DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
ANJELITA NANDA : 195150118
NURLAELA : 195150119
NILAM VISTA : 195150104
A. Latar belakang…………………………………………………………
B. Rumusan masalah …………………………………….……………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian motivasi……………………………………………………
B. Pendekatan motivasi kerja…………………………………….………
C. Teori teori motivasi kerja…………………………………………..…
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………...….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...…
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah pengertian motivasi kerja?
2. Jelaskan pendekatan-pendekatan motivasi kerja!
3. Bagaimanakah teori-teori dalam motivasi kerja?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MOTIVASI
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli dalam motivasi kerja
ini, antara lain:
1) Teori Kebutuhan
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Abraham Maslow. Teori ini
menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang munculnya
sangat bergantung pada kepentingannya secara individu[5].
Maslow membagi kebutuhan manusia tersebut menjadi lima tingkatan (hierarki
kebutuhan). Kelima tingkatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
Kebutuhan akan rasa cinta, sosial, dan rasa memiliki (bersosialisasi
dengan orang lain, diterima, saling memiliki)
Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkan dukungan serta pengakuan)
Kebutuhan aktualisasi diri:
kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi;
kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan;
kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari
potensinya
2) Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
Dalam teori ini dikemukakan bahwa, pada umumnya karyawan baru lebih
cenderung untuk memusatkan perhatiannya pada kebutuhan mendasar dalam
pekerjaan, terutama keamanan. Selanjutnya mereka akan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan yg lebih tinggi, seperti kebutuhan inisiatif, kreativitas, dan
tanggung jawab.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi:
a. Faktor Kepuasan (satisfaction): prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri,
tanggung jawab, dan kemajuan
b. Faktor Ketidakpuasan (dissatisfaction): kebijakan dan administrasi
perusahaan, pengawasan, penggajian, hubungan kerja, kondisi kerja, keamanan
kerja, dan status pekerjaan[6].
3) Teori ERG (Clayton Alderfer)
ERG merupakan singkatan dari tiga kata, yaitu Existence, Relatedness,
dan Grouth. Alderfer melanjutkan teori hierarki kebutuhan yang dihubungkan
secara lebih dekat dengan hasil penelitian empiris, sehingga hasilnya mendekati
kenyataan (real condition).
Secara konseptual hasil tersebut dapat dilihat persamaannya dengan teori
kebutuhan Maslow, yaitu:
Existence dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua
(kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman)
Relatedness senada dengan hierarki ketiga dan keempat (kebutuhan sosial
dan kebutuhan penghargaan diri)
Grouth mengandung makna yang sama dengan self actualization[7].
4) Teori Keadilan
Teori ini mengemukakan bahwa orang selalu membandingkan anatara masukan-
masuka yang mereka berikan pada pekerjaannya dengan hasil yang diperoleh
dari pekerjaannya tersebut. Dari sini muncul dua kemungkinan, antara lain
keadilan (equality) dan ketidakadilan (inequality).
Sesuatu akan dikatakan adil apabila masukan-masukan sebagai sumbangan
mereka kepada perusahaan sama dengan apa yang mereka terima dari
perusahaan. Sebaliknya, ketidakadilan terjadi bila masukan-masukan tidak sama
dengan apa yang mereka terima dari perusahaan[8].
5) Teori Pengharapan (Victor Vroom)
Vroom mengatakan bahwa morivasi seseorang untuk mengupayakan usaha-
usaha dalam tingkat tertentu adalah fungsi dari tiga hal:
Harapan (expectancy) seseorang berkaitan dengan probabilitas yang
upaya-upaya tersebut menuju kepada kinerja
Pendekatan psikologis (instrumentaly), atau hubungan kepedulian dari
kinerja yang berhasil dengan pencapaian penghargaan sesungguhnya
Interaksi emosional (valence), yang menggambarkan nilai-nilai
kepedulian orang tersebut terhadap penghargaan
Oleh karena itu dalam teori ini, motivasi adalah hasil dari 3 hal:
Motivasi=(E×I×V). Jika E, I, atau V adalah nol atau tidak signivikan, maka
tidak ada motivasi[9].
6) Teori Lapangan (Kurt Lewin)
Teori ini merupakan kognitif untuk mempelajari prilaku dan motivasi. Teori
lapangan lebih memfokuskan pada fikiran nyata seorang pegawai ketimbang
pada insting atau habit. Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku merupakan
suatu fungsi dari lapangan pada suatu waktu. Kurt Lewin juga percaya pada
pendapat para ahli psikologi Gestalt yang mengemukakan bahwa perilaku itu
merupakan fungsi dari seorang pegawai dengan lingkungannya[10].
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Motivasi berasal dari kata motive, yang berarti dorongan. Dengan demikian
motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang
melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar.
Ada beberapa pendekatan dalam motivasi kerja:
- Pendekatan Tradisional (traditional approach), Pertamakali dikemukakan
oleh Frederick W. Taylor dari manajemen ilmiyah (scientific
management school).
- Pendekatan Hubungan Manusia (human relation model), Pendekatan ini
selalu dikaitkan dengan pendapat Elton Mayo.
- Pendekatan Sumber Daya Manusia (McGregor)
- Pendekatan Kontemporer (contemporary approach), Didominasi oleh tiga
tipe motivasi: teori isi, teori proses, dan teori penguatan.
Beberapa teori motivasi:
- Teori Kebutuhan (Abraham Maslow)
- Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
- Teori ERG (Clayton Alderfer)
- Teori Keadilan
- Teori Pengharapan (Victor Vroom)
- Teori Lapangan (Kurt Lewin)
DAFTAR PUSTAKA