Anda di halaman 1dari 17

PAPER

TEORI MOTIVASI FREDERICK HERZBERG


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Psikologi Industri

Disusun Oleh :
MUHAMAD HADID AHAMSA
NPM. 17012301

FAKUTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2020

1. Gambaran Umum Tentang Teori Motivasi Adalah;


Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang mengarahkan diri berperilaku
pada perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. sebuah dorongan, hasrat atau
pun minat yang begitu besar di dalam diri, untuk mencapai suatu keinginan, cita-citra dan
tujuan tertentu. Adanya motivasi akan membuat individu berusaha sekuat tenaga untuk
mencapai yang diinginkannya.

Seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan memberikan dampak yang baik
bagi kehidupannya. Tingginya motivasi tersebut akan mengubah perilakunya, untuk
menggapai cita-cita dan menjalani hidup dengan lebih baik.

Oleh karena itu, setiap orang sangat membutuhkan motivasi untuk dirinya sendiri.
Hal ini, agar Anda tidak mudah putus asa dan merasa down. Serta dapat cepat bangkit
saat mengalami kegagalan.

Adanya motivasi tentu untuk menggerakkan seseorang agar timbul keinginan


atau kemauan untuk melakukan sesuatu yang pada akhirnya mencapai maksud dan tujuan
tersebut. Banyak dari kita mungkin menjalankan sebagian hidupnya dengan dorongan
atau motivasi, entah itu berasal dari orang lain maupun diri sendiri, entah motivasi positif
ataupun negatif.

Menurut Robbins dan Judge (2015:127) menyatakan “motivasi adalah proses

yang menjelaskan mengenai kekuatan, arah, dan ketekunan seseorang dalam upaya
untuk mencapai tujuan”.

Menurut Hasibuan (2014:219) menyatakan “motivasi adalah pemberian daya


penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja
sama, bekerja efektif dan terintergrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan”.

Menurut Uno (2010:10) menyatakan “motivasi adalah dorongan internal


dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku”.
Dari pengertian motivasi maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan
suatu keadaan atau kondisiyang mendorong, atau menggerakan seseorang
untuk
melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga dapat mencapai
tujuannya.

Motivasi juga memiliki fungsi dan tujuannya sendiri, maka di bawah ini akan
dijelaskan mengenai fungsi dan tujuan motivasi, yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan Arah Langkah


Motivasi akan dapat menuntun Anda dalam menentukan langkah dalam hidup.
Baik seperti cita-cita yang akan dicapai, prestasi yang akan didapatkan maupun segala hal
yang Anda inginkan.

Motivasi inilah yang akan menggerakkan Anda untuk selalu melakukan hal-hal
terbaik dalam hidup. Sehingga, motivasi juga dapat menentukan kesuksesan Anda dalam
hidup.

2. Menentukan Keputusan Tindakan


Saat menjalani kehidupan, tentu akan banyak tindakan-tindakan yang diambil,
baik yang beresiko kecil hingga besar. Tujuan dan motivasi itu sendiri adalah untuk
menentukan setiap tindakan yang diambil.

Apakah suatu keputusan dalam mengambil tindakan sudah tepat? Bagaimana


dampak dan resiko ke depannya? Itu semua tergantung motivasi yang ada di dalam diri
Anda.

Jadi, kembangkan motivasi Anda dengan baik, agar segala keputusan memberikan
dampak baik dalam kehidupan.

3. Menyeleksi Perbuatan
Melalui motivasi, Anda akan dapat menentukan berbagai perbuatan yang perlu
dan tidak perlu. Artinya, Anda akan mampu menentukan perbuatan yang memberikan
hasil baik ke depannya. Anda pun akan mempu berbuat dengan resiko paling kecil.
1.1 Motivasi

Keberhasilan pengelolaan organisasi atau perusahaan bisnissangat ditentukan


efektifitas kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Dalam hal ini seorang
manajer harus memiliki taknik-teknik untuk dapat memelihara prestasi dan kemampuan
kerja, antara lain dengan memberikan motivasi kepada bawahan agar dapat
melaksanakan tugas sesaui dengan ketentuan yang berlaku. Kesuksesan suatu
perusahaan sangat tergantung dengan aktivitas dan kreativitas sumber daya manusia
yang ada dalam perusahaan tersebut. Karyawan merupakan sumber daya manusia yang
penting bagi perusahaan untuk mencapai visi dan misinya.

Untuk mempertahankan karyawan yang berkualitas dalam suatu perusahaan maka


diperlukan peran seorang pimpinan untuk memberikan motivasi pada karyawannya,
sehingga karyawan yang bekerja di perusahaan berkeinginan untuk mencapai hasil
kerja yang maksimal.

Motivasi merupakan salah satu topik yang sering diteliti dalam perilaku
organisasi. Pemberikan motivasi kepada karyawan, maka karyawan akan selalu
berusaha memberikan kinerja terbaik kepada perusahaan dan bekerja dengan program
yang telah diterapkan.

Motivasi membuat karyawan bersemangat melakukan pekerjaannya, menjadi


karyawan yang aktif, produktif dan kreatif untuk mencapai hasil kerja yang maksimal,
dorongan atau semangat kerja yang bersumber baik dalam diri (internal) maupun dari
luar (eksternal) untuk melakukan suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar
menghasilkan kinerja yang lebih baik.

Perusahaan harus bisa mendorong sumber daya manusia agar tetap produktif
dalam mengerjakan tugasnya masing-masing yaitu dengan meningkatkan kepuasan
kerja para karyawan, sehingga perusahaan dapat mempertahankan karyawannya, dan
dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh perusahaan karyawan akan menjadi
lebih bertanggung jawab.
Karyawan sebagai sumber daya manusia yang perlu dipertahankan kinerjanya
berbeda dengan mesin yang selalu melakukan aktivitas yang sama setiap waktu,
sumber daya manusia selalu mengalami perubahan produktivitas kerja.

Untuk mencegah turn over karyawan dibagian produksi, perusahaan menerapkan


motivasi, salah satu dari teori motivasi yaitu teori dua faktor yang berperan dalam
kepuasan karyawan untuk itulah pentingnya perusahaan memberikan motivasi kepada
karyawannya, sehingga pada diri mereka timbul keinginan untuk bekerja sesuai
tuntutan dari perusahaan.

1.2 Pengertian Motivasi

Menurut Samsudin (2006, p. 281) motivasi adalah proses mempengaruhi dari


dalam dri atau dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau
melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi atau dorongan (driving force)
dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan mempertahankan
kehidupan. Menurut Liang Gie dalam Samsudin (2006, p.281) motivasi adalah pekerjaan
yang dilakukan oleh manajer dalam memberikan inspirasi, semangat, dan dorongan
kepada orang lain, dalam hal ini adalah karyawanya, untuk mengambil tindakan-tindakan
tertentu.

Menurut Widodo (2015, p.187) motivasi adalah kekuatan yang ada


dalam seseorang, yang mendorong perilakunya untuk melakukan tindakan.
Besarnya intensitas kekuatan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu
tugas atau mencapai sasaran memperlihatkan sejauh mana tingkat motivasinya.

1.3 Jenis-Jenis Motivasi


Menurut Hasibuan, (2014, p.150) ada dua jenis motivasi yaitu:

1. Motivasi Positif ( Insentif Positif )


Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi ( meragsang ) bawahan
dengan memberikan hadiah kepada merekayang berprestasi diatas prestasi
standar. Dengan motivasi positif semangat kerja bawahan akan meningkat
karena umunnya manusia senang menerima yang baik-baik saja.

2. Motivasi Negatif ( Insentif Negati f)


Motivasi negative maksudnya manajer memotivasi dengan bawahan
dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negatif
ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan menigkat
karena mereka takut dihukum, tetapi dalam jangka waktu panjang dapat
berakibat kurang baik.

1.4 Teori motivasi menurut Herzberg


Herzberg mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor
hygiene dan motivator serta membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu
kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi
(prestise dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi
individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.
Teori Dua Faktor juga dikenal sebagai teori motivasi Herzberg atau teori hygiene-
motivator. Teori ini dikembangkan oleh Herzberg (1923-2000), seorang psikolog asal
Amerika Serikat. Ia dianggap sebagai salah satu pemikir besar dalam bidang manajemen
dan teori motivasi.
Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg yangmenghubungkan faktor-
faktor instrinsik dengan kepuasan kerja dan mengaitkan faktor-faktor ekstrinsik
dengan kepuasan kerja. Faktor-faktor ekstrinsik meliputi upah, jaminan
pekerjaan,kondisi kerja, status, prosedur pekerjaan, kualitas pengawasan dan
hubungan antar pribadi diantara rekan kerja, atasan dan bawahan. Sedangkan
faktor-faktor instrinsik antara lain prestasi (achievement), pengakuan
(recognition), tanggungjawab (responsibility), kemajuan (advancement), pekerjaan
itu sendiri dan kemungkinan untuk berkembang. Menurut Frederick Herzberg
yang dikutip oleh Hasibuan (2014:228),
mengemukakan Herzberg’s two factors motivation theory atau teori motivasi dua
faktor atau teori motivasi kesehatan atau faktor higienis. Menurut teori ini motivasi
yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk mengembangkan
kemampuan. Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan
pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu:
1) Faktor Higienis (Hygiene Factor/Maintenance Factors)

Maintenance factor adalah faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan


hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan
kesehatan ini menurut Herzberg merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-
menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi.

Misalnya orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi, lalu makan lagi dan seterusnya.
Faktor pemeliharaan ini meliputi hal-hal :

a) Gaji (salaries)

Menurut Mardi (2014:107) gaji adalah “sebuah bentuk pembayaran atau sebuah hak yang
diberikan oleh sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawai atau karyawan”.
b) Kondisi kerja (work condition)

Menurut Mangkunegara (2013:105) kondisi kerja adalah “semua aspek fisik kerja,
psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan
pencapaian produktivitas kerja”.
c) Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (company policy and administrasion)

Menurut Siagian (2012:290) kebijaksanaan dan administrasi perusahaan adalah “tingkat


kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja terhadap semua kebijakan dan peraturan yang
berlaku dalam perusahaan”.
d) Hubungan antar pribadi (interpersonal relation)

Menurut Siagian (2012:290) hubungan antar pribadi adalah “tingkat kesesuaian yang
dirasakan dalam berinteraksi antar tenaga kerja lain”.
e) Kualitas supervisi (quality supervisor)
Menurut Siagian (2012:290) kualitas supervisi adalah “tingkat kewajaran supervisi yang
dirasakan oleh tenaga kerja”.

Hilangnya Faktor pemeliharaan dapat menyebabkan timbulnya ketidakpuasan


(dissatisfiers = faktor higienis/hygiene factor ) dan tingkat absensi serta turnover
karyawan akan meningkat. Faktor-faktor pemeliharaan perlu mendapatkan perhatian
yang wajar dari pimpinan, agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat
ditingkatkan.

2) Faktor Motivasi (Motivation factors)

Motivation factors adalah menyangkut kebutuhan psikologis. Kebutuhan ini meliputi


serangkaian kondisi intrinsik, Kepuasaan pekerjaan (job content) yang apabila terdapat
dalam pekerjaan akan menggerakan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan
prestasi pekerjaan yang baik. Faktor motivasi ini
berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan
dengan pekerjaan. Faktor ini dinamakan satisfiers yang meliputi :

a) Prestasi (achievement)

Menurut Hasibuan (2014:160) prestasi, “prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan
kesempatan.
b) Pengakuan (recognition)

Menurut Siagian (2012:290) pengakuan adalah “besar kecilnya pengakuan yang


diberikan kepada tenaga kerja atas hasil kerja”.
c) Pekerjaan itu sendiri (the work itself)

Menurut Siagian (2012:290) pekerjaan itu sendiri adalah “berat ringannya tantangan yang
dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya”.
d) Tanggung jawab (responbility)

Menurut Siagian (2012:290) tanggung jawab adalah “besar kecilnya yang dirasakan
terhadap tanggung jawab diberikan kepada seorang tenaga kerja”.
e) Pengembangan potensi individu (advancement)

Menurut Siagian (2012:290) pengembangan potensi individu adalah “besar

kecilnya kemungkinan tenaga kerja berpeluang maju dalam pekerjaannya seperti naik
pangkat”.
Tabel 1. Teori Dua Faktor Herzberg menurut Robbins dan Coulter
Faktor
Motivator Higienis

1. Prestasi 1. Gaji
2. Pengakuan 2. Kondisi kerja
Pekerjaan 3.
3. Itu Kebijaksanaan
Sendiri dan
4. Tanggung jawab administrasi
Pengemba
5. ng perusahaan
4. Hubungan
Potensi Individu antar
pribadi
5. Kualitas
supervisi

Sangat Tidak
Sangat Puas Netral Puas

Teori dua faktor dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Hygiene Factors

Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah faktor pekerjaan yang penting untuk adanya
motivasi di tempat kerja. Faktor ini tidak mengarah pada kepuasan positif untuk jangka
panjang. Tetapi jika faktor-faktor ini tidak hadir, maka muncul ketidakpuasan. Faktor ini
adalah faktor ekstrinsik untuk bekerja. Faktor higienis juga disebut sebagai dissatisfiers
atau faktor pemeliharaan yang diperlukan untuk menghindari ketidakpuasan. Hygiene
factors (faktor kesehatan) adalah gambaran kebutuhan fisiologis individu yang
diharapkan untuk dipenuhi. Hygiene factors (faktor kesehatan) meliputi gaji, kehidupan
pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi,
kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.

b.Motivation Factors

Menurut Herzberg (Robbins, 2001), hygiene factors (faktor kesehatan) tidak dapat
dianggap sebagai motivator. Faktor motivasi harus menghasilkan kepuasan positif.
Faktor-faktor yang melekat dalam pekerjaan dan memotivasi karyawan untuk sebuah
kinerja yang unggul disebut sebagai faktor pemuas. Karyawan hanya menemukan faktor-
faktor intrinsik yang berharga pada motivation factors (faktor pemuas). Para motivator
melambangkan kebutuhan psikologis yang dirasakan sebagai manfaat tambahan. Faktor
motivasi dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan
yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan. Motivator factor

berhubungan dengan aspek – aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi
berhubungan dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam
pekerjaan. Faktor – faktor yang termasuk di sini adalah :
(1) Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas)

(2) Recognition (penghargaan)

(3) Work it self (pekerjaan itu sendiri)

(4) Responsibility (tanggung jawab)

(5) Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri)

(6) Advancement (kesempatan untuk maju)

Herzberg berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas bagi
para karyawan, akan tetapi pula tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan
ketidakpuasan karyawan.
Teori dua faktor Herzberg pada penelitian ini menjelaskan bahwa kepuasan pengguna
menjadi salah satu faktor penting untuk dapat mengetahui apakah sistem pengelolaan
keuangan daerah yang diterapkan telah memenuhi kepuasan pengguna yang nantinya
diharapkan dapat berimplikasi pada meningkatnya kinerja pegawai.

2. Penerapan teori motivasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari adalah;

Berdasarkan penelitiannya ini, Herzberg kemudian mengembangkan teori bahwa


kepuasan kerja seseorang tergantung pada 2 jenis faktor yaitu Faktor kepuasan (faktor
motivator atau pemuas) dan faktor ketidakpuasan (faktor Hygiene atau ketidakpuasan)
yang kita kenal sebagai Teori Dua Faktor Herzberg.
1. Faktor Motivator
Kehadiran faktor Motivator akan menyebabkan karyawan bekerja lebih keras. Faktor
Motivator ini dapat ditemukan di dalam pekerjaan itu sendiri. Contohnya seperti Prestasi
kerja, Pengakuan, sifat Pekerjaan itu sendiri, Tanggung Jawab dan Peluang untuk
pertumbuhan. Menurut Herzberg, ketidakhadiran Faktor Motivator ini tidak akan
mengakibatkan ketidakpuasan kerja yang berarti, namun adanya faktor motivator akan
memberikan kepuasan yang tinggi bagi karyawannya.
 Prestasi : Pekerjaan harus memberi karyawan rasa prestasi. Ini akan memberikan
perasaan bangga karena telah berhasil melakukan sesuatu yang sulit tetapi
bermanfaat.
 Pengakuan : Pekerjaan harus memberikan pujian dan pengakuan atas
keberhasilannya kepada karyawan. Pengakuan ini harus datang dari atasan atau
rekan-rekan kerja mereka.
 Pekerjaan itu sendiri : Pekerjaan itu sendiri harus menarik, beragam dan
memberikan tantangan yang cukup untuk membuat karyawan tetap termotivasi.
 Tanggung jawab : Karyawan harus “memiliki” pekerjaan mereka. Mereka harus
menganggap diri mereka bertanggung jawab atas penyelesaian.
 Pengembangan Karir : Peluang promosi harus ada untuk karyawan.
 Pertumbuhan : Pekerjaan harus memberi karyawan kesempatan untuk
mempelajari keterampilan baru. Ini bisa terjadi baik di tempat kerja atau melalui
pelatihan yang lebih formal.

2. Faktor Hygiene
Tidak adanya faktor Hygiene akan menyebabkan karyawan bekerja kurang keras.
Ketidakhadiran Faktor Hygiene ini juga akan menyebabkan ketidakpuasan bagi
pekerjanya. Contoh faktor Hygiene diantaranya seperti kebijakan perusahaan,
pengawasan, gaji, kondisi kerja, keselamatan dan kesehatan tempat kerja, hubungan
dengan kolega, tempat kerja fisik serta hubungan antara atasan dan bawahan. Namun
adanya faktor Hygiene tidak banyak berpengaruh terhadap kepuasan kerja bagi
karyawannya. Faktor Hygiene ini pada dasarnya tidak ada pekerjaan itu sendiri, tetapi ada
pada sekitar pekerjaan tersebut. Faktor ini sering diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi Faktor Kesehatan atau Faktor Higienis.
 Kebijakan perusahaan : Perusahaan harus adil dan jelas bagi setiap karyawan.
Mereka juga harus setara dengan pesaing-pesaingnya.
 Pengawasan : Pengawasan harus adil dan sesuai. Karyawan harus diberikan
otonomi dan tentunya dalam ruang lingkup yang sewajarnya.
 Hubungan : Hubungan yang sehat, ramah dan pantas harus ada di antara rekan
kerja, atasan dan bawahan.
 Kondisi kerja : Peralatan dan lingkungan kerja harus aman, cocok untuk tujuan
dan higienis (sehat dan bersih).
 Gaji : Struktur pembayaran harus adil dan masuk akal. Gaji atau upah juga harus
kompetitif dengan organisasi lainnya dalam industri yang sama.
 Keamanan : Penting bagi karyawan untuk merasa bahwa pekerjaan mereka aman
dan mereka tidak berada di bawah ancaman PHK.
Kombinasi Motivator-Hygiene di Tempat Kerja
Pada umumnya, terdapat 4 kombinasi yang berbeda pada tempat kerja :
1. Hygiene tinggi dan Motivasi tinggi –  Ini adalah situasi yang ideal. Karyawan
sangat termotivasi dan nyaris tidak memiliki keluhan.
2. Hygiene tinggi dan Motivasi rendah – Karyawan memiliki sedikit keluhan, tetapi
mereka tidak benar-benar termotivasi, mereka melihat pekerjaan mereka hanya
sebagai tempat untuk menerima gaji saja.
3. Hygiene rendah dan Motivasi tinggi – Karyawan termotivasi, pekerjaan mereka
menantang, tetapi mereka memiliki keluhan tentang gaji atau kondisi kerja.
4. Hygiene rendah dan Motivasi rendah –  Ini adalah situasi terburuk yang mungkin
terjadi, karyawan tidak termotivasi dan memiliki banyak keluhan.

3. Latar belakang peneliti / ahli yang menyampaikan teori tersebut


Frederick Herzberg merupakan seorang psikolog spesialis bidang kesehatan mental
industri. Herzberg adalah seorang profesor yang mengajar di Universitas Utah, Amerika
Serikat.[1]
Hasil penelitian yang dikembangkan Herzberg bersama mahasiswanya adalah salah
satu teori motivasi, yaitu dengan Teori Dua Faktor. Teori yang diterapkan dalam
lingkungan kerja ini membahas motivasi manusia dalam lingkungan kerjanya serta
dampak pada kepuasan kerja dan kesehatan mental masing-masing pekerja. Menurut
Herzberg, ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi pekerja dalam melaksanakan
pekerjaannya. Faktor tersebut adalah:
1. Faktor Motivator. Merupakan kelompok faktor yang mendorong dan merangsang
karyawan untuk bekerja lebih baik dan produktif. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab,
serta kemajuan.
2. Faktor Hygiene. Merupakan faktor-faktor yang menimbulkan rasa ketidakpuasan
pada karyawan. Kekurangan pada faktor-faktor tersebut akan menimbulkan rasa
tidak puas, namun bukan berarti terpenuhinya faktor tersebut akan menjamin
timbulnya motivasi kerja. Yang termasuk dalam faktor ini adalah faktor atasan,
lingkungan kerja, hubungan kerja antar-individu, imbalan dan rasa aman, serta
kebijakan perusahaan.
Dalam teorinya, Herzberg berpendapat bahwa ada dua tahap dalam memotivasi
karyawan. Tahap pertama adalah mencegah timbulnya ketidakpuasan dengan cara
memastikan bahwa faktor-faktor Hygiene karyawan telah memadai. Tahap kedua adalah
merangsang motivasi dan kepuasan karyawan dengan memberi kesempatan kepada
karyawan untuk menikmati faktor-faktor motivator.

4. DAFTAR PUSAKA

Hasibuan, Malayu SP, Haji. 2014. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Luthan F. 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi.
Mangkunegara AP. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Mardi. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Bogor : Ghalia Indonesia.
Robbins SP, Mary C. 2010. Manajemen Edisi Kesepuluh jilid 2. Jakarta : Erlangga
Robbins SP, Timothy AJ. 2015. Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh Jakarta : Salemba
Empat.
Siagian SP. 2012. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Uno HB. 2010 Perencanaan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Butler-Bowdon, Tom. Self-Help Classics. Diterjemahkan oleh Rachma Christiani
Subekti. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. 2005.
https://ejournal-binainsani.ac.id/index.php/JAKBI/article/download/423/424
D. Mc. CLelland, The Achieving Society, J. van Nostrand, Princeton, N.J.,1961.
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1-2004-naililnim3-1494-
BABII_31-3.pdf
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-dua-faktor-two-factor-theory-
atau-teori-motivasi-hygiene/8928
Penerapan Motivasi Karyawan Menurut Teori Dua Faktor Frederick Herzberg Pada PT
Aristika Kreasi Mandir
17

Anda mungkin juga menyukai