Anda di halaman 1dari 95

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA

LEMBAR BALIK TERHADAP PENGETAHUAN IBU


TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL
ASAM ASETAT (IVA) DI POSYANDU
WILAYAH PUSTU TIPO
KOTA PALU

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program


pendidikan Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palu Jurusan Kebidanan

Oleh :

Ni Putu Wahyuni
P07124319097

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALU JURUSAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI
D IV KEBIDANAN PALU
2020
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV KEBIDANAN PALU

Ni Putu Wahyuni, 2020. Pengaruh Promosi Kesehatan Menggunakan Media


Lembar Balik Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang
Pemeriksaan IVA di Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota
Palu. Skripsi Prodi DIVKebidanan Palu Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Palu. Pembimbing: (1) Mercy Joice
Kaparang (2) Mardiani Mangun

ABSTRAK
Jumlah halaman awal + halaman isi + tabel + gambar + lampiran
(x + 58 halaman + 4 tabel + 5 gambar + 11 lampiran)

Penduduk Indonesia yang berisiko tinggi kanker serviks usia 20 sampai 50


tahun, kanker serviks dapat disembuhkan apabila terdeteksi sejak dini dengan
IVA. Cakupan pemeriksaan IVA sangat rendah karena kurangnya pengetahuan.
Capaian pemeriksaan IVA Puskesmas Tipo tahun 2018 11,1%. Promosi kesehatan
salah satu upaya peningkatan pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya pengaruh promosi kesehatan menggunakan media lembar balik
terhadap pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA di Posyandu Wilayah Pustu
Tipo Kota Palu.
Metode yang digunakan adalah pre experimen dengan one group pretest
posttest design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Ibu PUS di posyandu
wilayah Pustu Tipo Kota Palu dan sampel penelitian sebanyak 33 ibu pus dengan
tehnik purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat
dan bivariat dengan uji paired sample t-test (uji t berpasangan).
Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan ibu tentang pemeriksaan
IVA sebelum diberikan promosi kesehatan menggunakan media lembar balik
responden dengan kategori baik sebanyak 2 (6,0%), responden kategori cukup
sebanyak 22 (66,7%) dan responden kategori rendah sebayak 9 (27,3%) dan
setelah diberikan promosi kesehatan tentang pemeriksaan IVA menggunakan
media lembar balik kategori baik sebanyak 18 (54,5%), responden kategori cukup
sebanyak 14 (42,4%) dan responden kategori kurang sebanyak 1 (3,1%). Uji
statistik dengan uji paired samplet-test diperoleh nilai Mean -2,727 dengan nilai p
0,000 (p≤ 0,05).
Kesimpulan ada pengaruh Promosi kesehatan menggunakan media lembar
balik terhadap pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA. Saran bagi Puskesmas
Tipo diharapkan bisa untuk menggunakan media lembar balik saat promosi
kesehatan tentang pemeriksaan IVA meningkatkan pengetahuan ibu PUS .

Kata kunci : pengetahuan, promosi kesehatan, pemeriksaan iva


Daftar pustaka : 46 (2009-2019)

iv
KATA PENGATAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah

dan kekuatan yang diberikan kepada penulis, karena hanya dengan izin-Nya

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Promosi

Kesehatan Mnenggunakan Media Lembar Balik terhadap Pengetahuan Ibu tentang

Pemeriksaan IVA di Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota Palu ”.

Penulisan skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

menyelesaikan pendidikan Kebidanan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu

Jurusan Kebidanan Pogram Studi DIV Kebidanan Palu.

Penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari doa, bimbingan,

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih khususnya kepada ayah (Alm.) I Ketut

Darma, ibu Ni Made Windri, suami I Wayan Juliarta, anak I Gede Raditya

Yadnya, I Kadek Bagas Sanjaya dan keluarga atas jasa-jasanya, doa, kesabaran,

memberi dukungan dan kasih sayang pada penulis. Terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Nasrul, SKM, M.Kes Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu

2. Sumiyati, SST.,MPH ketua jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Palu

3. Muliani, S.Kep.Ns. M.Sc ketua prodi DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Palu

4. Mercy Joice Kaparang, SKM. M.Kes. pembimbing utama, Mardiani

Mangun, Ssit., MPH. pembimbing pendamping yang selalu bijaksana

v
memberikan bimbingan, perhatian, motivasi, waktu serta doa dan

kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.

5. Olkamien Jesdika Longulo S.Kep., Ns. MSc. sebagai ketua penguji,

Hadriani, SST.,M.Keb. sebagai anggota penguji 1, Niluh Nita Silfia, SST,

M.Keb sebagai anggota penguji 2 atas saran dan masukan yang diberikan

demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Kepala Puskesmas Tipo,bidan Puskesmas Tipo dan ibu kader yang telah

memberikan dukungan dan partisipasi selama penelitian berlangsung

7. Teman-teman semua atas kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi

penulis dan semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna, oleh

karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi

kesempurnaan skripsi ini dan penulis berharap semoga tulusan ini dapat

bermanfaan bagi pembaca.

Palu, 2 Novemver 2020

Penulis

vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ..............................................................iii
ABSTRAK .........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...............................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................7
C. Tujuan Penelitian................................................................................7
D. Mamfaat Penelitian............................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Serviks...................................................................................10
B. Pemeriksaan IVA................................................................................15
C. Promosi Kesehatan.............................................................................23
D. Lembar Balik......................................................................................29
E. Pengetahuan........................................................................................32
F. Kerangka Teori...................................................................................37
F. Kerangka Pikir....................................................................................37
G. Hipotesis.............................................................................................38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Rancangan Penelitian.........................................................39
B. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian............................................40
C. Populasi dan Sampel...........................................................................40
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional....................................41
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................................42
F. Pengolahan Data.................................................................................43
G. Analisis Data......................................................................................44
H. Penyajian Data....................................................................................45
I. Etika Penelitian...................................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................................49
B. Pembahasan........................................................................................55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.........................................................................................63
B. Saran...................................................................................................63
Daftar Pustaka
Lampiran

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Bentuk rancangan penelitian.......................................................................39

4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan klasifikasi tingkat


Pendidikan dan Jumlah anak .....................................................................48

4.2 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan Ibu tentang Pemeriksaan


IVA sebelum sesudah diberikan Promosi Menggunakan Media Lembar
Balik............................................................................................................49

4.3 Pengaruh Promosi Kesehatan menggunakan Media Lembar Balik


terhadap pengetahuan Ibu tentang Pemeriksaan IVA di Posyandu
Wilayah Pustu Tipo Kota Palu...................................................................50

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Perbedaan Serviks Normal dan Serviks terkena Kanker .............13

Gambar 2.2 Pemeriksaan Tes IVA...................................................................20

Gambar 2.3 Katagori Pemeriksaan Tes IVA....................................................21

Gambar 2.4 Kerangka Teori.............................................................................37

Gambar 2.4 Kerangka Pikir Penelitian.............................................................38

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Penyataan keaslian tulisan

2. Daftar riwayat hidup

3. Penjelasan sebelum penelitian

4. Surat Persetujuan Responden

5. Kuesioner pretest pengetahuan tentang pemeriksaan IVA

6. Kuesioner posttest pengetahuan tentang pemeriksaan IVA

7. Blue Print Kuesioner Pretest Dan Posttest Pengetahuan tentang


Pemeriksaan IVA

8. Master tabel

9. Hasil analisis data

10. Pengambilan data

11. Jadwal penelitian

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap tahun ratusan ribu kasus Human Papilloma Virus (HPV)

terdiagnosa di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks.

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan jenis penyakit kanker

yang terjadi pada daerah leher rahim yaitu bagian rahim yang terletak di

bawah yang membuka kearah liang vagina. Berawal dari leher rahim apabila

telah memasuki tahap lanjut kanker ini menyebar ke organ-organ lain di

seluruh tubuh (Bertiani, 2010).

. Kanker serviks merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal pada

serviks. Kanker serviks terjadi di daerah organ reproduksi wanita yang

merupakan pintu masuk ke rahim. Penyebab utama kanker serviks adalah

Human Papilloma Virus (HPV). Di dunia HPV tipe 16,18,31,45 dan 52 yang

secara bersamaan menjadi penyebab lebih dari 80% kanker serviks (Silfia,

Niluh Nita,2017) .

World Health Organization (WHO, 2014) dalam bukunya yang

berjudul “ Comprehensive cervical cancer control” mengatakan bahwa pada

tahun 2012 terdapat 528.000 kasus baru kanker serviks ditemukan di dunia

dan 85% dari seluruh kasus tersebut terdapat di negara-negara berkembang.

Hampir 266.000 kasus kematian wanita terjadi akibat kanker serviks. Bila hal

1
2

ini tidak ditindak lanjuti dengan segera, kematian akibat kanker serviks

diperkirakan akan meningkat hampri 25% pada sepeluh tahun mendatang.

Berdasarkan data WHO penyakit kanker merupakan penyebab kematian

terbanyak di dunia, dimana kanker sebagai penyebab kematian nomor dua di

dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskuler. Setiap tahun 12 juta

orang didunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia.

WHO telah menyimpulkan bahwa skrining harus dilakukan setidaknya sekali

untuk wanita dalam kelompok usia 30-49 tahun tes HPV sitologi dan Inspeksi

Visual dengan Asam asetat(IVA) adalah test skrining yang direkomendasikan

(Kemenkes RI,2015).

Di Indonesia, 80%-90% penderita kanker serviks biasanya sulit

disembuhkan karena datang ke pelayanan kesehatan lebih dari 70% dengan

kondisi yang sudah dalam stadium lanjut. Rendahnya pengetahuan dan

kesadaran pada wanita untuk melakukan deteksi dini kanker serviks menjadi

salah satu penyebab faktor utama. Promosi kesehatan sangat dibutuhkan

untuk meningkatkan pengetahuan pada wanita agar kesadaran wanita tentang

deteksi dini kanker serviks meningkat.

Kementerian Kesehatan 2013, deteksi dini kanker serviks berupa tes

Inspeksi Visual Asam asetat telah dilaksanakan sejak tahun 2008. Cakupan

skrining di Indonesia pada tahun 2014 baru mencapai 2,45% atau 904.009

wanita usia subur yang mengikuti pemeriksaan IVA. Ditemukan IVA positif

44.654 (9,49%) dan suspek kanker serviks 1.056 (0,12%). Cakupan

pemeriksaan IVA di Indonesia dari tahun 2008-2016 adalah sebanyak


3

1.623.913 orang (4,34%) dari total target 37,5 juta wanita Indonesia. Pada

tahun 2015 cakupan pemeriksaan IVA sebesar 1.268.333 orang atau (3,4%)

menjadi 1.925.943 orang atau sekitar (5,2%) di tahun 2016 meskipun

mengalami peningkatan cakupan pemeriksaan IVA di Indonesia masih jauh

dari target yang diharapkan. Target yang ditetapkan untuk skrining secara

nasional adalah 50% pada wanita usia 30-50 tahun dalam 5 tahun atau sampai

tahun 2019.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018,

presentase IVA positif di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,6%. Pada tahun

2018 dari 415.175 perempuan usia 30-50 tahun telah dilaksanakan

pemeriksaan IVA. Angka ini masih sangat kecil dari target yang harus dicapai

pada tahun 2018 sebesar 30%. Persentase pemeriksaan leher rahim dengan

hasil IVA positif tertinggi di Kabupaten Banggai Laut sebesar 7,19% dan

persentase hasil IVA terendah terdapat di Banggai kepulauan, Banggai,

Morowali dan Sigi sebesar 0%.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2017, dari

443.371 perempuan usia 30-50 tahun telah dilaksanakan pemeriksaan IVA.

Angka ini masih sangat kecil, dari target yang harus dicapai pada tahun 2017

sebesar 20%. Persentase pemeriksaan leher rahim dengan hasil IVA positif

tertinggi di Kabupaten Morowali sebesar 9,25% dan persentase terendah

terdapat di Kota Palu sebesar 0,51%

Data Dinas Kesehatan Kota Palu tahun 2018, dari sasaran 12.832

perempuan usia 30-49 tahun yang telah dilakukan pemeriksaan IVA hanya
4

sekitar 43%. Data pemeriksaan IVA yang tertinggi di Kota palu adalah

Puskesmas Singgani 81,4 % dan yang terendah adalah Puskesmas Tipo 9,6%.

Data Dinas Kesehatan Kota Palu tahun 2017, dari data sasaran 12.823

perempuan usia 30-49 tahun yang telah dilakukan pemeriksaan IVA hanya

50%. Data pemeriksaan IVA yang tertinggi di Kota Palu adalah puskesmas

Sangurara 81,3% dan yang terendah adalah Puskesmas Tipo 11,1%.

Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Tipo tahun 2018. Sasaran PUS

1.708 orang, target pemeriksaan IVA tahun 2018 yaitu 331 orang dan capaian

Puskesmas Tipo sendiri hanya 11,1% dari data ini PUS yang melakukan

pemeriksaan IVA masih sangat rendah dan belum mencapai target

(Puskesmas Tipo).

Hasil penelitian Rusmiati (2018) Promosi Kesehatan terhadap

Pengetahuan dan Niat untuk Deteksi Dini pada Pekerja Seks Komersial dari

35 responden hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh promosi kesehatan

terhadap peningkatan pengetahuan setelah kegiatan promosi kesehatan

dilakukan dan perubahan signifikan dalam niat untuk melakukan deteksi dini

kanker serviks.

Hasil penelitian Sukmawati (2018) Pengaruh Pendidikan Kesehatan

tentang Kanker Serviks dalam rangka Peningkatan Motivasi Wanita untuk

Mencegah Kanker Serviks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum

penyuluhan, motivasi dalam katagori baik adalah 54,1%, sedangkan sesudah

penyuluhan adalah 94,3%. Hasil Wilcoxon signed-rank-test menunjukkan


5

bahwa pendidikan kesehatan efektif untuk meningkatkan motivasi ibu untuk

mencegah kanker serviks.

Hasil penelitian Fridayanti Warni (2016)Efektifitas promosi kesehatan

terhadap perilaku IVA tes pada wanita di Wilayah Puskemas Sukoharjo 1.

Bahwa dari 48 responden sebelum diberikan promosi kesehatan dengan

menggunakan leafleat yang melakukan deteksi dini kanker serviks melalui

IVA tes sebanyak (20,8%) dan sesudah diberi promosi kesehatan

menggunakan leafleat yang melakukan pemeriksaan IVA tes menjadi

(37,5%). Ada peningkatan (16,7%) sehingga ada pengaruh promosi kesehatan

terhadap peningkatan jumlah pemeriksaan IVA.

Hasil penelitian Chusniah Windi (2016), pengaruh pendidikan

kesehatan tentang IVA dan pap-smear terhadap tingkat pengetahuan dan

sikap wus melalui media leaflet berkalender dalam upaya deteksi dini kanker

serviks di wilayah kerja Puskesmas Manahan Surakarta. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa ada perbedaan skor sebelum dan sesudah pendidikan

kesehatan baik pengetahuan dan sikap wus dan ada perbedaan pengaruh

pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah + leafleat berkalender

dengan metode ceramah saja pada pengetahuan dan sikap WUS.

Hasil penelitian Tejawati Ferianan(2010), Pengaruh Promosi Kesehatan

tentang Kanker Serviks terhadap Minat Pemeriksaan IVA pada ibu PKK di

Pedukuh Ngipik Bumirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta. Promosi

kesehatan tentang kanker serviks yang dilakukan kepada 31 responden

ternyata mempunyai pengaruh positif terhadap minat ibu dalam pemeriksaan


6

IVA pada ibu PKK di Pedukuh Ngipik Bumirejo Lendah Kulon Progo

Yogyakarta.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maharsie, L, dkk (2012) yang

dilakukan di Surakarta, menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan

rendah sebagian besar tidak ikut serta dalam melakukan IVA test sedangkan

yang berpengetahuan tinggi sebagian besar telah ikut serta dalam melakukan

iva test.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Dewi, N.M., dkk (2013) di

Puskesmas Buleleng I menunjukan bahwa sebagian besar (28 orang atau

70%) mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah tentang pemeriksaan

IVA. Hal ini yang menyebabkan rendahnya keinginan perempuan untuk

melakukan deteksi dini kanker serviks.

Penelitian yang dilakukan oleh Silfia, Niluh Nita (2017) Hubungan

Karakteristik Pengetahuan dan Sikap dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA) pada Ibu Pasanagan Usia Subur di Puskesmas Talise. Ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemeriksaan IVA.

Berdasarkan hasil analisis OR ibu PUS dengan pengetahuan tinggi

mempunyai pengaruh 3,571 kali lebih besar untuk melakukan pemeriksaan

IVA dibandingkan ibu PUS dengan pengetahuan rendah.

Berdasarkan kewenangan bidan sesuai Permenkes Nomor 28 Tahun

2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, bahwa salah satu

kewenangan bidan yaitu melaksanakan deteksi dini. Dalam hal ini bidan
7

diperbolehkan untuk melakukan deteksi dini seperti deteksi dini kanker

serviks dengan menggunakan tes IVA.

Berdasarkan data tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian “Pengaruh Promosi Kesehatan Menggunakan Media Lembar Balik

Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pemeriksaan IVA di Posyandu Wilayah

Pustu Tipo Kota Palu”

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh promosi kesehatan menggunakan media Lembar

Balik terhadap pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA di Posyandu

Wilayah Pustu Tipo Kota Palu ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh promosi kesehatan menggunakan media

lembar balik terhadap pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA di

Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota Palu?

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA sebelum

diberikan promosi kesehatan menggunakan media lembar balik di

Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota Palu

b. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA sesudah

diberikan promosi kesehatan menggunakan media lembar balik di

Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota Palu


8

c. Diketahuinya analisis pengaruh promosi kesehatan menggunakan

media lembar balik terhadap pengetahuan ibu tentang pemeriksaan

IVA di Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota Palu.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Sebagai bahan referensi dalam kegiatan proses belajar mengajar

khususnya tentang pemeriksaan IVA sehingga dapat membantu

meningkatkan mutu dalam pembelajaran.

b. Manfaat bagi Puskesmas Tipo

Sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga kesehatan dalam

meningkatkan promosi kesehatan tentang pemeriksaan IVA dalam

upaya peningkatan pengetahuan tentang IVA dan deteksi dini kanker

serviks agar dapat memperkecil dampak terjadinya kanker serviks.

c. Manfaat bagi peneliti

Sebagai pengalaman berharga untuk menambah wawasan peneliti

tentang upaya peningkatan pengetahuan tentang pemeriksaan IVA

dengan menggunakan media lembar balik.

d. Manfaat bagi peneliti lain

Sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis atau lebih lanjut

dalam bidang yang sama dengan variabel dan metode penelitian yang

berbeda.
9

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikikiran

terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan pemeriksaan IVA

pada ibu pasangan usia subur (PUS).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker Serviks

1. Pengertian Kanker Serviks

Kanker serviks adalah penyakit perempuan yang menimbulkan

kematian terbanyak akibat penyakit kanker terutama dinegara berkembang.

Salah satu penyebabnya adalah infeksi human papiloma virus(HPV) yang

merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks (Prawirohardjo, 2011)

Kanker leher rahim adalah penyakit tumor ganas yang disebabkan

oleh virus yang ditularkan melalui hubungan seksual dan dapat menyebar

ke organ-organ lain dan menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2015).

Leher Rahim merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol

ke puncak liang senggama/vagina dan hanya dapat dilihat dengan

menggunakan alat (spekulum).

2. Gejala Kanker Serviks (Leher Rahim) menurut (Handayani dkk, 2012 : 13)

a. Perdarahan vagina yang bersifat abnormal misalnya perdarahan di luar

siklus mentruasi setelah berhubungan intim, setelah doucing atau

pemeriksaan panggul dan perdarahan setelah menopouse

b. Periode menstruasi yang lebih lama atau lebih berat dari biasanya

c. Keputihan yang tidak normal dengan ciri-ciri lendir kental, berwarna

kuning atau kecoklatan, berbau busuk dan gatal

10
11

d. Rasa sakit saat bersenggama dan keluarnya air kemih dan tinja dari

vagina (pada stadium akhir).

3. Pemeriksaan Kanker Serviks (Leher Rahim)

Menurut Rostia, 2012 pemeriksaan Kanker Serviks yaitu :

a. Pemeriksaan pap smear atau pengambilan cairan vagina untuk diperiksa

b. Colposcopy atau teropong leher rahim (serviks)

c. Tes penanda tumor Squamous Cell Carcinoma (SCC) dan Carcinoma

Embryonic Antigen (CEA) untuk melihat penyebaran kanker ke paru-

paru dan usus besar.

4. Stadium Kanker Serviks

Menurut Handayani dkk, 2012 Stadium Kanker Serviks yaitu :

a. Stadium 0 lesi atau luka pada permukaan serviks, belum menembus

jaringan di bawahnya biasa disebut karsinoma in situ.

b. Stadium I lesi atau tumor masih terbatas di serviks. Stadiuk I dibagi

menjadi empat kriteria sebagai berikut :

1) IA yaitu kedalaman invasi stroma tidak lebih dari 5 mm dengan

lebar tidak lebih dari 7 mm

2) IA1 yaitu lesi menembus membran basal < 3 mm dengan diameter

permukaan tumor < 7 mm

3) IA2 yaitu lesi menembus membran basal 3-5 mm dengan diameter

permukaan < 7 mm

4) IB yaitu lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopis lebih dari

IA
12

5) IB1 yaitu lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi < 4 cm

6) IB2 yaitu lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer > 4 cm

c. Stadium II kanker telah menyebar diluar leher rahim, tetapi tidak

menyebar ke dinding pelvis atau sepertiga bagian bawah vagina.

Stadium II dibagi mrnjadi dua kriteria sebagai berikut :

1) II A yaitu lesi telah meluas ke sepertiga atas vagina, tetapi belum

mencapai parapetrium

2) IIB yaitu lesi telah mencapai parametrium, tetapi belum mencapai

dinding panggul

d. Stadium III lesi telah keluar dari serviks, menyebar ke parametrium

atau sepertiga bawah panggul. Stadium III dibagi menjadi dua kriteria

sebagai berikut :

1) III A lesi menyebar ke sepertiga bawah vagina, tetapi belum

mencapai dinding panggul

2) III B lesi menyebar ke parametrium sampai ke dinding panggul

e. Stadium IV lesi menyebar keluar dari organ genitalia. Stadium IV

dibagi menjadi dua kriteria sebagai berikut:

1) IV A lesi meluas keluar rongga panggul dan menyebar ke mukosa

kandung kemih

2) IV B lesi meluas ke mukosa rektum dan meluas ke organ jauh.


13

Gambar 2 1. Perbedaan serviks normal dan serviks terkena kanker.

5. Faktor Resiko Kanker Serviks

Faktor resiko seorang perempuan mengidap penyakit kanker (Kemenkes

RI, 2015) yaitu :

a. Menikah atau memulai aktivitas seksual pada usia muda (≤ 18 tahun)

b. Hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan atau berhubungan

dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan

c. Terpapar Infeksi Menular Seksual (IMS)

d. Hamil dan melahirkan di usia muda

e. Perokok baik aktif maupun pasif

f. Mempunyai saudara perempuan atau ibu yang menderita kanker leher

rahim

g. Jarak kelahiran yang terlalu dekat

h. Paritas
14

6. Pencegahan Kanker Serviks

Menurut Benson, 2011 insiden kanker serviks akan berkurang dengan:

a. Perbaikan hygiene perorangan termasuk pencegahan dan pengobatan

dini terhadap vaginitis dan servisitis, sirkumsisi pada laki-laki mencuci

penis sebelum koitus dan kebiasaan menggunakan kondom

b. Menghindari hubungan seksual pada usia sangat muda dan membatasi

jumlah mitra seksual

c. Skrining sitologi secara berkala secara teratur untuk semua wanita

terutama wanita yang pernah melahirkan dengan sosial ekonomi rendah

dan mereka yang mempunyai banyak mitra seksual

d. Pengobatan dini untuk lesi yang dicurigai

Menurut Handayani, dkk 2012 beberapa cara yang dapat dilakukan dalam

mencegah kanker serviks adalah sebagai berikut:

a. Hindari kontak dengan HPV

b. Hindari merokok

c. Melakukan vaksinasi

d. Rutin melakukan deteksi dini dan papsmear

e. Deteksi dini dengan IVA


15

7. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

Setiap perempuan yang telah melakukan hubungan seksual khusunya

yang berumur 30-50 tahun, sebaiknya menjalani deteksi dini kanker leher

rahim yang dapat dilakukan dengan (Kemenkes RI, 2015) yaitu :

a. Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) yaitu pemeriksaan leher

rahim dengan mengoleskan asam cuka yang hasilnya dapat segera

diketahui dengan biaya yang relatif murah

b. Tes Pap Smear yaitu pengambilan jaringan pada leher rahim yang akan

dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut hasilnya dapat

diketahui dalam waktu 1-2 minggu.

B. Pemeriksaan IVA

1. Pengertian Pemeriksaan IVA

Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat(IVA) adalah pemeriksaan

dengan mengamati serviks yang telah diberi asam asetat atau asam cuka 3-

5% secara inspekulo dan dapat dilihat dengan penglihatan mata langsung,

dan tergolong sederhana serta memiliki keakuratan 90% (Rahma,2012)

IVA merupakan pemeriksaan serviks dengan cara melihat langsung

(dengan mata telanjang) setelah memulas serviks dengan larutan asam

asetat 3-5%. Apabila setelah pulasan terjadi perubahan warna asam asetat

yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan tahap

prakanker serviks. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap

tidak ada infeksi pada serviks (Wijaya,2010).


16

2. Tujuan Pemeriksaan IVA

Tujuan pemeriksaan IVA adalah menemukan perubahan secara dini

sel-sel yang dapat membutuhkan pengobatan sehingga tidak berkembang

kearah keganasan (Rahma, 2012). IVA adalah dengan sumber daya

sederhana dibandingkan dengan jenis penapisan lain karena:

a. Aman, tidak mahal dan mudah dilakukan

b. Akurasi tes tersebut sama dengan tes-tes yang lain yang digunakan

untuk penapisan kanker serviks

c. Dapat dipelajari dan dilakukan oleh hampir semua tenaga kesehatan

disemua jenjang sistem kesehatan

d. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai

pengetahuannya (pengobatan atau rujukan)

e. Suplai sebagian besar peralatan dan bahan untuk pelayanan ini mudah

didapat dan tersedia

f. Pengobatan langsung dengan krioterapi berkaitan dengan penapisan

yang bersifat invasif dan dengan efektik dapat mengidentifikasi

berbagai lesi prakanker.

3. Syarat Pemeriksaan IVA

Menurut Yayasan World Health Organization (WHO), 2013 syarat

mengikuti pemeriksaan IVA adalah

a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual

b. Tidak ada sedang datang bulan atau haid

c. Tidak sedang hamil


17

d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

4. Keuntungan Pemeriksaan IVA

a. Mudah, praktis dan sangat mampu terlaksana

b. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah

c. Sensitifitas dan spesifisitas cukup tinggi

d. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter gynekologi

e. Dapat dilaksanakan oleh bidan disetiap tempat pemeriksaan kesehatan

ibu atau dilakukan oleh tenaga medis terlatih.

f. Metode skrining iva sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

5. Jadwal IVA

Program Skrining Oleh WHO, 2014 :

a. Skrining pada setiap wanita minimal 1x pada usia 35-40 tahun

b. Kalau fasilitas memungkinkan dilakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55

tahun

c. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun

d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada usia 25-60

tahun

e. Skrining yang dilakukan sekali 10 tahun atau sekali seumur hidup

memiliki dampak cukup signifikan

f. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila positif (+) adalah 1

tahun dan bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun


18

6. Prosedur Pemeriksaan IVA

Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan oleh tenaga kesehatan

yang sudah dilatih dengan pemeriksaan leher rahim secara visual

menggunakan asam asetat yang sudah diencerkan, berati melihat leher

rahim dengan mata telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah

pengolesan asam asetat 3-5%. Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam

siklus menstruasi, termasuk saat asuhan nifas atau paska keguguran.

Pemeriksaan IVA juga bisa dilakukan pada perempuan yang dicurigai atau

diketahui memiliki Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Human

ImmunodeficiencyVirus/acquired Immuno deficiency Syndrome HIV/AIDS

(Kemenkes RI,2015:16).

a. Alat dan Bahan

1) Spekulum

2) Lampu

3) Larutan asam asetat

a) Dapat digunakan asam cuka 25% yang dijual dipasaran kemudian

diencerkan menjadi 5% dengan perbandingan 1:4 (bagian asam

cuka dicampur dengan 4 bagian air). Contohnya 10 ml asam cuka

25% dicampur dengan air 40 ml air akan menghasilkan 50ml

asam asetat 5%.

b) Jika akan menggunakan asam asetat 3% asam cuka 25%

diencerkan dengan air dengan perbandingan 1:7 (1 bagian asam

cuka dicampur 7 bagian air). Contohnya 10ml asam cuka 25%


19

dicampur dengan 70ml air akan menghasilkan 80ml asam asetat

3%

c) Campur asam asetat dengan baik

d) Buat asam asetat sesuai keperluan hari itu. Asam asetat jangan

disimpan untuk beberapa hari

4) Kapas lidi

5) Sarung tangan

6) Larutan klorin untuk dekontaminasi peralatan

7. Metode Pemeriksaan IVA

a. Memastikan identitas, memeriksa status dan kelengkapan informed

consent klien

b. Klien diminta untuk menanggalkan pakaiannya dari pinggang hingga

lutut dan menggunakan kain yang sudah disediakan

c. Klien diposisikan dalam posisi litotomi

d. Tutup area pinggang hingga lutut klien dengan kain

e. Gunakan sarung tangan

f. Bersihkan genitalia eksterna dengan air DTT

g. Masukkan speculum dan tampakkan serviks hingga jelas terlihat

h. Bersihkan serviks dari cairan, darah dan sekret dengan kapas lidi bersih

i. Aplikasikan larutan asam asetat 3-5% pada leher rahim. Dalam waktu

kurang lebih 1-2 menit, reaksinya pada serviks sudah dapat dilihat.

j. Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan

positif terdapat kanker. Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi


20

sel yang membuat pengumpalan protein, sehingga sel kanker yang

berkepadatan protein tinggi berubah warna menjadi putih.

k. Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih pada daerah transformasi

berarti hasilnya negatif.

l. Gunakan kapas baru untuk membersihkan sisa bekas asam asetat dari

servik dan vagina


21

m. Secara perlahan-lahan keluarkan spekulum dan rendam di dalam cairan

dekontaminasi.

Gambar 2.2 Pemeriksaan Test IVA (2012) Yayasan Kanker Indonesia

(YKI) Kategori IVA


22

Menurut (Bertiani.S,2013). Ada beberapa kategori yang dapat

dipergunakan salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:

a. IVA Negatif adalah menunjukkan leher rahim normal

b. IVA Radang adalah serviks dengan radang (servisitis) atau kelainan

jinak lainnya (polip serviks)

c. IVA Positif adalah ditemukan bercak putih (aceto white epithelium).

Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks

dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis

Serviks-pra kanker (displasia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in

situ)

d. IVA-Kanker serviks adalah pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan

temuan stadium kanker serviks masih akan bermanfaat bagi penurunan

kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium

invasif dini (stadium IB-IIA)


23

Gambar 2.3. Ahuja : Katagori pemeriksaan tes IVA. (A) IVA negatif,

(B) IVA positif, (C) Infasif Kanker, 2014

8. Penatalaksanaan IVA

Menurut Ahuja, 2014 pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum

melihat langsung leher rahim yang telah dipulas dengan larutan asam

asetat 3-5%, jika ada perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka

hasil pemeriksaan dinyatakan negatif. Sebaliknya jika leher rahim berubah

warna menjadi merah dan timbul plak putih maka dinyatakan positif lesi

atau kelainan pra kanker.

Pada tahap lesi, pengobatan cukup mudah bisa langsung diobati

dengan metode krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2

atau N2 ke leher rahim. Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasnya

sekitas 40% dengan metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu

sekitas dua menit tersebut lesi prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan

demikian bisa segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker

stadium lanjut (Busterio.F, 2014)

9. Hasil Pemeriksaan IVA

Menurut Kemenkes RI, 2015 hasil pemeriksaan IVA yaitu :

a. IVA Negatif

Apabila hasil pemeriksaan tidak menunjukan adanya perubahan

atau kelainan pada leher rahim, ibu diharapkan kembali lagi 5 tahun
24

kemudian untuk dilakukan pemeriksaan ulang atau bila ada keluhan

segera ke pelayanan kesehatan walaupun belum 5 tahun.

b. IVA Positif

Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya perubahan pada

leher rahim, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan

pengobatan dengan Krioterapi atau mungkin mengharuskan ibu untuk

dirujuk ke Rumah sakit. Jika tidak diobati segera virus dapat menyebar

dan berkembang menjadi kanker.

10. Tempat pelayanan IVA

Menurut Ahuja, 2014 pemeriksaan IVA tes bisa dilakukan di

tempat-tempatpelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan

dan yang bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya adalah :

a. Perawat terlatih

b. Bidan

c. Dokter umum

d. Dokter Spesialis Obgyn.

C. Promosi Kesehatan

1. Pengertian Promosi Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial ekonomi. Hal ini berarti kesehatan sesesorang tidak hanya diukur
25

dari aspek fisik, mental, spiritual dan sosial, tetapi juga diukur dari

produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan

sesuatu secara ekonomi (Notoadmodjo, 2014:1)

Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau

pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan

saja, tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku.

Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program kesehatan

yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam

masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya atau

dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada

peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja tetapi juga

meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam

rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat

(Notoadmodjo, 2010).

2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Cakupan promosi kesehatan baik sebagai ilmu maupun seni sangat

luas. Cakupan tersebut dapat dilihat dari dua dimensi, yakni dimensi aspek

pelayanan kesehatan dan dimensi tatanan (setting) atau tempat

pelaksanaan promosi kesehatan (Notoadmodjo, 2014).

a. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan

Kesehatan masyarakat mencakup empat aspek pokok, yakni

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Ruang lingkup pendidikan/

promosi kesehatan juga dikelompokkan menjadi dua, yaitu:


26

1) Promosi Kesehatan Pada Aspek Preventif-Promotif

Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok

orang sehat. Derajat kesehatan bersifat dinamis oleh sebab itu

meskipun seseorang sudah dalam kondisi sehat tetap perlu

ditingkatkan dan dibina kesehatannya.

2) Promosi Kesehatan pada Aspek Penyembuhan dan Pemulihan

(Kuratif-Rehabilitatif).

Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup tiga upaya atau

kegiatan, yaitu:

a) Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)

b) Pencegahan tingkat kedua (secondary Preventif)

c) Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Preventif)

b. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan berdasarkan Tatanan Pelaksanaan

Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi

atau pendidikan kesehatan, maka ruang lingkup promosi kesehatan ini

dapat dikelompokkan menjadi:

1) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)

2) Promosi kesehatan pada tatanan sekolah

3) Promosi kesehatan ditempat kerja

4) Promosi ditempat-tempat umum

5) Fasilitas pelayanan kesehatan

c. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan


27

Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, promosi

kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pemecahan (five

leves of prevention) dari leavel dan clark yaitu:

1) Promosi keesehatan (Health Promotion)

2) Perlindungan khusus (Specifik Promotion)

3) Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt

Treatment)

4) Pembatasan cacat (Disability Limitation)

5) Rehabilitasi (Rehabilitation)

3. Visi dan Misi Promosi Kesehatan

Visi umum promosi kesehatan tidak terlepas dari Undang-Undang

Kesehatan No. 36/2009 maupun WHO, yakni meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik

fisik, mental dan sosial. Promosi kesehatan disemua program kesehatan

baik pembatasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat,

pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya bermuara pada

kemampuan pemeliharaan dan peningkatkan kesehatan baik kesehatan

individu, kelompok maupun masyarakat (Notoadmodjo, 2014: 36)

Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi tiga

butir (Notoadmodjo, 2014:36-37) yaitu:

a. Advokat (Advocate)

Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan

di berbagai program dan sektor yang terikat dengan kesehatan


28

b. Menjembatani (Mediate)

Promosi kesehatan menjembatani dan menjalin kemitraan dengan

berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Dalam

melaksanakan program-program kesehatan perlu kerja sama dengan

program lain di lingkungan kesehatan maupun lain yang terkait.

c. Mengumpulkan (Enable)

Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat

agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka

sendiri secara manndiri.

4. Sasaran Promosi Kesehatan

Berdasarkan pertahapan upaya promosi kesehatan maka sasaran

dibagi menjadi 3 kelompok sasaran (Notoadmodjo,2014:41-42)

a. Sasaran Primer (Primmery Target)

Masyarkat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya

pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan

kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala

keluarga untuk masalah kesehatn umum, ibu hamil dan menyusui untuk

masalah KIA(Kesehatan Ibu dan Anak), anak sekolah untuk kesehatan

remaja.

b. Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat disebut sasaran

sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan. Perilaku

sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang


29

diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh bagi

masyarakat sekitarnya.

c. Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat

pusat maupun daerah adalah sasaran tertier promosi kesehatan. Dengan

kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok

ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat

(sasaran sekunder) dan juga kepala masyarakat umum (sasaran primer).

5. Metode dan Media Promosi Kesehatan

Menurut Notoatmodjo, 2014 dalam bukunya promosi kesehatan dan

ilmu perilaku promosi kesehatan, terdapat beberapa metode pendidikan

dan media promosi kesehatan yang biasa digunakan antara lain :

a. Metode pendidikan individual merupakan metode pendidikan yang

bersifat perorangan diantaranya bimbingan, penyuluhan dan wawancara

b. Metode pendidikan kelompok dalam metode ini harus diingat bahwa

jumlah populasi yang akan ditujukan haruslah dipertimbangkan. Untuk

itu dapat dibagi menjadi kelompok besar jumlah peserta lebih dari 15

orang dan kelompok kecil jumlah peserta kurang dari 15 orang.

Menurut Notoatmodjo, 2014 terdapat 3 macam media, antara lain :

a. Media bantu lihat (visual) yang berguna dalam menstimulasi indra

mata pada waktu terjadinya proses pendidikan. Media bantu lihat

terbagi menjadi 2 yaitu media yang diproyeksikan misalnya slide,film


30

dan film strip sedangkan media yang tidak dproyeksikan misalnya

peta, buku, leafleat dan media lembar balik

b. Media bantu dengar (audio) dimana merangsang indra pendengaran

sewaktu terdapat proses penyampaian misalnya radio, piring hitam

atau pita suara

c. Media lihat dengar seperti televisi vidio dan lainnya.

D. Lembar Balik

1. Pengertian Lembar Balik

Lembar balik adalah suatu alat peraga menyerupai kalender balik

bergambar yang memuat materi berupa teks maupun gambar yang akan

dipresentasikan. Penggunaan Flip chart adalah dengan membalik

lembaran-lembaran gambar tersebut satu-persatu. Media kertas ini tidak

terlalu besar yaitu seukuran kertas polio, maka flip chart ini biasanya

hanya digunakan untuk presentasi maksimal 30 peserta (Enterprise,

2011:139)

Lembar balik merupakan alat peraga yang menyerupai kalender

bergambar. Lembar balik (flip chart) mempunyai dua ukuran, yaitu ukuran

besar dan ukuran kecil. Ukuran besar terdiri atas lembaran yang berukuran

50 x 70 cm dan ukuran kecil 38 x 50 cm. Lembar balik yang berukuran

lebih kkecil (21 x28 cm) disebut flip book atau flip chart meja. Flip chart

hanya cocok untuk pembelajaran kelompok kecil yaitu 30 orang dan flip

book hanya untuk 4-5 orang. Lembar balik digunakan dengan cara

membalik lembaran-lembaran bergambar tersebut satu-persatu. Lembar


31

balik pada prinsipnya memuat semua materi yang akan disampaikan, tetapi

materi disajikan secara bertahap atau bagan demi bagan. Tiap bagian

materi dituangkan pada lembaran kertas yang berbeda. Cara

penggunaannya yaitu membalikkan satu persatu sesuai materi yang akan

disajikan (Efendi dan Makhfudli, 2009:113).

Lembar balik merupakan media informasi yang memuat gambar

dengan tulisan yang menjelaskan suatu topik bahasan tertentu selalu terdiri

dari 2 halaman, yaitu satu halaman bergambar dengan teks terbatas

menghadap kearah peserta dan halaman yang menghadap kearah pendidik/

pengajar berisi informasi kunci dan pertanyaan diskusi yang menjadi

acuan pembahasan topik tersebut (Simamora, 2009:71). Syarat- syarat

lembar balik yaitu:

a. Berisikan gambar-gambar untuk menjelaskan pesan yang hendak

disampaikan

b. Dilembar halaman selanjutnya terdapat kalimat penjelasan gambar

c. Mudah dibawa oleh penyuluh

d. Gambar yang ditampilkan menarik, mudah dipahami dan sesuai

dengan penjelasan yang disampaikan.

2. Jenis – jenis Lembar Balik

Bentuk dan fungsi yang hampir sama dengan papan tulis, flip chart

biasanya dilengkapi dengan tripod atau kaki penyangga untuk berdiri.

Menurut bentuknya flip chart dibagi menjadi dua jenis yaitu:


32

a. White Flipchart adalah lembaran – lembaran kertas kosong yang siap

diisi informasi mengenai pembelajaran seperti halnya whiteboard yang

mempergunakan alat tulis spidol

b. Massages Flipchart adalah flipchart yang berisi pesan-pesan

pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya yang isinya bisa berupa

gambar, teks grafik atau bagan.

3. Ciri – ciri Lembar Balik

Menurut Susilana dan Riyana (2009:87) dalam Arifandi (2013:2-3)

ciri-ciri flip chart adalah :

a. Bahan flip chart biasanya kertas berukuran plano

b. Kertas yang digunakan mudah untuk dibolak- balik

c. Kertas yang digunakan mudah ditulis

d. Berwarna cerah

e. Menggunakan bahan yang mudah digunakan

f. Bersifat menarik

4. Kelebihan dan kekurangan media Lembar Balik

a. Kelebihan Lembar Balik

1) Mampu menyajikan pesan pembelajaran atau informasi secara

ringkas dan praktis

2) Penyajian menggunakan flip chart sangat menguntungkan untuk

informasi visual seperti kerangka pikiran, diagram atau grafik

3) Bahan pembuatan relatif lebih murah

4) Dapat digunakan didalam ruangan atau diluar ruangan


33

5) Paling mudah digunakan dalam pembelajaran

b. Kekurangan Lembar Balik

1) Membutuhkan waktu untuk menyediakan media dalam

melaksanakan pembelajaran

2) Hanya cocok untuk pembelajaran kelompok kecil yaitu 30 orang

3) Hanya digunakan sesuai jarak maksimum siswa dalam melihat

E. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “ tahu” dari seseorang dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Jadi, pengetahuan adalah sesuatu yang

diketahui atau hasil tahu dari manusia dan mampu menjawab pertanyaan

sehingga seseorang mampu mengambil keputusan (Notoadmodjo, 2012).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoadmodjo, 2012) dalam Ariani (2014) pengetahuan

yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari


34

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

karena itu “tahu” ini merupakan tingkatan pengetahuan yang paling

rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenernya).

d. Analisis (Analisys)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen–komponen, tetapi masih dalam struktur

organisasi tersebut dan masih berkaitan satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau objek berdasarkan suatu kreteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan


35

Cara memperoleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012) yaitu

a. Cara Tradisional yaitu :

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara coba salah ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan

bahkan sebelum adanya peradaban.

2) Cara Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi dikarenakan tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan

3) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kebiasaan dan tradisi yang

dilakukan oleh masyarakat tanpa melalui penalaran apakah yang

dilakukan baik atau tidak.

4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah

ini mengandung maksud bahwa pengalaman merupakan sumber

pengetahuan

5) Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan

teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, orang

pada zaman dahulu menggunakan cara hukuman fisik agar anaknya

mau menuruti nasehat orang tuanya

6) Kebenaran melalui wahyu


36

Ajaran adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan

melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh

pengikut agama yang bersangkutan

7) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran ini secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses di luar kesadaran tanpa melalui proses penalaran

atau berfikir

8) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan cara berfikir manusia

ikut berkembang

9) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan khusus ke pernyataan umum

10) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum ke

pernyataan khusus.

b. Cara Modern atau Ilmiah

Menurut Ariani (2014) menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seorang yaitu diantaranya :

a. Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun dan semakin cukup umur. Usia dapat


37

dibedakan menjadi usia muda yaitu usia dibawh 30 tahun, usia

madya yaitu usia antara 20 tahun sampai dengan 35 tahun dan usia

tua yaitu usia diatas 35 tahun (Ariani, 2014).

b. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pengalaman

sebagai sumber pengetahun adalah suatu cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi dimasa lalu.

c. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Hal ini terjadi karena

adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon

sebagai pengetahuan oleh setiap individu (Ariani, 2014).

d. Pendidikan

Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang dimiliki

oleh setiap individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya,

pendidikan secara formal maupun informal yang melibatkan perilaku

individu maupun kelompok. Makin tinggi pendidikan seseorang

maka makin mudah orang tersebut menerima informasi.

4. Cara Penilaian Pengetahuan


38

Pengukuran hasil belajar ranah pengetahuan atau kognitif dilakukan

dengan tes tertulis. Bentuk tes kognitif diantaranya adalah tes atau

pertanyaan lisan di kelas, pilihan ganda, uraian objektif, uraian non

objektif atau uraian bebas, jawaban atau isian singkat, menjodohkan,

portopolio dan performans (Waryana, 2016).

5. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto dalam Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan

seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang

bersifat kualitatif, yaitu :

a. Baik : Hasil presentase 76% – 100%

b. Cukup : Hasi presentase 56% - 75%

c. Kurang : Hasil presentase < 56%

F. Kerangka Teori

Input Proses Output

Promosi Kesehatan - Melihat gambar/ - Peningkatan


menggunakan media lembar Pengetahuan
Media lembar Balik balik Ibu
- Mendengarkan
penjelasan
(Audio) dan
(Audiovisual)

Gambar 2. 4 Kerangka Teori


39

G. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini akan dilakukan pretest mengenai

pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA, kemudian diberikan Promosi

Kesehatan menggunakan media lembar balik melalui penyuluhan sebagai

intervesi dan dilakukan posttest untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang

pemeriksaan IVA setelah diberikan promosi kesehatan. Kerangka pikir dalam

penelitian ini sebagai berikut :

Promosi Kesehatan
menggunakan Media Pengetahuan Ibu
Lembar Balik

Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian

H. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian. Hipotesis terdiri dari hipotesis Nol (Ho) dan hipotesis

Alternatif (Ha). Hipotesis nol adalah yang digunakan untuk pengukuran

statistik dan interpretasi hasil statistik. Hipotesis ini menyatakan tidak adanya

suatu hubungan, pengaruh dan perbedaan antar dua atau lebih variabel.

Hipotesis alternatif adalah hipotesis penelitian. Hipotesis ini menyatakan

adanya hubungan, pengaruh dan perbedaan antara dua atau lebih variabel

(Nursalam,2017)

Hipotesis : Ada pengaruh promosi kesehatan menggunakan media lembar

balik terhadap pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA


40
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah pre experiment dengan menggunakan

rancangan penelitian one group pretest posttest. Ciri rancangan ini adalah

mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu

kelompok subjek. Variabel yang akan diteliti adalah pengaruh promosi

kesehatan menggunakan media lembar balik terhadap pengetahuan ibu

tentang pemeriksaan IVA di Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota Palu.

Suatu kelompok sebelum diberi perlakuan tertentu diberikan pra-test,

kemudian setelah perlakuan dilakukan pengukuran lagi untuk mengetahui

akibat dari perlakuan. Pengujian sebab akibat dilakukan dengan cara

membandingkan hasil pra-tes dengan post-tes. Ilustrasi dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Table.3.1 Rancangan one group pretest posttest

Pretest Perlakuan Posttest


01 X 02

Keterangan:
01 : Pengukuran pertama (pretest)
X : Perlakuan atau Eksperimen
02 : Pengukuran kedua (posttes)

41
42

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 7 Juli 2020 di Posyandu

Wilayah Pustu Tipo Kota Palu.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu pasangan usia subur

di Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota palu yang berjumlah 128 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016:81). Besar sampel dihitung

menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

n=

n =

n=

n=

n= = 32,9 dibulatkan menjadi 33 sampel

Jadi, besar sampel dalam penelitian ini adalah 33 sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling .
43

Kriteria inklusi sebagai berikut:

a) Sudah mempunyai anak ≥ 1

b) Umur 20-49 tahun

Kriteria ekslusi sebagai berikut :

a). Belum menikah

b). Umur < 20 tahun

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh objek

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Siyoto dan

Sidik, 2015). Variabel independent (bebas) dalam penelitian ini adalah

promosi kesehatan menggunakan media lembar balik. Variabel dependent

(terikat) dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang pemeriksaan

IVA.

2. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari penelitian ini, yaitu sebagai

berikut:

a. Promosi kesehatan menggunakan media lembar balik

Definisi : Upaya untuk memberikan informasi kesehatan khususnya

tentang faktor resiko kanker serviks, deteksi dini dan

pencegahan kanker serviks serta prosedur dan metode

pemeriksaan IVA kepada ibu pasangan usia subur


44

menggunakan alat peraga menyerupai kalender balik

bergambar berukuran 38 x 50 cm yang memuat gambar

dan tulisan yang bisa di lihat peneliti dan responden.

Promosi kesehatan dibagi menjadi 3 kelas masing-masing

terdiri dari 11 responden dengan waktu ± 1 jam

b. Pengetahuan ibu

Definisi : Pemahaman ibu tentang faktor resiko kanker serviks,

deteksi dini dan pencegahan kanker serviks dengan

pemeriksaan IVA.

Cara ukur : Pengisian kuesioner

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

Hasil Ukur : Baik : Hasil Presentase 76-100%

Cukup : Hasil Presentase 56-75 %

Kurang : Hasil < 56 %

E. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari ibu

melalui pertanyaan atas jawaban yang disediakan pada kuesioner

pengetahuan tentang pemeriksaan IVA yang diberikan sebelum dan

sesudah promosi kesehatan.

Penggunaan kuesioner dipilih dengan alasan bahwa kuesioner

merupakan metode pengumpulan data untuk memperoleh informasi


45

tentang pengetahuan responden dengan mengungkapkan hal-hal yang

diketahui. Kuesioner pengetahuan menggunakan model Dichotomous

Choice dengan dua pilihan jawaban benar dan salah. Kuesioner telah

diadopsi dari penelitian Maharsie, L & Indrawati (2012). Kuesioner

pengetahuan berjumlah 16 pertanyaan. Pertanyaan aspek tahu terdiri dari 1

pertanyaan nomor (1), aspek memahami terdiri dari 2 pertanyaan nomor

(4,5), aspek aplikasi terdiri dari 1 pertanyaan nomor (6), aspek analisis

terdiri dari 1 pertanyaan nomor (15),aspek sintesis terdiri dari 5 pertanyaan

nomor (2,3,11,12,16),aspek evaluasi terdiri dari 6 pertanyaan nomor

(7,8,9,10,13,14) dengan rentang waktu responden menjawab 1 pertanyaan

pada kuesioner selama 1 menit. Dengan jumlah jawaban benar tertinggi 15

soal dan yang terendah 6 jawaban benar. Perhitungan menggunakan skala

guttman dengan pilihan jawabab benar atau salah.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui surat permohonan pengambilan

data awal yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tengah, Dinas Kesehatan Kota Palu dan Puskesmas Tipo.


46

F. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan

yaitu

1. Editing

Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing

merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner.

2. Coding

Coding yaitu setelah semua kuesioner diedit atau disunting,

selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

Pengkodean dalam proses komputerisasi yaitu memberikan kode angka (1)

pada jawaban yang benar dan kode (0) pada jawaban yang salah.

3. Tabulating (Tabulasi Data)

Menghitung jumlah skor nilai jawaban skor pengetahuan responden

melalui jawaban pengisian kuesioner pada pretest dan posttes

4. Pembersihan data (Cleaning)

Melakukan pengecekan kembali kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode dan penghitungan jumlah skor pengetahuan yang diperoleh

melalui pengisian kuesioner pada pretest dan posttes

5. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing

Proses memasukkan data pada komputer dan dianalisis melalui

program komputerisasi
47

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

1. Analisis univariat

Analisis univariat untuk mendeskripsikan variabel penelitian. Hasil

penelitian ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisis

univariat dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis nilai

pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA sebelum dan sesudah diberikan

promosi kesehatan, digunakan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut :

p= x 100%

Keterangan :

p = Persentase

f = Jumlah jawaban yang benar

n = Jumlah total pertanyaan

2. Analisis bivariat

Analisis biavariat dilakukan terhadap dua variebel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoadmodjo, 2012). Analisis bivariat

digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu promosi

kesehatan terhadap variabel dependen yaitu pengetahuan ibu tentang

pemeriksaan IVA. Analisis data penelitian ini menggunakan uji statistik

yaitu Paired Sample t-test (uji t berpasangan) digunakan untuk skala data

ordinal dan distribusi data normal dengan jumlah sampel kurang dari 50

responden dengan nilai sig. 0,102.


48

H. Penyajian Data

Penyajian data penelitian ini nilai pretest, posttest ibu dan hasil uji

hipotesis disajikan dalam bentuk tabel dan dijelaskan dalam bentuk narasi.

I. Etika Penelitian

Etichal clearance adalah pernyataan bahwa rencana kegiatan penelitian

dalam proposal telah dilakukan kajian dan memenuhi kaidah etik sehingga

layak dilaksanakan. Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek

untuk pengambilan spesimen atau tidak melakukan pengambilan spesimen

harus mendapatkan ethical clearance penelitian.

Terdapat tiga etika penelitian yang harus dipenuhi (Hidayat, 2008)

yaitu:

1. Informed Consent

Informed consent yaitu suatu lembar persetujuan yang diberikan oleh

peneliti kepada responden untuk menjalankan suatu kegiatan atau tindakan

yang berhubungan dengan penelitian.

2. Anominity

Anominity yaitu jika nama responden tidak ingin dicantumkan pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang disajikan

3. Confidentialy

Confidentialy yaitu tetap menjaga kepercayaan responden dengan

menjaga kerahasian.
49

J. Alur Penelitian

1) Langkah awal dalam penelitian ini adalah meminta surat izin penelitian

di Prodi DIV Kebidanan untuk pengambilan data awal, sebelumnya

peneliti mencari informasi di Dinas Kesehatan Kota Palu untuk

menanyakan data cakupan pemeriksaan IVA puskesmas-puskesmas yang

berada di wilayah Kota Palu.

2) Mengambil data cakupan pemeriksaan IVA di Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Tengah, Dinas Kesehatan Kota Palu, dan Puskesmas Tipo

dengan mengikuti aturan protokol Covid 19 yang berlaku.

3) Mengambil data ibu PUS di Puskesmas Tipo untuk menentukan jumlah

sampel yang akan diteliti dengan memperhatikan kriteria inklusi dan

eksklusi.

4) Bekerjasama dengan bidan wilayah Pustu Tipo dan kader posyandu

untuk membuat jadwal dan menentukan tempat melakukan promosi

kesehatan tentang pemeriksaan IVA menggunakan media lembar balik.

5) Peneliti akan menjelaskan tujuan penelitian dan penjelasan untuk

mengikuti penelitian kepada responden.

6) Peneliti akan memberikan informan consent secara langsung atas

kesediannya mengikuti penelitian dengan mematuhi aturan protokol

Covid 19 yang berlaku.

7) Setelah responden bersedia untuk menjadi sampel dalam penelitian,

Sebelum kegiatan promosi kesehatan dilakukan peneliti membagikan

kuesioner pretest tentang pemeriksaan IVA dengan mematuhi aturan


50

protokol Covid 19 yang berlaku dengan waktu 15 menit untuk pengisian

16 pertanyaan.

8) Peneliti melakukan promosi kesehatan menggunakan media lembar balik

tentang pemeriksaan IVA dengan waktu 30 menit.

9) Setelah kegiatan promosi kesehatan selesai dilakukan kemudian peneliti

membagikan kembali kuesioner posttes tentang pemeriksaan IVA dengan

waktu pengisian 15 menit dan jumlah pertanyaan 16.

10) Kegiatan promosi kesehatan dilakukan dalam 3 kelompok dengan jumlah

masing-masing kelompok 11 orang dengan jam yang berbeda setiap

kelompok.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geografi

Puskesmas Tipo terletak di Jl. Malonda No.84, Kecamatan

Ulujadi yang memiliki luas wilayah 32,97 km2 dan secara

administratif pemerintahan terdiri dari 3 Kelurahan, 16 RW serta 37

RT. Wilayah kerja Puskesmas Tipo mencakup tiga Kelurahan yaitu :

Kelurahan Tipo, Kelurahan Buluri dan Kelurahan Watusampu. Untuk

Kelurahan Tipo terdapat 5 posyandu. Puskesmas Tipo merupakan

Puskesmas yang berada dibawah naungan Dinas Kesehatan Kota Palu

dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Batas-batas

Puskesmas Tipo yaitu:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lolioge Kabupaten

Donggala

b. sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Silae

c. sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Marawola

(Pegunungan)

d. sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Palu (Pantai).

b. Gambaran Demografi

Puskesmas Tipo terdapat 12 tenaga bidan, 8 tenaga bidan ASN

dan 4 tenaga bidan honorer. Pendidikan D3 Kebidanan 10 orang dan

51
52

pendidikan S1 2 orang. Bidan pemegang program IVA dengan

tingkat pendidikan D3 Kebidanan. Kegiatan penyuluhan IVA di

lakukan di tempat Posyandu dan kerja sama dengan kader kader untuk

memberikan informasi jika ada ibu-ibu yang ingin melakukan

pemeriksaan IVA. Sebelum pandemi Covid 19 Pemeriksaan IVA di

lakukan 3 bulan sekali di puskesmas Tipo.

c. Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana yang menjadi fokus peneliti untuk

mendukung hasil penelitian adalah menggunakan media lembar balik.

Puskesmas Tipo sendiri belum memiliki media untuk melakukan

promosi kesehatan tentang pemeriksaanIVA. Penyuluhan dilakukan

secara langsung tanpa menggunakan media bantu seperti media

lembar balik.
53

2. Karakteristik Responden

Distribusi responden berdasarkan Pendidikan dan Jumlah Anak di

Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota Palu dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut ini:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan klasifikasi tingkat


Pendidikan, Paritas dan Usia saat menikah di Posyandu Pustu
Tipo Kota Palu.

Paritas Frekuensi (f) Persentase (%)


Primipara 15 45,5
Multipara 18 54,5
Pendidikan
Pendidikan Dasar (SD,SMP) 11 33,3
Pendidikan Menengah (SMA) 17 51,6
Pendidikan Tinggi 5 15,1
Usia saat menikah
< 20 tahun 24 72,7
20 - 30 tahun 9 27,3
Jumlah 33 100
Sumber: data primer 2020

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui karakteristik berdasarkan

Tingkat Pendidikan ibu responden terbanyak adalah Tingkat Pendidikan

Menengah (SMA/SMK) yaitu 17 responden (51,6%). Karakteristik

responden berdasarkan Paritas terbayak adalah responden primipara yaitu

18 responden (54,5%). Karakteristik responden berdasarkan usia saat

menikah terbanyak adalah responden usia < 20 tahun yaitu 24 responden

(72,7%).

3. Analisis Univariat

Pengetahuan ibu sebelum dan sesudah Promosi Kesehatan

menggunakan Media Lembar Balik


54

Perhitungan pengetahuan ditetapkan Menurut Arikunto dalam

Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu Baik : Hasil

presentase 76% – 100%, Cukup : Hasi presentase 56% - 75%, Kurang :

Hasil presentase <56%. Distribusi pengetahuan ibu tentang pemeriksaan

IVA di Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota Palu dapat dilihat pada tabel

4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA di


Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota Palu

Sebelum Diberikan Setelah Diberikan


Promosi kesehatan Promosi Kesehatan
Pengetahuan
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
(f) (%) (f) (%)
Baik 2 6,0 18 54,5
Cukup 22 66,7 14 42,4
Kurang 9 27,3 1 3,1
Jumlah 33 100 33 100
Sumber: Data Primer 2020

Berdasarkan Tabel 4.2 dari 33 responden, sebelum diberikan

Promosi Kesehatan pengetahuan cukup sebanyak 22 responden

(66,7%). Setelah diberikan Promosi Kesehatan pengetahuan baik

sebanyak 18 responden (54,5%).


55

4. Analisis Bivariat

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Promosi Kesehatan


menggunakan media lembar balik tentang pemeriksaan
IVA terhadap pengetahuan ibu di Posyandu Wilayah
Pustu Tipo Kota Palu

Kolmogorov- Shapiro-Wilk
Smirnov
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan pre test ,145 33 ,075 ,955 33 ,183
Pengetahuan post test ,202 33 ,081 ,919 33 ,117
Sumber: Data Primer 2020

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, diketahui nilai df (derajat

kebebasan) untuk kelompok pretest adalah 33 dan kelompok posttes

adalah 33 artinya jumlah sampel data untuk masing-masing kelompok

kurang dari 50, maka uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

teknik uji shapiro-wilk. Dapat dilihat dari uji shapiro-wilk dengan

masimg-masing nilai signifikan pretest dan posttes pengetahuan sebesar

0,183 dan 0,117 berarti 0,183 > 0,05 atau 0,117 > 0,05 yang berarti data

berdistribusi normal, sehingga uji perbandingan tingkat pengetahuan

sebelum dan sesudah promosi kesehatan menggunakan media lembar

balik terhadapa pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA yang

digunakan adalah uji paired sample t-test (uji t berpasangan).


56

Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Paired sample t-test Pengetahuan Ibu
tentang pemeriksaan IVA sebelum (pre test) dan sesudah
diberikan (post test) dengan promosi kesehatan menggunakan
media lembar balik.

Variabel N Mean Minimum Maximum SD t p


Pre 33 9,61 6 13 1,903
0,000
Post 33 12,33 8 15 1,652
Sumber: Data Primer 2020

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata

pengetahuan ibu sebelum diberikan promosi kesehatan adalah 9,61 dan

setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata pengetahuan ibu adalah 12,33

yang berarti ada perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah dilakukannya

promosi kesehatan pada ibu tentang pemeriksaan IVA di Posyandu

wilayah Pustu Tipo Kota Palu.

Berdasarkan hasil test statistic uji paired sample t-test (uji t

berpasangan) antara sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan

dengan media lembar balik terhadap pengetahuan ibu tentang

pemeriksaan IVA diperoleh P-value sebesar 0,000 (P < 0,05), karena

nilai P lebih kecil dari 0,05 dengan demikian hipotesis diterima, artinya

ada pengaruh promosi kesehatan memggunakan media lembar balik

berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA.


57

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan

menggunakan media lembar balik terhadapa pengetahuan ibu tentang

pemeriksaan IVA di Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota Palu. Sampel

penelitian ini ditentukan oleh peneliti sebelum dilakukan penelitian, teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu yang

didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,

berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya

dengan kreteria sampel sebagai berikut: Sudah mempunyai anak ≥1 dan

Umur 20-49 tahun. Sehingga didapatkan sampel berjumlah 33 orang.

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan pengambilan data di

register kunjungan posyandu menentukan sampel sesuai kreteria peneliti yaitu

mempunyai anak ≥ 1 dan usia 20-49 tahun berjumlah 33 responden,

kemudian kerjasama dengan bidan kelurahan dan kader posyandu untuk

pengumpulan responden sesuai waktu yang sudah disepakati peneliti dengan

responden. Kegiatan promosi kesehatan menggunakan media lembar balik

tentang pemeriksaan IVA di bagi dalam 3 kelas dengan waktu dan tempat

yang berbeda yang terdiri dari 11orang setiap kelas dan dilakukan selama ± 1

jam, peneliti memberikan waktu selama 15 menit untuk mengerjakan pretest,

kemudian diberikan promosi kesehatan menggunakan media lembar balik

tentang pemeriksaan IVA, deteksi dini kanker serviks, penyebab dan faktor

resiko kanker serviks selama 30 menit disertai dengan tanya jawab, kemudian

dilakukan posttest untuk mengetahui apakah promosi kesehatan dapat


58

mempengaruhi pengetahuan responden dengan menggunakan kuesioner yang

sama selama 15 menit. Kegiatan dilakukan sesaui dengan protokol

penanganan covid19 yaitu sebelum kegiatan ibu dianjurkan untuk mencuci

tangan, memakai masker dan jaga jarak.

a. Pengetahuan Ibu tentang Pemeriksaan IVA sebelum diberikan Promosi

Kesehatan Menggunakan Media Lembar Balik di Posyandu wilayah

Pustu Tipo Kota Palu

Hasil penelitian dengan analisis univariat yaitu untuk

mendeskripsikan variabel penelitian menunjukan karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan yang terbanyak adalah responden dengan

tingkat pendidikan Menengah SMA/SMK (51,6%), berdasarkan paritas

terbanyak yaitu responden primipara sebanyak ( 45,5 %) dan berdasarkan

usia saat menikah yaitu responden usia < 20 tahun sebanyak 24 ( 72,7%).

Berdasarkan hasil analisis univariat menunjukkan sebelum

diberikan promosi kesehatan menggunakan media lembar balik tentang

pemeriksaan IVA, deteksi dini kanker serviks, penyebab dan faktor

resiko kanker serviks (prettest). Hasil skor kuesioner sebelum diberikan

promosi kesehatan menggunakan media lembar balik (pretest) terdapat

(6,0%) responden yang berpengetahuan baik, pengetahuan cukup

(66,7%) dan yang berpengetahuan kurang (27,3%). Dari 16 pertanyaan

yang terdapat di kuesioner pertanyaan yang paling banyak dijawab salah

adalah pertanyaan No ,3,7,13.


59

Sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2012), yang menyatakan

pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (Overt Behavior). Dari pengalaman seseorang bahwa

perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Nursalam (2015) mengatakan semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang makin mudah untuk menerima informasi sehingga dengan

informasi yang banyak makin banyak pula pengetahuan yang akan

didapat.

Menurut asumsi peneliti, responden yang berpengetahuan cukup

sebagian besar berpendidikan dasar (SD,SMP),pengetahuab cukup

karena kurang terpapar informasi yang benar mengenai pemeriksaan

IVA.

b. Pengetahuan Ibu tentang Pemeriksaan IVA sesudah diberikan Promosi

Kesehatan Menggunakan Media Lembar Balik di Posyandu Wilayah

Posyandu Tipo Kota Palu

Hasil analisis bivariat, dari 33 responden, setelah diberikan

Promosi Kesehatan menggunakan media Lembar Balik terjadi

peningkatan pengetahuan sebanyak (48,5%), sehingga pengetahuan baik

(54,5%), pengetahuan cukup (42,4%) dan pengetahuan kurang (3,1%).

Hasil test statistik menunjukan hasil uji paired sample t-test (uji-t

berpasangan) diperoleh nilai Mean -2,727 dan nilai p 0,000 (P ≤ 0,05),


60

dengan demikian secara statistik ada pengaruh Promosi Kesehatan

Menggunakan Media Lembar Balik tentang pemeriksaan IVA terhadap

pengetahuan ibu di Posyandu Wilayah Pustu Tipo Kota Palu.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Ariani (2014) bahawa seseorang yang memiliki sumber informasi yang

lebih banyak akan memiliki penegtahuan yang lebih baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rusmiati

(2018) Promosi Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Niat untuk Deteksi

Dini pada Pekerja Seks Komersial dari 35 responden hasil penelitian

menunjukkan ada pengaruh promosi kesehatan terhadap peningkatan

pengetahuan setelah kegiatan promosi kesehatan dilakukan dan

perubahan signifikan dalam niat untuk melakukan deteksi dini kanker

serviks.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Amalina Wisolu 2019.

Efektifitas pendidikan kesehatan dengan media lembar balik terhadap

peningkatan pengetahuan dan motivasi wanita usia subur dalam

pemeriksaan IVAdi Puskesmas Jimbaran. Hasilnya pendidikan kesehatan

dengan media lembar balik efektif meningkatkan pengetahuan dan

motivasi dalam pemeriksaan IVA di Puskesmas Jimbaran. Sebelum

diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media lembar balik

sebanyak 21 responden (70%) berpengetahuan sedang dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media lembar balik 27

responden (90%) berpengetahuan tinggi.


61

Hasil penelitian ini sejalan dengan Karisma Lia 2016. Pengaruh

Promosi Kesehatan terhadap Pengetahuan Tentang Kanker Serviks dan

Partisipasi Wanita dalam Deteksi Dini Kanker Serviks. Promosi

kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks dan

partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks. Promosi

kesehatan menggunakan media film memberikan hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan leaflet.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Dewi, N.M., dkk (2013) di

Puskesmas Buleleng I menunjukan bahwa sebagian besar (28 orang atau

70%) mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah tentang pemeriksaan

IVA. Hal ini yang menyebabkan rendahnya keinginan perempuan untuk

melakukan deteksi dini kanker serviks.

Penelitian yang dilakukan oleh Silfia, Niluh Nita (2017) Hubungan

Karakteristik Pengetahuan dan Sikap dengan Pemeriksaan Inspeksi

Visual Asam Asetat (IVA) pada Ibu Pasanagan Usia Subur di Puskesmas

Talise. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

pemeriksaan IVA. Berdasarkan hasil analisis OR ibu PUS dengan

pengetahuan tinggi mempunyai pengaruh 3,571 kali lebih besar untuk

melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan ibu PUS dengan pengetahuan

rendah

Hasil penelitian ini sejalan dengan Chusniah Windi (2016),

pengaruh pendidikan kesehatan tentang IVA dan pap-smear terhadap

tingkat pengetahuan dan sikap wus melalui media leaflet berkalender


62

dalam upaya deteksi dini kanker serviks di wilayah kerja Puskesmas

Manahan Surakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada

perbedaan skor sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan baik

pengetahuan dan sikap wus dan ada perbedaan pengaruh pendidikan

kesehatan menggunakan metode ceramah + leafleat berkalender dengan

metode ceramah saja pada pengetahuan dan sikap WUS.

Menurut peneliti, responden yang berpengetahuan baik sebagian

besar berpendidikan SMA dan perguruan tinggi. Pendidikan yang

semakin tinggi membuat pola berpikir menjadi berkembang, sehingga

pemahaman tentang pemeriksaan IVA menjadi baik

c. Analisis Pengaruh Promosi Kesehatan Menggunakan Media Lembar

Balik terhadap Pengetahuan Ibu tentang Pemeriksaan IVA di Posyandu

Wilayah Pustu Tipo Kota Palu

Menurut peneliti setelah diberikan Promosi Kesehatan

menggunakan Media Lembar Balik pengetahuan responden mengalami

peningkatan pengetahuan yang sangat signifikan. Peningkatan ini terjadi

setelah responden memperoleh informasi dan responden sangat antusias

dalam mengikuti Promosi Kesehatan yang diberikan. Pemberian

informasi tentang pemeriksaan IVA didukung alat peraga berupa lembar

balik yang disertai gambar sehingga dapat memaksimalkan pemahaman

responden tentang pemeriksaan IVA. Penggunaan media dalam promosi

kesehatan mempunyai pengaruh untuk peningkatan pengetahuan,


63

sehingga diharapkan penggunaan media saat pelaksanaan promosi

kesehatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Wawan dan Dewi (2010)

pengetahuan adalah hasil penginderaan terhadap suatu objek tertentu,

penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indera yakni

penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan rabaan, sebagian besar

pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fridayanti Warni

(2016)Efektifitas promosi kesehatan terhadap perilaku IVA tes pada

wanita di Wilayah Puskemas Sukoharjo 1. Bahwa dari 48 responden

sebelum diberikan promosi kesehatan dengan menggunakan leafleat yang

melakukan deteksi dini kanker serviks melalui IVA tes sebanyak (20,8%)

dan sesudah diberi promosi kesehatan menggunakan leafleat yang

melakukan pemeriksaan IVA tes menjadi (37,5%). Ada peningkatan

(16,7%) sehingga ada pengaruh promosi kesehatan terhadap peningkatan

jumlah pemeriksaan IVA

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan penelitian

yang dengan keterbatasan tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil

penelitian. Keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Tempat promosi kesehatan dilakukan ditempat yang berbeda-beda

dengan situasi dan kenyamanan yang berbeda.


64

2) Waktu promosi kesehatan antara kelompok satu dengan yang lain

berbeda-beda sesuai jam yang ditentukan.

3) Umur responden pada setiap kelompok berbeda-beda sesuai responden

yang ditemui.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA sebelum diberikan promosi

kesehatan menggunakan media lembar balik hanya sebagian kecil yang

memiliki pengetahuan baik (6,0%).

2. Pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA sesudah diberikan promosi

kesehatan menggunakan media lembar balik sebagian besar memiliki

pengetahuan baik (54,5%).

3. Ada pengaruh promosi kesehatan menggunakan media lembar balik

terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA 48,5%).

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Tipo

Diharapkan bagi Bidan Puskesmas Tipo untuk membuat jadwal rutin

kegiatan Promosi kesehatan dengan jumlah peserta 5-7 orang

menggunakan Alat bantu seperti media lembar balik tentang Pemeriksaan

IVA kepada ibu-ibu pasangan usia subur

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan agar pihak institusi memberikan Mata kuliah Promosi

kesehatan dan memberikan pelatihan kepada mahasiswa menggunakan

media lembar balik tentang pemeriksaan IVA.

65
66

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan

penelitian ini, tidak hanya pada variabel pengetahuan tetapi dikembangkan

sampai variabel Partisipasi dan dukungan suami dengan menggunakan

media Audio visual.


67
68
DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, M. 2014. Precancerous Lesions of Cervixs. India : Jaypee Brothers


Medical Publishers (P) Ltd.
Amalina, Wisolu 2019. Efektifitas pendidikan kesehatan dengan media lembar
balik terhadap peningkatan pengetahuan dan motivasi wanita usia subur
dalam pemeriksaan IVA di Puskesmas Jimbaran. Program studi DIV
Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo.
Ariani. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan
Reproduksi. Nuhamedika. Yogyakarta
Bertiani, S., 2010. Cara Cerdas Menghadapi Kanker Serviks (Leher Rahim).
Jakarta : PT. Genius.
Bustreo, F., 2014. Comprehensive Cervical Cancer Cancer Control. Australia :
WHO.
Chusniah. 2016. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Iva dan Pap-smear
terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Wus melalui Media Leaflet
Berkalender dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di Wilayah Kerja
Puskesmas Manahan Surakarta. Skripsi. Naskah Publikasi. Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Depertemen Kesehatan RI., 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013,
(online), (http://www.depkes.go.id, diakses tanggal 5 Januari 2020).
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah.2017. Profil Keshatan Provinsi
Sulawesi Tengah. Tahun 2018. Sulteng.
---------------------------------------------------------.2018. Profil Kesehatan Proovinsi
Sulawesi Tengah. 2019. Sulteng
Dinas Kesehatan Kota Palu. 2017. Profil Kesehatan Kota Palu, Tahun 2018. Palu.
---------------------------------. 2018. Profil Kesehatan Kota Palu, Tahun 2019. Palu.
Efendi, F and Makhfudli, 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta ; Salemba Medika
Enterprise, J. 2011. Power Point 2010 untuk Public Speaking. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Ferianan, T. 2010. Pengaruh promosi Kesehatan tentang Kanker Serviks
terhadap Minat Pemeriksaan Iva pada Ibu PKK di Pedukuh Ngipik
Bumirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Naskah
Publikasi. Program Studi DIII Kebidanan Stikes Aisyiyah Yogyakarta.

69
Fridayanti. 2016. Efektifitas Promosi Kesehatan Terhadap Prilaku Iva Tes pada
Wanita di Wilayah Puskesmas Sukoharjo 1. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan
Kebidanan YLPP Purwokerto.
Handayani, Lestari, dkk. 2012. Menaklukan Kanker Serviks dan Kanker
Payudara dengan 3 terapi Alami. Jakarta : PT. Agrimedia Pustaka.
Hidayat, A, A, A. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Salemba Medika. Jakarta

Jurnal Ners dan Kebidanan. 2018. Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA).
Karisma Lia 2016. Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap Pengetahuan Tentang
Kankers Serviks dan Partisipasi Wanita dalam Deteksi Dini Kanker Serviks.
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Marat. Surakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman Teknis Pengendalian Kanker
Payudara dan Kanker serviks. Jakarta
--------------------------------. 2015. Pencegahan Kanker Payudara dan Kanker
Leher Rahim. Jakarta
----------------------------------.2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun (RISKESDAS).
Jakarta : Badan Litbang Kemenkes RI.
Maharsie, L., and Indarwati. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kanker
Serviks dengan Keikutsertaan Ibu Melakukan IVA Test di Kelurahan Jebres
Surakarta. Gaster, Vol. 9, No2- Agustus 2012. (online),
(http://jurnal.stikkesaisyiyah.ac.id/index.php/jkki/article/view/375,diakses
tanggal 15 januari 2020).
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka
Cipta.
-------------------- 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka cipta. Jakarta

-------------------- 2014. Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta.

Nursalam. 2015. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Ed.4. Salemba Medika.


Jakarta.

Nursalam. 2017. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Ed.4. Salemba Medika.


Jakarta.

Politeknik Kesehatan Palu, 2016. Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi D-IV
Kebidanan Jurusan Kebidanan Palu.
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kandungan. Edisi Empat. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rahma, R.A dan Prabandari, F. 2012. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi


Minat WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA di Desa Pangebatan Kec.
Karanglewas Kab. Bayumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan : Bidan Prada Vol. 3
No. 1. Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto.

Rahayu, D. S. 2015. Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks. SalembaMedika:Jakarta.

Rusmiati, 2018. Health Promotion toward Knowledge and Intention for Early
Detection of Cervical Cancer in Commercial sex workers. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional. 2018 ; 13 (2) 70-74 DOI 1021109/Kesmas.Diakses 26
Januari 2020

Rostia. 2012. Solusi Cerdas Mencegah dan Mengabati Kanker. Jakarta : PT


AgroMedia Pustaka.

Silfia, Niluh Nita. 2017. Hubungan Karakteristik Pengetahuan dan Sikap dengan
Pemeriksan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Ibu Pasanagan Usia
Subur di Puskesmas Talise. Vol. 1 No. 2 , 2017 (online)
(http://ejournal.binausadabali.ac.id/index.php/caring/article/view/8/94,
diakses tanggal 18 juni 2020)

Simamora, R. H.2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta :


ECGC

Siyoto, S. and Sodik, M. A, 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta :


Literasi Media Publishing

Sri, D., Suryani, N., & Murdani, P. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Sikap Wanita Usia Subur (WUS) Dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) Di Puskesmas Buleleng I. Vol. 1, No. 1, 2013. (online),
(http://jurnal.pasca.uns.ac.id, diakses tanggal 16 Juni 2020).

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed


Methods). Bandung: Alfabeta.

Sukmawati, 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Kanker Serviks


terhadap Peningkatan Motivasi untuk Mencegah Kanker Serviks. (online),
(http://dx.org/10.33846/ghs.v3i1.229, diakses 26 Januari 2020).

Susilana, and Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima.
Wawan dan Dewi. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku
Manusia. 2010. Nuhamedika

Wijaya, D. 2010. Pembunuh Ganas itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta :


Sinar Kejora

World Health Organization (WHO), ed. 2013. WHO Guidelines For Screening
And Treatment Of Precancerous Lesions For Cervical Cancer Prevention.
South Africa : WHO.

World Health Organization (WHO). Comprehensive Cervical Cancer Control


Aguide to Essential Practice, 2014. (online). (http://www.who.int, diakses
tanggal 12 desember 2019).

Yayasan Kanker Indonesia., 2012. Pemeriksaan Tes IVA. Jakarta : YKI.


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
Nama : Ni Putu Wahyuni
NIM : PO7124319097
Kelas : Alih Jenjang
Tempat Dan Tanggal Lahir : Tukadaya, 29 Mei 1987
Agama : Hindu
Alamat : Jl. Karana BTN Nusantara 2 Mamboro Blok B
No.12

B. Riwayat Pendidikan
1. Tamat Sekolah Dasar NO 4 Tukadaya Tahun 1999
2. Tamat Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Melaya Tahun 2002
3. Tamat Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Melaya Tahun 2005
4. Tamat D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu Tahun 2008
5. Mengikuti pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu jurusan
Kebidanan Prodi DIV Kebidanan Palu mulai tahun 2019
Blue Print Pengetahuan

No. Aspek Pengetahuan Uraian Nomor Soal Jumlah

1. Tahu Pengertian IVA 1 1

Faktor-faktor
yang
2. Memahami 4,5 2
mempengaruhi
kanker serviks

3. Apliksi Gejala klinis 6 1

Akibat kanker
4. Analisis 15 1
serviks

5. Sintesis Pengobatan 2,3,11,12,16 5

6. Evaluasi Pencegahan 7,8,9,10,13,14 6


Blue Print Media Lembar Balik

No. Aspek Media Lembar Balik

1. Pengertian kanker serviks

2. Cara untuk mengetahui Serviks sehat

3. Penyebab dan faktor resiko kanker serviks

4. Deteksi Kanker Serviks

5. Langkah- langkah pemeriksaan IVA

6. Hasil Pemeriksaan IVA ( Postif dan Negatif)

7 Konseling Krioterapi
JADWAL PROMOSI KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA
LEMBAR BALIK TENTANG PEMERIKSAAN IVA

Nama Mahasiswa : NI PUTU WAHYUNI

NIM : PO7124319097

D4 KEBIDANAN

NO Hari/ Tanggal Jam Jumlah Peserta

1 09.00 wita 11 orang

2 Selasa, 7 juli 2020 11.00 wita 11 orang

3 12.00 wita 11 orang

Jumlah 33 orang
DOKUMENTASI PROMOSI KESEHATAN MENGGUNAKAN
MEDIA LEMBAR BALIK TENTANG PEMERIKSAAN IVA
DI POSYANDU WILAYAH PUSTU TIPO
KOTA PALU

A. Kelas pertama tanggal 7 Juli 2020 jam 09.00 wita

B. Kelas ke dua tanggal 7Juli 2020 jam 11.00 wita


C. Kelas ke tiga tanggal 7 juli 2020 jam 12.00 wita

Anda mungkin juga menyukai