21703011
MAKASSAR
2021
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat
Jeneponto”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kesehatan
Masyarakat.
untuk kedua orang tua yaitu Bapak Abdul Jabbar. S.pd dan Ibu Rosdiana S.Pdi
yang telah memberikan kasih sayang, ketulusan, kesabaran, dukungan baik moril
M.Kes, selaku pembimbing I dan, Jufri, SKM, M.Kes selaku pembimbing II atas
skripsi ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
Drs,H.A.M. Anwar, M.Si, Muh. Hatta, S.sos, M.Kes dan Ibu Chitra Dewi, SKM,
M.Kes, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, kritik dan arahan
ii
. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
3. Wakil Ketua I STIK Makassar Bapak Andi Ayumar, SKM, M.Kes yang
4. Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat STIK Makassar Ibu Dr. Sri
Syatriani, SKM, M.Kes, atas motivasi yang luar biasa yang diberikan
9. Ibu Kepala Sub. Bagian Tata Usaha Puskesmas Binamu Kota beserta
pegawai yang telah memberikan data awal dan membantu dalam proses
penelitian.
10. Kepada Sahabatku tersayang Nur Ismad Fita Damayanti yang selalu siap
Irmawanti) dan Team Ciwi – Ciwi (Tri Fani Arinil Sudarta, Fetty Fajriati,
iii
lidya Indarwati, Kemala Putri Kartika, Arlin Intania Koritelu) Terima
kasih atas segala bantuan dan dukungannya serta kasih sayangnya selama
Masyarakat)
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu masukan dan saran yang membangun sangat
diharapkan oleh penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
E. Kerangka Teori........................................................................................... 29
v
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 69
B. SARAN ...................................................................................................... 70
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak dan investasi semua warga negara. Untuk menjamin
untuk tetap hidup sehat. Pelayanan kesehatan yang memadai merupakan tumpuan
masyarakat dan menjadi salah satu kebutuhan mendasar selain pangan dan juga
yang peduli dan terpusat pada kebutuhan, harapan serta nilai-nilai pelanggan
sebagai titik tolak penyediaan pelayanan kesehatan dan menjadi persyaratan yang
harus dapat dipenuhi agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai
masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan dalam
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan
1
Bertambahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan mengakibatkan
perlu dilakukan upaya terus menerus agar dapat diketahui kelemahan atau
Data dari World Health Organization (WHO) untuk Wilayah Asia Tenggara
pada tahun 2016 menunjukkan bahwa sekitar 35% pengguna jasa pelayanan
kesehatan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan dan sekitar 55%
yang mengatakan tidak puas maka kualitas pelayanan yang diberikan kurang
efektif.
penyakit secara fisik akan tetapi juga menyangkut kepuasan terhadap sikap,
(kehandalan) 50% puas, Tangible (bukti lansung) 60% Puas, Empati (rasa peduli)
45% puas , Assurance (jaminan) 65% puas dan Responsivenses (daya tanggap)
55% Puas dan Berdasarkan hasil penelitian oleh Lutfia Anugrah pada tahun 2016
2
diperoleh variabel yang berhubungan dengan Kepuasan pasien adalah variabel dimensi
suatu produk. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas
belakang yang dimiliki. Dapat saja memiliki tingkat kepuasan berbeda untuk
informasi.
kesehatan atau tempat berobat yang disediakan pemerintah terdekat dan dengan
biaya terjangkau. Biaya berobat kerumah sakit terlalu mahal membuat puskesmas
3
memegang peranan yang cukup penting dalam menjaga sekaligus mengobati
sebagai tempat berobat yang seadanya perlu diganti dengan sebuah paradigma
dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang mudah, murah, cepat, tepat
Puskesmas Binamu Kota pada tahun 2020 mengalami fluktuasi (peningkatan dan
sebanyak 12.736 yaitu pada bulan januari sebanyak 1.217, februari sebanyak
1.497, maret sebanyak 1.567, april sebanyak 844, mei sebanyak 817, juni
sebanyak 1.102, juli sebanyak 626, agustus sebanyak 905, september sebanyak
784, oktober sebanyak 1.094, november sebanyak 1.118, dan desember sebanyak
Data kunjungan pasien rawat jalan tahun 2020 sebanyak 12,736 kunjungan,
Kota sebesar 21% apabila dilihat dari standar pelayanan minimum. Dengan
pelayanan minimum yaitu sebesar 75% (Profil Puskesmas Binamu Kota 2018).
4
Berdasarkan survei awal yang dilakukan di puskesmas Binamu Kota terdapat
beberapa pegawai Puskesmas yang datang tidak tepat waktu sementara pasien
menyatakan puas dengan pelayanan yang diberikan. Pasien yang menjawab belum
puas karena pelayanan yang tidak tepat waktu, proses lama saat pendaftaran,
suasana ruang pemeriksaan tidak nyaman dan adanya pasien yang masih ingin
tentukan. Sedangkan pasien yang puas dengan pelayanan karena kelengkapan dan
pemberian pengobatan dengan benar dan tepat. Pasien yang menyatakan belum
puas lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang puas dengan pelayanan, oleh
dan mempertahankan jumlah kunjungan pasien, maka perlu adanya evaluasi atau
penilai persepsi pasien untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan pasien
peneliti ingin mengkaji lebih lanjut mengenai kualitas pelayanan dengan kepuasan
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Institusi
kesehatan sehingga kepuasan pasien rawat jalan dapat terpenuhi secara optimal.
3. Manfaat Praktis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kualitas
secara internal dan eksternal. Kualitas juga dapat dikaitkan sebagai proses
landasan utama yaitu kualitas, akses dan biaya. Kualitas dapat dicapai jika layanan
yang terjangkau dapat diberikan dengan cara yang tepat, efektif dan hemat biaya.
2016)
service dengan pelayanan yang diterima dan dirasakan perceived service oleh
nilai, latar belakang sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, dan banyak faktor lain
pada masyarakat atau pribadi yang terkait dengan jasa pelayanan perusahaan
tersebut.
2. Pengertian Pelayanan Kesehatan
bentuk dan jenis pelayanan kesehatan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
tersebut, adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa
kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan terkait dengan timbul atau
9
3. Pengertian Kualitas Pelayanan Kesehatan
kepuasan bagi pasien sesuai dengan kepuasan rata-rata penduduk tetapi juga
sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Kualitas
pelayanan kesehatan akan selalu melibatkan dua aspek yaitu aspek teknis dari
penyedia layanan kesehatan itu sendiri dan aspek kemanusiaan yang timbul
sebagai akibat hubungan yang terjadi antara pemberi layanan kesehatan dan
dan efisien sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang
1. Kompetensi Teknis
10
standar layanan kesehatan yang telah disepakati, yang meliputi kepatuhan,
2. Keterjangkauan
3. Efektivitas
4. Efisiensi
5. Berkesinambungan
mengurangi prosedur dan terapi yang tidak perlu. Pasien harus selalu
11
6. Keamanan
Layanan kesehatan yang bermutu harus aman dari risiko, cidera, infeksi,
efek samping, atau bahaya lain yang ditimbulkan oleh layanan kesehatan itu
sendiri.
7. Kenyamanan
8. Informasi
yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana layanan
9. Ketepatan Waktu
dan cara yang tepat, oleh pemberi layanan yang tepat, dan menggunakan
peralatan dan obat yang tepat, serta dengan biaya yang efisiensi.
12
10. Hubungan Antar manusia
artinya cukup baik, memadai dan “facio” yang artinya melakukan atau membuat.
2006).
yang detail dan akurat terhadap harapan pelanggan. Harapan pelanggan kadang
dapat dikontrol oleh perusahaan yang lebih sering produsen tidak mampu
pelanggan dalam menggunakan produk dan jasa. Oleh karena itu, setiap transaksi
Demikian juga, kepuasan pelanggan mempunyai dimensi waktu karena hasil dari
akumulasi. Karena itu, siapapun yang terlibat dalam urusan kepuasan pelanggan,
13
berarti ia telah melibatkan diri dalam urusan jangka panjang. Upaya memuaskan
pelanggan adalah pengalaman panjang tanpa mengenal batas akhir (Banul dkk,
2020)
kesehatan. Suatu perubahan dari sistem layanan kesehatan yang ingin dilakukan
tidak mungkin tepat sasaran dan berhasil tanpa melakukan pengukuran kepuasan
mudah, karena layanan kesehatan tidak mengalami semua perlakuan yang dialami
oleh pasar biasa. Dalam layanan kesehatan, pilihan-pilihan yang ekonomis tidak
jelas. Pasien tidak mungkin atau sulit mengetahui apakah layanan kesehatan yang
(2015) yaitu :
1) Sejauh mana layanan kesehatan itu tersedia pada waktu dan tempat saat
dibutuhkan.
14
3) Sejauh mana pasien mengerti bagaimana sistem layanan kesehatan itu
manusia.
1) Sejauh mana ketersediaan layanan puskesmas dan atau rumah sakit menurut
penilaian pasien.
2) Persepsi tentang perhatian dan kepedulian dokter dan atau profesi layanan
kesehatan lain.
5) Sejauh mana tingkat kesulitan untuk dapat mengerti nasihat dokter dan atau
rencana pengobatan.
15
2) Sistem perjanjian, termasuk menunggu giliran, waktu tunggu, pemanfaatan
memahami tingkat harapan pelanggan atas mutu. Ketiga, memahami strategi mutu
layanan pelanggan. Keempat, memahami siklus pengukuran dan umpan balik dari
kepuasan pelanggan. Berhubungan dengan mutu, maka ada tiga level harapan
a) Level Pertama :
Puskesmas buka tepat waktu, dokter, perawat, serta petugas lainnya siap
melayani dengan baik, keluhan didengarkan dengan baik dan berharap dapat
b) Level Kedua :
Level ini merupakan harapan pelanggan yang lebih tinggi dari level
telah siap melayani, mereka ramah dan selalu memberikan informasi yang
16
c) Level Ketiga :
Level ini merupakan harapan yang lebih tinggi dari level pertama
halaman yang tertata indah dan rapih, petugas melayani dengan tidak
dengan cermat.
menjadi nilai tambah bagi Puskesmas (Tjiptono, F., & Diana, 2001).
17
b. Kesadaran, bila pengetahuan tidak dapat dipahami, maka dengan
c. Sikap positif, merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Sedangkan salah satu kompensasi dari
sikap positif adalah menerima (receiving), diartikan bahwa orang mau dan
d. Sosial ekonomi
e. Sistem nilai
Instalasi rawat jalan secara sederhana merupakan salah satu pelayanan dengan
kepada pasien dalam lingkungan yang tidak membutuhkan rawat inap (Keputusan
Menteri Kesehatan RI, 2011). Rawat Jalan merupakan salah satu unit kerja di
puskesmas yang melayani pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam
pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Pada waktu yang
akan datang, rawat jalan merupakan bagian terbesar dari pelayanan kesehatan di
18
Dalam buku Mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas disebutkan bahwa
pertumbuhan cepat dari rawat jalan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :
jalan.
spesialis, dengan tindakan pengobatan atau tidak dan untuk menyediakan tindak
lanjut bagi pasien rawat inap yang sudah diijinkan pulang tetapi masih harus
poliklinik masing-masing.
spesialis, dengan tindakan pengobatan atau tidak, dan untuk menyediakan tindak
19
lanjut bagi pasien inap yang sudah diijinkan pulang tetapi masih tetap harus
menyenangkan untuk pasien. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena
diinginkan.
dibiayai.
20
8. Kesinambungan, pelayanan kesehatan yang diberikan dilaksanakan
Jasa pelayanan rawat jalan mempunyai dua aspek penting yang berkaitan
dengan kepuasan pasien yaitu manusia dan alat. Hal ini disebabkan karena untuk
prosedur kerja yang baik, tetapi ramah, simpatik, penuh pengertian, luwes, dan
terampil. Aspek manusia terdiri dari tenaga medis, paramedis, dan petugas non
(Pengestu, 2013).
bagi pasien. Hal ini penting untuk diperhatikan karena dari rawat jalanlah pasien
jalan yang baik hendaknya cukup luas dan memiliki sirkulasi udara yang lancar,
tempat duduk yang nyaman perabotan yang menarik dan tidak terdapat suara-
1. Pengertian Puskesmas
penting untuk mendukung kinerja institusi kesehatan seperti rumah sakit, sebagai
21
upaya pencegahan dan penanggulangan kesehatan masyarakat. Untuk peningkatan
khususnya. maka diperlukan sebuah konsep dan sistem yang baik, sehingga
nantinya dapat terwujud suatu pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan
efisien serta dapat meningkatkan kinerja dari puskesmas itu sendiri (Syukron &
Hasan, 2017).
Puskesmas sendiri wajib dibangun pada setiap kecamatan. Namun atas dasar
kecamatan dapat memiliki lebih dari satu puskesmas. Salah satunya ialah dengan
pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi seperti desa-desa yang sulit
masyarakat.
22
Puskesmas merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, baik secara
pelayanan yang disediakan perlu diketahui dan dimanfaatkan secara optimal oleh
dibutuhkan.
23
Sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan dasar, puskesmas memiliki
dan individu yang merupakan sasaran kegiatan. Selain itu, dilakukan pembahasan
dengan pedoman dan rencana kegiatan yang telah disusun berdasarkan kebutuhan
Upaya kesehatan perorangan yang diberikan terdiri dari pelayanan rawat jalan
dan rawat inap untuk puskesmas tertentu jika dianggap diperlukan. Meskipun
kesehatan perorangan juga menjadi perhatian dari pemerintah. Bagi daerah yang
24
Puskesmas non rawat inap menjadi Puskesmas rawat inap. Bagi daerah di luar
a. Upaya
pelayanan kesehatan, salah satunya adalah Puskesmas (Werni dkk, 2017). Agar
25
daya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi
kesehatan pokok yang telah ada yaitu upaya kesehatan sekolah, upaya
kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan
26
puskesmas harus melaksanakan beberapa kegiatan seperti, menggerakkan
seperti, upaya kesehatan ibu dan anak di posyandu, polindes, bina keluarga
balita (BKB). Kemudian, upaya pengobatan di posyandu dan pos obat desa
27
3) Asas Keterpaduan
4) Asas Rujukan
adalah rumah sakit, dan untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalurnya adalah
baik secara vertikal dalam arti dari satu strata pelayanan kesehatan ke strata
saran pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar
28
E. Kerangka Teori
Efektivitas
Akses/Keterjangkauan
Kompetensi Teknis
Ketepatan Waktu
Kepuasan
Keamanan
Kenyamanan
Kesinambungan
Informasi
Efisiensi
29
F. Sintesa Penelitian
Tabel 1 Distribusi Matriks Hasil Penelitian Terdahulu Yang Berhubungan Dengan Kualitas Pelayanan
No Nama Judul Metode Variabel Hasil Penelitian Keteranga
. Peneliti Penelitian n
(Tahun)
1. Emi Elliya Hubungan Metode Variabel dari penelitian ini Di dapatkan hasil 43.5% Jurnal
Astutik,, Mutu survey adalah mutu pelayanan responden mengatakan mutu
Achmad Pelayanan analitik kesehatan di Puskesmas pelayanan kesehatan baik dan
Efrizal Kesehatan dengan Bangsalsari Kabupaten 56.5% responden mengatakan
Amrullah , Dengan pendekata Jember, kepuasan pasien mutu pelayanan sangat baik.
Said Kepuasan n Cross peserta BPJS rawat jalan di Pada penelitian ini setelah
Madijanto Pasien Peserta Sectional Puskesmas Bangsalsari dilakukan analisa data
(2020) Bpjs Rawat Kabupaten Jember dan menggunakan Uji Koefisien
Jalan hubungan mutu pelayanan Korelasi Spearman’s Rank
kesehatan dengan kepuasan diperoleh P Value 0,000 atau P
pasien peserta BPJS rawat Value < 0,01
jalan di Puskesmas
Bangsalsari Kabupaten
Jember
2. Solichah Kualitas Metode Bukti fisik (Tangible), Dari hasil analisis menunjukan Jurnal
Supartiningsi Pelayanan penelitian Keandalan (Reliability), Daya bahwa variabel bebas yang
h Kepuasan ini adalah tanggap (Responsiveness), paling rendah memberikan
(2017) Pasien Rumah penelitian Jaminan (Assurance), dan pengaruh pada kepuasan
Sakit: Kasus asosiatif Empati (Emphaty) pelanggan adalah
Pada Pasien tampilan/bukti fisik dan
Rawat Jalan kepastian/jaminan.
3. Nurul Meningkatkan Metode Terdapat 6 indikator Hasil analisis data Jurnal
Hidayatul Mutu penelitian keselamatan pasien yang menunjukkan bahwa
Ulumiyah Pelayanan deskriptif digunakan sebagai bahan pelaksanaan upaya
(2018) Kesehatan evaluasi dalam peningkatan keselamatan pasien Puskesmas
dengan mutu di Puskesmas “X” yaitu “X” Kota Surabaya
Penerapan tidak terjadinya kesalahan disesuaikan dengan standar
Upaya identifikasi pasien dalam penilaian akreditasi
Keselamatan pemberian tindakan medis, Puskesmas. Namun, dalam
Pasien di tidak terjadinya kesalahan realisasinya masih terdapat
Puskesmas pemberian obat kepada hambatan dan kekurangan
pasien, tidak terjadinya dalam pemenuhan standar
kesalahan prosedur tindakan upaya keselamatan pasien di
medis dan keperawatan, Puskesmas “X” Kota Surabaya
pengurangan terjadinya risiko sehingga perlu optimalisasi
infeksi di Puskesmas, tidak penerapan upaya keselamatan
terjadinya pasien jatuh, dan pasien dari seluruh pihak yang
kefektifan komunikasi terlibat
4. Egi Yoanda, Kualitas Penelitian Tangibles, Relibility, Hasil penelitian menunjukan Jurnal
Dasman Pelayanan ini Respinsivness. Assurance, bahwa (1) Kualitas pelayanan
Lanin dan, Pengguna mengguna dan Emphaty. tampilan fisik pengguna BPJS
M.Fachri BPJS kan Kesehatan di Rumah Sakit
Adnan Kesehatan di penelitian Umum Mayjen H.A Thalib
(2019) Rumah Sakit kuantitatif baik.(2) Kualitas pelayanan
Umum Mayjen dengan reliability pengguna BPJS
HA. Thalib metode Kesehatan di Rumah Sakit
Kerinci deskriptif Umum Mayjen H.A Thalib
baik. (3) Kualitas pelayanan
responsivenes pengguna BPJS
31
Kesehatan di Rumah Sakit
Umum Mayjen H.A Thalib
baik. (4) Kualitas pelayanan
jaminan pengguna BPJS
Kesehatan di Rumah Sakit
Umum Mayjen H.A Thalib
baik. (5) Kualitas pelayanan
empati pengguna BPJS
Kesehatan di Rumah Sakit
Umum Mayjen H.A Thalib
baik
5. R. Faris Analisis Metode Bukti fisik (Tangible), Penelitian ini menunjukkan Jurnal
Mukmin Kualitas penelitian Keandalan (Reliability), Daya bahwa rata-rata pasien sebagai
Kalijogo, Pelayanan kualitatif tanggap (Responsiveness), konsumen jasa pelayanan
Wiwiek Pasien Klinik Jaminan (Assurance), dan Klinik Pratama AP
Rabiatul Pratama Empati (Emphaty) menyatakan ketidaksesuaian
Adawiyah, Dengan antara apa yang diharapkan dan
dan Ratno Metode kenyataan pelayanan yang
Purnomo Servqual Dan diterimanya. Sebesar -0,39
(2019) Importance rata-rata nilai gapscore
Performance Servqual mengindikasikan
Analysis bahwa secara keseluruhan
atribut pelayanan pada klinik
ini kurang memenuhi harapan
pasien. Nilai gap score terbesar
terletak pada atribut ketepatan
jadwal pelayanan (-1.06),
pelayanan sopan dan ramah (-
32
0.93), ketersediaan penunjang
medis dan apotik (-0.69),
prosedur penerimaan pasien
yang cepat dan tepat (-0.59),
dan Kemudahan Memberikan
Kritik dan Saran sebesar (-
0.57).
6. Reza Fahrepi Hubungan Penelitian Bukti fisik (Tangible), Hasil penelitian ini Jurnal
, Suherman Kualitas ini Kehandalan (Reliability), menunjukkan bahwa reliable
Rate, dan Pelayanan mengguna Daya Tanggap, memiliki hubungan dengan
Anto J. Hadi Home Care kan jaminan,empati Kepuasan keluarga pasien
(2019) Dengan metode dengan p (0,002) <(0,05),
Tingkat survey jaminan berhubungan dengan
Kepuasan deskriptif kepuasan keluarga pasien
Keluarga dengan dengan p (0,000) <(0,05),
Pasien Di pendekata tangible berhubungan dengan
Wilayah Kerja n cross kepuasan keluarga pasien
Puskesmas sectional dengan p (0,000) <
Batua Kota study (0,05), empati berhubungan
Makassar dengan kepuasan keluarga
pasien dengan p (0,002)
<(0,05),
hubungan dengan kepuasan
keluarga pasien dengan p
(0,003) <(0,05).
7. Desy N. Hubungan Metode Variabel bebas : Kehandalan, Hasil penelitian ini Jurnal
Walukow, Kualitas Jasa Deskriptif jaminan, bukti fisik, dan menunjukkan bahwa terdapat
Adisti A. Pelayanan empati hubungan antara kualitas jasa
33
Rumayar, Kesehatan Variabel terikat : kepuasan pelayanan kesehatan dalam
Grace D. Dengan pasien dimensi kehandalan, jaminan,
Kandou Kepuasan bukti fisik dan ketanggapan
(2019) Pasien Di dengan kepuasan pasien,
Puskesmas sedangkan tidak terdapat
Pineleng hubungan antara dimensi
Kabupaten empati dengan kepuasan pasien
Minahasa
8. Yusra Hubungan Metode variabel independen (kualitas Kualitas pelayanan di RSU Jurnal
(2020) kualitas Deskriptif pelayanan) dan variabel Tanjung Selamat masih kurang
pelayanan Korelatif dependen (kepuasan pasien baik (46.5%), dengan tingkat
terhadap BPJS ) kepuasan pasien terhadap
tingkat pelayanan masih rendah
kepuasan (58.1%). Secara statistik,
pasien BPJS terdapat hubungan antara
kualitas pelayanan dengan
kepuasan pasien BPJS di RSU
Tanjung Selamat Tahun 2017,
dengan nilai p= 0.001 (p <
0.05).
9. Wiwiek Hubungan penelitian Variabel bebas : kompetensi Hasil analisis uji chi-square Jurnal
Indriany Sary Kualitas kuantitatif teknis akses dengan α = 0.05 menunjukkan
S, Pelayan dengan informasi,kenyamanan, bahwa nilai p-value
Nurfardiansy An metode hubungan antar manusia, untuk kompetensi teknis p= 0.
ah Bur, Kesehatan pendekata ketepayan waktu 281, Akses informasi p=0.129,
Septiyanti Dengan n Variable terikat :kepuasan kenyamanan p=1,000,
(2021) Kepuasan cross asien hubungan antar manusia
34
Pasien Rawat sectional p=0.021, ketepatan waktu
Inap p=0.021 dengan kepuasan
Peserta Bpjs pasien
10. Siti Kurnia Hubungan penelitian Variabel bebas : (tangibility, Responden menilai mutu Jurnal
Widi Hastuti, Mutu kuantitatif reliability, responsiveness, pelayanan dengan kategori
Ahmad Ahid Pelayanan dengan assurance, dan emphaty) kurang baik yaitu sebanyak
Mudayana, dengan pendekata Variabel terikat : kepuasan 121 (59,6%) dan kategori baik
Arum Puteri Kepuasan n cross pasien adalah 82 (40,4%). Responden
Nurdhila, Pasien Peserta sectional menilai kepuasan dengan
Deskha BPJS di kategori kurang puas yaitu
Hadiyatma Rumah Sakit sebanyak 128 (63,1%) dan
(2017) Umum Daerah responden yang menilai
Yogyakarta kategori puas adalah 75
(36,9%). Nilai p dari semua
variabel dimensi mutu
pelayanan lebih kecil dari nilai
α (0,000
11. Riska Rosita Hubungan penelitian Variabel bebas : kehandalan, Hasil penelitian menunjukan Jurnal
(2017) Kualitas kuantitatif daya tanggap, jaminan, adanya hubungan yang
Pelayanan dengan empati dan bukti fisik. signifikan antara kualitas
Kesehatan pendekata Variabel terikat : kepuasan pelayanan kesehatan dengan
Rumah Sakit n cross pasien tingkat kepuasan pasien
dengan Tingkat sectional
Kepuasan
Pasien Rawat
Inap
35
12. Aida Hubungan Metode Variabel bebas : kehandalan, Berdasarkan uji statistik Jurnal
Andriani Mutu Survey daya tanggap, jaminan, didapatkan p value = 0,067
(2017) Pelayanan Analitik empati dan bukti fisik. sehingga bila dibandingkan
Kesehatan Variabel terikat : kepuasan dengan a = 0,10 maka p value
Dengan pasien < a ( 0,035 < 0,10 ) maka dapat
Kepuasan ditarik kesimpulan ada
Pasien hubungan antara pemberian
Diruangan Poli mutu pelayanan dengan
Umum kepuasan pasien dipuskesmas
Puskesmas tigo baleh Bukittinggi tahun
Bukittinggi 2014
13. Djeinne Hubungan penelitian Variabel bebas : bukti fisik, Hasil penelitian menunjukkan Jurnal
Thresye Antara Mutu analitik kehandalan, daya tanggap, bahwa nilai p value antara
Pangerapan, Pelayanan dengan jaminan, dan perhatian bukti fisik (0,001), kehandalan
Ora Et Dengan rancangan Variabel terikat : kepuasan (0,103), daya tanggap (0,047),
Labora I. Kepuasan cross pasien jaminan (0,195), dan perhatian
Palandeng,A. Pasien Di sectional (0,020) dengan kepuasan
Joy M. Rattu Poliklinik study pasien di Poliklinik Penyakit
(2018) Penyakit dalam Rumah Sakit Umum
Dalam Rumah GMIM Pancaran Kasih
Sakit Umum Manado
Gmim
Pancaran Kasih
Manado
36
14. Etlidawati, Hubungan Metode Variable bebas : mutu Hasil penelitian menunjukan Jurnal
dan Diyah Kualitas Mutu kuantitatif pelayanan mutu pelayanan kesehatan
Yulistika Pelayanan Variable terikat : kepuasan sebagian besar baik sebesar
Handayani Kesehatan pasien (61.2 %) dan Kepuasan pasien
(2017) Dengan dapat diketahui bahwa 55.1%
Kepuasan responden yang menyatakan
Pasien Peserta puas. Hasil analisis uji Chi
Jaminan Square didapatkan ρ-value =
Kesehatan 0,000 (< 0,05), yang artinya
Nasional ada hubungan antara mutu
pelayanan kesehatan dengan
kepuasan pasien peserta
jaminan kesehatan.di
Puskemas I Sokaraja
15. Patimah, Hubungan Metode Variable bebas : mutu Hasil penelitian analisis Jurnal
Endra Kualitas Kuantitatif pelayanan univariat didapatkan bahwa
Susanti, Pelayanan Variable terikat : kepuasan karakteristik responden dari 56
Nurjannah Kesehatan pasien responden, mayoritas berusia
(2020) Dengan
Tingkat 26 –34 tahun (46,4%),
Kepuasan responden dengan jenjang
Pasien Bpjs pendidikan SMA (75%) dan
Rawat Jalan responden bekerja sebagai
Di Puskesmas
Suka Makmur petani (66,1%)
serta mayoritas responden
menyatakan pelayanan
37
kesehatan sangat baik (46,4%)
dan mayoritas responden
merasa puas (64,3%). Adapun
hasil uji bivariate
menunjukkan ada hubungan
yang signifikan kualitas
pelayanan kesehatan dengan
tingkat kepuasan pasien BPJS
rawat jalan di Puskesmas Suka
Makmur Kabupaten Aceh
Tenggara.
38
BAB III
KERANGKA KONSEP
layanan kesehatan merupakan suatu kerangka pikir yang dapat digunakan dalam
kemudian mencari solusi yang diperlukan untuk dapat mengatasinya. Oleh sebab
itu, dalam penelitian ini analisis dilakukan terhadap lima dimensi kualitas layanan
4. Dimensi keamanan, yaitu layanan kesehatan harus aman bagi pasien dan
kesehatan.
40
B. Kerangka Konsep
Kompetensi Teknis
Hubungan antarmanusia
Kepuasan
Kenyamanan Pasien
Keamanan
Ketepatan Waktu
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
41
C. Definisi Operasional
a. Kompetensi Teknis
1) Definisi Operasional
Kompetensi teknis dalam penelitian ini yaitu persepsi pasien yang dinilai
2) Kriteria Objektif
1) Definisi Operasional
Hubungan antar manusia adalah interaksi antar petugas dan pasien atau
dan perasaan seperti komunikasi dokter atau petugas kesehatan dengan pasien
menanggapi dan bertanya kepada dokter atau petugas kesehatan serta sikap
42
2) Kriteria Objektif
c. Kenyamanan
1) Definisi Operasional
langsung oleh pasien atau responden. Kenyamanan dalam penelitian ini adalah
fasilitas. Misalnya kursi, tempat sampah dan toilet serta sikap dan kerapian
Jeneponto.
2) Kriteria Objektif
d. Keamanan
1) Definisi Operasional
pelayanan yang aman baik bagi pasien, pemberi layanan maupun masyarakat
sekitar. Misalnya : prosedur dalam memeriksa pasien harus aman dari risiko
cedera dan infeksi serta mampu menjaga privasi pasien selama berada dalam
43
2) Kriteria Objektif
e. Ketepatan Waktu
1) Definisi Operasional
pasien oleh dokter, pemberian obat kepada pasien dengan cepat dan tepat serta
petugas kesehatan baik dokter maupun perawat yang datang tepat waktu di
2) Kriteria Objektif
f. Kepuasan Pasien
1) Definisi Operasional
dengan respon evaluatif yang muncul atau timbul disebabkan oleh akibat dari
yang diharapkannya.
2) Kriteria Objektif
44
D. Hipotesa Penelitian
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Jeneponto.
45
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
bersamaan dalam waktu yang bersamaan pula. Adapun yang diteliti dalam
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan di Puskesmas Binamu
Kota Kabupaten Jeneponto. Besar populasi diambil dari data kunjungan pada
46
b. Sampel
1. Besar Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan subjek yang diambil
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan pasien tersebut sesuai
𝑵𝑵
n =
𝑵𝑵𝑵𝑵𝟐𝟐 +𝟏𝟏
Keterangan :
N = Besaran populasi
n = Besaran Sampel
12736
n=
(12736.(0,12 ))+1
12736
n=
128,36
n = 99 Sampel
47
2. Instrumen Penelitian
dimana responden harus memilih salah satu jawaban dari sekian banyak alternatif
1. Data Primer
yang telah disediakan. Data yang dapat dikumpulkan dapat berupa angka-angka,
keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan
Teknik kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian
sebagainya.
48
2. Data Sekunder
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data atau angka
dan bertujuan mengubah yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk
sebagai berikut :
Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam
kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang di buat dalam bentuk angka atau
huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data
c) Entry data
masig variabel. Urutan data yang diinput berdasarkan nomor responden pada
49
kuesioner.
d) Cleaning data
Setelah proses penginputan data, maka dilakukan cleaning data dengan cara
melakukan analisis frekuensi pada semua variabel untuk melihat ada tidaknya
missing data. Data yang missing dibersihkan sehingga dapat dilakukan proses
analisis.
e) Tabulasi Data
Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi kode
ketelitian agar tidak jadi kesalahan. Tabulasi dilakukan untuk memudahkan dalam
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
50
kemaknaan 0,05. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Statistik Chi-square
2 (𝑂𝑂−𝐸𝐸)2
𝑥𝑥 = ∑ karena dapat digunakan untuk menguji apakah data sampel
𝐸𝐸
yang diambil mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel
tersebut mengikuti suatu distribusi yang ditentukan. Jika ada cell yang nilai
expected count (fh) yang kurang dari 5 maka akan di lakukan uji alternatif Fisher
(A+B)!(C+D)!(B+D)!
exact test 𝑝𝑝 = N! A! B !C! D!
F. Penyajian Data
Data yang telah dianalisis selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel
interpretasi dari setiap tabel maupun grafik. Hal ini dilakukan agar data yang
G. Etika Penelitian
Etika Penelitian penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subjek
penelitian. Dalam penelitian, hak-hak subjek harus dilindungi dengan baik. Jika
subjek sangat rentan (seperti halnya sampel), maka peneliti harus menjelaskan
pengumpulan data.
51
Tanpa nama (anonymity) untuk menjaga kerahasiaan responden.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Hal ini berarti informasi yang diberikan oleh responden serta semua
52
BAB V
A. Hasil Penelitian
adalah pasien Rawat Jalan yang datang di puskesmas, adapun data yang telah
program SPSS. Hasil penelitian ini ditampilkan dalam bentuk tabel disertai
dengan penjelasan.
53
2. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Jenis
Kelamin, dan Pendidikan di Puskesmas Binamu
KotaTahun 2021
Karakteristik N %
Umur (Tahun)
17-25 15 15,2
26-45 41 41,4
46-65 38 38,4
>65 5 5,1
Jenis Kelamin
Laki – Laki 27 27,3
Perempuan 72 72,7
Pendidikan
Tamat SD 4 4,0
54
Tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi responden
responden (4,0%).
55
b. Variabel yang diteliti
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel
Tahun 2021
Variabel N %
Kompetensi Teknis
Cukup 97 98,0
Kurang 2 2,0
Hubungan Antar
Manusia
Cukup 95 96,0
Kurang 4 4,0
Kenyamanan
Cukup 97 98,0
Kurang 2 2,0
Keamanan
Cukup 97 98,8
Kurang 2 2.0
Ketepatan Waktu
Cukup 81 81,8
Kurang 18 18,2
Kepuasan Pasien
Jumlah 99 100
56
(98,0%). Presentase responden berdasarkan Hubungan antar manusia
3. Analisis Bivariat
Tabel 4
Hubungan Dimensi Kompetensi Teknis dengan Kepuasan Pasien
Rawat Jalan di Puskesmas Binamu Kota Tahun 2021
Kepuasan Pasien
Dimensi
Kurang Total
Kompetensi Cukup Puas p
Puas
Teknis
n % n % n %
Cukup 65 65,6 32 32,3 97 97,9
Kurang 0 0 2 2,0 2 2,0 0,116
Jumlah 65 65,6 34 34,3 99 100
Sumber : Data primer, tahun 2021
57
yang merasa cukup puas dan 32 (32,3%) responden yang merasa
Tabel 5
Hubungan Dimensi Hubungan Antar Manusia dengan Kepuasan
Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Binamu Tahun 2021
Dimensi Kepuasan Pasien
Hubungan Kurang Total
Cukup Puas p
Antar Puas
Manusia n % n % n %
Cukup 64 64,6 31 31,3 95 95,9
Kurang 1 1,0 3 3,0 4 4,1 0,116
Jumlah 65 65,6 34 34,3 99 100
Sumber : Data primer, tahun 2021
58
hubungan antar manusianya kurang, terdapat 1 (1,0%) responden yang
merasa cukup puas dan 3 (3,0%) responden yang merasa kurang puas.
Tabel 6
Hubungan Dimensi Kenyamanan dengan Kepuasan Pasien
Rawat Jalan di Puskesmas Binamu Kota Tahun 2021
Kepuasan Pasien
Dimensi Kurang Total
Cukup Puas p
Kenyamanan Puas
n % n % n %
Cukup 65 65,6 32 32,3 97 97,9
Kurang 0 0 2 2,0 2 2,0 0,116
Jumlah 65 65,6 34 34,3 99 100
Sumber : Data primer, tahun 2021
59
Hasil uji statistik dengan menggunakan Fisher exact test diperoleh
pada Tabel 7
Tabel 7
Hubungan Dimensi Keamanan Manusia dengan Kepuasan Pasien
Rawat Jalan di Puskesmas Binamu Kota Tahun 2021
Kepuasan Pasien
Dimensi Kurang Total
Cukup Puas p
Keamanan Puas
n % n % n %
Cukup 65 65,6 32 32,3 97 97,9
Kurang 0 0 2 2,0 2 2,0 0,116
Jumlah 65 65,6 34 34,3 99 100
Sumber : Data primer, tahun 2021
60
variabel keamanan terhadap pelayanan dengan kepuasan pasien rawat
Tabel 8
Hubungan Dimensi Ketepatan Waktu dengan Kepuasan Pasien
Rawat Jalan di Puskesmas Binamu Kota Tahun 2021
Kepuasan Pasien
Dimensi
Kurang Total
Ketepatan Cukup Puas p
Puas
Waktu
n % n % n %
Cukup 65 65,6 16 16,1 81 81,8
Kurang 0 0 18 18,2 18 18,2 0,000
Jumlah 65 65,6 34 34,2 99 100
Sumber : Data primer, tahun 2021
61
B. Pembahasan
diteliti.
62
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan kurang
puas sebanyak 2 (2%) berada pada kompetensi teknis kurang . Hal ini terjadi
teknis yang dimiliki petugas kesehatan yang ada di Puskesmas tersebut, akan
Berdasarkan hasil dari uji statistik dengan fisher exact test di peroleh ρ =
0,116 karena nilai ρ>α= 0,116>0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti
tidak ada hubungan antara variabel kompetensi teknis dengan kepuasan pasien
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wiwiek Indriany (2021)
terhadap pasien rawat inap peserta BPJS tahun 2021 dengan p=0,281
dan pasien, manajer dan petugas, dan antara tim kesehatan dengan masyarakat.
63
menghargai, menjaga rahasia, responsif dan memberikan perhatian,
antar manusia dalam penelitian ini adalah hubungan interpersonal dan komunikasi
Sehingga pasien kembali berobat dipuskesmas bila sakit. Adapun responden yang
menyatakan kurang puas berada pada hubungan antar manusia yang cukup
sebanyak 64 responden (64,6%). Hal ini disebabkan karena pasien tidak puas
petugas pada bagian loket pendaftaran, dan kurang tanggap terhadap keluhan
pasien.
Berdasarkan hasil dari uji statistik dengan Fisher Exact Test di peroleh ρ =
0,116 karena nilai ρ>α= 0,116>0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ini berarti
bahwa tidak ada hubungan antara variabel hubungan antar manusia dengan
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari
(2020) di Puskesmas antang dengan p = 1,000 > 0,05 yang menunjukkan bahwa
64
tidak ada hubungan antara hubungan antar manusia dengan kepuasan pasien rawat
fisik puskesmas, dan kebersihan yang dapat memberi kenyamanan bagi pasien,
untuk pasien, tersedianya tempat sampah dan toilet sarta ruangan tidak pengap
layanan kesehatan.
terhadap kenyamanan tetapi merasa kurang puas sebanyak 32 (32,3%). Hal ini
disebabkan karena pasien merasa bahwa ketersediaan kursi pada ruangan tunggu
masih kurang karena masih ada pasien yang berdiri pada saat menunggu antrian di
responden yang menyatakan kurang puas berada pada kenyamanan yang kurang
sebanyak 2 responden (2%). Hal ini menunjukan keluhan pasien terhadap kondisi
ruangan tunggu yang masih agak berdesakan dan toilet yang tidak layak untuk di
gunakan. Oleh karena itu, pihak Puskesmas Binamu Kota agar kiranya melakukan
65
Berdasarkan hasil dari uji statistik dengan Fisher exact test di peroleh ρ =
0,116 karena nilai ρ>α= 0,116 > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
berarti bahwa tidak ada hubungan antara variabel kenyaman dengan kepuasan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wiwiek Indriany (2021)
terhadap pasien rawat inap peserta BPJS tahun 2021 dengan p=1,000
pelayanan yang aman baik bagi pasien, pemberi layanan maupun masyarakat
sekitar. Misalnya prosedur dalam memeriksa pasien harus aman dari risiko cedera
dan infeksi serta mampu menjaga privasi pasien selama berada dalam ruangan
pemeriksaan di Puskesmas.
Hal ini disebabkan karena beberapa pasien tidak mendapatkan tindakan yang tepat
dan terkadang perawat belum cukup cepat dan tanggap apabila pasien mengalami
66
Berdasarkan hasil dari uji statistik dengan Fisher exact test di peroleh ρ =
0,116 karena nilai ρ>α= 0,116 > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
berarti bahwa tidak ada hubungan antara variabel keamanan dengan kepuasan
. Penelitian yang dilakukan Adelina Fitri (2016) terhadap pasien rawat jalan
RSKM tahun 2016 dengan p=0,281 p>0,05,berarti tidak ada hubungan antara
dimensi kenyamanan terhadap kepuasan pasien rawat jalan (Fitri.A ,dkk ,2016).
datang tepat waktu, pemeriksaan oleh dokter dan pemberian obat kepada pasien
tepat waktu, perawatan rutin melakukan kontrol kepada pasien serta petugas
responden (16,1%). Hal ini dikarenakan oleh perawat yang biasanya bertugas di
loket atau mengontrol pasien tidak ada di ruang perawatan pada saat jam kerja .
ada di Puskesmas Binamu Kota. Oleh karena itu diharapkan petugas kesehatan
67
Berdasarkan hasil dari uji statistik dengan chi-square di peroleh ρ = 0.00
karena nilai ρ<α= 0.00 ˂ 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti
bahwa ada hubungan antara variabel ketepatan waktu dengan kepuasan pasien
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2018)
dimana hasil penelitian memperlihatkan p = 0,000 < 0,05 bahwa ada hubungan
yang antara variabel ketepatan waktu dengan kepuasan pasien. Hasil penelitian
ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ketepatan waktu merupakan
suatu kondisi dimana segala sesuatu harus dikerjakan sesuai dengan waktunya.
68
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Binamu Kota, maka dapat ditarik
pasien berdasarkan uji Fisher exact test diperoleh nilai p value (0,116).
kepuasan pasien berdasarkan uji Fisher exact test diperoleh nilai p value
berdasarkan uji Fisher exact test diperoleh nilai p value (0,116). Jadi nilai
p > (ɑ = 0,05).
berdasarkan uji Fisher exact test diperoleh nilai p value (0,116). Jadi nilai
p > (ɑ = 0,05).
berdasarkan uji Chi Square diperoleh nilai p value (0,000). Jadi nilai p < (ɑ
= 0,05).
69
B. SARAN
terkait dengan hasil penelitian yaitu pada komponen kenyamanan pasien serta
merespon dan menanggapi keluhan pasien serta kinerja petugas harus lebih
meneliti variabel lain yang terkait dengan kualitas pelayanan kesehatan atau
70
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, R., 2019. Mutu Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Yogyakarta: Cv. Budi
Utama
Assauri (2008) Costomer Service yang Baik Landasan Pencapaian Costomer. jakarta:
rineka cipta.
Betri Anita, Henni Febriawati, Y. (2019) Puskesmas dan Jaminan Kesehatan Nasional.
CV BUDI UTAMA.
Deliana and Irwan Nasution (2017) ‘Kinerja Pegawai dalam Memberikan Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Medan Denai Kota Medan’, Jurnal Administrasi Publik,
Eliya Astutik, E. (2020) ‘Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien
Peserta BPJS Rawat Jalan di Puskesmas’, Jurnal Kesehatan dr. Soebandi,
71
Octadalarani, A. 2014. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan
Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bersalin Bunda Kota Makassar.
Pangestu, A. Y., 2013. Gambaran Kepuasan Pasien Pada Pelayanan Rawat Jalan di RSU
Kota Tangerang Selatan Tahun 2013. Skripsi Sarjana. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Permenkes RI. (2019) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 31 Tahun 2019 Tentang
Sistem Informasi Puskesmas.
Permenkes RI. (2014) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
Permenkes RI. (2015) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 Tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter
Gigi.
Pribadi, G. (2020) ‘Service Quality Sebagai Pengukuran Kepuasan Siswa dan Orang
Tua/Wali Murid SMP Muhammadiyah 1 Gombong’, Jurnal Ilmiah Ekonomi
Global Masa Kini,
Sabarguna (2008) Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Sagung Seto.
Supartiningsih, S. (2017) ‘Kualitas Pelayanan Kepuasan Pasien Rumah Sakit: Kasus Pada
Pasien Rawat Jalan’, Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit. JK
School of Gov, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 6(1), pp. 9–15. doi:
10.18196/jmmr.6122.
Syukron, A. and Hasan, N. (2017) ‘Perancangan Sistem Rawat Jalan Berasis web Pada
Puskesmas Winog’, Bianglala Informatika,
72
Tjiptono, F., & Diana, A. (2001) Total Quality Management. Edisi xiii. Yogyakarta:
Andi.
Trihono (2005) Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: Cv. Sagung
Seto.
Wijono, D., 2008.Manajemen Mutu Rumah Sakit Dan Kepuasan Pasien. Surabaya: Cv.
Duta Prima Airlangga.
Yoanda, E., Lanin, D. and Adnan, M. F. (2019) ‘Kualitas Pelayanan Pengguna BPJS
Kesehatan di Rumah Sakit Umum Mayjen HA. Thalib Kerinci’, Ranah Research :
73
Lampiran 1. Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
1. Identitas Responden
IDENTITAS RESPONDEN
01. No Kuesioner :
02. Nama Responden :
03. Umur :
04. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
05. Alamat / No. HP :
06. Pendidikan Terakhir (lingkari) :
1. Tidak Sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan Tinggi
07. Pekerjaan (lingkari) :
1. TNI/POLRI
2. PNS
3. Wiraswasta
4. Petani
5. IRT
6. Pelajar / Mahasiswa
7. Lain-lain...
74
2. Kuesioner Kualitas Pelayanan
PETUNJUK PENGISIAN
3. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban yang diberikan dianggap benar
A. Kompetensi Teknis
Jawaban
No. Pertanyaan
SB B TB STB
Bagaimana pelayanan penerimaan pasien
1 dibagian administrasi ?
75
B. Hubungan antarmanusia
Jawaban
No. Pertanyaan
SB B TB STB
Bagaimana dokter memberikan kesempatan
1 bertanya kepada pasien ?
C. Kenyamanan
Jawaban
No. Pertanyaan
SB B TB STB
Apakah lingkungan puskesmas bersih, nyaman,
1 dan teratur ?
76
D. Keamanan
Jawaban
No. Pertanyaan
SB B TB STB
Bagaimana Kebersihan peralatan medis dan non
1 medis yang digunakan untuk memeriksa pasien ?
E. Ketepatan waktu
Jawaban
No. Pertanyaan
SB B TB STB
Bagaimana Ketepatan waktu buka dan tutup
1 pelayanan puskesmas?
77
3. Kuesioner Kepuasan Pasien
PETUNJUK PENGISIAN
3. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban yang diberikan dianggap benar F.
Kepuasan Pasien
Jawaban
No. Pertanyaan
SB B TB STB
Bagaimana pelayanan petugas kesehatan dalam
1 menerima pasien selama berobat di puskesmas?
78
Skoring
(3) Baik = 3
=5x4
= 20 (100%)
=5x1
= 5 (25%)
= 75%
g) Interval
𝟕𝟕𝟕𝟕%
Maka, interval = = 37,5%
𝟐𝟐
= 62,5%
79