Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN PKL

“KASUS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA DI


PUSKESMAS BASO TAHUN 2019”

KELOMPOK V

Desi Tri Hardianti


Dian Ratmi Diyanti
Fhasya Aditya P
Gusparizel
Syifa Urrohmah

DOSEN PEMBIMBING
Cici Apriza Yanti, SKM, M.HSc
Fitria Fatma, SKM, M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala Puji Kami Panjatkan Kehadirat Allah SWT. Berkat Bimbingan
dan Kemudahan yang Allah Anugerahkankepada
Kami,sehinggamendapatkesempatanuntukmenyelesaikanpenyusunanLaporan PKL ini.
Sebagai Manusia yang mempunyai keterbatasan, Kamimenyadari masih
adanyakekurangandalampenyusunanlaporan ini.

Kamisangatmengharapkan Saran atau Kritik yang bersifatmembangun Dari


Pembimbing Program Studi dan Pembimbing Lapanganagar menambah
Pengetahuandalam Penyusunansebuahlaporanuntukkedepannya.

Dalamkesempatanini, Kamimengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya


Kepada :

1. Ketua Program Studi IKM, CiciAprizaYanti, SKM, M.HSc


2. KepalaPuskesmasBasodr.FitriYarti
3. Pembimbing Program Studi CiciAprizaYanti, SKM, M.HSc dan Fitria Fatma,
SKM,M.Kes
4. Pembimbing Lapangan Ns. Evaliza, S.Ke
5. Kepada Seluruh Staff dan KaryawanPuskesmasBaso
6. Kepada Orang Tua yang selalumendukungdan memberikan semangat
hinggaakhirnyadapat selesai laporanini.

Akhir kata Kami ucapkan Alhamdullilah, semoga Allah SWT selalumenyertailangkah


Penulisan Laporanini dan mudah-mudahan Laporan Kerja Praktekinidapatbermanfaat dan
dapatmenambah Wawasanberfikir dan Informasi yang bermanfaatbagi Pengetahuan,
khususnya Bidang Kesehatan.
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1 Latar Belakang..............................................................................................


1.2 Tujuan ..........................................................................................................
1.3 Manfaat ........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................

2.1 Pengertian Puskesmas ..................................................................................

2.2 Visi dan Misi Puskesmas .............................................................................

2.3 Strategi Puskesmas .......................................................................................

2.4 Fungsi Puskesmas ........................................................................................

2.5 Program Puskesmas .....................................................................................

2.6 Kedudukan dan Tata Letak Organisasi ........................................................

2.7 Model Manajemen Puskesmas .....................................................................

2.8 Alat/Perangkat Manajemen Puskesmas .......................................................

2.9 Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) ......................................................

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI/TEMPAT PKL ................................

3.1 Gambaran Geografi .....................................................................................

3.2 Gambaran Demografi ...................................................................................

3.3 Gambaran Fasilitas Sarana dan Prasarana Umum ......................................

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN................................................................

4.1 Hasil Analisis Univariat ...............................................................................

4.2 Daftar Masalah .............................................................................................

4.3 Prioritas Masalah ..........................................................................................

4.4 Analisis Penyebab Masalah ..........................................................................


4.5 Alternatif Pemecahan Masalah ....................................................................

4.6 Kegiatan Tindakan yang terpilih ..................................................................

4.7 POA ..............................................................................................................

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................

BAB VI PENUTUP..................................................................................................

6.1 Kesimpulan...................................................................................................

6.2 Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah Keadaan baik fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya bebas dari
penyakit dan cacat (WHO). Untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal diperlukan
upaya kesehatan. Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan guna memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh Masyarakat maupun Pemerintah. Ada 2
aspek untuk mewujudkan kesehatan tersebut yaitu :
a. Pemeliharaan Kesehatan
Pemeliharaan kesehatan ini mencakup 2 aspek yaitu Kuratif (Pengobatan Penyakit)
dan Rehabilitatif (Pemulihan Kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat).
b. Peningkatan Kesehatan
Peningkatan Kesehatan ini mencakup 2 aspek yaitu Promotif (Promosi Kesehatan)
dan Preventif (Pencegahan Penyakit).

Kesehatan Masyarakat adalah suatu Ilmu dan seni mencegah penyakit, upaya
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha
Pengorganisasian Masyarakat. Kesehatan Masyarakat mempunyai 2 aspek yaitu Teoritis
(Ilmu dan Akademis) dan Praktisi (aplikasi), Mahasiswa Kesehatan Masyarakat secara
teoritis lebih dikenalkan pada upaya Promotif dan Preventif dalam kegiatan Studi sehari-
harinya dibandingkan dengan upaya Kuratif dan Rehabilitatif.
Puskesmas merupakan Unit Organisasi bersifat Fungsional dan Unit layanan yang
bekerja secara profesional. Puskesmas berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan daerah
Kab/Kota sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan (Permenkes Nomor
44 Tahun 2019).
Dalam menetapkan prioritas masalah diwilayah Kerja Puskesmas Baso digunakan
metode MCUA sehingga dapat diketahui bahwa prioritas masalah adalah DDTK Balita
(Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita) dengan target 100% yang hanya tercapai
73,73% dan terdapat GAP sebesar 27,27%.
Suatu Kewajiban bagi penyedia pelayanan kesehatan untuk berupaya memenuhi
tuntutan tersebut, sehingga masyarakat merasa puas dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan. Salah satu faktor yang sangat dominan dalam memenuhi tuntutan dan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan adalah adanya sumber daya kesehatan
yang profesional seperti Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Tujuan Pendidikan Tinggi di Universitas Fort De Kock Bukittinggi, mengarah pada
Pendidikan Profesional, yaitu menghasilkan tenaga kesehatan yang memiliki
kemampuan akademik dan keterampilan profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan yang mencakup Kesehatan Masyarakat.
PKL adalah kegiatan intrakurikuler terstruktur yang merupakan wahana bagi
mahasiswa untuk mempelajari manajemen pelayanan kesehatan masyarakat di bidang
pelayanan kesehatan. PKL ini berupa kegiatan belajar di Puskesmas dan lingkungan
masyarakat. Melalui PKL dan PBL ini akan membentuk kemitraan antara program studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Fort De Kock Bukittinggi dengan Pemerintah
daerah seperti instalasi kesehatan, serta kepada masyarakat di wilayah (Puskesmas) pada
khususnya dan Dinas Kesehatan Kab/Kota pada umumnya serta pelayanan kesehatan di
negara yang dikunjungi. Sehingga akan tercipta suatu dialog antara pendekatan akademik
dengan pendekatan operasional.
Deteksi Dini Tumbuh Kembang adalah Kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang
anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai
”waktu” dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus
melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya
akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak ( Permenkes
Nomor 66 Tahun 2016).
Pada tahun 2020, sebanyak enam belas persen (26,7 juta) balita Indonesia mengalami
gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan
pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan. Setiap 2 dari 1.000 bayi mengalami
gangguan perkembangan motorik dan 3 bayi hingga 6 bayi dari 1.000 bayi mengalami
gangguan pendengaran serta 1 dari 100 anak memiliki kecerdasan yang kurang dan
kelambatan bicara yang kurang.
Berdasarkan Data dari Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Barat tahun 2014,
cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah tingkat Provinsi
sebesar 71,11%, menurun bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2013 sebesar 83%.
Hal ini harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah karena rencana strategi
cakupan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Sumatera Barat
tahun 2016 sebesar 90%.(Dinkes Sumatera Barat, 2016)
Dan pada Kabupaten Agam Deteksi dini tumbuh kembang balita menurun dari
tahun 2017 sebesar 78,58 % menjadi 60% Tahun 2018. Dan pada puskesmas Baso pada
tahun 2019 yaitu 27, 27%.

1.2 Tujuan PKL


A. Tujuan Umum
Pada mata kuliah PKL ini, diharapkan Mahasiswa mampu menganalisis
Manajemen pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas serta permasalahan atau
dampak dari pelayanan tersebut yang dirasakan oleh mayarakat di wilayah kerjanya.
Sehingga mampu memberikan solusi untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dengan melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektor untuk
memanfaatkan sumber daya yang ada.

B. Tujuan Khusus
Tujuan/kompetensi khusus yang diharapkan pada mata kuliah PKL ini adalah
Mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan analisis situasi Puskesmas
2. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan Puskesmas
3. Merumuskan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
4. Menentukan pemecahan masalah manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas
5. Mencari solusi pemecahan masalah pelayanan kesehatan masyarakat
6. Menyusun rencana operasional
7. Melaksanakan kegiatan pemecahan masalah/intervensi berupa : Video, Booklet,
Modul, Buku saku, dll
8. Melakukan evaluasi kegiatan pemecahan masalah

1.3 Manfaat PKL


1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengetahui dan memahami informasi tentang gambaran masalah kesehatan
masyarakat di Puskesmas tempat PKL
b. Dapat mengetahui dan memahami program Pokok dan program Manajemen
Puskesmas
c. Mendapatkan pengalaman dalam kegiatan manajemen pelayanan kesehatan
masyarakat di Puskesmas (meliputi Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan
Evaluasi kegiatan)
d. Mengetahui dan memahami Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

2. Bagi Puskesmas
a. Dapat menambah masukan Ilmu Manajemen Pelayanan Kesehatan
b. Dapat menerapkan Manajemen Pelayanan Kesehatan sesuai standar dan Peraturan
Perundang-Undangan

3. Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


a. Terjadinya kerjasama yang baik antara lembaga Pendidikan dengan Puskesmas
sebagai Stake Holder
b. Sebagai tempat praktek Mahasiswa dalam bidang keilmuannya
c. Membuka peluang kerja bagi lulusan untuk memasuki dunia kerja
d. Sebagai salah satu upaya memperkenalkan Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Fort De Kock
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Puskesmas


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif diwilayah kerjanya.Sistem Informasi
Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses
pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas untuk mencapai
sasaran kegiatannya (Permenkes No 43 Tahun 2019).

2.2 Visi dan Misi


Menurut Permenkes RI No.75 Tahun 2014 Visi dan Misi Puskesmas adalah:
1. Visi Puskesmas
Visi Pembangunan Kesehatan yang harus diselenggrakan oleh Puskesmas adalah
Pembangunan kesehatan yang sesuai dengan Paradigma Sehat, Pertanggungjawaban
Wilayah, Kemandirian Masyarakat, Pemerataan, Teknologi tepat guna dan
keterpaduan dan berkesinambungan.
2. Misi Puskesmas
Dalam misi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah mendukung tercapainya visi Pembangunan Kesehatan Nasional. Misi tersebut
yaitu sebagai berikut :
a. Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya
mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat
b. Menggerakkan dan bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya
c. mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya
mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat
d. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh
seluruh masyarakat di wilayah kejanya secara adil tanpa membedakan status
sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan
e. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat
guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan
f. mengintegrasikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas
program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung
dengan manajemen Puskesmas.

1.3 Strategi Puskesmas


Menurut Permenkes RI No.75 Tahun 2014 Tujuan Puskesmas adalah memuaskan
pasien terhadap pelayanan kesehatan yang telah diberikan. Untuk mencapai tujuan
tersebut ditetapkan strategi sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kerja sama Lintas Sektor Program (LP)
2. Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui
kegiatan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
3. Meningkatkan Pengetahuan, Keterampilam dan kemampuan petugas dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu pada masyarakat
4. Berupaya melengkapi dan meningkatkan sarana prasarana pelayanan melalui
perencanaan yang mantap dan mengusulkan ke Kabupaten
5. Berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap yang bermutu dan
terjangkau melalui pelayanan di Puskesmas, Pustu, Polindes, serta Puskesmas keliling

1.4 Tugas dan Fungsi Puskesmas


Menurut Permenkes RI No.75 Tahun 2014 fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan Komunikasi, Informasi, Edukasi, dan Pemberdayaan Masyarakat
dalam bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis Masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetesi sumber daya manusia puskesmas
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayanan kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terhadap masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit

b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya


1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar provinsi
6. Melaksanakan rekam medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan
8. Mengkoordinasi dan melaksanakan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama diwilayah kerjanya
9. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan

1.5 Program Puskesmas


a. Program pokok Puskesmas
1.) Promosi Kesehatan
a. Cakupan RT Ber-PHBS
b. Cakupan Nagari Siaga Aktif
c. Cakupan Posyandu Purnama dan Mandiri
d. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkatnya
e. Cakupan UKS dengan Strata optimal dan Paripurna

2.) Kesehatan Ibu dan Anak


a. Cakupan K1
b. Cakupan K4
c. Cakupan Persalinan Fasilitas Kesehatan
d. Cakupan Nifas
e. Penanganan Komplikasi Kebidanan
f. Cakupan Bumil Resti
g. Cakupan Neonatus
h. Cakupan DDTK Bayi
i. Cakupan DDTK Balita
j. Cakupan DDTK Anpras
k. Cakupan KN1
l. Cakupan KN lengkap

3.) Kesehatan Lingkungan


a. Cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan
b. Cakupan Sarana tempat fasilitas umum yang memenuhi syarat kesehatan
c. Cakupan Jorong yang melaksanakan STBM
d. Cakupan Jorong yang stop BABS
e. Akses Air Minum yang berkualitas
f. Cakupan pengelolaan sampah
g. Cakupan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

4.) Gizi
a. Cakupan D/S
b. Balita punya KMS/KIA
c. Cakupan N/D
d. Balita tidak naik berat badannya 2 kali berturut-turut (2T)
e. Cakupan Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe
f. Remaja Putri yang mendapatkan tablet Fe
g. Ibu Hamil Anemia
h. Cakupan Balita 6-59 bulan mendapatkan vitamin A
i. Cakupan Ibu Nifas yang mendapatkan vitamin A
j. Cakupan Balita kurang Gizi (BB/U)
k. Cakupan Balita Kurus (BB/TB)
l. Cakupan Balita Pendek (TB/U)
m. Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BB<2500 gr)
n. Bayi usia <6 bulan mendapatkan Asi Ekslusif
o. Bayi usia 6 bulan mendapatkan Asi Ekslusif
p. Bayi Baru Lahir mendapatkan IMD
q. Bumil KEK dapat makanan tambahan
r. Balita Kurus mendapat makanan tambahan
s. Cakupan RT yang menggunakan Garam Beryodium
t. Kasus Balita Gizi Buruk mendapatkan Perawatan

5.) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)


a. Imunisasi dasar lengkap (IDL)
b. BIAS Dt, Td
c. Imunisasi Boster
d. IPV
e. Td 2+ Bumil
f. Jorong UCI
g. Cakupan terduga TB yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan
h. Cakupan kasus TB yang diobati
i. Cakupan Konversi
j. Kasus HIV yang dilayani
k. Kasus IMS yang diobati
l. Kasus DBD yang diobati
m. Kasus Kusta yang diobati
n. Kasus HPR yang ditangani dan diberi VAR
o. Kasus Diare yang ditangani
p. Kasus Pneumonia yang ditangani

b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan


1. Pemantauan Kesehatan Usia Lanjut
2. Upaya Kesehatan Mata
3. Pelayanan Kesehatan Jiwa
4. Pembinaan Kelompok Olahraga (Senam)
5. Pembinaan Kesehatan Gigi di Posyandu dan TK
6. Pembinaan dan Bimbingan Sikat Gigi Masal di SD/MI
7. Pemeriksaan Kesehatan Gigi Siswa SD
8. Cakupan Siswa SD yang mendapatkan pelayanan Kesehatan Gigi
9. Cakupan Asuhan Keperawatan pada Keluarga
10. Cakupan usia 15-59 tahun yang mendapatkan Skreening Kesehatan sesuai
standar
11. Cakupan Pemeriksaan IVA dan Sadanis
12. Cakupan Bina Kesehatan Tradisional dan Komplementer

c. Upaya Kesehatan Perorangan


1. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
2. Jumlah Kunjungan Rawat Inap

2.6 Kedudukan dan Tata Kerja Organisasi


A. Kedudukan
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan
Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah :
a.) Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata yang bertanggungjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat diwilayah
kerjanya.
b.) Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas Pembangunan Kesehatan
Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya.
c.) Sistem Pemerintahan Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintahan Daerah adalah sebagian
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan
Unit Struktural Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota bidang Kesehatan
tingkat Kecamatan.
d.) Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja Puskesmas dapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
stata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti
Praktek Dokter, Praktek Dokter Gigi, Praktek Bidan, Poli Klinik dan Balai
Kesehatan. Kedudukan Puskesmas antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
strata pertama ini adalah sebagai Mitra. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat
pula berbagai bentuk upaya Kesehatan Berbasis dan Bersumber Daya
Masyarakat seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK.
Kedudukan Puskesmas diantara berbagai sarana Pelayanan Kesehatan Berbasis
dan Bersumber Daya Masyarakat adalah sebagai Pembina.

B. Tata Kerja Organisasi


Puskesmas merupakan unit organisasi bersifat fungsional dan unit layanan yang
bekerja secara profesional. Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis yang beberapa dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota, sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
a. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi dengan Kantor
Kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan ditingkat
Kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup Perencanaan, Penggerakkan
Pelaksanaan, Pengawasan, dan Pengendalian serta Penilaian.
b. Dengan Dias Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
dengan demikian secara teknis dan administratif, Puskesmas bertanggungjawab
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, bertanggungjawab membinna serta memberikan bantuan
administratif dan teknis kepada Puskesmas.
c. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerja sama termasuk
penyelenggara rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.
Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai
kebutuhan.
d. Dengan jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai
pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan
kerjasama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan
kerjasama perorangan seperti rumah sakit (Kabupaten/Kota) dan berbagai balai
kesehatan masyarakat (balai pengobatan penyakit paru-paru, balai kesehatan
mata masyarakat, balai kesehatan kerja masyarakat, balai kesehatan olahraga
masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat, balai kesehatan indra
masyarakat).
e. Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat hasil yang optimal,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan
dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di tingkat Kecamatan.
f. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat
sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun
berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM,
organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai
mitra puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.

2.7 Model Manajemen Puskesmas


Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, disebutkan bahwa puskesmas mempunyai tugas melaksanakan Kebijakan
Kesehatan untuk mencapai tujuan pembanguan kesehatan diwilayah kerjanya dan
berfungsi menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya.
Puskesmas dalam sistem kesehatan daerah Kabupaten/Kota, merupakan bagian dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai UPTD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Oleh sebab itu, puskesmas melaksanakan tugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
dilimpahkan kepadanya, antara lain kegiatan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang kesehatan Kabupaten/Kota dan upaya kesehatan yang secara spesifik dibutuhkan
masyarakat setempat (Local Spesific).
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi puskesmas tersebut, puskesmas harus
melaksanakan manajemen puskesmas secara efektif dan efisien. Siklus manajemen
puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin berkesinambungan,
yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan secara bermutu,
yang harus selalu dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan
sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat diperbaiki dan ditingkatan dalam satu siklus
“Plan-Do-Check-Action (P-D-A-C)”.

1. Perencanaan (P1)
Perencanaan yang disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat
berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang
tepat, maka akan dapat mengarahkan upaya kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas
dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Dalam upaya mencakup seluas mungkin
sasaran masyarakat yang harus dilayani, serta mengingat ketersediaan sumber daya
yang terbatas, maka pelayanan kesehatan harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi
baik lintas program maupun lintas sektor.
Kepala puskesmas harus mampu membangun kerjasama dan mengkoordinasikan
program di internal puskesmas dan di eksternal dengan mitra lintas sektor. Koordinasi
dengan lintas sektor sangat diperlukan karena faktor penyebab dan latar belakang
masalah kesehatan tertentu kemungkinan hanya dapat diselesaikan oleh mitra lintas
sektor. Proses perencanaan puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan
pembangunan daerah, dimulai dari tingkat Desa/Kelurahan, selanjutnya disusun pada
tingkat Kecamatan dan kemudian diusulkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Perencanaan yang diperlukan terintegrasi dengan lintas sektor Kecamatan, akan
diusulkan melalui Kecamatan ke Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
Puskesmas akan menyusun rencana 5 (lima) tahunan dan rincian rencana tahunan
berdasarkan pada hasil evaluasi tahun sebelumnya dan mengacu pada kebijakan
kesehatan dari tingkat administrasi diatasnya, baik Kabupaten/Kota, Provinsi, dan
Pusat. Untuk kepentingan penyusunan perencanaan puskesmas, perlu diselaraskan
dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan Program
Kesehatan Nasional lainnya. Perencanaan yang dilakukan puskesmas antara lain :
a. Penyusunan Rencana Lima Tahunan
b. Penyusunan Rencana Tahunan
1) Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
2) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

2. Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2)


Penggerakkan dan pelaksanaan program/kegiatan merupakan lanjutan dari RPK.
Penggerakkan pelaksanaan program/kegiatan dapat dilakukan melalui berbagai cara
diantaranya Rapat Dinas, Pengarahan pada saat apel pegawai, Pelaksanaan kegiatan
dari setiap program sesuai penjadwalan pada rencana pelaksanaan kegiatan bulanan,
maupun dilakukan melalui forum yang dibentuk khusus untuk itu. Forum yang
dibentuk khusus untuk melakukan penggerakkan pelaksanaan program/kegiatan
dinamakan forum Lokakarya Mini Puskesmas. Dalam rangka Penggerakkan dan
Pelaksanaan program/kegiatan, Kepala Puskesmas dapat rangka Penguatan dan
Pemantapan Organisasi. Penggerakkan dan Pelaksanaan program/kegiatan tersebut
terdiri dari :
a. Lokakarya Mini Bulanan
1) Lokakarya Mini Bulanan yang pertama
2) Lokakarya Mini Bulanan rutin
b. Lokakarya Mini Tribulan
1) Lokakarya Mini Tribulan Pertama
2) Lokakarya Mini Tribulan rutin

3. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kinerja (P3)


a. Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Pengawasan Internal, Pengawasan Internal adalah Pengawasan yang dilakukan
oleh Puskesmas sendiri baik oleh Kepala Puskesmas, tim Audit Internal
maupun setiap Penanggung Jawab Pengelola/Pelaksana Program.
2) Pengawasan Eksternal dilakukan oleh instansi dari luar Puskesmas antara lain
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, institusi lain selain Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan atau Masyarakat.
Pengawasan yang dilakukan mencakup Aspek Administratif, Sumber Daya,
Pencapaian Kinerja Program, dan Teknis Pelayanan. Apabila ditemukan adanya
ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangan maupun
berbagai kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi yang
dapat dilakukan secara terjadwal atau sewaktu-waktu.
Pengendalian adalah Serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
cara membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka harus dilakukan upaya perbaikan
(Corrective Action). Kegiatan pengendalian ini harus dilakukan secara terus-
menerus. Pengendalian dapat dilakukan secara berjenjang oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Kepala Puskesmas, maupun Penanggung Jawab Program.
Tujuan dari Pengawasan dan Pengendalian adalah sebagai berikut :
a) Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan, apakah sesuai
dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber daya telah ada dan
digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
b) Mengetahui adanya kendala, hambatan/tantangan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan, sehingga dapat ditetapkan pemecahan masalah sedini
mungkin.
c) Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
sehingga dapat segera dilakukan klarifikasi
d) Memberikan informasi kepada pengambilan keputusan tentang adanya
penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk
melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program terkait, baik yang
sedang berjalan maupun pengembangan di masa mendatang
e) Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya
perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti dengan
penyesuaian kegiatan.
f) Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari
waktu ke waktu.

b. Penilaian kinerja Puskesmas


Penilaian kinerja Puskesmas adalah salah satu proses yang obyektif dan sistematis
dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi untuk
menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan puskesmas disediakan, serta
sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas. Penilaian
kinerja puskesmas dilaksanakan oleh puskesmas dan kemudian hasil penilaiannya
akan diverifikasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Tujuan dilaksanakannya
penilaian kinerja adalah agar puskesmas :
a) Mendapatkan gambaran tingkatan kinerja puskesmas (hasil cakupan kegiatan,
mutu kegiatan, dan manajemen puskesmas) pada akhir tahun kegiatan
b) Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang
akan datang
c) Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan
latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja
d) Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk persyaratan
akreditasi puskesmas
e) Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera
pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya

2.8 Sistem Informasi Puskesmas


1. Pengertian SIMPUS
Simpus pada prinsipnya adalah alat bantu untuk mengolah data yang ada di
Puskesmas. SIMPUS adalah komponen upaya tersebut dalam bidang Pembangunan
Sistem Informasi Kesehatan (Developing Health Information System) dengan
SIMPUS diharapkan kecepatan dan ketepatan pelayanan dapat ditingkatkan. Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) merupakan sebuah sistem yang
berfungsi menyediakan informasi kesehatan yang diharapkan memberikan gambaran
hasil upaya kesehatan, masalah kesehatan potensial dan ketersediaan sumber daya di
Puskesmas dan daerah tingkat II melalui proses Pengumpulan, Pengolahan,
Penyajian, dan Interpretasi Data. Informasi ini sangat bermanfaat bagi kegiatan
manajemen kesehatan dimana inti dari manajemen adalah pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan yang baik didukung oleh informasi yang baik. Dengan kata
lain, data yang terkumpul melalui SIMPUS diharapkan berperan sebagai Health
Intelligence.

2. Sejarah SIMPUS
Konsep SIMPUS sebenarnya telah digulirkan oleh Depkes RI awal tahun 1990-an
yang dikenal dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
Kemudian untuk menyederhanakan SP2TP maka kebijakan Depkes mengarah kepada
sebuah sistem yang berbasis peranti lunak yang dituangkan melalui Keputusan
Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat, nomor : 590/BM/DJ/INFO/V/96
tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP). Namun Pengembangan dan penerapan system berbasis peranti lunak
tersebut masih menemui banyak hambatan, terutama output data yang tidak akurat
dan seringkali berbeda dengan kondisi real di lapangan.
Dampaknya data kurang bermanfaat bagi pengambilan keputusan sehingga kebijakan
yang diambil tidak tepat sasaran. Tentunya ini akan semakin menjauh dari tujuan
penerapan SIMPUS yaitu terciptanya system informasi kesehatan yang Evidence
Based di seluruh indonesia seperti yang telah digariskan dalam Kepmenkes no. 837
tahun 2007.

3. Tujuan SIMPUS
a. Terbangunnya suatu perangkat lunak yang dapat digunakan dengan mudah oleh
Puskesmas dengan persyaratan yang seminimal mungkin dari segi perangkat
keras maupun Sumber Daya Manusia yang akan menggunakan perangkat lunak
tersebut.
b. Membantu dalam pengolahan data puskesmas dan dalam pembuatan berbagai
pelaporan yang diperlukan
c. Terbangunnya suatu sistem database untuk tingkat Kabupaten/Kota dengan
memanfaatkan data-data kiriman dari Puskesmas
d. Terjaganya data informasi dari puskesmas dan dinas kesehatan sehingga dapat
dilakukan analisa dan evaluasi untuk berbagaim macam penelitian
e. Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
mendukung terselenggaranya proses administrasi yang dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dan mendukung pengeluaran kebijakan yang lebih bermanfaat
bagi masyarakat
4. Manfaat SIMPUS
a. Mempermudah dan mempercepat Pelayanan
Untuk pasien lama yang berkunjung kembali ke Puskesmas, data pasien dengan
cepat bisa dimunculkan dilayar komputer. Jika pasien lama lupa membawa kartu
berobat atau lupa nomor registrasi yang sudah pernah diberikan, maka dengan
menyebutkan nama atau alamat rumahnya maka bisa dicari dan dimunculkan
datanya dikomputer dengan cepat. Untuk pasien yang baru pertama kali
berkunjung ke Puskesmas, bisa langsung diprintkan atau dibuatkan kartu berobat
secara langsung dengan mendapat nomor registrasi pasien.
b. Membakukan Prosedur dan Standart Pelayanan
Simpus untuk Puskesmas dibuat dengan tata prosedur yang seragam untuk semua
puskesmas disuatu kota, sehingga dengan simpus pelayanan pasien menjadi
seragam/standart, setiap pasien sebelum ke poli pemeriksaan harus ke loket
pendaftaran terlebih dahulu atau setelah ke poli baru bisa ke apotik ambil obat.
c. Mendapatkan data dan informasi yang valid
Pada saat masih menggunakan sistem manual ditulis dibuku/lembar form untuk
merangkum data penyakit pasien, data obat, atau data-data lain baik harian,
mingguan atau bulanan harus dilakukan dengan menjumlahkan satu persatu
sehingga diperlukan waktu yang lama dan tenaga yang cukup banyak. Selain hal
itu jika data cukup banyak maka tingkat kesehatan juga semakin banyak. Begitu
pula dari segi waktu, rekap biasanya dilakukan setelah data terkumpul beberapa
hari, seminggu atau sebulan sehingga rangkuman tidak bisa diketahui seketika
pada saat diperlukan.
d. Meningkatkan transparansi dan Akuntabilitas Pembukuan Puskesmas
Sebelum Simpus diterapkan di Puskesmas, banyak diketahui bahwa sering terjadi
kesalahan atau ketidakcocokan antara jumlah Retribusi kesehatan dengan data
kunjungan pasien karena masih dilakukan secara manual dan rekap bulanan.
Penggunaan Simpus di Puskesmas secara online dan seketika, saling terhubung
antar poli dan bagian termasuk bagian Administrasi sehingga kesalahan yang
bertumpuk.
e. Mengurangi Beban Kerja Petugas Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Penerapan Simpus yang berjalan lancar akan banyak mengurangi beban kerja
karena Petugas/Perawat tidak perlu menulis data Pasien secara berulang-ulang
untuk Pendaftaran, Rekam Medis di poli-poli Pemeriksaan, Resep Obat, dll. Data
Pasien cukup sekali dimasukkan/diketik pada saat diloket pendaftaran.
Rekapitulasi data tidak dilakukan secara manual lagi.
2.9 Alur SIMPUS
Secara umum, Alur Pelayanan Pasien (Sebagai Target dan Simpus) di Puskesmas adalah
sebagai berikut :
a. Pasien datang ke Puskesmas
Beberapa Puskesmas menyediakan nomor antrian, baik berupa kertas bertuliskan
nomor urut antri, ataupun yang sudah Digital, dengan memijit nomor antrian. Tapi
ada juga Puskesmas yang percaya pada kesadaran Pasien sendiri untuk antri
sehingga tidak perlu menerobos urutan kedatangan orang lain.
b. Pasien akan sesuai urutan untuk didaftarkan diloket Pendaftaan
Pada proses ini, Pasien akan dicatat/didaftarkan nomor Rekam Medisnya, atau
dibuatkan nomor Rekam Medis kalau Pasien baru pertama kali datang berkunjung
c. Pasien menunggu, sementara Petugas akan mencari Rekam Medis Pasien yang
bersangkutan/sesuai nomor dari rekam medis pasien tersebut diruang catatan medis,
untuk diberikan ke Unit Pelayanan tempat Pasien ingin berobat
d. Pasien dipanggil oleh Dokter atau bisa juga dipanggil oleh Perawat
e. Pasien diperiksa, dicatat Anamnesia dll, termasuk Diagnosis obat yang diberikan dan
tindakan medis kalau ada
f. Pasien keluar, kemudian memberikan resep kepada bagian Apotik agar bagian
Apotik tersebut segera membuat obat sesuai resep dari Dokter
g. Pasien dipanggil untuk membayar (Gratis bila mempunyai BPJS) kemudian
dipanggil lagi untuk menerima obat.
BAB III
GAMBARAN WILAYAH KERJA

3.1 Gambaran Umum Puskesmas Baso

1. Keadaan Geografis
Puskesmas Baso merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Agam,
tepatnya di Kecamatan Baso. Puskesmas Baso memiliki Luas Wilayah kerja 44,13
km2. Puskesmas Baso terdiri dari 4 Kenagarian dan 16 Jorong, dengan Batas-Batas
Wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tilatang Kamang
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lima Puluh Kota
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ampek Angkek

PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASO

Gambar 1 : Peta Kecamatan Baso


Sumber: Puskesmas Baso

2. Keadaan Demografi
Data Demografis Wilayah Kerja Puskesmas Baso dengan perincian sasaran Kesehatan
tahun 2018 sebagai berikut :
a. Jumlah Penduduk : 17.629
b. Jumlah Kepala Keluarga : 6.235
c. Jumlah Bumil : 385
d. Jumlah Ibu Bersalin : 385
e. Jumlah Ibu Nifas : 367
f. Jumlah Bayi : 367
g. Jumlah Baduta : 762
h. Jumlah Batita : 1.033
i. Jumah Balita : 1.989
j. Jumlah Pra-Sekolah : 249
k. Jumlah Pasangan Usia Subur : 3.110
l. Jumlah Wanita Usia Subur : 4.642
m. Jumlah Lansia : 5.025

Mata Pencaharian

Sosial Ekonomi Masyarakat pada umumnya Bertani, Berdagang, PNS, Buruh, dan Swasta
dengan distribusi sebagai berikut :

Sales
1%
11%

15%

72%

TANI LAIN Dagang Industri

Distribusi mata pencaharian pokok penduduk Kecamatan Baso tahun 2018


Fasilitas Kesehatan

Jumlah sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Baso adalah sebanyak 15
macam yang terdiri dari :

Tabel 2.1

Jenis dan Jumlah Fasilitas Kesehatan dan UKBM yang ada di Puskesmas Baso Tahun
2018

No. JENIS SARANA JUMLAH KET


1. Puskesmas + Rawat inap 1
2. Pustu 5
3. Polindes 4
4. Poskesri 1
5. Apotik 2 Swasta
6. Praktek Dr Umum 3
Praktek Dr gigi 3
7. PraktekBidan 4
8. KlinikBersalin 3 Swasta
9. PraktekFisioterapi 1 Swasta
10. PosyanduBalita 44
11. PosyanduLansia 16
12. PosyanduRemaja 2
13. Puskel 2
14. Kendaraanroda 2 7
15. Klinik KB 4
Sumber : Data Puskesmas Baso

Fasilitas Pendidikan

Jumlah dan jenis Sarana Pendidikan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Baso sebagai
berikut :

a. Paud : 6 buah
b. TK : 10 buah
c. SD : 15 buah
d. SLTP : 4 buah
e. SLTA : 4 buah
f. SLB : 1 buah
g. Pesantren : 1 buah
h. PT : 1 buah
Data Ketenagaan
Sumber Daya Manusia/Tenaga Kesehatan yang di Puskesmas Baso sebanyak 50 Orang
yang bertugas di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, dan Polindes, dengan rincian
ASN sebanyak 41 Orang dan Non ASN sebanyak 9 Orang, dengan demikian Tenaga
Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Baso sudah memenuhi standar yang di tetapkan
adapun perincian tenaga yang ada di Puskesmas Baso adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2

Data Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Baso Tahun 2018

No. JENIS STANDAR JUMLAH KET


KETENAGAAN JUMLAH (ORG)
TENAGA
1. Dokterumum 4 3 ASN
2. Doktergigi 1 1 ASN
3. Sarjanakesmasy. 1 1 ASN
4. Bidan D1 0 2 1 PPT, 1 ASN
5. Bidan D3 16 16 ASN
6. Bidan D4/S1 3 3 ASN
7. D3 keperawatan 5 5 ASN
8. S1 Keperawatan 2 2 ASN
9. Perawatgigi D III 2 2 ASN
10. Nutrisionis S1 2 2 ASN
11. Analis S1 2 1 ASN
12. AsistenApoteker 2 1 ASN
13. Sanitarian 1 1 ASN
14. K3 2 2 HONDA
15. SATPAM 2 2 HONDA
16. Supir 2 2 HONDA
17. Pramusaji 2 2 HONDA
18. Medical Report D3 1 1 ASN
19. SMA / Administrasi 2 2 ASN
Sumber : Data Puskesmas Baso tahun 2018

Peran serta Masyarakat

Bahwa untuk pencapaian Visi Puskesmas Baso memerlukan peran dari berbagai pihak
antara lain peran serta Masyarakat. Bentuk peran serta Masyarakat yang ada di Wilayah
Kerja Puskesmas Baso adalah :

a. Posyandu Balita : 44 buah


b. Kader Posyandu Aktif : 143orang
c. Kader peduli TB : 32orang
d. Posyandu terintegrasi BKB/Paud : 3 buah
d. Posyandu Remaja : 2 buah
e. Posyandu Lansia : 16 buah
f. TOGA percontohan : 5 buah
g. Nagari Siaga : 4 Nagari
h. Badan Peduli Kesehatan Masyarakat Baso (BPKM) : 1 buah
i. Remaja Baso Progresif : 1 buah

Pembiayaan Kesehatan Tahun 2018

NO. SumberBiaya Jumlah 2018 Jumlah 2019


1 APBD Kabupaten Rp. 210.334.000,- Rp.146.128.000,-
2 JKN Rp. 1.194.324.293,- Rp. 1.241.136.000,-
3 BOK Rp. 550.657.500,- Rp. 700.586.000,-
Jumlah Rp. 1.955.315.793,- Rp. 2.087.850.000,-
Visi dan Misi Puskesmas Baso

Visi Kabupaten Agam yaitu Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan, dan
berdasarkan permasalahan yang ada dan sumber daya yang dimiliki, Puskesmas Baso
menetapkan Visi sebagai berikut :

“KECAMATAN BASO SEHAT DAN MANDIRI”

Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka ditetapkan 4 misi Puskesmas Baso yaitu :

1. Menggerakkan Pembangunan yang berwawasan Kesehatan

2. Memberikan Pelayanan yang Bermutu, Adil dan Merata serta mudah dijangkau

3. Mendorong Kemandirian Hidup Sehat bagi Keluarga dan Masyarakat

4. Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Induvidu, Keluarga beserta Lingkungannya

Untuk mewujudkan Visi dan Misi Puskesmas Baso, maka kami berupaya
mengembangkan potensi yang ada sehingga kemandirian Puskesmas dapat terwujud. Agar
semua Staff Puskesmas dapat menjiwai Visi dan Misi dalam operasional pelayanan dan
kegiatan maka ditetapkan pula Motto Puskesmas Baso yaitu :

“IKHLAS DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN”


Dengan Motto tersebut dipakai pula JANJI PELAYANAN :

“DENGAN NIAT YANG IKHLAS KAMI SIAP MEMBERIKAN PELAYANAN


TERBAIK UNTUK ANDA”

a. Tujuan

Misi-misi tersebut diatas mempunyai tujuan tujuan spesifik sebagai berikut :

1. Menggerakkan Pembangunan Wilayah Kerja yang berwawasan Kesehatan


Tujuan dari misi 1 ini adalah meningkatnya wilayah kerja yang berwawasan
kesehatan.
2. Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan yang bermutu, merata, terjangkau
dan Professional.
Tujuan dari misi 2 ini adalah meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, terjangkau dan Professional.
3. Mendorong kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat
Tujuan dari misi 3 ini adalah meningkatnya kesadaran dan partisipasi
masyarakatDalam upaya kesehatan serta meningkatnya kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan induvidu, keluarga, masyarakat
beserta lingkungan yang madani.
Tujuan dari misi 4 ini adalah meningkatnya kesehatan individu, keluarga, masyarakat
beserta lingkungan yang madani.

b.Sasaran

Adapun sasaran pembangunan kesehatan di Puskesmas Baso mengacu pada tujuan


pembangunan yang telah dirumuskan sebagai berikut :

1. Meningkatnya wilayah kerja yang berwawasan kesehatan


Sasaran pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan 1 tersebut adalah
meningkatkan jumlah rumah, perkantoran, institusi, dan fasilitas umum yang
memenuhi syarat kesehatan
2. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,terjangkau dan
professional
Sasaran pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan 2 tersebut adalah peningkatan
mutu dan akses pelayanan kesehatan
3. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan
serta meningkatnya kemandirian masyarkat untuk hidup sehat
Sasaran Pembangunan Kesehatan untuk mencapai tujuan 3 tersebut adalah :
a. Peningkatan jumlah penduduk yang memiliki jaminan pelayanan kesehatan.
b. Meningkatkan jumlah penduduk yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Meningkatkan Kawasan tanpa rokok.
d. Meningkatkan jumlah pengusalah IRTP dan instry pangan yang mendapat sertifikan
penyuluhan pangan dan nimir P-IRT

4. Meningkatnya kesehatan individu, keluarga, masyarakat serta lingkungan yang


madani

Sasaran pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan 4 tersebut adalah:

a. Meningkatkan kesehatan ibu, bayi, anak, dan keluarga berencana

b. Meningkatkan perbaikan status gizi masyarakat

c. Meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak


menular
P
S
I-
K
STRUKTUR
ORGANISASI
BAGAN STRUKRUR ORGANISASI

A
G
N
E
P
Lampiran
Nomor
PUSKESMAS BASO KECAMATAN BASO
DINAS KESEHATAN KABUPATEN AGAM
: SK Kepala Puskesmas Baso
: 01/SK/2.3.1.2/PUSK-BS/I/2021
G
N
U
G
N
I
R
A
J
E
U
K
,
P
B
S
F
Tanggal : 02 Januari 2021

N
A
I
G
S
M

J
P
BS
Tentang : Penanggung Jawab Pelayanan
Pemegang Program Puskesmas Baso

A
T
I
L
S
U
F
D
G
E
B
M
K
N
W
J
R T
A
B
F
M
O
E
G
N
Y
T
A
R
B
L
U
P U
I
A
G
N
R
M

P
K
W
a
v
i
V
.
g
r
d
A
o
t
n
t
a
d
r
e
i
n
o
K
F
k
E
M
.
(
H
S
A
T
N
)
t
a
n
i
d
r
o
p
e
K
.
H
(
S
E
R
j
y
v
l
a
i
d
r
o
K
(
i
t
r
,
e
z
n
)
i
n
d
a
u
F
a
)
r
o
t
n
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Analisis SWOT

Strenght Weekness
( Kekuatan) (Kelemahan)
1. Tersedianya UGD 24 jam di puskesmasbaso 1. Adanyapetugaspuskesmas
2. Sumber dana relative tersedia (APBD yang datangterlambat
Kabupaten,JKN,BOK) 2.
3. Program kerja yang tersedia Kurangnyasaranapenunjangseper
4. Adanyapembagiantugas dan strukturorganisasi ti toilet
5. Tersedianyasaranatransportasiuntukpetugaskelapangan 3. Ada beberapa program yang
6. Konstruksibangunan yang kokoh tertundapelaksanaannya.
7. Tersedianya Gedung dan saranapenunjang
8. Aksesmenujupuskesmasmudah
Opportunity Threat
(Peluang) (Ancaman)
1. 1. Keselamatanpetugas dan
Persepsimasyarakatuntukmencaripengobatancukupting pengunjungpuskesmasteranca
gi mkarenaletakpuskesmas yang
2. Transportasimudah dekatdenganjalanraya.
3.Puskesmas sebagai unit pelaksanatekniskesehatan
4.
Puskesmasberadadipusatkeramaiansehinggabisamenja
dipusatpelayanangawatdaruratstrategis

4.2 Daftar Masalah

Hasil Pencapaian Kinerja Program Promosi Kesehatan Puskesmas Baso Tahun 2019

N JENIS KEGIATAN TARG PENCAPAI KESENJANG RANGKI


O ET AN AN NG
(%)
1 Cakupan RT Ber-PHBS 75% 51% 24% I
2 Cakupan Nagari SiagaAktif 55% 55% - V
3 CakupanPosyanduPurnama 65% 79% - IV
dan Mandiri
4 CakupanPenjaringanKesehatan 100% 93,10% 6,9% III
Siswa SD dan setingkat
5 Cakupan UKS dengan strata 22% 3% 19% II
Optimal dan paripurna

Hasil Pencapaian Kinerja Program KIA Puskesmas Baso Tahun 2019

N JENIS KEGIATAN TARG PENCAPAI KESENJANG RANGKI


O ET (%) AN (%) AN NG
1 Cakupan K1 100 % 88,,9% 11,1
2 Cakupan K4 100 % 81 % 19 II
3 CakupanPersalinan Di 100 % 84,3 % 15,7 IV
Faskes
4 CakupanNifas 100 % 82,7 % 17,3 III
5 PenangananKomplikasiKebi 100 % 100 % 0
danan
6 CakupanBumilResti 100 % 107 % -
7 CakupanNeonatus 100 % 86 % 14
8 Cakupan DDTK Bayi 100 % 89,2 % 10,8
9 Cakupan DDTK Balita 100 % 73,73 % 27,27 I
10 Cakupan DDTK Anpras 100 % 95 % 5
11 Cakupan KN 1 100 % 87,3 % 12,7
12 Cakupan KN Lengkap 100 % 85,4 % 14,6 V

Hasil Pencapaian Kinerja Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Baso Tahun


2019

N JENIS KEGIATAN TARGE PENCAPAI KESENJANG RANGKI


O T (%) AN (%) AN NG
1 CakupanRumah yang 95 % 78 % 17 % I
memenuhisyaratkesehatan
2 CakupanSaranatempatfasilitas 95 % 96 % - IV
umum yang
memenuhisyaratkesehatan
3 CakupanTempatpengolahanma 95 % 86 % - V
kanan yang
memenuhisyaratkesehatan
4 CakupanJorong yang 85 % 93 % -
melaksanakan STBM
5 CakupanJorong yang STOP 81 % 89 % -
BABS
6 Akses Air minum yang 85 % 86 % -
berkualitas
7 Cakupanpengolaansampah 95 % 82 % 13 II
8 Cakupansaluranpembuangan 95 % 83 % 13 III
air limbah (SPAL)

Hasil Pencapaian Kinerja Program Gizi Puskesmas Baso Tahu 2019

N JENIS KEGIATAN TARG PENCAPAI KESENJAN RANGKI


O ET (%) AN (%) GAN NG
1 Cakupan D/S 88 % 82 % 6 II
2 Balita punya KMS/KIA 90 % 100 % - III

3 Cakupan N/D 85 % 78,8 % 6,2 I


4 Balitatidak naik beratbadannya <4 % 0,5 % - IV
2 kali berturutturut (2T)
5 Cakupanibuhamil yang 100 % 100 % - V
mendapatkan tablet FE
6 Remajaputri yang mendapatkan 30 % 75,9% -
tablet FE
7 IbuhamilAnemia <28 % 9,9 % -
8 Cakupanbalita 6 – 59 90 % 99,8 % -
bulanmendapatkan vitamin a
9 Cakupanibunifas yang 98 % 100 % -
mendapatkan vitamin a
10 Cakupanbalitakuranggizi <17 % 4,9 % -
(BB/U)
11 Cakupanbalitakurus (BB/TB) <9,5 % 3,4 % -
12 Cakupanbalitapendek (TB/U) <28 % 8,3 % -
13 Bayidenganberatlahir render <8 % 1,0 % -
(BB<2500 Gram)
14 Bayiusia<6 bulanmendapat ASI 50 % 92,6 % -
eksklusif
15 Bayuusia 6 bulanmendapat ASI 80 % 80,3 % -
eksklusif
16 Bayibarulahirmendapat IMD 50 % 92,2 % -
17 Bumil KEK 95 % 100 % -
dapatmakanantambahan
18 BalitaKurusmendapatmakanant 90 % 91,7 % -
ambahan
19 Cakupan RT yang mengunakan 90 % 94,5 % -
garam beryodium
20 Kasusbalitagiziburukmendapatp 100 % 0 -
erawatan

Hasil Pencapaian Kinerja Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)


Puskesmas Baso Tahun 2019

N JENIS KEGIATAN TARGE PENCAPAI KESENJANG RANGKI


O T (%) AN (%) AN NG
1 Imunisasi Dasar Lengkap 95 % 80 % 15
(IDL)
2 BIAS Dt,Td 80 % 73,55 % 6,45
3 ImunisasiBoster 70 % 55,5 % 14,5
4 IPV 60 % 35,5 % 24,5 V
5 Td 2 + Bumil 80 % 33,3 % 46,7 III
6 Jorong UCI 80 % 51 % 29 IV
7 Cakupanterduga TB yang 100 % 380 %(24,51) 75,49 II
mendapatkanpelayanankese (1550)
hatan
8 Cakupankasus TB yang 100 % 9.09 % (50) 90,91 I
diobati (550)
9 CakupanKonversi 80 % 86 % -
10 Kasus HIV yang dilayani 100 % 100 % (1) -
(1)
11 Kasus IMS yang diobati 100 % 100 % (3) -
(3)
12 Kasus DBD yang diobati 100 % 100 % (14) -
(14)
13 KasusKusta yang diobati 100 % 100 % (1) -
(1)
14 Kasus HPR yang ditangani 100 % 100 % (4) -
dan diberi VAR (4)
15 Kasusdiare yang ditangani 100 % 100 % (253) -
(253)
16 KasusPneumoni yang 100 % 100 % (12) -
ditangani (12)

Hasil Pencapaian UKM Pengembangan Puskesmas Baso Taguun 2019

N JENIS KEGIATAN TARG PENCAPAI KESENJANG RANGKI


O ET (%) AN (%) AN (%) NG
1 PemantauanKesehatanUsiaLa 80 % 59,65 % 20,35 V
njut
2 UpayaKesehatan Mata 100 % 100 % -
3 PelayananKesehatan Jiwa 100 % 100 % -
4 PembinaanKelompokOlahrag 100 % 100 % -
a (senam)
5 Pembinaankesehtaangigi di 100 % 58 % 42 III
posyandu dan tk
6 Pembinaan dan 100 % 100 % -
bimbingansikatgigimasal di
SD / MI
7 Pemeriksaankesehatangigi 100 % 100 % -
8 Cakupansiswa SD yang 100 % 37,54 % 62,46 II
mendapatkanpelayanankeseha
tangigi
9 CakupanAsuhankeperawatan 80 % 73,33 % 6,67
pada keluarga
10 Cakupanusia 15-59 tahun 100 % 35,85 % 64,15 I
yang mendapatkan screening
kesehatansesuaistandar
11 Cakupanpemeriksaan IVA 30 % 2,24 % 27,76 IV
dan Sadanis
12 Cakupan Bina 100 % 100 % -
KesehatanTradisional dan
komplementer

Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok dari data laporan kinerja program
Puskesmas Baso Tahun 2019 di dapatkan beberapa masalah yang ada di Puskesmas Baso
diantara nya :

1. Pada program Promkes prioritas masalahnya adalah Masih rendahnya Cakupan RT Ber-
PHBS dengan GAP 24 %

2. Pada program KIA prioritas masalahnya adalah Masih rendahnya DDTK Balita dengan
GAP 27,27 %

3. Pada program Kesling prioritas masalahnya adalah Masih rendahnya Rumah yang
memenuhi syarat kesehatan dengan GAP 17 %

4. Pada program Gizi prioritas masalahnya adalah Masih rendahnya Cakupan N/D dengan
GAP 6.2 %

5. Pada program P2P prioritas masalahnya adalah Masih rendahnya Cakupan Kasus TB yang
diobati dengan GAP 90,91 %

6. Pada program UKM Pengembangan prioritas masalahnya adalah Masih rendahnya


Cakupan Usia 15 – 59 tahun yang mendapatkan Screening Kesehatan Sesuai Standar dengan
GAP 64,15 %

4.3 Penetapan Prioritas Masalah

Penetapan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan
masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang penting. Penetapan prioritas
memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni spesifik, jelas ada kesenjangan yang
dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta dirumuskan secara sistematis.       

Dari identifikasi masalah diatas, tidak semua masalah dapat dipecahkan sekaligus
karena kompleksnya masalah dan terbatasnya sumber daya yang tersedia. Untuk itu
dipilih suatu masalah yang dianggap penting untuk diatasi sebagai prioritas masalah.
Dalam menentukan prioritas masalah dapat dilakukan dengan cara teknik skoring. Dalam
menetapkan prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas Baso, digunakan metode
MCUA.

Metode MCUA adalah suatu metode yang digunakan untuk membantu tim
pemecahan masalah dalam mengambil keputusan dari beberapa alternatif yang ada.
Alternatif dapat berupa masalah pada langkah penentuan prioritas masalah atau
pemecahan masalah pada langkah penetapan prioritas masalah. Kriteria adalah batasan
yang digunakan untuk menyaring alternatif masalah sesuai kebutuhan.

Beberapa permasalahan yang diangat untuk dimasukkan ke prioritas masalah yaitu


sebagai berikut Kode Masalah Tersebut:

1. Masih rendahnya Cakupan RT Ber-PHBS dengan GAP 24 %


2. Masih rendahnya DDTK Balita dengan GAP 26,27 %
3. Masih rendahnya Rumah yang memenuhi syarat kesehatan dengan GAP 17 %
4. Masih rendahnya Cakupan N/D dengan GAP 6.2 %
5. Masih rendahnya Cakupan Kasus TB yang diobati dengan GAP 90,91 %
6. Masih rendahnya Cakupan Usia 15 – 59 tahun yang mendapatkan Screening
Kesehatan Sesuai Standar dengan GAP 64,15 %
Multiple Criteria Utility Asessment (MCUA)

Bobot: 5 adalah Sangat Gawat, 4 adalah Gawat, 3 adalah Cukup Gawat, 2 adalah Kurang Gawat, dan 1 adalah Tidak
Gawat

Masalah
A B C D E F

Masih Masih Masih Masih


B rendahnyaRum rendahnyaCakup rendahnyaCak rendahnyaCakupa
o Masih Masih ah yang an N/D dengan upanKasusTer nUsia 15 – 59
No KriteriaMasalah b rendahnyaCakupa rendahnya memenuhisyar GAP 6.2 % duga TB yang tahun yang
o n RT Ber-PHBS DDTK atkesehatanden diobatidengan mendapatkan
t dengan GAP 24 Balitadengan gan GAP 17 % GAP 90,91 % Screening
% GAP 26,27 % KesehatanSesuaiSt
andardengan GAP
64,15 %
S SxB S SxB S SxB S SxB S SxB S SxB

1 SeriusnyaMasalah 5 4 20 5 25 4 20 4 20 4 20 4 20

2 BesarnyaMasalah 4 3 12 4 16 3 12 3 12 3 12 3 12

3 Tersedianya Dana 3 3 9 4 12 3 9 3 9 3 9 4 12

Dukungan
4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 1 2 3 6
Masyarakat
TersedianyaTeknolog
5 1 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2
i
JUMLAH 49 60 48 47 45 52

RANGKING III I IV V VI II
Berdasarkan Tabel MCUA di atas di ketahui masalah yang menjadi prioritas menurut kelompok adalah masalah B yaitu Masih rendahnya
DDTK Balita dengan GAP 26,27 %

Keterangan :

S = Skor
BXS = Bobot dikali Skor
Berdasarkan table diatas, dari 5 kriteria masalah yang ditemukan di Puskesmas Suliki yang menjadi prioritas utama Masih rendahnya DDTK
Balita dengan GAP 26,27 %. Sehingga perlunya dilakukan upaya/alternative pemecahan masalah dalam program tersebut.

Urutan Prioritas Masalah

Priorita Masalah
s
I Masih rendahnya DDTK Balitadengan GAP 26,27 %
II Masih rendahnyaCakupanUsia 15 – 59 tahun yang mendapatkan Screening
KesehatanSesuaiStandardengan GAP 64,15 %
III Masih rendahnyaCakupan RT Ber-PHBS dengan GAP 24 %
IV Masih rendahnyaRumah yang memenuhisyaratkesehatandengan GAP 17 %
V Masih rendahnyaCakupan N/D dengan GAP 6.2 %
VI Masih rendahnyaCakupanKasusterduga TB yang diobatidengan GAP 90,91
%

Berdasarkan table diatas Masih rendahnya DDTK Balita dengan GAP 26,27 %dengan target 100% hanya tercapai 73,73 % dan terdapat GAP
Sebesar 64,15%menjadi prioritas pertama yang akan dijadikan masalah yang akan dilakukan intervensi.
4.4 Analisis Penyebab Masala

Analisis penyebab dilakukan dengan menggunakan games yang bertujuan untuk menambah wawasan terhadap masyarakat dan kader di
posyandu Nagari Tabek Panjang dahlia . Hal ini sudah didiskusikan dengan CI lapangan dan pemegang program, menetapkan posyandu
dahlia di nigari tabek Panjang menjadi tempat dilaksanakannya PKL ini.
Praktek Kerja Lapangan

Fishbone Praktek Kerja Lapangan

1. Masih Rendahnya DDTK Balita dengan GAP 26,27 %

METODE MAN

Materi dan teknik Kurangnya kemampuan


penyuluhan kurang kader dalam mengajak
menarik Kurangnya kesigapan masyarakat ke posyandu
kader dalam
 Kurangkebijakandarito memberikan informasi
kohmasyarakatdalamp kegiatan posyandu
elayananposyandu

Masih
rendahnyaDDTK
Kurangnya Masih adanya pelayanan Balita dengan
pengetahuan ibu posyandu yang GAP 26,27 %
terhadap tumbuh menumpang di gedung
Kurangnya
kembang balita Masih kurangnya
kunjungan balita lain
karena letak Media Penyuluhan
posyandu yang yang menarik
cukup jauh mengenai DDTK
Balita

ENVIRONMENT
MATERIAL
4.5 Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah PKL

No Masalah AlternatifPemecahanMasalah
1 MAN MAN
-  -
Kurangnyakemampuankaderdal Memberikanpelatihanuntukkadersupayaka
ammengajakmasyarakatkeposya derdapatlebihkomunikatifdalammengajak
ndu masyarakatuntukpergikeposyandu
-  - Menyarakankepadakader agar
Kurangnyakesigapankaderdala memberikaninformasikegiatanposyandu
mmemberikaninformasikegiatan minimal H-1 kegiatan.
posyandu
D.
2 MATERIAL MATERIAL
 - Masih kurangnya Media  - Membuat media
Penyuluhan yang penyuluhanberupagames
menarikmengenai DDTK balita sertamenyarankankepadapuskesmas agar
-Masih menambah media
adanyapelayananposyandu yang penyuluhantentangDDTK balita(Deteksi
menumpang digedung lain Dini TumbuhKembangBalita)
  - Menyarankanmembuat Gedung
khususuntukpelayananposyandu agar
masyarakatlebihmudahuntukmendatangip
osyandu
3 METHODE METHODE
 - - Menyarakankepadajorong agar
Kurangkebijakandaritokokmasy membuatkebijakan yang tegas agar
arakatdalampelayananposyandu masyarakatnyapatuhdalamkegiatanposyan
 du.
 - Materi dan Teknik - Meningkatkankerjasamalintas program
penyuluhankurangmenarik dan lintas sector
  - Menyarankankepadapuskesmas agar
memberikanpenyuluhantentangDDTK
bayidenganmenggunakan media games
yang menarik
 -
Menyarankankepadapuskesmasuntukmen
ggunakanmetodepromosikesehatan yang
menarik

4 ENVIRONTMEN  ENVIRONTMEN
-Kurangnyapengetahuan dan  -
kepedulianibuterhadaptumbuhk Memberipengetahuankepadaibutentangpe
embangbalita ntingnya DDTK
-  -
Kurangnyakunjunganbalitakare Menyarakankepadajoronguntukmenambah
naletakposyandu yang Gedung posyandu yang mudahuntuk di
cukupjauh jangkau oleh masyarakat
2. Fishbone Rendahnya Cakupan Usia 15-59 tahun yang mendapatkan screening kesehatan sesuai standar

METODE MAN

Kurangnya Kurangnya petugas


sosialisasi tentang kesehatan dalam
screening kesehatan Kurannya kerja sama melakukan screening
kepada masyarakat antar lintas sektor kesehatan
F. Waktu pelaksanaan
screening kesehatan
tidak sesuai dengan E. Kurangnya antusias
jadwal yang telah masyarakat dalam
ditentukan Masih rendahnya Cakupan
kegiatan screening
kesehatan Usia 15 – 59 tahun yang
mendapatkan Screening
Kesehatan Sesuai Standar
Kurangnya
pengetahuan dengan GAP 64,15 %
masyarakat terhadap
manfaat screening Kurangnya Masi kurangnya alat
kesehatan komunikasi antara untuk melakukan
kader dengan kegiatan screening
masyarakat untuk seperti : tensimeter ,
melakukan kegiatan stick gula darah , dll
screening
ENVIRONMENT
MATERIAL
Alternatif Pemecahan Masalah

No Masalah AlternatifPemecahanMasalah
1 MAN MAN
-  -
Kurangnyapetugaskesehatandal Disarankankepadapuskesmasuntukmenam
ammelakukan screening bahjumlahpetugasdalammelaksanakan
kesehatan screening
E. - kesehatanyaitudengankerjasamalintas
Kurangnyaantusiasmasyarakatd program
alamkegiatan screening  - Disarankankepadapetugas screening agar
kesehatan memberikanhadiahkepadamasyarakat
- yang mauberpartisipasidalamkegiatan
Kurannyakerjasamaantarlintasse screening kesehatan
ktor  - Meningkatkankerjasamalintas sector
F. sepertipetugaskesehatandenganmajelistakl
im dan istansilainnya
2 MATERIAL MATERIAL
-  -
Masikurangnyaalatalatpenunjan Disarankankepadapuskesmasuntukmenam
guntukmelakukankegiatan bahjumlahalatuntukmelakukan screening,
screening seperti: tensimeter, timbangan ,dll.
 

3 METHODE METHODE
- Kurangnyasosialisasitentang  - Memberikaninfomasitentangpentingnya
screening screening kesehatanbagimasyarakat.
kesehatankepadamasyarakat  - Menyepakatiwaktu yang
 tepatuntukmelaksanakankegiatan
 - Waktu pelaksanaan screening screening kesehatankepadamasyarkat agar
kesehatantidaksesuaidenganjad seluruhmasyarakatdapathadirdalampelaks
wal yang telahditentukan anna screening kesehatan.


4 ENVIRONTMEN  ENVIRONTMEN
-Kurangnyapengetahuan dan  -
kepedulianibuterhadaptumbuhk Memberipengetahuankepadaibutentangpe
embangbalita ntingnya DDTK
-  -
Kurangnyakomunikasiantarakad Memberikanpelatihankepadakadercaraunt
erdenganmasyarakatuntukmelak uklebihkomunikatifdalammengajakmasya
ukankegiatan screening rakatuntukmelakukan screening kesehatan
3. Fishbone Rendahnya Cakupan RT Ber PHBS

METODE MAN

Kurangnya Kurang jumlah tenaga


penyuluhan kepada kesehatan dalam
masyarakat tentang kunjungan ke RT RT
pentingnya PHBS
Kurangnyakebijakanke
tua RT
dalampenerapan G. Terbatasnya tenaga
PHBS di Promkes untuk
kehidupanseharihari menyampaikan
penyuluhan.

Masih Rendahnya
Cakupan RT-BerPHBS
Pengetahuan dengan GAP 24 %
masyarakat tentang
PHBS rendah H. Media Promkes
kurang contoh :
Leaflet, spanduk,dll
Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk Sarana PHBS
menerapkan PHBS kurang seperti :
dalam kehidupan Tong sampah
ENVIRONMENT sehari hari
MATERIAL
Alternatif Pemecahan Masalah

No Masalah AlternatifPemecahanMasalah
1 MAN MAN
-  -
Kurangjumlahtenagakesehatand Disarankankepadapuskesmasuntukmenam
alamkunjunganke RT bahjumlahpetugasdalammelaksanakankegi
G. - atankunjunganke RT RT
TerbatasnyatenagaPromkesuntu -
kmenyampaikanpenyuluhan. Disarankankepadapuskesmasuntukmenam
H. bahjumlahtenagapromkesuntukmenyampa
I. ikaninformasitentang PHBS
2 MATERIAL MATERIAL
- Sarana PHBS kurangseperti :  - Disarankankepadaketua RT
Tong sampah untukmenyediakantempatuntukmembuang
J. - Media Promkeskurangcontoh sampah yang memadai
Leaflet, spanduk,dll  -
 Disarankankepadapetugaspromkesuntukm
enyedia media sepertispandukatau leaflet
agar masyarakatdapatmenerapkanya di
kehidupanseharihari
3 METHODE METHODE
-  - Memberikanpenyuluhantentang PHBS
Kurangnyapenyuluhankepadam kepadamasyarakat agar masyarakat tau
asyarakattentangpentingnya pentingnyamenerpakan PHBS
PHBS dalamkehidupanseharihari
  -
- Kurangnyakebijakanketua RT Membuatkebijakansepertidendaatausanksi
dalampenerapan PHBS di kepadamasyarakat yang melanggaraturan
kehidupanseharihari PBHS, supayamasyarakattakut dan
 menerapkan PBHS
 dalamkehidupanseharihari

4 ENVIRONTMEN  ENVIRONTMEN
Kurangnyakesadaranmasyarakat -
untukmenerapkan PHBS Memberikanpenyuluhantentangpenyakitap
dalamkehidupanseharihari asaja yang
- akantimbuljikatidakmenerapkan PHBS
Pengetahuanmasyarakattentang  -
PHBS rendah Memberikanpenyuluhantentangpentingny
amenerapkan PBHS
dikehidupanseharihari
 Waktu pelaksanaan
screening
kesehatantidaksesuaid
enganjadwal yang
telahditentukan
4. Fishbone Masih rendahnya Rumah yang memenuhi syarat kesehatan

METODE MAN

Kurangnya Terbatasnya jumlah


penyuluhan tentang tenaga kesling yang ada
rumah sehat

 Kurangnyakerjasamaa
ntarlintassektor
I. Kesadaran masyarakat
untuk menjaga
kebersihan lingkungan
sekitar rumahnya masi
kurang Masih Rendahnya Rumah
Yang Memenuhi syarat
Pengetahuan tentang kesehatan GAP 17 %
rumah sehat sangat
minim
J. Saran PHBS masi
 Media
kurang
Promosinyamasihku
Kurangnya tempat
rang (seperti
untuk membuang
Leaflet)
limbah rumah
tangga
ENVIRONMENT
MATERIAL
Alternatif Pemecahan Masalah

No Masalah AlternatifPemecahanMasalah
1 MAN MAN
-  -
Terbatasnyajumlahtenagakeslin Menyarakanuntukmenambahkanjumlahten
g yang ada agakeslingmisalnyadengankerjasamaantarl
K. - intas program seperti program kesling dan
Kesadaranmasyarakatuntukmenj program promkes
agakebersihanlingkungansekitar -
rumahnyamasikurang Disarankankepadapetugaskeslinguntukper
gikerumahrumahmasyarakatuntukmengec
ekkondisilingkungansekiratrumah

2 MATERIAL MATERIAL
 - Media  - Membuat media promkesberupa leaflet
Promosinyamasihkurang agar
(seperti Leaflet) masyarakatdapatmenerapkanyadirumah
L. - Saran PHBS masikurang  - Disarankankepada Program dan
 ketuajoronguntukmenambahsarana PHBS
seperti: Tong sampah
3 METHODE METHODE
-  -
Kurangnyapenyuluhantentangru Memberikanpenyuluhantentangrumahseha
mahsehat tataumengadakan games
 - tentangrumahsehat
Kurangnyakerjasamaantarlintass - Meningkatkankembalikerjasamaantara
ektor program kesling dan
 ketuajoronguntukmelihatapakahrumahrum
 ahmasyarakatnyasesuaidengansyaratruma
hsehat

4 ENVIRONTMEN  ENVIRONTMEN
-  -
Pengetahuantentangrumahsehats Memberikanpenyuluhantentangrumahseha
angat minim t dan juga
- memberikancontohpenyakitapasaja yang
kurangnyatempatuntukpembuan akanditimbulkanjikarumahdalamkeadaanti
ganlimbahrumahtangga dakbersih/ tidaksehat
 -
Disarankankepadaketuajorongataupemilik
rumahuntukmembuat septic
tank,agarlimbahrumahtanggatidakmencem
arilingkungan
5. Fishbone Masih rendahnya Cakupan N/D

METODE MAN

Penyampaian Kurangnya pemahaman


Penyuluhan yang ibu tentang pemberian
kurang menarik makanan yang bergizi
dan seimbang

 Minatmasyarakatkepos
yandu yang kurang
K. Kurangnya kerja sama
antara lintas program

Masih Rendahnya
Cakupan N/D GAP 6,2%

Ibu yang tidak ada L. Tempat dalam


waktu untuk pergi pelaksanaan posyandu
ke posyandu Kurangnya tidak memadai atau
pemahaman Kurangnya media
tidak mendukung seperti :
masyarakat dalam
memberikan makanan leaflet,booklet,dll
yang bergizi dan sehat yang menjelaskan
ENVIRONMENT
MATERIAL tentang makanan
sehat dan bergizi
Alternatif Pemecahan Masalah

No Masalah AlternatifPemecahanMasalah
1 MAN MAN
-  -
Kurangnyapemahamanibutentan Memberikanpenyuluhankepadaibuibutenta
gpemberianmakanan yang ngpemberianmakanan yang bergizi dan
bergizi dan sehat sehat
M. -  -
Kurangnyakerjasamaantaralinta Mengadakanpertemuanuntukmempereratk
s program embalikerjasamaantarlintas program
yaituantara program gizi dan program
N. promkes
2 MATERIAL MATERIAL
-Kurangnya media seperti  - Menyarankanauntukmembuat media
:leaflet,booklet,dll yang sepertileaflet,booklet,dlltentangmakanan
menjelaskantentangmakananseh yang bergizi dan
at dan bergizi sehatuntukmeningkatkanpengetahuanmas
O. - yarakattentangmakanan yang bergizi dan
Tempatdalampelaksanaanposya sehat
ndutidakmemadaiatautidakmend - Menyarakanuntukmembuat Gedung
ukung baruuntukposyandu agar dapatmendukung
 dan
dapatmeningkatkanpelayananposyanduke
depannya
3 METHODE METHODE
- PenyampaianPenyuluhan yang -
kurangmenarik Memberipelatihankepadapetugaspromkes
 - Minatmasyarakatkeposyandu untukmeningkatkanpenyampaianmateri
yang kurang yang menarik dan
 meningkatkankreatifitasdalammembuat
media yang menarikuntuk di lihat dan di
dengar oleh masyarakat
 -
Meningkatkanminatmasyarakatdengancar
amelakukankegiatansepertimemberikanha
diahkepadamasyarakat yang
bisamenjawabsetiappertanyaan yang
diberikan oleh petugaspromkes
4 ENVIRONTMEN  ENVIRONTMEN
-  -
Kurangnyapemahamanmasyara Memberikanpenyuluhantentangmakananb
katdalammemberikanmakanan ergizi dan sehatdenganmetode games atau
yang bergizi dan sehat leaflet agar
- Ibu yang masyarakatlebihmudahdmemahaminya
tidakadawaktuuntukpergikeposy -
andu Melakukandiskusikembalikepadakaderata
umasyarakattentangwaktu dan
pelaksanaanposyandu , agar
seluruhmasyarakatdapathadirdalampelaks
aanposyandu
6. Fishbone Masih rendahnya cakupan kasus terduga TB yang diobati

METODE MAN

Kurang Kurangnya kerja sama


maksimalnya antar lintas sektor untuk
penyuluhan tentang mengetahui jumlah
pengobatan tb pasien terduga TB paru

M. Kurang patuhnya
Screening kesehatan masyarakat dalam
terhadap kontak erat mengkonsumsi obat tb
masi kurang

Masih Rendahnya
Cakupan kasus Terduga
Masi adanya TB yang diobati GAP
masyarakat yang 90,91%
tidak paham Tidaknya pemisah
mengenai penyakit antar ruang tunggu -Masi kurangnya
TB paru pasien terduga tb media untuk
Masi kurangnya promkes tentang
kesadaran dengan pasien lainnya
penyakit TB paru
masyarakat untuk
memeriksakan
ENVIRONMENT batuknya
MATERIAL
Alternatif Pemecahan Masalah

No Masalah AlternatifPemecahanMasalah
1 MAN MAN
-  -
Kurangnyakerjasamaantarlintass Meningkatkankembalikerjasamaantarlinta
ektoruntukmengetahuijumlahpa s sector
sienterduga TB paru yaitudengancaramengadakanpertemuanant
- arapemegang program TB paru dan
Kurangpatuhnyamasyarakatdala ketuajorong.
mmengkonsumsiobat tb  -
P. Memberipengetahuankepadamasyarakatm
engenaiaturanmengkonsumsiobat tb
2 MATERIAL MATERIAL
- -Masikurangnya media  - Menyarakanuntukmembuat media
untukpromkestentangpenyakit seperti : Leaflet atauspanduktentang TB
TB paru paru,supayamasyarakattahuapaitupenyakit
- TB paru
Tidaknyapemisahantarruangtun  -
ggupasienterduga tb Menyarankankepadapuskesmasuntukmen
denganpasienlainnya yediakanruangtunggukhususbagipasienter
 duga tb

3 METHODE METHODE
-  -
Kurangmaksimalnyapenyuluhan Memberikanpenyuluhantentangpengobata
tentangpengobatan tb n tb parukepadapasienterduga tb
- Screening  - Menyarankankepada Program tb
kesehatanterhadapkontakeratma untukmelakukan screening
sikurang kesehatansecaraberkalakepadakontakeratp
 aseinterduga tb

4 ENVIRONTMEN  ENVIRONTMEN
-  Memberikanpenyuluhantentangpenyakit
Masikurangnyakesadaranmasya Tb Parutentangapasajagejalagejala tb paru
rakatuntukmemeriksakanbatukn ,ciricirisudahterkenapenyakit tb paru dan
ya juga carapengobatannya .
- Masiadanyamasyarakat yang
tidakpahammengenaipenyakit
TB paru
4.6 Kegiatan Tindakan Terpilih

Berdasarkan Daftar Alternatif Pemecahan masalah dari masalah yang ada, diambilah penyuluhan Penyuluhan Tumbuh Kembang Balita dan
Permainan Games Monopoli sebagai tindakan terpilih.
4.7 Plan Of Action (POA)

Plan of Action (POA) PKL


Hari/
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Biaya PJ
Tanggal
1. Permainan Untukmenyediak Masyarakat Selasa, dan Posyandu Rp. 81.000,- Pemegang
GamesMengenai DDTK an media Pengunjungp rabu 06 – Dahlia program
balitaMerupakan Hasil Penyuhantentang osyandu 07 April Promkes dan
KaryaMahasiswaUntukP DDTK 2021 Mahasiswa
osyanduDi Wilayah balitaterkhususib
KerjaPuskesmasBaso. udaribalitatersebu
t

2 Penyuluhan dalam Meningkatkanpen Masyarakatp Selasa dan Posyandu - Pemegang


posyandu Mengenai getahuanmasyara engunjungPo Rabu , 06 – Dahlia program
DDTK kattentangpenting syandu 07 April Promkes dan
BalitaDenganMenggunak nya DDTK Balita 2021 Mahasiswa
an Media Games Di
Posyandu.
3 Penyuluhan dalam Meningkatkanpen Masyarakat Selasa dan Posyandu - Pemegang
posyandu Mengenai getahuanmasyara PengunjungP rabu, 06 - Dahlia Program
Pentingnya Pemeriksaan kattentangPenting osyandu 07 April Promkes dan
Deteksi Dini Tumbuh nyaPemeriksaan 2021 Mahasiswa
Kembang Balita DDTK Balita
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kegiatan Pelaksanaan Tindakan Terpilih

1. Penyuluhan di Posyandu Balita mengenai DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) Balita di Posyandu Dahlia III Tabek Panjang, Baso.

Pelaksana : Mahasiswa PKL

Sasaran : Ibu Balita

Hari/Tanggal : Selasa, 06 April 2021

Pukul : 10.30 WIB

Tempat : Posyandu Dahlia III Tabek Panjang, Baso

Pelaksanaan : Penyuluhan DDTK

Penyuluhan dihadiri oleh :

a. Ibu CI Lapangan
b. Ibu Balita
c. Kader
d. Mahasiswa
2. Permainan Games Monopoli yang berkaitan dengan Tumbuh Kembang Balita, Permainan ini merupakan Hasil Diskusi dari Mahasiswa
dengan CI dan Pemegang Program Gizi di Puskesmas Baso.

Pelaksana : Mahasiswa PKL

Sasaran : Ibu-Ibu yang Membawa Balita

Hari/Tanggal : Selasa, 06 April 2021

Pukul : 10.30 WIB

Tempat : Posyandu Dahlia III Tabbek Panjang, Baso

Pelaksanaan : Bermain Games Monopoli

Pertemuan ini dihadiri oleh :

a. Ibu Ci Lapangan
b. Ibu-Ibu yang Membawa Balita
c. Kader
d. Mahasiswa

3. Penyuluhan di Posyandu Balita mengenai DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) Balita di Posyandu Dahlia II Tabek Panjang, Baso.

Pelaksana : Mahasiswa PKL

Sasaran : Ibu-ibu yang membawa Balita


Hari/Tanggal : Rabu, 07 April 2021

Pukul : WIB

Tempat : Posyandu Dahlia II Tabek Panjang, Baso

Pelaksanaan : Penyuluhan

Penyuluhan dihadiri oleh :

a. Ibu CI Lapangan
b. Ibu-Ibu yang membawa Balita
c. Kader
d. Mahasiswa

4. Permainan Games Monopoli yang berkaitan dengan Tumbuh Kembang Balita, Permainan ini merupakan Hasil Diskusi dari Mahasiswa
dengan CI dan Pemegang Program Gizi di Puskesmas Baso.

Pelaksana : Mahasiswa PKL

Sasaran : Ibu-Ibu yang Membawa Balita

Hari/Tanggal : Rabu,07 April 2021

Pukul : WIB

Tempat : Posyandu Dahlia II Tabek Panjang, Baso


Pelaksanaan : Bermain Games Monopoli

Pertemuan ini dihadiri oleh :

a. Ibu Ci Lapangan
b. Ibu-Ibu yang Membawa Balita
c. Kader
d. Mahasiswa

5. Penyerahan Video Kegiatan Puskesmas Baso sebagai kenang-kenangan, Video ini merupakan hasil karya Mahasiswa untuk Puskesmas
Baso.

Pelaksana : Mahasiswa PKL

Hari/Tanggal : Sabtu, 10 April 2021

Pukul : 11: 00 WIB

Tempat : Puskesmas Baso

Pelaksaan : Penyerahan video kegiatan Puskesmas Baso

5.2Latar Belakang Dilaksanakannya Kegiatan


Berdasarkan hasil Pengukuran Data Puskesmas Baso Tahun 2019 diperoleh bahwa dari enam Permasalahan yang terdapat pada Tabel
Prioritas Masalah dari setiap program yang ada di Puskesmas Baso, yang menjadi Prioritas Masalah adalah Rendahnya DDTK Balita
dengan GAP 27,27%, selanjutnya Rendahnya Cakupan Usia 15-59 tahun yang mendapatkan Screening Kesehatan sesuai standar dengan
GAP 64,5%, kemudian Rendahnya Cakupan RT Ber-PHBS dengan GAP 24%, kemudian Rendahnya Rumah yang memenuhi syarat
Kesehatan dengan GAP 17%, dan kemudian Rendahnya cakupan N/D dengan GAP 6,2%.

Dari kasus diatas didapatlah masalah Prioritas utama nya yaitu Rendahnya DDTK Balita dengan GAP 27,27%. Dan masalah utama
tersebutlah yang akan dilakukan Intervensi.

5.3 Tujuan Kegiatan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa PKL mampu melaksanakan kegiatan dari perencanaan kegiatan yang telah dirincikan dalam bidang Kesehatan Masyarakat,
kemudian melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Khusus

a. Setelah mengikuti kegiatan yang diadakan dari tanggal 6-7 April 2021 diharapkan masyarakat dapat memahami setiap kegiatan yang

diikuti seperti penyuluhan, dan bermain Games

b. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan Ibu Hamil dengan membawa anaknya ke Posyandu

5.4 Tahap-Tahap Pelaksanaan

Berdasarkan Data yang diperoleh bahwa yang menjadi Prioritas Masalah adalah Rendahnya DDTK Balita dengan Target 100%, Capaian
73.73%, dan GAP 27.27%. Adapun kegiatan Intervensi yang dilakukan adalah :
1. Penyuluhan dalam Posyandu mengenai DDTK Balita di Posyandu Dahlia II dan III
2. Permainan Games Monopoli

5.5 Hasil Kegiatan Tindakan Terpilih


Hasil kegiatan Intervensi atau Tindakan terpilih :
1. Meningkatkan kesadaran Ibu Balita untuk membawa anaknya ke Posyandu, karena agar dapat mengetahui Perkembangan anaknya
2. Tersedianya media permainan yang berkaitan dengan Tumbuh Kembang Balita (Makanan Bergizi) untuk dimainkan guna mengetahui
seberapa tahu nya ibu tentang manfaat makanan yang bergizi bagi Tumbuh Kembang anaknya.

5.6 Rencana Tindak Lanjut Dari Kegiatan Implementasi

No. KegiatanIntervensi Implementasi RencanaTindakLanjut


1. Penyuluhan di Penyuluhanmengenai MelakukanPenyuluhanmengenai
PosyanduBalitamengenai DDTK (Deteksi Dini DDTK (Deteksi Dini
DDTK (Deteksi Dini TumbuhKembang) Balita TumbuhKembang) Balita di
TumbuhKembang) Balita Posyandu
di PosyanduTabek
Panjang, Baso.
2. Permainan Games Bermain Games Monopoli MelakukanPermainanMonopoli
Monopoli yang yang berhubungandengan
dimainkanoleh Kader DDTK Balita
dan juga IbuBalita di
Posyandu
5.7 Resources/partisipasi (Biaya/Dana, Tenaga, Waktu dan Material, Dukungan Politis, Dukungan Moral)

N Kegiatan Bia Tenaga Wa Materi Dukungan

o ya ktu al Politis

. dan

Moral
1 Penyuluhanmengenai DDTK Balita di Posyandu - Mahasis Sela CI

. Dahlia Tabek Panjang, Baso wa PKL sa- Lapangan,

Universi Rab Kader

tas Fort u, Posyandu,

De Kock 06- dan

dan 07A IbuBalita

pril

202

1
2 Games Monopoli yang akandimainkan oleh Rp. Mahasis Sela Monop CI

. IbuBalitauntukMengetahuiSeberapatahunyaibuten 81. wa PKL sa- olidan Lapangan,

tangmanfaatmakananyang 000 Universi Rab Kartuny Kader


bergizibagiTumbuhKembanganaknya. tasFot u, a Posyandu,

De Kock 06- dan

07A IbuBalita

pril

202

5.8 Melaksanakan Evaluasi Mengacu Pada HIPOPOC Table

Kegiatan Input Proses Output Outcome


Penyuluhan 1. Mat Persiapan : IbuBalitamengetah IbuBalitaag
mengenai eriP 1. Pembelajaran (Materi) uimanfaatmakanan ar
DDTK Balita eny 2. Menyiapkanalat (Games) bergizibagianaknya selalumemb
dan Games uluh 3. Pelaksanaan: , dan juga awaanaknya
Monopoli an a. Pembukaan selalumembawaana kePosyandu
yang 2. Met b. Penjelasanmateri knyakeposyandu .
berkaitanden ode c. Penjelasanaturan main agar
ganTumbuh Pen games mengetahuitumbuh
KembangBal yulu d. Tanya jawab kembanganaknya
ita han Evaluasi :
(Makananber (cer DiharapkanKepadaIbuBalitadapatle
gizi) ama bihmengetahuimanfaatmakananber
h) gizibagitumbuhkembanganaknya
3. Ber
mai
n
Ga
mes
4. Ma
hasi
swa
Kes
ehat
an
Mas
yara
kat

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai