Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MOTIVASI BELAJAR
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah

Disusun oleh:
Fitri Pusvita Sari (8105133191)
Jajang Nurjaman (8105133157)
Wawan Dwi Hadisaputro (8105133209)

KONSENTRASI PENDIDIKAN AKUNTANSI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN EKONOMI DAN ADMINISTRASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas


limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul “Motivasi Belajar” ini sesuai dengan
batas waktu yang telah diberikan kepada kami. Dan tak lupa sholawat serta salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah
menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang
dengan membawa agama yang sempurna Addinul Islam.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Strategi Belajar Mengajar dan bertujuan agar kita dapat mengetahui tentang
prinsip-prinsip motivasi apa saja yang terdapat dalam belajar.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, tentu masih jauh dari
kata sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman serta pengetahuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi penyusunan makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi semua dan bermanfaat
bagi kita semua. Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.

Jakarta, 12 Maret 2016

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi ................................................................ 3
B. Kebutuhan dan Teori Motivasi ............................................... 4
C. Peran dan Fungsi Motivasi dalam Belajar .............................. 5
D. Macam-macam Motivasi ........................................................ 6
E. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah ....................................... 7
F. Prinsip-prinsip Aktivitas Belajar ............................................ 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................ 14
B. Saran ....................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari
dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar
adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan
keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan
belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar
adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang yang
mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya
motivasi dalam belajarnya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar
baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari
siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat
belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat
belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa
melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi.
Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar
adalah faktor metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada
dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang
memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-
nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut
seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas
yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam
menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan
keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti
pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan
kegiatan belajar siswa.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja perubahan yang terjadi pada siswa apabila dalam aktivitas
belajarnya terdapat motivasi di dalamnya ?
2. Bagaimana hubungan antar teori motivasi belajar?
3. Apa saja manfaat yang dihasilkan dari adanya motivasi belajar?
4. Bagaimana perbandingan antara prinsip aktivitas belajar yang satu
dengan yang lainnya ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui perubahan apa yang terjadi dalam aktivitas belajar
terdapat motivasi di dalamnya.
2. Untuk mengetahui adanya hubungan antar teori motivasi belajar.
3. Untuk mengetahui manfaat apa yang dihasilkan dari motivasi belajar.
4. Untuk mengetahui perbandingan dari beberapa prinsip aktivitas belajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti


menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi
berkembang. Woldkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi
yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang member
arah serta ketahanan pada perilaku tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan
behaviorisme. Sedangkan Imron (1996) menjelaskan, bahwa motivasi berasal
dari bahasa Inggris motivation, yang berarti dorongan pengalasan dan
motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong,
menyebabkan dan merangsang. Motivate sendiri berarti alas an, sebab dan
daya penggerak (Elchols, 1984 dalam Imron, 1996). Motif adalah keadaan
dalam diri seseornag yang mendorong individu tersebut untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan(Suryabrata,
1984)
Sementara motivasi belajar dapat diartikan sebagai berikut, Menurut
Hamzah motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal siswa-siswa
yang sedang belajar mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Menurut Sadirman
motivasi dapat dikatakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa,
yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan
belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Berdasarkan beberapa pengertian motivasi menurut para ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah faktor penggerak individu untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sedangkan
motivasi belajar adalah sebuah dorongan dan daya penggerak yang berasal
dari dalam diri dan luar diri siswa yang memberikan arah kegiatan belajar
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

3
B. Kebutuhan dan Teori Motivasi

Menurut teori kebutuhan, setiap manusia bertindak senantiasa


didorong untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan tersebut
pada diri manusia senantiasa menuntut pemenuhan. Abraham Maslow
(1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki
kebutuhan pokok. Menurut Maslow, jika kebutuhan yang lebih rendah
tingkatannya telah dipenuhi, maka kebutuhan yang berada di tingkatan
atasnya akan muncul dan minta dipenuhi.

Maslow menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid,


orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu
dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan
biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya
akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu
peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada
peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari
bahaya)
• Kebutuhan sosial (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,
keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan
tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih
tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu
dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan

4
dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah
tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus
bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut menurut Maslow harus dipenuhi, sebab
kebutuhan yang telah lama tidak terpenuhi tidak dapat menjadi active
motivator. Maka usaha manusia hanya bertahan pada level sebelumnya, dan
tidak ada peningkatan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan merupakan hal
penting untuk meningkatkan motivasi seseorang termasuk dalam konteks
motivasi belajar. Seseorang yang lama kebutuhannya tidak terpenuhi, dapat
menjadi timbulnya sikap-sikap desdruktif, menentang dan bahkan frustasi.

C. Peran dan Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses


belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran
itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi
siswa. Secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar,
pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi
mencapai suatu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam
memberikan gairah, semnagat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa
yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energy yang banyak untuk
melaksanakan kegiatan belajar.

Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :


a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan

5
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.

Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat


lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.

Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi
berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi
seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya.

D. Macam-macam Motivasi
1. Motivasi Intrinsik
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-
motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan
rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas,
dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi
intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang.
Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai
motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa
pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi
yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan
dari luar.

6
2. Motivasi Ekstrinsik
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari
luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar
pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri.
Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan,
suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian
seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan
berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.

E. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah

Dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi yang baik intrinsik


maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan dan melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan ini perlu diketahui
bahwa dalam cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-
macamtetapi untuk motivasi eksintrik kadang-kadang tepat dan kadang-
kadang juga bisa kurang sesuai.
Ada beberapa cara dan bentuk untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar disekolah :
1. Memberi angka : Banyak siswa belajar yang utama justru untuk
mencapai nilai / angka yang tinggi dan baik.
Angka-angka yang baik itu bagi para siswa
merupakan motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah : Juga sebagai motivasi, tetapi tidak selalu
demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan.
Mungkin tidak akan menarik bagi seseorang

7
yang tidak senang dan tidak berbakat untuk
sesutau pekerjaan.
3. Saingan/kompetisi : Dapat juga sebagai motivasi, baik persaingan
individual maupun persaingan kelompok yang
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
4. Ego-involvement : Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras, dengan
mempertaruhkan harga diri
5. Memberi ulangan : Para siswa akan menjadi giat belajar kalau akan
mengetahui ada ulangan. Oleh karena itu
memberi ulangan itu merupakan sarana
motivasi
6. Mengetahui hasil : Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalgi kalau
terjdi kemajuan, akan mendorong siswa untuk
lebih giat belajar.
7. Pujian : Pujian ini berbentuk reinforement yang positif
yang positif dan sekaligus merupkan motivasi
yang baik
8. Hukuman : Hukuman sebagai reinforcement yang negtif
tetapi kalau diberikan secara bijak dan tepat bisa
menjadi motivasi.
9. Hasrat untuk belajar : Berarti ada unsur kesengajaan ada maksud
untuk belajar, hal ini akan lebih baik jika
dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang
tanpa maksud
10. Minat : Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu
juga minat sehingga tetaplah minat merupakan
alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu
akan berjalan lancar kalau disertai dengan
minat.

8
11. Tujuan yang diakui : Rumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh
siswa, akan merupakan alat motivasi yang
sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan
yang harus dicapai karena rasa sangat berguna
dan mennguntungkan, maka akan timbul gairah
untuk terus belajar.

Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah


menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran, yang disebut sebagai ARCS model yaitu Attention
(perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri) dan
Satisfaction (kepuasan). Dalam proses belajar dan pembelajaran keempat
kondisi motivasional tersebut sangat penting dipraktikkan untuk terus dijaga
sehingga motivasi siswa terpelihara selama proses belajar dan pembelajaran
berlangsung.

Attention (perhatian) yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu
seseornag ini muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen baru, aneh,
lain dengan yang sudah ada, kontradiktif/kompleks. Terdapat beberapa
strategi untuk merangsang minat dan perhatian, yaitu sebagai berikut:
a. Gunakan metode penyampaian yang bervariasi
b. Gunakan media untuk melengkapi pembelajaran.
c. Gunakan humor dalam penyajian pembelajaran.
d. Gunakan peristiwa nyata, anekdot dan contoh-contoh untuk
memperjelas konsep yang diutarakan.
e. Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.

Relevance (relevansi), yaitu adanya hubungan yang ditunjukan antara


materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa. Ada tiga strategi yang
dapat digunakan untuk menunjukan relevansi dalam pembelajaran, yaitu
sebagai berikut:

9
a. Sampaikan kepada siswa apa yang akan dapat mereka lakukan setelah
mempelajari materi pembelajaran.
b. Jelaskan manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan dipelajari.
c. Berikan contoh, latihan/tes langsung berhubungan dengan kondisi
siswa atau profesi tertentu.

Confidence (kepercayaan diri), yaitu merasa diri kompeten atau mampu


merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Motivasi
akan meningkat sejalan dengan meningkatkan harapan untuk berhasil. Ada
sejumlah strategi untuk meningkatkan kepercayaan diri, yaitu sebagai berikut:
a. Menigkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak
pengalaman berhasil.
b. Menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil,
sehingga siswa tidak dituntut mempelajari banyak konsep sekaligus.
c. Meningkatkan harapan berhasil dengan menggunakan persyaratan
untuk berhasil.
d. Menggunakan strategi yang memungkinkan control keberhasilan di
tangan siswa.
e. Tumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dengan pernyataan-
pernyataan yang membangun.
f. Berikan umpan balik konstruktif selama pembelajaran, agar siswa
mengetahui sejauh mana pemahaman dan prestasi belajar mereka.

Satisfaction (kepuasan) merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu


tujuan akan menghasilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus
berusaha mencapai tujuan serupa. Ada sejumlah strategi untuk mencapai
kepuasan, yaitu sebagai berikut:
a. Gunakan pujian secara verbal, umpan baliik yang informative, bukan
ancaman atau sejenisnya.
b. Berikan kesempatan kepada siswa untuk segara menggunakan /
mempraktikan pengetahuan yang baru dipelajari.

10
c. Minta kepada siswa yang telah menguasai untuk membantu teman-
temannya yang belum berhasil.
d. Bandingkan prestasi siswa dengan prestasinya sendiri dimasa lalu
dengan suatu standar tertentu, bukan dengan siswa lain.

F. Prinsip-prinsip Aktivitas Belajar


Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai
sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk
meningkatakan upaya belajarnya maupun bagi guru yang digunakan untuk
meningkatkan upaya mengajarnya.
Berikut ini adalah contoh prinsip-prinspnya:
1. Prinsip Kesiapan
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang
dipengaruhi kesiapan siswa atau kondisi siswa yang memungkinkan ia
dapat belajar.

2. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik
untuk mengatur arah kegiatan dan memelihara kondisi tersebut.

3. Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan
dipengaruhi oleh perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat
melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain.

4. Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap
individu. Tujuan ini harus lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat
diterima oleh setiap peserta didik dalam proses pembelajaran itu terjadi.

5. Prinsip Perbedaan Individual

11
Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan
individual dalam kelas dan dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan
belajar setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu
tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.

6. Prinsip Transfer dan Retensi


Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat
menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada
akhirnya dapat digunakan dalam situasi yang lain. Proses itulah yang
disebut dengan Proses Transfer. Sedangkan yang dimaksud dengan
Retensi adalah kemampuan sesesorang untuk menggunakan lagi hasil
belajar.

7. Prinsip Belajar Kognitif


Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan
konsep, penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah
yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai
dan berimajinasi. Dalam prinsi ini akan melibatkan proses pengenalan
dan penemuan.
8. Prinsip Belajar Afektif
Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi,
dorongan, minat dan sikap. Prinsip belajar afektif seseorang akan
menemukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman
baru.

9. Prinsip Belajar Evaluasi


Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan
selanjutnya pelaksanaan pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu
untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan.

10. Prinsip Belajar Psikomotor

12
Proses belajar psikomotor individu menetukan bagaimana ia
mampu mengendalikan aktifitas ragawinya. Belajar psikomotor
mengandung aspek mental dan fisik.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar
antara seorang guru dan siswanya, kemudian didalam motivasi belajar setiap
individu bisa jadi tidaklah sama. Kita harus mengetahui arti motivasi itu
sendiri, agar kita dapat memahami arti dari motivasi itu sendiri dan dapat
melaksanakannya ke dalam kehidupan kita. Jenis motivasi seperti apa yang
kita butuhkan untuk membangkitkan agar siswa termotivasi. Banyak faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri
antara lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah faktor metode
pembelajaran dan faktor lingkungan. Bila faktor lingkungan dalam keadaan
baik maka akan berdampak baik pula terhadap siswa dan sebaliknya jika
lingkungan sekitar tidak baik maka akan berpengaruh negatif dan kita sebagai
calon guru harus tau upaya apa yang akan kita lakukan untuk menghadapi
situasi seperti itu. Jika semua dapat teratasi maka kita siap untuk meraih cita-
cita yang diharapkan. Setelah mengetahui arti penting motivasi bagi siswa
dan juga guru , maka di harapkan bagi guru agar selalu menjaga motivasi
belajar siswanya . Guru juga harus paham akan kebutuhan motivasi anak
didiknya. Karena motivasi yang di butuhkan masing-masing siswa itu
berbeda.

B. Saran
Optimalisasi pengalaman maupun kemampuan pembelajar juga perlu
dilakukan untuk memotivasi pembelajar. Hal ini dapat dilakukan untuk
memotivasi pembelajar. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain: (1) biarkan pembelajar menangkap sesuai dengan kemampuan dan
pengealamannya, (2) kaitkan pengalaman belajar saat ini dengan pengelaman
masa lalu dan kemampuan si pembelajar, (3) lakukan penggalian pengalaman
dan kemampuan yang dimiliki pembelajar misalnya melalui tes lisan atau

14
tertulis, (4) beri kesempatan pembelajar untuk membandingkan apa yang
sekarang dipelajari dengan kemampuan dan pengalaman yang telah
dimilikinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://azmawaddah.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-fungsi-dan-bentuk-
motivasi.html diakses 11 Maret 2016

http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar/ diakses 11 Maret


2016

http://distributor-papandata.blogspot.co.id/2014/01/bentuk-bentuk-motivasi-di-
sekolah.html diakses 11 Maret 2016

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/05/prinsip-prinsip-belajar-dan-
implikasinya/ diakses 11 Maret 2016

http://supiani.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/1178/TEORI+TEORI+MO
TIVASI.doc diakses 11 Maret 2016

Siregar, Eveline, “Teori Belajar dan Pembelajaran”, Bogor: Ghalia Indonesia,


2010

16

Anda mungkin juga menyukai