Dosen pembimbing :
Disusun Oleh :
DI SUSUN OLEH :
KELAS 3A
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
limpahan rahmat-nya, maka kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tepat
waktu. Berikut ini kami susun sebuah makalah dengan judul Penatalaksanaan pada
Nyeri Kanker, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi
mahasiswa keperawatan untuk pempelajarinya dalam sistem perkemihan.
Kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Dosen pembimbing kami
yang telah membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Dan kami ucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang juga turut serta dalam mengerjakan tugas ini.
Melalui kata pengantar ini kami terlebih dahulu meminta maaf bilamana isi
makalah ini kurang lengkap dan ada tulisan-tulisan yang kurang tepat. Oleh karena itu
kami meminta kritik dan saran kepada para pembaca. Dengan ini kami mengucap
terimakasih dan semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga memberikan manfaat
kepada kita sekalian.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 4
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan istilah untuk sekelompok penyakit yang bervariasi tipe dan
lokasinya. Penyakit ini disebabkan oleh hilangnya kontrol terhadap kapasitas reproduksi sel.
Sel-sel ini tidak membelah sesuai programnya, namun terus membelah dan bermultiplikasi
secara abnormal hingga menimbulkan massa tumor yang nampak dan terdeteksi. Massa
tumor ini dihasilkan oleh proliferasi sel autonom yang berkelanjutan dan abnormal, akibat
perubahan permanen beberapa sel yang ditransmisikan dari kelompok selnya.
Nyeri kanker sering dalam praktek sehari-hari dan bersifat subyektif. Pada pasien
yang pertama kali datang berobat, sekitar 30% pasien kanker disertai dengan keluhan nyeri
dan hampir 70% pasien kanker stadium lanjut yang menjalani pengobatan disertai dengan
keluhan nyeri dalam berbagai tingkatan. Nyeri kanker adalah nyeri kronik yang
membutuhkan penatalaksanaan yang berbeda dengan nyeri kronik lainnya, membutuhkan
penilaian dengan tingkatan akurasi yang tepat, evaluasi secara komprehensif dan waktu yang
ketat terutama untuk nyeri berat serta pengobatannya yang berlangsung lama.
Salah satu gejala pada penderita kanker adalah nyeri yang dapat bersifat ringan,
sedang sampai menjadi berat. Hal ini juga yang menjadi gejala yang paling ditakuti pasien
karena menjadi faktor utama dalam mengalami penurunan kualitas hidupnya. Sebagian besar
pasien kanker akan mengalami gangguan perasaan nyeri dalam perjalanan hidupnya.
B. Rumusan Masalah
5. Apakah definisi nyeri ?
6. Bagaimana terapi pada nyeri kanker ?
7. Bagaimana penanganan terapi Farmakologi ?
8. Bagaimana penanganan terapi Non-Farmakologi ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa memahami definisi nyeri
2. Mahasiswa memahami apa saja terapi pada nyeri kanker
3. Mahasiswa memahami bagaimana cara penanganan terapi Farmakologi
4. Mahasiswa memahami bagaimana cara penanganan terapi Non-Farmakologi
4
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang
berhubungan dengan jaringan yang rusak atau cenderung terjadinya kerusakan jaringan atau
segala keadaan yang menunjukkan adanya kerusakan jaringan.
2. Ruang lingkup
a) Nyeri akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas (kurang dari 6
minggu), yang memiliki hubungan waktu dan kausal dengan cedera atau penyakit.
b) Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama, rasa nyerinya
terus ada karena kerusakan jaringan yang terus menerus meskipun telah terjadi proses
penyembuhan dan seringkali tidak diketahui penyebabnya yang pasti
c) Nyeri nosiseptik adalah nyeri yang terjadi pada jaringan yang intak yang
mendapatkan rangsangan kuat (disebut juga rangsang noksius), apakah itu suhu yang
ekstrim, mekanik maupun kimiawi
d) Nyeri neuropatik adalah nyeri yang disebabkan oleh penyakit atau kerusakan sistim
saraf perifer atau sentral, atau disebabkan adanya disfungsi sistem saraf
e) Nyeri Psychologisadalah nyeri yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap;
penyakit (disease), kecacatan (disability) yang dirasakan , dan jenis adaptasi psikologis
digunakan oleh pasien. Fokus penanganan terletak pada jiwa yang merasakan sakit,
bukan pada ada atau tidaknya patologi yang ditemukan.
5
4. Psikoterapi
6
d) Pencegahan
Edukasi pasien:
Berikan informasi mengenai kondisi dan penyakit pasien, serta
tatalaksananya
Diskusikan tujuan dari manajemen nyeri dan manfaatnya untuk
pasien
Beritahukan bahwa pasien dapat menghubungi tim medis jika
memiliki pertanyaan/ingin berkonsultasi mengenai kondisinya
Pasien dan keluarga ikut dilibatkan dalam menyusun manajemen
nyeri (termasuk penjadwalan medikasi, pemilihan analgesik, dan
jadwal control)
Kepatuhan pasien dalam menjalani manajemen nyeri dengan baik.
Medikasi saat pasien pulang
Pasien dipulangkan segera setelah nyeri dapat teratasi dan dapat
beraktivitas seperti biasa/normal
Pemilihan medikasi analgesik bergantung pada kondisi pasien
7
Penggunaan Aspirin perlu diwaspadai pada beberapa kondisi :
Pasien asma, polip nasal, dan atau urtikaria (dikenal sebagai Trias Franklin,
karena terdapat peningkatan resiko anafilaksis yang mengakibatkan konstriksi
bronkus, edema laring, hipotensi, dan kematian)
Tidak boleh diberikan pada anak dibawah 2 tahun yang menderita flu dan cacar
air karena berisiko terjadi sindroma Reye yang fatal pada anak.
Efek samping Aspirin ringan meliputi dispepsia, herat burn, mual, muntah, diare,
konstipasi, nyeri epigastrium, dan nyeri abdomen. Efek yang berat dapat berupa
perdarahan gastrointestinal, angioedema, tinitus, dan Sindroma Reye. Efek samping ini
dapat dikurangi jika diminum bersama-sama dengan susu, sesudah makan, atau
bersama dengan suatu antasida.
Yang perlu diwaspadai pada penggunaan NSAID :
Orang tua, penderita diabetes, penyakit vaskuler, asma, gagal ginjal atau berkurangnya
output urine, hipotensi, dan hipovolemi.
Kontraindikasi NSAID :
Adverse reaction yang sebelumnya pernah terjadi terhadap NSAID
Riwayat tukak lambung
Sedang diterapi dengan NSAID lain
Terapi antikoagulan oral
Gangguan pembekuan darah
Sedang menjalin profilaksis Deep Vein Thrombosis (DVT) dengan Heparin LMW
Riwayat hipersensitivitas terhadap aspirin atau NSAID lain
NSAID Lain
Begitu banyak jenis NSAID lain yang dapat digunakan dalam terapi nyeri kanker, tidak
terbatas pada Aspirin saja. Obat-obat ini memiliki mekanisme kerja, efek samping, dan
kontraindikasi yang sama seperti tertulis pada bagian Aspirin di atas.
Apabila obat non-opioid (dengan atau tanpa disertai penggunan adjuvan) tidak lagi mampu
mengontrol rasa nyeri, maka berikan opioid ringan beserta dengan analgesik non-opioid pada
penatalaksanaan pasien.
8
2. Analgesic ajuvan
Obat analgesic ajuvan adalah obat yang indikasi utamanya bukanlah sebagai
penanganaan rasa nyeri, melainkan memiliki efek analgesia dalam kondisi-kondisi tertentu
terutama pada rasa nyeri yang berat. Analgesic ajuvan dapat ditambahkan pada stadium
manapun.
Merupakan obat yang memiliki indikasi primer bukan untuk nyeri tetapi dapat
berefek analgesik dalam kondisi tertentu.
Pada anak dengan nyeri neuropatik, dapat diberikan analgesik adjuvant sebagai
level 1.
Analgesik adjuvant ini lebih spesifik dan efektif untuk mengatasi nyeri
neuropatik.
Kategori:
Analgesik multi-tujuan: antidepressant, antagonis adrenergic alfa-2,
kortikosteroid, anestesi topical.
Analgesik untuk nyeri neuropatik: antidepressant, antikonvulsan, antagonis
GABA, anestesi oral-lokal
Analgesik untuk nyeri musculoskeletal: relaksan otot, benzodiazepine,
inhibitor osteoklas, radiofarmaka.
OAINS dan amfetamin: meningkatkan toleransi opioid dan resolusi nyeri
Nortriptilin, klonazepam, karbamazepin, fenitoin, gabapentin, tramadol,
mexiletine: efektif untuk nyeri neuropatik
Antikonvulsan: untuk neuralgia trigeminal.
Gabapentin: neuralgia pasca-herpetik 1-3 x 100mg sehari dan dapat
ditingkatkan menjadi 300mg/ hari
3. Analgesic opioid
1) Resiko adiksi rendah jika digunakan untuk nyeri akut (jangka pendek).
2) Hidrasi yang cukup dan konsumsi serat/ bulking agent untuk mencegah
konstipasi (preparat senna, sorbitol).
3) Berikan opioid jangka pendek
4) Dosis rutin dan teratur memberikan efek analgesic yang lebih baik daripada
pemberian intermiten.
5) Mulailah dengan dosis rendah, lalu naikkan perlahan.
9
6) Jika efek analgesic masih kurang adekuat, dapat menaikkan opioid sebesar 50-
100% dari dosis semula.
Efek samping dari obat golongan opioid baik lemah maupun kuat adalah mual,
muntah, konstipasi, mioklonus, sedasi, gangguan kognisi, depresi pernafasan, mulut
terasa kering, dimana efek samping ini umumnya bersifat self-limiting. Namun
khususnya untuk konstipasi, dapat diatasi dengan pemberian laksatif secara
konsisten.
a. Opioid lemah hingga sedang
Opioid lemah yang utama digunakan sebagai terapi nyeri kanker adalah
kodein. Namun perlu diingat bahwa penggunaan opioid lemah pada tahap kedua
WHO seringkali dikomendasikan dengan NSAID atau acetaminopan. Yang
membatasi penggunaan kombinasi adalah tosisitasnya. Pada tahap inilah obat
ajuvan banyak digunakan untuk mengatasi gejala yang mengeksaserbasi nyeri.
b. Opioid kuat
Merupakan jalan terapi farmakologis terakhir yang dipilih apabila
kombinasi antara analgesic non-opiod dengan opioid lemah tidak mampu
mengatasi rasa nyeri. Namun, perlu diingat bahwa resiko terjadinya toleransi ,
peningkatan sensivitas nyeri, perubahan hormonal, depresi sistem imun,
physical dependence, dan phychological dependence pada obat golongan ini
cukup signifikan terutama pada penggunaan jangka panjang.
11
c. Prosedur Teknik Distraksi
Prosedur teknik distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain sebagai berikut :
1. Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat
pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual
2. Distraksi pendengaran
Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemericik air.
a. Klien dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik yang tenang
seperti musik klasik
b. Klien diminta untuk berkonsentrasi pada lirik dan irama lagu
c. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu
seperti bergoyang, mengetuk jari atau kaki
3. Distraksi pernapernapasan
a. Cara pertama, yaitu bernapas ritmik
1. Anjurkan klien untuk memandang focus pada satu objek atau
memejamkan mata
2. Lakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai
empat (dalam hati)
3. Anjurkan klien untuk berkonsentrasi pada sensasi pernapasan dan
terhadap gambar yang memberi ketenangan
4. Lanjutkan teknik ini hingga terbentuk pola pernapasan ritmik
12
5. Bagi anak usia sekolah, dengan meminta mereka menahan napas
sewaktu prosedur yang menyakitkan akan memindahkan perhatian
mereka kepada pernapasannya dan buka pada prosedurnya
6. Meminta anak untu meniup keluar nyeri telah didiskusikan sebagai alat
distraksi yang efektif (french, painter and coury,1994).
4. Distraksi intelektual
Distraksi intelektual dapat dilakukan dengan mengisi teka-teki silang,
bermain kartu, melakukan kegemaran (ditempat tidur), seperti mengumpulkan
perangko atau menulis cerita. Pada anak-anak dapat digunakan teknik
menghitung benda atau burung disekeliling
5. Imajinasi terbimbing
Imajinasi terbimbing merupakan kegiatan klien membuat suatu bayangan
yang menyenangkan dan mengkonsentrasikan diri pada bayangan tersebut,
serta berangsut-angsur membebaskan diri dari perhatian terhadap nyeri. Selain
itu, bisa juga distrksi sama dengan gangguan yang berarti mengalihkan
perhatian kia pada sesuatu. Dengan menggunakan metode ini, tanpa disadari
ketika menonton televisinatau mendengarkan radio dapat mengalihkan pikiran
dari kekhawatiran, cemas/ suatu masalah/rasa sakit yang sedang dialami.
Distraksi dapat digunakan sendiri untuk mengatasi rasa sakit ringan atau
distraksi berguna ketika sedang menunggu bekerjanya obat anti nyeri. Jika jika
mempunyai masalah yang mengganggu pikiran, seseorang dapat berfokus pada
yang lain sehingga pikiran yang mengganggu hilang dari pikiran. Cara
melakukan bimbingan imajinasi antara lain sebagai berikut :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Jelaskan prosedur yaitu rujukan, posisi, waktu, dan peran perawat
sebagai pembimbing
c. Anjurkan klien mencari posisi yang nyaman
d. Duduk dengan klien tapi tidak mengganggu
e. Lakukan pembimbingan dengan baik
Minta klien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau
pengalaman yang membantu penggunaan semua indra dengan
suara yang lembut
Ketika klien relaks, klien berfokus pada bayangannya dan saat itu
perawat tidak perlu bicara lagi
13
Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah, atau tidak
nyaman, maka perawat harus menghentikan latihan dan memulai
lagi ketika klien telah siap
Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh setelah 15 menit, klien
harus memperhatikan tubuhnya, lalu catat daerah yang tegang dan
daerah ini akan digantikan dengan relaksasi. Biasanya klien relax
setelah menutup mata atau mendengarkan musik yang lembut
sebagai latar belakang yang membantu
Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk
digunakan pada latihan selanjutnya dengan menggunakan
informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak membutuhkan
perubahan pertanyaan klien
6. Teknik Sentuhan
Distraksi dengan menggunakan teknik sentuhan pada lengan, mengusap
atau menepuk-nepuk tubuh klien. Teknik sentuhan dapat dilakukan sebagai
tindakan pengalihan atau distraksi. Tindakan ini dapat mengaktifkan saraf
lainnya untuk menerima respons atau teknik gateway control. Teknik ini
memungkinkan implus yang berasal dari saraf yang menerima input sakit atau
nyeri tersebut. Impuls yang berasal dari input saraf nyeri tersebut diblok oleh
input dari saraf yang menerima rangsang sentuhan karena saraf yang menerima
sentuhan lebih besar dari saraf nyeri.
B. Relaksasi
a. Pengertian
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
mengalami nyeri kronis. Relax sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot,
rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. Relasasi
adalah kegiatan yang memadukan otak dan otot. Otak yang lelah dibuat tenang
dan otot yang tegang dibuat relax. Jika seseorang melakukan relaksasi, puncaknya
adalah fisik yang segar dan otak yang siap menyala kembali.oleh karena itu relaksasi
melibatkan komponen-komponen penting tubuh yang secara terus menerus dipakai,
misalnya panca indra, pernafasan, aliran darah (sistem kardiovaskular), otak dan
otot-otot rangka. Banyak cara untuk melakukan relaksasi langkah-langkah berikut :
14
1. Pilihlah tempat yang tenang, sebaiknya tempat yang ada bunyi-bunyinya
yang bersumber alam, seperti bunyi air mengalir, semikir angin dan kicauan
burung.
2. Seseorang dapat melakukannya dengan posisi apapun yang penting tidak
cepat lelah atau bosan. Selain itu tidak harus duduk seperti bermediasi.
Pilihlah posisi yang nyaman.
3. Mulailah dengan menegangkan otot-otot tungkai selama 30-60 detik. Otot
tungkai bersama otot aksial (bagian tengah badan) adalah otot-otot yang
mudah merasa lelah. Kerja otot tersebut paling berat karena mempertahankan
posisi tubuh agar selalu seimbang. Dengan cara ini otot-otot tegang itu
dilemaskan. Ulangi langkah ini sebanyak 3 kali.
4. Lanjutkan dengan membayangkan setiap bagian tubuh menjadi relax. Mulai
dari ujung kaki sampai kepala.
5. Pertahankan rasa relax sekitar 10-15 menit.
b. Prosedur pelaksanaan
1. Atur posisi klien agar relax, tanpa beban fisik, posisi dapat duduk atau
berbaring terlentang.
2. Instruksikan klien untuk menghirup napas dalam sehingga rongga paru
berisi udara yang bersih
3. Instruksikan klien untuk secara perlahan menghembuskan udara dan
membiarkannya keluar. Bersamaan dengan hal ini minta klien untuk
memusatkan perhatian betapa nikmat rasanya
4. Instruksikan klien untuk bernafasdengan irama normal beberapa saat.
5. Instruksikan klien untuk bernapas dalam, keudian menghembuskan
perlahan-lahan, dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki
menuju keparu kemudian udara dibuang keluar.
6. Instruksikan klien untuk mengulangi prosedur no.5 dengan memusatkan
perhatian pada kaki dan tangan, punggung, perut, serta bagian tubuh yang
lain.
7. Setelah klien merasa relax, minta klien secara perlahan menambah irama
pernafasan. Gunakan pernafasan dada atau abdomen. Jika frekuensi nyeri
bertambah, gunakan pernafasan dangkal dengan frekuensi yang lebih cepat.
15
Teknik relaksasi umumnya terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa
keuntungan antara lain :
1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stress.
2. Menurunkan nyeri ototmenolong individu untuk melupakan nyeri
3. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
4. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
5. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
16
yang tegang, anjurkan klien untuk merasakannya dan tegangkan otot
sepenuhnya kemudian relaksasi 12-30 detik
Kerutkan dahi keatas pada saat yang sama, tekaan kepala mungkin
kebelakang, putar searah jarum jam dan kebalikannya, kemudian
anjurkn klien untuk mengerutkan otot sepaeri kenari, yaitu; cemberut,
mata dikedip-kedipkan, menyonyongkan kedepan, lidah ditekan ke
langit-langit, dan bahu dibungkukkan selama 5-7 detik. Bimbing klien
kedaerah otot yang tegang, anjurkan klien untuk memikirkan rasanya,
dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relax selama 12-30 detik.
Lengkungkan punggung kebelakang sambil menarik napas dalam,
tekan keluar lambung, tahan, lalu relax. Tarik napas dalam, tekan
keluar perut, tahan, dan relax
Tarik kaki dan ibujari kebelakang mengarah kemuka, tahan, relax.
Lipat ibu jari secara serentak, kencangkan betis, paha ddan pantat
selama 5-7 detik. Bimbing klien kedaerah otot yang tegang, lalu
anjurkan klien untuk merasakannya, dan tegangkan otot sepenuhnya,
kemudian relax selama 12-30 detik
5. Selama melakukan teknik relaksasi, catak respon nonverbal klien. Jika klien
menjadi agitasi atau tidak nyaman, hentikan latian, dan jika klien terlihat
kesulitan relaksasi hanya pada sebagian tubuh. Lambatkan kecepatan latian
dan berkonsentrasi pada tubuh yang tegang.
6. Dokumentasikan dalam catatan perawat, respon klien terhadap teknik
relaksasi, dan perubahan tingkat kenyamanan klien.
D. Pemijatan (masase)
a. Pengertian
Stimulasi kutaneus
Teori gate control nyeri seperti yang telah dijelaskan, bertujuan untuk
menstimulasi serabut-serabut yang mentransmisikan sensasi tidak nyeri memblok
atau menurunkan transmisi, impuls nyeri. Beberapa strategi penghilang nyeri
nonfarmakologis, termasuk menggosok kulit dan menggunakan panas dan dingin,
adalah berdasarkan mekanisme. Masase adalah stimulasi kitaneus tubuh secara
umum, sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik
17
menstimulasi reseptor yang sama seperti reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai
dampak melalui sistem kontrol desenden. Masase dapat membuat klien lebih
nyaman karena masase membuat relaksasi otot.
b. Tujuan
1. Mengurangi ketegangan otot
2. Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis
3. Mengkaji kondisi kulit
4. Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area yang dimasase.
E. Kompres
1. Kompres hangat dan dingin
Saat ini marak dikembangkan terapi tambahan untuk mengatasi nyeri,
diantaranya adalah kompres hangat dan dingin dengan kata lain terapi es dan
panas. Terapi es (dingin) dan panas dapat menjadi strategi pereda nyeri yang
efektif pada beberapa keadaan, tetapi keefektifannya dan mekanisme kerjanya
memerlukan studi lebih lanjut. Diduga bahwa terapi es dan panas bekerja dengan
menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-noniseptor) dalam reseptor yang sama
seperti pada cedera. Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang
memperkuat sensivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera
dengan menghambat proses inflamasi. Agar efektif, es harus diletakkan pada
tempat cedera segera setelah cedera terjadi. Penggunaan panas mempunyai
18
keuntungan meningkatkan aliran darah kesuatu area dan kemungkinan dapat turut
menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan. Namun demikian,
menggunakan panas kering maupun lembab kemungkinan memberi analgesik
terapi penelitian tambahan diperlukan untuk memahami mekanisme kerjanya dan
indikasi penggunaanya yang sesuai. Baik terapi es maupun panas harus digunakan
dengan hati-hati dan dipantau dengan cermat untuk menghindari cedera kulit.
2. Kompres hangat
Memberikan rasa hangat pada klien dengan menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukannya. Kompres hangat
adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat setempat yang dapat
menimbulkan beberapa efek fisiologis. Efek darah, mengurangi kejang otot, dan
menurunkan kekakuan tulang sendi.
o Tujuan
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Mengurangi rasa sakit
3. Merangsang peristaltik usus
4. Memperlancar pengeluaran getah radang (eksudat)
5. Memberi rasa nyaman/hangat dan tenang.
o Sasaran
1. Klien dengan perut kembung
2. Klien yang kedinginan, misalnya akibat narkose, iklim, dan sebagainya
3. Klien yang mengalami radang, misalnya; radang persendian,
adneksitis, dan lain-lain
4. Kekejangan otot (spamus)
5. Adanya abses (bengkak) akibat suntikan
6. Tubuh dengan abses, hematom
20
panas basah digunakan pada permukaan jaringan yng tertutup (bengkak) tidak memerlukan
prinsip steril.
Tujuan dari pemberian ini antara lain untuk memperbaiki sirkulasi, menghilangkan
edema, meningkatkan drainase pus, dan mengurangi rasa nyeri.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian kompres panas basah diantaranya sebagai
berikut :
1. Kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres dipertahankan tetap hangat
2. Cairan jangan terlalu panas, hindarkan kulit terbakar (suhu cairan 40o -46oC
3. Kain kompres harus lebih besar dari bagian yang akan dikompres
4. Untuk kompres hangat basah pada luka terbuka, peralatan harus steril. Untuk
permukaan tertutup (bengkak,memar) peralatan harus bersih.
5. Kompres dingin
A. Kompres dingin basah
Tindakan kompres dingin basah dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman (hipotermia)
yaitu memberikan rasa dingin dengan menggunakan lap atau kain yang dicelupkan di dalam
air dingin. Kompres ini dapat dilakukan di dahi, ketiak atau lipatan paha.
21
Pengertian kompres panas dingin adalah memasang suatu zat dengan suhu rendah pada
tubuh untuk tujuan terapeutik. Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu
rendah setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis.
Aplikasi kompres dingin adalah mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mngurangi
perdarahan serta edema. Diperkirakan bahwa terapi dingin menimbulkan efek analgesik
dengan meperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga implus nyeri yang mencapai otak lebih
sedikit. Tujuan dari penggunaan kompres dingin adalah :
1. Menurunkan suhu tubuh pada hipertermia
2. Mecegah peradangan meluas
3. Mengurangi kongesti
4. Mengurangi perdarahan lokal
5. Mengurangi rasa sakit lokal
7. Perubahan posisi
Pada penderita yang tidak dapat aktif atau kurang gerak, perawat perlu melakukan
perubahan posisi tubuh penderita, hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
komplikasi akibat berbaring lama
8. Imobilisasi
Imobilisasi penting dilakukan pada penderita dislokasi sendi fraktur, dan sebagainya
yang mengakibatkan nyeri akut. Imobilisasi sebaiknya tidak dilakukan dalam jangka waktu
yang terlalu lama, serta pertahankan posisi tubuh dalam posisi fungsional.
3. Terapi intervensi
Yang termasuk terapi kelompok ini adalah terapi radiasi, tindakan
pembedahan, tindakan blok saraf. Seringkali terapi ini tidak bersifat kuratif, melainkan
hanyalah tindakan paliatif.
Meskipun penggunaan analgesik dan terapi non farmakologis kemoterapi,
dan radioterapi telah dilakukan dengan tepat sejumlah pasien masih tetap akan
mengalami rasa nyeri atau efek samping yang tidak dapat diterima. Pasien seperti inilah
yang sebaiknya dipertimbangkan untuk teknik analgesik invasif, mulai dari blok saraf
.
a. Teknik analgesik invasif
Teknik ini dilakukan ketika usaha analgesik lainnya telah dilakukan dan gagal diperoleh
hasil yang memuaskan atau adanya efek samping yang tidak dapat ditolelir, atau ketika
rasio resiko manfaat menunjuk kepada pengguna prosedur tertentu, seperti
Blok neurolitik
Analgesia neuraksial dalam bentuk kateter epidural, intratekal intraventrikular,
atau implantasi sistem kateter pompa intratekal
Vertebroplasti ( untuk nyeri akibat kompresi fraktur atau metastasi
b. Terapi radiasi
Radiasi akan memberikan tindakan kewaspadaan keselamatan spesifik bagi mereka
yang berhubungan dengan pasien. Termasuk pemberi perawatan kesehatan dirumah
24
dan keluarga. Perawat akan mendapat arahan tentang waktu dan jarak yang aman yang
berhubungan dengan jaminan perawatan untuk memastikan bahwa pemanjanan akibat
pekerjaan mereka adalah as low as reasanably achievabled (ALARA)
Nyeri yang dapat diatasi oleh radioterapi adalah :
o Nyeri tulang
o Nyeri karena peningkatan tekanan intrakranial
o Perdarahan dan ulkus
o Nyeri akibat obstruksi
4. Psikoterapi
Menurut hollender adalah salah satu bentuk terapi dimana diperlukan
interaksi antara pasien dengan perawat sehingga akan menjadi tukar pikiran yang
dirangsang berdasarkan kebutuhan penderita.
Perawatan paliatif adalah perawatan paripurna yang bertujuan meningkatkan kualitas
hidup semaksimal mungkin dan mempersiapkan penderita untuk menghadapi kematian
dalam imam. Dalam penanganan terminal, psikoterapi tidak saja diberikan bagi
penderita tetapi juga keluarga bahkan tim medis yang merawat penderita.
Psikoterapi bagi pasien bertujuan untuk menerima kenyataan bahwa ajal
mendekat dan mengubah cita-cita atau tujuan hidup ke hal-hal yang positif dan mudah
dijangkau dalam waktu dekat. Beberapa penelitian mendapatkann keluhan-keluhan
pasien terminal sebagai berikut :
1. Takut menghadapi kematian sendiri
2. Takut sebelum mati kesakitan
3. Takut bentuk tubuh berubah, rusak, dan berbau
4. Takut keluarga tidak mencintai
5. Takut tentang apa-apa yang akan terjadi setelah mati
6. Takut dihukum tuhan karena banyak dosa
7. Takut dikubur
8. Takut sepeninggalnya, anak-anaknya terbengkalai
Seseorang yang memberikan psikoterapi harus dapat menangkap pesan-
pesan yang dikomunikasikan penderita. Oleh karena itu mengetahui latar belakang
kehidupan penderita se[erti tingkat pendidikan, budaya dan sifat-sifat sebelum sakit
memudahkan terlapis untuk membaca apa yang tersirat dari pembicara penderita.
Kesimpulan tidak dapat diambil dari satu pertemuan. Apalagi penderita terminal sudah
25
menunjukkan tanda-tanda depresi atau penurunan kesadaran. Setelah interaksi
mengenai tujuan hidup adalah perubahan-perubahannya dapat dilakukan.
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang
berhubungan dengan jaringan yang rusak atau cenderung terjadinya kerusakan jaringan atau
segala keadaan yang menunjukkan adanya kerusakan jaringan.
Nyeri pada pasien kanker merupakan gabungan dari berbagai aspek, sehingga penanganannya
pun harus melibatkan banyak aspek secara komprehensif. Untuk penanganan rasa nyeri pada
pasien kanker dapat dibagi menjadi 2secara umum :
1. Penanganan farmakologis, yaitu dengan menggunakan obat-obatan seperti analgesic,
antidepresan, dan antikonvulsan.
2. Penanganan non farmakologis, seperti terapi radiasi dan psikologis
3. Terapi intervensi
4. Psikoterapi
27
DAFTAR PUSTAKA
Fallon, Hanks, Cherny, ABC of Paliatife Care 2nd Ed, Oxford: BJM, 2006
Djauzi dkk. 2003. Perwatan Paliatif dan Bebas Nyeri pada Pasien Kanker
Twcroos R., Harcourt J. & Bergi S. (1996). A Survey Of Pain Patient With Advanced
Cancer. Journal of pain and Symptom Management 12, 273-282
28