Anda di halaman 1dari 120

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN MEDIA

BUKU SAKU HYGIENE MENSTRUASI PADA SITUASI


BENCANA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA
PUTRI DI POSYANDU REMAJA DESA BANGGA
KECAMATAN DOLO SELATAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Pendidikan


Sarjana Terapan Kebidanan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palu

Oleh
A.A.Rindi
NIM. P07124318031

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2022
ii
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
KEBIDANAN PALU
A.A.Rindi, 2022. Efektivitas promosi kesehatan dengan media buku saku hygiene
menstruasi pada situasi bencana terhadap pengetahuan remaja putri di Desa
Bangga Kecamatan Dolo Selatan. Skripsi, Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu. Pembimbing (1) Siti Hadijah
Batjo (2) Taqwin.

ABSTRAK

(i-xiii + 73 Halaman + 5 Tabel + 3 Gambar + 5 Bab + 14 Lampiran)

Masalah menstruasi apabila tidak menjaga higienitas dengan baik dapat


berdampak pada kesehatan reproduksi khususnya pada situasi bencana. Menurut
data BPBD Kabupaten Sigi, 2021 Desa Bangga merupakan salah satu desa yang
rentan terjadi bencana salah satu bencana yang pernah terjadi yaitu benjir
bandang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas promosi
kesehatan dengan media buku saku hygiene menstruasi pada situasi bencana
terhadap pengetahuan remaja putri.
Jenis penelitian yaitu pre eksperimental design dengan one group pre-test and
post-test. Populasi pada penelitian ini adalah semua remaja putri usia 14-17 tahun
yang berada di Posyandu remaja Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan.
Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, dimana pengambilan sampel
didasarkan jumlah total populasi yang ada yaitu 27 responden. Kuisioner pada
penelitian ini adalah kuisioner pre-test dan post-test dimana jumlah pertanyaan
yaitu 20 pertanyaan. Pada penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon karena data
tidak terdistribusi normal.
Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh promosi kesehatan dengan media
buku saku tentang hygiene menstruasi pada situasi bencana, dari hasil uji
Wilcoxon yaitu di peroleh hasil ρ-value = 0,000 atau ρ = 0,000 <0,05.
Kesimpulan Promosi kesehatan dengan media buku saku tentang hygiene
menstruasi pada situasi bencana meningkatkan pengetahuan remaja putri di
Posyandu Remaja Desa Bangga Kec. Dolo Selatan, dimana rata-rata pengetahuan
remaja putri sebelum diberi promosi kesehatan 68,70 dan setelah diberikan
promosi kesehatan 87,04. Saran kepada pihak puskesmas diharapkan dapat
meningkatkan penyuluhan tentang hygiene menstruasi pada situasi bencana dan
persiapan yang perlu dilakukan remaja putri apabila menstruasi dalam situasi
bencana.

Kata Kunci : Buku Saku, Pengetahuan, Hygiene menstruasi.


Daftar Pustaka : 36 referensi, 11 buku 17 jurnal (2012-2021).

iv
HEALTH POLYTECHNIC MINISTRY OF HEALTH PALU
DEPARTMENT OF MIDWIFE GRADUATE STUDY PROGRAM OF APPLIED
MIDWIFE IN PALU

A.A. Rindi, 2022. The Effectiveness of Health Promotion with the Menstrual
Hygiene Pocket Books Media in Disaster Situation on the Knowledge of
Female Teenagers in Bangga Village, South Dolo Sub-District.
Undergraduate Thesis, Undergraduate Study Program of Applied
Midwifery Department of Midwifery Poltekkes Kemenkes Palu. Supervisors:
(1) Siti Hadijah Batjo (2) Taqwin.

ABSTRACT

(i-xiii + 73 Pages + 5 Tables + 3 Pictures + 5 Chapters + 14 Appendices)

Menstrual problems if they do not maintain good hygiene can have an impact
on reproductive health, especially in disaster situations. According to BPBD Sigi
District data, in 2021 Bangga Village is one of the villages that is prone to
disasters. One of the disasters that has ever happened is the flash flood. The
research aims to determine the effectiveness of health promotion with menstrual
hygiene pocket book media in disaster situations on the knowledge of female
teenagers.
This is pre-experimental research design with one group pre-test and post-
test. The population was all female teenagers aged 14-17 years who were in the
Youth Integrated Service Station in Bangga Village, South Dolo District. This
research uses a total sampling technique, where the sampling is based on the total
population, that was 27 respondents. The questionnaire was a pre-test and post-
test questionnaire where the number of questions was 20 questions. The Wilcoxon
test was used because the data were not normally distributed.
The results showed that there was an effect of health promotion with pocket
book media on menstrual hygiene in disaster situations, from the Wilcoxon test
results, it was obtained that -value = 0.000 or = 0.000 <0.05.
In conclusion, health promotion with pocket book media on menstrual hygiene
in disaster situation increases the knowledge of female teenagers at the Youth
Integrated Service Station in Bangga Village, South Dolo Sub-district, where the
average knowledge of female teenagers before being given health promotion was
68.70 and after being given health promotion was 87.04. Suggestions to the public
health center are expected to improve counseling about menstrual hygiene in
disaster situations and the preparations that need to be made by female teenagers
when menstruating in disaster situations.

Keywords: Pocket Book, Knowledge, Menstrual Hygiene.


Bibliography: 36 references, 11 books, 17 journals (2012-2021).

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti sembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih

dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya dengan judul “efektivitas promosi kesehatan dengan media buku

saku hygiene menstruasi pada situasi bencana terhadap pengetahuan remaja

putri di posyandu remaja Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan” untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Studi

Sarjana Terapan Kebidanan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan, dorongan, dan bantuan

keluarga peneliti. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan

terima kasih kepada orang tua peneliti, bapak A.A Putu Mertayasa dan ibu A.A

Putu Sutari, adik peneliti A.A.Tista, serta kakek dan nenek peneliti A.A Putu

Sujana dan A.A Putu Srinadi yang selalu memberikan semangat, motivasi,

nasehat serta doa yang tulus kepada peneliti sehingga menjadi semangat utama

peneliti dalam menyelesaikan pendidikan walaupun terdapat rintangan dan

hambatan yang kadang kala membuat peneliti ingin menyerah, namun tetap

bangkit bersemangat dan berusaha lagi.

Peneliti juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Nasrul, SKM., M. Kes, Direktur politeknik kesehatan kemenkes palu

2. Sumiaty, SST., MPH, ketua jurusan kebidanan politeknik kesehatan

kemenkes palu

vi
3. Muliani, S. Kep., Ns., M. Sc, ketua program studi sarjana terapan kebidanan

politeknik kesehatan kemenkes palu

4. Siti Hadijah Batjo,S.SiT.,MPH pembimbing I dan Taqwin,S.,Kep.,Ns.,M.Kes

pembimbimng II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk

memberikan arahan serta bimbingan proses penyusunan skripsi ini.

5. Gusman Arsyad,s.SiT.,M.Kes, penguji I, Febty Kuswanti,SST.,M.Keb,,

penguji II, dan Yuli Admasari,M.Tr.,Keb Penguji III yang telah banyak

memberikan masukan dan saran yang bermanfaat selama ujian.

6. Asrawati,ST.Keb.,M.Tr.Keb,sebagai pembimbing akademik yang telah

memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan selama mengikuti pendidikan

di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu.

7. Kepala Puskesmas Baluase Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi, yang

telah menandatangani dan mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian

di Wilayah Kerja Puskesmas Baluase yaitu di Desa Bangga.

8. Kepala Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi, yang telah

memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Desa Bangga.

9. Dosen dan staf jurusan kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu yang

telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama menempuh pendidikan.

10. Seluruh responden yang bersedia meluangkan waktu untuk berpartisipasi

sebagai sampel dlam penelitian ini.

11. Semua teman-teman mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Reguler

angkatan 2018 atas kebersamaan yang terjalin selama 4 tahun, yang selalu

vii
membantu dalam suka maupun duka, serta semua pihak yang telah membantu

hingga selesainya skripsi ini.

Palu,………………………..2022

A.A.Rindi

DAFTAR ISI

viii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI......................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR TABLE................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii

BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B.Rumusan Masalah.........................................................................................5
C.Tujuan Penelitian..........................................................................................5
D.Manfaat Penelitian........................................................................................6
E. Keaslian Penelitian.......................................................................................7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................13


A.Konsep Bencana..........................................................................................13
B.Konsep Remaja...........................................................................................19
C.Konsep Pengetahuan...................................................................................26
D.Konsep Higiene Mesntruasi........................................................................34
E. Konsep Promosi Kesehatan Dengan Media Buku Saku.............................39
F. Kerangka Pikir Penelitian...........................................................................44
H.Hipotesis Penelitian.....................................................................................46

BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................47


A.Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................................47
B.Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................48
C.Populasi dan Sampel...................................................................................48
D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.............................................49
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................50
F. Pengolahan Data.........................................................................................54
G. Analisis Data..............................................................................................55
H. Penyajian Data...........................................................................................56
I. Etika penelitian...........................................................................................56

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................59


A.Hasil Penelitian...........................................................................................59
B.Pembahasan.................................................................................................65
C.Keterbatasan Penelitian...............................................................................71

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................72


A.Kesimpulan.................................................................................................72
B.Saran............................................................................................................72

ix
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................67
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Buku Saku Higiene Menstruasi Pada Situasi Bencana......................34

x
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian..................................................................35

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian.............................................................36

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rumus Pre Experimen One Group Pre test-post test Design...............37

xi
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Remaja Putri Berdasarkan Umur Di Posyandu
Remaja Desa Bangga..........................................................................55
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Hygiene
Menstruasi Pada Situasi Bencana Sebelum Diberikan Promosi
Kesehatan Dengan Media Buku Saku Di Posyandu Remaja Desa
Bangga................................................................................................56
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Hygiene
Menstruasi Pada Situasi Bencana Setelah Diberikan Promosi
Kesehatan Degan Media Buku Saku Di Posyandu Remaja Desa
Bangga................................................................................................56
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Shapiro-Wilk..................................58
Tabel 4.5 Analisis Data Dengan Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pada Efektivitas
Promosi Kesehatan Dengan Media Buku Saku Hyginene Menstruasi
Pada Situasi Bencana Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Promosi Kesehatan Di Posyandu Remaja
Desa Bangga.......................................................................................58

DAFTAR LAMPIRAN

xii
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Awal

Lampran 2. Surat Balasan Pengambilan Data Awal

Lampiran 3. Surat Izin Meneliti

Lampiran 4. Surat Balasan Izin Meneliti

Lampiran 5. Surat Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran 6. SPS

Lampiran 7. Lembar permohonan menjadi responden

Lampiran 8. Informed Consent

Lampiran 9. Blue Print Kuisioner

Lampiran 10. Kuisioner Penelitian

Lampiran 11. Master Tabel

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 13. Jadwal Rencana Penelitian

Lampiran 14. Daftar Riwayat Hidup

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana merupakan suatu kejadian yang menyebabkan terganggunya

kehidupan dimana diakibatkan oleh faktor alam, faktor nonalam serta faktor

manusia sehingga menyebabkan terjadinya korban jiwa, kerusakan

lingkungan, kerugian harta benda serta dampak psikologis (BNPB 2020).

Bencana (disater) tidak lepas dari adanya korban jiwa, kehilangan tempat

tinggal dan harta benda, pengungsian, kemiskinan, serta kehilangan mata

pencaharian. Kegawatdaruratan bencana dapat menimbulkan akibat buruk

bagi kelompok rentan salah satunya yaitu perempuan (Bhattacharjee 2019).

Bencana juga tidak lepas dari timbulnya dampak terhadap kesehatan

reproduksi (Maknun et al, 2017).

Remaja putri adalah salah satu kelompok rentan apabila terjadi bencana.

Sekalipun sangat penting ternyata kesehatan reproduksi masih sering

terabaikan pada situasi krisis kesehatan (Sommer et al, 2017). Remaja di

Indonesia merupakan kelompok dengan skala yang besar sekaligus rawan

apabila terjadi masalah krisis kesehatan khususnya pada situasi bencana. Pada

situasi bencana pemenuhan kebutuhan kesehatan reproduksi remaja sering

terabaikan sehingga beresiko mengalami masalah kesehatan seperti masalah

kesehatan reproduksi, infeksi menular seksual (IMS) dan HIV (Kementerian

Kesehatan RI, 2017).

1
2

Masalah menstruasi merupakan suatu masalah yang sering dialami remaja

putri pada situasi bencana. Meskipun menstruasi merupakan hal yang normal,

tetapi pada kondisi bencana dapat menyebabkan masalah salah satunya yaitu

masalah kesehatan reproduksi apabila tidak diperhatikan dengan baik (Lupale

2015). Pada situasi darurat bencana, sebagian remaja putri mengalami

menstruasi secara bergantian, umumnya mereka takut dan malu karena tidak

mempunyai pembalut atau duk (Lita et al.,2020).

Masalah menstruasi apabila tidak menjaga higienitas dengan baik dapat

berdampak pada kesehatan reproduksi diantaranya penyakit infeksi saluran

kencing, infeksi saluran reproduksi dan iritasi pada kulit. Selain itu tidak

terdapat tempat untuk membuang limbah pembalut bekas pakai akan

membuat remaja putri untuk membuangnya di sembarang tempat, yang mana

bisa menyebabkan terjadinya resiko penularan bakteri (Kementerian

Kesehatan RI, 2017). Empat tantangan perempuan pada situasi bencana dan

pengungsian yaitu salah satunya minimnya ketersediaan pembalut,

ketersediaan pembalut selalu menjadi masalah di tempat-tempat pengungsian

karena pembalut belum menjadi prioritas utama bantuan. Sehingga

menyebabkan perempuan dan remaja putri terpaksa menggunakan pembalut

dari pakaian bekas sehingga mengandung banyak bakteri (Selma K, 2020).

Pada penelitian Suryati (2013) dengan judul gambaran kebutuhan dan

perilaku remaja putri pada waktu menstruasi pada situasi darurat bencana

ditemukan hasil bahwa kesehatan reproduksi khususnya bagi remaja putri

masih terabaikan. Hal ini dibuktikan dengan tidak terdapatnya kit bagi remaja
3

yang menstruasi, padahal sebesar 95,10% remaja putri terdampak gempa

membutuhkan duk atau pembalut, 55,24% membutuhkan celana dalam dan

19% membutuhkan obat-obatan, sehingga perilaku remaja putri yang

terdampak bencana menunjukan 45% malu untuk bertemu orang lain, 43%

takut bergerak/melakukan aktifitas, 34% duduk/tidur saja di tenda

pengungsian, 15% mengurung diri, dan 3,50% menangis saja karena

keterbatasan perasalatan sanitasi yang mereka butuhkan (Suryati 2013).

Masalah hygiene mestruasi pada situasi bencana dapat menyebabkan

akibat yang cukup serius, dimana kondisi dalam pengungsian belum cukup

optimal untuk memenuhi kebutuhan reproduksi serta sarana yang serba

terbatas. Sehingga remaja putri perlu dipersiapkan dengan pengetahuan yang

baik mengenai hygiene menstruasi. Pada penelitian Saputri L (2020),

didapatkan hasil rata-rata pengetahuan remaja putri tentang hygiene

menstruasi dalam situasi bencana sebelum diberikannya promosi kesehatan

yaitu 7,90 dan pengetahuan remaja putri setelah diberikannya promosi

kesehatan yaitu 9,37. Umur dan tingkat pendidikan juga mempengaruhi

pengetahuan seseorang dimana semakin tingggi tingkat pendidikan seseorang

maka semakin mudah untuk menerima informasi yang berkaitan dengan

pengetahuan (Nurmayani et al. 2020).

Remaja usia 14-17 tahun atau biasa disebut dengan remaja pertengahan

dimana pada fase ini perubahan-perubahan terjadi sangat pesat dan mencapai

puncaknya, pada fase ini remaja mulai mencari identitas diri, pola pemikiran

semakin logis (Diananda 2019). Kebutuhan pada remaja saat ini adalah
4

kebutuhan akan informasi yang berfungsi sebagai penunjang dan penambah

pengetahuan, melalui pengalaman dan informasi yang didapatkannya

sehingga mendorong remaja dapat menentukan sendiri keputusannya yang

menurutnya baik (Noerhappy 2015).

Penggunaan media dalam menyampaikan informasi akan membantu

memperjelas informasi yang diberikan, karena dapat lebih menarik, lebih

interaktif dan dapat mengatasi batas ruang, waktu dan panca indra (Wulansari

& Winarni 2021). Buku saku merupakan suatu media yang dapat digunakan

untuk menyampaikan informasi, buku saku yang didesain sederhana dengan

ukuran kecil mudah dibawa kemana-mana dan dilengkapi dengan gambar

yang menarik, serta terdapat materi yang ringan dan singkat diharapkan dapat

merangsang rasa ingin tahu individu dan diharapkan individu dengan mudah

mengerti dan memahami maksud dari informasi yang diberikan (Taamu et al,

2020).

Desa Bangga merupakan desa yang berada di kecamatan Dolo Selatan

yang merupakan Wilayah Kerja dari Puskesmas Baluase, dimana berdasarkan

data kejadian bencana Di Kabupaten Sigi Desa Bangga merupakan salah satu

desa yang rentan terjadi bencana dimana bencana yang pernah terjadi yaitu

banjir bandang (BPBD 2021). Berdasarkan data dari Puskesmas Baluase Desa

Bangga memiliki satu posyandu remaja yang merupakan posyandu

porcontohan di Wilayah kerja puskesmas Baluase dan Desa Bangga memiliki

jumlah remaja putri paling banyak yaitu 260 remaja putri. Sehingga

berdasarkan latar belakang diatas diperlukan penelitian untuk mengetahui


5

efektivitas promosi kesehatan dengan media buku saku hygiene menstruasi

pada situasi bencana terhadap pengetahuan remaja putri di Posyandu Remaja

Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu

apakah efektivitas promosi kesehatan dengan media buku saku hygiene

menstruasi pada situasi bencana efektif terhadap pengetahuan remaja putri di

Posyandu Remaja Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui efektivitas promosi kesehatan dengan media buku saku

hygiene menstruasi pada situasi bencana terhadap pengetahuan remaja

putri di Posyandu Remaja Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang hygiene

menstruasi sebelum diberikannya promosi kesehatan dengan media

buku saku.

b. Diketahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang hygiene

menstruasi sesudah diberikannya promosi kesehatan dengan media

buku saku.

c. diketahui efektivitas promosi kesehatan dengan media buku saku

hygiene menstruasi pada situasi bencana terhapat pengetahun remaja

putri.
6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

remaja putri secara umum dan mahasiswa Poltekkes palu secara khusus

tentang efektivitas promosi kesehatan dengan media buku saku hygiene

menstruasi pada situasi bencana terhadap pengetahuan remaja putri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Penelitian ini dapat dimanfaat sebagai referensi serta dapat

menambah wawasan bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu

khususnya mahasiswa kebidanan serta dapat meneruskan penelitian

dengan variabel-variabel lain yang terkait kebencanaan.

b. Bagi Puskesmas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan tindak

lanjut untuk memberikan intervensi mengenai hygiene menstruasi pada

remaja putri dalam menghadapi situasi bencana.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti selanjutnya

mengenai kebencanaan dan dapat menjadi referensi untuk melakukan

penelitian lebih lanjut.


7

E. Keaslian Penelitian

1. Nama : Lita Angelina Saputri, et al 2020

Judul : Efektivitas Penggunaan Buku Saku Higiene Menstruasi

dan Pencegahan Kekerasan dalam Situasi Bencana

Pada Remaja Putri

Variabel : Variabel dependent yaitu Pengetahuan Remaja Putri

tentang Higiene Menstruasi dalam Situasi Bencana,

dan Pengetahuan Remaja Putri tentang pencegahan

kekerasan dalam Situasi Bencana. Variabel

independent yaitu Penggunaan Buku Saku terhadap

Pengetahuan Remaja Putri tentang Hygiene

Menstruasi dalam Situasi Bencana, dan Penggunaan

Buku Saku terhadap Pengetahuan Remaja Putri

tentang Pencegahan Kekerasan dalam Situasi

Bencana.

Metode : Penelitian menggunakan metode pre eksperimen dengan

rancangan one group pre test dan post test design.

Sampel diambil dengan teknik proportionate random

sampling, analisis statistik dilakukan dengan

menggunakan Dependent T test dengan derajat

kepercayaan 95%.

Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh

penggunaan buku saku terhadap pengetahuan remaja


8

putri tentang higiene menstruasi dalam situasi

bencana, dengan nilai p<0,05. Rata-rata pengetahuan

remaja putri tentang higiene menstruasi dalam situasi

bencana sebelum intervensi adalah 7,90 dan

pencegahan kekerasan dalam situasi bencana sebelum

intervensi adalah 10,33. Rata-rata pengetahuan remaja

putri tentang higiene menstruasi setelah intervensi

adalah 9,37 dan pencegahan kekerasan dalam situasi

bencana setelah intervensi adalah 11,65. Diharapkan

buku saku ini dapat dimanfaatkan sekolah sebagai

media pendidikan bagi remaja putri dalam

meningkatkan kesiapsiagaan bencana khususnya

terkait kesehatan reproduksi.

Persamaan : Variabel dependent yaitu pengetahuan remaja putri

tentang hygiene menstruasi pada situasi bencana.

Metode penelitian yang digunakan yaitu pre

eksperimen dengan rancangan one group pre test dan

post test design.

Perbedaan : Variabel independent yaitu Penggunaan Buku Saku

terhadap Pengetahuan Remaja Putri tentang Hygiene

Menstruasi dalam Situasi Bencana. Sedangkan pada

penelitian ini yaitu promosi kesehatan dengan media

buku saku hygiene menstruasi pada situasi bencana.


9

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

proportionate random sampling sedangkan pada

penelitian ini menggunakan total sampling. Analisis

statistik dilakukan dengan menggunakan Dependent T

test dengan derajat kepercayaan 95% sedangkan pada

penelitian ini menggunakan analisis statistik uji

wilcoxon.

2. Nama : Suryati, 2013

Judul : Gambaran Kebutuhan Dan Perilaku Remaja Putri Pada

waktu Menstruasi dalam situasi darurat bencana di

sumatera barat.

Variabel : Kebutuhan Dan Perilaku Remaja Putri Pada waktu

Menstruasi dalam situasi darurat bencana di sumatera

barat.

Metode : Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif,

sampel diambil dengan teknik purposive, yaitu

disesuaikan dengan daerah terpilih. Analisis yang

digunakan adalah analisis univariat.

Hasil : Dari hasil penelitian ditemukan: 1) 73,43%responden

berurnur 13-19tahun. 2)95,10%membutuhkan

duk/softex,55,24% membutuhkan celana dalam, dan

19%obat-obatan. Bentuk perilaku responden karena

tidak tersedia Kit Remaja Putri adalah : malu untuk


10

bertemuorang lain45%, takut bergerak/melakukan

aktifrtas 43%, tidur/duduk saja di tenda pengungsian

34%, mengurung diri 15%, dan menangis saja 3,50%..

Persamaan : Analisis yang digunakan adalah analisis univariat.

Perbedaan : Variabel penelitian variabel tunggal yaitu Kebutuhan

Dan Perilaku Remaja Putri Pada waktu Menstruasi

dalam situasi darurat bencana di sumatera barat.

Sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel

dependent yaitu pengetahuan remaja putri tentang

hygiene menstruasi pada situasi bencana, dan variabel

independent yaitu promosi kesehatan dengan media

buku saku hygiene menstruasi pada situasi bencana.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode

penelitian kuantitatif dengan teknik pengambilan

sampel yaitu purposive, yaitu disesuaikan dengan

daerah terpilih, sedangkan pada pnelitian ini

menggunakan metode penelitian pre eksperimen

dengan teknik pengambilan sampel secara total

sampling.

3. Nama : Hidayati, 2017

Judul : Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Menstruasi Pada

Remaja Putri Terhadap Peningkatan Pengetahuan Sikap

Dan Hygiene Siswa Kelas VII Di SMP N 2 Bukittinggi


11

Variabel : Variabel dependent yaitu Pengetahuan Sikap Remaja

Putri Tentang Menstruasi dan Pengetahuan Hygiene

Remaja Putri Tentang Menstruasi. Variabel

Independent yaitu Promosi Kesehatan Tentang

Menstruasi Pada Remaja Putri Terhadap peningkatan

Pengetahuan Sikap.

Metode : Penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan

rancangan one group pre-post test design. Tekhnik

sampel yang digunakan adalah stratified sampling.

Analisis statistik yang digunakan yaitu analisis statistik

dengan uji wilcoxon

Hasil : Hasil penelitian ada pengaruh promosi kesehatan tentang

menstruasi pada remaja putri untuk meningkatkan sikap

pengetahuan siswa kelas VII di SMPN 2 Bukittinggi

tahun 2017 dengan p-value = 0,0001 (α = 0,05). Ada

pengaruh promosi kesehatan tentang menstruasi pada

remaja putri untuk meningkatkan pengetahuan siswa

kelas VII Kebersihan di SMPN 2 Bukittinggi 2017

dengan p-value = 0,0001. (α = 0,05).

Persamaan : Rancangan penelitian yang digunakan yaitu one group

pre-post test design. Analisis statistik yang digunakan

yaitu analisis statistik dengan uji wilcoxon.


12

Perbedaan : Variabel dependent yaitu Pengetahuan Sikap Remaja

Putri Tentang Menstruasi dan Pengetahuan Hygiene

Remaja Putri Tentang Menstruasi. Sedangkan pada

penelitian ini yaitu pengetahuan remaja putri tentang

hygiene menstruasi dalam situasi bencana. Variabel

Independent yaitu Promosi Kesehatan Tentang

Menstruasi Pada Remaja Putri Terhadap peningkatan

Pengetahuan Sikap. Sedangkan pada penelitian yaitu

promosi kesehatan dengan media buku saku hygiene

menstruasi dalam situasi bencana. Metode penelitian

yaitu quasi eksperimen dengan rancangan one group

pre-post test design. Sedangkan pada penelitian ini

menggunakan pre-eksperimen dengan rancangan one

grup pre-test and post-test. Tekhnik sampel yang

digunakan adalah stratified sampling. Sedangkan pada


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Bencana

1. Definisi Bencana

Definisi “bencana” berasal dari bahasa Inggris “disaster” yang berakar

dari kata Latin “disastro”. Disaster berasal dari gabungan dari kata DIS

yang berarti “negatif” dan ASTRO yang berati “bintang”(star). Posisi

bintang diyakini dapat mempengaruhi nasib manusia sehingga “disastro”

berarti “nasib kemalangan” atau “tidak beruntung” (unlucky) (Adiyoso

2018).

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor non alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak Psikologis

(BNPB 2020).

Bencana merupakan suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau

manusia yang dapat berdampak pada manusia, wilayah, atau suatu negara,

yang berdampak pada kerugian ekonomi, social, dan lingkungan. Kondisi

saat ini dampak bencana terus meningkat, hal ini dapat di identifikasikan

oleh berbagai faktor (Adiyoso 2018) yaitu:

a. Tingginya pertumbuhan penduduk di area rawan bencana, yaitu semakin

banyak penduduk yang tinggal pada zona rawan bencana

13
14

mengakibatkan semakin tingginya tingkat kerentanan terhadap bahaya.

b. Adanya perubahan penggunaan lahan atau alih fungsi lahan, yaitu area

hijau menjadi area terbangun, sehingga mengurangi daerah serapan.

c. Adanya konsentrasi penduduk pada suatu wilayah perkotaan, sehingga

berpotensi meningkatkan korban jiwa dan kerugian. Sebagai contoh,

area Provinsi DKI Jakarta yang merupakan provinsi padat penduduk

sehingga potensi beresiko terhadap suatu bahaya.

d. Adanya kondisi perubahan iklim, kondisi acaman perubahan iklim

global yang berdampak pada meningkatnya bahaya hidrometerologi.

e. Adanya perubahan kondisi ekonomi masyarakat yang menyebabkan

kesenjangan ekonomi, sehingga adanya perbedaan dalam kesiapan

dalam menghadapi bahaya.

f. Kondisi perbedaan ras, suku, agama, dan pendapat dalam politik

berdampak pada konflik social sehingga dapat mengakibatkan kerugian

yang berpengaruh terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana

alam.

g. Terdapat banyak properti pada area resiko terhadap bahaya, akan tetapi

rendahnya tindakan mitigasi dan kesiapsiagaan untuk meminimalisir

tingkat resiko.

2. Klasifikasi bencana

Bencana berdasarkan karakteristik dapat dikategorikan menjadi

beberapa jenis. Klasifikasi bencana menurut (Undang-undang No 24 tahun

2007) Tentang Penanggulangan Bencana, terdiri dari :


15

a. Bencana alam

Bencana alam merupakan suatu peristiwa yang mengakibatkan

kerusakan, kerugian, dan mengakibatkan korban jiwa yang berpotensi

utama disebabkan oleh factor dinamika alam atau suatu peristiwa yang

disebabkan adanya ketidak seimbangan alam yang dipacu oleh

aktivitas manusia. Contoh jenis bencana alam dapat diidentifikasi

berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,

angin topan, dan tanah longsor. Negara Indonesia rawan terhadap

bencana alam, hal ini disebabkan karena berdasarkan kondisi fisik

geologis Indonesia yaitu merupakan zona pertemuan tiga lempeng

dunia, yaitu lempeng Hindia-Austrlia yang bergerak ke utara, lempeng

Eurasia yang bergerak ke selatan, dan lempeng pasifik yang bergerak

dari timur ke barat. Selain itu, mayoritas wilayah Indonesia berada

zona jalur pegunungan aktif dunia yaitu sirku pasifik meliputi wilayah

Pulau Sulawesi bagian utara dan sebagaian Maluku utara, dan sirku

Mediterania yang terdiri dari inner arc (busur dalam yang masih aktif).

Wilayah inner arc merupakan area gunung api pada zona bagian

daratan pulau Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara. Flores,

dan sebagian pulau sulawesi yang berakhir pada laut Banda. Outer arc

yang meliputi kepulauan bagian barat pulau Sumatera dan Kepulauan

Nusa Tenggara. Selain itu, Indonesia juga merupakan Negara yang

dilalui oleh cincin api dunia, sehingga Indonesia memiliki banyak

gunung api aktif yang berpotensi terjadi fenomena gempa vulkanik dan
16

erupsi gunung api. Selanjutnya, berdasarkan kondisi astronomis,

Indonesia berada pada lintang rendah, kondisi ini mengakibatkan

Indonesia memiliki iklim tropis yang berpotensi terhadap bencana

hidrometerologi. Selain itu, menurut kondisi geografis, Indonesia

terletak pada posisi diantara dua benua dan dua samudra sehingga

dilintasi oleh angin musim dengan udara yang lembab.

b. Bencana non alam

Bencana nonalam merupakan suatu fenomena bencana yang terjadi

karena faktor non alam, hal ini disebabkan karena adanya kegagalan

pada teknologi, kecelakaan industry, kegagalan aktivitas modernasi,

epidemi dan wabah penyakit. Selain itu, Bencana gagal teknologi

merupakan suatu fenomena bencana akibat adanya kesalahan desain,

pengoprasian, kelalaian, dan kesenjangan manusia dalam penggunaan

teknologi. Kejadian nonalam dapat teridentifikasi berupa kegagalan

teknologi di Indonesia berupa luapan lupur lapindo di Sidoarjo Jawa

Timur, yang disebabkan oleh kegiatan pengeboran eksploitasi gas.

Sedangkan, untuk epidemic dan wabah penyakit Indonesia sebagai

wilayah tropis mengalami berbagai kejadian epidemic dan wabah

penyakit, sebagai contoh : demam berdarah, flu burung, flu babi dan

kondisi saat ini Indonesia sedang darurat covid-19. Covid-19 atau

Coronavirus DiseaseI 2019 per tanggal 21 Februari 2021

mengakibatkan korban jiwa berjumlah 34.489 orang dan kasus positif

1.278.653 orang.
17

c. Bencana Sosial

Bencana sosial merupakan suatu fenomena bencana yang terjadi

disuatu wilayah, karena disebabkan oleh hubungan aktivitas antar

manusia yang mengakibatkan suatu kerusakan, dan ketidaknyamanan

dalam kehidupan seperti: adanya konflik anatar social dan terorisme.

Kondisi Negara Indonesia dengan 1.340 suku bangsa mengakibatkan

perbedaan budaya, kebiasaan, dan lainnya. Hal ini berpotensi

mengakibatkan Indonesia rawan terhadap bencana social yaitu konflik

social. Menurut Sumartias & Rahmat, (2013) salah satu bentuk

bencana social merupakan adanya konflik antar masyarakat diberapa

wilayah Indonesia, dan menimbulkan terjadinya konflik berdarah

seperti: konflik antarumat beragama di kuningan, Pandeglang,

tasikmalaya, Bekasi, dan Tanggerang.

Geografi kebencanaan merupakan analisis kebencanaan yang

menekankan pada analisis keruangan, konsep regional, konsep ekologi,

dalam melakukan mitigasi bencana. Konsep keruangan merupakan

penting dalam melakukan mitigasi bencana, melalui kajian pemetaan

kerawanan, bahaya, kerentanan, kapasitas, dan resiko. Konsep regional

merupakan konsep tata ruang berbasis bencana, yang mengatur

pemanfaatan penggunaan lahan sesuai fungsi dan kapasitas lahan. Hal ini

tertuang dalam dokumen rencana pola ruang pada Rencana Tata Ruang

wilayah (RTRW). Konsep ekologi merupakan mengkaji lingkungan fisik,

budaya dan buatan sebagai elemen beresiko yang berpotensi terdampak


18

bencana. Menurut BNPB (2012), secara umum Indonesia memiliki

ancaman terhadap 13 jenis bencana baik alam, nonalam, dan sosial

berupa : gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, letusan gunung api,

gelombang ekstrem dan abrasi, cuaca ekstrem, kekeringan, kebakaran

hutan dan lahan gambut, kebakaran gedung dan pemukiman, epidemic

dan wabah penyakit, kegagalan teknologi dan konflik sosial (Dahlia &

Siti, 2021).

Menurut Veenema (2012) bencana ada dua kategori yaitu bencana

alam (yang disebabkan oleh kekuatan alam atau lingkungannya) dan

bauatan manusia. WHO mendefinisikan bencana alam merupakan

gangguan atau ancaman ekologis yang melebihi keampuan komunitas

yang terkena bencana. Bencana alam yang terjadi seperti gempa bumi,

tornado, banjir, angin topan, letusan gunung berapi, badai es, tsunami,

dan fenomena geologi atau meteorologi lainnya. Bencana alam juga

merupakan konsekuensi persinggungan antar bahaya alam dengan

aktivitas manusia. Bencana buatan manusia merupakan bencana yang

penyebab utamanya adalah tindakan manusia yang dapat diidentifikasi,

disengaja, atau tidak. Contohnya terorisme biologi, biokimia, peristiwa

radiologi (nuklir), tumpahan bahan kimia, ledakan, kecelakaan

transportasi, kebakaran, konflik bersenjata, dan perang (Adventiva et

al,2021).
19

Bencana yang disebabkan oleh manusia juga terdiri dari tiga kategori

besar yaitu :

a. Keadaan darurat yang kompleks, yaitu situasi di mana populasi

menderita sebagai korban akibat dari perang, perselisihan sipil, atau

konflik politik lainnya. Beberapa bencana juga terjadi akibat

kombinasi kekuatan seperti kekeringan, kelaparan, penyakit, dan

kerusuhan politik yang membuat benyak orang mengungsi dari

tempat tinggal mereka.

b. Bencana teknologi, merupakan sejumlah besar orang, properti dan

infastruktur komunitas dan kesejahteraan ekonomi yang secara

langsung mengalami kerugian akibat kecelakaan industri besar,

pelepasan energi nuklir yang tidak direncanakan, kebakaran atau

ledakan zat yang berbahaya seperti bahan bakar, bahan kimia, bahan

nuklir.

c. Bencana yang tidak disebabkan bencana alam tetapi terjadi di

permukiman manusia, yaitu bencana dapat dikategorikan

berdasarkan kejadian, dampak, dan durasinya. Misalnya gempa bumi

dan tornado merupakan bencana yang terjadi dengan cepat, durasi

yang singkat, tetapi dapat berdampak tiba-tiba kepada komunitas.

B. Konsep Remaja

1. Definisi Remaja

Menurut WHO (World Health Organization) masa remaja adalah fase

kehidupan antara masa kanak-kanak dan dewasa, dari usia 10 hingga 19


20

tahun. Fase ini adalah tahap perkembangan manusia yang unik dan waktu

yang penting untuk meletakkan dasar kehidupan yang baik (WHO 2014).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,

remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentan usia

remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah (Kementerian Kesehatan

RI, 2017).

2. Ciri-ciri Remaja

Seperti halnya pada semua periode yang penting, sela rentang masa

kehidupan masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang

membedakannya dengan periode sebelumnya dan sesudahnya . Berbagai

ciri yang menjadi kekhususan remaja menurut (Saputro 2018) yaitu :

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka

panjang tetaplah penting. Perkembangan fisik yang begitu cepat

disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada masa

awal remaja. Semua perkembangan ini menimbulkan perlunya

penyesuaian mental serta perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat

baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak bukan juga orang

dewasa. Kalau remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan diajari

untuk bertindak sesuai dengan umurnya. Kalau remaja berusahan


21

berperilaku sebagaimana orang dewasa, remaja seringkali dituduh

terlalu besar ukurannya dan dimarahi karena mencoba bertindak seperti

orang dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga

menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk

mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku,

nilai, dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja

sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja,

ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan

sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun, maka

perubahan sikap dan perilaku juga menurun.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode perkembangan mempunyai masalahnya sendiri-

sendiri, namum masalah masa remaja sering menjadi persoalan yang

sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Ketidak

mampuan mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara

yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa

penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri terhadap

kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan.

Lambat laun mereka mulai mendambakan indentitas diri dan tidak


22

puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal,

seperti sebelumnya. Status remaja yang mendua ini menimbulkan

suatu dilema yang menyebabkan remaja mengalami “krisis identitas”

atau masalah-masalah identitas-ego pada remaja.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan stereotip budaya bahwa remaja suka berbuat semuanya

sendiri atau “semau gue”, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung

berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus

membimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang takut

bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku

remaja yang normal.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Masa remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamata

berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain

sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagai adanya, terlebih

dalam hal harapan dan cita-cita. Harapan dan cita-cita yang tidak

realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga

dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang

merupakan ciri dari awal masa remaja. Remaja akan sakit hati atau

kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak

berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkannya sendiri.


23

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja

menjadi gelisah untuk meninggalkan sterotip belasan tahun dan untuk

memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian

dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh

karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang

dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman

keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks

bebas yang cukup meresahkan. Mereka menganggap bahwa perilaku

yang seperti ini akan memberikan citra yang sesuai dengan yang

diharapkan mereka.

3. Tahap Perkembangan Remaja

Tiga fase utama pada remaja berdasarkan tahap perkembangan usianya

(Diananda 2019) yaitu :

a. Masa remaja awal (usia 10-13 tahun)

Fase remaja awal terjadi rentang usia 10-13 tahun. Pada masa ini,

anak tumbuh lebih cepat dan mengalami tahap awal puberty. Anak

mulai memperhatikan munculnya rambut ketiak dan kemaluan,

pertubuhan payudara, keputihan, mulai menstruasi atau mimpi basah

dan testis yang membesar.

Anak juga mulai sadar mengenai penampilannya sehingga lebih

memperhatikan hal tersebut. Ia juga akan mulai merasa memerlukan


24

privasi sehingga membuatnya senang menyendiri dari keluarga.

Biasanya, perubahan ini terjadi lebih dulu pada anak perempuan.

b. Masa remaja pertengahan (usia 14-17 tahun)

Dalam masa remaja ini, pertumbuhan remaja laki-laki mulai

berjalan cepat. Tubuhnya akan semakin tinggi dan berat, otot semakin

besar, dada dan bahu semakin lebar, alat vital semakin besar, suara

menjadi lebih pecah, muncul jerawat, kumis, hingga jambang. Pada

anak perempuan, pinggang, panggul dan bokong akan mulai

membesar, alat reproduksi yang berkembang, bertambahnya produksi

keringat, hingga menstruasi yang teratur.

Remaja pada masa ini umumnya sudah dapat berpikir dengan

logika meski kerap didorong oleh pasangannya. Ia mulai tertarik

dengan hubungan romantis (pacaran). Terkadang, sifat sensitifnya

membuat ia lebih benyak bertengkar dengan orang tua. Selain itu, ia

juga semakin lebih senang mengahabiskan waktu dengan teman.

c. Masa remaja akhir atau dewasa muda (usia 18-24 tahun)

Pada masa remaja akhir, fisik anak telah sepenuhnya berkembang.

Dalam masa ini, perubahan lebih banyak terjadi dalam dirinya. Ia

mulai bisa mengendalikan dorongan emosional yang muncul,

merencanakan masa depan, dan memikirkan kosekuensi yang akan ia

hadapi jika melakukan perbuatan yang tidak baik. Ia juga mulai

memahami apa yang diinginkannya dan bisa mengatur diri sendiri,


25

tanpa mengikuti kehendak orang lain. Kestabilan dan kemandirian ini

umumnya didapatkan oleh anak pada masa remaja akhir.

4. Remaja dalam situasi krisis kesehatan

Pada situasi krisis kesehatan, remaja rentan mengalami kekerasan,

kemiskinan, terpisah dari keluarga, kekerasan seksual, eksploitasi serta

resiko lainnya yang dapat berpengaruh kepada kesehatan reproduksi

remaja. Namun disisi lain, tidak sedikit remaja yang mudah beradaptasi,

penuh ide dan energik. Dalam situasi krisis kesehatan, remaja dapat

mendukung satu sama lain melalui berbagai kegiatan seperti konseling,

pendidikan dan pembinaan konselor sebaya serta berperan aktif dalam

kegiatan komunitas, seperti menjadi relawan untuk membantu penyediaan

layanan kesehatan, memberikan perawatan kepada yang lebih

membutuhkan dan memperluas akses terhadap layanan kesehatan

reproduksi untuk teman sebaya di lingkungan sekitarnya (Kementerian

Kesehatan RI, 2017).

Penerapan PPAM kesehatan reproduksi remaja dalam situasi krisis

kesehatan menjadi penting (Kementerian Kesehatan RI, 2017) yaitu :

a. Memastikan penyediaan layanan kesehatan reproduksi dalam situasi

yang ramah remaja dan menciptakan suatu lingkungan dimana remaja

dapat berkembang dan bertahan untuk hidup meski banyak tantangan

yang akan dicapai.

b. Melakukan penilaian kebutuhan remaja hingga layanan yang sesuai.


26

c. Melibatkan remaja dalam mengimplementasikan PPAM kesehatan

reproduksi remaja.

Kegiatan diatas dapat mengurangi resiko yang dihadapi dalam situasi

bencana, dengan tetap memperioritaskan kepada beberapa kelompok yang

rentan dalam situasi krisis kesehatan seperti remaja umur 10-16 tahun,

remaja perempuan, remaja yang sudah menjadi ibu atau menikah muda,

anak yatim piatu, remaja dengan ODHA, remaja korban/penyintas

kekerasan seksual, remaja penyandang disabilitas dan remaja yang

termasuk kelompok yang terpinggirkan lainnya.

C. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan sebagai

konstruksi kognitf seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun

lingkungan. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus

menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena

adanya pemahaman-pemahaman baru (Budiman & Riyanto, 2013).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Budiman &

Riyanto, 2013) yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Makin
27

tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaliknya seseorang dengan tingkat pendidikan rendah

akan menghambat sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan

nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

2) Umur

Bertambahnya usia seseorang akan terjadi perubahan pada subjek

psikis dan psikologis (mental). Perubahan fisik secara garis besar ada

empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan

proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Hal ini

terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan

mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

3) Pengalamam

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan

pengelaman yang tidak baik seseorang akan berusaha untuk

melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut

menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang

membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

4) Kebudayaan

Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah

mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka


28

sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu

menjaga kebersihan lingkungan.

5) Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat

seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

3. Tingkatan pengetahuan

Secara garis besar terdapat 6 tingkat pengetahuan (Notoatmojo,2015),

yaitu:

a. Tahu (know)

Pengetahuan yang dimiliki baru sebatas berupa mengingat kembali

apa yang telah dipelajari sebelumnya, sehingga tingkatan pengetahuan

pada tahap ini merupakan tingkatan yang paling rendah. kemampuan

pengetahuan pada tingkatan ini adalah seperti menguraikan,

menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan. Contoh tahapan ini antara

lain, menyebutkan definisi pengetahuan, menyebutkan definisi rekam

medis, atau menguraikan tanda dan gejala penyakit.

b. Memahami (comprehension)

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini dapat diartikan sebagai

suatu kemampuan menjelaskan tentang objek atau sesuatu dengan

benar. Seseorang yang telah faham tentang pelajaran atau materi yang

telah diberikan dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan

menginterpretasikan objek atau sesuatu yang telah dipelajarinya


29

tersebut. Contoh dapat menjelaskan tentang pentingnya dokumen

rekam medis.

c. Aplikasi (application)

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini yaitu dapat

mengaplikasikan atau menerapkan materi yang telah dipelajarinya

pada situasi kondisi nyata atau sebenarnya. Misalnya melakukan

assembling (merakit) dokumen rekam medis atau melakukan kegiatan

pelayanan pendaftaran.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek kedalam

komponen-komponen yang ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis yang dimiliki seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

memisahkan dan mengelompokkan, membedakan atau

membandingkan. Contoh tahap ini adalah menganalisis dan

membandingkan kelengkapan dokumen rekam medis menurut metode

Huffman dan metode Hatta.

e. Sintesis (synthesis)

Pengetahuan yang dimiliki adalah kemampuan seseorang dalam

mengaitkan berbagai elemen atau unsur pengetahuan yang ada menjadi

suatu pola baru yang lebih menyeluruh. Kemampuan sintesis ini

seperti menyusun, merencanakan, mengkategorikan, mendesain, dan

menciptakan. Contohnya membuat desain form rekam medis dan

menyusun alur rawat jalan atau rawat inap.


30

f. Evaluasi (evaluation)

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini berupa kemampuan

untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu meteri atau

objek. Evaluasi dapat digambarkan sebagai proses merencanakan,

memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan

untuk membuat alternatif keputusan. Tahap pengetahuan tersebut

menggambarkan tingkatan pengetahuan yang dimiliki seseorang

setelah melalui berbagai proses seperti mencari, bertanya, mempelajari

atau berdasarkan pengalaman.

4. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2015), membagi ke dalam 2 bagian besar cara

untuk meperoleh pengetahuan yaitu:

a. Cara Non Ilmiah atau Tradisional

Cara yang biasa dilakukan oleh manusia saat sebelum ditemukan

cara dengan metode ilmiah. Cara ini dilakukan oleh manusia pada

zaman dulu dalam rangka memecahkan masalah termasuk dalam

menemukan teori atau pengetahuan baru. Cara-cara tersebut yaitu

melalui:

1) Cara Coba Salah (Trial And Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan lain.

Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali


31

dengan kemungkinan ketiga dan apabila kemungkinan ketiga gagal

dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah

tersebut dapat terpecahkan itulah sebabnya maka cara ini disebut

trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba – salah/

coba- coba.

2) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi dikarenakan tidak

sengaja oleh orang yang bersangkutan.

3) Cara Kekuasaan Atau Otoritas

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak, kebiasaan ini

biasanya diwariskan secara turun-temurun. Sumber pengetahuan

dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal.

Para pemegang otoritas prinsipnya adalah orang lain menerima

pendapat yang dikemukakan oleh yang mempunyai otoritas tanpa

terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan perasaannya sendiri.

4) Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru terbaik, demikian bunyi pepatah yang

mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber

pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman


32

pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan.

5) Cara Akal Sehat (common sense)

Akal sehat terkadang dapat menemukan suatu teori atau

kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, orang tua pada

zaman dahulu menggunakan cara hukuman fisik agar anaknya mau

menuruti nasihat dari orang tuanya. Ternyata cara ini berkembang

menjadi teori, bahwa hukuman adalah metode bagi pendidikan

anak.

6) Kebenaran Melalui Wahyu

Ajaran adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan.

Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama

yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional

atau tidak.

7) Kebenaran Secara Intuitif

Kebenaran ini secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

melalui proses diluar kesadaran tanpa melalui proses penalaran atau

berpikir.

8) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia cara

berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan


33

manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi

maupun deduksi.

9) Induksi dan Deduksi

Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan

pemikiran secara tidak langsung melalui penyataan yang

dikemukakan, lalu dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu

kesimpulan. Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang

dimulai dari pernyataan khusus ke pernyataan umum. Kemudian,

disimpulkan ke dalam konsep yang memungkinkan seseorang untuk

memahami suatu gejala. Sedangkan, deduksi adalah pembuatan

kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke pernyataan

khusus.

b. Cara Ilmiah atau Modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi

penelitian (research methodology). Kemudian diadakan penggabungan

antara proses berpikir deduktif, induktif, dan verifikatif, akhirnya lahir

suatu cara melakukan penelitian yang dikenal dengan metode penelitian

ilmuah (scientific research method).

5. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan teknik wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari
34

subjek penelitian kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita

ukur dapat disesuaikan dengan tingkat domainnya.

Artikulo (2006) dalam Budiman & Riyanto (2013), membuat kategori

tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkat yang didasarkan pada

nilai persentase yaitu sebagai berikut.

a. Baik, apabila responden menjawab benar 76%-100% dari seluruh

pertanyaan.

b. Cukup, apabila responden menjawab benar 56%-75% dari seluruh

pertanyaan.

c. Kurang, apabila responden menjawab benar < 56% dari seluruh

pertanyaan.

D. Konsep Higiene Mesntruasi

1. Pengertian Menstruasi

Menstruasi adalah proses peluruhan sel telur yang tidak dibuahi

bersama dengan darah dan lapisan dinding rahim sebagai bagian dari

siklus reproduksi perempuan. Menstruasi adalah hal yang normal dan

menandakan kondisi perempuan sehat dan berkembang. Menstruasi adalah

tanda anak perempuan menjadi dewasa dan biasanya mulai terjadi pada

usia 10-14 tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

2. Pengertian Higiene Menstruasi

Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) adalah pengelolaan

kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi.

Perempuan harus dapat menggunakan pembalut yang bersih, dapat diganti


35

sesering mungkin selama periode menstruasi dan memiliki akses untuk

pembuangannya, serta dapat mengakses toilet, sabun dan air untuk

membersihkan diri dalam kondisi nyaman dengan privasi yang terjaga

(Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Dalam situasi darurat bencana, sebagian besar dari remaja putri

mengalami menstruasi atau haid secara bergantian, umumnya mereka

panik dan juga malu karena tidak mempunyai pembalut wanita atau duk.

Diantara mereka ada yang mengalami nyeri haid, ada yang mengalami

perdarahan hebat dan lain-lain (Lita.A et al,2020). Setiap harinya

perempuan dan anak perempuan menghadapi sejumlah tantangan dalam

mengelola kebersihan menstruasi mereka. Dalam konteks kemanusiaan,

tantangan-tantangan ini terutama yang berkaitan dengan martabat, akses,

partisipasi dan keselamatan. Tantangan-tantangan utama yang dihadapi

oleh perempuan dalam keadaan darurat menurut (Federasi Internasional

Palang Merah 2019) adalah :

a. Kurangnya bahan-bahan sanitasi, termasuk pakaian dalam

b. Kurangnya akses jamban, fasilitas mandi, tempat menjemur dan

mekanisme pembuangan limbah yang bersifat pribadi, aman dan layak.

c. Kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai menstruasi (terutama

remaja perempuan) serta bagaimana cara menggunakan bahan-bahan

sanitasi (termasuk pakaian dalam)

d. Hilangnya privasi dan martabat secara signifikan (terutama dalam

situasi penuh sesak, penampungan sementara dan saat transit)


36

e. Tabu dan larangan budaya yang dapat berdampak pada akses ke

layanan dan kehidupan sehari-hari.

3. Dampak jika kebersihan menstruasi tidak dikelola dengan baik

Ada beberapa dampak yang dapat disebabkan karena tidak mengelola

kebersihan menstruasi dengan baik menurut (Kementerian Kesehatan RI,

2017), yaitu :

a. Dampak terhadap kesehatan

Menjaga kebersihan tubuh pada saat menstruasi dengan mengganti

pembalut sesering mungkin dan membersihkan vagina dan sekitarnya

dari darah akan mencegah perempuan dari penyakit infeksi saluran

kencing, infeksi saluran reproduksi dan iritasi pada kulit.

b. Dampak terhadap pendidikan

Penelitian UNICEF di Indonesia pada tahun 2015 menemukan

fakta 1 dari 6 anak perempuan terpaksa tidak masuk sekolah selama

satu hari atau lebih, pada saat menstruasi. Ketidak hadiran siswi di

sekolah membuat mereka ketinggalan pelajaran. Beberapa alasan

mengapa siswi membolos pada saat menstruasi adalah: nyeri haid,

sekolah tidak menyediakan obat pereda nyeri, jamban yang tidak

layak, tidak tersedianya air untuk membersihkan rok dari noda, tidak

tersedianya pembalut, tidak tersedianya tempat sampah dan pembukus

untuk membuang pembalut bekas pakai, perlakuan siswa laki-laki yang

terkadang mengejek siswi yang sedang menstruasi serta tabu dan

stigma yang membatasi aktivitas siswi perempuan, misalnya olahraga.


37

c. Dampak terhadap partisipasi sosial

Banyak kepercayaan dan kebiasaan masyarakat yang membuat

perempuan membatasi aktivitasnya. Akibatnya kaum perempuan

kehilangan kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial.

d. Dampak terhadap lingkungan

Tidak tersedianya tempat untuk membuang pembalut bekas pakai

akan mendorong remaja perempuan untuk membuangnya di

sembarang tempat.

Menurut (Federasi Internasional Palang Merah 2019) terdapat

sejumlah resiko bagi perempuan dan anak perempuan apabila kebutuhan

kebersihan menstruasi mereka tidak diatasi secara memadai dalam konteks

kemanusiaan:

a. Perempuan dan anak perempuan yang tidak memiliki pilihan dapat

terpaksa menggunakan kain tua, kotor atau lembab untuk menyerap

aliran menstruasi mereka, yang akan mengakibatkan iritasi dan/atau

infeksi.

b. Apabila perempuan dan anak perempuan harus menunggu sampai

gelap untuk menggunakan jamban atau menemukan privasi demi

mengganti/membuang bahan-bahan sanitasi mereka di malam hari,

mereka beresiko terkena kekerasan seksual dan berbasis gender

(SGBV)

c. Perempuan dan anak perempuan dapat berada pada kondisi dimana

pergerakan mereka sangat dibatasi dan dipaksa untuk tetap berada di


38

rumah atau dalam penampungan selagi mereka sedang haid. Mereka

dapat mengalami kesulitan untuk mengambil distribusi air, mengakses

layanan kesehatan atau bekerja. Anak perempuan tidak akan masuk

sekolah selama masa menstruasi apabila mereka tidak mendapatkan

fasilitas serta perlengkapan sanitasi yang layak dan bersifat pribadi.

d. Kegelisahan dan rasa malu akibat kebocorannya darah, serta

ketidaknyamanan yang terkait dengan menstruasi.

4. Mengelola menstruasi secara bersih dan sehat menurut (Kementerian

Kesehatan RI, 2017) yaitu :

a. Pada saat menstruasi, pakailah pembalut untuk menampung darah yang

keluar dari vagina.

b. Pembalut yang digunakan bisa berupa pembalut sekali pakai (tidak

dapat digunakan kembali dan harus dibuang setelah digunakan) dan

pembalut pakai ulang yang terbuat dari kain, bisa dicuci dan dapat

digunakan kembali.

c. membungkus pembalut sekali pakai dengan kertas atau plastik dan

dibuang ke tempat sampah. Jangan membuang pembalut di lubang

jamban atau kloset karena akan membuat tersumbat dan tidak

mengubur pembalut di dalam tanah untuk mencegah dampak pada

lingkungan. Hindari penggunaan bahan yang bisa menyebabkan infeksi

seperti koran, dedaunan, tisu atau kain kotor.

d. Untuk mencegah infeksi sebaiknya selalu mencuci tangan saat sebelum

dan sesudah mengganti pembalut


39

e. Banyak mitos tentang menstruasi yang justru merugikan kesehatan

perempuan. Contohnya, mitos tidak boleh mencuci rambut ketika

menstruasi . membersihkan diri termasuk mencuci rambut saat

menstrusi justru sangat diperlukan dan tidak dilarang. Bahkan, mandi

dan keramas setiap hari ketika menstruasi akan membuat badan terasa

segar dan terlindungi dari bakteri, infeksi dan bau.

f. Pada situasi krisis, pembalut sekali pakai dapat ditemukan pada

hygiene kit dan kit remaja perempuan. Selain itu perlunya persiapan

pada saat pra bencana dengan membiasakan remaja perempuan untuk

menyiapkan hygiene menstruasi kit yang berisi pembalut, pakaian

dalam, sabun dan peralatan mandi, tisue, dan handuk kecil yang

diletakkan dalam satu tas. Selain itu perlunya pengetahuan mengenai

pengganti pembalut sekali pakai, seperti menggunakan pembalut kain.

E. Konsep Promosi Kesehatan Dengan Media Buku Saku

1. Definisi promosi kesehatan

Departemen Kesehatan RI mendefinisikan promosi kesehatan sebagai

upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran

dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong

dirinya, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat

sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan (Menkes RI,2004) dalam (Cecep T &

Pusphandani, 2015).
40

Menurut WHO, promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan untuk

memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat.

Diarahkan untuk peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta

pengembangan lingkungan yang sehat. Pemberdayaan tersebut di lakukan

melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku dengan melakukan

advokasi, bisa suasana, dan menumbuhkan gerakan di masyarakat (Cecep

T & Pusphandani, 2015).

Prinsip pokok promosi kesehatan identik dengan pendidikan kesehatan

yaitu proses belajar yang menyangkut 3 persoalan yakni, masukan (input),

proses dan keluaran (output). Keberhasilannya dipengaruhi oleh strategi,

metode dan alat bantu pelajaran yang dipergunakan dalam proses

pendidikan. Sasaran promosi kesehatan antara lain adalah, individu,

kelompok dan masyarakat. Melalui promosi kesehatan diharapkan

individu, kelompok, dan masyarakat mendapat informasi kesehatan

melalui berbagai media, saluran, dan mempunyai kemampuan serta

pengetahuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan untuk

berperilaku hidup bersih dan sehat (Cecep T & Pusphandani, 2015).

2. Tujuan promosi kesehatan

Promosi kesehatan bertujuan meningkatkan kemampuan individu,

keluarag, kelompok dan masyarakat untuk hidup sehat dan

mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta

terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong untuk


41

terbentuknya kemampuan tersebut (Menkes RI, 2004) dalam (Cecep T &

Pusphandani, 2015).

3. Metode promosi kesehatan

a. Ceramah

Ceramah adalah sebuah metode mengajar yang paling klasik, tetapi

masih digunakan orang dimana-mana hingga sekarang. Metode

ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan

informasi dan pengetahuan secara lisan kepada masyarakat yang pada

umumnya mengikuti secara pasif.

b. Diskusi

Diskusi merupakan suatu kegiatan tukar menukar pikiran atau

percakapan yang sudah direncanakan mencakup beberapa orang, dan

membicarakan tentang topik tertentu dengan teratur untuk

mendapatkan suatu pengertian benar dan tepat. Keuntungan diskusi

adalah peserta dilatih untuk mengeluarkan ide dan pendapat yang

dipergunakan dalam mencari kesepakatan berpikir, memahami suatu

materi bahasa serta peserta lebih berinisiatif dan lebih aktif berperan.

c. Role play

Metode role play adalah suatu metode pemberian pengalaman

dengan menggunakan model situasi hidup nyata untuk merangsang dan

membantu belajar. Bermain peran dapat mengembangkan ketrampilan

empati. Hasil pendidikan yang diharapkan dengan bermain peran


42

adalah peningkatan sikap individu. Role play menekankan pada

pembelajaran tentang tingkah laku dan nilai-nilai sosial.

4. Media promosi kesehatan

a. Media cetak

Media ini mengutamakan pesan-pesan visual biasanya terdiri dari

gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna. Yang

termasuk dalam media ini yaitu buku saku, booklet, leaflet, flip, chart,

rubric, poster dan foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.

Kelebihan media cetak ini yaitu tahan lama, mencakup banyak orang,

dapat dibawa kemana-mana. Kelemahan media cetak adalah media ini

tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak.

b. Media ekeltronik

Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat

dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu

elektronik. Yang termasuk dalam media ini yaitu televisi, radio, vidio,

slide dan film strip. Kelebihan media ini sudah dikenal banyak

masyarakat, mengikutkan panca indera dan lebih menarik. Kekurangan

dari media ini yaitu perlu persiapan matang, biaya tinggi, sedikit ruit

dan peru keterampilan penyampaiannya.

c. Media luar ruang

Media ini menyapaikan pesannya diluar ruang, biasanya melalui

media cetak maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk,

banner dan televisi layar lebar. Kelebihan media luar ruang yaitu
43

sebagai informasi umum dan hiburan, lebih mudah dipahami, lebih

menarik, bertatap muka, penyaji dikendalikan dan sebagai alat diskusi

serta dapat diulang-ulang. Kelemahan media ini yaitu biaya tinggi,

rumit, peru listrik, perlu alat canggih, perlu persiapan matang, dan

peralatan selalu berkembang dan berubah.

5. Media promosi kesehatan dengan buku saku

Gambar 2.1 Buku Saku Higiene Menstruasi Pada Situasi Bencana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku saku adalah buku

berukuran kecil yang bisa dimasukan dalam saku dan bisa di bawa

kemana-mana.

Buku saku adalah buku berukuran kecil yang dapat dimasukan

kedalam saku dan mudah dibawa kemana-mana, berukuran tipis, serta

berisi informasi mengenai suatu tema tertentu. Buku saku mempunyai ciri-

ciri sebagai berikut: buku saku umumnya berukuran 10 x 13 cm dan bisa


44

ditaruh dalam saku, isi buku saku harus ringan, mudah dibawa kemana-

mana, berukuran tipis. Buku saku memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Berisi materi yang singkat, padat dan jelas sehingga mudah dimengerti

oleh pembaca.

b. Ukurannya yang kecil memudahkan dibawa kemana-mana dan dapat

disimpan dimana saja.

c. Isi buku saku ringan dapat membantu pembaca dalam memahami

materi yang diberikan.

F. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir juga disebut dengan kerangka teori, yang memberikan

gambaran hubungan berbagai variabel yang menyeluruh serta lengkap dengan

bagan dan alur yang menjelaskan adanya hubungan sebab akibat dari sebuah

fenomena. Kerangka teori dibuat berdasarkan teori yang didapat saat

melakukan kajian pustaka. (I Made Sudarma et al, 2021).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas promosi kesehatan

dengan media buku saku hygiene menstruasi dalam situasi bencana terhadap

pengetahuan remaja putri di Posyandu Remaja Desa Bangga Kecamatan Dolo

Selatan. Variabel yang terdapat pada penelitian ini dan kemudian akan diteliti

berjumlah satu variabel independen (promosi kesehatan dengan media buku

saku hygiene menstruasi dalam situasi bencana) dan satu variabel dependen

(pengetahuan remaja putri tentang hygiene menstruasi dalam situasi bencana).

Adapun kerangka pikir penelitian, yaitu :


45

Remaja Putri

Perubahan Perubahan
Fisiologis Psikologis

Dampak yang dapat ditimbulkan :


a. Dampak kesehaan reproduksi
b. Dampak pendidikan Tantangan yang sering dihadapi
c. Dampak lingkungan saat menstruasi pada situasi
d. Dampak paertisipasi sosial bencana

Cara mengelola hygiene


menstruasi dengan baik

Promosi Kesehatan tentang


hygiene menstruasi pada situasi Dampak yang dapat ditimbulkan
apabila hygiene menstruasi tidak
bencana
dikelola dengan baik :
e. Dampak kesehaan reproduksi
f. Dampak pendidikan
g. Dampak lingkungan
Pengetahuan remaja putri tentang h. Dampak paertisipasi sosial
hygiene menstruasi pada situasi
bencana bertambah
Mitos yang berkaitan dengan
hygiene menstruasi
Ket :

Diteliti

Tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian


46

G. Kerangka Konsep Penelitian

Promosi Kesehatan Dengan


Pengetahuan remaja putri tentang
Media Buku Saku hygiene
hygiene menstruasi dalam situasi
menstruasi dalam situasi
bencana
bencana

Variabel Independen Variaben Dependen

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

H. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada pengaruh promosi kesehatan dengan media buku saku hygiene

menstruasi dalam situasi bencana terhadap tingkat pengetahuan remaja

putri.

H0 : Tidak ada pengaruh promosi kesehatan dengan media buku saku hygiene

menstruasi dalam situasi bencana terhadap tingkat pengetahuan remaja

putri.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunkan yaitu pre eksperimental design dengan

rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah one group pre-test and

post-test. Pada penelitian ini, sebelum diberikannya promosi kesehatan

peneliti membagikan kuisioner kepada responden terlebih dahulu untuk

melakukan penilaian awal kemudian peneliti memberikan promosi kesehatan

dengan waktu ±20 menut, setelah diberikannya promosi kesehatan peneliti

membagikan kuisioner kembali untuk melihat tingkat pengetahuan remaja

putri sebelum dan sesudah diberikannya promosi kesehatan. Adapun ilustrasi

dari penelitian ini sebagai berikut:

Pre-test Perlakuan Post-test

O1 X O2

Bagan 1.1 Penelitian Pre Experiment the one group pre test and post-test

47
48

Keterangan :

O1 : Pengukuran pertama (Pre-test)

X : Perlakuan atau experiment

O2 : Pengukuran kedua (Post-test)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan juni-juli 2022 di Posyandu

Remaja Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua remaja putri usia 14-17

tahun yang berada di Posyandu Remaja Desa Bangga Kecamatan Dolo

Selatan yang berjumlah 27 orang.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini yaitu remaja putri usia 14-17 tahun yang

berada di Posyandu Remaja Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan.

Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, dimana pengambilan

sampel didasarkan jumlah total populasi yang ada yaitu semua remaja

putri usia 14-17 tahun yang berada di Posyandu Remaja Desa Bangga

Kecamata Dolo Selatan, jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 27

responden.
49

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah promosi

kesehatan dengan media buku saku hygiene menstruasi dalam situasi

bencana

b. Variabel terikat (depenent) dalam penelitian ini adalah pengetahuan

remaja putri tentang hygiene menstruasi dalam situasi bencana.

2. Definisi Operasional

a. Promosi kesehatan dengan media buku saku hygiene menstruasi pada

situasi bencana.

Pengertian :

Promosi kesehatan dengan media buku saku hygiene menstruasi

merupakan pemberian informasi tentang hygiene menstruasi pada

situasi bencana kepada remaja putri di Posyandu Remaja Desa

Banggan Kecamatan Dolo Selatan dengan menggunakan media berupa

buku kecil yang didalamnya terdapat informasi tentang pengertian

hygiene menstruasi, hygiene menstruasi pada situasi bencana, dampak

apabila hygiene menstruasi tidak dikelola dengan baik, cara mengelola

hygiene menstruasi dengan baik dan benar, dan mitos yang berkaitan

dengan menstruasi.

b. Pengetahuan remaja putri tentang higiene menstruasi dalam situasi

bencana
50

Definisi : pengetahuan adalah kemampuan responden (remaja) dalam

memahami tentang materi hygiene menstruasi dalam situasi

bencana.

Cara ukur : Pengisian Kuisioner

Alat ukur : kuisioner

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur :

1) Baik, apabila responden menjawab benar 76%-100%

dari seluruh pertanyaan.

2) Cukup, apabila responden menjawab benar 56%-75%

dari seluruh pertanyaan.

3) Kurang, apabila responden menjawab benar < 56%

dari seluruh pertanyaan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan sumber pengumpulan data dan instrumen

yang meliputi:

1. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari responden (remaja putri) melalui

pengisian identitas dan kuisioner. Data mengenai pengetahuan remaja

putri tentang hygiene menstruasi dalam situasi bencana diperoleh dari

hasil skor kuisioner dengan melakukan pretest dan posttest, dimana

peneliti membagikan kuisioner terlebih dahulu (pretest) sebelum

melakukan promosi kesehatan dan setelah melakukan promosi kesehatan


51

peneliti membagikan kuisioner kembali (posttest). Setiap responden

diminta untuk mengisi identitas serta menjawab daftar pertanyaan yang

telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian. Bentuk dari kuisioner ini

yaitu menggunakan skala Guttman dengan jumlah pertanyaan yaitu 20

item. Pertanyaan terdiri dari item pertanyaan positif berjumlah 13

pertanyaan (1,2,3,7,10,11,12,14,16,17,18,19,20) dan item pertanyaan

negatif berjumlah 7 pertanyaan (4,6,7,8,9,13,15). Untuk pertanyaan

positif (+) apabila menjawab “Benar” maka diberi skor 1 dan bila

menjawab “Salah” maka diberi skor 0. Untuk pertanyaan negatif (-)

apabila menjawab “Benar” Maka diberi skor 0 dan menjawab “salah”

diberi skor 1.

2. Data sekunder

Data sekunder yang digunakan yaitu data yang diperoleh dari jurnal-

jurnal penelitian sebelumnya terkait kebencanaan, dan data dari Profil

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Kesehatan Kabupaten

Sigi, BPBD Kabupaten Sigi dan data Puskesmas Baluase.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner pre-

test dan post-test dan media buku saku, pada kuisioner pre-test dan post-

test jumlah pertanyaan yaitu 20 pertanyaan dimana pertanyaan yang

terdapat dikuisioner telah dimodifikasi sesuai dengan materi yang terdapat

didalam buku saku. Sedangkan media buku saku yaitu buku kecil yang

didalamnya terdapat informasi dalam bentuk gambar dan tulisan. Buku


52

saku ini berisikan materi tentang pengertian hygiene menstruasi, hygiene

menstruasi pada situasi bencana, dampak apabila hygiene menstruasi

tidak dikelola dengan baik, cara mengelola hygiene menstruasi dengan

baik dan benar, dan mitos yang berkaitan dengan menstruasi dan

4. Alur Penelitian

Adapun alur penelitian ini, yaitu:

a. Tahap Awal

1) Melakukan pengajuan judul, setelah judul di setujui dosen

pembimbing kemudian meminta surat izin penelitian di Prodi

STr. Kebidanan untuk pengambilan data awal di Dinas

Kesehatan Kabupaten Sigi, Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Sigi, dan Puskesmas Baluase.

2) Mengambil data lokasi daerah yang rawan bencana di Profil

Dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Tengah.

3) Mengambil data lokasi daerah yang rawan bencana di BPBD

Kabupaten Sigi

4) Mengambil data jumlah remaja di Puskesmas Baluase.

5) Menyusun proposal penelitian, selanjutnya dikonsultasikan

kepada dosen pembimbing, dan di presentasikan dihadapan

dosen penguji.

6) Proposal penelitian disetujui oleh pembimbing dan penguji.


53

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

1) Permohonan izin penelitian dari Prodi STr.Kebidanan.

2) Peneliti melakukan pendekatan terhadap responden dengan

cara peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

penelitian, hak dan kewajiban responden, serta manfaat

penelitian bagi responden.

3) Peneliti menjelaskan kepada responden tentang bagaimana

jalannya penelitian.

4) Peneliti memberikan informed consent untuk ditanda tangani

oleh responden jika responden bersedia untuk berpartisipasi

dalam penelitian.

5) Peneliti membagikan kuesioner pengetahuan remaja tentang

hygiene menstruasi pada situasi bencana untuk pengukuran

pengetahuan sebelum dilakukannya promosi kesehatan dengan

media buku saku dengan waktu ± 10 menit.

6) Peneliti melakukan promosi kesehatan dengan waktu

keseluruhan maksimal ± 40 menit. Pembukaan dilaksanakan

dalam waktu ± 5 menit, Penyajian materi dilaksankan dalam

waktu ± 20 menit dimana peneliti membagikan buku saku

kepada responden kemudian peneliti melakukan promosi

kesehatan tentang hygiene menstruasi pada situasi bencana

diberikan dengan media buku saku. Setelah itu peserta dapat

berdiskusi dan bertanya mengenai materi yang telah diberikan


54

dengan waktu diskusi yang diberikan yaitu ± 10. Kemudian

penutup dilaksanakan dalam waktu ± 5 menit.

7) Setelah promosi kesehatan berakhir untuk semua responden,

maka peneliti membagikan kuesioner post-test tentang hygiene

menstruasi pada situasi bencana dengan waktu ± 10 menit.

c. Tahap Akhir

1) Penyusunan laporan hasil penelitian yang meliputi interpretasi

data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian

berdasarkan data yang ada kemudian dihubungkan dengan

teori-teori yang berkaitan.

2) Penyajian hasil penelitian dalam bentuk tertulis yang kemudian

dilanjutkan dengan ujian, serta perbaikan atau revisi sesuai

hasil ujian.

3) Penyerahan laporan hasil akhir penelitian yang telah direvisi

kepada Poltekkes Kemenkes Palu.

F. Pengolahan Data

1. Editing (Penyuntingan Data)

Melengkapi kesesuaian antara pertanyaan dan jawaban dari kuisioner

penelitian.

2. Coding (Pengkodean Data)

Mengkonversi (Menerjemahkan) data yang dikumpulkan selama

penelitian kedalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis.


55

3. Entry Data (Memasukan Data)

Mengisi kolom dengan kode sesuai dengan jawaban masing-masing

pertanyaan.

4. Tabulasi Data (Penyusunan Data)

Penempatan data ke dalam bentuk tabel yang telah diberi kode sesuai

dengan kebutuhan analisis.

5. Processing

Memasukan data kedalam aplikasi pengolahan data (spss)

6. Cleaning Data

Mengecek kembali data yang sudah dientry apakah sudah sesuai atau

ada kesalahan pada memasukan data.

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan sifat

atau karakteristik setiap variable penelitian. Hasil pengolahan data

ditampilkan dalam bentuk proporsi atau presentase. Analisis pada

penelitian ini adalah tingkat pengetahuan sebelum dilakukan promosi

kesehatan menggunakan media buku saku dan sesudah dilakukannya

promosi kesehatan menggunakan media buku saku. Analisis univariat

digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentase dari setiap

variabel menggunakan rumus:

a. Distribusi Frekuensi

F
P= ×100 %
N
56

Keterangan:

P : Persentase

F : Frekuensi jawaban responden

N : Jumlah responden

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen dan dependen. Analisis dilakukan dengan menggunakan

program komputerisasi. Data yang telah diperoleh diuji normalitasnya

terlebih dahulu untuk mengetahui data tersebut terdistribusi normal

menggunakan teknik shapiro wilk dimana sampel kurang dari 50. Hasil

daru uji normalitas menunjukan data tidak terdistribusi normal maka

peneliti menggunakan analisis uji Wilcoxon.

H. Penyajian Data

Penyajian data yang digunakan peneliti untuk hasil penelitian ini yaitu

penyajian dalam bentuk tabel dan narasi.

I. Etika penelitian

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).

Peneliti mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan penelitian dalam melakukan

penelitian tersebut.Peneliti juga memberikan kebebasan pada subjek untuk

memberikan informasi atau tidak berpartisipasi dalam penelitian. Tindakan

peneliti berupa menjelaskan tujuan dan tindakan penelitian sesuai dengan

Penjelasan Sebelum mengikuti Penelitian (PSP) kepada remaja putri,


57

mempersiapkan lembar persetujuan (informed consent) atas kesediaan

untuk terlibat dalam penelitian dan menjamin kerahasiaan atau privasi

responden.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality).

Setiap orang mempunyai hak asasi manusia termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi. Peneliti menampilkan

informasi mengenai identitas dengan menggunakan inisial nama sebagai

pengganti identitas responden. Peneliti melakukan dokumentasi sebagai

bukti penelitian, namun menutupi wajah responden (remaja putri) dengan

gambar berwarna.

3. Keadilan dan inklusivutas/keterbukaan (respect for justice an

inclusiveness).

Prinsip keterbukaan dan adil dilakukan oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan dan kehati-hatian. Lingkungan peneliti dikondisikan sehingga

memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian. Prinsip keadilan yang diterapkan oleh peneliti yaitu dengan

memberikan kesempatan bagi responden (remaja putri) untuk mengajukan

pertanyaan dan berhak mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan.

4. Mempertimbangkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (blancing

harms and benefits).


58

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai prosedur penelitian sehingga

mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi subjek penelitian berupa

informasi atau pengetahuan mengenai hygiene menstruasi dalam situasi

bencana. Peneliti berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi

subjek. Oleh sebab itu, peneliti tidak mengikut sertakan responden yang

sakit atau responden dengan keterpaksaan.

5. Anonimity

Peneliti menjaga kerahasiaan subjek penelitian dengan tidak

mencantumkan nama pada informed consent dan kuisioner, cukup dengan

inisial dan memberi nomor atau kode pada masing-masing lembar tersebut.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Secara geografis Desa Bangga terletak di Kecamatan Dolo Selatan,

Kabupaten Sigi dengan luas wilayah 50.000 Ha. Wilayah sebelah timur

Desa Bangga berbatasan dengan Kecamatan Gumbasa, sebelah barat

berbatasan dengan Kecamatan Rio Pakava, sebelah Selatan berbatasan

dengan Kecamatan Kulawi dan sebelah utara berbatasan dengan Desa

Walatana. Jarak tempuh dari Kota Palu menuju tempat penelitian yaitu ±1

jam jika menggunakan kendaraan bermotor karena terdapat beberapa jalan

yang masih kurang bagus. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dimana di

Desa Bangga pernah terjadi bencana yaitu banjir bandang pada tahun 2019

karena letak geografis dari desa bangga yaitu berada dekat dengan

pegunungan yang mana berpotensi mengalami banjir bandang. Saat

memasuki Desa Bangga kita menjumpai bangunan dan rumah-rumah yang

tertimbun pasir akibat bencana banjir bandang Tahun 2019. Sebagian dari

penduduk Desa Bangga masih tinggal di huntara dan sebagian sudah

tinggal huntap.

Jumlah penduduk di Desa Bangga Kecamatan Dolo selatan tahun 2021

adalah 2.675 jiwa. Adapun jumlah remaja putri usia 14-17 tahun, yaitu 27

orang. Di Desa Bangga terdapat 1 buah poskesdes dan terdapat 1 orang

59
60

Bidan Desa dan di Desa Bangga terdapat posyandu keluarga yang mana

peserta posyandu terdiri dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dan lansia

yang dilakukan dalam satu hari bersamaan. Berdasarkan hasil wawancara

dengan petugas pengelola program PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli

Remaja) dimana remaja belum pernah mendapatkan promosi kesehatan

tentang hygiene menstruasi pada situasi bencana.


61

2. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Remaja Putri Berdasarkan Umur Di


Posyandu Remaja Desa Bangga.

Karakteristik Frekuensi Persentase(%)


Umur
14 Tahun 10 37
15 Tahun 5 19
16 Tahun 3 11
17 Tahun 9 33
Jumlah 27 100
Sumber : Data Primer,2022

Tabel 4.1 Menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini yaitu

hampir setengahnya remaja putri berumur 14 tahun, yaitu sebanyak 10

orang (37%).

3. Analisis Univariat

Pengetahuan dibedakan menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup, dan

kurang. Dari 27 responden dalam penelitian ini kategori pengetahuan

dikatakan baik apabila responden mendapatkan skor 76-100%, cukup

apabila responden mendapatkan skor 56-75% dan kurang apabila

responden mendapatkan skor <50%.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang


Hygiene Menstruasi Pada Situasi Bencana Sebelum
Diberikan Promosi Kesehatan Dengan Media Buku Saku Di
Posyandu Remaja Desa Bangga.

Variabel Frekuensi Persentase(%)


Pengetahun
Baik 0 0
Cukup 24 89
Kurang 3 11
Total 27 100
Sumber : Data Primer, 2022
62

Tabel 4.2 terlihat gambaran pengetahuan responden sebelum

diberikan promosi kesehatan tentang hygiene menstruasi pada situasi

bencana dengan media buku saku adalah 24 (89%) responden yang

berpengetahuan cukup.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang


Hygiene Menstruasi Pada Situasi Bencana Setelah Diberikan
Promosi Kesehatan Degan Media Buku Saku Di Posyandu
Remaja Desa Bangga.

Variabel Frekuensi Persentase(%)


Pengetahun
Baik 23 85
Cukup 4 15
Kurang 0 0
Total 27 100
Sumber : Data Primer, 2022
Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang hygiene

menstruasi pada situasi bencana setelah diberikan promosi kesehatan

dengan media buku saku didapatkan sebanyak 23 (85%) responden

berpengetahuan baik

4. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah data berasal dari populasi yang terdistribusi normal

atau dalam sebaran normal. Jika nilai Sig. > 0.05 maka, data terdistribusi

normal. Tetapi jika nilai Sig.< 0,05 maka, data tidak terdistribusi normal.
63

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan Remaja Putri Tentang


Hygiene Menstruasi Pada Situasi Bencana Sebelum Dan
Sesudah Diberikannya Promosi Kesehatan Dengan Media
Buku Saku Di Posyandu Remaja Desa Bangga.

Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Pre Test 0,734 27 0,000
Post Test 0,845 27 0,001
Sumber : Data Primer 2022

Pada Tabel 4.4 menunjukan bahwa nilai Sig. Sebelum dan sesudah

dilakukan promosi kesehatan dengan media buku saku, masing-masing

adalah 0,000 dan 0,001 yaitu nilai Sig. <0,05 sehingga, data tidak

terdistribusi normal. Untuk analisis data selanjutnya, maka peneliti

menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test.

5. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan menganalisis pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat dengan menggunaka uji Wilcoxon Signed Rank

Test. Peneliti menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test karena hasil

dari uji Normalitas menggunakan Shapiro-Wilk bahwa diperoleh data yang

tidak terdistribusi normal.


64

a. Hasil Analisis

Tabel 4.5 Analisis Data Dengan Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pada
Efektivitas Promosi Kesehatan Dengan Media Buku Saku
Hyginene Menstruasi Pada Situasi Bencana Terhadap
Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Promosi Kesehatan Di Posyandu Remaja Desa
Bangga.
Rank N Mean Sum Of ρ-value
Rank Rank
Pretest-Posttest Negativ 0 0,00 0,00
Rank
0,000
Positiv 26 13,50 351,00
Rank
Ties 1

Total 27
Sumber : Data Primer 2022

Tabel 4.5 menunjukan hasil analisis statistik dengan Uji Wilcoxon

diperoleh nilai positive rank 26 yaitu terdapat 26 responden mengalami

peningkatan pengetahuan sesudah diberikan promosi kesehatan dengan

media buku saku hygiene mentruasi pada situasi bencana serta Sum of

rank dan mean rank pada positive rank yaitu 351,00 dan 13,50. Ties 1

menunjukan bahwa hanya 1 responden yang memiliki pengetahuan

tetap pada saat sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan

dengan media buku saku hygiene menstruasi.

Pada Tabel 4.5 mengenai hasil uji statistik Wilcoxon tersebut

diperoleh signifikasi ρ-value = 0,000 (P<0,05) sehingga, diperoleh

hasil hipotsis Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti bahwa ada

pengaruh promosi kesehatan dengan media buku saku hygiene

menstruasi dalam situasi bencana terhadap tingkat pengetahuan remaja

putri.
65

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh promosi

kesehatan sebelum dan sesudah diberikannya promosi kesehatan dengan

media buku saku hygiene menstruasi pada situasi bencana terhadap

pengetahuan remaja putri di Posyandu Remaja Desa Bangga. Hal ini telah

dilakukan peneliti dimana terlebih dahulu peneliti membagikan kuisioner

pretest dengan waktu mengerjakan selama ±10 menit, kemudian peneliti

melalukan promosi kesehatan tentang hygiene menstruasi pada situasi

bencana dan membagikan buku saku kepada responden. Promosi kesehatan

dilakukan selama ± 20 menit dan dilanjutkan dengan tanya jawab selama ± 10

menit, selanjutnya peneliti membagikan kuisioner posttest dengan waktu

menjawab ± 10 menit. Kegiatan ini dilakukan kepada 27 orang remaja putri

usia 14-17 tahun.

1. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Hygiene Menstruasi Pada Situasi


Bencana Sebelum Diberikannya Promosi Kesehatan Dengan Media Buku
Saku Di Posyandu Remaja Desa Bangga.

Berdasarkan analisis univariat pengetahuan remaja putri usia 14-17

tahun tentang hygiene menstruasi pada situasi bencana sebelum

diberikannya promosi kesehatan dengan media buku saku, dapat dilihat

bahwa sebagian besar remaja putri berpengetahuan cukup. Menurut

asumsi peneliti bahwa hal ini disebabkan karena remaja putri belum

pernah mendapatkan informasi secara spesifik tentang hygiene menstruasi

pada situasi bencana berdasarkan hasil wawancara pada studi

pendahuluan dengan petugas pengelola program PKPR. Hal ini sejalan


66

dengan temuan yang dikemukakan oleh (Notoatmodjo,2010) yang

menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan disebabkan oleh karena

kurangnya informasi, keterangan dan pemberitahuan yang menimbulkan

kesadaran.

Selain itu menurut asumsi peneliti hal ini juga disebabkan oleh faktor

pendidikan dimana pendidikan remaja putri rata-rata smp dan sma, yang

mana tingkat pengetahuan antara smp dan sma berbeda sehingga

diperlukannya pemberian informasi yang sama kepada remaja putri

tentang hygiene menstruasi pada situasi bencana. Hasil penelitian yang

dilakuan oleh (Dharmawati 2016) bahwa tingat pengetahun dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan, dimana tingkat pendidikan yang tinggi maka

tingkat pengetahuannya juga lebih baik. Pendapat lain juga dikemukakan

oleh (Budiman & Riyanto, 2013) yang menyatakan bahwa pengetahuan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor antara lain pendidikan,

umur, pengalaman, sosial budaya dan informasi.

2. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Hygiene Menstruasi Pada Situasi


Bencana Setelah Diberikannya Promosi Kesehatan Dengan Media Buku
Saku Di Posyandu Remaja Desa Bangga.

Setelah diberikan promosi kesehatan dengan media buku saku terlihat

bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dimana sebagian besar remaja

putri sudah berpengetahuan baik. Menurut asumsi peneliti, peningkatan

pengetahuan remaja putri disebabkan oleh informasi yang diberikan saat

diberikannya promosi kesehatan tersampaikan dengan baik dimana

peneliti menggunakan media buku saku yang didesain menarik dan


67

mudah dipahami, sehingga remaja putri mudah memahami informasi yang

diberikan dan hasilnya memberikan pengaruh bagi peningkatan

pengetahuan remaja putri.

Selain itu peningkatan pengetahuan remaja putri juga dipengaruhi

oleh faktor usia dimana responden pada penelitian ini yaitu remaja putri

usia 14-17 tahun, dan rata-rata sudah memasuki jenjang pendidikan SMA.

Menurut asumsi peneliti responden yang berusia 14-17 tahun lebih mudah

memahami materi yang diberikan serta pengalaman yang pernah dimiliki

atau dilalui responden saat menstruasi juga dapat berpengaruh terhadap

peningkatan pengetahuan.

Penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan (Notoatmojo,

2015) yang menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan melalui promosi

kesehatan tidak dapat terlepas dari media. Pada penelitian ini juga

terdapat satu orang responden yang memiliki pengetahuan tetap antara

sebelum dan sesudah diberikannya promosi kesehatan. Melalui media

pesan-pesan kesehatan menjadi menarik dan mudah dipahami, sehingga

sasaran dapat dengan mudah menerima pesan yang disampaikan.

Pendapat ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rohman

et al,2022) yang menyatakan bahwa pengaruh media edukai/komunikasi

yang digunakan oleh pemberi informasi berdampak positif terhadap

peningkatan pengetahuan seseorang.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh (Putra and Podo, 2017)

menyatakan bahwa usia seseorang mempengaruhi daya tangkap dan pola


68

pikir seseorang. Pada usia 14-17 tahun dimana remaja putri telah dapat

berpikir secara logis dan melalui pengalaman serta informasi yang

didapatkannya sehingga mendorong remaja dapat menentukan sendiri

keputusannya yang menurutnya baik.

3. Analisis Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Media Buku Saku Hygiene


Menstruasi Pada Situasi Bencana Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Di
Posyandu Remaja Desa Bangga.

Berdasarkan analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon pengetahuan

sebelum dan sedudah diberikan promosi kesehatan dengan media buku

saku nilai signifikan atau ρ-value = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil

tersebut disimpulkan bahwa ada pengaruh promosi kesehatan dengan

media buku saku hygiene menstruasi pada situasi bencana di Posyandu

Remaja Desa Bangga.

Hal ini didukung oleh pendapat (Kurniawan et al, 2019) yang

menyatakan bahwa promosi kesehatan merupakan salah satu dari upaya

pendidikan kesehatan yang direncanakan untuk meningkatkan

pengetahuan seseorang. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Hidayati, 2017) menyatakan bahwa kegiatan promosi

kesehatan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

pengetahuan, sikap dan kesadaran individu dalam menjaga kesehatan

menstruasi.

Menurut asumsi peneliti, peningkatan pengetahuan juga dipengaruhi

oleh media yaitu buku saku. Penggunaan media buku saku dalam

pemberian informasi tentang hygiene menstruasi pada situasi bencana


69

selama ± 20 menit dan tanya jawab ± 10 menit terbukti dapat menarik

perhatian dan minat remaja putri dalam mendengarkan promosi kesehatan

yang diberikan. Rasa ingin tahu responden mengenai isi materi dalam

buku saku yang menyangkut hal yang sering dialami responden membuat

responden lebih bersemangat dalam mendengarkan promosi kesehatan

yang diberikan sehingga responden mendapatkan pemahaman yang lebih

tentang hygiene menstruasi pada situasi bencana. Selain itu bentuk buku

saku yang kecil dengan ukuran A6 (14,8 x 10,5 cm) mudah dibawa

kemana-mana, dengan jumlah 24 halaman yang didalamnya terdapat

informasi mengenai pengertian hygiene menstruasi, menstruasi dalam

situasi bencana, dampak apabila hygiene menstruasi tidak dikelola dengan

baik, cara mengelola hygiene menstruasi yang baik dan benar, hal yang

perlu dilakukan dan dipersiapkan apabila menghdapi menstruasi dalam

situasi bencana, dan mitos yang berkaitan dengan hygiene menstruasi.

Pada buku saku ini juga dilengkapi dengan gambar yang membuat

responden menjadi lebih tertarik dan mudah memahami isi dari buku

saku.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Wulansari dan Winarni, 2021) dimana penggunaan media dalam

menyampaikan informasi akan membantu memperjelas informasi yang

diberikan, karena dapat lebih menarik, lebih interaktif dan dapat

mengatasi batas ruang, waktu dan panca indra. Hal ini juga didukung oleh

pendapat (Taamu et al, 2020) dimana buku saku merupakan suatu media
70

yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi, buku saku yang

didesain sederhana dengan ukuran kecil mudah dibawa kemana-mana dan

dilengkapi dengan gambar yang menarik, serta terdapat materi yang

ringan dan singkat diharapkan dapat merangsang rasa ingin tahu individu

dan diharapkan individu dengan mudah mengerti dan memahami maksud

dari informasi yang diberikan. Penelitian lain juga mengungkapkan

bahwa efektifitas buku saku terhadap perubahan pengetahuan adalah

signifikan secara stastistik (Ahmady and Ashari 2018). Pada penelitian

(Adiyaningsi,2017) dibuktikan dengan adanya perbedaan pengetahuan

sebelum dan sudah diberikannya pendidikan kesehatan dengan media

buku saku.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian (Permatasari,2019)

dimana hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian buku saku sebagai

media konseling gizi berpengaruh meningkatkan pengetahuan dan sikap

dibandingkan hanya memberikan konseling saja. Pada penelitian (Saputri

L,2020) juga menunjukan bahwa ada pengeruh yang signifikan

penggunaan buku saku terhadap pengetahuan remaja putri tentang

hygiene menstruasi dimana Rata-rata pengetahuan remaja putri tentang

higiene menstruasi dalam situasi bencana sebelum intervensi adalah 7,90

dan sesudah diberikannya intervensi yaitu 9,37. Oleh karena itu, media

buku saku direkomendasikan untuk digunakan sebagai media promosi

kesehatan karena berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan remaja


71

putri tentang hygiene menstruasi pada situasi bencana dalam penelitian

ini.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup sehingga responden

hanya bisa menjawab “benar” atau “salah” yang menunjukan

kemungkinan responden untuk asal mengisi jawaban.

2. Peneliti tidak dapat mengontrol semua faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengetahuan remaja putri sebelum diberikan promosi kesehatan dengan

media buku saku hygiene menstruasi pada situasi bencana sebagaian besar

berpengetahuan cukup (89%)

2. Pengetahuan remaja putri setelah diberikan promosi kesehatan dengan

media buku saku hygiene menstruasi pada situasi bencana sebagaian besar

berpengetahuan baik (84%)

3. Berdasarkan analisis statistik disimpulkam bahwa ada pengeruh yang

signifikan pemberian promosi kesehatan dengan media buku saku hygiene

menstruasi pada situasi bencana terhadap peningkatan pengetahuan remaja

putri di Posyandu Remaja Desa Bangga.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat memberikan

saran yaitu :

1. Bagi Poltekkes Kemnekes Palu

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi pengetahuan

mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu khususnya mahasiswa

kebidanan yang meneliti tentang hygiene menstruasi pada situasi

bencana.

72
73

2. Bagi Puskesmas Baluase

Diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan tentang hygiene

menstruasi pada situasi bencana dan persiapan yang perlu di lakukan

remaja putri apabila menghadapi bencana dalam keadaan menstruasi

sehingga remaja putri tidak takut dan telah mengetahui hal apa yang

mereka akan lakukan dalam menghadapi situasi tersebut.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat melakukan penelitian faktor-faktor lain yang dapat

meningkatkan promosi kesehatan remaja serta dapat mengembangkan

penelitian ini dengan melihat segala hambatan yang ada pada penelitian

ini.
DAFTAR PUSTAKA

A.D hutapea, Deasy H.P, Riama M.S, Sufendi H, Lia kartika, Deborah S,
Lakhumudien, Maria M.Y.A, Agung Mahardika V.P, Athi Linda Yani, Indah
M. 2021. Keperawatan Bencana. 1st ed. edited by R. Watrianthos. Yayasan
Kita Menulis.
Adiyaningsi, Riska, Hartati Bahar, and Putu Eka meiyana Erawan. 2017.
“Pengaruh Penyuluhan Media Buku Saku Barok Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Tentang Bahaya Merokok Pada Siswa
Kelas Vlll Di SMPN 23 Konawe Selatan Tahun 2017.” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat 2(6):1–12.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/view/3412.
Adiyoso, Wignyo. 2018. Manajemen Bencana Pengantar & Isu-Isu Strategis.
pertama. edited by R. K. Ayu. jakarta: Bumi Aksara.
Ahmady, Ahmady, and Agus Erwin Ashari. 2018. “Efektifitas Buku Saku Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Pendamping Ibu Nifas Di Kabupaten Mamuju.”
Jurnal Kesehatan Manarang 4(2):122.
http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m%0A.
Arvina Dian Wahyu Permatasari. 2019. Pengaruh Buku Saku Sebagai Media
Konseling Gizi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Calon Pengantin Di
Kantor Urusan Agama (Kua) Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
Semarang.http://repository.poltekkes.smg.ac.id//index.php?
p=show_detail&id=19742
Bhattacharjee, Mayuri. 2019. “Menstrual Hygiene Management During
Emergencies: A Study of Challenges Faced by Women and Adolescent Girls
Living in Flood-Prone Districts in Assam.” Indian Journal of Gender Studies
26(1–2):96–107. doi: 10.1177/0971521518811172.
BNPB. 2020. “Definisi Bencana - BNPB.” Https://Bnpb.Go.Id/Definisi-Bencana.
BPBD, Kab Sigi. 2021. Data Bencana Kabupaten Sigi. Palu: BPBD Kab.Sigi.
Cecep Triwibowo & Mitha Erlisya Pusphandani. 2015. Pengantar Dasar Ilmu
Kesehatan Masyarakat. pertama. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dahlia, Siti, wira Fazri Rosyidin. 2021. Modul Pembelajaran Geografi
Kebencanaan. edited by Rintho R Rerung. Bandung: Media Sains Indonesia.
Dea Ayu Wulansari, Sri Winarni, Handy Lala. 2021. “Pengaruh Media Promosi
Kesehatan Buku Saku Terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Remaja.” Jurnal Pendidikan Kesehatan 10(2):227–34.
https://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/Medikes/article/download/149/128
Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden republik Indonesia. 2007. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana. Jakarta.
Diananda, Amita. 2019. “Psikologi Remaja Dan Permasalahannya.” Journal
Istighna 1(1):116–33.
http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna%0AAmita.
Federasi Internasional Palang Merah, Bulan Sabit Merah. 2019. “Menangani
Kebutuhan Manajemen Kebersihan Menstruasi ( MKM ).”
https://watsanmissionassistant.org/?mdocs-file=6644.
Hidayati. 2017. “Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Menstruasi Pada Remaja
Putr Terhadap Peningkatan Pengetahuan Sikap Dan Hygiene Siswa Kelas
VII Di SMP N 2.” Jurnal Kesehatan Prima Nusantara 8(2):109–16.
http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id?index.php/JKPN/article/download/
329/384.
I G A Ayu Dharmawati, I. Nyoman Wirata. 2016. “Hubungan Tingkat
Pendidikan, Umur, Dan Masa Kerja Dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan
Gigi Dan Mulut Pada Guru Penjaskes Sd Di Kecamatan Tampak Siring
Gianyar.” Jurnal Kesehatan GIgi 4(1):1–5. /repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/6934/
I Made Sudarma A, Ni Wayan Trisnadewi, Ni Putu Wiwik, Seri Asnawati, Victor
Trismajaya H, Indah budiastutik, Ahmad Faridi, Radeny Ramdany, Rosmauli
J.M, Putu Oky Ari T, Baiq Fitria R, Sanya Anda L, Andi Susilawaty, Efendy
Sianturi, Suryana. 2021. Metodologi Penelitian Kesehatan. satu. edited by R.
W. & J. Simarmata. Yayasan Kita Menulis.
Kementerian Kesehatan RI. 2017a. “Infodatin Reproduksi Remaja-Ed.Pdf.”
Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja (Remaja):1–8.
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Pedoman Pelaksanaan Paket Pelayanan Awal
Minimum ( Ppam ) Kesehatan Reproduksi Remaja Kementerian Kesehatan
Tahun 2017.
Kurniawan, Ary, Rinasari Mahaji Putri, and Esti Widiani. 2019. “Pengaruh
Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat Kelas IV Dan V Sekolah Dasar.” Journal Nursing
News 4(1):100–111. doi: 10.1021/BC049898Y.
Lita Angelina Saputri, Iin Prima Fitriah, Yussie After Merry. 2020. “Efektivitas
Penggunaan Buku Saku Higiene Menstruasi Dan Pencegahan Kekerasan
Dalam Situasi Bencana Pada Remaja Putri.” Jurnal Kebidanan Dan
Kesehatan Tradisional 5(2):75–83. doi: 10.37341/jkkt.v5i2.159.
Lupale, Justin. 2015. Menstrual Hygiene Management Toolkit.
http://www.sswm.info
Maknun, Syeda Shahida, Naznin Nahar, and Humayun Kabir. 2017. “Women
Health and Menstrual Hygiene Management in Natural Disasters: A Study in
Islampur Upazila of Jamalpur District.” Journal of the Asiatic Society of
Bangladesh, Science 43(1):83–99. doi: 10.3329/jasbs.v43i1.46248.
Mochlisin Faktur Rohman, Gunawan, Ugik Romadi. 2022. “Pengaruh Integrasi
Media Komunikasi Terhadap Pengetahuan Pengunjung Wisata Edukasi
Pertanian Desa Bono , Kecamatan Boyolangu , Kabupaten Tulungagung The
Influence of Communication Media Integration on The Knowledge of
Agricultural Education Tourism in Bon.” Jurnal Penyuluhan 18(01):36–48.
https://doi.org/ 10.25015/18202235890.
Noerhappy, Dwiantono. 2015. “Kebutuhan Informasi Remaja Smp Dan Sma
Surabaya Pada Media Cetak Jawapos.” 1–12.
http://repository.unair.ac.id/17657/
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmojo, Soedikjo. 2015. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.
cetakan V. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Notoatmojo, Soekidjo. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurmayani, Winda, Misroh Mulianingsih, Irwan Hadi, and Rilla Ayu Suitari.
2020. “Perilaku Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi
Pasca Gempa Di Dusun Lendang Bila Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung
Kabupaten Lombok Utara.” Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas 3(2):1–9.
doi: 10.32584/jikm.v3i2.517.
Putra, Agina Widyaswara Suwaryo, and Yuwono Podo. 2017. “Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dalam Mitigasi
Bencana Alam Tanah Longsor.” Jurnal Keperwatan 305–14.
http://journal.unimma.ac.id/index.php/urecol/article/view/1549.
Riyanto, Budiman &. 2014. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Saputro, Khamim Zarkasih. 2018. “Memahami Ciri Dan Tugas Perkembangan
Masa Remaja.” Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama 17(1):25. doi:
10.14421/aplikasia.v17i1.1362.
Selma Kirana Haryadi. 2020. “4 Tantangan Bagi Perempuan Saat Banjir Dan
Mengungsi.” Retrieved January 26, 2022 (https://magdalene.co/story/4-
tantangan-bagi-perempuan-saat-banjir-dan-mengungsi).
Sommer, Marni, Margaret Schmitt, and David Clatworthy. 2017. “Menstrual
Hygiene Management (MHM) Into Humanitarian Response the Full Guide.”
91.www.elrha.org/r2hc%0Ahttps://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/
resources/mhm-emergencies-toolkit-full_0.pdf
Sudigdo Sastroasmoro & Sofyan Ismael. 2014. Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. kelima. Jakarta: Sagung Seto.
Suryati. 2013. “Gambaran Kebutuhan Dan Perilaku Remaja Putri Pada Waktu
Menstruasi Dalam Situasi Darurat Bencana Di Sumatera Barat.” Jurnal
Kesehatan Masyarakat 7(2):60–65.
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/articel/view/110.
Taamu, Nurjannah, & Wijayati, F. 2020. “Penggunaan Buku Saku Sebagai Media
Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Keterampilan Mencuci Tangan.”
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang 15(2):80–87. doi:
10.36086/jpp.v15i1.556.
WHO. 2014. “Adolescent Health.” Retrieved January 22, 2022
(https://www.who.int/health-topics/adolescent-health#tab=tab_1).
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Permohonan Izin Pengambilan data Awal
Lampiran 2. Surat Balasan pengambilan Data Awal
Lampiran 3. Surat izin meneliti
Lampiran 4. Surat Balasan izin meneliti
Lampiran 5
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : A.A.Rindi
Nim : PO7124318031
Jurusan/prodi : Kebidanan/Sarjana Terapan Kebidanan.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa SKRIPSI ini yang saya tulis ini benar-

benar karya saya sendiri bukan merupakan mengambil tulisan atau pikiran orang

lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan SKRIPSI ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Palu, .............................2022

Yang membuat pernyataan


Tanda tangan

Matrai 6000

Nama terang

...................................
Lampiran 6
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Kami adalah peneliti Berasal dari Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan

Kebidanan Program Studi STr. Kebidanan dengan ini meminta adik-adik

untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul

Efektivitas Promosi Kesehatan Dengan Media Buku Saku Hygiene Menstruasi

Dalam Situasi Bencana Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Di Posyandu

Remaja Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan.

2. Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas promosi

kesehatan dengan media buku saku hygiene menstruasi dalam situasi bencana

terhadap pengetahuan remaja putri di Posyandu Remaja Desa Bangga

Kecamatan Dolo Selatan. Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk

mengukur tingkat pengetahuan remaja putri sebelum diberikannya promosi

kesehatan dengan media buku saku, untuk mengukur tingkat pengetahuan

remaja putri setelah diberikannya promosi kesehatan dengan media buku saku,

dan untuk menganalisis efektivitas promosi kesehatan dengan media buku

saku hygiene menstruasi pada situasi bencana terhadap pengetahuan remaja

putri.

3. Penelitian ini dapat memberi manfaat yaitu bagi puskesmas, yaitu diharapkan

dapat menjadi bahan masukan dan tindak lanjut untuk memberikan intervensi

mengenai hygiene menstruasi pada remaja putri dalam menghadapi situasi

bencana. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu, yaitu dapat dimanfaat sebagai


referensi serta dapat menambah wawasan bagi mahasiswa Poltekkes

Kemenkes Palu khususnya mahasiswa kebidanan serta dapat meneruskan

penelitian dengan variabel-variabel lain yang terkait kebencanaan. Bagi

peneliti selanjutnya, yaitu dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti

selanjutnya mengenai kebencanaan dan dapat menjadi referensi untuk

melakukan penelitian lebih lanjut.

4. Penelitian ini akan berlangsung selama 1 bulan yaitu mulai dari bulan Mei

sampai dengan bulan Juni 2022 Di Posnyandu Remaja Desa Bangga

Kecamatan Dolo Selatan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

semua remaja putri usia 14-17 tahun di Posyandu Remaja Desa Bangga

Kecamatan Dolo Selatan.

5. Prosedur pengambilan bahan penelitian/data dengan cara pengisian lembar

kuesioner. Responden tidak perlu khawatir karena peneliti akan menjaga

privasi dan kenyamanan responden sebaik mungkin, penelitian ini diharapkan

tidak menimbulkan kerugian secara fisik maupun materi kepada responden.

6. Partisipasi responden bersifat sukarela, tidak ada paksaan, dan responden bisa

sewaktu-waktu mengundurkan diri dari penelitian ini.

7. Nama dan jati diri responden akan tetap dirahasiakan. Bila ada hal-hal yang

belum jelas, responden dapat menghubungi A.A.Rindi dengan nomor telepon

082271520170.

PENELITI
Lampiran 7
Lembar Permohonan Menjadi Responden

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : A.A.Rindi
Nim : PO7124318031
Mahasiswa Program studi STr.Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu yang
mengadakan penelitian dengan judul : Efektivitas Promosi Kesehatan Dengan
Media Buku Saku Hygiene Menstruasi Pada Situasi Bencana Terhadap
Pengetahuan Remaja Putri Di Posyandu Remaja Desa Bangga Kecamatan Dolo
Selatan Tahun 2022, maka dengan rendah hati saya memohon kesediaan saudari
untuk berpartisipasi menjadi responden dalam kegiatan penelitian ini. Kerahasiaan
dan identitas akan saya jaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian
saja. Apabila saudari bersedia, mohon diminta dengan hormat untuk bertanda
tangan pada lembar persetujuan yang terlampir.

Demikian permohonan ini dibuat, atas perhatian dan ketersediaan saudari,


saya ucapkan Terima Kasih.

Palu, ......................2022

Peneliti

A.A.Rindi
Lampiran 8
Lampiran 9

Blue Print pengetahuan tentang higiene menstruasi pada situasi bencana

Jumlah Jumlah Item

Variabel Indikator soal

Pengetahuan a. Pengertian Manajemen 2 1,2

tentang higiene Kebersihan Menstruasi

menstruasi pada b. Tantangan-tantangan 2 3,5

situasi bencana utama yang sering

dihadapi saat menstruasi

c. Dampak apabila 1 12,20

kebersihan menstruasi

tidak dikelola dengan

baik

d. Mengelola kebersihan 13 4,7,8,10,11,13,14,1

saat mentruasi 5,16,17,18,19

e. Mitos yang berkaitan 2 6,9

menstruasi

Total 20
Lampiran 10. Kuisioner Penelitian
Kuisioner Prestest
Kuisioner Posttest
Lampiran 11 :

Pengetahuan
No Nama Umur Pre Test Post Test
Presentase % Kategori Presentase % Kategori
1 Nn. Fika 17 Tahun 60 cukup 90 Baik
2 Nn. Nur IsmI 14 Tahun 65 cukup 75 Cukup
3 Nn. Bunga 16 Tahun 70 cukup 80 Baik
4 Nn. Anggi Safira 15 Tahun 45 kurang 70 Cukup
5 Nn. Nur 17 Tahun 50 kurang 75 Cukup
6 Nn. Sakina Tun Anisa 14 Tahun 70 cukup 85 Baik
7 Nn. Tasya 15 Tahun 70 cukup 90 Baik
8 Ny. Zafira 14 Tahun 55 kurang 90 Baik
9 Nn. Gina 14 Tahun 70 cukup 85 Baik
10 Nn. Syaihun 14 Tahun 75 cukup 95 Baik
11 Nn. Randa 14 Tahun 70 cukup 70 Cukup
12 Nn. Naisila 14 Tahun 75 cukup 90 Baik
13 Nn. Dilfa 17 Tahun 75 cukup 95 Baik
14 Nn. Sindi Unzila 15 Tahun 75 cukup 90 Baik
15 Nn. Rahmawati 14 Tahun 75 cukup 90 Baik
16 Nn. Ayuni 15 Tahun 70 cukup 85 Baik
17 Nn. Dina 17 Tahun 70 cukup 95 Baik
18 Nn. Sofia Ranti 17 Tahun 70 cukup 95 Baik
19 Ririn 17 Tahun 75 cukup 90 Baik
20 Susi 16 Tahun 70 cukup 90 Baik
21 Lina 14 Tahun 70 cukup 85 Baik
22 Ifti 15 Tahun 75 cukup 90 Baik
23 Fadila 17 Tahun 70 cukup 95 Baik
24 Sindi 17 Tahun 65 cukup 90 Baik
25 Ainun 17 Tahun 70 cukup 95 Baik
26 Avia 16 Tahun 75 cukup 85 Baik
27 Rami 14 Tahun 75 cukup 85 Baik
MASTER TABEL
Lampiran 12 :

Dokumentasi Penelitian

1. Pengisian Informed Consent Oleh Responden Penelitian

2. Membagikan Kuisioner kepada para responden dan responden diberikan waktu

untuk mengisi kuisioner selama ± 10 menit sebelum diberikannya promosi

kesehatan.
3. Memberikan penyuluhan dengan media buku saku tentang hygiene menstruasi

pada situasi bencana selama ± 40 menit

4. Membagikan kuisioner kembali kepada responden dan responden diberikan

waktu ± 10 menit untuk mengisi kuisioner setelah diberikan promosi

kesehatan.
Lampiran 13. Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN

RENCANA KEGIATAN PENELITIAN


No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengusulan judul
2 Pengambilan data awal
3 Penyusunan proposal
4 Konsul proposal
5 Persetujuan proposal
6 Seminar proposal
7 Perbaikan
8 Pelaksanaan penelitian
9 Pengelolaan data
10 Penyusunan hasil
penelitian
11 Konsul hasil penelitian
12 Ujian hasil
13 Perbaikan
Lampiran 14.

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

1. Nama : A.A.Rindi
2. Nim : PO712318031
3. Tempat, Tanggal Lahir : Suli, 13 Agustus 2000
4. Agama : Hindu
5. Suku : Bali
6. Alamat : Dusun II Kerobokan Sari Desa Suli Indah, Kec.
Balinggi, Kab. Parigo Moutong, Prov. Sulawesi
Tengah.

B. Riwayat Pendidikan

1. Tk Karya Suci Tahun 2005-2006


2. SD Inpres 3 Suli Tahun 2006-2012
3. SMP Negeri 3 Balinggi Tahun 2012-2015
4. SMA Negeri 1 Balinggi Tahun 2015-2018
5. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Kebidanan Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Tahun 2018

C. Pengalaman di Lingkungan Perguruan Tinggi

Pada tahun 2019 pernah mengikuti lomba senam tobelo untuk memperingati Hari
Gizi Nasional ke-59

Anda mungkin juga menyukai