustaka untuk melakukan penelitian selanjutnya khususnya tentang

Faktor yang mempengaruhi rendahnya minat Ibu terhadap pemilihan alat

kontrasepsi IUD

1.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang

masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Adapun

hipotesis dalam penelitian ini adalah


7

A. Ada hubungan pengetahuan terhadap rendahnya minat ibu terhadap

pemilihan alat kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kecamatan Sibolga

Kota Sibolga

B. Ada hubungan sikap terhadap rendahnya minat ibu terhadap pemilihan

alat kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kecamatan Sibolga Kota Sibolga

C. Ada hubungan pendidikan terhadap rendahnya minat ibu terhadap pemilihan

alat kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kecamatan Sibolga Kota Sibolga

D. Ada hubungan dukungan suami terhadap rendahnya minat ibu terhadap

pemilihan alat kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kecamatan Sibolga

Kota Sibolga
8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kontrasepsi

2.1.1 Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kntra yang berarti mencegah atau melawan,

sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel

sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagi akibat pertemuan

antara sel telur yang matang dengan sel spermisida (Sukarni, 2013). Pemilihan

jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan yaitu:

a. Menunda kehamilan pasangan. Dengan istri berusia dibawah 20 tahun

dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Ciri-ciri kontrasepsi yang

diperlukan yaitu reversibilitas tinggi dan efektivitas yang relative tinggi,

misalnya pil, AKDR(IUD) dan KB sederhana

b. Menjarak kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri berusia 20-30

tahun adalah cara yang paling baik untuk melahirkan dengan anak jarak

kelahiran 3-4 tahun. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan yaitu

Reversibilitas cukup tinggi, Efektivitas cukup tinggi, Dapat dipakai 3-4

tahun, Tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI), dan Kontrasepsi

yang sesuai misalnya: AKDR (IUD, pil, suntik. Cara sederhana, susuk KB,

kontrasepsi mantap (kontap)


9

c. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia istri diatas 30

tahun dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak.

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan yaitu Reserversibilitas rendah,

Efektivitas sangat tinggi, Dapat dipakai jangka Panjang, Tidak menambaha

kelaianan yang sudah ada., dan Kontrasepsi yang sesuai misalnya:

kontrasepsi mantap (tubektomi/vasektomi) susuk KB, AKDR (IUD), suntik,

pil, dan cara sederhana.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi

A. Faktor Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

mengadaan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap

objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba dengan sendiri.

1. Tingkatan Pengetahuan

a. Tahu (Know)

Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima.Pengetahuan ini merupakan tingkat

yang paling rendah (C1)

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan


10

materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

Comprehension meliputi : menterjemahkan, menafsirkan, menginterpre

tasikan, meramalkan dan eksplorasi (C2)

c. Memahami (Comprehension)

Aplikasi (C3) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)

Analisis (C4) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya

e. Analisis (Analysis)

Sintesis (C5) menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi (C6) ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian


11

penilaian itu didasarkan pada suaru kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada

2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Pengalaman

Pengalaman dapat dari apa yang pernah dialami sendiri maupun

pengalaman orang lain yang diketahuinya. Seorang akseptor KB suntik

telah merasakan sendiri pengaruh kontrasepsi KB suntik dengan segenap

suka dan dukanya. Jika akseptor tersebut bertemu dengan seorang akseptor

IUD saat control di BPS maka mereka akan saling bercerita tentang

suka duka selama mereka menjadi akseptor. Disini terjadi saling tukar

pengalaman dan kedua akseptor tersebut saling memberi dan menerima

pengetahuan berdasar pengalaman masing-masing.

b. Sosio-Budaya

Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-

sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup

yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam

waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama.

Di suatu masyarakat memiliki kepercayaan bahwa banyak anak banyak

rejeki, maka akan sulit bagi mereka untuk menerima informasi mengenai

kontrasepsi

c. Keyakinan

Keyakinan dapat diperleh secara turun temurun tanpa adanya

pembuktian atau diperoleh dari pengalaman yang telah dimilikinya dan


12

terbukti benar setelah teruji oleh waktu dan kejadian yang berulang-ulang.

Seorang akseptor baru dengan mantap ia memilih alat kontrsepsi IUD dia

yakin karena ibu dan keluarganya adalah pengguna IUD. Keyakinan

akseptor baru ini makin mantap setelah memperoleh informasi IUD saat

konsultasi dengan tenaga kesehatan yang memasang IUDnya.

d. Fasilitas

Media cetak maupun elektronik serta buku-buku merupakan fasilitas

sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Banyak tersedia informasi dan ibu-ibu dapat memperoleh informasi sesuai

kebutuhannya. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi akan

memungkinkan setiap orang memperoleh informasi secara cepat, tepat, dan

akurat. Orang dapat berhubungan konsultan ahli melalui radio, televisi,

majalah, dan lain-lain. Kaitannya dengan kontrasepsi, pengetahuan

merupakan faktor sangat penting karena berdampak luas pada perilaku

pengguna alat kontrasepsi (akseptor) dalam menetapkan keputusan terhadap

alat kontrasepsi yang digunakan. Kemantapan akseptor dengan metode yang

dipilihnya, ketahanan akseptor dalam menghadapi masalah-masalah (efek

samping) yang dialaminya serta kemampuan adaptasinya.

3. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat di interpretasikan dengan skala yang

bersifat

kuantitatif, yaitu :
13

a. Baik : Hasil presentase76% - 100%

b. Cukup : Hasil presentasem56% - 75%

c. Kurang : Hasil presentase < 56%

Pengetahuan tentang KB IUD merupakan salah satu aspek penting

ke arah pemahaman tentang alat kontrasepsi tersebut. Seseorang akan

memilih KB IUD jika ia banyak mengetahui dan memahami tentang KB

IUD.

B. Faktor Sikap

Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya

sendiri, orang lain, obyek atau issue atau kecenderungan bertindak dari

individu, berupa respons terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Sikap bisa

juga berupa kecenderungan seseorang terhadap objek mendukung atau tidak

mendukung Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung

atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada

objek tersebut.

1. Tingkatan Sikap

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek)

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.Karena dengan suatu

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang


14

diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti

orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

a. Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila

pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi

yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh Orang Lain

Yang dianggap penting Individu pada umumnya cenderung untuk

memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang

dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh

keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang

yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu

masyarakat asuhannya. Sebagian akibatnya, tanpa disadari kebudayaan


15

telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhaddap berbagai masalah.

d. Pengaruh Media Masa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif

berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama

sangat menentukan sistem kepercayaan.Tidaklah mengherankan apabila

pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

3. Kriteria Sikap

Positif diberi nilai SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, STS = 1, dan

pernyataan negative diberi nilai SS = 1, S = 2, N = 3, TS = 4, STS = 5 dengan

kriteria :

a. Positif : Pertanyaan 9-15>45%

b. Negatif : Pertanyaan 0-9<45%

Kaitan pengetahuan dengan sikap adalah Untuk mempunyai sikap yang

positif diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila

pengetahuan kurang maka kepatuhan dalam menjalani akan kurang.


16

C. Faktor Pendidikan

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat bangsa dan Negara.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan

kemampuan yang dikembangkan terbagi tiga yaitu

1. Pendidikan Dasar, merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 tahun

pertama masa sekolah yaitu SD dan SMP

2. Pendidikan Menengah, jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar yaitu

SMA

3. Pendidikan tinggi, jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang

mencakup program pendidikan dipoloma, sarjana, magister, doctor, dan

spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi

Tingkat pendidikan ibu sangat menentukan kemudahan dalam

menerima setiap pembaharuan. Makin tinggi tingkat pendiidkan ibu, maka

akan semakin cepat tanggap dengan perubahan kondisi lingkungan, dengan

demikian lebih cepat menyesuaikan diri dan selanjutnya akan mengikuti


17

perubahan itu. Tingkat pendidikan akan memengaruhi wawasan dan

pengetahuan ibu. Semakin rendah pendidikan ibu maka akses terhadap

informasi tentang KB khususnya KB IUD akan berkurang sehingga ibu akan

kesulitan untuk mengambil keputusan secara efektif, alat kontrasepsi yang

mana akan dipilih oleh ibu.

D. Faktor Dukungan Suami

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan suami adalah :

1. Keintiman

Dukungan sosial lebih banyak didapat dari keintiman daripada aspek-

aspek lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang maka

dukungan yang diperoleh akan semakin besar.

2. Harga Diri

Individu dengan harga diri memandang bantuandari orang lain

merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena menerima bantuan

orang lain diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak mampu lagi

dalam berusaha.

3. Keterampilan Sosial

Individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan

sosial yang tinggi, sehingga jaringan sosial yang luas pula. Sedangkan,

individu yang memiliki jaringan individu yang kurang luas memiliki

keterampilan sosial yang rendah.

4. Pendapatan

Pada masyarakat kebanyakan 75%-100% penghasilannya


18

dipergunakan untuk membiayai keperluan hidupnya bahkan banyak

keluarga yang berpenghasilan rendah.

5. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan

pengetahuan suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah

pengetahuan suami maka akses terhadap informasi kesehatan istrinya

akan berkurang, sehingga suami akan kesulitan untuk mengambil

keputusan.

Rendahnya minat Pus terhadap pemakaian kontrasepsi IUD tentunya tidak

lepas dari rendahnya dukungan suami untuk menggunakan alat kontarsepsi

tyersebut. Sehingga sangat perlu pemahaman yang baik tentang kontrasepsi

IUD bagi pasangan usia subur. Dukungan suami merupakan salah satu

variabel sosial budaya yang sangat berpengaruh terhadap pemakaian alat

kontarsepsi bagi kaum wanita sebagai istri secara khusus dan didalam keluarga

secara umum

Dukungan suami sangatlah berdampak positif bagi keluarga, terlebih pada

pasangannya, karena adanya dukungan suami terutama dalam pemilihan IUD,

nantinya istri akan merasa lebih mantap dalam memilih dan selama

pemakaiannyaistri tidak akan kwatir karena suami sudah mendukung


19

2.2 Konsep Alat Kontrasepsi IUD (Intera Uterine Device)

2.2.1 Pengertian

IUD adalah alat kecil terdiri dari bagan plastik yang lentur yang

dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan

selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.

Nama populernya adalah spiral

2.2.2 Jenis-Jenis IUD

a. Copper – T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan Polyethelene dimana pada

bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat

tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang

cukup baik. IUD berbentuk T yang baru. IUD ini melepaskan

lenovorgegestrel dengan konsentrasi rendah selama minimal lima tahun.

Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi mencegah

kehamilan yang tidak direncakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian

metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan

amonorhea

b. Copper – 7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm

dan ditambah gulungan kawat tembaga (CU) yang mempunyai luas

permukaan 200 mm2, fungsinya sama sepertinya halnya lilitan tembaga

halus pada jenis Copper-T


20

c. Multi Load

IUD ini terbuat dari plastik (Polythelene) dengan dua tangan kiri

dan kanan bebentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung keatas ke

bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas

permukaan 250 mm atau 375 mm untuk menambah efektivitas. Ada 3

ukuran multi load, yaitu standart, small (kecil), dan mini

d. Lippes Loop

IUD itu dibuat dari bahan (Polythelene), bentuknya seperti spiraal

atau bentuk S bersambung. Untuk memudahkan kontrol dipasang benang

pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut

ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru),

tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning)

dan tipe D 30 mm (tebal, benang putih). Lippes Loop mempunyai angka

kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini

ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan

usus, sebab terbuat dari bahan plastic

2.2.3 Indikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD sering mungkin dalam

rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada

waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaaan lunak.

Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh

menggunakan IUD adalah:


21

1. Usia produktif

2. Keadaan nullipara

3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka Panjang

4. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

6. Setelah mengalami abortus dn tidak terlihat adanya infeksi

7. Resiko rendah dari IMS ( Infeksi Menular Seksual)

8. Tidak menghendaki metode hormonal

9. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama

11. Perokok

12. Gemuk atau kurus

13. Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah

dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan

setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan sekali selama tiga

bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan

sekali.

2.2.4 Kontra Indikasi

1. Belum pernah melahirkan

2. Adanya Perkiraan hamil

3. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak

normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.

4. Perdarahan vagina yang tidak diketahui


22

5. Sedang menderita infeksi alat genital ( vaginitis, servilitis)

6. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau

abortus septic

7. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau jinak rahimyang dapat

mempengaruhi kavum uteri

8. Penyakit trofoblas yang ganas

9. Diketahui menderita TBC pelvic

10. Kanker alat genital

11. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

2.2.5 Keuntungan

1. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.

2. Sangat efektif, efektifitasnya 0,6-0,8 kehamilan/ 100 perempuan dalam 1

tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).

3. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

4. Metode jangka panjang.

5. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat.

6. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

7. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil

8. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila

tidak terjadi infeksi).

10. Dapat digunakan sampai menopuse (1 tahun atau lebih setelah haid

terakhir).
23

11. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

12. Membantu mencegah kehamilan ektopik.

2.2.6 Kerugian

1. Perubahan pada siklus haid (umumnya terjadi 3 bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan setelahnya)

2. Haid yang lama dan banyak dan Saat haid lebih sakit

3. Perdarahan (spotting) antar menstruasi

4. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan

5. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)

6. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

7. Adanya prosedur medis, termasuk pada pemriksaan pelvik diperlukan

saat pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut pada saat pemasanga

8. Klien tidak bisa melepas alat IUD oleh dirinya sendiri dan harus petugas

kesehatan yang terlatih yang dapat melepasnya

9. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.

Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam

vagina, sebagaian perempuan tidak melakukan hal ini

2.2.7 Efek Samping IUD

1. Amenorea

Periksa pada klien apakah sedang hamil atau tidak, apabila tidak jangan

melepaskan IUD. Lakukan konseling dan selidiki penyebab amenore apabila

dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas IUD


24

apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila

benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, IUD jangan

dilepaskan. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan

kehamilannya tanpa melpas IUD, jelaskan adanya resiko kemungkinan

terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan

harus diamati dan diperhatikan

2. Kejang

Pastikan dan tegaskan adanya penyakit radang panggul dan penyebab

lain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Apabila

tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikit meringankan.

Apabila klien mengalami kejang yang berat, lepaskan IUD dan bantu klien

menentukan metode kontrasepsi yang lain

3. Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur

Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik.

Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan serta

perdarahan hebat, lakukan konseling dan pemantauan. IUD memungkinkan

dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien telah memakai IUD selama

lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemia dianjurkan melepas IUD

dan bantulah memilih metode yang sesuai

4. Benang yang hilang

Pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah IUD

terlepas. Apabila tidak hamil dan IUD tidak terlepas, berikan kondom,

periksa talinya didalam saluran endoserviks dan cavum uteri (apabila


25

memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid

berikutnya. Apabila tidak ditemukan rujuklah ke dokter, lakukan x-ray atau

pemriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan IUD yang hilang ditemukan,

pasanglah IUD bary atau bantulah klien menentukan metode lain

5. Adanya pengeluaran cairan dari vagina

Pastikan pemeriksaan untuk IMS, lepas IUD apabila ditemukan

menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidial,

lakukan pengobatan yang memadai bila penyakit radang panggul, obati dan

lepas ID sesudah 48 jam. Apabila IUD sudah dikeluarkan beri metode lain

sampaimasalahnya teratasi.

2.2.8 Waktu Penggunaan IUD

Waktu penggunaan IUD dapat dilakukan setiap waktu dalam siklus haid

yang dapat dipastikan klien tidak hamil. Bisa dipasang ketika haid hari pertama

sampai ke-7 siklus haid. Pemasangan segera setelah melahirkan selama kurun

waktu 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan dan bisa juga

setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenore laktasi (MAL). Perlu

juga diingat angka ekpulasi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam

pasca persalinan. Jika klien menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari)

apabila tidak ada gejala infesksi bisa langsung dapat menggunakan IUD.
26

2.3 Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi

pemilihat alat kontrasepsi :

1. Faktor Pengetahuan
Pemakaian Kontrasepsi IUD
2. Faktor Sikap

3. Faktor Pendidikan

4. Faktor Dukungan Suami

Memilih IUD Tidak Memilih


IUD

Gambar 2.1 Kerangka Teori


27

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey anailtik dengan

pendekatan Cross Sectional. Penelitian survey analitik merupakan suatu

penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan tersebut bisa

terjadi, kemudian melakukan analisis hubungan antara faktor risiko dengan

faktor efek. Pendekatan cross sectional merupakan suatu penelitian yang

mempelajari hubungan antara faktor risiko (independen) dengan faktor efek

(dependen), dimana melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan

sekaligus pada waktu yang sama.

3.2 Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini memiliki dua variabel yaitu

variabel independen yaitu pengetahuan, sikap, pendidikan, dukungan suami dan

variabel dependen yaitu pemilihan kontrasepsi IUD.

Faktor yang mempengaruhi


rendahnya
. minat PUS
1. Pengetahuan Pemilihan
2. Sikap Kontrasepsi IUD
3. Pendidikan
4. Dukungan Suami

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


28

3.3 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang

dijadikan ukuran dalam penelitian

NO Variabel Defenisi Hasil Ukur Skala


Operasional
1 Pengetahuan hasil dari tahu, dan 3 : Baik (11-15) Ordinal
ini terjadi setelah 2: Cukup (8-10)
orang 1 : Kurang (0-7)
melakukan
pengeinderaan
terhadap suatu
objek tertentu
2 Sikap evaluasi umum 1 : Positif Ordinal
yang dibuat (21-40)
manusia terhadap 2 : Negatif
dirinya sendiri, (0-20)
orang lain, obyek
atau issue

3 Pendidikan usaha sadar dan 1 : Rendah Ordinal


terencana untuk (tidak sekolah-SD)
mewujudkan 2 : Sedang
suasana belajar (SMP-SMA)
dan proses 3 : Tinggi
pembelajaran agar (PT)
peserta didik
secara aktif
mengembangkan
potensi
dirinya
4 Dukungan dukungan yang 1 : Mendukung Ordinal
Suami diberikan suami (11-20)
terhadap istri, suatu 2: Tidak Mendukung
bentuk dukungan (0-10)
dimana suami
dapat memberikan
bantuan secara
29

psikologis
baik berupa
motivasi, perhatian
dan penerimaan
5 Pemilihan keinginan untuk 1 : Memilih IUD Ordinal
Kontrasepsi menggunakan 2 : Tidak Memilih IUD
Intra Uterine suatu
Device(IUD) metode alat
kontrasepsi yang
dapat
menjarangkan
kehamilan.
Tabel 3.1 Defenisi Operasional

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi penelitiannya juga disebut studi populasi

atau studi sensus.

Populasi dalam penelitian ini adalah Akseptor KB aktif di PMB Tri

Wahyuni Kecamatan Sibolga Kota Sibolga sebanyak 102 orang

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang dijadikan sampel penelitian.

Sampel dalam penelitian ini adalah semua Aksepor KB yang telah

menggunakan Alat Kontrasepsi. Untuk memperkecil sampel penelitian ini akan

menggunakan Rumus Slovin


30

n = N
1 + (N.e)2
n = 102
1 + 102 (0,1)2
n = 50,4 dibulatkan menjadi 50
n = 50

Keterangan :

N = jumlah populasi

n = jumlah sampel

d = Sampling error yaitu : ketidak telitian kesalahan dalam pengambilan

sampel yang, asih dapat ditelolir atau diinginkan. Dalam penelitian ini

digunakan nilai 10% (0,1)

Berdasarkan penarikan sampel dengan menggunakan rumus slovin

didapatkan jumlah sampel yaitu sebanyak 50 orang. Tehnik pengambilan sampel

secara Simple Random Sampling. Adapun langkah-langkahnya adalah: membuat

daftar

yang berisi semua populasi yang akan diteliti, memberi kode berupa angka untuk

semua yang akan diteliti dalam nomor, menulis kode tersebut masing-masing

pada selembar kertas kecil, menggulung setiap kertas kecil berkode tersebut,

memasukkan gulungan-gulungan kertas tersebut dan menambil satu persatu

gulungan tersebut sesuai dengan jumlah kebutuhan yang akan diteliti.


31

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden

penelitian, adapun data yang termasuk data primer adalah jawaban yang

diperoleh oleh peneliti terhadap responden yang menjawab pertanyaan

yang ada dari kuesioner. Pengambilan data primer yang diambil melalui

wawancara langsung dengan responden dengan item pertanyaan pada variabel

dependen

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh

pihak lain, misalnya buku kunjungan pasien yang berKB.

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PMB Tri Wahyuni Kecamatan Sibolga

karena masih rendahnya Akseptor KB yang menggunakan alat kontrasepsi IUD.

Rendahnya pengguna alat kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kecamatan

Sibolga diasumsikan karena pendidikan. Pengetahuan mereka tentang alat

kontrasepsi IUD masih kurang, tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD karena

tidak mengerti keuntungan (keefektifan) dari alat kontrasepsi tersebut.

3.6.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2023 diawali dengan survey
32

awal penelitian.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan langkah berikut :

A. Proses Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner. Angket maupun

observasi

B. Proses Editing

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner

dengan tujuan agar data diolah secara benar.

C. Proses Coding

Pada langkah ini peneliti memberikan kode pada variabel-variabel

yang diteliti.

D. Proses Tabulating

Untuk mempermudah pengolahan dan analisa data serta pengambilan

kesimpulan kemudian memasukkan kedalam bentuk distribusi frekuensi.

Untuk lebih mudah dalam penyusunan instrument, maka sebelum

instrument menjadi butir-butir pertanyaan dan pernyataan, terlebih

dahulu disusun kisikisi instrument terdapat pada table.

3.8 Analisa Data

3.8.1 Analisa Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian.Data disajikan dalam tabel
33

distribusi frekuensi.

3.8.2 Analisa Bivariat

Analisis Bivariat merupakan analisis untuk melihat pengaruh

masingmasing antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis bivariat

dilakukan dengan tabulasi silang antara variabel indepanden dan variabel

dependen menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan. Adapun

yang ada dalam table tersebut adalah pengetahuan, sikap, Pendidikan dan

dukungan suami terhadap pemilihan alat kontrasepsi IUD.


34

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan

4.1 Hasil Analisis Univariat

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga
No Pengetahuan n %
1 Kurang 7 14,0
2 Cukup 31 62,0
3 Baik 12 24,0
Jumlah 50 100
Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa jumlah responden yang

memiliki pengetahuan kurang di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 7

responden (14,0%) lebih kecil dibandingkan dengan responden yang memiliki

pengetahuan cukup sebanyak 31 responden (62,0%), sedangkan jumlah

responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 12 responden (24,0%).

4.1.2 Distribusi Frekuensi Sikap

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap
di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga
No Sikap n %
1 Positif 31 62,0
2 Negatif 19 38,0
Jumlah 50 100
35

Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa jumlah responden yang

memiliki sikap positif di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 31

responden (62,0%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang

memiliki sikap negatif sebanyak 19 responden (38,0%).

4.1.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga
No Pendidikan n %
1 Rendah 16 32,0
2 Sedang 20 40,0
3 Tinggi 14 28,0
Jumlah 50 100
Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan bahwa jumlah responden yang

memiliki pendidikan rendah di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 16

responden (32,0%) lebih kecil dibandingkan dengan responden yang memiliki

pendidikan sedang sebanyak 20 responden (40,0%), sedangkan jumlah

responden yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 14 responden (28,0%).

No Dukungan Suami n %
1 Mendukung 21 42,0
2 Tidak Mendukung 29 58,0
Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan bahwa jumlah responden yang


36

mendapat dukungan dari suami di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak

21 responden (42,0%) lebih kecil dibandingkan dengan responden yang tidak

mendapat dukungan dari suami sebanyak 29 responden (58,0%).

4.1.5 Distribusi Frekuensi Pemilihan Kontrasepsi IUD

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemilihan Kontrasepsi IUD
di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga
No Pemilihan Kontrasepsi IUD n %
1 Memilih 19 38,0
2 Tidak Memilih 31 62,0
Jumlah 50 100
Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan bahwa jumlah responden yang

memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 19

responden (38,0%) lebih kecil dibandingkan dengan responden yang tidak

memilih kontrasepsi IUD sebanyak 31 responden (62,0%).


37

4.2 Hasil Analisis Bivariat

4.2.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di

PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga Tahun 2023

Tabel 4.6
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD
di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga Tahun 2023
Pemilihan Kontrasepsi IUD
No Pengetahuan Memilih Tidak Memilih P-
n % n % Value
1 Kurang 0 0,0 7 100,0
2 Cukup 16 51,6 15 48,4 0,022
3 Baik 3 25,0 9 75,0
Berdasarkan tabel 4.5, menunjukan bahwa jumlah responden yang

berpengetahuan kurang dengan memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni

Kota Sibolga sebanyak 0 responden (0,0%), lebih kecil jika dibandingkan

responden yang berpengetahuan baik dengan memilih kontrasepsi IUD sebanyak

3 responden (25,0%) dan responden yang berpengetahuan cukup dengan

memilih kontrasepsi IUD sebanyak 16 responden (51,6%) dari 19 responden.

Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang dengan tidak

memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 7

responden (100,0%), lebih kecil jika dibandingkan responden yang

berpengetahuan baik dengan tidak memilih kontrasepsi IUD sebanyak 9

responden (75,0%) dan responden yang berpengetahuan cukup dengan tidak

memilih kontrasepsi IUD sebanyak 15 responden (48,4%) dari 31 responden.


38

Dari hasil uji Chi Square diperoleh P value =0,022 < α (0,05) maka Ho

ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan

pemilihan kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga.

4.2.2 Hubungan Sikap Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di PMB

Tri Wahyuni Kota Sibolga Tahun 2023

Tabel 4.7
Hubungan Sikap Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD
di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga Tahun 2023

Pemilihan Kontrasepsi IUD


No Sikap Memilih Tidak Memilih P-
n % n % Value
1 Positif 8 25,8 23 74,2 0,023
2 Negatif 11 57,9 8 42,1
Berdasarkan tabel 4.7, menunjukan bahwa jumlah responden yang

bersikap positif dengan memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota

Sibolga sebanyak 8 responden (25,8%), lebih kecil jika dibandingkan responden

yang bersikap negatif dengan memilih kontrasepsi IUD sebanyak 11 responden

(57,9%) dari 19 responden.

Sedangkan responden yang bersikap positif dengan tidak memilih

kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 23 responden

(74,2%), lebih besar jika dibandingkan responden yang bersikap negatif dengan

tidak memilih kontrasepsi IUD sebanyak 8 responden (42,1%) dari 31

responden.
39

Dari hasil uji Chi Square diperoleh P value =0,023 < α (0,05) maka Ho

ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sikap dengan pemilihan

kontrasepsi IUD di PMB Triwahyuni Kota Sibolga.

4.2.3 Hubungan Pendiidkan Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di

PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga Tahun 2023

Tabel 4.8
Hubungan Pendiidkan Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD
di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga Tahun 2023
Pemilihan Kontrasepsi IUD
No Pendidikan Memilih Tidak Memilih P-
n % n % Value
1 Rendah 3 18,8 13 81,3
2 Sedang 7 35,0 13 26,0 0,035
3 Tinggi 9 64,3 5 35,7
Berdasarkan tabel 4.8, menunjukan bahwa jumlah responden yang

berpendidikan kurang dengan memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni

Kota Sibolga sebanyak 3 responden (18,8%), lebih kecil jika dibandingkan

responden yang berpendidikan sedang dengan memilih kontrasepsi IUD

sebanyak 7 responden (35,0%) dan responden yang berpendidikan tinggi dengan

memilih kontrasepsi IUD sebanyak 9 responden (64,3%) dari 19 responden.

Sedangkan responden yang berpendidikan kurang dengan tidak memilih

kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 13 responden

(81,3%), sama dengan responden yang berpendidikan sedang dengan tidak

memilih kontrasepsi IUD sebanyak 13 responden (26,0%) dan lebih besar jika
40

dibandingkan responden yang berpendidikan tinggi dengan tidak memilih

kontrasepsi IUD sebanyak 5 responden (35,7%) dari 31 responden.

Dari hasil uji Chi Square diperoleh P value =0,035 < α (0,05) maka Ho

ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pendidikan dengan

pemilihan kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga.

4.2.4 Hubungan Dukungan Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di

PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga Tahun 2023

Tabel 4.9
Hubungan Dukungan Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD
di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga Tahun 2023

Pemilihan Kontrasepsi IUD


No Dukungan Memilih Tidak Memilih P-
Suami n % n % Value
1 Mendukung 4 19,0 17 81,0 0,019
2 Tidak 15 51,7 14 48,3
Mendukung
Berdasarkan tabel 4.9, menunjukan bahwa jumlah responden yang

mendapatkan dukungan suami untuk memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri

Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 4 responden (19,0%), lebih kecil jika

dibandingkan responden yang tidak mendapatkan dukungan suami untuk

memilih kontrasepsi IUD sebanyak 15 responden (51,7%) dari 19 responden.

Sedangkan jumlah responden yang mendapatkan dukungan suami untuk

tidak memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 17

responden (81,0%), lebih besar jika dibandingkan responden yang tidak


41

mendapatkan dukungan suami untuk tidak memilih kontrasepsi IUD sebanyak

14 responden (48,3%) dari 31 responden.

Dari hasil uji Chi Square diperoleh P value =0,019 < α (0,05) maka Ho

ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan suami dengan

pemilihan kontrasepsi IUD di PMB Triwahyuni Kota Sibolga.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di

PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga

Berdasarkan tabel 4.5, menunjukan bahwa jumlah responden yang

berpengetahuan kurang dengan memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni

Kota Sibolga sebanyak 0 responden (0,0%), lebih kecil jika dibandingkan

responden yang berpengetahuan baik dengan memilih kontrasepsi IUD sebanyak

3 responden (25,0%) dan responden yang berpengetahuan cukup dengan

memilih kontrasepsi IUD sebanyak 16 responden (51,6%) dari 19 responden.

Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang dengan tidak memilih

kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 7 responden

(100,0%), lebih kecil jika dibandingkan responden yang berpengetahuan baik

dengan tidak memilih kontrasepsi IUD sebanyak 9 responden (75,0%) dan

responden yang berpengetahuan cukup dengan tidak memilih kontrasepsi IUD

sebanyak 15 responden (48,4%) dari 31 responden.


42

Dari hasil uji Chi Square diperoleh P value =0,022 < α (0,05) maka Ho

ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan

pemilihan kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Devi Aristda

(2022), dari hasil uji statistik chi-Square diperoleh ρ-value = 0,001 yang

menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap

minat ibu menggunakan AKDR di Puskesmas Jambi Kecil tahun 2022. Nilai

Odds Ratio (OR) 9,000 (95% CI : 2,286 – 35,433), artinya responden dengan

pengetahuan kurang baik memiliki peluang 9 kali untuk memiliki minat

menggunakan AKDR dibandingkan responden dengan pengetahuan baik.

Menurut asumsi peneliti, jika responden yang memiliki pengetahuan

kurang tentang kontrasepsi IUD seperti manfaat untuk jangka panjang dan dari

segi kepraktisannya karena tidak seperti pil yang harus dikonsumsi setiap hari

ataupun suntik yang setiap bulan dilakukan, kemudian pemahaman yang salah

seperti IUD dapat berpindah tempat dan dapat keluar sendiri setelah dilakukan

pemasangan. Pengetahuan yang kurang juga cenderung tidak memilih untuk

menggunakan metode KB IUD, dengan demikian disimpulkan semakin kurang

pengetahuan akseptor KB maka semakin kecil kemungkinan untuk

menggunakan IUD dan begitu sebaliknya juga.


43

4.3.2 Hubungan Sikap Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di PMB

Tri Wahyuni Kota Sibolga

Berdasarkan tabel 4.7, menunjukan bahwa jumlah responden yang

bersikap positif dengan memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota

Sibolga sebanyak 8 responden (25,8%), lebih kecil jika dibandingkan responden

yang bersikap negatif dengan memilih kontrasepsi IUD sebanyak 11 responden

(57,9%) dari 19 responden. Sedangkan responden yang bersikap positif dengan

tidak memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 23

responden (74,2%), lebih besar jika dibandingkan responden yang bersikap

negatif dengan tidak memilih kontrasepsi IUD sebanyak 8 responden (42,1%)

dari 31 responden.

Dari hasil uji Chi Square diperoleh P value =0,023 < α (0,05) maka Ho

ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sikap dengan pemilihan

kontrasepsi IUD di PMB Triwahyuni Kota Sibolga.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ummi Yana

(2022), hasil uji chi—square dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat diperoleh

nilai p value 0,033 yang berarti lebih kecil dari α- value (0,05). Dengan

demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada Hubungan Sikap terhadap

rendahnya minat Ibu terhadap pemilihan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas

Padang Bulan Medan.

Menurut asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian ternyata ibu yang

bersikap positif lebih banyak daripada yang bersikap negatif. Penelitian yang

dilakukan bahwa sikap berpengaruh dalam menentukan minat ibu menjadi


44

akseptor KB IUD. Masih ada ibu yang bersikap negatif karena tidak mengetahui

efektifitas dari IUD dan merasa malu jika menggunakan IUD karena

pemasangannya melalui vagina. Sikap bisa juga berupa kecenderungan

seseorang terhadap objek mendukung atau tidak mendukung,”Sikap seseorang

terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun

perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut.

4.3.3 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di

PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga

Berdasarkan tabel 4.8, menunjukan bahwa jumlah responden yang

berpendidikan kurang dengan memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni

Kota Sibolga sebanyak 3 responden (18,8%), lebih kecil jika dibandingkan

responden yang berpendidikan sedang dengan memilih kontrasepsi IUD

sebanyak 7 responden (35,0%) dan responden yang berpendidikan tinggi dengan

memilih kontrasepsi IUD sebanyak 9 responden (64,3%) dari 19 responden.

Sedangkan responden yang berpendidikan kurang dengan tidak memilih

kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 13 responden

(81,3%), sama dengan responden yang berpendidikan sedang dengan tidak

memilih kontrasepsi IUD sebanyak 13 responden (26,0%) dan lebih besar jika

dibandingkan responden yang berpendidikan tinggi dengan tidak memilih

kontrasepsi IUD sebanyak 5 responden (35,7%) dari 31 responden.


45

Dari hasil uji Chi Square diperoleh P value =0,035 < α (0,05) maka Ho

ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pendidikan dengan

pemilihan kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Devi Aristda

(2022), Dari hasil uji statistik chi-Square diperoleh ρ-value = 0,008 yang

menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu

terhadap rendahnya minat menggunakan AKDR di Puskesmas Jambi Kecil

tahun 2022. Nilai Odds Ratio (OR) 6,111 (95% CI : 1,524 – 24,503), artinya

responden dengan pendidikan rendah berpeluang 6 kali memiliki minat untuk

menggunakan AKDR dibandingkan responden dengan pendidikan tinggi.

Menurut asumsi peneliti, Menurut asumsi peneliti, bahwa pendidikan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi wanita usia subur dalam

keikutsertaan menggunakan KB IUD, semakin tinggi pendidikan seseorang

maka akan semakin mudah seseorang menerima informasi yang disampaikan

oleh orang lain secara terbuka. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi akan

lebih terbuka wawasan dan fikirannya terhadap manfaat pelayanan kesehatan

untuk dirinya terutama dalam memutuskan kontrasepsi yang akan digunakan.


46

4.3.4 Hubungan Dukungan Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di

PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga

Berdasarkan tabel 4.9, menunjukan bahwa jumlah responden yang

mendapatkan dukungan suami untuk memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri

Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 4 responden (19,0%), lebih kecil jika

dibandingkan responden yang tidak mendapatkan dukungan suami untuk

memilih kontrasepsi IUD sebanyak 15 responden (51,7%) dari 19 responden.

Sedangkan jumlah responden yang mendapatkan dukungan suami untuk

tidak memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 17

responden (81,0%), lebih besar jika dibandingkan responden yang tidak

mendapatkan dukungan suami untuk tidak memilih kontrasepsi IUD sebanyak

14 responden (48,3%) dari 31 responden.

Dari hasil uji Chi Square diperoleh P value =0,019 < α (0,05) maka Ho

ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan suami dengan

pemilihan kontrasepsi IUD di PMB Triwahyuni Kota Sibolga.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Edi Subroto

(2022), hasil uji chi-squere diperoleh nilai p = 0,001<0,005. Artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan rendahnya minat

responden penggunaan AKDR di wilayah kerja Klinik Bidan Horasmiani

Damanik Kecamatan Medan Deli Tahun 2022

Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

yaitu suami yang mendukung tapi tidak menggunakan IUD, hal ini dikarenakan

adanya berbagai alasan yaitu merasa nyaman dengan kontrasepsi lainnya, masih
47

ada pemikiran negatif sehingga takut untuk menggunakan kontrasepsi IUD, dan

biaya untuk pemasangan kontrasepsi IUD. Berbeda halnya dengan akseptor yang

tidak didukung tapi menggunakan KB IUD hal ini dikarenakan, paritas yang

tinggi, dan akseptor merasa bahwa KB IUD itu lebih efektif dari pada KB

lainnya. Dukungan suami terhadap penggunaan KB IUD sangat berpengaruh

pada keputusan yang akan diambil ibu. Dengan memberikan dukungan berupa

motivasi, perhatian, saran dan penerimaan yang diterima ibu dari suami sangat

berdampak besar pada pemilihan alat kontrasepsi ibu. Semakin tinggi dukungan

dari suami akan sangat berdampak pada keputusan yang akan dipilih ibu. Maka

dapat disimpulkan, bahwa dukungan suami sangat erat kaitannya dengan minat

penggunaan terhadap KB IUD.


48

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kurangnya Minat Ibu Terhadap Pemilihan Kontrasepsi IUD di PMB Tri

Wahyuni Kota Sibolga, dapat disimpulkan bahwa :

1. Distribusi frekuensi ibu yang memiliki pengetahuan kurang di PMB Tri

Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 7 responden (14,0%) lebih kecil

dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan cukup

sebanyak 31 responden (62,0%), sedangkan jumlah responden yang

memiliki pengetahuan baik sebanyak 12 responden (24,0%).

2. Distribusi frekuensi ibu yang memiliki sikap positif di PMB Tri Wahyuni

Kota Sibolga sebanyak 31 responden (62,0%) lebih besar dibandingkan

dengan responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 19 responden

(38,0%).

3. Distribusi frekuensi ibu yang memiliki pendidikan rendah di PMB Tri

Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 16 responden (32,0%) lebih kecil

dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan sedang sebanyak

20 responden (40,0%), sedangkan jumlah responden yang memiliki

pendidikan tinggi sebanyak 14 responden (28,0%).

4. Distribusi frekuensi ibu yang mendapat dukungan dari suami di PMB Tri

Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 21 responden (42,0%) lebih kecil


49

dibandingkan dengan responden yang tidak mendapat dukungan dari suami

sebanyak 29 responden (58,0%).

5. Distribusi frekuensi ibu yang memilih kontrasepsi IUD di PMB Tri

Wahyuni Kota Sibolga sebanyak 19 responden (38,0%) lebih kecil

dibandingkan dengan responden yang tidak memilih kontrasepsi IUD

sebanyak 31 responden (62,0%).

6. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan kontrasepsi IUD di

PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga dengan nilai P value = 0,022 < 0,05.

7. Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemilihan kontrasepsi IUD di PMB

Tri Wahyuni Kota Sibolga dengan nilai P value = 0,023 < 0,05.

8. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pemilihan kontrasepsi IUD di

PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga dengan nilai P value = 0,035 < 0,05.

9. Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi IUD di

PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga dengan nilai P value = 0,019 < 0,05.

5.2 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di PMB Tri Wahyuni Kota

Sibolga, dan berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran

sebagai berikut :

1. Bagi Responden

Diharapkan dari hasil penelitian dapat menambah pengetahuan bagi

seluruh akseptor KB khususnya tentang program keluarga berencana (KB)

dan pentingnya penggunaan KB IUD.


50

2. Bagi Tempat Penelitian

Dengan adanya hasil penelitian ini disarankan agar tenaga kesehatan PMB

Tri Wahyuni meningkatkan pengetahuan dengan mengadakan penyuluhan

agar dapat meningkatkan konstribusi masyarakat dalam mensukseskan

program pemerintah melalui program keluarga berencana (KB).

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi penggunaan KB IUD dengan melakukan observasi selang

waktu penelitian serta desain penelitian yang tidak hanya dilakukan sekali

waktu saja.
51

DAFTAR PUSTAKA

Afriani dkk (2022). Rendahnya Minat Ibu Menggunakan AKDR Di Puskesmas


Kampili Gowa. Media Kesehatan Politeknik Kesehtaan Makassar, Vol XVII
No 2 Desember 2022

Antini A, Trisnawati I. Hubungan pengetahuan, sikap dan budaya akseptor


kb terhadap pemilihan metode akdr di wilayah kerja puskesmas Anggadita
kabupaten Karawang. J Kebidanan Unimus. 2020;5(1):11–7.

BKKBN. BKKBN Terus Berusaha Capai Target Renstra 2015-2019. 2019;

Dalimawaty, K. (2021). Faktor yang Mempengaruhi Minat Ibu Menggunakan


KB IUD di Puskesmas Binjai Estate. Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia,
4(4), 519

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2021. Profil dinas kesehatan provinsi
Sumatera Utara 2021. Sumut: DINKES.

Handayani, Sri. 2021. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. TYPustaka


Rihama, Yogyakarta.

Hardiyanti, Fifi. (2021). Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Alat


Kontrasepsi IUD Tahun 2021. Zona Kebidanan: Program Studi
Keperawatan Universitas dr Soebandi

Ibrahim, W. W., Misar, Y., & Zakaria, F. (2019). Hubungan Usia, Pendidikan
Dan Paritas Dengan Penggunaan AKDR di Puskesmas Doloduo Kabupaten
Bolaang Mongondow. Akademika : Jurnal Ilmiah Media Publikasi Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi, 8(1), 35
52

Kemenkes RI. 2021. Profil Kesehatan Indonesia 2021. Jakarta

Misrina dan Fidiani. 2021. Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan


Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Teupin Raya
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen. Journal Of Healthcare
Technology And Medicine. Vol 4, No 2

Notoatmodjo. Soekidjo. 2021. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta

Nurul Aulia. D. & A (2019)Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita


dengan Perilaku Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Journal for Quality in
Women’s Health, 2(1), 36-42.

Pandiangan RS. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akseptor KB dalam


Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat
Rube Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2019;

Pakpahan, Martina dkk. 2021.Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta: Yayasan Kita Menulis

Pinamangun, W., Rina Kundre, R., Bataha, Y. 2021. Hubungan Dukungan


Suami dengan Pemilihan jenis Kontrasepsi Intra Uterine Device pada
Wanita Usia Subur di Puskesmas Makalehi Kecamatan Siau Barat. e-
Journal Keperawatan (eKp). Vol 6 No 2

Saifuddin AB. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2019;

Sari, Yati, Nur, I., Abidin, U.W., Ningsih, S. 2019. Faktor - Faktor Yang
Berhubungan Dengan Minat Ibu Dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi
53

IUD. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 5, No. 1: 47-59.

Satria, D, & Handayani, S. (2022). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Dukungan


Suami, dan Sikap Ibu dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD. 22(1), 166-170

Sugiyarningsih, S., & Anjani, A. D. (2021). Hubungan Pengetahuan Ibu Pasca


Salin Dengan Perilaku Ibu Pasca Salin Dalam Kepesertaan Kb Pasca Salin
Di Puskesmas Tebing Tahun 2017. Zona Kebidanan: Program Studi
Kebidanan Universitas Batam, 9(1).

WHO. World Heatlth Statistics 2019. World Healt Organization; 2019


54

Lampiran 1

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Septia Winanda Silitonga
NPM : 2219201710

Adalah mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana STIKes Mitra


Husada Medan yang mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kurangnya Minat Ibu Terhadap Pemilihan Kontrasepsi IUD di
PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga Tahun 2023”.
Dengan tujuan untuk mengetahui apakah factor-faktor yang mempengaruhi
kurangnya minat ibu dalam memilih kontrasepsi IUD, maka dengan rendah hati
saya memohon kesediaan saudara untuk berpartisipasi menjadi responden dalam
kegiatan tersebut. Kerahasiaan dan identitasnya akan saya jaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian saja serta bila tidak digunakan lagi
akan saya musnahkan.
Apabila saudara bersedia, mohon diminta dengan hormat untuk bertandatangan
pada lembar persetujuan yang terlampir.
Demikian permohonan ini dibuat, atas perhatian dan kesediaan saudara, saya
ucapkan terima kasih.

Sibolga, 2023

(Septia Winanda Silitonga)


55

Lampiran 2

LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kurangnya Minat Ibu Terhadap Pemilihan Kontrasepsi IUD di

PMB Tri Wahyuni Kota Sibolga Tahun 2023”, saya mohon kesediaan saudara

untuk berpartisipasi dengan cara mengisi kuesioner berikut. Jawaban saudara

akan saya jamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian. Apabila saudara berkenan mengisi kuesioner yang terlampir, mohon

kiranya saudara terlebih dahulu bersedia menandatangani lembar persetujuan

menjadi responden (informed consent).

Demikian permohonan saya, atas perhatian serta kerjasama saudara

dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Responden

(……
………..…………)
56

Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

I. Karakteristik Responden

1 No Responden :……(diisi peneliti)


2 Umur : ……. Tahun
3 Pendidikan Terakhir : 1. SD 3. SMP/Sederajat
2. SMA/Sederajat4. Sarjana
4 Pekerjaan : 1. IRT 4. Bertani
2. Karyawan 5. Wiraswasta
3. PNS
5 Jumlah Anak : ………. Orang
6 Alat Kontrasepsi yang digunakan : 1. IUD 2. Tidak IUD

II. Pengetahuan Ibu


1. Apa yang dimaksud Alat Kontrasepsi IUD ?
a. Alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik dan tembaga yang
ditempatkan dibawak kulit.
b. Alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik dan tembaga yang
diletakkan di dalam rahim.
c. Alat kontrasepsi yang mengandung hormon yang dapat menghambat
pembuahan didalam rahim.

2. Tujuan kontrasepsi IUD adalah.......


a. Untuk mencegah kehamilan selama jangka panjang.
b. Untuk menunda kehamilan dan gampang dihentikan.
c. Untuk menghentikan kehamilan.

3. Dibawah ini merupakan cara kerja IUD, kecuali....


a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi (pembuahan)
c. Mempermudah sperma bertemu dengan ovum (sel telur)

4. Keuntungan penggunaan dari Alat Kontrasepsi IUD ?


a. Waktu penggunaannya yang lama sejak dari pemasangan.
b. Praktis, ekonomis, mudah dikontrol, dan aman untuk jangka panjang.
c. Adanya interaksi dengan obat-obatan lain.

5. Manfaat dari IUD adalah..........


a. Mengganggu hubungan suami istri.
b. Efek samping kecil.
c. Mudah dihentikan.

6. Apa saja efek samping dari pemasangan Kontrasepsi IUD ?


57

a. Keputihan yang sedikit banyak akibat produksi cairan rahim yang


berlebihan.
b. Pendarahan berat pada waktu haid
c. a dan b benar

7. Keluhan – keluhan yang sering muncul saat menggunakan Kontrasepsi


IUD adalah...
a. Mual dan muntah
b. Pusing
c. Jumlah darah haid lebih banyak dari biasanya

8. Kapankah alat kontrasepsi IUD dapat dilepas ?


a. Ketidak harmonisan dalam rumah tangga.
b. Berat badan yang tidak bertambah.
c. Mengalami perdarahan yang banyak.

9. Alat Kontrasepsi IUD pada umumnya yang digunakan berbentuk apa ?


a. Huruf T
b. Huruf S
c. Huruf V

10. Alat IUD dapat digunakan bagi wanita yang ingin alat kontrasepsi ?
a. Jangka panjang.
b. Jangka pendek.
c. Selamanya

11. Penggunaan IUD sebaiknya pada waktu kapan ?


a. Saat hamil
b. Setiap waktu dalam siklus haid
c. Lebih dari 7 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.

12. Yang diperbolehkan menggunakan IUD adalah wanita yang masih


kategori usia ?
a. Menopouse
b. Rproduktif
c. Remaja

13. Setelah pemasangan IUD kapan jadwal kunjungan ulang berikutnya ?


a. Satu (1) bulan pasca pemasangan
b. Tiga (3) bulan kemudian
c. Setiap 6 bulan

14. Lokasi tempat pemasanga IUD ?


a. Lengan
b. Paha
c. Kedalam rahim melalui vagina
58

15. Secara kesehatan yang tidak boleh menggunakan IUD adalah....


a. Riwayat infeksi panggul
b. Dismenorea (sakit perut saaat menstruasi)
c. a dan b benar

III. Sikap
Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Memberi Tanda () Untuk Pilihan
Jawaban Yang Anda Anggap Benar :

NO Pernyataan SS S KS STS
1 Saya merasa malu dengan cara
pemasangan IUD yang melalui vagna
2 Saya merasa takut menggunakan IUD
karena saat haid darah menjadi lebih
banyak dan lama.
3 Saya merasa kuatir karena IUD dapat
keluar sendiri jika ukuran IUD tidak
cocok dengan ukuran rahim ibu.
4 Pada ibu yang menyusui, IUD tidak
mengganggu kelancaran ASI
5 Saya dapat dipasang oleh tenaga
kesehatan
yang belum terlatih.
6 IUD cocok untuk menjarangkan
kehamilan dengan jangka panjang
7 Saat IUD dicabut maka kesuburan ibu
dapat kembali dengan cepat.
8 Saya setuju IUD sebagai kontrasepsi
pilihan jangka panjang yang tepat untuk
wanita usia subur.
9 IUD langsung bekerja secara efektif
setelah dipasang.
10 Saya merasa takut menggunakan IUD
karena dapat menyebabkan nyeri selama
menstruasi.
59

IV. Dukungan Suami


Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Memberi Tanda () Untuk Pilihan
Jawaban Yang Anda Anggap Benar :

No Pernyataan Ya Tidak
Dukungan Emosional
1 Saya selalu berdiskusi dengan pasangan dalam memilih
alat kontrasepsi yang ingin digunakan
2 Suami saya ikut mengantarkan sewaktu akan
memasang alat kontrasepsi
3 Kasih sayang yang diberikan oleh suami saya
mengalami perubahan setelah menggunakan alat
kntrasepsi
4 Suami saya peduli dengan kesehatan reproduksi saya
Dukungan Informasi
5 Suami saya memberi izin untuk menghadiri atau
mengikuti penyuluhan tentang alat kontrasepsi
6 Suami saya ikut mengantarkan menghadiri penyuluhan
tentang alat kontrasepsi
7 Suami saya selalu mengingatkan saya untuk pergi
control KB ke pelayanan kesehatan
Dukungan Instrumental
8 Suami saya memberi dukungan saat saya takut pada
proses memasangan atau pemilihan alat kontrasepsi
9 Suami saya selalu mengantarkan saya jika pergi
kontrol
Dukungan Pengharapan
10 Pendapat suami saya sangat mempengaruhi keputusan
saya dalam memilih alat kontrasepsi

V. Pemilihan Alat Kontrasepsi


Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Memberi Tanda () Untuk Pilihan
Jawaban Yang Anda Anggap Benar :

Apakah ibu akan memilih menggunakan alat kontrasepsi IUD ?


Ya
 Tidak
60

Lampiran 4

Surat Izin Penelitian


61

Lampiran 5

Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 6
62

OUTPUT SPSS

ANALISIS UNIVARIAT

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 7 14.0 14.0 14.0
Cukup 31 62.0 62.0 76.0
Baik 12 24.0 24.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Positif 31 62.0 62.0 62.0
Negatif 19 38.0 38.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 16 32.0 32.0 32.0
Sedang 20 40.0 40.0 72.0
Tinggi 14 28.0 28.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Dukungan Suami
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Mendukung 21 42.0 42.0 42.0
Tidak Mendukung 29 58.0 58.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
63

Pemilihan Kontrasepsi IUD


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Memilih 19 38.0 38.0 38.0
Tidak Memilih 31 62.0 62.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

ANALISIS BIVARIAT

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Pemilihan 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
Kontrasepsi IUD

Pengetahuan * Pemilihan Kontrasepsi IUD Crosstabulation


Pemilihan Kontrasepsi IUD
Memilih Tidak Memilih Total
Pengetahuan Kurang Count 0 7 7
% within Pengetahuan 0.0% 100.0% 100.0%
% within Pemilihan 0.0% 22.6% 14.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 0.0% 14.0% 14.0%
Cukup Count 16 15 31
% within Pengetahuan 51.6% 48.4% 100.0%
% within Pemilihan 84.2% 48.4% 62.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 32.0% 30.0% 62.0%
Baik Count 3 9 12
% within Pengetahuan 25.0% 75.0% 100.0%
% within Pemilihan 15.8% 29.0% 24.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 6.0% 18.0% 24.0%
Total Count 19 31 50
64

% within Pengetahuan 38.0% 62.0% 100.0%


% within Pemilihan 100.0% 100.0% 100.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 38.0% 62.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 7.589 2 .022
Likelihood Ratio 9.968 2 .007
N of Valid Cases 50
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2,66.

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap * Pemilihan 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
Kontrasepsi IUD

Sikap * Pemilihan Kontrasepsi IUD Crosstabulation


Pemilihan Kontrasepsi IUD
Memilih Tidak Memilih Total
Sikap Positif Count 8 23 31
% within Sikap 25.8% 74.2% 100.0%
% within Pemilihan 42.1% 74.2% 62.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 16.0% 46.0% 62.0%
Negatif Count 11 8 19
% within Sikap 57.9% 42.1% 100.0%
% within Pemilihan 57.9% 25.8% 38.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 22.0% 16.0% 38.0%
Total Count 19 31 50
% within Sikap 38.0% 62.0% 100.0%
% within Pemilihan 100.0% 100.0% 100.0%
Kontrasepsi IUD
65

% of Total 38.0% 62.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.148a 1 .023
b
Continuity Correction 3.876 1 .049
Likelihood Ratio 5.139 1 .023
Fisher's Exact Test .036 .025
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,22.
b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendidikan * Pemilihan 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
Kontrasepsi IUD

Pendidikan * Pemilihan Kontrasepsi IUD Crosstabulation


Pemilihan Kontrasepsi IUD
Memilih Tidak Memilih Total
Pendidikan Rendah Count 3 13 16
% within Pendidikan 18.8% 81.3% 100.0%
% within Pemilihan 15.8% 41.9% 32.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 6.0% 26.0% 32.0%
Sedang Count 7 13 20
% within Pendidikan 35.0% 65.0% 100.0%
% within Pemilihan 36.8% 41.9% 40.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 14.0% 26.0% 40.0%
Tinggi Count 9 5 14
% within Pendidikan 64.3% 35.7% 100.0%
% within Pemilihan 47.4% 16.1% 28.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 18.0% 10.0% 28.0%
66

Total Count 19 31 50
% within Pendidikan 38.0% 62.0% 100.0%
% within Pemilihan 100.0% 100.0% 100.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 38.0% 62.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 6.699 2 .035
Likelihood Ratio 6.817 2 .033
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 5,32.

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungan Suami * 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
Pemilihan Kontrasepsi IUD

Dukungan Suami * Pemilihan Kontrasepsi IUD Crosstabulation


Pemilihan
Kontrasepsi IUD
Tidak
Memilih Memilih Total
Dukungan Mendukung Count 4 17 21
Suami % within Dukungan Suami 19.0% 81.0% 100.0%
% within Pemilihan 21.1% 54.8% 42.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 8.0% 34.0% 42.0%
Tidak Count 15 14 29
Mendukung % within Dukungan Suami 51.7% 48.3% 100.0%
% within Pemilihan 78.9% 45.2% 58.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 30.0% 28.0% 58.0%
Total Count 19 31 50
67

% within Dukungan Suami 38.0% 62.0% 100.0%


% within Pemilihan 100.0% 100.0% 100.0%
Kontrasepsi IUD
% of Total 38.0% 62.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.520 1 .019
b
Continuity Correction 4.220 1 .040
Likelihood Ratio 5.788 1 .016
Fisher's Exact Test .037 .019
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,98.
b. Computed only for a 2x2 table
68

Lampiran 7

DOKUMENTASI
69
Lampiran 8

MASTER TABEL

Anda mungkin juga menyukai