Disusun oleh :
KELOMPOK 7
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS PERTANIAN
AGRIBISNIS
2017/2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. ii
MATERI……………………………………………………………………….. 1
A. Esensi dari motivasi…………………………………………………… 1
B. Persfektif kepuasan tentang motivasi………………………………….. 6
C. Persfektif proses tentang motivasi…………………………………….. 11
PENUTUP……………………………………………………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 17
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 7
ii
A. Esensi dari motivasi :
Manusia adalah makhluk sosial yang dimana didalam kehidupan sehari-hari
pasti membutuhkan orang lain baik dalam memenuhi kebutuhan hidup atau yang
lainnya. Sebagai manusia tentunya kita tidak bisa terus bergantung pada orang lain
harus adanya usaha untuk mencapai kebutuhan yang diinginkan dalam
mewujudkan suatu kebutuhan hidup tentunya harus ada usaha, usaha muncul
ketika kita memiliki motivasi yang dimana motivasi memiliki peran yang sangat
penting untuk memulai,mejalankan, dan mewujudkan suatu usaha. Suatu
perusahaan jika ingin berkembang harus bisa memanfaatkan sumber daya manusia
dengan optimal dengan cara member motivasi. Motivasi berasal dari kata latin
movere yang memiliki arti bergerak atau dalam bahasa inggrisnya to move. Kata
motif sering diartikan dengan istilah dorongan, jadi motif merupakan suatu
driving force yang menggerakan, mendorong, keinginan, alasan, atau sebab
seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Setiap tindakan yang akan
dilakukan harus selalu dimulai dengan motivasi ( niat ).
Menurut Heckhansen ( dalam Asnawi, 2002 ) memberikan pengertian yang
sama antara motif dengan motivasi, yaitu sesuatu yang potensial dalam diri
manusia, yang merupakan keadaan normal tetapi sangat menentukan.
Sebagaimana dalam suatu situasi menjadi memuaskan. Antusiasme, adalah
motifasi aktual yang mengandung harapan, menghubungkan keadaan sekarang
dengan yang akan datang. Motivasi merupakan proses interaksi antara motif dan
aspek interaksi.
Teevan dan Smith ( dalam Asnawi, 2002 ) memandang motif sebagai
komponen spesifik dari motivasi. Dalam hal ini ada dua fungsi motif, yaitu
sumber daya dan mengarahkan perilaku agar tepat sasaran, sedangkan motivasi
sebagai suatu kontrusksi yang mengaktifkan perilaku. Sedangkan menurut G.R.
Terry dan Leslie ( dalam Asnawi, 2002 ) beranggapan bahwa motivasi-lah yang
membuat orang bekerja lebih berprestasi, dengan demikian motivasi dipandang
sebagai suatu daya dorongan untuk berbuat sesuatu dalam kapasitas dan
produktivitas optimal atau maksimal.
Menurut Suprihanto ( 2003 ) motivasi merupakan masalah kompleks dalam
organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu
dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota disuatu organisasi
adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses
belajar yang berbeda pula.
Menurut Gray ( dalam Winardi, 2002 ) motivasi merupakan sejumlah proses,
yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan
timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu. Sedangkan menurut yang dikemukakan oleh Morgan bahwa
motivasi berkaitan dengan 3 ( tiga ) hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek
dari motivasi. Tiga hal tersebut adalah diantaranya keadaan yang mendorong
tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang didorong oleh keadaan
tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan daripada tingkah laku tersebut ( goals
or ends of such behavior ). Dalam manajemen motivasi pada umumnya lebih
ditujukan pada sumber daya manusia dan khususnya bawahan. Motivasi kerja
dapat dikelompokan menjadi tiga hal yaitu biasanya berdasarkan pada kesadaran,
kebutuhan, dan pemberian dukungan ( reinforcement ). Berikut teori dalam
kategori kebutuhan :
1. Teori menurut Maslow bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dari
mulai yang terendah sampai dengan yang tertinggi atau pertumbuhan
psikologis sampai kepada kebutuhan aktualisasi diri. Pekerja akan
berinisiatif dan mengarahkan energinya untuk memenuhi kebutuhannya
sebelum tingkat kebutuhan berikutnya menjadi penting.
2. Teori menurut Alderfer mengemukakan bahwa ada tiga kebutuhan
mendasar yaitu :
a. Kebutuhan akan eksistensi yaitu berhubungan dengan urutan yang
lebih rendah dari teori Maslow, dan dapat dioenuhi dengan
pembayaran, tunjangan, dan kondisi kerja yang aman dan nyaman.
b. Kebutuhan akan persaudaraan yaitu berhubungan dengan kebutuhan
memiliki dan dapat dipenuhi dengan mengadakan hubungan sosial
dan keanggotaan kelompok yang melibatkan wakil pekerja,
supervisor, bahkan keluarga dan teman.
c. Kebutuhan akan pertumbuhan yaitu berkaitan dengan kebutuhan
urutan yang lebih tinggi dari tingkat kebutuhan menurut Maslow yang
dapat dipenuhi melalui pencarian dan pengembangan personal dan
karir, serta melalui pekerjaan yang kreatif dan aktifitas non kerja.
Motivasi biasanya mempersoalkan tentang bagaimana cara mengarahkan potensi
bawahan agar mau bekerja secara produktif agar bisa atau berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah direncanakan atau ditentukan.
Motivasi bertujuan untuk mendorong dan memberikan semangat bagi seseorang
untuk melakukan suatu pekerjaan, agar nantinya dalam melakukan suatu
pekerjaan seseorang menjalaninya dengan semangat. Motivasi merupakan suatu
proses yang dimulai dengan dorongan yang memiliki tujuan.
1. Luthans ( 2006 : 270 ) Motivasi adalah proses yang dimulai dengan defisiensi
fisiologis atau psikologis yang menggerakan perilaku atau dorongan yang
ditujukan untuk tujuan atau intensif.
2. Sopiah ( 2008 : 170 ) Motivasi dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana
usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil
atau tujuan tertentu.
3. Rivai ( 2006 : 455 ) Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang
mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan
tujuannya.
4. Wibowo ( 2010 : 379 ) Pendapat lain mengemukakan motivasi merupakan
dorongan terhadap serangkaian proses prilaku manusia pada pencapaian
tujuan.
5. Maslow ( 1984 ) Menyatakan keberhasilan kerja seseorang dipengaruhi oleh
motivasi yang ada dalam diri seseorang. Motivasi adalah konsep yang
menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam karyawan yang
memulai dan mengarahkan prilaku.
6. Siagian ( 2004 : 138 ) Yang dimaksud dengan motivasi adalah daya pendorong
mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengarahkan
kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya
untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab dan
menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai
sasaran organisasi yang telah ditentukan dan berbagai sasaran organisasi yang
telah ditentukan sebelumnya.
Penugasan kerja yang kreatif adalah merupakan strategi untuk meningkatkan
kualitas suatu perusahaan. Jika dalam sebuah perusahaan yang besar namun
manajer tidak bisa memberikan motivasi kepada para bekerjanya itu merupakan
sesuatu hal yang membuat terhambatnya kemajuan suatu perusahaan, namun jika
karyawan juga tidak memiliki atau memotivasi diri sendiri itu juga hal yang
percuma, maka dari itu hubungan manajer dan karyawan dalam motivasi itu
penting. Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam meraih keberhasilan
dan kesuksesan suatu perusahaan, entah itu perusahaan kecil, menengah, maupun
perusahaan besar. Hal itu akan terwujud jika adanya suatu motivasi dalam diri
masing-masing karyawan maupun manajer suatu perusahaan, selain itu dengan
adanya motivasi karyawan akan lebih bisa bekerja dengan semangat dan antusias
untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi dan akan lebih bisa mempererat
hubungan antar manajer dengan karyawan karena manajer yang akan lbih
memberi motivasi kepada karyawan nya selain rasa motivasi yang muncul di diri
masing-masing para karyawan. Dalam hal ini bukan karyawan saja yang harus
memiliki motivasi tapi manajer juga harus memiliki sebuah motivasi untuk
perkembangan perusahaannya dan agar bisa lbih memotivasi karyawannya.
Motivasi yang biasanya diberikan oleh manejer adalah dalam bentuk tanggung
jawab karena dengan diberikannya sebuah tanggung jawab seorang karyawan
akan lebih termotivasi dan tertantang untuk membuat dan mewujudkan
pencapaian keberhasilan perusahaan. Selain tanggung jawab manejer juga akan
memberikan hadiah kepada karyawan yang berprestasi hal itu yang diharapkan
akan lebih memotivasi karyawan yang mendapatkan hadiah dan juga dapat
memotivasi karyawan yang tidak mendapatkan hadiah, dalam hal ini karyawan
diharapkan tidak hanya termotivasi karena ingin mendapatkan gelar karyawan
berprestasi saja namun diharapkan untuk bisa bekerja lebih giat untuk kesuksesan
perusahaan. Bukan hanya itu tapi pemberian motivasi dari manejer bisa dari
teguran juga namun teguran tersebut sifatnya mendidik dan membuat karyawan
lebih disiplin akan tugas yang diberikan oleh manejer. Karyawan diharapkan juga
memiliki suatu motivasi yang memang muncul di dirinya sendiri tanpa harus
ditegur dulu oleh manejer. Jadi, motivasi sangat penting untuk karyawan dan
menejer demi kesukesan sebuah perusahaan.
Latar belakang yang berbeda-beda tersebut tentu seiring dengan pola hidup
mereka yang berbeda-beda juga. Berdasarkan pola hidup mereka seperti : makanan,
tempat tinggal, pendidikan, kerabat, teman sepergaulan, sahabat, dll. Hal tersebut juga
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan seseorang mengenai suatu hal. Tingkat
kepuasan seseorang yang berbeda misalnya : Putu sudah merasa kenyang setelah
makan 1 roti dan 1 gelas air putih sedangkan Made baru kenyang setelah makan 3 roti
dan 1 gelas air putih. Berdasarkan contoh tersebut kita dapat memastikan bahwa
setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda.
Dalam dunia kerja antara kepuasan dan motivasi sangat erat kaitannya. Kepuasan
kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja
yang optimal. Dengan kata lain, ketika seseorang merasakan kepuasan dalam bekerja
tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang
dimilikinya untuk menyelesaikan tugasnya. Dengan demikian produktivitas karyawan
akan meningkat secara optimal. Kepuasan (job satisfaction) merujuk pada sikap
umum seseorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan
kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan itu, sebaliknya jika
seseorang yang tidak puas dengan pekerjaan menunjukkan sikap negatif terhadap
pekerjaan itu.
Kepuasan kerja adalah suatu sikap positif yang menyangkut penyesuaian diri
yang sehat dari pada karyawan terhadap kondisi dan stuasi kerja, termasuk
didalamnya upah, kondisi sosial, kondisi fisik, dan kondisi psikologis (Waluyo,
2009 : 180).
Kepuasan kerja merupakan sebuah kondisi akhir (end stated) yang timbul
karena tercapainya tujuan tertentu sebagaimana yang diharapkan sebelumnya
(Winardi, 2001 : 137).
Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli tersebut di atas dapat kita artikan
bahwa kepuasan kerja adalah suatu respon yang menggambarkan perasaan dari setiap
individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja adalah kombinasi atau perpaduan
dari kepuasan kognitif dan afektif yang dimiliki oleh setiap individu dalam
perusahaan. Kepuasan afektif didapatkan dari seluruh penilaian emosional yang
positif dari pekerjaan karyawan. Kepuasan afektif ini difokuskan pada suasana hati
mereka saat bekerja. Perasaan positif atau suasana hati yang positif mengindikasikan
kepuasan kerja. Sedangkan kepuasan kerja kognitif adalah kepuasan yang didapatkan
dari penilaian logis dan rasional.
Ada beberapa teori yang berhubungan dengan kepuasan kerja, namun yang
paling berkaitan terhadap motivasi yaitu Teori Dua Faktor (Rivai, 2004 : 475) :
Menurut teori ini kepuasan kerja dan ketidak puasan kerja itu merupakan hal
yang berbeda. Teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok
yaitu :
Kepuasan merupakan sebuah hasil akhir yang dirasakan oleh setiap individu.
Jika seseorang puas dengan pekerjaannya, maka ia akan betah bekerja pada
organisasi/perusahaan tersebut. Dengan mengerti output yang dihasilkan, maka perlu
kita ketahui penyebab yang bisa mempengaruhi kepuasan tersebut. Ada lima faktor
penentu kepuasan kerja yang disebut dengan Job Descriptive Index (JDI) (Luthans,
2006 : 243) yaitu :
3. Kesempatan promosi
Karyawan memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan memperluas
pengalaman kerja, dengan terbukanya kesempatan untuk kenaikan jabatan.
4. Pengawasan
Kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan
perilaku.
5. Rekan kerja
Kebutuhan dasar manusia untuk melakukan hubungan sosial akan terpenuhi
dengan adanya rekan kerja yang mendukung karyawan. Jika terjadi konflik
dengan rekan kerja, maka akan berpengaruh pada tingkat kepuasan karyawan
terhadap pekerjaan.
Kebutuhan Tujuan
terpuaskan individu
Setelah kebutuhannya terpuaskan, pasti akan ada kebutuhan lain yang belum
terpuaskan. Muncul keinginan atau motivasi terhadap sesuatu yang baru. Sehingga
tanpa disadari kita terus melakukan proses yang sama terus-menerus.
Dalam hal ini adapun motivasi positif dan motivasi negatif menurut Mc.
Gregor (Kismono,2004:191) yaitu :
1. Motivasi positif
2. Motivasi Negatif
Motivasi negatif merupakan proses mempengaruhi orang lain dengan
cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
secara paksa. Misalnya menakut-nakuti bawahan dengan memberikan
gambaran seolah-olah mereka akan kehilangan jabatan, diturunkan jabatannya,
dopotong gajinya, dan sebagainya.
Jadi, berdasarkan teori motivasi positif dan negatif tersebut diatas dapat
dikatakan bahwa motivasi yang ada dalam diri karyawan yang timbul akan pengaruh
dari seseorang/atasan akan berdampak pada kepuasan yang didapat karyawan itu
nantinya.
Pada dasarnya semua hal di dunia ini tidaklah instan terjadi begitu saja. Semua
pasti melalui tahapan-tahapan yang di sebut dengan proses. Mungkin kita sering
melihat orang bodoh di sekitar kita dan mereka yang terlihat kecil di mata kita selama
ini tetapi sekarang telah menjadi orang hebat dan sukses. Berkata tentang sukses
tentunya siapa pun ingin sukses dan banyak mereka yang ingin sukses tapi tidak ingin
melalui tahapan-tahapan yang sulit melainkan ingin secara instan. Sebenarnya yang
menjadikan mereka sukses adalah proses yang mereka lewati.
Proses adalah tahapan kita mendapatkan yang kita inginkan seperti saat kita
tumbuh menjadi dewasa. Tahap yang perlu kita lalui adalah dari bayi lalu tumbuh
menjadi balita, kanak-kanak, remaja dan akhirnya menjadi dewasa. Itulah
kenyataannya bahwasanya untuk bisa berjalan saat kita kecil kita pasti merasakan
sakit saat terjatuh dan itu tidak hanya sekali, kita pasti sering merasakannya, namun
dengan demikian kita akhirnya dapat berjalan bahkan sampai berlari. Kepuasaan yang
terasa adalah saat proses itu terjadi namun sebagian orang tidak pernah mau
mengakuinya, mereka selalu sibuk mengurusi dengan apa yang mereka miliki
sekarang dan malas untuk melihat kebelakang.
Teori proses ialah teori yang memberikan uraian dan analisis dari proses
dimana perilaku mempunyai kekuatan, diarahkan, dipertahankan dan dihentikan.
Teori ini berusaha agar setiap pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi
perusahaan. Daya penggeraknya adalah harapan akan diperoleh si pekerja. Dalam hal
ini teori motivasi proses yang dikenal seperti :
1. Teori Pengharapan, oleh Victor Vroom, teori ini mengatakan bahwa seorang
individu cenderung bertindak dengan cara tertentu berdasarkan pengharapan
bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh hasil tertentu dan berdasarkan daya
tarik hasil tersebut bagi orang itu. Teori pengharapan menekankan perilaku
yang diharapkan. Selain itu juga berkaitan dengan persepsi. Realitas itu tidak
relevan. Persepsi individu itu sendiri terhadap kinerja, imbalan, dan hasil
pencapaian sasaran akan menentukan motivasinya, dan bukan hasil obyektif
itu sendiri.
2. Teori Penguatan, Teori ini dikemukakan oleh B.F. Skinner. Teori ini
menyatakan bahwa perilaku adalah fungsi dari akibat. Teori penguatan
menyatakan bahwa perilaku itu ditimbulkan dari luar. Kunci teori penguatan
ialah bahwa teori ini mengabaikan factor – factor seperti, sasaran, harapan,
dan kebutuhan. Sebagai gantinya, teori ini hanya memusatkan perhatian pada
apa yang terjadi pada seseorang ketika ia mengambil tindakan tertentu.
3. Teori Keadilan, Teori ini dikemukakan oleh J. Stacy Adam. Teori ini juga
dikenal dengan Teori Equity. Teori keadilan menyatakan bahwa individu
individu membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan
masukan atau keluaran orang-orang lain berdasarkan jenis kelamin, masa
kerja, tingkat dalam organisasi, pendidikan, dan profesionalisme.
4. Teori Penetapan Tujuan, Orang akan bekerja lebih baik jika mereka
mendapatkan umpan balik mengenai sejauh mana mereka maju menuju
sasaran mereka karena umpan balik membantu mengidentifikasi kesenjangan
antara apa yang telah mereka lakukan dan apa yang ingin mereka lakukan.
Umpan balik yang timbul sendiri, dimana karyawan mampu memantau
kemajuannya sendiri telah terbukti merupakan motivator yang lebih hebat
daripada umpan balik yang dihasilkan dari luar
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan berbagai sumber referensi dan pendapat dari beberapa para ahli
serta berdasarkan diskusi kami tentang esensi dari motivasi, perspektif kepuasan
tentang motivasi dan perspektif proses tentang motivasi dapat kami tarik sebuah
kesimpulan bahwasanya :
Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan paper ini
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki
bersama. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami terutama dalam
merangkai kata-kata atau mengadopsi pemikiran berdasarkan sumber-sumber artikel
yang kami dapat di internet. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca terutama ibu dosen sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kami kedepannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/8855-ID-motivasi-
dan-kepuasan-kerja-karyawan.pdf
http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/viewFi
le/18175/18060
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20355007-S-Aswin
%20Wizaksana.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/1935/1/2013_2013311MEN.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/
197409072001121-
DIDIN_BUDIMAN/psikologi_motivasi/Perspektif_Teori_Moti
vasi.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/2726/3/2EM15429.pdf
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2984/
1/ANNISA%20TAHTA%20PUTRI-FEB.pdf
http://endang_setya.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/3588
9/PK_MOTIVASI.doc
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/12345
6789/6884/Bab%202.pdf?sequence=9
https://www.slideshare.net/mobile/dEcCkYdolLOg/power-
pointmotivasi-dalam-manajemen
17