PROPOSAL
OLEH :
HENDRA TANUELE
NPM :1420118286
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
begitu besar cinta dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Skripsi penelitian ini.Skripsi penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan
Kesehatan (BHD) Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dalam
Penanganan Korban Tenggelam Pada Masyarakat Pesisir Desa Sanahu
Kecamatan Elpaputih Tahun 2022” Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi persyaratan dan melakukan penelitian demi menyandang gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada program studi keperawatan sekolah tinggi ilmu
kesehatan (STIKes) Maluku Husada. Dalam penyelesaian proposal ini penulis telah
banyak menerima bimbingan dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu , melalui kata pengantar ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ketua yayasan Maluku Husada yang telah menyediakan saran dan prasarana
selama penulis mengikuti pendidikan.
2. DR.Sharir Sillehu,SKM.,M.Kes Selaku ketua pada Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan STIKes Maluku Husada dan selaku Pembimbing I yang telah
memberikan saran, masukan demi kesempurnaan Proposal ini.
3. Ira sandi Tunny.S.Si.,M.Kes Selaku ketua program studi ilmu keperawatan
dan seluruh staf dosen.
4. Ns.Windarti Rumaolat,S.Kep.,M.Kep Selaku pembimbing II yang dengan
penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, bimbingan dan
saran dalam penyelesaian penyusunan Proposal ini.
Penulis
ii
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN BANTUAN HIDUP DASAR(BHD)
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM
PENANGANAN KORBAN TENGGELAM MASYARAKAT
PESISIR DI DESA SANAHU KECAMATAN
ELPAPUTIH TAHUN 2022
ABSTRAK
Pendahuluan: Tenggelam adalah penyebab utama ketiga kematian akibat kecelakaan yang
tidak disengaja di seluruh dunia dan perkiraan global secara signifikan didapatkan bahwa
masyarakat meremehkan masalah kesehatan terkait dengan tenggelam. Anak-anak, pria dan
individu dengan peningkatan akses ke air paling berisiko tenggelam. Tujuan dalam penelitian
ini yaitu Untuk mengetahui Pendidikan Kesehatan (BHD) Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penanganan Korban Tenggelam Pada Masyarakat Pesisir
Desa Sanahu Kecamatan Elpaputih . Metode: Menggunakan desain cross sectional dan
jumlah sampel sebanyak 40 responden dengan menggunakan Instrumen berupa kuesioner dan
Liplet. Analisis yang digunakan yaitu uji statistic chi-square. Hasil: Hasil penelitian
menunjukan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 100 responden
(100%), umur 46-55 tahun dengan jumlah 12 responden (30,0%), pendidikan SMA
berjumlah 31 responden (77,5%), dan Hasil analisis didapatkan koefsien proporsi (p) sebesar
0,000. Dengan demikian adalah lebih kecil dibandingkan dengan taraf α = 0,05. Hal ini
diartikan bahwa hipotesis (H1) diterima yaitu ada Pengaru edukasi kesehatan terhadap Pre
Test Pengetahuan dan Post Test Pengetahuan dan Pre Test Sikap dan Post Test Sikap
Kesimpulan: Adanya Pengaru pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar (BHD) terhadap
peningkatan pengetahuan dan sikap dalam penanganan korban tinggelam masyarakat pesisir
di desa sanahu.
iii
THE INFLUENCE OF BASIC LIFE SUPPORT HEALTH EDUCATION
(BHD) ON INCREASING KNOWLEDGE AND ATTITUDE IN
HANDLING OF COMMUNITY SURROUNDING VICTIMS
COASTAL IN SANAHU VILLAGE, DISTRICT
ELPAPUTIH IN 2022
ABSTRACT
Introduction: Drowning is the third leading cause of accidental death worldwide and a significant
global estimate is that society underestimates the health problems associated with drowning. Children,
men and individuals with increased access to water are most at risk of drowning. The purpose of this
study is to find out Health Education (BHD) on Increasing Knowledge and Attitudes in Handling
Drowning Victims in Coastal Communities, Sanahu Village, Elpaputih District. Methods: Using a
cross sectional design and a sample of 40 respondents using instruments in the form of questionnaires
and Liplets. The analysis used is the chi-square statistical test. Results: The results showed that the
majority of respondents were male with a total of 100 respondents (100%), aged 46-55 years with a
total of 12 respondents (30.0%), high school education totaled 31 respondents (77.5%), and The results
of the analysis obtained the proportion coefficient (p) of 0.000. Thus it is smaller than the level of =
0.05. This means that the hypothesis (H1) is accepted, namely there is an influence of health education
on the Knowledge Pre Test and Knowledge Post Test and Attitude Pre Test and Post Test Attitude
Conclusion: There is an influence of basic life support health education (BHD) on increasing
knowledge and attitudes in handling victims lives of coastal communities in the village of Sanahu.
iv
DAFTAR ISI
v
2.3 Tinjauan Umum Tentang Sikap ..........................................................................24
2.3.1 Defenisi Sikap ...........................................................................................24
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap .................................................24
2.3.3 Pengaruh Tingkat Kesehatan Terhadap Sikap ..........................................26
2.3.4 Tingkatan Sikap ........................................................................................26
2.4 Tinjauan Umum Tenggelam ...............................................................................27
2.4.1 Defenisi Tenggelam ..................................................................................27
2.4.2 Patofisiologi ..............................................................................................27
2.4.3 Pertolongan di Air .....................................................................................29
2.4.4 Langkah-langkah Menanggapi Kegawatdaruratan ...................................32
2.5 Tabel Keaslian .....................................................................................................33
BAB III KERANGKA KONSEP ...........................................................................37
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................................37
3.2 Hipotesis ..............................................................................................................38
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................39
4.1 Desain Penelitian .................................................................................................39
4.2 Tempat dan Waktu Penenlitian ...........................................................................39
4.2.1 Tempat Penelitian .....................................................................................39
4.2.3 Waktu Penenlitian .....................................................................................39
4.3 Populasi dan Sampel ...........................................................................................40
4.3.1 Populasi .....................................................................................................40
4.3.2 Sampel .......................................................................................................40
4.3.3 Sampling ...................................................................................................40
4.4 Variabel Penelitian ..............................................................................................41
4.4.1 Variabel Independen .................................................................................41
4.4.2 Variabel Dependen ....................................................................................41
4.5 Defenisi Operasional ...........................................................................................42
4.6 Instrumen Penelitia ..............................................................................................43
4.7 Prosedur Pengumpulan Data ...............................................................................44
vi
4.7.1 Pengolahan Data .......................................................................................45
4.7.2 Analisa Data ..............................................................................................46
4.8 Etika Penelitian ...................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
sumberdaya laut dan pesisir. Sebagian besar penduduk yang tinggal di wilayah
(Lasabuda, 2013).
besar masyarakat hidup sebagai nelayan dan tinggal di daerah pesisir. Sebaran
dengan lautan dimana mata pencaharian utama adalah nelayan. Letak dusun
jarak tempuh 30 menit menggunakan speed boat. Hal ini membuat masyarakat
tidak terlalu peka dengan masalah kesehatan dan terbiasa hidup mandiri namun
kegawatdaruratan (Kusumaningrum et al., 2013)
1
2
tahunnya 322 ribu orang meninggal di seluruh dunia karena tenggelam. Kematian
akibat cidera yang tidak sengaja ini menyumbang 7% dari semua kematian yang
kejadian tenggelam hingga 633 kasus dengan total keseluruhan korban tenggelam
sekitar 5097 orang dan dengan kejadian meninggal sekitar 278 orang atau sekitar
menempati urutan 10 dari 12 kasus cidera terbesar dengan jumlah 4,3%. Pada
prevalensi kasus tenggelam 0,3%. Berdasarkan pada kelompok umur 55-64 tahun
penanganan pertama pada kasus tenggelam. Hal ini didasari pada lokasi pesisir
yang jauh dari tenaga penolong (paramedis dan medis) dan tempat pertolongan
kecelakaan yang terjadi di laut, salah satunya adalah tenggelam (Usman et al.,
2010).
yang tidak disengaja di seluruh dunia dan perkiraan global secara signifikan
tenggelam. Anak-anak, pria dan individu dengan peningkatan akses ke air paling
pendidikan kesehatan atau edukasi akan penyelamatan dan bantuan hidup dasar
sirkulasi tanpa menggunakan alat selain alat bantu nafas sederhana. Kombinasi
nafas bantuan dan kompresi dada disebut resusitasi jantung paru (RJP). (Soaret
al., 2013).
masyarakat dalam mengenal keadaan risiko tinggi secara dini yang harus
harus mempersingkat response time (Agustini et al., 2017; Darwati et al., 2016).
seadanya tanpa memikirkan tindakan yang dilakukan itu tepat atau tidak. Selain
itu, masyarakat awam biasanya hanya menunggu tim penolong datang tanpa
awam dikatakan sebagai penolong pertama dan utama (Putri et al., 2019;
Ambarika, 2017).
Edukasi pendidikan kesehatan serta pelatihan bantuan hidup dasar ini baik
diberikan sejak usia muda untuk menciptakan generasi muda yang berkompeten
Yenny Sima, at,ol 2019). jumlah responden 58 orang dengan cara purposive
pengetahuan cukup.
Widyastuti dan Sri Anik Rustini tahun 2017 dengan jumlah responden 35 orang
Maghfira dan gobel tahun 2014 dengan jumlah responden 47 orang tentang
(88,9%).
sebelum diberikan pelatihan BHD 60% dan kategori baik 40% , namun etelah
sistem pertolongan dan pengetahuan penanganan korban yang tidak tepat dan
Elpaputih diperoleh data pada tahun 2022 terdapat 3 khasus tenggelam di Desa
namun dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang masyarakat
mengatakan mereka tidak tau apa yang harus mereka lakukan untuk penangan
korban tenggelam.
(nelayan) antara lain; ada yang mengatakan tidak tau langkah pemberian
pertolongan pertama kepada korban tenggelam dan ada juga yang mengatakan
takut dalam melakukan penangan pada korban tenggelam. Selain itu ada juga
kepada korban tapi korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Untuk itu
Hal ini didasari pada pengetahuan dan sikap masyarakat awam yang kurang
terhadap pertolongan pertama padan khasus tenggelam dan lokasi desa yang jauh
melakukan cara pertolongan (bantuan hidup dasar) pada kasus kecelakaan yang
pertama pre hospital perlu dilakukan. Masyarakat yang tidak paham tentang
seadanya tanpa memikirkan tindakan yang dilakukan itu tepat atau tidak. Selain
itu, masyarakat awam biasanya hanya menunggu tim penolong datang tanpa
awam dikatakan sebagai penolong pertama dan utama (Zurimi dkk, 2020).
Barat untuk diberikan solusi yaitu melakukan penyuluhan dan pelatihan BHD
sebagai nelayan.
pesisir.
10
1. Bagi Penulis
Masyarakat Pesisir.
3. Bagi Masyarakat
jantung. BHD terdiri dari identifikasi henti jantung dan aktivasi Sistem
(RJP) segera, dan segera melakukan defibrilasi atau kejutan listrik dengan
hanya dapat dilakukan oleh kalangan medis saja akan tetapi dapat juga
yang dilakukan pada korban dengan henti nafas dan henti jantung.
pertama memberikan nafas buatan dan tekanan jantung luar pada pasien
Association, 2015).
11
12
hidup dasar.
nafas, tidak ditemukan adanya nafas atau tidak ada nadi, maka penolong
pernapasan.
pada korban yang mengalami henti jantung atau henti napas melalui pijat
jantung atau RJP dan pemberian defibrilasi atau kejut jantung dengan alat
AED
terhadap sirkulasi dan ventilasi dari pasien yang mengalami henti jantung
atau henti nafas melalui resusitasi jantung paru (Kreki, 2020). Tujuan dari
RJP adalah untuk mengalirkan darah sehingga oksigen juga mengalir ke otak
1. C - Circulation (Sirkulasi)
3. B - Breathing (Nafas)
14
2. Periksa Respon :
b. Jika tidak ada respon minta tolong kepada orang sekitar untuk segera
3. Periksa nadi karotis, lihat gerakan dada, dan hembusan nafas (selama 5-
10 detik). jika korban tidak bernafas dan nadi tidak berdenyut. Lakukan
tidak boleh putus bila lebih dari 10 detik maka 21 kembali ke awal.
pernafasan.
yang tidak sadarkan diri tersebut pada posisi pemulihan dan awasi
spontan).
sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa
(Notoadmodjo, 2018).
16
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
1. Tahu (know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
sebagainya.
2. Memahami (comprehention)
dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
yang lain.
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (synthesis)
yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk
6. Evaluasi (Evaluation)
1. Pengetahuan implisit
2. Pengetahuan eksplisit
bagi kesehatan dan ternyata dia tidak merokok (Budiman & Agus,
2013).
4. Cara Modern
Dewi 2020).
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
b. Keterpaparan Informasi
c. Pengalaman
d. Pekerjaan
e. Usia
f. Masa Kerja
Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah berkerja pada suatu
g. Pelatihan
2. Faktor Eksternal
tidak dapat langsung dilihat, tapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu
1. Pengalaman Pribadi
3. Kebudayaan
4. Media Masa
sikap.
6. Faktor Emosional
tindakan yakni:
1. Menerima (receiving)
2. Merespons (responding)
3. Menghargai (valuing)
(Notoatmodjo, 2012:141-142).
27
selamat dalam waktu kurang dari 24 jam maka disebut dengan istilah near
Tenggelam dapat terjadi pada air tawar maupun air laut dan
merupakan salah satu kecelakaan yang dapat berujung pada kematian jika
2.4.2 Patofisiologi
untuk bernafas, kemudian akan diikuti oleh kejang dan kematian oleh
karena hipoksemia. Proses ini dikenal juga dengan wet drowning. Pada
28
elektrolit, hanya sebagian kecil korban yang meminum air dalam jumlah
yang cukup dari kedua jenis cairan tersebut dapat menyebabkan efek yang
signifikan secara klinis. Namun, aspirasi sejumlah cairan, baik itu air
sementara kecuali bila terdapat cedera ginjal yang signifikan oleh karena
yang tidak stabil dan koma akan lebih buruk oleh karena hipoksia dan
selancar atau alat bantu apung). Setidaknya diperlukan dua orang dewasa
tim penyelamat saja, tetapi menjadi tanggung jawab setiap orang. Setiap
orang yang mengetahui atau mendengar adanya keadaan darurat dan ada
respon suara kepada korban dan sambil mencari kayu atau tali atau
permukaan air.
sadar, maka segera berikan kepada korban, seperti kayu atau tali,
ada cedera atau hal lain yang dapat mengancam keselamatan jiwa
31
4. Jika tidak ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik korban,
5. Jika korban masih dalam keadaan sadar dan bisa ditenangkan, maka
korban atau bisa juga dengan menarik krah baju korban, hal ini
1. Kenali (recognition)
2. Penilaian (assessment)
3. Tindakan (action)
responden
(11, 4%).
5. “Pengaruh Pre- 15 orang Untuk Kuesioner Purposive p value
Pelatihan Bantuan eksperime menganalisis sampling (0,001) < α
Hidup Dasar ntal pengaruh (0,05), yang
(BHD) Terhadap dengan pelatihan artinya
Pengetahuan mengguna Bantuan Hidup adanya
Pemuda Karang kan Dasar (BHD) pengaruh
Taruna Dalam rancangan terhadap pelatihan
Memberikan penelitian pengetahuan Bantuan
Pertolongan one-group pemuda karang Hidup
Pertama Pada pre-post taruna dalam Dasar
Pasien Henti Nafas test memberikan (BHD)
di Kelurahan Tegal design. pertolongan terhadap
Besar Kabupaten pertama pada pengetahua
Jember Tahun pasien henti n pemuda
2019” nafas di karang
(Fajar Kurniawan, Kelurahan taruna
2019) Tegal Besar dalam
Kabupaten memberikan
Jember pertolongan
pertama
pada pasien
henti nafas
di
Kelurahan
Tegal Besar
Kabupaten
Jember.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Penanganan
Pengetahuan Pertolongan Sikap
Pertama
Keterangan :
Variabel Dependen
Variabel Independen
Garis penghubung
37
38
3.2 Hipotesis
METODE PENELITIAN
Tahun 2022.
39
40
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2016).
sampel dari populasi (khususnya yang tidak terhingga atau tidak jelas),
4.3.3 Sampling
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau diupayakan oleh satuan penelitian tentang satu konsep penelitian
(Dharma, 2013).
penelitian adalah alat ukur fasilitas yang digunakan oleh penelitian dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik
Nursalam (2015) jenis instrumen penelitian yang dapat digunakan pada ilmu
1. Biofisiologi
2. Observasi;
3. Wawancara
4. Kuesioner
5. Skala.
variabel independen yaitu pengetahuan dan sikap dan variabel dependen yaitu
pertanyaan petunjuk pengesian berilah tanda (ⱱ) pada kolom yang paling
petunjuk pengisian berilah tanda (ⱱ) pada kolom yang paling sesuai dengan
Tehnik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti terdiri atas data primer
1. Data Primer
penelitian.
2. Data Sekunder
dan konsistensi dari setiap jawaban. Sehingga apa bila ada kekurangan
bersifat kategorik.
yang di teliti.
data.
ikut serta dalam penelitian atau tidak, dengan memberikan Informen Consent
yang benar dan pantas, memperhatikan hak dari subjek penelitian serta
distribusi seimbang dan adil dalam hal beban dan manfaat keikutsertaan
dalam penelitian.
menginvasi melebihi batas yang diperlukan dan privasi subjek tetap dijaga
selama penelitian, invasi terhadap privasi dapat terjadi bila informasi bersifat
Kabupaten Seram Bagian Barat dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan
berbatasan dengan Desa Tala dan Sumeith. Selain itu Desa Sanahu memiliki
luas wilayah 5.015,50 Ha, luas Perkampungan 16,50 Ha, luas perkebunan 668
Ha, luas hutan 4,331 Ha. Jumlah keseluruhan penduduk Desa Sanahu adalah
1049 jiwa. Diantaranya jumlah jiwa laki-laki sebanyak 452 jiwa dan jumlah
sebagian besar mata pencarian adalah petani dan nelayan. Selain itu juga
sebagian masyarakat Desa Sanahu ada yang berprofesi sebagai PNS dan
wiraswasta.
5.1.1 Hasil
Kabupaten Seram Bagian Barat selama satu bulan pada tanggal 06 Juli–
dependen diambil pada periode waktu yang sama karena penulis ingin
48
49
dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel univariat dan bivariat sebagai
berikut:
responden (5.0%).
Kurang 40 100.0
Cukup 0 000,0
Baik 0 000,0
Total 40 100
Baik 34 85.0
Cukup 4 10.0
Kurang 2 5.0
Total 40 100
Kurang 40 100.0
Cukup 0 000,0
Baik 0 000,0
Total 40 100
Elpaputih
Tabel 5.8
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Dalam Penanganan
Korban Tenggelam Masyarakat Pesisir Desa Sanahu Kecamatan
Elpaputih Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2022
Variabel Mean Rank p-value n
sikap dapat diketahui dari nilai P. Value 0,00 < 0,05. artinya terdapat
5.2 PEMBAHASAN
5.2.1. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Terhadap Tingkat Pengetahuan Dalam Penanganan Korban
Tenggelam Masyarakat Pesisir.
pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi
dan perilaku.
setuju.
artian nilai yang sesudah pendidikan kesehatan lebih kecil dari pendidikan
kesehatan adalah 0.
Value 0,00 < 0,05. artinya terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan
tenggelam, dengan nilai p = 0,000 lebih kecil dari = 0,05 yang berarti
tentang bantuan hidup dasar yang ada didalam penangnan pertama korban
pengetahuan.
berada ditepi pantai. Hal ini juga tidak luput dari perhatian pemerintah
penanganan yang bersifat darurat yang bisa dimana saja dilakukan dan
setuju.
diketahui dari nilai P. Value 0,00 < 0,05. artinya terdapat pengaruh yang
Dari hasil uji wilcoxon pada tabel 5.8 diatas, didapati selisih antara
sebelum dan 19.50 sesudah. Sedangkan untuk selisih antara sebelum dan
kesehatan dengan nilai mean rank pada variabel sikap adalah 0 sebelum
pertanyaan tersebut.
sehat.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
1. Bagi Penulis
tenggelam.
acuan bagi pengembangan ilmu keperawatan dan menjadi evidence based bagi
65
66
3. Bagi Masyarakat
Harry. (2013). Adult Basic Life Support On Near Drowning At The Scene.
Jember.
Cipta.
Kesehatan.
Darurat..
A,Shirley Jones. (2016). ACLS, CPR, AND PALS : Clinical Pocket Guide.
Erlangga.
Soar, ( 2013). ABC of Resuscitation (ABC Series) 6th Edition. London, UK:
BMJ Books.
Hefa, 273-278.
World Health Organization. (2017). Preventing drowning: an implementation
Udayana.