Anda di halaman 1dari 23

OLEH

Edi Sukamto K. Diharjo


 Nancy Stevenson (2001) motivasi adalah semua
hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat
seseorang melakukan sesuatu sebagai respons

 Sarwono, S.W. (2000) motivasi menunjuk pada


proses gerakan, termasuk situasi yang
mendorong yang timbul dalam diri individu,
tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi
tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan
atau perbuatan
 Menurut Moekijat, (1990), Motivasi adalah pengaruh,
suatu kekuatan yang menimbulkan perilaku.
 Motivasi adalah karekteristik psikologi manusia yang
memberikan kontribusi pada tingkat komitmen
seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang
menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan
tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu
(Stoner & Freman, 1995).
 Motivasi adalah mengusahakan agar seseorang dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat kerja
karena ia ingin melaksanakannya (Terry.G,1993).
 Motivasi adalah dorongan yang merangsang
kegairahan bekerja, sehingga pegawai dapat
berprestasi dan dengan demikian memberi dorongan
besar terhadap pencapaian tugas (Manilla,1996).
Landy dan backer mengelompokkan banyak pendekatan
modern pada teori dan praktik menjadi lima kategori; Teori
kebutuhan, teori penguatan, teori keadilan, teori harapan
dan teori penetapan sasaran.

1. Teori Kebutuhan
Teori kebutuhan memfokuskan pada yang dibutuhkan
orang untuk hidup berkecukupan.dalam praktiknya, teori
kebutuhan berhubungan dengan bagian pekerjaan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seperti itu.

Menurut teori kebutuhan, seorang mempunyai motivasi


kalau dia belum mencapai tingkat kepuasan tertentu
dengan kehidupannya. Kebutuhan yang telah terpuaskan
bukan lagi menjadi motivator.
Yang termasuk dalam teori kebutuhan adalah:
1.1. Teori Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow

Dikembangkan oleh Abraham Maslow, dia


memandang manusia sebagai hirarki lima macam
kebutuhan, mulai dari kebutuhan fisiologis yang
paling mendasar sampai kebutuhan tertinggi yaitu
aktualisasi diri. Menurut maslow, individu akan
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang
paling menonjol atau paling kuat bagi mereka
pada waktu tertentu.
1.2. Teori ERG
Teori ERG adalah teori motivasi yang
menyatakan bahwa orang bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan tentang eksistensi,
kebutuhan keterkaitan, dan kebutuhan
pertumbuhan. Teori ERG menyatakan bahwa
kalau kebutuhan yang lebih tinggi mengalami
kekecewaan, kebutuhan yang lebih rendah
akan kembali, walaupun sudah terpuaskan.
1.3. Teori Tiga Macam Kebutuhan
Jhon. W. Atkinson, mengusulkan ada tiga
macam dorongan mendasar dalam diri orang
yang termotivasi, kebutuhan untuk mencapai
prestasi (need for achivement), kebutuhan
kekuatan (need of power), dan kebutuhan untuk
berafilasi atau berhubungan dekat dengan
orang lain.
1.4. Teori Motivasi Dua Faktor
Dikembangkan oleh Frederick Herzberg
meyakini bahwa karyawan dapat termotivasi
oleh pekerjaannya sendiri dan didalamnya
terdapat kepentingan yang disesuaikan dengan
tujuan organisasi. Dari penelitiannya, Harzberg
menyimpulkan bahwa ketidak puasan kerja
dan kepuasan kerja dalam bekerja muncul dari
dua set faktor yang terpisah.
Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan
termasuk dalam gaji, kondisi kerja dan
kebijakan-kebijakan perusahan-semua
mempengaruhi konteks tempat kerja
dilakukan. Faktor yang paling penting adalah
kebijakan perusahaan, yang dinilai oleh
banyak orang sebagai penyebab utama
ketidakefisienan dan ketidakefektifan.
2. Teori Keadilan
Teori keadilan didasarkan pada asumsi bahwa
faktor utama dalam motivasi pekerjaan adalah
evaluasi individu atau keadilan dari
penghargaan yang diterima. Individu akan
termotivasi kalau mereka mengalami kepuasan
dan mereka terima dari upaya dalam proporsi
dan dengan usaha yang mereka pergunakan.
3. Teori harapan
Menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai
alternatif tingkah laku, berdasarkan harapannya
apakah ada keuntungan yang diperoleh dari tiap
tingkah laku.
4. Teori Penguatan
Teori penguatan, yang berkaitan dengan ahli psikologi
B.F Skiner dengan teman-temannya, menunjukan
bagaimana kosekuensi tingkah laku dimasa lampau
yang mempengaruhi tindakan pada masa depan dalam
proses belajar siklis.
Individu memiliki hierarki kebutuhan yang
menentukan tindakannya. Sekali kebutuhan paling
dasar dipuaskan, individu akan termotivasi untuk
mencapai kebutuhan berikutnya.

Menurut Abraham C. Dan Shanley F. (1997), jenis


motivator secara umum adalah uang,
penghormatan, tantangan, pujian, kepercayaan,
atasan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja
yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan,
penghargaan, kemandirian, lingkungan yang
kreatif, bonus/hadiah, ucapan terima kasih, dan
keyakinan dalam bekerja.
Menurut Abraham C. Dan Shanley F (1997)
motivasi perawat di dasarkan pada hasil
penelitian Barret (1998) yaitu :

1. Kepuasan dengan pekerjaan mereka


2. Suasana kerja yang baik
3. Dukungan manajerial yang baik
3. Tersedianya pendidikan berkelanjutan
4. Pengembangan profesionalisme
Menurut Abraham C. Dan Shanley F. (1997),
menyebutkan bahwa McDowell (1989) dalam
penelitiannya menemukan hal-hal yang
memotivasi perawat tetap bekerja di
keperawatan yaitu :

1. Kepuasan kerja
2. Pengembangan profesional
3. Kondisi kerja yang baik
4. Tingkat penggajian
Namun, Hinshaw, dkk (1987) dalam penelitiannya di
Amerika Serikat menemukan faktor-faktor
pendukung motivasi perawat, yaitu :
 Pengurangan staf
 Status profesional
 Kesenangan pada posisi yang dimiliki
 Kemampuan memberikan aspek yang berkualitas
 Kekohesifitasan kelompok
 Pengenalan terhadap keunikan perawat
 Kesempatan pertumbuhan profesional
 Pengendalian praktik keperawatan
Bekerja adalah suatu bentuk aktivitas yang bertujuan
untuk mendapatkan kepuasan. Dan aktivitas ini
melibatkan baik fisik maupun mental. Pendapat
dari Gilmer (1971), bahwa bekerja itu merupakan
proses fisik maupun mental manusia dalam
mencapai tujuannya.

Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang


berpengaruh untuk membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja
(Mangkunegara, 2000).
1. Prinsip partisipatif
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu
diberikan kesempatan ikut berpartisipasi
dalam menentukan tujuan yang akan dicapai
oleh pimpinan.

2. Prinsip komunikasi
Pimpinan mengkomunikasikan segala sesuatu
yang berhubungan dengan usaha pencapaian
tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai
akan lebih mudah di motivasi kerjanya.
3. Prinsip mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai)
mempunyai andil di dalam usaha pencapain tujuan.
Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih
merasa dimotivasi kerjanya.

4. Prinsip mendelegasikan wewenang


Pimpinan akan memberikan otoritas atau wewenang
kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat
mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang
dilakukannya, akan membuat pegawai yang
bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai
tujuan yang diharapkan oleh pimpinan.
5. Prinsip memberi perhatian
Pimpinan memberikan perhatian terhadap apa
yang diinginkan pegawai bawahannya, dan
bawahannya akan termotivasi bekerja sesuai
dengan harapan pemimpin.
Manajer memegang peran yang penting dalam
memotivasi staf untuk mencapai tujuan
organisasi. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, manajer harus mempertimbangkan
keunikan/karakteristik dari stafnya dan
berusaha untuk memberikan tugas sebagai
suatu strategi dalam memotivasi staf
Kegiatan yang perlu dilaksanakan manajer dalam
menciptakan suasana yang motivatif adalah:
 Mempunyai harapan yang jelas terhadap stafnya dan
komunikasikan harapan tersebut kepada para staf
 Harus adil dan konsisten terhadap semua staf/karyawan
 Pengambilan keputusan harus tepat dan sesuai
 Kembangkan konsep tim kerja
 Akomodasikan kebutuhan dan kegiatan staf terhadap
tujuan organisasi
 Tunjukan kepada staf bahwa anda memahami
perbedaan-perbedaan dan keunikan dari masing-masing
staf
 Hindarkan adanya suatu kelompok/perbedaan antar staf
 Berikan kesempatan kepada staf untuk menyelesaikan
tugasnya dan melakukan suatu tantangan-tantangan
yang akan memberikan pengalaman yang bermakna
 Mintalah tanggapan dan masukan kepada staf terhadap
keputusan yang akan dibuat di organisasi
 Pastikan bahwa staf mengetahui dampak dari keputusan
dan tindakan yang akan dilakukan
 Beri kesempatan setiap orang untuk mengambil
keputusan sesuai tugas limpah yang diberikan
 Ciptakan siituasi saling percaya dan kekeluargaan
dengan staf
 Berikan kesempatan kepada staf untuk melakukan
koreksi dan pengawasan terhadap tugas
 Jadilah ”role model” bagi staf
 Berikan dukungan yang positif

Anda mungkin juga menyukai