SKRIPSI
Oleh:
Skripsi
Oleh :
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi
DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan telah siap
untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Mengetahui,
Ketua Prodi D-IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
ii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
ABSTRAK
Kata Kunci: Pengetahuan, asupan gizi balita, status ekonomi dan Stunting
Referensi : 38 (2007 – 2019)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas nikmat-
Nya yang telah memberikan kesehatan dan kelancaran sehingga peneliti dapat
bimbingan dan pengarahan dari Ibu Hj. Erwani, SKM, M.Kes sebagai
Pembimbing I dan Ketua Jurusan Kebidanan dan Ibu Iin Prima Fitriah, S.SiT,
menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih ini juga peneliti tujukan kepada:
2. Ibu Elda Yusefni, S.ST, M.Keb sebagai Ketua Program Studi DIV
3. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Prodi DIV Politeknik Kesehatan
iv
4. Orang tua dan keluarga yang telah mendo’akan, memberi bantuan, dan
skripsi ini.
kemampuan, sehingga peneliti merasa masih ada yang belum sempurna baik
dalam isi maupun dalam penyajiannya. Maka dari itu peneliti memohon kritik dan
Peneliti
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................8
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................9
E. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Stunting....................................................................................................11
B. Tingkat Pengetahuan................................................................................14
C. Asupan Gizi Balita...................................................................................18
D. Status Ekonomi........................................................................................30
E. Kerangka Teori.........................................................................................32
F. Kerangka Konsep.....................................................................................32
G. Hipotesa...................................................................................................33
H. Definisi Operasional................................................................................34
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian......................................................................36
B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................36
C. Populasi dan Sampel................................................................................36
D. Alur Penelitian.........................................................................................38
E. Jenis Data.................................................................................................39
F. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................39
vi
G. Uji Validitas dan Reliabilitas...................................................................40
H. Teknik Pengolahan Data..........................................................................41
I. Analisa Data..............................................................................................42
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian........................................................................................43
B. Pembahasan..............................................................................................47
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..............................................................................................56
B. Saran.........................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 2.1 Pengelompokan Status Gizi Berdasarkan Kelompok Umur...........13
Tabel 4.3 Distribusi Asupan Gizi Balita di Wilayah Kerja Poskesri Teluk
Kasai Puskesmas Pasar Kuok Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
2021................................................................................................44
Tabel 4.6 Hubungan Asupan Gizi Balita dengan Kejadian Stunting pada
Anak Balita di Wilayah Kerja Poskesri Teluk Kasai Puskesmas
Pasar Kuok Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021.......................47
viii
Tabel 4.7 Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Stunting pada Anak
Balita di Wilayah Kerja Poskesri Teluk Kasai Puskesmas Pasar
Kuok Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021................................48
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 2.1 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Stunting pada Anak Balita ...32
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Lampiran A. Gantt Chart Rencana Penelitian................................................54
Lampiran B. Informed Consent.......................................................................55
Lampiran C. Kuesioner...................................................................................57
Lampiran D. Analisa Univariat.......................................................................66
Lampiran E. Analisa Bivariat..........................................................................67
Lampiran F. Lembar Konsultasi.....................................................................70
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sering terjadi pada anak balita. Stunting adalah hal yang sangat penting
terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak
berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka
memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. Dalam mencegah dan
sekolah.1
Hasil integrasi Susenas Maret 2019 dan Studi Status Gizi Balita Indonesia
tahun 2018 menjadi 27,67% tahun 2019 atau turun sekitar 3,13%. Angka
2
stunting pada balita di Indonesia masih jauh dari standar yang ditetapkan
WHO yaitu 20%. Prevalensi stunting pada balita di Indonesia juga hanya
Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu sebesar 43,82%. Sementara itu, provinsi
dengan prevalensi stunting terendah pada tahun 2019 adalah Provinsi Bali
stunting di bawah standar yang ditetapkan WHO sebesar 20% yaitu Provinsi
30,6% pada tahun 2018 menjadi 27,47% pada tahun 2019. Prevalensi
30,56%.3
jumlah sasaran balita yang berusia 0 – 60 bulan berjumlah 1889 orang dengan
jumlah kejadian stunting di Poskesri Teluk Kasai yaitu 29 orang dari 85 orang
balita.5
otak anak tidak tumbuh sempurna. Hal ini disebabkan karena 80-90% jumlah
sel otak terbentuk semenjak masa dalam kandungan sampai usia 2 tahun.
skor tes intelligence Quotient (IQ) sebesar 10-13 point. Penur unan
dan pemerintah.6
makanan salah satunya yaitu status kesehatan balita itu sendiri. Selain itu
faktor langsung yang dapat memicu terjadinya stunting yaitu adanya penyakit
penyerta pada balita itu sendiri seperti riwayat penyakit infeksi, tuberculosis,
stunting yaitu status ekonomi keluarga yang rendah. Selain itu kejadian
stunting juga dapat disebabkan oleh berat badan lahir yang tidak normal, bayi
yang lahir dengan berat badan rendah lebih beresiko mengalami stunting
yang buruk sebelum konsepsi. Nutrisi ibu yang buruk sebelum konsepsi akan
4
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah. berat badan lahir
rendah merupakan salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan kejadian
stunting.8
fungsi kognitif otak anak tidak dapat bekerja secara maksimal. Kejadian
otak anak, sehingga jika anak mengalami gangguan fungsi kognitif dampak
nyata yang dapat terjadi yaitu anak tidak dapat merespon dengan baik ketika
berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, pada anak usia sekolah,
normal lainnya.9 Kejadian stunting pada balita juga dapat berdampak pada
bahwa 50,9% anak balita yang mengalami stunting mengalami masalah pada
tidak dapat tumbuh dengan normal seperti anak yang tidak mengalami
stunting lainnya yang ditandai dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan
usia balita. Mayoritas yaitu 90% balita yang mengalami stunting memiliki
5
pertumbuhan tinggi badan abnormal yaitu dengan nilai Z Score kurang dari –
2 SD.11
tersebut. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kejadian stunting yaitu
pengetahuan orang tua. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat
tentang gizi. Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setselah
objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya), dengan
Pengetahuan orang tua yang kurang tentang stunting seperti pengetahuan apa
itu stunting dan bagaimana upaya mencegah terjadinya stunting, maka ibu
dengan pengetahuan yang kurang akan hal ini akan lebih beresiko memiliki
anak stunting.12
memiliki balita stunting yang berjumlah 68,1%. Hasil uji statistik didapatkan
nilai p value 0,027 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan
bulan.9
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Charles Edwarh tahun 2018
yang menyatakan bahwa salah satu pemicu terjadinya stunting pada anak
6
stunting. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,002 maka dapat
pada balita.13
stunting yaitu asupan gizi anak. Asupan gizi merupakan salah satu penyebab
langsung yang dapat memicun terjadinya stunting pada balita. Pada masa
balita tubuh memerlukan asupan gizi yang baik dengan prinsip menu
dapat maksimal. Namun jika terjadi malnutrisi pada masa ini, maka akan
stunting. Kurangnya asupan gizi balita akan memicu organ tubuh tidak dapat
dengan kejadian stunting seperti zat gizi karbohidrat, protein, energi, kalori
serta vitamin lainnya. Jika didapat tubuh asupan zat gizi tersebut tidak dapat
Sari (2019) tentang faktor resiko terjadinya stunting pada balita menyatakan
bahwa 76,34% balita dengan asupan gizi yang kurang baik atau tidak
didapatkan nilai p value 0,003. Maka dapat disimpulkan ada hubungan yang
ekonomi orang tua. Hal ini dipicu karena kurang mampu nya orang tua
asupan makanan tidak tercukupi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh Jingga Fitri (2019) yang menyatakan ada hubungan yang
asupan gizinya tidak baik, hal ini terlihat dari cara orang tua dalam pemberian
makanan kepada balita yaitu tidak memperhatikan gizi atau zat makanan yang
makanan dengan prinsip asalkan anak kenyang tanpa memperhatikan zat gizi
tersebut adalah salah. Berdasarkan hasil survey awal balita yang mengalami
stunting memiliki status ekonomi yang rendah sehingga mereka tidak mampu
B. Rumusan Masalah
stunting pada anak balita di Poskesri Teluk Kasai Wilayah Kerja Puskesmas
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Selatan 2021.
f. Diketahui hubungan asupan gizi balita dengan kejadian stunting pada anak
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
tentang faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian stunting yang
salah satunya adalah perilaku hidup bersih dan sehat, status ekonomi serta
pengetahuan ibu.
balita.
upaya pencegahannya.
dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita di Wilayah Poskesri Teluk Kasai
Puskesmas Pasar Kuok Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021. Penelitian ini
melihat hubungan antara pengetahuan, asupan gizi balita, dan status ekonomi
Selatan pada bulan April - Mei tahun 2021. Populasi adalah seluruh ibu yang
Puskesmas Pasar Kuok. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang
memiliki balita berumur 12-59 bulan yang berada di Wilayah Poskesri Teluk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stunting
1. Pengertian Stunting
asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam
kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi
pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan
penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat
dewasa.13
pertumbuhan sebab usianya masih balita padahal bila stunting tidak terdeteksi
secara dini, minimal sebelum berusia 2 tahun, maka perbaikan untuk gizinya
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam
kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada
penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat
panjang badan menurut pada ambang batas < -2 SD jika dibandingkan dengan
ambang batas <-2 SD baku rujukan WHO. Anak yang gizi kurang (stunting)
2. Indikator Stunting
beberapa masalah gizi pada balita, di antaranya wasting, anemia, berat badan
indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur
artinya muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti
3. Klasifikasi Stunting
Menilai status gizi anak dapat menggunakan tinggi badan dan umur
4. Dampak Stunting
kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Selain itu, stunting dapat
dan kognitif berhubungan erat dengan status gizi yang dinilai berdasarkan
Tinggi Badan/Umur.17
gerak motorik. Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko
B. Tingkat Pengetahuan
1. Pengertian
telinga.18
2. Tingkat Pengetahuan
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
yaitu:
a. Tahu (know)
dipelajari sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh sebab itu tahu ini
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:
sebagainya.18
15
b. Memahami (comprehension)
secara benar tentang suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut.18
c. Aplikasi (aplication)
lain.18
d. Analisis (analysis)
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
e. Sintesis (synthesis)
lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
f. Evaluasi (evaluation)
ditentukan sendiri.18
tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut
evaluasi.
menanyakan isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden.
tiga tingkatan yang di dasarkan pada nilai persentase yaitu sebagai berikut:
makanan pada balita ibu tidak mengetahui penerapan gizi seimbang maka
asupan gizi pada balita tidak terpenuhi sehingga dapat memicu terjadinya
stunting.21
Keadaan bahwa orang tua yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi
akan lebih berorientasi pada tindakan preventif, tahu lebih banyak tentang
masalah kesehatan, dan memiliki status kesehatan yang lebih baik. Menurut
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi dan kesehatan. Hal ini
berkaitan erat dengan wawasan pengetahuan mengenai sumber gizi dan jenis
diberikan kepadanya.22
18
pangan. Masalah gizi pada anak balita tidak mudah dikenali oleh pemerintah,
atau masyarakat bahkan keluarga anak tidak tampak sakit. Kurang gizi pada
panjang atau tinggi badan sebesar -2 Z-score atau lebih menurut buku rujukan
kumulasi episode stress yang sudah berlangsung lama (misalnya infeksi dan
asupan makanan yang buruk), yang kemudian tidak terimbangi oleh catch up
keberlansungan hidup. Asupan terdiri dari asupan zat gizi makro yaitu
karbohidrat, protein dan lemak dan asupan zat gizi mikro yang meliputi serat,
vitamin dan mineral. Asupan makanan adalah semua jenis makanan dan
Asupan yang tidak adekuat dalam jangka waktu yang lama merupakan
penelitian membuktikan bahwa, asupan zat gizi yang tidak adekuat pada dua
19
energi cadangan bagi anak dan remaja, serta thermic effect of food (TEF).18
yang lebih banyak per kilogram berat badan dibanding dengan orang dewasa.
gizi mikro juga dipengaruhi oleh asupan protein. Konsumsi pangan hewani
dibagi menjadi dua jenis, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
clotting sehingga penting bagi kelancaran aliran darah dan fungsi sendi.18
badan), usia atau tahap pertumbuhan dan perkembangan, dan aktifitas fisik.
Menurut angka kecukupan energi tahun 2012, anak usia 1–3 tahun
20
Rendahnya asupan zat gizi pada balita dipengaruhi oleh faktor tidak
utama kematian atau cacat pada anak. Diantara banyak penyebab stunting
lainnya, defisiensi zat gizi mikro adalah penyebab paling menonjol dilihat
dari akibat yang ditimbulkan apabila asupan zat gizi mikro tidak terpenuhi.19
Kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi pada usia 0–2 tahun
biasanya tidak dapat dikejar agar kembali pada status gizi normal. Hal ini
akan berdampak pada kualitas hidup jangka pendek dan jangka panjang.
belajar. Selain itu, pertumbuhan linear akan mempengaruhi daya tahan tubuh
mikro yang rendah pada anak–anak terutama zat gizi yang diperlukan dalam
jumlah yang cukup tinggi pada proses tumbuh kembang seperti besi, seng,
lainnya, seperti kalsium, riboflavin, dan vitamin B12. Hal ini disebabkan oleh
rendahnya kualitas makanan yang diasup juga jenis makanan yang tidak
beragam.21
Pemberian makan pada balita dapat berupa asupan oral dari makanan
keluarga maupun ASI bagi balita yang masih diberi ASI. Balita pada periode
D.22
sampai 3 kali makanan selingan. Balita pada masa emas ini membutuhkan
asupan zat gizi lebih tinggi disbanding ukuran tubuhnya, karena pada masa
ini mereka menjalin pertumbuhan dan perkembangan yang cukup tinggi dan
golongan usia ini juga sangat aktif secara fisik. Pola pemberian makan pada
anak dilihat dari kebiasaan makan, status sosial ekonomi, pengertian dan
waktu yang cukup lama menyebabkan balita mengalami kekurangan gizi dan
petumbuhan balita dan apabila tidak segera dipenuhi akan sulit untuk
ASI ekslusif. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa, balita yang tidak diberi
manusia untuk bisa menyerapnya. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh
yang kurang asupan energi dan proteinnya akan memiliki resiko yang
program isi piring ku. Isi piringku merupakan sajian makanan yang ada
di dalam piring untuk porsi sekali makan. Menurut dia, isi piringku
ini difokuskan pada empat hal yang dikelompokkan yaitu pada makanan
itu sendiri, minum air putih minimal 8 gelas sehari, aktivitas fisik juga
23
menimbang tinggi dan berat badan, serta dilengkapi dengan Cuci Tangan
Isi piringku mengacu pada one plat terbagi menjadi dua, 50 persen
piring buah dan sayur, 50 persen lainnya terdiri dari 1/3 lauk dan 2/ 3
dilengkapi dengan aktivitas fisik, CTPS dan minum air putih minimal 8
gelas sehari. Isi Piringku disesuaikan dengan kebiasaan dan karakter dari
dikenali anak-anak maupun orang dewasa. Porsi dan jenis makanan yang
ada dalam Isi Piringku juga disesuaikan dengan usia dan aktivitasnya.
Sumber protein untuk bayi dan anak balita yang sedang dalam masa
Tabel 2.2
Daftar Kebutuhan Karbohidrat (Perhari)
Bayi/Anak
0 – 6 bulan 58
7 – 11 bulan 82
1 – 3 tahun 155
4 – 6 tahun 220
7 – 9 tahun 254
Sumber : Angka Kecukupan Gizi, 2018
Tabel 2.3
Daftar Kebutuhan Energi (Perhari)
Bayi/Anak
0 – 6 bulan 45
7 – 11 bulan 72
1 – 3 tahun 150
4 – 6 tahun 220
7 – 9 tahun 278
Sumber : Angka Kecukupan Gizi, 2018
Tabel 2.4
Daftar Kebutuhan Protein (Perhari)
Bayi/Anak
0 – 6 bulan 12
7 – 11 bulan 18
1 – 3 tahun 26
4 – 6 tahun 35
7 – 9 tahun 49
Sumber : Angka Kecukupan Gizi, 2018
25
Tabel 2.5
Daftar Kebutuhan Vitamin (Perhari)
Kelompok Umur Vitamin C Vitamin B6 Vitamin B12
(mg) (mg) (mcg)
Bayi/Anak
0 – 6 bulan 40 0,1 0,4
7 – 11 bulan 50 0,3 0,5
1 – 3 tahun 40 0,5 0,9
4 – 6 tahun 45 0,6 1,2
7 – 9 tahun 45 1 1,2
Sumber : Angka Kecukupan Gizi, 2018
Hasil penelitian Soblia pada tahun 2019 menunjukkan bahwa tingkat
Selain itu juga didukung oleh hasil penelitian Jingga (2018) tentang
perubahan sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal memberi
kejadian stunting.
anggota
26
suplai pangan yang diperlukan antara musim panen saat ini dengan
(misal sawah dan ladang) serta cara rumah tangga untuk memperoleh
pangan.
itu sendiri.
dan kecerdasan. Apabila pola makan tidak tercapai dengan baik pada
bulan, 1-3 tahun, dan 4-6 tahun dengan tidak membedakan jenis kelamin.
Takaran konsumsi makanan sehari dapat dilihat pada tabel di bawah ini.33
diantaranya adalah:34
1. Membuat makanan
yang sesuai dengan usia anak. Ibu juga harus menjaga kebersihan
2. Menyiapkan makanan
Ibu harus mengetahui cara menyiapkan yang baik dan benar sesuai
3. Memberikan makanan
29
dengan porsi sedikit tapi sering atau sebisa mungkin porsi yang
tumbuh dalam suatu keluarga miskin paling rawan terhadap kurang gizi
diantara seluruh anggota keluarga dan anak yang paling kecil biasanya
maka pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak orang tua tidak
relatif lebih banyak dari pada anak-anak yang lebih tua. Dengan
hidup dalam keluarga dengan jumlah yang besar dan kesulitan dalam
demi keberlansungan hidup. Asupan terdiri dari asupan zat gizi makro
yaitu karbohidrat, protein dan lemak dan asupan zat gizi mikro yang
anak.18
bahwa, asupan zat gizi yang tidak adekuat pada dua tahun pertama
D. Status Ekonomi
sumber energi lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat
berlangsung lama seperti kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak tepat, dan
yang kurang baik. Stunting pada anak balita merupakan salah satu indicator
status gizi kronis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan sosial
orang tua, karena jika pendidikan tinggi semakin besar peluangnya untuk
hidup dalam lingkungan yang baik dan sehat, sedangkan pekerjaan yang lebih
baik orang tua selalu sibuk bekerja sehingga tidak tertarik untuk
E. Kerangka Teori
Stunting
Faktor Resiko
Gambar 2.1
F. Kerangka Konsep
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti.18
33
suatu pengertian, oleh karena itu, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara
langsung. Agar dapat diamati dan diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan
kedalam variabel-variabel. Dari variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur.18
Pengetahuan
Status Ekonomi
G. Hipotesa
anak balita di Wilayah Poskesri Teluk Kasai Puskesmas Pasar Kuok Kabupa-
34
pada anak balita di Wilayah Poskesri Teluk Kasai Puskesmas Pasar Kuok
H. Defenisi Operasional
sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau
Tabel 2.6
Definisi Operasional
BAB III
METODE PENELITIAN
dalam waktu bersamaan dalam satu kuisioner yang sama serta mencari
fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor efek. Faktor efek adalah
suatu akibat dari adanya faktor risiko, sendangkan faktor risiko adalah suatu
Puskesmas Pasar Kuok Kabupaten Pesisir Selatan pada bulan April – Mei
2021.
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berada di
37
akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Bila populasi besar dan
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena
untuk populasi. Untuk semua sampel yang diambil dari populasi harus betul-
semua unit populasi akan dijadikan sampel. Maka jumlah sampel pada
adalah:
a. Kiteria inklusi
5) Jika ibu memiliki 2 balita maka hanya 1 balita yang akan diteliti
b. Kriteria eksklusi
D. Alur Penelitian
Alur proses penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Penetapan Populasi
Populasi
Balita usia 12-59 bulan yang berada di Poskesri Teluk Kasai
Izin Penelitian
Puskesmas Pasar Kuok dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan
Uji Instrument
Validitas dan Reliabilitas di Poskesri Anakan kepada 20 orang
Melakukan Penelitian
Wilayah Poskesri Teluk Kasai (mengikuti Posyandu)
Pengumpulan Data
Mengukur berat badan balita dengan timbangan dacin dan memberikan
kuesioner kepada ibu mencakup beberapa pertanyaan sesuai variabel
Pengolahan Data
Analisa Data
Penyajian Data
Gambar 3.1 Alur Penelitian
39
E. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
penelitian.
inklusi.
lalu dicek kelengkapannya, lalu data tersebut diberi kode. Setelah data
1. Uji Validitas
pertanyaan dengan skor total. Suatu variabel dikatakan valid apabila skor
valid
valid
pada variabel tingkat pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat.29,37
2. Uji Reliabilitas
yaitu:35
reliabel.
b. Bila nilai Cronbach’s Alpha < konstanta (0,60), maka pertanyaan tidak
reliabel.
Lembar observasi terisi penuh dan diisi oleh peneliti tidak boleh terdapat
kesalahan.
memastikan kembali bahwa tidak ada data yang salah ketika data di entry
I. Analisa Data
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
dengan demikian bila hasil menunjukan p value < alpha maka di katakan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Poskesri Teluk
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah
Kerja Poskesri Teluk Kasai Puskesmas Pasar Kuok
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita di Wilayah
Kerja Poskesri Teluk Kasai Puskesmas Pasar Kuok
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021
Tabel 4.3
Distribusi Asupan Gizi Balita di Wilayah Kerja Poskesri Teluk Kasai
Puskesmas Pasar Kuok Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2021
gizinya cukup.
45
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Status Ekonomi di Wilayah
Kerja Poskesri Teluk Kasai Puskesmas Pasar Kuok
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021
2. Analisa Bivariat
kejadian stunting pada anak balita di Wilayah Kerja Poskesri Teluk Kasai
Tabel 4.5
Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita di
Wilayah Kerja Poskesri Teluk Kasai Puskesmas Pasar Kuok
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021
Tabel 4.6
Hubungan Asupan Gizi Balita dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita
di Wilayah Kerja Poskesri Teluk Kasai Puskesmas Pasar Kuok
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021
dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara asupan gizi balita
Tabel 4.7
Hubungan Status Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita di
Wilayah Kerja Poskesri Teluk Kasai Puskesmas Pasar Kuok
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021
(normal).
B. Pembahasan
1. Univariat
a. Kejadian Stunting
asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin
masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan
tahun berikutnya.15
b. Pengetahuan Ibu
program isi piring ku. Isi piringku merupakan sajian makanan yang ada
di dalam piring untuk porsi sekali makan. Menurut dia, isi piringku
yaitu pada makanan itu sendiri, minum air putih minimal 8 gelas
sehari, aktivitas fisik juga menimbang tinggi dan berat badan, serta
sendiri.
Namun pada saat ini masih ada balita yang tidak mendapatkan asupan
makanan yang tidak cukup, hal ini berkaitan dengan pola asuh orang
tua yang tidak baik dalam memberikan makanan kepada anak. Seperti
yang terlihat pada penelitian ini bahwa masih ada 33,3% balita tidak
seperti yang kita lihat saat ini masih banyak ibu yang tidak
d. Status Ekonomi
untuk pangan.37
rendah.
2. Bivariat
maka asupan gizi pada balita tidak terpenuhi sehingga dapat memicu
terjadinya stunting.21
55
pengetahuan gizi dan kesehatan. Hal ini berkaitan erat dengan wawasan
pengetahuan mengenai sumber gizi dan jenis makanan yang baik untuk
yang rendah memiliki balita stunting yang berjumlah 68,1%. Hasil uji
stunting pada penelitian ini di picu karena faktor lain seperti status
balita
(normal).
asupan gizi anak. Asupan gizi merupakan salah satu penyebab langsung
yang dapat memicun terjadinya stunting pada balita. Pada masa balita
agar dapat maksimal. Namun jika terjadi malnutrisi pada masa ini,
maka akan beresiko mengalami masalah gizi yang salah satunya dapat
Asupan gizi yang berkontribusi dengan kejadian stunting seperti zat gizi
tubuh asupan zat gizi tersebut tidak dapat terpenuhi dengan baik maka
Mayang Sari (2019) tentang faktor resiko terjadinya stunting pada balita
menyatakan bahwa 76,34% balita dengan asupan gizi yang kurang baik
uji statistik didapatkan nilai p value 0,003. Maka dapat disimpulkan ada
pada balita.15
pola makan, asupan gizi pada anak, kekurangan gizi pada anak dapat
stunting.
balita
stunting (normal).
58
status ekonomi orang tua. Hal ini dipicu karena kurang mampu nya
lingkungan yang baik dan sehat, sedangkan pekerjaan yang lebih baik
orang tua.22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
nilai p value=0,238.
6. Ada hubungan yang signifikan antara asupan gizi balita dengan kejadian
value=0,011.
value=0,016.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
tentang faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian stunting yang
ekonomi orang tua serta pengetahuan ibu terutama tentang stunting dan
mengenai gambaran faktor risiko dalam kejadian stunting pada anak balita
referensi tentang faktor apa saja yang dapat memicu terjadinya stunting
pada balita.
62
3. Bagi Puskesmas
upaya deteksi dini jika terjadi masalah pada balita seperti masalah
stunting. Selain itu, disarankan kepada petugas kesehatan agar lebih giat
DAFTAR PUSTAKA
6. Ahmad, Aripin, Suryana, Yulia Fitri. 2010. ASI Eksklusif Anemia dan
Stunting pada Anak Baduta (6-24 bulan) Di Kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh: Aceh.
7. Fitri. 2012. Berat Lahir Sebagai Faktor Dominan Terjadinya Stunting Pada
Balita (12-59 bulan) di Sumatera (Analisis Data Riskesdas 2010). Universitas
Indonesia.
10. Dinkes Pesisir Selatan. 2019. Pemberian ASI Eksklusif. Pasaman Barat.
11. Achadi LA .2012. Seribu Hari Pertama Kehidupan Anak. Disampaikan pada
Seminar Sehari dalam Rangka Hari Gizi Nasional ke 60. FKM UI, Maret
2012. Depok.
13. Rahayu, Leni Sri. 2011. Hubungan Pendidikan Orang Tua Dengan
Perubahan Status Stunting Dari Usia 6-12 Bulan Ke Usia 3-4 Tahun. Jakarta.
Diambil dari: http://lemlit.uhamka.ac.id/files/makalah7leni.pdf.
14. Rani, A. 2018. Hubungan Berat Badan Lahir dan Riwayat ASI Eksklusif
Dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Sidohardjo. Naskah Publikasi.
15. WHO. (2018). Nutrition landscape information system (NLIS) country profile
indicators: interpretation guide. Switzerland: WHO press.
16. Jumiyati. 2014. Pemberian MP ASI Setelah Anak Usia 6 Bulan. Diambil dari:
http://180.250.43.170:1782/poltekkes/files /MPASI.pdf.
17. Oktarina, Zilda dan Sudiarti, Trini. 2013. Faktor Risiko Stunting Pada Balita
(24—59 Bulan) Di Sumatera. Jurnal Gizi dan Pangan. 8(3): 175-180.
21. Khasanah, Nur. 2011. ASI atau Susu Formula ya?. Jogjakarta.
22. Ngaisyah, Dewi. 2015. Hubungan Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting
pada Balita di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunung Kidul. Jurnal Medika
Respati. Vol X: 65-70.
23. Waryono. 2010. Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat pada Anak.
Jakarta: EGC.
26. Saxton, J. et al. 2009. Maternal Education is Associated with Feeding Style.
Journal of the American Dietetic Association. 109(5): 894-898.
27. Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
65
30. Purwani, E. dan Mariyam. 2013. Pola Pemberian Makan dengan Status Gizi
pada Anak 1 sampai 5 Tahun di Kebumen Taman Pemalang. Jurnal
Keperawatan Anak. 1(1): 30-36.
31. Karp, S. M. et al. 2014. Parental Feeding Patterns and Child Weight Status
for Latino Preschoolers. Obesity Research & Clinical Practice. 8(1): 88-97.
33. Departemen Kesehatan RI. 2000. Buku Kadaer Posyandu: Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga.
35. Purwanto, Djoko dan Rias E. R. 2020. Pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat Terhadap Stunting pada Balita di Desa Jelbuk Kabupaten Jember.
Jurnal Ilmiah Wawasan Kuliah Kerja Nyata. 1(1): 10-13.
36. Uliyanti, Didik G. T., dan Sapja A. 2017. Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan. Jurnal Vokasi Kesehatan.
3(2): 67-77.
38. Hidayat A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.
54
RENCANA KEGIATAN PENELITIAN TENTANG FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA POSKESRI TELUK KASAI PUSKESMAS PASAR KUOK
KABUPATEN PESISIR SELATAN
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II Peneliti
Hj. Erwani, SKM, M.Kes Iin Prima Fitriah, S.SiT, M.Keb Liza Hetria Yuni
NIP. 19850316 201212 2 002 NIP. 19850316 201212 2 002 NIM. 204330791
55
Lampiran
LEMBARAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Pasar Kuok,..........................2021
Responden
( )
56
Lampiran
Kepada Yth :
Calon Responden
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa DIV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Padang bermaksud mengadakan penelitian:
Nama : Liza Hetria Yuni
NIM 204330791
Melakukan penelitian dengan judul “Faktor – Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Poskesri Teluk Kasai
tersebut diatas maka saya mohon kesediaan ibu-ibu untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini. Saya akan menjamin kerahasiaan jawaban ibu-ibu yang sudah
merupakan kode etik penelitian. Atas kesediaan dan bantuan ibu-ibu, saya
Pasar Kuok,.........................2021
Peneliti
Lampiran
I. Identitas Balita
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Tinggi Badan (cm) :
d. Usia (bln/thn) :
e. ASI Ekslusif 0-6 bulan (Pilih Salah Satu)
i) Ya
ii) Tidak
II. Identitas Orang Tua
a. Nama Ayah :
b. Nama Ibu :
c. Alamat :
d. Pendapatan Orang Tua :
PENGETAHUAN
1. Stunting adalah …. ?
a. Balita dengan tinggi badan yang tidak normal
b. Balita yang kurus
c. Balita yang tidak gemuk
2. Balita dengan tinggi badan yang kurang dari normal dan tidak sesuai
umur disebut dengan?
a. Wasting
b. Stunting
c. Gizi Kurus
No. Responden :
Inisial responden :
Nama Pewawancara :
Hari, Tanggal :
Petunjuk Pengisian :
a. Isilah kolom dibawah ini sesuai dengan frekuensi konsumsi balita anda.
Tuliskan berapa kali balita anda mengkonsumsi masing-masing bahan
tersebut, jika bahan makanan yang dikonsumsi tidak ada, maka dapat
dituliskan pada kolom yang masih kosong.
5-6x/mg
2-4x/mg
1-3x/bln
pernah
1x/hari
1x/mg
½
Tidak
1
>1
½½
/<
½
/
1. Sumber Karbohidrat
a. Nasi 1 ctg
(100g)
g. Singkong 1 ½ potong
(120g)
i. Tepung 5 sdm
Terigu Dgn (50g)
merk….
j. Tepung 8 sdm
Beras Dgn (50g)
merk….
l.
m.
n.
o.
n.
o.
i. Sari 1 gls
Kacang (200g)
Hijau
j.
k.
l.
m.
n.
o.
4. Sayuran
a. Bayam 1 gls
(100g)
b. Wortel 1 gls
(100g)
c. Brokoli 1 gls
(100g)
d. Sawi 1 gls
Hijau (100g)
e. Sawi Putih 1 gls
(100g)
f. Kacang 1 gls
Panjang (100g)
g. Labu Siam 1 gls
(100g)
h. Kubis 1 gls
(100g)
i. Gambas 1 gls
(100g)
j. Jamur 1 gls
Tiram (100g)
63
k. Buncis 1 gls
(100g)
l. Terong 1 gls
(100g)
m. Tomat 1 gls
(100g)
n.
o.
5. Buah-Buahan
a. Jeruk 2 bh sdg
Merah (110g)
b. Apel 1bh kcl
Merah (85g)
c. Pear ½ bh sdg
(85g)
d. Pepaya 1 ptg bsr
(190g)
e. Semangka 2 ptg bsr
(180g)
f. Anggur 20 bh sdg
(165g)
g. Pisang 2 bh
(40g)
h. Kelengken 10 bh
g (75g)
i. Mangga ¾ bh
Bsr (90g)
j. Salak 2 bh sdg
(65g)
k. Jambu Biji 1 bh bsr
Merah (100g)
l.
64
m.
n.
i.
j.
k.
7. Makanan Jajanan
a. Siomay
65
b. Puding
c. Sosis
Basah
d. Kue Bolu
e. Lontong
f. Aneka
Gorengan
g.
h.
i.
66
1. PENGETAHUAN
N %
Cases Valid 20 100.0
Excluded(
0 .0
a)
Total 20 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.903 .917 10
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Keterangan :
Dilihat dari nilai corrected item-total Correlation, bila nilainya negative atau kecil
dari (r table = 0,361) berarti pertanyaan tidak Valid.
MASTER TABEL
No Inisial Umur Pendidikan Ibu Pekerjaan Ibu Pendapatan Keluarga Kategori Kode Bayi STUNTING Pengetahuan Jumlah % Kategori Kode Asupan Gizi Balita Kategori Kode
Ibu Ibu
41 Ny C 27 SMA Swasta 4,400,000 Tinggi 2 17 P 3 2600 7.3 85 79.7 82.5 5.3 2.8 1.89286 Pendek 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 6 60 Cukup 2 219 30.7 148.3 Tidak Cukup 1
42 Ny E 29 SD IRT 1,000,000 Rendah 1 27 P 1 3100 14.2 92 82.7 85.7 9.3 3 3.1 Normal 3 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 5 50 Kurang 1 156 28.2 174.7 Cukup 2
43 Ny S 24 SMA Swasta 2,800,000 Tinggi 2 18 P 3 3300 9.5 74 80.7 77.8 -6.7 2.9 -2.3103 Pendek 2 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6 60 Cukup 2 220.5 35.5 155.6 Cukup 2
44 Ny R 34 SMA IRT 1,000,000 Rendah 1 14 P 1 2900 11.8 82 76.4 79.1 5.6 2.7 2.07407 Normal 3 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 70 Cukup 2 234.2 36.2 178.3 Cukup 2
45 Ny S 24 SMP IRT 500,000 Rendah 1 26 L 1 3400 7.2 98 85.1 88 12.9 2.9 4.44828 Normal 3 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6 60 Cukup 2 172 28.7 167 Cukup 2
46 Ny M 36 SMP IRT 780,000 Rendah 1 17 L 2 2700 12 86 81.2 83.9 4.8 2.7 1.77778 Pendek 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70 Cukup 2 210.2 30.2 187.5 Cukup 2
47 Ny G 30 Perguruan Tinggi PNS 3,500,000 Tinggi 2 20 L 2 2900 15.6 92 84.2 87 7.8 2.8 2.78571 Normal 3 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 5 50 Kurang 1 212.8 28.9 154.3 Cukup 2
48 Ny M 38 SMP IRT 850,000 Rendah 1 18 P 3 2900 10.8 74 80.7 77.8 -6.7 2.9 -2.3103 Pendek 2 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 6 60 Cukup 2 189 28.6 199 Cukup 2
49 Ny C 42 SMP IRT 1,250,000 Rendah 1 15 P 1 3400 6.7 79 77.5 80.2 1.5 2.7 0.55556 Pendek 2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 5 50 Kurang 1 155.6 26.8 167.9 Cukup 2
50 Ny E 45 Perguruan Tinggi PNS 3,300,000 Tinggi 2 12 L 3 2600 7.7 83 75.5 78.1 7.5 2.6 2.88462 Normal 3 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 6 60 Cukup 2 155 27.1 156.1 Cukup 2
51 Ny S 26 SMP Swasta 2,500,000 Tinggi 2 17 P 1 3800 12.6 86 79.7 82.5 6.3 2.8 2.25 Normal 3 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5 50 Kurang 1 201.2 30.2 182.6 Cukup 2
52 Ny R 38 SMA IRT 1,000,000 Rendah 1 13 L 5 2700 16 81 76.9 79.3 4.1 2.4 1.70833 Pendek 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 70 Cukup 2 157.1 27.4 163.2 Cukup 2
53 Ny Y 36 SMA IRT 1,200,000 Rendah 1 12 L 4 2500 13 79 75.7 78.1 3.3 2.4 1.375 Pendek 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 70 Cukup 2 200.9 32.1 245.9 Cukup 2
54 Ny K 25 SD IRT 1,000,000 Rendah 1 16 P 1 2400 7.2 70 78.6 75.8 -8.6 2.8 -3.0714 Sangat Pendek 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 70 Cukup 2 159.8 28.1 167.9 Cukup 2
55 Ny K 38 SMP IRT 1,250,000 Rendah 1 25 P 3 3800 12 86 79.7 82.5 6.3 2.8 2.25 Normal 3 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 5 50 Kurang 1 155.8 26.2 178.2 Cukup 2
56 Ny A 42 Perguruan Tinggi IRT 1,500,000 Rendah 1 13 P 1 2800 7.2 76 75.2 77.8 0.8 2.6 0.30769 Pendek 2 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 30 Kurang 1 145.9 24.2 144 Tidak Cukup 1
57 Ny N 45 SMP Swasta 2,500,000 Tinggi 2 12 P 4 2400 7 79 74 76.6 5 2.6 1.92308 Pendek 2 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 6 60 Cukup 2 154.2 26.1 190.2 Tidak Cukup 1
58 Ny U 25 SMA Swasta 1,600,000 Rendah 1 16 L 1 2700 8.3 73 80.2 77.6 -7.2 2.6 -2.7692 Pendek 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 6 60 Cukup 2 155 26.1 178.1 Cukup 2
59 Ny F 34 Perguruan Tinggi PNS 3,500,000 Tinggi 2 25 P 1 3700 13.6 93 85.7 88.9 7.3 3.2 2.28125 Normal 3 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Cukup 2 167.8 28.4 187.4 Cukup 2
60 Ny A 32 SMP IRT 800,000 Rendah 1 45 P 2 2300 14.1 90 100.9 96.7 -10.9 4.2 -2.5952 Pendek 2 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7 70 Cukup 2 230.32 36.7 190.3 Cukup 2
61 Ny K 24 SMA Swasta 850,000 Rendah 1 48 P 1 4000 18.9 105 102.7 107 2.3 4.3 0.53488 Pendek 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 5 50 Kurang 1 220 35.2 166.9 Cukup 2
62 Ny T 26 SMA IRT 850,000 Rendah 1 59 L 1 3500 22.4 121 109.4 114 11.6 4.6 2.52174 Normal 3 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 70 Cukup 2 215.8 32.04 184.6 Tidak Cukup 1
63 Ny L 32 Perguruan Tinggi PNS 2,300,000 Rendah 1 14 L 1 2200 7.4 80 78 80.5 2 2.5 0.8 Pendek 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik 3 160.3 26.7 158.7 Cukup 2
64 Ny A 33 SMA Berdagang 3,000,000 Tinggi 2 16 L 4 2800 11.3 87 80.2 82.8 6.8 2.6 2.61538 Normal 3 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 6 60 Cukup 2 155 26.01 177.8 Cukup 2
65 Ny N 21 SMA Swasta 3,200,000 Tinggi 2 17 L 3 2700 11.6 87 81.2 83.9 5.8 2.7 2.14815 Normal 3 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 5 50 Kurang 1 132.6 19.2 154.7 Tidak Cukup 1
66 Ny U 20 Perguruan Tinggi PNS 3,400,000 Tinggi 2 13 P 1 2300 6.4 81 75.4 77.8 5.6 2.4 2.333333 Normal 3 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 80 Baik 3 260.2 37.2 160.9 Cukup 2
67 Ny F 24 SMA IRT 1,200,000 Rendah 1 32 L 1 3490 14.3 101 93.4 96.9 7.6 3.5 2.171429 Normal 3 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 50 Kurang 1 187.3 24.21 256.4 Cukup 2
68 Ny Z 26 SMA Swasta 1,000,000 Rendah 1 16 P 1 3400 11.6 85 78.6 81.4 6.4 2.8 2.285714 Normal 3 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 70 Cukup 2 209.4 30.18 128.5 Tidak Cukup 1
69 Ny S 37 SMA IRT 1,000,000 Rendah 1 27 L 4 2400 13.7 97 89.6 92.9 7.4 3.3 2.242424 Normal 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik 3 220.9 35.6 175.9 Cukup 2
70 Ny S 23 SMP IRT 1,000,000 Rendah 1 36 P 2 3800 15.1 90 95.1 91.2 -5.1 -3.9 1.307692 Pendek 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 6 60 Cukup 2 228.7 36.1 228.3 Cukup 2
71 Ny S 38 SMP IRT 1,000,000 Rendah 1 38 P 3 2700 15.9 89 96.4 92.5 -7.4 -3.9 1.897436 Pendek 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 80 Baik 3 209.2 29.12 118 Tidak Cukup 1
72 Ny M 39 SD IRT 1,000,000 Rendah 1 29 L 4 2500 14.9 99 91.2 94.5 7.8 3.3 2.363636 Normal 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 3 160.2 26.7 156.6 Cukup 2
73 Ny G 34 SMA Berdagang 4,400,000 Tinggi 2 45 L 1 2400 17.1 110 101.6 105.7 8.4 4.1 2.04878 Normal 3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 80 Baik 3 156.2 26 225.7 Cukup 2
74 Ny M 22 SMP IRT 1,000,000 Rendah 1 51 L 5 2900 18 113 101.6 105.7 11.4 4.1 2.780488 Normal 3 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70 Cukup 2 220.5 35.8 286.5 Cukup 2
75 Ny C 34 Perguruan Tinggi PNS 2,900,000 Tinggi 2 17 P 4 2600 11.2 89 79.7 82.5 9.3 2.8 3.321429 Normal 3 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 4 40 Kurang 1 209.2 37.8 144.2 Tidak Cukup 1
76 Ny E 38 SMA IRT 2,000,000 Rendah 1 50 P 3 3100 19.2 98 103.9 99.5 -5.9 -4.4 1.340909 Pendek 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 80 Baik 3 171.2 27.1 223.8 Cukup 2
77 Ny S 28 SMP Swasta 500,000 Rendah 1 18 L 3 3300 12.1 92 82.5 85 9.5 2.5 3.8 Normal 3 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 4 40 Kurang 1 156.2 26.8 190.3 Cukup 2
78 Ny R 27 SMA Swasta 780,000 Rendah 1 14 P 1 2900 11.5 67 76.4 73.7 -9.4 -2.7 3.481481 Normal 3 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 80 Baik 3 160.2 28.1 166.9 Cukup 2
79 Ny Y 29 SMA IRT 800,000 Rendah 1 26 L 3 3400 15.7 86 89.6 86.4 -3.6 -3.2 1.125 Pendek 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 6 60 Cukup 2 158.9 26.5 134 Tidak Cukup 1
80 Ny K 23 SMA IRT 2,000,000 Rendah 1 17 L 2 2400 11.2 87 81.2 83.9 5.8 2.7 2.148148 Normal 3 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 70 Cukup 2 123.1 21.2 172.7 Tidak Cukup 1
81 Ny K 19 SMA Swasta 2000000 Rendah 1 17 L 1 3600 11.8 76 81.2 78.6 -5.2 -2.6 2 Pendek 2 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5 50 Kurang 1 228.3 37.2 188.9 Cukup 2
82 Ny A 37 SMP IRT 750000 Rendah 1 13 L 2 3400 10.4 84 76.9 79.3 7.1 2.4 2.958333 Normal 3 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 5 50 Kurang 1 167 28.7 156.4 Tidak Cukup 1
83 Ny A 31 Perguruan Tinggi IRT 3,100,000 Tinggi 2 22 P 3 4100 14.5 90 86.4 87.7 3.6 1.3 2.769231 Normal 3 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 80 Baik 3 159 26.07 178 Cukup 2
7 Ny N 38 SMA SWASTA 3,000,000 Tinggi 2 16 P 1 2300 13.2 85 78.6 81.4 6.4 2.8 2.285714 Normal 3 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 60 Cukup 2 167 22.1 266.8 Cukup 2
85 Ny U 18 SMA IRT 2,000,000 Rendah 1 27 L 1 2700 14.1 86 89.6 86.4 -3.6 -3.2 1.125 Pendek 2 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 5 50 Kurang 1 228 36.7 187.2 Cukup 2
55
ANALISA UNIVARIAT
1. Frekuensi
Statistics
Kejadian Stunting
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Pendek 8 9.4 9.4 9.4
Pendek 32 37.6 37.6 47.1
Normal 45 52.9 52.9 100.0
Total 85 100.0 100.0
Pengetahuan Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 23 27.1 27.1 27.1
Cukup 36 42.4 42.4 69.4
Baik 26 30.6 30.6 100.0
Total 85 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Cukup 23 27.1 27.1 27.1
Cukup 62 72.9 72.9 100.0
Total 85 100.0 100.0
Status Ekonomi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 65 76.5 76.5 76.5
Tinggi 20 23.5 23.5 100.0
Total 85 100.0 100.0
56
ANALISA BIVARIAT
Crosstab
Kejadian Stunting
Sangat
Pendek Pendek Normal Total
Pengetahuan Kurang Count 2 10 11 23
Ibu % within
8.7% 43.5% 47.8% 100.0%
Pengetahuan Ibu
% of Total 2.4% 11.8% 12.9% 27.1%
Cukup Count 3 17 16 36
% within
8.3% 47.2% 44.4% 100.0%
Pengetahuan Ibu
% of Total 3.5% 20.0% 18.8% 42.4%
Baik Count 3 5 18 26
% within
11.5% 19.2% 69.2% 100.0%
Pengetahuan Ibu
% of Total 3.5% 5.9% 21.2% 30.6%
Total Count 8 32 45 85
% within
9.4% 37.6% 52.9% 100.0%
Pengetahuan Ibu
% of Total 9.4% 37.6% 52.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 5.517a 4 .238
Likelihood Ratio 5.867 4 .209
Linear-by-Linear
1.026 1 .311
Association
N of Valid Cases 85
a.
3 cells (33.3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.16.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
a
Pengetahuan Ibu
(Kurang / Cukup)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only
computed for a 2*2 table without empty cells.
57
Crosstab
Kejadian Stunting
Sangat
Pendek Pendek Normal Total
Asupan Gizi Tidak Cukup Count 5 11 7 23
Balita % within Asupan
21.7% 47.8% 30.4% 100.0%
Gizi Balita
% of Total 5.9% 12.9% 8.2% 27.1%
Cukup Count 3 21 38 62
% within Asupan
4.8% 33.9% 61.3% 100.0%
Gizi Balita
% of Total 3.5% 24.7% 44.7% 72.9%
Total Count 8 32 45 85
% within Asupan
9.4% 37.6% 52.9% 100.0%
Gizi Balita
% of Total 9.4% 37.6% 52.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 8.976a 2 .011
Likelihood Ratio 8.585 2 .014
Linear-by-Linear
8.711 1 .003
Association
N of Valid Cases 85
a.
1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.16.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
a
Asupan Gizi Balita
(Tidak Cukup / Cukup)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only
computed for a 2*2 table without empty cells.
58
Crosstab
Kejadian Stunting
Sangat
Pendek Pendek Normal Total
Status Ekonomi Rendah Count 8 26 31 65
% within Status Ekonomi 12.3% 40.0% 47.7% 100.0%
% of Total 9.4% 30.6% 36.5% 76.5%
Tinggi Count 0 6 14 20
% within Status Ekonomi .0% 30.0% 70.0% 100.0%
% of Total .0% 7.1% 16.5% 23.5%
Total Count 8 32 45 85
% within Status Ekonomi 9.4% 37.6% 52.9% 100.0%
% of Total 9.4% 37.6% 52.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value Df (2-sided)
Pearson Chi-Square 4.305(a) 2 .016
Likelihood Ratio 6.067 2 .048
Linear-by-Linear
4.172 1 .041
Association
N of Valid Cases
85
a 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.88.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
a
Status Ekonomi
(Rendah / Tinggi)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only
computed for a 2*2 table without empty cells.
59
II
III
IV
VI
62
II
III
IV
VI