Anda di halaman 1dari 23

n 5 I K A S I

te m ua OM UN
Per I D AN K
V A S
MOTI ., S.E. , M . M.
t i , S.I. Kom
wi Wi j ayan
Kiki D
Tujuan Pembelajaran
Memahami dan Menjelaskan Pengertian Motivasi, Proses
Motivasi, Pendekatan Terhadap Motivasi, Teori – teori
Motivasi, Tantangan Motivasi dan Alat-alat Motivasi.
Memahami Definisi Komunikasi, Proses komonikasi,
Bentuk-bentuk komunikasi dan Hambatan terhadap
komunikasi efektif
Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan suatu proses yang dimulai dengan adanya kekurangan
psikologis atau kebutuhan yang menimbulkan suatu dorongan dengan maksud
mencapai suatu tujuan atau insentif. Pengertian proses motivasi ini dapat
dipahami melalui hubungan antara kebutuhan, dorongan dan insentif (tujuan).

Motivasi dalam dunia kerja adalah suatu yang dapat menimbulkan semangat atau
dorongan kerja
Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli

Menurut Luthan (1992) Motivasi berasal dari kata latin movere, artinya “bergerak”

Menurut As’ad (2004) motivasi kerja dalam psikologi karya biasa disebut pendorong semangat kerja.
Kuat dan lemahnya motivasi seseorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya.

Menurut Munandar (2001) motivasi kerja memiliki hubungan dengan prestasi kerja. Prestasi kerja
adalah hasil dari interaksi anatar motivasi kerja, kemampuan, dan peluang.

Menurut Martoyo (2000) motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan dorongan atau semangat
kerja.

Menurut Gitosudarmo dan Mulyono (1999) motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang
untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan
pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang
Kesimpulan Definisi Motivasi

Motivasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk melakukan suatu tingkah
laku tertentu karena dikehendaki.

Motivasi adalah dorongan yang meliputi jiwa dan jasmani, untuk melakukan suatu
tindakan tertentu.

Motivasi merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.

Motivasi adalah suatu yang melatar belakangi individu untuk berbuat supaya
tercapai tujuan yang dikehendakinya.

Motivasi adalah suatu proses yang mempunyai tenaga dan tujuan tertentu.
Proses Motivasi
Ranupandojo dan Husnan (2006 : 198) empat komponen terjadinya motivasi :
Proses Motivasi
Pendekatan Terhadap Motivasi
Teori Motivasi
• Teori Kebutuhan. beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakikatnya untuk memenuhi
kebutuhannya. Oleh sebab itu apabila pimpinan ingin memotivasi bawahannya, harus mengetahui apa
kebutuhan- kebutuhan bawahannya.

• Teori Motivasi Instrumental. meliputi teori tukar menukar (exchange theory) dan teori harapan
(expectancy theory). dalam setiap organisasi selalu terjadi proses tukar menukar atau jual beli antara
organisasi dengan orang –orang yang bekerja didalamnya. Orang-orang menyumbangkan
pengetahuannya kepada organisasi dan organisasi memberi imbalan atau menukarnya dengan gaji atau
upah. Hasil produksi oraganisasi, baik yang berupa barang ataupun jasa, kemudian dijual. Hasil
penjualan merupakan pendapatan organisasi, dari pendapatan inilah organisasi memberikan imbalan
kepada pegawainya.

• Teori motivasi klasik. karena ia memandang motivasi para pekerja hanya dari sudut pemenuhan
kebutuhan biologis saja. Kebutuhan biologis tersebut dipenuhi melalui gaji/upah yang diberikan, baik
berupa uang ataupun barang sebagai imbalan dari prestasi yang telah diberikannya. Dengan demikian
teori ini beranggapan bahwa jika gaji pekerja ditingkatkan maka dengan sendirinya ia akan lebih
bergairah bekerja.
Teori Motivasi
• Teori motivasi dua faktor dari Frederick Herzberg. Ia beranggapan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua
faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :
 Maintenance factors (faktor-faktor pemeliharaan), kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada
titik nol setelah dipenuhi.
 Motivation factors (faktor-faktor motivasi), kebutuhan psikologis seseorang, berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang
secara langsung berkaitan dengan pekerjaan.

• Teori motivasi Human Relations. mengutamakan hubungan seseorang dengan lingkungannya. Dikatakan bahwa seseorang akan
berprestasi, bila diterima dan diakui dalam lingkungannya. Pemuas Kebutuhan:
 Physiological needs
 Security of Safety
 Affiliation or Acceptance
 Esteem or Status Needs
 Self Actualization

• Teori motivasi Claude S. George. Teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan
suasana di lingkungan ia bekerja. Antara lain:
 Upah yang layak
 Kesempatan untuk maju
 Pengakuan sebagai individu ▪ Keamanan kerja
 Tempat kerja yang baik
 Penerimaan olek kelompok
 Perlakuan yang wajar
 Pengakuan atas prestasi
Tantangan Motivasi
1. Perubahan tenaga kerja. Karyawan yang berbeda memiliki keyakinan, sikap, nilai, latar belakang, dan
pemikiran yang berbeda. Tetapi semua organisasi tidak menyadari keragaman dalam tenaga kerja
mereka dan karenanya tidak menyadari dan jelas tentang berbagai cara memotivasi tenaga kerja mereka
yang beragam.
2. Motif karyawan tidak dapat dilihat, mereka hanya dapat dianggap. Misalkan, ada dua karyawan dalam
tim yang menunjukkan kinerja yang berbeda-beda meskipun memiliki kelompok usia yang sama,
memiliki kualifikasi pendidikan yang sama dan pengalaman kerja yang sama. Alasan mengapa apa yang
memotivasi seorang karyawan mungkin tidak tampak memotivasi orang lain.
3. Motivasi karyawan menjadi tantangan Perusahaan- perusahaan tertentu telah memilih untuk merekrut
dan memecat serta membayar untuk strategi kinerja yang hampir menghentikan upaya motivasi.
Strategi-strategi ini tidak berhasil membuat individu melampaui batas dirinya.
4. Sifat kebutuhan yang kuat juga menimbulkan tantangan bagi manajer dalam memotivasi bawahannya.
Misalnya-karyawan yang menghabiskan waktu ekstra di tempat kerja untuk memenuhi kebutuhan
mereka untuk pencapaian mungkin menemukan bahwa waktu tambahan yang dihabiskan oleh mereka
berbenturan dengan kebutuhan sosial mereka dan dengan kebutuhan untuk afiliasi.
Langkah Langkah Yang Tepat Untuk
Memotivasi
1. Perlunya pemahaman tentang perbedaan antara motivasi dan kinerja. Motivasi hanya
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja.
2. Perbedaan individual merupakan salah satu penyebab rendahnya motivasi yang harus
dipertimbangkan. Manajer dianjurkan mengembangkan pekerja sehingga mereka
mempunyai kemampuan dan pengetahuan untuk menjalankan pekerjaan secara efektif.
3. Motivasi adalah goal – directed, proses dan penetapan tujuan dilakukan melalui prosedur
yang tepat.
4. Umpan balik memberikan informasi dan arah yang diperlukan untuk menjaga pekerja fokus
pada tugas, aktivitas, dan tujuan yang relevan.
5. Budaya organisasi mempengaruhi motivasi dan perilaku pekerja secara signifikan. Budaya
peningkatan diri yang positif lebih mungkin membahayakan motivasi dan perilaku lebih
tinggi dari pada budaya yang didominasi oleh kecurigaan, bawel cerewet, dan menyalahkan.
Alat Alat Motivasi
1. Materiil Insentif: berupa uang dan atau barang yang mempunyai nilai pasar; jadi
memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya: kendaraan, rumah dan lain-lainnya.

2. Non material Insentif: berupa barang atau benda yang tidak ternilai; jadi hanya
memberikan kepuasan atau kebanggaan rohani. Misalnya, medali, piagam, bintang
jasa dan lain- lainnya.

3. Kombinasi Materiil dan Nonmateriil Insentif: alat motivasi yang diberikan berupa
materiil (uang atau barang) dan non material (medali dan piagam); jadi memenuhi
kebutuhan ekonomis dan kepuasan atau kebanggaan rohani.
Definisi Komunikasi
secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makna ‘berbagi’
atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan
atau kesamaan makna.

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung
secara lisan maupun tidak langsung melalui media; proses penyampaian bentuk interaksi
gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang
disampaikan, baik sengaja maupun tidak disengaja.
Proses Komunikasi

1. Proses Komunikasi Aristoteles. Proses ini memiliki lima elemen yang meliputi speaker, speech, occasion, audience, dan
effect. menitikberatkan pada pembicara (speaker) dan pesan (speech) karena pembicara dipandang sebagai pihak yang
aktif dan berperan penting dalam mengirimkan pesan kepada khalayak.Dalam proses ini, khalayak digambarkan
sebagai pihak yang pasif dalam menerima pesan. Oleh karena itu, proses komunikasi Aristoteles berlangsung secara
linear atau satu arah. Proses komunikasi Aristoteles dimulai dari pembicara (speaker) yang mengutarakan pesan
(speech) dalam suatu situasi (occasion) kepada khalayak (audience) yang kemudian menimbulkan dampak atau
pengaruh (effect).
2. Proses Komunikasi Lasswell. Proses komunikasi Lasswell berupa proses komunikasi linear atau komunikasi satu arah.
diawali dengan pengirim pesan (sender) yang menyampaikan pesan (message) melalui media (medium) yang diterima
oleh penerima pesan (receiver), kemudian menciptakan umpan balik (feedback) untuk diberikan kepada pengirim
pesan.
3. Proses Komunikasi Schramm. menggambarkan proses komunikasi yang berlangsung secara dua arah. Pengirim pesan
mapun penerima pesan dapat berganti peran dalam mengirim dan menerima pesan. Pesan dikirimkan setelah proses
encoding. Karenanya, pengirim pesan juga disebut dengan encoder. Penerima pesan atau receiver disebut dengan
decoder karena pesan yang telah diencode oleh pengirim pesan mengalami proses decoding yang dilakukan oleh
penerima pesan. Proses komunikasi menurut Schramm dimulai dari pengirim pesan (encoder) yang mengirim pesan
(message) kepada penerima pesan (decoder) yang kemudian secara bergantian mengirim pesan kepada pengirim
pesan pertama.
Bentuk Bentuk Komunikasi

1. Komunikasi formal dan informal. Komunikasi formal ialah komunikasi resmi yang menempuh jaringan
organisasi struktur formal. Komunikasi informal ialah komunikasi yang menempuh saluran yang sering
disebut “selentingan”, yaitu suatu jaringan yang biasanya jauh lebih cepat dibandingkan dengan saluran-
saluran resmi. Informasi informal/personal ini muncul dari interaksi diantara orang- orang. Dalam istilah
komunikasi selentingan digambarkan sebagai metode penyampaian laporan rahasia tentang orang-
orang dan peristiwa yang tidak mengalir melalui saluran perusahaan yang formal. Informasi yang
diperoleh melalui selentingan lebih memperhatikan apa yang dikatakan atau didengar oleh seseorang
daripada apa yang dikeluarkan oleh pemegang kekuasaan.
2. Komunikasi ke atas (upward communication). Komunikasi dari bawahan ke atasan yang mencakup
sistem-sistem saran, kebijaksanaan pintu terbuka, mendengarkan keluhan-keluhan karyawan dan survei
semangat. Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi dapat diartikan bahwa informasi mengalir dari
tingkat yang lebih rendah ke tingkat lebih tinggi.
3. Komunikasi ke bawah (downward communication) Komunikasi dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat
yang lebih rendah dari suatu organisasi, mencakup pedoman perusahaan, publikasi ke dalam, memo,
papan buletin dan rak informasi. Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada yang berotoritas lebih rendah.
Bentuk Bentuk Komunikasi

4. Komunikasi horizontal (horizontal communication). memungkinkan para manajer pada tingkat sama
dalam satu organisasi mengkoordinasikan kegiatannya lebih efektif, misalnya rapat staf dan konferensi
tatap muka. Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan sejawat dalam unit
kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama
dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama.

5. Komunikasi silang (across communication). penyampaian informasi rekan sejawat yang melewati batas-
batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan maupun bawahannya. Mereka
melintasi jalur fungsional dan berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan yang mengawasi,
tetapi bukan atasan ataupun bawahannya. Mereka tidak melewati otoritas lini untuk mengarahkan
orang-orang yang berkomunikasi dengannya dan terutama harus mempromosikan gagasan-gagasannya,
namun memiliki mobilitas tinggi dalam organisasi dapat mengunjungi bagian lain atau meninggalkan
kantornya hanya untuk terlibat dalam komunikasi informal.
Hambatan Komunikasi

Gangguan, Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya :
a. Gangguan Mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Misalnya
bunyi kendaraan yang lewat ketika pemimpin sedang berbicara dalam suatu pertemuan.
b. Gangguan Sematik adalah tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai
pengertian suatu istilah atau konsep yang disampaikan komunikator yang diartikan lain oleh komunikan sehingga
menimbulkan salah pengertian.
2. Kepentingan. membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang hanya akan
memperhatikan prasangka yang ada hubungannya dengan kepentingannya, karena kepentingan bukan hanya
mempengaruhi perhatian, tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita akan
merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu
kepentingan.
3. Motivasi Terpendam. Motivasi akan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan,
kebutuhan dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang, maka semakin besar
kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan, begitu juga sebaliknya.
4. Prasangka. Orang yang mempunyai prasangka bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan
komunikasi sehingga sulit bagi komunikator untuk mempengaruhi komunikan. Prasangka mengakibatkan komunikan
menjadi berfikir tidak rasional dan berpandangan negatif terhadap komunikasi yang sedang terjadi.
Pandji Anoraga, hambatan-hambatan yang dialami atasan
maupun bawahan dalam proses komunikasi :

Hambatan-hambatan pada pihak atasan:


1. Kurangnya kesediaan mendengarkan. Sikap dan tingkah laku atasan dalam mendengarkan memainkan peranan penting
bagi komunikasi dialogis yang efektif.
2. Segan terlibat urusan pribadi.Para atasan umumnya segan terlibat dengan persolan bawahan yang bersifat pribadi. Di
lain pihak, bawahan sering sulit memisahkan antara persoalan pribadi dengan persolan pekerjaan sehingga mereka
sukar membicarakan hal tersebut.
3. Prasangka.Komunikasi dilaogis membuat bawahan berkesempatan menyalurkan apa yang ia pendam di hati, serta
dapat melepaskan ganjalan emosional dan ketidakpuasan. Atasan berprasangka dengan adanya komunikasi dialogis
akan memperkuat kebiasaan mengeluh dan mengkritik dari para bawahan. Semestinya dengan keluhan dan kritikan
tersebut atasan mudah menyadari dan mengetahui kegagalan dan kekeliruan yang terjadi.
4. Sikap bertahan.Kita semua cenderung mempertahankan diri dengan komunikasi dialogis, kemungkinan kekeliruan
atasan akan diketahui bawahan menjadi lebih besar. Bahkan bila atasan bersikap terbuka dan sportif, maka
penghargaan bawahannya akan semakin bertambah.
5. Kurang waktu. Mendengarkan itu memakan waktu. Banyak atasan yang tenggelam dengan kesibukan kerjanya. Hal
demikian membuat pemimpin sukar sekali menyediakan waktu untuk diskusi. Kesulitan ini lebih terasa bagi atasan
yang berjalan sendiri, memecahkan sendiri persoalan- persoalan di unit kerjanya, dan tidak kenal sistem diskusi dengan
bawahan.
Hambatan Hambatan Pada Pihak
Bawahan
1. Keterbatasan pengetahuan. Hambatan pengetahuan sering mempersulit komunikasi dari bawahan ke
atasan. Bagi atasan, menyampaikan gagasan dan pesan buat bawahannya tidak sukar karena ia tentu
memahami wawasan dan cara berfikir serta persoalan-persoalan pada level bawahan yang lebih banyak
menghadapi kesulitan untuk berkomunikasi dengan atasannya, yang tidak ia ketahui bagaimana
lingkungan lingkup kerja, cara berfikir dan persoalan-persoalnnya.
2. Prasangka emosional. Kebanyakan bawahan punya sikap emosional dan prasangka. Perasaan-perasan
mereka sering bercampur aduk dengan pengamatannya terhadap persoalan-persoalan. Sering kali
dalam mengemukakan pendapatnya, jauh-jauh hari mereka sudah siap bahwa pendapat tersebut pasti
ditolak. Akibatnya mereka sering ragu-ragu berbicara. Kalau pendapatnya ditolak, prasangka makin
tebal. Tetapi jika pendapatnya diterima mereka pun terkejut.
3. Perbedaan wewenang.
Komunikasi dari atasan ke bawahan lebih mudah dibandingkan sebaliknya. Para atasan lebih bebas
untuk memanggil dan berbicara dengan bawahannya kapan saja ia mau. Bawahan umumnya tidak
punya keberanian psikologis sebesar itu.
3 Hambatan Komunikasi Dalam
Organisasi Menurut Handoko
1. Tingkat Hirarki = Apabila suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang akan menimbulkan berbagai masalah
komunikasi. Karena berita harus melalui tingkatan (jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama untuk
mencapai tempat tujuan dan cendrung menjadi berkurang ketepatannya. Berita yang mengalir keatas atau ke bawah
tingkatan- tingkatan organisasi akan melalui beberapa “filter” dengan persepsi, motif, kebutuhan, dan hubungan
sendiri. Setiap tingkatan dalam rantai komunikasi dapat menambah, mengurangi, merubah, atau sama sekali berbeda
dengan berita aslinya.
2. Wewenang manajerial Tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer dapat mencapai tujuan
dengan efektif. Tetapi dilain pihak, pada kenyataannya bahwa seseorang yang mengendalikan orang lain juga
menimbulkan hambatan-hambatan terhadap komunikasi. Banyak atasan merasa bahwa mereka tidak dapat
sepenuhnya menerima berbagai masalah, kondisi, atau hasil yang dapat membuat mereka tampak lemah. Sebaliknya,
banyak bawahan menghindari situasi dimana mereka dalam kedudukan yang tidak menguntungkan. Sebagai hasilnya
ada kesenjangan “leveling” antara atasan dan bawahan.
3. Spesialisasi, Spesialisasi dapat menciptakan masalah-masalah komunikasi, dimana cendrung memisahkan orang-orang,
bahkan bila mereka bekerja saling berdekatan. Manajer juga perlu memperhatikan hambatan-hambatan komunikasi
organisasi antar pribadi, seperti persepsi selektif, status atau kedudukan komunikator, keadaan membela diri,
pendengaran lemah, ketidaktepatan penggunaan bahasa
pedoman dalam komunikasi yang baik, (Handoko, 1998)

1. Mencari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.


2. Meneliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3. Mempertimbangkan keadaan psikis dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan dilakukan.
4. Mengkonsultasikan dengan pihak-pihak lain, dalam perencanaan komunikasi.
5. Memperhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama berkomunikasi.
6. Mengambil kesempatan untuk mendapatkan segala sesuatu yang membantu atau umpan balik.
7. Mengikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
8. Memperhatikan konsistensi komunikasi.
9. Melakukan tindakan yang dapat mendorong komunikasi.
10. Menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi untuk mengerti.
Thank you!see u on top
Be good and good things will come to you

Anda mungkin juga menyukai