Oleh:
Nadia
PO.71.24.1.22.0088
Oleh
Nadia
PO.71.24.1.22.0088
Oleh :
NADIA
PO.71.24.0.19.0010
TANDA TANGAN
Mengetahui
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Oleh :
NADIA
PO.71.24.0.19.0010
TANDA TANGAN
Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi,
Dengan ini saya menyatakan bahwa SKRIPSI ini adalah hasil karya saya sendiri
sepengetahuan saya tidak terdapat karya yang diterbitkan oleh orang lain, dan semua sumber
yang saya kutip secara langsung maupun tidak langsung ataupun yang dirujuk adalah benar.
Jambi, 2023
Nadia
PO.71.24.1.22.0088
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nadia
Agama : Islam
Telepon : +6282261836967
Riwayat Pendidikan
Jabung Barat
iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN
Skripsi, Agustus 2023
Nadia
Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengguna MKJP di PMB Zubaidah Kabupaten Muaro
Jambi Tahun 2023
ABSTRAK
Hasil wawancara yang dilakukan kepada 5 akseptor yang menggunakan KB di PMB
Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi menunjukkan bahwa dari 5 akseptor hanya 1 (20%)
responden yang menggunakan MKJP dan 4 (80%) akseptor yang menggunakan non-MKJP.
Berdasarkan data hasil wawancara tentang MKJP (IUD, IMPLANT, MOW, MOP) yaitu
pengetahuan responden mengenai KB MKJP masih kurang mengenai penggunaan MKJP yang
lebih efektif dan praktis, jenis-jenis metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), serta
keuntungan dan kerugian. Selain itu juga karena tidak adanya dukungan yang diberikan oleh
suami.
Penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang bertujuan
untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pengguna MKJP Di PMB Zubaidah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023. Penelitian ini dilakukan di PMB Zubaidah Kabupaten
Muaro Jambi mulai dari Mei 2023 - Agustus 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah 177
orang akseptor KB aktif MKJP Puskesmas Tanjung Tahun 2022. Sampel pada penelitian ini
sebanyak 64 responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
dengan menggunakan teknik Random Sampling. Analisis data penelitian ini dilakukan secara
univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian responden memilih kontrasepsi Non MKJP.
Sebagian besar pengetahuan responden kurang dan suami mendukung penggunaan MKJP.
Adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan dukungan suami dengan pengguna
MKJP dengan p-value 0,001 di PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan dan dukungan suami
dengan pengguna MKJP di PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023 dan
penelitian ini sebagai bahan masukan mengenai pentingnya penyuluhan secara rutin tentang
KB khususnya metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) kepada PUS.
v
HEALTH POLYTECHNIC OF THE MINISTRY OF HEALTH JAMBI APPLIED
UNDERGRADUATE STUDY PROGRAM MAJORING IN MIDWIFERY
SCRIPT, August 2023
Nadia
Factors Associated with MKJP Users at PMB Zubaidah, Muaro Jambi Regency in 2023
ABSTRAK
The results of interviews conducted with 5 acceptors who used family planning at PMB
Zubaidah, Muaro Jambi Regency, showed that out of 5 acceptors only 1 (20%) used MKJP
and 4 (80%) acceptors used non-MKJP. Based on interview data regarding MKJP (IUD,
IMPLANT, MOW, MOP), namely the respondents' knowledge about MKJP KB is still
lacking regarding the more effective and practical use of MKJP, types of long-term
contraceptive methods (MKJP), as well as advantages and disadvantages. In addition, because
there is no support provided by the husband.
Research is quantitative research with a purposeful cross-sectional design to find out the
factors related to MKJP users at PMB Zubaidah, Muaro Jambi Regency in 2023 . This
research was conducted at PMB Zubaidah, Muaro Jambi Regency from May 2023 - August
2023 . The population in this study were 177 active family planning acceptors MKJP Tanjung
Health Center in 2022. The sample in this study as many as 64 respondents. Collecting data in
this study using a questionnaire using the Random Sampling technique . Analysis of the
research data was carried out using univariate and bivariate tests chi-square .
The results showed that some respondents chose non MKJP contraception. Most of the
respondents' knowledge was lacking and most of the husband respondents supported the use of
MKJP. There is a significant relationship between husband's knowledge and support and
MKJP users with a p-value of 0.001 at PMB Zubaidah, Muaro Jambi Regency in 2023 .
The conclusion from this study is that there is a relationship between husband's knowledge
and support and MKJP users at PMB Zubaidah, Muaro Jambi Regency in 2023 and this
research serves as input regarding the importance of regular counseling about family planning,
especially long-term contraceptive methods (MKJP) to PUS .
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi
penelitian ini dengan judul “Faktor Yang Berhubungan Tentang Pengguna MKJP Di PMB
Penyusunan Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mengalami kendala yang ditemui. Namun berkat
usaha dan kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak akhimya penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:
2. Ibu Yuli Suryanti, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi.
3. Ibu Enny Susilawati, M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
4. Ibu Nuraidah, S.Pd, M.Kes selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu,
pikiran dan tenaga untuk memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran selama
5. Ibu Herinawati, M.Keb selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu,
pikiran dan tenaga untuk memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran selama
6. Seluruh staf pendidikan Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi
vii
7. Suami saya Egi Naev Panjir Utama, terima kasih atas doa serta dorongan dan bantuan
moril maupun materil selama penulis mengikuti pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan
8. Orang tua saya ayahanda Adi Susanto dan ibunda Nani Marlina, terima kasih atas doa
serta dorongan dan bantuan moril maupun materil selama penulis mengikuti pendidikan
yang telah memberikan dorongan moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi kasus
ini.
Penulis menyadari Skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempumaan penulisan
Skripsi selanjutnya. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... v
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan .................................................................................. 5
E. Ruang Lingkup........................................................................................ 6
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 62
B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR BAGAN
Halaman
No.
Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 42
Bagan 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 49
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
No.
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Responden (Informed Consent)
2. Lembar Kuesioner
3. Hasil Analisis
4. Master Tabel
5. Dokumentasi Penelitian
6. Surat Izin Penelitian
7. Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian
8. Surat Keterangan Layak Etik
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kehamilan pada wania usia subur yang aktif secara seksual serta tidak
menggunakan kontrasepsi mendekati 90% dalam satu tahun. Bagi wanita yang tidak
menginginkan kehamilan, pengaturan kesuburan dapat dilakukan saat ini dengan berbagai
Menurut BKKBN, peserta KB aktif diantara Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2020
sebesar 67,6%. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2019 sebesar 63,31% berdasarkan
data Profil Keluarga Indonesia, Tahun 2019. Pada tahun 2020, kesertaan ber-KB Provinsi
Bengkulu memiliki persentase tertinggi sebesar 71,3% diikuti oleh Kalimantan Selatan dan
Jambi. Sedangkan Provinsi Papua memiliki tingkat kesertaan ber-KB terendah sebesar
24,9%, diikuti oleh Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur (Kemenkes, 2020: 110).
Pola pemilihan jenis alat kontrasepsi pada tahun 2020 menunjukkan bahwa sebagian
besar akseptor memilih menggunakan metode suntik sebesar 72,9% diikuti oleh pil sebesar
19,4%. Jika dilihat dari efektifitas kedua jenis alat ini termasuk metode kontrasepsi jangka
dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya. Pola ini terjadi setiap tahun, dimana peserta lebih
jangka panjang yaitu IUD, IMPLAN, MOW dan MOP (Kemenkes, 2020: 111).
1
2
Data dari BKKBN peserta KB aktif di Indonesia menurut metode kontrasepsi modern
tahun 2020 dapat diktahui pemakaian IUD sebesar 8,5% MOW (tubektomi) sebesar 2,6%,
MOP (vasektomi) sebesar 0,6% implant sebesar 8,5%, suntik sebesar 72,9%, kondom 1,1%
Peserta KB baru komulatif sampai dengan bulan Oktober 2019 di Kota Jambi telah
mencapai 5.964 Akseptor atau 37,68% dari Perkiraan Permintaan (PPM) sebanyak 15.830
9,00% di Kecamatan Alam Barajo. Peserta KB baru tersebut terdiri dari, IUD 435 Akseptor,
MOW 431 Akseptor, MOP 2 Akseptor, Kondom 291 Akseptor, Implan 308 Akseptor,
Suntik 3.594 Akseptor, serta Pil 903 Akseptor (DPPKB Kota Jambi, 2019: 14).
Pencapaian peserta KB baru MKJP (IUD, MOW, MOP, dan IMPLAN) sebanyak
1.176 Akseptor atau (48,80%) dari PPM 2.410 Akseptor, sedangkan peserta KB Pria
sebanyak 293 Akseptor atau (33,11%) dari PPM 885 Akseptor (DPPKB Kota Jambi, 2019:
15).
Berdasarkan hasil penelitian Yulizar, dkk tahun 2022 tentang Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Partisipasi PUS Dalam Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
jangka panjang antara lain pengetahuan, umur dan partisipasi suami. Faktor lain yang dapat
mempengaruhi keikutsertaan PUS dalam memilih kontrasepsi MKJP adalah pendidikan dan
pekerjaan ibu.
Jambi yang terbanyak adalah jenis kontrasepsi Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(Non MKJP) yaitu Suntik sebesar 50,25% sedangkan jenis kontrasepsi paling sedikit yang
3
digunakan adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu MOP sebesar 0,11%
Berdarkan profil Dinas Kesehatan Muaro Jambi, diperoleh data hasil cakupan peserta
KB aktif tahun 2022 yaitu 80.157 orang. Adapun data menurut metode kontrasepsi cara KB
Kondom sebesar 3.217 orang (4%). Pil sebesar 19.106 orang (23%). Suntik sebesar 55.054
orang (68%). AKDR sebesar 1.034 orang (1%). Implan sebesar 1.373 orang (2%). MOW
Salah satu Puskesmas di Kabupaten Muaro Jambi yaitu Puskesmas Tanjung jumlah
peserta KB aktif tahun 2022 yaitu 2.713 orang. Adapun data pengguna MKJP di Puskesmas
Tanjung tahun 2022 yaitu AKDR sebesar 75 orang (2%). Implan sebesar 73 orang (2%).
PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi menunjukkan bahwa dari 5 akseptor hanya 1
(20%) responden yang menggunakan MKJP dan 4 (80%) akseptor yang menggunakan non-
MKJP. Berdasarkan data hasil wawancara tentang MKJP (IUD, IMPLANT, MOW, MOP)
MKJP yang lebih efektif dan praktis, jenis-jenis metode kontrasepsi jangka panjang
(MKJP), serta keuntungan dan kerugian. Selain itu juga karena tidak adanya dukungan
yang diberikan oleh suami. Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor – faktor yang berhubungan dengan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang rumusan masalah pada penelitian ini adalah
Tahun 2023
5. Apakah ada hubungan dukungan suami dengan pengguna MKJP di PMB Zubaidah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2023
D. Manfaat Penulisan
Penggunaan MKJP.
E. Ruang Lingkup
PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023. Penelitian ini dilakukan di PMB
6
Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi mulai dari Mei 2023 - Agustus 2023. Populasi dalam
penelitian ini adalah 177 orang akseptor KB aktif MKJP Puskesmas Tanjung Tahun 2022.
Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan rumus Slovin sebanyak 64 responden.
teknik Random Sampling. Analisis data penelitian ini dilakukan secara univariat
digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji chi-
square.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran. KB adalah proses yang
disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran
dapat menghasilkan penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu
dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sasaran dari program KB, meliputi sasaran
langsung, yaitu pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara pengguna kontrasepsi secara berkelanjutan, dan sasaran tidak
langsung yang terdiri dari pelaksaan dan pengelola KB, dengan cara menurunkan
7
8
b. Konseling
c. Pelayanan kontrasepsi
d. Pelayanan infertilitas
g. Konsultasi genetic
jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran. Menurut Matahari, (2018: 23-24) jenis-
a. Akseptor Aktif
Akseptor aktif adalah akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu
Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang telah menggunakan
kontrasepsi selama 3 bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan
kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun
berganti cara setelah berhenti / istirahat kurang lebih 3 bulan berturut-turut dan
c. Akseptor KB Baru
Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat /
obat kontrasepsi atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan alat
d. Akseptor KB Dini
Akseptor KB dini merupakan para ibu yang menerima salah satu cara
e. Akseptor KB Langsung
Akseptor KB langsung merupakan para ibu yang memakai salah satu cara
f. Akseptor KB Dropout
4. Pengertian Kontrasepsi
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan
atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang
sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi,
dapat bersifat sementara dan dapat bersifat permanen. Menurut Matahari, (2018: 25-
istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena usia dibawah 20 tahun adalah usia
yang sebaiknya menunda untuk mempunyai anak dengan berbagai alasan. Kriteria
tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena
pada masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi.
Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB dan AKDR.
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik
untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 -
tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi. Kontrasepsi dapat
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30
tahun tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang
mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kehamilan dengan risiko tinggi bagi ibu dan anak.
Disamping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak
11
lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode kontap, AKDR,
a. Bagi ibu yaitu dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka manfaatnya:
waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu
1) Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam
keadaan sehat.
yang lebih baik dan banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap
anak.
di pakai dalam jangka waktu lama lebih dari dua tahun serta dalam penggunaannya
1) Pengertian AKBK
(AKBK) adalah alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit atau yang
diinsersikan tepat di bawah kulit, dilakukan pada bagian dalam lengan atas
atau di bawah siku melalui insisi tunggal dalam bentuk kipas (Setiyaningrum,
permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima
tahun. Metode ini di kembangkan oleh The Population Council, yaitu suatu
2) Jenis AKBK
berikut:
13
a) Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira
gestrel. Level LH ditekan lebih kuat oleh etonogestrel sehingga tidak terjadi
ovulasi pada 3 tahun pertama penggunaan implan (Affandi, Biran, 2014: MK-
58 ).
mendorong ovum
4) Keuntungan AKBK/implan
a) Praktis karena hanya satu kali pemasangan pada lama kerja 3 – 5 tahun
progesteron
yang tidak mengganggu kerja hormon oksitosin sehingga tidak ada efek
terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara
normal
i) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan karena lama kerja 3
– 5 tahun
5) Indikasi implan/AKBK
a) Usia reproduksi
f) Pascakeguguran
i) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau
estrogen
6) KontraIndikasi Implan/AKBK
implant yaitu:
a) Hamil/diduga hamil,
c) Tumor/kanker
bervariasi pada setiap pemakaian, seperti perdarahan haid yang banyak atau
sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini
samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual,
a) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak
b) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan
c) Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu
e) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
saja
dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien
dengan benar
dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. Tidak perlu
dengan implan, implan dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan
a) Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam
pertama. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi
atau lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan
e) Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan
atau bila rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke
klinik
hingga 5 tahun bagi noerplant dan 3 tahun bagi susuk implanon, dan akan
efektivitas implan
d) Efek samping yang berhubungan dengan implan dapat berupa rasa sakit
kehamilan ektopik
g) Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat
Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau
klien ingin mencabut implan. Menurut Affandi, Biran (2014: MK-68) klien
sebagai berikut:
terjadi kehamilan
21
ektopik
f) Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau penglihatan
menjadi kabur
a) Amenorea
Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak memerlukan
penanganan khusus. Cukup konseling saja. Bila klien tetap saja tidak
implan dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila
tahun pertama. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak
kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan
2 tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan
satu siklus pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 1,25 mg estrogen
c) Ekspulsi
tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang
kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi
cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang
Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air,
jangan di lepas dan klien diminta kembali satu minggu. Apabila tidak
membaik, cabut implan dan pasang yang baru pada sisi lengan yang lain
bersihkan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implan, lakukan
perawatan luka dan berikan antibiotik oral 7 hari (Affandi, Biran, 2014:
MK-65).
adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan
2 kg atau lebih. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima,
berjangka panjang. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak. Pemasangan dan
reproduksi dan tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi
2) Keuntungan AKDR
c) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A, dan tidak perlu
diganti)
terakhir)
3) Indikasi AKDR
berikut:
a) Usia reproduktif
b) Keadaan nulipara
4) Kontraindikasi AKDR
sebagai berikut:
a) Sedang hamil
d) Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau
abortus septik
e) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
Menurut Affandi, Biran (2014: MK-81) efek samping yang umum terjadi
a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)
Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang tidak ingin anak lagi. Perlu
klien sesuai untuk menggunakan metode ini (Affandi, Biran, 2014: MK-95).
perempuan
kali ejakulasi
27
Vasektomi yaitu:
keselamatan jiwanya
yang diinginkan
ingin mempunyai anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan tubektomi
b) Paritas > 2
e) Pascapersalinan
f) Pascakeguguran
a) Hamil
c) Infeksi sitemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan
atau dikontrol)
a. Konseling
dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai
dengan pilihannya. Disamping itu dapat membuat klien merasa lebih puas.
kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan
hubungan dan kepercayaan yang sudah ada (Affandi, Biran, 2014: U-1).
Padahal dengan konseling klien akan lebih mudah mengikuti nasihat provider.
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan
Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan
pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang
baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif
sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai budaya yang ada. Selanjutnya
dengan informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan pada klien
melakukan konseling yang baik terutama bagi calon klien KB baru adalah sebagai
berikut:
30
dan menciptakan suatu rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara
orang lain.
klien karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang
bahwa klien adalah manusia yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh
karena itu, petugas harus mendorong agar klien berani berbicara dan bertanya.
belajar mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien.
perempuan dengan usia dan jumlah anak cukup mungkin lebih menghendaki
bagi pasangan muda yang belum menikah mungkin yang dikehendaki adalah
informasi petugas harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien dan
31
pilihan. Namun tidak semua klien dapat menangkap semua informasi tentang
Hal ini disebut kelebihan informasi. Pada waktu memberikan informasi petugas
mengajukan pendapat.
harus tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau
Petugas mendorong klien untuk berpikir melihat persamaan yang ada dan
membantu klien untuk membuat suatu pilihan. Jika tidak ada halangan dalam
dipilihnya, klien akan menggunakan kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih
efektif.
Petugas memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar
halaman bergambar. Petugas juga perlu melakukan penilaian bahwa klien telah
kerumah. Ini akan membantu klien mengingat apa yang harus dilakukan juga
lengkapnya, jujur dan benar tentang metode kontrasepsi yang akan digunakan oleh
komunikasi verbal antara dokter dan klien. Ada anggapan banyak klien sering
melupakan informasi lisan yang telah diberikan oleh dokter/bidan. Oleh sebab itu,
untuk mencegah hal tersebut perlu diberikan pula informasi tertulis dan jika perlu,
informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya
atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
33
terhadap klien tersebut. Setiap tindakan medis yang mengandung risiko harus
persetujuan, yaitu klien yang bersangkutan dalam keadaan sadar dan sehat mental
pengaruhnya terhadap lembaga perkawinan itu sendiri cukup besar sehingga izin
harus dari kedua belah pihak. Hal ini berbeda dengan tindakan medis lainnya yang
tidak menyangkut organ reproduksi yang izinnya terutama diberikan oleh pihak
untuk petugas yang digunakan untuk mengingatkan petugas adanya beberapa aspek
yang harus dijelaskan kepada klien melalui beberapa pertanyaan yang berkaitan
dalam rahim (cara kerja, kontra indikasi, efek samping, komplikasi, kegagalan,
harus dijawab sendiri oleh petugas dengan mengisi kode pada kotak yang sesuai
tindakan medis terdapat catatan tindakan dan pernyataan tersebut memuat catatan
pernyataan dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan
Saat ini sudah tersedia lembar balik yang dikembangkan oleh WHO untuk
standar dengan adanya tanda pengingat mengenai keterampilan konseling yang perlu
dilakukan dan informasi apa yang perlu diberikan disesuaikan dengan kebutuhan klien.
ABPK sekaligus mengajak klien bersikap lebih partisipatif dan membantu klien untuk
a. Pengertian ABPK
sebuah alat bantu kerja interaktif, yang diperuntukkan bagi penyedia layanan
(dokter atau bidan) dalam membantu klien memilih dan memakai metode KB yang
Menurut Kemenkes (2021: 68-79) secara garis besar, berikut adalah langkah-
memiliki data mengenai kondisi kesehatan klien. Penyedia layanan juga perlu
35
Datang (PK1). Sambut klien dengan ramah dan hormat. Lalu, ucapkan terima
Bagi klien baru, lembar balik ABPK dapat membantunya dalam mengambil
keputusan metoda KB yang akan dipakai. Sementara itu untuk klien kunjungan
ulang, lembar balik ABPK dapat membantunya dalam mengatasi keluhan yang
Tekankan pula pada klien bahwa konseling KB ini bersifat rahasia, sehingga
apapun yang disampaikan oleh klien tidak akan disampaikan kepada siapapun
(lihat lembar balik ABPK halaman PK1). Bila klien sudah merasa nyaman dan
layanan diarahkan untuk menggali tujuan klien hadir dalam sesi konseling.
Klien dapat hadir dengan ragam alasan, antara lain memantau proses ber-KB
masalah HIV AIDS atau IMS. Ada pula klien yang merasa khawatir dengan
kehamilan dan memiliki kondisi khusus (contoh: klien muda, klien usia 40-an,
36
klien hamil/pasca persalinan, klien pasca keguguran, dan klien dengan HIV
5) Perhatikan bahwa setiap tab memiliki warna yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan klien.
Pemahaman mengenai HIV AIDS dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya.
pasangan dalam proses pengambilan keputusan ber-KB. Bantu suami dan istri
yang menjadi klien ini untuk dapat berdiskusi secara sehat dalam mengambil
membuka halaman KU2. Untuk klien yang menggunakan pil, penyedia layanan
suntik progrestin, penyedia layanan dapat membuka halaman KU6. Untuk klien
10) Penyedia layanan dapat menggunakan Roda KLOP dalam proses konseling KB
kelayakan medis klien dalam menggunakan suatu alat kontrasepsi. Saat ini,
Roda KLOP juga sudah tersedia dalam bentuk aplikasi yang dapat diunduh di
sistem Android.
Gambar 2.1:
Roda KLOP
dalam memiliki anak, dan ragam pertimbangan lain yang dimiliki oleh klien,
38
penyedia layanan akan memiliki satu atau dua opsi metode KB yang dapat
ditawarkan kepada klien. Dalam hal ini, penyedia layanan dapat menguraikan
satu atau dua opsi metode KB tersebut kepada klien untuk membantunya
memahami dan mengambil keputusan dalam ber-KB. Dalam hal ini, penyedia
tersebut.
13) Setelah klien bersama pasangan memilih metode KB yang akan digunakannya,
juga memiliki pengaruh terhadap hubungan suami dan istri. Untuk itu, rencana
perlu dibuat oleh pasangan secara bersamasama agar matang dan mampu
tersebut.
14) Ajak klien untuk kembali ke fasilitas kesehatan dan hadir dalam sesi konseling
B. Perilaku Kesehatan
1. Pengertian Perilaku
merupakan tindakan atau aktiviats dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan
yang sangat luas baik yang diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku
kesehatan adalah suatu respon 22 seseorang (organism) terhadap stimulus atau objek
yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan dan
2. Klasifikasi
yaitu :
Perilaku yang dapat terjadi apabila respon terhadap stimulus belum dapat
diamati oleh orang lain secara jelas, karena respon hanya sebatas dalam bentuk
Perilaku ini dapat terjadi apabila respon terhadap stimulus berupa tindakan atau
a. Faktor-faktor predisposisi
mendasari atau memotivasi untuk melakukan suatu tindakan, nilai dan kebutuhan
40
yang dirasakan, atau dengan kata lain faktor ini berhubungan dengan motivasi
terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi melalui panca indera dan sebagian besar
yang dimiliki oleh individu merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk
mencari dan meminta upaya pelayanan kesehatan. Dinyatakan pula bahwa semakin
tinggi pengetahuan individu tentang akibat yang ditimbulkan oleh suatu penyakit,
maka semakin tinggi upaya pencegahan yang dilakukan. Pengetahuan sangat erat
hubunganya dengan pendidikan, di mana dengan pendidikan yang tinggi maka orang
dan gambaran yang logis. Persepsi adalah identifikasi dan interpretasi awal dari suatu
Usia adalah umur individu yang terhitung saat lahir sampai berulang tahun.
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih matang
dalam berpikir dan bekerja. Faktor umur sangat memengaruhi permintaan konsumen
pendidikan kesehatan bagi keluarga. Oleh karena itu lingkungan sekolah, baik
lingkungan fisik atau lingkungan sosial yang sehat, akan sangat memengaruhi
dimiliki.
kesehatannya karena keterbatasan biaya. Pola hubungan yang biasa terjadi, semakin
tinggi penghasilan seseorang maka semakin tinggi pula upaya pencegahan dan
Keyakinan adalah suatu bagian dari faktor predisposisi atau sering disebut
sebagai faktor yang berkaitan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk
b. Faktor pemungkin
Faktor pemungkin atau enabling factors yaitu faktor yang memungkinkan untuk
2) Aksesibilitas dan kemudahan pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun
termasuk kondisi yang berlaku sebagai hambatan dari tindakan itu, seperti ketiadaan
lingkungan. Faktor pemungkin menjadi target antara dari intervensi program pada
masyarakat atau organisasi. Terdiri dari sumber daya dan keterampilan baru untuk
membuat suatu tindakan kesehatan dan tindakan organisasi yang dibutuhkan untuk
c. Faktor penguat
Faktor penguat atau reinforcing factors yaitu faktor yang memperkuat atas
tindakan yang menentukan apakah pelaku menerima umpan balik positif dan akan
43
sosial, pengaruh teman, kritik baik dari teman-teman sekerja atau lingkungan bahkan
Faktor ini juga meliputi konsekuensi fisik dari perilaku, yang mungkin terpisah
dari konteks sosial. Sebagai contoh adalah perasaan nyaman (atau sakit) yang
disebabkan oleh latihan fisik. Keuntungan sosial (contoh:pengakuan dari orang lain),
penghormatan dari orang lain, hubungan dengan orang terhormat yang mempunyai
perilaku yang sama) semuanya memperkuat perilaku. Faktor penguat juga meliputi
konsekuensi yang berlawanan atau hukuman, yang dapat membawa pada perilaku
yang positif.
faktor pemungkin jika berubah menjadi dukungan sosial, seperti bantuan keuangan
atau bantuan transport. Penguatan dapat bersifat imajinatif, seperti meniru suatu
perilaku sesudah tertarik dengan seseorang dalam suatu iklan televisi yang terlihat
tergantung pada sikap dan perilaku orang-orang yang terkait, dan beberapa di
antaranya mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap perilaku. Dukungan sosial
atau masyarakat dapat mendorong tindakan individu untuk bekerja sama atau
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
dan perabaan. Sebagian pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007).
bahwa pengetahuan yang dimaksud adalah pemahaman PUS tentang MKJP dengan
dan Metode Operasi Wanita (MOW) yang diukur menggunakan kuesioner dengan
b. Dukungan suami
yang dilakukan oleh Mahmudah dkk tahun 2015 tentang analisis faktor yang
persetujuan dan dana atas alat kontrasepsi yang digunakan oleh pasangannya.
bahwa dukungan suami, adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan alat
kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat kontrasepsi, jenis alat
MKJP.
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
b. Persepsi
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Keyakinan
f. Nilai-nilai
Faktor Pemungkin
a. Tersedia sarana kesehatan
b. Akses sarana kesehatan Perilaku
c. Masyarakat atau pemerintah
Kesehatan
terhadap kesehatan
Faktor Penguat
a. Keluarga (dukungan
suami)
b. Teman sebaya
c. Pengalaman
d. Petugas kesehatan
Sumber : Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007)
A. Kerangka Konsep
faktor pemungkin (tersedia atau tidak tersedianya fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana
kesehatan, akses sarana kesehatan dan masyarakat atau pemerintah terhadap kesehatan)
dan faktor penguat (dukungan suami, teman sebaya, pengalaman dan peran petugas
kesehatan). Pada penelitian ini, penulis tidak meneliti tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana kesehatan, akses sarana kesehatan, dan masyarakat
atau pemerintah terhadap kesehatan hal ini disebabkan karena faktor tersebut merupakan
Pada penelitian ini peneliti memilih aspek pengetahuan dan dukungan suami
karena variabel ini memungkinkan untuk diteliti. Hal inilah yang membuat peneliti
tertarik meneliti faktor pengetahuan dan dukungan suami dengan penggunaan MKJP
sebagai aspek pilihan untuk diteliti. Selain itu juga, penulis tidak memilih aspek lain. Hal
Aspek pada penelitian ini adalah, pengetahuan dan dukungan suami. Kerangka
46
47
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Pengetahuan
Penggunaan
MKJP
Dukungan Suami
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
C. Hipotesis
Muaro Jambi
A. Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
pengukuran/observasi data variabel bebas dan tergantung hanya satu kali pada satu saat.
1. Populasi Penelitian
Menurut Ariani (2014: 62) Populasi merupakan keseluruhan objek dalam suatu
penelitian yang akan dikaji karakteristik nya. Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan
dalam penelitian ini adalah 177 orang akseptor KB aktif Puskesmas Tanjung
49
50
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2019: 81) dengan demikian sampel adalah sebagian dari populasi
sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi . Sampel pada penelitian ini dihitung
a. Besar Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi dan sampel dihitung menggunakan rumus
Slovin :
N
n=
1 + N (d2)
Keterangan :
n = Besar sampel
n = 177
1 + 177 (0,1)2
n = 177
1 + 177 (0.01)
n = 177
1 + 1,77
n = 177
2,77
n = 63,89 = 64 Responden
Jadi jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 64 responden.
51
sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel secara random atau acak, dan
c. Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi
b) Sudah menikah
c) Pengguna kontrasepsi
2. Kriteria Eksklusi
D. Pengumpulan Data
1. Jenis data
a. Data primer
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah berasal dari data primer.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti tanpa melakukan
kegiatan pengukuran langsung. Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari
kuesioner yang berisi pertanyaan tentang pengetahuan dan dukungan suami dengan
tahun 2023.
E. Pengolahan Data
sebagi berikut:
1. Editing
Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner. Pada tahapan ini untuk mengecek apakah data yang
dikumpulkan sudah dirasakan lengkap / valid atau belum. Pada proses ini dilakukan
pemeriksaan untuk melihat kelengkapan data yang diperoleh pada lembar observasi
MKJP.
2. Coding
Data yang telah dikumpulkan di klasifikasikan dan diberi kode dalam bentuk
angka untuk masing - masing pertanyaan sesuai dengan tujuannya yaitu untuk
a. Pengetahuan. Jika menjawab “Ya” diberi kode 1 dan jika menjawab “ Tidak” diberi
kode 0.
b. Dukungan Suami. Jika menjawab “Ya” diberi kode 1 dan jika menjawab “ Tidak”
diberi kode 0.
3. Scoring
kuesioner.
a. Pengetahuan: Baik, jika skor ≥ 76-100%. Cukup, jika skor ≥ 56-75%. Kurang, jika
b. Dukungan suami: Mendukung, jika skor ≥ median. Tidak medukung jika skor <
median
Entry data (processing) yaitu jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan ke dalam program atau “software”
computer. Seluruh data yang telah di-coding sesuai definisi operasional pada Bab 3
(tiga) siap diolah dimasukkan kedalam software program komputer aplikasi pengolah
data. Selama proses entry data diperlukan ketelitian dalam melakukannya agar tidak
terjadi bias.
5. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan,
Seluruh data yang telah di entry ke dalam software spss perlu dilakukan
ketidaklengkapan data. Setelah itu akan dilakukan pembetulan dari data yang salah.
Pembersihan data ini untuk mengetahui data yang hilang, variasi data dan konsistensi
data. Kesalahan dapat terjadi pada saat entry data maupun saat coding serta
transformasi data. Cleaning data dapat dilakukan dengan cara melihat frekuensi dari
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
dependen dan variabel independen, sesuai dengan tujuan penelitian. Data kategorik
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan dengan interpretasi
tertentu.
2. Analisis Bivariat
diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis
bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang di duga
berhubungan atau berkolerasi. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
A. Kualitas Data
Penelitian ini bersumber dari data primer yang diperoleh dari kegiatan untuk
sebanyak 64 responden di PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2023. Desain
penelitian ini dengan metode cross sectional, dimana awal mula penelitian ini responden
dukungan suami dan pengetahuan ibu dalam penggunaan MKJP (Metode Kontrasepsei
Jangka Panjang).
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti pada bulan Juli 2023. Penelitian ini
dilakukan oleh peneliti sendiri. Hasil pengolahan data dikelompokkan sesuai dengan
kelompok dan variabel yang telah ditentukan dan dianalisis menggunakan analisis
univariat dan bivariat untuk melihat distribusi frekuensi masing-masing variabel dan
B. Hasil Penelitian
2023
55
56
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Gambaran Pengguna MKJP di PMB Zubaidah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023
n=64
No Kontrasepsi Frekuensi %
1 MKJP 29 45.7
2 Non MKJP 35 54.3
Jumlah 64 100.0
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden memilih
kontrasepsi Non MKJP sebanyak 35 orang (54.3) dan sebanyak 29 orang (45.7%) memilih
menggunakan MKJP.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang MKJP di
PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023
n=64
No Pengetahuan Ibu
Pernyataan Tahu % Tidak %
Tahu
1 Jenis alat KB yang memiliki efektivitas tinggi 46 71.9 18 28.1
dalam mencegah atau menunda kehamilan dengan
rentang waktu yang cukup lama adalah
2 Apa yang disebut dengan MKJP 41 64.1 23 35.9
3 Alat KB yang pemasangannya dibawah kulit bagian 64 100.0 0 100.0
atas lengan kiri adalah
4 Indikasi penggunaan kontrasepsi implan yaitu 23 35.9 41 64.1
5 Kontraindikasi penggunaan kontrasepsi implan 35 54.7 29 45.3
yaitu
6 Keuntungan AKBK/IMPLANT 31 48.4 33 51.6
7 Efek samping yang biasanya muncul saat sedang 39 60.9 25 39.1
menggunakan KB IMPLAN adalah
8 Apa yang ibu ketahui tentang KB IUD 58 90.6 6 9.4
57
Dari Tabel 5.2 tentang distribusi kategori frekuensi pengetahuan ibu tentang MKJP
diatas pada pertanyaan no. 4 sebagian besar telah banyak mengetahui apa yang disebut dengan
MKJP sebanyak 41 orang (64.1%). Dan no. 3 ibu telah mengetahui tentang KB yang di
pasang di bawah kulit yaitu sebanyak 64 orang (100.0%) dan sebagian besar ibu belum
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Ibu Tentang MKJP di
PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023
n=64
tentang MKJP baik sebanyak 15 orang (23.4%) , pengetahuan responden tentang MKJP
cukup sebanyak 20 orang (31,3%), dan ibu yang memiliki pengetahuan MKJP dengan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Suami tentang Pengguna
MKJP di PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023
n=64
Berdasarkan tabel 5.4 diatas dari pertanyaan 1-10 menunjukkan sebanyak 34 orang
suami responden yang mengatakan ya pada kuesioner tersebut dan sebanyak 30 orang yang
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Suami tentang Pengguna
MKJP di PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023
n=64
penggunaan MKJP sebanyak 34 orang (53.1%) dan sebanyak 30 orang (46.9%) suami tidak
mendukung.
Tabel 5.6
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pengguna MKJP di
PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023
n=64
Berdasarkan tabel 5.6 melalui uji Chi-Square didapatkan hasil p-value 0,001 dimana ≤
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan pengguna
Tabel 5.5
Hubungan Dukungan Suami Dengan Pengguna MKJP di
PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023
n=64
Berdasarkan tabel 5.6 melalui uji Chi-Square didapatkan hasil p-value 0,001 dimana ≤
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan dukungan suami dengan pengguna
A. Keterbatasan Penelitian
tergantung dari kejujuran responden dalam setiap menjawab pertanyaan yang sudah
disediakan dalam kuesioner. Variabel yang diteliti yaitu pengetahuan dan dukungan suami
B. Hasil Penelitian
2023
di pakai dalam jangka waktu lama lebih dari dua tahun serta dalam penggunaannya
dapat dipakai dalam jangka waktu lama, lebih dari dua tahun, efektif dan efisien untuk
kehamilan pada PUS yang sudah tidak ingin menambah anak lagi. Alat/obat/cara KB
62
63
Selain itu, MKJP lebih rasional dan mempunyai efek samping sedikit. Secara
umum MKJP memiliki beberapa manfaat yaitu efektif mencegah kehamilan hingga
99%, jangka waktu pemakaian lebih lama, biaya terjangkau, tidak mempengaruhi
produksi Air Susu Ibu (ASI), tidak ada perubahan fungsi seksual, merencanakan
kehamilan dan masa depan anak, dan mencegah risiko kematian ibu saat melahirkan.
kontrasepsi MKJP. Menurut peneliti bahwa pengguna MKJP masih sangat rendah di
dan ibu yang memiliki pengetahuan MKJP dengan kategori kurang sebanyak 45.3%
responden.
terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi melalui panca indera dan sebagian besar
yang dimiliki oleh individu merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk
mencari dan meminta upaya pelayanan kesehatan. Dinyatakan pula bahwa semakin
tinggi pengetahuan individu tentang akibat yang ditimbulkan oleh suatu penyakit,
maka semakin tinggi upaya pencegahan yang dilakukan (Notoadmojo, 2007: 178).
64
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yulizar, dkk tahun 2022 tentang
pada responden yang berpengetahuan baik, sedangkan yang non MKJP lebih banyak
mencegah kehamilan, efek samping alat kontrasepsi, dan lain-lain. PUS yang
berpengetahuan baik akan muncul kesadaran dan niat untuk menggunakan alat
kontrasepsi yang aman dan berkualitas, sesuai dengan kondisi tubuh ibu sehingga akan
MKJP kurang. Menurut peneliti bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh yang cukup
kuat dengan pemilihan alat kontrasepsi MKJP, karena orang yang memiliki
Tingkat pengetahuan yang baik maka diharapkan responden telah mengerti hal-hal
yang menyangkut efek samping dalam penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang
sehingga tidak perlu khawatir lagi akan mengganggu hubungan seks. Pendapat diatas
juga diperkuat lagi dimana semakin kurang pengetahuan responden tentang kontrasepsi
suami tentang pengguna MKJP mendukung sebanyak 53,1% responden dan sebagian
bahwa dukungan suami, adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan alat
kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat kontrasepsi, jenis alat
Sejalan dengan penelitian Rosa dan Rahayu tahun 2023 tentang faktor-faktor
pada PUS didapatkan hasil bahwa dukungan pasangan merupakan dorongan yang
diberikan oleh suami berupa dukungan moril dan materil. Dukungan membuat
kebutuhan kesehatan istri. Dalam keluarga suami mempunyai peranan sebagai kepala
keluarga yang mempunyai peranan penting dan mempunyai hak untuk mendukung apa
diperlukan karena tanpa adanya dukungan dari suami rasa nyaman untuk menggunakan
kontrasepsi tidak akan didapatkan, dalam memilih metode kontrasepsi pasangan suami
pengetahuan ibu dengan pengguna MKJP di PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2023, yang berarti semakin kurang pengetahuan responden tentang kontrasepsi
Hasil penelitian ini sama dengan yang ditemukan pada penelitian Suryanti tahun
2019 dengan p-value (0,000) < 0,05 yaitu ada hubungan yang bermakna antara
Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyarni
tahun 2018 didapatkan dari uji Chi Square ada hubungan pengetahuan responden
tentang KB MKJP dengan pengguna KB MKJP didapatkan nilai p-value 0,001 atau <
0,05. Ada hubungannya dengan pengetahuan baik, cukup maupun kurang dari
responden tentang penggunaan KB MKJP tetapi responden ada yang tidak memakai
alat kontrasepsi, karena dengan adanya pengetahuan yang baik terhadap metode
kontrasepsi tentu akan merubah cara pandang akseptor dalam menentukan kontrasepsi
yang paling sesuai dan efektif digunakan sehingga membuat pengguna MKJP lebih
67
nyaman terhadap kontrasepsi tersebut. Pengetahuan yang baik akan alat kontrasepsi
dapat menghindari kesalahan dalam pemilihan alat kontrasepsi yang paling sesuai bagi
0,001 dimana ≤ 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan dukungan
suami dengan pengguna MKJP di PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2023.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryanti tahun 2019 tentang
menunjukkan nilai signifikan dengan p-value 0,000 (< 0,05) maka disimpulkan
terdapat hubungan yang signifikan partisipasi suami dengan pengguna MKJP. Hal ini
juga sejalan dengan penelitian Rosa dan Rahayu tahun 2023 tentang faktor-faktor yang
PUS didapatkan hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa ada hubungan
antara dukungan pasangan dengan rendahnya pengguna MKJP dengan p-value 0,006.
dilakukan oleh Mahmudah dkk tahun 2015 tentang analisis faktor yang berhubungan
dikeluarga. Bentuk dukungan yang diberikan suami dapat berupa mengingatkan untuk
68
pasangannya ke pelayanan KB, serta memberikan persetujuan dan dana atas alat
pengguna MKJP di PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023. Menurut
peneliti bahwa dukungan suami dapat diartikan sebagai sikap-sikap penuh pengertian
emosional terhadap pekerjaan istrinya. Suami adalah orang yang utama dan pertama
A. Kesimpulan
MKJP di PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023 dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
4. Adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pengguna MKJP dengan
5. Adanya hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan pengguna MKJP
dengan p-value 0,001 di PMB Zubaidah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023
B. Saran
akhir dan dijadikan salah satu referensi di perpustakaan Poletkkes Kemenkes Jambi.
Tenaga Kesehatan dapat bekerjasama dengan dinas kesehatan dan BKKBN untuk
69
70
pengguna metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dengan variabel dan desain
DAFTAR PUSTAKA
Affandi B, Adriaansz G, Gunardi ER, Koesno H, 2014
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Ed. 3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jambi 2017. Data KB aktif dan
KB baru tahun 2017. Jambi
Cunningham, 2014
Obsetri William, Ed. 23 Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta: xiv + 738
hlm.
Handayani, 2010
Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Pustaka Rihama. Yogyakarta
Sugiyono, 2019
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alphabet. Bandung
Wijayanegara, 2017
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. CV Trans Info Media.
Jakarta Timur
Yulizar, 2022
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi PUS
Dalam Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 6. (1) 113-124
73