HIERARCHY OF NEEDS
NAMA KELOMPOK 2:
1. Friska Felicia Riyanti (2100522023)
2. Aziza Melanie Putri (2100522049)
3. Amelia Zagita (2100522065)
4. Puteri Aunia Ramadhani (2100522003)
5. Shofiyyah Rahmah (2100522039)
6. Yossiyanda Aulia (2100522077)
7. Nisaul Izzah Pradina (2100522019)
Untuk menciptakan lingkungan yang memotivasi bagi karyawan konstruksi, maka manajer
haruslah memahami seluruh konsep dan teori motivasi (Halepota, 2005). Bagi pekerja konstruksi,
kebutuhan fisiologis meliputi upah, gaji dan kondisi kerja. Kebutuhan rasa aman meliputi keamanan
kerja, manfaat lain seperti asuransi kesehatan, dan kondisi kerja yang aman. Kebutuhan sosial
meliputi kerja tim, dan aktivitas lain yang mengembangkan hubungan antar pekerja. Kebutuhan
pengharaan meliputi umpan balik yang positif, dan kesempatan untuk mendapat keuntungan.
Kebutuhan aktualisasi diri seperti menciptakan tantangan yang mendorong pekerja.
Teori Maslow dapat membantu memahami perilaku manusia dan memilih strategi motivasi
yang tepat untuk individual yang akan dimotivasi. Berbeda motivasi berbeda pula tujuannya bagi
individual. Reward atau pengembalian dalam bentuk uang mungkin saja penting dan bernilai bagi
seseorang, tetapi bisa jadi tidak bagi orang lain. Hal tersebut harus dipahami sebagai perbedaan
pekerja dan kebutuhannya, oleh karena itu seorang manajer atau supervisor harus dapat memahami
makna reward bagi kinerja yang baik .
Schrader (1972) dalam Halepota (2005), mengaplikasikan teori hirarki kebutuhan Maslow
pada pekerja konstruksi. Beliau ingin mengidentifikasi tingkat kebutuhan yang dapat meningkatkan
motivasi pekerja dan produktivitasnya. Kesimpulan Schrader menyatakan tingkat kebutuhan yang
bawah yakni kebutuhan fisiologis dan rasa aman tidak lagi memotivasi karyawan perusahaan
konstruksi. Hal tersebut didasarkan pada fakta bahwa gaji pekerja konstruksi cukuplah tinggi untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa amannya. Schrader juga percaya bahwa lingkungan pekerja
yang nyaman akan membantu pekerja konstruksi untuk meningkatkan hubungan antar sesama
pekerja. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Guna memotivasi pekerja konstruksi, Schrader
mengusulkan bahwa manajemen butuh fokus pada tingkatan kebutuhan yang paling tinggi dari
tingkatan kebutuhan Maslow. Hal ini untuk mengisi kebutuhan yang paling tinggi. Schrader juga
mengusulkan untuk dilakukan diskusi antara karyawan tentang metode pengembangan yang praktis.
Dia percaya bahwa kunci keberhasilan dalam perusahaan konstruksi adalah penggunaan partsipasi
dalam proses pengambilan keputusan. Schrader juga mengusulkan bahwa kebutuhan untuk dihargai
(esteem needs) dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) pada pekerja konstruksi dapat
dilakukan dengan pujian, mendengarkan, dan keterlibatan.
Pengaplikasian Teori Hierarchy Of Needs Maslow Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting
dalampembentukan pribadi dan perilaku individu. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku
yangbersifat permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman (Robbins, 2007).
Teori Maslow ini bila diaplikasikan dalam pendidikan, diharapkan dapat mengoptimalka
nefektivitas proses pembelajaran. Lembaga pendidikan dapat memenuhi kebutuhan peserta
didikberdasarkan susunan hierarki kebutuhan Maslow. Dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa,berikut ini saran aplikasi berdasarkan teori hierarki kebutuhan Maslow yang dapat digunakan
dalam memenuhi kebutuhan siswa, antara lain:
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety Needs) Kebutuhan akan rasa aman dapat dipenuhi, melalui:
mempersiapkan pembelajaran denganbaik (materi pembelajaran, media pembelajaran); sikap
guru yang menyenangkan, tidakmenghakimi, dan tidak mengancam, mengendalikan
perilaku siswa di kelas, menegakkandisiplin dengan adil, consistent expectations, lebih
banyak memberikan penguatan perilaku(reinforcement) melalui pujian/ganjaran atas segala
perilaku positif siswa daripada pemberianhukuman atas perilaku negatif.
3. Kebutuhan Untuk Dicintai dan Disayangi (Belongingness and Love needs) Hubungan antara guru
dan siswa : Dalam hubungan antara guru dan siswa, guru hendaknya bersikap empatik, perhatian
daninterest kepada siswa, sabar, adil, mau membuka diri, positif, dan dapat menjadi pendengar
yangbaik, memahami siswa seperti kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan
latarbelakangnya, memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang
negatif,menghargai dan menghormati setiap pendapat, dan keputusan siswa, menjadi penolong
yangbisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap siswa.
4. Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem needs) Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan cara
membangun rasa percaya diri siswa, seperti:mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar
belakang pengetahuan untuk membantumemastikan keberhasilan; mengembangkan sistem
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa; fokus pada kekuatan dan aset siswa;
mengembangkan metode pembelajaran yangberagam; mempertimbangkan kebutuhan dan
kemampuan siswa ketika merencanakan dan melaksanakan pembelajaran; mengembangkan
dan memberikan contoh strategi belajar padasiswa; tidak menegur siswa di depan umum;
memberikan bantuan pada siswa yang mengalami kesulitan; melibatkan siswa untuk berpartisipasi
dan bertanggung jawab di kelas.
Penghargaan dari Pihak lain dengan cara: mengembangkan iklim kelas dan pembelajarankooperatif
di mana setiap siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling
mencemoohkan; menyelenggarakan pemilihan ketua OSIS secara terbuka;
mengembangkanprogram penghargaan atas pekerjaan, usaha, dan prestasi yang diperoleh
siswa;mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap siswa untuk memiliki
sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik; berusaha melibatkan para siswa dalam
setiappengambilan keputusan yang terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri.