Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Term
Of Refference/ Kerangka Acuan Kerja Program Pengembangan Pemberdayaan
Perempuan dalam Bidang Kesehatan Ibu dan Anak “Pelatihan Kader SARARI”
Jember
Penulis
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
2020 - 2024
COVER ....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iii
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI....................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Analisa Situasi...........................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat..........................................................5
2.2 Konsep Kader SARARI............................................................................9
BAB 3 LUARAN DAN DAMPAK KEGIATAN ..............................................13
3.1 Luaran Pelatihan Kader SARARI...........................................................13
3.2 Dampak Kegiatan Pelatihan Kader SARARI..........................................13
BAB 4 PERENCANAAN KEGIATAN .............................................................15
4.1 Peserta.....................................................................................................15
4.2 Jadwal dan Waktu...................................................................................15
4.3 Substansi (Isi dan Materi).......................................................................15
4.4 Rencana Monitoring dan Evaluasi..........................................................15
4.5 Sarana dan Prasarana...............................................................................15
4.6 Rencana Anggaran..................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
Lampiran 1.............................................................................................................19
Lampiran 2.............................................................................................................20
Lampiran 3.............................................................................................................23
Lampiran 4.............................................................................................................26
Lampiran 5.............................................................................................................27
Lampiran 6.............................................................................................................28
BAB 1
PENDAHULUAN
1
sel kanker semakin cepat sehingga menimbulkan dampak yang buruk bagi
penderita.
Strategi pencegahan sangat perlu dilakukan untuk mengurangi
dampak yang timbul akibat kanker payudara, salah satunya adalah dengan
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SARARI) (Potter, 2011).
SARARI merupakan salah satu cara deteksi dini kanker payudara dengan
cara meraba area payudara secara teratur sehingga dapat mengetahui dan
merasakan perubahan abnormal payudara dengan tujuan meningkatkan
kesadaran wanita akan resiko kanker payudara (WHO, 2018). Pemeriksaan
dilakukan selama sebulan sekali sejak usia 18-20 tahun, sebab 85% kelainan
payudara dapat diketahui oleh penderita bila dilakukan skrinning (Peraturan
Menteri Kesehatan No.34 [PMK No. 34], 2015). Namun pada
kenyataannya, pelaksanaan SARARI kurang maksimal dilakukan sehingga
tidak dapat mendeteksi dini terjadinya kanker payudara. Lebih dari 50%
penderita kanker payudara melakukan pemeriksaan di pelayanan kesehatan
ketika kanker payudara sudah pada stadium lanjut dan kebanyakan usia
penderita lebih dari 40 tahun (Kemenkes RI, 2016).
Pelaksanaan SARARI dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
pengetahuan tentang SARARI dan sikap serta dukungan dari lingkungan
sosial (Wahyuni, dkk, 2015). Hasil penelitian oleh Tambunan (2017)
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat
pengetahuan tentang SARARI dengan perilaku SARARI. Pengetahuan
masyarakat tentang tanda-tanda awal kemungkinan kanker didapatkan
melalui pemberian edukasi mengenai cara penapisan atau penemuan dini
kanker (SARARI) yang dapat dilakukan oleh kader masyarakat (Kemenkes,
2019). Kader tersebut dapat berperan sebagai motivator dan penyuluh
kesehatan karena mampu mengidentifikasi kebutuhan, hambatan dan
berkoordinasi dalam pelayanan kesehatan. Selain itu, kader juga memiliki
semangat sosial tinggi yang dapat menginspirasi, mengantusiasi,
mengaktivasi, menstimulasi, menggerakkan dan memotivasi masyarakat
(Susanto, 2016). Oleh karena pentingnya peran kader tersebut maka
diperlukan pendidikan SARARI kepada kader untuk dapat digunakan oleh
2
kader dalam memberikan motivasi dan penyuluhan kepada masyarakat
khususnya wanita usia subur. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Solehati
(2012) menyatakan bahwa pemberian pendidikan kesehatan SARARI
kepada kader kesehatan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan melakukan SARARI.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakan Pelatihan
Kader SARARI untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader
sehingga dapat memberikan motivasi dan penyuluhan kepada wanita usia
subur untuk melakukan SARARI dalam rangka mendeteksi dini terjadinya
kanker payudara.
1.2 Analisis Situasi
Berdasarkan data yang didapatkan di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
pada Tahun 2021, hampir seluruhnya (84%) wanita usia subur tidak pernah
melakukan SARARI.
1.3 Tujuan
1.3.1 TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader sehingga dapat
memberikan motivasi dan penyuluhan kepada wanita usia subur untuk
melakukan SARARI.
1.3.1 TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
a. Kader dapat melakukan pemeriksaan SARARI
b. Kader dapat mengajarkan kepada wanita usia subur yaitu ibu-ibu
dan remaja putri tentang cara melakukan SARARI
c. Kader dapat mengetahui tanda-tanda kelainan pada payudara
melalui SARARI
d. Kader dapat melakukan deteksi dini kelainan pada payudara
melalui SARARI
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Pada hakikatnya pemberdayaan merupakan penciptaan suasana atau iklim
yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Logika ini
didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa
memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi kadang-kadang
mereka tidak menyadari atau daya tersebut masih belum diketahui secara eksplisit.
Oleh karena itu daya harus digali dan kemudian dikembangkan. Jika asumsi ini
berkembang maka pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya, dengan
cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Di samping itu hendaknya
pemberdayaan jangan menjebak masyarakat dalam perangkap ketergantungan
(charity), pemberdayaan sebaliknya harus mengantarkan pada proses kemandirian.
6
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku. Perlu membentuk
kesadaran menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa
membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan-ketrampilan agar terbukawawasan dan memberikan
ketrampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam
pembangunan.
c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan
ketrampilan- ketrampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan
kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian. Dalam
tahap pertama, tahap perilaku dan pembentukan perilaku merupakan
tahap persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap
ini pelaku pemberdayaan berusaha menciptakan prakondisi supaya
dapat memfasilitasi berlangsungnya proses pemberdayaan yang
efektif. Sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan dan
kesadaran masyarakat tentang kondisinya saat itu, sehingga dapat
merangsang kesadaran mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi
untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Dalam tahap kedua,
dengan adanya pengetahuan, dan kecakapan ketrampilan maka sasaran
dari pemberdayaan akan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan
ketrampilan yang menjadi nilai tambahan dari potensi yang dimiliki.
Sedangkan pada tahap ketiga, dalam tahapan peningkatan kemampuan
intelektual dan ketrampilan ini sasaran pemberdayaan diarahkan untuk
lebih mengembangkan kemampuan yang dimiliki, meningkatkan
kemampuan dan kecakapan ketrampilan yang pada nantinya akan
mengarahkan pada kemandirian.
8
b. Partisipasi Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi
kemandirian masyarakat adalah program yang sifatnya partisipatif,
direncanakan, dilaksanakan, diawasi, dan di evaluasi oleh masyarakat.
Makna partisipasi dalam pembangunan atau pemberdayaan menurut
Asngari adalah individu atau masyarakat secara aktif terlibat dalam
Keterlibatan dalam pengambilan keputusan, keterlibatan dalam
pengawasan, keterlibatan dimana masyarakat mendapatkan manfaat
dan penghargaan, partisipasi sebagai proses pemberdayaan, partisipasi
bermakna kerja kemitraan.
c. Keswadayaan atau Kemandirian.
Prinsip kemandirian adalah menghargai dan mengedepankan
kemampuan masyarakat daripada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak
memandang orang miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan
(the have not), melainkan sebagai subjek yang memiliki kemampuan
sedikit (the have little). Mereka memiliki kemampuan untuk
menabung, pengetahuan yang mendalam tentang kendala-kendala
usahanya, mengetahui kondisi lingkungannya, memiliki tenaga kerja
dan kemauan, serta memiliki norma-norma bermasyarakat yang sudah
lama dipatuhi. Semua itu harus digali dan dijadikan modal dasar bagi
proses pemberdayaan.
d. Keberlanjutan Program pemberdayaan perlu dirancang untuk
berkelanjutan, sekalipun pada awalnya peran pendamping lebih
dominan dibanding masyarakat sendiri. Tapi secara perlahan dan pasti,
peran pendamping akan makin berkurang (Ambar.2014)
10
c. Memiliki cukup waktu untuk melaksanakan tugas sebagai
kader
d. Mau bekerja sukarela
e. Dapat membaca dan menulis
f. Diterima oleh masyarakat setempat
g. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
h. Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader
SARARI.
12
BAB 3
LUARAN DAN DAMPAK KEGIATAN
13
c. Masyarakat mampu melakukan SARARI
3.2.3 Dampak Ekonomi
a. Ibu dan remaja putri dapat bekerja secara produktif jika kesehatan
payudaranya terjaga sehingga bisa membantu perekonomian keluarga.
b. Ibu dan remaja putri yang sehat tidak membebani keluarga dengan biaya
perawatan pada kelaianan payudara
c. Biaya perawatan kelainan pada payudara dapat ditekan jika kelainan dapat
dikenali secara dini sehingga tidak menjadi lebih parah dan menyebabkan
biaya perawatan lebih banyak
14
BAB 4
PERENCANAAN KEGIATAN
4.1 Peserta
Pelatihan diikuti oleh 10 orang kader perempuan perwakilan per RT atau per
posyandu
4.2 Jadwal dan Waktu
Pelatihan kader SARARI akan dilaksanakan pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 26 Maret 2021
Pukul : 09.00-selesai
Tempat : Balai Desa
4.3 Substansi (Isi dan Materi)
Terlampir
4.4 Rencana Monitoring dan Evaluasi
4.4.1 Rencana Evaluasi pelatihan kader SARARI
Evaluasi dilakukan setelah Pelatihan kader SARARI selesai yaitu meliputi:
a. Evaluasi Penyelenggaraan pelatihan kader SARARI sesuai dengan
pedoman
b. 100 % kader hadir pada pelatihan kader SARARI
c. Jumlah kader yang aktif pada saat penyelenggaraan
d. Jumlah kader yang nilai post-test lebih tinggi dari pre-test
4.4.2 Rencana Monitoring dan Evaluasi
a. Sistem Pelaporan
Kader melakukan rekapan laporan tiap bulan dari setiap keluarga
dengan menggunakan buku rekapan SARARI
b. Monitoring dan evaluasi pelatihan SARARI
Monitoring dan evaluasi dilakukan setiap 3 bulan sekali meliputi
pelaksanaan SARARI oleh kader berdasarkan buku rekapan SARARI
4.5 Sarana dan Prasarana
15
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan pelatihan
kader SARARI adalah adalah ruangan untuk kapasitas 10 orang peserta
dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup, alat tulis menulis, , media
edukasi( Booklet), modul pelaksanaan pelatihan SARARI, tikar/karpet,
sound sistem.
4.6 Rencana Anggaran
Terlampir
16
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2015). Breast Cancer Fact & Figure 2015-2016.
Atlanta : American Cancer Society
Ambar Teguh. (2014). Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan Cet. II.
Yogyakarta: Gala Media
Ghoncheh, et. al. (2016). Incidence and Mortality and Epidemiology of Breast
Cancer in the World. Asian Pacific journal of cancer prevention : APJCP,
17, pp. 43–46. doi: 10.7314/APJCP.2016.17.S1.43.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Bulan Peduli Kanker Payudara. InfoDATIN,
pp. 2–6. doi: ISSN 2442-7659.
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Hari Kanker Sedunia 2019.
https://www.kemkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia-
2019.html
Peraturan Menteri Kesehatan No. 34. (2015). Penanggulangan Kanker Payudara
dan Kanker Leher Rahim.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._34_ttg_Pe
nanggulangan_Kanker_Payudara_dan_Leher_Rahim_.pdf.
Permenkes RI No. 25 tahun 2014
Potter, P & Patricia. (2011). Basic Nursing 7th Edition. Philadelphia: Elsevier
Sari, Yunita Kiki. (2012). Pelatihan SADARI Terhadap Perilaku Ibu Dalam
Melakukan SADARI Diwilayah Kerja Puskesmas Karang Malang Sragen.
Solo: Universitas Muhammadiyah surakarta Fakultas Ilmu Kesehatan
Siregar, A. (2014). Gambaran Kualitas Hidup Pada Wanita Dewasa Awal
Penderita Kanker Payudara. Jurnal Psikologia 2014, Vol. 9, No. 3, hal.
82-88.
Solehati, T. (2012). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang SADARI Terhadap
Tingkat Pengetahuan Kader Kesehatan Di Desa Gunung Sari Dan Desa
Sindang Sari Kecamatan Cianjur. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
17
Padjadjaran,
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1288
Sulistyorini, C. I. dkk. (2010). Posyandu dan Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha
Medika
Sun, et. al. (2017). Risk factors and preventions of breast cancer. International
Journal of Biological Sciences, 13(11), pp. 1387–1397. doi:
10.7150/ijbs.21635.
Susanto, dkk. (2016). Peran kader posyandu dalam pemberdayaan masyarakat
Bintan. Journal of Community Medicine and Public Health, Berita
Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017,
https://journal.ugm.ac.id/bkm
Tambunan, R. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang SADARI Dengan
Perilaku SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada
Mahasiswa D-III Kebidanan Kharisma Husada Binjai Tahun 2017. Jurnal
Riset Hesti Medan,
https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/view/78/75
Wahyuni, dkk. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap terhadap
Pelaksanaan SADARI pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Jati. Jurnal
Kesehatan Andalas,
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/205
Wantini, NA. (2016). Penyuluhan Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan
Periksa Payudara Sendiri (Sadari) Di Dusun Candirejo, Tegaltirto,
Berbah. Sleman. Rakernas AIPKEMA
World Health Organization. (2018). Early Detection Breast Cancer.
http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index3.htmlh
Yulianti, Retno dkk. (2018). Penyuluhan Tentang Pemeriksaan SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri) pada Posbindu Anggrek Bulan dan
Posbindu Delima Senja Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan dan
Ketrampilan Deteksi Dini Kanker Payudara. Jakarta: Program Studi
Kedokteran, FK, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
18
Lampiran 1
19
Lampiran 2
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader sehingga dapat memberikan
motivasi dan penyuluhan kepada wanita usia subur untuk melakukan SARARI.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Kader dapat melakukan pemeriksaan SARARI
b. Kader dapat mengajarkan kepada wanita usia subur yaitu ibu-ibu dan remaja
putri tentang cara melakukan SARARI
c. Kader dapat mengetahui tanda-tanda kelainan pada payudara melalui
SARARI
d. Kader dapat melakukan deteksi dini kelainan pada payudara melalui
SARARI
B. Materi
Terlampir
20
C. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media dan Metode
Alat Penyuluhan
Penyuluhan
1. Pendahula. Memberikan salam dan
a. Menjawab salam Ceramah
uan perkenalan, menjelaskan Menyepakati Diskusi
(5 menit) kontrak waktu yang kontrak waktu
dibutuhkan peserta, yang digunakan
menggali informasi
3. Peserta memberi
peserta tentang SARARI, umpan balik
pre test dengan
mengerjakan
pretest
2. Penyajian Menjelaskan materi Memperhatikan, Modul, Ceramah dan
(20 penyuluhan secara memberi Booklet Diskusi
menit) berurutan dan teratur tanggapan dan
pendapat
Materi :
a. Pengertian SARARI
b. Tujuan melakukan
SARARI
c. Manfaat melakukan
SARARI
d. Siapa Saja yang bisa
melakukan SARARI
e. Waktu pelaksanaan
SARARI
f. Cara melakukan
SARARI
Melakukan post test Peserta mengisi
soal post test
21
(10 kepada ibu tentang materi tanggapan dan Ceramah
menit) yang telah disampaikan pertanyaan
Menyimpulkan materi
yang telah disampaikan Memperhatikan
Menutup materi dengan dan memberikan
ucapan salam dan respon
terimakasih Menjawab salam
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Evaluasi
22
Lampiran 3
JADWAL REFRESING KADER SARARI
Penanggung
No Waktu Acara Keterangan
Jawab
23
Lampiran 4
SOAL PRE TEST DAN POST TEST REFRESING KADER SARARI
PETUNJUK :
1. Bacalah soal dengan seksama dan pilihlah jawaban yang paling tepat
dengan memberikan tanda silang pada lembar jawaban yang tersedia
2. Evaluasi ini bersifat mandiri, tidak diperbolehkan bekerja sama
3. Alokasi waktu untuk mengerjakan evaluasi ini adalah 10 menit
4. Jangan lupa untuk menulis identitas anda pada lembar jawaban yang
tersedia
26
Lampiran 5
10
27
Lampiran 6
Konsumsi x 10 orang
Snack @Rp.10.000 x 10 orang Rp. 100.000
2
Makan @ Rp.15.000x 10 orang Rp. 150.000
28
Lampiran 7
MATERI SARARI
A. Pengertian SARARI
Pemeriksaan payudara sendiri (SARARI) adalah pemeriksaan payudara
sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal. Pemeriksaan ini
dapat dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke petugas kesehatan dan tanpa harus
mengeluarkan biaya
B. Tujuan Pemeriksaan Payudara Sendiri
Menurut Nisman, (2011) Sadari sangat perlu dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut:
1. Sadari hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk
mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker
payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan dini
akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara.
Apabila terdeteksi sedini mungkin atau pada stadium awal maka
harapan kesembuhan lebih tinggi bahkan sampai 80 - 90%.
2. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan
pada stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama.
C. Manfaat Pemeriksaan Payudara Sendiri
Manfaat dari sadari yaitu dapat mendeteksi dini ketidaknormalan atau
perubahan yang terjadi pada payudara, serta untuk mengetahui benjolan yang
memungkinkan adanya kanker payudara karena penemuan secara dini adalah
kunci untuk menyelamatkan hidup (Mulyani dan Rinawati, 2017).
D. Siapa Saja Yang Dianjurkan Melakukan SARARI
Pemeriksaan Payudara Sendiri dapat dilakukan oleh :
1. Wanita yang telah berusia 20 tahun.
2. Wanita berusia diatas 40 tahun yang tidak mempunyai anak.
3. Wanita yang memiliki anak pertama pada usia 35 tahun.
4. Wanita yang tidak menikah.
5. Wanita yang haid pertama dini (dibawah 10 tahun).
29
6. Wanita yang menopouse yang lambat.
7. Pernah mengalami trauma pada payudara.
8. Wanita di atas 25 tahun yang keluarganya pernah menderita kanker
payudara.
9. Wanita yang tidak menyusui
10. Pernah operasi payudara atau kandungan.
11. Pernah mendapat obat hormonal yang lama.
12. Cenderung kelebihan berat badan.
(Marini Tri, Idau, 2017
E. Waktu Pemeriksaan Payudara Sendiri
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan Sadari adalah pada saat wanita
sejak pertama mengalami haid (Mulyani dan Rinawati, 2017:72). Lakukan
deteksi dini dengan Periksa Payudara Sendiri (SARARI). Sadari dilakukan
satu bulan sekali setelah 7-10 hari setelah hari pertama haid. Konsultasikan
diri Anda ke dokter bila menemukan benjolan pada payudara atau suatu yang
mencurigakan. Bagi wanita yang telah memasuki menopouse atau tidak
menstruasi lagi , Sadari dapat dilakukan kapan saja. Lakukan pemeriksaan ini
satu bulan sekali, setiap awal atau akhir bulan (Savitri,dkk, 2015).
F. Cara Pemeriksaan SARARI
1. Berdiri depan cermin dan angkat tangan Anda. Pastikan bahu lurus sejajar.
Setelah itu, letakan tangan pada pinggang. Amati bentuk, ukuran dan
warna payudara. Kelainan yang mungkin ditemukan adalah benjolan,
kerutan, posisi puting tidak normal, struktur kulit, atau kemerahan.
2. Angkat kedua lengan Anda setinggi mungkin. Hal ini dilakukan untuk
melihat apakah ada kelainan pada payudara. Payudara yang normal,
keduanya akan terangkat secara bersamaan.
3. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang
bagian atas punggung. Gunakan ujung jari tengah yang dirapatkan
(telunjuk, tengah, manis) dan lakukan gerakan memutar dengan tekanan
lembut tetapi mantab, mulailah dari pinggir dengan mengikuti putaran arah
jarum jam dari sisi luar memutar ke dalam sampai menyentuh puting,
30
kemudian kesamping hingga ketiak. Rasakan apakah ada benjolan pada
payudara.
4. Pencet puting dengan perlahan. Amati apakah ada cairan yang keluar.
Cairan yang keluar biasanya berwarna putih, kuning atau darah. Hal
tersebut menunjukan payudara yang tidak normal. Ulangi gerakan yang
sama pada payudara kanan Anda.
5. Bungkukan badan Anda, dan lihat pada depan cermin. Amati dan raba
apakah ada perubahan tertentu pada payudara Anda.
6. Periksa payudara dengan keadaan berbaring. Beri bantalan pada sisi
payudara yang akan diperiksa. Letakan tangan pada belakang kepala.
Setelah itu, gunakan ujung jari Anda untuk melakukan pemeriksaan.
lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantab, mulailah
dari pinggir dengan mengikuti putaran arah jarum jam dari sisi luar
memutar ke dalam sampai menyentuh putting, kemudian kesamping
hingga ketiak. Rasakan apakah ada benjolan pada payudara.
7. Sadari juga bisa anda lakukan saat mandi. Dengan menggunakan sabun
akan lebih mudah melakukan. Sabun akan membuat permukaan payudara
menjadi lebih licin. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah untuk
melakukan pemeriksaan.
31
Nama Kader :
Usia :
Alamat :
NILAI
LANGKAH/ KEGIATAN
1 2 3 4
PERSIAPAN
Alat :
- Tempat tidur
- Cermin
- Bantal
- Cermin
- Baby oil
PENATALAKSANAAN
1. Lakukan informed consent
2. Cuci tangan
3. Berdiri depan cermin dan angkat tangan Pastikan
bahu lurus sejajar. Setelah itu, letakan tangan pada
pinggang. Amati bentuk, ukuran dan warna
payudara.
4. Angkat kedua lengan Anda setinggi mungkin
5. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga
tangan kiri memegang bagian atas punggung.
Gunakan ujung jari tengah yang dirapatkan
(telunjuk, tengah, manis) dan lakukan gerakan
memutar dengan tekanan lembut tetapi mantab,
mulailah dari pinggir dengan mengikuti putaran
arah jarum jam dari sisi luar memutar ke dalam
sampai menyentuh puting, kemudian kesamping
hingga ketiak.
6. Pencet puting dengan perlahan. Amati apakah ada
cairan yang keluar. Cairan yang keluar biasanya
berwarna putih, kuning atau darah. Hal tersebut
32
menunjukan payudara yang tidak normal. Ulangi
gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
7. Bungkukan badan Anda, dan lihat pada depan
cermin. Amati dan raba apakah ada perubahan
tertentu pada payudara Anda.
8. Periksa payudara dengan keadaan berbaring. Beri
bantalan pada sisi payudara yang akan diperiksa.
Letakan tangan pada belakang kepala. Gunakan
ujung jari Anda untuk melakukan pemeriksaan.
lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut
tetapi mantab, mulailah dari pinggir dengan
mengikuti putaran arah jarum jam dari sisi luar
memutar ke dalam sampai menyentuh putting,
kemudian kesamping hingga ketiak. Rasakan
benjolan
9. Cuci tangan
NILAI
Jember, ....................-2021
Pelatih Kader
____________________
33