1. Defisi Motivasi berasal dari bahasa latin, yaitu motive yang berarti dorongan, daya penggerak,
atau kekuatan yang terdapat dalam diri organisasi yang menyebabkan organisasi itu bertindak
atau berbuat.
motivasi (Hasibuan;72) adalah mempersoalkan cara mendorong gairah kerja bawahan, agar
mereka bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk
mewujudkan tujuan organisasi.
Motivasi (Wahjosumidjo 1984 :50) adalah proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara
sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.
Motivasi dapat di definisikan sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka
berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan cara
orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Semakin wirausahan mengerti perilaku anggota
organisasi, semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya lebih
konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional.
1. mendorong manusia untuk berbuat, dalam arti motivasi penggerak dari setiap kegiatan
yang di kerjakan oleh wirausahawan
2. berfungsi sebagai penentu arah perbuatan. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan
arah dan kegiatan yang harus di kerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya
Semakin besar motivasi, semakin besar pula kesuksesan mencapai tujuan. setiap wirausahwan
mempunyai program tugas yang wajib diselesaikan dengan baik dan dengan tugas-tugas tersebut,
wirausahawan menjadi lebih paham dan menguasai ilmu sesuai dengan tujuan dan harapan yang
bersangkutan. Dengan demikian, tujuan dan harapan wirausahawan mendapatkan hasil yang
bernilai serta bermanfaat dapat tercapai.
Menurut hoy dan Cecil (1978:113) ada tiga faktor yang menentukan tinggi-rendahnya motivasi,
yaitu harapan, valensi, dan peralatan.
4. harapan, yaitu keinginan atau keyakinan bahwa suatu usaha yang dilakukan pasti akan
berhasil
5. valensi, yaitu tingkat ikatan, keterlibatan, keikutsertaan batiniah seseorang terhadap suatu
aktivitasnya atau dapat dikatakan mempunyai kepedulian terhadap usaha yang sedang
dilaksanakan.
Berdasarkan uraian diatas, wirausahawan harus selalu memiliki motivasi yang tinggi dan konsep
diri yang lebih positif dalam menjalani kehidupan, mesikipun motivasi dan konsep diri setiap
individu memiliki bentuk yang berbeda-beda dengan demikian akan tercapai tujuan yang
diharapakan.
3.JENIS-JENIS MOTIVASI
7. Motivasi Intristik adalah motivasi yang mengacu pada faktor-faktor dari dalam diri
inidividu, baik dalam tugas maupun bagi diri wirausahawan. Motivasi Intrisnsik biasanya
berupa kepuasan terhadap kemampuan dalammenyelesaikan setiap tanggung jawab
ataupun harga diri di hadapan orang lain terhadap setiap kemampuan yang dimilikinya.
8. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang menagacu pada faktor-faktor dari luar dan telah
ditetapkan pada tugas ataupun pada diri peserta didik( wirausahawan) oleh dosen atau
orang lain. Motivasi ekstrinsik berupa penghargaan,pujian, hukuman, atau celaan yang
dapat meningkatkan atau mengurangi kreativitas wirausahawan tingkat akhir dalam
menyelesaikan tugasnya.
9. motivasi psikologi adalah dorongan alamiah yang ada pada setiap wirausahawan untuk
berkembang dan berkreativitas.
10. motivasi praktis yaitu suatu dorongan pada setiap wirausahawan untuk memenuhi
tuntutan ketuhanan mempertahankan diri dan mengembangkan diri karena adanya nilai-
nilai praktis dalam kehidupan
12. motivasi kesusilaan yaitu dokumen agar wirausahawan dapat menjadi lebih baik.
motivasi yang mendasari menjadi manusia susila
13. motivasi sosial yaitu dorongan bagi wirausahawan untuk mempelajari sesuatu yang layak
dikerjakan dalam hidup pergaulan dan dalam interaksi dengan orang lain
14. motivasi kebutuhan dapat mendorong wirausahawan untuk mengabdi kepada Tuhan dan
menghargai manusia sebagai sesama makhluknya.
4. TEORI-TEORI MOTIVASI
memusatkan pada pertanyaan, apa penyebab perilaku terjadi dan berhenti? jawabnya terpusat
pada kebutuhan, motif yang mendorong, menekan, memacu, dan menguatkan karyawan
melakukan kegiatan, juga berhubungan dengan faktor-faktor eksternal yang berupa insentif yang
menyarankan, mendorong, menyebabkan dan memengaruhi untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Penekannya pada pengertian faktor-faktor internal dan kebutuhan.
1. Hierarki kebutuhan Maslow. yaitu, menekanan pada kebutuhan manusia yang tersusun
dalam bentuk hierarki kebutuhan dari yang terendah sampai yang tertinggi serta kebutuhan yang
telah terpuaskan berhenti menjadi motivator utama dari perilaku.
memusatkan perhatianya pada pemuasan tingkat kebutuhan lebih rendah dalam pekerjaan utama,
terutama rasa aman. Apabila sudah terpuaskan akan memenuhi tingkat yang lebih tinggi seperti
kebutuhan inisiatif, kreativitas, dan tanggung jawab. ada dua faktor ang mempengaruhi kerja
seseorang dalam organisasi , yaitu kepuasan kerja yang mempunyai pengaruh pendorong prestasi
dan semangat kerja serta ketidakpastian kerja yang mempengaruhi negatif. Motivator
mempunyai pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja, sedangkan faktor
pemeliharaan mencegah merosotnya semangat kerja
3. Teori Prestasi dari McClelland. ada korelasi positif antarkebutuhan berprestasi dengan
prestasi dan sukses pelaksanaan (David McClelland:1961). Ia mengemukan bahwa usahawan,
ilmuwan, dan profesional mempunyai tingkat motivasi prestasi di atas rata-rata. Orang yang
berorientasi prestasi mempunyai karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan,yaitu:
menyukai pengambilan risiko yang layak sebagai fungsi keterampilan, menyukai tantangan, dan
mengingikan tangungg jawab pribadi bagi hasil yang di capai
mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi risiko
yang sudah diperhitungkan
mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang yang telah dikerjakan
Teori proses menjelaskan tentang perilaku dimulai dan dilaksanakan. Termasuk dalam hal ini
adalah:
1. Teori Pengharapan, individu di perkirakan akan menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi
apabila:
hasil2 tersebut akan menjadi pada keadaan keseimbangan penarik efektif bagi mereka.
ada empat teknik yang dapat digunakan manajer untuk mengubah perilaku bawahan, yaitu:
16. penguatan negatif, individu akan mempelajari perilaku yang membawa konsekuensi tidak
menyenangkan dan menghindarinya pada masa mendatang
18. hukuman, manajer mengubah perilaku bawahan yang tidak tepat dengan pemberian
konsekuensi negatif
3. Teori Porter Lawler merupakan teori pengharapan dari motivasi dengan versi orientasi masa
mendatang dan menekankan antisipasi tanggapan atau hasil. Dasarnya, yaitu kemungkinan usaha
pengharapan yang dirasakan, usaha yang dijalankan, prestasi yang dicapai, penghargaan yang di
terima, kepuasan yang terjadi, dan mengharahkan ke usaha pada masa yang datang
model pengharapan menyajikan sejumlah implikasi bagi manajer tentang cara memotivasi
bawahan dan implikasi, yaitu:
4. Teori Keadilan. orang akan selalu membandingkan antara masukan dalam bentuk pendidikan,
pengalaman, latihan, dan usaha dengan hasil atau penghargaan yang di terima. Keyakinan
tentang adanya ketidakadilan akan berpengaruh pada perilaku pelaksanaan kegiatan. Fakto kunci
bagi manajer, yaitu mengetahui ketidakadilan dirasakan, bukan ketidakadilan secara nyata ada.
Teori keadilan memberikan implikasi bahwa penghargaan harus diberikan sesuai yang dirasakan
adil oleh individu yang bersangkutan.
5. Teori Petunjuk yaitu cara memotivasi para karyawan didasarkan atas pengalaman coba-coba.
1. Model Motivasi kebutuhan dan Tujuan yaitu dimulai dengan perasaan kebutuhan individu.
kebutuhan ini ditransformasi menjadi perilaku yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan
perilaku tujuan. Tujuan perilaku adalah untuk mengurangi kebutuhan yang dirasakan. Secara
teoritis, perilaku mendukung tujuan dan perilaku tujuan berkelanjutan sampai kebutuhan yang
dirasakan telah sangat berkurang.
2. Model Ekspektasi Motivasi Vroom adalah kekuatan motivasi di tentukan oleh nilai dari hasil
menjalankan suatu perilaku yang dirasakan dan kemungkinan yang dirasasakan bahwa perilaku
yang dijalankan oleh dindividu menyebabakan diperolehnya hasil. ketika kedua faktor itu
meningkat, kekuatan motivasi atau keinginan individu untuk menjalankan perilaku akan
meningkat. pada umumnya, individu cenderung untuk menjalankan perilaku-perilaku yang
memaksimumkan balas jasa pribadi dalam jangka panjang.
3. Model Motivasi Porter-Lawler yaitu succesfull role achiement yang diperoleh seseorang
akan berasal dari perbuataanya. Porter konsisten dengan dua model yaitu kebutuhan yang
dirasakan akam menyebabkan perilaku kemanusian dan usaha yang dilakukan untuk mencapai
suatu tugas ditentukan oleh nilai balas jasa yang dirasakan yang di hasilkan dari suatu tugas dan
probabilitas bahwa balas jasa tersebut akan menjadi nyata.
Karakteristik Motivasi Para Wirausahawan menurut (Baron dan Shane,2007) teridiri dari
a. passion, yaitu semangat yang besar disertai emosi yang kuat, hasrat yang membara, sebuah
determinasi untuk mewujudkan suatu tujuan. passion menjadi batu karang komitmen untuk
berjuang meraih tujuan pekerjaan sampai titik darah penghabisan. Passion adalah hasrat yang
menyala-nyala, imajinasi kreatif tanpa batas, dan loyalitas yang tidak terbatahkan
b. Tenacity, yaitu keuletan, ketekunan, ketabahan dan kegigihan. tenacity akan membantu
seseorang penguasaha untuk menemukanjlan keluar ketika yang telah diupayakan habatan
(harper,2005). Tenacity (Dessler dan Philips,2008) adalah karakter krusial yang dimiliki oleh
seorang wirausawan . dimanaka kemampuan wirausahaan mampu bertahan ketika menghadapi
kesulitan.
6.
II
Kekuatan yang dimiliki oleh setiap manuasi sering disebut daya khayal. melalui daya khayal,
manusia mencapai kemauan yang tinggi dan kesanggupan dalam menemukan segala hal. daya
khayal terdiri dari daya khayal sintesis yang tidak menciptakan hal yang baru tetapi membentuk
dan menyusun yang lama dalam bentuk kombinasi baru dan daya khayal kreatif adalah
menciptakan hal-hal baru.melalui daya khayal kreatif , alam pikiran manusia yang terbatas dapat
menghubungkan langsung dengan alam pikirian halusnya. mungkin alam pikiran yang
menyalurkan inspirasi atau ilham dan menyampaikan gagasan baru. dalam hubungan ini, berpikir
kreatifnya seseorang wirausaha dapat merombak dan mendorongnya dalam pengembangan
lingkungan menjadi berhasil.
Kreatifitas dapat dikembangkan melalui peningkatan jumlah dan ragam masukan ke otak,
terutama hal yang baru. daya ingat, daya khayal, dan daya serap dari otak menyebabkan
munculnya berbagai ide baru menuju kreatifitas
Inovatif dapat dikembangkan melalai kemampuan mengubah peluang suatu gagasan dan ide-ide
yang dapat di jual. kemampuan meningkatkan inovasi yang lahir dari penelitian serius dan
terarah karena adanya kesempatan peluang-peluang bisnis . terfokus, jelas dan memiliki desain
tersendiri
pola pemikiran kreatif dibutuhkan untuk menggambarkan keadaan masa depan,saat seseorang
wirausaha akan beroperasi dan memberikan gambaran yang tidak dapat dihasilkan oleh
eksplorasi terhadap tren masa kini
De Bono( 1970) berpendapat bahwa pola pemikiran yang kreatif merupakan motivatior yang
sangat kuat untuk membuat orang sangat tertarik dengan pekerjaannya. pemikiran kreatif juga
memberikan kemungkinan bagi setiap orang untuk mencapai suatu tujuan.
30. fleksibel
31. keaslian
menurut solomom dan Winslow (1988), ada beberapa ciri wirausaha kreatif, yaitu sebagai
berikut:
38. pintar tetapi tidak harus briian karena kreativitas tidak selalu secara langsung
berhubungan dengan tingginya inteligensi seseorang
39. berkemampuan baik dalam menjalankan ide ide yang berbeda dalam waktu yang singkat
40. memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri. dengan kata lain menyukai dirinya dan
memiliki rasa percaya diri
44. menghargai kebebesan dan tidak hanya memerlukan persetujuan rekan lainnya
45. peka terhadap lingkungan dan perasaan orang-orang yang ada disekitarnya
46. fleksibel
47. lebih mementingkan arti dan implikasi sebuah problem daripada detailnya.
Edward de Bono (1970) menyebutkan empat tahapan dalam proses kreatif, yaitu sebagai berikut
52. Wirausahawan yang sukses dapat mengidentifikasi ide-ide yang dapat dikerjakan dan
memiliki kemampuan untuk melaksanaknya.
III
HADIRNYA industri 4.0 kini menimbulkan harapan baru dalam percepatan kemajuan ekonomi
sekaligus tantangan dalam penciptaan kesempatan kerja. Adapun Industri 4.0 lahir setelah
didahului tiga generasi sebelumnya, yaitu generasi pertama mesin uap, generasi kedua
elektrifikasi, dan generasi ketiga komputer. Generasi keempat atau industri 4.0 ialah sistem siber
fisik (cyber physical system), dengan digitasi dan interkoneksi produk, rantai nilai (value chains)
dan model bisnis. Industri 4.0 juga mencakup riset, jejaring pelaku industri, dan standardisasi
(European Commission, Germany; Industrie 4.0, 2017). Dengan digitasi interkoneksi produk,
mata rantai perdagangan dapat diperpendek sehingga mempercepat mobilitas arus barang dan
jasa dari produsen ke konsumen. Pada tahap lanjut, hal itu akan menurunkan biaya operasional
sehingga berpotensi meningkatkan kegiatan ekonomi dan pendapatan produsen serta efisiensi
konsumen. Namun, kehadiran industri 4.0 bukan tanpa kelemahan. Berdasarkan analisis SWOT
dari ‘Digital Transformation Monitor’, faktor kelemahan industri 4.0 ialah potensi berkurangnya
tenaga kerja pada level bawah, yang umumnya berpendidikan rendah. Penerapan industri 4.0
memang memerlukan prasyarat SDM berkualitas. Bahkan, kesempatan kerja berpendidikan
rendah di sektor industri secara keseluruhan diperkirakan akan kian terbatas mengingat
percepatan arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen pada gilirannya memacu kegiatan
industri mengaplikasikan teknologi maju.
Menurut John Newbigin (dalam laman British Council, Selasa, 19/2) menyebutkan
bahwa dalam 20 tahun ke depan sebanyak 47% pekerjaan di Amerika Serikat (AS) dan 35% di
Inggris (UK) akan digantikan oleh mesin. Daya tahan industri kreatif Namun, ancaman
kehadiran industri 4.0 terhadap pengurangan tenaga kerja tidak berlaku pada seluruh kegiatan
industri. Adapun salah satu kegiatan industri yang tidak terlalu berdampak pengurangan tenaga
kerja ialah industri kreatif sebab industri kreatif berbasis kreativitas, seni, budaya, dan inovasi,
yang menurut UNCTAD dikelompokkan atas empat grup, yaitu seni, warisan, media, dan
kreativitas fungsional. Lebih jauh, studi Nesta (2015) tentang ‘Robot versus Kreativitas’
menyebutkan bahwa pekerjaan di sektor kreatif dapat bertahan dari ancaman otomatisasi sekitar
86% di AS dan 87% di UK. Bahkan, keberadaan sektor kreatif jika dikembangkan secara serius
menurut Nesta dapat menjadi motor penggerak ekonomi pada abad ke-21. Hal sama juga
berpotensi terjadi di Indonesia seperti dilansir Global Business Guide. Keberadaan Badan
Ekonomi Kreatif (Bekraf) sebagai badan pengelola industri kreatif di Tanah Air, memberikan
kontribusi sebesar Rp990,4 triliun atau 7,44% terhadap produk domestik bruto (PDB). Namun,
untuk meningkatkan kontribusi industri kreatif terhadap perekonomian dan kesempatan kerja ke
depan, pemerintah perlu segera mengatasi sejumlah kendala. Berdasarkan data dari kerja sama
BPS dan Bekraf pada 2017 ditemukan kendala, antara lain 92,37% kegiatan industri kreatif
dijalankan dengan modal sendiri (self funded), 88,95% tidak memiliki hak intelektual properti.
Selain itu, pemasaran produk industri kreatif masih terkonsentrasi pada pasar lokal yang
besarannya mencakup 97,36%. Mengatasi kendala Maka dari itu, untuk pengembangan
industri kreatif di Tanah Air diperlukan perhatian pemerintah untuk mengatasi aneka kendala
yang kini dihadapi. Selain bantuan permodalan usaha, hal lain yang paling penting dilakukan
ialah pelatihan keterampilan dalam pengelolaan usaha dan pemasaran. Produk industri kreatif
perlu dipasarkan secara luas sehingga diperlukan pengetahuan pemasaran bagi pelaku industri
kreatif. Ke depan, pengembangan produk industri kreatif perlu diperluas dan berorientasi ekspor.
Kita perlu merebut potensi pasar ekspor produk industri keratif pada tataran global yang
besarnya amat menggiurkan. Berdasarkan perkiraan UNESCO (2018), nilai ekspor global produk
barang dan jasa industri kreatif mencapai US$250 miliar per tahun atau 10% dari PDB, dan
penciptaan kesempatan kerja mencapai 30 juta orang.
Maka dari itu, sejalan dengan rencana pemerintah untuk fokus ke pembangunan sumber
daya manusia (SDM) pada 2019, amat diharapkan hal itu juga mencakup SDM untuk
pengembangan industri kreatif. Namun, pembangunan SDM pada industri kreatif dalam konteks
ini agak berbeda dengan pembangunan SDM untuk kegiatan lainnya. Secara umum,
pembangunan SDM yang kini gencar dilakukan pemerintah melalui pendidikan vokasi ialah
untuk meningkatkan keterampilan teknis sesuai dengan kebutuhan pasar kerja (link and match).
Namun, untuk pembangunan SDM pada industri kreatif, aspek yang amat dibutuhkan ialah
bukan pada aspek peningkatan keterampilan teknis, melainkan pada peningkatan kemampuan
pengelolaan usaha dan pemasaran produk agar dapat lebih optimal pada kegiatan ekonomi kreatif
dan membuka peluang berusaha mandiri. Secara faktual, hal itu sekaligus menegaskan bahwa
pembangunan SDM pada 2019 tidak harus selalu dikaitkan dengan orientasi bekerja di sektor
formal. Pembangunan SDM juga perlu diarahkan pada penciptaan kegiatan usaha secara mandiri,
terutama di industri kreatif. Selain jenis keterampilan yang cukup spesifik dalam pembangunan
SDM, penentuan target pembangunan SDM dalam industri kreatif juga perlu dilakukan secara
eksklusif. Dalam konteks ini, barangkali target utama pembangunan SDM untuk industri kreatif
ialah para pelaku usaha dan pekerja industri kreatif, dan peminat untuk melakukan kegiatan
usaha di industri kreatif, khususnya penganggur milenial. Sangat diharapkan, upaya
pengembangan industri kreatif dapat segera terwujud untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, perluasan kesempatan kerja, dan peningkatan kesejahteraan. Meski tenaga kerja
industri kreatif dapat bertahan di era industri 4.0, peningkatan SDM dalam pengelolaan usaha
dan pemasaran perlu ditingkatkan agar optimal meningkatkan nilai tambah (value added) dalam
kegiatan ekonomi kreatif.
Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/220100/industri-kreatif-di-era-industri-40
IV.
VISI : Terwujudnya program studi manajmen unggulan tingkat nasional pada tahun 2025 yang
menitikberatkan lulusannya dapat mengembankan kewirausahaan
MISI:
Menyelenggarakan pendidikan dalam ilmu manajemen sumber daya manusia, pemasaran dan
keuangan secara profesional yang memiliki unggulan bersaing khsusnya yang berkatitan dengen
mengembankan kewirausahaan
Untuk memulai suatu usaha sendiri bukanlah hal yang mudah, tetapi dibutuhkan motivasi yang
tinggi dan kiat-kiat untuk bertahan dan meraih kesuksesan. Adapun kiatkiatnya antara lain :
Menurut Gundry dan Kickul (2007) Entrepreneurship akan sukses bila mampu mengidentifikasi
dan mengeksploitasi kesempatan yang belum tereksploitasi.
mampu menciptakan bisnis baru di dalam suatu perusahaan, revitalisasi dan membaharui
peruahaan atau menciptakan inovasi
a. Ikuti perkembangan zaman. Bergabunglah dalam organisasi yang ber-kaitan dengan bisnis.
b. Buat rencana keuangan. Catat semua pemasukan dan pengeluaran setiap hari. Buat jangka
panjang dan jangka pendek.
c. Perkirakan jika aliran uang tunai kita bisa memperkirakan aliran uang tunai untuk tiga bulan
ke depan.
d. Bentuk dewan penasihat atau cari tenaga ahli untuk memberi ide, saran, atau kritik terhadap
kita dan produk yang akan ditawarkan. e. Jaga keseimbangan antara kerja, santai, dan keluarga.
Tidak perlu
g. Disiplin/motivasi. Aspek terberat dalam usaha adalah disiplin untuk bekerja secara teratur.
h. Selalu waspada dan siap. Rajin melakukan evaluasi pasar, produk, dan sistem pemasaran.
i. Cintai pekerjaan. Ciptakan rasa memiliki pada pekerjaan dan produk yang dihasilkan.
j. Jangan mudah menyerah. Jika ingin cepat berhasil, segeralah bangkit dan belajar dari
kegagalan.
Dalam era digital economy ini, sangat penting dalam entreprenership, karena pada saat ini telah
terjadi pergeseran atau perubahan zaman, pada era digitalisasi ini banyak aplikasi online yang
muncul, itu timbul dari para entreprenership yang meliihat kesempatan dan peluang untuk
menguasai pasar dengan teknologi, misalnya gojek atau grab, yang saat ini sudah masuk kedalam
era digital trasportasi, ini pun juga masuk kedalam inovasi disruption, inovasi yang
menghancurkan atau mengganggu pasar, tetapi itu cukup efektif untuk menyambut era digital
ekonomi, saat ini juga mulai terbentuk bank bank digital yang menabung uang tanpa harus dating
ke bank, hanya melalui online, serta system pembayaran pun mulai berubah ke digital.
Coca Cola, Nestle, Citigroup, General Motor, Boeing, McDonald's, IBM, Time Warner,
Microsoft, dan Sony, Sinopec, Samsung, Lenovo, Alibaba, dan Hyundai,
Dengan adanya pemahaman akan pola bisnis internasional yang berubah. Sangat jelas bahwa
pola perdagangan yang berubah dan menunjukkan bermunculnya para pemain bisnis baru dari
Asia dan negara-negara berkembang lainnya, membuat studi tentang PMN dan bisnis
internasional kian relevan.Kemajuan teknologi dan komunikasi memiliki andil dalam penciptaan
model bisnis terintegrasi, seperti model ‘supply-chain’ yang diidentifikasi oleh Michael Porter.
Sifat persaingan berbeda dari yang di masa lalu di mana persaingan terjadi antara atau antar
produk perusahaan dan faktor-faktor produksi. Persaingan beralih ke persaingan antar
manajemen ‘supply-chain’ perusahaan-perusahaan global. Manufaktur dan pemasaran PMN
terintegrasi melalui manajemen ‘supply-chain’ di berbagai lokasi di berbagai negara.
Inovasi adalah suatu tindakan untuk menanggapi tantangan lingkungan atau memanfaatkan
kesempatan dimasa yang akan datang ( Hitt et al., 1997; Li & Atuahene-Gima,2001).Dalam
membuat suatu inovasi bergantung pada kebutuhan masayarakat ( pasar). Oleh karena itu,
sebelum melakukan inovasi dilakukan identifikasi terlebih dahulu mengenai kebutuhan pasar dan
perkembangan teknologi baik marek pull atau technology push Market pull adalah penciptaan
suatu teknologi yang berdasarkan pada kebutuhan pasar, sedangkan techology push adalah
apabila perusahaan menciptakan teknologi baru yang belum pernah ada lalu perusahaan
memperkenalkan keunggulan dan manffat dari penggunaan teknologi tersebut.
inovasi memiliki beberapa tahap. diawali dengan penemuan ide yang menstimulasi adanya
penemuan potential opportunity. Opportunity memiliki dua tahap yang terdiri dari pengakuan
kesempatan dan pencarian kesempatan. Setelah itu masuk dalam fase aplikasi yang selanjutnya
masuk ke tahap adopsi dan difusi dari produk atau proses baru. di dalam tahap ini dilakukan
komersialisasi dari produk yang ada.
hal ini menitikberatkan pada lama waktu yang digunakan untuk melakukan inovasi dimulai dari
tahapan penemuan ide hingga komersialisasi produk. Semakin cepat terjadinya proses inovasi,
maka akan tercipta feedback yang semakin cepat pula untuk membuat inovasi yang berbeda lagi
(proyek baru). Nanti akan tercipta proyek inovasi pertama , proyek inovasi kedua, dan proyek
inovasi ketiga, dan proyek inovasi ke-n. yang juga bermanfaat tidak hanya bagi perusahaan
namun juga para pemgangku kepentingan seperti pasar (pembeli), dan pemasok
Dukungan perusahaan dapat berupa : proses strategis (strategic proces ), sistem (system),
keahlian (skills), struktur ( structure) ,fungsi dan proses, sumber daya, dan dukungan manajemen
senior. Pemikir yang kreatif memiliki input sebagai tahapan awal dalam pembentukan inovasi.
Input tersebut adalah kombinasi dari ide, pengetahuan yang di miliki, dan motivasi. input
tersebut akan masuk ke dalam transformasi katalis entepreneurial yaitu hal-hal yang
mempercepat dan mendukung agar dapat mengubah input jadi output. Transformasi katalis
entrepreneurial ialah sifat atau karakteristik dimiliki seorang entrepreneur lalu di dukung oleh
fasilitas perusahaan. fasilitas terdiri dari interaksi sosial, kesadaran suatu potential opportunity
hingga implementasi, susunan sumber daya dan stimulasi perubahan.seorang manajer yang
memutuskan untuk membuat output dari inovasi itu dikomersialisasiakan atau tidak. output dapat
berupa jasa (services),kesalahan (failure) ataupun pembelajaran (learning). nanti output tersebut
menjadi feedback bagi perusahaan untuk membentuk proyek inovasi lain.
3. HUBUNGAN PENGEMBANGAN INTRAPRENEURSHIP DENGAN KINERJA
PERUSAHAAN
Adanya kewirausahaan dalam tubuh korporasi dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing
dar sebuah perusahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya semangat kewirausahaan yang akan
memotivasi terciptanya inovasi-inovasi baru. (Li-Hua, dan Zhang Wang 2007) mengatakan
bahwa kewirausahaan korporasi sangat berhubungan dengan perkembangan dan keuntungan
perusahaan. dimana akan terciptanya inovasi tanpa henti yang akan mendukung kemajuan dan
mendorong produktivitas perusahaan
Fenomena efek disrupsi dapat Anda temukan di Indonesia saat teknologi informasi dan
teknologi digital mulai berkembang dengan cepat dan lebih unggul. Contohnya seperti bisnis,
Anda dapat menemukan adanya konflik antara ojek pangkalan dengan ojek daring, taksi
konvensional dengan taksi daring, dan berbagai marketplace online yang cukup mengubah tren
jual beli untuk beberapa produk seperti telepon genggam, karena munculnya teknologi baru.
Era disrupsi ini tidak dapat disepelekan karena bisa saja perusahaan Anda yang nanti akan
terkena dampak yang sangat cepat. Oleh karena itu, sebagai pemimpin perusahaan, ada beberapa
hal yang harus Anda perhatikan untuk menghadapi era disrupsi, yaitu :
strategi menghadapi era disrupsi dengan jangan berlindung di bawah regulasiAksi protes
anti taksi daring di London (Sumber : telegraph.co.uk) Perkembangan teknologi yang lebih
canggih dan teknologi yang semakin pesat membuat konsumen memiliki opsi yang lebih banyak
untuk dipilih. Oleh karena itu, jika perusahaan Anda menjadi korban dari era disrupsi, tidak
seharusnya perusahaan Anda “berlindung” di balik regulasi pemerintah, berusaha mencari-cari
kesalahan dari kompetitor Anda. Karena, dengan maupun tanpa regulasi pun kompetitor Anda
akan tetap berkembang dan justru malah perusahaan Anda yang degradasi. Memiliki pola pikir
"berlindung" di balik regulasi merupakan sesuatu yang tidak bermanfaat.
Hal ini dapat membuat kompetensi digital perusahaan Anda tidak berkembang, dan menunjukkan
bahwa ke depan yang akan bertahan adalah perusahaan yang memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri lebih cepat menghadapi revolusi industri 4.0. Untuk mengembangkan bisnis,
Anda bisa menggunakan strategi-strategi yang inovatif, agar ketika perusahaan Anda
menghadapi disrupsi tidak tertinggal.
3. Manfaatkan teknologi
strategi menghadapi era disrupsi dengan memanfaatkan teknologiTeknologi menjadi salah satu
faktor penarik konsumen (Sumber : bgr.com) Adanya perkembangan teknologi digital membuat
konsumen memiliki hak untuk memilih jasa maupun produk perusahaan yang menawarkan
berbagai kelebihan, baik dari segi harga, kepraktisannya, kemudahan pembayarannya, dan
kecepatan jasa tersebut. Oleh karena itu, sudah seharusnya perusahaan Anda memanfaatkan dan
melakukan strategi adopsi teknologi digital untuk meningkatkan kualitas jasa perusahaan Anda.
Ditambah lagi, pangsa pasar saat ini dari waktu ke waktu sudah didominasi oleh Generasi
Milenial dan Generasi Z, atau generasi yang akrab dengan kemajuan teknologi, sehingga sistem
teknologi digital menjadi salah satu faktor mereka menentukan jasa maupun produk yang akan
digunakan.
Selain itu, inovasi juga harus dibentuk bukan hanya dari sisi produk, tetapi juga dari dalam
bisnis. Anda juga harus memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Dengan
riset yang kuat, Anda dapat menemukan talenta yang terpendam dari karyawan Anda, yang
mungkin dapat berperan banyak bagi digital business, menghadapi situasi yang berubah secara
cepat, mengnakap informasi secara menyeluruh, menggunakan berbagai aplikasi yang
terintegrasi dengan teknologi cangguh, dan berbagai macam hal lainnya.
strategi menghadapi era disrupsi dengan jangan merasa puasPerusahaan harus selalu berkembang
(Sumber : oestatistico.com.br)mSetiap produk memiliki siklusnya masing-masing. Berdasarkan
teori The 4 Product Life Cycle Stages (PLC), suatu produk akan mengalami 4 tahapan siklus,
yaitu introduction (perkenalan), growth (pertumbuhan), maturity (pematangan), dan decline
(penurunan). Jadi, ketika produk maupun jasa perusahaan Anda sedang dalam tahapan growth,
perusahaan Anda jangan terlalu berpuas diri. Sebab di saat itu, perusahaan-perusahaan lain akan
mulai mampu menarik pasar baru melalui produk-produk baru yang mereka hasilkan secara
besar-besaran dan secara cepat, seiring dengan perkembangan pasar.
Merasa cepat puas dapat menurunkan kemampuan perusahaan untuk tetap bisa beradaptasi
terhadap perkembangan zaman. Banyak bisnis mengembangkan produk dan jasanya, dari yang
asalnya ditampilkan secara konvensional, berubah menjadi bentuk digital atau berbasis digital.
Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan Anda untuk memahami literasi digital, dalam
menghadapi perubahan baru yang telah lebih canggih. Penting juga untuk mempersiapkan
perusahaan Anda akan terhadap perubahan pasar dan mendominasinya. Dengan demikian,
perusahaan Anda akan bertahan untuk menunjang bisnis dan perubahan teknologi di
perusahaan.Selain mengenal era disrupsi, Anda dapat mengembangkan bisnis Anda dengan
memberikan pelatihan berbasis LMS ruangkerja kepada karyawan Anda untuk meningkatkan
kualitas mereka. Klik gambar di bawah ini.
5. Ciptakan hubungan yang “Customer Oriented”
Terkait kebijakan terhadap customer, perusahaan dapat membuat inovasi dalam melaksanakan
program baru dan menguntungkan customer. Misalnya program loyalty, potongan harga,
kemudahan pembayaran, dan menyediakan layanan customer service yang solutif dan cekatan.
Selain itu, penting untuk perusahaan mulai memberikan pelatihan bagi karyawannya guna
meningkatkan kemampuan komunikasi kepada klien. Ingat, layanan ini akan membuat para
konsumen lebih memilih perusahaan Anda daripada perusahaan lainnya atau meninggalkan
produk dan jasa perusahaan lain untuk produk dan jasa yang benar-benar baru dan inovatif dari
perusahaan Anda.
Persaingan usaha yang semakin ketat di era globalisasi harus di hadapi oleh para pelaku bisnis
dengan menerapkan langkah-langkah strategis untuk kelangsungan bisnisnya. Munculnya
pandemi COVID-19 yang menyerang hampir di seluruh belahan dunia mengakibatkan sendi-
sendi kehidupan seperti pendidikan dan juga perekonomian mengalami kelumpuhan yang
mengakibatkan sekolah dan perusahaan mengganti aktivitasnya dengan melakukan daring,
bahkan tidak sedikit perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung sekarang ini membuat dampak yang beragam,
merebaknya virus ini cukup mengkhawatirkan kesehatan bagi masyarakat dan juga bagi
perekonomian bangsa seperti perusahan dan sektor ekonomi yang ada di Indonesia dan tidak
sedikit sektor yang mendapatkan dampak ini karena tidak adanya pemasukan. Para pengusaha
masih berusaha untuk mencari cara untuk mengelola bisnis yang tepat dikala pandemi COVID-
19 melanda. Para pelaku bisnis akan mencari cara terbaik untuk tetap bertahan sembari
menunggu Pandemi COVID-19 ini segera berakhir di tengah ketidakpastian ini.
Dunia bisnis di era globalisasi ini pemasaran produk baik barang maupun jasa dapat
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Media sosial merupakan produk dari teknologi
informasi memberikan manfaat optimal bagi pelaku usaha. Dengan media sosial pelaku usaha
dapat memaparkan spesifikasi produk, kualitas, dan harga sehingga konsumen bebas untuk
memilih barang yang dibutuhkan sesuai dengan yang di inginkan.
Poin lain yang penting adalah komunikasi. Komunikasi menjadi salah satu kunci yang sangat
penting juga dalam mengelola bisnis selama pandemi berlangsung. Karena itu perlu memastikan
komunikasi dengan karyawan tetap terjaga. Keberadaan teknologi yang semakin maju membuat
pekerjaan manusia menjadi lebih mudah termasuk urusan komunikasi.
Dalam menjalankan bisnis menjadi salah satu faktor yang penting dalam kelangsungan sebuah
bisnis yaitu perlu melakukan manajemen risiko. Dalam hal ini perlu melihat bagian apa saja
yang terkena dampak dan merencanakan langkah untuk mencari solusi yang tepat tehadap
kemungkinan buruk yang akan terjadi. Namun jangan lupa untuk melihat peluang baru di masa
yang akan datang. Para pelaku usaha perlu menganalisis tren pasar yang sedang terjadi agar
dapat membuat pola bisnis baru yang tepat.
Dengan munculnya wabah pandemi, cukup banyak strategi yang muncul dan digunakan dalam
waktu yang sangat cepat. Hal tersebut dapat menjadi pembelajaran yang sangat berharga untuk
orang-orang terlibat pada lingkungan organisasi bisnis. Di masa depan akan terjadi perubahan
paradigma di segala bidang, oleh karena itu setiap organisasi bisnis harus selalu meninjau ulang
manajemen strategis mereka, baik itu strategi yang sedang berlangsung atau yang akan
direncanakan.
Dengan sistem tersebut, perusahaan bisa memiliki proses bisnis dan kualitas produk yang lebih
baik. Selain itu, karyawan bisa lebih berkembang sesuai dengan skill yang dimilikinya.
cotohnya Apple inc, Walt Disney, unilever, Philips, Bridgestone, nestle, sony, google, Honda dan
Nike( multinasional)
contohnya PT Trans Corporation, sinarmas, Pt media Nusantara Citra Tbk, Pt indofood Sukses
Makmur tbk, Kalla Group, Pt Bakrie & Brothers tbk, Pt Telekomunikasi indonesia Tbk, Blue
bird Group (di indonesia)
ada 10 pendekatan berdasarkan Burns (2008 ) yang dapat dilakukan dalam memfasiitasi proses
ini, diataranya adalah
1. divisi Produk Baru: organisasi terpisah, tersentralisasi, dan mampu berdiri sendiri dimana
memiliki keuntungan yaitu adanya komitmen jangka panjang , memastikan perhatian top
management, dan harus memiliki sumber daya yang mumpuni. walaupun akan berpotensi
menimbulkan konflik dengan divisi lain
2.Departemen Produk Baru:departemen yang terletak di dalam sebuah divisi. didialamnya terdiri
dari orang dengan kemampuan spesialis dan integrasi dari berbagai usaha namun otoritasnya
cenderung rendah dan sumber daya yang dimilikinya lebih sedikit dari divisi
3. Manajer Produk Baru: Seseorang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan produk.
4. Manajer Produk atau Merek: pengembangan produk baru ditambahkan pada tugas manajer
produk. baik memperbaiki produk yang sudah dimodifikasi secara ringan
5. Panitia Produk Baru:Panitia mandiri yang dibentuk dari manajer senior yang berasal dari
berbagai dalam organisasi.
7. Panitia ad Hoc atau task force: pendekatan matriks sementara selama durasi proyek
dijalankan.
8. Kelompok Bisnis Baru: Berdedikasi, tim cross-functional, sering juga di kelompokan bersama
kewirausahaan korporasi.
9.Supplier Luar: Supplier luar di bayar oleh organisasi dari harganya cukup mahal
10. Bentuk Organisasi Hybrid. di desain secara khusus karena hybridnya mungkin sulit di tata
kelola dan kontrol
Kondisi sosiologis dan lingkungan bisnis telah melahirkan era baru dalam bisnis yaitu era
pengusaha. karyawan di perusahan-perusahan besar kini mengalami deman kewirausahaan yang
mendorong mereka untuk menciptakan semangat berwirausaha dalam organisasi, mementuk
budaya dan mindset dengan tujuan siap untuk menerima tantangan kewirausahaan korporasi.
penekanan budaya perusahaan berwirausaha berfokus pada penciptaan dan pemeliharaan budaya
manajemen kewirausahaan yang mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan efektivitas dan
daya saing dalam organisasi besar.
III
Pemenang Nobel Ekonomi 2021: David Card, Joshua D. Angrist dan Guido W. Imbens
Ekonom David Card, Joshua Angrist dan Guido Imbens memenangkan hadiah Nobel Ekonomi
2021, kata Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia, Senin, 11 Oktober 2021.Komite Nobel
pun menegaskan para peneliti memberikan “wawasan baru tentang pasar tenaga kerja” dan
menunjukkan “kesimpulan tentang sebab dan akibat yang dapat ditarik dari eksperimen alam”
Hadiah tersebut, yang secara resmi dikenal sebagai Hadiah Sveriges Riksbank dalam Ilmu
Ekonomi untuk mengenang Alfred Nobel, adalah hadiah Nobel terakhir yang diberikan dan para
pemenangnya berbagi 10 juta krona Swedia ($ 1,14 juta).
Card kelahiran Kanada mengambil setengah dari hadiah “atas kontribusi empirisnya terhadap
ekonomi tenaga kerja”, kata akademi tersebut. Angrist dan Imbens berbagi setengah lainnya
“untuk kontribusi metodologis mereka untuk analisis hubungan sebab akibat”. Joshua Angrist
dan Guido Imbens menunjukkan kesimpulan tentang sebab dan akibat yang dapat ditarik
dari eksperimen alam. Kerangka kerja yang dikembangkan oleh mereka telah diadopsi secara
luas oleh para peneliti yang bekerja dengan data observasional.
Card mengerjakan penelitian yang menggunakan restoran di New Jersey dan di Pennsylvania
timur untuk mengukur dampak kenaikan upah minimum. Dia dan rekan penelitinya, Alan
Krueger, menemukan bahwa kenaikan upah minimum per jam tidak memengaruhi
pekerjaan, menantang kebijaksanaan konvensional yang menyatakan bahwa kenaikan
upah minimum akan mengurangi perekrutan.
Pekerjaan Card juga menantang gagasan umum lainnya, bahwa imigran menekan upah bagi
pekerja kelahiran asli. Ia menemukan bahwa pendapatan penduduk asli dapat
memperoleh keuntungan dari imigrasi baru, sementara itu imigran sebelumnya lah yang
berisiko terkena dampak negatif.
Angrist dan Imbens memenangkan setengah dari penghargaan mereka untuk menyelesaikan
masalah metodologis yang memungkinkan para ekonom untuk menarik kesimpulan yang kuat
tentang sebab dan akibat bahkan dimana mereka tidak dapat melakukan studi sesuai dengan
metode ilmiah yang ketat.
Pada mulanya terbatas hanya memakai teori ekonomi mikro, tetapi pada perkembangan
berikutnya, berkembanglah teori new homes economics yang menganalisis investasi dalam
modal manusia. Analisis dilakukan terhadap factor yang menyebabkan seseorang ingin bekerja
dan bila ingin bekerja berapa banyak waktu yang dicurahkan dalam kerja..Kerja menyangkut
analisis alokasi waktu di pasar kerja dan dirumah tanggga, maka analisis ini tidak dapat luput
dari analisis berbagai kegiatan dalam rumah tangga seperti perkawinan, kelahiran. Ekonomi
ketenagakerjaan analitis maupun ekonomi ketenagakerjaan kelembagaan banyak membahas
permasalahan dinegara maju, oleh sebab itu untuk menganalisis permasalahan di negara
berkembang perlu penyesuaian.
Ekonomi bisnis bisa diartikan sebagai suatu bidang ilmu ekonomi terapan yang mempunyai
tujuan utama untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap bisnis dengan didasarkan pada teori
ekonomi dan juga metode kuantitatif.
Ekonomi bisnis juga mempunyai peranan penting dalam berkontribusi pada struktur organisasi
dan hubungan kerjasama antar perusahaan dengan pasar modal, tenaga kerja hingga produk yang
dihasilkan langsung oleh perusahaan bersangkutan.
Ekonomi bisnis bisa dikatakan lebih fokus dalam memadukan antara dua sudut pandang yakni
melalui teori ekonomi dan juga pendekatan secara kuantitatif. Sehingga, nantinya hasil dari
analisa yang sudah dilakukan dalam kurun waktu tertentu, bisa digunakan sebagai dasar dalam
membuat keputusan-keputusan penting sehingga bisnis bisa berjalan dengan baik.
Ekonomi secara umum didasarkan pada pembelajaran mengenai komponen dan fungsi dari pasar
tertentu yang melibatkan penawaran, permintaan, dan dampak dari konsep kelangkaan.
Sementara untuk ekonomi yang ada di dalam bisnis akan lebih berfokus pada berbagai elemen
hingga faktor yang ada dalam kegiatan operasional bisnis itu sendiri. Kemudian, cara apa saja
yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk bisa terhubung langsung dengan kondisi ekonomi
secara keseluruhan.