DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TARBIYAH
ASAHAN
TA. 2020/2021.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah swt karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Motivasi
ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Motivasi . Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membagun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apadila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan
sarannya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Dan Klasifikasi Motivasi. 2
B. Konsep kebutuhan (Need),Motif Dan Motivasi. 3
C. Dinamika Motivasi Manusia. 4
D. Strategi Meningkatkann Motivasi Belajar. 5-6
E. Pengukuran Motivasi 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah.
1. Apa definisi dan klasifikasi motifasi?
2. Bagaimana konsep kebutuhan (needs), motif, motifasi?
3. Bagaimana dinamika motivasi manusia?
4. Strategi bagaimana yang meningkatkan motivasi belajar?
5. Bagaimana cara mengukur motivasi siswa?
C. Tujuan.
1. Untuk mengetahui definisi dan klasifikasi motivasi.
2. Untuk mengetahui konsep kebutuhan (needs), motif, motivasi.
3. Untuk mengetahui dinamika motivasi manusia.
4. Untuk mengethaui bagaimana yang meningkatkan motivasi dalam belajar.
5. Untuk mengethaui cara mengukur motivasi siswa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
M.ngalim Purwanto, pisikologi pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 40252, 2007. hlm. 60.
2
M.ngalim Purwanto, pisikologi pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 40252, 2007. hlm.62.
2
B. Konsep kebutuhan (Need),Motif Dan Motivasi.
Konsep isitilah motif dan motivasi secara bergantian,memang pengertian
motif dan motivasi sukar dibedakan secara tegas. Motif menunjukan suatu dorongan
yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau
bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah pendorongan atau usaha
yang disadar untuk mempengaruhi tingkah laku agar ia tergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.3
Kebutuhan (need) tidak dapat dipisahkan dari motif atau perbuatan. Sedikit
banyaknya suatu organisme pasti ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu
yang hendak dicapainya. Kebutuhan sendiri diberi arti khusus, sertain mengunkan
istilah “kebutuhan” (need) itu hanya sebgai suatu istilah yang berarti suatu
kekurangan tertentu di dalam suatu organisme. Bagi manusia, istilah “kebutuhan” itu
sudah mengandung arti yang lebih luas lagi,tidak hanya bersifat fisiologis tetapi juga
psikis.4
Ada 6 kebutuhan individu yaitu diantaranya sebagai berikut:5
1. Kebutuhan jasmaniah
2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan kasih sayang
4. Kebutuhan akan penghargaan
5. Kebutuhan akan rasa sukses
6. Kebutuhan akan agama
Menurut vroom motivasi mengacu pada kepada suatu peroses
mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan
yang dikehendaki.
Motivasi mengandung 3 komponen pokok yaitu:
1. Menggerakan berarti menimbulkan kekuatan pada individu memimpin
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Contohnya kekuatan dalam
hal ingatan.
2. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku yang dengan
demikian dapat menyediakan suatu orientasi tujuan.yang dimana tingkah laku
individu diarahkan.
3. Untuk menjaga dan menompang tingkah laku,lingkungan sekitar harus
menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan dankekuatan individu.
3
Siti Maryam Tanjung, pisikologi pendidikan, Diktat.hlm.65.
4
M.ngalim Purwanto, pisikologi pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 40252, 2007. Hlm.61
5
http://iisherlina2903.blogspot.com/2016/12/makalah-psikologi-pendidikan.html.
3
C. Dinamika Motivasi Manusia.
6
Siti Maryam Tanjung, pisikologi pendidikan, Diktat.hlm.67.
7
http://iisherlina2903.blogspot.com/2016/12/makalah-psikologi-pendidikan.html.
4
D. Strategi Meningkatkann Motivasi Belajar.
8
Harbeng Masni, Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar.hlm. 5
5
Selain strategi di atas,Terdapat berbagai alternatif lain sebagai upaya
dan usaha yang dapat meningkatkan motivasi belajar bagi mahasiswa seperti:
1. Melalui Pengembangan Bahan Pembelajaran.
Upaya-upaya dan usaha untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa melalui pengembangan bahan belajar sudah dilakukan
dengan mengacu kepada teknik-teknik, konsep-konsep atau teori-
teori pengembangan dan penulisan modul. Misalnya,
menggunakan ilustrasi, gambar, dan grafis, menggunakan bahasa
yang sederhana sehingga memudahkan siswa memahaminya,
penyajian materi dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
mudah ke sukar, dari yang jenis media yang disesuaikan
karakteristik mata pelajaran ini dimungkinkan guru atau siswa
dalam proses pembelajaran dapat memilih jenis media yang
sesuai karakteristik dan pola pembelajaran yang diinginkannya,
dan memungkinkan pemanfaatannya secara kombinasi. Berarti
kehadiran berbagai jenis media, memungkinkan proses
pembelajaran sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan
siswa.
2. Melalui Awal Pembelajaran yang Baik.
Pertama mengecek kehadiran siswa. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk memusatkan perhatian siswa pada situasi pembelajaran
yang akan di mulai. Dengan demikian baik fisik dan mentalnya
terjaga dan siap mengikuti pelajaran. Memusatkan perhatian
berarti motivasi siswa sudah mulai muncul Kedua, Mengutarakan
mata pelajaran, judul, dan nomor modul yang akan dibahas atau
didiskusikan, dan diikuti dengan penjelasan singkata materi yang
lalu serta kaitannya dengan modul yang didiskusikan. Perhatian
siswa terhadap mata pelajaran bersangkutan susdah lebih
dipusatkan.9
9
Harbeng Masni, Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar.hlm. 6
6
E. Pengukuran Motivasi
Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur. Pada
umumnya, yang banyak diukur adalah motivasi sosial dan motivasi biologis. Ada
beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu dengan 1) tes proyektif, 2) kuesioner,
dan 3) perilaku.(Notoadmodjo, 2010)
a. Tes Proyektif
Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri kita.
Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan orang, maka kita beri
stimulus yang harus diinterprestasikan. Salah satu teknik proyektif yang banyak
dikenal adalah Thematic Apperception Test (TAT). Dalam test tersebut klien
diberikan gambar dan klien diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut.
Dalam teori Mc Leland dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu
kebutuhan untuk berprestasi (n-ach), kebutuhan untuk power (n-power), kebutuhan
untuk berafiliasi (n-aff). Dari isi cerita tersebut kita dapat menelaah motivasi yang
mendasari diri klien berdasarkan konsep kebutuhan diatas. (Notoatmodjo, 2010).
b. Kuesioner
Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuesioner adalah dengan
meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat
memancing motivasi klien. Sebagi contoh adalah EPPS (Edward’s Personal
Preference Schedule). Kuesioner tersebut terdiri dari 210 nomer dimana pada masing-
masing nomor terdiri dari dua pertanyaan. Klien diminta memilih salah satu dari dua
pertanyaan tersebut yang lebih mencerminkan dirinya. Dari pengisian kuesioner
tersebut kita dapat melihat dari ke-15 jenis kebutuhan yang dalam tes tersebut,
kebutuhan mana yang paling dominan dari dalam diri kita. Contohnya antara lain,
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan untuk berafiliasi
dengan orang lain, kebtuhan untuk membina hubungan dengan lawan jenis, bahakan
kebutuhan untuk bertindak agresif. (Notoatmodjo, 2010).
c. Observasi Perilaku
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga
klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya. Misalnya,
untuk mengukur keinginan untuk berprestasi, klien diminta untuk memproduksi
origami dengan batas waktu tertentu. Perilaku yang diobservasi adalah, apakah
klien menggunakan umpan balik yang diberikan, mengambil keputusan yang
berisiko dan mementingkan kualitas dari pada kuantitas kerja. (Notoatmodjo,
2010.10
10
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2014/06/pengukuran-motivasi.html
7
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta:
Salemba Empat. Hal.222-232
Budiningsih, Asri, C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.