Anda di halaman 1dari 263

POLTEKKES KEMENKES PADANG

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU

HAMIL DENGAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS ANAK AIR KOTA PADANG“

KARYA TULIS ILMIAH

TASYA AULIA
PUTRI NIM :
183110275

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2021
POLTEKKES KEMENKES PADANG

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU

HAMIL DENGAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS ANAK AIR KOTA PADANG“

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan ke Progam Studi D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan


Kemenkes Padang Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Ahlia Madya Keperawatan

TASYA AULIA
PUTRI NIM :
183110275

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2021
iii
iv Poltekkes Kemenkes Padang
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota Padang”. Penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi D-III Keperawatan Padang
Poltekkes Kemenkes RI Padang. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Hj.Ns.Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Pembimbing I dan


Ibu Heppi Sasmita, M.Kep, Sp.Jiwa selaku Pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Ibu Ns.Lola Felnanda Amri, S.Kep, M.Kep selaku ketua penguji dan
Bapak Tasman, M.Kep, Sp.Kom selaku penguji 2, yang telah memberikan
masukan dan saran yang sangat bermanfaat pada karya tulis ilmiah yang
penulis buat untuk kebaikan penulis kedepannya.
3. Kepala Pimpinan Puskesmas Anak Air Kota Padang dan Staf Puskesmas
yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang
diperlukan oleh penulis.
4. Bapak Dr.Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes RI Padang.
5. Ibu Ns.Sila Dewi Anggraini, M.Kep, Sp.KMB selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang.
6. Ibu Heppi Sasmita, M.Kep, Sp.Jiwa selaku Ka Prodi D-III Keperawatan
Padang Poltekkes Kemenkes RI Padang.
7. Bapak Ibu Dosen dan Staf yang telah memberikan pengetahuan dan
pengalaman selama perkulihan.

v Poltekkes Kemenkes Padang


8. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan
dukungan baik moral maupun material, semangat serta do’a restu yang tak
dapat ternilai dengan apapun.
9. Tersayang abangku Raka Andika Pratama dan adikku Nayla Luthfiah yang
selalu mendo’akan, mendukung dan membantu dikala tugas menumpuk.
10. Sahabatku Ratih Nofriani, Liwa Unnasari dan Indah Helmalia Putri yang
selalu memberikan dukungan, semangat, serta omelannya agar penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan lancar.
11. Keluarga TBC, serta rekan - rekan seperjuangan mahasiswa Poltekkes
Kemenkes RI Padang Program Studi D-III Keperawatan Padang angkatan
18, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis berharap Karya Tulis Ilmiah dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan pihak yang telah membacanya, dan semoga Karya Tulis Ilmiah
ini dapat dilanjutkan kepada peneliti di bidang keperawatan. Serta penulis
mendoakan semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat balasan
dari Allah SWT. Aamiin.

Padang, 25 Juni 2021

Penulis

vi Poltekkes Kemenkes Padang


vii Poltekkes Kemenkes Padang
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG

Karya Tulis Ilmiah, 25 Juni 2021


TASYA AULIA PUTRI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL DENGAN


ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANAK AIR KOTA
PADANG TAHUN 2021.
xi + 126 Halaman, 2 Tabel, 2 Gambar, 18 Lampiran

ABSTRAK

Anemia banyak ditemukan pada ibu hamil dikarenakan pada masa kehamilan
terjadinya peningkatan volume darah, jika kebutuhan zat besi pada ibu hamil tidak
terpenuhi maka hemoglobin darah akan menurun dan berdampak buruk bagi ibu
dan janin. Hasil survey awal di Puskesmas Anak Air Padang pada tanggal 26
Januari 2021 terdapat 25 orang ibu hamil dengan anemia, sedangkan pada tanggal
11 Mei 2021 terdapat 18 ibu hamil dengan anemia. Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan keluarga pada ibu hamil dengan
anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota Padang Tahun 2021. Desain
penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus. Waktu penelitian dari bulan
Desember 2020 sampai Juni 2021, waktu pemberian asuhan keperawatan tanggal
11 Mei 2021 sampai 03 Juni 2021 dengan 14 kali kunjungan. Populasi penelitian
18 orang ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Anak Air Padang. Sampel
penelitian 1 orang, ditetapkan dengan teknik Pusposive sampling yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Masalah yang ditemukan perfusi perifer tidak efektif,
keletihan dan defisit nutrisi. Implementasi keperawatan yang telah dilakukan yaitu
penkes ketepatan mengkonsumi tablet Fe, perawatan ibu hamil dengan anemia,
pemberian nutrisi yang tepat bagi ibu hamil, cara memodifikasi lingkungan, serta
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian didapatkan masalah teratasi
terlihat dari pemahaman terhadap ketepatan minum tablet Fe meningkat, keluhan
mudah lelah menurun, serta pemberian asupan gizi dan zat besi meningkat.
Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dalam
mengembangkan program puskesmas dikeluarga khususnya pada ibu hamil
dengan anemia serta meningkatkan mutu pelayanan komunitas dan lapangan.

Kata Kunci : Anemia Pada Ibu Hamil, Asuhan Keperawatan


Daftar Pustaka : 30 (2010 - 2019)

viii Poltekkes Kemenkes Padang


ix Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................vii
ABSTRAK..........................................................................................................viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................7
D. Manfaat Penelitian...................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................9
A. Konsep Keluarga.....................................................................................9
1. Pengertian Keluarga..........................................................................9
2. Struktur Keluarga..............................................................................9
3. Fungsi Keluarga................................................................................12
4. Tugas Keluarga.................................................................................14
5. Tipe Keluarga....................................................................................15
6. Tahap Perkembangan Keluarga........................................................18
7. Peran Perawat Keluarga....................................................................20
8. Tingkat Kemandirian Keluarga.........................................................23
B. Konsep Dasar Penyakit...........................................................................24
1. Defenisi Anemia dalam kehamilan...................................................24
2. Klasifikasi Anemia dalam kehamilan...............................................24
3. Jenis Anemia dalam kehamilan.........................................................24
4. Etiologi Anemia dalam kehamilan....................................................26

5. Patofisiologi Anemia dalam kehamilan............................................26


x Poltekkes Kemenkes Padang
6. WOC Anemia dalam kehamilan.......................................................28
7. Manisfestasi Klinis Anemia dalam kehamilan..................................30
8. Faktor Resiko Anemia dalam Kehamilan.........................................30
9. Dampak Masalah Anemia dalam kehamilan.....................................31
10. Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologi..................................32
11. Penatalaksanaan Anemia dalam kehamilan......................................32
C. Asuhan Keperawatan Keluarga Teoritis.................................................33
1. Pengkajian Keperawatan Pada Ibu Hamil..........................................33
2. Pengkajian Keperawatan Keluarga.....................................................38
3. Diagnosa Keperawatan.......................................................................45
4. Intervensi Keperawatan......................................................................48
5. Implementasi Keperawatan................................................................78
6. Evaluasi Keperawatan........................................................................79
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................80
A. Desain Penelitian.....................................................................................80
B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................80
C. Populasi dan Sampel...............................................................................80
D. Alat/Instrumen Pengumpulan Data.........................................................82
E. Jenis Data................................................................................................82
F. Teknik Pengambilan Data.......................................................................83
G. Prosedur Penelitian..................................................................................86
H. Hasil Analisis..........................................................................................87
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................88
A. Hasil Penelitian.......................................................................................88
1. Hasil Pengkajian................................................................................88
2. Diagnosa Keperawatan.....................................................................92
3. Intervensi Keperawatan.....................................................................93
4. Implementasi Keperawatan...............................................................96
5. Evaluasi Keperawatan.......................................................................98
B. Pembahasan Kasus..................................................................................103
1. Hasil Pengkajian................................................................................103

2. Diagnosa Keperawatan.....................................................................106
3. Intervensi Keperawatan.....................................................................110
4. Implementasi Keperawatan...............................................................114
x Poltekkes Kemenkes Padang
i
5. Evaluasi Keperawatan.......................................................................118
BAB V KESIMPULAN.....................................................................................124
A. Kesimpulan.............................................................................................124
B. Saran........................................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x Poltekkes Kemenkes Padang


ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Woc Anemia Kehamilan..................................................................28

xiii Poltekkes Kemenkes Padang


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Skala prioritas masalah........................................................................47

Tabel 2.2. Intervensi Keperawatan........................................................................49

xiv Poltekkes Kemenkes Padang


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ganchart Kegiatan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2. Lembar Konsultasi Proposal KTI Pembimbing

Lampiran 3. Lembar Konsultasi Proposal KTI Pembimbing II

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing I

Lampiran 5. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing II

Lampiran 6. Surat Izin Pengambilan Data dari Poltekkes Kemenkes Padang

Lampiran 7. Surat Izin Pengambilan Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes Padang

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Kesehatan Kota Padang

Lampiran 10. Surat Telah Selesai Penelitian dari Puskesmas Anak Air

Padang Lampiran 11. Informed Consent

Lampiran 12. Pengkajian Keperawatan

Keluarga Lampiran 13. Laporan Pendahuluan

Kunjungan

Lampiran 14. Lembar Kontrol Pengawasan Minum Obat (PMO) Tablet Fe

Lampiran 15. SAP

Lampiran 16. Lembar Balik

Lampiran 17. Dokumentasi Kegiatan

xv Poltekkes Kemenkes Padang


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan individu
sehingga keluarga menjadi salah satu aspek terpenting dari keperawatan,
melalui pendekatan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga dapat
memodifikasi lingkungan keluarga, memfasilitasi pencapaian tugas
perkembangan keluarga, mempertahankan struktur dan fungsi keluarga, serta
mengadaptasikan keluarga terhadap stresor di keluarga sehinga keluarga dapat
mengatasi permasalahan kesehatan secara mandiri (Muhtar & A. Haris, 2016).
Keluarga sebagai komponen dari masyarakat berperan signifikan dalam
mempengaruhi status kesehatan. Keluarga berperan terhadap optimalisasi
pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotannya melalui
pemenuhan kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan setiap anggoa keluarga
(Kemenkes RI, 2019).

Struktur dalam keluarga yang sehat akan dapat meneruskan fungsi di dalam
keluarga. Fungsi di dalam keluarga merupakan apa yang dikerjakan dalam
keluarga untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Proses ini meliputi
komunikasi antar anggota keluarga, tujuan pemecahan konflik, pemeliharaan,
dan penggunaan sumber internal dan eksternal. Fungsi dan struktur keluarga
berpengaruh dalam pemeliharaan kesehatan terhadap anggota keluarga yang
sakit seperti pada ibu hamil yang beresiko tinggi seperti ibu hamil dengan
anemia (Muslihatun, 2010).

Selain itu peran keluarga juga sangat mempengaruhi status kesehatan individu
dan keluarga terutama pada ibu hamil dengan anemia. Tugas kesehatan
keluarga tersebut adalah mengenal masalah kesehatan keluarga, mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga, memberi
perawatan pada anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan rumah
yang sehat, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan
kontrol kesehatan pada ibu hamil dengan anemia.

1 Poltekkes Kemenkes Padang


2

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) <
11 gr% pada trimester I dan III, sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin
< 10,5 gr%. Anemia kehamilan disebut “potentional danger to mother and
child” (potensi membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia
memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan (Manuaba, 2010 dalam Hariati et al., 2019). Anemia dalam
kehamilan sering terjadi pada trimester II karena terjadinya peningkatan
volume plasma dan mengurangi viskositas resiko sehingga menyebabkan
terjadinya hemodolusi darah, yang dapat menyebabkan penurunan hemoglobin
darah, serta terjadinya peningkatan kebutuhan zat besi pada ibu hamil pada
trimester II (Pratami, 2016).

Berdasarkan World Health Organization (WHO) tahun 2018 Angka Kematian


Ibu (AKI) di dunia sebanyak 210/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dimana
sekitar 295.00 ibu meninggal akibat komplikasi selama kehamilan dan
persalinan. Hampir 94% dari angka kematian ibu terjadi di negara
berkembang dan 40% kematian ibu berkaitan dengan anemia selama
kehamilan. Anemia bila di lihat berdasarkan kelompok umur pada tahun 2018
adalah sebagai berikut : kelompok umur 15 - 24 tahun sebesar 84,6%,
kelompok umur 25 - 34 tahun sebesar 33,7%, kelompok umur 35 - 44 tahun
sebesar 33,6% dan kelompok umur 45 - 54 tahun sebesar 24% (Kemenkes RI,
2019).

Di Indonesia prevalensi anemia pada ibu hamil Frekuensi ibu hamil


berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) tercatat 49,9%.
Berdasarkan kelompok umur 25 - 34 tahun proporsi anemia ibu hamil sebesar
33,7%. Pada kelompok usia 15 - 24 tahun proporsi anemia pada ibu hamil
sebesar 43,7%. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018
prevalensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia yaitu sebesar 48,9%,
mengalami kenaikan dari tahun 2013 sebesar 37,1%. Dinas Kesehatan
Sumatra Barat Menjelaskan selama tahun 2017, di Sumatera Barat terdapat

Poltekkes Kemenkes Padang


3

21.585 orang ibu hamil dengan anemia (17,7%). Sedangkan di kota Padang
tahun 2017, terdapat 1. 308 orang yang mengalami anemia (7,1%).
Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2019, target cakupan ibu
hamil anemia tahun 2019 sebesar 24%. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa
cakupan ibu hamil anemia melebihi target ada 2 puskesmas yaitu bungus
(36,4%) dan lubuk kilangan (25,7%) dengan jumlah absolute ibu hamil anemia
puskesmas bungus sebanyak 182 orang dari 522 orang sasaran ibu hamil yang
diperiksa dari jumlah absolute puskesmas lubuk kilangan sebanyak 277 orang
dari 990 sasaran ibu hamil yang diperiksa. Untuk Kota padang cakupan ibu
hamil anemia sebesar 11,2% dengan jumlah absolute 2044 orang dari 14,589
ibu hamil.

Menurut penelitian Willy Astriana Tahun 2017, tentang kejadian anemia pada
ibu hamil di tinjau dari paritas dan usia di dapatkan hasil dari 277 ibu hamil
ditemukan dengan anemia sebanyak 118 orang (42,6%). Ibu hamil dengan
paritas berisiko lebih banyak mengalami anemia (81,6%) dibandingkan ibu
hamil dengan paritas tidak beresiko (18,4%). Dilihat dari faktor usia di
dapatkan hasil dari penelitian Willy bahwa kejadian anemia pada ibu hamil
lebih tinggi dengan umur beresiko (< 20 dan > 35 tahun) yakni sebesar 71,8%
lebih banyak mengalami anemia dibandingkan dengan umur tidak beresiko
(rentang 20 - 35 tahun) sebesar 28,2%. Hal ini dikarenakan kehamilan diusia <
20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada
kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya
cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami
keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan
kebutuhan zat - zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35
tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta
berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini.

Dopi, dkk, 2013 mengatakan bahwa faktor - faktor penyebab kejadian anemia
yaitu defisiensi besi, perdarahan akut, kurang gizi, malabsorbsi, penyakit -
penyakit kronik. Faktor lain yang dapat menyebabkan anemia dalam

Poltekkes Kemenkes Padang


4

kehamilan yaitu pengetahuan, sosial ekonomi, paritas, jarak kehamilan, usia


ibu, genetic, kondisi uterin usia, pendidikan, pekerjaan, konsumsi tablet Fe
dan pola makan. Anemia yang masih banyak dijumpai pada ibu hamil adalah
anemia kekurangan zat gizi (Mardiah, 2020). Zat gizi yang sangat penting
bagi ibu hamil adalah zat besi, jika asupan ibu kurang akan meningkatkan
resiko terjadinya anemia, yang berakibat pada gangguan pertumbuhan dan
perkembangan janin. Dan penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan
yaitu kekurangan zat besi, asam folat, bahkan perdarahan akut dapat terjadi
karena interaksi antara keduanya (Prawirohardjo, 2014).

Beberapa kondisi ibu yang memperberat anemia diantaranya adalah jarak


kehamilan yang terlalu dekat, hal ini disebabkan karena ibu hamil belum pulih
kembali dari persalinan sebelumnya. Seorang ibu yang sering melahirkan
mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak
memperhatikan kebutuhan nutrisi, zat besi dalam tubuh yang rendah sebagai
akibat ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe, penyakit kronik,
perdarahan dan gangguan asupan nutrisi (Mardalena, 2017).

Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat
mengakibatkan ibu hamil menderita anemia merupakan salah satu resiko
kematian ibu. Anemia dalam kehamilan dapat berdampak pada ibu dan janin,
dimana janin akan menderita kurang zat besi, serta berdampak buruk pada
pertumbuhan sel - sel otak anak yang dapat mengurangi kecerdasan anak.
Menurut Jannah (2012, p.190), pengaruh pada ibu hamil baik dalam masa
kehamilan, persalinan dan pasca persalinan : Abortus, partus prematurus,
partus lama, infeksi, hiperemesis gravidarum, anemia, pendarahan, payah
jantung, dan lain - lain. Pengaruh terhadap janin : Keguguran, bayi premature,
IUGR, kematian janin dalam kandungan, kematian janin waktu lahir, kematian
sebelum lahir dan kecacatan (Mardiah, 2020).

Peran perawat pada pencegahan anemia pada ibu hamil adalah dengan
memberikan suplemen tablet Fe dan mengatasi penyebabnya. Selain itu,

Poltekkes Kemenkes Padang


5

mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan mengubah kebiasaan


pola makan dengan mengonsumsi makanan seperti buah - buahan dan
sayuran Lastri dkk (2020). Pengobatan non farmakologi dapat menggunakan
sayur dan buah yang mudah didapatkan, salah satu buah yang dapat
meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil adalah buah jambu biji merah.
Menurut Lastri dkk (2020), komponen kimia dalam jambu biji adalah asam
amino (triptofan, lisin), zat besi, fosfor, kalsium, vitamin A, belerang, vitamin
C dan vitamin B1. Kandungan mineral pada jambu biji merah dapat mengatasi
penderita anemia (kekurangan darah merah), karena jambu biji merah
mengandung mineral yang dapat meningkatkan proses pembentukan
hemoglobin sel darah merah Lastri dkk (2020).

Selain itu peran perawat dalam mencegah anemia pada kehamilan ialah
dengan melaksanakan pelayanan Antenatal Care (ANC) dimana ada 10
standar pelayanan yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dikenal
dengan 10T, diantaranya adalah : timbang berat badan dan ukur tinggi badan,
pemeriksaan tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas),
pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri), tentukan presentasi janin dan
denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan berikan
imunisasi tetanus toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi
minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus),
skiring status PMTCT (HIV), dan yang terakhir temu wicara (konseling)
termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB
paska persalinan.

Wawancara yang penulis lakukan dengan salah satu perawat di Puskesmas


Anak Air Kota Padang, bahwasanya Asuhan Keperawatan yang diberikan
kepada ibu hamil dengan anemia adalah dengan pemberian tablet Fe selama
kehamilan, petugas mengatakan tablet Fe yang diberikan kepada ibu hamil
sebanyak 10 tablet Fe sekali kunjungan, sehingga total tablet Fe yang di dapat
ibu selama hamil adalah sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Perawat
mengatakan setiap kunjungan ibu hamil ke puskesmas selalu di berikan

Poltekkes Kemenkes Padang


6

penyuluhan tentang cara meminum tablet Fe yang benar, menganjurkan ibu


hamil makan makanan yang tinggi zat besi serta isrirahat yang cukup.
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 26 Januari 2021, di dapatkan
data awal dari laporan tahunan puskesmas, dimana jumlah kunjungan ibu
hamil pada bulan Desember tahun 2020 di Puskesmas Anak Air adalah 67
kunjungan, dengan jumlah ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 8
orang pada Trimester II. Dan ada 2 orang ibu hamil yang sedang melakukan
kunjungan di Puskesmas Anak Air Kota Padang. Hasil wawancara dengan ibu
hamil pertama di dapatkan data, ibu hamil berusia 21 tahun dengan G1P0A0H
hamil 18 minggu (Trimester II). Hasil pemeriksaan Hb 8,7 gr%. Tekanan
darah 102/66 mmHg, berat badan 40 kg, tinggi badan 147 cm, dan lingkar
lengan atas (LILA) 23 cm. Dari hasil wawancara penulis di dapatkan data ibu
mengatakan sering mengeluh, mual, lemas, pusing dan tidak nafsu makan. Ibu
hamil mengatakan ia diberikan tablet Fe oleh petugas puskesmas, namun tidak
terlalu mengerti mengenai cara meminum tablet Fe yang benar, manfaat, serta
dampak apabila tidak mengkonsumsi tablet Fe secara rutin. Saat ditanyakan
keluarga mengatakan bahwa keluarga tidak paham mengenai akibat yang akan
terjadi jika tidak teratur mengkonsumsi tablet Fe pada ibu hamil dan cara
mengkonsumi tablet Fe yang benar. Keluarga mengatakan petugas tidak
menjelaskan secara rinci pentingnya mengkonsumsi tablet Fe dan akibat yang
akan terjadi jika tidak mengkonsumsi tablet Fe tersebut.

Dan hasil wawancara dengan ibu hamil yang kedua di dapatkan data, ibu
hamil berusia 24 tahun dengan G1P0A0H0 hamil 20 minggu (Trimester II).
Hasil pemeriksaan Hb 9,8 gr%. Tekanan darah 110/70 mmHg, Berat Badan 48
kg, Tinggi Badan 150 cm dan LILA 23 cm. Ibu hamil mengatakan selama
hamil kondisinya stabil, mual sudah berkurang dan nafsu makannya sudah
mulai meningkat. Ibu mengatakan bahwa berat badannya naik sebanyak 4 kg.
Ibu hamil mengatakan bahwa dirumah ia rutin mengkonsumi susu untuk ibu
hamil. Saat ditanyakan keluarga mengatakan bahwa sering mengingatkan ibu
untuk meminum tablet Fe dan keluarga juga ikut serta memantau ibu sehingga
ibu dapat meminum tablet Fe secara rutin dan teratur.

Poltekkes Kemenkes Padang


7

Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas, penulis tertarik untuk


melakukan penelitian pada kasus ibu hamil dengan anemia dalam keluarga
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Keluarga pada Ibu Hamil dengan
Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota Padang Taun 2021”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah adalah
“Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ibu Hamil
dengan Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota Padang Tahun
2021?”.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mendeskripsikan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ibu Hamil
dengan Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Padang Tahun
2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian keperawatan pada keluarga
dengan kasus Ibu Hamil Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Anak
Air Kota Padang Tahun 2021.
b. Mampu mendeskripsikan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan
kasus Ibu Hamil Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota
Padang Tahun 2021.
c. Mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan pada keluarga
dengan kasus Ibu Hamil Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Anak
Air Kota Padang Tahun 2021.
d. Mampu mendeskripsikan implementasi keperawatan pada keluarga
dengan kasus Ibu Hamil Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Anak
Air Kota Padang Tahun 2021.
e. Mampu mendeskripsikan Evaluasi Keperawatan pada keluarga dengan
kasus Ibu Hamil Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota
Padang Tahun 2021.

Poltekkes Kemenkes Padang


8

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Klien Keluarga
Diharapkan klien dan keluarga mampu meningkatkan kesehatan, pola
hidup sehat, dan kemampuan menyelesaikan masalah keperawatan secara
mandiri. Selain itu diharapkan keluarga dapat memahami masalah anemia
pada ibu hamil, memutuskan tindakan yang tepat, merawat anggota
keluarga yang menderita anemia pada ibu hamil, memodifikasi lingkungan
serta memanfaatkan kesehatan sehingga keluarga dapat mengurangi
masalah keperawatan yang dihadapi keluarga.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi paneliti untuk menambah
pengetahuan dan wawasan dalam menerapkan ilmu yang sudah diperoleh
serta dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga.
3. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan
pembelajaran di Prodi Keperawatan Padang untuk mengembangkan ilmu
dalam penerapan asuhan keperawatan keluarga pada pasien ibu hamil
dengan anemia.
4. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan
masukan bagi pimpinan serta petugas kesehatan Puskesmas Anak Air
dalam meningkatkan meningkatkan pelayanan kesehatan dalam penerapan
asuhan keperawatan pada pasien ibu hamil dengan anemia.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti
selanjutnya untuk menambah pengetahuan dan dapat data dasar dalam
penerapan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.

Poltekkes Kemenkes Padang


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Dalam buku Maria H. Bakhri (2017), keluarga secara umum diartikan
sebagai unit sosial - ekonomi terkecil dalam masyarakat yang merupakan
landasan dasar dari semua institusi. Keluarga merupakan kelompok primer
yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan iteraksi
interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi.
Keluarga juga menjadi bagian terpenting dalam sistem sosial
kemasyarakatan, bahkan dalam sistem ekonomi. Meski keberadaannya
merupakan bagian terkecil, tetapi keluarga memiliki peran sebagai kunci.
Tanpa adanya keluarga sistem sosial tidak akan terbentuk. Hal ini karena
terbentuknya sebuah masyarakat dimulai dari adanya keluarga.

Selain menjadi kunci terbentuknya sistem sosial, keluarga juga berperan


penting membentuk karakter individu dalam sebuah masyarakat. Untuk
itu, tak heran jika masing - masing anggota keluarga saling
memperhatikan pendidikan, kesehatan, gaya hidup, dan lain sebagainya.
Misalnya, seorang ayah memperhatikan kesejahteraan dan pendidikan
keluarganya (istri dan anak), ibu memperhatikan pola makan dan
pendidikan kelurganya (suami dan anak), dan anak memperhatikan
kesehatan keluarganya (bapak dan ibu). Dalam hal ini, semua anggota
keluarga seperti terkait antara satu sama lain.

2. Struktur Keluarga
Setiap keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal. Misalnya,
ayah memiliki peran formal sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah,
sedangkan peran informal ayah adalah penuntun dan pelindung keluarga.
Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi,

9 Poltekkes Kemenkes Padang


10

kemampuan keluarga untuk saling berbagi, kemampuan sistem pendukung


di antara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan
dalam menyelesaikan masalah.
a. Pola dan Proses Komunikasi
Didalam keluarga, komunikasi yang dibangun akan menentukan
kedekatan antara anggota keluarga. Pola komunikasi ini juga bisa
menjadi salah satu tolak ukur kebahagiaan seseorang. Di dalam
keluarga ada interaksi yang berfungsi dan ada yang tidak berfungsi,
diantaranya adalah :
1. Pola interaksi yang berfungsi
Pola interaksi yang berfungsi dalam keluarga memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Terbuka
b. Jujur
c. Berfikiran positif
d. Dan selalu berupaya menyelesaikan konflik keluarga
e. Komunikasi berkualitas antara pembicara dan pendengar
2. Pola interaksi yang tidak berfungsi
Sementara bagi keluarga dengan pola komunikasi yang tidak
berfungsi dengan baik akan menyebabkan berbagai persoalan,
terutama beban psikologis bagi anggota keluarga, karakteristik dari
pola komunikasi ini antar lain :
a. Fokus pembicaraan hanya pada satu orang, misalnya kepala
keluarga yang menjadi penentu atas segala apa yang terjadi
dan dilakukan oleh anggota keluarga.
b. Tidak ada diskusi didalam rumah, seluruh anggota keluarga
hanya menyetujui, entah benar - benar setuju atau terpaksa.
c. Hilangnya empati dalam keluarga, karena masing - masing
anggota keluarga tidak bisa menyatakan pendapatnya.
d. Kurangnya perhatian dan komunikasi kepada ibu hamil
sehingga ibu hamil menjadi lalai dalam mengkonsumsi tablet
Fe sehingga akan mengakibatkan anemia pada ibu hamil.

Poltekkes Kemenkes Padang


11

b. Struktur peran (role)


Setiap individu dalam masyarakat memiliki perannya masing - masing.
Begitu pula dalam sebuah keluarga seorang anak tidak mungkin
berperan sama dengan bapak ataupun ibunya. Strukur peran
merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Bapak berperan sebagai kepala rumah tangga,
ibu berperan dalam wilayah domestik, anak dan lain sebagainya
memiliki peran masing - masing dan diharapkan saling mengerti dan
mendukung.
1) Peran formal keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapakan secara normatif dari
sesorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi
harapan - harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik
yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi
peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok,
dan masyarakat. Peran formal berkaitan dengan posisi formal
keluarga yang bersifat homogen. Peran formal yang standar dalam
keluarga seperti mencari nafkah, ibu rumah tangga, pengasuh anak,
sopir, tukang perbaiki rumah, tukang masak dan lain - lain (Padila,
2012).
2) Peran informal keluarga
Peran informal (peran tertutup) biasanya bersifat implisit, tidak
tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan emosional atau untuk menjaga keseimbangan keluarga.
Peran - peran informal mempunyai tuntutan yang berbeda, tidak
terlalu didasarkan pada usia, jenis kelamin, namun lebih didasarkan
pada personalitas anggota keluarga (Padila, 2012).

Poltekkes Kemenkes Padang


12

c. Struktur nilai (value)


Keluarga sebagai kelompok kecil dalam sistem sosial memiliki nilai
yang diterapkan dalam tradisi keluarga. Misalnya tradisi makan
bersama, yang memiliki nilai positif dalam membangun kebersamaan
dan melatih anggota kluarga untuk saling berbagi. Nilai merupakan
suatu sistem, sikap, dan kepercayaan yang mempersatukan anggota
keluarga dalam suatu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah
perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga. Nilai - nilai dalam keluarga tidak hanya dibentuk oleh
keluarga itu sendiri, melainkan juga warisan yang dibawa dari keluarga
istri ataupun suami. Perpaduan dua nilai yang berbeda inilah yang
kemudian melahirkan nilai - nilai baru bagi sebuah keluarga.

3. Fungsi Keluarga
Aspek fungsional keluarga adalah usaha untuk membentuk ikatan keluarga
yang intim, interaktif, dan saling ketergantungan yang memiliki nilai -
nilai, tujuan, sumber, tanggung jawab, dan keputusan sepanjang waktu
(Steinmetz, Clavan, & Stein, 1990). Menurut Denham (2003) fungsi
keluarga juga terdapat pada setiap individu dalam keluarga. Tidak hanya
didalam rumah, melainkan juga interaksinya dengan lingkungan yang
dinamis. Friedman (1998) mengelompokkan fungsi pokok keluarga dalam
lima poin diantaranya :
a. Fungsi Afektif
Funsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikologis saling
mengasuh dan memberi cinta kasih, serta saling menerima dan
mendukung satu sama lain. Fungsi afektif merupakan sumber energi
yang menentukan kebahagiaan keluarga. Sering terjadi perceraian,
kenakalan pada anak, atau masalah keluarga lainnya timbul akibat
fungsi afektif keluarga yang tidak terpenuhi dengan baik. Hal yang
perlu dikaji yaitu gambaran diri ibu hamil dengan anemia, dukungan
keluarga pada ibu hamil dengan anemia (Friedman, 2010).

Poltekkes Kemenkes Padang


13

b. Fungsi Sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat
anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan dilingkungan
sosial. Anggota keluarga belajar disiplin, memiliki nilai norma, budaya
dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga sehingga individu
mampu berperan dimasyarakat. Hal yang perlu dikaji adalah
bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga pada ibu hamil
dengan anemia, sejauh mana ibu hamil disiplin mengenai perawatan
yang diberikan, dan budaya serta perilaku ibu hamil dengan anemia.
c. Fungsi Reproduksi
Sebuah peradapan dimulai dari rumah, yaitu dari hubungan suami -
istri terkait pola reproduksi. Sehingga dengan adanya fungsi inilah
dapat mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan sebuah
keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah
keluarga. Dimana fungsi ekonomi berperan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan. Kondisi
ekonomi yang stabil akan mampu menjalankan peran dan fungsinya
dengan baik. Terutama dalam hal kebutuhan pokok, paling tidak
kebutuhan ini harus terpenuhi. Selain itu faktor terjadinya anemia
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor sosial ekonomi
yaitu pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan dimana perbaikan
ekonomi berperan besar terhadap pemenuhan gizi khususnya pada ibu
hamil.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Keluarga
merupaka perawat primer bagi anggota keluarganya. Untuk itu, fungsi
ini sangat penting ada untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan. Keluarga juga mampu mengetahui

Poltekkes Kemenkes Padang


14

kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan


memerlukan pertolongan tenaga profesional. Disinilah peran keluarga,
keluarga pada ibu hamil dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk
melakukan kontrol kesehatan pada ibu hamil dengan anemia.
Kemampuan ini sangat mempengaruhi status kesehatan individu dan
keluarga. Menurut (Friedman, 1998 dalam Padila : 2012) tugas
kesehatan keluarga tersebut adalah :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat.

Kelima tugas keluarga tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh
keluarga. Perawat perlu melakukan pengkajian untuk mengetahui
sejauh mana keluarga dapat melaksanakan kelima tugas tersebut
dengan baik, selanjutnya perawat perlu memberikan bantuan atau
pembinaan terhadap keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan
keluarga tersebut.

4. Tugas Keluarga
Menurut Padila (2012), pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas
pokok, diantaranya sebagai berikut :
a. Sosialisasi antar anggota keluarga
b. Pengaturan jumlah anggota keluarga
c. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
d. Pemeliharaan sumber daya yang ada dalam keluarga
e. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggota keluarga
f. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
g. Pembagian tugas masing - masing anggotanya sesuai dengan
kedudukan masing - masing.

Poltekkes Kemenkes Padang


15

5. Tipe Keluarga
Dalam buku Maria H. Bakhri (2017), secara umum tipe keluarga dibagi
menjadi dua, yaitu keluarga tradisional dan keluarga modern
(nontradisional). Keluarga tradisional memiliki anggota keluarga seperti
umumnya, yaitu dua orangtua dan anak, akan tetapi struktur keluarga ini
tidak serta merta terdapat pada pola keluarga modern.
a. Tipe Keluarga Tradisional
Tipe keluarga tradisional menunjukkan sifat - sifat homogen, yaitu
keluarga yang memiliki struktur tetap dan untuh. Oleh sebab itu,
seseorang yang terlalu lama single akan gelisah karena menjadi bahan
perbincangan begitupula dengan orang yang sudah pernah menikah
lalu kemudian bercerai, hampir bisa dipastikan mereka akan brusaha
mencari pengganti pasangan sebelumnya. Berikut beberapa tipe dari
keluarga tradisional, diantaranya adalah :
1) Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga inti merupakan keluarga kecil dalam sebuah rumah.
Dalam keseharian, anggota keluarga inti ini hidup bersama dan
saling menjaga satu sama lain. Mereka adalah ayah, ibu, dan anak -
anak.
2) Keluarga besar (Exstanded family)
Keluarga besar cenderung tidak hidup bersama - sama dalam
kehidupan sehari - hari. Hal ini disebabkan karena keluarga besar
merupakan gabungan dari beberapa keluarga inti yang bersumbu
dari satu keluarga inti. Satu keluarga memiliki beberapa anak lalu
anak - anaknya menikah dan memiliki anak, dan kemudian
menikah lagi dan memiliki anak pula.
3) Keluarga dyad (Pasangan Inti)
Tipe keluarga ini biasanya terjadi pada sepasang suami - istri yang
baru menikah. Mereka telah membina rumah tangga tetapi belum
dikaruniai anak atau keduanya bersepakat untuk tidak memiliki
anak lebih dulu.

Poltekkes Kemenkes Padang


16

4) Keluarga single parent


Single parent adalah kondisi seseorang yang tidak memiliki
pasangan lagi. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya perceraian maupun kematian/meninggal dunia.
5) Keluarga single adult (bujang dewasa)
Dalam bahasa kekinian keluarga ini disebut sebagai pasangan yang
sedang LDR (long distance relationship), yaitu pasangan yang
mengambil jarak atau berpisah sementara waktu untuk kebutuhan
tertentu, misalnya untuk bekerja maupun kuliah.

b. Tipe Keluarga Modern (nontradisional)


Keberadaan keluarga modern merupakan bagian dari perkembangan
sosial di masyarakat. Salah satu faktor yang melatar belakangi
munculnya keluarga modern ini adalah munculnya kebutuhan berbagai
dan berkeluarga yang tidak hanya sebatas keluarga inti. Berikut
beberapa tipe dari keluarga modern, diantaranya adalah :
1) The unmarriedteenege mother
Belakangan ini hubungan seks tanpa pernikahan sering terjadi
dimasyarakat. Meski pada akhirnya pasangan tersebut menikah,
namun banyak pula yang kemudian memilih hidup sendiri,
misalnya pada akhirnya siperempuan leih memilih untuk merawat
anaknya sendirian. Kehidupan seorang ibu bersama anaknya tanpa
pernikahan inilah yang kemudian masuk kedalam kategori
keluarga.
2) Reconstituded nuclear
Sebuah keluarga yang terjadi perpisahan, kemudian kembali
membentuk keluarga inti melalui perkawinan kembali.
3) The stepparent family
Seorang anak diadopsi oleh pasangan suami - istri, baik yang sudah
memiliki anak maupun yang belum. Kehidupan anak dengan
orangtua tirinya inilah yang dimaksud dengan the stepparent
family.

Poltekkes Kemenkes Padang


17

4) Commune family
Tipe keluarga ini biasanya hidup didalam penampungan atau
memang memiliki kesepakatan bersama untuk hidup satu atap baik
dalam jangka waktu yang lama maupun singkat. Mereka tidak
memiliki hubungan darah tetapi memilih untuk hidup bersama
dalam satu rumah, satu fasilitas, dan pengalaman yang sama.
5) Thenon marital heterosexual conhibiting family
Tanpa ikatan pernikahan, sesorang memutuskan untuk hidup
bersama dengan pasangannya. Namun dalam waktu yang relatif
singkat, seseorang itu kemudian berganti pasangan lagi dan tetap
tanpa hubungan pernikahan.
6) Gay and lesbian family
Seseorang dengan jenis kelamin yang sama menyatakan untuk
hidup bersama sebagaimana pasangan suami - istri (marital
partners) pada umumnya.
7) Cohibiting family
Misalnya dalam perantauan, karena mereka berasal dari satu
negara atau daerah yang sama kemudian dua orang atau lebih
memutuskan untuk tinggal bersama tanpa adanya ikatan
pernikahan.
8) Group - marriage family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat - alat rumah tangga
bersama dan mereka merasa sudah menikah, sehingga berbagi
sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anaknya bersama.
9) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan atau nilai - nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya, dan saling
menggunakan barang - barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
10) Foster family
Seorang anak kehilangan orangtuanya, lalu ada sebuah keluarga
yang bersedia menampungnya dalam kurun waktu tertentu. Hal ini
dilakukan hingga anak tersebut bisa bertemu dengan kedua

Poltekkes Kemenkes Padang


18

orangtua kandungnya. Dalam kasus lain, bisa jadi orangtua si anak


menitipkan kepada seseorang dalam waktu tertentu hingga ia
kembali mengambil anaknya.
11) Institusional
Anak atau orangtua dewasa yang tinggal dalam suatu panti. Entah
dengan alasana dititipkan oleh keluarga atau memang ditemukan
dan kemudian ditampung oleh pihak panti atau dinas sosial.
12) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

6. Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut (Duvall & Miller 1985) dalam Friedman (2010) daur atau siklus
kehidupan keluarga terdiri dari delapan tahap perkembangan yang
mempunyai tugas dan resiko tertentu terhadap tiap tahap
perkembangannya, diantaranya adalah :
a. Tahap I : Keluarga Baru Menikah (Beginning Family). Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah membina hubungan
perkawinan yang saling memuaskan, membina hubungan yang
harmonis dengan sodara kerabat, merencanakan keluarga (termasuk
merencanakan jumlah anak yang di inginkan).
b. Tahap II : Keluarga dengan Kelahiran Anak Pertama (Chind Bearing
Family). Pada tahap ini dimuli dengan kelahiran anak pertama dan
sampai bayi berusia kurang dari 30 bulan. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah menyiapkan anggota keluarga baru
(bayi dalam keluarga), membagi waktu untuk individu, pasangan dan
keluarga.
c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (Families with
Preschool). Keluarga dengan prasekolah atau anak tertua usia 2,5
tahun sampai dengan 6 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini adalah menyatukan kebutuhan masing - masing anggota

Poltekkes Kemenkes Padang


19

keluarga, antara lain ruang atau kamar pribadi dan keamanan,


mensosialisasikan anak - anak, menyatukan keinginan anak yang
berbeda - beda, dan mempertahankan hubungan yang sehat dalam
keluarga. Ammiruin (2007) mengatakan jarak kehamilan yang terlalu
dekat menyebakan ibu mempunyai waktu yang singkat untuk
memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi
sebelumnya sehingga jarak yang terlalu dekat berisiko terjadi anemia
pada ibu hamil.
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (Families with
Children). Tahap ini mulai ketika anak pertama memasuki sekolah
dalam waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal dan hubungan keluarga
pada akhir tahap ini juga maksimal (Duval & Miller (1985) dalam
Friedman, 2010). Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah
mensosialisasikan anak - anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan membantu hubungan anak - anak yang sehat dengan
teman sebaya, mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (Families with Teenagers)
Tahap ini berlangsung selama 6-7 tahun, walaupun dapat lebih singkat
jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak
tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab pada saat anak remaja telah dewasa
dan semakin otonomi, memfokuskan kembali hubungan pernikahan,
berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak.
f. Tahap VI : Keluarga melepaskan Anak Dewasa Muda (Launching
Center Families). Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai
dengan perginya anak pertama dari rumah orangtua dan berakhir
dengan “kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup lama,
bergantung pada jumlah anak dalam keluarga (Friedman, 2010).

Poltekkes Kemenkes Padang


20

g. Tahap VII : Orangtua Paruh Baya (Middle Age Families)


Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orangtua, dimulai
ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun
atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai ketika orangtua
berusia sekitar 45 - 55 tahun dan berakhir dengan pensiunnya
pasangana, biasanya 16 - 18 tahun kemudian. Tugas keperawatan
keluarga pada tahap ini adalah wanita memprogramkan kembali energi
mereka dan bersiap - siap untuk hidup dalam kesepian dan sebagai
pendorong anak mereka yang sedang berkembanga untuk lebih
mandiri serta menciptakan lingkungan yang sehat (Friedman, 2010).
h. Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan
Thap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat
pensiunan salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan
salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan yang
lain. Tugas perkembangan keluarga pada tahap terakhir ini adalah
memperthankan penataan kehidupan yang meuaskan dan kembali
kerumah setelah individu pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi
problematik (Friedman, 2010).

7. Peran Perawat Keluarga


Sebuah peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang secara
relatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari seorang yang
menempati posisi sosial yang diberikan (Friedman, 2010). Dalam
melakukan asuhan keperawatan kluarga, perawatan keluarga perlu
memperhatikan prinsip - prinsip berikut : (a) Melakukan kerja bersama
keluarga secara kolektif, (b) Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai
dengan kemampuan keluarga, (c) Menyesuaikan asuhan keperawatan
dengan tahap perkembangan keluarga, (d) Menerima dan mengakui
struktur keluarga, (e) Menekankan kemampuan keluarga (Sudiharto,
2007). Adapun peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2007), adalah
sebagai berikut :

Poltekkes Kemenkes Padang


21

a. Sebagai Pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga, terutama untuk memandirikan anggota keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
Terutama pada keluarga dengan anemia pada ibu hamil, perawat
memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, tanda dan
gejala, akibat yang ditimbulkan dan cara pengobatan ibu hamil dengan
anemia.
b. Sebagai Koordinator Pelaksana Pelayanan Keperawatan
Perawat mengkoordinir seluruh pelayanan keperawatan, mengatur
tenaga keperawatan yang akan bertugas, mengembangkan sistem
pelayanan keperawatan, dan memberikan informasi tentang hal - hal
yang terkait dengan pelayanan keperawatan disarana kesehatan.
c. Sebagai Supervisor Pelayanan Keperawatan
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga
beresiko tinggi maupun yang tidak. Kunjungan rumah tersebut dapat
direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak, sehingga perawat
mengetahui apakah keluarga menerapkan asuhan yang diberikan oleh
perawat. Perawat mengobservasi pengetahuan dan tindakan perawatan
yang telah diberikan pada ibu hamil dengan anemia.
d. Pembaharu/Perubahan
Perawat mengadakan inovasi agar klien/keluarga mempunyai cara
berfikir yang benar dalam mengatasi masalah, sehingga sikap dan
tingkah laku menjadi efektif, serta meningkatkan keterampilan yang
diperlukan untuk hidup lebih sehat.
e. Sebagai Pembela (advokat)
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak -
hak keluarga klien. Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan
serta memodifikasi sistem pada perawatan yang diberikan untuk
memenuhi hak dan kebutuhan. Pemahaman yang baik oleh keluarga
terhadap hak dan kewajiaban mereka sebagai klien mempermudah
tugas perawat untuk memandirikan keluarga.

Poltekkes Kemenkes Padang


22

f. Sebagai Fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan
yang mereka hadapi sehari - hari serta dapat membantu jalan keluar
dalam mengatasi masalah. Termasuk pada keluarga pada ibu hamil
dengan anemia, perawat dapat menjadi tempat bertanya keluarga
dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil.
g. Sebagai Peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah -
masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga. Masalah
kesehatan yang muncul di dalam keluarga biasanya terjadi menurut
siklus atau budaya yang dipraktikkan keluarga.
h. Pengelola
Perawat mengatur kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang
diharapkan, sehingga pasien dan perawat mendapat kepuasan karena
asuhan keperawatan yang diberikan. Perawat mengelola
(merencanakan, mengorganisasi, merencanakan, dan mengevaluasi)
pelayanan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dan
menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan
keperawatan keluarga.

Peran perawat keluarga dalam asuhan keperawatan berpusat pada kelurga


sebagai unit fungsional terkecil dan bertujuan memenuhi kebutuhan dasar
manusia pada tingkat keluarga sehingga tercapai kesehatan yang optimal
untuk setiap anggota keluarga. Melalui asuhan keparawatan keluarga,
fungsi keluarga menjadi optimal, dan memiliki karakter yang kuat.

Poltekkes Kemenkes Padang


23

8. Tingkat Kemandirian Keluarga


Tingkat kemandirian keluarga di Indonesia dibagi menjadi empat
tingkatan. Tingkat kemandirian ini didasarkan pada kemampuan keluarga
dalam menerima petugas kesehatan, mengenali masalah kesehatan yang
terjadi pada keluarga, dan melaksanakan upaya - upaya secara mandiri
dalam bidang kesehatan (Depkes, 2006 dalam Suswanti, 2018). Tingkat
kemandirian keluarga yaitu :
1) Keluarga Mandiri 1 (KM-I)
a. Menerima petugas perawat kesehatan komunitas
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencanan keperawatan.
2) Keluarga Mandiri Tingkat II (KM-II)
a. Menerima petugas perawat kesehatan komunitas
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencanan keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar.
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang dianjurkan.
3) Keluarga Mandiri Tingkat III (KM-III)
a. Menerima petugas perawat kesehatan komunitas
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencanan keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang dianjurkan.
4) Keluarga Mandiri Tingkat IV (KM-IV)
a. Menerima petugas perawat kesehatan komunitas
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencanan keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang dianjurkan
e. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.

Poltekkes Kemenkes Padang


24

B. Konsep Dasar Penyakit


1. Defenisi Anemia dalam Kehamilan
Menurut Suhartiningsih (2017) Anemia pada ibu hamil adalah kondisi
dimana menurunnya kadar hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut
oksigen untuk kebutuhan organ - organ vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang. Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin pada trimester
pertama, kedua dan ketiga yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan
zat besi yang dibutuhkan janin, yang dapat membahayakan ibu dan janin
(Wagiyo dan Putrono, 2016). Anemia juga dapat ditimbulkan kurang
masuknya unsur zat besi pada makanan, karena gangguan absorbsi, atau
terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh dan Hb ibu dapat
berkurang menurunnya kadar hemoglobin dari 11 g/dl pada trimester I dan
III dan 10,5 g/dl pada trimester II (Sulistyaningsih & Yuliyanti, 2017).

2. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan


Berdasarkan ketetapan WHO, anemia ibu hamil adalah bila Hb kurang
dari 11 g/dl. Menurut Manuaba, dkk, (2007) klasifikasi anemia ibu hamil
di indonesia sangat bervariasi, diantaranya yaitu :
a. Hb 11 g/dl : Normal
b. Hb 9-10 g/dl : Anemia ringan
c. Hb 7-8 g/dl : Anemia sedang
d. Hb <7 g/dl : Anemia berat

3. Jenis Anemia dalam Kehamilan


Anemia dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya
antara lain :
a. Anemia Defesiensi Zat Besi
Anemia defisiensi zat besi sering terjadi selama kehamilan dan masa
nifas serta kehilangan darah akut. Kekurangan zat besi diakibatkan
karena kurangnya asupan zat besi serta asupan makanan yang
mengandung zat besi atau terjadinya pendarahan karena jika terjadi
pendarahan artinya juga kehilangan zat besi (Kennet J.Leveno, 2016).

Poltekkes Kemenkes Padang


25

Anemia defesiensi zat besi atau IDA (iron deficiency anemia)


merupakan kelainan hematologi yang paling sering terjadi selama
kehamilan. Kehamilan dapat mempengaruhi IDA, begitupun
sebaliknya. Pengaruh anemia defesiensi zat besi pada kehamilan yaitu
peningkatan volume sel darah merah total dan massa hemoglobin yang
relativ rendah serta IDA dapat menyebabkan wanita hamil sangat
rentan terhadap infeksi dan komplikasi akibat kehilangan darah saat
atau setelah persalinan (Reeder, dkk 2015).
b. Anemia Megaloblastik
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas yang ditandai oleh
adanya sel megaloblast dalam sumsum tulang. Penyebab anemia
megaloblastik yaitu defesiensi vitamin B12, defisiensi asam folat,
gangguan metabolisme, vitamin B12, asam folat, dan gangguan
sintesis DNA (Wagiyo & Putrono, 2016).
c. Anemia Hipoplastik
Anemia pada ibu hamil yang disebabkan sumsum tulang belakang
kurang mampu membuat sel - sel darah baru dinamakan anemia
hipoplastik. Penyebab anemia hipoplastik hingga kini belum diketahui
dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen,
racun, atau obat - obatan (Wagiyo & Putrono, 2016). Anemia
hipoplastik terjadi karena terjadinya gangguan sumsum tulang
belakang dalam membentuk sel darah merah baru. Anemia hipoplastik
primer belum diketahui penyebabnya, sedangkan anemia hipoplastik
sekunder dapat terjadi karena infeksi berat terhadap radiasi dan racun
kimiawi (Pratami, 2016).
d. Anemia Hemolitik (Anemia sel sabit)
Anemia hemolitik disebabakan karena penghancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia
hemolitik akan sulit hamil, kalaupun hamil dapat menyebabkan
anemianya bertambah berat atau kehamilan akan menyebabkan
terjadinya krisis hemolitik pada wanita yang tidak pernah mengalami
anemia sebelumnya (Wagiyo & Putrono, 2016).

Poltekkes Kemenkes Padang


26

4. Etiologi Anemia dalam Kehamilan


a. Menurut Pratami (2016) penyebab anemia pada ibu hamil dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
1) Hamil pada saat masih remaja
2) Malnutrisi, Malabsorbsi, Penyakit Kronis.
3) Mengalami kehamilan dengan jarak yang berdekatan
4) Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan
ketidaktahuan tentang pola makan yang benar.
5) Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb)
dimana zat besi adalah salah satu pembentukkan hemoglobin.

b. Menurut Saifuddin dalam buku Wagiyo & Putrono (2016) anemia


pada ibu hamil dapat disebabkan oleh, diantaranya :
1) Malabsorbsi
2) Pendarahan antepartum
3) Kurang asupan gisi (malnutrisi)
4) Kurang zat besi dalam makanan
5) Kehilangan banyak darah seperti persalinan yang lalu
6) Haid, dan penyakit - penyakit kronis seperti malaria, TB paru,
cacing usus dan lain - lain.

5. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan


Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan eritropoetin. Akibatnya volume plasma bertambah dan sel
merah meningkat, namun peningkatan volume plasma lebih besar
dibandingkan peningkatan ertrosit sehingga terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi. Eksplansin voleume plasma darah
dimulai pada minggun ke 6 kehamilan dan mencapai maksimum pada
minggu ke 24 kehamilan, tapi akan terus meningkat sampai minggu ke 37
kehamilan. Volume plasma pada ibu hamil 40% lebih tinggi dibandingkan
wanita yang tidak hamil (Prawirohardjo, 2013).

Poltekkes Kemenkes Padang


27

Didalam tubuh, sebagian zat besi dalam bentuk feritin dihati. Saat
konsumsi zat besi dari makanan tidak cukup, fertinin inilah yang nantinya
akan diambil. Sayangnya daya serap zat besi dari makanan sangat rendah,
zat pangan dari hewani lebih tinggi penyerapannya, yaitu 20 - 30%,
sedangkan dari sumber nabati hanya 1 - 6% saja. Bila terjadi anemia, kerja
jantung akan dipicu lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen
kesemua organ tubuh. Akibatnya ibu hamil akan sering merasa berdebar -
debar dan jantung akan cepat lelah. Zat besi memiliki peran vital terhadap
pertumbuhan janin selama hamil, asupan zat besi harus ditambah
mengingat selama kehamilan, volume darah pada tubuh ibu meningkat.
Sehingga, untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai
makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta, dibutuhkan asupan zat
besi yang lebih banyak. Asupan zat besi yang diberikan oleh ibu hamil
kepada janinnya melalui plasenta akan digunakan janin untuk kebutuhan
tumbuh kembangnya, termasuk untuk perkembangan otaknya, sekaligus
menyimpannya dalam hati sebagai cadangan bayi berusia 6 bulan. Selain
itu zat besi juga membantu dalam mempercepat proses penyembuhan luka,
khususnya luka yang timbul dalam proses persalinan (Depkes RI, 2016).

Poltekkes Kemenkes Padang


28

6. Woc Anemia Kehamilan

Defisiensi zat Volume plasma meningkat Malnutrisi pada ibu hamil

Penurunan simpanan cadangan energi Jumlah eritrosit tidak sebanding Hiperemesis gravidarum
dengan peningkatan volume plasma

HB dalam darah menurun Pengenceran Intake nutrisi dan zat besi MK : Mual
darah Ht menurun menurun

Trombosit menurun
Pucat, akral dingin, CRT <3 detik

HPP MK : Defisit Nutrisi


MK : Resiko perdarahan

Abortus
Anemia pada ibu hamil

Transport O2 ke ibu menurun Hipoksia sel dan jaringan

Kebutuhan O2 tidak terpenuhi Nutrisi ke janin dan plasenta


MK : Ketidakefektifan Perfusi Jaringan menurun

Aliran darah ke jaringan berkurang

Poltekkes Kemenkes Padang


29

MK :
Keletihan

COP menurun Hipoksia, lemah, pucat Janin kekurangan Kekuatan selaput


Suplai O2 tidak
terpenuhi zat besi plasenta menurun

Kerja jantung meningkat Daya tahan Konsentrasi


tubuh menurun Janin kekurangan Resiko Ketuban pecah dini
menurun
O2 dan kadar Co2 bertambahterhambatnya
MK : Resiko Syok pertumbuhan dan
MK : Resiko Infeksi perkembangan janin Kelahiran
MK : Ansietas
prematur
Penurunan fungsi Cacat
respirasi BBL
Gagal jantung bawaan
MK : Resiko Jatuh
MK : Resiko Infeksi
MK : Resiko Penurunan Curah Jantung

GAMBAR 2.1

WOC ANEMIA PADA IBU HAMIL

Pratami (2016), Wagiyo & Putrono (2016), Prawiroharjo (2013)

Poltekkes Kemenkes Padang


30

6. Manifestasi Klinis
Menurut Lutfiatus (2016) dan Pratami (2016), berikut tanda dan gejala
anemia dalam kehamilan, yaitu :
1) Sakit kepala
2) Mudah pusing
3) Mudah pingsan
4) Sering mengantuk
5) Tidak bisa konsentrasi
6) Tekanan darah rendah
7) Mata berkunang - kunang
8) Tampak pucat dan kulit dingin
9) Wajah, bibir dan kuku tampak pucat
10) Mudah lelah, letih, lesu serta sesak nafas saat beristirahat maupun
beraktivitas.
11) Kerja jantung meningkat sehingga denyutnya lebih cepat, bahkan
dapat berakibat gagal jantung jika kondisi jantung semakin
memburuk.

7. Faktor Risiko Anemia dalam Kehamilan


a. Faktor risiko ibu hamil, diantaranya :
1) Obesitas
2) Primipara
3) Komplikasi obstetric
4) Diabetes mellitus tipe I dan Tipe II
5) Usia kehamilan ibu tua (lebih dari 40 tahun)
6) Riwayat kehamilan antenatal, obstetri, dan neonatal.
7) Riwayat trombofilia (usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35
tahun)
8) Kehamilan disertai dengan penyakit anemia, hipertensi, diabetes
mellitus, dan disertai dengan penyakit lainnya.

Poltekkes Kemenkes Padang


31

b. Faktor predisposisi pada ibu hamil, diantaranya :


1) Obesitas
2) Molahidatidosa
3) Hipertensi kronis
4) Faktor keturunan
5) Kehamilan ganda
6) DM (Diabetes mellitus)
7) Umur lebih dari 35 tahun
8) Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, dan kecanduat obat terlarang)

8. Dampak Anemia dalam Kehamilan


Menurut Pratami (2016) masalah yang dapat ditumbulkan akibat anemia
dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. Dampak pada ibu hamil
1) Resiko abortus
2) Ketuban pecah dini
3) Pendarahan antepatrum
4) Hipermesis gravidarium
5) Dapat berakibat kematian
6) Peningkatan terjadinya infeksie
7) Proses persalinan lama karena kontraksi tidak bagus
8) Ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl

b. Dampak pada janin


1) Prematuritas
2) Cacat bawaan
3) Resiko kematian
4) Kematian Intra - uteri
5) Kelahiran dengan anemia
6) Peningkatan resiko inefeksi
7) Berat badan lahir rendah (BBLR)
8) Terganggunya tumbuh kembang janin

Poltekkes Kemenkes Padang


32

9. Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisologis


Menurut Reeder (2011) tanda dan gejala anemia jarang muncul pada ibu
hamil yang mengalami anemia ringan sampai sedang. Keadaan ini sulit
dibedakan karena mirip dengan rasa ketidaknyamanan pada saat
kehamilan. Perlu dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui
ibu hamil menderita anemia. Tanda dan gejala akan ditemukan dengan
jelas apabila kadar hemoglobin ibu hamil kurang dari 7 gl/dl. Berikut
gambaran klinis anemia pada kehamilan, diantaranya :
a. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat, nyeri dada.
b. Sistem syaraf : kepala pusing, sakit kepala, telinga mendenging, mata
berkunang - kunang, lesu, perasaan dingin pada ekstremitas, vertigo,
insomnia, ketidakmampuan berkonsentrasi, keseimbangan buruk,
gelisah.
c. Epitel : pucat pada kulit dan mukosa, perubahan epitel kuku, kuku
mudah patah, berbentuk sendok, elastis kulit menurun, lidah licin dan
mengkilap karena papila lidah menghilang, lidah pucat, peradangan
pada sudut bibir.
d. Sistem pernapasan : nafas pendek pada saat istirahat dan beraktifitas,
sesak nafas, dispnea.
e. Sistem pencernaan : mual dan muntah, nafsu makan menurun,
konstipasi, nyeri menelan.
f. Sistem muskuloskeletal : kelemahan otot, keram, gangguan fungsi
otot, lemah lesu.

10. Penatalaksanaan Ibu Hamil dengan Anemia


a. Penatalaksanaan Secara Medis
Menurut Jitowiyono (2018) & Pratami (2016), penatalaksanaan anemia
bertujuan mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
Penatalaksanaannya yaitu :
1) Transfusi darah Suplemen Fe dan asam folat
2) Antibiotic diberikan untuk mencegah infeksi
3) Menghindari situasi kekurangan oksigen saat beraktivitas.

Poltekkes Kemenkes Padang


33

b. Penatalaksanaan Keperawatan di Rumah


Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia adalah
dengan mengkonsumsi beragam makanan dan nutrisi yang baik yang
tinggi akan kandungan zat besi seperti : beras, buah - buahan, sayur -
sayuran berdaun hijau, sereal, telur, kacang tanah ataupun daging
merah. Selain itu pemberian vitamin adalah cara terbaik untuk
memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi dan folat, Jika
pola makan ibu hamil seimbang terpenuhi dan dapat ditingkatkan
maka kebutuhan nutrisi terpenuhi dan maka dapat dipastikan tidak
akan terjadi lagi kekurangan zat besi (Mariana,Wulandari & Padila,
2018).

C. Asuhan Keperawatan Teoritis Keperawatan Keluarga pada Ibu Hamil


Dengan Anemia
1. Pengkajian Keperawatan Pada Ibu Hamil
a. Data Umum
1) Identitas klien
Pengkajian identitas ibu hamil dengan anemia meliputi nama,
umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, diagnosa medis, dll. Wanita usia < 20 tahun atau > 35
tahun merupakan faktor predisposisi terjadinya anemia selama
kehamilan (Wagiyo dan Putrono, 2016).
2) Keluhan utama
Biasanya keluhan utama ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan
dengan keluhan cepat lelah, sering pusing dan mata berkunang -
kunang, nafas pendek (pada anemia parah), mual dan muntah pada
hamil muda dan palpitasi (Wagiyo dan Putrono, 2016).
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan dengan mudah
lelah, letih, lesu, permukaan kulit dan wajah pucat serta mudah
pusing (Lutfiatus, 2016).

Poltekkes Kemenkes Padang


34

2) Riwayat Kesehatan Dahulu


Biasanya riwayat kesehatan dahulu pada ibu hamil dengan anemia
adalah riwayat kehamilan yang berdekatan, dan riwayat penyakit -
penyakit tertentu seperti infeksi TB, cacing usus, dan malaria yang
dapat memungkinkan terjadinya anemia (Pratami, 2016).
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya anggota keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
yang sama. Biasanya anggota keluarga cenderung menganggap
gejala yang ada pada ibu hamil dengan anemia merupakan hal yang
biasa terjadi pada ibu hamil. Sehingga, baisanya anggota keluarga
kurang memperhatikan gizi anggota keluarganya walaupun sedang
hamil (Riasmini, dkk, 2017).
4) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Biasanya ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan pada
kehamilan usia muda dan kehamilan yang berdekatan (Wagiyo dan
Putrono, 2016).
5) Pola Aktivitas Sehari - hari
a. Pola makan
Biasanya ibu hamil dengan anemia kurang mengkonsumsi
makanan yang kaya nutrisi seperti sayuran berdaun hijau,
daging merah dan tidak mengkonsumis tablet Fe (Wagiyo dan
Putrono, 2016).
b. Pola aktivitas dan istirahat
Biasanya ibu hamil dengan anemia mudah kelelahan, keletihan,
malaise, sehingga kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih
banyak (Wagiyo dan Putrono, 2016).

c. Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil


1) Keadaan umum
Biasanya ibu hamil dengan anemia akan terlihat lemah, lesu dan
pucat (Wagiyo dan Putrono, 2016).

Poltekkes Kemenkes Padang


35

2) Head to toe
Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), pemeriksaan head to toe
pada ibu hamil dengan anemia, didapatkan :
a. Kepala
Biasanya rambut ibu hamil dengan anemia tidak ada masalah.
b. Wajah
Biasanya pada wajah ibu hamil terdapat chloasma gravidarum
karena terjadi hiperpigmentasi.
c. Mata
Biasanya ibu hamil dengan anemia ditemukan konjungtiva
anemis dan sklera tidak ikterik.
d. Mulut
Biasanya bibir ibu hamil dengan anemia ditemukan pucat dan
membran mukosa kering.
e. Payudara
- Inspeksi :
Pada areola mammae dan puting susu ibu hamil akan
menghitam. Biasanya payudara akan membesar, tegang dan
sakit.
- Palapasi :
Apabila dipijat, biasanya pada kehamilan 16 minggu cairan
yang dikeluarkan jernih, kehamilan 16 minggu sampai 32
minggu warna cairan agak putih seperti air susu yang
sangat encer, dan dari kehamilan 32 minggu sampai anak
lahir cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan
banyak mengandung lemak atau disebut kolustrum.
f. Abdomen
- Inspeksi :
Hingga kehamilan empat bulan, pembesaran perut belun
kelihatan. Setelah kehamilan 5 bulan, perut mulai kelihatan
membesar. Saat hamil tua, akan timbul linia alba atau nigra
dan strie gravidarum.

Poltekkes Kemenkes Padang


36

- Palapasi :
1. Leopold I : Apabila kepala janin dibagian fundus, yang
akan teraba adalah keras, bundar, dan melenting.
Apabila bokong janin teraba dibagian fundus, yang
terasa adalah lunak, dan kurang melenting. Apabila
posisi janin melintang pada rahim, maka pada fundus
teraba kosong.
2. Leopold II : Bagian punggung : akan terabajelas, rata,
cembung, kaku /tidak dapat digerakkan. Bagian bagian
kecil ( tangan dan kaki ) : akan teraba kecil, bentuk atau
posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba
gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
3. Leopold III : Bagian keras, bulat dan hampir homogen
adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan
kurang simetris adalah bokong. Apabila bagian
terbawah janin sudah memasuki pap, maka saat bagian
bawah digoyang sudah tidak bisa.
4. Leopold IV : Apabila kedua jari jari tangan pemeriksa
bertemu (konvorgen), berarti bagian terendah janin
belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan apabila
kedua tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak
bertemu (divergen), maka bagian terendah janin sudah
memasuki pap.
- Auskultrasi :
Normalnya denyut jantung janin antara 120-160 kali/menit.

g. Ekstremitas
Biasanya pada ekstremitas ibu hamil biasanya timbul pada
sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua, sering terjadi
edema pada salah satu tungkai. Edema terjadi karena tekanan
uterus yang membesar pada vena femoralis sebelah kanan atau
kiri.

Poltekkes Kemenkes Padang


37

h. Genitalia
Biasanya pada ibu hamil dengan anemia dapat terjadi
perdarahan pervagina.
i. Sistem integumen
Biasanya ibu hamil denagn anemia ditemukan mengalami
gejala seperti pucat, joundice, (pada anemia hemolitik), kulit
kering, kuku rapuh, clubbing finger.
j. Sistem pernafasan
Biasanya ibu hamil dengan anemia akan mengalami nafas
pendek saat istirahat maupun beraktivitas karena desakan
diafragma oleh janin.
k. Sistem pencernaan
Biasanya alat pencernaan lebih kendur, peristaltik kurang baik,
hipersekresi kelejar dalam alat pencernaan sehingga
menimbulkan rasa mual, muntah, hipersalivasi, dll. Peristaltik
yang kurang baik dapat menimbulkan konstipasi atau obstipasi.
l. Sistem kardiovaskuler
Biasanya ibu hamil dengan anemia akan mengeluh nyeri
pinggang, nyeri sendi, tenderness sternal.
m. Sistem persarafan
Ibu hamil dengan anemia akan mengeluh nyeri kepala,
bingung, dan cemas.

d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan adalah pemeriksaan
laborato rium. Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), hasil
pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil yang biasanya didapatkan
adalah :
a. Pemeriksaan Hb : kadar Hb < 11 g/dl pada trimester I dan II atau <
10,5 g/dl pada trimester III.
b. Pemeriksaan Ht : kadar Ht menurun (normal 37%- 41%)
c. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)

Poltekkes Kemenkes Padang


38

d. Terlihat retikulositesis dan sferositosis pada asupan darah tepi.


e. Terdapat pensitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak.
f. Skrining HIV pada ibu hamil.

2. Pengkajian Keperawatan Keluarga


Menurut Friedman (2010), membagi proses keperawatan keluarga ke
dalam tahap - tahap meliputi identifikasi data, tahap, riwayat
perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga dan
koping keluarga. Hal - hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam
pengkajian keluarga adalah :
a. Data Umum
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan nomor telepon
3) Komposisi keluarga
Meliputi daftar anggota, termasuk : nama, umur, pendidikan, status
imunisasi anggota keluarga. Komposisi keluarga terdiri dari
Genogram 3 generasi.
4) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai tipe/jenis keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi pada keluarga tersebut (Padila, 2012).
Biasanya pada tipe extented family terjadinya masalah pada
keluarga yang ikut mempengaruhi anggota keluarga lainnya.
Karena dalam tipe keluarga extented family terdapat beberapa
generasi dan memiliki pilihan model pola perilaku yang dapat
mempengaruhi perawatan terhadapa ibu hamil dengan anemia
(Friedman, 2010).
5) Suku
Mengkaji asal usul suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
Kebudayaan membentuk pola perilaku yang dipelajari dan nilai
yang dipindahkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
(Friedman, 2010).

Poltekkes Kemenkes Padang


39

6) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan (Friedman, 2010).
7) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan -
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang - barang
yang dimiliki oleh keluarga. Keadaan status ekonomi yang rendah
mempengaruhi kecukupan pemenuhan gizi keluarga terutama ibu
hamil.
8) Aktivitas rekreasi keluarga
Aktivitas yang dilakukan secara bersama - sama dengan keluarga,
frekuensi aktivitas anggota keluarga, dan penggunaan waktu
senggang secara bersama - sama seperti menonton televisi dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi. Menurut
penelitian Sofia (2011) sebagian ibu hamil dengan anemia
mengalami gangguan kecemasan dan akan meningkat ketika
mereka diharuskan untuk menjalani perawatan yang terkait dengan
kahamilannya baik dirumah maupun dirumah sakit. Kecemasan
yang terjadi akan berdampak buruk bagi ibu hamil dengan anemia
dan juga pada janin, salah satu intervensi psikologis yang dapat
diberikan yaitu dengan reklasasi dan juga rekreasi keluarga.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga ini. Duvall mengatakan seluruh tugas keluarga yang perlu
dicapai pada setiap tahap perkembangan untuk pasangan
heteroseksual yang memiliki anak (Friedman, 2010).

Poltekkes Kemenkes Padang


40

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala - kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi (Friedman, 2010).
3) Riwayat kesehatan keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing - masing anggota
keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit status
imunisasi, seumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan
keluarga dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan (Padila,
2012).
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak
suami maupun istri. Pengalaman keluarga dengan penyakit tertentu
dapat menyebabkan rasa takut, mitos, atau konsep yang salah
tentang penyakit tersebut (Friedman, 2010).

c. Lingkungan
1) Karakterisitik rumah
Karakteristik rumah di identifikasikan dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakkan perabotan rumah tangga, jenis septic tenk, jarak septic
tenk dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah
(Padila, 2012).

Kondisi rumah keluarga yang kurang sinar matahari, keadaan


rumah yang agak kotor, perabotan rumah yang agak berantakan
memperparah kondisi anemia pada ibu hamil. Sehingga dapat
menyebabkan resiko komplikasi dari anemia mungkin dapat
terjadi, contohnya si ibu dapat mudah mengalami infeksi (Padila,
2012).

Poltekkes Kemenkes Padang


41

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan. Keluarga yang hidup disuatu komunitas
yang mempunyai kebudayan/keyakinan tertentu, misalnya :
berpantang makanan - makanan tertentu selama hamil dapat
mempengaruhi kondisi ibu hamil (Padila, 2012).
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan
keluarga berpindah tempat. Status rumah yang dihuni oleh
keluarga apakah rumah sendiri atau menyewa, sudah berapa lama
tinggal didaerah tersebut dan pindah dari daerah mana (Padila,
2012).
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat (Padila, 2012).
5) Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat Fasilitas - fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas
fisik, fasilitas psikologis atau pendukung dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dai masyarakat setempat. Dalam
keberhasilan penanganan anemia pada ibu hamil disuatu keluarga
diperlukan dukungan dari suami dan anggota keluarga lainnya
(Padila, 2012).

d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, bahasa
yang digunakan dan efektif tidaknya (keberhasilan) komunikasi
dalam keluarga (Padila, 2012).

Poltekkes Kemenkes Padang


42

2) Struktur kekuatan keluarga


Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilakunya. Sejauh mana keluarga
mampu mengambil keputusan dengan tepat dalam mengatasi
masalah anemia pada ibu hamil yang ada dikeluarga (Padila,
2012).
3) Struktur peran keluarga
Menjelaskan peran dari masing - masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal. Apakah anggota keluarga sudah
menjalankan perannya dalam keluarga dengan baik sesuai dengan
fungsinya. Seorag penderita anemia akan mengalami penurunan
aktivitas fisik dalam melaksanakan peran (Padila, 2012).
4) Nilai dan norma budaya
Menjelaskan mengenai norma dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
Kebudayaan/keyakinan tertentu, misalanya : bapak makan dulu,
ibu dan anak makan terakhir dapat mempengaruhi kondisi pada ibu
hamil (Padila, 2012).

e. Fungsi
Keluarga
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan dari keluarga. Funsgi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi
afektif tampak melalui keluarga yang bahagia. Anggota keluarga
mengembangkan konsep diri yang positif, sikap saling menghargai
dan saling pengertian antar anggota keluarga sangat diperlukan
didalam anggota keluarga yang mengalami anemia pada ibu hamil.
2) Fungsi sosialisasi
Keluarga dikaji bagaimana interkasi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan peilaku (Padila, 2012).

Poltekkes Kemenkes Padang


43

3) Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi meneruskan kelangsungan keturunan dan
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program
keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol.
4) Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian,
rumah, makan keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini
sulit dipengerahui oleh keluarga dibawah garis kemiskinan (Gakin
atau pra keluarga sejahtera). Perawat berkonstribusi untuk mencari
sumber - sumber dimasyarakat yang dapat digunakan keluarga
meningkatkan status kesehatan mereka.
5) Fungsi keperawatan keluarga
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam
melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan keluarga, mengambil keputusan yang
tepat untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi dan memelihara
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan wilayah tempat tinggalnya (Padila, 2012).

f. Stress dan Koping Keluarga


1) Stresor jangka pendek dan stresor jangka panjang
a. Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan
(Padila, 2012).

Poltekkes Kemenkes Padang


44

b. Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga


yang memerlukan penyelesaian dalam waktu 6 bulan (Padila,
2012).
2) Kemampuan keluarga merespon terhadap masalah
Dikaji sejauh mana keluarga berespons terhadap stresor.
3) Strategi koping digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
4) Strategi adaptasi fungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan/stress (Padila,
2012).

g. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan (Padila, 2012).

h. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga


Pemeriksaan fisik dilakukan pada seluruh anggota keluarga. Metode
yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinis yaitu head to toe
(Padila, 2012).
1) Keadaan umum
Tb, BB, dan tanda - tanda vital normal, serta lingkar lengan atas.
2) Kepala
Kebersihan dan warna rambut, bentuk kepala simetris.
3) Muka
Adanya cloasma gravidarum atau tidak.
4) Mata
Konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak.
5) Hidung
Hidung simetris, hidung bersih, tidak terdapat cuping hidung.

Poltekkes Kemenkes Padang


45

6) Leher
Tidak ada pembesaran tyroid, tidak adanya pelebaran vena
jugularis.
7) Dada
Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa/benjolan, tidak adanya peradangan, tidak ada edema.
8) Abdomen
Simetris kiri dan kanan, tidak ada luka bekas operasi, lihat striae,
dan linea nigra.
9) Genetalia
Tidak ada chadwik sign, tidak terdapat edema, tidak ada varises,
tidak terdapat tanda - tanda infeksi, mukosa lembab, serta integritas
kulit baik.
10) Ekstremitas
- Atas : Integritas kulit baik, refleks positif, tidak terdapat
edema, CRT > 2 detik.
- Bawah : Simetris kiri dan kanan, integritas kulit baik, reflek
patella dan archiles positif, serta tidak terdapat edema.

3. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan


Menurut Padila (2012) diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan
berdasarkan masalah keperawatan yang didapat dari data - data pada
pengkajian yang berhubungan dengan etiologi dan berasal dari data - data
pengkajian fungsi keperawatan keluarga.

Diagnosa keperawatan pada rumusan PES (Problem, Etiologi dan Simton)


dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah dari SDKI,
sedangkan etiologi dapat menggunakan pendekatan lima tugas keluarga
atau menggambarkan pohon masalah. Kemungkinan Diagnosa
keperawatan keluarga pada ibu hamil dengan anemia mengacu pada
problem (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) dan etiologi (Friedman,
2010) adalah :

Poltekkes Kemenkes Padang


46

1) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan


konsentrasi hemoglobin.
2) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia pada ibu
hamil).
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan
untuk makan).
4) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
tentang anemia.
5) Resiko jatuh berhubungan dengan kekuatan otot menurun.
6) Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin
dalam darah.
7) Resiko infeksi berhubungan dengan dengan ketidakadekuatan
pertahanan tubuh sekunder (penurunan hemoglobin).
8) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
9) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Poltekkes Kemenkes Padang


47

Tabel 2.1
Skala untuk menentukan prioritas masalah

KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN


Sifat masalah :
1) Wellnes 3 1
2) Aktual 3
3) Resiko 2
4) Potensial 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah :
1) Mudah 2 2
2) Sebagian 1
3) Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk
dicegah :
1) Tinggi 3 1
2) Cukup 2
3) Rendah 1
Menonjolkan masalah :
1) Segera 2 1
2) Tidak perlu 1
3) Tidak dirasakan 0
Total skor
Sumber : Padila (2012)

Cara skoring :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
Skor X BOBOT
Angka tertinggi
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria

Poltekkes Kemenkes Padang


48

4. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi
masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga. Perencanaan
keperawatan juga dapat diartikan sebagai suatu proses penyusunan
berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah,
menurunkan atau mengurangi masalah - masalah klien (SIKI, 2018).

Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian keluarga,


dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi
alternative dan sumber serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat
rutin, acak atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan
siapa perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).

Menurut Padila (2012) intervensi keperawatan keluarga terdiri dari


penetapan tujuan, mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi
serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria standar.
Adapun rencana dan tindakan keperawatan keluarga pada ibu hamil
dengan anemia akan dijelaskan secara rinci pada tabel 2.2 berikut.

Poltekkes Kemenkes Padang


49

Tabel 2.2
Rencana Keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil dengan Anemia

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana


Keperawatan Umum Khusus Kriteria Hasil Tindakan
1 Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan TUK 1 1) Keluarga mampu 1) Anemia adalah gejala 1) Gali pengetahuan klien dan
efektif. kunjungan selama Setelah dilakukan menyebutkan kekurangan keluarga tentang pengertian
(SDKI, D.0009) 5x30 menit kunjungan selama definisi anemia (defisiensi) sel darah anemia pada ibu hamil.
keluarga mampu 1x30 menit pada ibu hamil merah karena kadar 2) Diskusikan dengan klien dan
mengenal masalah keluarga mampu dengan bahasa hemoglobin yang keluarga tentang pengertian
anemia pada ibu mengenal masalah sendiri yaitu rendah. Kadar anemia pada ibu hamil.
hamil. kesehatan anemia kekurangan darah hemoglobin normal 3) Berikan kesempatan klien
pada ibu hamil. merah. pada wanita hamil dan keluarga untuk
adalah 12 gr%. menjelaskan kembali.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.

Poltekkes Kemenkes Padang


50

2) Keluarga mampu 2) Penyebab terjadinya 1) Gali pengetahuan klien dan


menyebutkan anemia pada ibu hamil keluarga tentang penyebab
penyebab anemia diantaranya adalah anemia pada ibu hamil.
pada ibu hamil. malnutrisi, kekurangan 2) Diskusikan dengan klien dan
zat besi, vitamin B12 keluarga tentang peyebab
atau asam folat, anemia pada ibu hamil.
kehilangan darah 3) Identifikasi bersama
akibat perdarahan, keluarga penyebab anemia
infeksi, pengaruh obat pada ibu hamil.
- obatan, dan proses 4) Berikan klien dan keluarga
kehamilan. kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
3) Keluarga mampu 3) Tanda dan gejala : 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan Kepala pusing, lemah, keluarga tentang tanda dan
tanda dan gejala letih, lesu, pucat, gejala anemia pada ibu
anemia pada ibu mudah mengantuk, hamil.
hamil. mata berkunang - 2) Diskusikan dengan klien dan
kunang, lidah, bibir keluarga tentang tanda dan

Poltekkes Kemenkes Padang


51

dan kuku pucat. gejala anemia pada ibu


hamil.
3) Identifikasi bersama
keluarga tanda dan gejala
anemia pada ibu hamil.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
TUK 2 1) Keluarga mampu 1) Akibat dari anemia 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan menyebutkan pada ibu hamil : keluarga tentang akibat dari
kunjungan selama dampak anemia a. Abortus anemia pada ibu hamil dan
1x30 menit pada ibu hamil. b. Persalinan tindakan untuk
keluarga mampu premature. mengefektifan perfusi
mengambil c. Hambatan tumbuh perifer.
keputusan untuk kembang janin. 2) Diskusikan dengan klien dan
merawat anggota d. Hyperemesis keluarga tentang akibat dari
keluarga yang gravidarum. anemia pada ibu hamil dan
mengalami anemia e. Perdarahan tindakan mengefektifan

Poltekkes Kemenkes Padang


52

pada ibu hamil. antepartum. perfusi perifer.


3) Identifikasi bersama klien
dan keluarga mengenai
penatalaksanaan anemia
pada ibu hamil.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
2) Keluarga mampu 2) Untuk mengurangi 1) Gali pengetahuan klien dan
mengambil dampak anemia, ibu keluarga tentang akibat dari
keputusan yang hamil harus mematuhi anemia pada ibu hamil.
tepat untuk keputusan yang telah 2) Diskusikan dengan klien dan
mengurangi dibuat bersama, keluarga tentang dampak
dampak yang akan diantaranya yaitu : dari anemia pada ibu hamil
terjadi pada ibu a. Mengkonsumsi jika tidak segera diatasi.
hamil dengan tablet Fe secara 3) Motivasi keluarga untuk
anemia. teratur. memutuskan perawatan bagi
ibu hamil dengan anemia.

Poltekkes Kemenkes Padang


53

b. Saat 4) Berikan klien dan keluarga


mengkonsumsi kesempatan untuk bertanya
tablet Fe sebaiknya dan menjawab pertanyaan.
diminum dengan 5) Berikan pujian pada keluarga
air jeruk untuk atas jawaban yang benar.
penyerapan yang
lebih optimal.
c. Tidak
mengkonsumsi
tablet Fe dengan
air teh, kopi
maupun minuman
bersoda.
d. Minum tablet Fe
lalu dilanjutkan
mengkonsumsi
vitamin C.
e. Memperbanyak
mengkonsumsi air
putih, sayuran

Poltekkes Kemenkes Padang


54

serta buah -
buahan, untuk
mencegah
terjadinya
konstipasi (BAB
keras).
f. Minum tablet Fe
ketika ingin tidur
untuk mengurangi
efek mual dan
muntah.
TUK 3 1) Keluarga mampu 1) Mengkonsumsi tablet 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan merawat anggota Fe secara teratur. keluarga tentang cara
kunjungan selama keluarga dengan 2) Saat mengkonsumsi merawat ibu hamil dengan
1x30 menit ibu hamil dengan tablet Fe sebaiknya anemia.
keluarga mampu anemia. diminum dengan air 2) Identifikasi bersama klien
mampu merawat jeruk untuk dan keluarga mengenai
anggota keluarga penyerapan yang lebih perawatan ibu hamil dengan
yang sakit. optimal. anemia.

Poltekkes Kemenkes Padang


55

3) Tidak mengkonsumsi 3) Motivasi dan ajak keluarga


tablet Fe dengan air untuk mengawasi ibu hamil
teh, kopi maupun dengan anemia dalam
minuman bersoda. ketepatan mengkonsumsi
4) Minum tablet Fe lalu tablet Fe.
dilanjutkan 4) Berikan klien dan keluarga
mengkonsumsi kesempatan untuk bertanya
vitamin C. dan menjawab pertanyaan.
5) Memperbanyak 5) Berikan pujian pada keluarga
mengkonsumsi air atas jawaban yang benar.
putih, sayuran serta
buah - buahan, untuk
mencegah terjadinya
konstipasi (BAB
keras).
6) Minum tablet Fe
ketika ingin tidur
untuk mengurangi efek
mual dan muntah.

Poltekkes Kemenkes Padang


56

2) Keluarga mampu 1) Memberikan perhatian 1) Gali pengetahuan klien dan


menyebutkan lebih pada ibu hamil keluarga tentang tanda dan
sikap keluarga dengan anemia. gejala anemia pada ibu
terhadap ibu hamil 2) Memberikan motivasi hamil.
dengan anemia. dan pemahaman 2) Diskusikan bersama
kepada ibu hamil keluarga bagaimana sikap
dengan anemia agar keluarga terhadap ibu hamil
dapat mengkonsumsi dengan anemia.
tablet Fe secara teratur 3) Motivasi keluarga dalam
agar masalah anemia memilih sikap keluarga yang
pada ibu hamil dapat tepat untuk ibu hamil dengan
segara teratasi. anemia.
3) Memberikan 4) Berikan klien dan keluarga
dukungan dengan kesempatan untuk bertanya
menemani ibu hamil dan menjawab pertanyaan.
saat mengkonsumsi 5) Berikan pujian pada keluarga
tablet Fe. atas jawaban yang benar.

TUK 4 1) Keluarga mampu 1) Menghindari stress 1) Gali pengetahuan klien dan


Setelah dilakukan memodifikasi pada ibu hamil. keluarga tentang
kunjungan selama lingkungan untuk 2) Lingkungan yang memodifikasi lingkungan

Poltekkes Kemenkes Padang


57

1x30 menit mengurangi tenang bebas dari untuk meningkatkan


keluarga mampu masalah anemia keributan. pemeliharaan kesehatan bagi
memodifikasi pada ibu hamil. 3) Lantai bersih, rata, anggota keluarga terutama
lingkungan yang tidak licin, dan tidak pada ibu hamil dengan
sehat. basah. anemia.
4) Jika rumah bertingkat 2) Diskusikan dengan klien dan
tangga diberi keluarga tentang
pegangan, untuk memodifikasi lingkungan
menghindari ibu hamil untuk ibu hamil dengan
jatuh. anemia.
5) Perabotan rumah 3) Motivasi dan ajak keluarga
bersih dan tidak untuk memodifikasi
berdebu. lingkungan yang sehat,
6) Gunakan sandal karet nyaman, dan bersih untuk
untuk mengurangi mengurangi keluhan pada
resiko jatuh pada ibu ibu hamil dengan anemia.
hamil. 4) Berikan kesempatan klien
7) Ventilasi rumah harus dan keluarga untuk bertanya
baik serta membuka ddan menjawab pertanyaan.
jendela setiap pagi

Poltekkes Kemenkes Padang


58

agar rumah tidak 5) Berikan pujian pada keluarga


lembab. atas jawaban yang benar.

TUK 5 1) Keluarga mampu 1) Fasilitas kesehatan 1) Gali pengetahuan klien dan


Setelah dilakukan menyebutkan untuk ibu hamil keluarga tentang fasilitas
kunjungan selama fasilitas kesehatan dengan anemia : kesehatan lingkungan.
1x30 menit untuk ibu hamil a. Rumah sakit 2) Diskusikan bersama
keluarga mampu dengan anemia. b. Puskesmas keluarga manfaat dari
memanfaatkan c. Pustu fasilitas kesehatan.
fasilitas kesehatan. d. Klinik bidan 3) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk
menjelaskan kembali mafaat
dari fasilitas kesehatan.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.

Poltekkes Kemenkes Padang


59

2) Keluarga mampu 2) Memanfaatkan 1) Gali pengetahuan klien dan


memanfaatkan fasilitas kesehatan : keluarga tentang manfaat
fasilitas kesehatan a. Pemeriksaan fasilitas kesehatan.
pada ibu hamil kehamilan secara 2) Diskusikan bersama
dengan anemia. rutin. keluarga manfaat dari
b. Pemeriksaan USG fasilitas kesehatan.
untuk mengetahui 3) Motivasi keluarga untuk
kondisi kandungan memanfaatkan fasilitas
ibu hamil. kesehatan bagi kesehatan
c. Melaksanakan anggota keluarga terutama
Antenatal Care pada ibu hamil dengan
(ANC) atau biasa anemia guna mengatasi
disebut 14T. masalah anemia pada ibu
hamil.
4) Berikan kesempatan pada
keluarga untuk memilih
pelayanan kesehatan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.

Poltekkes Kemenkes Padang


60

2 Keletihan Setelah dilakukan TUK 1 1) Keluarga mampu 1) Keletihan adalah suatu 1) Gali pengetahuan klien dan
(SDKI, D.0057) kunjungan selama Setelah dilakukan menyebutkan keadaan dimana tubuh keluarga tentang pengertian
5x30 menit kunjungan selama definisi keletihan merasa cepat lelah, keletihan pada ibu hamil.
keluarga mampu 1x30 menit pada ibu hamil merasa tidak 2) Diskusikan dengan klien dan
mengenal masalah keluarga mampu dengan bahasa bertenaga, serta keluarga tentang pengertian
keletihan pada ibu mengenal masalah sendiri yaitu cenderung ingin tidur. keletihan pada ibu hamil.
hamil. keletihan pada ibu merasa letih dan 3) Berikan kesempatan klien
hamil. lesu. dan keluarga untuk
menjelaskan kembali.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
2) Keluarga mampu 2) Penyebab ibu hamil 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan mengalami keletihan keluarga tentang penyebab
penyebab adalah dikarenakan keletihan pada ibu hamil.
keletihan pada ibu saat hamil terjadinya 2) Diskusikan dengan klien dan
hamil. perubahan hormon keluarga tentang peyebab
selama kehamilan, keletihan pada ibu hamil.

Poltekkes Kemenkes Padang


61

dimana siring dengan 3) Identifikasi bersama


bertambahnya usia keluarga penyebab keletihan
kehamilan maka pada ibu hamil.
metabolisme tubuh ibu 4) Berikan klien dan keluarga
juga akan meningkat kesempatan untuk bertanya
dan kemudian dan menjawab pertanyaan.
mempengaruhi 5) Berikan pujian pada keluarga
hormon progresteron. atas jawaban yang benar.
Dan tingginya kadar
progresteron dalam
tubuh akan membuat
ibu hamil cepat merasa
lelah dan mengantuk.
3) Keluarga mampu 3) Tanda dan gejala 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan keletihan pada ibu keluarga tentang tanda dan
tanda dan gejala hamil biasanya, yaitu : gejala keletihan pada ibu
keletihan pada ibu a. Demam hamil.
hamil. b. Sakit tenggorokan 2) Diskusikan dengan klien dan
c. Mudah merasa keluarga tentang tanda dan
lelah gejala keletihan pada ibu

Poltekkes Kemenkes Padang


62

d. Mudah mengantuk hamil.


e. Mual dan muntah 3) Identifikasi bersama
f. Mata berkunang - keluarga tanda dan gejala
kunang. keletihan pada ibu hamil.
g. Merasa tidak 4) Berikan klien dan keluarga
bertenaga. kesempatan untuk bertanya
h. Frekuensi BAK dan menjawab pertanyaan.
sering 5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
TUK 2 1) Keluarga mampu 1) Dampak keletihan 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan menyebutkan pada ibu hamil dengan keluarga tentang dampak
kunjungan selama dampak keletihan anemia, diantaranya : dari keletihan pada ibu hamil
1x30 menit pada ibu hamil. a. Cepat merasa lelah jika tidak segera diatasi.
keluarga mampu b. Resiko jatuh 2) Diskusikan dengan klien dan
mengambil c. Pingsan keluarga tentang akibat dari
keputusan untuk d. Keguguran keletihan pada ibu hamil
merawat ibu hamil e. Pendarahan dengan anemia.
dengan anemia f. Ketuban pecah dini 3) Identifikasi bersama klien
yang mengalami g. Varises dan keluarga dampak jika
keletihan. h. Kontraksi dini keletihan pada ibu hamil

Poltekkes Kemenkes Padang


63

i. Kematian tidak segera diatasi.


4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
2) Keluarga mampu 1) Memantau ibu hamil 1) Gali pengetahuan klien dan
mengambil melakukan aktivitas keluarga tentang dampak
keputusan yang fisik secara bertahap. dari keletihan pada ibu hamil
tepat untuk 2) Memantau ibu hamil jika tidak segera diatasi.
mengurangi untuk tidur siang. 2) Diskusikan dengan klien dan
dampak yang akan 3) Menghindari ibu hamil keluarga tentang akibat dari
terjadi jika mengangkat beban keletihan pada ibu hamil
keletihan pada ibu berat. dengan anemia.
hamil tidak segera 4) Menyediakan 3) Identifikasi bersama klien
diatasi. lingkungan yang dan keluarga dampak jika
tenang, aman dan keletihan pada ibu hamil
nyaman, serta rendah tidak segera diatasi.
stimulus (ex : suara 4) Berikan klien dan keluarga
dan cahaya). kesempatan untuk bertanya

Poltekkes Kemenkes Padang


64

5) Memastikan ibu hamil dan menjawab pertanyaan.


yang mengalami 5) Berikan pujian pada keluarga
keletihan mendapatkan atas jawaban yang benar.
istirahat yang cukup.
TUK 3 1) Keluarga mampu 1) Melakukan aktivitas 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan merawat anggota secara bertahap. keluarga tentang cara
kunjungan selama keluarga dengan 2) Menganjurkan ibu merawat ibu hamil dengan
1x30 menit ibu hamil dengan hamil tidur siang. anemia yang mengalami
keluarga mampu anemia yang 3) Menghindari ibu hamil keletihan.
mampu merawat mengalami mengangkat beban 2) Motivasi dan ajak keluarga
anggota keluarga keletihan. berat. untuk ikut serta dalam
yang sakit. 4) Menyediakan merawat ibu hamil dengan
lingkungan yang anemia yang mengalami
tenang, aman dan keletihan.
nyaman, serta rendah 3) Diskusikan dengan klien dan
stimulus (ex : suara keluarga tentang akibat dari
dan cahaya). keletihan pada ibu hamil
5) Istirahat yang cukup dengan anemia.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya

Poltekkes Kemenkes Padang


65

dan menjawab pertanyaan.


5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
2) Keluarga mampu 1) Memberikan perhatian 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan lebih pada ibu hamil keluarga tentang cara
sikap keluarga dengan keletihan. merawat ibu hamil dengan
terhadap ibu hamil 2) Memberikan motivasi anemia yang mengalami
dengan anemia dan pemahaman keletihan.
yang mengalami kepada ibu hamil agar 2) Motivasi dan ajak keluarga
keletihan. lebih banyak untuk ikut serta dalam
beristirahat, baik pada merawat ibu hamil dengan
siang hari maupun anemia yang mengalami
malam hari. keletihan.
3) Memberikan 3) Diskusikan dengan klien dan
dukungan dengan keluarga tentang akibat dari
menemani ibu saat keletihan pada ibu hamil
istirahat. dengan anemia.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.

Poltekkes Kemenkes Padang


66

5) Berikan pujian pada keluarga


atas jawaban yang benar.
TUK 4 1) Keluarga mampu 1) Menghindari stress 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan memodifikasi pada ibu hamil. keluarga tentang
kunjungan selama lingkungan untuk 2) Lingkungan yang memodifikasi lingkungan
1x30 menit mengurangi tenang bebas dari untuk meningkatkan
keluarga mampu masalah keletihan keributan. pemeliharaan kesehatan bagi
memodifikasi pada ibu hamil. 3) Lantai bersih, rata, anggota keluarga terutama
lingkungan yang tidak licin, dan tidak pada ibu hamil dengan
sehat. basah. anemia.
4) Jika rumah bertingkat 2) Diskusikan dengan klien dan
tangga diberi keluarga tentang
pegangan, untuk memodifikasi lingkungan
menghindari ibu hamil untuk ibu hamil dengan
jatuh. anemia.
5) Perabotan rumah 3) Motivasi dan ajak keluarga
bersih dan tidak untuk memodifikasi
berdebu. lingkungan yang sehat,
6) Gunakan sandal karet nyaman, dan bersih untuk
untuk mengurangi mengurangi keluhan pada

Poltekkes Kemenkes Padang


67

resiko jatuh pada ibu ibu hamil dengan anemia.


hamil. 4) Berikan kesempatan klien
7) Ventilasi rumah harus dan keluarga untuk bertanya
baik serta membuka ddan menjawab pertanyaan.
jendela setiap pagi 5) Berikan pujian pada keluarga
agar rumah tidak atas jawaban yang benar.
lembab.
TUK 5 1) Keluarga mampu 1) Fasilitas kesehatan 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan menyebutkan untuk ibu hamil keluarga tentang fasilitas
kunjungan selama fasilitas kesehatan dengan anemia : kesehatan lingkungan.
1x30 menit untuk mengurangi a. Rumah sakit 2) Diskusikan bersama
keluarga mampu masalah keletihan b. Puskesmas keluarga manfaat dari
memanfaatkan pada ibu hamil c. Pustu fasilitas kesehatan.
fasilitas kesehatan. dengan anemia. d. Klinik bidan 3) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk
menjelaskan kembali mafaat
dari fasilitas kesehatan.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.

Poltekkes Kemenkes Padang


68

5) Berikan pujian pada keluarga


atas jawaban yang benar.

2) Keluarga mampu 2) Memanfaatkan 1) Gali pengetahuan klien dan


memanfaatkan fasilitas kesehatan : keluarga tentang manfaat
fasilitas kesehatan a. Pemeriksaan fasilitas kesehatan.
pada ibu hamil kehamilan secara 2) Diskusikan bersama
dengan anemia. rutin. keluarga manfaat dari
b. Pemeriksaan USG fasilitas kesehatan.
untuk mengetahui 3) Motivasi keluarga untuk
kondisi kandungan memanfaatkan fasilitas
ibu hamil. kesehatan bagi kesehatan
c. Melaksanakan anggota keluarga terutama
Antenatal Care pada ibu hamil dengan
(ANC) atau biasa anemia guna mengatasi
disebut 14T. masalah anemia pada ibu
hamil.
4) Berikan kesempatan pada
keluarga untuk memilih
pelayanan kesehatan.

Poltekkes Kemenkes Padang


69

5) Berikan pujian pada keluarga


atas jawaban yang benar.

3 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan TUK 1 1) Keluarga mampu 1) Defisit nutrisi yang 1) Gali pengetahuan klien dan
(SDKI, D.0019) kunjungan selama Setelah dilakukan menyebutkan terjadi pada ibu hamil keluarga tentang pengertian
5x30 menit kunjungan selama pengertian dari adalah kurangnya defisit nutrisi pada ibu hamil
keluarga mampu 1x30 menit defisit nutrisi pada asupan nutrisi yang dengan anemia.
mengenal masalah keluarga mampu ibu hamil dengan dikonsumsi oleh ibu 2) Diskusikan dengan klien dan
defisit nutrisi pada mengenal masalah anemia dengan hamil. keluarga tentang pengertian
ibu hamil. defisit nutrisi pada bahasa sendiri defisit nutrisi pada ibu hamil
ibu hamil dengan yaitu kekurangan dengan anemia.
anemia. asupan gizi. 3) Berikan kesempatan klien
dan keluarga untuk
menjelaskan kembali.
4) Berikan kesempatan klien
dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.

Poltekkes Kemenkes Padang


70

2) Keluarga mampu 2) Penyebab defisit 1) Gali pengetahuan klien dan


menyebutkan nutrisi pada ibu hamil keluarga tentang penyebab
penyebab dari dengan anemia : defisit nutrisi pada ibu hamil
defisit nutrisi pada a. Diare dengan anemia.
ibu hamil dengan b. Mual dan muntah 2) klien dan keluarga tentang
anemia. c. Kehilangan nafsu penyebab defisit nutrisi pada
makan. ibu hamil dengan anemia.
d. Penggunaan obat 3) Identifikasi bersama klien
tertentu. dan keluarga penyebab
defisit nutrisi pada ibu hamil
dengan anemia.
4) Berikan kesempatan klien
dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
3) Keluarga mampu 3) Tanda dan gejala : 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan a. Berat badan ibu keluarga tentang penyebab
tanda dan gejala tidak bertambah. defisit nutrisi pada ibu hamil
dari defisit nutrisi b. Peningkatan berat dengan anemia.

Poltekkes Kemenkes Padang


71

pada ibu hamil badan janin 2) klien dan keluarga tentang


dengan anemia. lambat. penyebab defisit nutrisi pada
c. Cepat merasa ibu hamil dengan anemia.
lemas 3) Identifikasi bersama klien
d. Masalah pada dan keluarga penyebab
bibir, gigi dan defisit nutrisi pada ibu hamil
gusi. dengan anemia.
4) Berikan kesempatan klien
dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
TUK 2 1) Keluarga mampu 1) Akibat kekurangan 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan menyebutkan nutrisi : keluarga tentang dampak
kunjungan selama dampak dari defisit a. Stillbirth (bayi dari defisit nutrisi pada ibu
1x30 menit nutrisi pada ibu lahir mati). hamil dengan anemia jika
keluarga mampu hamil. b. Lahir premture tidak segara diatasi.
mengambil c. Kematian perinatal 2) klien dan keluarga tentang
keputusan untuk d. Gangguan system dampak dari defisit nutrisi
merawat anggota syaraf, pencernaan, pada ibu hamil dengan

Poltekkes Kemenkes Padang


72

keluarga yang pernafasan, dan anemia jika tidak segara


mengalami defisit peredaran darah. diatasi.
nutrisi pada ibu e. Kurang 3) Identifikasi bersama klien
hamil. berkembangnya dan keluarga tentang dampak
beberapa organ. dari defisit nutrisi pada ibu
hamil dengan anemia jika
tidak segara diatasi.
4) Berikan kesempatan klien
dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
2) Keluarga mampu 1) Makan makanan yang 1) Gali pengetahuan klien dan
mengambil mengandung zat besi keluarga tentang dampak
keputusan dalam tinggi (ex : daging, dari defisit nutrisi pada ibu
merawat ibu hamil sayuran hijau, serta hamil dengan anemia jika
dengan defisit buah - buahan). tidak segara diatasi.
nutrisi. 2) Modifikasi makanan 2) Diskusikan bersama klien
untuk meningkatkan dan keluarga tentang dampak
nafsu makan ibu hamil dari defisit nutrisi pada ibu

Poltekkes Kemenkes Padang


73

dengan cara mengganti hamil dengan anemia jika


menu makanan setiap tidak segara diatasi.
harinya tapi tetap 3) Motivasi dan ajak keluarga
memperhatikan untuk mengambil keputusan
kandungan nutrisi yang tepat mengenai
yang terdapat perawatan apa yang akan
didalamnya. dilakukan serta nutrisi apa
yang akan diberikan untuk
dikonsumsi oleh ibu hamil
nantinya.
4) Berikan kesempatan klien
dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
TUK 3 1) Keluarga mampu 1) Memperhatikan nutrisi 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan melakukan yang dikonsumsi oleh keluarga tentang cara
kunjungan selama perawatan pada ibu hamil dengan merawat ibu hamil dengan
1x30 menit ibu hamil dengan anemia. defisit nutrisi.
keluarga mampu defisit nutrisi.

Poltekkes Kemenkes Padang


74

mampu merawat 2) Memperbanyak 2) Identifikasi bersama klien


anggota keluarga mengkonsumsi air dan keluarga mengenai cara
yang sakit. putih minimal 8 perawatan ibu hamil dengan
gelas/harinya, serta defisit nutrisi.
makan makanan yang 3) Motivasi dan ajak keluarga
tinggi akan zat besi (ex untuk mengambil keputusan
: sayuran hijau, telur, yang tepat mengenai
daging, kacang perawatan pada ibu hamil
polong, serta buah - dengan defisit nutrisi.
buahan). 4) Berikan kesempatan klien
dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
2) Keluarga mampu 1) Memberikan perhatian 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan lebih pada ibu hamil. keluarga tentang cara
sikap keluarga 2) Memberikan merawat ibu hamil dengan
yang tepat dalam dukungan pada ibu defisit nutrisi.
menghadapi ibu hamil dalam 2) Identifikasi bersama klien
hamil dengan pemenuhan nutrisi dan keluarga mengenai cara

Poltekkes Kemenkes Padang


75

defisit nutrisi. bagi ibu dan janin. perawatan ibu hamil dengan
3) Memberikan defisit nutrisi.
pemahaman dan 3) Motivasi dan ajak keluarga
informasi kepada ibu untuk mengambil keputusan
hamil mengenai yang tepat mengenai
pentingnya nutrisi bagi perawatan pada ibu hamil
ibu dan juga terhadap dengan defisit nutrisi.
pertumbuhan serta 4) Berikan kesempatan klien
perkembangan janin. dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
TUK 4 1) Keluarga mampu 1) Menghindari stress 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan memodifikasi pada ibu hamil. keluarga tentang
kunjungan selama lingkungan untuk 2) Lingkungan yang memodifikasi lingkungan
1x30 menit mengurangi tenang bebas dari untuk meningkatkan
keluarga mampu masalah defisit keributan. pemeliharaan kesehatan bagi
memodifikasi nutrisi pada ibu 3) Lantai bersih, rata, anggota keluarga terutama
lingkungan yang hamil. tidak licin, dan tidak pada ibu hamil dengan
sehat. basah. anemia.

Poltekkes Kemenkes Padang


76

4) Jika rumah bertingkat 2) Diskusikan dengan klien dan


tangga diberi keluarga tentang
pegangan, untuk memodifikasi lingkungan
menghindari ibu hamil untuk ibu hamil dengan
jatuh. anemia.
5) Perabotan rumah 3) Motivasi dan ajak keluarga
bersih dan tidak untuk memodifikasi
berdebu. lingkungan yang sehat,
6) Gunakan sandal karet nyaman, dan bersih untuk
untuk mengurangi mengurangi keluhan pada
resiko jatuh pada ibu ibu hamil dengan anemia.
hamil. 4) Berikan kesempatan klien
7) Ventilasi rumah harus dan keluarga untuk bertanya
baik serta membuka ddan menjawab pertanyaan.
jendela setiap pagi 5) Berikan pujian pada keluarga
agar rumah tidak atas jawaban yang benar.
lembab.
TUK 5 1) Keluarga mampu 1) Fasilitas kesehatan 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan menyebutkan untuk ibu hamil keluarga tentang fasilitas
kunjungan selama fasilitas kesehatan dengan anemia : kesehatan lingkungan.

Poltekkes Kemenkes Padang


77

1x30 menit untuk mengatasi a. Rumah sakit 2) Berikan klien dan keluarga
keluarga mampu masalah defisit b. Puskesmas kesempatan untuk
memanfaatkan nutrisi pada ibu c. Pustu menjelaskan kembali mafaat
fasilitas kesehatan. hamil dengan d. Klinik bidan dari fasilitas kesehatan.
anemia. 3) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
4) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.

2) Keluarga mampu 2) Memanfaatkan 1) Gali pengetahuan klien dan


memanfaatkan fasilitas kesehatan : keluarga tentang manfaat
fasilitas kesehatan a. Pemeriksaan fasilitas kesehatan.
pada ibu hamil kehamilan secara 2) Diskusikan bersama
dengan anemia. rutin. keluarga manfaat dari
b. Pemeriksaan USG fasilitas kesehatan.
untuk mengetahui 3) Motivasi keluarga untuk
kondisi kandungan memanfaatkan fasilitas
ibu hamil. kesehatan bagi kesehatan
c. Melaksanakan anggota keluarga terutama
Antenatal Care pada ibu hamil dengan

Poltekkes Kemenkes Padang


78

(ANC) atau biasa anemia guna mengatasi


disebut 14T. masalah anemia pada ibu
hamil.
4) Berikan kesempatan pada
keluarga untuk memilih
pelayanan kesehatan.
5) Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.

Poltekkes Kemenkes Padang


78

5. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi keperawatan keluarga
terbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan sumber -
sumber yang memiliki keluarga. Implementasi keperawatan keluarga adalah
suatu proses aktulisasi rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai
sumber didalam keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang
kesehatan. Keluarga di didik untuk dapat menilai potensi yang memiliki
mereka dan mengembangkan melalui implementasi yang bersifat
memampukkan keluarga untuk mengenal masalah kesehatannya, mengambil
keputusan berkaitan persoalan kesehatan yang dihadapi, merawat dan
membina anggota keluarga sesuai dengan kondisi kesehatannya,
memodifikasikan lingkungan yang sehat bagi anggota keluarga, serta
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat (Sudiharto, 2011).

Sedangkan menurut Padila (2012) tindakan keperawatan terhadap keluarga


meliputi menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara, memberikan informasi dengan
penyuluhan atau konseling, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara keperawatan yang tepat
dengan cara, mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan,
mengidentifikasi sumber - sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan
tentang konskuensi setiap tindakan. Memberikan kepercayaan diri dalam
merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara mendemonstrasikan cara
perawatan, menggunkan alat dan fasilitas kesehatan yang ada dirumah, dan
mengawasi keluarga tindakan keperawatan. Membantu keluarga menemukan
cara - cara membuat bagaimana memodifikasi lingkungan dengan cara
menemukan sumber - sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan
peruahan lingkungan seoptimal. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada dengan cara memperkenalkan fasilitas yang ada
dalam lingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.

Poltekkes Kemenkes Padang


79

6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan
keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau masalah baru. Melalui kegiatan
yang telah dicapai oleh keluarga. Bila tercapai sebagian atau timbul masalah
keperawatan baru, kita perlu melakukan pengkajian lebih lanjut, memodifikasi
rencana atau mengganti dengan rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan
keluarga (Sudiharto, 2011).

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan


keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya, sehingga memilki
produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga.
Sebagia komponen kelima dalam proses keperawatan, evaluasi adalah tahap
yang menentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan
mudah atau sulitnya dalam melaksanakan evaluasi (Sudiharto, 2011).

Poltekkes Kemenkes Padang


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif dalam bentuk
studi kasus (Suryono, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
bagaimana gambaran asuhan keperawatan pada klien mulai dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, penatalaksanaan rencana dengan
implementasi keperawatan, dan evaluasi dari tindakan keperawatan pada ibu
hamil dengan anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota Padang
Tahun 2021.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini sudah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota
Padang Tahun 2021. Waktu penelitan dilakukan pada bulan Desember 2020
sampai dengan Juni 2021. Waktu dilakukan Asuhan Keperawatan dimulai dari
bulan Mei pada tanggal 11 Mei 2021 sampai dengan 03 Juni 2021 yang
dilakukan selama 12 kali kunjungan.

C. Populasi dan Sampel


1) Populasi
Populasi adalah suatu objek yang diteliti yang mewakili suatu populasi
(Saryono, 2013). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
mengunjungi Puskesmas Anak Air yang mengalami anemia. Populasi
didapatkan 18 orang ibu hamil dengan anemia dari buku register KIA
Puskesmas Anak Air Kota Padang.
2) Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling. Sampling adalah proses menyeleksi
porsi dari suatu populasi yang dapat mewakili populasi yang ada
(Nursalam 2015). Pemilihan sampel menggunakan teknik Purposive
Sampling, dimana sampel disesuaikan dengan kriteria - kriteria tertentu

80 Poltekkes Kemenkes Padang


81

yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Sampel dalam penelitian


ini adalah 1 orang ibu hamil dengan anemia di Wilayah Kerja Puskesmas
Anak Air Kota Padang. Agar hasil penelitian sesuai dengan tujuan, maka
penentuan sampel yang dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu
yang telah ditetapkan. Kriteria ini berupa kriteria inklusi dan eksklusi
(Saryono 2013).
a. Kriteria Inklusi
Inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target terjangkau dan akan diteliti (Nursalam 2015) antara lain :
1) Partisipan merupakan ibu hamil anemia pada trimester II
2) Partisipan merupakan ibu hamil anemia dengan kadar Hb < 10,5%
3) Partisipan tidak memiliki penyakit komplikasi
4) Partisipan memiliki nomor HP
5) Partisipan merupakan memiliki alamat lengkap
6) Partisipan bersedia diberikan asuhan keperawatan
7) Partisipan mampu berkomunikasi dengan baik dan lancar serta
kooperatif.
b. Kriteria Eksklusi
Eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi
kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2015)
antara lain :
1) Partisipan yang mengalami keterbatasan atau cacat fisik seperti
bisu dan gangguan pendengaran.
2) Partisipan mengalami penyakit komplikasi lain yang dapat
menggangu proses penelitian.
3) Partisipan tidak bersedia untuk dilakukan penelitian

Dari 18 populasi ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Anak Air Kota
Padang, di dapatkan 6 orang ibu hamil dengan anemia sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan, kemudian penulis akan memilih 1 orang ibu
hamil dengan anemia sebagai sampel penelitian dengan cara Simple
Random Sampling.

Poltekkes Kemenkes Padang


82

C. Alat/Instrumen Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada klien dimulai dari pengkajian sampai evaluasi.
Instrumen yang digunakan adalah format pengkajian asuhan keperawatan
keluarga dan format wawancara anemia pada ibu hamil. Data yang didapatkan
melalui wawancara dan anamnesa antara lain data umum, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, stressor dan
koping keluarga serta harapan keluarga. Data yang didapatkan melalui
observasi antara lain karakteristik rumah dan pemeriksaan fisik. Data yang
didapatkan melalui pengukuran antara lain tekanan darah, berat badan, tinggi
badan, nadi, pernafasan, dan suhu. Data lainnya diperoleh melalui dokumen -
dokumen yang tertulis yang didapatkan dari medical record partisipan di
puskesmas. Untuk melengkapi data pengkajian awal pada partisipanm alat
yang digunakan peneliti yaitu stetoskop tensimeter, penlight, alat ukur BB,
alat ukur TB, monoaurora, meteran, alat ukur Hb, dan alat ukur lingkar lila.

D. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data


1) Jenis Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden.
Data dari penelitan ini diperoleh dari hasil wawancara ibu hamil
dengan masalah anemia menggunakan format pengkajian keperawatan
keluarga. Data - data pengkajian responden yang terpilih akan
dimasukkan ke dalam format dokumentasi asuhan keperawatan. Data -
data tersebut meliputi data terkait keluhan utama responden, dan data
keluhan saat ini. Data riwayat penyakit saat ini, riwayat penyakit
dahulu, aktivitas sehari - hari. Data lain yaitu data psikososial
responden, pemeriksaan fisik, data sipiritual, dan data sosial ekonomi.
Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam,
berikut diantaranya :
1) Data objektif adalah data yang ditemukan secara nyata. Data ini
didapatkan melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh
perawat keluarga. Biasanya pada ibu hamil dengan anemia di

Poltekkes Kemenkes Padang


83

dapatkan data objektif ibu hamil akan terlihat pucat, lemah, sulit
berkonsentrasi, sering mengantuk, sulit berkonsentrasi, dan
tekanan darah rendah.
2) Data subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien
dan keluarga. Data ini diperoleh melalui wawancara yang
dilakukan oleh perawat kepada klien dan keluarga.
Dalam penelitian ini data primer yang di dapatkan adalah Ibu R
mengeluh kepalanya pusing, badan terasa lemas, serta mudah lelah
ketika banyak beraktivitas. Ibu R mengatakan pola makannya memang
tidak teratur, suka mengkonsumi teh terutama di pagi hari, nafsu
makan menurun, jarang mengkonsumi Tablet Fe karena mual, serta
jarang mengkonsumi daging, buah serta sayur - sayuran.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Medical Record ruang
KIA Puskesmas Anak Air, data dari kepustakaan, dokumen dari dinas
kesehatan terkait, rekam medis, atau atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip yang tidak dipublikasikan. Pada ibu hamil dengan
anemia didapatkan data sekunder yang berisi tentang hasil
laboratorium. Dalam penelitian ini data sekunder yang di dapatkan
adalah tercatat 6 orang ibu hamil dengan anemia.

2) Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian kualitatif terdapat banyak cara yang dapat dipakai untuk
pengumpulan data, namun yang paling sering digunakan adalah dengan
melakukan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi dan diskusi
kelompok secara terarah (Suryono, 2013). Alat ukur pengumpulan data antara
lain observasi, wawancara, pengukuran dan dokumentasi.
a. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang meliputi melihat,
mendengar, dan mencatat aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Pengamatan dilakukan
berdasarkan pedoman observasi yaitu menggunakan pedoman pengkajian

Poltekkes Kemenkes Padang


84

keperawatan. Hal - hal yang diamati yaitu data objektif responden, respon
tubuh terhadap perubahan fisiologis yang terjadi, respon responden selama
pelaksanaan asuhan keperawatan, dan respon responden setelah
pelaksanaan asuhan keperawatan. Pengamatan dengan cara melihat,
mendengar dan mencatat aktivitas apa saja yang dilakukan pada responden
mengenai kebiasaan sehari - hari mulai dari kebiasaan makan dan minum,
eliminasi, aktivitas, pekerjaan, gaya komunikasi, kepercayaan, lingkungan
rumah, sanitasi, dan personal hygiene.

b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dimana peneliti
mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari responden,
ataupun dengan bercakap - cakap, bertatap muka dengan orang tersebut.
Wawancara dalam asuhan keperawatan ini tentang data dan keluhan yang
dirasakan pada responden, tentang data lain yang terkait, seperti data
demografi, riwayat kesehatan, aktivitas sehari - hari, data psikososial, dan
hal - hal lain yang diperlukan selama malakukan asuhan keperawatan.

Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang akan digunakan yaitu


wawancara bebas terpimpin tentang data dan keluhan yang dirasakan pada
responden dengan menggunakan pedoman wawancara berupa format
pengkajian keperawatan. Mewawancarai ibu hamil tentang data keluhan
yang dirasakan ibu. Biodata ibu mulai dari nama, umur, agama, suku,
pendidikan terakhir dan pekerjaan. Menanyakan keluhan utama yang
dirasakan ibu hamil seperti adanya mual, sakit kepala, pembengkakan
pada tungkai, nyeri payudara, frekuensi berkemih, badan sering lelah dan
lain - lain. Riwayat kesehatan ibu hamil meliputi penyakit akibat
pendarahan pervagina, kontraksi, keputihan serta gatal - gatal pada vagina.
Penyakit yang diderita sebelumnya seperti diabetes mellitus, jantung,
hipertensi, kanker, asma, dan penyakit lainnya yang dapat mempengaruhi
kehamilan seperti TBC. Menanyakan pola kebiasaan ibu sehari - hari
mulai dari pola nutrisi meliputi kebiasaan makan dan minum, makanan

Poltekkes Kemenkes Padang


85

dan minuman yang sering dikonsumsi, dan gangguan pada saat makan dan
minum. Pola eliminasi meliputi berapa kali BAB dan BAK, bagaimana
konsistensinya, dan gangguan selama BAB dan BAK. Pola aktivitas sehari
- hari meliputi kebiasaan yang dilakukan selama hamil. Pola tidur meliputi
berapa jam tidur, dan gangguan saat tidur.

c. Pengukuran/Pemeriksaan
Pengukuran yang dilakukan yaitu pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengentathui kondsi fisik responden.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam asuhan keperawatan ini meliputi
pemeriksaan status fisiologis dan pemeriksaan head to toe mulai dari
kepala, rambut, telinga, wajah, hidung, mulut, dada (thorak dan jantung),
payudara, abdomen, genetalia, dan ekstremitas. Pada ibu hamil akan
dilakukan pemeriksaan TFU, tekanan darah, nadi, Hb, dan sebagainya.

d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, berbentuk
tulisan, gambar, atau karya - karya monumental dari seseorang.
Dokumentasi dilakukan menggunakan format asuhan keperawatan, yang
terdiri dari format pengkajian keperawatan, analisa data keperawatan,
format diagnosa keperawatan, format intervensi keperawatan, format
implementasi keperawatan, dan format evaluasi keperawatan serta format
dokumentasi keperawatan. Dokumentasi yang digunakan pada ibu hamil
adalah buku KIA untuk mengetahui perkembangan Hb, BB ibu hamil dan
kesehatan kehamilan ibu.

Poltekkes Kemenkes Padang


86

E. Prosedur Penelitian
Adapun langkah - langkah pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti :
1) Peneliti meminta surat rekomendasi pengambilan data dan surat izin
penelitian dari institusi pendidikan Poltekkes Kemenkes Padang ke Dinas
Kesehatan Kota Padang.
2) Peneliti mendatangi Dinas Kesehatan Kota Padang dan menyerahkan surat
izin peneliti dari institusi untuk mendapat surat rekomendasi Puskesmas
Anak Air Kota Padang.
3) Peneliti mendatangi Puskesmas Anak Air Kota Padang dan menyerahkan
surat rekomendasi dan surat izin penelitian dari Dinas Kota Padang.
4) Peneliti meminta izin kepada kepala Puskesmas Anak Air Kota Padang.
5) Peneliti mendatangi poli KIA untuk mengetahui jumlah penderita anemia
pada ibu hamil yang sedang berobat ke Puskesmas Anak Air Kota Padang.
Peneliti melakukan pemilihan sampel sebanyak 1 orang ibu hamil dengan
anemia pada Trimester II. Pemilihan sampel dilakukan secara Purposive
Sampling, dimana sampel disesuaikan dengan kriteria - kriteria tertentu
yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Sampel dalam penelitian
adalah 1 orang ibu hamil dengan anemia di Wilayah Kerja Puskesmas
Anak Air Kota Padang. Dari 18 orang ibu hamil dengan anemia di
Puskesmas Anak Air Kota Padang, di dapatkan 3 orang ibu hamil dengan
anemia sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, kemudian penulis
akan memilih 1 dari 3 ibu hamil sebagai sampel penelitian dengan cara
Simple Random Sampling.
6) Peneliti mengunjungi rumah responden serta memberikan penjelasan
mengenai maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan.
7) Peneliti melakukan pendekatan pada ibu hamil dan keluarga di Puskesmas
8) Selanjutnya peneliti melakukan kontrak waktu dengan responden dan
keluarga serta penandatanganan Informed Consent.
9) Penulis meminta waktu responden untuk melakukan pengkajian
menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan keluarga dengan
teknik wawancara dan anamnesa.

Poltekkes Kemenkes Padang


87

10) Bersama keluarga penulis merumuskan dan menjelaskan intervensi apa


yang akan dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
keluarga responden.
11) Penulis melakukan implementasi dan evaluasi selama dua minggu dengan
dua belas kali kunjungan pada responden, dan setelah itu melakukan
dokumentasi keperawatan dan terminasi terhadap responden.

F. Hasil Analisis
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep,
penelitian sebelumnya, dan teori keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.
Data yang telah didapatkan dari hasil melakukan asuhan keperawatan mulai
dari pengkajian, penegakkan diagnosis, merencanakan tindakan, implementasi
sampai mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan. Analisa yang
dilakukan yaitu membandingkan antara hasil penelitian dengan teori yang ada
dengan keadaan yang dialami oleh ibu hamil dengan anemia.

Poltekkes Kemenkes Padang


BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS

A. Deskripsi Kasus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah anemia pada
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Anak Air Kota Padang yang telah
dilakukan pada tanggal 11 Mei - 03 Juni 2021. Tahapan pembahasan sesuai
dengan tahapan asuhan keperawatan keluarga dimulai dari pengkajian,
merumuskan diagnosa, merumuskan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan
dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian
a. Data Umum
1) Identitas klien
Pada kunjungan pertama pada tanggal 11 Mei 2021 pukul 14.00 WIB,
dilakukannya penandatanganan informed concent dari klien dan
keluarga. Lalu dilanjutkan melakukan pengkajian pada tanggal 17 Mei
2021 pukul 14.00 WIB pada Ibu R dengan masalah anemia pada ibu
hamil, Ibu R berusia 27 tahun, beragama islam, suku koto, pendidikan
terakhir Ibu R adalah SMA, sedangkan suami yaitu Bapak R adalah
SMP dan tinggal di Komplek Perumahan Graha Agung Perdana.
2) Keluhan Utama
Ibu R mengatakan kepala terasa pusing, badan terasa lemah, cepat
merasa lelah ketika banyak beraktivitas, nafsu makan menurun, serta
mual muntah.

b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian Ibu R mengeluh sering pusing, badan
terasa lemah, nafsu makan menurun, cepat lelah ketika banyak
beraktivitas sepeti menyuci, memasak, dan membersihkan rumah. Ibu
R mengatakan nafsu makannya menurun, serta Ibu R malas

88 Poltekkes Kemenkes Padang


89

mengkonsumi ikan, daging, buah - buahan, serta sayur - sayuran. Ibu R


mengatakan ia sering mengkonsumi teh (2 gelas/hari) pada pagi dan
malam hari sebelum tidur. Ibu R juga mengatakan bahwa ia sudah
jarang mengkonsumsi tablet Fe semenjak kandungannya memasuki
usia 5 bulan dikarenakan mual setiap kali mengkonsuminya.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu


Ibu R mengatakan sebelumnya pernah mengalami penyakit demam
berdarah sekitar 2 tahun yang lalu, namun tidak memiliki riwayat
penyakit berbahaya apapun, begitupun dengan seluruh anggota
keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya apapun seperti
Hipertensi, DM, TBC, Jantung, dll.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu R mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami
anemia seperti dirinya. Hanya saja kakak ipar dari Ibu R memiliki
keluhan mual muntah yang sama seperti dirinya.

4) Riwayat Kesehatan Kehamilan dan Persalinan


Ibu R mengatakan belum pernah melahirkan sehingga tidak memiliki
riwayat kesehatan kehamilan apapun seperti abortus, ataupun
pendarahan hebat. Ibu R sedang hamil anak pertama (G1P0A0H0)
dengan usia kehamilan 25 minggu 5 hari.

5) Riwayat Obstetri
Ibu R mengatakan pertama kali haid pada umur 12 tahun, siklus haid 4
- 6 hari lamanya, pembalut diganti 1 - 2 kali dalam sehari, warna haid
merah dan encer dan selalu disminor pada hari pertama haid. Ibu R
mengatakan sebelum kehamilan saat ini Ibu R pernah menggunakan
alat kontrasepsi berupa suntik 3 bulan.

Poltekkes Kemenkes Padang


90

6) Pola Aktivitas
a. Pola Makan
Ibu R yang mengatakan pola makannya memang tidak teratur serta
malas makan dan jarang mengkonsumsi daging, sayur - sayuran,
dan buah - buahan, dan sering mengkonsumi teh (2 gelas/hari)
pada pagi dan malam hari sebelum tidur. Ibu R juga mengatakan
bahwa ia sudah jarang mengkonsumsi tablet Fe semenjak
kandungannya memasuki usia 5 bulan dikarenakan mual setiap kali
mengkonsuminya.
b. Pola Istirahat
Ibu R mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari - hari secara
mandiri, hanya saja Ibu R sering merasa kelelahan ketika banyak
beraktivitas. Ibu R mengatakan jarang tidur siang, dan hanya tidur
pada malam hari sekitar 5 - 6 jam per harinya.

7) Tipe keluarga
Tipe keluarga adalah keluarga besar (extented family) karena Ibu R
tinggal bersama kedua orangtuanya dan satu adik perempuannya,
keluarga ini pun terdiri dari Ibu R, Bapak R, satu orangtua laki - laki
Bapak B, satu orangtua perempuan Ibu M dan satu adik perempuan
yaitu Ibu A.

8) Agama dan Suku


Suku Bapak R adalah Tanjung sedangkan Ibu R adalah Koto. Bapak R
dan Ibu R menganut kepercayaan agama Islam, Ibu R mengatakan ia
dan suami selalu melaksanakan sholat fardhu dan sholat tahajud serta
tidak lupa membaca Al - Qur'an setiap malamnya.

9) Status Sosek Keluarga


Kehidupan keluarga besar Ibu R merupakan kalangan ekonomi
menengah ke bawah, dimana Ibu R dan suaminya Bapak R masih
menumpang dirumah orangtua Ibu R, walaupun rumah yang ditempati

Poltekkes Kemenkes Padang


91

Ibu R bersama keluarga besarnya sekarang bisa terbilang sangat layak,


namun itu dikarenakan dahulunya ayah dari Ibu R adalah seorang
wiraswasta. Ibu R mengatakan suaminya Bapak R kini bekerja sebagai
tukang ojek online dengan penghasilan yang tidak menentu. Ibu R
mengatakan pendapatan suaminya dapat mencukupi kebutuhan sehari -
hari namun sangat pas - passan.

10) Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga Bapak R saat ini adalah keluarga Tahap
II. Tahap yang belum terpenuhi dari keluarga Bapak R yaitu keluarga
Bapak R masih dalam proses persiapan menjadi orangtua dan
memenuhi kesehatan Ibu R.

11) Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi


Saat dilakukan pengkajian, Ibu R mengatakan tugas utama keluarga
yang belum terpenuhi adalah Ibu R dan keluarga belum mampu
memahami dampak dan penyebab dari penyakit anemia yang di derita
Ibu R saat ini. Ibu R dan keluarga belum mampu untuk mengambil
keputusan yang tepat untuk kesehatan Ibu R, serta keluarga belum
mampu dalam merawat Ibu R yang mengalami anemia dengan tepat.
Biasanya strategi koping yang digunakan oleh keluarga adalah berdo’a
dan berserah diri kepada Allah SWT, serta saling menguatkan.

12) Lingkungan
Rumah yang ditepati oleh Bapak R dan Ibu R beserta keluarga adalah
rumah sendiri. Kondisi rumah secara keseluruhan cukup bersih.
Rumah Ibu R di lengkapi dengan tiga kamar tidur, satu ruang gudang
yang digunakan untuk menjemur pakaian ketika diluar sedang hujan,
satu kamar mandi, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, dan satu
dapur. Lingkungan rumah Ibu R tampak sedikit kotor, berantakan,
pencahayaan cukup, ventilasi udara cukup, jendela berdebu, barang -
barang berserakan dan tergantung dimana mana.

Poltekkes Kemenkes Padang


92

13) Pemeriksaan Fisik


Hasil pemeriksaan fisik Ibu R yang peneliti dapatkan dari poli KIA
Puskesmas Anak Air Padang pada tanggal 11 Mei 2021, di dapatkan
data kadar Hb Ibu R adalah 9,7 g/dl, dan Ibu R sedang hamil anak
pertama (G1P0A0H0) dengan usia kehamilan 25 minggu 5 hari. Dan
pada saat dilakukan pemeriksaan fisik langsung oleh peneliti pada hari
itu juga, didapatkan hasil pemeriksaan fisik yaitu Ibu R tampak lesu,
badan tampak lemas, wajah dan bibir tampak pucat, akral dingin dan di
dapatkan kadar Hb Ibu R adalah 9,7 g/dl, TD 110/70 mmHg, 80 nadi
x/menit, pernapasan 21x/menit, suhu 36,70, berat badan 45 kg, tinggi
badan 160 cm, dan LILA 21 cm.

2. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukannya pengakajian pada keluarga Ibu R perawat mendapatkan
data subjektif dan data objektif, dimana dari analisa data dapat diangkat
diagnosis keperawatan, diantaranya :

Diagnosa pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan


penurunan konsentrasi hemoglobin (SDKI, D.0009). Diagnosa ini
didapatkan dari Ibu R mengatakan kepalanya terasa pusing, serta lemas. Ibu R
mengatakan ia sering mengkonsumi teh (2 gelas/hari) pada pagi dan malam
hari sebelum tidur. Ibu R juga mengatakan bahwa ia sudah jarang
mengkonsumsi tablet Fe semenjak kandungannya memasuki usia 5 bulan
dikarenakan mual setiap kali mengkonsuminya. Pada pemeriksaan fisik
didapat kadar Hb 9,7 g/dl serta akral dingin.

Diagnosa kedua yaitu Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis


anemia dalam kehamilan (SDKI, D.0057). Diagnosa ini didapatkan dari Ibu
R yang mengatakan kepalanya terasa pusing, lemas, serta mudah lelah ketika
beraktivitas. Pada pemeriksaan fisik yang didapat Ibu R tampak pusing, letih,
lesu, dan kurang konsentrasi, TD 110/70 mmHg, pernapasan 21 x/menit, nadi
80 x/i, serta bibir dan muka tampak pucat.

Poltekkes Kemenkes Padang


93

Diagnosa ketiga Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis


keengganan untuk makan (SDKI, D.0019). Diagnosa ini didapatkan dari Ibu
R yang mengatakan pola makannya memang tidak teratur karena malas
makan, serta jarang mengkonsumsi daging, sayur - sayuran, dan buah -
buahan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, wajah dan bibir tampak pucat,
akral dingin, serta badan tampak lemas, letih, lesu, LILA 21 cm, dan berat
badan 45 kg.

Setelah didapatkan diagnosis keperawatan keluarga, lalu perawat


memprioritaskan masalah berdasarkan sifat masalah, kemungkinan masalah
dapat diubah, potensial untuk dicegah dan menonjolnya masalah dan
didapatkan masalah utama adalah Perfusi perifer tidak efektif berhubungan
dengan penurunan konsentrasi hemoglobin (D.0009).

3. Rencana Keperawatan
Intervensi keperawatan yang dibuat perawat berdasarkan diagnosis yang telah
didapatkan, lalu dibuat intervensi untuk memecahkan masalah yang telah
didapatkan, berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus yang dilengkapi
dengan kriteria dengan hal standar.

Diagnosa pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan


penurunan konsentrasi hemoglobin (SDKI, D.0009). Tujuan umum dari
diagnosis ini adalah setelah dilakukan intervensi keperawatan keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan keluarga tentang anemia pada ibu hamil,
sesuai dengan tugas keperawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal
masalah ansietas dengan intervensi SIKI Edukasi Proses Penyakit (I.12444).

Tujuan yang kedua yaitu mengambil keputusan dengan rencana kegiatan


mengkaji keputusan keluarga dalam merawat anggota dengan masalah
ansietas dengan intervensi SIKI yaitu Dukungan Keluarga Merencanakan
Perawatan (I.13477). Motivasi keluarga untuk mengamil keputusan dan
menyebutkan cara perawatan anemia pada ibu hamil.

Poltekkes Kemenkes Padang


94

Tujuan ketiga merawat anggota keluarga dengan rencana kegiatan ajarkan


keluarga bagaimana cara merawat anggota keluarga dengan ansietas dengan
intervensi SIKI yaitu Perawatan Sirkulasi (I.02079) dengan
mendemonstrasikan cara meredakan gejala yang dirasakan dengan teknik
relaksasi, motivasi keluarga untuk menyebutkan dan melakukan perawatan
anemia pada ibu hamil.

Tujuan keempat merawat anggota keluarga dengan rencana kegiatan ajarkan


keluarga bagaimana cara memodifikasi lingkungan intervensi SIKI yaitu
Manajemen Kesehatan Lingkungan (I.08237) dengan rencana kegiatan kaji
pengetahuan keluarga, diskusikan dengan keluarga tentang lingkungan yang
sehat dan nyaman untuk menunjang kesehatan.

Tujuan kelima merawat anggota keluarga dengan rencana kegiatan ajarkan


keluarga bagaimana cara memanfaatkan fasilitas kesehatan intervensi SIKI
yaitu Pengenalan Fasilitas Kesehatan (I.14549) dengan rencana kegiatan
kaji pengetahuan keluarga, diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas
kesehatan, beri pujian dan evaluasi kembali tentang memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

Diagnosa kedua yaitu Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis


anemia dalam kehamilan (SDKI, D.0057). Tujuan umum dari diagnosis ini
adalah setelah dilakukan intervensi keperawatan keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan keluarga tentang keletihan pada ibu hamil, sesuai dengan
tugas keperawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah keletihan
dengan intervensi SIKI Edukasi Proses Penyakit (I.12444).

Tujuan yang kedua yaitu mengambil keputusan dengan rencana kegiatan


mengkaji keputusan keluarga dalam merawat anggota dengan masalah
keletihan dengan intervensi SIKI yaitu Dukungan Keluarga Merencanakan
Perawatan (I.13477). Motivasi keluarga untuk mengamil keputusan dan
menyebutkan cara perawatan keletihan pada ibu hamil.

Poltekkes Kemenkes Padang


95

Tujuan ketiga merawat anggota keluarga dengan rencana kegiatan ajarkan


keluarga bagaimana cara merawat anggota keluarga dengan keletihan pada ibu
hamil dengan intervensi SIKI yaitu Manajemen Energi (I.05178) dengan
mendemonstrasikan cara mengatasi keletihan pada ibu hamil, motivasi
keluarga untuk menyebutkan dan melakukan perawatan anemia pada ibu
hamil.

Tujuan keempat merawat anggota keluarga dengan rencana kegiatan ajarkan


keluarga bagaimana cara memodifikasi lingkungan intervensi SIKI yaitu
Manajemen Kesehatan Lingkungan (I.08237) dengan rencana kegiatan kaji
pengetahuan keluarga, diskusikan dengan keluarga tentang lingkungan yang
sehat dan nyaman untuk menunjang kesehatan.

Tujuan kelima merawat anggota keluarga dengan rencana kegiatan ajarkan


keluarga bagaimana cara memanfaatkan fasilitas kesehatan intervensi SIKI
yaitu Pengenalan Fasilitas Kesehatan (I.14549) dengan rencana kegiatan
kaji pengetahuan keluarga, diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas
kesehatan, beri pujian dan evaluasi kembali tentang memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

Diagnosa kedua Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis


keengganan untuk makan (SDKI, D.0019). Tujuan umum dari diagnosis ini
adalah setelah dilakukan intervensi keperawatan keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan keluarga tentang defisit nutrisi pada ibu hamil, sesuai
dengan tugas keperawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah
defisit nutrisi dengan intervensi SIKI Edukasi Proses Penyakit (I.12444).

Tujuan yang kedua yaitu mengambil keputusan dengan rencana kegiatan


mengkaji keputusan keluarga dalam merawat anggota dengan masalah defisit
nutrisi dengan intervensi SIKI yaitu Dukungan Keluarga Merencanakan
Perawatan (I.13477). Motivasi keluarga untuk mengamil keputusan dan
menyebutkan cara perawatan defisit nutrisi pada ibu hamil.

Poltekkes Kemenkes Padang


96

Tujuan ketiga merawat anggota keluarga dengan rencana kegiatan ajarkan


keluarga bagaimana cara merawat anggota keluarga dengan keletihan pada ibu
hamil dengan intervensi SIKI yaitu Manajemen Nutrisi (I.03119) dengan
mendemonstrasikan cara mengatasi keletihan pada ibu hamil, motivasi
keluarga untuk menyebutkan dan melakukan perawatan anemia pada ibu
hamil.

Tujuan keempat merawat anggota keluarga dengan rencana kegiatan ajarkan


keluarga bagaimana cara memodifikasi lingkungan intervensi SIKI yaitu
Manajemen Kesehatan Lingkungan (I.08237) dengan rencana kegiatan kaji
pengetahuan keluarga, diskusikan dengan keluarga tentang lingkungan yang
sehat dan nyaman untuk menunjang kesehatan.

Tujuan kelima merawat anggota keluarga dengan rencana kegiatan ajarkan


keluarga bagaimana cara memanfaatkan fasilitas kesehatan intervensi SIKI
yaitu Pengenalan Fasilitas Kesehatan (I.14549) dengan rencana kegiatan
kaji pengetahuan keluarga, diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas
kesehatan, beri pujian pada klien dan keluarga dan evaluasi kembali.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi diagnosa pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif
berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin (SDKI,
D.0009). Implementasi TUK 1 dilakukan pada tanggal 17 Mei 2021, yaitu
meminta keluarga dapat memahami masalah anemia pada ibu hamil tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak, serta cara pencegahan
anemia pada ibu hamil.

Implementasi TUK 2 dilakukan pada tanggal 18 Mei 2021, yaitu meminta


keluarga untuk mengambil keputusan mengenai dampak dari anemia pada ibu
hamil. Dan diharapkan klien dan keluarga dapat mengambil keputusan
perawatan yang tepat untuk mengurangi dampak yang disebabkan dari anemia
pada ibu hamil.

Poltekkes Kemenkes Padang


97

Implementasi TUK 3 dilakukan pada tanggal 19 Mei 2021, yaitu meminta


keluarga dapat merawat ibu hamil dengan anemia dengan melakukan
pengawasan pada ibu hamil dalam ketepatan mimum tablet Fe.

Implementasi diagnosa kedua yaitu Keletihan berhubungan dengan kondisi


fisiologis anemia dalam kehamilan (SDKI, D.0057). Implementasi TUK 1
dilakukan pada tanggal 20 Mei 2021, yaitu meminta keluarga dapat
memahami masalah keletihan pada ibu hamil tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala serta dampak dari keletihan pada ibu hamil dengan anemia.

Implementasi TUK 2 dilakukan pada tanggal 21 Mei 2021, yaitu meminta


keluarga untuk mengambil keputusan mengenai dampak dari keletihan pada
ibu hamil anemia dengan menentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
akan dilakukan Ibu R, bantu Ibu R untuk memilih aktivitas - aktivitas yang
akan dilakukan dan menghindari Ibu R untuk tidak mengangkat beban berat.

Implementasi TUK 3 dilakukan pada tanggal 22 Mei 2021 yaitu meminta


keluarga merawat anggota keluarga dengan keletihan pada ibu hamil anemia
dengan monitor kelelahan fisik dan emosional, monitor pola dan jam tidur,
monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas, sediakan
lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis : cahaya, suara, kunjungan),
lakukan latihan rentang gerak pasif dan / aktif, berikan aktivitas ditraksi yang
menenangkan, anjurkan tirah baring, anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap, dan ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan.

Implementasi diagnosa kedua Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor


psikologis keengganan untuk makan (SDKI, D.0019). Implementasi TUK 1
dilakukan pada tanggal 23 Mei 2021 yaitu meminta keluarga dapat memahami
masalah defisit nutrisi pada ibu hamil tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, dan dampak dari defisit nutrisi pada ibu hamil dengan anemia.
Implementasi ini dilakukan mengunakan metode diskusi tanya jawab
menggunakan media lembar balik dan leaflet.

Poltekkes Kemenkes Padang


98

Implementasi TUK 2 dilakukan pada tanggal 24 Mei 2021, yaitu meminta


keluarga untuk mengambil keputusan mengenai dampak dari defisit nutrisi
pada ibu hamil dengan anemia dan diharapkan klien dan keluarga dapat
mengambil keputusan perawatan yang tepat untuk mengurangi dampak yang
disebabkan dari defisit nutrisi pada ibu hamil dengan anemia.

Implementasi TUK 3 dilakukan pada tanggal 25 Mei 2021 yaitu yaitu


meminta keluarga dapat merawat ibu hamil anemia dengan defisit nutrisi
dengan mengidentifikasi makanan yang disukai, mengidentifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrient, memonitor asupan makanan, memonitor berat badan,
lakukan oral hygiene sebelum makan, berikan makanan yang tinggi serat, dan
anjurkan posisi duduk, jika mampu.

Implementasi TUK 4 dilakukan pada tanggal 26 Mei 2021, yaitu cara


memodifikasi lingkungan yang tenang dan nyaman untuk ibu hamil dengan
anemia dan juga perlunya pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu hamil dengan
anemia, dimana implementasi ini menggunakan metode demonstrasi dan tanya
jawab menggunakan media leaflet dan lembar balik dan diharapkan klien dan
keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang nyaman, bersih dan sehat
bagi ibu hamil dengan anemia. Kemudian implementasi TUK 5, yaitu klien
dan keluarga diharapkan mampu memilih fasilitas kesehatan yang tepat dan
mampu memanfaatkan fasilitas yang tersedia dalam melakukan pemeriksaan
kesehatan pada ibu hamil dengan anemia dan juga sebagai tempat persalinan
yang aman.

5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap kali implementasi dilakukan, evaluasi pada diagnosa
pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan
penurunan konsentrasi hemoglobin (SDKI, D.0009). Setelah dilakukan
tindakan keperawatan TUK 1 yang dilakukan pada tanggal tanggal 17 Mei
2021, didapatkan evaluasi subjektif (S) Ibu R dan keluarga mengatakan sudah
memahami pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak, serta cara

Poltekkes Kemenkes Padang


99

pencegahan anemia pada ibu hamil, objektif (O) Ibu R dan keluarga mampu
menyebutkan pengertian anemia yaitu kekurangan sel darah merah didalam
tubuh, kemudian penyebab anemia yaitu meningkatnya kebutuhan zat besi
akibat bertambahnya usia kehamilan, selanjutnya tanda dan gejala anemia
seperti merasa pusing, cepat merasa lelah, nafsu makan menurun, wajah dan
bibir tampak pucat, dan sesak nafas, kemudian dampak anemia yaitu resiko
abortus, pendarahan, ketuban pecah dini, dan kematian, serta cara pencegahan
anemia pada ibu hamil yaitu dengan mengkonsumi tablet tambah darah (Fe
secara rutin, mengkonsumi makan makanan yang tinggi akan zat besi, seperti
daging, ikan, buah dan sayuran, analisa (A) masalah mengenal masalah
anemia teratasi, planning (P) intervensi edukasi proses penyakit dengan
mengenal masalah anemia dihentikan.

Evaluasi TUK 2 dilakukan pada tanggal 18 Mei 2021 didapatkan evaluasi


subjektif (S) Ibu R dan keluarga mengatakan mampu mengambil keputusan
yang tepat untuk mengurangi dampak yang disebabkan dari anemia pada ibu
hamil, objektif (O) Ibu R dan keluarga mampu mengambil keputusan untuk
merawat anggota keluarga yang mengalami anemia pada ibu hamil dengan
memeriksaan kehamilan Ibu R secara rutin, analisa (A) masalah mengambil
keputusan tindakan yang tepat untuk mengatasi anemia teratasi, planning (P)
intervensi dukungan pengambilan keputusan untuk perawatan anemia
dihentikan.

Evaluasi TUK 3 dilakukan pada tanggal 19 Mei 2021, didapatkan evaluasi


subjektif (S) Ibu R dan keluarga mengatakan sudah memahami cara perawatan
pada keluarga yang mengalami anemia pada ibu hamil, objektif (O) Ibu R dan
keluarga mampu menyebutkan kembali cara merawat keluarga dengan anemia
pada ibu hamil dengan melakukan pengawasan pada Ibu R saat mengkonsumi
tablet Fe, analisa (A) masalah melakukan perawatan untuk mengatasi anemia
teratasi, planning (P) intervensi perawatan sirkulasi dilanjutkan oleh keluarga
dengan tetap melanjutkan pengawasan pada ibu hamil saat mengkonsumi
tablet Fe.

Poltekkes Kemenkes Padang


100

Evaluasi diagnosa kedua yaitu Keletihan berhubungan dengan kondisi


fisiologis anemia dalam kehamilan (SDKI, D.0057). Setelah dilakukan
tindakan keperawatan TUK 1 yang dilakukan pada tanggal 20 Mei 2021,
didapatkan evaluasi subjektif (S) Ibu R dan keluarga mengatakan sudah
mampu mengenal masalah keletihan pada ibu hamil dengan anemia, objektif
(O) Ibu R dan keluarga mampu menyebutkan pengertian kelelahan yaitu suatu
kondisi dimana sesorang merasa lelah, lesu, atau kurang bertenaga, kemudian
penyebab keletihan yaitu kurang tidur, melakukan aktivitas berat, serta
beraktivitas dalam waktu yang lama, selanjutnya tanda dan gejala kelelahan
seperti lemas, letih, lesu, serta dampak dari keletihan yaitu resiko jatuh,
pingsan, mudah lemas, menyebabkan varises, serta keguguran, analisa (A)
masalah mengenal masalah keletihan teratasi, planning (P) intervensi edukasi
proses penyakit dengan mengenal masalah keletihan dihentikan.

Evaluasi TUK 2 dilakukan pada tanggal 21 Mei 2021, didapatkan hasil


subjektif (S) Ibu O dan keluarga mengatakan sudah bisa mengambil keputusan
untuk merawat anggota keluarga pada ibu hamil anemia dengan keletihan
dengan membatasi aktivitas Ibu R dengan menentukan aktivitas apa saja yang
boleh dikerjakan oleh Ibu R, menghindari Ibu R mengangkat beban berat,
serta memastikan bahwa Ibu R dapat tidur dengan cukup, objektif (O) Ibu O
dan keluarga tampak sudah bisa mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga pada ibu hamil dengan keletihan, dan menggunakan fasilitas
kesehatan, analisa (A) masalah mengambil keputusan tindakan yang tepat
untuk mengatasi keletihan teratasi, planning (P) intervensi dukungan
pengambilan keputusan untuk perawatan keletihan dihentikan.

Evaluasi TUK 3 dilakukan pada tanggal 22 Mei 2021, didapatkan evaluasi


subjektif (S) Ibu R dan keluarga mengatakan mampu merawat keletihan pada
ibu hamil dengan anemia, objektif (O) tampak Ibu R dan keluarga mampu
menyebutkan cara merawat keletihan pada ibu hamil dengan menyediakan
lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis : cahaya, suara, kunjungan),
menciptakan suasana yang nyaman, bersih dan rapi agar tidur Ibu R dapat

Poltekkes Kemenkes Padang


101

berkualitas, analisa (A) analisa (A) masalah melakukan perawatan untuk


mengatasi keletihan teratasi, planning (P) intervensi manajemen energi tetap
dilanjutkan pada Ibu R dengan mengawasi Ibu R melakukan aktivitas secara
bertahap serta memilihkan aktivitas fisik yang tepat bagi Ibu R seperti senam.
planning (P) intervensi dihentikan.

Evaluasi diagnosa kedua Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor


psikologis (keengganan untuk makan). Setelah dilakukan tindakan
keperawatan TUK 1 yang dilakukan pada tanggal 23 Mei 2021, didapatkan
evaluasi subjektif (S) Ibu R dan keluarga mengatakan sudah memahami
pengertian defisit nutrisi yaitu asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme pada tubuh, kemudian penyebab defisit nutrisi yaitu
ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan,
peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor ekonomi, serta faktr psikologis
(mis. stress, dan ke engganan untuk makan), selanjutnya tanda dan gejala
defisit nutrisi yaitu nafsu makan menurun, mengalami penurunan berat badan,
membran mukosa pucat, rambut rontok berlebihan, diare, dan sariawan, serta
dampak dari defisit nutrisi yaitu anemia, menurunnya sistem kekebalan tubuh
sehingga mudah terserang infeksi, serta merasa cepat lelah dan lesu, objektif
(O) Ibu R dan keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, serta penyebab defisit nutrisi pada ibu hamil dengan anemia, analisa
(A) masalah mengenal masalah defisit nutrisi teratasi, planning (P) intervensi
edukasi proses penyakit dengan mengenal masalah defisit nutrisi dihentikan.

Evaluasi TUK 2 dilakukan pada tanggal 24 Mei 2021, didapatkan evaluasi


subjektif (S) Ibu R dan keluarga mengatakan sudah mampu mengambil
keputusan yang tepat untuk mengurangi dampak yang disebabkan dari defisit
nutrisi dengan memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dengan anemia, objektif
(O) Ibu R dan keluarga dapat menyebutkan jenis makan yang kaya akan zat
besi untuk meningkatkan nutrisi ibu hamil dengan anemia, seperti daging sapi,
ikan, ayam, telur, roti gandum, kacang - kacangan, serta sayuran berdaun
hijau, analisa (A) masalah mengambil keputusan tindakan yang tepat untuk

Poltekkes Kemenkes Padang


102

mengatasi defisit nutrisi teratasi, planning (P) intervensi dukungan


pengambilan keputusan untuk perawatan defisit nutrisi dihentikan.

Evalasui TUK 3 dilakukan pada tanggal 25 Mei 2021, didapatkan evaluasi


subjektif (S) Ibu R dan keluarga mengatakan sudah merawat anggota keluarga
dengan defisit nutrisi pada ibu hamil dengan anemia dengan memberikan
nutrisi yang tepat bagi ibu hamil dengan anemia, analisa (A) masalah
melakukan perawatan untuk mengatasi defisit nutrisi teratasi, planning (P)
intervensi manajeman energi dilanjutkan oleh keluarga dengan tetap
memonitor asupan makanan yang akan dikonsumi oleh ibu hamil untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan anemia.

Evaluasi TUK 4 dilakukan pada tanggal 26 April 2021, didapatkan evaluasi


subjektif (S) Ibu R dan keluarga mengatakan sudah memahami cara
memodifikasi lingkungan yang sehat, objektif (O) Ibu R dan keluarga tampak
sudah menerapkan cara memodifikasi lingkungan yang sehat bagi ibu hamil
dengan cara memastikan lantai kamar tidur maupun lantai kamar mandi tidak
basah maupun licin, kemudian memberikan pencahayaan yang cukup dengan
membuka jendela setiap pagi agar ruangan tidak lembab, selanjutnya
memastikan kain gorden tidak menutupi ventilasi agar udara dapat masuk ke
dalam ruangan sehingga rumah tidak terasa pengap, serta rutin membersihkan
rumah baik didalam maupun dilingkungan luar rumah, analisa (A) masalah
keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat teratasi, planning (P)
intervensi manajemen lingkungan dihentikan. Dan didapatkan evaluasi TUK 5
subjektif (S) Ibu R dan keluarga mengatakan sudah dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan, objektif (O) Ibu R dan keluarga dapat menjelaskan
kembali tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan mengenal
Antenatal Care (ANC) bagi ibu hamil dengan anemia menggunakan bahasa
sendiri, masalah keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan tertasi,
planning (P) intervensi pengenalan fasilitas kesehatan dihentikan.

Poltekkes Kemenkes Padang


103

B. Pembahasan Kasus
Setelah dikukan penerapan asuhan keperawatan kaluarga pada Ibu R dengan
masalah anemia pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Anak Air Kota
Padang yang telah dilakukan sejak tanggal 11 Mei 2021 sampai dengan
tanggal 03 Juni 2021, maka pada bab pembahasan ini penulis akan
menjabarkan adanya kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat pada
pasien antara teori dengan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan
keperawatan keluarga yang dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa,
merumuskan rencana tindakan, pelaksaan tindakan dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses perawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap
pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan kenyataan. Kebenaran data sangat penting dalam merumuskan
suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai
dengan respon individu (Nursalam, 2015).

Tahapan pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan


keperawatan sesuai dengan kenyataan. Pengumpulan data keluarga terdiri dari
berbagai sumber : wawancara, observasi rumah keluarga dan fasilitasnya, serta
pengalaman yang dilaporkan oleh anggota keluarga (Padilah, 2012).

Sesuai dengan teori yang di jabarkan, penulis melakukan pengkajian keluarga


sesuai dengan teori pada ibu hamil dengan anemia menggunakan metode
wawancara, observasi/pengamatan, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga
(head to toe), studi dokumentasi untuk menambah data yang diperlukan.

Ibu R mengatakan kepalanya terasa pusing, lemas, serta mudah lelah ketika
beraktivitas. Ibu R mengatakan ia sering mengkonsumi teh (2 gelas/hari) pada
pagi dan malam hari sebelum tidur. Ibu R juga mengatakan bahwa ia sudah

Poltekkes Kemenkes Padang


104

jarang mengkonsumsi tablet Fe semenjak kandungannya memasuki usia 5


bulan dikarenakan mual setiap kali mengkonsuminya. Pada pemeriksaan fisik
didapat kadar Hb 9,7 g/dl, wajah pucat dan akral dingin.

Keluhan utama pada Ibu R sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wati,
Febry & Rahmiwati (2016) yang menyatakan bahwa anemia yang terjadi pada
ibu hamil berhubungan dengan ketidakpatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi Tablet Fe. Dimana jika ibu hamil tidak patuh dan teratur dalam
mengkonsumi tablet Fe maka akan beresiko 2,471 kali mengalami defisiensi
zat besi dimana hal ini akan berpengaruh pada kehamilan seperti terjadinya
komplikasi dan angka kematian yang tinggi pada ibu hamil serta pada janin
yang dikandung.

Diperkuat oleh teori Padila (2014) yang mengatakan penyebab anemia dalam
kehamilan adalah umur yang terlalu muda, pemeriksaan kehamilan yang tidak
rutin, ketidakpatuhan dalam mengkonsumi tablet Fe, sosial ekonomi,
mengkonsumi kopi dan teh yang berlebihan yang mengakibatkan penyerapan
zat besi menjadi tidak optimal.

Ibu R yang mengatakan kepalanya terasa pusing, lemas, serta mudah lelah
ketika beraktivitas. Pada pemeriksaan fisik yang didapat Ibu R tampak pusing,
pucat, lemas, letih, lesu, dan kurang konsentrasi. Pada pemeriksaan fisik
didapat TD 111/70 mmHg, pernapasan 21 x/menit, dan nadi 80 x/i.

Keluhan utama pada Ibu R sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ihsan
(2016) keluhan utama pada ibu hamil dengan anemia anemia biasanya sering
pusing, dan cepat merasa lelah apabila terlalu lama melakukan aktivitas.

Diperkuat oleh teori Lutfiatus (2016) dan Pratami (2016) yang menyatakan
bahwa tanda dan gejala anemia pada ibu hamil yang lazim ditemukan yaitu
mudah pusing, badan tampak lemas, bibir pucat, akral dingin, mudah lelah,
letih, lesu, serta mudah lelah ketika beraktivitas.

Poltekkes Kemenkes Padang


105

Ibu R yang mengatakan pola makannya memang tidak teratur karena malas
makan serta jarang mengkonsumsi daging, sayur - sayuran, dan buah - buahan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, wajah dan bibir tampak pucat, akral
dingin, serta badan tampak lemas, letih, lesu, LILA 21 cm, dan berat badan 45
kg.

Pernyataan Ibu R dan keluarga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sabi’ah khairil, dkk, (2013) menyatakan bahwa penyebab ibu hamil tidak
dapat mencukupi nutrisinya yaitu faktor budaya, kurangnya pengetahuan
terkait kebutuhan nutrisi ibu hamil, kurang dukungan keluarga dalam
mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan, serta proses pengambilan
keputusan pemilihan makanan untuk ibu hamil yang tidak.

Diperkuat oleh teori Padila (2014) & Prawirahardjo (2010) yang mengatakan
penyebab anemia dalam kehamilan adalah sosial ekonomi, kurang
mengkonsumi protein, sayur dan buah, kemudian penyebab anemia dalam
kehamilan salah satunya ekonomi sehingga tidak mampu dalam memenuhi
asupan gizi dan nutrisi dan ketidaktahuan tentang pola makan yang benar.

Rumah yang ditepati oleh Bapak R dan Ibu R beserta keluarga adalah rumah
sendiri. Kondisi rumah secara keseluruhan cukup bersih. Rumah Ibu R di
lengkapi dengan tiga kamar tidur, satu ruang gudang yang digunakan untuk
menjemur kain ketika diluar sedang hujan, satu kamar mandi, satu ruang tamu,
satu ruang keluarga, dan satu dapur. Lingkungan dalam rumah Ibu R tampak
sedikit kotor, berantakan, pencahayaan cukup, ventilasi udara masih kurang,
jendela berdebu, barang - barang berserakan dan tergantung dimana - mana.

Menurut penelitian Ilma (2018) yang menyatakan bahwa lingkungan yang


kurang bersih dan sehat, dapat meningkatkan resiko timbulnya dampak
anemia pada ibu hamil serta menyebabkan resiko komplikasi dari anemia
mungkin dapat terjadi, contohnya ibu dapat mudah mengalami infeksi.

Poltekkes Kemenkes Padang


106

Sesuai dengan SIKI yaitu manjemen lingkungan (I.14514) dengan kriteria


keluarga tahu dan mampu menciptakan lingkungan rumah yang aman, nyaman
dan bersih untuk ibu hamil dengan anemia. Intervensi ini sesuai dengan teori
Friedman (2010), keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk
menunjang kesehatan dan pengobatan anggota keluarga yang sakit.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan masalah
Anemia pada ibu hamil menurut (SDKI, SIKI, SLKI, 2017) :

1) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi


hemoglobin.
2) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia pada ibu hamil).
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk
makan).
4) Resiko jatuh berhubungan dengan kekuatan otot menurun.
5) Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin
dalam darah.
6) Resiko infeksi berhubungan dengan dengan ketidakadekuatan pertahanan
tubuh sekunder (penurunan hemoglobin).
7) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
8) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Sedangkan diagnosa yang dijumpai pada kasus sedikit berbeda, dimana


kemungkinan diagnosa yang muncul mengacu pada SDKI yang terdapat pada
8 diagnosa diatas, yang ditemukan pada kasus hanya 3 diagnosa, yaitu :

1) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi


hemoglobin.
2) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia pada ibu hamil).
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk
makan).

Poltekkes Kemenkes Padang


107

Diagnosa pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan


penurunan konsentrasi hemoglobin (SDKI, D.0009). Data ini didukung
oleh pernyataan Ibu R mengatakan kepalanya terasa pusing, lemas, serta
mudah lelah ketika beraktivitas. Ibu R mengatakan ia sering mengkonsumi teh
(2 gelas/hari) pada pagi dan malam hari sebelum tidur. Ibu R juga mengatakan
bahwa ia sudah jarang mengkonsumsi tablet Fe semenjak kandungannya
memasuki usia 5 bulan dikarenakan mual setiap kali mengkonsuminya. Pada
pemeriksaan fisik didapat kadar Hb 9,7 g/dl, tampak pusing, wajah dan bibir
tampak pucat, dan akral dingin.

Keluhan utama pada Ibu R sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wati,
Febry & Rahmiwati (2016) yang menyatakan bahwa anemia yang terjadi pada
ibu hamil berhubungan dengan ketidakpatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi Tablet Fe. Dimana jika ibu hamil tidak patuh dan teratur dalam
mengkonsumi tablet Fe maka akan beresiko 2,471 kali mengalami defisiensi
zat besi dimana hal ini akan berpengaruh pada kehamilan seperti terjadinya
komplikasi dan angka kematian yang tinggi pada ibu hamil serta pada janin
yang dikandung.

Diperkuat oleh teori Padila (2014) yang mengatakan penyebab anemia dalam
kehamilan adalah umur yang terlalu muda, pemeriksaan kehamilan yang tidak
rutin, ketidakpatuhan dalam mengkonsumi tablet Fe, sosial ekonomi,
mengkonsumi kopi dan teh yang berlebihan yang mengakibatkan penyerapan
zat besi menjadi tidak optimal.

Berdasarkan penelitian dan teori diatas penulis berasumsi bahwa diagnosis


perfusi perifer tidak efektif sesuai dengan teori dan hasil studi kasus yang
dilakukan. Dengan tanda dan gejala mayor minor yaitu nadi menurun, akral
teraba dingin, dan warna kulit pucat. Maka diagnosis keletihan dapat
ditegakkan.

Poltekkes Kemenkes Padang


108

Diagnosa kedua yaitu Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis


anemia dalam kehamilan (SDKI, D.0057). Data ini didukung oleh
pernyataan Ibu R yang mengatakan kepalanya terasa pusing, lemas, serta
mudah lelah ketika beraktivitas. Pada pemeriksaan fisik yang didapat Ibu R
tampak pusing, pucat lemas, letih, lesu, dan kurang konsentrasi. Pada
pemeriksaan fisik didapat TD 111/70 mmHg, pernapasan 21 x/menit, nadi 70
x/i, konjungtiva anemis, serta bibir dan muka tampak pucat.

Diagnosa kedua sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ihsan (2016)
keluhan utama pada ibu hamil dengan anemia anemia biasanya sering pusing,
dan cepat merasa lelah apabila terlalu lama melakukan aktivitas.

Diperkuat oleh teori Lutfiatus (2016) dan Pratami (2016) yang menyatakan
bahwa tanda dan gejala anemia pada ibu hamil yang lazim ditemukan yaitu
mudah pusing, badan tampak lemas, bibir pucat, akral dingin, mudah lelah,
letih, lesu, serta mudah lelah ketika beraktivitas.

Menurut SDKI (2017) diagnosa keletihan dapat diangkat dengan adanya


gejala dan tanda mayor yaitu subjektif : merasa energi tidak pulih walaupun
telah tidur, merasa kurang tenaga, mengeluh lelah, objektif : tidak mampu
mempertahankan aktivitas rutin, tampak lesu. Gejala dan tanda minor,
subjektif yaitu merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan tanggung
jawab, objektif yaitu kebutuhan istirahat meningkat.

Berdasarkan penelitian dan teori diatas penulis berasumsi bahwa diagnosis


Keletihan sesuai dengan teori dan hasil studi kasus yang dilakukan. Dengan
tanda dan gejala mayor minor yaitu merasa energi tidak pulih walaupun telah
tidur, merasa kurang tenaga, mengeluh lelah, tidak mampu mempertahankan
aktivitas rutin, tampak lesu. Maka diagnosis keletihan dapat ditegakkan.

Poltekkes Kemenkes Padang


109

Diagnosa kedua Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis


keengganan untuk makan (SDKI, D.0019). Data subjektif yang mendukung
Ibu R mengatakan pola makannya memang tidak teratur karena malas makan
serta jarang mengkonsumsi daging, buah serta sayuran. Dan didapatkan data
objektif Ibu R tampak lesu, konjungtiva anemis, membran mukosa tampak
pucat, LILA Ibu R 21 cm dan BB 45 kg.

Hal ini sesuai dengan penelitian Qumila (2009) peranan gizi selama
kehamilan adalah sangat penting, karena selama kekurangan gizi selama
kehamilan akan berdampak buruk terhadap ibu dan janin. Ibu dapat menderita
anemia dimana suplai darah yang mengangkut oksigen dan makanan untuk
janin terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Sesuai teori diatas, penulis berasumsi bahwa nutrisi yang
cukup sangat penting bagi ibu hamil dengan anemia.

Diperkuat oleh teori Padila (2014) yang mengatakan penyebab anemia dalam
kehamilan yang lazim ditemukan adalah sosial ekonomi, kurang
mengkonsumi protein, sayur dan buah, serta tidak mampu dalam memenuhi
asupan gizi dan nutrisi dan ketidaktahuan tentang pola makan yang benar.

Menurut SDKI (2017) penyebab defisit nutrisi yaitu ketidakmampuan


menelan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien, peningkatan kebutuhan metabolisme, adanya faktor
ekonimi missalnya finansial yang tidak mencukupi, dan adanya faktor
psikologis seperti stress dan keeganggan untuk makan.

Berdasarkan penelitian dan teori diatas penulis berasumsi bahwa diagnosis


Defisit nutrisi dengan teori dan hasil studi kasus yang dilakukan. Dengan
tanda dan gejala mayor minor yaitu berat badan menurun, cepat kenyang
setelah makan, serta nafsu makan menurun.

Poltekkes Kemenkes Padang


110

3. Rencana Keperawatan
Intervensi yang dilakukan sesuai dengan tugas dalam pemeliharaan kesehatan
para anggota keluarga yaitu mengenal masalah anemia pada ibu hamil,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan perawatan yang tepat,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan
kondisi rumah yang kondusif bagi kesehatan dan mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan. Dalam mengatasi masalah peran perawat adalah
memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk mencegah komplikasi yang
berlanjut (Friedman, 2010). Pembahasan intervensi dalam keperawatan
keluarga meliputi tujuan umum, tujuan khusus, kriteria hasil dan kriteria
standar. Dalam mengatasi masalah ini peran perawat adalah memberikan
asuhan keperawatan keluarga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis
keperawatan, pernyataan keluarga (Friedman, 2010).

Intervensi Keperawatan adalah segala perencanaan yang dikerjakan oleh


perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
menjacapi luaran atau tujuan yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018). Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi atau intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan klien yang telah di indentifikasi dan divalidasi pada tahap
perumusan diagnosis keperawatan. Perencanaan disusun dengan penekanan
pada partisipasi klien, keluarga fan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
Perencanaan mencakup penentuan prioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan (IPPKI, 2017).

Intervensi diagnosa pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif


berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin (SDKI,
D.0009). Sesuai dengan tugas perawatan keluarga yang pertama yaitu
mengenal masalah kesehatan sesuai dengan intervensi SIKI edukasi proses
penyakit (I.12444) dengan mendiskusikan bersama keluarga tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta dampak anemia pada ibu hamil

Poltekkes Kemenkes Padang


111

melalui media lembar balik dan leaflet. Intervensi ini sesuai dengan teori
(Friedman, 2010) keluarga mampu mengenal masalah kesehatan anggota
keluarga.

Intervensi kedua mengambil keputusan dengan intervensi SIKI dukungan


keluarga merencanakan perawatan (I.13477) untuk mengatasi masalah
anemia pada ibu hamil dan mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga dengan anemia pada ibu hamil dengan cara memperhatikan
kedisiplinan Ibu R untuk mengkonsumsi tablet Fe. Intervensi ini sesuai
dengan teori (Friedman, 2010) mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan perawatan dengan masalah kesehatan keluarga.

Interevensi ketiga merawat anggota keluarga dengan menggunakan intervensi


SIKI perawatan sirkulasi (I.02079) untuk mengatasi masalah defisit
pengetahuan dengan mendemonstrasikan mengenai ketepatan ibu hamil
dalam meminum tablet Fe. Intervensi ini sesuai dengan teori (Friedman,
2010) melakukan tindakan perawatan dengan masalah kesehatan keluarga.

Intervensi keempat memodifikasi lingkungan menggunakan intervensi SIKI


manajemen kenyaman lingkungan (I.08237) dengan kriteria keluarga tahu
dan mampu meciptakan lingkungan rumah yang aman, nyaman dan bersih
untuk mengatasi keletihan pada ibu hamil dengan anemia. Intervensi ini
sesuai dengan teori (Friedman, 2010) keluarga mampu memodifikasi
lingkungan untuk menunjang kesehatan dan pengobatan anggota keluarga
yang sakit.

Intervensi kelima memanfaatkan fasilitas kesehatan dan membawa anggota


keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan. Intervensi ini sesuai dengan teori
(Friedman, 2010) keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan dan
dapat memilih fasilitas kesehatan yang diinginkan untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarga.

Poltekkes Kemenkes Padang


112

Perawat berasumsi bahwa penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan


melakukan penkes tentang anemia pada ibu hamil dan demonstrasi tentang
manajemen nutrisi. Dan implementasi yang dilakukan telah sesuai dengan
intervensi yang direncanakan.

Intervensi diagnosa kedua yaitu Keletihan berhubungan dengan kondisi


fisiologis anemia dalam kehamilan (SDKI, D.0057). Sesuai dengan tugas
perawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah kesehatan sesuai
dengan intervensi SIKI edukasi proses penyakit (I.12444) yaitu dengan
mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, serta dampak dari keletihan pada ibu hamil dengan anemia melalui
media lembar balik dan leaflet. Intervensi ini sesuai dengan teori (Friedman,
2010) kelaurga mampu mengenal masalah kesehatan anggota keluarga.

Intervensi kedua mengambil keputusan sesuai intervensi SIKI dukungan


pengambilan keputusan (I.09265) untuk mengurangi masalah keletihan dan
mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga ibu hamil dengan
keletihan. Intervensi ini sesuai dengan teori (Friedman, 2010) mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan perawatan dengan masalah kesehatan
keluarga.

Interevensi ketiga merawat anggota keluarga dengan menggunakan intervensi


SIKI manajemen energi (I.05178) untuk mengurangi masalah keletihan
dengan melibatkan keluarga dalam menentukan jenis dan banyaknya aktivitas
klien, dan anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap. Intervensi ini sesuai
dengan teori (Friedman, 2010) melakukan tindakan perawatan dengan
masalah kesehatan keluarga.

Intervensi keempat memodifikasi lingkungan menggunakan intervensi SIKI


manajemen kenyaman lingkungan (I.08237) dengan kriteria keluarga tahu
dan mampu meciptakan lingkungan rumah yang aman, nyaman dan bersih
untuk mengatasi keletihan pada ibu hamil dengan anemia. Intervensi ini

Poltekkes Kemenkes Padang


113

sesuai dengan teori (Friedman, 2010) keluarga mampu memodifikasi


lingkungan untuk menunjang kesehatan dan pengobatan anggota keluarga
yang sakit. Dan implementasi yang dilakukan telah sesuai dengan intervensi
yang direncanakan.

Intervensi kelima memanfaatkan fasilitas kesehatan dan membawa anggota


keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan. Intervensi ini sesuai dengan teori
(Friedman, 2010) keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan dan
dapat memilih fasilitas kesehatan yang diinginkan untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarga.

Perawat berasumsi bahwa penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan


melakukan penkes tentang anemia pada ibu hamil dengan anemia dan
demonstrasi tentang manajmen energi. Dan implementasi yang dilakukan
telah sesuai dengan intervensi yang direncanakan.

Intervensi diagnosa ketiga yaitu Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor


psikologis keengganan untuk makan (SDKI, D.0019). Sesuai dengan tugas
perawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah kesehatan sesuai
dengan intervensi SIKI edukasi proses penyakit (I.12444) dengan
mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, serta dampak dari defisit nutrisi pada ibu hamil dengan anemia melalui
media lembar balik dan leaflet. Intervensi ini sesuai dengan teori (Friedman,
2010) kelaurga mampu mengenal masalah kesehatan anggota keluarga.

Intervensi kedua mengambil keputusan dengan intervensi SIKI dukungan


keluarga merencanakan perawatan (I.13477) untuk mengatasi masalah defisit
nutrisi pada ibu hamil dan mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga dengan defisit nutrisi pada ibu hamil. Intervensi ini sesuai dengan
teori (Friedman, 2010) mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
perawatan dengan masalah kesehatan keluarga.

Poltekkes Kemenkes Padang


114

Interevensi ketiga merawat anggota keluarga dengan menggunakan intervensi


SIKI manajemen energi (I.05178) untuk mengatasi masalah defisit nutrisi
pada ibu hamil dengan anemia dengan mendemonstrasikan tentang pemberian
nutrisi bagi ibu hamil dengan memberikan makanan yang tinggi serat dan
tinggi akan zat besi. Intervensi ini sesuai dengan teori (Friedman, 2010)
melakukan tindakan perawatan dengan masalah kesehatan keluarga.

Intervensi keempat memodifikasi lingkungan menggunakan intervensi SIKI


manajemen kenyaman lingkungan (I.08237) dengan kriteria keluarga tahu
dan mampu meciptakan lingkungan rumah yang aman, nyaman dan bersih
untuk mengatasi keletihan pada ibu hamil dengan anemia. Intervensi ini
sesuai dengan teori (Friedman, 2010) keluarga mampu memodifikasi
lingkungan untuk menunjang kesehatan dan pengobatan anggota keluarga
yang sakit.

Intervensi kelima memanfaatkan fasilitas kesehatan dan membawa anggota


keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan. Intervensi ini sesuai dengan teori
(Friedman, 2010) keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan dan
dapat memilih fasilitas kesehatan yang di inginkan untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarga.

Perawat berasumsi bahwa penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan


melakukan penkes tentang defisit nutrisi pada ibu hamil dengan anemia dan
demonstrasi tentang manajemen nutrisi. Dan implementasi yang dilakukan
telah sesuai dengan intervensi yang direncanakan.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi keperawatan keluarga
berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan sumber-
sumber yang dimilki keluarga. Implementasi diprioritaskan sesuai dengan
kemampuan keluarga dansumber yang dimilki oleh keluarga (Sudihartono,
2011). Keluarga dididik untuk dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan

Poltekkes Kemenkes Padang


115

mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat memampukkan


keluarga untuk mengenal masalah kesehatannya, mengambil keputusan
berkaitan persoalan kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota
keluarga sesuai dengan kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang
sehat bagi anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
terdekat (Sudihartono, 2011).

Implementasi diagnosa pertama Perfusi perifer tidak efektif berhubungan


dengan penurunan konsentrasi hemoglobin (SDKI, D.0009). Implementasi
TUK 1 dilakukan pada tanggal 17 Mei 2021 yaitu mengenal masalah anemia
pada ibu hamil tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dan dampak
dari anemia pada ibu hamil. Didukung oleh teori (Padila, 2012) peran perawat
sebagai health monitor atau pengenal masalah untuk membantu keluarga
mengenal penyimpangan kesehatan keluarga.

Implementasi TUK 2 dilakukan tanggal 18 Mei 2021, yaitu mengambil


keputusan yang tepat mengenai pemeliharaan kesehatan pada ibu hamil
anemia dengan mengenal pentingnya Antenatal Care (ANC) bagi ibu hamil.
Perawat bersama keluarga memberikan asuhan keperawatan dengan
memutuskan perawatan yang akan diberikan kepada anggota keluarga yang
sakit. Didukung oleh teori (Padila, 2012) peran perawat sebagai fasilitator
untuk membantu keluarga mencarikan jalan pemecahan masalah keperawatan.

Menurut Sugma (2015) dalam jurnal penelitian Deprika, Cintia (2017) , ibu
hamil yang mempunyai Antenantal Care (ANC) memiliki resiko yang lebih
kecil terkena anemia dari pada ibu hamil yang jarang melakukan Antenantal
Care (ANC) pada bidan atau fasilitas kesehatan lainnya. Implementasi dari
diagnosa ini sesuai menurut teori yaitu melakukan penyuluhan keperawatan
ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dilakukan untu mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan janin serta kondisi ibu selama masa kehamilan
(Cunningham, 2012).

Poltekkes Kemenkes Padang


116

Implementasi TUK 3 dilakukan pada tanggal 19 Mei 2021 yaitu melakukan


perawatan pada anggota keluarga dengan anemia pada ibu hamil dengan
mengetahui cara ketepatan dalam mengkonsumsi tablet Fe serta melakukan
pengawasan pada ibu hamil dalam ketepatan mengkonsumi tablet Fe.

Implementasi diagnosa pertama Keletihan berhubungan dengan kondisi


fisiologis (anemia dalam kehamilan). Implementasi dilakukan pada tanggal
20 Mei 2021, sesuai dengan TUK 1 mengenal masalah kesehatan, dengan
menjelaskan dan mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala serta dampak dari keletihan pada ibu hamil dengan
anemia. Peran perawat membantu keluarga dalam mengenal dan memahami
masalah kesehatan yang dialami keluarga pada ibu hamil anmia dengan
memberikan edukasi tentang ansietas. Menurut teori Padila (2012) peran
perawat sebagai health monitor atau pengenal masalah untuk membantu
keluarga mengenal penyimpangan kesehatan keluarga.

Implementasi TUK 2 dilakukan pada tanggal 21 Mei 2021 yaitu pengambilan


keputusan terkait dengan masalah kesehatan yang dialami dengan
mendiskusikan cara perawatan keletihan pada ibu hamil menyediakan
lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis : cahaya, suara, kunjungan).
Perawat bersama keluarga memberikan asuhan keperawatan dengan
memutuskan perawatan yang akan diberikan kepada anggota keluarga yang
sakit. Menurut teori Padila (2012) peran perawat sebagai fasilitator untuk
membantu keluarga mencarikan jalan pemecahan masalah keperawatan.

Implementasi TUK 3 dilakukan pada tanggal 22 Mei 2021 yaitu mengambil


tindakan dalam merawat keletihan pada ibu hamil serta dengan
mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi keletihan pada ibu
hamil dengan anemia. Selanjutnya meminta keluarga merawat anggota
keluarga dengan anemia pada ibu hamil dengan menyediakan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus (mis : cahaya, suara, kunjungan), memonitor
kelelahan fisik dan emosional ibu hamil, memonitor pola dan jam tidur ibu

Poltekkes Kemenkes Padang


117

hamil, memonitor lokasi dan rasa ketidaknyamanan ibu hamil selama


melakukan aktivitas. Dan implementasi yang dilakukan telah sesuai dengan
intervensi yang direncanakan.

Implmentasi diagnosa kedua Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor


psikologis (keengganan untuk makan). Implementasi TUK 1 dilakukan
pada tanggal 23 Mei 2021, yaitu mengenal masalah keletihan pada ibu hamil
tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta dampak dari defisit
nutrisi pada ibu hamil dengan anemia. Didukung oleh teori (Padila, 2012)
peran perawat sebagai health monitor atau pengenal masalah untuk membantu
keluarga mengenal penyimpangan kesehatan keluarga.

Implemennetasi TUK 2 dilakukan pada tanggal 24 Mei 2021 yaitu mengambil


keputusan yang tepat dalam pemberian nutrisi pada ibu hamil dengan anemia
dengan memperhatikan nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu hamil anemia.
Perawat bersama keluarga memberikan asuhan keperawatan dengan
memutuskan perawatan yang akan diberikan kepada anggota keluarga yang
sakit. Didukung oleh teori (Padila, 2012) peran perawat sebagai fasilitator
untuk membantu keluarga mencarikan jalan pemecahan masalah keperawatan.

Implemennetasi TUK 3 dilakukan pada tanggal 25 Mei 2021 yaitu merawat


keluarga yang sakit dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi pada ibu hamil
dengan menentukan jenis makanan apa saja yang baik dan dapat mencukupi
kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dengan memberikan makanan yang tinggi
serat dan tinggi akan zat besi seperti daging sapi, ikan, ayam, telur, roti
gandum, kacang - kacangan, lalu sayuran berdaun hijau (Priverawati, 2011).
Dan implementasi yang dilakukan yang dilakukan telah sesuai dengan
intervensi yang direncanakan.

Implementasi TUK 4 dilakukan pada tanggal 26 Mei 2021 yaitu memodifikasi


lingkungan yang aman dan nyaman, bersih dan sehat serta dapat menciptakan
lingkungan yang aman, nyaman dan bersih untuk mendukung status kesehatan

Poltekkes Kemenkes Padang


118

keluarga terutama pada ibu hamil dengan anemia. Implementasi TUK 5 Serta
diharapkan keluarga dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah anemia pada ibu hamil, serta untuk menunjang kesehatan
keluarga. Dan implementasi yang dilakukan yang dilakukan telah sesuai
dengan intervensi yang direncanakan.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan keluarga adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai
keberhasilan rencanan tindakan yang telak dilakukan. Apabila tidak/belum
berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan kerumah
keluarga untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu
dan ketersediaan keluarga yang telah disepakati bersama (Widyanto, 2014).

Evaluasi pada diagnosa pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif


berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin (SDKI,
D.0009). Setelah dilakukan tindakan keperawatan TUK 1, didapatkan evaluasi
subjektif (S) Ibu R dan keluarga mengatakan sudah memahami pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, dampak, serta cara pencegahan anemia pada ibu
hamil, objektif (O) Ibu R dan keluarga mampu menyebutkan pengertian
anemia yaitu kekurangan sel darah merah didalam tubuh, kemudian penyebab
anemia yaitu meningkatnya kebutuhan zat besi akibat bertambahnya usia
kehamilan, selanjutnya tanda dan gejala anemia seperti merasa pusing, cepat
merasa lelah, nafsu makan menurun, wajah dan bibir tampak pucat, dan sesak
nafas, kemudian dampak anemia yaitu resiko abortus, pendarahan, ketuban
pecah dini, dan kematian, serta cara pencegahan anemia pada ibu hamil yaitu
dengan mengkonsumi tablet Fe secara rutin, mengkonsumi makan makanan
yang tinggi akan zat besi, seperti daging, ikan, buah dan sayuran, analisa (A)
masalah teratasi, planning (P) intervensi edukasi proses penyakit dengan
mengenal masalah anemia dihentikan.

Poltekkes Kemenkes Padang


119

Evaluasi TUK 2, didapatkan evaluasi subjektif (S) Ibu R dan keluarga


mengatakan mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengurangi
dampak yang disebabkan dari anemia pada ibu hamil, objektif (O) Ibu R dan
keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang
mengalami anemia pada ibu hamil dengan memeriksaan kehamilan Ibu R
secara rutin, analisa (A) masalah mengambil keputusan tindakan yang tepat
untuk mengatasi anemia teratasi, planning (P) intervensi dukungan
pengambilan keputusan untuk perawatan anemia dihentikan.

Evaluasi TUK 3, didapatkan evaluasi subjektif (S) Ibu R dan keluarga


mengatakan sudah memahami cara perawatan pada keluarga yang mengalami
anemia pada ibu hamil, objektif (O) Ibu R dan keluarga mampu menyebutkan
kembali cara merawat keluarga dengan anemia pada ibu hamil dengan
melakukan pengawasan pada Ibu R saat mengkonsumi tablet Fe, analisa (A)
masalah melakukan perawatan untuk mengatasi anemia teratasi, planning (P)
intervensi perawatan sirkulasi dilanjutkan oleh keluarga dengan tetap
melanjutkan pengawasan pada ibu hamil saat mengkonsumi tablet Fe.

Evaluasi diagnosa kedua yaitu Keletihan berhubungan dengan kondisi


fisiologis anemia dalam kehamilan (SDKI, D.0057). Setelah dilakukan
tindakan keperawatan TUK 1, didapatkan evaluasi subjektif (S) Ibu R dan
keluarga mengatakan sudah mampu mengenal masalah keletihan pada ibu
hamil dengan anemia, objektif (O) Ibu R dan keluarga mampu menyebutkan
pengertian kelelahan yaitu suatu kondisi dimana sesorang merasa lelah, lesu,
atau kurang bertenaga, kemudian penyebab keletihan yaitu kurang tidur,
melakukan aktivitas berat, serta beraktivitas dalam waktu yang lama,
selanjutnya tanda dan gejala kelelahan seperti lemas, letih, lesu, serta dampak
dari keletihan yaitu resiko jatuh, pingsan, mudah lemas, menyebabkan varises,
serta keguguran, analisa (A) masalah mengenal masalah keletihan teratasi,
planning (P) intervensi edukasi proses penyakit dengan mengenal masalah
keletihan dihentikan.

Poltekkes Kemenkes Padang


120

Evaluasi TUK 2, didapatkan hasil subjektif (S) Ibu O dan keluarga


mengatakan sudah bisa mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga pada ibu hamil anemia dengan keletihan dengan membatasi aktivitas
Ibu R dengan menentukan aktivitas apa saja yang boleh dikerjakan oleh Ibu R,
menghindari Ibu R mengangkat beban berat, serta memastikan bahwa Ibu R
dapat tidur dengan cukup, objektif (O) Ibu O dan keluarga tampak sudah bisa
mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga pada ibu hamil anemia
dengan keletihan, dan menggunakan fasilitas kesehatan, analisa (A) masalah
mengambil keputusan tindakan yang tepat untuk mengatasi keletihan teratasi,
planning (P) intervensi dukungan pengambilan keputusan untuk perawatan
keletihan dihentikan.

Evaluasi TUK 3, didapatkan evaluasi subjektif (S) Ibu R dan keluarga


mengatakan mampu merawat keletihan pada ibu hamil dengan anemia,
objektif (O) tampak Ibu R dan keluarga mampu menyebutkan cara merawat
keletihan pada ibu hamil dengan menyediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus (mis : cahaya, suara, kunjungan), menciptakan suasana yang nyaman,
bersih dan rapi agar tidur Ibu R dapat berkualitas, analisa (A) masalah
melakukan perawatan untuk mengatasi keletihan teratasi, planning (P)
intervensi manajemen energi tetap dilanjutkan pada Ibu R dengan mengawasi
Ibu R melakukan aktivitas secara bertahap serta memilihkan aktivitas fisik
yang tepat bagi Ibu R seperti senam.

Evaluasi diagnosa kedua Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor


psikologis (keengganan untuk makan). Setelah dilakukan tindakan
keperawatan TUK 1, didapatkan evaluasi subjektif (S) Ibu R dan keluarga
mengatakan sudah memahami pengertian defisit nutrisi yaitu asupan nutrisi
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme pada tubuh, kemudian
penyebab defisit nutrisi yaitu ketidakmampuan menelan makanan,
ketidakmampuan mencerna makanan, peningkatan kebutuhan metabolisme,
faktor ekonomi, serta faktr psikologis (mis. stress, dan keengganan untuk
makan), selanjutnya tanda dan gejala defisit nutrisi yaitu nafsu makan

Poltekkes Kemenkes Padang


121

menurun, mengalami penurunan berat badan, membran mukosa pucat, rambut


rontok berlebihan, diare, dan sariawan, serta dampak dari defisit nutrisi yaitu
anemia, menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga mudah terserang
infeksi, serta merasa cepat lelah dan lesu, objektif (O) Ibu R dan keluarga
mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta penyebab
defisit nutrisi pada ibu hamil dengan anemia, analisa (A) masalah mengenal
masalah defisit nutrisi teratasi, planning (P) intervensi edukasi proses penyakit
dengan mengenal masalah defisit nutrisi dihentikan.

Evaluasi TUK 2, didapatkan evaluasi subjektif (S) Ibu R dan keluarga


mengatakan sudah mampu mengambil keputusan yang tepat untuk
mengurangi dampak yang disebabkan dari defisit nutrisi dengan memenuhi
kebutuhan gizi ibu hamil dengan anemia, objektif (O) Ibu R dan keluarga
dapat menyebutkan jenis makan yang kaya akan zat besi untuk meningkatkan
nutrisi ibu hamil dengan anemia, seperti daging sapi, ikan, ayam, telur, roti
gandum, kacang - kacangan, serta sayuran berdaun hijau, analisa (A) masalah
mengambil keputusan tindakan yang tepat untuk mengatasi defisit nutrisi
teratasi, planning (P) intervensi dukungan pengambilan keputusan untuk
perawatan defisit nutrisi dihentikan.

Evalasui TUK 3, didapatkan evaluasi subjektif (S) Ibu R dan keluarga


mengatakan sudah merawat anggota keluarga dengan defisit nutrisi pada ibu
hamil dengan anemia dengan memberikan nutrisi yang tepat bagi ibu hamil
dengan anemia, analisa (A) masalah melakukan perawatan untuk mengatasi
defisit nutrisi teratasi, planning (P) intervensi manajeman energi dilanjutkan
oleh keluarga dengan tetap memonitor asupan makanan yang akan dikonsumi
oleh ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan anemia).

Evaluasi TUK 4, didapatkan evaluasi subjektif (S) Ibu R dan keluarga


mengatakan sudah memahami cara memodifikasi lingkungan yang sehat,
objektif (O) Ibu R dan keluarga tampak sudah menerapkan cara memodifikasi
lingkungan yang sehat bagi ibu hamil dengan cara memastikan lantai kamar

Poltekkes Kemenkes Padang


122

tidur maupun lantai kamar mandi tidak basah maupun licin, kemudian
memberikan pencahayaan yang cukup dengan membuka jendela setiap pagi
agar ruangan tidak lembab, selanjutnya memastikan kain gorden tidak
menutupi ventilasi agar udara dapat masuk ke dalam ruangan sehingga rumah
tidak terasa pengap, serta rutin membersihkan rumah baik didalam maupun
dilingkungan luar rumah, analisa (A) masalah keluarga mampu memodifikasi
lingkungan yang sehat teratasi, planning (P) intervensi manajemen lingkungan
dihentikan. Dan didapatkan evaluasi TUK 5 subjektif (S) Ibu R dan keluarga
mengatakan sudah dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan, objektif (O) Ibu R
dan keluarga dapat menjelaskan kembali tentang fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada dengan mengenal Antenatal Care (ANC) bagi ibu hamil dengan
anemia menggunakan bahasa sendiri, masalah keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan tertasi, planning (P) intervensi pengenalan fasilitas
kesehatan dihentikan.

Evaluasi semua implementasi yang dilakukan pada tanggal 03 Mei 2021


didapatkan hasil evaluasi (S), klien dan keluarga mengatakan sudah mengerti
mengenai masalah anemia pada ibu hamil dan masalah kesehatan yang
dialami mulai dari perfusi perifer tidak efektif, keletihan, serta defisit nutrisi.
Klien dan keluarga mengatakan sudah bisa mengambil keputusan terkait
masalah kesehatan yang dialami, kemudian klien dan keluarga mengatakan
sudah mampu merawat anggota keluarga yang sakit sesuai dengan masalah
yang dialami, klien dan keluarga juga mengatakan mampu memodifikasi
lingkungan, dan klien beserta keluarga mengatakan mengerti dengan manfaat
fasilitas kesehatan yang ada. Evaluasi objektif (O) klien dan keluarga tampak
mampu mengulang kembali dengan baik materi yang telah dijelaskan pada
pertemuan - pertemuan sebelumnya. Evaluasi analisa (A) masalah teratasi dan
evaluasi planning (P) intervensi dihentikan.

Setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil tingkat kemandirian pada


partisipan dari tingkat kemandirian kedua yaitu menerima petugas perawatan
kesehatan dan menerima pelayanan keperawatan yang sesuai dengan rencana

Poltekkes Kemenkes Padang


123

keperawatan, mengetahui dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan


secara benar, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran dan
melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran. Meningkat
menjadi tingkat mandiri ketiga yaitu menerima petugas perawatan kesehatan,
menerima pelayanan keperawatan yang diberian, mengetahui dan dapat
mengungkapkan masalah kesehatan secara benar, melakukan tindakan
keperawatan sederhana, memanfaatkan fasilitas kesehatan secara aktif dan
melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran.

Dari evaluasi keperawatan keluarga dapat disimpulkan bahwa kasus anemia


pada ibu hamil dengan anemia yang dilakukan selama 12 kali pertemuan
sudah teratasi. Saat dilakukan pemeriksaan fisik diakhir kunjungan Hb Ibu R
sudah normal yaitu saat pengkajian 9,7 g/dl menjadi 11,5 g/dl, LILA saat
pengkajian 21 cm menjadi 24 cm dan BB saat pengkajian 45 kg menjadi 52
kg. Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pada ibu hamil dan
keluarga akan mempertahankan cara perawatan pada ibu hamil dengan
masalah anemia pada ibu hamil.

Poltekkes Kemenkes Padang


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan keluarga pada ibu
R dengan masalah ibu hamil dengan anemia diwilayah kerja Pusksemas Anak
Air Kota Padang Tahun 2021, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1) Pada hasil pengkajian didapatkan kesamaan data kasus yang diangkat
dengan teori yang sudah ada. Dimana keluarga mengeluhkan anggota
kelauarganya yang sedang mengalami anemia saat hamil. Namun, ada juga
riwayat kehamilan dan data lingkungan keluarga seperti lingkungan rumah
dan kebiasaan keluarga dalam kesehariannya yang meningkatkan dan
mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil. Hasil pemeriksaan fisik
diperoleh terlihat konjungtiva anemis, kulit terlihat pucat, badan terlihat
lemah dan lesu.
2) Diagnosis keperawatan yang muncul pada klien sesuai dengan teori
diagnosa keperawatan keluarga yaitu terdapat 8 diagnosa keperawatan,
pada kasus ini diagnosa keperawatan yang muncul hanya 3 diagnosa
utama yang muncul berdasarkan prioritas masalah yaitu perfusi perifer
tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin,
keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia pada ibu hamil),
dan defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan
untuk makan).
3) Intervensi keperawatan yang direncanakan tergantung kepada masalah
keperawatan yang ditemukan. Intervensi yang dilakukan dirumsukan
berdasarkan diagnosa yang telah didapatkan dan berdasarkan 5 tugas
khusus keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan tindakan, merawat
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan.
4) Implementasi mulai dilakukan pada tanggal 17 Mei 2021. Implementasi
yang telah dilaksanakan pada diagnosa pertama yaitu melakukan

124 Poltekkes Kemenkes Padang


125

penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil, membimbingan dan


memotivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah anemia pada ibu hamil, melakukan diskusi dan demonstrasi cara
meminum tablet Fe yang baik dan benar, melakukan perawata keletihan
pada ibu hamil dengan melakukan aktivitas secara bertahap dan
melakukan aktivitas fisik seperti senam ibu hamil, kemdian memotivasi
dan mengajak keluarga cara modifikasi lingkungan dan mendiskusikan
mengenai pemanfaaatan pelayanan kesehatan pada kedua keluarga.
Implementasi pada diagnosa ketiga yaitu melakukan penyuluhan mengenai
tujuan dan manfaat perawatan ibu hamil, agar keluarga mampu merawat
anggota keluarganya yang sakit. Implementasi yang tidak dilakukan pada
semua diagnosa yaitu tugas khusus keluarga yang keempat dan kelima
seperti demonstrasi cara memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan karena implementasi tersebut bergabung
pelaksanaanya pada diagnosa ketiga.
5) Pada tahap akhir, peneliti mengevaluasi dari awal hingga akhir pertemuan
kepada pasien dan keluarga pada tanggal 03 Mei 2021, mengenai tindakan
keperawatan yang telah dilakukan berdasarkan catatan pengembangan.
Evaluasi yang didapatkan tingkat kemandrian kedua pasrtisipan yaitu dari
tingkat kemandirian keluarga pertama berubah menjadi tingkat
kemandirian keluarga ketiga, keluarga ibu R memahami tentang masalah
anemia pada ibu hamil dan cara mengkonsumsi tablet Fe yang baik dan
benar, serta keluarga mampu melakukan pengawasan pada ibu hamil
dengan anemia dalam meminum tablet Fe. Ibu R dan keluarga juga sudah
memahami cara mengatasi keletihan dengan melakukan aktivitas secara
bertahap serta melakukan aktivitas fisik seperti senam ibu hamil. Ibu R
dan keluarga juga sudah memahami nutrisi yang baik bagi ibu hamil dan
menerapkannya dalam sehari hari, keluarga termotivasi merawat anggota
keluarganya, keluarga mengambil keputusan dalam mengatasi masalah
anemia pada ibu hamil, keluarga dapat memodifikasi lingkungan dan
keluarga dapat memanfaatkan kesehatan untuk mengatasi masalah anemia
pada ibu R.

Poltekkes Kemenkes Padang


126

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut :
1) Bagi Puskesmas
Petugas Puskesmas Anak Air Kota Padang agar dapat melakukan
kunjungan rutin ke rumah ibu hamil dengan melakukan penkes
demonstrasi ketepatan minum tablet Fe serta mengenai dampak anemia
terhadap kehamilan untuk mengurangi masalah anemia pada ibu hamil.
Hasil studi kasus ini diharapkan juga dapat digunakan sebagai tambahan
informasi dalam mengembangkan program puskesmas keluarga ibu hamil
dengan anemia seperti pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya
membuat rekapan khusus untuk pengunjung anemia.
2) Pada klien dan keluarga
Diharapkan keluarga dapat memantau kesehatan Ibu R secara rutin ke
pelayanan kesehatan terdekat, kemudian diharapka keluarga tetap
melakukan pengawasan pada Ibu R dalam ketepatan mengkonsumi tablet
Fe, kemudian keluarga dapat menentukan aktivitas mana yang tidak terlalu
memberatkan Ibu R, serta menganjurkan Ibu R untuk melakukan aktivitas
fisik seperti senam ibu hamil untuk mengurangi masalah keletihan,
keluarga juga diharapkan dapat mempertahankan kondisi rumah untuk
tetap bersih, dan nyaman, guna meningkatkan kesehatan anggota keluarga
terutama pada Ibu R. Dan diharpakan keluarga dapat memantau kesehatan
Ibu R secara rutin.
3) Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan
pembelajaran di Prodi Keperawatan Padang untuk mengembangkan ilmu
dalam penerapan asuhan keperawatan keluarga pada pasien ibu hamil
dengan anemia.
4) Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti
selanjutnya untuk menambah pengetahuan dan dapat data dasar dalam
penerapan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.

Poltekkes Kemenkes Padang


DAFTAR PUSTAKA

DepKes, RI. 2016., Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015., Jakarta., Kementrian
Kesehatan RI., Hal : 108.
DepKes, RI. 2017., Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016., Jakarta., Kementrian
Kesehatan RI., Hal : 92-149.
Duvall and Miller. 1985. Mariage and Familly development, New York, Harper
and Now.
Friedman, E. A. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan
Praktek. (E. Tiar, Ed) (5th ed.). Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
IPPKI. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Keluarga Individu, Keluarga,
Kelompok, dan Komunitas. (S. Junaiti, Ed). Jakarta : EGC
Kemenkes RI. 2019. Hasil Utama Riskes 2018 Kementrian Kesehatan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Helath Profile
2018].
http://www/depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf
Keisnawati., Yanti, D. A. M., Sulistianingsih, A. (2015). Faktor - Faktor
Terjadinya Anemia pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun
2015. STIKES Peringsewu Lampung.
https://www.neliti.com/id/publications/13862/faktor-faktor-terjadinya-anemia-
pada-ibu-primigravida-di-wilayah-kerja-puskesmas
Keisnawati., Yanti, D. A. M., Sulistianingsih, A. (2015). Pencegahan Anemia
Dalam Kehamilan.
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2017
Manuaba, IBG. 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
Mardalena, 2017. Pustaka Baru Pres, Dasar - dasar Ilmu Gizi dalam
Keperawatan, Jakarta. https://scholar.google.co.id/citations?
user=7XligZAAAAAJ&hl=id https://bppsdmk.kemenkes.go.id/pusdikdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Ilmu- Gizi-Keperawatan-Komprehensif.pdf

Poltekkes Kemenkes Padang


Maria H. Bakhri. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit Pustaka Baru
Press.
Muhtar. & A. Haris. (2016). The Implementation of Nursing Family To Improve
Self Care Behavior of Pulmonary Tubercolosis Patients in Bima. West Nusa
Tenggara. Jurnal Kesehatan Prima, I0(1), 1579-1587.
https://doi.org/10.32807/jkp.v10i1.29
Prawirohardjo, S. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Nasional. Ed 1. Pt Bina Pustaka. Jakarta, 2014. Hal 281-294.
Profil Kesehatan Sumatera Barat Tahun 2009 -
2017 Pusdatin (2016) Situasi Gizi di Indonesia.
Jakarta.
Reeder, M. (2011). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, dan
Keluarga. Volume 2. Jakarta : EGC
Riskesdas. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar. Kemenkes RI
Sofia, R. (2011). Pelatihan Relaksasi Bumil Sehat untuk Menurunkan Kecemasan
Ibu hamil Beresiko Tinggi.

Sudiharto. (2007a). Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan


keperawatan transkultural (1st ed.). Jakarta : EGC.

Sudiharto. (2007b). Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan


keperawatan transkultural (E. Wahyuningsih, Ed.). Jakarta : Penerbit Kedokteran.
EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Daignosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI. Journal of
Chemical Information and Modeling.

Wagiyo & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi
Baru Lahir Fisiologis & Patologis. C.V. ANDI OFFSET.

Willy Astriana. (2017). Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas
dan Usia. https://www.neliti.com/id/publications/217394/kejadian-anemia-pada-
ibu-hamil-ditinjau-dari-paritas-dan-usia

Poltekkes Kemenkes Padang


LAMPIRAN

Poltekkes Kemenkes Padang


Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
PENGKAJIAN KELUARGA

I. DATA UMUM
1) Nama Keluarga (KK) : Bapak R
2) Alamat dan telepon : Komplek Perumahan Graha Agung
Perdana.
3) Komposisi Keluarga :

No Nama JK TTL/ Umur Hubungan Pekerjaan Pendidikan


dg keluarga
1 Bakarudin L Padang/11 Orangtua Swasta SMP
Januari 1966
(55 th)
2 Marni P Padang/06 Orangtua Ibu rumah SMP
Maret 1970 tangga
(51 th)
3 Redi Andrizal L Kampani/15 Kepala Wiraswasta SMP
Desember keluarga
1991 (30 th)
4 Rina Erna Sari P Padang/ 27 Istri Ibu rumah PT
Februari 1994 tangga
(27 th)
5 Devita Aurelia P Padang/21 Adik - SMA
Oktober 1998
(22 th)

Poltekkes Kemenkes Padang


Genogram :

Keterangan :

Laki - Laki (Hidup)

Perempuan (Hidup)

Laki - Laki (Meninggal)

Klien

------- Tinggal serumah

4) Tipe keluarga
Keluarga ini merupakan tipe keluarga besar (extended family), dimana
Ibu R tinggal bersama orangtua perempuan yaitu Ibu M, dan orangtua
laki - laki yaitu Bapak B serta adik perempuannya yaitu Ibu A.

5) Suku
Keluarga ini memiliki suku yang berbeda, dimana Bapak R memiliki
suku tanjuang dan Ibu R koto serta memiliki latar belakang budaya
minang yang cukup kental.

6) Agama
Keluarga ini menganut kepercayaan Agama Islam, dimana keluarga ini
selalu melaksanakan sholat 5 waktu sehari semalam serta membaca Al -
Qur'an setiap malamnya. Dan walaupun dalam keadaan sakit keluarga
tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Poltekkes Kemenkes Padang


7) Status Sosek Keluarga
Kehidupan keluarga besar Ibu R merupakan kalangan ekonomi
menengah ke bawah, dimana Ibu R dan suaminya Bapak R masih
menumpang dirumah orangtua Ibu R, walaupun rumah yang ditempati
Ibu R bersama keluarga besarnya sekarang bisa terbilang sangat layak,
namun itu dikarenakan dahulunya ayah dari Ibu R adalah seorang
wiraswasta. Ibu R mengatakan suaminya Bapak R bekerja sebagai
tukang ojek online dengan penghasilan yang tidak menentu. Ibu R
mengatakan pendapatan suaminya dapat mencukupi kebutuhan sehari -
hari namun sangat pas - passan.

8) Aktivitas Reakreasi Keluarga


Keluarga jarang melakukan kegiatan rekreasi, untuk mengisi waktu
kosong biasanya Ibu R lebih memilih untuk menonton televisi bersama
keluarga, dan jika ada kesempatan rekreasi keluarga biasanya dengan
pergi jalan - jalan.

II. RIWAYAT & TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1) Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Bapak R saat ini adalah keluarga Tahap II.
Tahap yang belum terpenuhi dari keluarga Bapak R yaitu keluarga Bapak
R masih dalam proses persiapan menjadi orangtua dan memenuhi
kesehatan Ibu R.

2) Tugas Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi


Saat dilakukan pengkajian, Ibu R mengatakan tugas utama keluarga yang
belum terpenuhi adalah Ibu R dan keluarga belum memahami dampak dan
penyebab dari penyakit anemia yang di derita Ibu R saat ini. Ibu R dan
keluarga belum mampu untuk mengambil keputusan yang tepat untuk
kesehatan Ibu R, Keluarga belum mampu dalam merawat Ibu R yang
mengalami anemia. Biasanya strategi koping yang digunakan oleh
keluarga adalah berusaha untuk tetap tenang, berdo’a dan berserah diri
kepada Allah SWT, serta saling menguatkan satu sama lain.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga Inti


Pada saat dilakukan pengkajian, Ibu R sedang hamil anak pertama
(G1P0A0H1) dengan usia kehamilan 25 minggu 5 hari. Ibu R mengatakan
kepalanya terasa pusing, lemas, serta mudah lelah ketika beraktivitas. Ibu
R mengatakan ia sering mengkonsumi teh (2 gelas/hari) pada pagi dan
malam hari sebelum tidur. Ibu R juga mengatakan bahwa ia sudah jarang
mengkonsumsi tablet Fe semenjak kandungannya memasuki usia 5 bulan
dikarenakan mual setiap kali mengkonsuminya.
4) Riwayat Keluarga Sebelumnya
a. Ibu R mengatakan sebelumnya pernah mengalami penyakit demam
berdarah namun tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya apapun
Begitupun dengan seluruh anggota keluarganya tidak ada yang
mengalami anemia seperti dirinya ataupun penyakita berbahaya seperti

Poltekkes Kemenkes Padang


Hipertensi, DM, TBC, Jantung, dll. Hanya saja kakak ipar dari Ibu R
memiliki keluhan mual muntah yang sama seperti dirinya.
b. Ibu M mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang memiliki
riwayat penyakit berbahaya seperti Hipertensi, DM, TBC, Jantung, dll.
Ibu M juga mengatakan bahwa sewaktu ia hamil dari kehamilan
pertama hingga kehamilan ketiga tidak pernah mengalami keluhan
yang sama dengan Ibu R.

III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah (Termasuk Denah)
Rumah yang ditepati oleh Bapak R dan Ibu R beserta keluarga adalah
rumah sendiri. Kondisi rumah secara keseluruhan cukup bersih. Rumah
Ibu R di lengkapi dengan tiga kamar tidur, satu ruang gudang yang
digunakan untuk menjemur kain ketika diluar sedang hujan, satu kamar
mandi, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, dan satu dapur. Lingkungan
dalam rumah Ibu R tampak sedikit kotor, berantakan, pencahayaan cukup,
ventilasi udara masih kurang, jendela berdebu, barang - barang berserakan
dan tergantung dimana mana, seperti baju dan perabotan lainnya. Dinding
rumah dari batu bata, lantai keramik, rumah memiliki septitank jaraknya 6
m dari sumur dan limbah rumah tangga langsung di buang ke septitank,
sampah keluarga di buang ke tempat pembuangan sampah umum.
Diperkarangan rumah Ibu R terdapat banyak kotoran unggas (ayam) yang
berserakan.

R3 R6

R3 R5 R5

R3
R2 R1

Halaman Depan
Keterangan :
- R1 : Ruang tamu
- R2 : Ruang
- R3 : Ruang tidur
- R4 : Gudang
- R5 : Kamar mandi
- R6 : Dapur

2. Karakteristik tetangga & Komunitas RW


Penduduk di lingkungan rumah Ibu R merupakan penduduk asli dan
hampir semuanya bersuku minang. Lingkungan rumah Ibu R merupakan
lingkungan yang cukup padat penduduk, jarak antara satu rumah dengan
rumah yang lain terbilang cukup berdekatan, tetangga yang ada disekitar

Poltekkes Kemenkes Padang


rumah semuanya ramah dan saling tolong menolong. Selain itu hubungan
keluarga dengan tetangga disekitar lingkungan terjalin dengan baik.

3. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga Ibu R sudah menepati rumahnya sejak 11 tahun yag lalu.
Keluarga berdaptasi dengan baik di lingkungan tempat tinggalnya.

4. Perkumpulan keluarga & Interaksi dengan masyarakat


Keluarga Ibu R biasanya berkumpul pada malam hari untuk sekedar
bercerita dan bersantai. Interaksi keluraga Ibu R dengan tetangga cukup
baik dan jika ada waktu luang keluarga Ibu R ikut kegiatan senam tiap
seminggu sekali dan bergotong royong.

5. Sistem Pendukung Keluarga


Sistem pendukung keluarga adalah Bapak R, dimana bapak R berperan
sebagai kepala dan memutuskan segala sesuatunya bagi keluarga. Selain
itu keluarga Ibu R saling mendukung satu sama lain, apabila ada salah satu
yang sakit dari anggota keluarga maka akan langsung dibawa ke
bidan/puskesmas terdekat.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1) Pola Komunikasi keluarga
Berdasarkan pengkajian seluruh anggota keluarga dalam keluarga Ibu R
tidak ada yang memiliki kelainan verbal seperti bisu dan tuli, sehingga
komunikasi antara angota keluarga berjalan dengan baik dan normal.
Keluarga Ibu R biasanya berkomunikasi menggunakan bahasa minang
baik di dalam rumah maupun di luar rumah.
2) Struktur kekuatan keluarga
Di dalam keluarga, Ibu R yang mengatur semua kebutuhan rumah tangga.
Sedangkan yang bertanggung jawab mengambil keputusan dan mencari
nafkah adalah Bapak R, serta semua anggota keluarga saling menghormati
dan saling menyayangi satu sama lain.
3) Struktur peran
a. Bapak R sebagai kapala keluarga, suami dari Ibu R, dan menantu dari
Bapak B dan Ibu M.
b. Ibu R sebagai seorang istri dari Bapak R dan seorang anak dari Bapak
B dan Ibu M.
c. Bapak B sebagai ayah dan mertua dari Ibu R dan Bapak R.
d. Ibu M sebagai ibu dan mertua dari Ibu R dan Bapak R.
e. Ibu A sebagai anak dari Bapak B dan Ibu M, adik dari Ibu R, dan adik
ipar dari Bapak R.
4) Nilai dan Norma Budaya
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah
SWT. Demikian pula dengan sehat sakit keluarga juga percaya bahwa
setiap sakit ada obatnya, bila ada anggota keluarga yang sakit langsung
dibawa ke bidan atau ke puskesmas terdekat.

Poltekkes Kemenkes Padang


V. FUNGSI KELUARGA
1) Fungsi Afektif
Hubungan antara keluarga baik, mendukung, saling menyayangi satu sama
lain. Ibu R juga mengatakan mereka saling menghargai dan menyayangi
satu sama lain, dimana antar anggota keluarga sama - sama memiliki
perasaan memiliki dan dimiliki satu sama lainnya serta kepedulian antar
anggota keluarga yang tinggi dan terjalin dengan baik, dimana jika ada
keluarga yang sakit maka keluarga akan langsung membawanya ke
pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau bidan terdekat.
2) Fungsi Sosialisasi
Anggota keluarga memiliki kemampuan bersosialisasi dengan sesama
anggota keluarga. Selain itu Ibu R dan anggota keluarga yang lain juga
saling berinteraksi dengan tetangga, keluarga Ibu R dapat mengikuti
norma yang ada dan berlaku.
3) Fungsi Ekonomi
Secara umum Bapak R cukup mampu mencukupi kebutuhan dari
keluarganya, seperti kebutuhan makanan, pakaian dan biaya untuk
berobat.
4) Fungsi Reproduksi
Pada saat pengkajian Ibu R mengatakan pertama kali haid pada umur 12
tahun, siklus haid lamanya 4-6 hari, pembalut diganti 1-2 kali dalam
sehari, warna haid merah dan encer dan selalu disminor pada hari pertama
haid. Ibu R mengatakan sebelum kehamilan saat ini Ibu R pernah
menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik 3 bulan.
5) Fungsi Perawatan Keluarga (5 Tugas Perawatan Kesehatan Keluarga)
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Ibu R dan keluarga kurang mampu memahami masalah kesehatan yang
dialami Ibu R, seperti memahami penyebab dan dampak dari penyakit.
b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Ibu R dan keluarga belum mampu mengambil keputusan yang tepat
untuk kesehatan Ibu R.
c. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga belum mampu dalam merawat Ibu R yang mengalami
anemia, dimana keluarga hanya sekedar mengingatkan tetapi keluarga
tidak turun langsung merawat Ibu R.
d. Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat
Ibu R dan keluarga belum mengetahui manfaat dari lingkungan yang
sehat, dan Ibu R dan keluarga belum menerapkannya dalam kehidupan
sehari - hari.
e. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga sudah cukup mengetahui cara memanfaatkan fasilitas
kesehatan, karena setiap ada anggota keluarga yang sakit akan
langsung dibawa ke bidan/puskesmas terdekat.

Poltekkes Kemenkes Padang


IV. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1) Stressor Jangka Pendek
Untuk sekarang Ibu R mengeluh pusing dan mual jika mengkonsumsi
makanan.
2) Stressor Jangka Panjang
Ibu R mengatakan cemas akan kesehatan dan bayi yang dikandungnya
dikarekana ini adalah kehamilan pertamanya.
3) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Ibu R dan keluarga mengetahui bahwa ia sudah mempunyai masalah
kesehatan dan sudah mengupayakan pengobatan.
4) Strategi Koping Yang Digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi masalah.
5) Strategi Adaptasi Disfungsional
Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
mengahdapi masalah.

VI. HARAPAN KELUARGA


Keluarga berharap dengan datangnya perawat kerumah Ibu R, perawat bisa
membantu keluarga untuk mengatasi masalah yang diderita oleh Ibu R.
Seperti keluarga dapat mengetahui penyebab, dampak serta cara pencegahan
terhadap penyakit yang di derita Ibu R.

Poltekkes Kemenkes Padang


VII. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
No Pemeriksaan Bapak R Ibu R Bapak B Ibu M Ibu D
1 TTV:
- Tekanan darah TD : 125/80 mmHg TD : 110/70 mmHg TD : 137/81 mmHg TD : 130/80 mmHg TD : 120/80 mmHg
- Nadi HR : 80 x/menit HR : 80 x / menit, HR : 80 x /menit HR : 80 x/menit HR : 80 x /menit
- Pernafasan RR : 19 x/menit RR : 21 x / menit, RR : 20 x/menit RR : 20 RR : 20 x/menit
- Suhu T : 36,2oC T : 36,7oC T : 36,7oC x/menit T : T : 36,1oC
Hb : 9,7 g/dl 36,3oC
LILA : 21 cm
2 Kulit : Warna kulit sawo Warna kulit putih, Warna kulit hitam Warna kulit sawo Warna kulit sawo
Warna kulit apakah matang, tidak tidak terdapat manis, tidak matang, tidak matang, tidak
kecoklatan, sawo terdapat memar memar ataupun terdapat memar terdapat memar terdapat memar
matang, hitam manis. ataupun luka, kulit luka, kulit kepala ataupun luka, kulit ataupun luka, kulit ataupun luka, kulit
apakah gatal atau kepala bersih, kulit bersih, kulit kepala bersih, kulit kepala bersih, kulit kepala bersih, kulit
tidak, apakah ada lembab dan bersih. lembab dan bersih. lembab dan bersih. lembab dan bersih. lembab dan bersih.
luka atau tidak, kulit
rambut bersih atau
tidak kasar atau tidak,
lemab atau kering.

3 Mata
Kelopak mata tidak Kelopak mata tidak Kelopak mata tidak Kelopak mata tidak Kelopak mata tidak Kelopak mata tidak
ptosis, sclera iterik ptosis, sklera ikterik, ptosis, sklera ptosis, sklera ptosis, sklera ikterik, ptosis, sklera ikterik,
atau tidak iterik tidak konjungtiva tidak ikterik, konjungtiva ikterik, konjungtiva konjungtiva tidak konjungtiva tidak
atau ada peradangan, anemis, pupil isokor, tidak anemis, pupil tidak anemis, pupil anemis, pupil isokor, anemis, pupil isokor,
konjungtiva tidak dan tidak ada isokor, dan tidak isokor, dan tidak dan tidak ada dan tidak ada
anemis atau anemis kelainan pada ada kelainan pada ada kelainan pada kelainan pada kelainan pada
menggunakan kaca palpebra palpebra palpebra palpebra palpebra
mata atau tidak, pupil
isokorataumidriasis
Palpebra ada kelainan
Poltekkes Kemenkes Padang
atau tidak.
4 Telinga
Pendengaran baik atau Pendengaran baik, Pendengaran baik, Pendengaran baik, Pendengaran baik, Pendengaran baik,
tidak, telinga simetris bentuk simetris kiri bentuk simetris kiri bentuk simetris kiri bentuk simetris kiri bentuk simetris kiri
kiri kanan atau tidak, dan kanan, tidak ada dan kanan, tidak dan kanan, tidak dan kanan, tidak ada dan kanan, tidak ada
tinnitus tidak ada atau purulen / sekret, ada purulen / ada purulen / purulen / sekret, purulen / sekret,
ada, purulen tidak ada tidak ada nyeri. sekret, tidak ada sekret, tidak ada tidak ada nyeri. tidak ada nyeri.
atau ada, sekret ada nyeri. nyeri.
atau tidak, tidak ada
nyeri ditelinga atau
ada.
5 Hidung
Tidak ada kelainan Bentuk normal, tidak Bentuk normal, Bentuk normal, Bentuk normal, tidak Bentuk normal, tidak
bentuk, tidak ada sekret, tidak ada tidak ada sekret, tidak ada sekret, ada sekret, tidak ada ada sekret, tidak ada
tersumbat, lubang nyeri. tidak ada nyeri. tidak ada nyeri. nyeri. nyeri.
hidung normal atau
tidak atau ada sekret,
nyeri atau tidak.
6 Mulut
Gigi bersih atau Gigi dan lidah Gigi dan lidah Gigi dan lidah Gigi dan lidah Gigi dan lidah
tidak,ada atau tidak bersih, ada karies, bersih, tidak ada bersih, ada karies, bersih, tidak ada bersih, tidak ada
ada karies, gosok gigi tidak ada sariawan, karies, tidak ada tidak ada sariawan, karies, tidak ada karies, tidak ada
berapa kali sehari sikat gigi 2 x sehari, sariawan, sikat gigi sikat gigi 2 x sariawan, sikat gigi 2 sariawan, sikat gigi 2
jumlah gigi,apakah gigi rapi, mukosa 2 x sehari, gigi sehari, gigi rapi, x sehari, gigi rapi, x sehari, gigi rapi,
gigi rapi atau tidak bibir sedikit kering. rapi, mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir sedikit mukosa bibir sedikit
sedikit kering. sedikit kering. kering. kering.
7 Payudara
Ada atau tidak ada Normal Tidak ada Normal Tidak ada Tidak ada
pembesaran, tidak ada pembesaran, tidak pembesaran, tidak pembesaran, tidak
benjolan, bentuk dada ada benjolan, ada benjolan, bentuk ada benjolan, bentuk
simetris, areola bentuk dada dada simetris, areola dada simetris, areola
Poltekkes Kemenkes Padang
normal. simetris, areola normal. normal.
normal.
8 Thoraks
Dada apakah simetris Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri dan
kiri dan kanan, bunyi kanan, tidak ada lesi, kanan, tidak ada kanan, tidak ada kanan, tidak ada lesi, kanan, tidak ada lesi,
jantung, apakah tidak ada nyeri lesi, tidak ada nyeri lesi, tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
adalesi atau tidak, tekan, terdapat bulu tekan, bunyi tekan, terdapat bulu tekan, bunyi jantung tekan, bunyi jantung
suara jantung normal dada, bunyi jantung jantung normal. dada, bunyi jantung normal. normal.
murmur, apakah ada normal. normal.
bulu dada.
9 Abdomen
Buncit atau tidak Perut rata, bising Perut buncit, bising Perut buncit, bising Perut buncit, bising Perut buncit, bising
permukaan datar, ada usus (+), tidak ada usus (+), tidak ada usus (+), tidak ada usus (+), tidak ada usus (+), tidak ada
atau tidak ada asites, nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak
bising usus (+) atau ada lesi, umbilikus ada lesi, umbilikus ada lesi, umbilikus ada lesi, umbilikus ada lesi, umbilikus
tidak, ada nyeri tekan normal. normal. normal. normal. normal.
atau tidak, ada lesi
atau ada.
10 Exstremitas
Tidak ada kekakuan, Tidak ada kekakuan, Tidak ada Tidak ada Tidak ada kekakuan, Tidak ada kekakuan,
tidak nyeri pada tidak ada nyeri di kekakuan, tidak kekakuan, tidak tidak ada nyeri di tidak ada nyeri di
telapak kaki dan telapak kaki maupun ada nyeri di telapak ada nyeri di telapak telapak kaki maupun telapak kaki maupun
tangan, tidak ada tangan, simetris kiri kaki maupun kaki maupun tangan, simetris kiri tangan, simetris kiri
kelainan, simetris kiri dan kanan. Tidak tangan, simetris tangan, simetris dan kanan. Tidak dan kanan. Tidak
kanan, apakah ada lesi ada lesi, jari lengkap kiri dan kanan. kiri dan kanan. ada lesi, jari lengkap ada lesi, jari lengkap
atau tidak, jari dan normal. Tidak ada lesi, jari Tidak ada lesi, jari dan normal. dan normal.
lengkap atau tidak lengkap dan lengkap dan
apakah ada polidaktili normal. normal.
atau tidak, Keram atau
tidak, kesemutan atau
tidak.
Poltekkes Kemenkes Padang
11 Kesimpulan
Apakah keluarga sehat Sehat Anemia Sehat Sehat Sehat
atau tidak apakah ada
kelainan kesehatan
pada salah satu
anggota keluarga?

Poltekkes Kemenkes Padang


ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 Data Subjektif :
Ibu R mengatakan kepalanya Perfusi perifer Penurunan
terasa pusing, dan badnya tidak efektif konsentrasi
terasa lemas dan letih. hemoglobin
Data Objektif :
- Ibu R tampak pucat
- Akral teraba dingin
- Hb saat pengkajian :
9,7 g/dl
- Hb setelah penelitian :
10,6 g/dl
2 Data Subjektif :
- Ibu R mengatakan Keletihan Kondisi
kepalnya pusing. fisiologis anemia
- Ibu R mengatakan dalam kehamilan
merasa lemas, letih serta
mudah lemas ketika
banyak beraktivitas.
Data Objektif :
- Ibu R tampak pucat
- Ibu R tampak lesu
- Membran mukosa
tampak pucat.
- TD : 110/70 mmHg
- N : 80x/menit
3 Data Subjektif :
- Ibu R mengatakan Defisit nutrisi Faktor psikologis
mudah lemas ketika (keengganan untuk
banyak beraktivitas makan)
badannya terasa lemas.
- Ibu R mengatakan nafsu
makannya menurun.
- Ibu R mengatakan
merasa mual ketika
mengkonsumsi Tablet
Fe.
- Ibu R juga mengatakan
bahwa ia malas
mengkonsumi, ikan,
daging, buah - buahan
serta sayur - sayuran.
Data Objektif :
- Ibu R tampak pucat
- Ibu R tampak lesu
- Membran mukosa
tampak pucat.

Poltekkes Kemenkes Padang


- LILA : 21 cm
- BB saat pengkajian :
40 kg
- BB setelah penelitian :
45 kg

SKALA PRIORITAS MASALAH ASUHAN


KEPERAWATAN KELUARGA

1. Diagnosa Keperawatan Keluarga I


Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin (SDKI, D.0009).

No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran

1 Sifat masalah keadaan 2/3 x 1 2/3 Masalah ini kemungkinan


masalah. beresiko.
a. Aktual : 3
b. Resiko : 2
c. Potensial : 1
2 Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 Kemungkinan masalah mudah di
dapat diubah sebagian. ubah jika Ibu R dapat mengikuti
a. Mudah : 2 anjuran tentang cara perawatan ibu
b. Sebagian : 1 hamil dengan anemia.
c. Potensial : 0

3 Potensial masalah untuk 2/3 x 1 2/3 Potensial masalah ini dapat di


dicegah cukup. cegah jika Ibu R dapat mengikuti
a. Tinggi : 3 dengan benar cara perawatan
b. Cukup : 2 anemia dan mengatasi masalah
c. Rendah : 1 secara mandiri.
4 Menonjolnya masalah - 1/2 x 1 1/2 Keluarga melihat adanya
masalah tidak perlu permasalahan pada kesehatan Ibu
ditangani. R, jika tidak segera diatasi maka
a. Segera ditangani : 2 akan berdampak buruk pada
b. Tidak segera : 1 kesehatan Ibu R dan janin yang
c. Tidak dirasakan : 1 dikandung Ibu R.
Jumlah = 3,7

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga II


Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis anemia dalam kehamilan
(SDKI, D.0057).

Poltekkes Kemenkes Padang


No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran

1 Sifat masalah keadaan 3/3 x1 1 Masalah ini bersifat aktual


masalah. dimana tanda dan gejala dari Ibu
a. Aktual : 3 R sudah muncul dan jika masalah
b. Resiko : 2 ini dibiarkan akan bertambah
c. Potensial : 1 parah nantinya.
2 Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 Kemungkinan masalah ini dapat
dapat diubah sebagian. diubah sebagian jika keluarga Ibu
a. Mudah : 2 R memperhatikan dan dapat
b. Sebagian : 1 melakukan serta menerapkan apa
c. Potensial : 0 yang telah disampaikan.
3 Potensial masalah untuk 2/3 x 1 2/3 Potensial masalah Ibu R cukup
dicegah cukup. dapat dicegah karena informasi
a. Tinggi : 3 yang telah diterima oleh keluarga.
b. Cukup : 2
c. Rendah : 1

4 Menonjolnya masalah - 1/2 x 1 1/2 Keluarga merasakan adanya


masalah tidak perlu masalah pada kesehatan Ibu R dan
ditangani. keluarga juga menyadari jika
a. Segera ditangani : 2 dibiarkan terus menerus akan
b. Tidak segera : 1 berakibat fatal bagi kesehatan Ibu
c. Tidak dirasakan : 1 dan janin yang dikandung Ibu R.
Jumlah = 3,3

Diagnosa Keperawatan Keluarga II


Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah anemia pada ibu
hamil.

No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran

1 Sifat masalah keadaan 2/3 x1 2/3 Masalah ini bersifat aktual dimana
masalah. tanda dan gejala dari Ibu R adalah
a. Aktual : 3 nafsu makan serta mual ketika
b. Resiko : 2 mengkonsumsi makanan, ditambah
c. Potensial : 1 Ibu R tidak mengkonsumi sayuran
hijau dan daging merah, dan jika
masalah ini dibiarkan akan bertambah
parah nantinya.

Poltekkes Kemenkes Padang


2 Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 Kemungkinan masalah ini dapat diubah
dapat diubah sebagian. sebagian jika keluarga Ibu R
a. Mudah : 2 memperhatikan dan dapat melakukan
b. Sebagian : 1 serta menerapkan apa yang telah
c. Potensial : 0 disampaikan.

3 Potensial masalah untuk 1/3 x 1 1/3 Potensial masalah Ibu R cukup dapat
dicegah cukup. dicegah karena informasi yang telah
d. Tinggi : 3 diterima oleh keluarga.
e. Cukup : 2
f. Rendah : 1
4 Menonjolnya masalah - 1/2 x 1 1/2 Keluarga merasakan adanya masalah
masalah tidak perlu pada kesehatan Ibu R dan keluarga juga
ditangani. menyadari jika dibiarkan terus menerus
d. Segera ditangani : 2 akan berakibat fatal bagi kesehatan Ibu
e. Tidak segera : 1 dan janin yang dikandung Ibu R.
f. Tidak dirasakan : 1
Jumlah = 3 1/6

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin (SDKI, D.0009).
2) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis anemia dalam kehamilan
(SDKI, D.0057).
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis keengganan untuk
makan (SDKI, D.0019).

Poltekkes Kemenkes Padang


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Hasil Tindakan
1 Perfusi perifer Setelah dilakukan TUK 1 1) Keluarga mampu 1) Anemia adalah gejala 1) Gali pengetahuan klien dan
tidak efektif. kunjungan selama Setelah dilakukan menyebutkan kekurangan (defisiensi) keluarga tentang pengertian
(SDKI, D.0009) 5x30 menit kunjungan selama definisi anemia sel darah merah karena anemia pada ibu hamil.
keluarga mampu 1x30 menit pada ibu hamil kadar hemoglobin yang 2) Diskusikan dengan klien dan
mengenal masalah keluarga mampu dengan bahasa rendah. Kadar keluarga tentang pengertian
anemia pada ibu mengenal masalah sendiri yaitu hemoglobin normal anemia pada ibu hamil.
hamil. kesehatan anemia kekurangan darah pada wanita hamil 3) Berikan kesempatan klien
pada ibu hamil. merah. adalah 12 gr%. dan keluarga untuk
menjelaskan kembali.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.

2) Keluarga mampu 2) Penyebab terjadinya 1) Gali pengetahuan klien dan


menyebutkan anemia pada ibu hamil keluarga tentang penyebab
penyebab anemia diantaranya adalah anemia pada ibu hamil.
pada ibu hamil. malnutrisi, kekurangan 2) Diskusikan dengan klien dan
zat besi, vitamin B12 keluarga tentang peyebab
atau asam folat, anemia pada ibu hamil.
kehilangan darah akibat 3) Identifikasi bersama
perdarahan, infeksi, keluarga penyebab anemia
pengaruh obat - obatan, pada ibu hamil.
dan proses kehamilan. 4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya

Poltekkes Kemenkes Padang


dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
3) Keluarga mampu 3) Tanda dan gejala : 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan Kepala pusing, lemah, keluarga tentang tanda dan
tanda dan gejala letih, lesu, pucat, gejala anemia pada ibu
anemia pada ibu mudah mengantuk, hamil.
hamil. mata berkunang -
kunang, lidah, bibir 2) Diskusikan dengan klien dan
dan kuku pucat. keluarga tentang tanda dan
gejala anemia pada ibu
hamil.
3) Identifikasi bersama
keluarga tanda dan gejala
anemia pada ibu hamil.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
TUK 2 1) Keluarga mampu 1) Akibat dari anemia 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan menyebutkan pada ibu hamil : keluarga tentang akibat dari
kunjungan selama dampak anemia a. Abortus anemia pada ibu hamil dan
1x30 menit pada ibu hamil. b. Persalinan tindakan untuk
keluarga mampu premature. mengefektifan perfusi
mengambil c. Hambatan tumbuh perifer.
keputusan untuk kembang janin.
merawat anggota d. Hyperemesis 2) Diskusikan dengan klien dan

Poltekkes Kemenkes Padang


keluarga yang gravidarum. keluarga tentang akibat dari
mengalami anemia e. Perdarahan anemia pada ibu hamil dan
pada ibu hamil. antepartum. tindakan mengefektifan
perfusi perifer.
3) Identifikasi bersama klien
dan keluarga mengenai
penatalaksanaan anemia
pada ibu hamil.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Keluarga mampu 2) Untuk mengurangi 1) Gali pengetahuan klien dan
mengambil dampak anemia, ibu keluarga tentang akibat dari
keputusan yang hamil harus mematuhi anemia pada ibu hamil.
tepat untuk keputusan yang telah 2) Diskusikan dengan klien dan
mengurangi dibuat bersama, keluarga tentang dampak
dampak yang akan diantaranya yaitu : dari anemia pada ibu hamil
terjadi pada ibu a. Mengkonsumsi jika tidak segera diatasi.
hamil dengan tablet Fe secara 3) Motivasi keluarga untuk
anemia. teratur. memutuskan perawatan bagi
b. Saat mengkonsumsi ibu hamil dengan anemia.
tablet Fe sebaiknya 4) Berikan klien dan keluarga
diminum dengan air kesempatan untuk bertanya
jeruk untuk dan menjawab pertanyaan.
penyerapan yang 5) Berikan pujian pada
lebih optimal. keluarga atas jawaban yang
c. Tidak benar.

Poltekkes Kemenkes Padang


mengkonsumsi
tablet Fe dengan air
teh, kopi maupun
minuman bersoda.
d. Minum tablet Fe
lalu dilanjutkan
mengkonsumsi
vitamin C.

e. Memperbanyak
mengkonsumsi air
putih, sayuran serta
buah - buahan,
untuk mencegah
terjadinya
konstipasi (BAB
keras).
f. Minum tablet Fe
ketika ingin tidur
untuk mengurangi
efek mual dan
muntah.
TUK 3 1) Keluarga mampu 1) Mengkonsumsi tablet 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan merawat anggota Fe secara teratur. keluarga tentang cara
kunjungan selama keluarga dengan 2) Saat mengkonsumsi merawat ibu hamil dengan
1x30 menit ibu hamil dengan tablet Fe sebaiknya anemia.
keluarga mampu anemia. diminum dengan air 2) Identifikasi bersama klien
mampu merawat jeruk untuk penyerapan dan keluarga mengenai
anggota keluarga yang lebih optimal. perawatan ibu hamil dengan
yang sakit. 3) Tidak mengkonsumsi anemia.

Poltekkes Kemenkes Padang


tablet Fe dengan air 3) Motivasi dan ajak keluarga
teh, kopi maupun untuk mengawasi ibu hamil
minuman bersoda. dengan anemia dalam
4) Minum tablet Fe lalu ketepatan mengkonsumsi
dilanjutkan konsumsi tablet Fe.
vitamin C. 4) Berikan klien dan keluarga
5) Memperbanyak kesempatan untuk bertanya
mengkonsumsi air dan menjawab pertanyaan.
putih, sayuran serta 5) Berikan pujian pada
buah - buahan, untuk keluarga atas jawaban yang
mencegah terjadinya benar.
konstipasi (BAB
keras).
6) Minum tablet Fe ketika
ingin tidur untuk
mengurangi efek mual
dan muntah.

2) Keluarga mampu 1) Memberikan perhatian 1) Gali pengetahuan klien dan


menyebutkan lebih pada ibu hamil keluarga tentang tanda dan
sikap keluarga dengan anemia. gejala anemia pada ibu
terhadap ibu hamil 2) Memberikan motivasi hamil.
dengan anemia. dan pemahaman 2) Diskusikan bersama
kepada ibu hamil keluarga bagaimana sikap
dengan anemia agar keluarga terhadap ibu hamil
dapat mengkonsumsi dengan anemia.
tablet Fe secara teratur 3) Motivasi keluarga dalam
agar masalah anemia memilih sikap keluarga yang
pada ibu hamil dapat tepat untuk ibu hamil

Poltekkes Kemenkes Padang


segara teratasi. dengan anemia.
3) Memberikan dukungan 4) Berikan klien dan keluarga
dengan menemani ibu kesempatan untuk bertanya
hamil saat dan menjawab pertanyaan.
mengkonsumsi tablet 5) Berikan pujian pada
Fe. keluarga atas jawaban yang
benar.

TUK 4 1) Keluarga mampu 1) Menghindari stress 1) Gali pengetahuan klien dan


Setelah dilakukan memodifikasi pada ibu hamil. keluarga tentang
kunjungan selama lingkungan untuk 2) Lingkungan yang memodifikasi lingkungan
1x30 menit mengurangi tenang bebas dari untuk meningkatkan
keluarga mampu masalah anemia keributan. pemeliharaan kesehatan bagi
memodifikasi pada ibu hamil. 3) Lantai bersih, rata, anggota keluarga terutama
lingkungan yang tidak licin, dan tidak pada ibu hamil dengan
sehat. basah. anemia.
4) Jika rumah bertingkat 2) Diskusikan dengan klien dan
tangga diberi keluarga tentang
pegangan, untuk memodifikasi lingkungan
menghindari ibu hamil untuk ibu hamil dengan
jatuh. anemia.
5) Perabotan rumah bersih 3) Motivasi dan ajak keluarga
dan tidak berdebu. untuk memodifikasi
6) Gunakan sandal karet lingkungan yang sehat,
untuk mengurangi nyaman, dan bersih untuk
resiko jatuh pada ibu mengurangi keluhan pada
hamil. ibu hamil dengan anemia.

7) Ventilasi rumah harus 4) Berikan kesempatan klien


baik serta membuka dan keluarga untuk bertanya

Poltekkes Kemenkes Padang


jendela setiap pagi agar dan menjawab pertanyaan.
rumah tidak lembab. 5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
TUK 5 1) Keluarga mampu 1) Fasilitas kesehatan 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan menyebutkan untuk ibu hamil dengan keluarga tentang fasilitas
kunjungan selama fasilitas kesehatan anemia : kesehatan lingkungan.
1x30 menit untuk ibu hamil a. Rumah sakit 2) Berikan klien dan keluarga
keluarga mampu dengan anemia. b. Puskesmas kesempatan untuk
memanfaatkan c. Pustu menjelaskan kembali mafaat
fasilitas kesehatan. d. Klinik bidan dari fasilitas kesehatan.
3) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
4) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Keluarga mampu 2) Memanfaatkan fasilitas 1) Gali pengetahuan klien dan
memanfaatkan kesehatan : keluarga tentang manfaat
fasilitas kesehatan a. Pemeriksaan fasilitas kesehatan.
pada ibu hamil kehamilan secara 2) Diskusikan bersama
dengan anemia. rutin. keluarga manfaat dari
b. Pemeriksaan USG fasilitas kesehatan.
untuk mengetahui 3) Motivasi keluarga untuk
kondisi kandungan memanfaatkan fasilitas
ibu hamil. kesehatan bagi kesehatan
c. Melaksanakan anggota keluarga terutama
Antenatal Care pada ibu hamil dengan
(ANC) atau biasa anemia guna mengatasi
disebut 14T. masalah anemia pada ibu

Poltekkes Kemenkes Padang


hamil.
4) Berikan kesempatan pada
keluarga untuk memilih
pelayanan kesehatan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
2 Keletihan Setelah dilakukan TUK 1 1) Keluarga mampu 1) Keletihan adalah suatu 1) Gali pengetahuan klien dan
(SDKI, D.0057) kunjungan selama Setelah dilakukan menyebutkan keadaan dimana tubuh keluarga tentang pengertian
5x30 menit kunjungan selama definisi keletihan merasa cepat lelah, keletihan pada ibu hamil.
keluarga mampu 1x30 menit pada ibu hamil merasa tidak bertenaga, 2) Identifikasi bersama
mengenal masalah keluarga mampu denganbahasa serta cenderung ingin keluarga pengertian
keletihan pada ibu mengenal masalah sendiri yaitu tidur. keletihan pada ibu hamil.
hamil. keletihan pada ibu merasa letih dan 3) Diskusikan dengan klien dan
hamil. lesu. keluarga tentang pengertian
keletihan pada ibu hamil.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Keluarga mampu 2) Penyebab ibu hamil 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan mengalami keletihan keluarga tentang penyebab
penyebab adalah dikarenakan saat keletihan pada ibu hamil.
keletihan pada ibu hamil terjadinya 2) Diskusikan dengan klien dan
hamil. perubahan hormon keluarga tentang peyebab
selama kehamilan, keletihan pada ibu hamil.
dimana siring dengan 3) Identifikasi bersama
bertambahnya usia keluarga penyebab keletihan

Poltekkes Kemenkes Padang


kehamilan maka pada ibu hamil.
metabolisme tubuh ibu 4) Berikan klien dan keluarga
juga akan meningkat kesempatan untuk bertanya
dan kemudian dan menjawab pertanyaan.
mempengaruhi hormon 5) Berikan pujian pada
progresteron. Dan keluarga atas jawaban yang
tingginya kadar benar.
progresteron dalam
tubuh akan membuat
ibu hamil cepat merasa
lelah dan mengantuk.
3) Keluarga mampu 3) Tanda dan gejala 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan keletihan pada ibu keluarga tentang tanda dan
tanda dan gejala hamil biasanya, yaitu : gejala keletihan pada ibu
keletihan pada ibu a. Demam hamil.
hamil. b. Sakit tenggorokan 2) Diskusikan dengan klien dan
c. Mudah merasa keluarga tentang tanda dan
lelah gejala keletihan pada ibu
d. Mudah mengantuk hamil.
e. Mual dan muntah 3) Identifikasi bersama
f. Mata berkunang - keluarga tanda dan gejala
kunang. keletihan pada ibu hamil.
g. Merasa tidak 4) Berikan klien dan keluarga
bertenaga. kesempatan untuk bertanya
h. Frekuensi BAK dan menjawab pertanyaan.
sering 5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
TUK 2 1) Keluarga mampu 1) Dampak keletihan pada 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan menyebutkan ibu hamil dengan keluarga tentang dampak

Poltekkes Kemenkes Padang


kunjungan selama dampak keletihan anemia, diantaranya : dari keletihan pada ibu
1x30 menit pada ibu hamil. a. Cepat merasa lelah hamil jika tidak segera
keluarga mampu b. Resiko jatuh diatasi.
mengambil c. Pingsan 2) Diskusikan dengan klien dan
keputusan untuk d. Keguguran keluarga tentang akibat dari
merawat ibu hamil e. Pendarahan keletihan pada ibu hamil
dengan anemia f. Ketuban pecah dini dengan anemia.
yang mengalami g. Varises 3) Identifikasi bersama klien
keletihan. h. Kontraksi dini dan keluarga dampak jika
i. Kematian keletihan pada ibu hamil
tidak segera diatasi.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Keluarga mampu 1) Memantau ibu hamil 1) Gali pengetahuan klien dan
mengambil melakukan aktivitas keluarga tentang dampak
keputusan yang fisik secara bertahap. dari keletihan pada ibu
tepat untuk 2) Memantau ibu hamil hamil jika tidak segera
mengurangi untuk tidur siang. diatasi.
dampak yang akan 3) Menghindari ibu hamil 2) Diskusikan dengan klien dan
terjadi jika mengangkat beban keluarga tentang akibat dari
keletihan pada ibu berat. keletihan pada ibu hamil
hamil tidak segera 4) Menyediakan dengan anemia.
diatasi. lingkungan yang
tenang, aman dan 3) Identifikasi bersama klien
nyaman, serta rendah dan keluarga dampak jika
stimulus (ex : suara dan keletihan pada ibu hamil

Poltekkes Kemenkes Padang


cahaya). tidak segera diatasi.
5) Memastikan ibu hamil 4) Berikan klien dan keluarga
yang mengalami kesempatan untuk bertanya
keletihan mendapatkan dan menjawab pertanyaan.
istirahat yang cukup. 5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
TUK 3 1) Keluarga mampu 1) Melakukan aktivitas 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan merawat anggota secara bertahap. keluarga tentang cara
kunjungan selama keluarga dengan 2) Menganjurkan ibu merawat ibu hamil dengan
1x30 menit ibu hamil dengan hamil tidur siang. anemia yang mengalami
keluarga mampu anemia yang 3) Menghindari ibu hamil keletihan.
mampu merawat mengalami mengangkat beban 2) Motivasi dan ajak keluarga
anggota keluarga keletihan. berat. untuk ikut serta dalam
yang sakit. 4) Menyediakan merawat ibu hamil dengan
lingkungan yang anemia yang mengalami
tenang, aman dan keletihan.
nyaman, serta rendah 3) Diskusikan dengan klien dan
stimulus (ex : suara dan keluarga tentang akibat dari
cahaya). keletihan pada ibu hamil
5) Istirahat yang cukup dengan anemia.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Keluarga mampu 1) Memberikan perhatian 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan lebih pada ibu hamil keluarga tentang cara
sikap keluarga dengan keletihan. merawat ibu hamil dengan

Poltekkes Kemenkes Padang


terhadap ibu hamil 2) Memberikan motivasi anemia yang mengalami
dengan anemia dan pemahaman keletihan.
yang mengalami kepada ibu hamil agar 2) Motivasi dan ajak keluarga
keletihan. lebih banyak untuk ikut serta dalam
beristirahat, baik pada merawat ibu hamil dengan
siang hari maupun anemia yang mengalami
malam hari. keletihan.
3) Memberikan dukungan 3) Diskusikan dengan klien dan
dengan menemani ibu keluarga tentang akibat dari
saat istirahat. keletihan pada ibu hamil
dengan anemia.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
TUK 4 1) Keluarga mampu 1) Menghindari stress 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan memodifikasi pada ibu hamil. keluarga tentang
kunjungan selama lingkungan untuk 2) Lingkungan yang memodifikasi lingkungan
1x30 menit mengurangi tenang bebas dari untuk meningkatkan
keluarga mampu masalah keletihan keributan. pemeliharaan kesehatan bagi
memodifikasi pada ibu hamil. 3) Lantai bersih, rata, anggota keluarga terutama
lingkungan yang tidak licin, dan tidak pada ibu hamil dengan
sehat. basah. anemia.
4) Jika rumah bertingkat 2) Diskusikan dengan klien dan
tangga diberi keluarga tentang
pegangan, untuk memodifikasi lingkungan
menghindari ibu hamil untuk ibu hamil dengan
jatuh. anemia.

Poltekkes Kemenkes Padang


5) Perabotan rumah bersih 3) Motivasi dan ajak keluarga
dan tidak berdebu. untuk memodifikasi
6) Gunakan sandal karet lingkungan yang sehat,
untuk mengurangi nyaman, dan bersih untuk
resiko jatuh pada ibu mengurangi keluhan pada
hamil. ibu hamil dengan anemia.
7) Ventilasi rumah harus 4) Berikan kesempatan klien
baik serta membuka dan keluarga untuk bertanya
jendela setiap pagi agar ddan menjawab pertanyaan.
rumah tidak lembab. 5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
TUK 5 1) Keluarga mampu 1) Fasilitas kesehatan 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan menyebutkan untuk ibu hamil dengan keluarga tentang fasilitas
kunjungan selama fasilitas kesehatan anemia : kesehatan lingkungan.
1x30 menit untuk mengurangi a. Rumah sakit
keluarga mampu masalah keletihan b. Puskesmas 2) Berikan klien dan keluarga
memanfaatkan pada ibu hamil c. Pustu kesempatan untuk
fasilitas kesehatan. dengan anemia. d. Klinik bidan menjelaskan kembali mafaat
dari fasilitas kesehatan.
3) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
4) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Keluarga mampu 2) Memanfaatkan fasilitas 1) Gali pengetahuan klien dan
memanfaatkan kesehatan : keluarga tentang manfaat
fasilitas kesehatan a. Pemeriksaan fasilitas kesehatan.
pada ibu hamil kehamilan secara 2) Diskusikan bersama

Poltekkes Kemenkes Padang


dengan anemia. rutin. keluarga manfaat dari
b. Pemeriksaan USG fasilitas kesehatan.
untuk mengetahui 3) Motivasi keluarga untuk
kondisi kandungan memanfaatkan fasilitas
ibu hamil. kesehatan bagi kesehatan
c. Melaksanakan anggota keluarga terutama
Antenatal Care pada ibu hamil dengan
(ANC) atau biasa anemia guna mengatasi
disebut 14T. masalah anemia pada ibu
hamil.
4) Berikan kesempatan pada
keluarga untuk memilih
pelayanan kesehatan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
3 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan TUK 1 1) Keluarga mampu 1) Defisit nutrisi yang 1) Gali pengetahuan klien dan
(SDKI, D.0019) kunjungan selama Setelah dilakukan menyebutkan terjadi pada ibu hamil keluarga tentang pengertian
5x30 menit kunjungan selama pengertian dari adalah kurangnya defisit nutrisi pada ibu hamil
keluarga mampu 1x30 menit defisit nutrisi asupan nutrisi yang dengan anemia.
mengenal masalah keluarga mampu pada ibu hamil dikonsumsi oleh ibu 2) Diskusikan dengan klien dan
defisit nutrisi pada mengenal masalah dengananemia hamil. keluarga tentang pengertian
ibu hamil. defisit nutrisi pada dengan bahasa defisit nutrisi pada ibu hamil
ibu hamil dengan sendiri yaitu dengan anemia.
anemia. kekurangan 3) Berikan kesempatan klien
asupan gizi. dan keluarga untuk
menjelaskan kembali.
4) Berikan kesempatan klien
dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.

Poltekkes Kemenkes Padang


5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Keluarga mampu 2) Penyebab defisit nutrisi 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan pada ibu hamil dengan keluarga tentang penyebab
penyebab dari anemia : defisit nutrisi pada ibu hamil
defisit nutrisi a. Diare dengan anemia.
pada ibu hamil b. Mual dan muntah 2) klien dan keluarga tentang
dengan anemia. c. Kehilangan nafsu penyebab defisit nutrisi pada
makan. ibu hamil dengan anemia.
d. Penggunaan obat 3) Identifikasi bersama klien
tertentu. dan keluarga penyebab
defisit nutrisi pada ibu hamil
dengan anemia.
4) Berikan kesempatan klien
dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
3) Keluarga mampu 3) Tanda dan gejala : 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan a. Berat badan ibu keluarga tentang penyebab
tanda dan gejala tidak bertambah. defisit nutrisi pada ibu hamil
dari defisit nutrisi b. Peningkatan berat dengan anemia.
pada ibu hamil badan janin lambat. 2) klien dan keluarga tentang
dengan anemia. c. Cepat merasa lemas penyebab defisit nutrisi pada
d. Masalah pada bibir, ibu hamil dengan anemia.
gigi dan gusi. 3) Identifikasi bersama klien
dan keluarga penyebab
defisit nutrisi pada ibu hamil

Poltekkes Kemenkes Padang


dengan anemia.
4) Berikan kesempatan klien
dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
TUK 2 1) Keluarga mampu 1) Akibat kekurangan 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan menyebutkan nutrisi : keluarga tentang dampak
kunjungan selama dampak dari a. Stillbirth (bayi lahir dari defisit nutrisi pada ibu
1x30 menit defisit nutrisi pada mati). hamil dengan anemia jika
keluarga mampu ibu hamil. b. Lahir premture tidak segara diatasi.
mengambil c. Kematian perinatal 2) klien dan keluarga tentang
keputusan untuk d. Gangguan system dampak dari defisit nutrisi
merawat anggota syaraf, pencernaan, pada ibu hamil dengan
keluarga yang pernafasan, dan anemia jika tidak segara
mengalami defisit peredaran darah. diatasi.
nutrisi pada ibu e. Kurang 3) Identifikasi bersama klien
hamil. berkembangnya dan keluarga tentang
beberapa organ. dampak dari defisit nutrisi
pada ibu hamil dengan
anemia jika tidak segara
diatasi.

4) Berikan kesempatan klien


dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.

Poltekkes Kemenkes Padang


2) Keluarga mampu 1) Makan makanan yang 1) Gali pengetahuan klien dan
mengambil mengandung zat besi keluarga tentang dampak
keputusan dalam tinggi (ex : daging, dari defisit nutrisi pada ibu
merawat ibu hamil sayuran hijau, serta hamil dengan anemia jika
dengan defisit buah - buahan). tidak segara diatasi.
nutrisi. 2) Modifikasi makanan 2) Diskusikan bersama klien
untuk meningkatkan dan keluarga tentang
nafsu makan ibu hamil dampak dari defisit nutrisi
dengan cara mengganti pada ibu hamil dengan
menu makanan setiap anemia jika tidak segara
harinya tapi tetap diatasi.
memperhatikan 3) Motivasi dan ajak keluarga
kandungan nutrisi yang untuk mengambil keputusan
terdapat didalamnya. yang tepat mengenai
perawatan apa yang akan
dilakukan serta nutrisi apa
yang akan diberikan untuk
dikonsumsi oleh ibu hamil
nantinya.
4) Berikan kesempatan klien
dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
TUK 3 1) Keluarga mampu 1) Memperhatikan nutrisi 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan melakukan yang dikonsumsi oleh keluarga tentang cara
kunjungan selama perawatan pada ibu hamil dengan merawat ibu hamil dengan
1x30 menit ibu hamil dengan anemia. defisit nutrisi.
keluarga mampu defisit nutrisi. 2) Memperbanyak 2) Identifikasi bersama klien

Poltekkes Kemenkes Padang


mampu merawat mengkonsumsi air dan keluarga mengenai cara
anggota keluarga putih minimal 8 perawatan ibu hamil dengan
yang sakit. gelas/harinya, serta defisit nutrisi.
makan makanan yang
tinggi akan zat besi (ex 3) Motivasi dan ajak keluarga
: sayuran hijau, telur, untuk mengambil keputusan
daging, kacang polong, yang tepat mengenai
serta buah - buahan). perawatan pada ibu hamil
dengan defisit nutrisi.
4) Berikan kesempatan klien
dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Keluarga mampu 1) Memberikan perhatian 1) Gali pengetahuan klien dan
menyebutkan lebih pada ibu hamil. keluarga tentang cara
sikap keluarga 2) Memberikan dukungan merawat ibu hamil dengan
yang tepat dalam pada ibu hamil dalam defisit nutrisi.
menghadapi ibu pemenuhan nutrisi bagi 2) Identifikasi bersama klien
hamil dengan ibu dan janin. dan keluarga mengenai cara
defisit nutrisi. 3) Memberikan perawatan ibu hamil dengan
pemahaman dan defisit nutrisi.
informasi kepada ibu
hamil mengenai 3) Motivasi dan ajak keluarga
pentingnya nutrisi bagi untuk mengambil keputusan
ibu dan juga terhadap yang tepat mengenai
pertumbuhan serta perawatan pada ibu hamil
perkembangan janin. dengan defisit nutrisi.
4) Berikan kesempatan klien

Poltekkes Kemenkes Padang


dan keluarga bertanya dan
menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
TUK 4 1) Keluarga mampu 1) Menghindari stress 1) Gali pengetahuan klien dan
Setelah dilakukan memodifikasi pada ibu hamil. keluarga tentang
kunjungan selama lingkungan untuk 2) Lingkungan yang memodifikasi lingkungan
1x30 menit mengurangi tenang bebas dari untuk meningkatkan
keluarga mampu masalah defisit keributan. pemeliharaan kesehatan bagi
memodifikasi nutrisi pada ibu 3) Lantai bersih, rata, anggota keluarga terutama
lingkungan yang hamil. tidak licin, dan tidak pada ibu hamil dengan
sehat. basah. anemia.

4) Jika rumah bertingkat 2) Diskusikan dengan klien dan


tangga diberi keluarga tentang
pegangan, untuk memodifikasi lingkungan
menghindari ibu hamil untuk ibu hamil dengan
jatuh. anemia.
5) Perabotan rumah bersih 3) Motivasi dan ajak keluarga
dan tidak berdebu. untuk memodifikasi
6) Gunakan sandal karet lingkungan yang sehat,
untuk mengurangi nyaman, dan bersih untuk
resiko jatuh pada ibu mengurangi keluhan pada
hamil. ibu hamil dengan anemia.
7) Ventilasi rumah harus 4) Berikan kesempatan klien
baik serta membuka dan keluarga untuk bertanya
jendela setiap pagi agar ddan menjawab pertanyaan.
rumah tidak lembab. 5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang

Poltekkes Kemenkes Padang


benar.

TUK 5 1) Keluarga mampu 1) Fasilitas kesehatan 1) Gali pengetahuan klien dan


Setelah dilakukan menyebutkan untuk ibu hamil dengan keluarga tentang fasilitas
kunjungan selama fasilitas kesehatan anemia : kesehatan lingkungan.
1x30 menit untuk mengatasi a. Rumah sakit 2) Diskusikan bersama
keluarga mampu masalah defisit b. Puskesmas keluarga manfaat dari
memanfaatkan nutrisi pada ibu c. Pustu fasilitas kesehatan.
fasilitas kesehatan. hamil dengan d. Klinik bidan 3) Berikan klien dan keluarga
anemia. kesempatan untuk
menjelaskan kembali mafaat
dari fasilitas kesehatan.
4) Berikan klien dan keluarga
kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Keluarga mampu 2) Memanfaatkan fasilitas 1) Gali pengetahuan klien dan
memanfaatkan kesehatan : keluarga tentang manfaat
fasilitas kesehatan a. Pemeriksaan fasilitas kesehatan.
pada ibu hamil kehamilan secara 2) Diskusikan bersama
dengan anemia. rutin. keluarga manfaat dari
b. Pemeriksaan USG fasilitas kesehatan.
untuk mengetahui 3) Motivasi keluarga untuk
kondisi kandungan memanfaatkan fasilitas
ibu hamil. kesehatan bagi kesehatan
c. Melaksanakan anggota keluarga terutama
Antenatal Care pada ibu hamil dengan

Poltekkes Kemenkes Padang


(ANC) atau biasa anemia guna mengatasi
disebut 14T. masalah anemia pada ibu
hamil.
4) Berikan kesempatan pada
keluarga untuk memilih
pelayanan kesehatan.
5) Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar.

Poltekkes Kemenkes Padang


CATATAN PERKEMBANGAN

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Hari/


Keperawatan Tanggal
1 Perfusi perifer tidak TUK 1 Subjektif : Rabu
efektif Keluarga mampu mengenal masalah Ibu R dan keluarga mengatakan sudah 17 Mei 2021
anemia pada ibu hamil. paham tentang anemia pada kehamilan. 14.00 WIB
1) Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang anemia pada ibu hamil. Objektif :
2) Mendiskusikan bersama keluarga Ibu R dan keluarga mampu menyebutkan
tentang pengertian, penyebab, tanda pengertian, penyebab, tanda dan gejala
dan gejala anemia. anemia.
3) Memberikan penyuluhan pada
keluarga tentang pengertian, Analisa :
penyebab, tanda dan gejala anemia. TUK 1 tercapai, masalah teratasi
4) Mengevaluasi kembali pengertian, sebagian.
penyebab, tanda dan gejala anemia.
5) Beri pujian atas jawaban yang benar. Perencanaan :

Poltekkes Kemenkes Padang


Intervensi dilanjutkan ke TUK 2

TUK 2 Subjektif : Rabu


Keluarga mampu mengambil keputusan Ibu R dan keluarga mengatakan sudah 18 Mei 2021
yang tepat dengan masalah anemia pada paham tentang anemia pada kehamilan. 14.00 WIB
ibu hamil.
1) Kaji keputusan yang diambil oleh Objektif :
keluarga. Ibu R dan keluarga sudah mampu
2) Diskusikan bersama keluarga tentang mengambil keputusan untuk memilih
keputusan yang akan diambil. nutrisi yang tepat bagi ibu hamil dengan
3) Evaluasi kembali tentang keputusan anemia.
yang telah diambil.
4) Berikan pujian kepada keluarga Analisa :
tentang keputusan yang telah diambil. TUK 2 tercapai, masalah teratasi
sebagian.

Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke TUK 3

TUK 3 Subjektif : Kamis


Keluarga mampu merawat keluarga yang Ibu R dan keluarga mengatakan sudah 19 Mei 2021
sakit dengan masalah anemia pada ibu bisa menentukan makanan yang dapat 14.00 WIB
hamil. dikonsumsi oleh ibu hamil dengan
1) Mengkaji pengetahuan keluarga anemia.
tentang cara merawat keluarga yang
sakit dengan masalah anemia pada Objektif :
ibu hamil. Ibu R dan keluarga sudah mampu

Poltekkes Kemenkes Padang


2) Mendiskusikan bersama keluarga merawat keluarga dengan anemia pada
tentang cara merawat keluarga yang ibu hamil.
sakit dengan masalah anemia pada
ibu hamil. Analisa :
3) Mengevaluasi kembali tentang cara TUK 3 tercapai, masalah teratasi
merawat keluarga yang sakit dengan sebagian.
masalah anemia pada ibu hamil.
4) Berikan pujian kepada keluarga atas Perencanaan :
jawaban yang benar. Intervensi dilanjutkan ke diagnosa
selanjutnya.

2 Keletihan TUK 1 Subjektif : Jum’at


Keluarga mampu mengenal masalah Ibu R dan keluarga mengatakan sudah 20 Mei 2021
keletihan pada ibu hamil dengan anemia. paham tentang keletihan pada ibu hamil 14.00 WIB
1) Mengkaji pengetahuan keluarga dengan anemia.
tentang keletihan pada ibu hamil
dengan anemia. Objektif :
2) Mendiskusikan bersama keluarga Ibu R dan keluarga mampu menyebutkan
tentang pengertian, penyebab, tanda pengertian, penyebab, tanda dan gejala
dan gejala keletihan pada ibu hamil keletihan pada ibu hamil dengan anemia.
dengan anemia.
3) Memberikan penyuluhan pada Analisa :
keluarga tentang pengertian, TUK 1 tercapai, masalah teratasi
penyebab, tanda dan gejala keletihan sebagian.
pada ibu hamil dengan anemia.
4) Mengevaluasi kembali pengertian, Perencanaan :
penyebab, tanda dan gejala keletihan Intervensi dilanjutkan ke TUK 2
pada ibu hamil dengan anemia.
5) Beri pujian atas jawaban yang benar.

Poltekkes Kemenkes Padang


TUK 2 Subjektif : Sabtu
Keluarga mampu mengambil keputusan Ibu R dan keluarga mengatakan sudah 21 Mei 2021
yang tepat dengan masalah keletihan mampu mengambil keputusan untuk 14.00 WIB
pada ibu hamil. memilih aktivitas apa saja yang
1) Kaji keputusan yang diambil oleh sebaiknya dilakukan dan tidak
keluarga. memberatkan Ibu R.
2) Diskusikan bersama keluarga tentang
keputusan yang akan diambil. Objektif :
3) Evaluasi kembali tentang keputusan Ibu R dan keluarga sudah mampu
yang telah diambil. mengambil keputusan.
4) Berikan pujian kepada keluarga
tentang keputusan yang telah diambil. Analisa :
TUK 2 tercapai, masalah teratasi
sebagian.

Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke TUK 3

TUK 3 Subjektif : Minggu


Keluarga mampu merawat keluarga yang Ibu R dan keluarga mengatakan sudah 22 Mei 2021
sakit dengan masalah keletihan pada ibu bisa menentukan aktivitas apa saja yang 14.00 WIB
hamil dengan anemia. bisa dilakuka oleh Ibu R.
1) Kaji pengetahuan keluarga tentang
cara merawat keluarga yang sakit Objektif :
dengan masalah keletihan pada ibu Ibu R dan keluarga sudah mampu

Poltekkes Kemenkes Padang


hamil dengan anemia. merawat keletihan pada ibu hamil
2) Diskusikan bersama keluarga tentang dengan anemia.
cara merawat keluarga yang sakit
dengan masalah keletihan pada ibu Analisa :
hamil dengan anemia. TUK 3 tercapai, masalah teratasi
3) Evaluasi kembali tentang cara sebagian.
merawat keluarga yang sakit dengan
masalah keletihan pada ibu hamil Perencanaan :
dengan anemia. Intervensi dilanjutkan ke diagnosa
4) Berikan pujian kepada keluarga atas selanjutnya.
jawaban yang benar.

3 Defisit nutrisi TUK 1 Subjektif : Senin


Keluarga mampu mengenal masalah Ibu R dan keluarga mengatakan sudah 23 Mei 2021
ketidakseimbangan nutrisi pada ibu bisa menjelaskan pengertian dan dampak 14.00 WIB
hamil dengan anemia. dari defisit nutrisi bagi ibu hamil.
1) Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang defisit nutrisi pada ibu hamil Objektif :
dengan anemia. Ibu R dan keluarga sudah mampu
2) Mendiskusikan bersama keluarga menyebutkan pengertian dan dampak
tentang pengertian, penyebab, tanda dari defisit nutrisi bagi ibu hamil.
dan gejala defisit nutrisi pada ibu
hamil dengan anemia. Analisa :
3) Memberikan penyuluhan pada TUK 1 tercapai, masalah teratasi
keluarga tentang pengertian, sebagian.
penyebab, tanda dan gejala defisit
nutrisi pada ibu hamil dengan Perencanaan :
anemia. Intervensi dilanjutkan ke TUK 2.
4) Mengevaluasi kembali pengertian,

Poltekkes Kemenkes Padang


penyebab, tanda dan gejala defisit
nutrisi pada ibu hamil dengan
anemia.
5) Beri pujian atas jawaban yang benar.

TUK 2 Subjektif : Senin


Keluarga mampu mengambil keputusan Ibu R dan keluarga mengatakan sudah 24 Mei 2021
yang tepat untuk memelihara kesehatan mampu mengambil keputusan untuk 14.00 WIB
ibu hamil dengan anemia. memilih nutrisi yang tepat bagi ibu hamil
1) Kaji keputusan yang diambil oleh dengan anemia.
keluarga.
2) Diskusikan bersama keluarga tentang Objektif :
keputusan yang akan diambil. Ibu R dan keluarga sudah mampu
3) Evaluasi kembali tentang keputusan mengambil keputusan.
yang telah diambil.
4) Berikan pujian kepada keluarga Analisa :
tentang keputusan yang telah diambil. TUK 2 tercapai, masalah teratasi
sebagian.

Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke TUK 3

TUK 3 Subjektif : Selasa


Keluarga mampu merawat keluarga yang Ibu R dan keluarga mengatakan sudah 25 Mei 2021
sakit dengan masalah ketidakseimbangan bisa menentukan makanan yang dapat 14.00 WIB
nutrisi pada ibu hamil dengan anemia. dikonsumsi oleh ibu hamil dengan
1) Kaji pengetahuan keluarga tentang anemia.

Poltekkes Kemenkes Padang


cara merawat keluarga yang sakit
dengan masalah ketidakseimbangan Objektif :
nutrisi pada ibu hamil dengan Ibu R dan keluarga sudah mampu
anemia. merawat keluarga dengan anemia pada
2) Diskusikan bersama keluarga tentang ibu hamil.
cara merawat keluarga yang sakit
dengan masalah ketidakseimbangan Analisa :
nutrisi pada ibu hamil dengan TUK 3 tercapai, masalah teratasi
anemia. sebagian.
3) Evaluasi kembali tentang cara
merawat keluarga yang sakit dengan Perencanaan :
masalah ketidakseimbangan nutrisi Intervensi dilanjutkan ke diagnosa
pada ibu hamil dengan anemia. selanjutnya.
4) Berikan pujian kepada keluarga atas
jawaban yang benar.

TUK 4 Subjektif : Rabu


Keluarga mampu memodifikasi Ibu R dan keluarga mengatakan sudah 26 Mei 2021
lingkungan. bisa memodifikasi lingkungan yang 10.00 WIB
1) Kaji pengetahuan keluarga tentang bersih, sehat dan nyaman.
lingkungan yang bersih, sehat dan
nyaman. Objektif :
2) Evaluasi bersama keluarga Ibu R dan keluarga tampak sudah
bagaimana lingkungan yang bersih, mampu memodifikasi lingkungan.
sehat dan nyaman itu. Analisa :
3) Berikan pujian kepada keluarga atas TUK 4 tercapai, masalah teratasi
jawaban dan pendapat yang benar. sebagian.

Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke TUK 5

Poltekkes Kemenkes Padang


TUK 5 Subjektif : Rabu
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas Ibu R dan keluarga mengatakan sudah 26 Mei 2021
kesehatan. mampu memanfaatkan fasilitas 10.00 WIB
1) Kaji pengetahuan keluarga tentang kesehatan.
manfaat dari tenaga kesehatan.
2) Diskusikan bersama keluarga tentang Objektif :
manfaat dari tenaga kesehatan. Ibu R dan keluarga tampak sudah
3) Beri kesempatan keluarga untuk mampu memanfaatkan fasilitas
memilih pelayanan kesehatan. kesehatan.
4) Berikan pujian pada keluarga
mengenai pilihan pelayanan Analisa :
kesehatan yang telah dipilih. TUK 5 tercapai, masalah teratasi
sebagian.

Perencanaan :
Intervensi dihentikan.

Poltekkes Kemenkes Padang


Terminasi akhir : Subjektif : Minggu
1) Evaluasi kembali pengetahuan Ibu R dan keluarga mengatakan 03 Mei 2021
klien dan keluarga dari diagnosa 1 sudah mengerti mengenai penyakit 14.00 WIB
sampai dengan diagnosa 3. anemia, makanan yang harus
2) Berikan kesempatan pada klien dikonsumsi, dan pentingnya
dan keluarga untuk bertanya perawatan keluarga dengan anemia.
mengenai hal yang masih tidak
dimengerti selama pertemuan. Objektif :
3) Berikan pujian kepada klien dan Ibu R dan keluarga mampu
keluarga atas jawaban yang benar. mengulang kembali materi yang
4) Berikan masukan kepada klien dan telah disampaikan selama 2 minggu
keluarga untuk melakukan tindak tentang anemia pada ibu hamil dan
lanjut setelah pertemuan ini seperti pentingnya perawatan anemia pada
sering kontrol ke puskesmas atau ibu hamil.
bidan terdekat.
Analisa :
Masalah sudah teratasi

Perencanaan :
Intervensi dihentikan.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Kunjungan ke : 01 (Satu)
Hari/Tanggal : 11 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan dua atau lebih dari dua individu yang terikat karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, dan tahap hidup dalam rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, serta adanya peran masing - masing dalam
menciptakan dan mempertahankan kebudayaan. Keluarga sebagai sistem
sosial merupakan kelompok terkecil dari masyarakat. Didalam menentukan
masalah kesehatan pada suatu keluarga maka diperlukan beberapa unsur yang
sangat terkait dalam melakukan proses keperawatan. Unsur - unsur yang di
maksudkan dalam proses keperawatan ini meliputi pengkajian, penetapan
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Setiap tahap
- tahap dari proses keperawatan sangatlah penting dalam membantu mengatasi
masalah kesehatan keluarga secara akurat.

Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan, mengingat


pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data - data yang
ada pada keluarga. Sebelum melakukan pengkajian pada keluarga, terlebih
dahulu perawat membina hubungan saling percaya dengan seluruh anggota
keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
perawat dalam mengumpulkan data secara akurat baik yang adaptif maupun
yang maladaptif sehingga dengan hasil pendataan yang akurat mampu
memudahkan perawat dalam menentukan masalah yang ada dalam diri
klien/anggota keluarga.

Setelah itu perawat menjelaskan tujuan dari kunjungan pertama ini yaitu untuk
mengidentifkasi masalah kesehatan yang ada dalam keluarga baik yang
dirasakan secara pasti maupun yang masih beresiko ataupun masalah yang
akan berpotensi terjadi. Kemudian memberikan informed consent kepada
keluarga dan meminta keluarga untuk mengisinya tanda persetujuan untuk
dijadikan sebagai responden penelitian. Kemudian perawat juga membuat
kontrak waktu yang telah disepakati bersama antara perawat dan anggota
keluarga untuk melakukan pengkajian yaitu kurang lebih selama 1 x sehari
dan dimulai hari ini pada jam yang sama yaitu jam 14.00 WIB.
B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.
2. Tujuan umum
Setelah melakukan interaksi dan bertatap muka dengan keluarga selama 45
menit diharapkan dapat membina hubungan saling percaya serta keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan dalam keluarga serta meminta

Poltekkes Kemenkes Padang


kesediaan (informed consent) dari keluarga untuk dijadikan sebagai
responden penelitian.
3. Tujuan khusus
a. Membina hubungan saling percaya antara perawat dengan keluarga
b. Mampu menyebutkan kembali nama mahasiswa
c. Mengetahui hak dan kewajiban selama praktik pelayanan keperawatan
keluarga.
d. Menyetujui untuk menjadi responden praktik keperawatan keluarga
e. Mengisi inform consent praktik keperawatan keluarga
f. Menunjukkan sikap terbuka kepada mahasiswa, ditandai dengan
menatap mata mahasiswa dan menunjukkan respon menerima
mahasiswa secara verbal dan nonverbal.
g. Mampu menetapkan waktu kunjungan yang tepat untuk pertemuan
berikutnya.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Membangun kepercayaan antara perawat, klien
dan keluar.
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Informed consent dan alat tulis.
4. Waktu : Selasa, 11 Mei 2021 pukul 14.00 WIB s/d selesai
5. Tempat : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dan
c. Menjelaskan tujuan menyetujui.
kunjungan.
d. Memvalidasi keadaan klien
dan keluarga.

2 Fase Keja :
a. Melakukan kontrak waktu a. Mendengarkan 30 menit
dengan klien dan keluarga.
b. Menjelaskan bagaimana b. Mendengarkan
proses praktik keperawatan
keluarga yang akan
dilakukan.
c. Menjelaskan hak dan
kewajiban responden saat
prkatik keperawatan
keluarga.
d. Melakukan kontrak
kunjungan dengan klien

Poltekkes Kemenkes Padang


dan keluarga.
e. Meminta responden
menandatangani inform
consent praktik
keperawatan keluarga.

c. Menandatangani
informed consent.
3 Terminasi :
a. Mengucapkan terimakasih. a. Menjawab 5 menit
b. Membuat kontrak untuk
pertemuan selanjutnya. b. Mendengarkan
c. Memberikan salam
untuk menutup c. Menjawab salam
pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
a. Menyiapakan Laporan Pendahuluan
b. Inform consent sudah dipersiapkan
c. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selanjutnya.
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan.

3. Hasil :
a. Keluarga mengetahui hak dan kewajiban selama praktik pelayanan
keperawatan keluarga.
b. Keluarga menyetujui untuk menjadi responden praktik keperawatan
keluarga.
c. Keluarga menandatangani informed consent praktik keperawatan
keluarga.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 02 (Dua)
Tanggal : 11 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB

A. Latar belakang
Pada pertemuan pertama telah didapatkan persetujuan dan penandatangani
inform concent dari klien dan keluarga. Selanjutnya, pada pertemuan ke dua
ini akan dilakukan pengkajian yaitu pengkajian awal kasus, dan pengkajian
data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, demografi keluarga,
komposisi keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, dan stress
dan pola koping keluarga serta melakukan pemeriksaan fisik.

B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan belum ditegakkan karena masih melakukan
pengkajian keperawatan keluarga.
2. Tujuan umum
Dalam waktu 45 menit didapatkan pengkajian awal kasus dan pengkajian
data umum klien dan keluarga.
3. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian awal dengan klien dan keluarga
b. Melakukan pengkajian data umum dengan klien dan keluarga
c. Melakukan pengkajian riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
d. Melakukan pengkajian demografi keluarga
e. Melakukan pengkajian komposisi keluarga
f. Melakukan pengkajian lingkungan
g. Melakukan pengkajian struktur keluarga
h. Melakukan pengkajian fungsi keluarga
i. Melakukan pengkajian stress
j. Melakukan pengkajian pola koping keluarga
k. Melakukan pemeriksaan fisik
B. Rencana Kegiatan
1. Topik : Melakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format pengkajian, alat tulis dan
alat pemeriksaan fisik.
4. Waktu : Selasa, 11 Mei 2021 pukul 14.00 WIB s/d selesai
5. Tempat : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

Poltekkes Kemenkes Padang


1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
kunjungan. dan menyetujui
c. Memvalidasi keadaan klien
dan keluarga.

2 Fase Keja :
a. Melakukan pengkajian awal Mendengarkan dan 30 menit
dengan klien dan keluarga. menjawab
b. Melakukan pengkajian data pertanyaan.
umum dengan klien dan
keluarga.
c. Menanyakan riwayat dan
tahap perkembangan
keluarga.
d. Menanyakan data demografi /
komposisi keluarga.

e. Menanyakan lingkungan
keluarga.
f. Menanyakan struktur
keluarga.
g. Menanyakan fungsi keluarga
h. Menanyakan stress keluarga
i. Menanyakan pola koping
keluarga.
j. Melakukan pemeriksaan fisik
pada seluruh anggota
keluarga.
3 Terminasi :
a. Mengucapkan terimakasih. a. Menjawab 5 menit
b. Membuat kontrak untuk b. Mendengarkan
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam
menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan laporan pendahuluan
b. Menyiapkan media
2. Evaluasi proses
a. Waktu yang ditentukan sesuai rencana
b. Keluarga antusias menjawab pertanyaan seputar pengkajian
keperawatan.
c. Anggota keluarga berperan aktif.

Poltekkes Kemenkes Padang


3. Evaluasi akhir
a. Klien dan keluarga dapat menyetujui masalah
b. Didapatkan data melalui pengkajian
c. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 03 (Tiga)
Tanggal : 12 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke dua sudah di dapatkan data umum terkait kesehatan klien
dan keluarga. Selanjutnya pada pertemuan ke tiga ini akan dilakukan analisa
data dan perumusan diagnosa.
B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin.
b. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis anemia dalam
kehamilan.
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis keengganan
untuk makan.
2. Tujuan umum
Setelah melakukan interaksi dan bertatap muka dengan keluarga selama 30
menit diharapkan keluarga dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi
didalam keluarga.
3. Tujuan khusus
Dapat menganalisa data dan dirumuskannya diagnosa keperawatan.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Menganalisa data dan merumuskan diagnosa
keperawatan.
2. Metode : Wawancara dan tanya jawab
3. Media : Format pengkajian dan alat tulis
4. Waktu : Rabu, 12 Mei 2021 pukul 14.00 s/d selesai
5. Tempat : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan dan
c. Memvalidasi keadaan klien menyetujui
dan keluarga.

Poltekkes Kemenkes Padang


2 Fase Keja :
a. Menganalisa data Mendengarkan 30 menit
b. Menegakkan diagnosa
keperawatan.

3 Terminasi :
a. Mengucapkan terimakasih. a. Menjawab 5 menit
b. Membuat kontrak untuk b. Mendengarkan
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam
menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
a. Menyiapkan Laporan Pendahuluan
b. Menyiapkan Media
c. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan pada pertemuan
selanjutnya.
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Klien dan keluarga dapat memberikan data
b. Didapatkan data melalui analisa data
c. Didapatkannya diagnosa keperawatan dari hasil analisa data.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 04 (Empat)
Tanggal : 17 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke tiga sudah dilakukannya analisa data dan perumusan
diagnosa keperawatan. Selanjutnya pada pertemuan ke empat ini akan
dilakukannya implementasi TUK 1 yaitu mengenal masalah tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta dampak dari anemia pada ibu
hamil.
B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin.
2. Tujuan umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dapat dilakukan kepada
klien dan keluarga.
3. Tujuan khusus
Keluarga diharapakan dapat memahami konsep anema pada ibu hamil :
a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian anemia pada ibu hamil
b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab anemia pada ibu hamil
c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala anemia pada ibu
hamil.
d. Keluarga mampu menyebutkan dampak anemia pada ibu hamil

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Mengenal masalah anemia pada ibu hamil
2. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Media : Lembar balik dan leaflet
4. Waktu : Senin, 17 Mei 2021 pukul 14.00 s/d selesai
5. Tempat : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


No

1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan dan
c. Memvalidasi keadaan klien menyetujui
dan keluarga.
2 Fase Keja :
Mengenal masalah tentang Mendengarkan dan 30 menit

Poltekkes Kemenkes Padang


pengertian, penyebab, tanda dan bertanya
gejala, serta dampak dari ibu
hamil dengan anemia. Serta
meminta keluarga untuk
mengambil keputusan yang
tepat mengenai dampak dari
anemia pada ibu hamil, serta
dapat mengambil keputusan
perawatan yang tepat untuk
mengurangi dampak yang
disebabkan dari anemia pada
ibu hamil dengan mengetahui
manfaat dari mengkonsumsi
tablet Fe bagi ibu hamil.
3 Terminasi :
a. Memberikan kesempatan a. Menjawab 5 menit
untuk bertanya.
b. Membuat kontrak untuk b. Menyetujui
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam
menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
a. Pengimplementasian dilakukan di rumah klien.
b. Klien dan keluarga ada dirumah saat kegiatan berlangsung.
2. Proses :
a. Waktu yang ditentukan sesuai rencana
b. Kegiatan implementasi asuhan keparawatan berjalan dengan lancar.
c. Keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Hasil :
a. Klien dan keluarga dapat memahami tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, dampak serta komplikasi dari anemia pada ibu hamil
anemia pada ibu hamil.
b. Klien dan keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai
dampak dari anemia pada ibu hamil, serta dapat mengambil keputusan
perawatan yang tepat untuk mengurangi dampak yang disebabkan dari
anemia pada ibu hamil dengan mengetahui manfaat dari
mengkonsumsi tablet Fe bagi ibu hamil.
c. Klien dan keluarga dapat menjelaskan kembali tentang masalah
kesehatannya yaitu tentang anemia pada ibu hamil.
d. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya telah ditentukan.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 05 (Lima)
Tanggal : 18 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke lima ini akan dilakukannya implementasi TUK 2 yaitu
meminta keluarga untuk mengambil keputusan untuk mengurangi dampak
yang disebabkan dari anemia dengan mengetahui manfaat dari mengkonsumsi
tablet Fe bagi ibu hamil.
B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konstrasi
hemoglobin.
2. Tujuan umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dapat dilakukan kepada
klien dan keluarga.
3. Tujuan khusus
Keluarga diharapakan dapat memahami konsep anema pada ibu hamil :
a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian anemia pada ibu hamil
b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab anemia pada ibu hamil
c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala anemia pada ibu
hamil.
d. Keluarga mampu menyebutkan dampak anemia pada ibu hamil
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Mengambil keputusan terkait masalah anemia
pada ibu hamil.
2. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Media : Lembar balik dan leaflet
4. Waktu : Selasa, 18 Mei 2021 pukul 14.00 s/d selesai
5. Tempat : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :
Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu
No

1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan dan
c. Memvalidasi keadaan menyetujui
klien dan keluarga.
2 Fase Keja :
Meminta keluarga untuk Mendengarkan dan 30 menit
mengambil keputusan yang bertanya
tepat mengenai dampak dari
anemia pada ibu hamil, serta
dapat mengambil keputusan
perawatan yang tepat untuk

Poltekkes Kemenkes Padang


mengurangi dampak yang
disebabkan dari anemia pada
ibu hamil dengan mengetahui
manfaat dari mengkonsumsi
tablet Fe bagi ibu hamil.
3 Terminasi :
a. Memberikan kesempatan a. Menjawab 5 menit
untuk bertanya.
b. Membuat kontrak untuk b. Menyetujui
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam
menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
c. Pengimplementasian dilakukan di rumah klien.
d. Klien dan keluarga ada dirumah saat kegiatan berlangsung.
2. Proses :
d. Waktu yang ditentukan sesuai rencana
e. Kegiatan implementasi asuhan keparawatan berjalan dengan lancar.
f. Keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Hasil :
a. Klien dan keluarga dapat memahami tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, dampak serta komplikasi dari anemia pada ibu hamil
anemia pada ibu hamil.
b. Klien dan keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai
dampak dari anemia pada ibu hamil, serta dapat mengambil keputusan
perawatan yang tepat untuk mengurangi dampak yang disebabkan dari
anemia pada ibu hamil dengan mengetahui manfaat dari
mengkonsumsi tablet Fe bagi ibu hamil.
c. Klien dan keluarga dapat menjelaskan kembali tentang masalah
kesehatannya yaitu tentang anemia pada ibu hamil.
d. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya telah ditentukan.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 06 (Enam)
Tanggal : 19 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB
A. Latar Belakang
Pada pada pertemuan ke lima ini akan dilakukan implementasi TUK 3 yaitu
cara perawatan anggota keluarga dengan anemia pada ibu hamil dalam
ketepatan minum tablet Fe serta mengawasi ibu hamil dengan anemia dalam
meminum tablet Fe.
B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konstrasi
hemoglobin.
2. Tujuan umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dapat dilakukan kepada
klien dan keluarga.
3. Tujuan khusus
Keluarga mampu cara perawatan anggota keluarga dengan anemia pada
ibu hamil dan juga mampu mengawasi ibu hamil dalam ketepatan
meminum tablet Fe.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Perawatan pada ibu hamil dengan anemia
dengan memahami ketepatan minum tablet
Fe bagi ibu hamil anemia.
2. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Media : Lembar balik dan leaflet
4. Waktu : Rabu, 19 Mei 2021 pukul 14.00 s/d selesai
5. TempaT : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga


1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Memvalidasi keadaan klien dan menyetujui
dan keluarga.
2 Fase Keja :
Menjelaskan cara perawatan pada Mendengarkan dan 30 menit
ibu hamil dengan anemia dengan bertanya
memahami ketepatan minum
tablet Fe bagi ibu hamil anemia.
3 Terminasi :
a. Memberikan kesempatan a. Menjawab 5 menit
untuk bertanya.
b. Membuat kontrak untuk b. Menyetujui
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam

Poltekkes Kemenkes Padang


menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
a. Pengimplementasian dilakukan di rumah klien.
b. Klien dan keluarga ada dirumah saat kegiatan berlangsung.
2. Proses :
a. Waktu yang ditentukan sesuai rencana
b. Kegiatan implementasi asuhan keparawatan berjalan dengan lancar.
c. Keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Hasil :
a. Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan pada ibu hamil
dengan anemia dengan memahami ketepatan minum tablet Fe bagi ibu
hamil anemia.
b. Klien dan keluarga dapat memahami masalah kesehatannya yaitu
tentang anemia pada ibu hamil.
c. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya telah ditentukan.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 07 (Tujuh)
Tanggal : 20 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke tujuh ini akan dilakukannya implementasi TUK 1 dari
diagnosa Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis anemia dalam
kehamilan yaitu mengenal masalah keletihan tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, serta dampak keletihan pada ibu hamil jika tidak segera
diatasi.

B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis anemia dalam
kehamilan.
2. Tujuan umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dapat dilakukan kepada
klien dan keluarga.
3. Tujuan khusus
Di harapkan klien dan keluarga mampu mengenal masalah tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta dampak dari
ketidakseimbangan nutrisi pada ibu hamil dengan anemia.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Mengenal masalah keletihan
pada ibu hamil dengan anemia.
2. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Media : Lembar balik dan leaflet
4. Waktu : Kamis, 20 Mei 2021 pukul 14.00 s/d selesai
5. TempaT : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Memvalidasi keadaan klien dan menyetujui
dan keluarga.

2 Fase Keja :
Mengenal masalah tentang Mendengarkan dan 30 menit
pengertian, penyebab, tanda dan bertanya
gejala, serta dampak dari

Poltekkes Kemenkes Padang


ketidakseimbangan nutrisi pada
ibu hamil dengan anemia.

3 Terminasi :
a. Memberikan kesempatan a. Menjawab 5 menit
untuk bertanya.
b. Membuat kontrak untuk b. Menyetujui
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam
menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
a. Pengimplementasian dilakukan di rumah klien.
b. Klien dan keluarga ada dirumah saat kegiatan berlangsung.
2. Proses :
a. Waktu yang ditentukan sesuai rencana
b. Kegiatan implementasi asuhan keparawatan berjalan dengan lancar.
c. Keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Hasil :
a. Klien dan keluarga dapat mengenal masalah tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, serta dampak dari keletihan pada ibu hamil
dengan anemia.
b. Klien dan keluarga dapat memahami masalah kesehatannya yaitu
ketidakseimbangan nutrisi pada ibu hamil dengan anemia.
c. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya telah ditentukan.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 08 (delapan)
Tanggal : 21 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ini akan dilakukan implemnetasi TUK 2 yaitu mengambil
keputusan mengenai tindakan yang akan di ambil untuk mengatasi keletihan
pada ibu hamil yaitu dengan menentukan jenis kegiatan yang boleh dilakukan
oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya keletihan.

B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis anemia dalam
kehamilan.
2. Tujuan umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dapat dilakukan kepada
klien dan keluarga.
3. Tujuan khusus
Di harapkan klien dan keluarga mampu mengambil keputusan tindakan
yang akan dilakukan untuk mengatasi keletihan pada ibu hamil dengan
anemia.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Keputusan mengambil tindakan
2. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Media : Lembar balik dan leaflet
4. Waktu : Jum’at, 21 Mei 2021 pukul 14.00 s/d selesai
5. Tempat : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Memvalidasi keadaan klien dan menyetujui
dan keluarga.

2 Fase Keja :
Menjelaskan cara mengambil Mendengarkan dan 30 menit
keputusan perawatan yang tepat bertanya
untuk mengatasi keletihan pada
ib hamil.

Poltekkes Kemenkes Padang


3 Terminasi :
a. Memberikan kesempatan a. Menjawab 5 menit
untuk bertanya.
b. Membuat kontrak untuk b. Menyetujui
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam
menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
a. Pengimplementasian dilakukan di rumah klien.
b. Klien dan keluarga ada dirumah saat kegiatan berlangsung.
2. Proses :
a. Waktu yang ditentukan sesuai rencana
b. Kegiatan implementasi asuhan keparawatan berjalan dengan lancar.
c. Keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Hasil :
a. Klien dan keluarga dapat memahami cara mengambil keputusan
perawatan yang tepat dalam mengambil keputusan mengenai tindakan
yang akan dilakukan untuk mengurangi masalah keletihan pada ibu
hamil.
b. Klien dan keluarga dapat mencapai tujuan dari tindakan.
c. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya telah ditentukan.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 09 (sembilan)
Tanggal : 22 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke sembilan ini akan dilakukan implementasi TUK 3 yaitu
merawat keluarga yang sakit dengan masalah keletihan pada ibu hamil dengan
menentukan kegiatan apa saja yang boleh dilakukan oleh ibu hamil untuk
mengurangi keletihan.

B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis anemia dalam
kehamilan.
2. Tujuan umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dapat dilakukan kepada
klien dan keluarga.
3. Tujuan khusus
Di harapkan klien dan keluarga merawat keluarga yang sakit dengan
masalah ketidakseimbangan nutrisi pada ibu hamil dengan menentukan
makanan yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil dengan anemia.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Merawat keletihan pada ibu hamil
2. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Media : Lembar balik dan leaflet
4. Waktu : Sabtu, 22 Mei 2021 pukul 14.00 s/d selesai
5. Tempat : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Memvalidasi keadaan klien dan menyetujui
dan keluarga.

2 Fase Keja :
Menjelaskan cara merawat Mendengarkan dan 30 menit
keluarga yang sakit dengan bertanya
masalah keletihan pada ibu
hamil.

Poltekkes Kemenkes Padang


3 Terminasi :
a. Memberikan kesempatan a. Menjawab 5 menit
untuk bertanya.
b. Membuat kontrak untuk b. Menyetujui
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam
menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
a. Pengimplementasian dilakukan di rumah klien.
b. Klien dan keluarga ada dirumah saat kegiatan berlangsung.
2. Proses :
a. Waktu yang ditentukan sesuai rencana
b. Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan dengan lancar.
c. Keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Hasil :
a. Klien dan keluarga dapat memahami cara merawat keluarga yang sakit
dengan masalah keletihan pada ibu hamil dengan menentukan jenis
aktivitas yang akan dilakukan ibu hamil.
b. Klien dan keluarga dapat mencapai tujuan dari tindakan.
c. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya telah ditentukan.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 10 (Sepuluh)
Tanggal : 23 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke sepuluh ini akan dilakukannya implementasi TUK 1 dari
diagnosa defisit nutrisi yaitu mengenal masalah tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, serta dampak defisit nutrisi pada ibu hamil dengan anemia.

B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis keengganan untuk
makan.
2. Tujuan umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dapat dilakukan kepada
klien dan keluarga.
3. Tujuan khusus
Di harapkan klien dan keluarga mampu mengenal masalah tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta dampak dari
ketidakseimbangan nutrisi pada ibu hamil dengan anemia.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Mengenal masalah defisit nutrisi
pada ibu hamil dengan anemia.
2. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Media : Lembar balik dan leaflet
4. Waktu : Minggu, 23 Mei 2021 pukul 14.00 s/d selesai
5. Tempat : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Memvalidasi keadaan klien dan menyetujui
dan keluarga.

2 Fase Keja :
Mengenal masalah tentang Mendengarkan dan 30 menit
pengertian, penyebab, tanda dan bertanya
gejala, serta dampak dari defisit
nutrisi pada ibu hamil dengan
anemia.

Poltekkes Kemenkes Padang


3 Terminasi :
a. Memberikan kesempatan a. Menjawab 5 menit
untuk bertanya.
b. Membuat kontrak untuk b. Menyetujui
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam
menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
a. Pengimplementasian dilakukan di rumah klien.
b. Klien dan keluarga ada dirumah saat kegiatan berlangsung.
2. Proses :
a. Waktu yang ditentukan sesuai rencana
b. Kegiatan implementasi asuhan keparawatan berjalan dengan lancar.
c. Keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Hasil :
a. Klien dan keluarga dapat mengenal masalah tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, serta dampak dari defisit nutrisi pada ibu
hamil dengan anemia.
b. Klien dan keluarga dapat memahami masalah kesehatannya yaitu
defisit nutrisi pada ibu hamil dengan anemia.
c. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya telah ditentukan.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 11 (Sebelas)
Tanggal : 24 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke tujuh telah dilakukan implementasi TUK 1 dari diagnosa
defisit nutrisi pada ibu hamil dengan anemia. Selanjutnya pada pertemuan ke
tujuh ini akan dilakukan implementasi TUK 2 yaitu mampu mengambil
keputusan perawatan yang tepat dalam mengambil keputusan mengenai
pemberian nutrisi pada ibu hamil dengan anemia dengan memperhatikan
nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu hamil anemia.

B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis keengganan untuk
makan.
2. Tujuan umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dapat dilakukan kepada
klien dan keluarga.
3. Tujuan khusus
Di harapkan klien dan keluarga mampu mengambil keputusan mengenai
pemberian nutrisi pada ibu hamil dengan anemia dengan memperhatikan
nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu hamil anemia.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Keputusan pemberian nutrisi ibu hamil
2. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Media : Lembar balik dan leaflet
4. Waktu : Senin, 23 Mei 2021 pukul 14.00 s/d selesai
5. Tempat : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Memvalidasi keadaan klien dan menyetujui
dan keluarga.

2 Fase Keja :
Menjelaskan cara mengambil Mendengarkan dan 30 menit
keputusan perawatan yang tepat bertanya
dalam mengambil keputusan

Poltekkes Kemenkes Padang


mengenai pemberian nutrisi pada
ibu hamil dengan anemia dengan
memperhatikan nutrisi yang
dikonsumsi oleh ibu hamil
anemia.
3 Terminasi :
a. Memberikan kesempatan a. Menjawab 5 menit
untuk bertanya.
b. Membuat kontrak untuk b. Menyetujui
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam
menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
a. Pengimplementasian dilakukan di rumah klien.
b. Klien dan keluarga ada dirumah saat kegiatan berlangsung.
2. Proses :
a. Waktu yang ditentukan sesuai rencana
b. Kegiatan implementasi asuhan keparawatan berjalan dengan lancar.
c. Keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Hasil :
a. Klien dan keluarga dapat memahami cara mengambil keputusan
perawatan yang tepat dalam mengambil keputusan mengenai
pemberian nutrisi pada ibu hamil dengan anemia dengan
memperhatikan nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu hamil anemia.
b. Klien dan keluarga dapat mencapai tujuan dari tindakan.
c. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya telah ditentukan.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 12 (Dua belas)
Tanggal : 25 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke delapan ini akan dilakukan implementasi TUK 3 yaitu
merawat keluarga yang sakit dengan masalah defisit nutrisi pada ibu hamil
dengan menentukan makanan yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil dengan
anemia.

B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis keengganan untuk
makan.
2. Tujuan umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dapat dilakukan kepada
klien dan keluarga.
3. Tujuan khusus
Di harapkan klien dan keluarga merawat keluarga yang sakit dengan
masalah ketidakseimbangan nutrisi pada ibu hamil dengan menentukan
makanan yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil dengan anemia.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Nutrisi ibu hamil
2. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Media : Lembar balik dan leaflet
4. Waktu : Selasa, 25 Mei 2021 pukul 14.00 s/d selesai
5. Tempat : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Memvalidasi keadaan klien dan menyetujui
dan keluarga.

2 Fase Keja :
Menjelaskan cara merawat Mendengarkan dan 30 menit
keluarga yang sakit dengan bertanya
masalah ketidakseimbangan
nutrisi pada ibu hamil dengan
menentukan makanan yang dapat

Poltekkes Kemenkes Padang


dikonsumsi oleh ibu hamil
dengan anemia.

3 Terminasi :
a. Memberikan kesempatan a. Menjawab 5 menit
untuk bertanya.
b. Membuat kontrak untuk b. Menyetujui
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam
menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
a. Pengimplementasian dilakukan di rumah klien.
b. Klien dan keluarga ada dirumah saat kegiatan berlangsung.
2. Proses :
a. Waktu yang ditentukan sesuai rencana
b. Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan dengan lancar.
c. Keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Hasil :
a. Klien dan keluarga dapat memahami cara merawat keluarga yang sakit
dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi pada ibu hamil dengan
menentukan makanan yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil dengan
anemia.
b. Klien dan keluarga dapat mencapai tujuan dari tindakan.
c. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya telah ditentukan.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 13 (Tiga belas)
Tanggal : 26 Mei 2021
Jam : 10.00 WIB

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke tiga belas ini akan dilakukan implementasi TUK 4 dan
TUK 5 yaitu mengenai cara memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan
fasilitas kesehatan bagi ibu hamil dengan anemia.

B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis keengganan untuk
makan.
2. Tujuan umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dapat dilakukan kepada
klien dan keluarga.
3. Tujuan khusus
Di harapkan klien dan keluarga mampu menjelaskan cara memodifikasi
lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan bagi ibu hamil dengan
anemia.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Cara memodifikasi lingkungan
dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan bagi ibu hamil dengan
anemia.
2. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Media : Lembar balik dan leaflet
4. Waktu : Rabu, 26 Mei 2021 pukul 10.00 s/d selesai
5. Tempat : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Memvalidasi keadaan klien dan menyetujui
dan keluarga.

2 Fase Keja :
Menjelaskan cara memodifikasi Mendengarkan dan 30 menit
lingkungan dan memanfaatkan bertanya
fasilitas kesehatan bagi ibu hamil
dengan anemia

Poltekkes Kemenkes Padang


3 Terminasi :
a. Memberikan kesempatan a. Menjawab 5 menit
untuk bertanya.
b. Membuat kontrak untuk b. Menyetujui
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam
menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
a. Pengimplementasian dilakukan di rumah klien.
b. Klien dan keluarga ada dirumah saat kegiatan berlangsung.
2. Proses :
a. Waktu yang ditentukan sesuai rencana
b. Kegiatan implementasi asuhan keparawatan berjalan dengan lancar.
c. Keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Hasil :
a. Klien dan keluarga dapat memahami cara memodifikasi lingkungan
dan memanfaatkan fasilitas kesehatan.
b. Klien dan keluarga dapat mencapai tujuan dari tindakan.
c. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya telah ditentukan.

Poltekkes Kemenkes Padang


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan ke : 14 (Empat belas)
Tanggal : 03 Mei 2021
Jam : 14.00 WIB

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke empat belas ini akan dilakukan rencana lanjutan dari
masalah anemia yang dialami klien yaitu melakukan evaluasi dari awal
pertemuan sampai akhir pertemuan ke sebelas sesuai dengan kontrak
sebelumnya. Serta melakukan pemeriksaan fisik kembali pada klien seperti
memeriksa TD, BB, HB, dan LILA klien.

B. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
1) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin.
2) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis anemia dalam
kehamilan.
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis keengganan
untuk makan.
2. Tujuan umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan masalah klien dan keluarga dapat
teratasi.
3. Tujuan khusus
Klien dan keluarga mampu mengevaluasi materi dari awal hingga akhir.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Mengevaluasi kunjungan awal hingga akhir
2. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Media : Lembar balik, leaflet, kamera, alat tulis,
alat pemeriksaan fisik.
4. Waktu : Kamis, 03 Juni 2021 pukul 14.00 s/d selesai
5. Tempat : Rumah Ibu R
6. Strategi pelaksanaan :

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Fase Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Memvalidasi keadaan klien dan menyetujui
dan keluarga.

Poltekkes Kemenkes Padang


2 Fase Keja :
Mengevaluasi materi dari Mendengarkan dan 30 menit
pertemuan awal hingga bertanya
pertemuan ke sebelas.
3 Terminasi :
a. Memberikan kesempatan a. Menjawab 5 menit
untuk bertanya.
b. Membuat kontrak untuk b. Menyetujui
pertemuan selanjutnya.
c. Memberikan salam untuk c. Menjawab salam
menutup pertemuan.

D. Evaluasi
1. Struktur :
a. Pengimplementasian dilakukan di rumah klien.
b. Klien dan keluarga ada dirumah saat kegiatan berlangsung.
2. Proses :
a. Waktu yang ditentukan sesuai rencana
b. Kegiatan implementasi asuhan keparawatan berjalan dengan lancar.
c. Keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Hasil :
a. Klien dan keluarga dapat mengevaluasi materi dari awal hingga akhir.
b. Klien dan keluarga dapat mencapai tujuan dari tindakan.
c. Di dapatkannya hasil pendokumentasian.

Poltekkes Kemenkes Padang


SATUAN ACARA PENYULUHAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pokok bahasan : Anemia


Sub pokok bahasan : Anemia Pada Ibu Hamil
Hari/tanggal : 17 Mei 2021
Waktu : 45 menit
Tempat : Ibu Hamil
Sasaran : Rumah Ibu Hamil
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) ibu hamil dapat mengetahui
pentingnya melakukan pencegahan anemia selama masa kehamilan.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Selama diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) selama 1 x 45 menit, ibu
dapat mengetahui :
a. Mengerti pengertian anemia pada ibu hamil
b. Mengerti penyebab anemia pada ibu hamil
c. Mengerti tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
d. Mengerti dampak anemia pada ibu hamil
e. Mengerti cara mencegah anemia pada ibu hamil

III. Kegiatan Pengajaran

NO WAKTU KEGIATAN MEDIA


1 Pembukaan  Mengucapkan salam
5 menit  Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan kunjungan
 Memvalidasi keadaan klien dan
keluarga.
 Apersepsi dengan menanyakan
makanan apa saja yang dikonsumsi
selama kehamilan.
2 Pelaksanaan  Menjelaskan materi Leaflet
30 menit 1. Pengertian anemia pada ibu hamil
2. Penyebab anemia pada ibu hamil
3. Tanda dan gejala anemia pada ibu
hamil.
4. Dampak anemia pada ibu hamil
 Menanyakan kembali materi yang
belum di mengerti oleh klien dan
keluaga.
3 Penutupan  Menyimpulkan materi
5 menit  Mengakhiri kegiatan
 Menutup dengan salam

Poltekkes Kemenkes Padang


IV. Metode
Ceramah, disukusi dan tanya jawab.
V. Media
- Lembar balik
- Leaflet anemia pada ibu hamil
VI. Setting Tempat

Perawat

Keterangan :

Kelua:rgaPerawat Klien

: Pasien

: Keluarga partisipan

ANEMIA PADA IBU HAMIL

1. Defenisi Anemia Pada Ibu Hamil


Anemia pada ibu hamil adalah kondisi dimana menurunnya kadar
hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ -
organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Anemia juga dapat
ditimbulkan kurang masuknya unsur zat besi pada makanan, karena gangguan
absorbsi, atau terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh dan Hb
ibu dapat berkurang dari 11 g/dl pada trimester I dan III dan 10,5 g/dl pada
trimester II.

2. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan


Berdasarkan ketetapan WHO, anemia ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11
g/dl. Menurut Manuaba, dkk, (2007) klasifikasi anemia ibu hamil di indonesia
sangat bervariasi, diantaranya yaitu :
a. Hb 11 g/dl : Normal
b. Hb 9 - 10 g/dl : Anemia ringan
c. Hb 7 - 8 g/dl : Anemia sedang
d. Hb <7 g/dl : Anemia berat

3. Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil


1) Menigkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
2) Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil.

Poltekkes Kemenkes Padang


3) Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan.
4) Ketidaktahuan tentang pola makan yang benar.
5) Akibat persalinan sebelumnya
6) Pada wanita, akibat menstruasi.

D. Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil


1) Sakit kepala
2) Mudah pusing
3) Mudah pingsan
4) Sering mengantuk
5) Tidak bisa konsentrasi
6) Tekanan darah rendah
7) Mata berkunang - kunang
8) Tampak pucat dan kulit dingin
9) Wajah, bibir dan kuku tampak pucat
10) Mudah lelah, letih, dan lesu.

E. Dampak Anemia Pada Ibu Hamil


a. Dampak pada ibu hamil
1) Resiko abortus
2) Ketuban pecah dini
3) Pendarahan antepatrum dan Hipermesis gravidarium
4) Dapat berakibat kematian
5) Peningkatan terjadinya infeksie
6) Proses persalinan lama karena kontraksi tidak bagus
7) Ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl.

b. Dampak pada janin


1) Prematuritas
2) Cacat bawaan
3) Resiko kematian
4) Kematian Intra - uteri
5) Kelahiran dengan anemia
6) Peningkatan resiko inefeksi
7) Berat badan lahir rendah (BBLR)
8) Terganggunya tumbuh kembang janin

F. Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil


pada ibu hamil yang menderita anemia adalah dengan mengkonsumsi beragam
makanan dan nutrisi yang baik yang tinggi akan kandungan zat besi seperti :
beras, buah - buahan, sayur - sayuran berdaun hijau, sereal, telur, kacang tanah
ataupun daging merah. Selain itu pemberian vitamin adalah cara terbaik untuk
memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi dan folat, Jika pola
makan ibu hamil seimbang terpenuhi dan dapat ditingkatkan maka kebutuhan
nutrisi terpenuhi dan maka dapat dipastikan tidak akan terjadi lagi kekurangan
zat besi.

Poltekkes Kemenkes Padang


SATUAN ACARA PENYULUHAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pokok bahasan : Ketepatan Minum Tablet Fe

Sub pokok bahasan : Ketepatan Minum Tablet Fe Pada Ibu Hamil

Hari/tanggal : 19 Mei 2021

Waktu : 45 menit

Tempat : Ibu Hamil

Sasaran : Rumah Ibu Hamil

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) ibu hamil dapat mengetahui
pentingnya mengetahui ketepatan minum Tablet Fe.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Selama diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) selama 1 x 45 menit, ibu
dapat mengetahui :
f. Mengerti pengertian dari Tabel Fe
g. Mengerti pentingnya Tablet Fe
h. Mengerti pantangan setelah minum Tablet Fe
i. Mengerti cara tepat mengkonsumsi Tablet Fe

III. Kegiatan Pengajaran


NO WAKTU KEGIATAN MEDIA
1 Pembukaan  Mengucapkan salam
5 menit  Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan kunjungan
 Memvalidasi keadaan klien dan
keluarga.

Poltekkes Kemenkes Padang


 Apersepsi dengan menanyakan cara
perawatan ibu hamil dengan anemia.
2 Pelaksanaan  Menjelaskan materi Leaflet
30 menit 1. Pengertian dari Tabel Fe
2. Pentingnya Tablet Fe
3. Pantangan setelah minum Tablet Fe
4. Cara tepat mengkonsumsi Tablet Fe
 Menanyakan kembali materi yang
belum di mengerti oleh klien dan
keluaga.
3 Penutupan  Menyimpulkan materi
5 menit  Mengakhiri kegiatan
 Menutup dengan salam

IV. Metode

Ceramah, disukusi dan tanya jawab.

V. Media

- Lembar balik

- Leaflet ketepatan minum tablet Fe

VI. Setting Tempat

Perawat

Keluarga
Klien

Poltekkes Kemenkes Padang


Keterangan :

: Perawat

: Pasien

: Keluarga partisipan

Poltekkes Kemenkes Padang


KETEPATAN MINUM TABLET FE

A. Pengertian Tablet Fe
Tablet Fe merupakan Tblet yang mengandung zat besi, merupakan unsur
penting tubuh yang diperlukan untuk memproduksi sel darah merah.

B. Pentingnya Tablet Fe
Zat besi sangat dibutuhkan dalam tubuh manusia terutama pada wanita.
Karena seorang wanita akan mengalami yang namanya menstruasi, dan akan
mengalami menstruasi setiap bulannya. Yang artinya wanita akan
mengeluarkan darah selama lebih kurang 1 minggu. Nah maka dari itu Tablet
Fe sangat diperlukan agar tidak terjadinya masalah kesehatan seperti Anemia.
Kebutuhan akan zat besi selama kehamilan akan meningkat. Peningkatan ini
dimasaksudkan untuk memasok kebutuhan janin untuk bertumbuh.
Pertumbuhan janin memerlukan banyak sekali zat besi, seperti untuk
pertumbuhan plasenta, dan peningkatan volume darah ibu. Jumlahnya sekitar
1.000 mg selama hamil.

C. Pantangan setelah minum Tablet Fe


Setiap selesai minum Tablet Fe, ibu hamil tidak diperbolehkan mengkonsumi
susu, teh, kopi dan sejenisnya. Karena akan mengahmabt penyerapan zat besi
dalam tubuh. Dan bisa dikonsumsi kembali jika sudah 1 jam lebih
mengkonsumi Tablet Fe.

D. Cara tepat dalam Mengkonsumsi Tablet Fe


1) Mengkonsumi Tablet Fe sebaiknya diminum dengan air jeruk untuk
penyerapan yang lebih optimal.
2) Minum Tablet Fe terlebih dahulu setelah itu dilanjutkan dengan
mengkonsumsi Vitamin C.
3) Lalu perbanyak konsumsi air putih, sayuran serta buah - buahan untuk
mencegah terjadinya konstipasi (BAB keras).
4) Jika perlu minum Teblet Fe ketika ingin tidur untuk mengurangi efek mual
dan muntah.

Poltekkes Kemenkes Padang


SATUAN ACARA PENYULUHAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pokok bahasan : Perawatan Ibu Hamil

Sub pokok bahasan : Perawatan Ibu Hamil

Hari/tanggal : 20 Mei 2021

Waktu : 45 menit

Tempat : Ibu Hamil

Sasaran : Rumah Ibu Hamil

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) ibu hamil dapat mengetahui
pentingnya melakukan perawatan pada ibu hamil dengan anemia.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Selama diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) selama 1 x 45 menit, ibu
dapat mengetahui :
j. Mengerti tanda dan bahaya selama kehamilan
k. Mengerti bentuk upaya perawatan Ibu Hamil dengan Anemia

III. Kegiatan Pengajaran

NO WAKTU KEGIATAN MEDIA


1 Pembukaan  Mengucapkan salam
5 menit  Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan kunjungan
 Memvalidasi keadaan klien dan
keluarga.
 Apersepsi dengan menanyakan cara

Poltekkes Kemenkes Padang


perawatan ibu hamil dengan anemia.
2 Pelaksanaan  Menjelaskan materi Leaflet
30 menit 1. Tanda dan bahaya selama kehamilan.
2. Bentuk upaya perawatan Ibu Hamil
dengan Anemia
 Menanyakan kembali materi yang
belum di mengerti oleh klien dan
keluaga.
3 Penutupan  Menyimpulkan materi
5 menit  Mengakhiri kegiatan
 Menutup dengan salam

IV. Metode

Ceramah, disukusi dan tanya jawab.

V. Media

- Lembar balik

- Leaflet perawatan ibu hamil dengan anemia

VI. Setting Tempat

Perawat

Keluarga
Klien

Poltekkes Kemenkes Padang


Keterangan :

: Perawat

: Pasien

: Keluarga partisipan

Poltekkes Kemenkes Padang


PERAWATAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

A. Tanda dan bahaya selama kehamilan


1) Demam tinggi
2) Pendarahan
3) Muntah terus menerus
4) Air ketuban keluar sebelum waktunya.
5) Bengkak pada area wajah, tangan, kaki dan sakit kepala disertai kejang.
6) Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya.

B. Bentuk Upaya Perawatan Ibu Hamil Dengan Anemia


1. Makan beragam makanan secara profesional dengan pola gizi yg
seimbang dengan porsi lebih banyak dari biasanya.
2. Istirahat yang cukup
a. Usahakan tidur tidur siang minimal 1-2 jam dan pada malam hari 6-7
jam sehari.
b. Posisi tidur sebaiknya miring ke kiri dan gunakan kelambu untuk
mencegah terjadinya malaria.
c. Bersama dengan suami lakukan rangsangan dan stimulus pada janin
dengan sesering mungkin mengelus perut ibu dan ajak janin berbicara
sejak usia kandungan 4 bulan.
3. Menjaga kebersihan diri
a. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih dan air mengalir sebelum
makan dan setelah buang air besar dan kecil.
b. Menyikat gigi secara benar dan teratur minimal bangun tidur dan
setelah sarapan.
c. Mandi 2x sehari, bersihkan payudara serta daerah kemaluan.
d. Ganti pakaian luar dan pakaian dalam minimal 2x sehari.
e. Serta cuci rambut minimal 2x sehari.

4. Boleh melakukan hubungan intim selama hamil, namun tanyakan


terlebih dahulu untuk cara yang lebih aman.

Poltekkes Kemenkes Padang


5. Aktivitas Fisik
a. Ibu hamil yang sehat dapat melakukan aktivitas fisik sehari - hari
dengan memperhatikan kondisi ibu dan keamanaan janin yang
dikandung.
b. Suami membantu istrinya yang sedang hamil dengan melakukan
pekerjaan sehari - hari.
c. Ikut senam ibu hamil sesuai dengan araharan dari petugas kesehatan.

Poltekkes Kemenkes Padang


SATUAN ACARA PENYULUHAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pokok bahasan : Nutrisi

Sub pokok bahasan : Nutrisi Ibu

Hamil Hari/tanggal : 25 Mei 2021

Waktu : 45 menit

Tempat : Ibu Hamil

Sasaran : Rumah Ibu Hamil

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) ibu hamil dapat mengetahui
nutrisi yang baik bagi diri ibu dan janin selama kehamilan.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Selama diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) selama 1 x 45 menit, ibu
dapat mengetahui :
a. Seberapa penting gizi bagi ibu hamil
b. Suplemen multivitamin dan mineral ibu hamil
c. Sumber - sumber kebutuhan energi ibu hamil
d. Sumber - sumber kebutuhan protein
e. Sumber - sumber kebutuhan lemak
f. Sumber - sumber kebutuhan vitamin
g. Sumber - sumber kebutuhan garam mineral
h. Pemberian makanan sehari yang baik bagi ibu hamil
i. Bahan makanan yang baik dan tidak baik diberikan untuk ibu hamil
j. Jumlah kalori, protein, lemak, dan hidrat arang yang dibutuhkan ibu hamil.

Poltekkes Kemenkes Padang


III. Kegiatan Pengajaran

NO WAKTU KEGIATAN MEDIA


1 Pembukaan  Mengucapkan salam
5 menit  Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan kunjungan
 Memvalidasi keadaan klien dan
keluarga.
 Apersepsi dengan menanyakan
makanan apa saja yang dikonsumsi
selama kehamilan.
2 Pelaksanaan  Menjelaskan materi Leaflet
30 menit 5. Pengertian gizi pada ibu hamil
6. Kebutuhan gizi ibu hamil meliputi
kebutuhan energi, protein, lemak,
vitamin dan kebutuhan mineral.
7. Suplemen multivitamin dan mineral
yang dibutuhkan ibu hamil.
8. Jumlah kalori, protein, lemak dan
hidrat arang yang dibutuhkan.
9. Pemberian makan sehari - hari
(pagi, siang dan malam).
10. Bahan makanan yang baik dan tidak
baik bagi ibu hamil.
 Menanyakan kembali materi yang
belum di mengerti oleh klien dan
keluaga.
3 Penutupan  Menyimpulkan materi
5 menit  Mengakhiri kegiatan
 Menutup dengan salam

Poltekkes Kemenkes Padang


IV. Metode

Ceramah, disukusi dan tanya jawab.

V. Media

- Lembar balik

Leaflet Nutrisi Ibu Hamil

VI. Setting Tempat

Perawat

Keluarga
Klien

Keterangan :

: Perawat

: Pasien

: Keluarga partisipan

Poltekkes Kemenkes Padang


NUTRISI IBU HAMIL

A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi ibu hamil adalah makanan bergizi seimbang yang diperlukan oleh ibu
hamil untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan pertumbuhan normal bayi
dalam kandungan sehingga bayi sehat.

B. Pentingnya Gizi pada Ibu Hamil


1. Untuk memenuhi zat - zat janin dalam kandungan dan kebutuhan gizi sang
ibu sendiri.
2. Meningkatkan pertumbuhan berat badan janin dalam kandungan
3. Mengurangi resiko dan komplikasi pada ibu
4. Menghindari terjadinya komplikasi anemia dan preklamsi
5. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak menjadi sempurna.

C. Cara Untuk Mengetahui Status Gizi Ibu

1. Timbang berat badan dan tanyakan kepada petugas “Apakah penambahan

berat badan ibu hamil normal?”

2. Pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas). LILA digunakan untuk


menentukan perkiraan bayi lahir dengan berat badan normal atau rendah.
Apabila LILA < 23,5 cm, maka ibu hamil dapat beresiko untuk memiliki
bayi dengan berat badan lahir rendah.
3. Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU). Pengukuran TFU digunakan untuk
tafsiran berat badan janin. Tanyakan pada petugas, “Apakah berat janin
ibu hamil sesuai dengan usia kehamilan?” apabila tiak sesuai maka
tanyakan, “Apa tips dan saran agar berat janin dapat sesuai dengan usia
kehamilan ibu hamil?”.
4. Cek Hb. Cek Hb (hemoglobin) berguna untuk memantau kebutuhan zat
besi di dalam tubuh sebagai awal pencegahan terjadinya anemia pada ibu
hamil.

Poltekkes Kemenkes Padang


D. Gizi sangat penting bagi Ibu dan Janin
Masa kehamilan merupakan masa yang sangat penting untuk menentukan
kualitas anak kedepannya. Kecukupan gizi selama kehamlan digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu.
1. Trimester I (0-13 minggu)
Pertumbuhan janin masih lambat, kebutuhan gizi belum terlalu besar.
Biasanya ibu akan mengalami mual dan muntah.
2. Trimester II (14-27 minggu)
Pada minggu ini pertumbuhan janin akan lebih cepat, sehingga perlu
pemenuhan gizi cukup besar. Biasanya ibu akan mengalami penmbahan
berat badan.
- Trimester II ( + 3kg )
- Trimester III ( + 6 kg)
- Total pertambahan berat badan ibu ( 10 - 12 kg )

E. Kecukupan Gizi Ibu Hamil


1. Gizi cukup
Berat dan panjang bayi akan ideal dan sehat
2. Gizi lebih
Bayi terlalu panjang dan berat badan bayi akan terlalu
besar sehingga dapat mempersulit proses persalinan.
3. Gizi kurang
Bayi pendek, berbadan kecil dan kondisi kesehatan bayi kurang baik.

F. Zat Gizi yang garus di penuhi Ibu Hamil selama masa kehamilan
1. Air
Jaga agar ibu hamil tidak kekurangan air. Sebaiknya ibu hamil minum
minimal 10 gelas air putih setiap harinya, dan bisa juga ditambahkan
dengan jus atau yougurt.
2. Asam Folat dan Seng
Kekurang zat asam folat dapat menyebabkan anak mengalami cacat
bawaan. Contoh makanan yang mengandung zat asam folat dan seng yaitu

Poltekkes Kemenkes Padang


Sayur dan buah seperti jeruk, pisang, brokoli, wortel, kembang kol dan
bayam, dll.
3. Kalori
Zat ini dibutuhkan untuk pembentukan sel - sel baru dan pengaliran
makanan dari ibu ke janin melalui plasenta.
4. Protein
Zat protein ini berguna sebagai zat pembangun 75 - 100 gram/hari. Seperti
: Daging, keju, ikan, telur,kacang - kacangan, tahu dan tempe.
5. Serat
Kekurangan serat dapat menyebabkan sembelit pada ibu, untuk itu ibu
hamil harus memperbanyak makan sayuran dan juga buah pisang.
6. Kalsium
Apabila zat kalsium kurang, maka janin akan mengambil kalsium dari ibu,
sehingga menyebabkan ibu megalami osteoporosis. Untuk itu ibu harus
makan makanan yang mengandung kalsium serta minum susu minimal 1
kali dalam sehari.
7. Zat Besi
Makanan sayuran berwarna hijau (bayam, kangkung, dan daun singkong)
daging, ikan, ayam, dan kacang - kacangan. Kebutuhan zat besi ibu hamil
meningkat 30%. Kekurangan zat besi dapat mengganggu proses persalinan
dan ibu akan terkena anemia.
8. Vitamin
Berfungsi untuk mendukung pertumbuhandan perkembangan janin.
a. Vitamin A
Tidak boleh berlebihan karena akan berbahaya bagi janin.
b. Vitamin B1 dan B2 serta Niasin
Untuk proses metabolisme
c. Vitamin B6 dan B12
Untuk mengatur penggunaan protein
d. Vitamin C
Membantu penyerapan zat besi dan mencegah anemia
e. Vitamin D

Poltekkes Kemenkes Padang


Membantu pembentukkan tulang dan gigi
f. Vitamin E
Pembentukan sel darah merah

Poltekkes Kemenkes Padang


SATUAN ACARA PENYULUHAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pokok bahasan : Memodifikasi Lingkungan dan Pemanfaatan

Pelayanan Kesehatan.

Sub pokok bahasan : Memodifikasi Lingkungan dan Pemanfaatan

Pelayanan Kesehatan.

Hari/tanggal : 26 Mei 2021

Waktu : 45 menit

Tempat : Ibu Hamil

Sasaran : Rumah Ibu Hamil

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, klien dan keluarga
mampu mengerti dan memahami cara memodifikasi lingkungan dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan klien dan keluarga
mampu :
a. Memahami pengertian modifikas ilingkungan.
b. Memahami manfaat modifikasi lingkungan.
c. Memahami cara memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
d. Memahami jenis fasilitas pelayanan kesehatan.

Poltekkes Kemenkes Padang


III. Kegiatan Pengajaran

NO WAKTU KEGIATAN MEDIA


1 Pembukaan  Mengucapkan salam
5 menit  Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan kunjungan
 Memvalidasi keadaan klien dan
keluarga.
 Apersepsi dengan menanyakan cara
perawatan ibu hamil dengan anemia.
2 Pelaksanaan  Menjelaskan materi Leaflet
30 menit 1. Cara memodifikasi lingkungan.
2. Pemanfaatan pelayanan fasilitas
kesehatan.
 Menanyakan kembali materi yang
belum di mengerti oleh klien dan
keluaga.
3 Penutupan  Menyimpulkan materi
5 menit  Mengakhiri kegiatan
 Menutup dengan salam

IV. Metode

Ceramah, disukusi dan tanya jawab.

V. Media

- Lembar balik

- Leaflet Memodifikasi Lingkungan dan Pemanfaatan Pelayanan Fasilitas

Kesehatan.

Poltekkes Kemenkes Padang


VI. Setting Tempat

Perawat

Keluarga
Klien

Keterangan :

: Perawat

: Pasien

: Keluarga partisipan

Poltekkes Kemenkes Padang


Cara Memodifikasi Lingkungan Dan

Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan

A. Latar Belakang
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik berupa benda
hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak termasuk manusia lainnya.
Serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen -
elemen di alam tersebut.Lingkungan sehat adalah jika sampah, air limbah dan
tinja dibuang secara benar.

B. Lingkungan Sehat
1) Pengertian Memodifikasi Lingkungan
Lingkungan yang terhindar dari hal-hal yang dapat menyebabkan acaman
kesehatan. lingkungan adalah suatu bentuk pengelolaan lingkungan oleh
keluarga atau masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.

2) Manfaat Memodifikasi Lingkungan


a. Cara yang paling efektif untuk hidup sehat
b. Meningkatkan derajat kesehatan
c. Agar terhindar dari penyakit
d. Mempertahankan kualitas hidup bagi yang sudah sakit

3) Lingkungan yang aman untuk hipertensi


a. Lingkungan yang tenang, dan bebas dari keributan.
b. Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi
c. Usahakan lantai bersih, rata, tidak licin dan tidak basah.
d. Pakai pegangan di kamar mandi
e. Hindari lampu yang redup dan menyilaukan
f. Perabotan rumah bersih dari debu
g. Ventilasi yang rumah yang baik dan cukup
h. Gunakan sandal yang beralas karet

Poltekkes Kemenkes Padang


C. Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan
1) Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan masyarakat.

2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan


a. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Faskes I)
pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh puskesmas, klinik atau dokter
umum. Disebut juga Faskes Primer.
b. Kedua (Faskes II)
pelayanan kesehatan spesialistik oleh dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis.
c. Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKRTL)
Klinik utama atau yang setara, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus.

3) Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan


a. Pukesmas
b. Posyandu
c. Rumah sakit
d. Bidan/ dokter praktek
e. Dokter gigi

4) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan melakukan


Pemeriksaan kehamilan dengan metode 10T.
- T1 : Timbang Tinggi dan berat badan.
- T2 : Mengukur Tekanan Darah
- T3 : Mengukur Tinggi Fundus (TFU)
- T4 : Skrining Status Imunisasi TT
- T5 : Pemberian Tablet Fe

Poltekkes Kemenkes Padang


- T6 : Tes laboratorium rutin
- T7 : Menilai Status gizi (LILA)
- T8 : Mengecek denyut jantung janin
- T9 : Skrining Status PMTCT (HIV)
- T10 : Temu wicara (Konseling)

Poltekkes Kemenkes Padang


IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

T A S Y A A U L I A P U T R I

1 8 3 1 1 0 2 7 5

D - I I I K E P E R A W ATA N P A D A N G
POLTEKKES KEMENKES PADAN

Poltekkes Kemenkes Padang

Poltekkes Kemenkes Padang


Apa itu
Anemia?

Anemia adalah kurangnya

hemoglobin dalam darah. Sedangkan

Anemia pada ibu hamil ialah dimana

kadar hemoglobin ibu dibawah 11

g/dl pada trimester I dan III dan

10,5 g/dl pada trimester II.

Poltekkes Kemenkes Padang


Lalu Apa Penyebab
Anemia pada Ibu
Hamil ?

1. Menigkatnya kebutuhan zat besi untuk

pertumbuhan janin.

2. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang

dikonsumsi ibu hamil.

3. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama

kehamilan.

4. Ketidaktahuan tentang pola makan yang benar.

5. Pada wanita, akibat persalinan sebelumnya dan

menstruasi.

Poltekkes Kemenkes Padang


Apa Faktor resiko Anemia pada Ibu Hamil ?

Umur <20 tahun atau >35 tahun


Pekerja keras

Perdarahan akut Makan makanan yang


kurang kandungan zat besi.

Poltekkes Kemenkes Padang


Lalu apa Tanda dan Gejala Anemia pada Ibu Hamil ?

Mengeluh cepat
lelah, letih, lesu dan Mata
Tampak pucat
berkunang -
lemas.
kunang

Nafsu makan menurun Pusing Konsentrasi hilang

Poltekkes Kemenkes Padang


Apa Dampak Anemia pada Ibu Hamil
jika terus dibiarkan?
Anemia yang terjadi pada ibu hamil yaitu dapat menghambat serta
menggangu kesehatan ibu dan janin yang tengah dikandung”.

Abortus Berat Badan bayi Persalinan Prematur


Rendah
(BBLR)

Gangguan pertumbuhan
janin dalam rahim.
Bahkan menyebabkan
KEMATIAN !!

Poltekkes Kemenkes Padang


Lalu bagaimana cara mencegah Anemia Pada Ibu Hamil?

Pada ibu hamil yang menderita anemia adalah dengan mengkonsumsi


beragam makanan dan nutrisi yang baik yang tinggi akan kandungan zat
besi seperti : beras, buah - buahan, sayur - sayuran berdaun hijau,
sereal, telur, kacang tanah ataupun daging merah. Selain itu pemberian
vitamin adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa tubuh memiliki
cukup asam besi dan folat, jika pola makan ibu hamil seimbang terpenuhi
dan dapat ditingkatkan maka kebutuhan nutrisi terpenuhi dan maka
dapat dipastikan tidak akan terjadi lagi kekurangan zat besi.

Poltekkes Kemenkes Padang


DOKUMENTASI

Poltekkes Kemenkes Padang


DOKUMENTASI LINGKUNGAN

Poltekkes Kemenkes Padang

Anda mungkin juga menyukai