Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kita haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga Kami dapat penyelesainkan tugas
pembuatan makalah untuk mata kuliah “ Manajemen Sumber Daya Manusia” dengan
judul Motivasi.

Dalam penulisan makalah ini Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, dengan senang hati ditunggu saran dan kritik dari pembaca.

Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi diri Kami sendiri dan pembaca,
semoga makalah ini dapat membatu kita memahami tentang motivasi.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan tertentu yang


cenderung untuk menetap. Motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong dan
mengarahkan keberhasilan prilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu. Motivasi bisa berasal
dari dalam diri seseorang atau pun dari luar dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri
sesorang disebut motivasi instrinsik, dan yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik.

Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa
memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang
melemahkan dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih
percaya diri.

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas seseorang.


Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada
kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam
belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar
mengajar.

Dengan demikian jika sebuah motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan
dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir kembali.

Sangatlah penting bagi setiap individu untuk memahami motivasi,


karena motivasi berhubungan erat dengan keberhasilan seseorang dan perusahaan
dalam mencapai tujuannya. Namun telah diketahui banyak pakar dan praktisi SDM
bahwa masalah motivasi bukanlah masalah yang mudah, baik memahami ataupun
menerapkannya.
Dikatakan tidak mudah karena berbagai alasan dan pertimbangan, akan tetapi
yang jelas ibahwa dengan motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk
berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya. Secara umum dapat
dijelaskan bahwa motivasi merupakan penyebab seseorang untuk bertindak atau
berusaha dalam pencapaian tujuan tertentu.
Tentu banyak faktor yang menyebabkan karyawan mempunyai motivasi kerja
yang tinggi atau rendah, namun secara garis besar motivasi dapat bersumber dari
faktor internal dan faktor eksternal tergantung dari mana suatu kegiatan dimulai.
Timbulnya motivasi internal disebabkan karena adanya kebutuhan dan
keinginan yang ada dalam diri seseorang. Kekuatan ini akan mempengaruhi pikirannya,
yang selanjutnya akan mengarahkan perilaku orang tersebut. Sebagai contoh, seorang
karyawan yang ingin mendapatkan nilai yang memuaskan dalam penilaian kinerja akan
menentukan perilaku karyawan dalam memenuhi syarat penilaian tersebut. Setelah
memikirkan dalam-dalam, perilakunya mungkin akan menjadi karyawan yang rajin
dalam bekerja, tidak datang terlambat, tidak pernah absen dan mematuhi peraturan,
tetapi dalam kenyataan tidak semua karyawan mempunyai keinginan yang kuat untuk
mencapai nilai yang memuaskan.
Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan yang ada di dalam individu yang
dipengaruhi oleh faktor internal yang dikendalikan oleh manajer, yaitu meliputi
penghargaan, kenaikan pangkat dan tanggung jawab. Motivasi eksternal meliputi faktor
pengendalian oleh manajer yang meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan
seperti halnya gaji atau upah, keadaan kerja dan kebijaksanaan perusahaan dan
pekerjaan yang mengandung hal-hal seperti penghargaan, pengembangan dan
tanggung jawab. Manajer perlu mengenal motivasi eksternal untuk mendapatkan
tanggapan yang positif dari karyawannya. Tanggapan yang positif ini menunjukkan
bahwa bawahan sedang bekerja demi kemajuan perusahaan. Manajer dapat
menggunakan motivasi eksternal yang positif maupun negatif. Motivasi positif
merupakan penghargaan atas prestasi yang sesuai, sedangkan motivasi negatif
mengenakan sanksi jika prestasi tidak dapat dicapai.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Motivasi.
2. Teori-Teori Motivasi.
3. Jenis-Jenis Motivasi
4. Faktor-Faktor Motivasi.
5. Isu-Isu Motivasi.

C. Tujuan Pembahasan

1. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Pengertian Motivasi.

2. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Teori Motivasi.

3. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Jenis-Jenis Motivasi.

4. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Faktor-Faktor Motivasi.

5. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Isu-Isu Motivasi.


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi Secara Umum

Secara umum definisi atau pengertian motivasi dapat diartikan sebagai


suatu tujuan atau pendorong, dengan tujuan sebenarnya tersebut yang menjadi daya
penggerak utama bagi seseorang dalam berupaya dalam mendapatkan atau mencapai
apa yang diinginkannya baik itu secara positif ataupun negatif. Adapun istilah dalam
pengertian Motivasi berasal dari perkataan Bahasa Inggris yakni motivation. Namun
perkataan asalnya adalah motive yang juga telah digunakan dalam Bahasa Melayu
yakni kata motif yang berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong seseorang
dalam melakukan sesuatu. Secara ringkas, Selain itu, Pengertian Motivasi merupakan
suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang muncul adanya gejala
perasaan, kejiwaan dan emosi sehingga mendorong individu untuk melakukan atau
bertindak sesuatu yang disebabkan karena kebutuhan, keinginan dan tujuan.
pengertian dan definisi motivasi menurut pendapat para ahli
1. Menurut Hamalik (1992:173), Pengertian Motivasi merupakan perubahan energi
dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan.
2. Menurut Sardiman (2006:73), Pengertian Motivasi merupakan perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

3. Menurut Mulyasa (2003:112), Pengertian Motivasi merupakan tenaga pendorong


atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan
tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang
tinggi.

4. Menurut Victor H. Vroom, motivasi ialah sebuah akibat dari suatu hasil yang ingin
diraih atau dicapai oleh seseorang dan sebuah perkiraan bahwa apa yang
dilakukannya akan mengarah pada hasil yang diinginkannya.
5. Robbins dan Judge, motivasi ialah suatu proses yang menjelaskan intensitas,
arah dan ketekunan individu agar dapat mencapai tujuannya.

6. Mc. Donald, motivasi ialah sebuah perubahan energi yang ada dalam diri
seseorang yang ditandakan dengan adanya rasa (feeling) dan didahului dengan
respon adanya sebuah tujuan.

7. Azwar, motivasi merupakan sebuah rangsangan atau dorongan yang dimiliki


oleh seseorang atau sekelompok masyarakat yang ingin bekerjasama secara
maksimal dalam melakukan sesuatu yang sudah direncanakan untuk mencapai
sebuah tujuan yang sudah ditetapkan.

8. Malayu, menjelaskan bahwa motivasi diambil dari kata latin yaitu movere yang
artinya dorongan atau pemberian daya penggerak yang dapat menciptakan
suatu kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja efektif, bekerjasama
dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai sebuah kepuasan.

9. Edwin B. Flippo, disebutkan bahwa motivasi merupakan suatu keahlian dalam


mengarahkan seorang pegawai & sebuah organisasi agar dapat bekerja supaya
berhasil, hingga para pegawai dan tujuan dari organisasi tersebut tercapai.

10. American Encyclopedia, disebutkan bahwa motivasi sebagai sebuah


kecendrungan yang ada didalam diri seseorang yang membangkitkan topangan
& mengarahkan tindak-tanduknya.

11. G. R. Terry, menjelaskan bahwa motivasi ialah sebuah keinginan yang ada pada
diri seseorang yang merangsangnya untuk melakukan berbagai tindakan.

12. Morgan et al. (dalam Marwansyah dan Mukaram, 2002: 151) menjelaskan bahwa
: "motivasi merupakan kekuatan yang mengendalikan dan menggerakkan
seseorang untuk melakukan tindakan atau perilaku yang diarahkan pada tujuan
tertentu".

13. Barton dan Martin (dalam Marwansyah dan Mukaram, 2000: 151) menjelaskan
bahwa: "motivasi merupakan kekuatan yang menggerakkan perilaku yang
memberi arah pada perilaku dan mendasari kecenderungan untuk tetap
menunjukkan perilaku tersebut."

14. Djamarah (2002: 34) mendefiniskan motivasi sebagai perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feelling dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu
berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang
mempunyai tujuan tertentu dan aktivitasnya, maka seseorang mempunyai
motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat ia
lakukan untuk mencapainya.

15. Menurut Winardi (2007,p1), motivasi berasal dari kata motivation yang berarti
”menggerakkan”. Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat
internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya
sikap entutiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu.

16. Menurut A. Anwar Prabu Mangkunegara, memberikan pengertian motivasi


dengan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja.

17. Menurut H. Hadari Nawawi mendefinisikan motivasi seseseorang melakukan


sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.

18. Menurut Henry Simamora, pengertian motivasi menurutnya adalah Sebuah


fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan
tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang
dikehendaki.

19. Menurut Soemanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu


perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi
pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat
menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi
tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
20. Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefenisikan
sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong
kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan
tertentu.

21. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan
eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan
minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan
penghormatan. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak
(Sargent, dikutip oleh Howard, 1999) menyatakan bahwa motivasi merupakan
dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian,
2004).

Dari pengertian maupun definisi motivasi para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong,
merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan
yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.

Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang
kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu,
baik disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2003). Motivasi seseorang dapat
ditimbulkan dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri-intrinsik dan dari
lingkungan-ekstrinsik (Elliot et al., 2000; Sue Howard, 1999). Motivasi intrinsik
bermakna sebagai keinginan dari diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya rangsangan
dari luar (Elliott, 2000). Motivasi intrinsik akan lebih menguntungkan dan memberikan
keajegan dalam belajar. Motivasi ekstrinsik dijabarkan sebagai motivasi yang datang
dari luar individu dan tidak dapat dikendalikan oleh individu tersebut (Sue Howard,
1999). Elliott et al. (2000), mencontohkannya dengan nilai, hadiah, dan/atau
penghargaan yang digunakan untuk merangsang motivasi seseorang.
Sebagai contoh, dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya penggerak yang
menjamin terjadinya kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat terpenuhi. Dengan demikian
motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang. Apabila seseorang tidak
mempunyai motivasi untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan mencapai hasil
belajar yang optimal. Untuk dapat belajar dengan baik di perlukan proses dan motivasi
yang baik, memberikan motivasi kepada pembelajar, berarti menggerakkan seseorang
agar ia mau atau ingin melakukan sesuatu.

Morgan (dalam Soemanto, 2001: 194) menjelaskan motivasi bertalian dengan tiga hal.
Ketiga hal tersebut adalah "keadaan yang mendorong  tingkah laku (motivating states),
tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan
daripada lingkah laku tersebut (good or ends of such behavior). Senada dengan
Morgan, lebih lanjut Hamalik (2002: 173-174) menjelaskan bahwa "motivasi adalah
suatu perubahan energi di dalam peribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan". Pendapat di atas, mengandung tiga unsur
yang saling berkaitan, yaitu : 1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam
pribadi, 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective aronsal), 3) motivasi
ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud adalah:
1. motivasi dimulai dengan adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-
perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di dalam
sistem neurofisiologis dalam organisme manusia. Contoh adanya perubahan
dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar. Akan tetapi, ada juga
perubahan energi yang tidak diketahui,
2. motivasi ditandai timbulnya perasaan (affective arousal) mula-mula merupakan
ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi.    Suasana emosi ini
menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin disadari, mungkin
juga tidak. Kita dapat mengamatinya pada perbuatan. Contoh siswa terlibat
dalam diskusi. Karena dia merasa tertarik pada masalah yang dibicarakan, dia
akan berbicara dengan kata-kata dan suara yang lancar dan cepat, dan motivasi
ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi
mengadakan respons-respons yang tertuju ke arah suatu tujuan. Respons-
respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan
energi dalam dirinya. Setiap respons merupakan suatu langkah ke arah
pencapaian tujuan. Contoh siswa ingin mendapat hadiah, maka ia akan belajar,
mengikuti ceramah, bertanya, membaca buku, mengikuti tes, dan sebagainya

B. Teori-Teori Motivasi

1. Teori Hierarki Maslow

Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog yang bernama Abraham
Maslow pada tahun 1943.  Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia
berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan
yang lebih tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki
Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah :

 Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap


makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk
bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling
mendasar.
 Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari
kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi,
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.

 Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai.


Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia
memerlukan keluarga dan teman.

 Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa


setelah memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut
berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai
oleh setiap orang.
 Kebutuhan Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah
kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.

2. Teori ERG Alderfer

Pada tahun 1969, Clayton Alderfer mempublikasikan artikel tentang kebutuhan


manusia yang berjudul “An Empirical Test of a New Theory of Human Need”. Teori
tersebut merupakan Teori Alternatif terhadap Teori Hirarki Maslow. Teori ini
mengemukan Tiga kebutuhan Manusia yaitu :

 Kebutuhan Eksistensi (Existence needs) yaitu kebutuhan akan pemenuhan


faktor fisiologis dan Materialistis termasuk kebutuhan akan rasa aman.
 Kebutuhan Hubungan (Relatedness needs) yaitu kebutuhan untuk memiliki
hubungan dengan orang lain.

 Kebutuhan Pertumbuhan (Growth needs) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk


bertumbuh dan mencapai potensi diri secara maksmal.

Teori yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer ini kemudian dikenal dengan
Teori ERG Alderfer yaitu singkatan dari Existance, Relatedness dan Growth.

3. Teori Kebutuhan McClelland

Seorang Psikolog Amerika Serikat yang bernama David McClelland


mengemukan hubungan antara kebutuhan pencapaian, afiliasi dan kekuasaan pada
akhir 1940-an.  Teori Kebutuhan McClelland diantaranya adalah :

 Kebutuhan akan Pencapaian (need for achievement)


 Kebutuhan akan Afiliasi (need for affiliation)

 Kebutuhan akan kekuasaan (need for power)

4. Teori Motivator-Hygiene Herzberg


Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang
mengemukan Teori Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat dari penelitian
terhadap 203 akuntan dan teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari hasil
penelitian tersebut ditemukan dua faktor yang berbeda yaitu kepuasan dan
ketidakpuasan dalam bekerja. Teori Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal dengan
Teori Dua Faktor.

 Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi,


tanggung jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut
juga dengan Faktor Motivator.
 Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan
bekerja dan lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan. Faktor
ini sering disebut dengan Faktor Hygiene.

5. Teori Harapan Vroom

Seorang professor Kanada yang bernama Victor Vroom pada tahun 1964
dalam bukunya yang berjudul “Work and Motivation” mengemukan sebuah Teori
Motivasi yang beranggapan bahwa orang-orang termotivasi untuk melakukan sesuatu
karena menginginkan suatu hasil yang diharapkan. Teori tersebut kemudian dikenal
dengan sebutan Teori Harapan atau Expectancy Theory.

Terdapat 3 konsep Teori Harapan Vroom, yaitu :

 Harapan (Expectancy), yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu usaha akan


menghasilkan kinerja tertentu. Effort (Usaha) → Performance (Kinerja).
 Instrumentally, yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu kinerja akan
mendapatkan hasil tertentu. Performance (Kinerja) → Outcome (Hasil)

 Valensi (Valence), yaitu  mengarah pada nilai positif dan negative yang dirujuk
oleh orang-orang terhadap sebuah hasil
C. Teori Motivasi Kontemporer

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan


seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini
adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini,
melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan
motivasi karyawan.

Teori motivasi kontemporer mencakup:

Teori kebutuhan McClelland

I. Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-


temannyA. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang
didefinisikan sebagai berikut.

a. kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-


standar, berusaha keras untuk berhasil.

b. kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku


sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.

c. kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan


antarpersonal yang ramah dan akrab.

Teori evaluasi kognitif


Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian
penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan
secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan Teori
evaluasi kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.
Teori Penentuan Tujuan
Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk
mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan
memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha
yang harus dikeluarkan.

Teori Keadilan
Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan
dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain,
dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.

Teori Harapan
Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak
dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa
tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu
terhadap individu tersebut.

Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks dan
pencapaian. Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu
yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi
intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi
kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi
ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-
imbalan eksternal. disamping itu terdapat pula fsktor yang lain yang mendukung
diantaranya ialah faktor internal yang datang dari dalam diri orang itu sendiri.

Jadi, mengacu pada pendapat-pendapat para ahli di atas, Cut Zurnali (2004)
mengemukakan bahwa motivasi karyawan dipengaruhi oleh motif, harapan dan insentif
yang diinginkan. Dalam banyak penelitian di bidang manajemen, administrasi, dan
psikologi, variabel-variabel motivasi ini sering digunakan. Berikut akan dijelaskan
masing-masing variabel motivasi tersebut.

Motif

Menurut Cut Zurnali (2004), motif adalah faktor-faktor yang menyebabkan


individu bertingkah laku atau bersikap tertentu. Jadi dicoba untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh seseorang?
Apa yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu pekerjaan atau aktivitas. Ini berarti
bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada di dalam dirinya (inner needs)
yang menyebabkan mereka didorong, ditekan atau dimotivasi untuk memenuhinya.
Kebutuhan tertentu yang mereka rasakan akan menentukan tindakan yang mereka
lakukan.
Lebih lanjut Cut Zurnali mengutip pendapat Fremout E. kast dan james E.
Rosenzweig (1970) yang mendefinisikan motive sebagai : a motive what prompts a
person to act in a certain way or at least develop appropensity for speccific behavior.
The urge to action can tauched off by an external stimulus, or it can be internally
generated in individual thought processes. Jadi motive adalah suatu dorongan yang
datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau sedikitnya adalah suatu
kecenderungan menyumbangkan perbuatan atau tingkah laku tertentu.
William G Scott (1962: 82) menerangkan tentang motive adalah kebutuhan
yang belum terpuaskan yang mendorong individu untuk mencapai tujuan tertentu.
Secara lengkap motiv menurut Scott motive are unsatiesfied need which prompt an
individual toward the accomplishment of aplicable goals. Berdasarkan uraian di atas
dapat dikatakan, motive adalah dorongan yang ada di dalam diri seseorang untuk
melakukan perbuatan guna memenuhi kepuasannya yang belum terpuaskan. Selain itu,
Maslow sebagaimana diungkap pada halaman sebelumnya membagi kebutuhan
manusia ke dalam beberapa hirarki, yakni kebutuhan-kebutuhan fisik, keselamatan dan
keamanan, sosial, penghargaan atau prestise dan kebutuhan aktualisasi diri.

Harapan
Mengacu pada pendapat Victor Vroom, Cut Zurnali (2004)mengemukakan
bahwa ekspektasi adalah adanya kekuatan dari kecenderungan untuk bekerja secara
benar tergantung pada kekuatan dari pengharapan bahwa kerja akan diikuti dengan
pemberian jaminan, fasilitas dan lingkungan atau outcome yang menarik. RL. Kahn dan
NC Morce (1951: 264) secara singkat mengemukakan pendapatan mereka tentang
expectation, yakni Expectation which is the probability that the act will obtain the goal.
Jadi harapan adalah merupakan kemungkinan bahwa dengan perbuatan akan
mencapai tujuan. Arthur levingson dalam buku Vilfredo Pareto (1953: 178)
menyatakan : The individual is influenced in his action by two major sources of role
expectation the formal demands made by the company as spalled out in the job, and
the informal expectation forces make behavioral demans on the individual attemps to
structure the social situation and the devine his place in it.
Dengan merumuskan beberapa pendapat para ahli, Cut Zurnali (2004)
menyatakan bahwa terdapat dua sumber besar yang dapat mempengaruhi kelakuan
individu, yaitu : sumber-sumber harapan yang berkenaan dengan peranannya antara
lain, tuntutan formal dari pihak pekerjaan yang terperinci dalam tugas yang seharusnya
dilakukan. Dan tuntutan informal yang dituntut oleh kelompok-kelompok yang ditemui
individu dalam lingkungan kerja. Di samping itu, menurut Wiliam G Scott (1962: 105),
addtionally, as could be anticipated, the groups themselves can be axpected to interact,
effecting the others expectations. Ternyata kelompok karyawan sendiri dapat juga
mempengaruhi harapan-harapan yang akan dicapainya. Dan dengan adanya keyakinan
atau pengharapan untuk sukses dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan atau
menggerakkan usahanya (Gary Dessler, 1983: 66). Selanjutnya Vroom yang secara
khusus memformulasikan teori expectancy mengajukan 3 (tiga) konsep konsep dasar,
yaitu : (1) Valence atau kadar keinginan seseorang; (2) Instrumentality atau alat
perantara; (3) Expectacy atau keyakinan untuk mewujudkan keinginan itu sendiri (Gary
Dessler, 1983: 66)

Insentif

Dalam kaitannya dengan insentif (incentive), Cut Zurnali mengacu pada


pendapat Robert Dubin (1988) yang menyatakan bahwa pada dasarnya incentive itu
adalah peransang, tepatnya pendapat Dubin adalah incentive are the inducement
placed the course of an going activities, keeping activities toward directed one goal
rather than another. Arti pendapat itu kurang lebih, insentif adalah perangsang yang
menjadikan sebab berlangsungnya kegiatan, memelihara kegiatan agar mengarah
langsung kepada satu tujuan yang lebih baik dari yang lain. Morris S. Viteles (1973: 76)
merumuskan insentif sebagai keadaan yang membangkitkan kekuatan dinamis individu,
atau persiapan-persiapan dari pada keadaan yang mengantarkan dengan harapan
dapat mempengaruhi atau merubah sikap atau tingkah laku orang-orang. Secara lebih
lengkap Viteles menyatakan : incentive are situasions which function in arousing
dynamis forces in the individual, or managements of conditions introduced with the
expectation of influencing or altering the behavior of people.
Menurut Cut Zurnali, pendapat yang mengemukakan bahwa insentif adalah
suatu perangsang atau daya tarik yang sengaja diberikan kepada karyawan dengan
tujuan agar karyawan ikut membangun, memelihara dan mempertebal serta
mengarahkan sikap atau tingkah laku mereka kepada satu tujuan yang akan dicapai
perusahaan. Joseph Tiffin (1985: 267) mengatakan bahwa pemnberian insentif sangat
diperlukan terutama apabila karyawan tidak banyak mengetahui tentang hal apa yang
akan dilakukannya. Berikut secara lengkap diuraikan pendapat Tiffin: ordinary speaking,
people will not learn very much about anything unless they are motivated to do so, that
is, unless they are supplied with an adequate incentive. Maknanya bahwa seseorang
tidak banyak mengetahui tentang sesuatu hal, apabila mereka tidak didorong untuk
melakukan pekerjaan yang demikian itu, yaitu apabila mereka tidak dibekali dengan
insentif secara cukup.

D. Faktor-Faktor Motivasi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi terdiri dari beberapa macam.


Motivasi yang ada dalam diri seseorang bukan merupakan indikator yang berdiri sendiri.
Motivasi itu sendiri muncul sebagai akibat dari interaksi yang terjadi di dalam individu.
Danim (2004) menyatakan bahwa, “Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
motivasi, yaitu sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan administrator. Kepemimpinan dengan gaya otoriter


membuat pekerja menjadi tertekan dan acuh tak acuh dalam bekerja.
2. Sikap individu. Ada individu yang statis dan ada pula yang dinamis. Demikian
juga ada individu yang bermotivasi kerja tinggi dan ada pula yang bermotivasi
kerja rendah. Situasi dan kondisi di luar dari individu memberi pengaruh terhadap
motivasi. Akan tetapi yang paling menentukan adalah individu itu sendiri.

3. Situasi kerja, lingkungan kerja, jarak tempuh dan fasilitas yang tersedia
membangkitkan motivasi, jika persyaratan terpenuhi. Akan tetapi jika persyaratan
tersebut tidak diperhatikan dapat menekan motivasi. Orang dapat bekerja
dengan baik jika faktor pendukungnya terpenuhi. Sebaliknya, pekerja dapat
menjadi frustasi jika faktor pendukung yang dia kehendaki tidak tersedia.

Parrek (2005) mengemukakan 6 (enam) indikator yang lazim digunakan untuk


mengukur motivasi kerja, yaitu:

1. Prestasi kerja, yaitu sesuatu yang ingin dicapai oleh seorang manajer dibawah
lingkungan kerja yang sulit sekalipun. Misalnya dalam menyelesaikan tugas yang
dibatasi oleh jadwal waktu (deadline) yang ketat yang harus dipenuhi, seseorang
pekerja dapat menyelesaikan tugasnya dengan hasil yang memuaskan.
2. Pengaruh, yaitu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan gagasan atau
argumentasi sebagai bentuk dari kuatnya pengaruh yang ingin ditanamkan
kepada orang lain. Saran – saran atau gagasan yang diterima sebagai bentuk
partisipasi dari seseorang pekerja akan menumbuhkan motivasi, apalagi jika
gagasan atau pemikiran tersebut dapat diikuti oleh orang lain yang dapat dipakai
sebagai metode kerja baru dan ternyata hasilnya positif dan dirasakan lebih baik.

3. Pengendalian, yaitu tingkat pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap


bawahannya. Untuk menumbuhkan motivasi dan sikap tanggung jawab yang
besar dari bawahan, seorang atasan dapat memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan
menumbuhkan partisipasi.

4. Ketergantungan, yaitu kebutuhan dari bawahan terhadap orang – orang yang


berada dilingkungan kerjaannya, baik terhadap sesama pekerja maupun
terhadap atasan. Adanya saran, gagasan ataupun ide dari atasan kepada
bawahan yang dapat membantunya memahami suatu masalah atau cara
penyelesaian masalah akan menjadi motivasi yang positif.

5. Pengembangan, yaitu upaya yang dilakukan oleh organisasi terhadap pekerja


atau oleh atasan terhadap bawahannya untuk memberikan kesempatan guna
meningkatkan potensi dirinya melalui pendidikan ataupun pelatihan.
Pengembangan ini dapat menjadi motivator yang kuat bagi karyawan. Disamping
pengembangan yang menyangkut kepastian karir pekerja. Pengertian
pengembangan yang dimaksudkan disini juga menyangkut metode kerja yang
dipakai. Adanya perubahan metode kerja yang dirasakan lebih baik karena
membantu penyelesaian tugas juga menjadi motivasi bagi pekerja.

6. Afiliasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang – orang atas dasar
sosial. Keterbukaan orang – orang yang berada dilingkungan kerja yang
memungkinkan hubungan antara pribadi dapat berjalan dengan baik, saling
membantu masalah pribadi akan menjadi motivasi yang positif dari pekerja.

Sedangkan Porter & Miles dalam Danim (2004) mengemukakan bahwa


terdapat 3 (tiga) variabel yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja, yaitu:

1. Sifat-sifat individual. Ini meliputi kepentingan setiap individu, sikap, kebutuhan


atau harapan yang berbeda pada setiap individu. Perbedaan-perbedaan tersebut
membuat derajat motivasi di dalam diri pekerja menjadi bervariasi satu dengan
lainnya. Seorang pekerja yang menginginkan prestasi kerja yang tinggi, misalnya
cenderung akan terdorong untuk melakukan pekerjaan yang dapat meningkatkan
taraf hidupnya. Sebaliknya, seseorang yang dimotivasi oleh uang akan
cenderung memilih pekerjaan yang imbalannya besar.
2. Sifat-sifat pekerjaan. Ini meliputi tugas-tugas yang harus dilaksanakan, termasuk
tanggung jawab yang harus diemban dan kepuasan yang muncul kemudian.
Pekerjaan yang banyak membutuhkan tanggungjawab, misalnya akan
mendatangkan kepuasan tertentu dan dapat meningkatkan derajat motivasi.

3. Lingkungan kerja dan situasi kerja karyawan. Seorang individu betah pada
lingkungan kerjannya akan senantiasa berinteraksi baik sesama rekan sekerja
maupun atasan. Disini, seorang karyawan dapat dimotivasi oleh rekan
sekerjanya atau oleh atasannya. Penghargaan yang diberikan oleh atasan baik
dalam bentuk materi maupun non materi akan meningkatkan motivasi kerja
karyawan.

E. ISU - ISU KHUSUS DALAM MOTIVASI

Memotivasi Para Profesional

Para Profesional mempunyai komitmen jangka panjang dan kuat bidang


keahliannya. Untuk tetap menguasaiperkembangan dalam bidang mereka, mereka
perlu secara teratur memutahirkan (update) pengetahuan mereka.Uang dan promosi
terletak di urutan bawah dari daftar prioritas mereka. Mereka cenderung digaji dengan
baik dan mereka menikmati apa yang mereka kerjakan. Mereka suka menangani
masalah-masalah dan menemukan pemecahan.Ganjaran utama mereka dalam
pekerjaan adalah pekerjaan itu sendiri. Para Profesional juga menghargai
dukungan,mereka menginginkan agar orang lain menganggap apa yang mereka
kerjakan adalah penting Karenna para Profesionalcenderung lebih difokuskan pada
kerja mereka sebagai kepentingan hidup merekayang sentral.Semakin bertambahnya
jumlah perusahaan yang menciptakan jalur karir alternative untuk orang-orang
teknis/professional mereka, memungkinkan karyawan untuk mmemperoleh lebih
banyak uang dan status tanpa memikul tanggung jawab managerial.
Memotivasi Pekerja Sementara/Tidak Tetap (Contigent)

Karyawan tidak tetap ini tidak mempunyai keamanan atau kemantapan


yang dimiliki karyawan tetap. Sementara itumereka tidak memihak pada organisasi atau
menunjukan komitmen yang dilakukan oleh pekerja-pekerja lain.Pekerja sementara
tidak diberi atau hanya sedikit diberi perawatan kesehatan,pension atau tunjangan yang
serupa.Untuk kelompok kecil pekerja sementara tersebut yang lebih menyukai
kebebasan distatus kesementaraannya. Dan yangakan memotivasi karyawan
sementara ini adalah kesempatan untuk permanen.Kemampuan seorang karyawan
semmentara untuk menemukan pekerjaan baru sangat bergantung pada
keterampilan.Jika karyawan itu melihat pekerjaan yang dia kerjakan dapat membantu
mengembangkan keterampilan yang dapat dijual,maka motivasi itu akan
ditingkatkan.Memisahkan karyawan itu atau mengubah semua karyawan kesuatu
rencana upah variable atau upah berdasarkanketerampilan mungkin akan membantu
mengurangi masalah ini.

Memotivasi Angkatan Kerja Yang Beraneka Ragam

Untuk memaksimalkan motivasi karyawan tentunya harus memahami dan


menanggapi keanekaragaman ini. Cara untukmemandunya adalah keluwesan
(fleksibilitas) untuk mencerminkan kebuutuhan karyawan yang beraneka ragam.
Misalyakebijakan cuti yang fleksibel atau mengizinkan yang akan bersekolah untuk
mengubah jadwal kerja mereka dari semesterke semester.

Memotivasi Karyawan Jasa Berketerampilan Rendah

Pendekatan tradisional untuk memotivasi orang-orang ini berfokus pada


memberikan pekerjaan dan pensiunan yangkebutuhan keuangannya tidak terlalu
banyak. Para karyawan ini juga diberikan tanggung jawab yang lebih luas
untukinventori,penjadwalan dan pengangkatan kerja. Untuk mengimbanginya
diperlukan perluasan jaringan perekrutan yangmembuat pekerjana-pekerjaan ini lebih
menarik dan menaikan tingkat upah atau mungkin mengusahakan beberapapendekatan
tradisional.

Memotivasi Orang Melakukan Tugas-Tugas Yang Terus Menerus Berulang

Memotivasi para individu dalam pekerjaan-pekerjaan ini dapat


dipermudahh melalui seleksi yang hati-hati. Banyak oranglebih menyukaai pakerjaan
yang memiliki jumlah keanekaragaman dan variasi yang minimal. Orang-orang tersebut
lebihcocok dengan pekerjaan yang terbakukan daripada orang-orang dengan
kebutuhhan yang kuat akan pertumbuhan danotonomi. Banyak pekerjaan yang
terbakukan khususnya dibidang manufaktur. Ini membuatnya relative mudah
untukmengisi kekosongan. Sementara upah tinggi dapat mempermudah masalah
perekrutan dan mengurangi keluar masuknyakaryawan, upah tinggi belum tentu
mengarah kepekerjaan yang termotivasi tinggi. Dan secara realistis ada pekerjaan
yangtidak siap untuk mengarahkan dirinya menjadi lebih menantang dan menarik untuk
dirancang ulang.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika suatu
motif telah dihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai.
Sedangkan motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif tidak dapat dilihat begitusaja dari perilaku
seseorang karena motif tidak selalu seperti yang tampak, bahkankadang-
kadang berlawanan dari yang tampak. Dari tujuan-tujuan yang tidak selalu
disadariini, kita dipaksa menghadapi seluruh persoalan motivasi yang
tidak disadari itu. Karena teori motivasi yang sehat tidak membenarkan
pengabaian terhadap kehidupan tidak sadar.
b. Dari banyaknya pandangan yang berbeda mengenai motivasi yang
mungkin dikarenakan oleh penggunaan metode observasi yang berbeda-
beda, studi tentang berbagai kelompok usia dan jenis kelamin yang
berbeda, dan sebagainya, terdapat model tentang motivasi yang
digeneralisasi yang mempersatukan berbagai teori yang ada.Ada macam-
macam motivasi dalam satu perilaku.
c. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari diri seseorang,
tidak perlu adanya rangsangan dari luar. Dari dalam diri seseorang sudah
ada dorongan yang menimbulkan mereka untuk melakukan sesuatu.
Berbeda dari motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
datang dari luar atau dari orang lain.

d. Proses psikologis di dalam diri seseorang yang menimbulkan motivasi


dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor internal yang berasal dari
dalam diri seseorang, motivasi internal timbul karena adanya keinginan
individu untuk memiliki prestasi dan tanggungjawab di dalam hidupnya.
Adapun faktor eksternal yang berasal dari luar diri seseorang, yang timbul
karena adanya peran dari luar, misalnya organisasi, yang turut menentukan
perilaku seseorang dalam kehidupannya.

e. Dalam isu motivasi, kita lihat beberapa masalah unik yang dihadapi dalam
upaya memotivasi karyawan profesional, pekerja sementara, dan
angkatan kerja yang beragam, pekerja jasa kerterampilan rendah, dan
orang-orang yang melakukan pekerjaan yang diulang-ulang.

B. Saran

a. Memberikan motivasi sesuai kebutuhan untuk mendorong dan


mengarahkan keberhasilan prilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu.

b. Memotivasi diri maupun karyawan perlu untuk memenuhi kebutuhan


fisiologis, sosial, dan lain sebagainya.

c. Dijelaskan dalam teori-teori diatas pentingnya motivasi untuk kebutuhan


dalam berkuasa berafiliasi dan lain sebagainya.

d. Penting untuk menghindari adanya kepemimpinan bertipe otoriter serta


beberapa faktor-faktor yang bisa menimbulkan terjadinya motivasi negatif
terhadap karyawan.
e. Setiap karyawan memiliki ragam dan golongan tertentu dan tentunya
diberikan motivasi tertentu pula.

Daftar Pustaka

Ismahfadillah, (2019). ”Isu Isu Istimewa Dalam Motivasi”.


https://www.scribd.com/doc/138445360/Isu-Isu-Istimewa-Dalam-Motivasi. diakses pada
29 Juni 2019, 15.26 Wita.

T’pos. (2012). “Teori Motivasi Kontemporer”.


http://hierone1.blogspot.com/2012/11/teori-motivasi-kontemporer.html. diakses pada 29
Juni 2019, 15.22 Wita.

E-Jurnal. (2016). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi”. https://www.e-


jurnal.com/2014/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-motivasi.html. diakses pada 29
Juni 2019, 15.19 Wita.

Budi Kho. (2019). “Pengertian Motivasi Dan Teori Teori Motivasi”.


https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-motivasi-dan-teori-teori-motivasi/.
diakses pada 29 Juni 2019, 15.13 Wita.

Om Makplus. (2016). “Pengertian Motivasi Serta Definisi Menurut Para Ahli”.


http://www.definisi-pengertian.com/2016/01/pengertian-motivasi-definisi-menurut-
ahli.html. diakses pada 29 Juni 2019, 15.07 Wita.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................3
Latar Belakang..............................................................................................5
Rumusan Masalah........................................................................................5
Tujuan...........................................................................................................6
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................6
Pengertian.....................................................................................................11
Teori-Teori Motivasi......................................................................................13
Teori Motivasi Kontemporer.........................................................................18
Faktor-Faktor Motivasi..................................................................................21
Isu-Isu Motivasi.............................................................................................24
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................24
Kesimpulan...................................................................................................25
Saran............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................27
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MOTIVASI

KELOMPOK 6

NURUL KAMRIANI : 1811293


PUTRI ANIZAH : 1811294
RESKI WARDANI : 1811297
ROSALIANI BUNGA : 1811299
RIDWAN : 1811298

KELAS M-C2
STIE TRI DHARMA NUSANTARA MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai