Anda di halaman 1dari 158

LAPORAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG MAWAR RUMAH SAKIT SUMBER SEHAT

PERIODE TGL. 02-21 NOVEMBER 2020

Oleh

Kelompok 5

Adenito S.K. Ambarita, S.Kep Ns. 202031001

Bertha Murwindhasari, S.Kep Ns. 2020310

Ertanta Septiana Putri, S.Kep Ns. 202031016

Geovanny Serviam Permana P.R, S. Kep Ns. 202031020

Nora Pitaloka, S.Kep Ns. 202031030

Yeni Ari Tri A, S.Kep Ns. 202031044

Yohanes Pembabtis Alan C, S.Kep Ns.202031045

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ST. ELISABETH SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik klinik Manajemen
Keperawatan. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
persyaratan dalam mencapai gelar Ners (Ns) pada program Profesi Ners Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan St. Elisabeth Semarang.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
sejak dari masa kepaniteraan umum hingga praktik klinik dan pembuatan laporan ini,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Sr..Emerensiana Anu Nono MAN, OSF; selaku Direktur Utama Stikes St.
Elisabeth Semarang.
2. dr. Ameliawati, MMR; selaku Direktur RS Sumber Sehat yang telah memberikan
ijin untuk mengaplikasikan Manajemen Keperawatan di Ruang Mawar RS
Sumber Sehat
3. MA Ermi T S, S.Kep, Ns, M.Kep; selaku koordinator stase manajemen yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menjalankan stase manajemen.
4. dr. Dwi Sekar SG selaku kepala bagian keperawatan RS Sumber Sehat yang telah
memberikan izin kepada kami untuk menjalankan praktek manajemen.
5. Iwan Santoso, S.Kep, Ns; selaku perseptor klinik di Ruang Mawar RS Sumber
Sehat yang telah membimbing dan mengarahkan serta memberi masukan dalam
penyusunan laporan ini.
6. Budiyono, AMK; selaku fasilitator, Amrudin, S.Kep, Ns sebagai Ketua Tim serta
seluruh staf Ruang Mawar RS Sumber Sehat yang telah membantu pelaksanaan
praktik manajemen keperawatan.
7. Bapak/ Ibu dosen Program Profesi Ners Stikes St. Elisabeth Semarang yang telah
berkenan memberikan ilmunya kepada penulis.
8. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik material,
moral, maupun spiritual yang tiada henti.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
mendukung selama menempuh studi.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan memberikan sumbangan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Tak lupa penulis mohon maaf apabila selama
menempuh pendidikan maupun dalam pergaulan sehari-hari ada hal-hal yang kurang
berkenan. Semoga Tuhan selalu melimpahkan berkat dan kemurahan-Nya kepada kita
semua.

Semarang, 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR/grafik................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................. 3
C. Manfaat............................................................................................
D. Waktu Pelaksanaan.......................................................................... 3
E. Pengumpulan Data...........................................................................
F. Praktikan..........................................................................................
BAB II : TINJAUAN TEORI DAN HASIL PENGKAJIAN............................ 6
A. Profil dan Gambaran Umum RS...................................................... 6
B. Profil dan Gambaran Ruang Mawar................................................ 7
C. Kajian Managemen
1. Input............................................................................................ 7
a) Man...................................................................................... 13
b) Money.................................................................................. 23
c) Material................................................................................ 26
d) Machine............................................................................... 37
e) Methode............................................................................... 37
2. Proses..........................................................................................
a) SP2KP................................................................................. 45
b) Dokumentasi: Askep (Instrumen A Depkes)...................... 73
c) Proses Pelayanan: Tindakan sesuai SOP(Instrumen C)...... 83
3. Output.........................................................................................
a) Mutu ...................................................................................
(1) BOR, LOS, TOI, BTO................................................
(2) Kepuasan (Instrumen B)..............................................
(3) Pasien Safety...............................................................
BAB III: PERENCANAAN............................................................................... 114
A. Identifikasi masalah........................................................................ 114
B. Prioritas Masalah............................................................................ 115
C. Analisa SWOT................................................................................ 116
D. POA................................................................................................ 122
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 151
A. Simpulan......................................................................................... 151
B. Saran............................................................................................... 152
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) Rumah Sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Berdasarkan Undang-Undang tentang Rumah Sakit no.44 tahun 2009, rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah meaksanakan upaya
pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi
dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya
rujukan. Untuk menyelenggarakan fungsinya, maka rumah sakit
menyelenggarakan kegiatan seperti pelayanan medis, pelayanan asuhan
keperawatan, pelayanan penunjang medis dan nonmedis, pelayanan kesehatan
kemasyarakatan dan rujukan, pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta
administrasi umum dan keuangan.
Salah satu hal yang sangat menunjang berfungsinya fungsi rumah sakit
adalah pelayanan asuhan keperawatan. Dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan, setiap perawat dituntut harus mampu untuk memberikan asuhan
keperawatan yang sesuai dengan kebutuahan pasien. Salah satu faktor kegagalan
dalam memberikan sebuah pelayanan asuhan keperawatan adalah fungsi dari
manajemen keperawatan yang belum memumpuni untuk mendukung pelayanan
asuhan keperawatan kepada pasien.
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi
sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk
mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan. Proses manajemen keperawatan di ruang rawat inap merupakan
proses manajemen dasar dari sebuah instansi Rumah Sakit. Proses manajemen
keperawatan diruangan dapat berjalan efektif jika 5 tahap yaitu perencanaan,
pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian. Tahap proses
manajemen keperawatan dapat dilaksanakan dengan baik. Kemampuan manajer
untuk memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan para
bawahannya akan menentukan efektifitas manajer di ruangan. Dalam sebuah
proses manajemen keperawatan diruang rawat inap manajer harus mampu
menyeimbangkan antara teori dan pelaksanaan untuk meningkatkan mutu
pelayanan dalam proses manajemen keperawatan.
Sebagai salah satu upaya dasar yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
mutu manajemen keperawatan, dapat dilakukan sejak dini kepada mahasiswa
keperawatan melalui pembelajaran akademik secara teori maupun pembelajaran
di lahan praktik. Pembelajaran manajemen keperawatan di lahan praktik
merupakan cara yang efektif untuk mahasiswa karena mahasiswa dapat
mengaplikasikan secara langsung ilmu manajemen keperawatan dan diharapkan
mahasiswa mampu mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses
manajemen dan dapat memberikan manfaat bagi ruangan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan dilaksanakannya praktek manajemen keperawatan,
diharapkan mahasiswa mampu mengelola pelayanan dan asuhan
keperawatan professional di ruang rawat inap dengan menggunakan
keterampilan manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan dengan dilaksanakannya praktek manajemen
keperawatan mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan:
a. Melaksanakan praktik manajemen keperawatan di ruang rawat inap
tentang aspek pelayanan dan asuhan serta bimbingan praktik klinik
keperawatan, yang meliputi:
1) Mengidentifikasi, menganalisa serta menetapkan masalah dan
prioritas masalah.
2) Merencanakan kegiatan berdasarkan prioritas masalah.
3) Mengorganisasikan kegiatan berdasarkan perencanaan yang telah
ditetapkan.
4) Melakukan pengarahan dalam upaya pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
5) Melakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian dalam upaya
pencapaian hasil yang optimal.
6) Memberikan alternatif usulan dan saran sebagai upaya tindak
lanjut untuk perbaikan.
b. Melaksanakan kepemimpinan dalam keperawatan di ruang rawat inap
untuk dapat diselenggarakannya pelayanan dan asuhan serta
bimbingan praktik klinik keperawatan profesional, yang meliputi:
1) Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
situasi dan kondisi.
2) Memilih dan menerapkan gaya pendekatan dan strategi dalam
mempengaruhi orang lain.
3) Memperkenalkan perubahan yang bermanfaat bagi ruangan.
4) Mengidentifikasi, menganalisa serta menetapkan masalah dan
prioritas masalah.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan serta referensi mengenai manajemen
keperawatan.
2. Bagi Pasien
Adanya manajemen keperawatan, pengelolaan pasien lebih terintegrasi
dan menyeluruh sehingga pasien mendapatkan pelayanan keperawatan
yang maksimal dan pasien merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang
diberikan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan, informasi serta
referensi mengenai proses manajemen keperawatan.
4. Bagi Rumah Sakit
Lebih mudah melakukan evaluasi mengenai mutu pelayanan sehingga
dapat memperbaiki kekurangan dan mempertahankan yang sudah baik.

D. Waktu Pelaksanaan
1. Waktu : 02 November 2020 - 21 November 2020
2. Tempat : Ruang Mawar RS Sumber Sehat
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pengkajian dilakukan di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
dengan cara:
1. Angket/kuesioner
Kegiatan dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada pasien,
kepala ruang, ketua tim dan perawat pelaksana yang ada di Ruang Mawar
RS Sumber Sehat, yang berisi tentang mutu asuhan keperawatan yang
terdapat di ruangan.
2. Wawancara
Kegiatan yang dilakukan dengan cara wawancara kepada pasien, kepala
ruang, ketua tim, dan perawat pelaksana yang berada di Ruang Mawar RS
Sumber Sehat mengenai kegiatan yang terdapat di ruangan dan proses
pelayanan perawat terhadap pasien.
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara studi dokumentasi dilakukan dengan cara
melihat dokumen-dokumen yang terdapat di ruangan tentang data pasien,
inventaris ruangan, Standar Operasional Prosedur (SOP), profil RS dan
ruangan, serta sensus harian pasien.
4. Observasi
Pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan langsung tentang
kondisi fisik ruangan, barang-barang inventaris, proses pemberian asuhan
keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan kepada
pasien, meeting morning, pre-post conference dan operan jaga yang
dilakukan di ruang Mawar RS Sumber Sehat.

F. Praktikan
Pelaksanan praktek stase manajemen keperawatan kelompok 5,
mahasiswa program studi profesi Ners Stikes St. Elisabeth Semarang terdiri
dari 7 orang mahasiswa, yaitu:
Ketua : Nora Pitaloka, S.Kep
Wakil Ketua : Yohanes Pembaptis Alan Christian, S.Kep
Sekretaris : Bertha Murwindhasari, S.Kep
Bendahara : Ertanta Septiana Putri, S.Kep
Perlengkapan : Adenito Sri Kristiani Ambarita, S.Kep
Geovanny Serviam Permana Putri Rahamitu, S.Kep
Yeni Ari Tri Astuti, S.Kep
G. Kategori Penilaian
Kategori penilaian berdasarkan Arikunto (2010) yang akan diberikan
pada masing-masing komponen instrumen pengumpulan data. Kategori
penilaian ini digunakan untuk menentukan nilai atau analisa yang terbagi
dalam 5 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang,
dengan rentang nilai sebagai berikut :
1. Kategori sangat baik = 81-100%
2. Kategori baik = 61-80%
3. Kategori cukup = 41-60%
4. Kategori kurang = 21-40%
5. Kategori sangat kurang = 1–20%
Adapun kelompok menyepakati masalah yang akan di angkat
berdasarkan :
1. Nilai <70%
2. Nilai mutlak 100%, meliputi :
a. Identifikasi pasien
b. Pengendalian Resiko jatuh
BAB II

TINJAUAN TEORI DAN HASIL PENGKAJIAN

A. PROFIL DAN GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT


RS Sumber Sehat didirikan pada tanggal 1 Januari 1924. Setelah berakhir
masa penjajahan Belanda di Indonesia (1941), maka rumah sakit ini menjadi
rumah sakit milik pemerintah pendudukan Jepang dan digantikan namanya
menjadi RSU Sumber Sehat sampai dengan tahun 1945. Tahun 1945 sampai
dengan 1947 menjadi rumah sakit milik Pemerintah RS Sumber Sehat Kota
Semarang.
Mulai tahun 1992 diadakan upaya perbaikan mutu pelayanan yang intensif
dengan penerapan Total Quality Management, Gugus Kendali Mutu, Akreditasi
dan tahun 2000 mulai mencoba menerapkan model akreditasi dengan standar
internasional meng-adopt sistem yang dikembangkan oleh ACHS, Australia yaitu
EquIP ( Evaluation Quality Improvement Program) sehingga dapat mencapai
berbagai prestasi.
Tahun 1993 RS Sumber Sehat naik kelas dari Rumah Sakit Kelas D menjadi
Kelas C pada tanggal 19 Januari 1993 melalui SK Menkes RI
No./Menkes/SK/I/1993. Tahun 2000 RSU Sumber Sehat naik kelas dari Rumah
Sakit Kelas C menjadi Kelas B Non Pendidikan pada tanggal 28 Juli 2000 dengan
SK Menkes RI No. 115/Menkes/SK/VII/2000. Tahun 2001 RS Sumber Sehat
ditetapkan menjadi RS kelas B pendidikan oleh menteri kesehatan dengan SK No.
850/Menkes/SK/VIII/2001 pada 5 Oktober 2001, penggelolaannya masih di
bawah kendali pemerintahan daerah Kabupaten semarang dan menjalin ikatan
kerjasama dengan fakultas Kedokteran UGM sehingga menjadi salah satu dari
ketiga Rumah Sakit pendidikan utama FK UGM, selain RSUP dr. Sardjito
Yogyakarta dan RSU Soeradji Tirtonegoro Klaten.

RS Sumber Sehat Visi, Misi, Motto dan Filosofi sebagai berikut:


1. Visi
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan yang bermutu tinggi, seimbang dan
komprehensif.
2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan riset bidang kesehatan yang
bermutu tinggi, manusiawi dan terjangkau bagi masyarakat.

12
b. Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan riset bidang kesehatan yang
seimbang, komprehensif dan terintegrasi.
c. Mengembangkan profesionalisme Sumber Daya Manusia.
d. Meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang terkait
3. Filosofi
Keselamatan, Kesembuhan dan Kepuasan Pelanggan adalah Kebahagiaan
Kami
4. Motto
Rumah Sakit Sumber Sehat memberikan Pelayanan Terbaik yang
“CEMERLANG” (Cepat, Efektif, Mudah, Efisien, Ramah, Lancar, Aman,
Nyaman, Gairah).
5. Budaya
Tri Sukses Budaya kerja RS Sumber Sehat
a. Peningkatan mutu 5M yakni:
 Mutu
 Mudah
 Murah
 Mantep
 Marem
b. Sukses peningkatan disiplin 5R yakni:
 Rapi
 Rajin
 Resik
 Ramah
 Rukun
c. Sukses peningkatan efisiensi (cubit) yakni:
 Cukup
 Urgen
 Baik
 Irit
 Terawat
6. Keyakinan Dasar
a. Mutu adalah unsur utama dalam melayani pelanggan
b. Prosedur pelayanan yang mudah dan menyenangkan pelanggan

13
c. Sikap ramah dan profesional membantu mencapai kesembuhn dan
kepuasan
d. Pengetahuan sikap dan ketrampilan sangat mempengaruhi mutu pelayanan
e. Bekerja adalah ibadah, oleh karena itu keikhlasan disertai semangat kerja
yang tinggi dan bergairah sangat diperlukan untuk mendapatkan
kebahagiann hidup dunia dan akhirat.
f. Salah satu tolak ukur keberhasilan RSU Sumber Sehat adalah
pemanfaatan rumah sakit oleh masyarakat
g. Kritik dan saran dari masyarakat membuat kami sadar akan kekurangan
yang ada sehingga kami senantiasa memperbaikinya.
7. Nilai-nilai Dasar
a. Kejujuran
Kemampuan orang untuk mengatakan suatu kenyataan sebagaimana
adanya.
b. Keterbukaan
Kemampuan karyawan menghadapi perubahan baik internal maupun
eksternal.
c. Kerendahan hati
Kemampuan orang untuk menerima kehadiran dan pendapat orang lain
serta mampu membangun kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
d. Ketersediaan melayani
Memberikan pelayanan dengan ringan hati kepada seluruh pelanggan
sehingga pelangggan merasa diperdulikan oleh RSU Sumber Sehat.
e. Kerja keras
Unsur penting dalam mewujudkan peningkataan kualitas secara terus
menerus agar RS Sumber Sehat tetap dicintai oleh pelanggannya.
f. Kasih sayang
Sikap welas asih yang diwujudkan dalam pelayanan sehari-hari baik
terhadap pelanggan maupun teman sekerja kita.
g. Loyalitas
Kemampuan karyawan mewujudkan apa yang telah diucapkan atau
dijanjikan dalam bentuk tindakan nyata.
8. Cara Pandang Pasien
a. Pasien adalah orang yang paling penting dalam urusan kita.

14
b. Mereka bukannya pengganggu pekerjaan kita, tetapi mereka adalah tujuan
pekerjaan kita.
c. Kita bukannya bermuarah hati dengan melayani mereka, merekalah yang
bermurah hati dengan memberikan kesempatan untuk melayani mereka.
d. Mereka bukan orang luar dalam urusan kita dalam urusan kita tetapi
mereka adalah urusan kita.
e. Mereka bukanlah barang, tetapi mereka adalah daging dan darah, makhluk
manusia dengan rasa dan perasaan yang bisa menyukai dan tidak
menyukai.
f. Pasien adalah orang yang menyampaikan keluhannya kepada kita adalah
tugas kita menangani keluhan itu dengan cara yang menyenangkan dan
penuh kesediaan untuk membantu.

B. PROFIL DAN GAMBARAN UMUM RUANGAN MAWAR


1. Profil Ruang Melati
Ruang Mawar mulai dioperasikan pada bulan Mei 2010. Ruang Mawar
merupakan ruang perawatan pasien kelas tiga penyakit dalam. Ruang Mawar
memiliki 15 TT meliputi 4 kamar dimana kamar A, B dan C ada 8 tempat
tidur sedangkan kamar D ada 7 tempat tidur. Ruang Mawar dikepalai oleh 1
kepala ruang, 4 orang ketua tim, dan 12 orang perawat pelaksana, Metode
pemberian asuhan keperawatan di Ruang Mawar menggunakan metode
penugasan tim. Untuk asuhan keperawatan di Ruang Mawar RS Sumber
Sehat menggunakan SIM askep dengan komputerisasi.
a) Visi
Menjadi Ruang Perawat Yang Bermutu Tinggi, Simbang, Dan
Komprehensif Dengan Pendekatan Holistik.
b) Misi
(1) Memberikan pelayanan asuhan keperawatan asuhan keperawatan dan
pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, manusiawi, dan terjangkau
bagi masyarakat
(2) Menyelengggarakan pelayanan, pendidikan di bidang kesehatan
(3) Memberikan pelayanan asuhan keperawatan dan pelayanan
pendidikan kesehatan yang bermutu tinggi, manusiawi dan terjangkau
di masyarakat

15
2. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan Ruang Mawar RS Sumber Sehat


1) Meningkatkan pengetahuan kemampuan profesionalisme dan
meningkatkan derajat kesehatan pelanggan secaa keseluruhan melalui
pendidikan dan asuhan keperawatan.
2) Memberikan pelayanan, pendidikan, asuhan keperawatan yang
bermutu dan profesional, meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal dan mengurangi kecacatan.
b. Sasaran
Semua Pasien
3. Filosofi
Keselamatan, kesembuhan, dan kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan
kami.
4. Motto
Semua pasien yang datang adalah tamu Allah.
5.Data Pasien
a. Jumlah
b. Asal
c. 10 Besar penyakit

16
6.Struktur Organisasi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ruang Mawar

KEPALA RUANGAN
Wenny Sari, S.Kep.Ns

KATIM 1 KATIM 2 KATIM 3 KATIM 4


Flori G, S.Kep.Ns Fionna Lembayung Senja, Kirana Restanti, S.Kep.Ns Denada Rose, S.Kep.Ns
S.Kep.Ns
JJ

PJ SHIFT PJ SHIFT PJ SHIFT PJ SHIFT


Kusnoto, S.Kep.Ns Ritarnia, Amk Katrina Leni, S.Kep.Ns Leonardo Da Vinci, Amk

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


Setyarini O, Amk Jeniffer L, Amk Titanio, Amk
Henny K, Amk
Errina W, Amk Gloria Drey, Amk Quenna J, Amk
Ratna Trisnawati, Amk

17
7.Denah ruangan Mawar

c.
C1 C B D1 D3 D4
J K
KAMAR C
D2 C

C3 C2
D

B4 B3
L
KAMAR B
E
M
B2 B1 C

F G
A3 A2 N O
H
KAMAR A
C
I
A4 A1
A

18
Keterangan :
A : Pintu masuk
C : Kamar Mandi Pasien
D : Ruang Tindakan
E : Ruang Diskusi
F : Ruang Perawat
G : Ruang Sholat
H : Ruang Karu
I : Ruang Konsultasi
J : Ruang Linen Bersih
K : Toilet Petugas
L : Ruang Linen Kotor
M : Dapur
N : Gudang
O : Spool Hock
Kamar A & Kamar B merupakan ruang non infeksius
Kamar C & Kamar D merupakan ruang infeksius
A1-A4 : Bed pasien di Kamar A
B1-B4 : Bed pasien di Kamar B
C1-C3 : Bed pasien di Kamar C
D1-D4 : Bed pasien di Kamar D

Keterangan Denah:
Ruang Mawar terletak di lantai tiga gedung rawat inap kelas tiga menghadap
ketimur, dimana lantai satu terdapat ruang Unit Bedah, sedangkan lantai dua
terdapat ruang Teratai. Sebelah selatan gedung rawat inap kelas tiga terdapat
gedung Thalasemia, sebelah timur gedung Irna terdapat parkiran karyawan,
sedangkan sebelah barat gedung Irna terdapat indoor Lapangan Tenis, sebelah
timur dengan tempat parkir ambulance.
a. Tata Letak Ruangan
Ruang Mawar terdiri dari 4 kamar dengan jumlah 15 bed yang
difungsionalkan. Masing-masing kamar terdapat tempat tidur untuk kamar A,
B dan D terdapat 4 tempat tidur, sedangkan kamar C terdapat 3 tempat tidur
diruang tindakan terdapat 1 tempat tidur. Di dalam setiap kamar terdapat
kamar mandi, washtafel, serta pencahayaan yang cukup. Sarana pendukung

19
yang ada diruang Mawar adalah nurse station, ruang konsultasi, ruang diskusi,
dapur, kamar mandi, ruang tindakan, ruang spool hock, ruang linen kotor,
ruang linen bersih, ruang untuk sholat/ibadah dan gudang.

Analisa:

a. Ruang Konsultasi
Terletak paling depan, pencahayaan cukup, sirkulasi udara cukup
baik dan terdapat AC. Penempatan alat kerja diruangan cukup rapi.
b. Ruang Perawat
Terdapat 1 buah komputer, lemari berisi berbagai macam blangko
yang dibutuhkan perawat, buku-buku rekam medis tersimpan cukup rapi
di meja. Di dalam ruang perawat terdapat dua ruang kecil untuk ibadah
dan istirahat.
c. Ruang Diskusi
Terdapat 1 meja besar, lemari, dan beberapa kursi. Terdapat AC
dan pencahayaan cukup. Penempatan dokumen dan barang kurang rapi.
d. Ruang Pasien
Terdapat 4 tempat tidur di setiap ruang yaitu ruang A, B, dan D,
sedangkan ruang C terdapat 3 tempat tidur. Sirkulasi di setiap ruang
sangat baik karnar terdapat 4 jendela. Lingkungan bersih, dan terdapat
satu kamar mandi dengan fasilitas baik.
e. Ruang Bagian Belakang
Ruang bagian belakang terdiri dari ruang linen kotor, linen bersih,
toilet, dapur, gudang, dan spool hock. Keadaan keseluruhan tertata
kurang rapi.
Di ruang linen bersih, masih terdapat linen yang terbungkus plastik
dan belum tertata di lemari. Di dalam lemari, tidak ada keterangan
penempatan linen, sprei, selimut, sarung bantal, sehingga masih
bercampur. Seharusnya setelah laundry bersih datang, barang segera
ditata rapi di dalam lemari dan perlu ditambahkan tulisan keterangan
sesuai jenisnya masuk dan keluar.
Di ruang laundry kotor, linen tampak berserakan walaupun sudah
terbungkus plastik. Seharusnya, ember di dalam ruang tersebut
digunakan untuk menampung linen yang kotor.

20
Dapur tampak rapi dan bersih. Terdapat etalase untuk menyimpan
alat-alat makan yang tertata rapi dan lengkap.
f. Ruang Tindakan
Terdapat lemari penyimpanan alat- alat medis yang memiliki
penutup atau pintu penutup, serta sekat untuk pemisah alat. Dalam hal
ini mengakibatkan penempatan alat rapi, dan lemari atau etalase
tersebut tidak kotor, namun untuk troli tindakan kurang bersih dan
kurang terawat. Terdapat 1 kipas angin di ruangan tersebut sebagai
pengatur sirkulasi udara di sana.

21
C. Kajian Manajemen

1. Input
a. Man
1) Kajian teori
Perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan kesehatan secara
profesional di mana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis,
psikologis, sosial, spritual yang ditunjukkan pada inidividu, keluarga, dan
masyarakat .
Keberhasilan suatu organisasi rumah sakit sangat tergantung pada
kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur karyawan atau tenaga
perawat dengan sistem, struktur organisasi, teknologi, tugas, budaya kerja dan
lingkungannya. Hal ini telah disadari bahwa SDM seringkali menjadi penyebab
kegagalan suatu organisasi. Oleh karena itu penetapan SDM di Rumah Sakit
dalam hal ini tenaga perawat perlu diperhatikan. Penetapan jumlah tenaga
keperawatan adalah, proses membuat perencanaan untuk menentukan berapa
banyak dan dengan kriteria tenaga yang seperti apa pada suatu ruangan tiap
shiftnya. Untuk keperluan itu, beberapa ahli telah, mengembangkan beberapa
formula. Formula tersebut juga dapat digunakan untuk menilai dan
membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini cukup, kurang atau berlebih.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan salah satu perencanaan
dalam hal menentukan berapa banyak tenaga yang dibutuhkan dalam suatu
ruangan dan kriteria tenaga yang dipakai untuk suatu ruangan tiap shiftnya. Di
bawah ini beberapa formula yang dikeluarkan oleh para ahli dalam hal
penentuan apakah tenaga yang kurang, cukup, atau berlebihan, yaitu :
a) Pengelompokan unit kerja rumah sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja yang ada di
rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah
sakit sebagai berikut:
i. Rawat inap dewasa
ii. Rawat inap atau perinatal
iii. Rawat inap intensif (ICU dan HCU)
iv. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
v. Kamar bersalin
vi. Kamar operasi
vii. Rawat jalan

22
b) Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
Beberapa model pendekatan pendapat yang dapat dilakukan dalam
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah :
i. Berdasarkan klasifikasi pasien menurut Depkes RI :
- Rata – rata jam perawatan
- Bedah 4 jam/ hari/ klien
- Penyakit dalam 3,5 jam/ hari/ klien
- Gawat 10 jam/ hari/ klien
- Kebidanan 2,5 jam/ hari/ klien
Berdasarkan tingkat ketergantungan rata – rata jumlah jam
perawatan menurut Depkes
 Askep Minimal 2 jam
 Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
 Makan dan minum dilakukan sendiri.
 Ambulasi dengan pengawasan.
 Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.
 Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
 Askep Sedang 3,08 jam
 Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
 Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
 Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali. 
 Askep agak berat 4,15 jam
 Sebagian besar aktifitas dibantu.
 Observasi tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali.
 Terpasang folley cateter, intake output dicatat.
 Terpasang infuse.
 Pengobatan lebih dari sekali.
 Persiapan pengobatan perlu prosedur
 Askep Berat 6,16 jam
 Segala aktifitas diberikan perawat.
 Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam.
 Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
 Penggunaan suction.
 Gelisah/disorientasi

23
Jumlah Perawat yang tersedia menurut Depkes RI

Jumlah perawat yang tersedia = Jumlah jam perawatan per hari


jam kerja efektif
Lossday jml minggu/tahun+ cuti+hari besar
= x tenaga tersedia
jml hari kerjaefektif

Non Nursing Job


(Jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%

Faktor Koreksi

Faktor Koreksi = loss day + non nursing


job
Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga perawat = tenaga perawat yang tersedia + faktor koreksi

ii. Berdasarkan rumus Douglas


Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam 1 unit
perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori
mempunyai nilai standar/ shiftnya, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1
Standar Perhitungan Tenaga Perawat Menurut Douglas
Tingkat ketergantungan Kebutuhan tenaga perawat
Pagi Sore Malam
Minimal care 0,17 0,14 0,07
Partial care 0,27 0,15 0,10
Total care 0,36 0,30 0,20
Sumber : Nursalam

Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap keperawatan


menurut Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut:

 Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam atau 24 jam


dengan kriteria :
 Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
 Makan dan minum dilakukan sendiri
 Ambulasi dengan pengawasan
 Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shiff

24
 Pengobatan minimal, status psikologi stabil
 Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
 Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam atau 24 jam dengan
kriteria :
 Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
 Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
 Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
 Folley catheter/intake output dicatat
 Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan
prosedur
 Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam / 24 jam
dengan kriteria :
 Segalanya diberikan / dibantu
 Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
 Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
 Pemakaian suction
 Gelisah / disorientasi
iii. Menurut Gillies (1982)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan
perhitungan sebagai berikut :
Tenaga perawat = Jumlah jam perawat yang dibutuhkan / tahun
Jumlah jam kerja/ tahun x jam kerja perawat/ hari
Menurut Gillies (1982):
rata−rata jumlah jam perawatan x rata−rata jumlah klien perhari x 365
(365− jumlah hari libur )x 7

A x B xC F
= =H
( C− D ) x E G
Keterangan :
A = rata-rata jumlah jam perawatan/klien/hari
B = rata-rata jumlah klien per hari (BOR x jumlah TT)
C = jumlah hari per tahun
D = hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun

25
G = jumlah jam perawatan yang diberikan pertahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan unit tersebut
Dengan catatan :
- Libur hari minggu = 52 hari
- Cuti tahunan = 12 hari
- Libur nasional = 12 hari
iv. Menurut Metode Rasio
SK MENKES NO.262/MENKES/PER/VII/79: Rasio Tempat Tidur Dan
Personel Rumah Sakit
Tabel 2.2
Metode Rasio di Ruang Mawar RS Sumber Sehat

Rumah Sakit Perbandingan


TT : Tenaga Medis = (4-7) : 1
TT : Tenaga Perawat =1:1
Tipe A dan B
TT: Tenaga Non perawat =3:1
TT : Tenaga Non medis =1:1
TT : Tenaga Medis =9:1
TT : Tenaga Perawat = (3-4) : 2
Tipe C
TT : Tenaga Non perawat =5:1
TT : Tenaga Non medis =3:4
TT : Tenaga Medis = 15 : 1
Tipe D TT : Tenaga Perawat =2:1
TT : Tenaga Non medis =6:1

Keterangan: TT : tempat tidur

2) Kajian data
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan Mawar. Ruangan ini
menggunakan metode penugasan tim. Jumlah perawatnya 17 orang, yang terdiri
dari 1 orang kepala ruangan, 4 orang ketua tim, dan sisanya perawat pelaksana.
Pelayanan rawat inap ini bertanggung jawab terhadap direktur dan instalasi
rawat inap Perawat di Ruang Mawar dibagi menjadi 3 shift jaga yaitu :

26
Shift pagi :4
Shift siang :4
Shift malam :4
Libur :2
Cuti :1
Tenaga dipinjam : 0

Jumlah perawat yang bertugas dalam shift pagi secara menetap adalah Kepala
Ruang, Ketua Tim serta perawat lain sesuai jadwal shift. Pendekatan dalam
perhitungan kebutuhan tenaga perawat Ruang Mawar dengan 15 tempat tidur
yang terdiri dari 4 pasien masing-masing kamar A, B, dan D sedangkan C ada
3 pasien :

Akumulasi jumlah pasien pada bulan Agustus 2020 – Oktober 2020


 Agustus 2020 = 717 pasien
 September 2020 = 795 pasien
 Oktober 2020 = 780 pasien +
2292 pasien
a) Menurut Depkes RI
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah:
Tabel 2.4
Jumlah jam perawatan per hari
Menurut Depkes RI di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
Periode Agustus 2020 – Oktober 2020

Agustus 2020 – Oktober 2020

Asuhan 2292
Rata-rata jumlah pasien perhari = = 25 pasien/hari
keperawatan 90
penyakit dalam Jumlah jam perawatan perhari = 25 x 3,5 = 87,5 = 88 jam/hari

Total 88 jam/hari

Tabel 2.5
Jumlah Perawat yang Tersedia Menurut Depkes
Di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
Periode Agustus 2020 – Oktober 2020

27
Jumlah perawat jumlah jam perawatan
=
yang tersedia jam kerja efektif
88
= = 11 perawat
8
Lossday jml minggu/tahun+ cuti+hari besar
= x tenaga
jml hari kerjaefektif
tersedia
52+12+12 76
= x 11 = x 11 = 0,27x11 = 2,97 =
279 279
3
Non nursing Job = (tenaga tersedia + loss day) x 25%
= (11 + 3) x25% = 14 x25% = 3,5
Faktor Koreksi = loss day + non nursing job
= 3+3,5 = 6,5
Jumlah tenaga = tenaga tersedia + faktor koreksi
Kerja = 11+6,5 = 17,5 = 18 perawat
Total 18 perawat

Analisa:
Berdasarkan kajian data menggunakan penghitungan DepKes RI di ruang Mawar
membutuhkan 18 orang perawat. Pada saat ini di ruang Mawar terdapat 17 orang
perawat sudah termasuk 1 kepala ruangan dan 4 katim dan pada shift sehari pagi
(4 perawat), siang (4 perawat), malam (4 perawat). Dalam sehari ruang Mawar
dengan 17 perawat. Maka kekurangan tenaga keperawatan sebanyak 1 orang.

b) Menurut Douglas
Menurut douglas jumlah tenaga perawat secara keseluruhan di tambah 1/3
sehingga perhitungannya pada tabel berikut :
Tabel 2.3
Perhitungan Douglas
Pagi Siang Malam
Partial care 0,27 x 1 = 0,27 0,15 x 1 = 0,15 0,10 x 1 = 0,10
Total Care 0,36 x 1 = 0,36 0,3 x 1 = 0,3 0,2 x 1= 0,2
Jumlah 0,63 0,45 0,30
Hasil 1 1 1
Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan dalam sehari sebanyak 3 orang, perawat

1
libur atau cuti adalah x 3=1 perawat . Sehingga keseluruhan tenaga perawat
3
dalam satu hari adalah 3+1 adalah 4 orang.

28
Analisis:

Berdasarkan kajian data menggunakan penghitungan Douglas di ruang Mawar


membutuhkan 4 orang perawat. Pada saat ini di ruang Mawar terdapat 17 orang
perawat sudah termasuk 1 kepala ruangan dan 4 katim dan pada shift sehari
pagi (4 perawat), siang (4 perawat), malam ( 4 perawat). Dalam sehari ruang
Mawar dengan 17 perawat sehingga jika menurut Douglas, tenaga perawat di
ruang Mawar kelebihan 13 tenaga perawat.

c) Menurut Gillies
(TP) = A x B x C F
=
(C-D)x E G
= 88 x{25 x86,85% x 15} x 365
(365-76) x 1600
= 17.434.736 = 37,7 dibulatkan 38 perawat
462400
Analisa :
Berdasarkan kajian data menggunakan penghitungan Gillies di ruang Mawar
membutuhkan 38 perawat. Pada saat ini di ruang Mawar terdapat 17 orang
perawat sudah termasuk 1 kepala ruangan dan 4 katim dan pada shift sehari
pagi (4 perawat), siang (4 perawat), malam (4 perawat). Dalam sehari ruang
Mawar dengan 17 perawat sehingga jika menurut Gillies , tenaga perawat
diruang Mawar kurang 21 tenaga perawat.

d) Menurut Metode Rasio


SK MENKES NO.262/MENKES/PER/VII/79: Rasio Tempat Tidur Dan
Personel Rumah Sakit
Tabel 2.4
Metode Rasio
Tipe RS TM/TT TNP/TT TNOP/TT
A dan B 1 (4-7) 1/3 1/1
Keterangan:
TM : tenaga medis
TNP : tenaga perawat
TNOP : tenaga non perawat
TT : tempat tidur
Tabel 2.6
Metode Rasio

29
Di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
2-13 November 2020
KEBUTUHAN TENAGA
TIPE RS
JENIS JUMLAH

Tenaga Medis 4-6


Tipe A dan B
Tenaga Perawat 15

Keterangan:
TT : tempat tidur
Analisa:
Berdasarkan kajian data menggunakan penghitungan metode rasio jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam 1 tempat tidur adalah 1 perawat. Pada saat ini di
ruang Mawar terdapat 17 orang perawat sudah termasuk 1 kepala ruangan dan
4 katim dan pada shift sehari pagi (4 perawat), siang (4 perawat), malam (4
perawat). Tempat tidur yang difungsionalkan di ruang Mawar RS Sumber Sehat
adalah 15 tempat tidur. Jadi perawat yang dibutuhkan adalah 15 perawat.
Sehingga jumlah perawat di ruang Mawar kelebihan 2 tenaga perawat karena
dalam perbandingan yang sesuai dengan metode rasio adalah 1:1.

a) Metode Lokakarya PPNI

TP = {A x 52 mg x 7 hari (TT x BOR) } x 125 %

41 mg x 40 jam/mg

Keterangan :
TP = Tenaga perawat
A = Jumlah jam perawatan/24 jam
Hasil = {3,5 x52 x7(25x86,85%) } x 125 %
41 x 40
= 1274 x 21,71 x 125%
1640
= 16,86 x 125%
= 21,07 = 21 perawat
Analisa :

30
Menurut perhitungan tenaga perawat PPNI didapatkan hasil dalam ruang
Mawar dibutuhkan 21 perawat, sedangkan yang ada hanya 17 tenaga
perawat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tenaga perawat diruang
Mawar kurang 4 perawat.

Tabel 2.7
Rekap Perhitungan Tenaga Kerja Dari 5 Metode Perhitungan
Di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
Agustus 2020 – Oktober 2020
Jumlah Tenaga Kerja Keterangan
Menurut Depkes 18 perawat Kurang 1 perawat
Menurut Douglas 4 perawat Kurang 13 perawat
Menurut Gillies 38 perawat Kurang 21 perawat
Menurut PPNI 21 perawat Kurang 4 perawat
Menurut Metode Rasio 15 perawat Ketersediaan lebih 2 perawat
karena dibutuhkan 1 perawat
untuk 1 pasien pada tempat
tidur.

Analisa :

Berdasarkan rekap perhitungan tenaga kerja perawat di bagi menjadi 5


perhitungan yaitu menurut Depkes 18 perawat, menurut Douglas 4 perawat,
menurut Gillies 38 perawat, menurut PPNI 21 perawat dan menurut metode
rasio 15 perawat di ruang Mawar. Pada saat ini di ruang Mawar terdapat 17
orang perawat sudah termasuk 1 kepala ruangan dan 4 katim dan pada shift
sehari pagi (4 perawat), siang (4 perawat), malam (4 perawat) dengan total 17
perawat per hari. Dimana menurut observasi jam efektif perawat ke pasien yaitu
4 jam efektif. Dari 5 perhitungan kelebihan tenaga perawat yang ada di ruang
Mawar. Berdasarkan analisa perhitungan ada yang hampir sesuai dengan
tenaga perawat yang ada di ruang Mawar yaitu metode DepKes RI. Hal ini
dikarenakan dalam ruang Mawar tingkat ketergantungan yang minimal lebih
banyak sehingga hanya membutuhkan asuhan keperawatan yang minimal.

b. Kualitas Tenaga Perawat


1) Perawat
a) Kajian Teori

31
Keberhasilan sebuah organisasi rumah sakit sangat bergantung pada
kemampuan manajemen dalam menyelaraskan unsur-unsur karyawan (tenaga
perawat) dengan sistem, struktur organisasi, teknologi, tugas, budaya kerja, dan
lingkungannya. Supaya dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
berkualitas diperlukan sumber daya yang cukup dengan kualitas yang tinggi
dan profesional sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b) Kajian Data
Hasil pengkajian yang telah dilakukan di dapatkan data staff karyawan di
Ruang Mawar sebagai berikut :

Tabel 2.1
Jumlah dan komposisi SDM
di Ruang Mawar RS Sumber Sehat

No Nama Jabatan Pendidikan Masuk Pelatihan


1994  PPGD
Wenny Sari, S.
1 Ka. Ru Profesi Ners  Workshop Stroke
Kep. Ns
 PPGD
 Seminar PPI RS
2 Flori G, Amk Ka. Tim 1 Profesi Ners 1996
 Diklat SP2KP
 PMKP

 Seminar Sehari
Keperawatan
Sosok Perawat
Ideal Menuju
Fionna
Pelayanan Prima
Lembayung 2002
3 Ka. Tim 2 Profesi Ners diarea Milenium 3
Senja, S. Kep.
 Keperawatan
Ns
“Penatalaksanaan
Luka Bakar”
 Seminar PPI
 PPGD
 PPGD
Kirana Restanti, 1998  Seminar PPI RS
4 Ka. Tim 3 Profesi Ners
S.Kep. Ns  Diklat SP2KP
 PMKP
 PPGD
Denada Rose, 1997  Seminar PPI RS
5 Ka. Tim 4 Profesi Ners
S.Kep. Ns  Diklat SP2KP
 PMKP
 PPGD
 Seminar PPI RS
Kusnoto, 2004
6 PJ Shift Profesi Ners  Diklat SP2KP
S.Kep.Ns
 PMKP

7 Ritarnia, Amk PJ Shift D III 2007  BTCLS


 Workshop
keperawatan
peningkatan
profesionalisme
dan kemandirian

32
anggota profesi di
era digital.
 PPGD

 PPGD
 Seminar PPI RS
Katrina Leni, 2006
8 PJ Shift Profesi Ners  Diklat SP2KP
S.Kep.Ns
 PMKP

 Diklat SP2KP
 PMKP
Leonardo Da 2015
9 PJ Shift D III  PPI RS
Vinci, Amk
 PPGD

 Diklat SP2KP
Setyari  PMKP
Perawat 2009
10 ni O, D III  PPI RS
Pelaksana
Amk  PPGD

 Diklat SP2KP
 PMKP
Perawat 2006
11 Errina W, Amk D III  PPI RS
Pelaksana
 PPGD

 Diklat SP2KP
Perawat 2009  PMKP
12 Jennifer L, Amk D III
Pelaksana  PPI RS
 PPGD
 Diklat SP2KP
 PMKP
Gloria Drey, Perawat 2017
13 D III  PPI RS
Amk Pelaksanan
 PPGD

 Diklat SP2KP
 PMKP
Perawat 2009
14 Henny K, Amk D III  PPI RS
Pelaksana
 PPGD PPI RS

 Diklat SP2KP
Ratna  PMKP
Perawat 2006
15 Trisnawati, D III  PPI RS
Pelaksana
Amk  PPGD

 Diklat SP2KP
 PMKP
Perawat 2007
16 Titanio, Amk D III  PPI RS
Pelaksana
 PPGD

 Diklat SP2KP
 PMKP
Perawat 2006
17 Quenna J, Amk D III  PPI RS
Pelaksana
 PPGD

Kualifikasi tenaga perawatan berdasarkan pendidikan formal

Tabel 2.2
Tenaga Perawatan Berdasarkan Pendidikan Formal
di Ruang Mawar RS Sumber Sehat

33
Pendidikan Jumlah Presentase
S1 Keperawatan Ners 7 41%
D3 Keperawatan 10 59%
Jumlah 17 100%

Analisa data :

Perawat yang berpendidikan sarjana sebanyak 41%, perawat D III


sebanyak 59%. Berikut masuk dalam kategori cukup untuk pendidikan
sarjana dan kategori baik untuk pendidikan D III. Maka perlu
dikembangkan kembali untuk pendidikan sarjana, bagaimana kepala
ruangan dapat memilih dengan selektif bagi calon perawat yang sesuai
untuk membantu mengembangkan kembali manajemen ruangan.

34
Tabel 2.6
Status Kepegawaian di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
NO NAMA TMT JABATAN STATUS PENDIDIKAN PELATIHAN
PEGAWAI
1. Wenny Sari, 1994 Ka Ru PNS Profesi Ners - Workshop keperawatan “uji kompetensi jabatan fungsional
S.Kep.,Ns keperawatan di RSUD Sumber Sehat”
- Assesment dan intervensi psikologis terkini dalam praktek
keperawatan professional
- Workshop keprawatan “peningkatan profesionalisme dan
kemandirian anggota profesi era digital”.
- Simposium dan workshop keperawatan kontinuing professional
development jogjaCLAN Neurology Update 2016
- Peran perawat dalam manajemen code blue terkini
- Pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat emergency
nursing.
- Penanganan psikosomatis paripurna
- Perawatan luka bakar tanpa nyeri dengan hypnoterapi
- Pelatihan keperawatan manajemen terkini kegawatdaruratan akut
miokard infark (AMI) dan interprestasi EKG
- International patient safety goals
- Workshop keperawatan aplikasi askep keluarga dan komunitas
dalam rangka menunjang SKP pengembangan profesi
- Aplikasi patient safety di rumah sakit
- Perawat sebagai sumber kekuatan dalam membangun praktik
kolaborasi antar tenaga kesehatan untuk menghadapi ASEAN
economic community (AEC) 2015
- In house training pelatihan dasar PPI RSUD Semarang
- In house training clinical nurse educator (CNE) bagi perawat
dengan model perceptorship
- Seminar keperawatan pengelolaan peralatan perawatan pasien.
- Pelatihan BTCLS
2. Flori G, 1996 Katim 1 PNS Profesi Ners - Serangan jantung ; deteksi & pengobatan terkini
S.Kep.,Ns - Pendalaman dasar-dasar pelayanan dan pelatihan service
excellent
- Menciptakan ibu dan anak berkualitas dengan reproduksi sehat
35
- Manajemen nyeri terkini
- Management kolaborasi penanganan diabetes mellitus dalam
berbagai aspek bidang kesehatan
3. Fionna 2002 Katim 2 PNS Profesi Ners - Workshop keprawatan “peningkatan profesionalisme dan
Lembayung kemandirian anggota profesi era digital”.
Senja, S.Kep. - Bakti sosial donor darah dalam rangka internasional nurses day
Ns tahun 2016
- Venipuncture techniques using vacutainer system
4. Kirana 1998 Katim 3 PNS Profesi Ners - Peran perawat dalam manajemen code blue terkini
Restanti, - Workshop keprawatan “peningkatan profesionalisme dan
S.Kep.Ns kemandirian anggota profesi era digital”.
- Workshop “Manajemen Nyeri Terkini.
- Workshop “assessment and nursing care in trauma patients”.
- Manajemen home care dengan pendekatan komplementer
penderita stroke.
- Pelatihan penulisan buku kesehatan.
5. Denada Rose, 1997 Katim 4 PNS Profesi Ners - Workshop keprawatan “peningkatan profesionalisme dan
S.Kep.Ns kemandirian anggota profesi era digital”.
- Workshop keperawatan aplikasi askep keluarga dan komunitas
dalam rangka menunjang SKP pengembangan profesi
- Pelatihan keperawatan manajemen terkini kegawatdaruratan akut
miokard infark (AMI) dan interprestasi EKG
- Seminar sehari “perawatan luka terkini”
- Perawatan luka bakar tanpa nyeri dengan hypnoterapi
- Simposium dan workshop keperawatan kontinuing professional
development jogjaCLAN Neurology Update 2016
6. Kusnoto, 2004 Katim 4 PNS Profesi Ners - Workshop keprawatan “peningkatan profesionalisme dan
S.Kep.Ns kemandirian anggota profesi era digital”.
- Seminar “bagaimana menghindari stroke dan hidup berkualitas
walaupun stroke”
- Perawatan luka bakar tanpa nyeri dengan hypnoterapi

36
- Asuhan keperawatan stroke
- Workshop “Pendaftaran Online Petugas Kesehatan Haji
Indonesia”
- Hak imunitas atas hukum bagi tenaga kesehatan dalam
menjalankan pelayanan kesehatan.
7. Ritarnia , 2007 PJ Shift PNS D III - Workshop keprawatan “peningkatan profesionalisme dan
Amk kemandirian anggota profesi era digital”.
- Perawatan luka bakar tanpa nyeri dengan hypnoterapi
8. Katrina Leni, 2006 PJ Shift PNS Profesi ners - Workshop keperawatan aplikasi askep keluarga dan komunitas
S.Kep.Ns dalam rangka menunjang SKP pengembangan profesi
- Seminar Keperawatan “ pemberdayaan perawat dalam paliatif
care”
- Pelatihan unit khusus keperawatan teknik kamar bedah
- Pelatihan PPDG dan BTCLS
9. Leonardo Da 2015 PJ Shift Non PNS D III - Workshop keperawatan aplikasi askep keluarga dan komunitas
Vinci, Amk dalam rangka menunjang SKP pengembangan profesi
- Aplikasi perawatan luka terkini pada pasien ulkus diabetikum
- Assemen dan intervensi psikologis terkini dalam praktik
keperawatan profesional
- Seminar “bagaimana menghindari stroke dan hidup berkualitas
walaupun stroke”
- Rehabilitas fisik pasien post stroke
- Phlebotomy; arterial and venous blood sample training
10. Setyarini O. 2009 AN PNS D III - Workshop keprawatan “peningkatan profesionalisme dan
Amk kemandirian anggota profesi era digital”.
- Pendekatan diagnosis dan tata laksana pada trauma bedah
emergensi dan trauma
11. Errina W, 2006 AN PNS D III - Pelatihan PPGD dan BTCLS
Amk

37
12. Jennifer L, 2009 AN PNS D III - Workshop keprawatan “peningkatan profesionalisme dan
Amk kemandirian anggota profesi era digital”.
- Pendekatan diagnosis dan tata laksana pada trauma bedah
emergensi dan trauma
13 Gloria Drey. 2017 AN Non PNS D III - Workshop keprawatan “peningkatan profesionalisme dan
Amk kemandirian anggota profesi era digital”.
- Pendekatan diagnosis dan tata laksana pada trauma bedah
emergensi dan trauma
14 Henny K, 2009 AN PNS D III - Pelatihan PPGD dan BTCLS
Amk
15 Ratna 2006 AN PNS D III - Workshop keprawatan “peningkatan profesionalisme dan
Trisnawati, kemandirian anggota profesi era digital”.
Amk - Pendekatan diagnosis dan tata laksana pada trauma bedah
emergensi dan trauma
16 Titanio, Amk 2007 AN PNS D III - Workshop keprawatan “peningkatan profesionalisme dan
kemandirian anggota profesi era digital”.
- Pendekatan diagnosis dan tata laksana pada trauma bedah
emergensi dan trauma
17 Quenna J,. 2006 AN PNS D III - Workshop keprawatan “peningkatan profesionalisme dan
Amk kemandirian anggota profesi era digital”.
- Pendekatan diagnosis dan tata laksana pada trauma bedah
emergensi dan trauma
Sumber : Data Primer Ruang Mawar

38
Analisa :

Tenaga perawat di ruang Mawar sebagian besar adalah lulusan dari D3


dimana ada 7 perawat yang berpendidikan sampai sarjana dan ners.
Sehingga sekitar 41 % pegawai yang berpendidikan S1 sehingga dapat di
analisa bahwa kualitas tenaga perawat juga dipengarui oleh faktor tingkat
pendidikan. Dimana diharapkan bahwa perawat yang berpendidikan S1 Ners
akan lebih dapat mengkoordinasi sistem pelayanan rumah sakit dengan baik.
Banyaknya perubahan baik yang akan menimbulkan dampak baik bagi
kemajuan rumah ruangan yang telah dikelola. Namun, pengalaman dengan
lamanya bekerja di RS tersebut juga dapat mempengaruhi pola pikir perawat
untuk menciptakan perubahan baik bagi ruangan tanpa dilihat dari sisi
jabatan dari perawat tersebut. Kualifikasi perawat berdasarkan pelatihan
yang pernah diikuti adalah sebagian besar perawat sudah mengikuti banyak
pelatihan. Dengan demikian semakin banyak menggikuti pelatihan bahwa
akan semakin banyak pengalaman, ilmu maupun keterampilan yang
didapatkan. Pada data di atas dapat dilihat bahwa perawat memiliki
pelatihan PPI, PPGD, BTCLS, Manajemen nyeri, dan Pasien Safety.
Berdasarkan hasil wawancara pada perawat diruang unit stroke, setelah
perawat mengikuti pelatihan, materi disampaikan pada semua perawat saat
meeting morning sehingga semua perawat yang ada di ruang unit stroke bisa
mengikuti dan menerapkan. Pembagian pelatihan di ruang Mawar sudah
cukup merata.

Tabel 2.7
Jenis Pelatihan Yang Telah Diikuti
Jenis Pelatihan Jumlah
BTCLS 2
PPI 1
PPGD 7
Pasien Safety 2
Manajemen Nyeri 5

2) Pasien
a) Kajian Teori
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara
langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit. (UU No. 44 Tahun 2009).

39
b) Kajian Data
i. Data Jumlah Pasien
Tabel 2.8
Data Pasien Yang Dirawat Di Ruang Mawar Berdasarkan Data
Demografi RS Sumber Sehat Periode 03-09 November 2020
No Kecamatan Jumlah Presentase %
.
1 Candisari 21 30 %
2 Baturaden 3 4,28 %
3 Kalibagor 4 5,71 %
4 Lumbir 1 1,42 %
5 Sokaraja 2 2,85 %
6 Kemranjen 3 4,28 %
7 Kroya 2 2,85 %
9 Patikraja 3 4,28 %
10 Jatilawang 7 10 %
11 Sumbang 2 2,85 %
12 Sumpyuh 2 2,85 %
13 Tambak 3 4,28 %
14 Wangon 1 1,42 %
15 Kebumen 2 2,85 %
16 Sidoarjo 1 1,42 %
17 Sampang 1 1,42 %
18 Kembaran 2 2,85 %
19 Ajibarang 1 1,42 %
20 Kertasura 1 1,42 %
21 Cilacap 3 4,28 %
22 Purwokerto 1 1,42 %
23 Kebasen 1 1,42 %

40
Sumber : Data administrasi ruang Mawar RSUD Sumber Sehat
2020

Analisa :
Berdasarkan data dari tabel 2.15 yang telah didapatkan dari untuk
peringkat pertama kajian demografi paling banyak terdapat pada
kecamatan Candisari sebanyak 21 pasien (30 %), sedangkan peringkat
kedua terbanyak adalah kecamatan Jatilawang dengan pasien sejumlah 7
orang (10 %) dan yang ketiga dari kecamatan Kalibagor 4 orang (5,71%).
Kecamatan kecamatan tersebut merupakan kecamatan kecamatan yang
berada di sekitar RS Sumber Sehat.

ii. Besar Penyakit


Berdasarkan laporan 8 penyakit yang ada pada periode Agustus-Oktober
2020 kasus-kasus yang ditemukan di ruang Mawar RS Sumber Sehat
dapat dilihat pada tabel 2.9.
Tabel 2.9
Penyakit yang ada di Ruang Mawar
RS Sumber Sehat Periode 03-09 November 2020
No Nama Penyakit Jumlah Presentase
1 Intracranial Hemorrhage 25 31,6%
2 Diabetes Melitus 20 28,1 %
3 Stroke infarction 15 18,9%
4 Cardiac heart failure 1 1,26%
5 Hipertensi 1 1,26%
6 Hipertiroid 1 1,26%
7 Stroke hemoragik 7 8,86%
8 Subaraknoid hemoragik 1 1,26%
Sumber : Data administrasi Unit Bedah RSUD Sumber Sehat 2020
Analisa Data :
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kasus yang
paling banyak dijumpai di ruang Mawar yaitu intracranial hemorrhage
(31,6%), Diabetes Melitus (28,1%), Stroke infarction (18,9%).

41
Tabel 2.10
10 Besar Diagnosa Keperawatan di ruang Mawar RS Sumber Sehat
Periode 03-09 November 2020
No Diagnosa
Inefektif perfusi jaringan :
1
serebral
2 Deficit perawatan diri : hygine
3 Kerusakan mobilitas fisik
4 Pola nafas tidak efektif
5 Hipertermi
6 Bersihan jalan nafas
Ketidakseimbangan kadar gula
7
darah
8 Kerusakan integritas kulit
9 Risiko ketidakseimbangan nutrisi
10 Intoleran aktivitas
Sumber : Data administrasi Mawar RS Sumber Sehat 2020
Analisis :
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kasus
yang paling banyak dijumpai Ruang unit Bedah adalah inefektif perfusi
jaringan: serebral sebanyak 70 pasien dengan prosentase 26,62%.
3) Peserta Didik
a) Kajian Teori
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur
pendidikan baik pendidikan formal ataupun pendidikan non formal, pada
jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu .
b) Kajian Data
Analisa:
Berdasarkan hasil dokumentasi ruang Mawar pada bulan Agustus hingga
bulan Oktober tidak didapatkan mahasiswa praktek belajar di ruangan.
c. Money
1) Kajian Teori
Menurut UU No 28 Tahun 2009, pendapatan asli daerah adalah
sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan
yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisah-pisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah.

42
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-
kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam
perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.
Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli
serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah dari
penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah dan lain
lain yang sah.

2) Kajian Data
Berdasarkan hasil data subyektif di Ruang Mawar terdapat beberapa
sumber pendapatan rumah sakit umum daerah Semarang antara lain :
a. Daftar Isian Proyek pemerintah pusat dari APBN.
b. Daftar Isian Kegiatan dari APBN.
c. Pendapatan Fungsional dan Non fungsional dari pendapatan pelayanan
Rumah Sakit
d. Pendapatan rumah sakit : Tarif ruangan
Paket tarif harian meliputi akomodasi, jasa visite 1 dokter DPJP, asuhan /
tindakan keperawatan, jasa pelayanan BPJS. jasa pelayanan makanan. Di
luar pelayanan tersebut dikenakan tarif sesuai ketentuan.
Tabel 2.11
Tarif Ruangan di Ruang Mawar tahun 2018 RS Sumber Sehat
Paket
No Kelas Kartu Tunggu Pendaftaran
Harian
1. Kelas II 15.000 20.000 400.000
Sumber : Laporan Bagian Keuangan Mawar RS Sumber Sehat Tahun 2020

a. Daftar Isian Proyek (DIP) diperoleh dari Pemerintah Pusat (APBN)


b. Daftar Isian Kegiatan (DIK) atau DIPP OPPS yaitu dana yang diperoleh
dari APBN
c. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) diperoleh dari hasil pelayanan
yang penggunaannya di susun melalui daftar usulan rencana kerja
(DUPK) atau daftar rencana kerja (DRK)
d. Untuk Rumah sakit daerah pengaturan anggaran diatur oleh APBD II.

43
e. Lain-lain : bunga Bank, Giro, dll.
d. Material
1) Kajian Teori
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan yang
meliputi kebutuhan (jumlah, jenis, spesifikasi) serta pengelolaannya dalam
upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas.
a) Pengertian dan ruang lingkup standar

i. Pengertian
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan keperawatan
yang meliputi penentuan kebutuhan (jumlah, jenis dan spesifikasi) serta
peengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas
ii. Ruang lingkup
Peralatan keperawatan yang dimaksud dalam standar ini terdiri dari:
o Alat tenun
o Alat kesehatan
o Alat rumah tangga
o Alat pencatatan dan pelaporan keperawatan
o Pengelolaan peralatan keperawatan yang meliputi: standar
perencanaan, standar pengadaan, standar distribusi, standar
penggunaan, standar pemeliharaan, standar penggantian, standar
penghapusan dan standar pengawasan dan pengendalian
o Jenis Standar
 Standar 1: alat tenun
Pernyataan:
penetapan kebutuhan alat tenun berdasarkan jumlah, jenis dan
spesifikasi menjamin tersedianya alat tenun yang memadai untuk
mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Rasional:
Terpenuhinya kebutuhan alat tenun untuk mendukung pelayanan
keperawatan yang efektif dan efisien.
Kriteria struktur:
- Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat tenun.
- Adanya mekanisme pengelolaan alat tenun di RS.

44
- Adanya SOP/Protap penggunaan alat tenun.
- Adanya SOP/Protap pemeliharaan alat tenun
- Adanya standar alat tenun yang meliputi jumlah, jenis, dan
spesifikasi
- Adanya pedoman menghitung alat tenun
- Adanya tempat penyimpanan alat tenun yang memadai
- Adanya pengelola alat tenun

Kriteria Proses:
- Mengidentifikasi kebutuhan alat tenun sesuai jumlah, jenis dan
spesifikasi
- Menyusun rencana kebutuhan alat tenun sesuai beban kerja dan
jenis pelayanan
- Melaksanakan pendistribusian, pemeliharaan, dan penyimpanan
alat tenun sesuai SOP/Protap
- Melaksankan koordinasi antara bidang keperawatan dengan unit
kerja terkait dalam pengelolaan alat tenun
- Mengoptimalkan alat tenun menurut fungsi dan masa pakai
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penggunaan alat tenun
secara teratur dan berkala.
Kriteria Hasil:
- Tersedianya alat tenun sesuai standar
- Tersedianya dokumen meliputi jumlah, jenis, spesifikasi,
kondisi dan masa pakai alat tenun
2.12
Alat Tenun
No Nama barang Ratio
1 Gordyn 1:2
2 Baju perawat 1:5
3 Seprai besar 1:5
4 Manset dewasa 1:4
5 Topi 1:3
6 Penutup seprai 1:5
7 Piyama 1:5
8 Selimut wool 1:1
9 Selimut biasa 1:5
10 Seprai kecil 1 : 6-8
11 Sarung bantal 1:6
12 Sarung guling 1:3
13 Sarung kasur 1:1

45
14 Sarung buli buli panas 1:4
15 Sarung eskap 1 :4
16 Sarung windring 1 : 10
17 Sarung oksigen 1:3
18 Taplak meja pasien 1:3
19 Taplak meja teras 1:3
20 Vitrase 1:2
21 Tutup alat 1:2
22 Steek laken 1 : 6-8
23 Handuk 1:3
24 Waslap 1:5
25 Banak short 1:2
26 Handuk fontanin 1:5
27 Lap piring 1:4
28 Lap kerja 1:2
29 Masker 1:2
30 Duk 1:3
31 Duk bolong 1:3
Sumber: Departemen Kesehatan RI
 Standar 2: Alat keperawatan
Pernyataan:
Penetapan kebutuhan alat keperawatan baik dari segi jumlah, jenis
dan spesifikasi menjamin tersedianya alat keperawatan yang
memadai untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Rasional:
Terpenuhinya alat keperawatan yang memadai untuk mendukung
pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien.
Kriteria struktur:
- Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat keperawatan.
- Adanya mekanisme pengelolaan alat keperawatan dan
kebidanan di RS.
- Adanya SOP/Protap penggunaan alat keperawatan.
- Adanya SOP/Protap pemeliharaan alat keperawatan.
- Adanya standar alat meliputi jumlah, jenis dan spesifikasi
- Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat keperawatan.
- Adanya pengelolaan alat keperawatan.
- Adanya tempat penyimpanan alat keperawatan yang memadai
Kriteria proses:
- Mengidentifikasi kebutuhan alat keperawatan sesuai dengan
jumlah, jenis dan spesifikasi

46
- Menyusun rencana kebutuhan alat keperawatan yang meliputi
jumlah, jenis dan spesifikasi
- Melaksanakan pendistribusian, pemeliharaan dan penyimpanan
alat keperawatan SOP/Protap
- Melaksanakan koordinasi antara bidang keperawatan dengan
unit kerja terkait dalam pengelolaan alat untuk pelayanan
keperawatan.
- Mengoptimalkan alat menurut fungsi dan masa pakai sesuai
dengan SOP/Protap
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penggunaan alat
keperawatan secara teratur dan berkala
Kriteria hasil:
- Tersedianya alat keperawatan sesuai dengan standar
- Adanya dokumen meliputi frekuensi penggunaan alat tertentu,
kondisi dan masa pakai alat keperawatan.
- Adanya daftar iventaris alat keperawatan ditiap unit kerja
secara teratur dan berkala.
- Alat keperawatan di ruang rawai inap penyakit dalam dengan
kapasitas 30 orang pasien per ruangan.
Tabel 2.13
Alat keperawatan
NO Nama Barang Ratio : Alat
1 Tensi meter 2 / Ruangan
2 Stetoskop 2 / Ruangan
3 Timbangan berat badan/ tinggi 1 / Ruangan
4 badan 2 / Ruangan
5 Irigator set 1 / Ruangan
6 Sterilisator 12 / Ruangan
7 Tabung oksigen 2 / Ruangan
8 Slym zuiger 2 / Ruangan
9 V C set 2 / Ruangan
10 Gunting verban 2 / Ruangan
11 Korentang dan semptung 2 / Ruangan
12 Bak instrumen besar 2 / Ruangan
13 Bak instrumen sedang 2 / Ruangan
14 Bak instrumen kecil 2 / Ruangan
15 Blas spuit 2 / Ruangan
16 Gliserin spuit 2 / Ruangan
17 Bengkok 1 Pasien : 2
18 Pispot 1 Pasien : 2
19 Urinal 2 / Ruangan
20 Set angkat jahit 5 / Ruangan

47
21 Set ganti balutan 5 / Ruangan
22 Thermometer 1:1
23 Standar infuse 1 Pasien : 4
24 Eskap atau ice bag 12 / Ruangan
25 Masker oksigen 12 / Ruangan
26 Nasal kanul 1 / Ruangan
27 Reflek hammer 1 / Ruangan
Sumber: Departemen Kesehatan RI

 Standar 3: Alat rumah tangga


Pernyataan:
Penetapan kebutuhan alat rumah tangga baik dari segi jumlah, jenis
dan spesifikasi menjamin tersedianya alat rumah tangga yang
memadai untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Rasional:
Terpenuhinya kebutuhan alat rumah tangga yang memadai dalam
upaya mendukung pelayana keperawatan yang efektif dan efisien.
Kriteria Struktur:
- Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat rumah tangga
- Adanya mekanisme pengelolaan alat rumah tangga di RS.
- Adanya SOP/Protap alat penggunaan rumah tangga.
- Alat rumah tangga
Tabel 2.14
Alat Rumah Tangga
No Jenis barang Ratio
1 Kursi roda 2-3/ Ruangan
2 Komot 1 / Ruangan
3 Lemari obat emergency 1 / Ruangan
4 Light cast 1 / Ruangan
5 Meja pasien 1:1
6 Over bed table 1:1
7 Standard infuse 2-3 / Ruangan
8 Standard Waskom double 4-6 / Ruangan
9 Waskom mandi 8-12 / Ruangan
10 Lampu sorot 1 / Ruangan
11 Lampu senter 1-2 / Ruangan
12 Lampu kunci duplikat 1 / Ruangan
13 Nampan 2-3 / Ruangan
14 Tempat tidur fungsional 1:1
15 Tempat tidur biasa 1:2

48
16 Troly obat 1 / Ruangan
17 Troly balut 1 / Ruangan
18 Troly pispot 1 / Ruangan
19 Troly suntik 1 / Ruangan
20 Timbangan BB/TB 1 / Ruangan
21 Dorongan oksigen 1 / Ruangan
22 Piring makan 1:1
23 Piring snack 1:1
24 Gelas 1:1
25 Tatakan dan tutup gelas 1:2
26 Sendok 1:2
27 Garpu 1:2
28 Kran air 1:1
29 Baki 5 / Ruangan
30 Tempat sampah pasien 1:1
31 Tempat sampah besar tertutup 4 / Ruangan
32 Senter 2 / Ruangan
Sumber: Departemen Kesehatan RI
 Standar 4: Alat pencatatan dan pelaporan
Pernyataan:
Penetapan kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan baik dari segi jumlah
dan jenisnya yang dapat menjamin pelaksaan dan pelaporan dalam
menunjang tercapainya tujuan pelayanan keperawatan.
Rasional:
Terpenuhinya alat pencatatan dan pelaporan yang diperlukan dalam
upaya mendukung pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien.
Kriteria struktur:
- Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat pencatatan dan
pelaporan keperawatan.
- Adanya mekanisme pengelolaan alat pencatatan pelaporan di RS
- Adanya petunjuk teknis pengisian alat pencatatan dan pelaporan
- Adanya SOP/Protap penyimpanan alat pencatatan dan pelaporan
- Adanya standar alat pencatatan dan pelaporan meliputi jumlah, jenis
dan spesifikasi
- Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan.
- Alat pencatatan dan pelaporan di ruang rawai inap dengan kapasitas 30
orang pasien per ruangan.
Tabel 2.15
Formulir Pencatatan
No Nama barang Ratio
1 Formulir pengkajian awal 1:1
2 Formulir rencana keperawatan 1:5

49
3 Formulir catatan perkembangan pasien 1 : 10
4 Formulir observasi 1 : 10
5 Formulir resume keperawatan 1:1
6 Formulir catatan pengobatan 1 : 10
7 Formulir medik lengkap 1:1
8 Formulir laboratorium lengkap 1:3
9 Formulir rontgen 1:2
10 Formulir permintaan darah 1:1
11 Formulir keterangan kematian 5 lembar / bulan
12 Resep 10 buku / bulan
13 Formulir konsul 1:5
14 Formulir permintaan makanan 1:1
15 Formulir permintaan obat 1:1
16 Buku ekspedisi 10 / ruangan / tahun
17 Buku registrasi pasien 4 / ruangan / tahun
18 Buku polio 4 / ruangan / tahun
19 White board 1 / ruangan
20 Perforator 1 / ruangan
21 Steples 2 / ruangan
22 Bolpen 5/ruangan
23 Pensil merah/ biru 5/ruangan
24 Spidol whiteboard 5/ruangan

Sumber: Departemen Kesehatan RI

Tabel 2.16
Daftar Linen Ruang Mawar RS Sumber Sehat saat Pengkajian
No Jenis Alat Jumlah Kondisi saat ini Kurang Lebih
1 Sprei 20 Baik 5 -
2 Sarung bantal 89 Baik 5 -
3 Baju tindakan 52 Baik - 27
4 Selimut lorek 2 Baik 8 -
5 Baju pasien 26 Baik - 1
6 Stik laken 11 Baik 19 -
7 Perlak 40 Baik - 15
8 Sarung guling 82 Baik - 67
9 Penutup alat 18 Baik 22 -
Sumber : Data Primer Mawar Tahun 2020

Analisa:
Berdasarkan observasi yang dilakukan kondisi pemeliharaan linen di Mawar
baik, disesuaikan dengan rasio menurut Depkes RI jumlah linen yang tersedia
sebagian besar sudah memadai hanya jumlah sprei, sarung bantal, selimut,
stik laken, penutup alat yang mengalami kekurangan sedangkan yang lainya
kelebihan.
Tabel 2.17

50
Daftar Mebeler dan Rumah Tangga Ruang Mawar
RS Sumber Sehat saat pengkajian tanggal 03-09 November 2020
No Jenis Alat Jumlah Kondisi Kurang Lebih
1 Gelas besar 46 Baik - 41
2 Piring pasien 21 Baik - 16
3 Sendok 12 Baik - 2
4 Garpu 1 Baik 9 -
5 Tempat tidur Baik - -
5
fungsional
6 Troly obat 1 Baik - -
7 Timbangan 1 Baik - -
8 Dorongan oksigen 1 Baik - -
Sumber : Data Primer Mawar Tahun 2020
Analisa:
Berdasarkan observasi yang dilakukan kondisi alat rumah tangga di ruang
Mawar dalam keadaan baik, jumlah alat dapur yang tersedia sebagian besar
sudah memadai dihitung dengan jumlah rasio menurut Depkes RI hanya saya
garpu yang kurang 9 garpu. Penyusunan alat dapur masih tertata rapi.
Inventaris alat kesehatan dan kedokteran.
Tabel 2.18
Daftar Alat Kesehatan dan Kedokteran Ruang Mawar
RS Sumber Sehat
No Jenis alat/ Jumlah Kondisi Kurang Lebih
fasilitas Awal saat ini
1 Tensi meter 1 Baik 1 -
digital
2 Stetoskop 2 Baik 1 -
3 Thermometer 2 Baik -
digital
4 Kasur 8 Baik - -
decubitus
5 Bed standart 12 Baik - -
6 Tiang Infuse 10 Baik - -
7 Bak 1 Baik 1 -
instrument
8 Suction lama 1 Baik - -
9 Suction 12 Baik - -
central
10 Timbangan 1 Baik - -
dewasa
11 Tongue 1 Baik - -
spatel stenlis
12 Tramal kecil 2 Baik - -
13 Tourniquet 1 Baik - -
14 Glukosa test 1 Baik - -
15 Senter 1 Baik 1 -
16 Gelas ukur 1 Baik - -

51
17 Pinset 26 Baik - 11
anatomis
18 Bengkok 13 Baik - 1
stenlis
19 Kom kecil 13 Baik - 1
20 Hammer 1 Baik - -
Sumber data primer ruang Mawar 03 november 2020

Analisis :

Berdasarkan tabel kondisi alat kesehatan dan kedokteran di ruang


Mawar masih baik dan dapat digunakan. Ada beberapa alat yang tidak tidak
terdapat diruangan yaitu tensi meter digital kurang 1, stetoskop kurang 1, bak
instrumen kurang 1, senter kurang 1, pinset anatomis lebih 11, bengkok
stenlis lebih 1, dan kom kecil lebih 1.

o Tata Letak Ruangan


Ruang Mawar terdiri dari dua kategori ruang, yaitu ruang HCU dan non
HCU sementara ini yang difungsionalkan yaitu 5 kamar non HCU untuk
HCU sudah 2 bed yang dioprasionalkan dari 7 bed dikarenakan masih
memerlukan alat-alat tambahan sesuai standart ketetapan RS. Masing-masing
kamar non HCU terdapat 1 bed lengkap, alat bedset monitor, kamar mandi,
washtafel, serta pencahayaan yang cukup. Sarana pendukung yang ada
diruang Mawar adalah nurse station, ruang konsultasi, ruang pre conference,
dapur, kamar mandi, ruang tindakan, ruang spol hock, ruang linen kotor,
ruang linen, ruang untuk sholat/ibadah dan gudang.
Analisa :
- Ruang Nurse Station
Terletak paling depan, pencahayaan pada siang dan malam hari terang,
sirkulasi udara cukup baik terdapat jendela yang bisa dibuka dan AC.
Penempatan alat kerja diruangan cukup rapi. Ruang pasien dilorong –
lorong tidak terpasang pengaman pegangan (handrail) sirkulasi udara
cukup baik pada siang hari.
- Ruang Tindakan
Terdapat lemari penyimpanan alat- alat medis yang memiliki penutup
atau pintu penutup, serta sekat untuk pemisah alat. Dalam hal ini
mengakibatkan penempatan alat rapi, dan lemari atau etalase tersebut
tidak kotor.

52
Terdapat kamar mandi di masing masing kamar non HCU yaitu 5
kamar mandi di dalamnya tidak terdapat pegangan pengaman (handrail)
pada dinding kamar mandi, pintu membuka keluar dan pencahayaan
cukup. Perlu adanya pemasangan hand rail di setiap kamar mandi pasien
serta lorong ruangan.. hal ini dikarenakan unit stroke memiliki pasien
dengan masalah keterbatasan mobilitas. Dengan terpasangnya hand rail di
lorong dapat digunakan pasien sebagai terapi latihan dalam mobilisasi di
ruangan sesuai batasan yang ditentukan.

e. Machine
1) KajianTeori
Machine atau mesin adalah alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan. Alat-alat yang digunakan sebagai penunjang bagi pelaksanaan
tindakan keperawatan pada setiap ruangan (Brantas, 2009).

2) Kajian data

Pengadaan mesin di Ruang Mawar disesuaikan dengan standar


kebutuhan alat dan fasilitas di RS Sumber Sehat, dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 2.19
Inventaris Mesin Tahun 2020 di Ruang Mawar RS Sumber Sehat

Jumlah Mutasi Jumlah


No. Nama Alat
Awal Tambah Kurang Akhir

1. Nebulizer 1 - - 1
2. EKG 1 - - 1
3. Suction central 13 - - 5
4. Syringe Pump 5 - - 4
5. Bed side monitor 10 - - 5
6. Infuse pump 5 - - 5
Sumber: Data Primer ruang Mawar Tahun 2020

Analisa
Berdasarkan tabel 2.12 kondisi alat mesin di Ruang Mawar berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan alat medis masing-masing pasien.

53
f. METHOD
1) Kajian teori
a) Metode Penugasan
Adalah cara untuk membagi pekerjaan yang ada di suatu unit perawatan
kepada tenaga yang ada di unit tersebut. Metode penugasan terdiri dari:
i. Metode fungsional
Metode fungsional penugasan asuhan keperawatan terdiri dari pemisahan
tugas keperawatan yang terlibat di dalam setiap perawatan pasien dan
penugasan masing-masing anggota staf keperawatan untuk melakukan satu
atau dua fungsi bagi semua pasien di dalam sebuah unit.
- Kelebihannya :
Masing-masing anggota staf memiliki kesempatan untuk menjadi sangat
terampil di dalam melakukan satu atau dua tugas yang merupakan
spesialisasinya.
- Kekurangannya :
Perawatan setiap pasiennya di pilah-pilah, tidak total sehingga proses
keperawatan sulit diterapkan dan perawat melihat askep hanya sebagai
keterampilan saja.

ii. Metode Tim


Konsepnya adalah:
 Ketua tim adalah perawat yang berpendididkan luas dan berpengalaman.
 Komunikasi efektif diperlukan untuk kelanjutan askep. Dolumentasi harus
selalu divalidasi.
 Pelaksanaan metode tim harus fleksibel, dapat dilakukan pada shift pagi,
sore, dan malam.
Kelebihannya :
- Pelayanan keperawatan yang komprehensif.
- Memungkinkan penerapan proses keperawatan.
- Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat di tekan melalui
rapat tim.
- Memberi kepuasan bagi anggota tim melalui hubungan interpersonal.
Kekurangannya :
- Rapat tim memerlukan waktu.

54
- Tidak dapat dilakukan bila perawat belum terampil atau
berpengalaman.
- Pertanggunggugatan dalam tim tidak jelas.
iii. Metode Primary
Metode penugasan utama bekerja baik di dalam sebuah organisasi
dengan staf perawat yang semuanya berijazah. Masing-masing perawat
diberikan seluruh tanggung jawab bagi perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian perawatan pasien untuk semua beban tugas kecil.
Dalam metode ini, seorang perawat bertanggung jawab dalam askep
klien yang menjadi tanggung jawabya selama 24 jam terus-menerus dari
datang sampai pulang Keperawatan tim merupakan sebuah metode
penugasan perawatan yang dimaksudkan untuk menghasilkan
sekelompok perawat professional, teknis dan penyokong. Kelompok ini
dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta punya
pengetahuan di bidangnya.
iv. Metode Modular
Metode modular adalah pengorganisasian pelayanan / askep yang
dilakukan perawat professional untuk sekelompok klien semenjak masuk
rumah sakit sampai pulang (tanggung jawab total). Untuk metode ini
perlu perawat yang berpengetahuan, terampil, dan punya kemampuan
kepemimpinan. Keuntungan dan kerugian metode ini merupakan
gabungan metode primer dan tim.
2) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan didapatkan jumlah
staf di Ruang Mawar 17 perawat terdiri dari 1 Karu, 4 Katim, 12 Perawat
Pelaksana .
Analisa :
Dari hasil pengkajian di Ruang Mawar menggunakan metode penugasan tim
dengan jumlah perawat keseluruhan adalah 17 orang. Dengan perincian 1
orang Kepala Ruang, 4 orang Ketua Tim, 12 orang Perawat Pelaksana.

Standart kinerja
1) Kajian Teori
Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal
sebagai sesuatu yang dapat diterima, adekuat, memuaskan dan

55
digunakan sebagai tolak ukur atau titik acuan yang digunakan sebagai
pembanding. Standar menunjukan pada tingkat ideal tercapai dan
diinginkan, diukur dalam bentuk minimal dan maksimal,
penyimpangan masih dalam batas atas yang dibenarkan toleransi.
Standar merupakan pernyataan yang absah, model yang disusun
berdasarkan wewenang kebiasaan atau kesepakatan mengenai apa
yang memadai dan sesuai, dapat diterima dengan layak.
Standar praktek keperawatan adalah norma atau penegasan
tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat,
dan benar, yang dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan
keperawatan serta sebagai tolak ukur dalam penilaian penampilan
kerja seorang perawat . Standar asuhan keperawatan mempunyain 3
tujuan, yaitu:
- Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memusatkanupaya
meningkatkan motivasi perawat terhadap pencapaian tujuan
- Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan mengurangi kegiatan
asuhan keperawatan yang tidak penting.
- Memberikan landasan tuntuk menentukan kelalaian keperawatan
dengan mengantisipasi suatu hasil yang tidak memenuhi standar
dalam asuhan keperawatan serta menentukan bahwa kegagalan dari
perawat untuk memenuhi standar, membahayakan pasien.
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai dasar
pedoman dan instrumentasi penerapan strandar asuhan keperawatan ,
yaitu:
a) Standar I, Pengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan adalah data anamnesa, observasi yang
paripurna dan lengkap serta dikumpulkan secara terus-menerus
tentang keadaan pasien untuk menentukan asuhan keperawatan
sehingga data keperawatan harus bermanfaat bagi seluruh anggota tim,
data pengkajian meliputi, pengumpulan data, pengelompokan data dan
perumusan masalah.
b) Standar II, Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon pasien yang dirumuskan
berdasarkan data status kesehatan pasien, dan komponenya terdiri dari

56
masalah, penyebab, dan gejala (PES), bersifat actual dan potensial
serta dapat ditanggulangi oleh perawat.
c) Standar III, Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose keperawatan,
komponenya meliputi prioritas masalah, tujuan asuhan keperawatan
dan rencana tiindakan.
d) Standar IV, Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang ditentukan
dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal
yang mencakup aspek peningkatan, Pencegahan, pemeliharaan serta
pemulihan alat kesehatan dengan mengikutsertakan keluarga
e) Standar V, Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan dilakukan secara periodic, sistematik, terencana
untuk menilai perkembangan
f) Standar VI, Catatan Asuhan Keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh perawat
selama pasien dirawat inap maupun rawat jalan, digunakan sebagai
informasi komunikasi dan laporan, dilakukan setelah tindakan sesuai
dengan pelaksanaan proses keperawatan, setiap mencatat harus
mencantumkan inisial atau paraf nama perawat, menggunakan
formulir yang baku dan simpan sesuai peraturan yang berlaku.
Dasar hukum standar profesi keperawatan adalah undang-undang RI
nomor 23 tahun 1992 pasal 53, ayat 1: “Tenaga Kesehatan
memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas sesuai
profesinya:.
Ayat 2: “Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya kewajiban
standar profesi dan pasien”.

Stanbdar keperawatan menurut Depkes RI meliputi.


o Standar pelayanan keperawatan (SPK)
o Standar asuhan Keperawatan (SAK)
Suatu ruang perawatan di dalam sebuah rumah sakit idealnya
mempunyai prosedur tetap (Protap) tindakan yang berlaku secara
resmi yang dipahami dan diterapkan oleh seluruh staf di ruangan,
ruang perawatan mempunyai prosedur tetap semua tindakan

57
keperawatan dan SAK (Standar Asuhan Keperawatan) Minimal 10
Kasus diagnosis terbanyak.
Standar Asuhan Keperawatan penyakit dalam RS Sumber
Sehat disusun bersdasarkan standar asuhan keperawatan internasional.
Standar asuhan yang dipakai adalah Standarized Nursing Language,
yaitu NANDA (North American Nursing Diagnosis Association),
Taksonomi II untuk diagnose keperawatan, NOC (Nursing Outcomes
Classification) untuk perencanaan tindakan atau intervensinya.
Dalam pembuatan SAK berisi penjelasan atau informasi tentang
penyakit dan rencana asuhan keperawatan. Informasi tentang penyakit
meliputi pengertian, tanda dan gejala, etiolgi, patofisiologi,
pemeriksaan penunjangdan manajemen terapi serta prinsip pengkajian
kasus penyakit (Brunner 2002).
2) Kajian Data
a) Standar prosedur operasional di ruangan Mawar
Tabel 2.20
Standar Prosedur Operasional (SOP) di ruangan Mawar
No Tindakan yang sering di lakukan di unit Bedah
.
1 Memandikan pasien di tempat tidur
2 Memberikan alih baring
3 Perawatan oral hygiene
4 Perawatan infuse
5 Melakukan suction
6 Pemberian nutrisi atau obat melalui NGT
7 Pemberian oksigenasi dengan nasala kanul
8 Pemasangan infuse pump
9 Perawatan pasien bedrest (Pengendalian luka tekan)
10 Melakukan injeksi intravena
11 Menghitung balance cairan
12 Pemberian obat : enteral
13 Mengganti linen dengan pasien diatas tempat tidur
14 Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) golongan gas
medic
15 Pembuangan sampah benda tajam
16 Pembuangan sampah infeksius
17 Kebersihan tangan
18 Mengukur suhu badan di ketiak
19 Administrsi medikasi parenteral
20 Bantuan perawatan diri : eliminasi
21 Exercise therapy : mobilitas
22 Exercise therapy : keseimbangan
23 Admission care

58
24 Melakukan pemeriksaan EKG
25 Memberikan obat melalui oral
26 Perawatan kuku
27 Memberikan obat melalui rectum
28 Relaksasi nafas dalam
29 Perwatan bedrest
30 Pemberian makan ( menyuapi)
31 Pemasangan kateter menetap pada pria
32 Peningkatan latihan : peregangan otot
33 Bantu perawatan diri : makan
34 Kompres demam
35 Penjagaan kulit ( skin surveillance)
36 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke keursi roda
37 Menghitung denyut nadi
38 Menghitung pernafasan
39 Menghitung tekanan darah
40 Pengumpulan linen kotor
41 Pengambilan atau pengangkatan linen kotor
42 Pengadaan atau bon linen baru
43 Serah terima operan jaga perawat
44 Prosedur pasien pulang rawat
45 Identifikasi pasien
46 Pemasangan kateter menetap pada wanita
47 Pemasangan gelang pasien
48 Pelepasan kateter menetap pada wanita
49 Pelepasan kateter menetap pada pria
50 Pemberian produk darah
51 Bladder training
52 Menyuntik aman
53 Perawatan peralatan pasien
54 Pelepasan gelang pasien
55 Penatalaksanaan pasien resiko jatuh non psikiatrik
56 Penggunanaan APD
57 Prosedur catatan perkembangan pasien
58 Pencegahan dan pengedalian ISK
59 Penempatan pasien dengan penyakit menular atau suspect
60 Dekontaminasi tingkat tinggi dengan kimia
61 Penggunaan APAR
62 Pngamanan pasien bila banjir masuk rawat inap
63 Pembersihan permukaan lingkungan tercemar tumpahan darah
dan cairan tubuh
64 Pencegahan dan penegendalian phlebitis
65 Penanganan kecelakaan kerja
66 Penangan pasca terpajan
67 Penerimaan kemasan on steril
68 Peminjaman instrument steril
69 Pengembalian instrument on steril
70 Pengembangan penitipan kemasan steril
71 Pengisian berkas formulir berkas RM
72 Pemberian edukasi
73 Pemasangan gelang pasien hilang

59
74 Pemakaian infuse pump
75 Monitoring saturasi oksigen
76 Bantuan tim kode blue di RS
77 Indikasi pasien masuk ICU
78 Penerimaan pasien HCU
79 Transfer pasien untuk ruang perawatan
80 Indikasi masuk ruang pelayanan keperawatan unit stroke
81 Monitoring perawatan pasien di pelayanan intensif
82 Pemasangan / asistensi intubasi endotracheal tube
83 Prosedur pasien pulang atas permintaan sendiri
84 Catatan terintegrasi
85 Water tapid sponge
86 Bantuan perawatan diri : (personal hygiene)
87 Memberikan oksigenasi NRM
88 Melakukan pengkajian nyeri dan sedasi dengan comfort scale
89 Melakukan pengkajian nyeri
90 Memberikan oksigenasi RM
91 Prosedur pencatatan RM
92 Prosedur pasien pulang atas permintaan sendiri
93 Pemberian makan ( menyuapi)
94 Monitoring perawatan pasien di pelayanan intensif
95 Perawatan luka (bersih dan kotor)
Analisa :

Ketersediaan SOP yang berada di Ruang Mawar telah memenuhi


standar SOP yang ditetapkan oleh Rumah sakit, yaitu sebanyak 95 SOP dari 27
SOP yang ditetapkan, sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. untuk
meningkatkan mutu dan pelayanan diruang Mawar dapat di tambahkan SOP
berupa memberikan pelayanan mental spiritual kepada pasien.

2. PROSES
a. Proses Pelayanan Keperawatan (SP2KP)
1) Kajian Teori
SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional
yang merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktik Keperawatan
Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara
perawat primer (PP) dan perawat asociated (PA) serta tenaga kesehatan
lainnya. Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi
keperawatan primer (kombinasi metode tim dan metode keperawatan
primer). Penetapan metode ini didasarkan pada beberapa alasan sebagai
berikut: Pada metode keperawatan primer, pemberian asuhan keperawatan
dilakukan secara berkesinambungan sehingga memungkinkan adanya
tanggung jawab dan tanggung gugat yang merupakan esensi dari suatu

60
layanan profesional. Terdapat satu orang perawat profesional yang disebut
PP, yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan
keperawatan yang diberikan. Pada MPKP, perawat primer adalah perawat
lulusan sarjana keperawatan/Ners. Pada metode keperawatan primer,
hubungan profesional dapat ditingkatkan terutama dengan profesi lain.
Metode keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena
membutuhkan jumlah tenaga Skp/ Ners yang lebih banyak, karena setiap PP
hanya merawat 4-5 klien dan pada metode modifikasi keperawatan primer,
setiap PP merawat 9-10 klien. Saat ini terdapat beberapa jenis tenaga
keperawatan dengan kemampuan yang berbeda-beda. Kombinasi metode
tim dan perawat primer menjadi penting sehingga perawat dengan
kemampuan yang lebih tinggi mampu mengarahkan dan membimbing
perawat lain di bawah tanggung jawabnya. Metode tim tidak digunakan
secara murni karena pada metode ini tanggung jawab terhadap asuhan
keperawatan terbagi kepada semua anggota tim, sehingga sukar menetapkan
siapa yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas semua asuhan
yang diberikan.
 Macam Metode Penugasan Dalam Keperawatan
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, akan selalu menggunakan salah
satu metode pendekatan di bawah ini :

a) Metode Penugasan Tim


Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok
perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin
kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota tim. Sebelum tugas dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim
dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya
pemimpin tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang
kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien. Metode ini
menggunkan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan askep terhadap sekelompok pasien.
Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :
o Ketua tim

61
o Pelaksana perawatan
o Pembantu perawatan
Tugas dan Tanggung jawab Ketua tim:
o Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan
klien sejak masuk samapai pulang
o Mengkaji kondisi kesehatan klien dan keluarganya
o Membuat diagnose keperawatan dan rencana keperawatan
o Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota tim
o Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam melakkan
tindakan keperawatan
o Bersama anggota group melaksanakan askep sesuai standar.
o Bersama anggota group mengadakan serah terima dengan
group.tim (group petugas ganti) mengawasi : kondisi
klien/anggota keluarga, logistic keperawatan, administrasi
rekam medic, pelayanan pemeriksaan penunjang,
kolaborasi program pengobatan.
o Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh
group sebelumnnya.
o Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.
o Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.
o Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan
program pengobatan dokter.
o Membantu pelaksanaan rujukan
o Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga baru
mengenai : tata tertib ruangan RS, perawat yang bertugas.
o Menyiapkan orientasi pulang dan memberi penyuluhan
kesehatan
o Memelihara kebersihan ruang rawat dengan: mengatur tugas
cleaning service, mengatur tugas peserta didik, mengatur tata
tertib ruangan yang ditunjukkan kepada semua petugas, peserta
didik dan pengunjung ruangan.
o Membantu karu membimbing peserta didik keperawatan
o Membantu karu untuk menilai mutu pelayanan askep serta
tenaga keperawatan

62
o Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan
lingkungan
Adapun tujuan dari perawatan tim adalah memberikan
asuhan yang lebih baik dengan menggunakan tenaga yang tersedia.
Kelebihan metode tim adalah :
o Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
o Pasien dilayani secara komprehesif
o Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
o Tercipta kerja sama yang baik
o Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
o Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda
dengan aman dan efektif.
Kekurangan metode tim adalah:
o Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan
menjadi tanggung jawabnya.
o Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat
tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan
komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu
sehingga kelancaran tugas terhambat.
o Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu
atau ketua tim.
o Akuntabilitas dalam tim kurang jelas
b) Metode Perawatan Primer
Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan
terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama
pasien dirawat.
o Tugas perawat primer adalah
 Menerima pasien
 Mengkaji kebutuhan
 Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.
 Mengkoordinasi pelayanan
 Menerima dan menyesuaikan rencana

63
 Menyiapkan penyuluhan pulang
o Konsep dasar metode perawatan primer adalah:
 Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
 Ada otonomi
 Ada keterlibatan pasien dan keluarganya
o Ketenagaan
Setiap perawat primer adalah perawat “bedside”.
 Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat
 Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
 Perawat profesional sebagai primer dan perawat non profesional
sebagai asisten.
o Kepala bangsal
 Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer
 Orientasi dan merencanaka karyawan baru
 Menyusun jadwal dinas
 Memberi penugasan pada perawat asisten.
o Kelebihan dari metode perawat primer
 Mendorong kemandirian perawat.
 Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
 Berkomunikasi langsung dengan Dokter
 Perawatan adalah perawatan komprehensif
 Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau
diterapkan.
 Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
 Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan.
o Kelemahan dari metode perawat primer
 Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
 Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
 Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.
2) Kajian Teori
Tugas Kepala Ruang
Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang di Ruang Mawar RS Sumber Sehat

64
Kepala Ruang adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung
jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan
pelayanan keperawatan di ruang Mawar RS Sumber Sehat.
Tanggung Jawab Kepala Ruang:
 Kelancaran, ketepatan waktu pelaksanaan tugas tenaga keperawatan dan
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan keperawatan di unit kerjanya.
 Kebenaran dan ketepatan usulan rencana kebutuhan tenaga
keperawatan, obat-obatan dan peralatan keperawatan di unit kerjanya.
 Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan di
unit kerjanya.
 Kebenaran dan ketepatan pengaturan ketenagaan di unit kerjanya.
 Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru di unit kerjanya.
 Kebenaran dan ketepatan penggunaan dan pemeliharaan peralatan
keperawatan serta mutu asuhan keperawatan di unit kerjanya.
 Kebenaran dan ketepatan penerapan SPO pelayanan keperawatan di
unit kerjanya.
 Kebenaran dan ketepatan pelaporan pelaksanaan asuhan keperawatan di
unit kerjanya.
Uraian Tugas:
Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
 Merencanakan dan melaksanakan program kegiatan pelayanan
keperawatan di unit kerjanya.
 Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan kepala
instalasi.
 Merencanakan kebutuhan tenaga dalam setiap sift kerja (pagi, siang,
malam , termasuk hari libur).
Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanan, meliputi:
 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di
ruang perawat, melalui kerja sama dengan petugas yang ada dan
petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.
 Menyusun jadwal atau daftar dinas, libur, cuti tenaga keperawatan
dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan, pelayanan dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit Royal Progres (bulanan, mingguan,
harian).

65
 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
 Mengatur pembagian tugas perawat dan mengendalikan asuhan
keperawatan.
 Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan baru
atau tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat di bawah tanggung
jawabnya.
 Memberi orientasi kepada pasien atau keluarganya meliputi
penjelasan tentang peraturan Rumah Sakit, tata tertib ruang rawat,
fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin
sehari-hari.
 Memberi pengarahan, membimbing dan motivasi bagi tenaga
keperawatan untuk melaksanakan pelayanan atau asuhan
keperawatan sesuai ketentuan atau standar yang berlaku.
 Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang rawat inap.
 Memberi kesempatan atau ijin kepada staff keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah atau penataran dengan koordinasi kepala
instalasi keperawatan.
 Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan peralatan dan obat-
obatan dan bahan lain yang diperlukan di ruang perawatan atau
sesuai kebutuhan dan berdasarkan ketentuan atau kebijakan Rumah
Sakit.
 Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan seperti
service, pembersihan dan uji kunci alat agar selalu dalam keadaan
siap pakai.
 Mendampingi visit dokter dan mencatat instruksi atau program
pengobatan, khususnya bila ada perubahan program pengobatan
pasien dan menyampaikannya kepada perawat pelaksana untuk
melaksanakannya.
 Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang
rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi atau noninfeksi , untuk
kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
 Memberi motivasi kepada perugas dalam memelihara kebersihan
lingkungan ruang rawat.
 Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat inap.

66
 Meneliti atau memeriksa pengisian daftar permintaan makanan
pasien berdasarkan macam dan jenis makanan pasien.
 Meneliti atau memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien
sesuai dengan program dietnya.
 Menyimpan berkas catatan medis pasien dalam masa perawatan di
ruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkas tersebut ke
bagian Medical Record bila pasien keluar atau pulang dari ruang
rawat tersebut.
 Membuat laporan harian, bulanan, dan tahunan mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan serta kegiatan lainnya di ruang
rawat inap, untuk disampaikan kepada atasannya kepala Instalasi
Perawatan.
 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien atau keluarga
sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya.
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian,
meliputi:
 Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar.
 Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan
 Menjamin kebijakan, peraturan, standar dan SPO dijalankan di
unitnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
 Mengevaluasi secara periodik terhadap standar pelayanan dan SPO
yang berlaku untuk pelayanan keperawatan di unit kerjanya 3.
Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada di
bawah tanggungjawabnya dan menentukan kriteria perawat di
unitnya
 Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan obat-obatan secara efektif dan efisien
 Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar
yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan Tim
Pengendalian Mutu Asuhan Keperawatan
 Menyelesaikan masalah keperawatan yang terjadi di unit di bawah
supervisinya

67
 Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan
asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat
secara tepat dan benar
 Melakukan pengawasan terhadap inventaris barang-barang, alkes,
ATK dan obat yang terdapat di unit kerja yang menjadi tanggung
jawabnya.
 Berperan aktif dalam presentasi kasus, kegiatan kendali mutu,
pengendalian infeksi nosokomial dan kegiatan ilmiah lainnya dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya di
unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
 Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan seperti
kepanitiaan khusus atau tugas lain untuk kepentingan organisasi
Rumah Sakit.
Wewenang Kepala Ruang:
 Mengatur jadwal dinas perawat
 Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staff
keperawatan di unit kerjanya.
 Menilai, menegur, dan memotivasi perawat pelaksana di unit
kerjanya.
 Memimpin staff keperawatan untuk melaksanakan pelayanan
keperawatan di unit kerjanya.
 Manandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang Kepala Ruangan.
 Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Instalasi pelayanan
keperawatan untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3) Kajian Data
Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang di Ruang Mawar RS Sumber Sehat.
Tabel 2.21
Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang di Mawar RS Sumber Sehat
(n=1)

03-11-2020 04-11-2020 TOTAL


No Variabel yang dinilai
YA TDK YA TDK YA TDK
1 Menerangkan kepada pasien dan √ √ 2 0
keluarganya mengenai peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit,
keadaan pasien pada situasi

68
tertentu.
Mengusahakan dan memelihara
hubungan kerja yang harmonis √
dan berdaya guna antara perawat
2 √ 2 0
dengan perawat, perawat dengan
dokter atau petugas lain, pasien
dan keluarga.
Mengatur dan mengendalikan
kegiatan perawatan/atau pegawai √
3 lain/siswa dalam kegiatan √ 2 0
pelayanan keperawatan
(coordinator)
Karu mengatur dan mengawasi √ √
4 pelaksanaan rumah sakit yang 2 0
berlaku di unit pelayanan.
Karu mengenal jenis dan √ √
penggunaan barang, serta
mengusahakan pengadaan sesuai
5 2 0
kebutuhan di unit perawatan
stroke agar tercapai pelayanan
perawatan yang optimal.
Karu merancanakan, √ √
melaksanakan dan menilai
6 pelayanan perawatan sesuai 2 0
dengan kebutuhan pasien
berdasarkan proses perawatan
Mengklarifikasi pasien menurut √ √
tingkat kegawatan atau infeksi
7 2 0
dan non infeksi untuk
memudahkan cara merawatnya.
Karu mengawasi dan meneliti √ √
pelaksanaan dan pemberian obat,
8 makanan atau diit dengan 2 0
perhatian khusus terhadap pasien
yang perlu dibantu.
Mengawasi dan meneliti √ √
9 pencatatan medik dan catatan 2 0
perawatan pasien
Membimbing tenaga keperawatan
10 dalam melaksanakan teknik √ √ 2 0
keperawatan.
Mengadakan pendekatan kepada
setiap pasien yang dirawat untuk √
11 √ 2 0
mengetahui keluhan atau masalah
yang dihadapi
Mendampingi selama visite,
12 mencatat serta melaksanakan √ √ 2 0
teknik keperawatan.
13 Memelihara dan meningkatkan √ √ 2 0
sistem pencatatan dan pelaporan
secara teratur, yang
berkesinambungan tentang

69
keadaan pasien untuk kepentingan
keperawatan.
Karu mengisi buku catatan pribadi √ √
dan menandatangani buku catatan
14 2 0
pribadi dari pelaksana perawatan
di unit bedah
Karu memberikan penyuluhan
kesehatan kepada pasien dan
15 √ √ 2 0
keluarganya sesuai dengan
penyakitnya
Mengadakan penilaian pelayanan √ √
perawatan antara lain dengan cara
16 meneliti, mengobservasi reaksi 2 0
pasien, reaksi petugas, dan reaksi
masyarakat.
Karu menyusun daftar dinas dari √ √
petugas perawatan dan petugas
17 2 0
lainnya secara merata dan
seefektif mungkin.
Membantu mengawasi dan √ √
membimbing siswa perawat untuk
18 2 0
mendapatkan pengalaman belajar
di unit bedah.
Menjaga rahasia yang √ √
menyangkut penyakit dan keadaan
19 2 0
pasien di unit Bedah sesuai
dengan sumpah jabatan.
Menjaga terpeliharanya √ √
kebersihan, kerapian , dan
20 2 0
keindahan di unit stroke dan
lingkungannya
Menjaga perasaan nyaman bagi √ √
21 pasien dan petugas selama 2 0
melaksanakan kegiatan perawatan
Karu mengadakan rapat berkala √ √
22 dengan perawat pelaksana 2 0

Mengusahakan kesejahteraan dan √ √


23 keselamatan kerja petugas 2 0

Memberikan orientasi pada tenaga √ √


24 perawat baru 2 0

Jumlah 24 24 48 0
Prosentase (%) 100 0 100 0 100 0
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan

Analisa:

70
Berdasarkan hasil observasi selama 2 hari di ruang Mawar diperoleh hasil
sebesar 100% untuk item “ya”. Hal ini menyatakan bahwa uraian tugas
Kepala Ruang Mawar yang telah dilakukan berkategori sangat baik. Kepala
Ruang sudah mengaplikasikan tugasnya sesuai kemampuan dan beban kerja
karena di Ruang Mawar terdapat 1 tim dan terdiri dari beberapa anggota
perawat pelaksana sesuai jadwal yang sudah dibuat.
4) Kajian Teori
Pelaksanaan Tugas Ketua Tim di Ruangan
Ketua Tim adalah seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan
tanggung jawab dalam mengkoordinasikan asuhan keperawatan pada
sekelompok pasien rawat inap.
Tanggung Jawab Ketua Tim:
o Kebenaran dan ketepatan pengaturan ketenagaan dan pembagian tugas
dalam timnya.
o Kebenaran dan ketepatan penerapan dan asuhan keperawatan pada pasien
yang menjadi tanggung jawabnya.
 Kebenaran dan ketepatan pendokumentasian asuhan keperawatan pasien
yang menjadi tanggung jawabnya pada jam dinasnya.
 Kebenaran dan ketepatan laporan pelaksanaan asuhan keperawatan
pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
Wewenang Ketua Tim:
 Membuat rencana asuhan keperawatan
 Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi
 Memimpin anggota tim untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien yang menjadi tanggung jawabnya pada jam dinasnya.
 Mengatur ketenagaan, fasilitas saran dan asuhan keperawatan pasien
yang menjadi tanggung jawabnya pada jam dinasnya.
Uraian Tugas Ketua Tim:
- Bersama kepala ruang atau penanggung jawab shift mengadakan serah
terima tugas setiap pergantian dinas.
- Melakukan pembagian tugas atas anggota timya dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
- Melakukan pembagian kerja dengan anggota timnya sesuai tingkat
ketergantungan pasien dan tingkat kompetensi anggota tim.

71
- Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama anggota tim
perawatan/kesehatan lain
- Membuat rincian tugas anggota tim meliputi pemberian asuhan
keperawatan, kerjasama antar anggota tim
- Menyusun rencana keperawatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya
pada jam dinasnya
- Bersama dengan anggota tim, melaksanakan asuhan keperawatan kepada
pasien
- Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan pasien
yang menjadi tanggung jawabnya pada jam dinasnya
- Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat
secara tepat dan benar sesuai dengan kebutuhannya, serta protap yang
berlaku. Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan
kepada dokter ruang rawat/dokter penanggungjawab ruangan
- Mendokumentasikan dengan lengkap asuhan keperawatan yang diberikan
pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
- Memberi pengarahan dan motivasi kepada anggota tim untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan/standar yang berlaku
- Mengatur, mengontrol dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan
yang dibutuhkan pasiennya agar selalu dalam keadaan siap pakai pada
jam dinasnya
- Melaksanakan program orientasi kepada pasien baru dan keluarganya
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib dan fasilitas
yang ada
- Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) dan
mencatat rencana medik dari dokter
- Menyiapkan perlengkapan untuk pasien yang akan pulang, seperti obat-
obatan, hasil pemeriksaan dan surat-surat yang diperlukan (surat istirahat,
resume keperawatan)
- Mengontrol dan memeriksa ketepatan pemberian asuhan keperawatan
dan pemberian obat pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
rencana medik dari dokter
- Mengisi daftar permintaan makanan, berdasarkan macam dan jenis
makanan pasien kemudian memeriksa ulang pada saat penyajiannya
sesuai dengan diitnya pada shift sore, malam dan hari libur

72
- Melaksanakan serah terima tugas kepada ketua tim shift berikutnya
secara lisan maupun tertulis pada saat penggantian dinas
- Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang atau
kepala instalasi perawatan di unit kerjanya
- Berkoordinasi dengan kepala ruang atau PJ shift atau dokter spesialis
terkait untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pasien
atau keluarga
- Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala ruang apabila
diperlukan
- Melaporkan secara lisan dan tulisan kepada kepala ruang apabila terdapat
hal-hal yang segera dilaporkan

5) Kajian Data
Tabel 2.22
Pelaksanaan Tugas Ketua Tim di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
(n=1)
03-11-2020 04-11-2020 22-11-2020 TOTAL
N Variabel yang
Y Y Y Y
o dinilai TDK TDK TDK TDK
A A A A
Katim melakukan √ √ √
pengkajian lengkap
dan mencatatnya
pada formulir rekam
1 medis keperawatan 3 0
untuk digunakan
sebagai dasar
perencanaan askep
lebih lanjut
Membuat rencana √ √ √
askep berdasarkan
diagnose
2 keperawatan dan 3 0
rencana terapi yang
ditetapkan oleh
dokter.
Melaksanakan askep √ √ √
sesuai dengan
rencana keperawatan
3 3 0
serta membuat
rencana ulang
(resume)
4 Melaksanakan askep √ √ √ 3 0

73
sesuai dengan
rencana keperawatan
serta membuat
rencana ulang
(resume)
Memberikan √ √
pendidikan kesehatan
5 kepada pasien dan x 2 1
keluarga sesuai
kebutuhan klien
Mengadakan serah √ √ √
terima petugas
kepada perawat yang
6 jaga sore dan 0
menerima laporan
tugas dari perawat
jaga malam
Memberikan √ √ √
bimbingan kepada
perawat yang telah
7 menjadi anggota tim 3 0
dan melakukan
evaluasi hasil
kerjanya.
Menyusun data yang √ √ √
berhubungan dengan
askep berdasarkan
laporan anggota tim
8 sebagai masukan 3 0
untuk membuat
laporan kerja
pertanggungjawaban
ruangan.
Melakukan post x X X
9 conference 0 3
Katim melakukan √ √ √
kunjungan keliling
ruangan bersama
anggota tim, dokter,
dan tim kesehatan
10 lain untuk 3 0
mengetahui keadaan
pasien dalam rangka
memberikan asuhan
dan pelayanan
keperawatan
11 Memberikan √ √ √ 3 0
bimbingan kepada
siswa atau
mahasiswa praktek
yang ada dalam tim
dalam rangka

74
orientasi dan
pelaksanaan praktek
keperawatan
Jumlah 9 2 10 1 10 1 29 4
87.8
81.8118.19 90.9 9.1 90.9 9.1 12.12
  Jumlah % 8
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan

Analisa:

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari mengenai uraian


pelaksanaan Ketua Tim di ruang Mawar RS Sumber Sehat sebanyak 87.88%.
Ketua Tim telah melaksanakan tugasnya dengan kategori sangat baik, namun
Ketua Tim tidak pernah melakukan post conference selama 3 hari observasi
karena ketua tim belum memahami teknik dan manfaat post conference.
6) Kajian Teori
Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana
Seorang tenaga keperawatan yang diberi wewenang untuk
melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan di ruang rawat.
Tanggung jawab
 Kelancaran, ketepatan waktu pelaksanaan tugas keperawatan dan
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan keperawatan
 Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
standar
 Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan
keperawatan atau kegiatan lain yang diperlukan
Wewenang
 Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
 Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarga pasien
sesuai standar yang telah ditetapkan
Uraian Tugas Perawat Pelaksana
- Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungan
- Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
- Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu keadaan siap
pakai

75
- Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan
lingkungan, peraturan atau tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan
cara penggunaannya, serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan
- Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan
keluarganya
- Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien, sesuai batas
kemampuan dengan cara:
 Mengamati keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental
dan keluhan)
 Melaksanakan anamnesa
- Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya
- Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan
kebutuhan, antara lain:
 Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai dengan program
pengobatan
 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
- Berperan serta melaksanakan pelatihan/mobilisasi pada pasien agar dapat
mandiri.
- Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan dan institusi
pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu, untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi
- Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat
secara tepat dan benar sesuai dengan kebutuhannya, serta protap yang
berlaku. Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan
kepada dokter ruang rawat atau dokter penanggungjawab ruangan
- Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan
- Memantau dan menilai kondisi pasien dilanjutkan melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil pemantauan tersebut dan sesuai batas
kemampuannya
- Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan
anggota tim kesehatan (dokter, ahli gizi, analis, pekarya kesehatan,
pekarya rumah tangga dll)
- Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatakan mutu asuhan keperawatan

76
- Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir
sesuai dengan jadwal dinas
- Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar pasien dan
keluarganya
- Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat.
- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keperawatan,
antara lain melalui pertemuan ilmiah dan pelatihan
- Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar sebagai dokumentasi sehingga tercipta sistem informasi
rumah sakit yang dapat dipercaya atau akurat
- Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis, pada saat pergantian dinas
- Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi :
 Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan, seperti :
 Tongkat penyangga
 Protesa
 Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah,
misalnya :
 Merawat luka
 Melatih anggota gerak
 Menyediakan formulir untuk penyelesaian administrasi
 Surat ijin pulang
 Surat keterangan istirahat sakit
 Petunjuk diet
 Resep obat dirumah, jika diperlukan
 Surat rujukan atau pemeriksaan ulang
 Surat keterangan lunas pembayaran, dll
 Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien, mengenai :
 Diet pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya
 Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas atau
institusi pelayanan kesehatan lain
 Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi
atau bahan pengganti sesuai dengan cara keadaan sosial ekonomi
 Mengantar pasien yang akan pulang sampai ke pintu rawat inap

77
7)

78
8) Kajian Data

Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana


Tabel 2.23
Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana di ruang Mawar RS Sumber Sehat
(n=1)
03-11-2020 04-11-2020 05-11-2020 TOTAL
No Variabel yang dinilai
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK

Mengerjakan tugas √ √ √
1 3 0
yang diberikan katim
Melakukan √ √ √
konfirmasi/supervisi
2 3 0
tentang kondisi pasien
segera setelah operan
Melakukan doa pada √ √ √
3 3 0
awal dan akhir dinas
Mengikuti pre √ √ √
conference yang
4 diadakan oleh katim 3 0
tiap shif sesuai jadwal
kerja
Melaksanakan asuhan √ √ √
keperawatan kepada
pasien yang menjadi
5 3 0
tanggungnjawabnya
dan ada bukti di rekam
medic
Melakukan monitoring √ √ √
respon pasien dan ada
6 3 0
bukti di rekam
keperawatan
Melakukan konsultasi √ √ √
7 tentang masalah 3 0
klien/klg kepada katim
Membimbing dan √ √ √
melakukan pendidikan
kesehatan kepada
8 pasien yang menjadi 3 0
tanggungjawabnya dan
ada di bukti rekam
medik
Menerima keluhan √ √ √
9 klien/klg dan berusaha 3 0
mengatasinya
Melengkapi catatan √ √ √
askep pada semua
10 3 0
pasien yang menjadi
tanggung jawabnya

79
Melakukan evaluasi √ √ √
askep setiap akhir tugas
pada semua pasien yang
11 menjadi 3 0
tanggungjawabnya dan
ada di bukti rekam
medik keperawatan
Menjelaskan langkah x X x
12 0 3
dan prosedur rawat luka
Tidak melakukan SOP x X x
13 0 3
rawat luka
Berkoordinasi dengan √ √ √
Katim/Koordinator
14 Ruang/dokter/tim 3 0
kesehatan lain bila ada
masalah pada pasien
Tidak menggunakan x X x
15 sarung tangan steril 0 3
Melaksanakan tugas √ √ √
pendelegasian Katim
16 3 0
pada sore, malam dan
atau hari libur
Mengikuti diskusi kasus √ √ √
17 dalam pertemuan rutin 3 0
keperawatan di ruangan
Melaksanakan tugas √ √ √
18 lain sesuai uraian tugas 3 0
anggota tim
Jumlah 15 3 15 3 15 3 45 9
   Jumlah (%) 83.33 16.67 83.33 16.67 83.33 16.67 83.33 16.67
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St. Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan

Analisa:
Berdasarkan hasil obsesrvasi mengenai pelaksanaan tugas perawat
pelaksana yang dilakukan selama 3 hari dalam setiap shift di unit bedah
tergolong kategori baik dengan persentase 83.33%, namun ada item-item yang
belum dilaksanakan tugasnya seperti tidak melaksanakan SOP rawat luka, tidak
menjelaskan langkah prosedur, dan tidak menggunakan sarung tangan steril.
b. Pelaksanaan Manajemen Keperawatan
1) Meeting Morning
a) Kajian Teori
Pengertian
Suatu pertemuan yang dilakukan di pagi hari sebelum dimulainya operan
tugas jaga antara shift malam ke shift pagi.

80
Tujuan
Koordinasi intern ruang perawatan (wahana informasi dan komunikasi)
Kebijakan

 Dilakukan disemua ruang rawat inap / instalasi yang ada kaitannya


dengan pelayanan keperawatan agar tercapai dalam memberikan askep
yang optimal dan tepat
 Dilakukan tiap pagi hari sebelum operan jaga. Waktu pelaksana kurang
lebih 15 menit
 Diikuti oleh perawat jaga malam, perawat jaga pagi, pramusaji, tenaga,
administrasi ruang dan house keeping
Prosedur Persiapan
 Karu mempersiapkan materi dan informasi mengenai kegiatan-
kegiatan non keperawatan di ruang tersebut
 Karu menyiapkan tempat untuk melakukan morning meeting
 Mempersiapkan salah satu staf untuk menjadi notulen
 Morning meeting diikuti oleh seluruh staf yang jaga pagi dan malam
Pelaksanaan
 Karu membuka meeting morning dilanjutkan dengan doa bersama
 Spiritual corner (membaca qur’an / kultum / membaca hadist)
 Melakukan repetitive magic power (budaya kerja dan keyakinan
dasar) dibacakan oleh salah satu peserta ditirukan oleh semua peserta
meeting morning
 Karu memberikan informasi dan arahan kepada staf dengan materi
yang telah disiapkan sebelumnya
 Karu melakukan klasrifikasi apa yang telah disampaikan kepada staf
 Memberikan kesempatan kepada staf untuk mengungkapkan
permasalahan yang muncul di ruangan
 Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan masalah yang dapat di
tempuh
 Karu memberi motivasi dan reinforcement kepada staf
Penutup
 Karu menutup meeting morning
 Karu dan peserta meeting morning menandatangani notulensi
 Meeting morning dilanjutkan dengan operan jaga

81
b) Kajian Data
Tabel 2.24
Evaluasi Pelaksanaan Meeting Morning di Ruang Mawar
RS Sumber Sehat.
(n=1)
03-11-2020 04-11-2020 05-11-2020 TOTAL
No Variable yang dinilai
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
Karu menyiapkan x √ √
1 tempat untuk meeting 2 1
morning
Karu memberikan x √ √
arahan pada staf dengan
2 2 1
materi yang telah
disiapkan sebelumnya
Karu memberikan x √ √
klarifikasi apa yang
3 2 1
telah disampaikan oleh
staf
Memberikan x √ √
kesempatan pada staf
4 untuk mengungkapkan 2 1
permasalahan yang
muncul di ruangan
Bersama staf x √ √
mendiskusikan
5 2 1
pemecahan masalah
yang dapat ditempuh
Karu memberikan x √ √
6 motivasi dan 2 1
reinforcement pada staf
Meeting Morning diikuti x √ √
7 2 1
oleh seluruh staff
Jumlah 0 7 7 0 7 0 14 7
Jumlah (%) 0 100 100 0 100 0 66.67 33.33
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan
Analisa:
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari di ruang Mawar
pelaksanaan meeting morning sudah berjalan dengan baik yaitu
dengan presentase 66.67 %. Diketahui hari pertama observasi yaitu
pada tanggal 03 November, ruang Mawar tidak melakukan meeting
morning karena pada tanggal tersebut merupakan cuti hari besar.
Secara garis besar sudah berjalan dengan baik dan Ketua Ruang dapat
mempertahankan kebiasaan meeting morning sebagai salah satu

82
bagian dari proses keperawatan. Meeting morning sudah
didokumentasikan dengan baik oleh notulen dalam lembaran meeting
morning dan dilakukan setiap hari Senin-Sabtu dan diikuti oleh
seluruh staff.
2) Pelaksanaan Timbang Terima Tugas Jaga
a)Kajian Teori
Definisi
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien.
Tujuan
 Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
 Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
 Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar
anggota tim perawat.
 Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan.
Manfaat
 Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh
perawat pada shift berikutnya.
 Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan
dengan keadaan klien yang sebenarnya.
 Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
Metode Pelaporan
- Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung
kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan
kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan
rencana keperawatan.
- Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat
kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu
persatu.
Prosedur Pelaksanaan
- Kedua kelompok dinas sudah siap.

83
- Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah
dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan
(tanggung jawab)
- Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
petugas berikutnya.
- Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
- Identitas klien dan diagnosa medis.
- Masalah Keperawatan yang masih muncul.
- Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum)
- Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.
- Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain,
persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.
- Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.
- Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang
terimakan atau berhak terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.
- Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan
padat.
- Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,kecuali dalam
kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
Hal-hal yang perlu Diperhatikan
 Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.
 Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.
 Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
 adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.
 Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan
menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.
 Timbang terima harus berorientasi pada masalaha keperawatan yang
ada pada klien, dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari
masalahnya terlebih dahulu (setelah diketahui melalui pengkajian),
baru kemudian terhadap tindakan yang telah dilakukan dan belum
dilakukan serta perkembangan setelah dilakukan tindakan.

84
 Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan volume suara
yang pelan dan tegas (tidak berbisik ) agar klien disebelahnya tidak
mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga privacy klien,
terutama mengenai hal-hal yang perlu dirahasiakan sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung di dekat klien.
 Bila ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya
jangan dibicarakan didekat klien tetapi diruang perawat.
b)

85
c) Kajian Data
Tabel 2.25
Evaluasi Pelaksanaan Timbang Terima Tugas Jaga di Ruang Mawar RS
Sumber Sehat
(n=3)
03-11-2020 04-11-2020 05-11-2020 TOTAL
N
Variabel TD TD TD
o YA YA YA YA TDK
K K K
1 Didahului doa bersama √ √ √ 3 0
Komunikasi antar √ √ √
pemberi tanggung jawab
dan penerima tanggung
2 jawab dilakukan di 3 0
depan pintu dengan
suara perlahan/tidak
rebut
Menyebutkan identitas √ √ √
pasien, Dx medis, Dx
keperawatan, tindakan
3 3 0
keperawatan yang telah
dilakukan beserta waktu
pelaksanaan
Menginformasikan jenis, √ √ √
dan waktu rencana
4 3 0
tindakan kepaerawatan
yang belum dilakukan
Menyebutkan √ √ √
5 perkembangan pasien 3 0
yang ada selama shift
Menginformasikan √ √ √
pendidikan kesehatan
6 3 0
yang telah dilakukan

Mengevaluasi hasil √ √ √
7 3 0
tindakan keperawatan
Menyebutkan terapi dan √ √ √
tindakan medis beserta
8 3 0
waktunya yang
dilakukan selama shift
Menyebutkan tindakan √ √ √
9 medis yang belum 3 0
dilakukan selama shift
Menginformasikan pada x X x
pasien/keluarga nama
10 0 3
perawat shift berikutnya
pada akhir tugas
11 Memberi salam pada x X x 0 3
pasien, keluarga, serta
mengobservasi dan
menginspeksi keadaan

86
pasien, menanyakan
keluhan pasien (dalam
rangka klarifikasi)
Jumlah 9 2 9 2 9 2 27 6
Jumlah % 81.81 18.19 81.81 18.19 81.81 18.19 81.81 18.19
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan

Analisa
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari didapatkan pelaksanaan timbang
terima tugas jaga (operan) terlaksana 81.81%. Hasil presentase ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas jaga atau operan tergolong dalam
kategori baik, walaupun masih terdapat item-item yang belum dilaksanakan
seperti menyebutkan nama perawat yang bertugas selanjutnya dan memberi
salam. Faktor penurunan kesadaran pada pasien dan tidak ada keluarga yang
menunggu dapat menjadi pencetus tidak dilaksanakannya 2 hal diatas dan
operan selalu dilakukan setiap pergantian shift.
3) Pre conference
a) Kajian teori
Pre conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim. Isi
pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan
rencana dari katim atau PJ tim.
Persiapan
 Ketua tim menyiapkan ruangan
 Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift pasien
dalam tanggung jawabnya seta buku berita acara timbang terima
perawat jaga yang telah diisi.
Pelaksanaan
 Ketua tim/PJ membuka pre conference dengan salam dan berdoa
(masuk dalam meeting morning, jika pagi)
 Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference
 Ketua Tim/PJ memandu pelaksanaan pre conference
 Ketua Tim/PJ menjelaskan masalah keperawatan pasien, rencana
tindakan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya

87
 Ketua Tim/PJ membagi tugas kepada anggota tim dengan
memperhatikan keseimbangan kerja
 Ketua Tim/PJ mendiskusikan dengan kelompok tentang cara dan
strategi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
 Ketua Tim/PJ memotivasi untuk memberikan tanggapan dan
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
 Ketua Tim/PJ mengklarifikasi kesiapan anggota tim untuk
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasiem yang menjadi
tanggung jawabnya
 Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada anggota tim
 Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil pre conference
Penutup
 Ketua Tim/PJ mengakhiri pre conference
 Ketua Tim/PJ mendokumentasikan hasil pre conference
b)

88
b) Kajian data
Tabel 2.26
Evaluasi Pelaksanaan Pre-Conference di Ruang Mawar
RS Sumber Sehat
03-11-2020 04-11-2020 05-11-2020 TOTAL
No Variabel yang dinilai
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
Menyiapkan tempat √ √ √
1 2 1
untuk pre conference
Menyiapkan buku √ √ √
2 laporan tugas jaga 2 1
pasien
Menjelaskan tujuan X
3 dilakukan pre x x 0 3
conference
Karu/Wakaru/katim √ √ √
4 memandu pelaksanaan 2 1
pre conference
Menjelaskan masalah √ √ √
pasien selama dalam
perawatan dan
5 2 1
rencana keperawatan
yang menjadi
tanggung jawabnya
Membagi tugas pada √ √ √
PA sesuai kempuan
6 yang dimiliki dengan 2 1
memperhatikan
keseimbangan kerja
Mendiskusikan cara √ √ √
dan strategi
7 pelaksanaan asuhan 2 1
keperawatan
pasien/tindakan
Memotivasi untuk √ √ √
memberikan
tanggapan dan
8 2 1
penyelesaian masalah
yang sedang
didiskusikan
Mengklarifikasi √ √ √
kesiapan PA untuk
melaksanakan asuhan
9 2 1
keperawatan pada
pasien yang menjadi
tanggungjawabnya
Memberikan √ √ √
10 reinforcement positif 2 1
pada PA
Menyimpulkan hasil X
11 x x 0 3
pre conference

89
Jumlah 9 2 9 2 9 2 27 6
 Jumlah %
81,81 18,19 81.81 18.19 81.81 18.19 81,81 18,18
 
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan

Analisa:

Berdasarkan hasil observasi mengenai pelaksanaan Pre-Conference selama 3


hari yang dilakukan pada setiap pergantian shift di unit stroke didapatkan
nilai 81,81% hasil ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pre-conference
berkategori sangat baik, secara garis besar pre conference sudah terlaksana
dengan baik, namun ada beberapa hal yang tidak disampaikan dalam pre
conference yaitu menyebutkan tujuan dan menyimpulkan hasil pre
conference.

4) Post Conference
a) Kajian teori
Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan.
Persiapan
 Ketua tim menyiapkan ruangan
 Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift pasien dalam
tanggung jawabnya
Pelaksanaan
 Ketua tim/PJ membuka post conference
 Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya post conference
 Ketua Tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan asuhan keperawatan yang
telah dilakukan
 Ketua Tim/PJ mendiskusikan dengan anggota tentang masalah yang
ditemukan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dan mencari
upaya penyelesaian masalah
 Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada nggota tim
 Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil post conference
 Ketua Tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum melakukan
tindakan operan tugas jaga shift berikutnya.

90
Penutup
 Ketua Tim/PJ mengakhiri post conference
 Ketua Tim/PJ mendokumentasikan post conference

b) Kajian data
Tabel 2.27
Evaluasi Pelaksanaan Post-Conference di Ruang Mawar RS Sumber
Sehat (n=1)

03-11-2020 04-11-2020 05-11-2020 TOTAL


N Variabel yang
Y Y Y
o dinilai YA TDK TDK TDK TDK
A A A
Menyiapkan tempat √ 0 3
1 untuk post √ √
conference
Menyiapkan rekam √ √ √ 0 3
medic pasien yang
2
menjadi tanggung
jawabnya
Menjelaskan tujuan √ √ √ 0 3
3 dilakukan post
conference
Menerima penjelasan √ √ √ 0 3
dari PA tentang hasil
4 tindakan/hasil asuhan
keperawatan yang
telah dilakukan
Mendiskusikan √ √ √ 0 3
masalah yang telah
ditemukan dalam
5 memberikan askep
pada pasien dan
mencari upaya
penyelesaian masalah
Memberi √ √ √ 0 3
6 reinforcement pada
PA
Menyimpulkan hasil √ √ √ 0 3
7
post conference
Mengklarifikasi √ √ √ 0 3
pasien sebelum
melakukan operan
8 tugas jaga shift
berikutnya
(melakukan ronde
keperawatan)
9 Memotivasi untuk √ √ √ 0 3

91
memberikan
tanggapan dan
penyelesaian masalah
yang sedang
didiskusikan

Jumlah 0 9 0 9 0 9 0 27

Presentasi (%) 0 100 0 100 0 100 0 100


Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 20

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan
Analisa

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, pelaksanaan post conference tidak


pernah dilakukan pada ruangan, presentasenya yaitu 0%.
5) Discharge Planning
a) Kajian teori
Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri
dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan.
Tujuan: Menyiapkan klien secara fisik, psikologis dan sosial.
Meningkatkan kemandirian klien saat perawatan di rumah.
Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada klien.
Membantu rujukan pada klien pada sistem pelayanan yang lain.
Membantu klien dan keluarga agar memiliki pengetahuan, sikap dan
ketrampilan dalam mempertahankan status kesehatan klien.
Komponen perencanaan pulang:
o Perawatan di rumah
o Pemberian pembelajaran dan pendidikan kesehatan mengenai : diet,
waktu kontrol, tempat control.
o Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara
pemberian, dan waktu yang tepat untuk minum obat.
o Obat-obatan yang dihentikan. Walaupun obat-obatan klien sudah tidak
diminum lagi, namun tetap dibawa oleh klien serta ditentukan siapa
yang akan menyimpan obat tersebut.
o Hasil pemeriksaan

92
o Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dibawakan kepada klien waktu
pulang.
o Surat-surat seperti surat keterangan sakit.
Jenis pemulangan pasien
 Conditional discharge (pemulangan sementara)
Jika klien pulang dalam keadaan baik dan tidak ada komplikasi, klien
pulang untuk sementara di rumah dan masih dalam proses perawatan
dan harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas
terdekat.
o Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya)
Jika klien sudah selesai masa perawatan dan dinyatakan sembuh dari
sakitnya. Jika klien perlu perawatan kembali, maka prosedur perawatan
dapat dilakukan kembali.
o Judocal discharge (pulang paksa)
Jika kondisi klien masih perlu perawatan dan belum memungkinkan
untuk pulang, tetapi klien harus dipantau dengan melakukan kerjasama
dengan tim home care rs atau puskesmas terdekat. 
Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang
Tindakan perawatan yang diberikan pada perencanaan pulang yaitu
meliputi:
o Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) kesehatan yang diharapkan
dapat mengurangi angka kekambuhan dan meningkatkan pengetahuan
pasien serta keluarga.
o Program pulang bertahap.
o Melatih pasien kembali ke lingkungan dan masyarakat antara lain yang
dilakukan pasien di rumah sakit, dan tugas keluarga.
o Rujukan.
o Integrasi pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung
antara perawatan komunitas dengan rumah sakit sehingga dapat
mengetahui perkembangan pasien di rumah.
Peran perawat dalam discharge planning
Kepala ruangan:
o Membuka acara discharge planning kepada pasien
o Menyetujui dan menandatangani format discharge planning
Ketua Tim

93
o Membuat rencana discharge planning
o Membuat leaflet dan kartu discharge planning
o Memberikan konseling
o Memberikan pendidikan kesehatan
o Menyediakan format discharge planning
o Mendokumentasikan discharge planning
o Melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai
akhir perawatan) Perawat Pelaksana Ikut membantu dalam melaksanakan
discharge planning yang sudah direncanakan oleh Ketua Tim.
Persiapan
Pelaksanaan
Penutup
b) Kajian data
Tabel 2.28
Evaluasi Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
(n=3)
N 03-11-2020 04-11-2020 05-11-2020 TOTAL
Variabel yang dinilai
o YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
Perawat Memberikan x
1 √ √ 2 1
salam
2 Mengenalkan nama √ √ √ 3 0
Memberikan
penyuluhan terkait
3 dengan cara diskusi , √ √ √ 3 0
tanya jawab,
demonstrasi
Menggunakan alat
4 peraga (leaflet, flip √ √ √ 3 0
chart)
5 Melakukan evaluasi √ √ √ 3 0
Memberikan umpan x x X
6 0 3
balik
Mengakhiri dengan
7 √ √ √ 3 0
salam
8 Pendokumentasian √ √ √ 3 0
6 2 7 1 7 1 20 4
Jumlah
75 25 87,5 12,5 87,5 12,5 83,3 16,6
Presentase (%)
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan

94
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terkait pelaksanaan
discharge planning yang dilakukan selama 3 hari pada saat ada pasien
pulang, didapatkan hasil penilaian 83,3% dengan kategori sangat baik. Hal
ini disebabkan pelaksanaan yang dilakukan sesuai SOP. Namun masih ada
beberapa poin yang belum dilakukan seperti memberikan umpan balik dan
memberi salam.
c. Mutu Pelayanan Keperawatan
Proses Asuhan Keperawatan (Instrument A)

1) Kajian Teori
 Pengertian
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) adalah uraian pernyataan tingkat
kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat
dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang
diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap
pasien/ klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang
saling terkait erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai
bukti pelayanan meningkat dan memburuk .
 Tujuan
Tujuan ditetapkannya standar asuhan keperawatan diantaranya yaitu :
- Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dengan memusatkan upaya
dan meningkatkan motovasi perawat terrhadap pencapaian tugas.
- Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan mengurangi kegiatan
perawat yang tidak penting atau tidak tepat terhadap kebutuhan pasien.
- Memberikan landasan untuk mengantisipasi suatu hasil yang tidak
memenuhi standar asuhan keperawatan ataas kelalaian petugas
keperawatan (Sitorus, 2006).
 Manfaat SAK
- Dalam praktek klinik, memberikan serangkaian kondisi untuk
mengevaluasi mutu asuhan keperawatan dan juga merupakan alat
pengukur mutu penampilan kerja perawat yang sangat diperlukan sebagai
umpan balik dalam meningkatkan penampilan kerja perawat.
- Dalam administrasi pelayanan keperawatan, sangat penting dalam
perencanaan pola ketenagaan, progam pengembangan staf dan
mengidentifikasi isi dari progam pelatihan.

95
- Dalam pendidikan keperawatan, standar sangat menbantu pendidikan
keperawatan dalam merencanakan kurikulum.
- Sebagai area riset dan penelitian keperawatan dengan temuan yang dapat
digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan asuhan keperawatan.
- Dalam sistem pelayanan kesehatan secara umum, perawat dapat
menggunakan standar untuk mengkomunikasikan inti asuhan
keperawatan kepada konsumen dan profesi kesehatan yang lain .
 Indikator Standar Asuhan Keperawatan
Indikator standar asuhan keperawatan, sebagai berikut :
- Standar I – Pengkajian Keperawatan
Berupa data anamnesa, observasi yang paripurna dan lengkap serta
dikumpulkan secara terus menerus tentang keadaan pasien untuk
menentukan asuhan keperawatan , sehingga data dalam pengkajian harus
bermanfaat bagi semua anggota Tim. Data pengkajian meliputi
pengumpulan data, pengelompokan data dan perumusan data.
- Standar II – Diagnopsa Keperawatan
Yaitu respon pasien yang dirumuskan berdasarkan data status kesehatan
pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan
pasien dan komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala/
tanda, bersifat aktual dan potensial dan dapat ditanggulangi oleh perawat.
Diagnosa keperawatan adalah diagnosa yang dibuat oleh tenaga
profesional yang menggambarkan tanda dan gejala menunjuk kepada
masalah kesehatan yang dirasakan pasien.
- Standar III – Perencanaan Keperawatan
Standar ini disusun berdasarkan diagnosis keperawatan, komponennya
meliputi prioritas masalah, tujuan asuhan keperawatan dan rencana
tindakan.
- Standar IV – Intervensi Keperawatan
Berupa pelaksanaan tindakan yang ditentukan dengan maksud agar
kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek
peningkatan, pencegahan, peme;iharaan serta pemulihan kesehatan
dengan mengikut sertakan keluarga serta berorientasi pada 14 komponen
keperawatan.
- Standar V – Evaluasi Keperawatan

96
Dilakukan secara periodik sistematis dan berencana untuk menilai
perkembangan pasien. Menentukan keberhasilan tindakan keperawatan
dan kebutuhan akan perubahan rencana perawatan meliputi :
pengumpulan data pengkajian, membandingkan perilaku pasien yang
diharapkan dengan kenyataan, melakukan evaluasi bersama pasien,
keluarga dan bersama tim kesehatan lainnya, mengidentifikasi perubahan
yang dibutuhkan dalam menentukan tujuan dan rencana keperawatan.
- Standar VI – Catatan Asuhan Keperawatan
Dilakukan secara individual oleh perawat selama pasien dirawat inap
maupun rawat jalan, digunakan sebagai informasi, komunikasi dan
laporan, dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan sesuai dengan
pelaksanaan proses perawatan, setiap mencatat harus mencantumkan
inisial/ paraf nama perawat, menggunakan formulir yang baku, disimpan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2)

97
3) Kajian Data
Tabel 2.29
Kajian Data Askep Manual di Ruang Mawar RS Sumber Sehat (n=4)
No Aspek yang dinilai CM 1 CM CM CM
2 3 4
Pengkajian MNL MN MN MN
L L L
1. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan √ √ √ √
pedoman pengkajian
2. Data dikelompokkan (Bio-psiko-sosial- 0 0 0 0
spiritual)
3. Data yang dikaji sejak pasien masuk sampai √ √ √ √
pulang
4. Masalah dirumuskan berdasarkan √ √ √ √
kesenjangan antara status kesehatan dengan
norma dan pola fungsi kehidupan
Presentase MNL 75 %
Presentase total 75%
Diagnosa
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah √ √ √ √
yang telah dirumuskan
2. Diagnosa keperawatan mencerminkan PES 0 0 0 0
3. Merumuskan diagnosa keperawatan 0 √ 0 √
aktual/potensial
Presentase MNL 50 %
Presentase total 50 %
Intervensi
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √ √ √
2. Disusun menurut urutan 0 0 0 0
Prioritas
3. Rumusan tujuan mengandung komponen √ √ √ √
pasien perubahan, perilaku, kondisi, pasien
atau criteria
4. Rencana tindakan mengacu pada tujuan √ √ √ √
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
5. Rencana tindakan menggambarkan 0 √ 0 √
keterlibatan pasien/ keluarga
6. Rencana tindakan menggambarkan kerja √ √ √ √
sama, dengan tim kesehatan lain
Presentase MNL 75 %
Presentase total 75 %
Implementasi
1. Tindakan dilaksanakan mengacu pada √ √ √ √
rencana tindakan
2. Perawat mengobservasi respon pasien √ √ √ √
terhadap tindakan keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 0 √ 0 √
4. Semua tindakan yang telah dilaksanakan 0 √ 0 √
dicatat ringkas dan jelas
Presentase MNL 75 %

98
Presentase total 75 %
Evaluasi
1. Evaluasi mengacu pada tujuan 0 0 0 0
2. Hasil evaluasi dicatat √ √ √ √
Presentase MNL 50 %
Presentase total 50 %
Catatan Asuhan Keperawatan
1. Menulis pada format yang baku √ √ √ √
2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan 0 √ 0 √
yang dilaksanakan
3. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, √ √ √ √
istilah yang baku dan benar
4. Setiap melakukan tindakan, perawat 0 0 0 0
mencantumkan paraf/ nama jelas dan tanggal
jika dilakukannya tindakan
5. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai √ √ √ √
dengan ketentuan yang baku
Presentase MNL 70%
Presentase total 70 %
Total MNL 65,83 %
Keterangan : 0 : tidak dilakukan
√ : dilakukan

Analisa :

Berdasarkan hasil penilaian dengan instrumen A didapatkan hasil dari


pengkajian adalah 65,83 % termasuk kategori baik tetapi perlu diperhatikan dan
ditingkatkan untuk pengisian form pengkajian sampai evaluasi agar tercatat lengkap
dan jelas.

Proses Asuhan Keperawatan (Instrumen B)


1) Kepuasan Pasien
a) Kajian Data
Observasi dilakukan selama 3 hari dari tanggal 20 - 22 November 2018, penilaian
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan di Ruang unit Stroke dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 2.30
Penilaian Kepuasan Keluarga Pasien Terhadap Mutu Pelayanan
Di Ruang Mawar RS Sumber Sehat Periode 03-05 November 2020
(n= 4) Keluarga Pasien
No Kriteria Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah perawat memperkenalkan diri / 2 2
menyapa?

99
2 Apakah perawat selalu memanggil nama anda 4 0
dengan benar?
3 Apakah perawat melarang anda / pengunjung 3 1
merokok diruangan?
4 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 1 3
nafsu makan anda?
5 Apakah perawat pernah menanyakan pantangan 3 1
dalam hal makanan anda?
6 Apakah perawat menanyakan atau 3 1
memperhatikan berapa jumlah makan dan
minum yang biasa anda habiskan?
7 Apabila anda tidak nafsu makan apakah 3 1
perawat memotivasi anda?
8 Pada saat anda dipasang infus, apakah perawat 3 1
selalu memeriksa cairan / tetesannya dan area
sekitar pemasangan infus?
9 Pada saat anda masuk RS, apakah perawat 4 0
memberikan penjelasan tentang fasilitas yang
tersedia dan cara penggunaannya, peraturan /
tata tertib yang berlaku di RS?
10 Apakah ruang tidur anda selalu dijaga 4 0
kebersihannya dengan disapu atau dipel setiap
hari?
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, 4 0
tidak licin, tidak berbau, cukup terang?
12 Selama anda belum mampu mengontrol 3 1
perasaan anda, apakah perawat membantu
anda?
13 Selama anda dalam perawatan, apakah perawat 4 0
siap membantu ketika anda / keluarga meminta
bantuan / pertolongan?
14 Apakah alat-alat tenun seperti: seprei, selimut 4 0
diganti setiap kotor?
15 Apakah anda mudah mendapatkan seprei atau 4 0
sarung bantal / selimut?
16 Apakah perawat pernah memberikan penjelasan 4 0
tujuan dari restrain?
17 Selama anda dalam perawatan, apakah perawat 4 0
mengawasi keadaan anda secara teratur, pada
pagi, sore maupun malam hari?
18 Apakah anda tahu waktu pergantian jaga 4 0
perawat?
19 Apakah anda mengetahui nama perawat yang 3 1
bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas?
20 Apakah perawat bersikap sopan dan ramah? 4 0
21 Apakah perawat selalu memberi penjelasan, 4 0
sebelum melakukan tindakan keperawatan atau
pengobatan?
22 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan 4 0
dan memperhatikan setiap keluhan dari anda /
keluarga ?
23 Dalam hal memberikan obat, apakah perawat 4 0

100
membantu menyiapakan / meminumkan obat?
24 Apakah penampilan perawat, tambah rapi atau 4 0
menarik/menyenangkan?
25 Selama anda dirawat apakah diberikan 4 0
penjelasan tentang perawatan/ pengobatan /
pemeriksaan lanjutan setelah anda
diperbolehkan pulang?
Jumlah 88 12
Sumber: data primer Ruang Mawar RS Sumber Sehat
Analisa :
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kepuasan pasien terhadap
pelayanan perawat sudah mencapai 88% yang berarti penilaian kepuasan pasien
terhadap mutu pelayanan di Ruang Mawar sudah sangat baik. Pada poin nomor 4
terdapat 3 keluarga pasien mengatakan tidak menanyakan tentang nafsu makan
pasien, hal ini dapat dikarenakan perawat mengetahui bahwa pasien menggunakan
selang makan jadi tidak menanyakan hal tersebut.
2)

101
3) Kepuasan Kerja Perawat
a) Kepuasan Kerja Perawat
Observasi dilakukan selama 3 hari dari tanggal 03 – 05 November 2020,
Kepuasan Kerja Karyawan Di Ruang Mawar dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.31
Kepuasan Kerja Karyawan Periode 03-05 November 2020
Di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
N= 3
Observasi
No Pernyataan
Ya Tidak
1. Gaji Salary
Saya puas dengan sistem pemberian gaji di tempat saya 3 0
bekerja
Gaji yang diterima sesuai dengan pendidikan saya 3 0
2. Kondisi Kerja
Saya merasa puas dengan kondisi lingkungan kerja saya 3 0
Kondisi kerja sangat menyenangkan dan nyaman 3 0
3. Kebijakan Rumah Sakit
Saya merasa tidak puas dengan cara rumah sakit 2 1
menerapkan kebijakan yang berlaku
Sanksi yang diterapkan oleh rumah sakit tidak merugikan 3 0
karyawan
4. Hubungan Antar Pribadi
Tingkat kebersamaan diantara rekan kerja lebih 3 0
memuaskan saya
Rekan kerja saya di rumah sakit ini menyenangkan 3 0
5. Supervisi
Komunikasi dengan atasan sangat baik 3 0
Atasan membantu dalam permasalahan yang menyangkut 3 0
pekerjaan
6. Prestasi
Saya puas dengan prestasi kerja saya saat ini 3 0
Saya mendapatkan pengakuan yang selayaknya atas 3 0
prestasi saya
7. Pengakuan
Saya sangat dihargai ditempat kerja 3 0
Atasan saya sangat menghargai hasil kerja saya 3 0
8. Pekerjaan itu sendiri
Pekerjaan yang saya lakukan tidak sesuai dengan job 3 0
description
Saya bisa menyelesaikan tugas-tugas saya selama jam kerja 3 0
9. Tanggung jawab
Saya merasa puas dengan tingkat tanggung jawab dalam 3 0
pekerjaan yang saya emban
Sebagai perawat saya bertanggung jawab atas pekerjaan 3 0
yang diberikan kepada saya
10. Promosi/ pengembangan karier
Saya puas karena mendapat pelatihan yang sesuai untuk 2 1

102
mendukung pelaksanaan pekerjaan saya
Kenaikan posisi/ promosi/ gaji ditandai dengan adil dengan 1 2
memperhatikan masa kerja, kinerja dan kemampuan.
Jumlah 56 4
Presentase 93,3 6,7%
%
Sumber: data pimer Ruang Mawar RSUD Banyumas
Analisa :
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kepuasan kerja perawat di RS sudah sangat
baik, dengan prosentase 93.3%. Namun, 2 dari 3 perawat merasa tidak puas dengan
pelatihan yang didapatkan untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan. Hasil
wawancara dengan salah seorang perawat, pelatihan yang ada biasanya tidak
berkaitan dengan pelatihan untuk unit bedah.
b) Kejadian Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal akibat dari
tekanan eksternal yang berhubungan dengan penonjolan tulang dan tidak sembuh
dengan jangka waktu yang tidak lama. Data yang diperoleh menurut tabel berikut:
Tabel 2.32
Kejadian Dekubitus di Ruang Mawar
Periode 03-05 November 2020 di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
(n= 4)
No Keadaan pasien 1 2 3 4 Jml
1 Hand Hygine
Ya √ √ √ √ 4
Tidak 0
2
Ya 0
Tidak √ √ √ √ 4
3 Kulit selalu bersih
Ya √ √ √ √ 4
Tidak 0
4 Kulit selalu kering
Ya 0
Tidak √ √ √ √ 4
5 Linen kering bebas
kerutan
Ya √ √ 2
Tidak √ √ 2
6 Massase daerah tertekan
tiap hari
Ya
Tidak √ √ √ √ 4
7 Latihan gerak 2x sehari
Ya 0

103
Tidak √ √ √ √ 4
8. Kasur Dekubitus
Ya √ √ √ √ 4
Tidak 0
Total
Ya 3 4 3 4
Tidak 5 4 5 4
Presentase % 37,5 50 37,5 50 43.75
Kategori skor:
6. Kategori sangat baik = 81-100%
7. Kategori baik = 61-80%
Analisa Data:
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, didapatkan hasil kurang baik dalam
pelayanan pencegahan dekubitus. Perawat tidak memberikan mobilisasi setiap 2 jam
terhadap pasien. Perawat juga tidak membebaskan kerutan linen dan tidak menjaga
kulit pasien kering. Hal ini dapat meningkatkan risiko dekubitus pada pasien.

104
Proses Asuhan Keperawatan (C)
Tabel 2.33
SOP Perawatan Luka RS Sumber Sehat

No Prosedur P1 P2 P3 P4 P5
A. FASE PRAINTERAKSI
Verifikasi Data √ √ √ √ √
Persiapan alat
1. Pinset anatomis √ √ √ √ √
2. Pinset chirurgis √ √ √ √ √
3. Gunting debridement √ √ √ √ √
4. Kasa steril √ √ √ √ √
5. Kapas lidi √ √ √ √ √
6. Sarung tangan steril - - - - -
7. Alcohol 70% √ √ √ √ √
8. Nacl 0.9% √ √ √ √ √
9. Desinfektan √ √ √ √ √
10. Gunting plester √ √ √ √ √
11. Perlak √ √ √ √ √
12. Bengkok √ √ √ √ √
13. Sarung tangan bersih √ √ √ √ √
14. Obat luka sesuai advis dokter √ √ √ √ √
15. K/p perban √ √ √ √ √

B. Fase Orientasi
1. Memberi salam/menyapa klien √ √ √ √ √
2. Memperkenalkan diri √ √ √ √ √
3. Menjelaskan tujuan tindakan - - - - -
4. Menjelaskan langkah prosedur - - - - -
5. Menanyakan kesiapan pasien √ √ √ √ √
C. Fase Kerja
1. Mencuci tangan √ √ √ √ √
2. Jaga privacy pasien √ √ √ √ √
3. Mengatur posisi pasien agar luka √ √ √ √ √
terlihat jelas
4. Membuka peralatan √ √ √ √ √
Memasang perlak √ √ √ √ √
Mendekatkan bengkok √ √ √ √ √
Memakai sarung tangan bersih √ √ √ √ √
Membasahi plester dengan alkohol - - - - -
Membuka balut lapis luar √ √ √ √ √
Membersihkan sekitar luka dan sisa √ √ √ √ √
plester
Mengganti sarung tangan steril - - - - -
Membuka lapisan dalam √ √ √ √ √
Menekan tepi luka (sepanjang luka) √ √ √ √ √
untuk mengeluarkan pus
Melakukan debridement √ √ √ √ √
Membersihkan luka dengan cairan Nacl √ √ √ √ √
0.9%

105
Mengeringkan dengan kaassa steril √ √ √ √ √
Melakukan kompres desinfektan dengan √ √ √ √ √
kassa
Memasang plester atau verban √ √ √ √ √
Melepas sarung tangan √ √ √ √ √
A. FaseTerminasi
1. Lakukan evaluasi √ √ √ √ √
2. Berpamitan √ √ √ √ √
3. Beres kan alat √ √ √ √ √
4. Kebersihan tangan sesuai prosedur √ √ √ √ √
Total % 88,5 88,5 88,5 88,5 88,5
Keterangan : - : tidak dilakukan
√ : dilakukan

Analisa:
Pada saat melakukan tindakan perawatan luka perlu diperhatikan dalam persiapan
alat yang dibutuhkan. Menjelaskan tujuan dan prosedur juga seharusnya dilakukan
sehingga pasien mengerti tindakan apa saja yang dilakukan perawat. Penggunaan
sarung tangan steril menjadi bagian penting untuk mengurangi terjadinya infeksi,
namun perawat belum melaksanakan karena para perawat mengatakan bahwa
sosialisasi SOP perawatan luka belum dilakukan.
Tabel 2.34
SOP Pengukuran Suhu Axila RS Sumber Sehat
N P1 P2 P3 P4 P5
PROSEDUR
O
A. Persiapan
1. Thermometer     
2. Alcohol swab - - - - -
3. Bengkok - - - - -
4. Tissue     
5. Buku catatan suhu badan     
B. Pelaksanaan
1. Cuci tangan     
2. Mengucapkan salam - - - - -
3. Pastikan indentias pasien     
4. Memperkenalkan diri - - - - -
5. Jelaskan prosedur tindakan     
6. Buka baju pasien     
7. Keringkan ketiak dengan tissue     
8. Pastikan thermometer     
9. Jepitkan thermometer tepat di     
tengah ketiak dan lengan pasien
diletakan di dada
10. Biarkan selama 10 menit     
11. Angkat thermometer dan baca     
hasilnya, catat dalam buku
12. Lap thermometer dengan tissue     

106
13. Bereskan alat     
14. Pamitan dengan pasien     
15. Cuci tangan     
16. Dokumentasikan hasil     
C. Hal-hal yang Perlu
Diperhatikan
1. Perhatikan safety pasien     
TOTAL % 81,81 81,81 81,81 81,81 81,81
Keterangan : - : tidak dilakukan
√ : dilakukan

Analisa :

Berdasarkan penilaian SOP pengukuran suhu terdapat total rata-rata sejumlah


81,81% dalam kategori sangat baik. Perlu ditingkatkan lagi dalam melakukan
tindakan keperawatan pengukuran suhu hingga mencapai maksimal agar tidak terjadi
kesalahan dan kejadian yang tidak diinginkan dalam pemberian asuhan keperawatan.

d. Keselamatan Pasien
1) Kajian Teori

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem


dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Tujuan :

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit


2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
Enam sasaran pasien safety:
i. Ketepatan identifikasi pasien
ii. Peningkatan komunikasi yang efektif
iii. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
iv. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedure, tepat pasien operasi

107
v. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
vi. Pengurangan resiko pasien jatuh
a) Ketepatan Identifikasi Pasien
 Kajian teori

Menurut teori identifikasi artinya adalah pengumpulan data dan


pencatatan segala keterangan dengan bukti-bukti dari seseorang sehingga
kita dapat mendapatkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan
individu seseorang dengan kata lain bahwa dengan identifikasi kita dapat
mengetahui identitas seseorang dan dengan identitas tersebut kita dapat
mengenal seseorang dengan membedakan dari orang lain. Setiap pasien
yang berobat ke rumah sakit akan diberikan gelang identitas. Identitas
pasien terdiri dari 3 hal, yaitu nama lengkap pasien, tanggal lahir pasien
dan nomor rekam medis pasien. Gelang identitas juga dibedakan warnanya
yaitu gelang warna biru untuk pasien laki-laki, gelang warna pink untuk
pasien perempuan. Terdapat dua warna gelang tambahan yaitu gelang
warna merah untuk pasien yang memiliki riwayat alergi, dan gelang warna
kuning untuk pasien yang beresiko jatuh.
Pelaksanaan identifikasi pasien dilakukan pada saat :
1. Sebelum memberikan obat kepada pasien
2. Sebelum memberika transfusi darah dan produk darah
3. Sebelum mengambil sample darah, atau sample lainnya untuk
pemeriksaan
4. Sebelum melakukan tindakan prosedur
 Kajian data
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan Ruang Mawar
selama 3 hari di bulan November 2020. Identifikasi pasien Ruang
Mawar RS Sumber Sehat, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.35

Identifikasi Pasien di Ruang Mawar RS Sumber Sehat

Periode 03-05 November 2020

NO INDIKATOR P1 P2 P3 P4 P5 %
1 Pemberian gelang      100
Identitas pasien
2 Identitas gelang pasien      100
sesuai nama pasien

108
3 Identitas gelang pasien      100
ditulis sesuai no RM
pasien
4 Identitas gelang pasien      100
sesuai dengan tanggal
lahir pasien.
5 Identitas gelang pasien      100
sesuai dengan label
obat pasien
6 Perawat menanyakan      100
nama pasien dan
mencocokan di gelang
identitas pasien saat
memberikan obat
pasien
7 Perawat menanyakan      100
nama pasien dan
mencocokan di gelang
identitas pasien saat
melakukan tindakan
invasif.
8 Perawat menanyakan      100
nama pasien dan
mencocokan di gelang
identitas pasien saat
mengambil sample
darah.
TOTAL 8 8 8 8 8 100
Keterangan : - : tidak dilakukan
√ : dilakukan

Analisa Data :
Berdasarkan hasil observasi kepada 5 perawat, didapatkan hasil
100% yang berarti bahwa perawat sudah melakukan identifikasi pasien
dengan sangat baik hanya saja harus ditingkatkan lagi tentang mencocokkan
nama pasien dengan gelangnya jika ingin melakukan tindakan apapun agar
tidak terjadi kesalahan pasien dan tidak menimbulkan efek yang dapat
merugikan pasien.

b) Peningkatan Komunikasi Yang Efektif


Kajian teori

109
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku
dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan
dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi
pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Suatu
komunikasi yang tidak efektif adalah hal paling sering disebutkan sebagai
penyebab dalam kasus-kasus sentinel. Suatu komunikasi harus tepat pada
waktunya, akurat, komplit, tidak rancu dan dimengerti oleh sang penerima
informasi.
Penelitian menunjukkan bahwa penundaan dan menanggapi hasil
yang penting dapat mempengaruhi secara negative hasil yang penting
dapat mempengaruhi secara negative hasil akhir pasien. Menerapkan
sebuah proses/prosedur untuk perintah yang disampaikan melalui telpon
(lisan), atau penyampaian hasil uji klinis penting, yang harus diverifikasi
dengan “mengulang” selengkap-lengkapnya perintah ataupun hasi, uji
klinis yang diterima, yang harus dilakukan oleh orang yang menerima
informasi tersebut.
Komunikasi Efektif
Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit adalah
komunikasi  SBAR (Situation, Background, Assessment,
Recommendation), metode komunikasi ini digunakan pada saat perawat
melakukan handover ke pasien.  Komunikasi SBAR adalah kerangka
teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam
menyampaikan kondisi pasien.
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan
informasi penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan
berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan meningkatkan
keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis
yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk
memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk memberikan
rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara
anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya. Adapun keuntungan
dari penggunaan metode SBAR adalah :
o Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif.

110
o Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat
paham akan kondisi pasien.
o Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan
pasien.
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background,
Assessment, Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat
diterapkan oleh semua tenaga kesehatan, diharapkan semua tenaga
kesehatan maka dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan
dokumentasi catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan baik.
Sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan pasien.
o Situation : Bagaimana situasi yang akan
dibicarakan/dilaporkan
o Background : Apa latar belakang informasi klinis yang
berhubungan dengan situasi.
o Assessment : Berbagai hasil penilaian klinis perawat
o Recommendation : Apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan
Kajian data
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan Ruang Mawar selama
3 hari, komunikasi yang efektif di Ruang Mawar RS Sumber Sehat,
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

111
Tabel 2.36
Komunikasi efektif perawat di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
Periode 06-08 November 2020
N INDIKATOR P1 P2 P3 P4 P5 %
O
1 Komunikasi dalam catatan      100
perawat menggunakan SOAP
2 Jika pasien ada program      100
puasa, pasien diberi
penjelasan puasa
3 Komunikasi dalam catatan      100
integrasi dokter
menggunakan SOAP
4 Setelah mengisi catatan      100
integrasi perawat menulis ttd
dan nama terang
5 Setelah mengisi catatan      100
integrasi dokter menulis ttd
dan nama terang
6 Setelah mengisi catatan      100
integrasi profesi lain menulis
ttd dan nama terang
7 Dokumentasi setelah konsul      100
dicatatan terintegrasi
menggunakan SBAR
TOTAL 7 7 7 7 7 100 %

112
Keterangan : - : tidak dilakukan
√ : dilakukan

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi kepada 5 perawat didapatkan 100 % kategori
sangat baik, perawat sudah melaksanakan komunikasi efektif dengan baik.

c) Peningkatan Keamanan Obat yang Harus Diwaspai


Kajian Teori
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan
atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi.
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi
(Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005).
Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep
obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang
diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 6 benar. Begitu
banyaknya pasien yang berobat ke rumah sakit, banyaknya petugas
kesehatan dari berbagai disiplin ilmu, dan begitu banyaknya prosedur
tindakan, memungkinkan dalam pemberian pengobatan, untuk mencegah
hal ini, diperlukan beberapa cara, yaitu :
o Mensosialisasikan dan meningkatkan kewaspadaan obat Lool Alike
Sound Alike (LASA) atau istilah Indonesianya nama obat rupa ucapan
dan mirip (NORUM).
o Menerapkan double check dan counter sign setiap distribusi dan
pemberian obat.
o Perhatikan agar obat high alert berada di tempat yang aman.
o Perhatikan prinsip 7 benar dalam pemberian obat, yaitu : benar obat,
benar dosis, benar waktu pemberian obat, benar cara dan tempat
pemberian (route), benar pasien dan benar dokumentasi.
Kajian Data

113
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di ruangan Mawar
selama 2 hari dari tanggal 03 -05 November 2020, Keamanan Pemberian
Obat di Ruang Mawar RS Sumber Sehat, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.37
Pengukuran Instrument Pasien Safety : Keamanan Pemberian Obat di Ruang
Mawar selama periode 03-05 November 2020
(N=2)

No. Variabel Tgl.03 Tgl.04

1. Tersedianya loker pemisahan obat antar 1 1


pasien.
2. Pamberian label nama pasien dan dosis pada 1 1
obat pasien.
3. Pemisah obat norum (nama obat, rupa dan 0 0
ucapan mirip)
4. Penyimpanan obat sesuai indikasi tempat 1 1
penyimpanan
5. Terdapat 6 benar dalam pemberian obat 1 1
(benar obat, dosis, waktu, cara, pasien,
dokumentasi) pada buku terapi obat
6. Petugas Menjelaskan manfaat obat yang - -
diberikan pada pasien.
Total 5 5
Prosentase 80% 80%
Prosentase rata-rata 80%
Sumber: data primer Ruang Mawar RS Sumber Sehat

Keterangan :
- : tidak dilakukan tetapi tidak berpengaruh pada nilai
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan

Analisis
Setelah dilakukan observasi selama 2 hari didapatkan persentase keamanan
pemberian obat adalah 80% dengan kategori sangat baik. Ruang Mawar
sudah memiliki loker untuk menyimpan obat pasien secara terpisah. Hal ini
akan menurunkan kejadian kesalahan pemberian obat. Ruangan memiliki
lemari pendingin untuk tempat obat dengan penyimpanan sesuai indikasi
obat. Hanya saya tidak ada pemisah obat yang mirip ucapan atau nama.
d) Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Kajian Teori

114
Infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh dari rumah sakit adalah
infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan
setelah kurang lebih 72 jam berada di tempat tersebut.

1) Cuci tangan 6 langkah dan 5 moment


Cuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh
manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih.
6 langkah cuci tangan dengan benar :
a.) Basahi tangan dengan air di bawah air yang mengalir
b.) Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan
c.) Gosokkan kedua telapak tangan
d.) Gosokkan sampai ke ujung jari
e.) Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri atau
sebaliknya dengan jari-jari saling mengunci antara tangan kanan dan
kiri, gosok sela-sela jari tersebut lakukan sebaliknya
f.) Lakukan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling
mengunci
g.) Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan
gerakan memutar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri
h.) Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir
i.) Keringkan tangan dengan tissue
5 Moment cuci tangan
a.) Sebelum bersentuhan dengan pasien
b.) Sebelum melakukan prosedur bersih atau steril
c.) Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien yang beresiko
tinggi
d.) Setelah bersentuhan dengan pasien
e.) Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien
Kajian Data
Observasi yang kami lakukan untuk mengetahui Pengukuran Instrument
Kewaspadaan Standar Kebersihan Tangan dan patient Safety Resiko
Infeksi Ruang Mawar RS Sumber Sehat periode November 2020

115
Tabel 2.38
Kewaspadaan Standar Kebersihan Tangan Di Ruang Mawar RS
Sumber Sehat
Periode 03 – 05 November 2020
No Kebersihan Tangan P1 P2 P3 P4 P5 %
1 Kuku petugas selalu terpotong pendek      100
2 Cuci tangan dengan sabun dan air      100
mengalir
3 Sebelum dan setelah melepas sarung      100
tangan cuci tangan
4 Cuci tangan Sebelum dan setelah      100
melakukan tindakan aseptis
5 Cuci tangan Sebelum dan setelah      100
kontak langsung dengan pasien
6 Cuci tangan bila tangan beralih dari      100
area tubuh yang kotor ke yang bersih
7 Cuci tangan setelah terkena cairan,      100
walaupun telah memakai sarung
tangan
8 Cuci tangan setelah kontak dengan      100
pasien
9 Cuci tangan bila tangan tampak kotor      100
10 Cuci tangan setelah kontak dengan      100
lingkungan dan benda mati (alat
medik, tempat tidur, meja, saklar
lampu) di area pasien
11 Cuci tangan sebelum dan setelah      100
makan, minum, atau menggunakan
toilet

12 Sebelum keluar ruangan pasien,      100


setelah melepas dan membuang APD
13 Cuci tangan bisa dilakukan dengan      100
sabun dan air mengalir bila terkena
tubuh (bila tangan jelas kotor) atau
dengan alcohol gliceryn based
handrubs (bila tangan tidak tampak
kotor).
14 Tidak menggunakan aksesoris tangan x x x x x 0
saat cuci tangan
Total 13 13 13 13 13 92,86
Keterangan : x : tidak dilakukan
√ : dilakukan
Analisis :
Kewaspadaan standar kebersihan tangan di ruang Mawar dilihat dari observasi
kepada 5 perawat didapatkan hasil 92,86% yang dapat di kategorikan sangat baik,
tetapi untuk penggunaan aksesoris tangan seperti cincin, hampir semua perawat
masih mengenakan cincin saat mencuci tangan.

Tabel 2.39
Resiko Infeksi Nosokomial Di Ruang Mawar RS Sumber Sehat

116
Periode 03-05 November 2020
NO INDIKATOR P1 P2 P3 P4 P5 %
1 Perawat menjelaskan cuci      100
tangan kepada keluarga pasien
2 Perawat mencuci tangan      100
ditempat yang sudah disediakan
3 Handscrub tersedia      100
4 Keluarga pasien dapat      100
melakukan cuci tangan enam
langkah
5 Perawat memberikan label x x x x X 0
tanggal pemasangan infus,
kateter
TOTAL 4 4 4 4 4 80

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan

Analisis :
Resiko Infeksi Nosokomial diruang stroke dilihat dari observasi kepada 5 perawat
dan didapatkan hasil 80% bahwa semua perawat tidak memberikan label tanggal
pemasangan infus dan selang kateter. Untuk kelima tindakan yang lainnya sudah baik
dilakukan dan ditingkatkan kembali agar tidak terjadi infeksi nosokomial.

Tabel 2.40
Kebersihan Secara Umum Ruang Mawar

NO JENIS INDIKATOR YA TIDAK %


MONITORING
1. Kebersihan a. Kursi, Meja, Lemari, tampak  87,5
Secara Umum bersih dan kondisi baik
b. Troli tindakan tampak bersih 

117
c. Troli tindakan dibersihkan
dengan disinfectan/detrejen dan x
air setiap hari dan jika
terkontaminasi 
d. Lantai bersih dan dalam
kondisi baik 
e. Tidak ada debu di permukaan
alat 
f. Toilet bersih dan dalam kondisi
baik
g. Gudang penyimpanan dalam 
kondisi bersih dan tertata rapi
h. Area tepi jendela dalam kondisi 
bersih tidak ada debu
TOTAL 7 1 87,5 %
Keterangan : x : tidak dilakukan
√ : dilakukan
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa pencegahan
infeksi nosokomial tentang kebersihan secara umum, pencapaian kebersihan secara
umum dari hari pertama sampai hari ketiga dengan kriteria sangat baik sebesar 87,5
%. Troli tindakan harus dibersihkan setiap hari untuk mengurangi resiko infesi
nosokomial.

Tabel 2.41
Resiko Jatuh Di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
Periode 03-05 November 2020
No Pernyataan P1 P2 P3 P4 P5 %
1 Perawat melakukan pengkajian Resiko Jatuh x   x  60
menggunakan SPO RSUD Banyumas
2 Memasang gelang resiko jatuh berwarna kuning x  X x x 20
pada pergelangan pasien , jika penilaian SPO
hasilnya ≥ 45
3 Memasang label segitiga merah untuk resiko x  X x x 20
tinggi dan segitiga kuning untuk resiko rendah di
tempat tidur.
4 Menuliskan tanda resiko jatuh di white board x  X x x 20
pada nurse station
5 Mengatur tinggi rendahnya tempat tidur sesuai x    x 60
dengan prosedur pencegahan pasien jatuh
6 Memastikan pagar pengaman tempat tidur dalam      100
keadaan terpasang saat pasien sendiri
Total 1 6 3 2 2 46,7
Keterangan : x : tidak dilakukan
√ : dilakukan

118
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi kepada 5 perawat didapat hasil 46,7% dimana
penatalaksanaan pasien resiko jatuh di unit bedah dikategorikan cukup. Hampir
semua poin tidak dilakukan dan hanya poin memastikan pagar pengaman tempat
tidur dalam keadaan terpasang saat pasien sendiri. Sehingga pasien resiko jatuh
sangat tinggi untuk di Ruang Mawar.

e. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Kajian Teori
1) Alat Proteksi Diri
- Masker
Melindungi hidung, mulut terhadap percikan ketika akan kontak dengan
darah dan cairan tubuh pasien.
- Handscoon
Bila kontak dengan darah, cairan dalam tubuh, secret, ekskresi, dan barang
yang tercemar.
- Gaun
Bila kontak dengan membran mukosa/ selaput lendir dan kulit yang tidak
utuh.Melindungi kulit dari kemungkinan terkena percikan ketika kontak
dengan darah atau cairan tubuh. Mencegah kontaminasi pakaian selama
melakukan tindakan yang melibatkan kontak dengan darah dan cairan
tubuh.
2) Perawatan Peralatan Pasien
Tangani peralatan yang tercemar dengan benar untuk mencegah kontak
langsung dengan kulit atau membran mukosa/ selaput lendir. Cegah
terjadinya kontaminasi pada pakaian atau lingkungan Cuci dan
desinfeksi peralatan bekas pakai sebelum di gunakan kembali.
3) Penanganan Linen
Tangani linen (perlak) kotor dengan menjaga jangan terkena kulit atau
membrane mukosa Jangan merendam/membilas linen kotor diwilayah ruang
perawatan.Jangan mengibaskan linen dan melekatkan linen kotor di lantai,
Segera ganti linen yang tercemar/terkena darah / cairan tubuh. Penggantian
linen terbagi atas 5 warna :

119
- Putih : linen non infeksius
- Kuning : linen infeksius
- Hitam : limbah non infeksius
- Merah : linen pasca digunakan untuk radioaktif
- Ungu : linen pasca digunakan untuk yang mengandung cytotoksik
4) Penanganan Limbah/ Benda Tajam
- Hindari menutup kembali jarum yang sudah digunakan
- Menghindari melepas jarum yang telah digunakan dari spuit sekali pakai.
- Hindari membengkokan, menghancurkan, atau memanipulasi jarum
dengan tangan.
- Masukan instrument tajam kedalam wadah yang tahan tusukan dan tahan
air.
5) Etika Batuk
Cara batuk yang baik dan benar, hal yang perlu diperhatikan :
- Lengan baju
- Tissue
- Sabun dan air
Langkah langkah :
- Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda
dan  tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan tissue atau
saputangan atau lengan dalam baju anda setiap kali anda merasakan
dorongan untuk batuk atau bersin.
- Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam
tempat sampah.
- Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan
dan mengambil kesempatan untuk pergi cuci tangan di kamar kecil
terdekat atau menggunakan gel pembersih tangan.
- Gunakan masker.
Kajian Data
Hasil observasi di lakukan untuk mengetahui Pencegahan dan
pengendalian Infeksi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.42

Kebersihan Tangan
di Unit Bedah 03-05 November 2020
N 05 05 05
Daftar Checklist
O November November November

120
1 Kebersihan Tangan P S M P S M P S M
a Sarana Kebersihan
Tangan Handrub
Tersedia Handrub
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √
disetiap troli tindakan
Tersedia Handrub di
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √
setiap pintu masuk
Handrub tertera
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √
tanggal dibuka
Tersedia poster
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √
handrub
b Sarana Kebersihan
Tangan Handwash
Wastafel bersih
1 bebas dari peralatan √ √ √ √ √ √ √ √ √
lain
Tersedia sabun cuci
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √
tangan
Tersedia tissue atau
3 handuk sekali pakai √ √ √ √ √ √ √ √ √
dalam tempatnya
Tersedia tempat
sampah non infeksius
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √
/ tempat handuk
kotor
Total Jumlah 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Total 100 %
Keterangan : - : tidak dilakukan
√ : dilakukan

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa pencegahan infeksi
tentang Kebersihan Tangan mencapai 100% dengan kategori sangat baik karena
perawat di Ruang Mawar selalu memperhatikan kebersihan tangan.

Tabel 2.43
Alat Pelindung Diri
di Ruang Mawar 03-05 November 2020
NO Daftar Checklist 03 November 04 November 05 November
2 Alat Pelindung Diri P S M P S M P S M
a Sarana Alat Pelindung
Diri
Topi tersedian dalam
1 - - - - - - - - -
tempatnya
Apron tersedian
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √
dalam tempatnya
3 Sarung tangan √ √ √ √ √ √ √ √ √
tersedian dalam

121
tempatnya
Masker tersedian
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √
dalam tempatnya
Sepatu tersedian
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √
dalam tempatnya
b Kepatuhan Pengguanaan
APD
Pemakaian topi
1 - - - - - - - - -
sesuai indikasi
Pemakaian apron
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √
sesuai indikasi
Pemakaian sarung
3 tangan sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √
indikasi
Pemakaian masker
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √
sesuai indikasi
Pemakaian sepatu
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √
sesuai indikasi
Total Jumlah 4 4 4 4 4
4 4 4 4
100 %
Keterangan : - : tidak dilakukan tetapi tidak mempengaruhi nilai
√ : dilakukan

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa pencegahan infeksi
tentang APD memperoleh presentase 100% dengan kategori sangat baik karena
perawat di Ruang Mawar menggunakan APD sesuai dengan ketentuan yang ada di
ruangan Unit Bedah.

Tabel 2.44
Pengendalian Lingkungan
di Ruang Mawar 03-05 November 2020
03 05
NO Daftar Checklist 04 November
November November
3 Pengendalian Lingkungan P S M P S M P S M
a Kebersihan Lingkungan
Lantai dalam keadaan
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √
bersih
Kaca dalam keadaan
2 X x x x x x x x x
bersih
Meja dalam keadaan
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √
bersih
Lemari pasien bersih dan
4 √ x x √ x x x x x
rapi
Meja tindakan dalam
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √
keadaan bersih dan rapi
6 Botol infus yang tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √

122
terpakai tidak tergantung
7 Selang oksigen yang
tidak terpakai tetapi
√ √ √ √ √ √ √ √ √
masih digunakan
tersimpan dalam plastik
Total Jumlah 6 5 6 6 5 5 5 5 5
Presentase 76,1 %
b Manajemen Limbah
1 Tersedia tempat sampah
infeksius berwarna √ √ √ √ √ √ √ √ √
kuning
2 Tersedia tempat sampah
non infeksius berwarna √ √ √ √ √ √ √ √ √
hitam
3 Tersedia safety box di
√ √ √ √ √ √ √ √ √
troli menyuntik
4 Membuang sampah
infeksius ( kassa, blood
set, selang infus, kateter
√ √ √ √ √ √ √ √ √
urine, dll) ke tempat
sampah infeksius /
kantong kuning
5 Membuang sampah non
infeksius (kertas, tissue,
plastik, pembungkus
√ √ √ √ √ √ √ √ √
spuit, dll) ke tempat
sampah non infeksius /
kantong hitam
6 Membuang sampah
benda tajam ( ujung infus
set, spuit, jarum, pisau, √ √ √ √ √ √ √ √ √
potongan ampul, dll) ke
tempat safety box
7 Membuang sampah
citotoksit / sampah
√ √ √ √ √ √ √ √ √
kemoterapi ke dalam
kantong ungu
8 Semua tempat sampah isi
√ √ √ √ √ √ √ √ √
¾ dibuang
Total Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Presentase 100%
Keterangan : x : tidak dilakukan
√ : dilakukan

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa pencegahan infeksi
tentang kebersihan lingkungan mencapai 76,1% dengan kategori baik dan
manajemen limbah mencapai 100% dengan kategori sangat baik.

123
Tabel 2.45
Manajemen Linen
di Ruang Mawar 03-05 November 2020
NO Daftar Checklist Tanggal
4 Manajemen Linen 03 04 05
a Lemari penyimpanan linen bersih dari debu dan
√ √ √
tertutup
b Linen diganti setiap hari √ √ √
c Pengambilan linen bersih dengan sistem FIFO x x x
d Membebaskan linen dari benda padat dan benda tajam
√ √ √
ketika memasukkan linen dalam kantong plastik
e Tidak meletakkan linen di lantai √ √ √
f Linen infeksius dimasukkan ke kantong plastik
√ √ √
kuning
g Linen non infeksius ke kantong plastik putih √ √ √
Tidak menghitung ulang linen yang sudah di kantong
h √ √ √
plastik
Pengiriman linen kotor di masukkan dalam troly kotor
i √ √ √
( Infeksius dan non infeksius dipisahkan)
Penerimaan linen bersih di tempatkan pada troly
j √ √ √
bersih dan tertutup
Total Jumlah 9 9 9
Keterangan : x : tidak dilakukan
√ : dilakukan

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa pencegahan infeksi
tentang manajemen linen mencapai 90% dengan kategori sangat baik.

Tabel 2.46
Pemrosesan Peralatan Pasien
di Ruang Mawar 03-05 November 2020
NO Daftar Checklist Tanggal
5 Pemrosesan Peralatan Pasien 03 04 05
a Fasilitas pemrosesan peralatan pasien
1 Tersedia zat enzymatic dalam tempatnya √ √ √
2 Tersedia klorine dalam tempatnya √ √ √
3 Tersedia spill kit dalam tempatnya √ √ √
Penempatan cairan B3 tersendiri disertai
4 √ √ √
MSDS nya
b Kepatuhan Pemrosesan Peralatan Pasien
1 Tempat tidur dibersihkan setiap hari dengan √ √ √
desinfektan atau detergen sesuai indikasi

124
Meja pasien dibersihkan setiap hari dengan
2 √ √ √
desinfektan atau detergen sesuai indikasi
Dinding dibersihkan setiap hari dengan
3 x x √
desinfektan atau detergen sesuai indikasi
4 Manset dicuci seminggu sekali atau bila kotor √ √ √
Stetoskop dibersihkan dengan alkohol 70 %
5 x x x
setiap kali pakai
Termometer dibersihkan setiap kali pakai
6 x x x
dengan alkohol 70 %
7 Proses pre-cleaning alat semikritikal dan
kritikal : rendaman dengan enzimatik selama √ √ √
5-15 menit (sesuai indikasi)
Proses cleaning cuci dengan air mengalir
8 √ √ √
sesuai dengan alatnya dan keringkan
DTT denagn kimiawi : rendam dalam cairan
9 √ √ √
kiriawi 5-15 menit sesuai indikasi
1 Alat semikritikal dilakukan DTT atau
√ √ √
0 sterilisasi suhu rendah
1 Sterilisasi dilakukan di CSSD
√ √ √
1
1 Alat steril tersimpan dalam tempat bersih,
√ √ √
2 tertera label ED
1 Alat-alat semikritikal tersimpan dalam
√ √ √
3 pouches dan siap pakai
1 Penanganan tumpahan dengan menggunakan
√ √ √
4 spill kid infeksi
Total Jumlah 15 15 16
Keterangan : x : tidak dilakukan
√ : dilakukan

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa pencegahan infeksi
tentang pemrosesan peralatan pasien mencapai 85,19% dengan kategori sangat baik.

Tabel 2.47
Penempatan Pasien
di Ruang Mawar 03-05 November 2020

N
Daftar Checklist Tanggal
O
6 Penempatan Pasien 03 04 05
a Pasien airborne Desease sesuai tempatnya √ √ √
b Pasien imunosuprise sesuai tempatnya √ √ √
c Kohorting √ √ √
Total Jumlah 3 3 3
Keterangan : x : tidak dilakukan
√ : dilakukan

125
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa pencegahan
infeksi tentang penempatan pasien mencapai 100% dengan kategori sangat baik.

126
Tabel 2.48
Etika Batuk pada Pengunjung atau Keluarga Pasien dan perawat
di Ruang Mawar 03-05 November 2020
Etika Batuk K1 K2 K3 P1 P2 P3
1 Menutup mulut dan hidung √ √ √
dengan tissue atau dengan
x x x
lengan atas baju ( apabila tidak
ada tissue) saat batuk
2 Mencuci tangan dengan air √ √ √
mengalir atau dengan larutan
x x x
mengandung alcohol/ hand rubs
setelah batuk
3 Membuang tissue pada tempat √ √ √
x x x
sampah yang tersedia
4 Tersedia poster tentang etika √ √ √
√ √ √
batuk di ruangan
5 Tersedia leaflet tentang etika √ √ √
√ √ √
batuk di ruangan
Total Jumlah 3 3 3 5 5 5
Total 70 %
Keterangan : x : tidak dilakukan
√ : dilakukan

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa pencegahan infeksi
tentang etika batuk perawat dan pengunjung mencapai 70% dengan kategori baik.

Tabel 2.49
Kesehatan Karyawan
Di Mawar 03--05 November 2020

N
Daftar Checklist Tanggal
O
8 Kesehatan Karyawan 03 04 05
a Petugas tidak berkuku panjang, tidak
x x √
menggunakan cincin, tidak menggunakan kutek.
b Terpasang jalur terpajan √ √ √
c Eyerwhaser tersedia √ √ √
d Petugas paham jalur terpajan √ √ √
Total Jumlah 3 3 4
Keterangan : x : tidak dilakukan
√ : dilakukan
Analisa :

127
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa pencegahan infeksi
tentang Kesehatan Karyawan memperoleh presentase 83,33% dengan kategori sangat
baik, namun terdapat perawat yang menggunakan cincin.

Tabel 2.50
Praktek Penyuntikan Aman
di Ruang Mawar 03-05 November 2020

N
Daftar Checklist Tanggal
O
9 Praktek Penyuntikan Aman 03 04 05
a Tersedia kapas alkohol swab √ √ √
b Semua obat injeksi berlebel x x x
c Bak instrumen dicuci dan dibersikan dengan
x x x
alkohol 70% sebelum dipakai
d Tidak menutup kembali spuit yang telah
√ √ √
digunakan
e Membuang jarum habis pakai ke dalam safety
√ √ √
box
f Obat injeksi multidos ampul dimasukan dalam
spuit disimpan dalam kulkas dan diberi √ √ √
identitas dan tanggal
g Obat injeksi multidos flakon disimpan dalam
√ √ √
kulkas diberi identitas dan tanggal
Total Jumlah 5 5 5

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa praktek penyuntikan
yang aman mencapai 71,43% dengan kategori baik, sayangnya perawat tidak
memberikan label pada obat injeksi.

3. Output
Efisiensi Ruang Rawat

Kajian Teori
a. Bed Occupation Rate
(BOR)

128
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari
tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter dari BOR ini idealnya antara 60-85%.
Jumlah hari perawatan rumah sakit
Rumus : x 100
Jmlh TT x jml hari dalam satu satuan waktu

b. Average Length of Stay (Av LOS)


Menurut Depkes RI , Av LOS yaitu rata-rata lama rawatan seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut).
Rumus : Jumlah hari lama dirawat pasien keluar
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
c. Bed Turn Over (BTO)
Menurut Depkes RI (2015), BTO yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa
kali dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah
sakit dipakai. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada
pemakaian tempat tidur. Idealnya selama satu tahun, 1 tempat tidur rata-rata
dipakai 40-50 kali.
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Rumus :
Jumlah tempat tidur
d. Turn Over Interval (TOI)
Yaitu rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi
berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1 - 3
hari.
(Jumlah TT x hari) - hari perawatan rumah sakit
Rumus : x 100 %
Jmlah pasien keluar (hidup + mati)

Kajian Data

129
Tabel 2.71
Situasi pasien Ruang Mawar RS Sumber Sehat
Periode Agustus 2020 – Oktober 2020
Bulan
Keterangan
Agustus 2018 September 2020 Oktober 2020 Total
Jumlah pasien dirawat 717 795 780 2292
Jumlah pasien keluar
Sembuh 143 152 143 438
Meninggal 7 11 11 29
Jumlah hari perawatan 591 722 638 1951
Jumlah hari lama dirawat
737 711 655 2103
pasien keluar

Tabel 2.72a
Penghitungan Efisiensi Ruang Mawar RS Sumber Sehat
Periode Agustus 2020 – Oktober 2020

Desember 2018 Januari 2019 Februari 2019


591 722 638
BOR X 100 %=76,26 % X 100 %=93,16 % X 100 %=91,14 %
(25 X 31) (25 X 31) (25 X 28)
737 711 655
LOSS =4,91=5 hari =4,36=4 hari =4,25=4 hari
150 163 154
(25 x 31−591) (25 x 31−722) (25 x 28−638)
TOI =1,26 hari =0,33 hari =0,4 hari
143+7 152+ 11 143+11
143+7 152+11 143+11
BTO =6 x /bln =6,52 x /bln =6,16 x /bln
25 25 25

Tabel 2.72b
Efisiensi Ruang Mawar RS Sumber Sehat
Periode Agustus 2020 – Oktober 2020

No. Bulan BOR LOSS TOI BTO


1 Agustus 76,26% 5 hari 1,26 hari 72 x/th

2 September 93,16% 4 hari 0,33 hari 84 x/th


3 Oktober 91,14% 4 Hari 0,4 hari 72 x/th
Rata- rata 86,85% 4,3 hari 0,66 hari 76 x/th
Standar (75-85%) 6-9 hari 1-3 hari 40x-50x
Depkes RI 2009
Sumber : Data Rekam Medik Ruang Mawar RS Sumber Sehat Tahun 2020

Analisa :
Dilihat dari BOR selama 3 bulan terakhir, BOR ruang Melati mencapai
86,85%. Hal ini menandakan bahwa tingkat pemanfaatan dari tempat tidur di
Ruang Mawar termasuk dalam kategori ideal. Tempat tidur selalu terisi oleh
pasien.

130
LOS (lama rata-rata hari perawatan) pasien di Ruang Mawar selama 3
bulan terakhir adalah 5 hari, lebih cepat dari yang ditetapkan oleh Depkes RI
tahun 2009. Lama hari perawatan yang tidak ideal apabila pasien tersebut
menggunakan BPJS dapat meningkatkan efisiensi biaya dan efektifitas dari
target askep keperawatan.
TOI (waktu rata-rata satu tempat tidur kosong) di ruang Mawar selama 3
bulan terakhir tidak sesuai dengan nilai parameter ideal menurut Depkes RI
2009.

131
BAB III
PERENCANAAN

A. Identifikasi Masalah

Tabel 3.1
Identifikasi Masalah

No Analisa Data Masalah


1. 0% Katim tidak pernah melakukan post SP2KP
conference baik pada shif pagi, siang dan
malam.
2 -75% perawat tidak melaksanakan SOP Proses Pelayanan
perawatan luka
-75 % perawat tidak memahami SOP rawat
luka
- 75% Perawat tidak menjelaskan tujuan,
prosedur rawat luka dan tidak menggunakan
sarung tangan steril.
-SOP perawatan luka sudah dimiliki ruangan
hanya belum disosialisaikan kepada perawat.

B. Prioritas Masalah
a. Definisi CARL
Penentuan prioritas dilakukan dengan metode CARL (Capability,
Accesibility, Readness, Leverage). Metode CARL merupakan suatu
teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah.
Metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria tertentu,
seperti kemampuan, kemudahan, kesiapan, serta pengungkit. Kriteria
CARL mempunyai arti :
C : Ketersediaan sumber daya (dana dan sarana/peralatan)
A : Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah
diatasi atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada
ketersediaan  metode / cara / teknoloi serta penunjang pelaksanaan
seperti peraturan.
R : Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti
keahlian/ kemampuan dan motivasi
L : Seberapa besar pengaruh criteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan yang dibahas

132
b. Kelebihan metode CARL :
Dengan masalah (solusi) yang relatif banyak, bisa ditentukan peringkat
atas masing-masing masalah sehingga bisa diperoleh prioritas masalah.
c. Kekurangan metode CARL :
a. Penentuan skor sangat
subyektif, sehingga sulit untuk distandarisasi.
b. Penilaian atas masing-
masing kriteria terhadap yang di skor perlu kesepakatan agar diperoleh
hasil yang maksimal dalam penentuan peringkat.
c. Obyektifitas hasil
peringkat masalah (solusi) kurang bisa dipertanggungjawabkan karena
penentuan skor atas kriteria yang ada.
d. Langkah pelaksanaan CARL
a. Pemberian skor pada
masing-masing penyebab masalah dan perhitungan hasilnya.
b. Tulis masalah atau
penyebab masalah atau alternatif penyelesaian masalah, dan letakkan
pada lembar flipchart/papantulis/whiteboard
c. Tentukan skor atau nilai
yang akan diberikan pada tiap masalah atau penyebab masalah atau
alternatif penyelesaian masalah, berdasarkan kesepakatan bersama,
contoh:
a) Nilai 1 = sangat tidak menjadi masalah
b) Nilai 2 = tidak menjadi masalah
c) Nilai 3 = cukup menjadi masalah
d) Nilai 4 = sangat menjadi masalah
e) Nilai 5 = sangat menjadi masalah (mutlak)
d. Berikan skor atau nilai
untuk setiap alternatif masalah berdasarkan kriteria CARL
e. Nilai total merupakan
hasil perkalian C x A x R x L, urutan rangking atau prioritas adalah nilai
tertinggi sampai terendah.

Tabel 3.2
Prioritas Masalah
Di Ruang Mawar RS Sumber sehat

133
Masalah C A R L Total Prioritas
SP2KP 5 5 5 5 625 1
Proses 5 5 4 5 500 2
Pelayanan

134
C. Analisa SWOT
Analisa SWOT Post Conference

STRENGTH (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)


INTERNAL 1. Ada dukungan dari ketua Tim dan Karu 1. Tidak melakukan post conference secara
FAKTOR 2. Tersedianya tempat untuk dilakukan post resmi.
conference 2. Tidak sesuai SOP
3. Terdapat SOP post conference Terdapat 3. Waktu yang kurang untuk dilakukan post
perawat lulusan Ners dan D3 conference
EKSTERNAL FAKTOR 4. Komunikasi efektif 100% sangat baik
OPPORTUNITY (Peluang) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Dukungan dari Karu 1. Mengajak perawat untuk melakukan post 1. Melakukan penguatan kepada perawat
2. Tersedianya waktu untuk post conference conference ruangan untuk melakukan post conference
2. Memotivasi perawat dalam melakukan secara rutin per shift
post conference 2. Menyediakan waktu untuk dilakukan post
3. Melakukan observasi untuk dilakukan post conference
conference
4. Melakukan evaluasi pelaksanaan post
conference

THREATS (Ancaman) STRATEGI S-T STRATEGI W-T


1. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan RS 1. Mengadakan kegiatan pemberian informasi
kesehatan semakin tinggi. dengan meningkatkan motivasi perawat mengenai SP2KP (post conference)
2. Banyaknya rumah sakit lain sebagai dalam melakukan post conference secara 2. Mensosialisasikan kembali SOP post

135
kompetitor yang sudah tertib melakukan rutin sesuai SOP yang ada di ruangan conference di ruangan
post conference 2. Memberikan pelayanan asuhan
3. Terlupakannya tindakan yang belum keperawatan yang tepat dan benar sesuai
dilakukan selama pemberian asuhan kebutuhan pasien
keperawatan.

Analisa SWOT Perawatan Luka

STRENGTH (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)


INTERNAL

136
FAKTOR 1. Komitmen manajemen RS untuk 1. Kurangnya motivasi perawat merawat luka
meningkatkan mutu pelayanan. sesuai SOP
2. Ada dukungan dari ketua Tim dan Karu 2. Keterbatasan jumlah peralatan untuk rawat
3. Tersedianya SOP Perawatan Luka luka
EKSTERNAL FAKTOR 4. 41 % perawat Ners
5. Tersedianya tempat untuk dilakukan
sosialisasi SOP Perawatan Luka
6. Komunikasi efektif 100% sangat baik
OPPORTUNITY (Peluang) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Dukungan dari Karu dan Katim 1. Peninjauan SOP perawatan luka 1. Menambah jumlah peralatan rawat luka
2. Meningkatnya kasus pasien bedah 2. Mengajak perawat untuk melakukan
perawatan luka sesuai SOP
3. Memotivasi perawat dalam melakukan
perawatan luka
4. Melakukan observasi untuk dilakukan
perawatan luka
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan
perawatan luka

THREATS (Ancaman) STRATEGI S-T STRATEGI W-T


1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 1. Sosialisasi SOP Perawatan luka 1. Menambah jumlah peralatan luka
mendapatkan pelayanan keperawatan yang 2. Pelatihan rawat luka
profesional.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat

137
akan pentingnya kesehatan
3. Persaingan antar RS semakin ketat

D. Planning Of Action (POA)


Tabel 3.10
No Masalah Target Uraian Kegiatan Waktu Sasaran PJ Biaya
1 SP2KP Meningkatkan 1. Koordinasi 10 November 2020 Perawat Alan
Post pelaksanaan post dengan Ka. ruang
Conference conference dari 0% tentang kegiatan
menjadi 90% post conference

138
dengan kriteria :
1. Post conference 2. Mencari literature 10 November 2020
dilakukan setiap tentang post
menjelang akhir conference
shift
2. Post conference 3. Mempersiapkan 11 November 2020
diikuti oleh SOP post
perawat yang conference yang
sedang bertugas disesuaikan
sesuai shift dengan kondisi
3. Post conference ruangan
dipimpin oleh
ketua tim atau PJ 4. Mensosialisasikan 12 November 2020
shift kegiatan post
conference ke
seluruh perawat di
ruangan

5. Meroleplaykan 13-14 November 2020


pelaksanaan post
conference ke
seluruh perawat
ruangan.

6. Memberikan 15 November 2020


kesempatan pada
perawat ruangan
untuk melakukan
post conference

139
7. Memonitor 15 November 2020
kegiatan post
conference yang
dilakukan oleh
perawat ruangan.

8. Mengevaluasi 16-17 November 2020


kegiatan Post
Conference

9. Lakukan 17 November 2020


pendokumentasian
postt conference

2 Kurang Kepatuhan perawat 1. Peninjauan SOP 1. Koordinasi dengan 1. Tanggal Karu -


patuhnya terhadap SOP Perawatan Luka Karu untuk peninjauan 9 November
perawat Perawatan luka SOP 2020
terhadap meningkat dari -
SOP 75% menjadi 100% 2. Koordinasi dengan 2. Tanggal Direktur.
Perawatan dengan kriteria: direktur keperawatan 9 November Keperawata
Luka a. Tersedianya untuk peninjauan SOP 2020 n
SOP Perawatan
Luka 3. Peninjauan SOP 3. Tanggal Rp.200.000
b. Tersedianya Perawatan luka. 11 November Dir. Kep,
peralatan rawat 2020 Karu
luka
c. Perawat
melakukan 2. Sosialisasi SOP 1. Koordinasi dengan 1.Tanggal 13 -

140
rawat luka Perawatan Luka Karu untuk sosialisasi November Karu
sesuai SOP SOP Perawatan Luka 2020

2. Koordinasi dengan 2.Tanggal 13 -


perawat ruangan untuk November Direktur
sosialisasi SOP 2020 Kep
Perawatan Luka

3. Mensosialisasikan SOP 3.Tanggal 14 Rp. 200.000,-


Perawatan luka. November Tenaga
2020 Perawat
-
3. Pelatihan rawat 1. Koordinasi dengan 1. Tanggal 15
luka Karu untuk pelatihan November Karu
rawat luka 2020
-
2. Koordinasi dengan 2. Tanggal 15
perawat ruangan untuk November Dir. Kep
pelatihan rawat luka 2020

3. Pelatihan rawat luka 3. Tanggal 16 Rp. 500.000,-


November Tenaga
2020 Perawat

4. Penambahan 1. Koordinasi dengan 1. Tanggal 17 -

141
peralatan rawat Karu untuk November Karu
luka penambahan rawat luka 2020

2. Koordinasi dengan 2. Tanggal 17 -


perawat ruangan untuk November Dir, Kep
penambahan peralatan 2020
rawat luka

3. Penambahan perawatan 3. Tanggal 19 Rp.


rawat luka November 1.500.000,-
2020

142
BAB IV

4.1. Kesimpulan
4.1.1. Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
( 100%)
Berdasarkan hasil observasi kami mengenai pelaksanaan tugas ketua tim,
Uraian kegiatan yang telah terlaksana selama 2 hari, dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 2.21
Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang di Mawar RS Sumber Sehat
(n=1)

03-11-2020 04-11-2020 TOTAL


No Variabel yang dinilai
YA TDK YA TDK YA TDK
Menerangkan kepada pasien dan
keluarganya mengenai peraturan
1 yang berlaku di Rumah Sakit, √ √ 2 0
keadaan pasien pada situasi
tertentu.
Mengusahakan dan memelihara
hubungan kerja yang harmonis √
dan berdaya guna antara perawat
2 √ 2 0
dengan perawat, perawat dengan
dokter atau petugas lain, pasien
dan keluarga.
Mengatur dan mengendalikan
kegiatan perawatan/atau pegawai √
3 lain/siswa dalam kegiatan √ 2 0
pelayanan keperawatan
(coordinator)
Karu mengatur dan mengawasi √ √
4 pelaksanaan rumah sakit yang 2 0
berlaku di unit pelayanan.
Karu mengenal jenis dan √ √
penggunaan barang, serta
mengusahakan pengadaan sesuai
5 2 0
kebutuhan di unit perawatan
stroke agar tercapai pelayanan
perawatan yang optimal.
Karu merancanakan, √ √
melaksanakan dan menilai
6 pelayanan perawatan sesuai 2 0
dengan kebutuhan pasien
berdasarkan proses perawatan
Mengklarifikasi pasien menurut √ √
tingkat kegawatan atau infeksi
7 2 0
dan non infeksi untuk
memudahkan cara merawatnya.

143
Karu mengawasi dan meneliti √ √
pelaksanaan dan pemberian obat,
8 makanan atau diit dengan 2 0
perhatian khusus terhadap pasien
yang perlu dibantu.
Mengawasi dan meneliti √ √
9 pencatatan medik dan catatan 2 0
perawatan pasien
Membimbing tenaga keperawatan
10 dalam melaksanakan teknik √ √ 2 0
keperawatan.
Mengadakan pendekatan kepada
setiap pasien yang dirawat untuk √
11 √ 2 0
mengetahui keluhan atau masalah
yang dihadapi
Mendampingi selama visite,
12 mencatat serta melaksanakan √ √ 2 0
teknik keperawatan.
Memelihara dan meningkatkan √ √
sistem pencatatan dan pelaporan
secara teratur, yang
13 2 0
berkesinambungan tentang
keadaan pasien untuk kepentingan
keperawatan.
Karu mengisi buku catatan pribadi √ √
dan menandatangani buku catatan
14 2 0
pribadi dari pelaksana perawatan
di unit bedah
Karu memberikan penyuluhan
kesehatan kepada pasien dan
15 √ √ 2 0
keluarganya sesuai dengan
penyakitnya
Mengadakan penilaian pelayanan √ √
perawatan antara lain dengan cara
16 meneliti, mengobservasi reaksi 2 0
pasien, reaksi petugas, dan reaksi
masyarakat.
Karu menyusun daftar dinas dari √ √
petugas perawatan dan petugas
17 2 0
lainnya secara merata dan
seefektif mungkin.
Membantu mengawasi dan √ √
membimbing siswa perawat untuk
18 2 0
mendapatkan pengalaman belajar
di unit bedah.
Menjaga rahasia yang √ √
menyangkut penyakit dan keadaan
19 2 0
pasien di unit Bedah sesuai
dengan sumpah jabatan.
20 Menjaga terpeliharanya √ √ 2 0
kebersihan, kerapian , dan
keindahan di unit stroke dan

144
lingkungannya
Menjaga perasaan nyaman bagi √ √
21 pasien dan petugas selama 2 0
melaksanakan kegiatan perawatan
Karu mengadakan rapat berkala √ √
22 dengan perawat pelaksana 2 0

Mengusahakan kesejahteraan dan √ √


23 keselamatan kerja petugas 2 0

Memberikan orientasi pada tenaga √ √


24 perawat baru 2 0

Jumlah 24 24 48 0
Prosentase (%) 100 0 100 0 100 0
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan
Berdasarkan hasil observasi selama 2 hari di ruang Mawar diperoleh hasil
sebesar 100% untuk item “ya”. Hal ini menyatakan bahwa uraian tugas Kepala
Ruang Mawar yang telah dilakukan berkategori sangat baik. Kepala Ruang
sudah mengaplikasikan tugasnya sesuai kemampuan dan beban kerja karena di
Ruang Mawar terdapat 1 tim dan terdiri dari beberapa anggota perawat
pelaksana sesuai jadwal yang sudah dibuat.
4.1.2. Pelaksanaan Tugas Ketua Tim (87,88%)

Berdasarkan hasil observasi kami mengenai pelaksanaan tugas ketua tim selama 3
hari, dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.22
Pelaksanaan Tugas Ketua Tim di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
(n=1)
03-11-2020 04-11-2020 22-11-2020 TOTAL
N Variabel yang
Y Y Y Y
o dinilai TDK TDK TDK TDK
A A A A
Katim melakukan √ √ √
pengkajian lengkap
dan mencatatnya
pada formulir rekam
1 medis keperawatan 3 0
untuk digunakan
sebagai dasar
perencanaan askep
lebih lanjut
2 Membuat rencana √ √ √ 3 0
askep berdasarkan
diagnose

145
keperawatan dan
rencana terapi yang
ditetapkan oleh
dokter.
Melaksanakan askep √ √ √
sesuai dengan
rencana keperawatan
3 3 0
serta membuat
rencana ulang
(resume)
Melaksanakan askep √ √ √
sesuai dengan
rencana keperawatan
4 3 0
serta membuat
rencana ulang
(resume)
Memberikan √ √
pendidikan kesehatan
5 kepada pasien dan x 2 1
keluarga sesuai
kebutuhan klien
Mengadakan serah √ √ √
terima petugas
kepada perawat yang
6 jaga sore dan 0
menerima laporan
tugas dari perawat
jaga malam
Memberikan √ √ √
bimbingan kepada
perawat yang telah
7 menjadi anggota tim 3 0
dan melakukan
evaluasi hasil
kerjanya.
Menyusun data yang √ √ √
berhubungan dengan
askep berdasarkan
laporan anggota tim
8 sebagai masukan 3 0
untuk membuat
laporan kerja
pertanggungjawaban
ruangan.
Melakukan post X X X
9 0 3
conference
10 Katim melakukan √ √ √ 3 0
kunjungan keliling
ruangan bersama
anggota tim, dokter,
dan tim kesehatan
lain untuk

146
mengetahui keadaan
pasien dalam rangka
memberikan asuhan
dan pelayanan
keperawatan
Memberikan √ √ √
bimbingan kepada
siswa atau
mahasiswa praktek
11 yang ada dalam tim 3 0
dalam rangka
orientasi dan
pelaksanaan praktek
keperawatan
Jumlah 9 2 10 1 10 1 29 4
87.8
81.8118.19 90.9 9.1 90.9 9.1 12.12
  Jumlah % 8
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan

Analisa:

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari mengenai uraian


pelaksanaan Ketua Tim di ruang Mawar RS Sumber Sehat sebanyak 87.88%.
Ketua Tim telah melaksanakan tugasnya dengan kategori sangat baik, namun
Ketua Tim tidak pernah melakukan post conference selama 3 hari observasi
karena ketua tim belum memahami teknik dan manfaat post conference.
4.1.3. Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana (83,33%)
Berdasarkan hasil observasi kami mengenai pelaksanaan tugas perawat
pelaksana selama 3 hari dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.23
Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana di ruang Mawar RS
Sumber Sehat (n=1)
03-11-2020 04-11-2020 05-11-2020 TOTAL
No Variabel yang dinilai
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK

Mengerjakan tugas √ √ √
1 3 0
yang diberikan katim
Melakukan √ √ √
konfirmasi/supervisi
2 3 0
tentang kondisi pasien
segera setelah operan

147
Melakukan doa pada √ √ √
3 3 0
awal dan akhir dinas
Mengikuti pre √ √ √
conference yang
4 diadakan oleh katim 3 0
tiap shif sesuai jadwal
kerja
Melaksanakan asuhan √ √ √
keperawatan kepada
pasien yang menjadi
5 3 0
tanggungnjawabnya
dan ada bukti di rekam
medic
Melakukan monitoring √ √ √
respon pasien dan ada
6 3 0
bukti di rekam
keperawatan
Melakukan konsultasi √ √ √
7 tentang masalah 3 0
klien/klg kepada katim
Membimbing dan √ √ √
melakukan pendidikan
kesehatan kepada
8 pasien yang menjadi 3 0
tanggungjawabnya dan
ada di bukti rekam
medic
Menerima keluhan √ √ √
9 klien/klg dan berusaha 3 0
mengatasinya
Melengkapi catatan √ √ √
askep pada semua
10 3 0
pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
Melakukan evaluasi √ √ √
askep setiap akhir tugas
pada semua pasien yang
11 menjadi 3 0
tanggungjawabnya dan
ada di bukti rekam
medik keperawatan
Menjelaskan langkah x X x
12 0 3
dan prosedur rawat luka
Tidak melakukan SOP x X x
13 0 3
rawat luka
Berkoordinasi dengan √ √ √
Katim/Koordinator
14 Ruang/dokter/tim 3 0
kesehatan lain bila ada
masalah pada pasien
Tidak menggunakan x X x
15 sarung tangan steril 0 3

148
Melaksanakan tugas √ √ √
pendelegasian Katim
16 3 0
pada sore, malam dan
atau hari libur
Mengikuti diskusi kasus √ √ √
17 dalam pertemuan rutin 3 0
keperawatan di ruangan
Melaksanakan tugas √ √ √
18 lain sesuai uraian tugas 3 0
anggota tim
Jumlah 15 3 15 3 15 3 45 9
   Jumlah (%) 83.33 16.67 83.33 16.67 83.33 16.67 83.33 16.67
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St. Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan
Analisa:
Berdasarkan hasil observasi mengenai pelaksanaan tugas perawat pelaksana
yang dilakukan selama 3 hari dalam setiap shift di unit bedah tergolong
kategori baik dengan persentase 83.33%, namun ada item-item yang belum
dilaksanakan tugasnya seperti tidak melaksanakan SOP rawat luka, tidak
menjelaskan langkah prosedur, dan tidak menggunakan sarung tangan steril.
4.1.4. Pelaksanaan Meeting Morning (66,6%)
Berdasarkan hasil observasi kami mengenai pelaksanaan meeting morning.
Uraian kegiatan selama3 hari dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.24
Evaluasi Pelaksanaan Meeting Morning di Ruang Mawar RS Sumber
Sehat.(n=1)
03-11-2020 04-11-2020 05-11-2020 TOTAL
No Variable yang dinilai
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
Karu menyiapkan X √ √
1 tempat untuk meeting 2 1
morning
Karu memberikan X √ √
arahan pada staf dengan
2 2 1
materi yang telah
disiapkan sebelumnya
Karu memberikan X √ √
klarifikasi apa yang
3 2 1
telah disampaikan oleh
staf
Memberikan X √ √
kesempatan pada staf
4 untuk mengungkapkan 2 1
permasalahan yang
muncul di ruangan

149
Bersama staf X √ √
mendiskusikan
5 2 1
pemecahan masalah
yang dapat ditempuh
Karu memberikan X √ √
6 motivasi dan 2 1
reinforcement pada staf
Meeting Morning diikuti X √ √
7 2 1
oleh seluruh staff
Jumlah 0 7 7 0 7 0 14 7
Jumlah (%) 0 100 100 0 100 0 66.67 33.33
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan
Analisa
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari di ruang Mawar
pelaksanaan meeting morning sudah berjalan dengan baik yaitu dengan
presentase 66.67 %. Diketahui hari pertama observasi yaitu pada tanggal 03
November, ruang Mawar tidak melakukan meeting morning karena pada
tanggal tersebut merupakan cuti hari besar. Secara garis besar sudah berjalan
dengan baik dan Ketua Ruang dapat mempertahankan kebiasaan meeting
morning sebagai salah satu bagian dari proses keperawatan. Meeting morning
sudah didokumentasikan dengan baik oleh notulen dalam lembaran meeting
morning dan dilakukan setiap hari Senin-Sabtu dan diikuti oleh seluruh staff.
4.1.5. Pelaksanaan Timbang Terima (81,81%)
Berdasarkan hasil observasi kami mengenai pelaksanaan timbang
terima,Uraian kegiatan yang telah terlaksana selama 3 hari, dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 2.25
Evaluasi Pelaksanaan Timbang Terima Tugas Jaga di Ruang Mawar RS
Sumber Sehat(n=3)
03-11-2020 04-11-2020 05-11-2020 TOTAL
N
Variabel TD TD TD
o YA YA YA YA TDK
K K K
1 Didahului doa bersama √ √ √ 3 0
Komunikasi antar √ √ √
pemberi tanggung jawab
dan penerima tanggung
2 jawab dilakukan di 3 0
depan pintu dengan
suara perlahan/tidak
rebut
3 Menyebutkan identitas √ √ √ 3 0

150
pasien, Dx medis, Dx
keperawatan, tindakan
keperawatan yang telah
dilakukan beserta waktu
pelaksanaan
Menginformasikan jenis, √ √ √
dan waktu rencana
4 3 0
tindakan kepaerawatan
yang belum dilakukan
Menyebutkan √ √ √
5 perkembangan pasien 3 0
yang ada selama shift
Menginformasikan √ √ √
pendidikan kesehatan
6 3 0
yang telah dilakukan

Mengevaluasi hasil √ √ √
7 3 0
tindakan keperawatan
Menyebutkan terapi dan √ √ √
tindakan medis beserta
8 3 0
waktunya yang
dilakukan selama shift
Menyebutkan tindakan √ √ √
9 medis yang belum 3 0
dilakukan selama shift
Menginformasikan pada x X x
pasien/keluarga nama
10 0 3
perawat shift berikutnya
pada akhir tugas
Memberi salam pada x X x
pasien, keluarga, serta
mengobservasi dan
11 menginspeksi keadaan 0 3
pasien, menanyakan
keluhan pasien (dalam
rangka klarifikasi)
Jumlah 9 2 9 2 9 2 27 6
Jumlah % 81.81 18.19 81.81 18.19 81.81 18.19 81.81 18.19
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan
Analisa
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari didapatkan pelaksanaan
timbang terima tugas jaga (operan) terlaksana 81.81%. Hasil presentase ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas jaga atau operan tergolong dalam
kategori baik, walaupun masih terdapat item-item yang belum dilaksanakan
seperti menyebutkan nama perawat yang bertugas selanjutnya dan memberi
salam. Faktor penurunan kesadaran pada pasien dan tidak ada keluarga yang

151
menunggu dapat menjadi pencetus tidak dilaksanakannya 2 hal diatas dan
operan selalu dilakukan setiap pergantian shift.
4.1.6. Pelaksanaan Pre Conference
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan kelompok mengenai
pelaksanaan pre conference di Ruang Mawar. Adapun hasil pelaksanaan
evaluasi kelompok, kami lampirkan ke dalam table sebagai berikut :
Tabel 2.26
Evaluasi Pelaksanaan Pre-Conference di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
03-11-2020 04-11-2020 05-11-2020 TOTAL
No Variabel yang dinilai
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
Menyiapkan tempat √ √ √
1 2 1
untuk pre conference
Menyiapkan buku √ √ √
2 laporan tugas jaga 2 1
pasien
Menjelaskan tujuan X
3 dilakukan pre x x 0 3
conference
Karu/Wakaru/katim √ √ √
4 memandu pelaksanaan 2 1
pre conference
Menjelaskan masalah √ √ √
pasien selama dalam
perawatan dan
5 2 1
rencana keperawatan
yang menjadi
tanggung jawabnya
Membagi tugas pada √ √ √
PA sesuai kempuan
6 yang dimiliki dengan 2 1
memperhatikan
keseimbangan kerja
Mendiskusikan cara √ √ √
dan strategi
7 pelaksanaan asuhan 2 1
keperawatan
pasien/tindakan
Memotivasi untuk √ √ √
memberikan
tanggapan dan
8 2 1
penyelesaian masalah
yang sedang
didiskusikan
9 Mengklarifikasi √ √ √ 2 1
kesiapan PA untuk
melaksanakan asuhan
keperawatan pada
pasien yang menjadi

152
tanggungjawabnya
Memberikan √ √ √
10 reinforcement positif 2 1
pada PA
Menyimpulkan hasil X
11 x x 0 3
pre conference
Jumlah 9 2 9 2 9 2 27 6
 Jumlah %
81,81 18,19 81.81 18.19 81.81 18.19 81,81 18,18
 
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan
Analisa:

Berdasarkan hasil observasi mengenai pelaksanaan Pre-Conference


selama 3 hari yang dilakukan pada setiap pergantian shift di unit stroke
didapatkan nilai 81,81% hasil ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pre-
conference berkategori sangat baik, secara garis besar pre conference sudah
terlaksana dengan baik, namun ada beberapa hal yang tidak disampaikan
dalam pre conference yaitu menyebutkan tujuan dan menyimpulkan hasil pre
conference.

4.1.7. Post Conference (45,5%)


Berdasarkan hasil observasi kami mengenai pelaksanaan post conference
Uraian kegiatan yang telah terlaksana selama 3 hari, dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 2.27
Evaluasi Pelaksanaan Post-Conference di Ruang Mawar RS Sumber Sehat
(n=1)

03-11-2020 04-11-2020 05-11-2020 TOTAL


N Variabel yang
Y Y Y
o dinilai YA TDK TDK TDK TDK
A A A
Menyiapkan tempat √ 0 3
1 untuk post √ √
conference
Menyiapkan rekam √ √ √ 0 3
medic pasien yang
2
menjadi tanggung
jawabnya
Menjelaskan tujuan √ √ √ 0 3
3 dilakukan post
conference
4 Menerima penjelasan √ √ √ 0 3
dari PA tentang hasil

153
tindakan/hasil asuhan
keperawatan yang
telah dilakukan
Mendiskusikan √ √ √ 0 3
masalah yang telah
ditemukan dalam
5 memberikan askep
pada pasien dan
mencari upaya
penyelesaian masalah
Memberi √ √ √ 0 3
6 reinforcement pada
PA
Menyimpulkan hasil √ √ √ 0 3
7
post conference
Mengklarifikasi √ √ √ 0 3
pasien sebelum
melakukan operan
8 tugas jaga shift
berikutnya
(melakukan ronde
keperawatan)
Memotivasi untuk √ √ √ 0 3
memberikan
tanggapan dan
9
penyelesaian masalah
yang sedang
didiskusikan

Jumlah 0 9 0 9 0 9 0 27

Presentasi (%) 0 100 0 100 0 100 0 100


Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 20

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan
Analisa

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, pelaksanaan post conference tidak


pernah dilakukan pada ruangan, presentasenya yaitu 0%.

4.1.8. Dischart Planing (83,3%)


Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan selama 3 hari,
Uraian kegiatan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.28
Evaluasi Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang Mawar RS Sumber
Sehat(n=3)

154
N 03-11-2020 04-11-2020 05-11-2020 TOTAL
Variabel yang dinilai
o YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
Perawat Memberikan x
1 √ √ 2 1
salam
2 Mengenalkan nama √ √ √ 3 0
Memberikan
penyuluhan terkait
3 dengan cara diskusi , √ √ √ 3 0
tanya jawab,
demonstrasi
Menggunakan alat
4 peraga (leaflet, flip √ √ √ 3 0
chart)
5 Melakukan evaluasi √ √ √ 3 0
Memberikan umpan x x X
6 0 3
balik
Mengakhiri dengan
7 √ √ √ 3 0
salam
8 Pendokumentasian √ √ √ 3 0
6 2 7 1 7 1 20 4
Jumlah
75 25 87,5 12,5 87,5 12,5 83,3 16,6
Presentase (%)
Sumber: Observasi Mahasiswa Stikes St Elisabeth 2020

Keterangan : x : tidak dilakukan


√ : dilakukan
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terkait pelaksanaan discharge
planning yang dilakukan selama 3 hari pada saat ada pasien pulang, didapatkan
hasil penilaian 83,3% dengan kategori sangat baik. Hal ini disebabkan
pelaksanaan yang dilakukan sesuai SOP. Namun masih ada beberapa poin yang
belum dilakukan seperti memberikan umpan balik dan memberi salam.
Kesimpulan
Pelaksanaan post conference dengan ketepatan dalam melakukan
meeting morning di ruangan tidak sesuai dengan harapan. Ketua tim tidak
pernah melakukan post conference dan ketua tim juga tidak pernah memahami
tehnik dan manfaat post conference meskipun demikian diharapakan agar
pelaksanaan meeting morning post conference tetap dilaksanakan terus
menerus sehingga kami membuat pengingat di ruang perawat untuk tetap
melaksanakan meeting morning dan tidak kalah pentingnya tetap
memperhatikan SOP yang ada sehingga pada akhirnya akan meningkatkan
mutu pelayanan kepada pasien. Berdasarkan hasil observasi perawat pelaksana

155
yang dilakukan selama 3 hari dalam setiap shift di unit bedah tergolong
kategori baik dengan persentase 83.33%, namun ada item-item yang belum
dilaksanakan tugasnya seperti tidak melaksanakan SOP rawat luka, tidak
menjelaskan langkah prosedur, dan tidak menggunakan sarung tangan steril .
Berdasarkan Hasil wawancara dengan Perawat pelaksana didapatkan hasil
bahwa mereka belum diberikan sosialisasi SOP Rawat Luka.
4.2. Saran
4.2.1. Bagi Mahasiswa
a. Diharapkan mahasiswa mampu menjalani konsep keperawatan
manajemen yang dapat diaplikasikan di Rumah Sakit dan
memberi peluang untuk menciptakan atau masukan terhadap
sistem manajemen yang edukatif dan efesien bagi perawat
b. Diharapkan mahasiswa dapat belajar terkait permasalahan yang
ada di Rumah Sakit dan dapat dikelola sesuai dengan ketentuan
Rumah Sakit yang sesuai dengan konsep keperawatan
manajemen
c. Diharapakan mahasiswa dapat memahami dan menjadi
tambahan ilmu terkait manajemen Rumah Sakit yang mana akan
menjadi bekal saat nanti menjadi manager Rumah Sakit.
4.2.2. Bagi Pasien
a. Diharapkan bagi pasien selalu memperhatikan dnan mendengar
nasihat maupun saran dari tenaga kesehatan
4.2.3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Diharapkan bagi Institusi pendidikan mampu menjalani konsep
keperawatan manajemen yang dapat diaplikasikan di Rumah
Sakit dan menerapkan model praktik keperawatan profesional
4.2.4. Bagi Rumah Sakit
a. Tim supervisi Rumah Sakit Melakukan supervisi pelaksanaan
rawat luka sesuai dengan SOP pada setiap perawat ruangan.
b. Tim supervisi Rumah Sakit Melakukan supervisi pelaksanaan
disharge planning pada perawat yang bertugas saat pasien
sudah dipulangkan
c. Tim supervisi Rumah Sakit Melakukan supervisi pelaksanaan
identifikasi pasien pada setiap ruangan dan kepada perawat
jaga.

156
d. Tim supervisi Rumah sakit Melakukan supervisi pelaksanaan
penanggulangan risiko jatuh.
e. Tim supervisi Rumah Sakit Melakukan supervisi pelaksanaan
pre dan post conference.
f. Tim supervisi Rumah sakit Melakukan supervisi pelaksanaan
meeting morning

DAFTAR PUSTAKA

1. Nursalam. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Kepeawatan


Pfofesional. (Edisi Pertama). Jakarta : Salambe Medika
2. Suyanto. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan .
Jogjakarta: Mitra & Cendika Press. 2008.
3. Gilles De Ann. Manajemen Keperawatan. FKUI, Jakarta. 1996

157
4. Umrrrahman, Z. Manajemen KeperawatanTimbang Terima / Operan. Stikes
Patria Husada.
5. Bitttel, L. R. Supervisory Training 7 Development. California. Addison
Wesley. 1995.
6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di
Rumah Sait. Jakarta : Dirjen Pelayanan Medik.
7. Handoko, T.H. Manajemen Keperawatan Personalia dan Sumber Daya
Manusia.yogyakarta : BPFE. 1995.
8. Swansburg,R.C. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Jakarta: EGC.

158

Anda mungkin juga menyukai