Anda di halaman 1dari 106

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD


DI JORONG TANJUNG PANGKAL WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SIMPANG EMPAT
KAB. PASAMAN BARAT

SKRIPSI

Oleh :

VITRINA
NIM : 2007036

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2022
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD
DI JORONG TANJUNG PANGKAL WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SIMPANG EMPAT
KAB. PASAMAN BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb)


Dalam Program Studi Sarjana Kebidanan
STIKes Syedza Saintika Padang

VITRINA
NIM : 2007036

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2022
PERNYATAAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Skripsi Berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya
Penggunaan Kontrasepsi IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah
Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat”

Ini telah diperiksa dan disetujui Untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Skripsi Program Studi Sarjana Kebidanan STIKes Syedza Saintika Padang

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Febby Herayono, M.Keb) (Hartati Deri Manila, M.Keb)

Program Studi Sarjana Kebidanan


STIKes Syedza Saintika Padang

(Silvi Zaimy, M.Keb )

iii
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

Skripsi, Oktober 2022

VITRINA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya Penggunaan


Kontrasepsi IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas
Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat

xi + 61 halaman, 4 tabel, 2 gambar, 9 lampiran

ABSTRAK

Pada saat ini penggunaan kontrasepsi IUD masih rendah. Berdasarkan


laporan Puskesmas Simpang Empat pada tahun 2021 jumlah akseptor IUD hanya
0,2%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa saja Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Rendahnya Penggunaan Kontrasepsi IUD di Jorong Tanjung
Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat.
Jenis penelitian analitik dengan desain crossectional study. Penelitian ini
telah dilakukan di Jorong Tanjung Pangkal pada bulan Februari - September Tahun
2022. Populasi seluruh Akseptor KB di Jorong Tanjung Pangkal sebanyak 374 orang,
jumlah sampel 35 orang. Teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data yang
digunakan adalah data primer, analisis data secara univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji Chi-Square.
Hasil penelitian didapatkan 28 orang (80,0%) responden yang tidak
menggunakan kontrasepsi IUD, 17 orang (48,6%) responden yang tingkat
pengetahuannya kurang tentang kontrasepsi IUD, 19 orang (54,3%) responden yang
sikapnya negatif tentang penggunaan kontrasepsi IUD dan 20 orang (57,1%)
responden yang tidak mendapat dukungan suami dalam menggunakan kontrasepsi
IUD. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan (p
value=0,018), sikap (p value=0,041) dan dukungan suami (p value 0,033) dengan
penggunaan KB IUD.
Kesimpulan terdapat hubungan pengetahuan, sikap dan dukungan suami
dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk
meningkatkan penyuluhan tentang kontrasepsi IUD dengan melibatkan suami.

Kata Kunci :Pengetahuan, sikap, dukungan suami, penggunaan kontrasepsi


IUD
Daftar Pustaka : 33 (2016 - 2021)

iv
UNDERGRADUATE MIDWIFE STUDY PROGRAM
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

Thesis, October 2022

VITRINA

Factors Associated with the Low Use of IUD Contraception in Jorong Tanjung
Pangkal Work Area of Simpang Empat Health Center, West Pasaman Regency

xi + 61 pages, 4 tables, 2 pictures, 9 attachments

ABSTRACT

At this time the use of IUD contraceptives is still low. Based on the Simpang
Empat Health Center report in 2021 the number of IUD acceptors was only 0.2%.
The use of IUD contraception is influenced by various factors including husband's
knowledge, attitude and support. The purpose of this study was to find out what
factors were associated with the low use of IUD contraceptives in Jorong Tanjung
Pangkal, Simpang Empat Health Center, West Pasaman Regency.
This type of research is analytic with a cross-sectional study design. This
research was conducted in Jorong Tanjung Pangkal area in February - September
2022. The population of all family planning acceptors in Jorong Tanjung Pangkal
was 374 people, the number of samples in this study was 35 people with purposive
sampling technique. sampling. The data used are primary data, univariate and
bivariate data analysis using the Chi-Square test.
The results showed that 28 people (80.0%) of respondents did not use IUD
contraception, 17 people (48.6%) of respondents who had less knowledge about IUD
contraception, 19 people (54.3%) of respondents who had a negative attitude about
contraceptive use. IUD and 20 people (57.1%) respondents who did not receive
support from their husbands in using IUD contraception. The results of statistical
tests showed that there was a relationship between knowledge (p value = 0.018),
attitude (p value = 0.041) and husband's support (p value 0.033) with the use of the
IUD.
The conclusion is that there is a relationship between knowledge, attitude and
husband's support with the use of IUD contraception. It is recommended to health
workers to increase counseling about IUD contraception by involving husbands.

Keywords: Knowledge, attitude, husband's support, use of IUD contraception


Reference : 33 (2016 - 2021)

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmad dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Skripsi ini dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya

Penggunaan Kontrasepsi IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja

Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat”. Usulan Skripsi ini

diajukan untuk syarat melakukan penelitan selanjutnya yang merupakan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan.

Dalam penulisan Skripsi ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada ibu

Febby Herayono, M.Keb dan ibu Hartati Deri Manila, M.Keb selaku pembimbing

yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam penulisan

proposal ini. Selanjutnya dalam kesempatan ini, peneliti juga mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. DR. Syamsul Amar, MS selaku Ketua Yayasan Pengembangan

Sumber Daya Manusia (YPSDM).

2. Bapak Drs. H. Hasrinal, A.Md. Kep, MM selaku Ketua Stikes Syedza

Saintika Padang.

3. Bapak dan Ibu Dosen Kebidanan yang telah memberikan ilmu pengetahuan

selama perkuliahan.

4. Kedua Orang Tua dan keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan moril

maupun materil bagi penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.

5. Teman-teman Prodi S1 Kebidanan NR1 Stikes Syedza Saintika Padang yang

memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

vi
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan karena semata-mata keterbatasan peneliti. Untuk itu, peneliti

mengharapkan masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini menjadi lebih baik.

Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Oktober 2022

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
ABSTRAK............................................................................................................iii
ABSTRACK.........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.......................................................................................1
B.Rumusan Masalah .................................................................................6
C.Tujuan Penelitian ...................................................................................6
D.Manfaat Penelitian ................................................................................8
E.Ruang Lingkup.......................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.Keluarga Berenca..................................................................................10
B.Intra Uterin Device................................................................................11
C.Pengetahuan..........................................................................................23
D.Sikap......................................................................................................28
E.Dukungan Suami...................................................................................31
F.Kerangka Teori......................................................................................35

BAB III METODE PENELITIAN


A.Jenis Penelitian......................................................................................36
B.Waktu dan Tempat................................................................................36
C.Populasi dan Sampel.............................................................................36
D.Jenis Data..............................................................................................39
E.Etika Penelitian......................................................................................40
F.Teknik Pengolahan Data........................................................................41
G.Analisa Data..........................................................................................42
H.Kerangka Konsep..................................................................................43
I.Definisi Operasional...............................................................................43
J.Hipotesa..................................................................................................44

BAB IV HASIL PENELITIAN


A.Univariat................................................................................................46
B.Bivariat..................................................................................................48

BAB V PEMBAHASAN
A.Univariat................................................................................................51
B.Bivariat..................................................................................................59

viii
BAB VI PENUTUP
A.Kesimpulan...........................................................................................61
B.Saran......................................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Kerangka Teori....................................................................................35
3.1 Kerangka Konsep.................................................................................45

x
DAFTAR TABEL

Halaman
2.1 Pengukuran Skala Likert....................................................................................30
3.1 Definisi Operasional...........................................................................................45
4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden...................................................48
4.2 Distribusi Frekuensi Penggunaan Kontrasepsi IUD..........................................49
4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Aseptor KB..................................................50
4.4 Distribusi Frekuensi Sikap Aseptor KB.............................................................50
4.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami dalam Penggunaan Kontrasepsi IUD...51
4.7 Hubungan Pengetahuan Aseptor KB dengan Penggunaan KB IUD..................51
4.8 Hubungan Sikap Aseptor KB dengan Penggunaan KB IUD.............................52
4.9 Hubungan Dukungan Suami dengan Penggunaan KB IUD..............................53

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 2 :Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 :Informed Consent

Lampiran 4 : Form Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas

Lampiran 6 : Format Survey Awal

Lampiran 7 : Master Tabel

Lampiran 8 : Analisa Univariat

Lampiran 9 : Analisa Bivariat

Lampiran 10 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 11 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 : Surat Balasan Selesai Penelitian

Lampiran 13 : Lembar Bimbingan

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu

atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari

kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan,

mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri dan menentukan

jumlah anak dalam keluarga. Pertumbuhan penduduk di Indonesia tidak dapat

dihindari semua itu ditentukan oleh tingkat kelahiran serta kematian dan

Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan laju pertumbuhan

penduduk yang tinggi, yaitu sebesar 1,49% per tahun (Kemenkes, 2020).

Tingginya jumlah penduduk di Indonesia dipicu karena kurangnya

partisipasi pasangan usia subur dalam menggunakan kontrasepsi. Berdasarkan

data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun

2021 jumlah pasangan usia subur (PUS) di Indonesia adalah sebanyak

47.665.847 dengan jumlah peserta KB baru sebanyak 13,46 % dan jumlah

peserta KB aktif sebanyak 75,10%, dan pengguna kontrasepsi Intra Uterine

Device (IUD) hanya sebanyak 6,81% implan 9,63%, MOW 1,64%, MOP 0,16%,

pengguna kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) jauh lebih rendah jika

dibandingkan pengguna KB suntik 49,93% dan pil 26,36% (BKKBN, 2021).

Berdasarkan data BKKBN tahun 2020 jumlah pasangan usia subur (PUS)

di Provinsi Sumatera Barat adalah sebanyak 1.088.559 jumlah peserta KB Baru

sebanyak15,56% dan jumlah peserta KB aktif sebanyak 72,99%, dan pengguna

kontrasepsi IUD hanya sebanyak 3,91% implan 7,80%, metode operasi wanita

(MOW) 1,39%, metode operasi pria (MOP) 0,11%, pengguna kontrasepsi IUD

1
2

jauh lebih rendah jika dibandingkan pengguna KB suntik 48,97% dan pil

29,73%. Target penggunakan kontrasepsi per tahun yang ditetapkan oleh

BKKBN yaitu 75% dengan target penurunan angka kelahiran yang ingin dicapai

yaitu 25% (BKKBN, 2020).

Berdasarkan data dinas kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021

untuk wilayah Kabupaten Pasaman Barat jumlah aseptor KB aktif menurut data

DPPKBP3A Kab. Pasaman Barat (Bidang KBKR) tahun 2020

yaitu MOW 0,6% aseptor, MOP 0,1 aseptor, IUD 9,1% aseptor, PIL 42,23%

aseptor, Implant 15,32% aseptor, suntik 24,1% aseptor, kondom 8,5% aseptor.

(BKKBN Kab. Pasaman Barat, 2021).

Berdasarkan data dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat jumlah

penggunaan akseptor KB IUD terendah di Kabupaten Pasaman Barat pada tahun

2021 yaitu Puskesmas VI Koto Selatan yaitu 7,28% selanjutnya terendah

kedua yaitu Puskesmas Simpang 4 dengan presentase 9,14%. Berdasarkan data

buku Register Kohort bidan Puskesmas Pembantu dan Polindes Puskesmas

Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat untuk wilayah kerja dengan pengguna

kontrasepsi IUD terendah yaitu di Jorong Tanjung Pangkal dimana peserta KB

aktif tahun 2021 terdapat sebanyak 374 aseptor, yang menggunakan Suntik

80,4% aseptor, PIL 6,7% aseptor, implant 8,3% aseptor, MOW 3,2% aseptor ,

IUD 0,5% aseptor, kondom 0,8% aseptor . Sedangkan berdasarkan dari data

aseptor KB Puskesmas Simpang Empat penggunaan KB IUD hanya 0,5%

aseptor. Pada bulan Agustus tahun 2022 tercatat data penggguna kontrasepsi di

Jorong Tanjung Panggal yaitu yang menggunakan Suntik 79,9%, aseptor, PIL

6,6% aseptor, implant 0,2% aseptor, MOW 5,1% aseptor, IUD 0,2% aseptor,

kondom 0,7% aseptor (Laporan Puskesmas Simpang Empat, 2021).


3

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa penggunaan kontrasepsi yang

rendah yaitu IUD. Masih banyak pasangan usia subur yang tidak may

menggunakan kontrasepsi IUD. Kontrasepsi IUD merupakan salah satu

kontrasepsi non hormonal dalam rahim berbentuk huruf T yang dapat membantu

pasangan usia subur untuk menjarangkan atau mencegah terjadinya kehamilan.

Namun pada saat ini masih banyak pasangan usia subur yang tidak mau

menggunakan kontrasepsi IUD, hal ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor

seperti salah satunya pendidikan. Pendidikan erat kaitannya dengan pengetahuan

seseorang. Pengetahuan sangat memberikan kontribusi terhadap kesehatan

seseorang salah satunya dalam menggunakan kontrasepsi IUD. Jika pengetahuan

seseorang tentang IUD tinggi seperti pasangan usia subur mengetahui manfaat

dari IUD tersebut maka mereka akan lebih tertarik untuk menggunakan

kontrasepsi IUD (Jannah, 2018).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjarwati (2019)

tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi IUD

menyatakan sebagian besar responden yang pengetahuan dan pendidikannya

rendah tidak berminat menggunakan kontrasepsi IUD. Hasil uji statistik ada

hubungan pengetahuan dan pendidikan dengan minat wanita usia subur

menggunakan kontrasepsi IUD dengan nilai p value 0,003 < 0,005.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismaroni (2018) tentang

faktor yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja

Puskesmas Panggalan Kabupaten Kuantan Singingi didapatkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p value 0,002) dan sikap (p value

0,012) dengan penggunaan kontrasepsi IUDpada pasangan usia subur.


4

Selain itu dukungan suami juga mempengaruhi pasangan usia subur dalam

menggunakan kontrasepsi IUD. Suami pasangan hidup istri atau ayah dari anak-

anak, Suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga

tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat

dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah, akan tetapi sebagai pemberi

motivasi atau dukungan dalam berbagai kebijakan yang akan diputuskan

termasuk merencanakan keluarga. Dukungan suami merupakan salah satu bentuk

interaksi yang didalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan

menerima bantuan yang bersifat nyata yang dilakukan oleh suami terhadap

istrinya (Hidayat, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri tahun 2018 tentang

“Dukungan Suami Pada Akseptor KB IUD di Desa Caruban Kecamatan

Ringinarum Kabupaten Kendal” menunjukkan hasil uji statistik nilai p value

0,004 berarti ada hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan

kontrasepsi IUD pada akseptor wanita. Disarankan para akseptor KB

menggunakan kontrasepsi IUD dan suami diharapkan mendukung dan

mendampingi ibu agar mengikuti keluarga berencana.

Sikap juga sangat berkontribusi dalam menggunaan kontrasepsi IUD.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Echy R Tahun 2020 Tentang

“Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi IUD pada

akseptor KB di Puskesmas Ambacang” menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara sikap terhadap pemakaian kontrapsesi IUD dengan nilai p value

0,007.

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada tanggal 14 Juni tahun

2022 dengan teknik wawancara terhadap 10 orang responden. Hanya 2 dari 10


5

orang peserta KB aktif yang menggunakan kontrasepsi IUD. Berdasarkan hasil

wawancara saat survey awal kepada responden didapatkan mayoritas tidak

menggunakan kontrasepsi IUD karena tidak adanya dukungan dari suami yaitu 6

dari 8 orang mengatakan dilarang oleh suami untuk memakai kontrasepsi IUD

tersebut.

Selanjutnya masalah lain yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang

kontrasepsi IUD dimana 5 orang diantara mereka mengatakan tidak mengetahui

manfaat dari kontrasepsi IUD tersebut dan mereka juga mengatakan khawatir

terhadap kesehatan mereka jika menggunakan IUD karena mereka beranggapan

kontrasepsi IUD dapat merusak rahim. Kurangnya pengetahuan pasangan usia

subur terhadap kontrasepsi IUD membuat mereka tidak berminat menggunakan

kontrasepsi IUD tersebut meskipun mereka sudah memiliki pendidikan

menengah ke atas yaitu rata – rata tamatan SMA dan perguruan tinggi.

Alasan lain yang mereka unggapkan tidak mau menggunakan kontrasepsi

IUD yaitu karena lingkungan dan sosial namun hanya 3 orang diantara mereka

yang mengatakan mendapatkan informasi yang kurang baik tentang KB IUD dari

lingkungan sekitar. Sedangkan untuk peran petugas kesehatan sudah baik karena

petugas kesehatan sudah pernah memberikan informasi dan konseling tentang

penggunaan kontrasepsi IUD tersebut, namun karena suami tidak mengizinkan

mereka tetap tidak berani menggunakan kontrasepsi IUD. Dilihat dari segi

ekonomi tidak ada masalah karena pihak puskesmas memberikan pelayanan KB

gratis ketika adanya dilakukan Safari KB yang bekerja sama dengan lintas

sektoral atau BKKBN.

Berdasarkan data yang peneliti dapat di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


6

Rendahnya Penggunaan Kontrasepsi IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah

Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini apa sajakah “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya

Penggunaan Kontrasepsi IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja

Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Rendahnya Penggunaan Kontrasepsi IUD di Jorong Tanjung Pangkal

Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi penggunaan kontrasepsi IUD di Jorong

Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten

Pasaman Barat.

b. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan aseptor KB di Jorong

Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten

Pasaman Barat

c. Mengetahui distribusi frekuensi sikap aseptor KB di Jorong Tanjung

Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman

Barat
7

d. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan suami di Jorong Tanjung

Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman

Barat

e. Mengetahui hubungan pengetahuan aseptor KB dengan penggunaan KB

IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang

Empat Kabupaten Pasaman Barat.

f. Mengetahui hubungan sikap aseptor KB dengan penggunaan KB IUD di

Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat

Kabupaten Pasaman Barat.

g. Mengetahui hubungan dukungan suami dengan penggunaan KB IUD di

Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat

Kabupaten Pasaman Barat.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Penelitian ini bermanfaat bagi responden dalam menambah pengetahuan

responden tentang penggunaan kontrasepsi IUD sehingga untuk kedepannya

responden termotivasi untuk menggunakan kontrasepsi IUD.

2. Bagi Peneliti

peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat selama penelitian

dan dapat menerapkan nya di lapangan nanti terutama tentang pemakaian

kontrasepsi IUD.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan Hasil penelitian Ini dapat menambah wawasan pembaca tentang

Alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi IUD dan menjadi acuan untuk bahan
8

bacaan di perpustakaan serta sebagai pedoman untuk peneliti selanjutnya

dalam mengembangkan variabel-variabel baru tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan kontrasepsi IUD.

4. Bagi Institusi Pelayanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan acuan untuk meningkatkan

cakupan perkembangan kontrasepsi IUD.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini membahas tentang Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Rendahnya Penggunaan Kontrasepsi IUD di Jorong

Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten

Pasaman Barat. Tujuan dalam penelitian ini untuk melihat hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen. Jenis penelitian yang digunakan

adalah analitik dengan desain penelitian crossectional study. Penelitian ini telah

dilakukan di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat

Kabupaten Pasaman Barat pada bulan Februari - September Tahun 2022.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Akseptor KB di Jorong Tanjung

Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat

pada bulan Juni tahun 2022 sebanyak 374 orang, jumlah sampel dalam

penelitian ini 35 orang dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.

Data yang digunakan adalah data primer yaitu dengan melakukan wawancara

kepada responden, analisis data secara univariat dan bivariat dengan

menggunakan uji Chi-Square.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Keluarga Berencana (KB)

1. Definisi KB

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak

yang diinginkan. Maka dari itu pemerintah mencanangkan program atau cara

untuk mencegah dan menunda kehamilan . Kontrasepsi pasca salin merupakan

kontrasepsi yang digunakan ibu setelah lahirnya plasenta sampai 40 hari setelah

persalinan (Tribowo, 2015).

2. Tujuan Program KB

Tujuan dilaksanakannya program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil

sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan

kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat

memenui kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013). Tujuan program KB lainnya

yaitu menurunkan angka kelahiran yang bermakna, untuk mencapai tujuan

tersebut maka diadakan kebijakan yang dikategorikan dalam tiga fase

(menjarangkan, menunda dan menghentikan). Maksud dari kebijakan tersebut

yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda,

jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua (Hartanto, 2017).

B. Intra Uterin Device atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

1. Mekanisme Kerja Intra Uterin Device

Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berbeda.

Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus

9
10

selain menimbulkan reaksi radang seperti pada AKDR biasa, juga

mengeluarkan hormone juga menebalkan dinding servik sehingga

menghalangi sperma. Sampai sekarang belum ada orang yang yakin

bagaimana mekanisme kerja AKDR dalam mencegah kehamilan. Ada yang

berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi

radang setempat, dengan sebutan leukosit yang dapat melarutkan blastosit

atau sperma (Jannah, 2018).

2. Daya Guna Intra Uterin Device

Daya guna teoretis dan daya guna pemakaian hampir sama. Kegagalan

lebih rendah pada AKDR yang mengeluarkan tembaga atau hormon. Namun

angka ketidaklangsungan pemakaian tinggi, yaitu 20-40% tidak meneruskan

pemakaian AKDR dalam tahun pertama. Rata-rata AKDR tetap dipakai

selama 24 bulan (Yunita, 2017).

3. Waktu Pemasangan Intra Uterin Device

Bidan harus merasa yakin bahwa klien tidak hamil dan klien bebas dari

infeksi vagina atau uterus saat akan memasang AKDR. Beberapa dokter lebih

suka memasang AKDR selama masa menstruasi. Melakukan pemasangan

AKDR pada masa menstruasi akan menghilangkan resiko pemasangan

AKDR kedalam uterus yang dalam keadaan hamil, namun klien lebih rentan

terkena infeksi. Selain itu, bila ada waktu menunggu terlalu lama atau jika

klien tidak menyukai pemberi pelayanan kesehatan (Jannah, 2018).

4. Obat-Obatan Pada Pemasangan Intra Uterin Device


11

Sebelum prosedur pemasangan, beberapa dokter biasanya memberi

pilihan obat kepada klien, terutama apabila klien merasa tegang dan cemas

atau memiliki riwayat disminore. Beberapa obat yang ditawarkan antara lain

obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau analgesik oral, setengah sampai

satu jam sebelum prosedur. Pilihan lain adalah penggunaan anastesi lokal

pada tempat memasukkan tekakulum atau blok paraservik, namun pada

umumnya tindakan ini tidak dilakukan (Hidayat, 2018).

5. Prosedur Pemasangan Intra Uterin Device

Pemasangan AKDR bervariasi untuk perincian tertentu disesuai kan

dengan tipe AKDR dan alat untuk memasukkannya. Adapun langkah-

langkah pemasangan AKDR adalah sebagai berikut :

1) Dapatkan surat persetujuan yang telah ditandatangai oleh klien yang

bersangkutan.

2) Pastikan hasil pap smear dan pemeriksaan diagnosis untuk mendeteksi

klamida dan gonore yang dilakukan pada kunjungan pertama sebelum

AKDR dipasang (meninjau kembali persetujuan pemasangan AKDR,

riwayat penapisan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium)

bernilai negatif dan pemeriksaan lainnya berada dalam batas normal.

3) Pastikan klien tidak hamil melalui pemeriksaan fisik dan tes kehamilan.

4) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

5) Lakukan pemeriksaan bimanual, jangan mempercayai temuan

peemriksaan bimanual yang dilakukan orang lain sebelum pemasangan

AKDR.

6) Masukkan speculum dan sesuaikan untuk mendapatkan ruang pandang

terluas sehingga memudahkan pemasangan AKDR.


12

7) Bersihkan servik secara menyeluruh dengan cairan antiseptik untuk

mengurangi resiko infeksi.

8) Memasukkan tenakulum kedalam servik.

a) Masukkan tenakulum gigi satu kedalam servik anterior pada arah

jam 10 dan jam 2 kurang lebih 1,5-2 cm dari jarak tulang eksternal.

b) Buatlah sudut tenakulum dari arah atas kebawah sehingga penekanan

tenakulum tidak terlalu dangkal, dan tidak menyobek servik ketika

tenakulum ditarik atau terlalu dalam mengakibatkan obstruksi

saluran servik.

c) Tutuplah tenakulum secara perlahan, selesaikan satu persatu. Beri

tahu klien bahwa ia akan merasakan nyeri tajam singkat pada saat

ini. Apabila klien mengalami nyeri, tunggulah sampai nyeri tersebut

hilang sebelum melanjutkab langkah berikutnya yaitu membuka

uterus.

d) Tenakulum juga dapat berada pada arah jam 8 dan jam 4, bila

tenakulum lebih mudah memasuki servik posterior dari pada servik

anterior.

e) Tenakulum tidak boleh diletakan pada arah jam 3 atau jam 9 karena

pada area tersebut terdapat pembulu darah terutama yang menyuplai

darah ke servik dan dapat mengakibatkan perdarahan yang

berlebihan.

9) Lihatlah uterus dengan menggunakan alat diagnostik untuk menentukan

posisi uterus, menyingkirkan obstruksi saluran uterus dan mengukur

kedalaman rongga uterus.


13

a) Informasikan kepada klien bahwa ia dapat merasa kram ketika alat

periksa uterus melewati tulang servik internal.

b) Peganglah sonde uterus diantara ibu jari dan dua jari pertama

seperti saat memegang sebuah pensil. Hal ini memungkinkan kita

memiliki pengontrolan yang lebih sensitive dan halus.

c) Tariklah tenakulum dengan mantap dan kuat untuk meluruskan

uterus.

d) Gunakan tekanan yang lembut, masukkan sonde uterus kedalam

saluran servik sampai merasakan tahanan kedalam tulang internal.

10) Masukkan AKDR kedalam alat bantu pasangnya. Tindakan ini

merupakan prosedur steril. Langkah ini dilakukan sejenak sebelum

pemasangan AKDR karena alat yang terbuat dari plastic ini akan

kehilangan kemampuan mempertahankan bentuknya sesaat setelah alat

tersebut tertanam dalam uterus. Semakin sedikit waktu AKDR berada

dalam alat bantu pemasangannya, maka kehilangan kemampuan yang

akan terjadi semakin kecil sehingga AKDR dapat kembali kebentuknya

semula ketika sudah berada dalam uterus.

11) Masukkan AKDR kedalam rongga uterus

a) Beritahu klien bahwa klien dapat merasakan kram.

b) Mula-mula tariklah dengan perlahan dan mantap pada tenakulum

untuk memperkuat kedua sisi uterus. Pertahankan tarikan ini sampai

AKDR memasuki rongga uterus.

c) Masukkan AKDR kedalam alat bantu pemasangannya kedalam

saluran servik dan kedalam tulang internal.


14

d) Masukkan AKDR kedalam rongga uterus dengan cara

melepaskannya dari alat bantu kemudian lakukan pemasangan

AKDR dengan tepat.

e) Lepas alat bantu memasukkan AKDR dan tenakulum sesuai

prosedur yang tepat untuk AKDR yang digunakan.

f) Apabila benang akan dipotong tidak lebih pendek dari kurang lebih

1-2 inci (3,75 sampai 5 cm) dari tulang servik eksternal, tindakan ini

akan menyisakan sedikit benang.

g) Lepaskan tenakulum apabila terjadi perdarahan pada area

pemasangan. Beri tekanan dengan lidi kapas atau dengan kasa pada

cincin forsep sampai perdarahan berhenti.

h) Lepaskan speculum.

i) Bersihkan perineum.

j) Beri kesempatan klien untuk beristirahat dan menyegarkan diri bila

ia menginginkannya.

k) Beri pendidikan kesehatan tentang cara memeriksa keadaan AKDR.

l) Beri pembalut perineum setelah pemasangan AKDR dan biarkan

klien mengenakan kembali pakaiannya.

m) Catatlah semua temuan yang didapatkan, tuliskan jenis AKDR yang

dimasukkan.

n) Jawablah semua pertanyaan klien dan berikan petunjuk mengenai

AKDR dan perawatan lanjutan (Triwibowo, 2015).

6. Efek Samping Pemasangan Intra Uterin Device

Efek samping pemasangan IUD adalah sebagai berikut :


15

1) Kejang rahim terutama pada bulan-bulan pertama. Hal ini dapat diatasi

dengan memberikan spasmolitikum atau pemakaian AKDR yang lebih

kecil ukurannya.

2) Nyeri pada waktu pemasangan, kalau nyeri sekali dapat dilakukan

anastesi paraservikal.

3) Nyeri pelvic, pemberian spasmolitikum dapat mengurangi keluhan ini.

4) Pingsan dapat terjadi pada klien dengan predisposisi untuk keadaan ini,

dapat diberikan antropin sulfat sebelum pemasangan untuk mengurangi

fruktualisasi bradikardi dan reflek vasovasgal (Jannah, 2018).

7. Keuntungan Intra Uterin Device

Keuntungan menggunakan kontrasepsi IUD adalah :

1) Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi.

2) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak

perlu diganti).

4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.

7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A).

8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila

tidak terjadi infeksi).

10) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebi setelah haid

terakhir).
16

11) Tidak ada interaksi obta-obat.

12) Membantu mencegah kehamilan ektopik (Jannah, 2018).

8. Kerugian Intra Uterin Device

Kerugian menggunakan kontrasepsi IUD adalah :

1) Efek samping yang umum terjadi:

a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan ).

b) Haid lebih lama dan banyak.

c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi.

d) Saat haid lebih sakit.

2) Komplikasi lain:

a) Merasakan sakit dan kejang selama 3 hari sampai 5 hari setelah

pemasangan.

b) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang

memungkinkan penyebab anemia.

c) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar).

3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

4) Tidak baik digunakan dengan perempuan yang IMS atau perempuan yang

sering berganti pasangan.

5) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS

memakai AKDR.

6) Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvis diperlukan dalam

pemasangan AKDR.
17

7) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan

AKDR. Biasanya menghilang 1-2 hari.

8) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan

yang terlatih yang harus melepaskan AKDR.

9) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui.

10) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena AKDR untuk

mencegah kehamilan normal.

11) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.

Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya kedalam

vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini (Jannah, 2018).

9. Penanganan Keluhan Efek Samping Pemakaian Intra Uterin Device

Penanganan efek samping pemakaian kontrasepsi IUD adalah :

1) Perdarahan

Bentuk keluhan dari perdarahan yaitu perdarahan haid yang lebih

lama atau lebih banyak dari biasanya, perdarahan diluar haid serta perdarahan

yang berupa tetesan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kerja enzim yang

terkonsentrasi di jaringan selaput lender rahim (endometrium). Enzim ini

bersifat febrinolitik (menghancurkan fibrin), selain itu, faktor mekanik juga

dapat menyebabkan perdarahan yaitu perlukaan selaput lendir rahim karena

kontrasepsi disebabkan adanya ketidakserasian antara besarnya IUD dan

rongga rahim (Yunita, 2017).

Pada permasalahan dan keluhan ini penanganan yang dapat dilakukan

seperti memberikan KIE kepada klien tentang keluhan yang dialami.

Ganguan haid yang berlebihan memang terjadi pada 3 bulan pertama


18

pemakaian IUD. Tindakan medis yng dapat dilakukan untuk kasus ini yaitu

pemberian vitamin koagulasi (obat untuk pembekuan darah), zat besi dan

lainnya (Yunita, 2017).

2) Infeksi

Bentuk gejala dari keluhan ini seperti nyeri dibagian perut bawah,

keputihan yang berbau, demam serta nyeri saat melakukan hubungan seksual.

Keluhan ini dapat disebabkan oleh peradangan dapat terjadi oleh pemasangan

yang tidak steril dan peradangan dapat terjadi waktu pemasangan saja atau

setiap saat selama menggunakan IUD (Sulistyaningsih, 2013).

Penanggulangan atau pengobatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi keluhan ini yaitu memberikan KIE kepada klien tentang penjelasan

penyebab terjadinya infeksi serta hubungi dokter untuk mendapatkan

pengobatan. Apabila pengobatan telah dilakukan 5-7 hari namun tidak

berhasil, maka IUD di cabut dan diganti dengan alat kontrasepsi lain (Jannah,

2018).

3) Keputihan

Gejala yang dialami dengan keluhan ini seperti keluar cairan putih dari

vagina dan dapat timbul setelah pemasangan. Hal ini dapat disebabkan oleh

reaksi dari endometrium karena adanya IUD didalam kandung rahim (benda

asing) serta dapat terjadi karena adanya infeksi yang terbawa pada waktu

pemasangan IUD (Jannah, 2018)

Penanggulan atau pengobatan yang dapat dilakukan seperti memberikan

KIE menjelaskan bahwa keputihan yang terjadi sedikit dan tidak perlu

dikhawatirkan, karena hal tersebut adalah gejala biasa. Kemudian tindakan

medis yang dapat dilakukan seperti melakukan pemeriksaan dalam, apabila


19

keputihan banyak berikan obat vaginal yang tersedia (misal albotil), apabila

dengan pengobatan tidak menolong maka IUD dicabut dan diganti dengan

kontrasepsi lain (Jannah, 2018).

4) Ekspulsi Intra Uterin Device

Gejala dari keluhan ini adalah IUD teraba didalam vagina, dapat

terjadi sewaktu-waktu, biasanya pada haid berikutnya setelah pemasangan,

dan dapat juga terjadi secara spontan pada bulan pertama pemasangan. Hal ini

dapat disebabkan karena ukuran IUD yang terlalu kecil atau terlalu besar

dank arena letak IUD yang tidak sempurna. Penanggulangan dari keluahan ini

dapat dilakukan tindakan medis yaitu IUD dikeluarkan dan diganti dengan

IUD baru serta pemasangan dilakukan dengan baik. Apabila IUD terlalu kecil

maka ganti dengan IUD yang lebih besar, sebaliknya apabila IUD terlalu

besar maka ganti dengan IUD yang lebih kecil (Triwibowo, 2015).

5) Perforasi atau Translokasi

Keluhan ini biasanya disertai rasa nyeri dan perdarahan, pada

peemriksaan genikologi benang tidak ditemukan dan sewaktu dilakukan

sondage, tidak ditemukan IUD didalam rahim. Penyebab dari keluhan ini

terjadi karena tindakan yang terlalu kasar pada waktu pemasangan IUD, pada

waktu pemasangan IUD mengalami kesulitan sehingga dilakukan pemaksaan

serta karena pemasukan alat pendorong kedalam rahim dengan arah yang

salah (Yunita, 2017).

Penanggulan dan pengobatan yang dapat dilakukan adalah

menjelaskan terjadinya keluhan tersebut, apabila IUD yang perforasi dan

tidak ada keluhan tidak perlu segera dikeluarkan karena tidak menimbulkan

reaksi jaringan. Apabila IUD tembaga atau bentuk IUD tertutup yang
20

perforasi, sebaiknya segera diangkat atau dikeluarkan karena dapat

mengakibatkan perlekatan sampai ileus. Tindakan medis yang dapat

dilakukan adalah pemeriksaan lebih lanjut yaitu apabila pada pemeriksaan

sonde tidak ditemukan IUD maka dilakukan foto rontgen kemudian

dilanjutkan dengan HCG apabila bayangan IUD tidak Nampak atau dengan

memasang IUD baru, kemudian dibuat foto rontgen perut (Hidayat, 2018).

6) Nyeri Saat Haid

Gejala dari keluhan ini adalah ibu akan mengalami disminore saat menstruasi.

Hal yang dapat menyebabkan keluhan ini seperti psikologi ibu, letak IUD

yang salah dan kemungkinan lain disebabkan oleh infeksi menahun pada alat

kandunga. Penanggulangan yang dapat dilakukan adalah KIE pemantapan

agar tetap menggunakan IUD dan memastikan penyebab dengan tindakan

dalam. Tindakan medis yaitu dengan memberikan obat antinyeri, apabila

tidak berhasil maka pengobatan lanjutan yaitu mengganti IUD yang baru dan

cocok dan pemberian antibiotic (Sulistyaningsih, 2013).

7) Nyeri Waktu Melakukan Hubungan Seksual

Keluhan yaitu nyeri saat melakukan hubungan seksual.

Penanggulangan yang dapat dilakukan yaitu memberikan KIE yaitu

penjelasan bahwa ada kemungkinan terjadi hal tersebut, tetapi sering bersifat

sementara dan tidak pada semua wanita. Tindakan medis yang dapat

dilakukan apabila benang terlalu panjang maka dipotong atau dilipat,

pengobatan dengan antibiotik apabila terjadi infeski (Ahira, 2015)

8) Mulas-Mulas atau Rasa Nyeri

Gejala yang dialami rasa mulas diperut. Sesudah pemasangan dapat

timbul rasa nyeri seperti mulas, kadang-kadang dapat menjadi rasa nyeri atau
21

sakit pinggang terutama pada hari-hari pertama pemasangan. Penyebab hal

ini bisa dai faktor psikologis ibu dan mungkin disebabkan oleh letak IUD

yang salah atau IUD tidak sesuai dengan rongga rahim. Penanggulangan yang

dapat dilakukan melakukan KIE serta memberikan pemantapan kepada klien

agar tetap menggunakan IUD (Jannah, 2018).

C. Tingkat Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya), dengan

sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan

(Hidayat, 2018).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:

(Notoadmodjo, 2013)

1) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajarisebelumnya setelah mengamati sesuatu, Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
22

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,

menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya

2) Memahami (comprehension)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar

dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara

benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagi kemampuan apabila seseorang yang telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

telah diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, dan

mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu

masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah

sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan, atau mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap

pengetahuan atas objek tersebut.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan kepada suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-

komponen pengetahuan yang dimiliki. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)
23

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri (Notoadmodjo, 2013)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah sebagai

berikut: (Notoadmodjo, 2013)

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain

terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa

makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada Akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai

baru diperkenalkan.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjuang

kehidupan nya dan kehidupan keluarga, Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan

seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
24

lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dan juga dengan bertambahnya umur

seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis

(mental).Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan,

yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan

timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.Padaaspek

psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4) Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dab menekuni suatu hal dan pada akhirnya

diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.

5) Pengalaman

Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan

lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik seseorang akan

berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut

menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam

emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

6) Kebudayaan

Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya

untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.

7) Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang

untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Notoadmodjo, 2013).


25

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap

dalam menerima informasi (Hidayat, 2018).

4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab mengenai materi

tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut

mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang diberikan tersebut

dinamakan pengetahuan. Pengukuran bobot pengetahuan seseorang

ditetapkan menurut hal-hal sebagai berikut :

a. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

b. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi dan analisis.

c. Bobot III : tahap tahu,pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan

evaluasi.

Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden.

Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan kalimat

pertanyaan maupun tahapan pengetahuan. Kategori tingkat pengetahuan

seseorang menjadi tiga tingkatan yang di dasarkan pada nilai persentase yaitu

sebagai berikut : (Riyanto, 2013)


26

a. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 75%

b. Tingkat penetahuan kategori Cukup jika nilainya 56-74%

c. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55%.

D. Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap sering diperoleh daripengalaman, baik pengalaman sendiri maupun

pengalaman orang lain.Sikapyang positif terhadap nilai kesehatan tidak selalu

terwujud tindakan nyata. Sikap adalah suatu kecenderungan untuk

mengadakan tindakan terhadap suatu objek atau suatu cars. yang menyatakan

adanya tanda untuk menyenangi objek tersebut (Hidayat, 2018).

Sikap bukan suatu tindakan atau aktifitas, tetapi merupakanpredisposisi

tindakan perilaku. Sikap ini merupakan reaksi tertutupseseorang terhadap

objck yang dapat meliputi perasaan mendukungatau memihak (favorable)

maupun perasaan tidak mendukung ataumenolak (unforable) pada suatu

objek (Notoadmodjo, 2013).

2. Komponen Pokok Sikap

Komponen pokok sikap adalah sebagai berikut :

1) Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3) Kecendcrungan untuk bertindak (Tend of behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikapyang utuh

(total Attitude).Dalam penentuan sikap ini, pengetahuan,pikiran, keyakinan

dan emosi memegang peranan penting (Hidayat, 2018).

3. Tingkatan Sikap
27

Sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu:

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau danmemperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya serta mengeljakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan suatu indikasi dari sikap.

Karena dengan usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan

tugas yang diberikan berarti orang menerima ide tersebut.

3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengadakan atau mendjskusikan suatu

masalah.

4) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah terpilih dengan segala

resiko (Hidayat, 2018).

4. Pengukuran Sikap

Untuk mengukur sikap,pendapat nan persepsi seseorang atau kelompok orang

tentang fenomena social di gunakan skala likert item - item instrument yang

di susun dapat berupa pertanyaan atau peryataan yang mempunyai gradasi

dari jawaban sangat positif sampai sangat negatif. Seperti: sangat setuju,

setuju,tidak setuju, sangat tidak setuju.

Tabel 2.1

Pengukuran Skala Likert

Pernyataan positif Skor Peryataan negatif Skor


28

Sangat setuju 4 Sangat setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Tidak setuju 2 Tidak setuju 3

Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 4

Sumber: Notoadmodjo, 2013

Sikap dinilai dengan cara skala likert 4 tingkat. Hasil kuisioner diolah

pada butir pernyataan untuk kategori (Notoadmodjo, 2013)

1) Pernyataan positif

Adalah jika responden setuju atas pernyataan yang diberikan dengan

rincian skor sebagai berikut: Sangat setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak

Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.

2) Pernyataan negatif

Adalah jika responden tidak setuju atas pernyataan yang diberikan,

dengan rincian skor sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) =

2, Tidak Setuju (TS) = 3, Sangat Tidak Setuju (STS) = 4.

E. Dukungan Suami

1. Pengertian Dukungan Suami

Pengertian Dukungan Suami adalah pasangan hidup istri atau ayah

dari anak-anak. Suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam

suatu keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana

suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah, akan tetapi

sebagai pemberi motivasi atau dukungan dalam berbagai kebijakan yang akan

diputuskan termasuk merencanakan keluarg (Hidayat, 2016).

Dukungan suami adalah salah satu bentuk interaksi yang didalamnya

terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat
29

nyata yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya. Dukungan yang diberikan

suami merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang di dalamnya

terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat

nyata, bantuan tersebut akan menempatkan individu-individu yang terlibat

dalam sistem sosial yang pada akhirnya akan dapat memberikan cinta,

perhatian maupun sense of attachment baik pada keluarga sosial maupun

pasangan. Dukungan moral seorang suami pada istrinya hal yang memang

dibutuhkan dan sangat dianjurkan suami memberikan dukungan atau motivasi

yang lebih besar kepada istrinya (Rahmanila, 2018).

2. Jenis Dukungan Suami

Jenis dukungan yang dapat diberikan suami adalah sebagai berikut :

a. Dukungan Informasional

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau

umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti

ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah

dengan lebih mudah. Misalnya: suami memberikan informasi pentingnya

kepada ibu tentang seputar alat kontrasepsi yang di ketahui.

b. Dukungan Penilaian

Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana suami bertindak

sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik, memecahkan masalah

dan sebagai sumber validator identitas anggota dalam keluarga. Dukungan

penilaian merupakan bentuk penghargaan yang diberikan seseorang

kepada orang lain sesuai dengan kondisinya. Bantuan penilaian dapat

berupa penghargaan atas pencapaian kondisi keluarga berdasarkan

keadaan yang nyata. Bantuan penilaian ini dapat berupa penilaian positif
30

dan penilaian negatif yang pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang

(Rahmanila, 2017).

c. Dukungan Instrumental

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat

memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian

barang, makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi

stress karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang

berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan

terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih mudah. Misalnya: suami

memfasilitasi biaya untuk istri dalam menggunakan atau memilih alat

kontrasepsi (Rahmanila, 2017).

d. Dukungan Emosional

Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman,

yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga

individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini

sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat

dikontrol (Rahmanila, 2017).

3. Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Suami

Beberapa faktor yang mempengaruhi dukungan suami antara lain adalah

(Hidayat, 2016)

a) Budaya

Masyarakat di berbagai wilayah Indonesia yang umumnya masih

tradisional (patrilineal), menganggap wanita tidak sederajat dengan kaum


31

pria, dan wanita hanyalah bertugas untuk melayani kebutuhan dan

keinginan suami saja. Anggapan seperti ini dapat mempengaruhi perlakuan

suami terhadap istri.

b) Pendapatan

Sekitar 75%-100% penghasilan masyarakat dipergunakan untuk

membiayai seluruh keperluan hidupnya. Secara nyata dapat dikemukakan

bahwa pemberdayaan suami perlu dikaitkan dengan pemberdayaan

ekonomi keluarga sehingga kepala keluarga harus memperhatikan

kesehatan keluarganya.

c) Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan

suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah pengetahuan suami

maka akses terhadap informasi kesehatan bagi keluarga akan berkurang

sehingga suami akan kesulitan untuk mengambil keputusan secara efektif.

F. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan mengacu kepada teori Lawrence

green sebagai berikut :

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Faktor Predisposisi

o Pengetahuan
o Sikap
o Pendidikan
32

Faktor pendukung
o ekonomi
o fasilitas Minat Menggunakan IUD
o lingkungan
o Sosial Budaya
o Sarana Sumber
informasi

Faktor pendorong

o Dukungan suami
o Dukungan
Keluarga
o Peran petugas
kesehatan

(Sumber : Kerangka Teori Perilaku Kesehatan menurut Lawrence Green 1980 dalam
Notoatmodjo, 2013 dan Lingga, 2019)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain penelitian

Jenis Penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan desain Cross

Sectional study. Analitik yaitu dimana pada penelitian menganalisis dan mencari

hubungan antara variabel independen dan dependent. Sedangkan desain cross

sectional yaitu dimana variabel Independen dan variabel Dependen dikumpulkan

dalam waktu bersamaan dalam satu kuisoner yang sama serta mencari hubungan

antara variabel dependen dengan Independen (Notoatmodjo, 2012).

B. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja

Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat pada bulan Februari -

September 2022.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan

diteliti (Dahlan, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor

KB di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat

Kabupaten Pasaman Barat pada bulan Juni Tahun 2022 sebanyak 374 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang akan

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Bila populasi besar dan tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena


33
34

keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Kesimpulannya akan diberlakukan

untuk populasi. Untuk semua sampel yang diambil dari populasi harus betul-

betul mewakili (representative) (Dahlan, 2016).

Rumus besar sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

rumus korelatif sebagai berikut (Dahlan, 2016) :

n= +3

Keterangan :

n = Besar sampel

Zα = Kesalahan tipe I (α) sebesar 5% (1,96)

Zβ = Kesalahan tipe II (β) sebesar 10% (1,282)

r = Kofesien korelasi minimal yang dianggap bermakna ditetapkan 0,5

Berdasarkan rumus diatas maka didapatkan jumlah subjek sebagai berikut :

n= + 3 = 31,3 = 32

Untuk mengantisipasi terjadinya Drop Out dilakukan penambahan sejumlah

sampel sebagai cadangan agar dapat terpenuhi.

n= xn

Keterangan :
35

n : Besar sampel

f : perkiraan proporsi droup out 10% = 0,1% (ketetapan)

n= x 32 = 35

Berdasarkan perhitungan diatas maka besar sampel sebesar 35 orang.

Dalam penelitian ini sampel di ambil dengan teknik purposive sampling artinya

sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan atau memenuhi kriteria

inklusi (Notoadmodjo, 2012).

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek mewakili sampel penelitian

yang memenuhi syarat sebagai sampel (Dahlan, 2016). Adapun Kriteria subjek

penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Kiteria inklusi

1) Bersedia menjadi responden

2) Sehat Rohani dan Jasamni

3) Bisa tulis dan baca

4) Berada di tempat pada saat penelitian

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel penelitian karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian

seperti halnya ada hambatan etis, menolak menjadi responden atau suatu keadaan

yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian (Dahlan, 2016). Adapun

Kriteria subjek penelitian yang tidak dapat di gunakan dalam penelitian ini adalah :

b. Kriteria Eksklusi

1) Ibu yang memiliki usia > 35 tahun

2) Kurang pendengaran
36

3) Tidak bersedia menjadi responden

4) Tidak berada ditempat dalam 2 kali kunjungan

5) Sakit (yang tidak bisa beraktivitas)

D. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diambil dari wawancara secara langsung dari

responden dengan menggunakan kuesioner (Notoadmodjo, 2012). Pada

pengumpulan data ini sebelumnya peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian

kepada responden, setelah itu peneliti memberikan lembaran persetujuan

kepada responden untuk ditandatangani sebagai bukti kesediaan responden

dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan melalui pencatatan, pelaporan

atau lembar observasi yang dibutuhkan yang ada di tempat penelitian

(Notoadmodjo, 2012).

E. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan membagikan angket kepada responden dan responden

memilih jawaban yang dianggap benar

Adapun proses pengumpulan data selama penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

1. Mengurus surat izin pengambilan data awal dan penelitian dari Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang


37

2. Mengurusan surat izin pengambilan data awal dari Puskesmas Simpang

Empat

3. Melakukan studi pendahuluan kepada 10 orang akseptor KB dengan cara

wawancara.

4. Menentukan jumlah populasi, adapun jadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh akseptor KB di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja

Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat pada bulan Juni Tahun

2022 sebanyak 374 orang.

5. Menentukan jumlah sampel, adapun jumlah sampel pada penelitian ini adalah

35 orang yang didapatkan menggunakan rumus korelatif.

6. Cara pengambilan sampel yaitu dengan mengambil data aseptor KB yang

berada diwilayah Jorong Tanjung Pangkal berdasarkan data Puskesmas

Simpang Empat secara purposive sampling. Purposive sampling artinya

sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan atau memenuhi

kriteria inklusi (Notoadmodjo, 2012).

7. Peneliti menetapkan dan menentukan siapa saja responden yang akan

diteliti kemudian peneliti meminta persetujuan yang ditandatangi di

lembar informed concent.

b. Tahap Pelaksanaan

1. Setelah mengetahui sampel dalam penelitian ini kemudian peneliti

menjelaskan kepada responden maksud dan tujuan penelitian.

2. Jika responden bersedia menjadi sampel penelitian maka responden akan

menandatangi dilembar persetujuan menjadi responden.

3. Kemudian peneliti membagikan angket penelitian kepada responden secara

langsung kepada responden bersama enumerator yaitu dibantu kader.


38

4. Memandu responden dalam pengisian kuisoner jika ada yang tidak

dimengerti dengan cara pengisian maka akan dijelaskan

5. Memastikan semua kuisoner terisi lengkap oleh responden sebelum

melanjutkan penelitian ke responden lainnya.

6. data terkumpul kemudian peneliti melakukan pengolahan dan analisa data.

7. Setelah itu peneliti menyajikan data dalam tabel hasil penelitian.

F. Etik Penelitian

1. Izin Penelitian

Setelah mendapat izin dari ketua Prodi S 1 Kebidanan STIKes Syedza

Saintika Padang di lanjut dengan izin Dinas Kesehatan Setempat dan Kepala

Puskesmas, sebelum peneliti memberikan penjelasan kepada responden

tentang tujuan untuk ikut responden dengan menanda tangani format

persetujuan untuk ikut berperan serta dalam penelitian yang akan dilakukan.

2. Menghargai Harkat dan Martabat Responden

Penerapan prinsip ini dapat dilakukan peneliti untuk memenuhi hak

– hak partisipan dengan cara menjaga kerahasiaan indetitas responden

(anonymity), kerahasiaan data (confidentiality), menghargai privacy dan

dignity, dan menghormati otonomi (respect for autonomy).

2. Memperhatika Kesejahteraan Responden

Penerapan prinsip ini dilakukan peneliti dengan memenuhi hak – hak

partisipan dengan cara memerhatikan kemanfaatan (beneficence) dan

meminimalkan resiko (nonmaleficience) dari kegiatan penelitian yang

dilakukan dengan memperhatikan kebebasan dari bahaya (free from harm),

eksploitasi (free from exploitation) dan ketidaknyamanan (free from

discomfort).
39

3. Keadilan (Justice) Untuk Semua Responden

Hal ini memberikan semua responden hak yang sama untuk dipilih

atau berkontribusi dalam penelitian tanpa diskriminasi. Semua partisipan

memperoleh perlakukan yang disepakati. Prinsip ini menyatakan bahwa

setiap responden penelitian memiliki hak untuk diperlakukan adil dan tidak

dibeda – bedakan diantara mereka selama kegiatan riset dilakukan tanpan

memandang suku, agama, etnis dan secara sosial.

4. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Pendekatan ini pada umumnya menggunakan manusia sebagai

subjek penelitian yang diteliti. Proses pendekatan itu sendiri akan

menyentuh aspek etik yang berkembang sebagai dampak dari proses

penelitian yang dilakukan integritas manusia sebagai subjek yang dipelajari

perlu dihormati dan di hargai hak – haknya (Afiyanti dan Rachmawati,

2014).

G. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan proses, data di olah

secara komputerisasi dengan tahapan pengolahan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Kuesioner di jawab oleh responden dan jawabannya ditulis oleh

peneliti.semua kuisioner yang telah dijawab oleh responden dan diisi oleh

peneliti tidak boleh terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, dan

kuesioner sudah tidak terdapat kesalahan.

2. Pengkodean data (Coding )


40

Memberikan kode pada kuesioner yang telah terkumpul sehingga lebih

mudah dalam pengolahan data. Pada penelitiaan ini pemberian kode pada

data dengan cara memberikan skoring pada setiap variabel yaitu

pengunaan kontrasepsi IUD terdiri dari satu pertanyaan, jawaban “ya”

mendapat skor 2 dan jawaban “tidak” mendapat skor 1. Pengetahuan

aseptor KB terdiri dari 15 pertanyaan, jawaban “benar” mendapat skor

1dan jawaban “salah” mendapat skor 0. Sikap aseptor KB terdiri dari 10

pertanyaan dengan skala likert, Pertanyaan pada variabel sikap

merupakan pertanyaan positif. Untuk jawaban “sangat setuju” mendapat

skor 4, jawaban “setuju” mendapat skor3, jawaban “tidak setuju”

mendapat skor 2, dan untuk jawaban “sangat

tidak setuju” mendapat skor 1. dan dukungan suami aseptor KB terdiri

dari 10 pertanyaan, pertanyaan pada dukungan suami terdiri dari dua jenis

pertanyaan. Jawaban “ya” mendapat skor 1 dan jawaban “tidak”

mendapat skor 0.

3. Memasukkan data (Entry)

Dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan master tabel yang

telah dibuat terdiri dari baris dan kolom.

4. Mentabulasi data (Tabulating)

Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pentabulasian data

dengan membuat tabel distribusi frekuensi masing – masing variabel.

(Notoadmodjo, 2012).

5. Membersihkan data (Cleaning)


41

Setelah data dimasukkan kedalam master tabel, selanjutnya peneliti

memastikan kembali bahwa tidak ada data yang salah ketika data di entry

dengan kode yang telah ditetapkan (Notoadmodjo, 2012).

H. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi dari variabel independen

dan dependen (Notoadmodjo, 2012).

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis hubungan variabel

dependen dengan variabel independent . metode statistik yang digunakan

untuk melihat kemaknaan dan besarnya hubungan antara variabel tadi maka

dilakukan uji chi square ( X2).

Nilai p alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 dengan

demikian bila hasil menunjukan p value < alpha maka di katakan bahwa

kedua variabel tersebut berhubungan (Notoadmodjo, 2012).

I. Kerangka Konsep

Notoatmodjo, (2012) menjelaskan, yang dimaksud kerangka konsep

adalah suatu uraian atau visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel

yang lain dari masalah yang ingin diteliti.

Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan

menggeneralisasikan suatu pengertian, oleh karena itu, konsep tidak dapat

diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan diukur, maka
42

konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variabel-variabel (Notoadmodjo,

2012).

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan
Penggunaan kontrasepsi
Sikap
IUD

Dukungan suami

J. Defenisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Cara Alat Hasil Ukur Skala


Ukur Ukur
Penggunaan Penggunaan kontrasepsi Angket Kuesi 1.Tidak Ordinal
kontrasepsi IUD oleh pasangan usia oner menggukan
IUD subur 2.Menggunak
an
Pengetahuan Segala Sesuatu yang Angket Kuesi 1. Kurang: < Ordinal
diketahui oleh Akseptor oner 56 %
KB aktif tentang alat
kontrasepsi dalam rahim 2. Cukup:
sampai tingkat
56% - 74%
memahami
43

1. Pengertian 3. Baik: 75%


2. Bentuk dan cara - 100%
kerja IUD
3. Keuntungan IUD (Riyanto,
4. Efek samping
2013)
IUD
5. Indikasi dan
kontra indikasi
6. Manfaat
7. Lama kerja
selama
pemakaian

Sikap Respon ibu terhadap Angket Kuesi 1.Negatif Ordinal


pemakaian Kontrasepsi oner jika skor
IUD (Intra Uterine < mean
Device)
2.Positif jika
skor ≥ mena
Dukungan Segala bentuk dukungan Angket Kuesi 1.Tidak Ordinal
suami suami dalam memotivasi oner mendukun
ibu untuk menggunakan g jika <
kontrasepsi IUD
mean

2.Mendukun
g Jika ≥
mean

K. Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

yang bersifat praduga yang masih harus dibuktikan kebenarannya, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Hipotesa atau jawaban sementara dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :
44

1. Ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan KB IUD di Jorong Tanjung

Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman

Barat.

2. Ada hubungan sikap dengan penggunaan KB IUD di Jorong Tanjung

Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman

Barat.

3. Ada hubungan dukungan suami dengan penggunaan KB IUD di Jorong

Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten

Pasaman Barat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Rendahnya Penggunaan Kontrasepsi IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah

Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat” dengan jumlah

responden sebanyak 35 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer yaitu membagikan kuesioner untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Rendahnya Penggunaan Kontrasepsi IUD di Jorong

Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten

Pasaman Barat, setelah data terkumpul kemudian diolah secara komputerisasi

dengan uji statistik chi-squere menggunakan program SPSS dan disajikan dalam

bentuk tabel.

1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidkan
dan Pekerjaan di Puskesmas Simpang Empat
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022

No Karakteristik Responden f Persentase (%)


1 Umur
< 30 tahun 18 51,4
30 - 35 tahun 17 48,6
2 Pendidikan
SD 3 8,6
SMP 12 34,3
SMA 13 37,1
Perguruan Tinggi 7 20,0
3 Pekerjaan
IRT 21 60,0
Tidak IRT 14 20,0
Jumlah 35 100

44
45

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui sebagian besar responden

berada dalam rentang usia < 30 tahun yaitu sebanyak 18 orang (51,4%), lebih

dari separoh memiliki riwayat pendidikan tamatan SMA yaitu sebanyak 13

orang (37,1%) dan sebagian besar adalah ibu bekerja yaitu 21 orang (60,0%).

2. Hasil Univariat

a. Distribusi frekuensi penggunaan kontrasepsi Intra Uterine Device

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Penggunaan Kontrasepsi IUD Di Jorong Tanjung Pangkal
Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat
Kabupaten Pasaman Barat

No Penggunaan IUD f Persentase (%)


1 Tidak menggunakan 28 80,0
2 Menggunakan 7 20,0
Jumlah 35 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 35 orang responden

terdapat lebih dari separoh yaitu 28 orang (80,0%) responden yang tidak

menggunakan kontrasepsi IUD.


46

b. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Aseptor KB Di Jorong Tanjung
Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat
Kabupaten Pasaman Barat

Pengetahuan Aseptor
No f Persentase (%)
KB
1 Kurang 17 48,6
2 Cukup 8 22,9
3 Baik 10 28,6
Jumlah 35 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 35 orang responden

terdapat kurang dari separoh yaitu 17 orang (48,6%) responden yang tingkat

pengetahuannya kurang tentang kontrasepsi IUD.

c. Distribusi frekuensi sikap ibu

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Sikap Aseptor KB di Jorong Tanjung Pangkal
Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat
Kabupaten Pasaman Barat

No Sikap aseptor KB f Persentase (%)


1 Negatif 19 54,3
2 Positif 16 45,7
Jumlah 35 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 35 orang responden

terdapat lebih dari separoh yaitu 19 orang (54,3%) responden yang sikapnya

negatif tentang penggunaan kontrasepsi IUD.


47

d. Distribusi frekuensi dukungan suami

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Dalam Penggunaan Kontrasepsi IUD
Di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat
Kabupaten Pasaman Barat

No Dukungan suami f Persentase (%)


1 Tidak mendukung 20 57,1
2 Mendukung 15 42,9
Jumlah 35 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 35 orang responden

terdapat lebih dari separoh yaitu 20 orang (57,1%) responden yang tidak

mendapat dukungan suami dalam menggunakan kontrasepsi IUD.

3. Hasil Bivariat

a. Hubungan pengetahuan dengan penggunaan KB IUD


Tabel 4.6
Hubungan Pengetahuan Aseptor KB Dengan Penggunaan KB IUD Di Jorong
Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat
Kabupaten Pasaman Barat

Pengetahuan Penggunaan KB IUD Total P


aseptor KB Tidak Menggunakan Value
menggunakan
N %
n % n %
Kurang 16 94,1 1 5,9 17 100
Cukup 7 87,5 1 12,5 8 100
0,018
Baik 5 50,0 5 50,0 10 100
Jumlah 28 80,0 7 20,0 35 100

Berdasarkan tabel 4.5 Hasil analisis hubungan antara pengetahuan

dengan penggunaan KB IUD di peroleh dari 17 orang responden yang tidak

pengetahuannya kurang, terdapat sebanyak 16 orang (94,1%) reponden yang


48

tidak menggunakan kontrasepsi IUD dan 1 orang (5,9%) lainnya

menggunakan kontrasepsi IUD.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value=0,018 (p < 0,05) maka

dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

penggunaan KB IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas

Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat.

b. Hubungan sikap dengan penggunaan KB IUD


Tabel 4.7
Hubungan Sikap Aseptor KB Dengan Penggunaan KB IUD Di Jorong Tanjung
Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat
Kabupaten Pasaman Barat

Sikap Penggunaan KB IUD Total P OR


aseptor KB Tidak Menggunakan Value
menggunakan
N %
n % N %
Negatif 18 94,7 1 5,3 19 100 10,8
Positif 10 62,5 6 37,5 16 100 0,041 (1,13 –
22,8)
Jumlah 28 80,0 7 20,0 35 100

Berdasarkan tabel 4.6 Hasil analisis hubungan antara sikap dengan

penggunaan KB IUD di peroleh dari 19 orang responden bersikap negatif,

terdapat sebanyak 18 orang (94,7%) reponden yang tidak menggunakan

kontrasepsi IUD dan 1 orang (5,3%) lainnya menggunakan kontrasepsi IUD.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value=0,041 (p < 0,05) maka

dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan

penggunaan KB IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas

Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat. Hasil uji stastistik juga

didapatkan nilai OR=10,8, artinya ibu yang bersikap negatif tentang

kontrasepsi IUD memiliki peluang 10,8 kali lebih besar tidak mau
49

menggunakan kontrasepsi IUD dibandingkan dengan ibu yang bersikap

positif.

c. Hubungan dukungan suami dengan penggunaan KB IUD


Tabel 4.8
Hubungan Dukungan Suami Dengan Penggunaan KB IUD Di Jorong
Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat
Kabupaten Pasaman Barat

Dukungan Penggunaan KB IUD Total P OR


suami Tidak Menggunakan Value
menggunakan
N %
n % n %
Tidak 19 95,0 1 5,0 20 100 12,6
mendukung (1,32 –
Mendukung 9 60,0 6 40,0 15 100 0,033 21,4)
Jumlah 28 80,0 7 20,0 35 100

Berdasarkan tabel 4.7 Hasil analisis hubungan antara dukungan suami

dengan penggunaan KB IUD di peroleh dari 20 orang responden yang tidak

mendapatkan dukungan suami, terdapat sebanyak 19 orang (95%) reponden

yang tidak menggunakan kontrasepsi IUD dan 1 orang (5,0%) lainnya

menggunakan kontrasepsi IUD.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value=0,033 (p < 0,05) maka

dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami

dengan penggunaan KB IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja

Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat. Hasil uji stastistik

juga didapatkan nilai OR=12,6, artinya ibu yang tidak mendapatkan

dukungan suami memiliki peluang 10,8 kali lebih besar tidak mau

menggunakan kontrasepsi IUD dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan

dukungan suami.
BAB V
PEMBAHASAN

A. Hasil Univariat

1. Penggunakan Kontrasepsi IUD

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 35 orang responden

terdapat lebih dari separoh yaitu 28 orang (80,0%) responden yang tidak

menggunakan kontrasepsi IUD.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Nurbaiti (2018) tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten

Pidie, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden di

wilayah kerja Puskesmas Simpang Tiga yaitu sebanyak 72 (86,7%) tidak

menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi.

Menurut teori mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga

mungkin berbeda. Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke

dalam rongga uterus selain menimbulkan reaksi radang seperti pada AKDR

biasa, juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR

yang mengeluarkan hormone juga menebalkan dinding servik sehingga

menghalangi sperma. Kegagalan lebih rendah pada AKDR yang

mengeluarkan tembaga atau hormone (Fitriani, 2018).

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam memilih

metode kontrasepsi IUD, diantaranya ada: faktor internal meliputi: takut

terhadap efek samping, pengetahuan, pendidikan PUS yang rendah, malas

dan risih, persepsi tentang IUD dan dari faktor eksternal meliputi: prosedur

pemasangan IUD yang rumit, pengalaman akseptor IUD lainnya, dan


50
51

pekerjaan. Pengetahuan tentang pengendalian kelahiran dan KB merupakan

salah satu aspek penting kearah pemahaman tentang berbagai alat/cara

kontrasepsi dan berlanjutnya pengaruh terhadap pemakaian alat/cara KB yang

tepat dan efektif (Fitriani, 2018).

Peneliti berasumsi bahwa, banyak faktor yang dapat mempengaruhi ibu

dalam menggunakan alat kontrasepsi IUD seperti tingkat pengetahuan ibu

tentang pemakaian alat kontrasepsi IUD tersebut, sikap ibu dalam

menanggapi persoalan kontrasepsi IUD, dukungan suami yang juga

berpengaruh, informasi yang didapat ibu tentang promosi dan penjelasan

tentang alat kontrasepsi IUD serta pengaruh dari lingkungan sekitar yang juga

dapat membuat ibu terpengaruh dalam mengambil keputusan untuk

menggunakan alat kontrasepsi IUD atau tidak. Berdasarkan karakteristik

responden didapatkan 51,4% responden berusia kurang dari 30 tahun, hal ini

merupakan salah satu faktor penyebab tidak maunya responden menggunakan

kontrasepsi IUD karena mereka berfikir menggunakan IUD dalam jangka

lama sedangkan mereka merencanakan kehamilan lagi karena usia mereka

masih muda. Selain itu jika dikaitkan dengan karakteristik responden

mayoritas responden juga masih ada responden yang memiliki tingkat

pendidikan hanya tamatan SD sebanyak 8,6% dan SMP sebanyak 34,3%.

Pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, ibu dengan

pendidikan rendah juga akan cenderung memiliki pengetahuan yang kurang

sehingga jika merek tidak mengetahui manfaat serta kelebihan kontrasepsi

IUD maka merek tidak akan tertarik dalam menggunakan kontrasepsi

tersebut.
52

2. Pengetahuan Ibu

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 35 orang responden

terdapat kurang dari separoh yaitu 17 orang (48,6%) responden yang tingkat

pengetahuannya kurang tentang kontrasepsi IUD.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dlakukan oleh

Wahyuni (2018) tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan

Alat Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten

Ciputat menunjukkan bahwa hampir setengah dari jumlah responden

responden di wilayah kerja Puskesmas Simpang Tiga yaitu 40 (48,2%)

memiliki pengetahuan kurang tentang alat kontrasepsi IUD.

Hal diatas didukung oleh teori yang menyatakan bahwa pengetahuan

merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga. Pengetahuan atau kognisi merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Hidayat,

2016).

Peneliti berasumsi bahwa, pengetahuan sangat penting dalam

kehidupan. Tingkat pengetahuan akan menggambarkan perilaku seseorang,

dalam penelitian ini terdapat sebagian ibu dengan tingkat pengetahuan yang

cukup. Sebagian besar pengetahuan erat kaitannya dengan sikap dan perilaku,

orang dengan pengetahuan yang baik atau tinggi maka cenderung akan
53

berperilaku positif sebaliknya jika seseorang tersebut memiliki tingkat

pengetahuan yang rendah maka akan melahirkan atau menimbulkan perilaku

yang negatif. Ketika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka dalam

mengambil keputusan mereka akan di memilih sesuatu yang benar.

Berdasarkan karakterisitk responden didapatkan 37,1% responden memiliki

tingkat pendidikan SMA dan 34,3% SMP. Tingkat pendidikan ini sangat

mempengaruhi pengetahuan responden, dalam penelitian ini pendidikan

responden mayoritas menengah kebawah, sehingga hal ini yang bisa menjadi

salah satu faktor pemicu pengetahuan responden menjadi kurang tentang

kontrasepsi IUD.

Selain itu ibu yang memiliki pengetahuan yang cukup tidak mau

memakai kontrasepsi IUD disebabkan kurangnya dukungan suami dan juga

dapat dikaitkan dengan pekerjaan ibu dimana mayoritas responden dalam

penelitian ini hanya bekerja sebagai IRT yaitu 60%, artinya ibu hanya

beraktivitas dirumah sehingga memicu minimnya informasi yang didapatkan

ibu terkait penggunaan kontrasepsi yang nantinya bisa mempengaruhi

pengetahuan ibu.

3. Sikap Ibu

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 35 orang responden

terdapat lebih dari separoh yaitu 19 orang (54,3%) responden yang sikapnya

negatif tentang penggunaan kontrasepsi IUD.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Elis

(2020) tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi rendahnya cakupan KB


54

IUD di Desa Ciwidey Wilayah Kerja Puskesmas Ciwidey didapatkan hasil

bahwa hampir sebagian besar responden bersikap baik (84,25%).

Menurut teori yang menyatakan bahwa sikap merupakan reaksi atau

respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus objek. Sikap

menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering

diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat.

Sikap membuat seseorang menjauhi atau mendekati orang lain atau objek.

Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial

yang membahas nsur sikap baik sebagai individu maupun sekelompok.

Melalui sikap kita memahami yang mungkin dilakukan individu dalam

kehidupan sosialnya (Jannah, 2018).

Peneliti berasumsi bahwa, sikap seseorang dipengaruhi oleh faktor

predisposisi yang salah satunya adalah pengaruh orang lain yang di anggap

penting. Pengaruh dari orang lain sangat penting dalam kehidupan, seseorang

akan cenderung bersikap positif apabila orang atau lingkungan sekitarnya

juga menunjukkan sikap positif. Sebaliknya seseorang akan akan bersikap

negatif apablia suasana disekitar lingkungan nya juga mengarah ke sesuatu

hal yang bisa memicu seseorang bersikap negatif. Seperti halnya dalam

penelitian ini sebagian besar ibu cenderung bersikap negatif. Lingkungan

dan orang-orang sekitar sangat berpengaruh terhadap sikap seseorang dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari serta dalam mengambil keputusan

termasuk dalam mengambil keputusan dalam memilih alat kontrasepsi.

Berdasarkan karakterisitk responden didapatkan 37,1% responden memiliki

tingkat pendidikan SMA dan 34,3% SMP, hal ini dapat mempengaruhi sikap

responden, semakin tinggi pendidikan seseorang maka mereka akan bersikap


55

semakin baik. Begitu juga dengan pekerjaan, dalam penelitian ini terdapat

60% responden tidak bekerja, artinya tidak memiliki aktivitas lain dan jarang

berinteraksi dengan lingkungan sekitar sehingga bisa mempengaruhi sikap

seseorang karena ibu yang tidak bekerja cenderung tidak memiliki

pengalaman dibandingkan dengan ibu yang bekerja dan bisa berinteraksi

dengan sesama.

4. Dukungan Suami

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 35 orang responden

terdapat lebih dari separoh yaitu 20 orang (57,1%) responden yang tidak

mendapat dukungan suami dalam menggunakan kontrasepsi IUD.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Riskayani (2018) tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan

Alat Kontrasepsi IUD menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu

61 (73,5%) tidak mendapatkan dukungan suami dalam menggunakan alat

kontrasepsi.

Menurut teori dukungan suami adalah salah satu bentuk interaksi yang

didalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan

yang bersifat nyata yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya. Dukungan

yang diberikan suami merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang di

dalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan

yang bersifat nyata, bantuan tersebut akan menempatkan individu-individu

yang terlibat dalam sistem sosial yang pada akhirnya akan dapat memberikan

cinta, perhatian maupun sense of attachment baik pada keluarga sosial

maupun pasangan. Dukungan moral seorang suami pada istrinya hal yang
56

memang dibutuhkan dan sangat dianjurkan suami memberikan dukungan atau

motivasi yang lebih besar kepada istrinya (Hidayatullaili, 2018).

Peneliti berasumsi bahwa, keluarga merupakan orang pertama yang

berinteraksi dengan seseorang. Keluarga terutama suami sangat berperan

penting dalam setiap proses kehidupan, dimana keluarga bisa menjadi

semangat dan motivasi dari berbagai kegiatan. Peran keluarga atau suami dari

setiap kegiatan sangat diperlukan, hal ini dapat memberikan efek positif

dalam setiap hal yang dilakukan. Hal yang paling dibutuhkan ibu adalah

dukungan suami, dimana dukungan suami dapat memberikan dampak postif

terhadap psikologis dan kehidupan ibu serta kemantapan ibu dalam

mengambil keputusan. Berdasarkan karakteristik responden didapatkan

51,4% berusia kurang dari 30 tahun artinya usia responden masih tergolong

muda, sehingga ini bisa sebagai salah satu faktor tidak mendukungnya

keluarga kepada ibu untuk menggunakan kontrasepsi IUD karena jangka

panjang.

B. Hasil Bivariat

1. Hubungan pengetahuan dengan penggunaan KB IUD

Berdasarkan tabel 4.5 Hasil analisis hubungan antara pengetahuan

dengan penggunaan KB IUD di peroleh dari 17 orang responden yang tidak

pengetahuannya kurang, terdapat sebanyak 16 orang (94,1%) reponden yang

tidak menggunakan kontrasepsi IUD dan 1 orang (5,9%) lainnya

menggunakan kontrasepsi IUD.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value=0,018 (p < 0,05) maka

dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan


57

penggunaan KB IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas

Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ratih tahun 2018 tentang

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD

di Puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo didapatkan nilai

p=0,002<α=0,05. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu

dengan pemilihan alat kontrasepsi non hormonal Intra Uterine Device (IUD)

di Puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

Penelitian yang dilakukan oleh Iza Mardiah (2017) tentang faktor

yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi IUD di Puskesmas

Ambacang didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

dengan penggunaan kontrasepsi IUD dengan nilai p value 0,006.

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi IUD.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Perilaku didasari

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

pengetahuan (Hidayat, 2018).

Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan berhubungan dengan

pemakaian alat kontrasepsi IUD, semakin baik tingkat pengetahuan ibu

tentang manfaat serta keuntungan memakai alat kontrasepsi IUD maka akan

dapat membuat ibu mengambil keputusan untuk menggunakan alat

kontrasepsi IUD, sebaliknya jika ibu memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang dan rendah tentang alat kontrasepsi IUD maka ibu tidak akan berani

mengambil keputusan memakai alat kontrasepsi IUD sehingga ibu akan


58

merasa takut untuk menggunakan IUD. Dalam penelitian ini sebagian besar

responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD memiliki tingkat

pengetahuan yang kurang.

Berdasarkan karakteristik responden masih ada responden dengan

tingkat pendidikan rendah yaitu hanya tamatan SD dan SMP. Hal ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang karena pendidikan erat kaitannya

dengan pengetahuan. Jika ibu tidak mengetahui kelebihan kontrasepsi IUD

tersebut maka ibu tidak akan tertarik dalam menggunakannya. Hal ini telah

terbukti dari hasil penelitian yang menyatakan mayoritas responden yang

pengetahuannya kurang tidak mau menggunakan kontrasepsi IUD.

2. Hubungan sikap dengan penggunaan KB IUD

Berdasarkan tabel 4.6 Hasil analisis hubungan antara sikap dengan

penggunaan KB IUD di peroleh dari 19 orang responden bersikap negatif,

terdapat sebanyak 18 orang (94,7%) reponden yang tidak menggunakan

kontrasepsi IUD dan 1 orang (5,3%) lainnya menggunakan kontrasepsi IUD.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value=0,041 (p < 0,05) maka

dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan

penggunaan KB IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas

Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat. Hasil uji stastistik juga

didapatkan nilai OR=10,8, artinya ibu yang bersikap negatif tentang

kontrasepsi IUD memiliki peluang 10,8 kali lebih besar tidak mau

menggunakan kontrasepsi IUD dibandingkan dengan ibu yang bersikap

positif.
59

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jummiati (2020)

tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi rendahnya cakupan KB IUD,

didapatkan hasil bahwa 45,9% responden tidak menggunakan IUD karena

alasan malu dan takut perdarahan 71,9%. Hasil uji statistik ada hubungan

sikap dengan penggunaan KB IUD dengan nilai p value 0,038.

Penelitian yang dilakukan oleh Iza (2017) tentang faktor yang

berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi IUD di Puskesmas Ambacang

didapatkan ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan penggunaan

kontrasepsi IUD dengan nilai p 0,011.

Menurut teori Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial

menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain

fungsi sikap belum merupakan tindakan (reasi terbuka) atau aktifitas, akan

tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup.

Promosi kesehatan sebagai pendekatan kesehatan terhadap faktor perilaku

kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang

menentukan perilaku tersebut. Dengan kata lain, kegiatan promosi kesehatan

harus disesuaikan dengan determinan (faktor yang mepengaruhi perilaku itu

sendiri).

Peneliti berasumsi bahwa, salah satu faktor yang mempengaruhi

pemakaian alat kontrasepsi IUD adalah sikap ibu. Sikap erat kaitannya

dengan perikau seseorang, seseorang yang bersikap positif akan dapat

melahirkan perilaku yang baik. Dalam penelitian ini sebagian ibu dengan

sikap negatif tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD, hal ini disebabkan

karena ibu kurang memahami dan kurang tahu bahwa IUD efektif dan baik
60

untuk menjarangkan dan menunda kehamilan, selain itu ibu juga kurang

mendapatkan informasi-informasi tentang alat kontrasepsi IUD dari

lingkungan sekitar, sehingga ibu menjadi bersikap negatif karena ibu tidak

banyak mengetahui hal tersebut. Ibu yang bersikap negative cenderung akan

menolak ketika disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD.

Begitu juga dengan sikap, dapat dikaitkan dengan pekerjaan

responden dimana yang hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga, artinya

aktivitas ibu diluar terbatas sehingga mereka jarang berinteraksi dengan

lingkungan. Hal ini akan membuat ibu kurang mendapatkan informasi terkait

penggunaan kontrasepsi IUD sehingga dengan hal tersebut bisa menyebabkan

mereka bersikap negatif seperti penggunaan KB IUD dapat menyebabkan

masalah. Hal ini sudah terlihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa

sebagian besar responden yang sikapnya negatif tidak mau menggunakan

kontrasepsi IUD.

3. Hubungan dukungan suami dengan penggunaan KB IUD

Berdasarkan tabel 4.7 Hasil analisis hubungan antara dukungan suami

dengan penggunaan KB IUD di peroleh dari 20 orang responden yang tidak

mendapatkan dukungan suami, terdapat sebanyak 19 orang (95%) reponden

yang tidak menggunakan kontrasepsi IUD dan 1 orang (5,0%) lainnya

menggunakan kontrasepsi IUD.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value=0,033 (p < 0,05) maka

dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami

dengan penggunaan KB IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja

Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat. Hasil uji stastistik


61

juga didapatkan nilai OR=12,6, artinya ibu yang tidak mendapatkan

dukungan suami memiliki peluang 10,8 kali lebih besar tidak mau

menggunakan kontrasepsi IUD dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan

dukungan suami.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri tahun 2018

tentang Dukungan Suami Pada Akseptor KB IUD di Desa Caruban

Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal, dapat diketahui bahwa suami

mendukung penggunaan Kontrasepsi IUD 48 (55,8%), sedangkan suami yang

tidak mendukung hanya 38 (44,2%). Analisis bivariat didapatkan 48 (55,8%)

yang mendapat dukungan suami menggunakan kontrasepsi IUD, sedangkan

yang mendapat dukungan suami tetapi tidak menggunakan kontrasepsi IUD

sebanyak 39 responden (45,3%). Hasil uji statistik nilai p value 0,004 berarti

ada hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan kontrasepsi IUD

pada akseptor wanita. Disarankan para akseptor KB menggunakan

kontrasepsi IUD dan suami diharapkan mendukung dan mendampingi ibu

agar mengikuti keluarga berencana.

Penelitian yang dilakukan oleh Iza (2017) tentang faktor yang

berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi IUD di Puskesmas Ambacang

didapatkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan

penggunaan kontrasepsi IUD dengan nilai p 0,023.

Suami pasangan hidup istri atau ayah dari anak-anak, Suami

mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut

dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat dituntut

bukan hanya sebagai pencari nafkah, akan tetapi sebagai pemberi motivasi

atau dukungan dalam berbagai kebijakan yang akan diputuskan termasuk


62

merencanakan keluarga. Dukungan suami merupakan salah satu bentuk

interaksi yang didalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan

menerima bantuan yang bersifat nyata yang dilakukan oleh suami terhadap

istrinya (Jannah, 2018).

Peneliti berasumsi bahwa, keluarga khususnya suami merupakan

orang pertama yang berinteraksi dengan seseorang. Keluarga sangat berperan

penting dalam setiap proses kehidupan terutama peran suami. Dalam

penelitian ini kurangnya dukungan suami kepada ibu dalam menggunakan

alat kontrasepsi IUD. Suami merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi, jika suami berperan

aktif dan dukungannya baik dengan cara memberikan semangat dan

dukungan kepada ibu maka hal ini akan dapat memberikan motivasi kepada

ibu dalam menggunakan alat kontrasepsi IUD. Bentuk dukungan suami yang

dapat diberikan kepada ibu seperti menemani ibu untuk berkonsultasi ke

pelayanan kesehatan tentang penggunaan alat kontrasepsi yang baik serta

mendukung ibu dalam memilih alat kontrasepsi yang efektif yaitu salah

satunya IUD.

Dukungan suami ini dapat dikaitkan dengan umur ibu karena

mayoritas masalah dilapangan ibu tidak mau menggunakan IUD karena

adanya larangan dari suami dengan berbagai alasan salah satunya ibu masih

muda yaitu 51,4% berusia < 30 tahun dan suami masih menginginkan

keturunan, maka hal tersebut memicu ibu tidak mau menggunakan

kontrasepsi IUD. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menyatakan

sebagian besar ibu yang tidak mendapatkan dukungan suami mereka juga

tidak mau menggunakan kontrasepsi IUD.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Rendahnya Penggunaan Kontrasepsi IUD di Jorong

Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten

Pasaman Barat” dengan jumlah responden sebanyak 35 orang, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Terdapat lebih dari separoh yaitu 28 orang (80,0%) responden yang tidak

menggunakan kontrasepsi IUD.

2. Terdapat kurang dari separoh yaitu 17 orang (48,6%) responden yang

tingkat pengetahuannya kurang tentang kontrasepsi IUD.

3. Terdapat lebih dari separoh yaitu 19 orang (54,3%) responden yang

sikapnya negatif tentang penggunaan kontrasepsi IUD.

4. Terdapat lebih dari separoh yaitu 20 orang (57,1%) responden yang tidak

mendapat dukungan suami dalam menggunakan kontrasepsi IUD.

5. Terdapat hubungan pengetahuan dengan penggunaan KB IUD di Jorong

Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten

Pasaman Barat dengan nilai p value=0,018.

6. Terdapat hubungan sikap dengan penggunaan KB IUD di Jorong Tanjung

Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman

Barat dengan nilai p value=0,041.

7. Terdapat hubungan dukungan suami dengan penggunaan KB IUD di

Jorong Tanjung Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat

Kabupaten Pasaman Barat dengan nilai p value=0,033.


63
64

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian maka peneliti

dapat merekomendasikan beberapa saran :

1. Bagi Responden

Disarankan kepada responden untuk lebih sering konseling dengan bidan atau

petugas kesehatan dalam pemilihan alat kontrasepsi IUD.

2. Bagi Peneliti

Disarankan kepada peneliti untuk lebih dapat mengembangkan penelitian

lebih lanjut terkait faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi

IUD.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Disarankan kepada institusi pendidikan untuk meningkatkan referensi serta

praktek lapangan bagi mahasiswa dalam memberikan konseling KB sehingga

ketika mahasiswa masuk ke lapangan kerja mereka terbiasa dengan hal

tersebut.

4. Bagi Institusi Pelayanan

Disarankan bagi puskesmas untuk lebih aktif dan giat memberikan

penyuluhan tentang kontrasepsi IUD.


DAFTAR PUSTAKA

Anggarani, R. 2013. Kupas Tuntas Seputar Kontrasepsi. Jakarta : AgroMedia

AASP. Candradewi. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan


Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Gubung Kindul. Jurnal
Kebidanan No 1 Vol 1

Ahira. 2015. Perkembangan Dan Kebudayaan Sosial Terhadap penggunaan


Kontrasepsi IUD. Jakarta : EGC

Anjarwati. 2019. Faktor – Faktor yang berhubungan dengan minat dalam


penggunaan kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bantul. Jurnal
Kebidanan : Vol 1 Nomor 1

Arisman.2017. Gizi dalam Daur Kehidupan. Cetakan III. Jakarta: EGC.

Aristiani. 2016. Hubungan Antara dukungan suami dengan penggunaan kontrasepsi


IUD Jurnal Kebidanan : ISSN : 7761 - 9982

Cunningham, dkk. 2013. Obsetri William. Jakarta : EGC

Dwi, Nanda. 2017. Hubungan pengetahuan dengan persiapan prakonsepsi. Jurnal


Kebidanan : ISSN : 7762 – 8876

Echy, R. 2020. Faktor – Faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi


IUD di Puskesmas Ambacang. Jurnal Kebidanan : ISSN : 0823 - 7723

Gde Ida Bagus Manuaba. 2015. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana. Jakarta : EGC

Hidayat. 2018. Faktor – Faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi


IUD di Puskesmas Padang Lawas. Jurnal Kebidanan : ISSN : 9732 - 8891

Jannah. 2018. Faktor – Faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi


IUD di Puskesmas Bangkinang. Jurnal Kebidanan : ISSN : 8712 - 9982

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2013. Pendidikan Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Noviawati dan Sujiyati. 2019. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.


Yogyakarta : Nuha Medika

Paath. 2018. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC


Prawirohardjo. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo : Jakarta

Sinsin, Lis. 2012. Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta : Elex Media Komputindo

Sumiyarsi, I., A. Nugraheni, S. Mulyani, dan E. Budi C. 2018. Faktor-faktor yang


Mempengaruhi penggunaan Kontrasepsi IUD. Placentum Jurnal Ilmiah
Kesehatan dan Aplikasinya 6(2):20-25.

Swarjana, I.K. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Yogyakarta :


Andi Offset

Triwibowo, C., dan M.E. Pusphandani. 2015. Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Nuha Medika. Yogyakarta.

Sulistiyanti. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap


Persiapan Prakonsepsi Wilayah Kerja Puskesmas Masaran I Sragen. Jurnal
Kebidanan : ISSN : 7612 - 9902

Yunita. 2017. Aktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Yang Tidak Mempersiapkan Prakonsepsi Di Puskesmas Umbulharjo II.
Jurnal Kebidanan : ISSN : 5523 - 6675
Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Des'21 Jan'22 Feb'22 Maret'22 April'22 Mei'22 Juni'22 Juli'22 Agus'22 Sept'22
NO KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 PENGAJUAN JUDUL
2 KONSULTASI PROPOSAL ( BAB I, II, III )
3 ACC PROPOSAL
4 PENGUMPULAN PROPOSAL
5 UJIAN PROPOSAL
6 PENYERAHAN PERBAIKAN PROPOSAL
7 PENGURUSAN SURAT IZIN PENELITIAN
8 PENELITIAN DAN KONSULTASI SKRIPSI
9 PENYERAHAN SKRIPSI
10 SIDANG SKRIPSI
11 PENYERAHAN SKRIPSI

Mengetahui Padang, September 2022


Pembimbing I Pembimbing II Mahasiswa

Febby Herayono, M.Keb Hartati Deri Manila, M.Keb Vitrina


Lampiran 2

PERMOHONAN JADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Saudara .....................
Di
Tempat

Dengan Hormat,
Saya Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Vitrina
Nim : 2007036
Alamat : PT. GMP Jorong Tanjung Pangkal, Kabupaten Pasaman
Barat
Adalah Mahasiswa STIKES SYEDZA SAINTIKA Padang bermaksud
mengadakan Penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Rendahnya Penggunaan Kontrasepsi IUD di Jorong Tanjung Pangkal Wilayah
Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat”. Penelitian ini
tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi Saudara selaku responden.
Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya dipergunakan untuk
kepentingan Penelitian.
Apabila Saudara menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaannya
untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diajukan
sejujurnya sesuai yang saudara ketahui.
Demikianlah, atas perhatian dan kesediaan Saudara sebagai responden saya
ucapkan terima kasih.

Pasaman Barat, September 2022

( Vitrina )
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Dengan ini menyatakan bersedia mengisi/menjawab pertanyaan-pertanyaan

dalam kuesioner penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Rendahnya Penggunaan Kontrasepsi IUD di Jorong Tanjung Pangkal

Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat”.

Dengan sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari siapapun dengan catatan digunakan

hanya untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiannya.

Demikian persetujuan penelitian ini saya tandatangani dengan sukarela tanpa

adanya paksaan dari siapapun. Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya agar

dapat dipergunakan sesuai dengan kepentingan.

Pasaman Barat, September 2022

( )
Lampiran 4
FORM KUESIONER PENELITIAN

I. Identitas
a. Nama Ibu :
b. Umur :
c. Alamat :
d. Pendidikan :
e. Pekerjaan :

II. Penggunaan kontrasepsi IUD

Apakah ibu menggunakan kontrasepsi IUD?

a. Ya

b. Tidak

III. PENGETAHUAN

1.Apakah itu KB?


a. Perencanaan kehamilan sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu yang
di inginkan
b. Menambah jumlah keturunan sebanyak mungkin
c. Perencanaan untuk hamil setiap Tahun

2.Apa kegunaan dari alat kontrasepsi ?


a. Mengatur jarak kehamilan
b. Menambah jumlah anak
c. Mengurangi jumlah keluarga

3.Apa itu alat kontrasepsi IUD?


a. Kontrasepsi dalam rahim
b.Kontrasepsi hormon
c. Kontrasepsi bokong

4.Bagaimana bentuk IUD


a.Berbentuk huruf T
b.Berbentuk bulat
c.Berbentuk huruf K

5.Apakah keuntungan dari penggunaan kontrasepsi IUD?


a.Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
b. Ada efek samping hormonal
c. Tidak haid

6.kapan IUD dapat digunakan?


a.2 minggu setelah melahirkan
b. Segera setelah melahirkan
c. 2 hari setelah melahirkan

7.Siapa yang tidak diperbolehkan menggunakan IUD?


a.Perempuan dengan Perdarahan vagina yang tidak diketahui
b. Perempuan dengan 2 anak
c. Perempuan yang sedang menstruasi.

8.Yang boleh menggunakan kontrasepsi IUD?


a.Yang menginginkan metode hormonal
b. Menginginkan menggunakan metode kontrasepsi jangka
panjang
c. Usia menopause

9. Pada tubuh dibagian manakah spiral dapat dipasang ?


a.Di dalam rahim
b.Bokong
c.Tangan

10. Siapakah yang diperbolehkan untuk memasang dan mencabut


kembali alat kontrasepsi spiral ?
a.Bidan terlatih
b.Dukun
c.Ibu sendiri

11. Dalam jangka waktu berapa


lamakah spiral dapat digunakan?
a. 2 Tahun
b. 1 tahun
c.3-10 tahun

12.Bagaimana pengaruh IUD terhadap berat badan?


a. Membuat badan gemuk
b. Membuat badan kurus
c. Tidak berpengaruh

13.Bagaimana efek IUD terhadap ASI ?


a.Mengganggu Volume ASI
b.Tidak berpengaruh terhadap volume ASI
c. Menambah volume ASI
14. Alat kontrasepsi IUD terbuat dari
a.Dari plastik yang dililitkan tembaga
b.Dari tembaga saja
c. Dari karet

15. Bagaimana pengaruh IUD terhadap haid?


a.Darah haid sedikit lebih banyak dari biasanya
b.Tidak haid
c.Darah haid seperti biasa

IV. SIKAP

Berilah tanda ceklist pada jawaban yang anda anggap benar!

Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

N Sikap responden SS S TS STS


o
1 Apakah ibu setuju menggunakan kontrasepsi
IUD
2 Kontrasepsi IUD aman digunakan karena
tidak mengandung hormon
3 Kontrasepsi IUD adalah kontrasepsi pilihan
yang tepat
4 Ibu akan menyarankan untuk memakai
kontrasepsi IUD kepada ibu-ibu yang ingin
ber Kb
5 alat kontrasepsi UD dapat berpindah-pindah
letak di dalam tubuh merupakan mitos yang
ada pada masyarakat
6 Ibu antusias ingin mengikuti konseling
tentang KB IUD
7 Ibu tidak pernah khwatir dengan kontrasepsi
IUD karena ibu percaya kontrasepsi IUD
adalah kontrasepsi yang aman
8 Ibu selalu menayakan kepada petugas
kesehatan tentang dampak dan manfaat
pemakaian kontrasepsi IUD
9 Ibu tidak percaya dengan mitos-mitos yang
beredar di masyarakat tentang kontrasepsi
IUD
1 Kontrasepsi IUD tidak akan menggagu dalam
0 berhubungan suami istri
V. DUKUNGAN SUAMI

Berilah tanda ceklist pada jawaban yang anda anggap benar!

Dukungan Suami Ya Tidak

1. Apakah suami setuju ibu menggunakan kontrasepsi


IUD
2. ibu berdiskusi dengan suami dalam pemilihan
kontrasepsi IUD?
3 Apakah suami menyarankan ibu untuk memakai
kontrasepsi IUD?
4 Apakah suami ibu pernah menenangkan ibu saat ibu
khawatir dengan alat kontrasepsi IUD yang ibu
gunakan ?
5 Apakah ibu selalu diantarkan suami saat ingin
kunjungan ulang pemakaian alat kontrasepsi IUD ?
6 Apakah suami ibu juga ikut mengikuti konseling KB
IUD?
7 Apakah suami ibu pernah menanyakan bagaimana
efek samping alat kontrasepsi IUD terhadap ibu?
8 suami ibu pernah mengeluh saat berhubungan
sexsual karena alat kontrasepsi IUD yang ibu
gunakan?
9 Apakah suami ibu pernah mengingatkan ibu jadwal
kunjungan ulang pemakaian alat kontrasepsi?
10 Apakah suami ibu juga ikut menandatangani
informed consent yang diberikan petugas ?
Lampiran 5
HASIL UJI VALIDITAS

1. PENGETAHUAN

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.928 .932 15

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


SOAL_1 .80 .410 20
SOAL_2 .60 .503 20
SOAL_3 .70 .470 20
SOAL_4 .75 .444 20
SOAL_5 .70 .470 20
SOAL_6 .75 .444 20
SOAL_7 .75 .444 20
SOAL_8 .65 .489 20
SOAL_9 .70 .470 20
SOAL_10 .75 .444 20
SOAL_11 .85 .366 20
SOAL_12 .60 .503 20
SOAL_13 .70 .470 20
SOAL_14 .70 .470 20
SOAL_15 .70 .470 20
Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
SOAL_1 9.90 20.516 .810 . .920
SOAL_2 10.10 21.042 .520 . .928
SOAL_3 10.00 20.842 .613 . .925
SOAL_4 9.95 20.576 .725 . .922
SOAL_5 10.00 20.737 .639 . .924
SOAL_6 9.95 20.576 .725 . .922
SOAL_7 9.95 20.787 .669 . .923
SOAL_8 10.05 20.787 .598 . .925
SOAL_9 10.00 20.737 .639 . .924
SOAL_10 9.95 20.787 .669 . .923
SOAL_11 9.85 20.450 .939 . .917
SOAL_12 10.10 21.358 .449 . .930
SOAL_13 10.00 20.632 .665 . .923
SOAL_14 10.00 20.526 .692 . .923
SOAL_15 10.00 20.842 .613 . .925

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


10.70 23.695 4.868 15

Keterangan :

Dilihat dari nilai corrected item-total Correlation, bila nilainya negative atau kecil
dari (r table = 0,361) berarti pertanyaan tidak Valid.

Dari 15 butir pertanyaan, semua pertanyaan dinyatakan valid karena nilai r hitung >
r tabel.

2. SIKAP

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.947 .951 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


SOAL_1 2.30 .733 20
SOAL_2 2.30 .801 20
SOAL_3 2.25 .851 20
SOAL_4 2.35 .875 20
SOAL_5 2.10 .788 20
SOAL_6 2.40 .598 20
SOAL_7 2.20 .696 20
SOAL_8 2.45 .826 20
SOAL_9 2.10 .788 20
SOAL_10 2.10 .788 20

Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
SOAL_1 20.25 32.829 .909 . .936
SOAL_2 20.25 32.092 .910 . .935
SOAL_3 20.30 35.484 .473 . .956
SOAL_4 20.20 33.853 .626 . .949
SOAL_5 20.45 32.682 .854 . .938
SOAL_6 20.15 34.766 .833 . .941
SOAL_7 20.35 32.661 .987 . .933
SOAL_8 20.10 34.305 .622 . .949
SOAL_9 20.45 32.682 .854 . .938
SOAL_10 20.45 32.682 .854 . .938

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


22.55 40.997 6.403 10

Keterangan :

Dilihat dari nilai corrected item-total Correlation, bila nilainya negative atau kecil
dari (r table = 0,361) berarti pertanyaan tidak Valid.
Dari 10 butir pertanyaan, semua pertanyaan dinyatakan valid karena nilai r hitung >
r tabel.

3. DUKUNGAN SUAMI
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.901 .903 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


SOAL_1 .80 .410 20
SOAL_2 .60 .503 20
SOAL_3 .70 .470 20
SOAL_4 .75 .444 20
SOAL_5 .70 .470 20
SOAL_6 .75 .444 20
SOAL_7 .75 .444 20
SOAL_8 .70 .470 20
SOAL_9 .70 .470 20
SOAL_10 .70 .470 20
Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
SOAL_1 6.35 9.082 .783 .909 .883
SOAL_2 6.55 9.418 .491 .466 .902
SOAL_3 6.45 9.313 .576 .941 .896
SOAL_4 6.40 8.989 .751 .962 .885
SOAL_5 6.45 9.208 .616 .790 .893
SOAL_6 6.40 8.989 .751 .720 .885
SOAL_7 6.40 9.200 .664 .894 .890
SOAL_8 6.45 9.103 .657 .947 .891
SOAL_9 6.45 8.892 .740 .799 .885
SOAL_10 6.45 9.418 .536 .642 .898

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


7.15 11.187 3.345 10

Dilihat dari nilai corrected item-total Correlation, bila nilainya negative atau kecil
dari (r table = 0,361) berarti pertanyaan tidak Valid.

Dari 10 butir pertanyaan, semua pertanyaan dinyatakan valid karena nilai r hitung <
r tabel.
Lampiran 6

FORMAT SURVEY AWAL

Nama :
Umur :
Pendidikan :
1. Apakah ibu mengetahui tentang kontrasepsi IUD dan manfaat kontrasepsia IUD?

2. Apakah menurut ibu kontrasepsi IUD dapat mengganggu kesehatan?

3. Apakah suami/keluarga ibu mengizinkan ibu untuk menggunakan kontrasepsi

IUD?

4. Apakah ibu mengalami kesulitan ekonomi dalam menggunakan kontrasepsi

IUD?

5. Apakah puskesmas atau pelayanan kesehatan memfasilitasi ibu menggunakan

kontrasepsi IUD?

6. Apakah sosial budaya ibu melarang dalam menggunakan kontrasepsi IUD?

7. Apakah lingkungan sekitar ibu memberikan informasi yang kurang baik

menggunakan kontrasepsi IUD?

8. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan atau konseling dari petugas

kesehatan dalam menggunakan kontrasepsi IUD?


Lampiran 7
MASTER TABEL

Karakteristik Responden Pekerjaan Pengetahuan Sikap Dukungan Suami


Penggunaan KB IUD KODE SKOR % KATEGORI KODE
No Nama Umur Pendidikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR KATEGORI Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR KATEGORI Kode
1 Ny K 34 SMA IRT Menggunakan 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 12 80 Baik 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 Positif 2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Mendukung 2
2 Ny R 32 SD IRT Tidak Menggunakan 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5 33.333 Kurang 1 4 3 1 1 1 1 1 4 4 4 24 Negatif 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 7 Tidak Mendukung 1
3 Ny A 23 SMA IRT Tidak Menggunakan 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 7 46.667 Kurang 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 Positif 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Mendukung 2
4 Ny N 34 SMA IRT Tidak Menggunakan 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 10 66.667 Cukup 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 32 Positif 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 Mendukung 2
5 Ny U 33 SMA swasta Tidak Menggunakan 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 8 53.333 Kurang 1 4 2 1 1 1 1 4 1 1 1 17 Negatif 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 4 Tidak Mendukung 1
6 Ny R 24 SMP IRT Tidak Menggunakan 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93.333 Baik 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 34 Positif 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Mendukung 2
7 Ny A 23 STRATA-1 IRT Tidak Menggunakan 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 9 60 Cukup 2 4 2 1 2 2 1 4 1 2 2 21 Negatif 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 Tidak Mendukung 1
8 Ny K 25 SMP Swasta Tidak Menggunakan 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 6 40 Kurang 1 4 1 1 1 1 1 2 4 4 4 23 Negatif 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 5 Tidak Mendukung 1
9 Ny T 34 SMA IRT Menggunakan 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 1 4 4 4 3 3 3 4 4 1 31 Positif 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Mendukung 2
10 Ny L 26 STRATA-1 PNS Tidak Menggunakan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13 86.667 Baik 3 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 33 Positif 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 Tidak Mendukung 1
11 Ny A 34 SMP IRT Tidak Menggunakan 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 8 53.333 Kurang 1 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 34 Positif 2 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 6 Tidak Mendukung 1
12 Ny N 30 SMP Swasta Menggunakan 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 86.667 Baik 3 3 2 3 4 4 1 2 3 4 4 30 Positif 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Mendukung 2
13 Ny R 33 SD IRT Tidak Menggunakan 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 66.667 Cukup 2 2 2 3 2 2 2 4 3 3 4 27 Negatif 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 Tidak Mendukung 1
14 Ny I 29 SMA IRT Tidak Menggunakan 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7 46.667 Kurang 1 3 2 2 2 2 4 3 1 3 4 26 Negatif 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Mendukung 2
15 Ny M 29 SMA swasta Menggunakan 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 12 80 Baik 3 4 3 3 3 3 1 1 3 3 3 27 Negatif 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 5 Tidak Mendukung 1
16 Ny R 32 SMA IRT Tidak Menggunakan 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93.333 Baik 3 4 4 4 2 2 4 2 2 2 3 29 Negatif 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 Tidak Mendukung 1
17 Ny M 34 SMP IRT Tidak Menggunakan 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 6 40 Kurang 1 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 29 Negatif 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 7 Tidak Mendukung 1
18 Ny R 32 STRATA-1 swasta Menggunakan 2 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 7 46.667 Kurang 1 4 3 4 1 3 3 2 2 4 4 30 Positif 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Mendukung 2
19 Ny E 32 SMP swasta Tidak Menggunakan 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 86.667 Baik 3 2 1 3 3 1 3 1 3 3 1 21 Negatif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Mendukung 2
20 Ny S 27 SMA IRT Tidak Menggunakan 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 7 46.667 Kurang 1 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 35 Positif 2 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 Tidak Mendukung 1
21 Ny R 32 STRATA-1 swasta Menggunakan 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 13 86.667 Baik 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 37 Positif 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Mendukung 2
22 Ny Y 20 SMP IRT Tidak Menggunakan 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 46.667 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 Positif 2 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 5 Tidak Mendukung 1
23 NY G 19 SMA IRT Tidak Menggunakan 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 8 53.333 Kurang 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 Positif 2 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 5 Tidak Mendukung 1
24 Ny U 21 SMA swasta Tidak Menggunakan 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 11 73.333 Cukup 2 4 3 2 2 3 2 2 4 4 3 29 Negatif 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 5 Tidak Mendukung 1
25 Ny R 31 SD IRT Tidak Menggunakan 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 5 33.333 Kurang 1 2 4 2 4 2 2 2 1 4 4 27 Negatif 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 5 Tidak Mendukung 1
26 Ny Z 30 SMP IRT Tidak Menggunakan 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 9 60 Cukup 2 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 28 Negatif 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 Mendukung 2
27 Ny R 22 SMP swasta Tidak Menggunakan 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 7 46.667 Kurang 1 4 3 1 1 4 4 1 1 1 4 24 Negatif 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 6 Tidak Mendukung 1
28 Ny S 27 SMP IRT Menggunakan 2 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 73.333 Cukup 2 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 35 Positif 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Mendukung 2
29 Ny I 19 SMA swasta Tidak Menggunakan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Baik 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 Positif 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Mendukung 2
30 Ny W 28 STRATA-1 swasta Tidak Menggunakan 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 5 33.333 Kurang 1 4 1 1 1 2 2 4 3 4 4 26 Negatif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Mendukung 2
31 Ny A 23 STRATA-1 IRT Tidak Menggunakan 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 9 60 Cukup 2 4 2 1 2 2 1 4 1 2 2 21 Negatif 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 Tidak Mendukung 1
32 Ny K 25 SMP Swasta Tidak Menggunakan 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 6 40 Kurang 1 4 1 1 1 1 3 2 4 4 4 25 Negatif 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 5 Tidak Mendukung 1
33 Ny D 34 SMA IRT Tidak Menggunakan 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 8 53.333 Kurang 1 1 4 4 4 3 3 3 4 3 1 30 Positif 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Mendukung 2
34 Ny L 26 STRATA-1 PNS Tidak Menggunakan 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 8 53.333 Kurang 1 2 2 3 3 1 3 2 3 3 4 26 Negatif 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6 Tidak Mendukung 1
35 Ny A 34 SMP IRT Tidak Menggunakan 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 60 Cukup 2 3 2 3 3 4 1 1 4 3 1 25 Negatif 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 Tidak Mendukung 1
29.2 7.05714

18 22 23 23 20 21 22 19 19 23 20 21 23 27 26 111 90 98 97 98 93 99 107 116 113 20 23 27 20 26 23 25 26 25 32


51.4 62.9 65.7 65.7 57.1 60 62.9 54.3 54.3 65.7 57.1 60 65.71 77.1 74.3 57.1 65.7 77.1 57.1 74.3 65.7 71.4 74.3 71.4 91.4
Lampiran 8

ANALISA UNIVARIAT

1. Karakteristik Responden
Umur Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 30 tahun 18 51.4 51.4 51.4
30 - 35 tahun 17 48.6 48.6 100.0
Total 35 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 3 8.6 8.6 8.6
SMP 12 34.3 34.3 42.9
SMA 13 37.1 37.1 80.0
Perguruan Tinggi 7 20.0 20.0 100.0
Total 35 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 21 60.0 60.0 60.0
Bekerja 14 40.0 40.0 100.0
Total 35 100.0 100.0

2. FREKUENSI

Penggunaan Kontrasepsi IUD

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak menggunakan 28 80.0 80.0 80.0
Menggunakan 7 20.0 20.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Pengetahuan Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 17 48.6 48.6 48.6
Cukup 8 22.9 22.9 71.4
Baik 10 28.6 28.6 100.0
Total 35 100.0 100.0

Sikap Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 19 54.3 54.3 54.3
Positif 16 45.7 45.7 100.0
Total 35 100.0 100.0

Dukungan suami

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak mendukung 20 57.1 57.1 57.1
Mendukung 15 42.9 42.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Lampiran 9

ANALISA BIVARIAT

1. Hubungan pengetahuan dengan penggunaan KB IUD di Jorong Tanjung


Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat
Pengetahuan Ibu * Penggunaan Kontrasepsi IUD Crosstabulation

Penggunaan Kontrasepsi
IUD
Tidak
menggun
akan Menggunakan Total
Pengetahuan Kurang Count 16 1 17
Ibu % within
94.1% 5.9% 100.0%
Pengetahuan Ibu
% of Total 45.7% 2.9% 48.6%
Cukup Count 7 1 8
% within
87.5% 12.5% 100.0%
Pengetahuan Ibu
% of Total 20.0% 2.9% 22.9%
Baik Count 5 5 10
% within
50.0% 50.0% 100.0%
Pengetahuan Ibu
% of Total 14.3% 14.3% 28.6%
Total Count 28 7 35
% within
80.0% 20.0% 100.0%
Pengetahuan Ibu
% of Total 80.0% 20.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 8.024a 2 .018
Likelihood Ratio 7.530 2 .023
Linear-by-Linear
6.916 1 .009
Association
N of Valid Cases 35
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1.60.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for a
Pengetahuan Ibu
(Kurang / Cukup)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells.

2. Hubungan sikap dengan penggunaan KB IUD di Jorong Tanjung Pangkal


Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat
Sikap Ibu * Penggunaan Kontrasepsi IUD Crosstabulation

Penggunaan Kontrasepsi
IUD
Tidak
menggun
akan Menggunakan Total
Sikap Negatif Count 18 1 19
Ibu % within Sikap Ibu 94.7% 5.3% 100.0%
% of Total 51.4% 2.9% 54.3%
Positif Count 10 6 16
% within Sikap Ibu 62.5% 37.5% 100.0%
% of Total 28.6% 17.1% 45.7%
Total Count 28 7 35
% within Sikap Ibu 80.0% 20.0% 100.0%
% of Total 80.0% 20.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 5.641(b) 1 .018
Continuity
3.807 1 .041
Correction(a)
Likelihood Ratio 6.023 1 .014
Fisher's Exact Test .032 .024
Linear-by-Linear
Association 5.480 1 .019
N of Valid Cases 35
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.20.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower


Odds Ratio for Sikap Ibu
(Negatif / Positif) 10.800 1.134 22.850
For cohort Penggunaan
Kontrasepsi IUD = Tidak 1.516 1.022 2.248
menggunakan
For cohort Penggunaan
Kontrasepsi IUD = .140 .019 1.047
Menggunakan
N of Valid Cases 35

3. Hubungan dukungan suami dengan penggunaan KB IUD di Jorong Tanjung


Pangkal Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat
Dukungan suami * Penggunaan Kontrasepsi IUD Crosstabulation

Penggunaan Kontrasepsi
IUD
Tidak
menggun
akan Menggunakan Total
Dukungan Tidak mendukung Count 19 1 20
suami % within
95.0% 5.0% 100.0%
Dukungan suami
% of Total 54.3% 2.9% 57.1%
Mendukung Count 9 6 15
% within
60.0% 40.0% 100.0%
Dukungan suami
% of Total 25.7% 17.1% 42.9%
Total Count 28 7 35
% within
80.0% 20.0% 100.0%
Dukungan suami
% of Total 80.0% 20.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.563b 1 .010
Continuity Correctiona 4.557 1 .033
Likelihood Ratio 6.897 1 .009
Fisher's Exact Test .027 .016
Linear-by-Linear
6.375 1 .012
Association
N of Valid Cases 35
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.
00.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower


Odds Ratio for Dukungan
suami (Tidak mendukung / 12.667 1.321 21.469
Mendukung)
For cohort Penggunaan
Kontrasepsi IUD = Tidak 1.583 1.035 2.422
menggunakan
For cohort Penggunaan
Kontrasepsi IUD = .125 .017 .931
Menggunakan
N of Valid Cases 35
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13

Anda mungkin juga menyukai