Anda di halaman 1dari 114

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN

PERINEUMTERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERAWATAN PERINIUM


PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG KARANG
KOTA MATARAM TAHUN 2021

SKRIPSI

Disusun oleh :

DWIK PUSPITA AYU LESTARI

020.01.3719

Kepada
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MATARAM
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI

Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang perawatan Perineum


Terhadap Tingkat Pengetahuan Perawatan Perinium pada ibu
Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang,
Kota Mataram Tahun 2021.

Telah di ujikan oleh tim penguji


Pada hari, tanggal bulan tahun

Disusun Oleh

DWIK PUSPITA AYU LESTARI


020.01.3719

Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(I Made Eka Santosa, S.Kep.,M.Kes) (Ns.Dina Fithriana,M.Si.,Med)

Mengetahui
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram
Ketua,

(Dr. Chairun Nasirin, M.Pd., MARS)

ii
iii
MOTTO

“Kesuksesan bukanlah tolak ukur dari


kebahagiaan. Sebaliknya kebahagiaan adalah
kunci dari kesuksesan. Just do it” – TARI.sw

iv
PERSEMBAHAN

“Skripsi ini saya persembahkan sepenuhnya kepada


orang-orang hebat dalam hidup saya, Papa, Mama, Suamiku,
Keluarga, Rekan Kerja dan teman-temanku. merekalah yang
membuat segalanya menjadi mungkin sehingga saya bisa
sampai pada tahap di mana skripsi ini akhirnya selesai.
Terima kasih atas segala pengorbanan, nasihat dan doa baik
yang tidak pernah berhenti kalian berikan kepadaku. Aku
selamanya bersyukur dengan keberadaan kalian sebagai
orangtua ku.”

v
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Tuhan yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul

“Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang perawatan Perineum

Terhadap Tingkat Pengetahuan Perawatan Perinium pada ibu

Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota

Mataram Tahun 2021” sebagai salah satu persyaratan Akademik

dalam menyelesaikan pendidikan S-1 Keperawatan pada Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram.

Selama penyusunan proposal ini, penulis banyak

mendapat dukungan, bimbingan dan motivasi dari berbagai

pihak, untuk itu penulis

inginmenyampaikanucapanterimakasihterutamakepada:

1. Dr. Chairun Nasirin, M.Pd., MARS. Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram.

2. Ns.Endah Sulistiyani, M.Kep., Sp. Kep., Anak, Wakil

ketua I Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram.

3. I Made EkaSantosa, S.Kp.,M.Kes., Wakil Ketua II Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram, sekaligus

pembimbing I.

4. Ns. Antoni Eka Fajar M,M.Kep. Wakil Ketua III Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram.

5. Ns. Dina Fithriana, M.Si., Med, Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)

Mataram, sekaligus pembimbing II.


vi
6. Seluruh Dosen, staf tata usaha dan petugas perpustakaan

Stikes Mataram atas bimbingan dan bantuannya selama ini.

7. Sahabat-sahabat dan rekan-rekan terutama semester III

yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam

penyusunan proposal ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan proposal ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam

penyusunan proposal ini.

Mataram, 17 Februari 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKIPSI...........................iii
MOTTO.......................................................iv
PERSEMBAHAN..................................................v
KATA PENGANTAR..............................................vi
DAFTAR ISI................................................viii
DAFTAR TABEL................................................ix
DAFTAR GAMBAR................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.............................................xi
INTISARI...................................................xii

BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang..........................................1
B. RumusanMasalah.........................................4
C. TujuanPenelitian.......................................4
D. ManfaatPenelitian................................... 5
E. Kerangka Penelitian................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pendidikan Kesehatan..............................9
B. Konsep postpartum.......................................13
1. Pengertian Postpartum.................................13
2. Konaep Lama Penyembuhan Luka Postpartum...............14
3. Perawatan LukPerineum.................................22
4. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Perawatan Perineum Terhadap Tingkat
Pengetahuan Perawatan Perineum pada ibu Nifas........26
C. KerangkaKonsep..........................................28
D. Hipotesis...............................................29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian.....................................30
B. Populasi dan Sample...................................30
C. RancanganPenelitian...................................33
D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan data............. 34
E. Identifikasi Variable dan Definisi Oprasional........
40
F. Kerangka Kerja.......................................46
G. Analisa Data...................................... 46
H. Etika enelitian......................................46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian.......................48
B. Hasil Penelitian......................................49
C. Pembahasan............................................53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................61
B. Saran.................................................62
C. Hambatan Penelitian...................................62

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

A. Tabel 1 Keaslian Penelitian............................6


B. Tabel 2 Definisi Oprasional...........................43
C. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Reponden Berdasarkan
Umur .........................................49
D. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pendidikan....................................50
E. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pekerjaannya..................................50
F. Tabel 6 Hasil Pretest.................................51
G. Tabel 7 Hasil Postest.................................51
H. Tabel 8 Hasil SPSS Kuesoner.....................Lampiran
I. Tabel 9 Hasil Nilai Pretes......................Lampiran
J. Tabel 10 Hasil Nilai Posttes....................Lampiran
K. Tabel 11 Care Prosessing Summary................Lampiran
L. Tabel 12 Membandingkan hasil Pretest dan Posttes Lampiran
M. Tabel 13 Ranah Kongnitif........................Lampiran

ix
DAFTAR GAMBAR

A. GAMBAR 1 kerangka Konsep.......................28


B. GAMBAR 2 Rencana Penelitian....................34
C. GAMBAR 3 Kerangka Kerja........................46

x
DAFTAR LAMPIRAN

 Satuan Acara Penyuluhan


 Standar Oprasional Prosedur Perawatan Perineum
 Kuesioner Penelitian
 Hasil SPPS Pretest dan Posttest
 Hasil Hitung Uji Wilcoxon
 Surat Penelitian Bapeda
 Surat Keterangan Penelitian
 Dokumentasi

xi
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PERINEUM
TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERAWATAN PERINIUM PADA IBU
NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG KARANG KOTA MATARAM
TAHUN 2021

Dwik puspita Ayu Lestari1, I Made Eka Santosa2,Dina


Fithriana3, Nurul Hilmi4
1234
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram(STIKES) Mataram
Email:gegtari97@gmail.com

INTISARI
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta
lahir, dan asuhan masa nifas sangat diperlukan untuk selalu
memantau keadaan ibu dan bayi, karena pemantauan yang kurang
maksimal dapat menyebabkan ibu dan bayi mengalami berbagai
masalah komplikasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang perawatan Perineum
Terhadap Tingkat Pengetahuan Perawatan Perinium pada ibu
Nifas di Puskesmas Tanjung Karang.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Pre


eskperimen melalui pendekatan penelitian yang di gunakan
adalah one group pre test-post test design yaitu terdapat
pretest (sebelum memberikan perlakuan). Sample sebanyak 30
Responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
Acciental. Instument yang digunakan pada kuesoner dengan
menggunakan uji Validitas dan Reabilitas dengan menggunakan
signed rankings test dengan taraf kesalahan 5%.

Hasil penelitian dapat di paparkan dari 30 Responden


terdapat katagori berpengetahuan baik berjumlah 13
responden, cukup berjumlah 11 responden dan kurang berjumlah
6 responden saat pretest. Dan berpengetahuan baik berjumlah
23 responden, berpengetahuan cukup berjumlah 1 responden,
dan berpengetahuan kurang berjumlah 6 responden pada saat
posttest.

Kesimpulannya dalam penelitian ini adalah adanya


Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang perawatan Perineum
Terhadap Tingkat Pengetahuan Perawatan Perinium pada ibu
Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota
Mataram. Tahun 2021.

Kata kunci : pendidikan kesehatan, pengetahuan, perineum

xii
THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON PERINEUM CARE ON THE LEVEL
OF OF POSPARTUM MOTHER’S KNOWLEDGE OF PERINEUM IN THE
WORKING AREA OF TANJUNG KARANG CLINICS (PUSKESMAS),
MATARAM CITY IN 2021

Dwik Puspita Ayu Lestari1, I Made Eka Santosa2, Dina


Fithriana3, Nurul Hilmi4
1234 Mataram School of Health Sciences (STIKES Mataram)
Email:gegtari97@gmail.com

Abstract

The postpartum period is the period that begins after


the placenta is delivered, and postpartum care is pivotal in
order to monitor the condition of the mother and baby, less
optimal monitoring can cause the mother and baby to various
complications. The purpose of this study was to determine
the effect of health education on perineal care on the level
of postpartum mother’s knowledge of perineal care in at the
Tanjung Karang Health Center.

The type of research used is was pre-experimental


research. The research approach used was one group pretest-
posttest design, meaning that there was a test before
agiving treatment. The number of sample was 30 respondents.
Sampling technique used was Acciental. The instrument of
thestudy was the questionnaire by deploying the Validity and
Reliability test using the signed rankings test with an
error rate of 5%.

The results of the study pre-test showed that out of


30 respondents, there ware 13 respondents belongd to good-
knowledge category, 11 respondents were in fair-knowledge
category and 6 respondents were in poor category . After the
post-test, there were 23 respondents with good knowledge, 1
respondent with fair-knowledge, and 6 respondents with
poorknowledge.

The study concludedthat there was an health education


on perineum care on the level of postpartum mother’s
knowledge of perineum care in the woorking area of Tanjung
Karang Health Clinics (Puskesmas), Mataram City. 2021 year.

Keywords: health education, knowledge, perineum

xiii
xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Post partum/masa nifas adalah masa yang dimulai setelah

plasenta lahir, dan pada peroide ini asuhan masa nifas

sangat diperlukan untuk selalu memantau keadaan ibu dan

bayi, karena pemantauan yang kurang maksimal dapat

menyebabkan ibu dan bayi mengalami berbagai masalah

komplikasi. Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu,

perdarahan, infeksi, hipertensi pada kehamilan, partus

macet dan aborsi merupaka penyebab kematian pada ibu dan

bayi.Infeksi merupakan penyebab kematain terbanyak nomor

dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para

tenaga kesehatan memeberikan perhatian yang tinggi pada

masa ini. Adanya permasalahan pada ibu akan berimbas juga

kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkannya karena bayi

tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari

ibunya. Dengan demikian, angka kesakitan dan angka kematian

bayipun akan meningkat(Sulistyawati 2009)).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO 2020)untuk mengurangi rasio

kematian ibu hamil, bersalin,dan nifas 2030 menargetkan

secara global kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2030. Kematian ibu adalah kematian selama

kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah persalinan


atau berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait

dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya,

tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/ cedera. Menurut

data Survey Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI 2018)angka kematian ibu (AKI) di

Indonesia sebesar 305/100.000 kelahiran hidup. jumlah kasus

kematian ibu. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Provinsi

NTB selama tahun 2020 adalah 99 kasus, meningkat

dibandingkan tahun 2019 dengan jumlah kematian ibu 85

kasus. Untuk wiayah Kota mataram ada 9 kasus yaitu di

puskesmas tanjung karang2 kasus , puskesmas dasan agung 2

kasus, puskesmas pegesangan 2 kasus, puskesmas karang

taliwang 2 kasus dan puskesmas babakan 1 kasus. angka

kematian ibu (AKI) diwilayahkerjapuskesmas tanjung karang

berdasarkan laporan angka kematian ibu (AKI) tahun 2020 di

wilayah kerja puskesmas tanjung karang pada bulan Desember

Kelurahan Ampenan Selatan dengan 1 kasus dan Kelurahan

BINTARO dengan jumlah 1 kasus (puskesmas tanjung karang,

2021).

Menurut (Sukarni 2013)faktor yang menyebabkan angka

kematian ibu yaitu karena rendahnya pengetahuan ibu tentang

manfaat perawatan saat hamil, bersalin dan postpartum yang

benar, kurangnya pelayanan konseling dukungan dari petugas

kesehatan, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang

2
bekerja yaitu cuti melahirkan yang terlalu singkat. Dapat

mengakibatkan infeksi, Komplikasi hingga kematian ibu tetap

ada atau meningkat.

Berdasarkan Studi pendahuluan di puskesmas tanjung

karang, dari 10 ibu Pospartum yang peniliti wawancara di

wilayah kerja puskesmas tanjung karang 8 ibu mengatakan tidak

dapat menegerti perawatan setelah bersalin. Seperti ibu tidak

paham tentang cara perawatan perineum, menyusui, perawatan

payudara, kecemasan karena perubahan peran dan Ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga khususnya

perawatan ibu Nifas di rumah.

Upaya yang dilakukan puskesmas tanjung karang terhadap

penuruan angka kematian ibu (AKI) pada Asuhan Persalinan

Normal (APN), promosi kesehatan dan penyuluhan pentingnya

gizi, perawatan saat hamil,bersalin dan postpartum. puskesmas

tanjung karang pada saat ini sudah menjalankan perkesamasuntuk

meningkatkan kesahatan keluarga.

Dari uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui

lebih lanjut mengenai Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang

perawatan Perineum Terhadap Tingkat Pengetahuan Perawatan

Perinium pada ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Karang, Kota Mataram.

3
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka rumusan

masalah pada penelitian ini yaitu: Apakah ada Pengaruh

Pendidikan kesehatan tentang perawatan Perineum Terhadap

Tingkat Pengetahuan Perawatan Perinium pada ibu Nifas Di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram ?

C.TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang

perawatan Perineum Terhadap Tingkat Pengetahuan Perawatan

Perinium pada ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Karang, Kota Mataram

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu

postpartumtentang Cara Merawat Luka Perineum sebelum

diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

perineum.

b. Untuk Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu

postpartum tentang Cara Merawat Luka Perineum setelah

diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

perineum.

c. Untuk Menganalisi Pengaruh pendidikan kesehatan

tentang perawatan perineum terhadap tingkat

4
penegetahuan perawatan perineum pada ibu nifas di

Puskesmas Tanjung Karang,Kota Mataram.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Calon Peneliti

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

penambahan wawasan bagi calon peneliti dalam bidang

keperawatan, terutama keperawatan maternitas. Dan ilmu

tersebut dapat diaplikasikan di masyarakat oleh calon

peneliti.

2. Bagi Institusi Keperawatan

Hasil Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama di

bidang keperawatan. Dan dapat menjadi panduan untuk

pemberian pendidikan kesehatan tentang Cara Merawat Luka

Perineum terhadap kecepatan Kesembukan Luka Perinium pada

ibu Nifas .

3. Bagi Klien

Hasil Penelitian ini diharapkan mampu memberikn

kontribusi dan tambahan ilmu pengetahuan Mengenai Cara

Merawat Luka Perineum terhadap kecepatan Kesembukan Luka

Perinium pada ibu Nifas.

5
E. KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 1 Keaslian Penelitian

Peneliti dan Tahun Penelitian


JENIS
(Netty Melani 2020) (Indriyanti 2017) (Kurniasari 2017)

Judul hubungan tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Pengaruh Pendidikan


pengetahuan ibu tentang Perawatan Perineum Kesehatan tentang
tentang perawatan di klinik pratama Patumbak perawatan perineum
luka terhadap proses tahun 2017 terhadaap Kesembuhan luka
penyembuhan luka pada Episiotomi Klien
ibu nifas di Wilayah Postpartum Di BKIA
Pedesaan Percut, Aisyiyah Karangkajen, DIY
Sumatra Utara. tahun 2017

Variabel a. Variabel a. Variabel Independen : a. Variabel Independen :


Independen :
Pengetahuan Ibu nifas pendidikan kesehatan
Tingkat pengetahuan tentang perawatan perineum tentang perawatan perineum
ibu tentang perawatan
b. Variabel dependen : b. Variabel dependen :
luka
Tingkat pengetahuan ibu Tingkat pengetahuan ibu
b. Variabel
dependen : Proses

6
Penyembuhan Luka post partum . post partum .
perineum

Rancangan cross sectional cross sectional One group Pre-test – Post-


Penelitian test design

Analisa menggunakan Chi- Metode pengambilan sampel menggunakan Chi-Square.


data Square. yang digunakan adalah
Arikunto

Hasil Hasil penelitian Hasil penelitian yang Secara deskriptif hasil


Penelitian menunjukan ada dilakukan pada 38 penelitian ini menunjukkan
hubungan signifikan responden diperoleh bahwa bahwa
antara tingkat pengetahuan ibu nifas pendidikan kesehatan
pengetahuan ibu tentang perawatan luka tentang perawatan perineum
dengan proses perineum berdasarkan tidak berpengaruh terhadap
penyembuhan luka pada pendidikan mayoritas SMA kesembuhan luka
ibu nifas (p value = sebanyak 2 responden episiotomi, dengan tingkat
0,008). Maka dari itu (5,3%) berpengetahuan signifikansi 0,05.
pelayanan kesehatan baik, pengetahuan
seperti bidan praktek berdasarkan pekerjaan
mandiri harus mayoritas IRT 4 responden

7
memiliki program (10,5%) berpengetahuan
untuk meningkatkan baik, pengetahuan
pengetahuan ibu nifas berdasarkan umur mayoritas
setelah post partus. 20-35 sebanyak 6 responden
Sehingga membantu ibu (15,8%) berpengetahuan
dalam proses baik Dengan hasil tersebut
penyembuhan luka dan disarankan untuk ibu yang
tidak terjadi baru melahirkan atau ibu
infeksi. nifas untuk lebih
meningkatkan
pengetahuannya mengenai
perawatan luka perineum
dengan mencari informasi
tentang perawatan luka
perineum dan mengikuti
penyuluhan kesehatan dari
tenaga kesehatan

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Pendidikan

Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah proses yang

direncanakan dengan sadar untuk menciptakan peluang

bagi individu-individu untuk senantiasa belajar

memperbaiki kesadaran (literacy) serta meningkatkan

pengetahuan dan keterampilannya (life skills) demi

kepentingan kesehatannya (Nursalam 2017)Pendidikan

kesehatan merupakan suatu proses perubahan perilaku

yang dinamis dengan tujuan mengubah atau memprngaruhi

perilaku manusia yang meliputi komponen pengetahuan,

sikap, ataupun praktik yang berhubungan dengan tujuan

hidup sehat baik secara individu, kelompok maupun

masyarakat, serta merupakan komponen dari program

kesehatan (Suliha 2002)

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan adalah suatu perubahan

sikap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok

khusus, dan masyarakat dalam membina serta memelihara

perilaku hidup sehat juga berperan aktif dalam

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Nursalam

2017). Menurut (Suliha 2002)secara umum tujuan dari

9
pendidikan kesehatan adalah mengubah perilakuindividu/

masyarakat dalam bidang kesehatan.

Sedangkan secara operasional tujuan pendidikan

kesehatan adalah:

a) Agar melakukan langkah positif dalam

melakukan pencegahan terhadap penyakit

b) Agar memiliki pengertian yang lebih baik

tentang eksistensi perubahan system dan

cara memanfaatkannya dengan efektif dan

efisien.

c) Agar mempelajari apa yang dapat

dilakukannya secara mandiri.

3. Faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan Menurut

(Notoadmojo 2012)ada beberapa faktor yang mempengaruhi

keberhasilan promosi kesehatan dalam melakukan

pendidikan kesehatan diantaranya yaitu:

a) Promosi kesehatan dalam faktor predisposisi

Promosi kesehatan bertujuan untuk menggugah

kesadaran, memberikan atau meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan bagi dirinya sendiri,

keluarganya, maupun masyarakatnya. Disamping itu

dalam konteks promosi kesehatan juga memberikan

pegertian tentang tradisi kepercayaan masyarakat

10
dan sebagainya, baik yang merugikan maupun yang

menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini

dilakukan dengan penyuluhan, pameran, iklan

layanan kesehatan, dan sebagainya.

b) Promosi kesehatan dalam faktor-faktor enabling

(penguat) Bentuk promosi kesehatan dilakukan agar

dapat memberdayakan masyarakat dan mampu

mengadakan sarana dan prasarana kesehatan dengan

cara bantuan teknik, memberikan arahan, dan cara-

cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan

prasarana.

c) Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing

(pemungkin) promosi kesehatan ini ditujukan untuk

mengadakan pelatihan bagi tokoh agama, tokoh

masyarakat, dan petugas kesehatan sendiri dengan

tujuan agar sikap dan perilaku petugas dapat

menjadi teladan, contoh atau acuan bagi

masyarakat tentang hidup sehat.

4. Metode dan Teknik Pendidikan Kesehatan Menurut (Suliha

2002), metode pendidikan kesehatan pada dasarnya

merupakan pendekatan yang digunakan dalam proses

pendidikan untuk menyampaikan pesan kepada sasaran

pendidikan kesehatan yaitu individu, keluarga/

kelompok dan masyarakat. Metode pembelajaran dapat

11
berupa metode pendidikan individu, kelompok/ keluarga

dan metode pendidikan massa. Menurut (Notoadmojo

2012), metode dan teknik pendidikan kesehatan adalah

suatu kombinasi antara cara-cara atau metode dan alat-

alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap

pelaksanaan promosi kesehatan. Berdasarkan sasarannya,

metode dan teknik pendidikan kesehatan dibagi menjadi

3 yaitu:

a. Metode pendidikan kesehatan individual Metode ini

digunakan apabila antara promoter kesehatan dan

sasaran atau kliennya dapat berkomunikasi

langsung, baik bertatap muka (face to face) maupun

melalui sarana komunikasi lainnya, misal telepon.

Cara ini paling efektif, karena antara petugas

kesehatan dengan klien dapat saling berdialog,

saling merespon dalam waktu yang bersamaan. Dalam

menjelaskan masalah kesehatan bagi kliennya

petugas kesehatandapat menggunakan alat bantu atau

peraga yang relevan dengan masalahnya. Metode dan

teknik pendidikan kesehatan yang individual ini

yang terkenal adalah “councelling”.

b. Metode pendidikan kesehatan kelompok Teknik dan

metode pendidikan kesehatan kelompok ini digunakan

untuk sasaran kelompok. Sasaran kelompok dibedakan

12
menjadi 2 yaitu: kelompok kecil kalau kelompok

sasaran terdiri antara 6-15 orang dan kelompok

besar, jika sasaran tersebut diatas 15 sampai

dengan 50 orang.

B. KonsepPostpartum

1. Pengertian Post Partum

Pengertian post partum/masa nifas menurut beberapa ahli

atau pendapatyaitu :

1. Post partum/masa nifas adalah masa sesudahnya

persalinan terhitungdari saat selesai persalinan sampai

pulihnya kembali alat kandungan kekeadaan sebelum

hamil. (Padila 2014)

2. Post partum/masa nifas adalah masa setelah seorang ibu

melahirkanbayi yang dipergunakan untuk memulihkan

kesehatanya kembali yang umunya memerlukan waktu 6-18

minggu. (Nugroho 2014)

3. Post partum/masa nifas (puerperium) adalah masa yang

dimulaisetelahplasenta keluar dan berakhir ketika alat-

alat kandung kembali sepertikekeadaan semula (sebelum

hamil). Masa nifas berlangsung kira-kira 6minggu.

(Sulistyawati, 2012)

4. Post partum/masa nifas adalah proses lahirnya bayi

dengan tenaga ibusendiri, tanpa bantuan alat-alat serta

13
tidak melukai ibu dan bayi yangumunya berlangsung

kuarang dari 24 jam. (Saifuddin 2012)

5. Post partum/masa nifas adalah masa waktu antara waktu

kelahiranpalasenta dan membran yang menadai berakhirnya

periode intrapartum sampai waktu menuju kembalinya

sistem reproduksi wanitatersebut ke kondisi tidak

hamil. (Anggraini 2011)

2. Konsep Dasar tentang Lama Penyembuhan Luka Perineum

a. Lama Penyembuhan luka perineum

Lama penyembuhan perineum adalah waktu yang diukur sejak

penjahitan perineum sampai luka menutup, kering dan

tidak ada tanda-tanda infeksi (merah, bengkak, panas dan

nyeri). Luka perineum akan sembuh normal dalam 5-7 saat

persalinan (Helen 2009, Helen 2009)

b. Robekan atau Ruptur perineum

Luka atau Rupture perineum adalah robekan pada perineum

yang umumnya terjadi pada keadaan fisiologis, luka

perineum ini akan sembuh normal dalam 5-7 saat

persalinan (Helen 2009).

Robekan perineum bisa terjadi secara spontan maupun

robekan melalui tindakan episiotomi. Robekan perineum

terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak

jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya. Robekan

ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga

14
jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin

dengan cepat. Menurut (Winkjosastro 2007), pada proses

persalinan sering terjadi ruptur perineum yang

disebabkan antara lain:

1) Kepala janin lahir terlalu cepat.

2) Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya.

3) Riwayat jahitan pada perineum.

4) Pada persalinan dengan distosia bahu.

Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan

bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu

cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari biasanya

sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang,

kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran

yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito-

bregmatika, atau anak yang dilahirkan dengan pembedahan

vaginal.

c. Tingkat/derajat robekan perineum

Menurut (Manuaba 2010), robekan perineum dibagi atas

empat tingkat/ derajat antara lain :

1) Derajat I

Robekan terjadi hanya pada mukosa vagina, fourchet

posterior dan juga kulit perineum.

2) Derajat II

15
Robekan mengenai mukosa vagina, fourchet

posterior, kulit dan otot perineum.

3) Derajat III

Robekan mengenai mukosa vagina, fourchet

posterior, kulit perineum, otot-otot perineum,

otot sphincter ani eksternal.9

4) Derajat IV

Robekan mengenai Robekan mengenai mukosa vagina,

fourchet posterior, kulit perineum, otot-otot

perineum, otot sphincter ani eksternal dan juga

dinding rektum anterior.

d. Penanganan

Robekan perineum yang melebihi robekan tingkat I harus

dijahit. Hal ini dapat dilakukan sebelum plasenta lahir,

tetapi apabila ada kemungkinan plasenta harus

dikeluarkan secara manual, lebih baik tindakan itu

ditunda sampai plasenta lahir. Penderita berbaring dalam

posisi lithotomi, dilakukan pembersihan luka dengan

cairan antiseptik dan luas robekan ditentukan dengan

seksama. Adapun penanganan penjahitan perineum

berdasarkan derajatnya seperti dibawah ini :

1) Derajat I

Penjahitan tidak diperlukan jika tidak ada

perdarahan.

16
2) Derajat II

Jahit dengan menggunakan teknik-teknik. Pada

robekan perineum derajat II setelah diberi

anastesi lokal otot-otot diafragma urogenitalis

dihubungkan di garis tengah dengan jahitan dan

kemudian luka pada vagina dan kulit perineum

ditutup dengan mengikut sertakan jaringan-

jaringan dibawahnya.

3) Derajat III

Menjahit robekan perineum derajat III harus

dilakukan dengan teliti, mula-mula dinding depan

rektum yang robek dijahit, kemudian fasia per-

rektal ditutup dan muskulus sphincter ani

eksternum yang dijahit. Selanjutnya dilakukan

penutupan robekan seperti diuraikan untuk robekan

perineum derajat II. Untuk mendapat hasil baik

terapi pada robekan perineum total, perlu

diadakan penanganan pasca pembedahan yang

sempurna. Penderita diberi makanan yang tidak

mengandung selulosa dan mulai hari kedua diberi

paraffinum liquidum sesendok makan dua kali

17
sehari dan jika perlu pada hari keenam diberi

klisma minyak.

4) Derajat VI

Perbaikan segera dengan benang yang dapat diserap

perlu dilakukan. Robekan derajat ketiga dan

keempat membutuhkan perhatian khusus supaya

wanita dapat mempertahankan kontinensia fekal.

Apabila wanita tidak merasa nyeri, ini akan

membantu proses penyembuhan dan hal ini dapat

dibantu dengan memastikan feses wanita lunak

selama beberapa hari. Dalam beberapa kasus, obat

anti mikroba dapat digunakan. Menurut (DepkesRI

2021), kewenangan bidan dalam penjahitan luka

ruptur perineum hanya pada derajat satu dan11

dua, sedangkan untuk derajat ketiga atau keempat

sebaiknya bidan melakukan kolaborasi atau rujukan

ke rumah sakit, karena ruptur ini memerlukan

teknik dan prosedur khusus.

e. Proses penyembuhan luka

Penyembuhan luka dapat terjadi secara :

1) Primer yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera

diusahakan bertautnya tepi luka biasanya dengan

jahitan.

18
2) Sekunder yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan

primer. Proses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan

lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka.

Biasanya dijumpai pada luka-luka dengan kehilangan

jaringan, terkontaminasi atau terinfeksi. Penyembuhan

dimulai dari lapisan dalam dengan pembentukan

jaringan granulasi.

3) Tertiam atau primam tertunda yaitu luka yang

dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah

tindakan debridemen. Setelah diyakini bersih, tepi

luka dipertautkan (4-7 hari).

f. Bentuk penyembuhan

1) Luka sembuh Baik

Dikatakan luka sembuh dengan baik, apabila setelah di

lakukan perawatan, luka perineum bisa sembuh

2) Luka sembuh Kurang Baik

Dikatakan luka sembuh sedang apabila setelah di

lakukan perawatan, luka perineum bisa sembuh >5 hari

dan kondisi luka menutup dan masih basah.

3) Luka sembuh Kurang Baik

Dikatakan luka sembuh sedang apabila setelah di

lakukan perawatan, luka perineum bisa sembuh >7 hari

19
dan kondisi luka belum kering dengan jahitan masih

membuka (Helen 2009).

g. Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan Luka Menurut

(Smeltzer 2002) faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka

yaitu :

1) Faktor - Faktor Eksternal :

a) Tradisi

Di Indonesia ramuan peninggalan nenek moyang untuk

perawatan pasca persalinan masih banyak digunakan,

meskipun oleh kalangan masyarakat modern. Misalnya

untuk perawatan kebersihan genital, masyarakat

tradisional menggunakan daun sirih yang direbus

dengan air kemudian dipakai untuk cebok.

Penggunaan ramuan obat untuk perawatan luka dan

teknik perawatan luka yang kurang benar merupakan

penyebab terlambatnya penyembuhan (Morison 2003).

b) Pengetahuan

Pengetahuan ibu tentang perawatan pasca persalinan

sangat menentukan lama penyembuhan luka perineum.

Apabila pengetahuan ibu kurang, terlebih masalah

kebersihan maka penyembuhan luka akan berlangsung

lama.

c) Sarana prasarana

20
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana prasarana

dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi

penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam

menyediakan antiseptik.

d) Penanganan petugas

Pada saat persalinan, pembersihannya harus

dilakukan dengan tepat oleh penanganan petugas

kesehatan, hal ini merupakan salah satu penyebab

yang dapat menentukan lama penyembuhan luka

perineum.

e) Gizi

Makanan yang bergizi dan sesuai porsi akan

mempercepat masa penyembuhan luka perineum.

f) Psikologi

Ibu postpartum yang mengalami postpartum blues

mempunyai gejala antara lain rasa marah, murung, cemas,

kurang konsentrasi, mudah menangis, sedih, nafsu makan

menurun, sulit tidur (Pillitari, 2003; Lynn dan Pierre,

2007 dlam Macmudah, 2010).Dukungan atau peran

pasangan, keluarga dan lingkungan akan mempercepat

masa penyembuhan luka perineum.

2) Faktor - Faktor Internal

21
a) Usia

Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia

muda dari pada orang tua. Orang yang sudah lanjut

usianya tidak dapat mentolerir stress seperti

trauma jaringan atau infeksi.

b) Cara perawatan

Perawatan yang tidak benar menyebabkan infeksi dan

memperlambat penyembuhan. Karena perawatan yang

kasar dan salah dapat mengakibatkan kapiler darah

baru rusak dan mengalami perdarahan (Ruth 2004).

Kemungkinan terjadinya infeksi karena perawatan

yang tidak benar dapat meningkat dengan adanya

benda mati dan benda asing. Jika luka dirawat

dengan baik maka kesembuhannya juga akan lebih

cepat.

c) Aktivitas berat dan berlebihan

Menghambat perapatan tepi luka. Mengganggu

penyembuhan yang diinginkan.

d) Infeksi

Infeksi menyebabkan peningkatan inflamasi dan

nekrosis yang menghambat penyembuhan luka (Ruth

2004).

22
3. Perawatan Luka Perineum

a. Pengertian Perawatan perineum

Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk

menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva

dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran

placenta sampai dengan kembalinya organ genetal

seperti pada waktu sebelum hamil (Morison 2003).

b. Tujuan Perawatan Luka Perineum

Tujuan perawatan luka perineum menurut (Sujiyatini

2010) adalah mencegah terjadinya lnfeksi pada

organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh

masuknya mikroorganisme melalui vulva yang terbuka

atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada

peralatan penampung lochea (pembalut) serta

kontaminasi dari rektum. Perawatan perineum juga

untuk meningkatkan kenyamanan ibu nifas dengan

menjaga kebersihannya dan meningkatkan

penyembuhannya.

c. Cara membersihkan luka perineum

Menurut (Kartika 2008) untuk menghindari terjadinya

infeksi, maka cara membersihkan luka perineum

adalah sebagai berikut :

23
1) Siapkan alat-alat cuci seperti sabun yang

lembut, air, baskom, waslap, kasa dan pembalut

wanita yang bersih.

2) Cuci tangan di kran atau air yang mengalir

dengan sabun.

3) Lepas pembalut yang kotor dari depan ke

belakang.

4) Semprotkan atau cuci dengan betadin bagian

perineum dari arah depan ke belakang.

5) Keringkan dengan waslap atau handuk dari depan

ke belakang.

6) Setelah selesai, rapikan alat-alat yang

digunakan pada tempatnya.

7) Cuci tangan sampai bersih.

8) Catat jika ada perubahan-perubahan perineum,

khususnya tanda infeksi

9) Lakukan tidur dengan ketinggian sudut bantal

tidak boleh lebih dari 30 derajat.

d. Perawatan luka perineum

menurut Depkes RI (2007) adalah sebagai berikut:

1) Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.

2) Menghindari pemberian obat trandisional.

3) Menghindari pemakaian air panas untuk berendam.

24
4) Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3

– 4 x sehari.

5) Kontrol ulang maksimal seminggu setelah

persalinan untuk pemeriksaan penyembuhan luka.

e. Waktu Perawatan Luka Perineum

Menurut (Sujiyatini 2010) waktu perawatan luka

perineum adalah:

1) Saat mandi

Pada saat mandi, Ibu post partum pasti melepas

pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan

terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang

tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu

dilakukan penggantian pembalut, demikian pula

pada perineum ibu, untuk itu diperlukan

pembersihan perineum

2) Setelah buang air kecil

Pada saat buang air kecil, pada saat buang air

kecil maka kemungkinan besar terjadi kontaminasi

air seni pada rektum akibatnya dapat memicu

pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu

diperlukan pembersihan perineum.

3) Setelah buang air besar

25
Pada saat buang air besar, diperlukan

pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus,

untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri

dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan

maka diperlukan proses pembersihan anus dari

perineum secara keseluruhan.

f. Dampak dari Perawatan Perineum

Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat

menghindarkan hal berikut ini:

1) Infeksi

Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab

akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri

yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada

perineum.

2) Komplikasi

Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat

pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan

lahir yang dapat berakibat pada munculnya

komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi

pada jalan lahir.

3) Kematian Ibu post partum

Penanganan komplikasi yang lambat dapat

menyebabkan terjadinya kematian pada Ibu post

26
partum mengingat kondisi fisik Ibu post partum

masih lemah (Suwiyoga, 2004).

4. Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang perawatan

Perineum Terhadap Tingkat Pengetahuan Perawatan

Perinium pada ibu Nifas

Menurut (Suwiyoga 2004) akibat perawatan perineum

yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum

yang terkena lochea menjadi lembab sehingga sangat

menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat

menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. Infeksi

tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi

dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel

penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu

sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.

Pada kenyataan fase-fase penyembuhan akan

tergantung pada beberapa faktor termasuk tingkat

pengetahuan ibu nifas terhadap perawatan perineum,

ukuran dan tempat luka, kondisi fisiologis umum

pasien, dan cara perawatan luka perineum yang tepat

(Morison 2003).

27
C. kerangka Konsep
POSPARTUM

FISIOLOGIS PSIKOLOGI

 Inolusi
 Lokea
 PerubahanServiks
 Vulva
 Vagina
 Perineum
Pendidikan
Kesehatan
ROBEKAN Perawatan
Tingkat Perineum
Pengetahuan RESIKO INFEKSI
Perawatan Perineum Optimal
Perawatan Infeksi Minimal
Perineum

 Baik Materi
Penyuluhan KOESONER
 Cukup
 Kurang
Gambar 1. Kerangka konsep

Keterangan :

28
Variabel Bebas (independent) :Pendidikan Kesehtan
Perawatan perineum

Variabel Terikat (dependent) :Tingkat Pengetahuan


perawatan perineum

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau Dugaan sementara

terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan

(Sugiyono 2018)

 Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada Pengaruh Pendidikan

kesehatan tentang perawatan Perineum Terhadap Tingkat

Pengetahuan Perawatan Perinium pada ibu Nifas Di Wilayah

Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram

 Hipotesis Nol (Ho) : Tidak ada Pengaruh Pendidikan

kesehatan tentang perawatan Perineum Terhadap Tingkat

Pengetahuan Perawatan Perinium pada ibu Nifas Di Wilayah

Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram

29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara menyelesaikan masalah dengan

menggunakan metode keilmuan. Pada bab ini akan disajikan

subyek penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan

sampel, rancangan penelitian, teknik pengolahan data, teknik

pengumpulan data, identifikasi variabel, definisi operasional,

analisa data, etik, dan kerangka kerja (Hidayat 2017)

A. SUBJEK PENELITIAN

Subyek penelitian adalah suatu rancangan yang

digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan dan

pelaksanaan peneliti untuk mencapai suatu tujuan atau

menjawab suatu pertanyaan peneliti (Nursalam 2017)

Subjek penelitian adalah subyek yang dituju untuk

diteliti. Pada penelitian ini yang menjadi subjek

penelitian adalah semua Ibu nifas yang mengalami robekan

atau ruptur perineum di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Karang.

B. POPULASI DAN SAMPEL

a. Populasi Penelitian

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan

karakteristik tertentu yang akan diteliti, bukan hanya

objek atau subjek yang akan dipelajari saja tetapi

seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek

30
atau objek tersebut, atau kumpulan orang, individu, atau

objek yang akan diteliti sifat-sifat atau

karakteristiknya (Hidayat 2017)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu nifas yang

mengalami robekan atau ruptur perineum di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram, Ibu post partum

multipara dan grandemultipara berjumlah 33 dan Ibu post

partum primipara berjumlah 32, Sehingga total berjumlah

65 ibu Nifas pada bulan September 2021 dan bersedia

menjadi responden .( Rekam Medis pasien postpartum di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram )

b. Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

a. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akanditeliti

atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Hidayat 2017). Dalam penelitian ini

yang menjadi sampel adalah seluruh Ibu nifas

Primipara yang mengalami ruptur perineum di Wilayah

Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram.

b. Teknik pengambilan sampel

Teknik sampling merupakan suatu proses dalam

menyeleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari

populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili

31
dari keseluruhan populasi yang ada. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

Acciental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja pasien yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,

bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok

sebagai sumber data. yang sesuai dengan kriteria Inklusi

dan Eksklusi dari yang ditentukan untuk menjadi

sampel(Hidayat 2017).

1. Kriteria inklusi

a. ibu post partum primipara mengalami robekan atau

ruptur perineum

b. Bersedia menjadi responden dari awal sampai

dengan akhir penelitian.

2. Kriteria eksklusi

Ibu Post partum sakit yang mengganggu aktivitas

selama penelitian.

c. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. lokasi : Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota

Mataram.

b. Waktu : 27 Desember 2021 Sampai 23 Januari 2022

C. RANCANGAN PENELITIAN

32
Desain penelitian adalah model atau metode yang

digunakan peneliti untuk melakukan penelitian yang

memberikan arah terhadap jalannya penelitian (Kusuma 2011).

Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah berupa Pre eskperimen melalui pendekatan one group

pre test-post test design yaitu terdapat pretest (sebelum

memberikan perlakuan). Dengan cara sebelum diberikan

treatment/perlakuan variabel diobservasi/diukur terlebih

dahulu (pretest) setelah itu dilakukan treathment/perlakuan

dan setelah treatment dilakukan

pengukuran/observasi(posttest)(Hidayat 2017).

Metode tersebut digunakan untuk mengetahui

pengetahuan ibu Postpartum sebelum dan setelah diberikan

pendidikan kesehatan, yang menjelaskan mengenai perawatan

Luka perineumuntuk pemberian pendidikan kesehatan dengn

penyuluhan kesehatan dengan leaflet dan audiovisualyang

juga di kirim Via Wa pada ibu postpartum. Pelaksaan

dilakukan selama30 menit,dan dievaluasi setiap akhir

pemberian teori perawatan perineum. Untuk mengetahui

pengetahuan dari ibu postpartum setelah diberikan perlakuan

dengan pendidikan kesehatan tersebut.

Penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok sampel

tanpa menggunakan kelomppk control. Kelompok sampel diberi

test awal (pre-test) lalu diberikan perlakuan sebanyak 1

33
kali dalam satu kali pertemuan. Pertemuan dilakukan selama

2 kali dengan responden yang sama hingga sample yang di

tentukan terpenuhidan kemudian diberikan test akhir ( post-

test).

01 X1 02

Keterangan :

01 : Observasi dan pengukuran dengan test awal sebelum

diberikan pendidikan kesehatan perawatan postpartum

X1 : Perlakuan pemberian pendidikan kesehatan perawatan

postpartum

02 : Observasi dan pengukuran dengan test awal setelah

diberikan pendidikan kesehatan perawatan postpartum

Gambar 2 Rencana Penelitian

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan

dalam pengumpulan data penelitian. Cara pengumpulan data

tersebut meliputi wawancara berstruktur, obesrvasangket,

pengukuran, atau melihat data statistik (data sekunder)

seperti dokumentasi (Hidayat 2017).

1. Metode pengumpulan data

34
Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan

penelitian,diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan

data tertentu, sehingga proses penelitian dapat

berjalan lancar. Metode pengumpulan data yang digunakan

oleh peneliti adalah dengan penelitian yang dilakukan

adalah angket atau kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang bias diharapkan dari

responden. Kuesioner dapat berupa petanyaan ataupun

pernyataan tertutup atau terbuka dapat diberikan kepada

responden secar langsung atau dikirim melalui pos atau

internet (Sugiyono 2018).

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penilitisn adalah suatu alat-alat yang

akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrument

penelitian ini dapat berupa : kuesioner(daftar

pertanyaan),formulir observasi,formulir-formulir lain

yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.

Apabila data yang berkaitan dengan pencatatan data dan

sebagainya(Notoadmojo 2012).

35
Instrumen Penelitian yang digunakan oleh calon

peneliti adalah kuesioner . Kuesioner adalah suatu

bentuk atau dokumen yang berisi beberapa item

pertanyaan atau pernyataan yang dubuat berdasarkan

indicator-indikator variabel. Dimana variabel yang

diberikan instrument penelitian berupa kuesioner adalah

variabel independen atau variabel bebas, pendidikan

kesehatan perawatan postpartum, untuk kemudian dilihat

tingkat pengetahuan dari masing-masing ibu postpartum

dalam sekiranya akan menghadapi perawatan perineum

secara mandiri.

Kuesioner penelitian yang digunakan terdiri dari

kuesioner untuk menilai pengetahuan ibu post partum di

wilayah kerja puskesmas tanjung karang yang terait

dengan teori pendidikan kesehatan perawatan postpartum.

Terdiri atas 23 item pertanyaan, dengan pilhan jawaban

adalah a,b,c,d. Dimana penilainnya adalah apabila benar

diberi 1 dan salah duberikan nilai 0.Untuk penilaian

pengetahuan secara keseluruhan menggunakan system

presentasi dimana kreterian Atau Katagori Skor yaitu

dikatakan baik jika presesentasi yang diperoleh adalah

baik 76%-100%, cukup apabila 56%-75%, dan kurang adalah

<56%.

3. Teknik Pengumpulan data.

36
a. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan pengumpulan data

1) Peneliti dapat mengajukan permohonan untuk

mendapatkan izin meneliti kepada Kepala

Puskesmas Tanjung Karang, setelah terlebih

dahulu menjelaskan tujuan penelitian yang akan

dilaksanakan.

2) Setelah memproleh izin, peneliti akan mulai

mengumpulkan data kasus yang akan di teliti.

Teknik pengumpualn data yang digunakan oleh

peneliti adalah angket atau kuesioner, yang

berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur

pengetahuan ibu postpartum sebelum dan setelah

pemberian teori pendidikan kesehatan perawatan

postpartum.

3) Sebelum melakukan pengumpulan data

Peneliti membuat informed consent atau lembar

persetujuan menjadi responden, agar responden

mengetahui maksud dan tujuan penelitian,dan

memberitahukan bahwa peneliti akan merahasiakan

identitas responden.

b. Tahap pelaksanaan

37
1) Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti

melakukan penelitian ibu postpartum di wilayah

kerja puskesmas Tanjung Karang.

2) Peneliti memberikan lembar persetujuan

(informed consent) kepada ibu postpartum di

wilayah kerja puskesmas Tanjung Karang..

3) Peneliti melakukan pretest sebelum diberikan

tindakan, berupa diberikan Kuesioner oleh

peneliti.

4) Setelah responden mengisi kuesioner hasil

pretest didapatkan,selanjutnya responden

diberikan tindakan berupa pemberian leaftlet

dan audiovisual mengenai pendidikan kesehatan

ibu postpartum yang diperuntukkan untuk ibu

postpartum di wilayah kerja puskesmas Tanjung

Karang. Pemberian materi pendidikan kesehatan

perawatan perineumini diberikan selama 1 hari

pada hari yang telah ditentukan dengan

menggunakan sistem pengulangan sebanyak 2 kali

pengulangan .

5) Selanjutnya setelah diberikanpendidikan

kesehatan perawatan perineum maka responden

diberikan kuesioner kembali untuk hasilposttest

untuk mengetahui pengetahuan pada responden

38
setelah diberikan tindakan. Data yang sudah

didapatkan kemudian akan dikelompokkan dan

dibuat dalam bentuk table dan akan dilakukan

perbandingan pada dua data tersebut.

4. Teknik Pengolahan data

Analisa data dilakukan untuk memberikan kemudahan

dalam menginterpretasikan hasil penelitian. Untuk itu

data diolah terlebih dahulu dengan tujuan mengubah data

menjadi informasi. Data yang diperoleh diolah dengan

menggunakan computer dengan system program SPSS. Bahwa

Proses pengolahan data tersebut adalah melalui :

a. Editing, yaitu melihat apakah data sudah terisi

lengkap atau tidak lengkap.

b. Koding, kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri dari data yang

berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk angka

untuk memudahkan pengiterpretasian hasil

penelitian.

c. Entry data, kegiatan memasukan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database

computer. Entry data dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

windows.

39
d. Tabulating, membuat distribusi frekuensi

sederhana atau tabel kontingensi yang telah

diberi skor dan dimasukkan ke tabel.

Dalam penelitian ini hasil kuesioner yang telah diisi

saat pretest dan posttest di lihat apakah ada pengaruh

pendidikan perawatan perineum pada pengetahuan ibu postpartum

di wilayah kerja puskesmas Tanjung Karang pada Keadaan

mandiri pada ibu postpartum dalam penatalaksanaan pendidikan

kesehatan perawatan perineum dengan menggunakan uji Validitas

dan Rehabilitas dengan signed rankings test dengan taraf

kesalahan 5%.  Validitas dan reliabilitas merupakan salah

satu uji yang digunakan untuk menguji tingkat kevalidan butir

kuesioner dan seberapa besar hasil pengukuran kuesioner

peneliti dapat dipercaya.(Hidayat, 2017). Pengolahan data

dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer

melalui program SPSS Versi 26.

E. IDENTIFIKASI VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL .

1. Identifikasi Variabel .

Variabel adalah segala sesuatu yang terbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut,kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2018)

40
a. Variabel Independent

Variabel independen merupakan variabel yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable

dependen (terikat) (Hidayat 2017). Variabel

Independent dalam penelitian ini adalah Pendidikan

Kesehataan Perawatan Perineum.

b. Variabel Dependent

Variabel dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karna variabel

bebas (Hidayat 2017). Variabel dependent dalam

penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu

postpartum dalam perawatan perineum.

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan mendefinisikan

variabel secara oprasional berdasarkan

karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat

2017).Batasan operasional penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Pemberian Pendidikan Kesehatan Perawatan

Perneum.

Pemberian Penyuluhan menggunakan Leaflet dan

audivisualuntukibu postpartum.

41
2) Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil yang didapatkan

dari suatu proses yang pernah dilalui oleh

seseorang, baik mendapatkannya dari melihat,

mendengar ataupun merasakan.

42
Table 2 Definisi Operasional
Konsep Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang perawatan Perineum dengan kecepatan
Kesembukan Luka Perinium pada ibu Nifas Di Wilayah Kerja puskesmas tanjung karang, Kota
Mataram.

No Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skoring


Pemberian penyuluhan menggunakan leaflet
dan Audiovisual sebagai media pendidikan
6. Pengertian perawatan
kesehatan dengan pemberian penyuluhan dan
luka perineum
menjelaskan cara perawatan perineum pada
7. Tujuan perawatan
Variabel ibu postpartum dengan lama waktu sekitar 30
luka perineum
Independent menit 1 kali penyuluhan
8. Faktor yang
: Pemberian Pedoman Pelaksanaan pendidikan kesehatan
mempengaruhi perawatan SAP dan
1 Pendidikan perawatan perineum. Yang disampaikan : - -
luka perineum Leafflet
Kesehatan 1. Pengertian perawatan luka perineum
9. Dampak tidak
Perawatan 2. Tujuan perawatan luka perineum
melakukan perawatan
Perineum 3. Faktor yang mempengaruhi perawatan luka
perineum
perineum
10. Cara merawat luka
4. Dampak tidak melakukan perawatan
perineum SAP
perineum
5. Cara merawat luka perineum SAP
2 Variabel Pengetahuan yang didapatkan. Peserta Pengetahuan seseorang Kuesioner Ordina a) Baik
dependent : mengetahui : dapat diketahui dan terdiri l : Hasil
Pengetahuan a. Pengertian perawatan luka perineum diinterpretasikan degan dari present

43
mengenai b. Tujuan perawatan luka perineum skala yang bersifat kuisioner ase
perawatan c. Faktor yang mempengaruhi perawatan luka kualitatif dengan dengan pendidikan 75%-
perineum perineum rentan nilai yang 100%
terhadap d. Dampak tidak melakukan perawatan perineum 0-100% terdiri b) Cukup
kecepatan e. Cara merawat luka perineum C1-C6 dari 23 : Hasil
kesembuhan  Tahu pertanyaan Present
luka  Paham dengan ase
perineum. peniliain 55%-75%
 Aplikasi
Benar= 1 c)
 Analisis
Salah = 0
 Sintesis Kurang
:
 Evaluasi Hasil
presenta
se < 50%

44
F. KERANGKA KERJA

Penulisan kerangka kerja dalam penelitian keperawatan dapat

disajikan dalam bentuk alur penelitian. (Sugiyono 2018). Gambar 3

Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang perawatan Perineum


terhadap Tingkat Pengetahuan Perawatan Perineum pada ibu
Nifas Di Wilayah Kerja puskesmas tanjung karang, Kota
Mataram Mataram.

Populasi ibu Postpartum di Wilayah


Kerja Puskesmas Tanjung Karang

Acciental sampling

Sampel sesuai dengan kriteri Inklusi Dan


Ekslusi yang sudah ditentukan

Informed Consent

Pretest : Kuesioner / angket


sebelum tindakan

Pemberian Pendidikan
Kesehatan Perawatan Perineum

Posttest : Kuesioner / angket setelah


diberi tindakan

Analisa data Wilcoxontest

Gambar 3. Kerangka Kereja Penyajian Hasil Laporan Hasil

45
Bagan 3.1 Kerangka Kerja Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang

perawatan Perineum dengan kecepatan Kesembukan Luka Perinium pada

ibu Nifas Di Wilayah Kerja puskesmas tanjung karang, Kota Mataram.

G. ANALISA DATA

Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa data uji

statistic Wilcoxon Signed Rank Test, yaitu uji statistic Non-

Parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua

sampel yang berkorelasi dengan memperhitungkan besarnya selisih

angka antara positive dan negative bila data penelitian berbentuk

ordinal dan berjenjang (Sugiyono 2018). Adapun rumus dari uji

Wilcoxon ranked test tersebut adalah Menggunakan Ms.Excel secara

Manual. Dimana Hasil, Jika Whitung > Wtable Maka diterima dan

sebaliknya Jika Whitung < Wtable Maka ditolak.

Keterangan :

Ho diterima : tidak terdapat pengaruh pendidikan perawatan perineum


pada pengetahuan ibu postpartum di wilayah kerja puskesmas Tanjung
Karang Tahun 2022.

Ho ditolak : terdapat pengaruh pendidikan perawatan perineum pada


pengetahuan ibu postpartum di wilayah kerja puskesmas Tanjung Karang
Tahun 2022.

H. ETIKA PENELITIAN

Etika penilitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak

peneliti,pihak yang diteliti (subyek penelitian) dan masyarakat yang

akan memproleh dampak hasil penelitian. Etika penelitian ini juga

mencakup perilaku peniliti atau perlakuan peneliti terhadap subjek

penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi

masyarakat (Notoadmojo 2012).

46
1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peniliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent resebut diberikan sebelum penelitian dilakukan.

Tujuan informed consent adalah agar subjek penelitian mengerti

maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya. Jika

subjek bersedia maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati hak responden. Beberapa informasi yang harus ada

dalam informed consent tersebut diantaranya: partisipasi

responden,tujuan dilakukannya penelitian,jenis data yang

dibutuhkan,komitmen,prosedur pelaksanaan,potensial masalah yang

akan terjadi,manfaat, kerahasiaan,informasi yang mudah dihubungi,

dan lain-lain.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian,baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiannya oleh peneliti,hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan pada hasil riset.

47
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

a. Letak Geografis

Puskesmas Tanjung Karang terletak di Kelurahan Tanjung

Karang Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram batas wilayah kerja

Puskesmas Rensing yaitu:

 Sebelah Utara : Kelurahan Ampenan Tengah

 Sebelah Selatan : Kecamatan Labuapi

 Sebelah Barat : Selat Lombok

 Sebelah Timur : KecamatanMataram

Puskesmas Tanjung Karang adalah salah satu Puskesmas

terdapat Rawat Inap dari 11 Puskesmas yang ada di wilayah Kota

Mataram, yang terletak paling timur dari Kota Mataram, terletak

di KecamatanSekarbela Kelurahan Tanjung Karang lokasi di Jalan

Sultan Salahudin No. Tanjung Karang.Luas Wilayah Cangkupan

Puskesmas Tanjung Karang adalah 290,6 km2.Jumlah Penduduk dan

Kepala Keluarga Tahun 2020 berjumlah 68.606 jiwa.

48
2. HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai

Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang perawatan Perineum Terhadap

Tingkat Pengetahuan Perawatan Perinium pada ibu Nifas Di Wilayah

Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram. Maka penelitian

memperoleh hasil sebagai berikut :

a. Analisis Univariat

Distribusi frekuensi identitas responden di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram., seperti yang

dijelaskan pada tabel berikut ini :

a) Berdasarkan Umur

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden di


Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram.
Berdasarkan Umur Responden. Frekuensi %

<19 tahun 17 56,7

20 – 35 tahun 13 43,3

>35 tahun 0 0

Jumlah 30 100,0

Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu nifas yang berumur <

19 tahun sebanyak 17 orang (56,7%) dan yang berumur 19 –

35 tahun sebanyak 13 orang (43,3%).

49
b) Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan


Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota
Mataram.
Berdasarkan Pendidikan Responden. Frekuensi %

Tidak Sekolah 10 33,3

Tamat SMP 13 43,3


Tamat SMA 7 23,4
Jumlah 30 100,0
Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu nifas yang

berpendidikan tidak sekolah sebanyak 10 orang

(33,3%),berpendidikan SMP (tamat) sebanyak 13 orang (43,3%),

dan berpendidikan SMA (tamat) sebanyak 7 orang (23,4%).

c) Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden


di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram.
Pekerjaan Frekuensi %
PNS - -
Wiraswasta 5 16,6
IRT 25 83,4
Jumlah 30 100,0
Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu nifas yang berkerja

sebagai wiraswata sebanyak 5 orang (16,6%),dan berkerja

sebagai IRT sebanyak 25 orang (83,4%).

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengidentifikasi Pengaruh

variabel Pendidikan kesehatan tentang perawatan Perineum Terhadap

Tingkat Pengetahuan Perawatan Perinium pada ibu Nifas Di Wilayah

Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram.

50
a. Hasil Pretest

Table 6 Pengetahuan ibu Nifas tentang perawatan luka


perineum Sebelum di berikan tindakan pretes di ruang
bersalin Puskesms Tanjung Karang Kota Mataram
Pengetahuan N (%)
Baik 13 43,3
Cukup 11 36,7
Kurang 6 20
Total 30 100
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 30 ibu nifas yang diberikan

pretest sebelum di lakukan tindakan penyuluhan dengan

berpengetahuan baik berjumlah 13 responden (43,3%),

berpengetahuan cukup berjumlah 11 responden (36,7%), dan

berpengetahuan kurang berjumlah 6 responden (20,0%).

b. Hasil Posttest

Table 7 Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Sesudah


di berikan posttestdi ruang bersalin Puskesms Tanjung Karang
Kota Mataram
Pengetahuan n (%)
Baik 23 76,7
Cukup 1 3,3
Kurang 6 20,0
Total 30 100

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 30 ibu nifas yang memiliki

pengetahuan tentang perawatan luka perineum setelah di lakukan

tindakan penyluhan dengan berpengetahuan baik berjumlah 23

responden (76,7%), berpengetahuan cukup berjumlah 1 responden

(3,3%), dan berpengetahuan kurang berjumlah 6 responden (20,0%).

51
c. Analisa Pengaruh

Hasil dari uji statistic Wilcoxon Signed Rank Test, Whitung

adalah 125, Wtabel 137. Dimana Hasil, Jika Whitung > Wtable

Maka diterima dan sebaliknya Jika Whitung < Wtable Maka

ditolak.

Sehingga Kesimpulan : Ho ditolak, terdapat pengaruh

pendidikan perawatan perineum pada pengetahuan ibu postpartum

di wilayah kerja puskesmas Tanjung Karang Tahun 2022.

52
3. PEMBAHASAN

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu postpartum

tentang Cara Merawat Luka Perineum sebelum diberikan

pendidikan kesehatan tentang perawatan perineum.

Tabel 6 menunjukkan hasil pretest bahwa dari 30

ibu nifas yang diberikan pretest sebelum di lakukan

tindakan penyuluhan dengan berpengetahuan baik berjumlah

13 responden (43,3%), berpengetahuan cukup berjumlah 11

responden (36,7%), dan berpengetahuan kurang berjumlah 6

responden (20,0%). Dimana Faktor Umur, Pendidikan dan

Pekerjaan mempengaruhi dari hasil Kuesoner yang di

berikan.

Sama seperti hasil penelitian dari (Indriyanti

2017) tentang Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan

Perineum di klinik pratama Patumbak tahun 2017 dimana

hasilnya Hasil penelitian fretest yang dilakukan pada 38

responden diperoleh bahwa pengetahuan ibu nifas tentang

perawatan luka perineum berdasarkan pendidikan mayoritas

SMA sebanyak 2 responden (5,3%) berpengetahuan baik,

pengetahuan berdasarkan pekerjaan mayoritas IRT 4

responden (10,5%) berpengetahuan baik, pengetahuan

berdasarkan umur mayoritas 20-35 sebanyak 6 responden

(15,8%) berpengetahuan baik Dengan hasil tersebut

disarankan untuk ibu yang baru melahirkan atau ibu nifas

untuk lebih meningkatkan pengetahuannya mengenai

perawatan luka perineum dengan mencari informasi tentang

53
perawatan luka perineum dan mengikuti penyuluhan

kesehatan dari tenaga kesehatan, Faktor Umur, Pendidikan

dan Pekerjaan mempengaruhi dari hasil Kuesoner yang di

berikan.

Sebanding dengan penelitian dari (Kurniasari 2017)

tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang perawatan

perineum terhadaap Kesembuhan luka Episiotomi Klien

Postpartum Di BKIA Aisyiyah Karangkajen, DIY tahun 2017.

Dengan Hasil penelitian Secara deskriptif hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan

tentang perawatan perineum berpengaruh terhadap

kesembuhan luka episiotomi, dikarenakan Faktor Umur,

Pendidikan dan Pekerjaan mempengaruhi dari hasil tingkat

pengetahuan ibu postpartum.

Faktor-faktor mempengarui tingkat pengetahuan ibu

postpartum tentang cara merawat luka perineum sebelum di

berikan pendidikan kesehatan tentang perineum

diantaranya umur, pendidikan dan pekerjaan.

yang Menurut (Prawirohardjo 2010)bahwa dengan

bertambahnya umur seseorang biasanya diiringi dengan

berbagai macam pengalaman hidup, semakin cukup umur

tingkat kematangan dan tingkat kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berpikir dan bekerja, sehingga

psikologis seseorang lebih matang dalm menghadapi suatu

proses atau masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini, ibu

nifas yang berumur lebih tua cenderung akan lebih matang

54
dandapat menyikapi dengan baik secara psikologis

masalah-masalah yang dihadapi.

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi

perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).

Pertumbuhan pada fisik terjadi akibat pematangan fungsi

organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir

seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak 2010.).

Dari tabel 3 diatas terlihat bahwa 30 Responden ibu

nifas yang berumur 19 tahun sebanyak 17 orang (56,7%)

dan yang berumur 19 – 35 tahun sebanyak 13 orang

(43,3%).

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang

bertujuan untuk meningkatkan daya intelektual seseorang

yang diperoleh melalui pendidikan formal. Semakin tinggi

pendidikan ibu nifas, maka semakin tinggi pula ilmu yang

dia dapatkan termasuk pentingnya perawatan luka perineum

pasca persalinan (Notoadmojo 2012)

Pendidikan dapat mempengaruhi ibu dalam beradaptasi

disaat mengalami nifas, dengan pendidikan yang tinggi

ibu mempunyai wawasan untuk lebih baik menerima

perubahan-perubahan yang terjadi saat proses nifas. Dari

tabel 4 diatas terlihat bahwa 30 Responden ibu nifas

yang berpendidikan tidak sekolah sebanyak 10 orang

(33,3%),berpendidikan SMP (tamat) sebanyak 13 orang

(43,3%), dan berpendidikan SMA (tamat) sebanyak 7 orang

(23,4%).

55
Ibu bekerja adalah seorang ibu yang bekerja di

luar rumah untuk mendapatkan penghasilan. Sebagian

besar ibu bekerja merupakan usia reproduksi (15-45

tahun)dengan mempunyai beban kerja ganda yaitu,

beban mengerjakan pekerjaan rumah tangga, mengurus

anak-anak dan sebagai pekerja produktif dalam

realitanya membawa berbagai persoalan tersendiri

terkait dengan pemenuhan hak-hak reproduksi,

khususnya dalam pemberian ASI pada bayi.(Dahroni SS

& Murtiningsih, 2013; Suradi R et al., 2010).

Pekerjaan para responden dapat mempengaruhi ibu

dalam melakukan perawatan luka yang lebih baik, dengan

ada sumber informasi yang lebih banyak ibu mempunyai

pengetahuan yang lebih baik untuk merawat luka perineum

dalam masa nifas.

Ibu bekerja adalah seorang ibu yang bekerja di

luar rumah untuk mendapatkan penghasilan. Sebagian

besar ibu bekerja merupakan usia reproduksi (15-45

tahun) dengan mempunyai beban kerja ganda yaitu,

beban mengerjakan pekerjaan rumah tangga, mengurus

anak-anak terutama pada ibu postpartum primipara. Dari

table 5 diatas terlihat bahwa ibu nifas yang berkerja

sebagai wiraswata sebanyak 5 orang (16,6%),dan berkerja

sebagai IRT sebanyak 25 orang (83,4%).

56
b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu postpartum

tentang Cara Merawat Luka Perineum setelah diberikan

pendidikan kesehatan tentang perawatan perineum.

Tabel 7 menunjukkan hasil setelah diberikan penyuluhan

bahwa dari 30 ibu nifas yang memiliki pengetahuan tentang

perawatan luka perineum setelah di lakukan tindakan

penyluhan dengan berpengetahuan baik berjumlah 23

responden (76,7%), berpengetahuan cukup berjumlah 1

responden (3,3%), dan berpengetahuan kurang berjumlah 6

responden (20,0%).

Selain Umur, Pendidikan dan Pekerjaan. Sumber

Informasi dapat mempengaruhi ibu dalam melakukan perawatan

luka yang lebih baik, dengan ada sumber informasi yang

lebih banyak ibu mempunyai pengetahuan yang lebih baik

untuk merawat luka perineum dalam masa nifas.

Hal ini sejalan dengan menurut (Notoadmojo 2012)bahwa

Sumber informasi yaitu data yang didapatkan dari berbagai

bentuk sarana komunikasi, media massa seperti televisi,

surat kabar, internet, serta mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukkan opini dan kepercayaan orang. Orang

yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan

memiliki pengetahuan yang lebih luas pula.

Dimana selain Faktor Umur, Pendidikan dan Pekerjaan.

Faktor Sumber informasi setelah di berikan penyuluhan

dapat mempengaruhi dari hasil Kuesoner yang di berikan.

57
c. Menganalisi Pengaruh pendidikan kesehatan tentang

perawatan perineum terhadap tingkat penegetahuan

perawatan perineum pada ibu nifas di Puskesmas Tanjung

Karang,Kota Mataram.

Kuesioner penelitian yang digunakan terdiri dari

kuesioner untuk menilai pengetahuan ibu post partum di

wilayah kerja puskesmas tanjung karang yang terait

dengan teori pendidikan kesehatan perawatan postpartum.

Terdiri atas 23 item pertanyaan, yang terdapat item yang

dianalisa yaitu pengetahuan, pemahaman,aplikasi,

analisa, sintetis dan evalusi dengan pilhan jawaban

adalah a,b,c,d. Dimana penilainnya adalah apabila benar

diberi 1 dan salah duberikan nilai 0.Untuk penilaian

pengetahuan secara keseluruhan menggunakan system

presentasi dimana kreterian Atau Katagori Skor yaitu

dikatakan baik jika presesentasi yang diperoleh adalah

baik 76%-100%, cukup apabila 56%-75%, dan kurang adalah

<56%.

Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan

Desain Penelitian ini adalah berupa Pre eskperimen

melalui pendekatan penelitian yang di gunakan adalah one

group pre test-post test design yaitu terdapat pretest

(sebelum memberikan perlakuan)dan pembahasan yang telah

dilakukan oleh peneliti, Hasil dari uji statistic

Wilcoxon Signed Rank Test, Whitung adalah 125, Wtabel

58
137. Dimana Hasil, Jika Whitung > Wtable Maka diterima

dan sebaliknya Jika Whitung < Wtable Maka ditolak.

Sehingga Kesimpulan : Ho ditolak, terdapat

pengaruh pendidikan perawatan perineum pada pengetahuan

ibu postpartum di wilayah kerja puskesmas Tanjung Karang

Tahun 2022.

Berdasarkan hasil penelitian, dari 30 ibu nifas

yang memiliki pengetahuan tentang perawatan luka

perineum di ruang bersalin Puskesmas Tanjung Karang kota

Mataram berdasarkan metode Acciental sampling dengan

umur, Pendidikan dan Sistem Informasi dalam kategori

baik,cukup dan kurang. Hasil pretest dan Posttest sangat

menunjukkan adanya Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang

perawatan Perineum Terhadap Tingkat Pengetahuan

Perawatan Perinium pada ibu Nifas Di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram dimana hasi

pretestdari 30 ibu nifas yang diberikan pretest sebelum

di lakukan tindakan penyuluhan dengan berpengetahuan

baik berjumlah 13 responden (43,3%), berpengetahuan

cukup berjumlah 11 responden (36,7%), dan berpengetahuan

kurang berjumlah 6 responden (20,0%). Dan Hasil Postest

menunjukkan bahwa dari 30 ibu nifas yang memiliki

pengetahuan tentang perawatan luka perineum setelah di

lakukan tindakan penyluhan dengan berpengetahuan baik

berjumlah 23 responden (76,7%), berpengetahuan cukup

59
berjumlah 1 responden (3,3%), dan berpengetahuan kurang

berjumlah 6 responden (20,0%).

Berdasarkan hasil penelitian, dari 30 ibu nifas

yang memiliki pengetahuan tentang perawatan luka

perineum di ruang bersalin Puskesmas Tanjung Karang kota

Mataram berdasarkan Hasil pretest dan Posttest sangat

menunjukkan adanya Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang

perawatan Perineum Terhadap Tingkat Pengetahuan

Perawatan Perinium pada ibu Nifas Di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram dimana hasi

pretestdari 30 ibu nifas yang diberikan pretest dan

Postes sebelum dan sesudah di lakukan tindakan

penyuluhan dengan rata-rata hasil Pretes mengalami

Pengaruh di ranah kognitif kuesoner di Pemahan, Sitetis

dan Evaluasi (Tabel 9 pada Lampiran).

60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan Desain Penelitian

ini adalah berupa Pre eskperimen melalui pendekatan one group pre

test-post test design yaitu terdapat pretest (sebelum memberikan

perlakuan)dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti tentang

Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang perawatan Perineum Terhadap

Tingkat Pengetahuan Perawatan Perinium pada ibu Nifas Di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram.

dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Pretest menunjukkan bahwa dari 30 ibu nifas yang diberikan

pretest sebelum di lakukan tindakan penyuluhan dengan

berpengetahuan baik berjumlah 13 responden (43,3%),

berpengetahuan cukup berjumlah 11 responden (36,7%), dan

berpengetahuan kurang berjumlah 6 responden (20,0%).

2. Hasil posttes menunjukkan bahwa dari 30 ibu nifas yang memiliki

pengetahuan tentang perawatan luka perineum setelah di lakukan

tindakan penyluhan dengan berpengetahuan baik berjumlah 23

responden (76,7%), berpengetahuan cukup berjumlah 1 responden

(3,3%), dan berpengetahuan kurang berjumlah 6 responden

(20,0%).

3. Ada Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang perawatan Perineum

Terhadap Tingkat Pengetahuan Perawatan Perinium pada ibu Nifas Di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram.

61
B. Saran

Adapun saran yang bisa disampaikan kebeberaa pihak adalah sebagai

berikut :

1. Bagi Tempat Penelitian

Disarankan kepada tugas kesehatan khususnya di puskesmas Tanjung

Karang agar dapat mempertahankan, meningkatkan dan mengoptimalkan

peran dalam penyuluhan kepada ibu nifas tentang perawatan luka

perineum.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memberi

pendidikan kesehatan pada ibu hamil dimulai dari saat ANC sampai

Nifas.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Agar dapat melakukan penelitian sejenisnya dengan sampel dan

variabel yang lebih banyak.

C. Hambatan Penelitian

Selain itu hambatan Penelitian saya adalah penelitian Pre

eskperimen.Penelitian eksperimental sulit untuk digeneralisasikan

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh

kondisi penelitian eksperimental yang sangat terkontrol (buatan),

sehingga situasinya tidak seperti dalam kehidupan sehari-hari

(artificiality of experiments). Contohnya Ibu Nifas yang kondisi

Psikologisnya belum stabil. Sehingga peneliti menggunakan desain

“one group pre-test and post- test” karena peneliti mengalami

62
hambatan dan keterbatasan, baik itu dalam penentuan sampel, lokasi

penelitian dan keterbatasan waktu yang peneliti miliki.

63
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti, dan Martini. Pelayanan Keluarga Berencana.


Yogyakarta: Rohima Press, 2011.

Babakan, Puskesmas. Data Angka Kematian ibu (AKI). Mataram: DPB, 2021.

DepkesRI. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR, Tanggal 12 Juli


2021, 2021.

Helen, Varney. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC, 2009.

Hidayat, A. A. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa.


Jakarta: Selemba Medika, 2017.

Indriyanti, kiki. "Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Perineum di


klinik pratama Patumbak tahun 2017." Pengetahuan Ibu Nifas
tentang Perawatan Perineum di klinik pratama Patumbak tahun 2017,
2017: 50.

Kartika. Sehat Setelah melahirkan. Klaten: kawan Kita, 2008.

Kurnia, Novita. "Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang perawatan


perineum terhadaap Kesembuhan luka Episiotomi Klien Postpartum Di
BKIA Aisyiyah Karangkajen, DIY tahun 2017." Pengaruh Pendidikan
Kesehatan tentang perawatan perineum terhadaap Kesembuhan luka
Episiotomi Klien Postpartum Di BKIA Aisyiyah Karangkajen, DIY
tahun 2017, 2017: 50.

Kurniasari, Novita. "Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang perawatan


perineum terhadaap Kesembuhan luka Episiotomi Klien Postpartum Di
BKIA Aisyiyah Karangkajen, DIY tahun 2017." Pengaruh Pendidikan
Kesehatan tentang perawatan perineum terhadaap Kesembuhan luka
Episiotomi Klien Postpartum Di BKIA Aisyiyah Karangkajen, DIY
tahun 2017, 2017: 50.

Kusuma, Kelana. Metodelogi Penelitian. Jakarata: Trans Inf Medika,


2011.

Manuaba, I.B.G. Konsep Obstetri Dan Ginekologi Sosial Indinesi.


Jakarta: EGC, 2010.

Morison, M.J. Manajemen Luka. EGC: Jakarta, 2003.

Mubarak. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:.:


Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. , 2010.

Netty Melani, DKK. "hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan


luka terhadap proses penyembuhan luka pada ibu nifas di Wilayah
Pedesaan Percut, Sumatra Utara." hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang perawatan luka terhadap proses penyembuhan luka pada ibu
nifas di Wilayah Pedesaan Percut, Sumatra Utara., 2020: 60.

Notoadmojo, Sugiyono. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta, 2012.
Nugroho, T., dkk. Buku ajar asuhan kebidanan nifas (askeb 3). JAKARTA:
EGC, 2014.

Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Pendekatan


Praktis, 2017.

Padila. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika,


2014.

Prawirohardjo. Kebidanan, Ilmu. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono,


2010.

RI, Departemen Kesehatan. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR,


diakses tanggal 12 Juli 2021, 2021.

Ruth, Johnson., dan Wendy Taylor. Buku Ajar Praktik kebidanan Cetakan
I. EGC: Jakarta, 2004.

Saifuddin. Buku Panduan Praktis Pelayana. Jakarta: Trans Info Media,


2012.

SDKI, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Teori dan Aplikasi.


Praktik. Bandung: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018.

Smeltzer, S.C. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC,
2002.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta, 2018.

Sujiyatini, Kurniawat., dan Ana. Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta:


Cyrillus Publisher., 2010.

Sukarni, I dan Wahyu,. Buku Ajar Keperawatan Maternitas,. Jakarta:


nuhan medika, 2013.

Suliha, Uha. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC,


2002.

Sulistyawati. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba


Medika, 2009.

Suwiyoga. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta: Katahati, 2004.

WHO, World Health Organization. pospartum.


https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/postpartum:
20 September 2021, 2020.

Winkjosastro, H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarono


Prawirahardjo, 2007.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Perawatan luka perineum

2. Sasaran :Program :

a. Ibu ibu post partum Penyuluhan

b. Ibu postpartum

3. Tujuan :

a. Umum : Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit klien

dapat

memahami cara merawat luka perineum yang benar.

b. Khusus :

2) Klien dapat menjelaskan pengertian perawatan luka perienum.

3) Klien dapat menyebutkan tujuan perawatan luka perineum.

4) Klien dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi perawatan

luka perineum

5) Klien dapat menyebutkan dampak tidak melakukan perawatan

perineum.

6) Klien dapat menjelaskan kembali cara merawat luka perineum.

7) Klien dapat memperagakan cara merawat luka perineum dengan

leaflet dan alat peraga.

4. Materi :

a. Pengertian perawatan luka perineum

b. Tujuan perawatan luka perineum

c. Faktor yang mempengaruhi perawatan luka perineum

d. Dampak tidak melakukan perawatan perineum

e. Cara merawat luka perineum

5. Metode : Diskusi, dan tanya jawab.


6. Media :

a. Leaflet tentang pengertian perawatan luka perineum, tujuan

perawatan luka perineum, faktor yang mempengaruhi perawatan

luka perineum, dampak tidak melakukan perawatan perineum, cara

merawat luka perineum

b. Alat pendukung : pembalut, pantom alat genetalia wanita,

handuk kering, celana dalam, meja, kursi, waslap, air hangat,

sabun.

7. Waktu : 30 menit

NO kEGIATAN ALOKASI WAKTU

1 Pembukaan 5 Menit

2 Perkenalan

3 Menyampaikan Kontrak materi, waktu dan


tujuan

4 Menyampaikan materi penyuluhan tentang : 20 Menit

1. Pengertian perawatan luka perineum


2. Tujuan perawatan luka perineum
3. Faktor yang mempengaruhi perawatan
luka perineum
4. Dampak tidak melakukan perawatan
perineum
5. Cara merawat luka perineum

5 Mendemonstrasikan cara merawat luka


perineum

6 Melakukan redemonstrasi cara merawat luka


perineum

7 Tanya Jawab

8 Merangkum Materi

9 Mengevaluasi

10 Menyimpulkan hasil evaluasi


11 Penutup dan rencana tindak lanjut 5 Menit

8. Tempat : Kamar Inap Puskesmas Tanjung Karang

9. Evaluasi :

Evaluasi pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan lisan pada

hari ke0 dan menggunakan lembar kuesioner (lampiran 8) dan

pertanyaan lisan kembali pada hari ke 3. Pertanyaan lisan yang

diajukan tentang:

a. Apa yang dimaksud dengan perawatan luka perineum ?

b. Apa tujuan perawatan luka perineum?

c. Sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

perineum!

d. Sebutkan 2 dampak tidak melakukan perawatan perineum!

e. Jelaskan cara merawat luka perineum!

Mataram, November 2021

Penyusun

Dwik Puspita Ayu Lestari


Materi Penyuluhan

(sumber : Siska 2018, Asuhan Keperawatan Postpartum Normal,


EGC,Jakarta.)

a. Definisi perawatan luka perineum

Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk

menyehatkan daerah antara paha dibatasi oleh vulva dan anus pada

ibu yang dalam masa masa postpartum (Manson, 2003).

b. Tujuan perawatan luka perineum

Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan untuk

mengurangi rasa ketidaknyamanan, mencegah infeksi, dan meningkatkan

penyembuhan (Ariyanti, 2009)

c. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum

1. Gizi

Makanan harus mengandung gizi seimbang yaitu cukup kalori,

protein, cairan, sayuran dan buah-buahan (Padila, 2014).

2. Mobilisasi dini

Mobilisasi dini dilakukan oleh semua ibu post partum, baik ibu

yang mengalami persalinan normal maupun persalinan dengan

tindakan. Adapun manfaat dari mobilisasi dini antara lain

dapat mempercepat proses pengeluaran lochea dan membantu

proses penyembuhan luka (Smeltzer, 2002).

3. Sosial ekonomi
Jika ibu memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah, bisa

jadi penyembuhan luka perineum berlangsung lama karena

timbulnya rasa malas dalam merawat diri (Smeltzer, 2002).

4. Pengetahuan

Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada perbuatan yang tidak didasari oleh

pengetahuan.

5. Personal higene

1) Perawatan vulva

Perawatan vulva dilakukan dilakukan pada pagi dan sore hari

sebelum mandi, sesudah buang air kemih atau buang air

besar. Cara perawatan vulva adalah cuci tangan sebelum dan

sesudah melakukan perawatan luka, setelah BAK cebok ke arah

depan dan setelah BAB cebok ke arah belakang.

2) Mandi

Mandi dilakukan 2 kali sehari dan setiap mandi dianjurkan

mengganti pembalut.

d. Dampak perawatan perineum yang tidak benar

1. Infeksi

Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangat

menunjang perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan

timbulnya infeksi pada perineum.

2. Komplikasi

Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran

kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat


pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi

pada jalan lahir.

3. Kematian ibu post partum

Penanganan komlikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya

kematian pada ibu post partum mengingat ibu post partum masih

lemah.

e. Cara merawat luka perineum

Menurut Anggraeni (2010), Bahiyatun (2013), Reeder, Martin &

Koniakgriffin (2012) cara merawat luka perineum adalah sebagai

berikut :

1) Cuci tangan dengan air mengalir dan gunakan sabun. Berguna untuk

mengurangi risiko infeksi dengan menghilangkan mikroorganisme.

2) Lepas pembalut yang digunakan dari depan ke belakang. Pembalut

hendaknya diganti setiap 4-6 jam setiap sehari atau setiap

berkemih, defekasi dan mandi.


3) Cebok dari arah depan ke belakang.

4) Mencuci daerah genital dengan air bersih atau matang dan sabun

setiap kali habis BAK atau BAB.

5) Waslap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahan waslap

yang sudah ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka

jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak dibersihkan

dengan benar maka darah kotor akan menempel pada luka jahitan dan

menjadi tempat kuman berkembang biak.


6) Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa

luka benar – benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin kecil.

7) Keringkan dengan handuk kering atau tissue toilet dari depan ke

belakang dengan cara ditepuk


8) Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman. Pasang pemalut

perineum baru dari depan ke belakang, jangan menyentuh bagian

permukaan dalam pembalut

9) Cuci tangan dengan air mengalir. Berguna untuk mengurangi risiko

infeksi dengan menghilangkan mikroorganisme.


Standar Operasional Prosedur Perawatan Perineum

(sumber : Siska 2018, Asuhan Keperawatan Postpartum Normal,

EGC,Jakarta.)

1. Pengertian

Pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah jalan lahir yang

mengalami perlukaan pada ibu yang dalam masa nifas.

2. Tujuan

a. Mengurangi rasa ketidaknyamanan

b. Mengurangi risiko terjadinya infeksi, dan

c. Meningkatkan penyembuhan luka jahitan

3. Persiapan alat

a. Air hangat

b. Sabun

c. Waslap

d. Handuk kering dan bersih


e. Pembalut ganti yang secukupnya, dan

f. Celana dalam yang bersih

4. Persiapan klien

Jelaskan tindakan dan tujuan tindakan

5. Prosedur kerja

a. Cuci tangan dengan air mengalir dan gunakan sabun. Berguna

untuk mengurangi risiko infeksi dengan menghilangkan

mikroorganisme.

b. Lepas pembalut yang digunakan dari depan ke belakang.

Pembalut hendaknya diganti setiap 4-6 jam setiap sehariatau

setiap berkemih, defekasi dan mandi.


c. Cebok dari arah depan ke belakang.

d. Mencuci daerah genital dengan air bersih atau matang dan

sabun setiap kali habis BAK atau BAB.

e. Waslap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahan

waslap yang sudah ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi

luka jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak


dibersihkan dengan benar maka darah kotor akan menempel pada

luka jahitan dan menjadi tempat kuman berkembang biak.

f. Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin

bahwa luka benar – benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin

kecil.

g. Keringkan dengan handuk kering atau tissue toilet dari depan ke

belakang dengan cara ditepuk


h. Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman. Pasang pemalut

perineum baru dari depan ke belakang, jangan menyentuh bagian

permukaan dalam pembalut

i. Cuci tangan dengan air mengalir. Berguna untuk mengurangi

risiko infeksi dengan menghilangkan mikroorganisme.


KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI
PUSKESMAS TANJUNG KARANG KOTA MATARAM
No. Responden :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Petunjuk pengisian
a. Bacalah pertanyaan dengan baik.
b. Berikan tanda silang (x) sesuai jawaban anda.

1. Pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah vagina, vulva

dan anus pada ibu dalam masa nifas merupakan….

a. Pengertian perawatan luka robek pada daerah kemaluan saat

melahirkan.
b. Tujuan perawatan luka robek pada saat melahirkan.

c. Kebutuhan pada saat melahirkan.

d. Manfaat perawatan luka perineum.

2. Tujuan dari perawatan luka robek di daerah kemaluan ibusaat

melahirkanadalah…

a. Mencegah terjadinya perdarahan.

b. Mencegah terjaadinya komplikasi.

c. Mencegah terjadinya infeksi.

d. Mencegah terjadinya trauma setelah melahirkan.

3.Ibu dapat melakukan perawatan luka robek pada

daerahkemaluannya?

a. Pada waktu santai.

b. Pada waktu bayinya sedang tertidur.

c. Bila perlu saja.

d. Pada waktu mandi dan setelah BAK,BAB dan jika pembalutnya

sudah mulai tidak nyaman untuk dipakai

4. Cara yang baik untuk membersihkan vagina ibu adalah …

a. Dari arah depan kebelakang.

b. Disiram dengan air bersih.

c. Dari arah belkang kedepan.

d. Di bersihkan dengan tisu.

5. Ibu nifas dianjurkan mengganti pembalutnya .... sehari

a. 1 kali dalam 1 hari.

b. 2 kali dalam 1 hari dan bila ibu merasa pembalutnya sudah

mulai penuh dan tidak nyaman untuk dipakai.

c. bila ibu merasa pembalutnya sudah mulai penuh.


d. 3 kali dalam 1 hari.

6. Prosedur awal yang dilakukan ibu sebelum melakukan

perawatan luka robek daerah kemaluannya adalah..

a. Mencuci tangan.

b. Memakai pembalut.

c. Mengeringkan dengan tissue.

d. Membersihkan daerah kemaluannya.

7.Untuk mencuci daerah luka jalan lahir sebaiknyamenggunakan?

a. Air hangat.

b. Air dingin.

c. Nacl.

d. Air biasa.

8. Apa yang dilakukan ibu untuk membersihkan luka robek pada

daerah kemaluannya ?

a. Vulva hygien.

b. Didiamkan saja.

c. Memberi cairan bethadine pada luka tersebut.

d. Membersihkan dengan tissue.

9. Faktor utama dalam penyembuhan luka robek daerah kemaluan

ibu adalah?

a. Pemenuhan gizi yang cukup serta kebersihan diri ibu harus

tetap dijaga dan mengkonsumsi obat yang telah dianjurkan.

b. Kesehatan ibu.

c. Kesehatan bayi.

d. Penkes yang diberikan oleh bidan.


10. Efek atau resiko yang terjadi bila ibu tidak

mengeringkan daerah kewanitaan setelah dilakukan

pembilasan di akhir perawatan?

a. Infeksi.

b. Komplikasi.

c. Luka cepat sembuh.

d. Luka tidak sembuh.

11. Efek apakah yang terjadi bila ibu tidak melakukan

perawatan luka dengan baik?

a. Infeksi.

b. Komplikasi.

c. Luka cepat sembuh.

d. Luka tidak sembuh.

12. Tidak menganti pembalut ketika pembalut penuh dapat

mengakiatkan.

a. Infeksi.

b. Komplikasi.

c. Luka cepat sembuh.

d. Luka tidak sembuh.

13. Tindakan yang benar adalah..

a. Membersihkan daerah anus terlebih dahulu setelah itu

membersihkan daerah vulva.

b. Pembalut hendaknya diganti setiap 1xsetiap sehari.

c. Keringkan dengan handuk kering atau tissue toilet dari

belakang ke depan dengan cara ditepuk.

d. Cebok dari arah depan ke belakang.


14. Tindakan yang benar adalah..

a.Pembalut hendaknya diganti setiap 1xsetiap sehari.

b.Keringkan dengan handuk kering atau tissue toilet dari

belakang ke depan dengan cara ditepuk.

c.Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah

membersihkan daerah kelamin.

d.Mencuci daerah genital tidak perlu dengan air bersih atau

matang dan sabun setiap kali habis BAK atau BAB.

15. Berapakali sebaiknya membilas daerah Miss V dengan air

hangat?

a. Secukupnya.

b. Diulangi sampai yakin bahwa luka benar – benar bersih.

c. Satu kali saja.

d. Tiga kali.

16. Berapakali Cuci tangan dengan air mengalir. Yang berguna

untuk mengurangi risiko infeksi dengan menghilangkan

mikroorganisme.

a. Secukupnya.

b. Diulangi setia tindakan. sampai yakin bahwa luka benar –

benar bersih.

c. Satu kali saja.

d. Tiga kali.

17. Jika tindakan menyebabkan Nyeri ketika Waslap dibasahi dan

buat busa sabun lalu gosokkan perlahan waslap yang sudah ada

busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan, bila

tidak dibersihkan dengan benar maka darah kotor akanmenempel


pada luka jahitan dan menjadi tempat kuman berkembang

biak.Apa yang di lakukan?

a. Langsung ke Rumah Sakit Memerikasakan diri.

b. Mengabaikan.

c. Tetap tenang, karna itu hal wajar.

d. Langsung panik.

18. Jika pembalut hendaknya diganti setiap 4-6 jam setiap

sehari atau setiap berkemih, defekasi dan mandi. Namun

sudah penuh dalam waktu 3 jam. Apa yang di lakukan?

a. Biarin saja, Karna waktu masih 3 jam.

b. Langsung Menganttikan dengan pembalut baru.

c. Langsung menghubungi dokter karna hal yg tidak wajar.

d. Panik.

19. Apa yang dapat dilakukan,jikaKondisi perineum yang terkena

lochea dan lembab akan sangat menunjang perkembangan bakteri

sehingga dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum?

a. Diabaikan karena hal wajar.

b. Panic.

c. Langsung melakukan personal hygine

d. Langsung ke Pelayanan Kesehata terdekat.

20. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan Perawatan vulva Agar

cepat sembuh?

a. Malam Sebelum tidur

b. Cuku siang hari saat anak tifur.

c. Pagi dan sore.sebelum mandi, sesudah buang air kemih

atau buang air besar.


d. Pagi saja cukup.

21. Agar tidak terjadi infeksi saat melakukan perawatan vulva

adalah cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan

luka, setelah BAK cebok ke arah depan dan setelah BAB cebok

ke arah belakang.

a. Benar c. Mungkin

b. Salah d. Tidak Perlu

22. Agar tidak terjadi infeksi saat melakukan perawatan vulva

setelah Mebasuhdengan air matang dan bersih kemudian

Keringkan dengan handuk kering atau tissue toilet dari depan

ke belakang dengan cara ditepuk.

a. Benar c.Mungkin

b. Salah d.Tidak Perlu

23. Agar mempercepat proses pengeluaran lochea dan membantu

proses penyembuhan luka menggunakan mobilasi dini yang

tepat.

a. Benar c.Mungkin

b. Salah d.Tidak Perlu

Sumber: Lestariatik (2015)

Interpretasi :

Penentuan kategori penelitian menurut Arikunto (2006) sebagai

berikut :

a. 75-100%, jika pertanyaan yang benar dijawab oleh responden

adalah kategori baik.

b. 55-70%, pertanyaan yang dijawab benar oleh responden adalah

Kategori Cukup.
c. <50%, jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden adalah

kategori kurang.

(sumber : Siska 2018, Asuhan Keperawatan Postpartum Normal,EGC,Jakarta.


 TABEL 9 HASIL PRETEST
PENGETAHUAN PEMAHAMAN APLIKASI ANALISA SINTETIS EVALUASI
RESPONDE P P P P P P P P P P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P2 P2 P2
P21
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3
2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
1
2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
4
2
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0
2
5 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0
2
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
7 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
2
8 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
9 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
9
2
10 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0
2
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
12 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0
1
13 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
4
1
14 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
5
2
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
1
16 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
4
2
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
1
20 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
4
2
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
1
22 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
9
2
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
1
25 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
9
2
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
1
27 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
9
2
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
1
29 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
9
1
30 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1
4
1 2 2 2 3 2 2 2 2
29 25 30 24 24 30 30 30 20 25 29 25 30 26
8 5 9 4 0 0 4 9 5

TABEL 10 HASIL POSTTES


PENGETAHUAN PEMAHAMAN APLIKASI ANALISA SINTETIS EVALUASI
RESPONDE P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P2 P2
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P16 P17 P22 P23
N 0 1 2 3 4 5 8 9 0 1
1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
9
1
2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
4
2
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
1
4 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
0
2
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
1
11 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1
2
2
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
16 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 9
2
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
1
20 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
4
2
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

3
2
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
2
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
1
30 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
1
26 27 28 26 29 26 26 26 26 27 27 27 26 26 27 28 28 25 27 27 26 29 28
TABEL 11 Care Processing Summary

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

0.756 24
Dinyatakan Valid, jika nilai alpha Cronbachnya di bawah 0,756

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

PENGETAHUAN .87 .346 30

PENGETAHUAN .90 .305 30

PENGETAHUAN .93 .254 30

PENGETAHUAN .87 .346 30

PEMAHAMAN .97 .183 30

PEMAHAMAN .87 .346 30

PEMAHAMAN .87 .346 30

PEMAHAMAN .87 .346 30

APLIKASI .87 .346 30

APLIKASI .90 .305 30

APLIKASI .90 .305 30

APLIKASI .90 .305 30

ANALISA .87 .346 30

ANALISA .87 .346 30


ANALISA .90 .305 30

ANALISA .93 .254 30

SINTETIS .93 .254 30

SINTETIS .83 .379 30

SINTETIS .90 .305 30

SINTETIS .90 .305 30

EVALUASI .87 .346 30

EVALUASI .97 .183 30

EVALUASI .93 .254 30

TINGKAT PENGETAHUAN 20.60 4.680 30

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

PENGETAHUAN 40.33 83.540 .626 .745

PENGETAHUAN 40.30 84.286 .577 .748

PENGETAHUAN 40.27 84.892 .568 .749

PENGETAHUAN 40.33 83.126 .693 .744

PEMAHAMAN 40.23 86.047 .453 .753

PEMAHAMAN 40.33 83.264 .670 .744


PEMAHAMAN 40.33 83.126 .693 .744

PEMAHAMAN 40.33 82.161 .851 .740

APLIKASI 40.33 83.126 .693 .744

APLIKASI 40.30 83.321 .754 .744

APLIKASI 40.30 84.562 .527 .749

APLIKASI 40.30 83.459 .729 .745

ANALISA 40.33 83.264 .670 .744

ANALISA 40.33 83.126 .693 .744

ANALISA 40.30 83.459 .729 .745

ANALISA 40.27 84.892 .568 .749

SINTETIS 40.27 84.892 .568 .749

SINTETIS 40.37 81.964 .802 .740

SINTETIS 40.30 84.562 .527 .749

SINTETIS 40.30 83.734 .678 .746

EVALUASI 40.33 82.989 .715 .743

EVALUASI 40.23 86.047 .453 .753

EVALUASI 40.27 85.857 .360 .753

TINGKAT PENGETAHUAN 20.60 21.903 1.000 .941


Table 12 Hipotesis : Membandingkan Hasil Pretest dan Posttes
Soal Hasil Hasil Tanda Tanda
Selisih Ranking
Nomor Pretest Posttest (+) (-)
1 23 19 -4 22,5 22,5
2 14 14 0 7 7
3 23 23 0 7 7
4 20 10 -10 29 29
5 20 23 3 17,5 17,5
6 23 23 0 7 7
7 21 23 2 14,5 14,5
8 21 23 2 14,5 14,5
9 19 23 4 22,5 22,5
10 20 23 3 17,5 17,5
11 23 12 -11 30 30
12 20 23 3 17,5 17,5
13 14 23 9 28 28
14 15 23 8 27 27
15 23 23 0 7 7
16 14 9 -5 26 26
17 23 23 0 7 7
18 23 23 0 7 7
19 23 23 0 7 7
20 14 14 0 7 7
21 23 23 0 7 7
22 19 23 4 22,5 22,5
23 23 23 0 7 7
24 23 23 0 7 7
25 19 23 4 22,5 22,5
26 23 23 0 7 7
27 19 23 4 22,5 22,5
28 23 23 0 7 7
29 19 23 4 22,5 22,5
30 14 11 -3 17,5 17,5
601 618 465 340 125

Whitung 125

Wtabel 137

n: 30
α: 5% 0,05
Uji Wilcoxon
Hipotesis : Membandingkan Hasil Pretest dan
Posttes
Kesimpulan : Ho ditolak,
terdapat pengaruh
Whitung :125 pendidikan perawatan
Wtabel :137
perineum pada pengetahuan
N : 30
α : 5% ibu postpartum di wilayah
0,05 kerja puskesmas Tanjung
Karang Tahun 2022.

Table 13 Rata-rata hasil Ranah Kognitif Kuesoner Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Perawatan Luka Sebelum Sesudah di berikan posttestdi ruang bersalin Puskesms Tanjung
Karang Kota Mataram
No Ranah Kognitif Kuesoner Rata-Rata

.
Pretest Posttes

1. Pengetahuan 27 27

2. Pemahaman 26 27

3. Aplikasi 27 27

4. Analisa 27 27

5. Sintetis 26 27

6. Evaluasi 27 28

Anda mungkin juga menyukai