Anda di halaman 1dari 12

MOTIVASI

DISUSUN OLEH :

AZIZAH WILDIYA SARI


SUDARLINA
FADILLA HUSNA YUSLI
RAFIKA NINGSIH

SEMESTER : I (SATU) EKSTENSI


PRODI : PAI
DOSEN PEMBIMBING : SITI MARYAM TANJUNG, M . PD. I
MATA KULIAH : PISIKOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUM

ASAHAN

TA. 2020/2021.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah swt karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Motivasi
ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Motivasi . Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membagun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apadila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan
sarannya.

KISARAN, 15 DESEMBER 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Dan Klasifikasi Motivasi. 2
B. Konsep kebutuhan (Need),Motif Dan Motivasi. 3
C. Dinamika Motivasi Manusia. 4
D. Strategi Meningkatkann Motivasi Belajar. 5-6
E. Pengukuran Motivasi 7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Motifasi adlah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai


dengan ,munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan
yang mengandung elemen penting yaitu :
1. Perubahan, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan
energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme
manusia karena menyangkut perubahan energi manusia walaupun motivasi itu
muncul dari dalam diri manusia.
2. Motuvasi ditandai dengan munculnya, rasa atau filing efeksi seseorang.
motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi inilah yang
dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
dinyatakan merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan. Motivasi memang
muncul dari dalam diri manusia, tapi kemunculannya terdorong karena adanya
unsur lain.

B. Rumusan masalah.
1. Apa definisi dan klasifikasi motifasi?
2. Bagaimana konsep kebutuhan (needs), motif, motifasi?
3. Bagaimana dinamika motivasi manusia?
4. Strategi bagaimana yang meningkatkan motivasi belajar?
5. Bagaimana cara mengukur motivasi siswa?

C. Tujuan.
1. Untuk mengetahui definisi dan klasifikasi motivasi.
2. Untuk mengetahui konsep kebutuhan (needs), motif, motivasi.
3. Untuk mengetahui dinamika motivasi manusia.
4. Untuk mengethaui bagaimana yang meningkatkan motivasi dalam belajar.
5. Untuk mengethaui cara mengukur motivasi siswa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Dan Klasifikasi Motivasi.


Di dalam buku pyschologi Understanding Of Human Behavior, sartain
mengatakan motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme
yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.1
Bisa dikatakan apa saja yang diperbuat manusia yang penting maupun yang kurang
penting, yangberbahaya maupun yang mengandung resiko selalu ada motivasinya.
Dalam soal beljar motivasi sangtlah penting karena pada dasarnya motvasi
adalah syarat mutlak untuk belajar. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat,
maka terhasilkanlah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasl-hasil yang tidak
terduga. Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari pada kebutuhan. Seseorang atau
suatu organisme yang berbuat atau melakukan sesuatu, sedikit banyaknya ada
kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak di capainya.
Klasifikasi motivasi mengolo gkan motif-motif ayang ada dalam diri manusia
atau suatu organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-
masing.2
a. Seratain membagi motif-motif menjadi dua golongan yaitu physiological
drive dan social motives. Yang dimaksud dengan physiological drive ialah
dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis/jasmaniah, seperti lapar, haus dan
sebagainya. Sedangkan social motivies ialah dorongan-dorongan yang ada
hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat seperti dorongan
estetis,dorongan ingin selalu berbuat baik (etika), dan sebagainya.
b. Woodworth mengadakan klasifikasi motif-motif sebagai berikut: mula-mula
ia membedakan/membagi motif-motif itu menjadi dua bagian yaitu unlearned
motivies ( motif-motif pokok yang tidak dipelajari) dan learned
motivies(motif-motif yang dipelajari).
c. Motif-motif itu dapat pula dibedakan menjadi dua bagian yaitu motif
interinsik dan motif ekstrinsik. Motif interinsik yaitu motif yang disebut jika
di dalam obyeknya itu sendiri. Dan motif ekstrinsik yaitu motif yang disebut
jika di luar obyeknya itu sendiri. Contohnya.
1. Si amat bertekun mempelajari psikologi karena ia benar-benar tertarik dan
ingin sekali menguasai pelajaran itu. Motif interinsik timbul dari alam diri
seseoarang tanpa paksaan dari luar.

1
M.ngalim Purwanto, pisikologi pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 40252, 2007. hlm. 60.
2
M.ngalim Purwanto, pisikologi pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 40252, 2007. hlm.62.

2
B. Konsep kebutuhan (Need),Motif Dan Motivasi.
Konsep isitilah motif dan motivasi secara bergantian,memang pengertian
motif dan motivasi sukar dibedakan secara tegas. Motif menunjukan suatu dorongan
yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau
bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah pendorongan atau usaha
yang disadar untuk mempengaruhi tingkah laku agar ia tergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.3
Kebutuhan (need) tidak dapat dipisahkan dari motif atau perbuatan. Sedikit
banyaknya suatu organisme pasti ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu
yang hendak dicapainya. Kebutuhan sendiri diberi arti khusus, sertain mengunkan
istilah “kebutuhan” (need) itu hanya sebgai suatu istilah yang berarti suatu
kekurangan tertentu di dalam suatu organisme. Bagi manusia, istilah “kebutuhan” itu
sudah mengandung arti yang lebih luas lagi,tidak hanya bersifat fisiologis tetapi juga
psikis.4
Ada 6 kebutuhan individu yaitu diantaranya sebagai berikut:5
1. Kebutuhan jasmaniah
2.      Kebutuhan akan rasa aman
3.      Kebutuhan kasih sayang
4.      Kebutuhan akan penghargaan
5.      Kebutuhan akan rasa sukses
6.      Kebutuhan akan agama
Menurut vroom motivasi mengacu pada kepada suatu peroses
mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan
yang dikehendaki.
Motivasi mengandung 3 komponen pokok yaitu:
1. Menggerakan berarti menimbulkan kekuatan pada individu memimpin
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Contohnya kekuatan dalam
hal ingatan.
2. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku yang dengan
demikian dapat menyediakan suatu orientasi tujuan.yang dimana tingkah laku
individu diarahkan.
3. Untuk menjaga dan menompang tingkah laku,lingkungan sekitar harus
menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan dankekuatan individu.

3
Siti Maryam Tanjung, pisikologi pendidikan, Diktat.hlm.65.
4
M.ngalim Purwanto, pisikologi pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 40252, 2007. Hlm.61
5
http://iisherlina2903.blogspot.com/2016/12/makalah-psikologi-pendidikan.html.

3
C. Dinamika Motivasi Manusia.

Dinamika merupakan beragam cara dalam memotivasi siswa. Motivasi belajar


adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar.Motivasi seseorang akan meningkat apabila terlihat adanya hubungan antara
kegiatan yang dilakukan dengan tujuan yang indin dicapai.6
Dipandnag dari segi motifnya,setiap prilaku masnuia mengandung 3 aspek
Kedudukan yang bertahap dan berurutan yaitu:
1. Motivating states
Timbul kekuatan dan terjadinya kesiapsediaan sebagai akibat terasanya
kebutuhan jaringan atau sekresi hormonal dari dalam diri organisme atau
tergantung pada stimulasi tertentu.
2. Motivating behavior
Bergeraknya organisme kearah tujuan tertentu sesuai dengan sifat kebutuhan
yang hendak dipenuhi dan dipuaskannya. Misalnya haus mencari air untuk
diminum.
3.   Satisfied conditions
Dengan dicapai tujuan yang dapat memenuhi kebutuhan yang terasa, maka
keseimbangan dari dalam organisme pulih kembali dengan terpeliharanya,
homostetis, kondisi demikian dihayati sebagai rasa nikmat dan puas atau
lega.7
Dinamika kelompok merupakan sinergi dari semua faktor yang ada dalam
suatu kelompok yang merupakan pengerakan secara serentak.

6
Siti Maryam Tanjung, pisikologi pendidikan, Diktat.hlm.67.
7
http://iisherlina2903.blogspot.com/2016/12/makalah-psikologi-pendidikan.html.

4
D. Strategi Meningkatkann Motivasi Belajar.

Kaum humanistik yakin bahwasanya motivasi itu dikontrol dari


dalam diri individu itu sendiri. Kesadaran dari individulah yang membuat
induvidu terdorong untuk belajar. Meskipun awalnya motivasi datang dari
luar namun untuk meyakinkan sebuah motivasi, maka individu sendirilah
yang akan bergerak untuk melakukannya. Ada beberapa hal yang bisa
dijadikan sebagai indikator tingkah laku mahasiswa yang memiliki motivasi
yang diarahkan oleh diri sendiri menurut Klausemeler (dalam Elida
Prayitno,1989:88) dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Mahasiswa mulai mengerjakan tugas-tugas perkuliahan tepat
waktu, dan berusaha menyelesaikannya secara baik dan
dikerjakan oleh diri sendiri atau dibahas secara kelompok.
2. Berkunjung ke rumah atau kos teman, kakak kelas maupun ke
rumah dosen atau situasi-situasi lain dalam rangka mendapatkan
bahan masukan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
3. Dengan segala senang hati memperbaiki tugas-tugasnya sampai
benar- benar sempurna.
4. Mahasiswa merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilannya
dalam belajar.
5. Tetap belajar di kelas seperti membaca buku, diskusi, meskipun
dosen tidak ada di kelas.
6. Selalu sibuk melakukan apa saja yang dapat mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya dengan sarana yang ada di
kampusnya.
7. Mempunyai interaksi sosial yang harmonis dengan mahasiswa lainnya.
8. Mempunyai interaksi yang harmonis dengan dosen-dosen.
9. Menghemat dan memelihara harta benda sendiri atau milik orang lain.
10. Berani mengemukakan pendapatnya di ruangan kelas.8

8
Harbeng Masni, Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar.hlm. 5

5
Selain strategi di atas,Terdapat berbagai alternatif lain sebagai upaya
dan usaha yang dapat meningkatkan motivasi belajar bagi mahasiswa seperti:
1. Melalui Pengembangan Bahan Pembelajaran.
Upaya-upaya dan usaha untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa melalui pengembangan bahan belajar sudah dilakukan
dengan mengacu kepada teknik-teknik, konsep-konsep atau teori-
teori pengembangan dan penulisan modul. Misalnya,
menggunakan ilustrasi, gambar, dan grafis, menggunakan bahasa
yang sederhana sehingga memudahkan siswa memahaminya,
penyajian materi dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
mudah ke sukar, dari yang jenis media yang disesuaikan
karakteristik mata pelajaran ini dimungkinkan guru atau siswa
dalam proses pembelajaran dapat memilih jenis media yang
sesuai karakteristik dan pola pembelajaran yang diinginkannya,
dan memungkinkan pemanfaatannya secara kombinasi. Berarti
kehadiran berbagai jenis media, memungkinkan proses
pembelajaran sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan
siswa.
2. Melalui Awal Pembelajaran yang Baik.
Pertama mengecek kehadiran siswa. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk memusatkan perhatian siswa pada situasi pembelajaran
yang akan di mulai. Dengan demikian baik fisik dan mentalnya
terjaga dan siap mengikuti pelajaran. Memusatkan perhatian
berarti motivasi siswa sudah mulai muncul Kedua, Mengutarakan
mata pelajaran, judul, dan nomor modul yang akan dibahas atau
didiskusikan, dan diikuti dengan penjelasan singkata materi yang
lalu serta kaitannya dengan modul yang didiskusikan. Perhatian
siswa terhadap mata pelajaran bersangkutan susdah lebih
dipusatkan.9

9
Harbeng Masni, Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar.hlm. 6

6
E. Pengukuran Motivasi
Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur. Pada
umumnya, yang banyak diukur adalah motivasi sosial dan motivasi biologis. Ada
beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu dengan 1) tes proyektif, 2) kuesioner,
dan 3) perilaku.(Notoadmodjo, 2010)
a. Tes Proyektif
Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri kita.
Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan orang, maka kita beri
stimulus yang harus diinterprestasikan. Salah satu teknik proyektif yang banyak
dikenal adalah Thematic Apperception Test (TAT). Dalam test tersebut klien
diberikan gambar dan klien diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut.
Dalam teori Mc Leland dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu
kebutuhan untuk berprestasi (n-ach), kebutuhan untuk power (n-power), kebutuhan
untuk berafiliasi (n-aff). Dari isi cerita tersebut kita dapat menelaah motivasi yang
mendasari diri klien berdasarkan konsep kebutuhan diatas. (Notoatmodjo, 2010).
b. Kuesioner
Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuesioner adalah dengan
meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat
memancing motivasi klien. Sebagi contoh adalah EPPS (Edward’s Personal
Preference Schedule). Kuesioner tersebut terdiri dari 210 nomer dimana pada masing-
masing nomor terdiri dari dua pertanyaan. Klien diminta memilih salah satu dari dua
pertanyaan tersebut yang lebih mencerminkan dirinya. Dari pengisian kuesioner
tersebut kita dapat melihat dari ke-15 jenis kebutuhan yang dalam tes tersebut,
kebutuhan mana yang paling dominan dari dalam diri kita. Contohnya antara lain,
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan untuk berafiliasi
dengan orang lain, kebtuhan untuk membina hubungan dengan lawan jenis, bahakan
kebutuhan untuk bertindak agresif. (Notoatmodjo, 2010).
c. Observasi Perilaku
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga
klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya. Misalnya,
untuk mengukur keinginan untuk berprestasi, klien diminta untuk memproduksi
origami dengan batas waktu tertentu. Perilaku yang diobservasi adalah, apakah
klien menggunakan umpan balik yang diberikan, mengambil keputusan yang
berisiko dan mementingkan kualitas dari pada kuantitas kerja. (Notoatmodjo,
2010.10
10
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2014/06/pengukuran-motivasi.html

7
BAB III

KESIMPULAN

Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak terhadap serangkaian proses


perilku manusia dengan mempertimbangkan arah intensitas dan ketekunan pada
pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi
unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukan intensitas,bersifat terus-
terusan dan adanya tujuan.Ada beberapa proses yang dapat menimbulkan motivasi
seseorang yaitu diawali dengan adanya kebutuhan yang belum terpenuhi, adanya
pencarian cara-cara untuk memuaskan kebutuhan, kemudian perilaku yang mengarah
padatujuan, evaluasi prestasi, imbalan atau hukuman, kepuasan, dan kembali lagi
pada kebutuhan yang belum terpenuhi.Secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi adanya motivasi dibagi menjadi dua yaitu karakteristik individi dan
faktor-fakor pekerjaan.Secara garis besar pua teori-teori yang terdapat dalam motivasi
terbagi menjadi dua yaitu teori-teori awal tentang motivasi dan toeri-teori
komtemporer tentang motivasi.Motivasi memiliki hubungan erat dengan organisasi.
Hal ini dikarenakan apabila anggota organisasi memiliki motivasi yang tinggi untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan maka organisasi tersebut
akan lebih mudah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

8
DAFTAR PUSTAKA

Siti Maryam Tanjung, pisikologi pendidikan, Diktat

M.ngalim Purwanto, pisikologi pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 40252, 2007


http://dr-suparyanto.blogspot.com/2014/06/pengukuran-motivasi.html

Harbeng Masni, Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar.hlm. 9

Wikipedia. 2010. Motivasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi. diakses pada


tanggal 09 November 2010.

Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta:
Salemba Empat. Hal.222-232

Tunggarawae. 2008. Teori-teori motivasi.


http://tunggarawae.multiply.com/journal/item/16/Teori_-_teori_Motivasi. diakses
pada tanggal 10 November 2010.

Budiningsih, Asri, C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai