Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM


“Motivasi dan Dinamika Perilaku Manusia”

OLEH:

Alpiansyah Putra
NIM.1911540081

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Hery Noer Aly

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA (S2)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang


telah memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga,
maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Motivasi dan Dinamika Perilaku Manusia” tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
berperan membantu dalam pembuatan makalah ini, semoga Allah SWT senantiasa
memberi kemudahan dan kelancaran dalam segala urusan.
Makalah ini penulis buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen pembimbing mata Psikologi Pendidikan Islam, Bapak Dr. Hery Noer
Aly. Selain memenuhi tugas tersebut, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
khalayak pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan
makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Aamiin Yaa Rabbal’aalamiin.

Bengkulu, 2021
Penulis,

Alpiansyah Putra
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan). Adapun menurut Mc. Donald,
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung
tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya
terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang
karena adanya tujuan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian motivasi dalam dunia pendidikan?
2. Bagaimana tugas guru sebagai seorang motivator dalam kegiatan belajar
mengajar?
3. Bagaimana sumber dan penggolongan motivasi manusia?
4. Bagaimana dinamika prilaku sosial manusia?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian motivasi dalam dunia pendidikan
2. Mengetahui tugas guru sebagai seorang motivator dalam kegiatan belajar
mengajar
3. Mengetahui sumber dan penggolongan motivasi manusia
4. Mengetahui dinamika prilaku sosial manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Sumber, dan Penggolongan Motivasi Perilaku Manusia


Motivasi merupakan suatu dorongan atau juga alasan yang menjadi
dasar semangat seseorang untuk dapat melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu. Arti motivasi ini juga dapat didefinisikan ialah sebagai semua
hal yang menimbulkan dorongan atau juga semangat di dalam diri seseorang
untuk dapat mengerjakan sesuatu. Para ahli mendefinisikannya dengan cara
dan gaya yang berbeda, namun esensinya menuju kepada maksud yang sama,
ialah bahwa motivasi itu merupakan:
1. Suatu kekuatan atau tenaga atau daya;
2. Suatu keadaan kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk
bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.

Motivasi tersebut timbul dan tumbuh berkembang dengan jalan

1. Datang dari dalam diri individu itu sendiri (intrinsik)


2. Datang dari lingkungan (ekstrinsik)
Atas dasar sumber dan proses perkembangan, terjadi penggunaan
berbagai macam istilah yang sering dipertukarkan. Untuk keperluan studi
psikologis telah diadakan penertiban dengan diadakan penggolongannya,
antara lain sebagai berikut ini.
1. Motif primer (motivasi dasar)
Menunjukkan kepada motif yang tidak dipelajari yang untuk ini sering
juga digunakan istilah dorongan. Golongan motif ini pun dibedakan lagi ke
dalam:
a. Dorongan fisilogis yang bersumber pada kebutuhan organis yang
mencakup antara lain lapar, haus, pernapasan, seks, kegiatan, dan
istirahat. Untuk menjamin kelangsungan hidup organis diperlukan
pemenuhan kebutuhan – kebutuhan tersebut sehingga mencapai
keadaan fisik yang seimbang.
b. Dorongan umum dan motif darurat, termasuk di dalamnya dorongan
takut, kasih sayang, kegiatan, kekaguman, dan ingin tahu,dalam
hubungannya dengan rangsangan dari luar, termasuk dalam golongan
melarikan diri, menyerang, berusaha dan mengejar untuk
menyelamatkan dirinya.
2. Motif sekunder
Menunjukkan kepada motif yang berkembang dalam diri individu
karena pengalaman, dan dipelajari kedalam golongan sebagai berikut :
a. Takut yang dipelajari (learned fears)
b. Motif social (ingin diterima, ingin dihargai, konformitas, afiliasi dll)
c. Motif – motif obyektif (eksplorasi, manipulasi, dan minat)
d. Maksud (purpose) dan aspirasi
e. Motif berprestasi (achievement motive) 
B. Dinamika proses perilaku manusia.
Dipandang dari segi motifnya setiap gerak manusia itu selalu
mengandung 3 aspek yang kedudukannya bertahap dan berurutan:
1. Motivating states
Timbul kekuatan dan terjadinya kesiapsediaan sebagi akibat
terasanya kebutuhan jaringan atau sekresi, hormonal dari dalam diri
organisme atau tergantung pada stimulasi tertentu.
2. Motivating behavior
Bergeraknya organisme kearah tujuan tertentu sesuai dengan sifat
kebutuhan yang hendak dipenuhi dan dipuaskannya. Misal: haus mencari
air untuk diminum, dengan demikian setiap prilaku manusia bersifat
instrumental (sadar atau tak sadar).
3. Satisfied conditions
Dengan dicapai tujuan yang dapat memenuhi kebutuhan yang
terasa, maka dalam kesimbangan dari dalam organism pulih kembali
dengan terpeliharanya, homostetis, kondisi demikian dihayati sebagai
rasa nikmat dan puas atau lega.
C. Beberapa Cara Pengukuran dan Usaha Peningkatkan Kekuatan
Motivasi Kerja dan Belajar

Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah


merupakan suatu substansi yang dapat kita amati. Yang dapat kita lakukan
ialah menidentifikasi indikator tersebut adalah :
1. Durasi kegiatan (berapa lama waktu yang di gunakan untuk berkegiatan)
2. Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan itu dilakukan dalam periode
tertentu)
3. Ketetapan pada tujuan kegiatan tertentu
4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan
untuk mencapai tujuan
5. Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
6. Maksud yang ingin dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
7. Berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak yang dicapai
dari kegiatannya
8. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Pengukuran dapat dipergunakan, antara lain:
1. Tes tindakan untuk memperoleh informasi serta kemampuan menghadapi
masalah.
2. Kuesioner untuk mengetahui informasi tentang pengabdian dan
pengorbanannya.
3. Mengarang bebas untuk mengetahui cita-cita.
4. Tes prestasi dan skala sikap untuk mengetahui kualifikasi dan arah sikap.
Upaya untuk meningkatkan motivasi kerja, sebagai berikut.
1. Hindarkan dengan sugesti negative
2. Ciptakan situasi kompetisi yang sehat
3. Adakan pacemaking
4. Informasikan hasil kegiatan dan informasikan kepada individu atau
kelompok yang bersangkutan agar didiskusikan
5. Berikan hadiah ganjaran dan hadiah
D. Proses Membuat Pilihan dan Keputusan, Konflik, dan Frustasi, serta
Bentuk-bentuk Perilaku Penyesuaiannya

Dalam rangkaian proses pemenuhan felt-need-nya individu pada


umumnya dihadapkan kepada sejumlah alternative, baik dalam aspek maupun
dalam tahapan:

1. Kemungkinan-kemungkinan tindakan yang dapat ditempuh


2. Kemungkinan-kemungkinan sasaran, atau tujuan yang hendak dicapai
Faktor-faktor untuk mengadakan pilihan alternatif:
1. Pertimbangan untung-rugi
2. Kemauan dan kata hati
Sesuai dengan sifat motivasi atau risikonya dan setiap alternative, ia
akan mengalami kemungkinan:
1. Semua alternatif yang ada sama-sama diingikan karena mengandung hal
yang positif
2. Semua alternatif yang ada sama-sama tidak diinginkan karena
mengandung hal yang negatif
3. Alternatif tertentu yang diinginkan mengandung hal yang positif tetapi
ada hal negatif yang sama kuatnya
Terjadi perang batin di dalam diri dan tidak segera dapat diatasi. Maka
akan timbul rasa kekecewaan yang mendalam karena tujuan yang ingin
dilaksanakan tidak kunjung tercapai. Akan timbul rasa frustasi. Bersumber
dari dalam diri maupun orang lain. Frustasi adalah sebagai keadaan dimana
seseorang sedang kalut, terlalu banyaknya masalah, tekanan ataupun lainnya,
sehingga tidak dapat menyelesaikannya, yang hampir sama  dengan  stress,
akan  tetapi  tidak bias disamakan  oleh pengertian putus asa.
Akan tetapi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami
seseorang, ketika keinginanya tidak dapat tercapai atau terganjal untuk dapat
terealisasikan  atau bisa juga cita-cita atau keinginanya terhalang sehingga
tidak dapat terwujud. Dalam hal ini halangan tersebut berasal dari berbagai
faktor, seperti  dari keterbatasan  fisik atau psikis.
Reaksi yang ditimbulkan oleh seseorang yang sedang frustasi
berbeda-beda, bergantung pada kemampuan fungsi akal sehatnya.Kalau akal
sehatnya berani untuk menghadapi kenyataan  maka ia dapat mengambil
keputusan atau tindakan secara rasional. Dengan cara aktif maupun pasif.
Namun, jika akal sehatnya tidak berfungsi sebagai mana mestinya, maka
perilakunya akan dikendalikan oleh hasrat emosionalnya. Kemungkinan besar
hanya akan mendapatkan hasil dan mengalami situasi yang buruk dari apa
yang diharapkan. Antara lain :
1. Agresi marah
2. Kecemasan tak berdaya
3. Regresi (kembali keperilaku kenanak-kanakkan)
4. Fiksasi
5. Represi
6. Rasionalisasi (mencari dalih atau alasan)
7. Proyeksi (melemparkan kesalahan itu kepada lingkungan)
8. Sublimasi (menyalurkan hasrat dorongan ke objek sejenisnya)
9. Kompensasi (mengimbangi atau menutupi kelemahannya di bidang
tertentu dengan sukses di bidang lain)
10. Berfantasi (seakan-akan dalam angan-angannya itu ia dapat mencapai
tujuan yang diinginkannya)
E. Analisis Materi

َ ‫) َوقَ ْد َخ‬9( ‫) قَ ْد أَ ْفلَ َح َم ْن زَ َّكاهَا‬8( ‫) فَأ َ ْلهَ َمهَا فُجُو َرهَا َوتَ ْق َواهَا‬7( ‫س َو َما َس َّواهَا‬
‫اب َم ْن‬ ٍ ‫َونَ ْف‬
)10( ‫َدسَّاهَا‬

Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan


kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya
beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah
orang yang mengotorinya. (Q. S. al-Syams [91]: 7-10).
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa manusia banyak mempunyai
kecenderungan yang disebabkan oleh banyak potensi yang dibawanya. Dalam
garisbesarnya, kecenderungan itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu
kecenderungan menjadi orang baik (taqwa) dan kecenderungan menjadi
orang jahat (fujur). Dalam hal ini, pendidikanlah yang berperan memfasilitasi
dan mengembangkan nilai –nilai positif pada manusia agar menjadi pribadi
yang unggul dan barakhlak mulia.
Seseorang bisa dikatakan beriman yakni ketika ia taat menjalankan
segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Iman juga
dapat diukur dari banyaknya amal perbuatan yang dilakukan, khusyu’nya
ketika berjumpa dengan Allah SWT pada saat shalat, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya iman bisa dilihat dari kepercayaan hatinya hanya
kepada Allah SWT, yang kemudian dilafalkan secara lisan dan juga
diterapkan dalam perilaku sehari-harinya.
Sama halnya ketika seseorang masuk agama Islam sebagai seorang
mu’alaf. Ia selalu percaya jika Allah SWT hanya satu-satunya Tuhan yang
harus di percayai, kemudian ia akan mengucapkan syahadat tersebut di
hadapan banyak orang, serta mengamalkan syahadat tersebut di kehidupannya
yakni tidak menyekutukan Allah SWT.

َّ ‫ب َو‬
‫هَا َد ِة‬k‫الش‬ ِ ‫الِ ِم ْال َغ ْي‬kَ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا فَ َسيَ َرى هَّللا ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهُ َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ ۖ َو َستُ َر ُّدونَ إِلَ ٰى ع‬
َ‫فَيُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون‬
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. QS. At-Taubah
[9]:105
۟ ۟ ۟ ٓ ُ‫ا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬kkَ‫ٰيَٓأَيُّه‬
َ ِ‫ح ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذا ق‬
‫ل‬kk‫ي‬ ِ kk‫حُوا يَ ْف َس‬kk‫س فَٱ ْف َس‬ ِ ِ‫حُوا فِى ْٱل َم ٰ َجل‬kk‫ َل لَ ُك ْم تَفَ َّس‬kk‫وا إِ َذا قِي‬kk َ
۟ ُ‫وا ِمن ُك ْم َوٱلَّ ِذينَ أُوت‬
ٍ ‫وا ْٱل ِع ْل َم َد َر ٰ َج‬
َ‫ون‬kkُ‫ا تَ ْع َمل‬kk‫ت ۚ َوٱهَّلل ُ بِ َم‬ ۟ ُ‫وا يَرْ فَع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
k۟ ‫وا فَٱن ُش ُز‬
k۟ ‫ٱن ُش ُز‬
َ ِ
‫خَ بِي ٌر‬

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:


“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah
kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S. Mujadalah ayat 11)

Kewajiban mencari ilmu juga dibebankan tiap Muslim sebagaian


sabda Rasulullah SAW:
َ ‫طَلَبُ ْا ِلع ْل ْم فَ ِر ْث‬
‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم‬
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim."

Ujian atau masalah merupakan sesuatu yang kita hadapi setiap hari.
Allah SWT menghendaki keadaan manusia berbeda-beda sebagai sebuah
ujian. Ujian kesulitan, ujian kehilangan, kekurangan, musibah, penyakit,
kemiskinan adalah masalah biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup
di dunia ini.
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses
pemilihan alternatif terbaik dari banyak alternatif dengan cara yang dianggap
paling efisien sesuai dengan situasi. Ada banyak pendekatan yang dapat
dilakukan untuk menilai mana alternatif terbaik diantaranya pendekataan
kualitatif yakni melihat pengalaman terdahulu sebagai dasar serta pendekatan
kuantitatif yaitu mengambil data referensi sebagai sumber dalam
pengambilan keputusan.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh
jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” [QS. Al-Baqarah : 216]

Nabi Muhammad SAW, bersabda


“Jika Salah seorang diantara kalian berniat dalam suatu urusan maka
lakukanlah Shalat Sunah dua Raka’at yang bukan Shalat Wajib, kemudian
bedoalah meminta kepada Alloh” [HR. AL – Bukhari]

‌ۡ‫د فَتَنَّا ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ۡبلِ ِه ۖم‬kۡ َ‫) َولَق‬٢( َ‫ون‬kُ‫و ْا َءا َمنَّا َوهُمۡ اَل ي ُۡفتَن‬kٓ ُ‫ب ٱلنَّاسُ أَن ي ُۡت َر ُك ٓو ْا أَن يَقُول‬ َ ‫أَ َح ِس‬
٣ َ‫وا َولَيَ ۡعلَ َم َّن ۡٱل َك ٰـ ِذبِين‬
kْ ُ‫ص َدق‬
َ َ‫فَلَيَ ۡعلَ َم َّن ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذين‬

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:


“Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya
Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta (QS al-Ankabut [29]: 2-3).

Surat Al Baqarah ayat 216


ٓ ٰ ‫ ٌر لَّ ُك ْم ۚ َوع‬k‫ َو َخ ْي‬kُ‫ا َّوه‬k¥ًٔ‫وْ ا َش ْئـ‬kkُ‫ى اَ ْن تَ ْك َره‬k‫َس‬
‫ى اَ ْن‬k‫َس‬ ٓ ٰ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ْالقِتَا ُل َوهُ َو ُكرْ هٌ لَّ ُك ْم ۚ َوع‬ َ ِ‫ُكت‬
َ‫م اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬kُْ‫ا َّوه َُو َش ٌّر لَّ ُك ْم ۗ َوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم َواَ ْنت‬k¥ًٔ‫تُ ِحبُّوْ ا َش ْئـ‬
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu.

‫سُ ِمن‬kََٔ‫ح ٱهَّلل ِ ۖ إِنَّ ۥهُ اَل يَ ۟ائْـ‬ k۟ ‫س‬kََٔ‫ ِه َواَل ت َ۟ائْـ‬k ‫فَ َوأَ ِخي‬k ‫ُوس‬
ِ ْ‫ُوا ِمن َّرو‬
۟ k ‫َّس‬
ُ ‫وا ِمن ي‬ ُ ‫وا فَتَ َحس‬k ۟ kُ‫ى ْٱذهَب‬ َّ ِ‫ٰيَبَن‬
َ‫ح ٱهَّلل ِ إِاَّل ْٱلقَوْ ُم ْٱل ٰ َكفِرُون‬
ِ ْ‫َّرو‬
Terjemah Arti: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang
Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir".
 

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi merupakan suatu dorongan atau juga alasan yang menjadi
dasar semangat seseorang untuk dapat melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu. Arti motivasi ini juga dapat didefinisikan ialah sebagai semua
hal yang menimbulkan dorongan atau juga semangat di dalam diri seseorang
untuk dapat mengerjakan sesuatu.
Dipandang dari segi motifnya setiap gerak manusia itu selalu
mengandung 3 aspek yang kedudukannya bertahap dan berurutan:
1. Motivating states
2. Motivating behavior
3. Satisfied conditions
Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah
merupakan suatu substansi yang dapat kita amati. Yang dapat kita lakukan
ialah menidentifikasi indikator tersebut adalah :
9. Durasi kegiatan (berapa lama waktu yang di gunakan untuk berkegiatan)
10. Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan itu dilakukan dalam periode
tertentu)
11. Ketetapan pada tujuan kegiatan tertentu
12. Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan
untuk mencapai tujuan
13. Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
14. Maksud yang ingin dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
15. Berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak yang dicapai
dari kegiatannya
16. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
untuk itu saran dan kritik yang membangun, sangat kami perlukan demi
perbaikan makalah ini kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai