Ketua Pelaksana :
Dr. Marni Br. Karo,S.Tr.Keb,SKM.,M.Kes
NIDN.0323077402
Anggota Pelaksana :
1. Farida Simanjuntak,SST.,M.Kes 9. Hainun Nisa,SST.,M.Kes
2. Renince Siregar,SST.,M.Keb 10. Friska Junita,SST.,MKM
3. Wiwit Desi Intarti,S.SiT.,M.Keb 11. Linda K. Telaumbanua,SST.,M.Keb
4. Dr. Lenny Irmawaty 12. Dewi Rostianingsih,SST.,MKM
Sirait,SST.,M.Kes
5. Dr. Tetty Rina Aritonang, S.ST., 13. Maslan Panagribuan,SST.,M.Kes
M.Keb
6. Evi Nur Akhiriyanti,SST.,MN.Mid 14. Rupdi Lumban Siantar,SST.,M.Kes
7. Riyen Sari Manullang,SST.,M.KM 15. Mahasiswa Alih Jenjang AngkatanV
8. Puri Kresna Wati,SST.,MKM
1. Judul
“Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Menular Seksual Berbasis Evidance Base Di
Sekolah Bhineka Tunggal Ika”
2. Ketua Pelaksana
a. Nama : Dr. Marni Br.Karo,S.Tr.Keb,SKM,M.Kes
b. NIDN : 0323077402
c. Jabatan : Dosen
d. Program Studi : Kebidanan (S1)
3. Nomor Telepon : 08111399366
4. Personalia Anggota : Terlampir
5. Jangka waktu kegiatan : 1 hari
6. Bentuk Kegiatan : Penyuluhan, konseling, dan KIE tentang Infeksi
Menular Seksual dan Kesehatan Reproduksi kepada siswa/I Bhineka Tunggal Ika
7. Jumlah Panitia : 92 Orang
8. Jumlah Peserta : 100 Orang
9. Biaya yang diperlukan : 12.986.000
10. Sumber dana : Penyelenggara kegiatan
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Rotua Suryani, SKM.,M.Kes
NIDN 0315018401
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik
dan hidayah Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal “Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi Menular Seksual Berbasis Evidance Base Di Sekolah Bhineka
Tunggal Ika".
Proposal ini disusun guna memenuhi syarat dalam praktik mata kuliah Evidance Based
dalam Praktik Kebidanan. Penyusunan proposal ini, tidak lepas dari bantuan dan dukungan
serta bimbingan yang telah diberikan oleh berbagai pihak, untuk itu perkenankanlah kami
mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Usman Ompusunggu, SE, selaku pembina Yayasan Medistra Indonesia
2. Vermona Marbun, M.KM selaku BPH Yayasan Medistra indonesia
3. Saver M Ompusunggu, SE selaku ketua Yayasan Medistra Indonesia
4. Ns. Riris Octryna Silitonga.,M.Kep.,Sp.Kep. Jiwa selaku ketua Senat STIKes Medistra
Indonesia
5. Dr. Lenny Irmawaty sirait, SST., M.Kes selaku Ketua STIKes Medistra indonesia
6. Puri Kresna Wati, SST., M.KM selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik
7. Sinda Ompusunggu, SH selaku Wakil Ketua II Bidang Kepegawaian Umum dan TIK
8. Hainun Nisa, SST., M.Kes selaku Wakil Ketua III bidang Kemahasiswaan dan Alumni
9. Farida Simanjuntak, SST., M.Kes selaku Kepala Program Studi Kebidanan (S1) dan
Pendidikan Profesi Bidan STIkes Medistra Indonesia
10. Renince Siregar, SST., M.Keb selaku Kordinator Profesi Bidan STIkes Medistra
Indonesia
11. Dr. Marni Br Karo, S.Tr.Keb, M.Kes selaku dosen Koordinator mata kuliah Evidence Base
dalam Praktik Kebidanan dan ketua panitia.
Tiada balasan yang dapat kami sampaikan, selain do’a semoga dimudahkan dalam
setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha
Esa. Di harapkan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi kemajuan profesi Bidan.
Akhirnya sebagai karya manusia, proposal ini masih banyak kekurangan, untuk itu
masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan dan kami terima dengan lapang dada.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan .............................................................................. i
Kata Pengantar........................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Masalah Mitra ............................................................................ 2
1. Identifikasi Masalah ............................................................ 2
2. Rumusan Masalah ............................................................... 2
BAB II SOLUSI TARGET DAN LUARAN....................................... 3
A. Tujuan.......................................................................................... 3
1. Tujuan Umum ...................................................................... 3
2. Tujuan Khusus ..................................................................... 3
3. Manfaat Kegiatan ................................................................ 3
B. Pemecahan Masalah ................................................................... 3
C. Khalayak Sasaran Antara Yang Strategis.................................... 3
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................ 4
A. Solusi Yang Ditawarkan ............................................................. 4
B. Metode Pendekatan .................................................................... 4
C. Partisipan Mitra .......................................................................... 4
D. Luaran ......................................................................................... 5
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................. 6
A. Jadwal Kegiatan.......................................................................... 6
B. Anggaran Biaya .......................................................................... 7
BAB V PENUTUP ................................................................................ 8
Daftar Pustaka ...................................................................................... 9
Lampiran
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kejadian IMS pada remaja usia 15-24 tahun. di Indonesia mengalami
peningkatan dari 16.8% menjadi 18.8% antara tahun 2012-2017 (Mahfuzhah, 2017). Remaja
dan anak muda berisiko tinggi terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan masalah
kesehatan reproduksi. Sekolah merupakan tempat yang tepat untuk memberikan pendidikan
seksual yang komprehensif, akurat, dan berbasis bukti kepada siswa, karena mereka
menghabiskan sebagian besar waktunya di lingkungan sekolah dan dapat menciptakan
dampak jangka panjang terhadap kesehatan mereka. Beberapa alasan mengapa penyuluhan
tentang IMS dan kesehatan reproduksi penting dilakukan di sekolah adalah sebagai berikut:
1. Remaja rentan terhadap IMS.
Remaja seringkali mulai menjalin hubungan seksual pada usia yang relatif muda.
Ketidakpahaman mereka tentang risiko IMS dan kurangnya pengetahuan tentang praktik
seksual yang aman dapat meningkatkan kemungkinan terinfeksi IMS. Penyuluhan di
sekolah dapat memberikan informasi yang akurat, mencakup aspek seksualitas,
perlindungan diri, dan konsekuensi dari praktik seksual yang tidak aman.
2. Pencegahan dan perlindungan diri
Pengetahuan yang tepat tentang kesehatan reproduksi sangat penting bagi remaja. Mereka
perlu memahami tentang perubahan fisik dan emosional yang terjadi selama masa
pubertas, menstruasi, kontrasepsi, kehamilan, persalinan, serta pentingnya perawatan
kesehatan reproduksi yang teratur. Penyuluhan di sekolah dapat membantu remaja
memahami proses ini dan memberikan informasi tentang sumber daya kesehatan yang
tersedia.
4. Pengurangan stigma dan diskriminasi.
1
Penyuluhan di sekolah dapat membantu mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap
remaja yang terinfeksi IMS atau menghadapi masalah kesehatan reproduksi. Dengan
memberikan pemahaman yang akurat dan mendorong sikap empati, penyuluhan dapat
menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi siswa.
5. Penurunan angka kehamilan remaja.
Penyuluhan yang tepat di sekolah dapat membantu remaja memahami konsekuensi dari
kehamilan pada usia muda, termasuk dampak sosial, ekonomi, dan kesehatan yang
mungkin mereka hadapi. Dengan menyediakan informasi tentang kontrasepsi, pilihan
keluarga, dan pengambilan keputusan yang berdaya guna, penyuluhan dapat membantu
mengurangi angka kehamilan remaja yang tidak diinginkan.
Penting untuk melibatkan tenaga pendidik yang terlatih dan ahli dalam penyuluhan tentang
IMS dan kesehatan reproduksi di sekolah. Dengan pendekatan yang tepat dan program yang
sesuai dengan usia dan kebutuhan siswa, penyuluhan di sekolah dapat berperan penting
dalam mencegah IMS, mempromosikan perilaku seksual yang sehat, dan meningkatkan
kesehatan reproduksi remaja secara keseluruhan.
B. Masalah Mitra
1. Identifikasi Masalah
a. Kurangnya pengetahuan siswa/i tentang Infeksi Menular Seksual
b. Kurangnya pengetahuan siswa/i tentang pencegahan infeksi menular seksual.
c. Kurangnya pengetahuan siswa/i tentang pengendalian infeksi menular seksual.
2. Rumusan Masalah
2
BAB II
SOLUSI, TARGET DAN LUARAN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat
menambah ilmu dan solusi serta wawasan Siswa/I tentang Infeksi Menular Seksual
(IMS), bahaya IMS, dan pencegahan IMS.
2. Tujuan Khusus
a. Siswa/I Dapat Mengetahui Pengertian Infeksi Menular Seksual
b. Siswa/I Dapat Mengetahui Penyebab Infeksi Menular Seksual
c. Siswa/I Dapat Mengetahui Risiko Kesehatan Pada Remaja IMS
d. Siswa/I Dapat Mengetahui Cara Pencegahan Infeksi Menular Seksual
3. Manfaat Kegiatan
Hasil dari pengabdian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
penelitian yang terkait Infeksi Menular Seksual pada Remaja.
B. Pemecahan Masalah
Upaya meningkatkan pemahaman Siswa/I tentang penyebab Infeksi Menular
Seksual, bahaya Infeksi Menular Seksual, dan upaya pencegahan Infeksi Menular Seksual.
3
BAB III
METODE PELAKSANAAN
B. Metode Pendekatan
Dalam rangka mencapai tujuan yang tercantum diatas, maka ditempuh langkah langkah
sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian di wilayah Sekolah SMK Bhineka Jakarta
2. Berkoordinasi dengan pihak Sekolah
C. Partisipasi Mitra
Kepala Sekolah SMK Bhineka Jakarta beserta guru-guru yang lain sebagai mitra dalam
kegiatan pengabdian ini memiliki partisipasi dalam:
1. Menyetujui dan mensosialisasikan rencana kegiatan pengabdian masyarakat yang
dilakukan oleh STiKes Medistra Indonesia.
2. Menyediakan waktu, tempat, sarana dan prasarana untuk kegiatan ini.
3. Memberikan masukan atau evaluasi terhadap kegiatan pengabdian masyarakat yang
dilakukan.
4
D. Luaran
5
BAB IV
A. JADWAL KEGIATAN
NO MEI JUNI
NAMA KEGIATAN
1 2 3 4 1
Persiapan
6
B. ANGGARAN BIAYA
6. ATK Rp 250.000, 00
7
BAB V
PENUTUP
Pada proposal pengabdian masyarakat tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Menular Seksual Berbasis Evidence Based di Sekolah Bhineka Tunggal Ika tahun 2023, dana
yang diperlukan untuk penyuluhan sebesar kurang lebih Rp 12.986.000 dengan rincian
anggaran biaya terlampir.
Demikian proposal Pengabdian Masyarakat dengan tema “ Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Menular Berbasis Evidence Based di sekolah Bhineka Tunggal Ika “ ini
kami buat. Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan bapak/ibu dalam kegiatan
pengabdian masyarakat ini. Semoga kegiatan pengabdian masyarakat yang kami
selenggarakan ini dapat memberikan manfaat terutama dapat meningkatkan pengetahuan
tentang kesehatan. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/ibu, kami mengucapkan
terimakasih.
8
DAFTAR PUSTAKA
Mahfuzhah, Asy Syafa, dkk. 2022. Hubungan Kejadian Infeksi Menular Seksual Pada
Remaja Dengan Pendidikan Hiv/Aids Berbasis Sekolah Di Indonesia. Tesis. Universitas
Gadjah Mada.
9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. LAMPIRAN SURAT TUGAS PELAKSANAAN PKM
10
B. LAMPIRAN SURAT BALASAN PELAKSANAAN PKM
11
C. LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
12
13
D. LAMPIRAN PRINT OUT MATERI/LEAFLET
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
E. DAFTAR HADIR PANITIA
DAFTAR HADIR DOSEN
24
F. DAFTAR HADIR PESERTA
25
26
27
G. LAMPIRAN BANNER
28
H. LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
I. IDENTITAS
Semester : 1 (satu)
Penyuluh : Mahasiswa
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan sasaran dapat mengetahui tentang deteksi dini
Tujuan Khusus
seksual.
c. Diharapkan sasaran dapat mengetahui dan memahami cara penularan infeksi menular
seksual
d. Diharapkan sasaran dapat mengetahui tanda dan gejala infeksi menular seksual
menular seksual
29
III. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Responden diharapkan mampu menjelaskan kembali sedikit materi dari penyuluhan ini dan
juga responden diharapkan bias menjaga kesehatan reproduksinya dan mencegah terjadunya
Menurut Komarudin (2016), Untuk menjaga kesehatan organ reproduksi menerapkan gaya
hidup yang sehat dengan cara mengkonsumsi makanan yang bergizi dan rutin berolahraga
merupakan cara yang dapat dilakukan agar terhindar dari masalah kesehatan reproduksi.
Adapun berbagai macam makanan dan minuman yang dapat mempengruhi kesehatan organ
reproduksi adalah:
a. Minuman beralkohol
Menurut Tartylah dalam Rahmayanti (2012) untuk memelihara organ reproduksi hal yang
bakteri yang dapat menimbulkan bau tidak sedap didaerah kelamin dan infeksi. Oleh karena
itu perempuan perlu menjaga kebersihan organ reproduksi dengan cara antara lain:
a. Mencuci vagina setiap hari dengan cara membasuh dari arah depan (vagina)
kebelakang (anus) secara hati-hati menggunakan air bersih langsung dari kran setiap
30
b. Setelah membasuh alat kelamin, biasakan mengeringkan alat kelamin dengan handuk
atau lap bersih, atau tisu sebelum mengenakan pakaian dalam untuk menghindari
c. Mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari. Celana yang digunakan harus terbuat
dari bahan yang menyerap keringat dan tidak ketat karena dapat menyebabkan iritasi,
penggunaan celana luar dan celana dalam yang ketat juga dapat meningkatkan
dalam dan celana luar yang baik untuk digunakan adalah celana yang berbahan katun
d. Hindari bertukar pakaian dalam dan handuk karena hal ini dapat berpotensi menularkan
penyakit
e. Dianjurkan mencukur rambut kemaluan secara berkala agar tidak berpotensi untuk
ditumbuhi jamur dan kutu yang dapat menimbulkan rasa gatal. Karena Rambut yang
f. Saat menstruasi dianjurkan mengganti pembalut 4-5 kali sehari atau setelah buang air
kecil dan mandi untuk menghindari jamur dan bakteri. Sebaiknya memilih pembalut
yang berbahan lembut, dapat menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang
dapat menimbulkan alergi seperti parfum dan gel, dan melekat dengan baik pada
pakaian dalam.
g. Dianjurkan tidak menggunakan sabun antiseptic setiap hari dan secara berlebihan
karena berbahaya bagi kesehatan vagina karena dapat merusak keseimbangan yang ada
31
B. Masalah Kesehatan Reproduksi
Menurut Lubis (2013) ada beberapa kejadian yang dapat menganggu kesehatan reproduksi
yaitu:
1. Pernikahan dini
3. Aborsi
4. Infeksi menular seksual yang diakibatkan oleh hubungan seksual pra nikah
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual, baik melalui vagina, mulut, maupun anus. Infeksi tersebut dapat disebabkan oleh
bakteri (misalnya sifiis), jamur (misalnya candidiasis), virus (misalnya herpes, HIV),
tersebut tidak semata-mata pada alat kelamin saja tetapi dapat terjadi di berbagai tempat
diluar alat kelamin. Selain itu, Albery & Munafo (2007) menjelaskan bahwa infeksi
menular seksual juga dapat ditularkan dari ibu ke anak (contahnya saat lahir atau lewat
asi) atau lewat penggunaan bersama jarum suntik diantara pemakai narkoba
Menurut Price & Wilson (2006), Infeksi menular seksual berdasarkan penyebab terdiri
atas:
a. Infeksi Menular Seksual Yang Disebabkan oleh Bakteri, seperti Klamidia, Gonore,
b. Infeksi Menular Seksual yang Disebabkan oleh Virus, seperti Herpes Genital,
32
c. Infeksi Menular Seksual yang Disebabkan oleh Jamur. Salah satu infeksi menular
d. Infeksi Menular Seksual yang Disebabkan oleh Protozoa. Salah satu penyakit yang
infeksi alat genitalia yang terjadi pada wanita maupun lakilaki yang disebabkan oleh
protozoa parasit trichomonas vaginalis (Manuaba, 2009). Gejala yang muncul akibat
kemerahan seperti strawberry. Masa inkubasi penyakit ini adalah 3-28 hari
(Widoyono, 2008).
Menurut Nina siti mulyani & Nuryani (2013), Infeksi menular seksual dapat tertular
a. Darah
d. Sentuhan
Gejala-gejala (Symtomatic) penyakit menular seksual yang mungkin muncul antara lain
a. Keluar cairan (keputihan) yng tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita terjadi
atau merah muda. Keputihan dapat berbau tidak sedap dan berlendir.
b. Pada pria, rasa panas seperti terbakar aatau sakit selama atau setelah kencing.
33
dapat disebabkan oleh penyakit menular seksual, tetapi dapat juga disebabkan oleh
c. Luka terbuka atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut dapat
terasa sakit atau tidak. Tonjolan kecil-kecil (Popules) di sekitar alat kelamin.
f. Rasa sakit di perut bagian bawah yang hilang timbul yang tidak berhubungan dengan
menstruasi.
Menurut (Indriatmi, 2014) komplikasi yang ditimbulkan akibat infeksi menular seksual
a. Radang Panggul
b. Infertilitas
d. Kanker
Menurut Kumalasari & Andhyantoro (2012), cara pencegahan infeksi menular seksual
“ABCDE”).
adalah alternatif terakhir yang harus dipilih jika metode A dan B tidak dapat
34
4) Drugs :Hindari pemakaian narkoba. Khususnya yang
menggunakan suntikan.
d. Berhati-hati pada saat menangani segala hal yang tercemar oleh darah
segar.
b. Pemberian obat antiretroviral bagi ibu hamil yang mengidap infeksi HIV.
8) Menjaga kebersihan alat reproduksi karena ada jenis IMS yang dapat diderita
jamur.
yang dicurigai.
10) menghindari /hubungan seksual bila ada gejala infeksi menular seksual,
seperti borok pada alat kelamin atau keluarnya pus (cairan nanah) dari tubuh.
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Pemutaran video
1. Leaflet
35
VII. Kegiatan Penyuluhan
penyuluhan
2. Kegiatan inti :
seksual
cara pencegahannya
Menganjurkan Jawab
pertanyaan
5. Penutup :
36
Kesimpulan Menjawabsalam Ceramah 5 Menit
terimakasih
(BKKBN, 2022)
37
ANGGOTA PERSONALIA
2. Siti Dahlia
3. Nadia Tifani
4. Tini
Sie Acara 1. Hera
2. Sri Hartati
3. Intan Permata
4. Anita Zulfatimah
5. Putri Larasati
6. Hesti Purnamasari
7. Utari Komalasari
8. Siti Suryani
9. Ratu Shopi
10. Muawanatu Khoiriyah
11. Karlina
12. Juwita Febrara
13. Fika Fziah
14. Devri Marlina
15. Arum Sari
Sie Sarana Prasarana
1. Erviana
2. Devia Indriyani
3. Maya
4. Mini
5. Yuliana
38
6. Fakhriani
7. Usih Sulistiawati
8. Sri Mulyanti
9. Mumun
10. Mimin Mintarsih
11. Eka Mustikasari
12. Lilis Saodah
13. Pinta Tiurmaulina Sihombing
14. Yayah Solihat
15. Siti Rahmawati
16. Siska Rohmayatun
17. Alminah
18. Heny Rohmayani
Sie Dokumentasi
1. Anggi Asgari
2. Musyarofah
3. Ela Nurhela
4. Dewi Lestari
5. Aminah
6. Eka Yunita Hakiki
7. Neneng Nur Hilaliah
8. Rita Rahayu
9. Sti Hanipah
10. Munawaroh
Sie Konsumsi
1. Risna Puji
2. Sari Herningsih
3. Yulianah
4. Mariyani
5. Lisa Utami
6. Yonanda Febriyanti
7. Tarsih Widiawati
8. Sri Martani Puji Rahayu
9. Galuh Aprilyna
10. Siti Nurwandah
39
11. Siti Umroh
12. Atin Nurhayatin
13. Eri Anita Sari
14. Munah
15. Ana Masnah
16. Putri Jayanti
17. Flora Lusyanti Silalalahi
18. Nurseha Fauziah
Sie Humas
1. Novita
2. Siska
3. Mia Astianti
4. Wilman Hulu
5. Neneng Najilah
6. Devi Damayanti
7. Fitria Meylinda
8. Devri Marlina
40
I. LAMPIRAN PRE-TEST DAN POST-TEST PESERTA
41
48 MARILYN 17 70 90
49 V 16 70 80
50 FRENGKY 16 60 90
51 VANESSA 17 80 100
52 WILCENT 16 60 90
53 LM 17 60 80
54 JANSEN 17 100 100
55 DESTRA 16 80 90
56 STEVE 15 80 90
57 HESEN 17 50 80
58 JASON 17 100 100
59 GERESSELAH 17 60 90
60 A 17 90 90
61 RAHAYU 17 90 100
62 ANDIKA 18 100 100
63 R 17 40 80
64 D 16 80 90
65 W 16 90 100
66 F 15 80 100
67 A 16 60 90
68 F 16 60 90
69 M 16 70 90
70 G 16 70 80
71 I 17 70 100
72 KEVIN 17 60 90
73 S 16 70 90
74 F 18 60 80
75 V 18 60 70
76 FJW 17 60 90
77 JONATHAN R 17 80 90
78 C 17 60 80
79 TOHIR KEMRIK SUSANTO 15 70 100
80 WILLIAM DANIEL WIDJAJA 17 60 90
81 CHRISTIAN C 17 60 90
82 WILLIAM 17 70 90
83 DANIEL VALENT DERO 16 80 90
84 IMAM 17 60 80
85 C 15 60 80
86 APRILIA 17 60 80
87 LIO 17 10 80
88 SADDHA PUTRO 16 100 100
89 NIKO 17 100 100
90 VINCENT 17 90 100
91 B 16 80 100
92 ADRIAN 17 100 100
93 REINHARD ADITYA TANOJO 17 100 100
94 A 16 70 90
Secara keseluruhan, kegiatan berjalan dengan lancar dan kondusif. Beberapa peserta aktif bertanya
dan berdiskusi mengenai materi yang dipaparkan.
42