OLEH:
IMDAD RABBANI (18710031)
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Motivasi Kerja ........................................................................................ 5
2.2 Pandangan Islam mengenai Motivasi Kerja.............................................................. 8
2.2.1. Motivasi Fisiologis........................................................................................... 8
2.2.2 Motivasi Psikologis atau Sosial ....................................................................... 10
2.2.3 Motivasi Bekerja dan Berproduksi................................................................... 12
2.3 Kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja............................................................... 12
2.4 Relasi kepuasan kerja dan Motivasi Kerja .............................................................. 13
2.5 Cara meningkatkan Motivasi Kerja ........................................................................ 15
2.6 Penghambat Motivasi Kerja .................................................................................... 17
2.7 Analisis Motivasi Kerja SDM Pendidikan Islam pada akhir-akhir ini.................... 20
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini pula yang dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat
bekerja dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula.
Motivasi kerja tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan
memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, mapun lingkungan kerja itu
sendiri.
1
Hasibuan, Malayu SP. 1996. Organisasi dan Motivasi : dasar Peningkatan Profuktivitas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi kerja
2. Untuk mengetahui pandangan islam mengenai Motivasi Kerja
3. Untuk mengetahui kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja
4. Untuk mengetahui relasi kepuasan kerja dan Motivasi Kerja
5. Untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja
6. Untuk mengetahui penghambat Motivasi Kerja
7. Untuk memahami analisis Motivasi Kerja SDM Pendidikan Islam pada
Akhir-Akhir ini
BAB II
PEMBAHASAN
2
PB, Triton. 2009. Mengelola Sumber Daya Manusia (Kinerja,Motivasi, Kepuasan Kerja dan
Produktivitas). Yogyakarta: Oryza. 198
5. Kebutuhan pertumbuhan – kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas dan
potensi seseorang dan menjadi yakin akan kapabilitas untuk melakukan
sesuatu
6. Kebutuhan kekuasaan – kebutuhan untuk mengontrol atau mempengaruhi
orang lain3
3
PB, Triton. 2009. Mengelola Sumber Daya Manusia (Kinerja,Motivasi, Kepuasan Kerja dan
Produktivitas). Yogyakarta: Oryza. 200
4
Ibid. 201
peluang yang ada, kebutuhan yang dapat memotivasi gairah pekerja adalah
kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan afiliasi dan kebutuhan akan
kekuasaan
5. teori ERG (Eksistence, Relatedness, Growth) dari Alderfer
dengan adanya beberapa kritik terhadap teori Meslow, maka lahirnya
motivasi Motivasi Prestasi yang dinilai para pakar sebagai penyempurnaan
dari teori yang dikemukakan Abraham Maslow. Keunggulan Teori ERG
adalah lebih mendekati keadaan yang sebenarnya menurut data empiris
apabila teori ini diterapkan dalam praktek5
Teori Motivasi Proses ini memandang bahwa setiap pekerja akan mau
bekerja giat apabila imbalannya sesuai dengan harapan. Dengan demikian harapan
yang akan diperolehnya menjadi daya penggerak yang memotivasi semangat kerja.
Ada tiga macam Teori Motivasi Proses yang terkenal yaitu :
1. Teori Harapan
Teori memandang bahwa seseorang bekerja untuk merealisasikan harapan-
harapannya dari pekerjaan itu. Komponen-komponen pada teori harapan
adalah disadarkan kepada 3 komponen yaitu Harapan, Nilai, dan Pertautan
2. Teori Keadilan
Teori memandang bahwa keadilan merupakan daya penggerak yang
memotivasi semangat kerja seseorang. Menurut teori ini semangat kerja
para karyawan cenderung akan meningkat jika prinsip diterapkan dengan
baik
3. Teori Pengukuhan
Teori ini disusun berdasarkan atas hubungan kausalitas dari perilaku dengan
pemberian kompensasi
Teori X dan Y dari Mc. Gregor ini bermula dari klasifikasi terhadap
manusia yang dilakukan oleh Mc. Gregor. Beliu menyusun klasifikasi terhadap
manusia berdasarkan asumsinya bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat
dibedakan atas manusia penganut Teori X dan Teori Y.
5
Wexley, K.N., dan Yuki Gary. 2010. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta:
Rineka Cipta. 85
Manusia Penganut Teori X (Tradisional)
• Karyawan rata-rata malas bekerja
• Karyawan tidak berambisi untuk mencapai prestasi yang optimal dan selalu
menghindarkan tanggungjawab
• Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi
• Karyawan lebih memntingkan dirinya sendiri
• Karyawan akan produktif jika diancam dengan hukuman atau pemecatan
• Karyawan tidak mau berpikir untuk diri sendiri, sehingga tergantung
bergantung pada pimpinan
• Karyawan bekerja demi uang dan mengejar status
• Karyawan pada hakikatnya dapat didiskriminasi
• Karyawan cenderung menolak perubahan
• Karyawan senang diperlakukan secara terhormat
• Karyawan selalu diperintah dan dilatih dengan metode yang tepat
6
Wexley, K.N., dan Yuki Gary. 2010. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta:
Rineka Cipta. 89
kegoncangan atau ketidakseimbangan. Ia senantiasa menjaga keseimbangan vital
yang lazim untuk menjaga diri, eksistensi dan kesinambungan dalam menjaga
fungsi-fungsinya.
7
Mursi, A. Hamid. 1997. SDM yang Produktif Pendekatan Al-Qur’an & Sains. Jakarta: Gema
Insani Press. 46
8
Ibid. 47
menanamkan, dan menyusun dasar-dasar moralitas manusia. Sesungguhnya
parameter moral terfokus pada sifat-sifat dasar dalam diri manusia. Dengan adanya
berbagai perbedaan parameter ini, timbullah kegoncangan jiwa dan emosi manusia.
1. Motivasi Kepemilikan
Motivasi Kepemilikan merupakan motivasi Psikologis yang dipelajari
manusia ditengah pertumbuhan Sosialnya. Adapun Al-Qur’an telah
menengarai :
ِ ِ
)3( َُخلَ َده َّ ب أ
ْ َن َمالَهُ أ َ ) الَّذي ََجَ َع َم ًاال َو َعد١( ٍَويْ ٌل ل ُك ِّل ُُهََزةٍ لُ َمَزة
ُ ) ََْي َس٢( َُّده
“Kecelakaanlah bagi semua pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan
harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat
mengekalkannya” (QS. Al Humazah:1-3)”
2. Motivasi Berkompetisi
Berkompetisi merupakan dorongan Psikologis yang diperoleh dengan
mempelajari Lingkungan dan Kultur yang tumbuh didalamnya. Manusia
biasa berkompetisi dalam Ekonomi, Keilmuan, Kebudayaan, Sosial, dan
sebagainya. Al-Qur’an menganjurkan manusia agar berkompetisi dalam
Ketaqwaan, amal shaleh, berpegang pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip
kemanusiaan, dan mengikuti manhaj Ilahi dalam hubungan dengan sang
pencipta dan sesama manusia sehingga memperoleh ampunan dan
keridhoan Allah SWT. Allah berfirman :
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati.
Kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka
daripadanya mereka makan. Dan kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan
anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat
makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka,
mengapa mereka tidak bersyukur?” (QS. Yasin:33-35)
Ketiga ayat tersebut menuntut manusia bersyukur kepada Allah atas segala
nikmat yang dikaruniakan kepadanya. Berkaitan dengan hal ini ada 2 hal yang perlu
diperhartikan: Pertama, hendaklah manusia bekerja didasarkan atas kepentingan
berproduksi. Yang kedua, Lingkungan adalah anugerah Allah yang menyediakan
hal-hal yang dapat membantu Manusia dalam kehidupannya.
Atas dasar itu, ada 3 Unsur yang menjadikan hidup manusia Positif dan
Berguna, diantaranya:
9
Mursi, A. Hamid. 1997. SDM yang Produktif Pendekatan Al-Qur’an & Sains. Jakarta: Gema
Insani Press. 51
dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang. Ungkapan ke dalam rumus
menjadi:
Kepuasan kerja dan motivasi memiliki kaitan yang cukup erat dalam diri
seorang pekerja. Hubungan tersebut dapat digambarkan dan dijelaskan sebagai
berikut
10
Dell, Twla. 1991. Motivasi Kerja yang Berhasil – Memotivasi Pegawai untuk Memberikan
yang Terbaik. Jakarta: Binarupa Aksara. 236
M I. Nilai positif bagi III. Nilai positif bagi
O organisasi dan bagi organisasi dan negatif
Tinggi
T pegawai bagi pegawai
I
V II. Nilai negatif bagi IV. Nilai negatif bagi
A organisasi dan positif organisasi dan bagi
Rendah
S bagi pegawai pegawai
I
Gambar 1.1 Kaitan antara motivasi dan kepuasan kerja
11
Dell, Twla. 1991. Motivasi Kerja yang Berhasil – Memotivasi Pegawai untuk Memberikan
yang Terbaik. Jakarta: Binarupa Aksara. 237
1. Jika ada sesuatu yang tidak beres, usahakan mencara siapa yang
bersalah atas hal itu secara tepat.
2. Jelaskan kepada bawahan mengenai suatu kesalahan secara
spesifik dan berilah kesempatan pada orang yang bersalah untuk
mengetahui secara jelas kesalahannya.
3. Seharusnya kita dapat mengendalikan diri pada saat mengkritik
seseorang.
4. Seharusnya kita biasa memberikan kritik secara pribadi.
5. Seharusnya kita memuji terlebih dahulu sebelum memberikan
kritik.
6. Tunjukkan bahwa kita turut bertanggung jawab atas kesalahan
bawahan.
7. Dengarkan dengan sabar penjelasan dan alasan dari orang yang
melakukannya.
8. Bantulah orang tersebut untuk memperoleh kembali kepercayaan
dan harga dirinya.
9. Seharusnya kita bisa memaafkan dan melupakan suatu kesalahan
Seorang yang yang kurang termotivasi karena orang lain atau karena keadaan
akan menampilkan ke luar melalui bahasa tubuh mereka, penampilan mereka, dan
ekspresi wajah mereka apa yang sebenarnya mereka rasakan. Oleh karena itu adalah
penting untuk mengenali tanda-tanda luaran dari pribadi yang tidak termotivasi.
Memahami perasaan orang lain, tidak berarti menyetujui pendapat orang lain
itu. Memahami orang lain berarti mau mengerti mengapa orang lain itu berkata atau
melakukan apa yang mereka inginkan. Ada orang-orang yang tidak mampu
memahami perasaan orang lain, mereka tidak memiliki empati. Ada juga orang-
orang yang mempunyai terlalu banyak empati yang menyebabkan mereka bersifat
takut-takut, kurang tegas, dan secara umum dinyatakan kurang memiliki keyakinan
diri. Empati dapat disamakan dengan kurva distribusi normal kehidupan kedua
kutub ekstrimnya menghambat sukses.
12
Denny, Richard. 1997. Sukses Memotivasi – Jurus Jitu Meningkatkan Prestasi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 65
otak didalam tubuh mereka tidak sedang bergembira, tidak termotivasi,
tanpa keyakinan atau sedang mengalami kepahitan. Orang seperti itu besar
kemungkinan sedang sakit.
Kemudian indicator yang paling utama, tentu saja, adalah apa yang
dikatakan seseorang. Pada saat memulai berbicara, mereka langsung
memberikan kepada pendengarnya, kalau orang yang diajak berbicara itu
benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan, indikasi final tentang
pribadi yang termotivasi atau tanpa motivasi.
2.7 Analisis Motivasi Kerja SDM Pendidikan Islam pada akhir-akhir ini
Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Anantho Pramandhika tentang
Motivasi Kerja dalam Islam dimana studi kasus pada Guru TPQ di Kecamatan
Semarang Selatan. Berdasarkan penelitian tersebut koresponden yaitu Guru TPQ
mempunyai alasan tersendiri di dalam eksistensinya mengajar di TPQ tersebut.
Masa pengabdian yang cukup lama dengan ketidakjelasan status dan masa depan
sebagai Guru TPQ tidak menyurutkan motivasi Guru TPQ untuk tetap mengajar
dan mengamalkan ilmunya. Selain itu, jumlah bisyaroh yang tidak bisa untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari juga tidak mempengaruhi motivasi kerja guru
TPQ. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak semata-mata mencari materi
didalam mengajar TPQ, tetapi dikarenakan dorongan dari dalam hati sehingga
berdampak pada tingginya komitmen responden terhadap profesi guru TPQ.14
13
Miskell, J.R., dan Miskell Vincent. 1994. Motivation at Work. United States of America:
Library Congress Cataloging. 9-17
14
Pramandhika, A. (2016). Motivasi Kerja dalam Islam, 79, 274-285
sudah menjadi kewajiban bagi sesorang yang berilmu untuk mengamalkannya.
Selain itu, peneliti menilai bahwa silsilah keluarga sedikit banyak berpengaruh
terhadap keputusan mengajar para responden, hal ini dikarenakan banyak dari para
responden yang mempunyai keluarga yang juga berprofesi sebagai guru mengaji.
Responden lain ada yang menyatakan bahwa mengajar TPQ adalah hobinya.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa Islam memaknai motivasi kerja
sebagai aktivitas mencari nafkah yang dilandasi niat ibadah. Bekerja adalah sesuatu
hal yang wajib bagi umat muslim. Islam mengajarkan umatnya untuk bekerja
dengan cara-cara yang baik, tidak untuk mengejar hidup hedonis, status dan
mengejar kekayaan dengan segala cara. Meskipun demikian Allah menjanjikan
ampunan dan ganjaran yang besar kepada umatnya yang beriman dan melakukan
pekerjaan yang baik
1. Ibadah
2. Keinginan dan Harapan Pribadi
3. Kepuasan Batin
4. Tanggung Jawab
1. Kondisi Lingkungan
2. Hubungan antar Guru
3. Penghargaan
Teori tentang motivasi kerja yang dipaparkan para ilmuan belum dapat
dikatakan mutlak kebenarannya, karena masih ada beberapa kasus yang tidak sesuai
dengan teori motivasi kerja yang sudah ada. Para ilmuan khususnya ilmuwan barat
mengesampingkan faktor spiritual didalam pengaruhnya terhadap Motivasi Kerja
SDM Pendidikan Islam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi kerja merupakan dorongan atau sumber daya dalam melakukan
sebuah pekerjaan atau aktivitas dengan penuh rasa sungguh-sungguh. Sebuah
Motivasi kerja sangat mempengaruhi unjuk kerja dan kepuasan dalam bekerja. Hal
ini menjadikan bahwa pegawai dalam sebuah lembaga atau organisasi
membutuhkan motivasi dalam menunjang pekerjaannya atau aktivitasnya.