Anda di halaman 1dari 5

RESUME TEORY MASLOW’S

HIERARCHY OF NEEDS

NAMA KELOMPOK 2:
1. Friska Felicia Riyanti (2100522023)
2. Aziza Melanie Putri (2100522049)
3. Amelia Zagita (2100522065)
4. Puteri Aunia Ramadhani (2100522003)
5. Shofiyyah Rahmah (2100522039)
6. Yossiyanda Aulia (2100522077)
7. Nisaul Izzah Pradina (2100522019)

DOSEN MATA KULIAH:


BAPAK RIDHO RYSWALDI
Pengertian Teori Maslow
Abraham Maslow adalah salah satu ilmuwan yang banyak memberikan kontribusi bagi
ilmu pengetahuan khususnya bidang psikologi dan manajemen. Bahkan ada yang menyebut bahwa
Maslow adalah bapak manajemen modern. Pada awalnya pemikiran-pemikirannya banyak mewarnai
dunia psikologi tetapi kemudian juga mewarnai bidang manajemen dan organisasi. Hal tersebut
dikarenakan pemikiran-pemikiran Maslow berkaitan dengan kemanusiaan (humanity) yang pastinya
akan berhubungan dengan semua aspek kehidupan. Teori-teori Maslow banyak dirujuk sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat hierarkis. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan pemikiran Abraham
Maslow, ketika banyak menjadi bahan rujukan dalam penelitian dan aplikasi bisnis. Pengaruh
pemikiran tersebut dapat berupa penerapan manajemen bisnis, penerapan pada bisnis konstruksi,
humanisme, pembelajaran, teori pembelajaran dan dan motivasi pekerja untuk belajar.
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat
mengenai konsep motivasi manusia dan mempunyai lima hierarki kebutuhan, yaitu :
 Kebutuhan fisiologis (eksternal) Kinerja kebutuhan ini terutama tercermin dalam tiga aspek:
sandang, pangan, dan perumahan. Teori ini dapat dikatakan sebagai dasar yang nyata bagi
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya, bagi
karyawan, kebutuhan dasar seperti upah, uang lembur, perumahan, dan kendaraan telah
menjadi motivasi dasar karyawan untuk mau bekerja, bekerja, berperan, dan memberikan
produktivitas tinggi bagi organisasi.
 Kebutuhan Keamanan (Safety Needs) Kebutuhan semacam ini dapat menyebabkan seseorang
memiliki rasa aman, tenteram dan kepastian dalam kedudukan, kedudukan, wewenang, dan
tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan.Misalnya, orang yang bekerja di organisasi
yang menghasilkan produk berupa komoditas lebih membutuhkan kebutuhan ini, tidak hanya
untuk keselamatan dan keamanan lokasi, tetapi juga untuk keselamatan dan keselamatan kerja
itu sendiri. bekerja di pabrik menangani bahan kimia, mereka membutuhkan rasa aman. Pria
tinggi, pekerja konstruksi.
 Kebutuhan Sosial Kebutuhan akan kasih sayang dan persahabatan (kerjasama) dalam
kelompok kerja atau antar kelompok. Perlu diikut sertakan, meningkatkan hubungan dengan
pihak-pihak yang diperlukan dan meningkatkan rasa persatuan, termasuk rasa memiliki dalam
organisasi. Misalnya, karyawan yang biasanya harus bekerja di belakang meja atau komputer,
terutama yang bertindak sebagai administrator di jejaring sosial, meskipun dapat
bersosialisasi melalui Internet, mereka tetap membutuhkan orang-orang di sekitarnya untuk
berkomunikasi. Diundang untuk bekerja sama dan berbicara dengan mereka sambil
mengekspresikan emosi.
 Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs) Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang
kepegawaian. Kebutuhan akan simbol-simbol dalam statusnya seseorang serta prestise yang
ditampilkannya. Misalnya, setiap karyawan memiliki prestasi masing-masing, dalam hal itu
mereka berkompetisi dalam menyelesaikan tugas sebaik-baiknya, setelah pencapaian usaha
mereka dinilai baik oleh organisasi dan atasan, biasanya mereka diberikan piagam, atau suatu
emblem yang dapaut menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang berhasil dalam bidangnya
sesuai dengan yang diharapkan organisasi. Kebutuhan akan hal tersebut memancing mereka
untuk terus giat menapaki bidangnya masing-masing.
 Kebutuhan Akutualisasi Diri (Self Actualization)à Setiap orang ingin mengembangkan
kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala
kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai
citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan
manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat
melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.

Contoh Penerapan Teori Hirarki Kebutuhan Maslow pada Perusahaan Konstruksi

Untuk menciptakan lingkungan yang memotivasi bagi karyawan konstruksi, maka manajer
haruslah memahami seluruh konsep dan teori motivasi (Halepota, 2005). Bagi pekerja konstruksi,
kebutuhan fisiologis meliputi upah, gaji dan kondisi kerja. Kebutuhan rasa aman meliputi keamanan
kerja, manfaat lain seperti asuransi kesehatan, dan kondisi kerja yang aman. Kebutuhan sosial
meliputi kerja tim, dan aktivitas lain yang mengembangkan hubungan antar pekerja. Kebutuhan
pengharaan meliputi umpan balik yang positif, dan kesempatan untuk mendapat keuntungan.
Kebutuhan aktualisasi diri seperti menciptakan tantangan yang mendorong pekerja.
Teori Maslow dapat membantu memahami perilaku manusia dan memilih strategi motivasi
yang tepat untuk individual yang akan dimotivasi. Berbeda motivasi berbeda pula tujuannya bagi
individual. Reward atau pengembalian dalam bentuk uang mungkin saja penting dan bernilai bagi
seseorang, tetapi bisa jadi tidak bagi orang lain. Hal tersebut harus dipahami sebagai perbedaan
pekerja dan kebutuhannya, oleh karena itu seorang manajer atau supervisor harus dapat memahami
makna reward bagi kinerja yang baik .
Schrader (1972) dalam Halepota (2005), mengaplikasikan teori hirarki kebutuhan Maslow
pada pekerja konstruksi. Beliau ingin mengidentifikasi tingkat kebutuhan yang dapat meningkatkan
motivasi pekerja dan produktivitasnya. Kesimpulan Schrader menyatakan tingkat kebutuhan yang
bawah yakni kebutuhan fisiologis dan rasa aman tidak lagi memotivasi karyawan perusahaan
konstruksi. Hal tersebut didasarkan pada fakta bahwa gaji pekerja konstruksi cukuplah tinggi untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa amannya. Schrader juga percaya bahwa lingkungan pekerja
yang nyaman akan membantu pekerja konstruksi untuk meningkatkan hubungan antar sesama
pekerja. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Guna memotivasi pekerja konstruksi, Schrader
mengusulkan bahwa manajemen butuh fokus pada tingkatan kebutuhan yang paling tinggi dari
tingkatan kebutuhan Maslow. Hal ini untuk mengisi kebutuhan yang paling tinggi. Schrader juga
mengusulkan untuk dilakukan diskusi antara karyawan tentang metode pengembangan yang praktis.
Dia percaya bahwa kunci keberhasilan dalam perusahaan konstruksi adalah penggunaan partsipasi
dalam proses pengambilan keputusan. Schrader juga mengusulkan bahwa kebutuhan untuk dihargai
(esteem needs) dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) pada pekerja konstruksi dapat
dilakukan dengan pujian, mendengarkan, dan keterlibatan.
Pengaplikasian Teori Hierarchy Of Needs Maslow Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting
dalampembentukan pribadi dan perilaku individu. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku
yangbersifat permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman (Robbins, 2007).
Teori Maslow ini bila diaplikasikan dalam pendidikan, diharapkan dapat mengoptimalka
nefektivitas proses pembelajaran. Lembaga pendidikan dapat memenuhi kebutuhan peserta
didikberdasarkan susunan hierarki kebutuhan Maslow. Dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa,berikut ini saran aplikasi berdasarkan teori hierarki kebutuhan Maslow yang dapat digunakan
dalam memenuhi kebutuhan siswa, antara lain:

1. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs), Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan fisik


sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan fasilitas, seperti: kantin bersih dan sehat,
ruangan kelas yang nyaman, toilet yang bersih dengan jumlah yang memadai, waktu istirahat
yang cukup untuk ke kamar kecil atau untuk minum, lingkungan belajar yang kondusif.

2. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety Needs) Kebutuhan akan rasa aman dapat dipenuhi, melalui:
mempersiapkan pembelajaran denganbaik (materi pembelajaran, media pembelajaran); sikap
guru yang menyenangkan, tidakmenghakimi, dan tidak mengancam, mengendalikan
perilaku siswa di kelas, menegakkandisiplin dengan adil, consistent expectations, lebih
banyak memberikan penguatan perilaku(reinforcement) melalui pujian/ganjaran atas segala
perilaku positif siswa daripada pemberianhukuman atas perilaku negatif.

3. Kebutuhan Untuk Dicintai dan Disayangi (Belongingness and Love needs) Hubungan antara guru
dan siswa : Dalam hubungan antara guru dan siswa, guru hendaknya bersikap empatik, perhatian
daninterest kepada siswa, sabar, adil, mau membuka diri, positif, dan dapat menjadi pendengar
yangbaik, memahami siswa seperti kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan
latarbelakangnya, memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang
negatif,menghargai dan menghormati setiap pendapat, dan keputusan siswa, menjadi penolong
yangbisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap siswa.

4. Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem needs) Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan cara
membangun rasa percaya diri siswa, seperti:mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar
belakang pengetahuan untuk membantumemastikan keberhasilan; mengembangkan sistem
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa; fokus pada kekuatan dan aset siswa;
mengembangkan metode pembelajaran yangberagam; mempertimbangkan kebutuhan dan
kemampuan siswa ketika merencanakan dan melaksanakan pembelajaran; mengembangkan
dan memberikan contoh strategi belajar padasiswa; tidak menegur siswa di depan umum;
memberikan bantuan pada siswa yang mengalami kesulitan; melibatkan siswa untuk berpartisipasi
dan bertanggung jawab di kelas.
Penghargaan dari Pihak lain dengan cara: mengembangkan iklim kelas dan pembelajarankooperatif
di mana setiap siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling
mencemoohkan; menyelenggarakan pemilihan ketua OSIS secara terbuka;
mengembangkanprogram penghargaan atas pekerjaan, usaha, dan prestasi yang diperoleh
siswa;mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap siswa untuk memiliki
sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik; berusaha melibatkan para siswa dalam
setiappengambilan keputusan yang terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri.

5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-Actualization needs) Pemenuhan kebutuhan aktualisasi


diri dapat dilakukan dengan cara: memberikankesempatan kepada para siswa untuk melakukan
yang terbaik, memberikan kekebasan kepadasiswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan dan
potensi yang dimilikinya, menciptakanpembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan
kehidupan nyata, perencanaan dan prosespembelajaran yang melibatkan aktivitas metakognitif
siswa, melibatkan siswa dalam proyekatau kegiatan “self expressive” dan kreatif (Intan, Blogspot
2016).

Pentingnya teori hierarki kebutuhan Maslow dalam meningkatkan motivasi belajar


siswaterletak dalam hubungan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh. Lembaga
pendidikan hendaknya menyadari bahwa apabila kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh siswa tidak
dipenuhi,proses belajar pembelajaran dapat terganggu. Dalam kondisi seperti ini, lembaga pendidikan
dapat 11mengatasinya dengan menyediakan fasilitas kebutuhan fisik. Namun kebutuhan dasar yang
paling penting adalah kebutuhan akan kasih sayang dan harga diri. Siswa yang tidak memiliki
perasaanbahwa mereka dicintai dan mereka mampu, kecil kemungkinannya memiliki motivasi belajar
yangkuat untuk mencapai perkembangan ke tingkatan yang lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai