Dosen Pengampu:
M. Farid Nasrulloh, S.Pd.Si,M.Pd
Disusun Oleh:
1. Laila Dewi Safitri (2001011862)
2. Dimas Hidayatullah (2001012077)
3. Muhammad Mardani (2001011881)
Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehinga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
sekolah, sosialisasi anak dan pembentukan karakter ini tepat pada waktunya.
Makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang topic masalah bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak m. Farid nasrulloh, s.pd.si,m.pd
bidang sosiologi pedidikan islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Pendahuluan.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
B. Pengertian disiplin........................................................................................6
A. Kesimpulan..................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan
sesuatu hal. Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu
dari diri kita sendiri atu pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut
motivasi itu juga yang menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu
hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan
yang kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita
semua awalnya “baik”.
B. Rumusan Masalah
1. . Apa yang dimaksud dengan motivasi diri?
2. Apa yang dimaksud dengan disiplin?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengarui kedisiplinan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi
2. Untuk mengetahui pengertian disiplin
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kedisiplinan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin, movere yang berarti
bergerak atau bahasa inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong
untuk berbuat (driving force).1 Motif tidak berdiri sendiri, tetapi
saling berkaitan dengan faktor lain, baik faktor eksternal, maupun
faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut
motivasi.
Jadi motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau
organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Sedang
menurut plotnik, motivasi mengacu pada berbagai faktor fisiologi
dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas
dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu. Motivasi adalah
suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu, dan memberi arah dan ketahanan (persistence) pada
tingkah laku tersebut.
Motivasi adalah suatu proses yang menghasilkan intensitas,
arah dan ketentuan individual dalam usaha untuk mencapai suatu
tujuan. Dimana intensitas adalah seberapa kerasnya seseoang
berusaha, sedangkan ketentuan adalahukuran seseorang senerapa
lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) penggerak
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan
entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
1
Sardiman, A.M. (2013). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.
B. Pengertian Motivasi Diri
Motivasi diri adalah motivasi yang berasal dari dalam diri
kita sendiri. Motivasi diri merupakan sebuah kemampuan kita
untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan bantuan orang lain.
Kita memiliki kemampuan untuk mendapatkan alasan atau
dorongan untuk bertindak. Proses mendapatkan dorongan
bertindak ini pada dasarnya sebuah proses penyadaran akan
keinginan diri sendiri yang biasanya terkubur.2 Setiap orang
memiliki keinginan yang merupakan dorongan untuk bertindak,
namun seringkali dorongan tersebut melemah karena faktor luar.
Melemahnya dorongan ini bisa dilihat dari hilangnya harapan dan
ketidak berdayaan.
Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang
melemahkan dorongan kita. Rasa tidak tidak berdaya dihilangkan
menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan
dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa
yang diinginkan bisa kita capai. Dengan demikian jika sebuah
sumbat motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa
harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa
mengalir kembali.
Membangun impian adalah salah satu cara memotivasi diri
sendiri. Namun, membangun impian bisa tidak berguna jika
hambatan-hambatan pada diri sendiri masih ada. Inilah mengapa
banyak orang yang tidak mau bermimpi, sebab ada sebuah faktor
yang masih belum diselesaikan, yaitu faktor keberdayaan. Jadi,
sebaiknya sebelum kita membangun mimpi, kita harus membangin
rasa percaya diri terlebih dahulu. Jika tidak, membangun impian
bisa percuma. Impian yang besar tanpa kepercayaan diri seperti
mimpi di siang bolong, angan-angan, atau khayalan belaka.
2
Hamalik, Oemar. (2015). Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Mereka mengatakan ingin, tapi tidak ada tindakan yang terjadi.
Hanya ada dua penyebab, harapan meraih mimpi yang tidak ada
dan/atau mereka merasa tidak mampu meraih impian tersebut.
C. Faktor Motivasi Diri
D. Pengertian Disiplin
Arti disiplin bila dilihat dari segi bahasanya adalah latihan
ingatan dan watak untuk menciptakan pengawasan (kontrol diri),
atau kebiasaan mematuhi ketentuan dan perintah. Jadi arti disiplin
secara lengkap adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu
pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa
paksaan dari siapa pun (asy mas’udi. 2000: 88).
Disiplin pada hakekatnya adalah suatu ketatan yang
sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk
menunaikan tugas kewajiban serta perilaku sebagaimana mestinya
menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku
di dalam suatu lingkaran tertentu. Relisasinya harus terlihat
(menjelma) dalam perbuatan atau tingkah laku yang nyata, yaitu
perbuatan tingkah laku yang sesuai dengan aturan-aturan atau tata
kelakuan yang semstinya (amiroeddin sjarif 1983:21)
Adapun ahli lain berpendapat tentang pengertian disiplin
adalah sebagai berikut:
1) kreasi dan persiapan kondisi pokok untuk bekerja
2) kontrol diri sendiri
3) melatih dan belajar tingkah laku yang dapat diterima
4) sejumlah pengontrolan guru terhadap murid menurut arikunto
(1990:137)
Macammacam disiplin ditunjukkan dengan tiga perilaku
yaitu:
3
Tu’u Tulus. (2010). Peran Dsiplin pada perilaku daan prestasi siswa. Jakarta Grasindo
a) perilaku kedisiplinan di dalam kelas,
b) perilaku kedisiplinan di luar kelas di lingkungan sekolah, dan
c) perilaku kedisiplinan di rumah.
Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa
disiplin mengandung arti adanya kesediaan untuk mematuhi
peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukan hanya
karena adanya tekanantekanan dari luar, melainkan kepatuhan yang
didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya
peraturan-peraturan. Kondisi yang dinamis, tertib dan aman adalah
merupakan pencerminan dari kedisiplinan atau kehadiran dan
kepatuhan, baik itu disiplin kepala sekolah, guru maupun siswa
yang didasari oleh kesadaran dalam menjalankan dan
melaksanakan peraturan.
Perilaku negative sebagian pelajar, remaja dan mahasiswa
pada akhir-akhir ini telah melampaui batas kewajaran karena telah
menjurus pada tindak melawan hukum, melanggar tata tertib,
melanggar moral agama, kriminal dan telah membawa akibat yang
sangat merugikan masyarakat. Kenakalan remaja dapat dikatakan
wajar, jika perilaku itu di lakukan dalam rangka mencari identitas
diri, serta tidak membwa akibat yang membahayakan kehidupan
orang lain dan masyarakat. Dalam menanamkan disiplin, guru
bertanggungjawab mengarahkan dan berbuat baik, menjadi contoh,
sabar dan penuh pengertian. Guru harus mampu mendisiplinkan
peserta didik dengan kasih saying, terutama disiplin diri ( self-
discipline).
Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu melakukan
hal-hal sebagai berikut:
(1) membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku untuk
dirinya.
(2) membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya.
(3) menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk
menegekkan kedisiplin upaya mendisiplinkan peserta didik dengan
kasih sayang. Mendisiplinkan peserta didik dengan kasih saying
dapat dilakukan secara demokratis yakni dari, oleh dan untuk
peserta didik, sedangkan guru tut wuri handayani.
1. Faktor pembawaan
Menurut aliran nativisme bahwa nasib seseorang itu
sebagian besar berpusat pada pembawaannya, sedangkan pengaruh
lingkungan hidupnya sedikit saja. Baik buruknya perkembangan
seseorang sepenuhnya bergantung pada pembawaannya. Pendapat
ini menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan orang
berdisiplin adalah pembawaan yang merupakan warisan atau
keturunan.
2. Faktor kesadaran
Kesadaran adalah hati yang terbuka atas pikiran yang telah
terbuka tentang apa yang telah dikerjakan. Disiplin akan lebih
mudah ditegakkan bila timbul dari kesadaran setiap insan untuk
selalu berbuat sesuai dengan aturan tanpa paksaan dari luar.
Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan jika seseorang
4
Tursan Hakim, Belajar Secara Efektif (Jakarta: Puspa Swara, 2001),
memiliki kesadaran atau pikirannya telah terbuka untuk
melaksanakan disiplin maka dia pun akan melaksanakannya.
1. Nasehat memberikan
Nasehat yang baik akan menjadikan seseorang untuk berbuat yang
lebih teratur dari perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya.
Dengan demikian seseorang akan melatih dirinya untuk berdisiplin
sesuai dengan nasehat yang sudah diterimanya.
2. Latihan
Latihan melakukan sesuatu dengan penuh disiplin yang baik dapat
dilakukan sejak kecil dan terus-menerus akan menjadikannya
terbiasa melaksanakannya, jadi dalam hal disiplin yang ada pada
seseorang selain berasal dari pembawaan bisa dikembangkan
melalui latihan secara terus-terusan.
3. Lingkungan
Menurut f. Patty dalam bukunya baharuddin yang berjudul
psikologi pendidikan menjelaskan bahwa: lingkungan merupakan
sesuatu yang mengelilingi individu di dalam hidupnya, baik dalam
bentuk lingkungan fisik seperti orangtua, rumah, kawan bermain,
dan masyarakat sekitar maupun dalam bentuk lingkungan
psikologis seperti perasaan-perasaan yang dialami, cita-cita,
persoalan-persoalan yang dihadapi dan sebagainya. Salah satu
faktor yang menunjang keberhasilan pendidikan adalah lingkungan,
demikian juga dalam disiplin. Lingkungan organisasi misalanya dalam
kesehariannya anggota organisasi terbiasa melakukan kegiatan yang
tertib dan teratur karena lingkungan yang mendukung serta memaksanya
untuk berdisiplin.
4. Pengaruh kelompok
pembawaan dari latihan sangat berpengaruh dalam kedisiplinan,
perubahan dari lahir yang ditunjang latihan bisa dikembangkan jika
terpengaruh oleh suatu kelompok yang berdisiplin. Pembawaan yang
baik ditunjang dengan latihan yang baik, serta bisa menjadi buruk
apabila terpengaruh oleh suatu kelompok yang tidak baik demikian
juga sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kelompok lebih
kuat dibanding yang lain, karena tidak dapat disangkal bahwa manusia
sebagai makhluk sosial dan bersosialisasi merupakan kebutuhan yang
tidak dapat dihindari. Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa
menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya,
serta siswa juga dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat
penting bagi masa depannya kelak, karena dapat membangun
kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi
semua pihak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa disiplin di sekolah itu sangat
diperlukan. Karena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat
berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang
dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi stabilitas
kegiatan belajar mengajar. Selain itu sikap disiplin sangat
diperlukan untuk di masa depan bagi pengembangan watak dan
pribadi seseorang, sehingga menjadi tangguh dan dapat
diandalkan bagi seluruh pihak.
oleh karena itu, marilah kita hidup berdisiplin. Agar
kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bisa
diandalkan. Jika tidak dari sekarang kita membiasakan untuk
berdisiplin, kapan lagi kita bisa merubah dunia ini? Semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi pedoman untuk
menjadi lebih baik bagi para pembaca khususnya para siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (2015). Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Sardiman, A.M. (2013). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.
Tu’u Tulus. (2010). Peran Dsiplin pada perilaku daan prestasi siswa. Jakarta Grasindo