NAMIRA SYABADILLA
NIM :183110264
NAMIRA SYABADILLA
NIM : 183110264
Puji syukur kehadiran Allah Swt peneliti ucapan, karena telah memberi
nikmat kesehatan, kekuatan, pikiran yang jernih dan keterbukaan hati sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “ Asuhan
Keperawatan pada Anak Remaja dengan Anemia Defisiensi Besi Di
Puskesmas Nanggalo Kota Padang Tahun 2021”
Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Diploma III pada Program Studi D III Keperawatan Padang
Poltekkes Kemenkes Padang. Selama proses penyusunan KTI ini banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan
ini peneliti ingin pengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setulusnya
yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya dalam membimbing
peneliti dengan sabar dan penuh keikhlasan menyelesaikan KTI ini.
1. Ibu Ns. Zolla Amely Ilda, S.Kep, M.Kep selaku pembimbing I dan ibu Dr.
Hj. Metri Lidya, S.Kp, M.Biomed selaku pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan KTI ini.
2. Ibu Ns. Delima, S.Pd, M.Kes selaku penguji I dan ibu Ns. Hj. Tisnawati,
S.St, M.Kes selaku penguji II yang telah menyediakan waktu, tenaga dan
pikiran untuk mengarahkan penelitian dalam menyelesaikan KTI
3. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Direktur Politeknik
Kementrian Kesehatan RI Padang.
4. Ibu Ns. Sila Dewi Anggreini, M.Kep, Sp. KMB selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Padang Politeknik Kementrian Kesehatan RI Padang.
5. Ibu Heppi Sasmita, M. Kep, Sp. Jiwa selaku Ketua Program Studi D-III
Keperawatan Padang Politeknik Kementrian Kesehatan RI Padang.
6. Bapak/ ibu staf Dinas Kesehatan Padang yang telah banyak membantu
dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan
ii
Poltekkes Kemenkes Padang
7. Bapak/ibu staf Puskesmas Nanggalo Padang yang telah mengizinkan
untuk melakukan ujian akhir program studi D-III Keperawatan dan telah
banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan
8. Bapak Ibu dosen serta staf yang telah membimbing dan membantu selama
perkuliahan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Padang.
9. Terkhusus kepada kedua orang tua peneliti serta seluruh keluarga atas jerih
payah, curahan kasih sayang, bantuan moril maupun material serta do‟a
yang tulus dan ikhlas demi kesuksesan peneliti
Akhir kata peneliti berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga KTI ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.
Peneliti
iii
Poltekkes Kemenkes Padang
iv
Poltekkes Kemenkes Padang
v
Poltekkes Kemenkes Padang
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN
ABSTRAK
Anemia adalah suatu kondisi jumlah sel darah merah tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Anemia disebabkan oleh beberapa hal
antara lain, seperti asupan makanan yang rendah zat besi yang terdapat dalam
bentuk yang sulit untuk diserap, anemia juga mempengaruhi prestasi belajar
karena menurunnya konsentrasi. Remaja putri berisiko menderita anemia lebih
tinggi dari pada remaja putra. Data Kementrian Kesehatan RI (2018), menunjukan
bahwa prevelansi remaja Indonesia yang mengalami anemia tingkat ringan dan
berat adalah 25-40 persen. Tujuan penelitian mendiskripsikan asuhan
keperawatan pada anak remaja dengan anemia defisiensi besi di Wilayah
Puskesmas Nanggalo Padang.
Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus, dilakukan pada bulan
Januari 2021-Juni 2021 di Wilayah Puskesmas Nanggalo Padang. Subjek
penelitian 1 partisipan, dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Instrument pengumpulan data yang digunakan format pengkajian dan alat
pemeriksaan fisik. Metode pengumpulan data wawancara, observasi, studi
dokumentasi. Analisis dengan semua temuan pada tahapan proses keperawatan.
Hasil penelitian pada An. P yang berusia 16 tahun 1 bulan mengeluh kepala
pusing, nafsu makan berkurang, badan terasa lemah dan letih, wajah pucat Hb 8,9
g/dL mukosa bibir kering, bibir pucat, Diagnosa utama yang muncul pada An. P
yaitu perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin. Rencana keperawatan yaitu perawatan sirkulasi. Implementasi yang
dilakukan sesuai intervensi yang telah dirumuskan. Evaluasi keperawatan
didapatkan masih tampak pucat, nafsu makan meningkat, pola tidur teratur,
masalah teratasi sebagian diberikan rencana tindak lanjut dengan menjelaskan
tentang anemia defisiensi besi.
Hasil penelitian ini perlu diperhatikan untuk pemberian tablet Fe pada anak
remaja dengan anemia defisiensi besi
vi
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
LEMBAR PESETUJUAN..................................................................................iv
LEMBAR ORIENTASI......................................................................................v
ABSTRAK..........................................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................ix
DAFTAR BAGAN.............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................8
C. Tujuan Penelitian....................................................................................8
D. Manfaat Penelitian..................................................................................8
vii
Poltekkes Kemenkes Padang
4. Implementasi Keperawatan...............................................................35
5. Evaluasi Keperawatan.......................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian.....................................................................36
B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................36
C. Populasi dan Sampel…...........................................................................37
D. Alat / Instrumen Pengumpulan Data…...................................................37
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data......................................................38
F. Prosedur Penelitian…..............................................................................41
G. Analisis....................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................69
LAMPIRAN ...................................................................................................
viii
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR
i
Poltekkes Kemenkes
DAFTAR
x
Poltekkes Kemenkes
DAFTAR
x
Poltekkes Kemenkes
DAFTAR RIWAYAT
xii
Poltekkes Kemenkes
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan masa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinyauntuk penyediaan oksigenasi bagi
jaringan tubuh. Anemia dapat di artikan sebagai penurunan kadar
hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit di bawah normal.
(Nuniek Nizmah Fajriyah 2016)
1
Poltekkes Kemenkes
2
Data dari Sumatra Barat tahun 2007, 16,6% remaja putri mengalami
anemia. Berdasarkan penelitian wulandari tahun 2017 mengenai faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di
kelas XI di SMK N 4 Padang di dapatkan 52,6% mengalami anemia.
Penelitian Rina tahun 2012 sebanyak 50,8% siswi SLTP 03 dan 04 Sawah
Lunto mengalami anemia. Penelitian Wahyuni tahun 2017 pada remaja
putri di MAN 1 Model bukittinggi 31,2% mengalami anemia. Dari data-
data di atas, prevalensi anemia pada remaja putri beberapa daerah Provinsi
Sumatra Barat tergolong cukup tinggi, Rata-rata yang mengalami anemia
sebanyak 43,7% (Monica, 2019).
Poltekkes Kemenkes
3
Kekurangan zat gizi makro seperti : energi dan protein, serta kekurangan
zat gizi mikro seperti : zat besi (Fe), yodium dan vitamin A maka akan
menyebabkan anemia gizi, dimana zat gizi tersebut terutama zat besi (Fe)
merupakan salah satu dari unsur gizi sebagai komponen pembentukan
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (Restuti and Susindra 2016).
Penilaian status gizi dapat diukur secara langsung dan tidak langsung.
Penilaian status gizi secara langsung dapat berupa antropometri,
Poltekkes Kemenkes
4
Anemia disebabkan oleh beberapa hal antara lain, seperti asupan makanan
yang rendah zat besi yang terdapat dalam bentuk yang sulit untuk diserap.
Dan saat kehilangan darah tubuh perlu memproduksi sel darah merah lebih
banyak dari biasanya, sehingga kebutuhan zat besi juga ikut meningkat.
Saat simpanan zat besi dalam tubuh sudah mualai habis dan penyerapan
zat besi pada makanan sedikit, tubuh akan mulai memproduksi sel darah
merah lebih sedikit dan mengandung hemoglobin yang lebih sedikit pula.
Hal inilah yang akhirnya menyebabkan anemia gizi besi, yang merupakan
penyebab anemia yang sering terjadi. (Subratha 2020)
Poltekkes Kemenkes
5
Poltekkes Kemenkes
6
ibu hamil, sedangkan remaja putri secara dini belum terlalu diperhatikan.
Agar anemia bisa dicegah atau diatasi maka harus banyak mengkonsumsi
makanan yang kaya zat besi. Selain itu penanggulangan anemia defisiensi
besi dapat dilakukan dengan pencegahan pemberian tablet Fe yang
dikombinasikan dengan vitamin C (Fitriany and Saputri 2018)
Poltekkes Depkes Jakarta I (2010) Dampak anemia gizi zat besi pada
remaja adalah menurunnya produktivitas kerja ataupun kemampuan
akademis di sekolah, karena tidak adanya gairah belajar dan kosentrasi
belajar. Anemia gizi zat besi juga dapat mengganggu pertumbuhan dimana
tinggi dan berat badan menjadi tidak sempurna, menurunkan daya tahan
tubuh sehingga mudah terserang penyakit. Berdasarkan siklus daur hidup,
anemia gizi besi pada saat remaja akan berpengaruh besar pada saat
kehamilan dan persalinan, yaitu terjadinya abortus, stunting, melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah, mengalami penyulit lahirnya bayi
karena rahim tidak mampu berkontraksi dengan baik serta resiko
terjadinya perdarahan pasca persalinan yang menyebabkan kematian
maternal. (Listiana A 2016).
Anemia gizi besi pada saat remaja akan berpengaruh besar pada saat
kehamilan dan persalinan salah satunya stunting. Stunting atau balita
pendek adalah balita dengan masalah gizi kronik, yang memiliki status
gizi berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umur balita jika
dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth
ReferenceStudy) tahun 2005, memiliki nilai z-score kurang dari-2SD dan
apabila nilai z-scorenya kurang dari-3SD dikategorikan sebagai balita
sangat pendek (Pus-datin, 2015). Stunting terjadi mulai janin masih dalam
kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun (Mugianti et al.
2018).
Poltekkes Kemenkes
7
Poltekkes Kemenkes
8
Poltekkes Kemenkes
9
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam memberikan
asuhan keperawatan pada anak remaja dengan anemia defisiensi besi
di Puskesmas Nanggalo.
Poltekkes Kemenkes
1
2. Bagi Puskesmas
Laporan kasus ini dapat menjadi bahan bacaan, menambah wawasan
ilmu pengetahuan, dan menjadi gambaran bagi perawat dalam
menerapkan asuhan keperawatan pada anak remaja dengan anemia
defisiensi besi.
Poltekkes Kemenkes
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Remaja yang terkena anemia lebih banyak dialami pada anak wanita
yang sudah menstruasi. Kurangnya zat besi bisa terjadi pada semua
anak usia sekolah dari segala lapisan ekonomi. darah yang keluar dari
tubuh dapat menyebabkan kurangnya zat besi dalam tubuh. Maka
jumlah hemoglobin didalam sel darah juga akan berkurang, sehingga
jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah keseluruh tubuh akan
berkurang (Zein, 2010).
2. Pengertian Anemia
11
Poltekkes Kemenkes
1
besi yang dapat diperoleh dari susu formula atau makanan yang kaya
zat besi maka dapat menimbulkan adanya anemia, selain kadar zat besi
anemia dapat juga di timbulkan karena pendarahan sepertipendarahan
pada usus atau kehilangan darah pada saluran cerna akibat makanan
yang salah, atau pendarahan lain yang jumlahnya berlebihan. (Alimul
Hidayat, 2006)
3. Etiologi
b) Anemia defisiensi
Terjadi karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah
Hasil Penelitian di bagian Ilmu Kesehatan Anak penyebab
anemia defisiensi besi menurut umur adalah:
1) Bayi di bawah umur 1 tahun
Persediaan besi kurang karena berat badan lahir rendah
atau lahir kembar
Poltekkes Kemenkes
1
c) Anemia hematolik
1) Faktor Intrasel
2) Faktor Ekstrasel
Poltekkes Kemenkes
1
d) Anemia Aplastik
4. Patofisiologi
Krisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.
Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran
darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah ( hemolisis ) segera
di refleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma ( kosentrasi
normal kecil sama dari 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran
dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan
muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila kosentrasi
plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma ( protein pengikan
untuk hemoglobin bebas ) untuk mengikat semuanya, hemoglobin
akan bedifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria).
Poltekkes Kemenkes
1
5. WOC
Poltekkes Kemenkes
1
6. Manifestasi Klinis
Kebanyakan anak-anak dengan defisiensi besi tidak menunjukkan
gejala dan baruterdeteksi dengan skrining laboratorium pada usia 12
bulan.(Fitriany and Saputri 2018a).
Poltekkes Kemenkes
1
7. Pemeriksaan Diagnostik
b. Studi zat besi (kadar besi serum, kapasitas pengikat besi total
[TIBC], persen satu rasi, dan feritin).
c. Kadar vitamin B12 dan kadar folat serum haptoglobin dan kadar
eritropoitein.
a. Hemoglobin rendah
b. Hematokrit rendah
c. RBC rendah
Poltekkes Kemenkes
1
8. Penatalaksanaan
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat pemberian terapi pada
penderita anemia antara lain (Bakta 2013)
1. Pengobatan diberikan berdasarkan hasil diagnose yang telah
ditegakkan
Poltekkes Kemenkes
1
9. Pemeriksaan Penunjang
Poltekkes Kemenkes
2
BC serum : meningkat
Guaiak :mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi
gaster, menunjukkan perdarahan akut/kronis. 2.1.6.8Analisa gaster :
penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas.
8) Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin
tampak berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk,
membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas, lemak
sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
9) Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi
perdarahan :
perdarahan Gastro Intestinal (Doenges 2009)
10. Komplikasi
Poltekkes Kemenkes
2
Infeksi sering terjadi dan dapat berlangsung fatal pada masa anak-anak
kematian mendadak dapat terjadi karena krisis sekuestrasi dimana
terjadi pooling sel darah merah ke RES dan kompartemen vaskular
sehingga hematokrit mendadak menurun.Pada orang dewasa
menurunnya faal paru dan ginjal dapat berlangsung progresif.
Komplikasi lain berupa infark tulang, nekrosis aseptik kaput femoralis,
serangan-serangan priapismus dan dapat berakhir dengan impotensi
karena kemampuan ereksi. Kelainan ginjal berupa nekrosis papilla
karena sickling dan infaris menyebabkan hematuria yang sering
berulang-ulang sehingga akhirnya ginjal tidak dapat mengkonsentrasi
urine.Kasus-kasus Hemoglobin Strait juga dapat mengalami
hematuria. (Noer Sjaifullah H.M, 2007)
1. Pengkajian
Identitas pasien, meliputi :Nama, Umur : biasa nya yang terserang
anemia umumnya adalah dewasa, Jenis Kelamin : biasa nya yang
dominan terkena Anemia adalah perempuan, Agama, Status
perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Tanggal Masuk, No. Register,
Diagnosa medis
Poltekkes Kemenkes
2
Riwayat Kesehatan
d. Sakit kepala
f. Kesulitan menelan
g. Dyspepsia, anoreksia
j. Penurunan penglihatan
Poltekkes Kemenkes
2
g. radiasi.
GENOGRAM
Composmentis
N :Biasana meningkat
P :Biasanya cepat
S :Biasanya meningkat
Poltekkes Kemenkes
2
Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
3) Telinga
4) Hidung
Paru-paru :
P :Sonor
Poltekkes Kemenkes
2
lainnya. Jantung
P :pekak
8) Abdomen
I : Kesimetrisan,diare,muntah,melena / hematemesis.
10) Integumen
11) Ekstermitas
13) Persyarafan
Poltekkes Kemenkes
2
• Nervus I (Olfaktorius) :
penglihatan perifer.
• Nervus V (Trigeminus) :
• Nervus VI (Abdusen) :
Poltekkes Kemenkes
2
(Vestibulocochlearis) : Uji
pendengaran.
• Nervus IX (Glosofaringeus) :
• Nervus X (Vagus) :
• Nervus XI (Asesorius) :
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis anemia terdiri dari :
pengobatan (Bakta, 2006)
a. pemeriksaan penyaring (terdiri dari pengukuran kadar Hb,
indeks eritrosit, dan apusandarah tepi).
Poltekkes Kemenkes
2
Poltekkes Kemenkes
2
i. Sel darah putih : jumlah sel total sama dengan Sel darah
merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau
menurun (aplastik)
k. (hemolitik)
Poltekkes Kemenkes
3
3. Intervensi Keperawatan
Poltekkes Kemenkes
3
Poltekkes Kemenkes
3
bermain)
b) Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
(mis.suhu
suangan,pencahayaan,kebisi
ngan)Fasilitasi istirahat dan
tidur.
c) Pertimbagkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi
a) Jelaskan
penyebab,periode,dan
pemicu nyeri.
b) Jelaskan strategi meredakan
nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
d) Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik,jika
perlu
Poltekkes Kemenkes
3
meningkat diprogramkan
d) Perasaan cepar Kolaborasi
kenyang menurun Kolaborasi dengan ahli gizi
e) Nyeri untuk menentukan jumlah kalori
abdomen dan jenia nutrien yang
menurun dibutuhkan
f) Berat badan
membaik
g) Indeks massa tubuh
(IMT) membaik
h) Frekuensi makan
membaik
i) Nafsu makan
membaik
j) Bising usus
membaik
k) Membrane mukosa
membaik
4. Intoleransi Setelah dilakukan asuhan Manajeman energi
aktivitas keperawatan , maka di (hal, 176)
berhubung dapatkan kriteria :
an dengan Toleransi aktivitas Observasi
kelemahan. (hal,149) a) Identivikasi gangguan fusngsi
(hal,128) tubuh yang mengakibatkan
a) Frekuensi nadi kelelahan
meningkat
b) Monitor kelelahan fisik dan
b) Saturaksi oksigen
emosional
meningkat
c) Monitor pola dan jam tidur
c) Kemudahan dalam
melakukan aktivitas d) Monitor lokasi dan
meningkat ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
d) Keluhan lelah menurun
e) Perasaan lemah menurun Terapeutik
f) Warna kulit membaik a) Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus
g) Frekuensi nafas
membaik b) Berikan aktivitas distraksi yang
menyenangkan
Edukasi
a) Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Poltekkes Kemenkes
3
5. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perawat untukmembantu klien dari masalah status kesehatan yang di
hadapi kedalam suatu kasus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter,2012)
6. Evaluasi Keperawatan
Menurut Capernito (2001) evaluasi adalah perbandingan yang sistemik
atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di
tetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan
pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi pada pasien
dengan anemia adalah peningkatan perfusi jaringan perifer, infeksi
tidak terjadi, pasien dapat meningkatkan aktivitas kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi, tidak terjadi kelemahan fisik, tidak terjadi
keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan, kebutuhan nutrisi
terpenuhi.
Poltekkes Kemenkes
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan rancangan penelitian meliputi pengkajian satu unit
secara intensif.. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa penting
yang terjadi dimasa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis
dan lebih menekankan kepada data faktual dari pada kesimpulan
(Nursalam, 2017).
C. Populasi danSampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek dalam suatu penelitian yang
akan dikaji karakteristiknya. Populasi adalah wilayah generalisasi
36
Poltekkes Kemenkes
3
2. Sampel
Sampel terdiri dari bagian yang dapat digunakan sebagai subjek
penelitian melalui sampling. Sampel penelitian ini 1 orang remaja
yang mengalami anemia yang diambil dengan teknik purposive
Sampling. yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti
(tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat
mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini :
a. Kriteria Inklusi
1) Klien kooperatif dan bisa berkomunikasi verbal dengan baik.
2) Keluarga yang tinggal berada di Wilayah Kerja Puskesmas
Nanggalo Padang
3) Pasien yang di diagnosa petugas kesehatan mengalami
anemia
4) Anak dengan Penurunan Hb
Poltekkes Kemenkes
3
Poltekkes Kemenkes
3
a. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang meliputi
melihat, mendengar, dan mencatat aktivitas tertentu atau situasi
tertentu yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Peneliti
Poltekkes Kemenkes
4
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dimana
peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari
responden, ataupun dengan bercakap - cakap, bertatap muka
dengan orang tersebut. Wawancara dalam asuhan keperawatan ini
tentang data dan keluhan yang dirasakan pada responden, tentang
data lain yang terkait, seperti data demografi, riwayat kesehatan,
aktivitas sehari - hari, data psikososial, dan hal - hal lain yang
diperlukan selama malakukan asuhan keperawatan.
c. Pengukuran/Pemeriksaan
Pada penelitian ini dilakukan dengan metoda pengukuran
menggunakan alat ukur pemeriksaan fisik, meliputi pemeriksaan
status fisiologis dan pemeriksaan head to toe mulai dari kepala,
rambut, telinga, wajah, hidung, mulut, dada (thorak dan jantung),
Poltekkes Kemenkes
4
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,
berbentuk tulisan, gambar, atau karya - karya monumental dari
seseorang. Dalam penelitian ini menggukan dokumen dari rumah
sakit untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, yaitu data
laboratorium (hasil cek darah rutin/lengkap).
F. Prosedur Penelitian
Adapun langkah - langkah pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
:
1. Peneliti meminta surat rekomendasi pengambilan data dan surat izin
penelitian dari institusi pendidikan Poltekkes Kemenkes RI Padang
ke Dinas Kesehatan Kota Padang.
2. Peneliti mendatangi Dinas Kesehatan Kota Padang dan
menyerahkan surat izin peneliti dari institusi untuk mendapat surat
rekomendasi Puskesmas
3. Peneliti mendatangi Puskesmas dan menyerahkan surat
rekomendasi dan surat izin penelitian dari Dinas Kota Padang.
4. Peneliti meminta izin kepada kepala Puskesmas
5. Penulis mendatangi ruang anak untuk mengetahui jumlah penderita
anemia pada anak yang sedang berobat ke Puskesmas
6. Peneliti mendatangi ruang gizi untuk mengetahui jumlah
pemeriksaan Hb pada anak yang pemeriksaan Hb di bawah normal
7. Peneliti melakukan pemilihan sampel sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukkan mana yang sesuai dengan kriteria sampel yang
ditetapkan.
8. Peneliti melakukan pendekatan pada anak dan keluarga di
Puskesmas
Poltekkes Kemenkes
4
G. Hasil Analisis
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua
temuan pada tahapan proses keperawatan meliputi analisa data yang
ditemukan dari hasil pengkajian, penegakkan diagnosa, merencanakan
tindakan, melakukan tindakan sampai mengevaluasi hasil tindakan
dinarasikan dan dibandingkan dengan teori asuhan keperawatan pada
anemia defisiensi besi pada anak remaja. Analisis yag dilakukan untuk
menentukan apakah ada kesesuaian antara teori yang ada dengan kondisi
pasien.
Poltekkes Kemenkes
4
Poltekkes Kemenkes
BAB IV
A. Deskripsi Kasus
Deskripsi kasus ini menjelaskan tentang ringkasan pelaksanaan asuhan
keparawatan pada anak remaja dengan anemia defisiensi besi yang telah
dilaksanakan di Puskesmas Nanggalo pada tanggal 24 April 2021 sampai 30
April 2021 dengan proses asuhan keperawatan yang telah peneliti lakukan
meliputi pengkajian keperwatan, merumuskan diagnosa keperawatan,
merencanakan intervensi keperawatan, melakukan implementasi
keperawatan sampai melakukan evaluasi keperawatan. Secara rinci deskripsi
kasus adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian keperawatan
Saat dilakukan pengkajian pada 24 April 2021, An. P mengalami pusing,
badan terasa lemah/letih, nafsu makan berkurang, berat badan turun ( BB
sebelum sakit: 59 Kgg, BB sekarang: 55 Kg), ketika melakukan kegiatan
olahraga anak sering terasa pusing, An. P mengatakan sering begadang
karena tugas sekolah.
Pola aktifitas sehari-hari anak memiliki pola makan yang tidak teratur,
anak makan nasi hanyak 1x/hari, sarapan pada pagi hari dengan
meminum teh dan roti, makan yang habis hanya ½ porsi dengan nasi 1
centong,lauk pauk dengan ikan,telur tempe dan tahu, anak tidak
44
Poltekkes Kemenkes
4
2. Dignosa keperawatan
Dari hasil pengkajian diatas, didapatkan diagnosa keperawatan yang bisa
ditegakkan untuk partisipan tersebut yaitu, 1) perfusi perifer tidak
efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, 2)
Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis, 3) Gangguan
pola tidur berhubungan dengan Kurang kontrol tidur, 4) Konstipasi
berhubungan dengan Ketidak cukupan asupan serat, 5) Defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
Poltekkes Kemenkes
4
3. Intervensi keperawatan
Intervensi atau rencana tindakan yang akan dilakukan ke An.P sesuai
dengan diagnose yang sudah ada yaitu 1) Perawatan sirkulasi, 2)
Manajemen nutrisi, 3) Dukungan tidur, 4) Manajemen eliminasi fekal, 5)
edukasi kesehatan
Poltekkes Kemenkes
4
Poltekkes Kemenkes
4
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan rencana
diatas. Tindakan yang akan dilakukan untuk memenuhi 1) Perawatan
sirkulasi, 2) Manajemen nutrisi, 3) Dukungan tidur, 4) Manajemen
eliminasi fekal, 5) Edukasi kesehatan
Poltekkes Kemenkes
4
Poltekkes Kemenkes
5
5. Evaluasi keperawatan
Setelah melakukan implementasi keperawatan kepada An.P. Tindakkan
keperawatan selanjutnya membuat evaluasi dengan metode SOAP.
Poltekkes Kemenkes
5
menyukai sayur, An.P mengatakan tidak ada buang air besar selama 1
minggu. O : Klein tampak lemah dan letih. A : Tujuan tercapai, BAB
1x/hari. P : Intervensi di hentikan.
B. Pembahasan
Pada pembahasan kasus ini penelitian akan membahas kesinambingan antara
teori dengan laporan kasus asuhan keperawatan pada An.P dengan kasus
anemia defisiensi besi yang telah dilakukan sejak 24-30 April 2021.
Kegiatan yang akan dilakukan meliputi pengkajian, diagnose keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi
keperawatan.
1. Pengkajian Keperawatan
Hasil pengkajian yang dilakukan peneliti pada partisipan (An.P) adalah
seorang pasian yang melakukan pengobatan di Puskesmas Naggalo
dengan diagnosa anemia. Partisipan di diagnosa anemia sejak tanggal 30
September 2020. An.P berusia 16 tahun 1 bulan, klien tinggal di Pagang,
Kurao, Kota Padang. Saat dilakukan pengkajian pada 24 April 2021
pukul 15.00 WIB An.P mengatakan kepala pusing, badan terasa lemah,
nafsu makan berkurang , pasien tampak lemah ,lesu, An. P mengatakan
ketika haid dan berolaharaga kepala terasa pusing.
Poltekkes Kemenkes
5
Poltekkes Kemenkes
5
2. Diagnosa keperawatan
Kemungkinan diagnosa keperawatan pada pasien dengan Anemia
Defisiensi Besi terdapat 6 diagnosa keperawatan yaitu Perfusi Perifer
tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin,
Defisit Nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis, Gangguan pola
tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur, Defisit pengetahuan
berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi, Konstipasi
berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat.
Poltekkes Kemenkes
5
Poltekkes Kemenkes
5
Hemoglobin 8,1 g/dl, badan tampak lemah, merasa mual, peristaltic usus
16x/menit, wajah pucat.
Poltekkes Kemenkes
5
Poltekkes Kemenkes
5
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan atau intervensi keperawatan disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada kasus, intervensi keperawatan
tersebut terdiri dari Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI)
dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Salah satu diagnosa yang muncul pada klien yaitu perfusi perifer tidak
efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin.
Rencana yang dilakukan yaitu perawatan sirkulasi. Menurut Amelia et
al. (2021), rencana tindakan keperawatan yang dilakukan periksa
sirkulasi perifer Identifikasi factor risiko gangguan sirkulasi, monitor
panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas, hindari
pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi,
lakukan pencegahan infeksi, lakukan hidrasi, Anjurkan berolahraga
rutin, Anjurkan perawatan kulit yang tepat.
Menurut analisa peneliti renacana yang akan dilakukan pada diagnosa ini
yaitu perawatan sirkulasi untuk membantu meningkatan hemoglobin
Poltekkes Kemenkes
5
Poltekkes Kemenkes
5
Rencana tindakan dari diagnosa tersebut adalah monitor pola dan jam
tidur, faktor pengganggu tidur, identifikasi makanan dan minuman yang
mengganggu tidur, lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan,
jelaskan pentingnya tdiur cukup selama sakit. (Girsang 2017).
Poltekkes Kemenkes
6
Poltekkes Kemenkes
6
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang
sudah disusun atau direncanakan sebelumnya. Tindakan keperawatan
yang telah dilakukan berkaitan dengan diagnosa perfusi perifer tidak
efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin pada
An.P yaitu perawatan sirkulasi dengan periksa sirkulasi perifer (Nadi
perifer, TD, RR Suhu), anjurkan berolahraga rutin, melakukan
pemeriksaan Hb, kolaborasi dengan ahli gizi pemberian tablet Fe. Semua
rencana keperawatan sudah dilakukan sesuai dengan intervensi.
Poltekkes Kemenkes
6
Astuti et al. (2017), mengatakan pola tidur dengan kejadian anemia pada
remaja putri menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan
tidur remaja adalah pubertas yang mempengaruhi peningkatan rasa
mengantuk di siang hari walaupun tidak ada perubahan pada tidur
malamnya, keterlibatan orang tua dalam menentukan waktu tidur yang
berpengaruh pada jam bangun pagi dan jadwal sekolah yang membuat
remaja harus bangun lebih pagi untuk sekolah.
Poltekkes Kemenkes
6
tentang pola tidur pada klien dan menganjurkan kepada klien untuk
melakukan aktivitas yang menggangu tidur pada siang atau sore hari.
Poltekkes Kemenkes
6
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan disusun dengan metode SOAP. Setalah 5 hari
melakukan asuhan keperawatan. Hasil evaluasi diagnosa perfusi perifer
tidak efektif berhubungan dengan penurunan kosentrasi hemoglobin
telah diberikan berdasarkan SIKI yaitu hari kelima , status sirkulasi :
perfusi perifer teratasi sebagian karena badan pusing pasien sudah mulai
berkurang, pasien masih terasa lemah.
Poltekkes Kemenkes
6
Menurut asumsi penelitian apa yang ditemukan pada kasus sama dengan
apa yang ada di teori. dimana badan lemah karena kurangnya kadar
hemoglobin pada sel darah merah, yang dibutuhkan untuk menjaga
pasokan oksigen ke jaringan tubuh maka menganjurkan anak melakukan
aktivitas rutin.
Kriteria hasil dari penelitian Saputra (2018), yaitu nafsu makan sudah
ada walau sedikit, klien menghabiskan makanan dalam 1 porsi.
Poltekkes Kemenkes
6
Menurut asumsi peneliti apa yang di temukan pada kasus sama dengan
apa yang ada di teori. Remaja yang mengalami gangguan pola tidur
dapat faktor tergangguanya hemoglobin. Dan masalah teratasi sebagian
karena anak tidur 8 jam pada malam hari.
Menurut asumsi penelitian apa yang ditemukan pada kasus sama dengan
apa yang ada di teori. Anak tidak mengkonsumsi supan serat akan
mengalami penurunah hemoglobin dan terjadi anemia pada remaja.
Masalah teratasi sebagian karena anak meningkatkan asupan serat.
Poltekkes Kemenkes
6
Poltekkes Kemenkes
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada pasien anak P
dengan kasus Anemia Defisiensi Besi di Wilayah Puskesmas Nanggalo
Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa An P usia 16 tahun 1 bulan
mengalami kepala pusing, badan terasa lemah, pola nafsu makan anak
yang kurang, anak tidak menyukai sayur dan tidak BAB selama 1
minggu, anak mengalami pusing ketika haid selama 2 hari pertama
haid, anak tampak lesu, lemah dan lemas, mukosa bibir kering, dan
akral teraba dingin.
2. Pada kasus An P, diagnosa keperawatan yang tibul ada 5 diagnosa.
Diagnosa utama pada kasus adalah perfusi perifer tidak efektif
berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, diagnosa
kedua defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme, diagnosa ketiga gangguan pola tidur berhubungan
dengan Kurang kontrol tidur, diagnosa yang keempat konstipasi
berhubungan dengan Ketidak cukupan asupan serat, diagnosa yang
kelima defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi.
3. Intervensi keperawatan yang direncanakan sesuai dengan masalah
yang ditemukan An.P yaitu perawatan sirkulasi, manajemen nutrisi,
dukungan tidur, manajemen eliminasi fekal, edukasi kesehatan.
4. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana keperawatan
tindakan yang telah disusun. Implementasi dilakukan mulai tanggal 26
April 2021 – 30 April 2021.
5. Hasil evaluasi yang dilakukan selama 5 hari pada tanggal 26 April – 30
April dalam bentuk SOAP. Evaluasi keperawatan untuk diagnosa
perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin teratasi sebagian pada hari ke lima, defisit
68
Poltekkes Kemenkes
69
Poltekkes Kemenkes
DAFTAR PUSTAKA
Ainy, Devi Qurrotu. 2019. “Gejala Anemia Pada Santriwati Arroyyan : Studi
Tentang Pengetahuan Anemia Di Tingkat Mahasantri.” doi:
10.31227/osf.io/qx8sy.
Amelia, Lince, Ramdani Saputra, Lilis Lestari, Dinarwulan Puspita, Indah Dwi
Rahayu, Dita Astuti Purnamawati, and Almumtahanah Almumtahanah. 2021.
“Perfusi Perifer Tidak Efektif (Anemia) Pada An. A Di Ruang Anak RSUD
Dr. Soedarso Pontianak.” Jik (Jurnal Ilmu Kesehatan) 5(1):1–8.
Apriyanti, Fitri. 2019. “Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri Sman 1 Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Tahun 2019.”
Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai 3(2):18–21.
Arfines, Prisca Petty, and Fithia Dyah Puspitasari. 2017. “Hubungan Stunting
Dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Di Daerah Kumuh, Kotamadya
Jakarta Pusat.” Buletin Penelitian Kesehatan 45(1):45–52. doi:
10.22435/bpk.v45i1.5798.45-52.
Astuti, indah ari, Isti Suryani, and Yhona Paratmanitya. 2017. “Hubungan Pola
70
Tidur Terhadap Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Sma Di Kabupaten
Bantul.” Universitas Alma Ata Yogyakarta 1–18.
Brunner & Suddarth. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. edisi 8 vo. Jakarta:
EGC.
Daris, Cahya, Tri Wibowo, Harsoyo Notoatmojo, and Afiana Rohmani. 2013.
“Hubungan Antara Status Gizi Dengan Anemia Pada Remaja Putri Di
Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 3 Semarang Relationship
Between Nutritional Status With Anemia in Young Women in Junior High
School of Muhammadiyah 3 Semarang.” 1:3–7.
Dieniyah, Prawira, Merry Maeta Sari, and Ichayuen Avianti. 2019. “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri Di Smk Analisis Kimia Nusa Bangsa Kota Bogor Tahun 2018.”
Promotor 2(2):151. doi: 10.32832/pro.v2i2.1801.
Fitriany, Julia, and Amelia Intan Saputri. 2018a. “Anemia Defisiensi Besi.
Jurnal.” Kesehatan Masyarakat 4(1202005126):1–30.
Fitriany, Julia, and Amelia Intan Saputri. 2018b. “Anemia Defisiensi Besi.”
AVERROUS: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Malikussaleh 4(2):1. doi:
10.29103/averrous.v4i2.1033.
Girsang, Ivo Elkania. 2017. “Asuhan Keperawatan Pada Ny.T Dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri Pada Ibu
Melahirkan Di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.” Repositori
Universitas Sumatera Utara 1(1):7–33.
Janardhana, dewa agung gede agastya. 2021. “Anemia Defisiensi Besi Pada
Pasien Dengan Ulkus Peptikum : Laporan Kasus.” 12(1):113–16. doi:
10.15562/ism.v12i1.860.
Mugianti, Sri, Arif Mulyadi, Agus Khoirul Anam, and Zian Lukluin Najah. 2018.
“Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 Bulan Di Kecamatan Sukorejo
Kota Blitar.” Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery)
5(3):268–78. doi: 10.26699/jnk.v5i3.art.p268-278.
Poltekkes Kemenkes
Asupan Zat Gizi Dan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja
Putri Di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk.” Seminar Hasil Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat 78.
Sartika, Wiwi, . Herwati, and Yossi Suryarinilsih. 2019. “The Effect of Moringa
Leaf Capsule on the Hemoglobin Levels in Young Women at Smp
Sabbihisma Padang.” KnE Life Sciences 2019:158–64. doi:
10.18502/kls.v4i15.5753.
Sri Utami Arifin, Nelly Mayulu, Julia Rottie. 2013. “MONGONDOW UTARA
Sri Utami Arifin Nelly Mayulu Julia Rottie Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.”
Ejournal Keperawatan (e-Kp) 1.
Suryani, Desri, Riska Hafiani, and Rinsesti Junita. 2017. “Analisis Pola Makan
Dan Anemia Gizi Besi Pada Remaja Putri Kota Bengkulu.” Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas 10(1):11. doi: 10.24893/jkma.v10i1.157.
Susanti, erna dwi. 2020. “Studi Dokumentasi Konstipasi Pada Pasien An.S.”
Orphanet Journal of Rare Diseases 21(1):1–9.
Utami, Baiq Nurlaily, Surjani Surjani, and Eko Mardiyaningsih. 2015. “Hubungan
Pola Makan Dan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Remaja Putri.”
Jurnal Keperawatan Soedirman 10(2):67–75.
Poltekkes Kemenkes
World Health Organization. 2020. “Weekly Epidemiological Record.”
(April):133–44.
Zulaekah, Siti, and Laksmi Widajanti. 2010. “Pengetahuan Gizi Dan Kadar
Hemoglobin Anak Sekolah Dasar Penderita Anemia Setelah Mendapatkan
Suplementasi Besi Dan Pendidikan Gizi Nutrition Knowledge and
Hemoglobin Levels on Elementary School Children Anemia Patients after
Getting Supplementation of Ir.” Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
5:35–41.
Poltekkes Kemenkes
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
Poltekkes Kemenkes
min KK
Poltekkes Kemenkes
Pagang Luar Kelurahan Kurao dan mengalami penurunan Hb, petugas puskesmas menyarankan oran
An.P mengatakan setiap HAID merasakan sakit kepala dan badan terasa lemas.
Genogram Ket :
: Laki-laki
: menikah
: Perempuan
: Klien
: Tinggal Serumah
: Meninggal
III. LINGKUNGAN
An.P tinggal di daerah pagang luar,dengan daerah pemukiman yangbpadat.
Daerah disana memiliki sanitasi lingkungan yang cukup bersih,ventilasi
rumah kurang memenuhi syarat, rumah Ny.N tampak kurang tertata, untuk
pembuangan sampah Ny. N membuang di belakang rumah. Sumber air
minum dari air sumur bor yang di rebur dan untuk keperluaran sehari-hari
Poltekkes Kemenkes
menggunakan air sumur. Kamar mandi berada di dalam rumah dan pembuangan
limbah ke sungai belakang rumah. Pada lingkungan sekitar banyak terdapat
orang yang merokok dan termasuk ayah klien.
IV. PENGKAJIAN KHUSUS
A. Anak
1. Pemeriksaan fisik
Kesadaran Compos mentis
GCS : E: 4 M: 6 jumlah 15
V:5 GCS : 15
tanda vital Suhu: 37,1 RR: 22x/m Nadi: 90x/m
TD: 100/80
Posture BB: 55 Kg TB: 153 cm
IMT: 23,92 (gizi seimbang) berat badan
ideal, IMT normal : 24,9
Kepala Bentuk : Simetris
Kebersihan : Bersih
Benjolan : tidak ada
Data lain :
Mata Simetris
Sclera : ikterik
Refleks Cahaya : positif
Pupil : isokor
Konjungtiva : anemis
Palpebra : tidak ada edema
Data lain :
Poltekkes Kemenkes
Bibir : mukosa bibir kering
Gigi : bersih
Dada
Thorax Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Auskultasi : vesikuler
Perkusi : sonor kiri kanan
Palpasi : fremitus kiri kanan
Poltekkes Kemenkes
Ekstermitas atas Lingkar lengan atas : 27 cm
Capillary refil : kembali 3 detik
Telapak tangan klien tampak pucat
Akral teraba dingin
Poltekkes Kemenkes
- Komposisi nutrisi pasien tidak
seimbang
- Pasien ada riwayat junk food
Pola minum : 6 gelas / hari
- Air minum yang di gunakan : galon/ air
rebusan
- An. P mengatakan suka minum kopi,
teh pada pagi dan malam hari, pasien
mengatakan jarang minum susu
Poltekkes Kemenkes
Bau : khas Bau :khas fese
An.P Konsistensi lunak
membersihkan Sakit :
BAK sendiri tidak BAB sudah 1
minggu, feses
Sakit : keras
5x/hari, warna
kuning, bau khas
Poltekkes Kemenkes
Terapi medis
Poltekkes Kemenkes
84
Analisa Data
Table 1.1
Analisa Data
No DATA MASALAH PENYEBAB
1. DS: Perfusi perifer Penurunan
1. Klien mengatakan badan tidak efektif konsentrasi
terasa lemah dan letih hemoglobin
2. Klien mengatakan kepala
terasa pusing
3. Pasien mengatakan ketika
haid dan berolahraga kepala
terasa pusing
DO :
1. Pasien tampak pucat
2. Mukosa bibir kering
3. Akral teraba dingin
4. TD: 100/80 mmHg
5. Nadi : 80x/m
6. Hb : 8.9 g/dl
7. CRT 3 detik
8. Konjungtiva anemis
Poltekkes Kemenkes
5. Riwayat junk food
6. Hb : 8.9 g/dl
3. DS : Gangguan pola Kurang kontrol
1. Klien mengatakan sering tidur tidur
begadang karena tugas
sekolah
2. Klien mengatakan tidur pada
malam hari hanya 4 jam
3. pada siang tidak teratur
karena merasa pusing
4. klien mengatakan menyukai
telur dan
DO :
1. Klien tampak pucat
2. TD : 100/80
3. Hb : 8,9 g/dl
Poltekkes Kemenkes
yang di derita
2. An. P mengatakan belum
pernah diberi infoermasi
tentang penyakit yang di
derita.
DO :
1. Keluarga tampak tidak
mengetahui tentang penyakit
anaknya
Diagnosa Keperawatan
Table 2.1
NO Diagnosa Ditemukan masalah Dipecahkan msalah
Keperawatan Tanggal Paraf Tanggal Paraf
1. Perfusi perifer tidak 25 April 30 April
efektif berhubungan 2021 2021
dengan Penurunan
konsentari hemoglobin
2. Defisit nutrisi 25 April 30 April
berhubungan dengan 2021 2021
peningkatan
kebutuhan
metabolisme
3. Gangguan pola tidur 25 April 30 April
berhubungan dengan 2021 2021
Kurang kontrol tidur
4. Konstipasi 25 April 30 April
berhubungan dengan 2021 2021
ketidak cukupan
Poltekkes Kemenkes
asupan serat
5. Defisit pengetahuan 25 April 30 April
berhubungan dengan 2021 2021
kurang terpapar
informasi
Intervensi Keperawatan
Table 3.1
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1. Perfusi perifer Setelah diberikan Perawatan Sirkulasi
tidak efektif asuhan keperawatan Observasi :
berhubungan selama 5x24 jam, - Periksa sirkulasi perifer (mis.
dengan diharapkan perfusi Nadi perifer, edema, pengisian
penurunan perifer meningkat kapiler, warna, suhu,)
konsentrasi Kriteria hasil : - Identifikasi factor risiko
hemoglobin Perfusi perifer gangguan sirkulasi
indikator - Monitor panas, kemerahan, nyeri
a. Denyut atau bengkak pada ekstremitas
nadi perifer Terapeutik
meningkat - Hindari pengukuran tekanan
b. Warna kulit darah pada ekstremitas dengan
pucat menurun keterbatasan perfusi
c. Akral - Lakukan pencegahan infeksi
cukup - Lakukan hidrasi
membaik Edukasi
d. Turgo kulit - Anjurkan berolahraga rutin
cukup membaik - Anjurkan menghindari
e. Tekanan darah penggunaan obat penyekat beta
sistolik cukup
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
membaik - Anjurkan perawatan kulit yang
f. Tekanan darah tepat ( mis. Melembabkan kulit
diastolic cukup kering pada kulit)
membaik - Anjurkan program rehabilitasi
g. vaskuler
- Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk mengkonsumsi tambet Fe
2. Defisit nutrisi Setelah diberikan Manajemen nutrisi
berhubungan asuhan keperawatan Observasi
dengan selama 5x24 jam, - Identifikasi status nutrisi
peningkatan diharapkan defisit - Identifikasi alergi dan intoleransi
kebutuhan nutrisi membaik makanan
metabolisme Kriteria hasil : - Identifikasi makanan yang
Status nutrisi disukai
Indikator : - Identifikasi kebutuhan kalori dan
a. Porsi makanan jenis nutrient
yang di - Monitor asupan makanan
habiskan cukup - Monitor berat badan
meningkat - Monitor pemeriksaan
b. Pengetahuan laboratorium
tentang pilihan Terapeurik
makanan yang - Lakukan oral hygiene sebelum
sehat meningkat makan,jika perlu
c. Berat badan - Berikan makanan tinggi serat
membaik dan untuk mencegah konstipasi
d. IMT membaik Edukasi
e. Frekuensi - Anjurkan posisi duduk,jika perlu
makan - Ajarkan diet yang diprogramkan
membaik
f. Nafsu makan
Poltekkes Kemenkes
membaik
g. Membrane
mukosa
membaik
Poltekkes Kemenkes
- Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan
dan minuman yang menggagu
tidur
- Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur (mis. Psikologis, gaya
hidup, sering berubah sift
bekerja)
- Ajarkan relaksasi oto autogenic
atau cara nonfarmakologis
lainnya
4. Konstipasi Setelah diberikan Manajemen eliminasi fekal
berhubungan asuhan keperawatan Observasi
dengan ketidak selama 5x24 jam, - identifikasi masalah usus dan
cukupan diharapkan penggunaan obat pencahar
asupan serat konstipasi membaik - identifikasi pengobatan yang
Kriteria hasil : berefek pada kondisi
Eliminasi fekal gastrointestinal
Indikator : - monitor buang air besar (mis.
a. kontrol Warna,frekuensi,konsistensi,volu
pengeluaran me)
feses meningkat - monitor tanda dan gejala
b. keluhan konstipasi
defekasi lama Terapeutik
dan sulit - berikan air hangat setelah makan
menurun - sediakan makanan yang tinggi
c. mengejan saat serat
defekasi Edukasi
menurun - jelaskan jenis makanan yang
d. konsistensi membantu pmeningkatkan
Poltekkes Kemenkes
feses membaik keteraturan peristaltic usus
e. frekuensi - anjurkan mencatat
defekasi warna,frekuensi,kosistensi,volum
membaik e feses
f. peristaltic usus - anjurkan pengurangan asupan
membaik makanan yang meningkatkan
pembentukan gas
- anjurkan mengkonsumis
makanan yang mengandung serat
Poltekkes Kemenkes
d. Perilaku
membaik
Poltekkes Kemenkes
1. Intervensi dilanjutkan
2. Perawatan sirkulasi
2. Defisit nutrisi 1. Menanyakan Evaluasi :
berhubungan alergi makanan S :
dengan pada pasien 1. An.P mengatakan tidak
peningkatan 2. Identifikasi nafsu makan hanya
kebutuhan makanan yang menghabiskan ½ porsi
metabolisme disukai pasien 2. An. P mengatakan
3. Memberikan sarapan pagi dengan
motivasi kepada roti dan teh.
anak agar selalu 3. An.P mengatakan
menghabiskan makan nasi 1x/hari
makanannya dengan nasi dan telur,
4. Menganjurkan An.P badan terasa letih.
pasien untuk O :
makan sedikit- 1. Klein tampak pucat
sedikit tapi 2. Mukosa bibir kering
sering 3. penurunan berat badan (
5. Menganjurkan BB sehat : 59kg, BB
pasien untuk sakit : 55 kg).
meningkatkan A:
intake zat besi Masalah belum teratasi
6. Anjrkan pasiena P:
untuk 1. Intervensi di
meningkatkan dilanjutkan
protein dan 2. Manajemen nutrisi
vitamin C
7. Monitor berat
badan
8. Monitor
kelembapan
mukosa mulut
Poltekkes Kemenkes
9. Menganjurkan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi.
3. Gangguan 1. Melakukan Evaluasi :
pola tidur identifikasi S:
berhubungan masalah 1. An.P mengatakan
dengan kurang gangguan tidur sering begadang karena
kontrol tidur pasien,penyebab tugas sekolah
kurang tidur 2. An.P mengatakan tidur
2. Menganjurkan malam hari hanya 4
kepada pasien jam.
untuk melakukan O :
aktivitas yang 1. Klein tampak pucat
menggangu tidur 2. Hb : 8,9 g/dl.
pada siang atau A:
sore hari Masalah belum teratasi
3. Menganjurkan P:
pasien untuk Intervensi di lanjtkan.
tidur malam Dukungan tidur
seperti pada jam
8 malam sesuai
dengan pola tidur
4. Menjelaskan
pada pasien
pentingnnya
tidur cukup
selama sakit
5. Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi
Poltekkes Kemenkes
terhadap
gangguan pola
tidur (gaya
hidup)
Poltekkes Kemenkes
untuk bertanya, anaknya.
4. Menjelaskan O:
pengertian 1. Ny.N tampak
penyakit anemia, mendengarkan yang di
penyebab dan sampaikan peneliti.
cara A : Masalah teratasi
pengobatannya. P : intervensi dihentikan
5. Melibatkan
orang tua
terhadap
kesehatan klien
Poltekkes Kemenkes
Masalah belum teratasi
P:
3. Intervensi dilanjutkan
Perawatan sirkulasi
2. Defisit nutrisi 1. Memberikan Evaluasi :
berhubungan motivasi kepada S:
dengan anak agar selalu 1. An.P mengatakan
peningkatan menghabiskan tidak nafsu makan
kebutuhan makanannya hanya menghabiskan
metabolisme 2. Menganjurkan ½ porsi
pasien untuk 2. An.P mengatakan
makan sedikit- makan 1x/hari, sarapan
sedikit tapi pagi degan roti dan teh
sering 3. An.P mengatakan
3. Menganjurkan badan terasa letih.
pasien untuk O :
meningkatkan 1. Klein tampak pucat
intake zat besi 2. Mukosa bibir kering
4. Anjrkan pasien A :
untuk Masalah belum teratasi
meningkatkan P:
protein dan 3. Intervensi di
vitamin C dilanjutkan
5. Monitor berat 4. Manajemen nutrisi
badan
6. Monitor
kelembapan
mukosa mulut
7. Menganjurkan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
Poltekkes Kemenkes
konstipasi.
3. Gangguan pola 1. Melakukan Evaluasi :
tidur identifikasi S:
berhubungan masalah 1. An.P mengatakan
dengan kurang gangguan tidur sering begadang
kontrol tidur pasien,penyebab karena tugas sekolah
kurang tidur 2. An.P mengatakan
2. Menganjurkan tidak bias tidur pada
kepada pasien malam hari
untuk melakukan 3. An.P mengatakan tidur
aktivitas yang malam hari hanya 4
menggangu tidur jam.
pada siang atau O:
sore hari 3. Klein tampak pucat
3. Menganjurkan 4. Hb : 8,9 g/dl.
pasien untuk A :
tidur malam Masalah belum teratasi
seperti pada jam P :
8 malam sesuai Intervensi di lanjtkan.
dengan pola Dukungan tidur
tidur
4. Menjelaskan
pada pasien
pentingnnya
tidur cukup
selama sakit
5. Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi
terhadap
gangguan pola
tidur (gaya
Poltekkes Kemenkes
hidup)
Poltekkes Kemenkes
hemoglobin O:
1. Pasien tampak pucat
2. Mukosa bibir kering,
3. Turgor kembali
lambat, 4. TD : 90/80
mmHg,
5. Nadi : 80x/m,
6. CRT 3 detik
7. Hb : 8,9 g/dl,
8. Konjungtiva anemis
A:
Masalah belum teratasi
P:
1. Intervensi dilanjutkan
2. Perawatan sirkulasi
2. Defisit nutrisi 1. Memberikan Evaluasi :
berhubungan motivasi kepada S :
dengan anak agar selalu 4. An.P mengatakan tidak nafsu
peningkatan menghabiskan makan hanya menghabiskan
kebutuhan makanannya ½ porsi
metabolisme 2. Menganjurkan 5. An.P mengatakan makan
pasien untuk 1x/hari dengan
makan sedikit- ikan,tempe,tidak makan
sedikit tapi sering sayur, dan sarapan pagi
3. Menganjurkan minum susu
pasien untuk 6. An.P mengataka badan terasa
meningkatkan letih.
intake zat besi O:
4. Anjrkan pasiena 3. Klein tampak pucat
untuk 4. Mukosa bibir kering
meningkatkan A:
protein dan Masalah belum teratasi
vitamin C P:
Poltekkes Kemenkes
5. Monitor berat 5. Intervensi di dilanjutkan
badan 6. Manajemen nutrisi
6. Monitor
kelembapan
mukosa mulut
7. Menganjurkan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi.
8. Gangguan 1. Melakukan Evaluasi :
pola tidur identifikasi S:
berhubungan masalah gangguan 1. An.P mengatakan tidak biasa
dengan kurang tidur tidur pada malam hari
kontrol tidur pasien,penyebab 2. An.P mengatakan tidur
kurang tidur malam hari hanya 4 jam.
2. Menganjurkan O:
kepada pasien 5. Klein tampak pucat
untuk melakukan 6. Hb : 8,9 g/dl.
aktivitas yang A :
menggangu tidur Masalah belum teratasi
pada siang atau P :
sore hari Intervensi di lanjtkan.
3. Menganjurkan Dukungan tidur
pasien untuk tidur
malam seperti
pada jam 8 malam
sesuai dengan pola
tidur
4. Menjelaskan pada
pasien
pentingnnya tidur
Poltekkes Kemenkes
cukup selama sakit
5. Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur (gaya
hidup)
Poltekkes Kemenkes
kosentrasi pemeriksaan Hb O:
hemoglobin 3. Anjurkan 1. Pasien tampak pucat
berolahraga rutin 2. Mukosa bibir kering,
3. Akral teraba dingin
4. TD : 120/80 mmHg,
5. Nadi : 80x/m,
6. Hb : 9,1g/dl,
7. Konjungtiva anemis
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
1. Intervensi dilanjutkan
2. Perawatan sirkulasi
2. Defisit nutrisi 1. Memberikan Evaluasi :
berhubungan motivasi kepada S :
dengan anak agar selalu 1. An.P mengatakan nafsu
peningkatan menghabiskan makan sudah meningkat
kebutuhan makanannya 2. An.P mengatakan makan
metabolisme 2. Menganjurkan 3x/hari
pasien untuk O :
makan sedikit- 1. Mukosa bibir kering
sedikit tapi sering A:
3. Menganjurkan Masalah teratasi sebagian
pasien untuk P :
meningkatkan 1. Intervensi di dilanjutkan
intake zat besi 2. Manajemen nutrisi
4. Anjrkan pasiena
untuk
meningkatkan
protein dan
vitamin C
5. Monitor berat
Poltekkes Kemenkes
badan
6. Monitor
kelembapan
mukosa mulut
7. Menganjurkan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi.
3. Gangguan 1. Melakukan Evaluasi :
pola tidur identifikasi S:
berhubungan masalah gangguan 1. An.P mengatakan tidur sudah
dengan kurang tidur nyenyak pada malam hari
kontrol tidur pasien,penyebab 2. An.P mengatakan tidur
kurang tidur malam hari hanya 8 jam.
2. Menganjurkan O:
kepada pasien 1. Hb : 9,1 g/dl.
untuk melakukan A :
aktivitas yang Masalah teratasi sebagian
menggangu tidur P :
pada siang atau Intervensi di lanjtkan.
sore hari Dukungan tidur
3. Menganjurkan
pasien untuk tidur
malam seperti
pada jam 8 malam
sesuai dengan pola
tidur
4. Menjelaskan pada
pasien
pentingnnya tidur
cukup selama sakit
Poltekkes Kemenkes
5. Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur (gaya
hidup)
Poltekkes Kemenkes
berhubungan motivasi kepada S :
dengan anak agar selalu 1. An.P mengatakan nafsu
peningkatan menghabiskan makan sudah meningkat
kebutuhan makanannya 2. An.P mengatakan makan
metabolisme 2. Menganjurkan 3x/hari,
pasien untuk O :
makan sedikit- Klien tampak pucat dan mulai
sedikit tapi sering bersemangat melakukan aktivitas
3. Menganjurkan A:
pasien untuk Masalah teratasi sebagian
meningkatkan P:
intake zat besi 4. Intervensi di dilanjutkan
4. Anjrkan pasiena 5. Manajemen nutrisi
untuk
meningkatkan
protein dan
vitamin C
5. Monitor berat
badan
6. Monitor
kelembapan
mukosa mulut
7. Menganjurkan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi.
2. Gangguan 1. Melakukan Evaluasi :
pola tidur identifikasi S:
berhubungan masalah gangguan 1. An.P mengatakan tidur sudah
dengan kurang tidur nyenyak pada malam hari
kontrol tidur pasien,penyebab 2. An.P mengatakan tidur
Poltekkes Kemenkes
kurang tidur malam hari mulai pada jam 9.
2. Menganjurkan O:
kepada pasien 1. Hb : 9,1 g/dl.
untuk melakukan A :
aktivitas yang Masalah teratasi
menggangu tidur P :
pada siang atau Intervensi dihentikan.
sore hari
3. Menganjurkan
pasien untuk tidur
malam seperti
pada jam 8 malam
sesuai dengan pola
tidur
4. Menjelaskan pada
pasien
pentingnnya tidur
cukup selama sakit
5. Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur (gaya
hidup)
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes