BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hal-hal yang bersangkutan dengan
penelitian, antara lain : konsep motivasi, konsep keluarga, konsep lansia, konsep
Motif adalah suatu istilah-istilah psikologis yang berasal dari bahasa Latin
movere.
Hal tersebut sesuai seperti yang dinyatakan oleh Caplin (1993) bahwa motif
Sedangkan motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait
dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi. Terlepas dari beberapa definisi
tentang motif di atas tentu kita dapat menarik kesimpulan bahwa motif adalah
suatu dorongan dari dalam diri individu yang mengarahkan pada suatu aktivitas
tertentu dengan tujuan tertentu pula. Sementara itu motivasi didifinisikan oleh Mc.
seseorang yang ditandai dengan afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan
(http://qistoos.multiply.com/journal/item/9/motivasibelajar).
5
6
1. Bahwa motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Motivasi dapat juga
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, jadi motivasi ini dapat
dirangsang oleh faktor dari luar, walau motivasi itu sendiri tumbuhnya dari
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu : kebutuhan, dorongan dan
tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa
yang ia miliki dan apa yang ia harapkan, dorongan merupakan kekuatan mental
adalah hal yang ingin dicapai oleh seseorang individu, artinya tujuanlah yang
6
7
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
dorongan tertentu. Makin dewasa anak itu makin mengalami perkembangan motif
melalui proses belajar, yang disebut motif-motif yang dipelajari (learnerd motive).
Dorongan yang timbul dari dalam diri pribadi seseorang sifatnya lebih lestari
dorongan dari dalam dirinya akan lebih terarah dan konsisten dalam mencapai
tujuannya. Sebaliknya perilaku yang terjadi karena pengaruh dari luar, perilaku itu
akan kurang terarah, tidak konsisten dan sering mengalami pasang surut.
Demikian juga aktivitas belajar setiap siswa tidak sama, tergantung pada motivasi
mereka masing-masing.
Setelah kita membahas pengertian motif dan motivasi, selanjutnya kita ingin
mengetahui kekuatan dari motivasi itu. Sebagai aspek psikologis, motivasi tidak
dapat diukur secara langsung, melainkan hanya diukur gejala dari motivasi itu
motivasi seseorang siswa, juga dengan mengamati perilaku mereka yang berkaitan
7
8
besar rintangan yang diatasi, berarti semakin kuat juga motivasi belajar yang ia
miliki, atau dengan kata lain semakin besar dan kuat motivasi belajar yang
dimiliki, akan semakin mampu mengatasi hambatan dan masalah yang dihadapi
1. Motivasi bawaan
Adalah motivasi yang dibawa sejak lahir, motivasi itu ada tanpa
disebut motivasi yang disyaratkan secara sosial karena manusia hidup dalam
misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan lain-
lain.
1. Motivasi Intrinsik
8
9
timbul dan berasal dari dalam individu sendiri tanpa adanya pengaruh dari
luar. Motivasi ini memberikan dampak yang baik terhadap aktifitas belajar
siswa. Dengan motivasi intrinsik ini siswa akan selalu melakukan aktifitas
karena motivasi belajar yang tertanam dalam dirinya memang bertujuan untuk
baiknya.
2. Motivasi Ekstrinsik
aktifitas belajar. Motivasi ekstrinsik timbul bukan berasal dari dirinya, akan
tetapi terjadi karena adanya pengaruh dari luar. Motivasi ini memberikan
dampak yang kurang baik terhadap aktifitas belajar siswa. Ia belajar bukan
semata ingin memahami suatu pelajaran secara hakiki, akan tetapi ia belajar
karena adanya pengaruh dan rangsangan dari luar dirinya yang sebenarnya
tidak ada kaitannya dengan aktifitas belajar. Rangsangan dari luar itu dapat
9
10
(Hirarkhi)
2. Kebutuhan akan keamanan, seperti terlindung, bebas dari ketakutan dan lain-
lain.
1. Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dan dihargai dalam suatu
kelompok.
pribadi.
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan
dan sebagainya).
10
11
5. Cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
(www.teknologikinerja.wordpress.com/2008)
11
12
keberuntungan)
5. Citra atau image yaitu dengan imagenasi atau daya khayal yang tinggi maka
individu termotivasi.
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal dalam suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga (Effendy N, 1998 : 35)
adalah :
1. Fungsi biologis
12
13
1. Fungsi psikologis
2. Fungsi sosialisasi
perkembangan anak.
3. Fungsi ekonomi
keluarga.
akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan lain
sebagainya.
4. Fungsi pendidikan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
13
14
Menurut Effendy Nasrul (1998) ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai
berikut :
1. Fungsi pendidik
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
3. Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan
yang tidak baik. Sehingga keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
4. Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah merasakan perasaan dan suasana anak
dan anggota keluarga yang lain dalam komunikasi dan berinteraksi antar
sesama anggota keluarga, sehingga saling perhatian satu sama lain dalam
5. Fungsi religius
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala
keluarga untuk mengubah keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
14
15
6. Fungsi ekonomi
Tugas keluarga dalam hal ini adalah untuk mencari sumber-sumber kehidupan
7. Fungsi rekreasi
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak selalu harus pergi ke tempat
sebagainya.
masing-masing.
15
16
meninggkat pula.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, teatpi dimuklai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini
16
17
lain :
1. Teori biologi
a. Teori genetik clock. Teori ini merupakan teori intrinsik yang menjelaskan
bahwa di dalam tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan
menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah
inti selnya memiliki suatu jam genetik/jam biologis sendiri dan setiap
akan mati.
tubuh.
2) Teori autoimun
17
18
5) Teori fisiologis.
lingkungan internal).
6) Teori stres.
lingkungan internal.
7) Teori program
2. Teori sosiologis
Teori sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara lain :
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu
18
19
Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang lanjut
a. Usia pertengahan (middle age) : kelompok usia umur antara 45-49 tahun.
sebagai berikut :
19
20
a. Usia dewasa muda (elderly adolhood) yaitu antara 18 atau 20-25 tahun.
b. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas yaitu antara 25-30 tahun
atau 70 tahun.
c. Lanjur usia (geriatri age) atau lebih dari 65 tahun atau 70 tahun atau
5. Menurut DepKes RI
memasuki Lansia.
c. Kelompok Lansia risiko tinggi, yakni Lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.
20
21
2.3.4 Perubahan yang terjadi pada lanjut usia (Nugroho, 2008 : 27).
1. Sel
2. Sistem persyarafan
3. Sistem pendengaran
4. Sistem penglihatan
21
22
5. Sistem kardiovaskuler
7. Sistem respirasi
8. Sistem gastrointestinal
a. Kehilangan gigi.
c. Osefagus melebar.
22
23
dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun dan selaput lendir
berkurang.
9. Sistem gentaurinasia
a. Ginjal
b. Vesika urinaria
1) Otot-otot menjadi.
c. Pemberian prostat
d. Atropi vulva
e. Vagina
f. Sistem endokrin
pertukaran zat.
23
24
a. Kulit keriput.
1. Kenangan
2. I Q (Intelegentia Question)
2. Lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini terlihat
dan bertindak dengan cara memberi contoh cara mencintai dan keadilan
24
25
1. Pensiun.
1. Depresi mental
2. Gangguan pendengaran.
3. Bronkitis kronis.
6. Anemia.
25
26
7. Dimensia.
8. Gangguan penglihatan.
1. Herediter.
2. Nutrisi.
3. Status kesehatan.
4. Pengalaman hidup.
5. Lingkungan.
6. Stress.
(www.fkm.undip.ac.id/data/indeks.php).
2.4.1 Pengertian
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu kepada usia lanjut meliputi
aspek promotif, preventif dan rujukan yang dilaksanakan di tingkat desa (Depkes,
2004 : 13).
26
27
untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna bagi kehidupan keluarga dan
1. Mendeteksi secara dini penurunan kondisi kesehatan lansia secara teratur dan
berkesinambungan.
2. Memberikan latihan fisik (exercise) fisik dan mental secara teratur bagi lansia.
6. Mengarahkan pada lansia untuk menghindari kebiasaan hidup yang tidak baik
dalam kehidupan seperti makan atau minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik
27
28
5. Pemeriksaan laboratorium.
keluhan-keluhan.
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
8. Kunjungan rumah oleh kader disertai tenaga bagi anggota kelompok lansia
9. Kegiatan olahraga antara lain senam lansia, gerak jalan santai dan lain-lain
antara lain :
posyandu lansia.
28
29
2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau.
keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau mudah untuk
lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk
bersama lansia.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas
sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti
29
30
kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena
sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
(www.google.puskesmas-oke.blogspot.com/2009/04)
30
31
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,
2002 : 43).
Motivasi keluarga :
Keluarga
Motivasi primer
Ayah
Kebutuhan fisiologis
Ibu
Kebutuhan keamanan.
Anak
Motivasi sekunder
Orang lain Kebutuhan cinta dan kasih
Lansia Kebutuhan untuk mewujudkan diri
(kakek/nenek) sendiri
Dilakukan
Perubahan yang terjadi Rutin berkunjung pemeriksaan
pada lansia : kesehatan
Perubahan fisik Mengatahui adanya
Perubahan mental penyakit
perubahan psikososial
Perubahan spiritual Tidak rutin Tidak terdeteksi
berkunjung adanya penyakit
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
31
32
Motivasi yang diberikan oleh keluarga (ayah, ibu dan anak) yang berupa
sekunder (kebutuhan cinta kasih dan kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri)
2.6 Hipotesa
32
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu
teknik serta alat-alat tertentu (Notoatmodjo S, 2002 : 3). Pada bab ini akan
pengumpulan data dan analisa data, masalah etika dan keterbatasan penelitian.
pemaksimalan kontra beberapa faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil
observasi atau pengumpulan data sekaligus suatu saat (point time approach)
33
34
Populasi : Seluruh keluarga yang mempunyai lansia di Desa Ngunut Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 sebanyak 300 orang.
Sampel : Sebagian keluarga yang mempunyai lansia di Desa Ngunut Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 yang memenuhi kriteria inklusi
sebanyak169 orang.
Identifikasi variabel
Penyajian hasil
Kesimpulan
34
35
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang akan
diteliti (Nursalam, 2003 : 93). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia
300 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi yang dapat dipergunakan sebagai subyek
penelitian melalui sampling (Nursalam, 2003 : 95). Sampel dalam penelitian ini
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003 : 86). Kriteria
Kabupaten Bojonegoro.
2. Keluarga yang tinggal satu rumah dengan lansia di Desa Ngunut Kecamatan
2001 : 166). Besarnya sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan rumus
sebagai berikut :
35
36
Keterangan :
N : Besarnya populasi
n : Besarnya sampel
n = 169 responden.
Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 169 responden.
3.3.3 Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi (Nursalam, 2003 : 97).
Pada penelitian ini menggunakan probability sampling dengan cara simple
random sampling yaitu responden yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan
dalam penelitian kemudian setiap responden diseleksi secara acak (Nursalam,
2003 : 97).
3.4 Identifikasi variabel
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu
kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
36
37
diamati dan diukur untuk diketahui hubungannya (pengaruh) dengan variabel lain
dari suatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003 : 44). Definisi operasional
Definisi Alat
Variabel Indikator Skala Kode/Skore
operasional ukur
Variabel Suatu dorongan Motivasi keluarga : Kuesioner Ordinal Ya : 1
independent : dari keluarga 1. Motivasi primer. Tidak : 0
motivasi untuk a. Kebutuhan
keluarga melakukan fisiologis. Dengan kriteria :
pada lansia. perubahan yang b. Kebutuhan - Tinggi, jika
ditandai dengan keamanan. responden
afektif dan 2. Motivasi menjawab
reaksi untuk sekunder. pertanyaan “ya” 9-
mencapai tujuan a. Kebutuhan 12 soal (75-100%).
tertentu. cinta dan - Sedang, jika
kasih. responden
b. Kebutuhan menjawab
37
38
Definisi Alat
Variabel Indikator Skala Kode/Skore
operasional ukur
untuk pertanyaan “ya” 4-8
mewujudkan soal (46-74%).
diri sendiri. - Rendah, jika
responden
menjawab
pertanyaan “ya” < 4
soal (0-45%).
Kode :
Tinggi : 3
Sedang : 2
Rendah : 1
Variabel Kedatangan Kunjungan lansia Kuesioner Nominal
dependent lansia ke mulai bulan Januari- Dengan kriteria :
Kunjungan posyandu lansia Juni 2009. - Rutin (kode 2), jika
lansia ke untuk dilakukan melakukan
posyandu pemeriksaan kunjungan selama 6
lansia kesehatan. bulan sebanayak 4-6
kali.
- Tidak rutin (kode 1),
jika selama 6 bulan
hanya melakukan
kunjungan 1-3 kali:
38
39
data dalam penelitian adalah untuk variabel independent dan variabel dependent
pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana respon tinggi
2002 : 116). Pada penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang sudah
disediakan dua jawaban atau alternatif dan responden hanya memilih satu
3.6.3.1 Editing
telah dikumpulkan. Juga memonitor jangan sampai terjadi kekosongan data yang
dibutuhkan.
39
40
3.6.3.2 Coding
Setiap responden diberi kode sesuai dengan nomor urut responden. Untuk
variabel independent motivasi keluarga pada lansia, jika baik diberi kode 3, cukup
lansia ke posyandu lansia, jika melakukan kunjungan rutin diberi kode 2 dan yang
3.6.3.3 Scoring
Untuk variabel independent motivasi keluarga pada lansia “ya” diberi skor
1, dan jika “tidak” diberi skor 0, dengan kriteria baik jika responden menjawab
“ya” 13-17 pertanyaan (75-100%), cukup jika responden menjawab “ya” 8-12
Keterangan :
3.6.3.4 Tabulating
40
41
1. 90%-100% = Mayoritas
4. 50% = Sebagian
taraf signifikasi 0,05, dimana H1 diterima jika nilai signifikasi lebih kecil dari taraf
nyata ( : 0,05). Jadi jika nilai significant 2. tailed kurang dari = 0,05 maka H0
ditolak yang berarti terdapat hubungan antara kedua variabel yang diuji.
maka terdapat korelasi yang sempurna atau hubungan erat (Singgih Santoso,
2003 : 244).
41
42
1. Arah korelasi
arah.
42
43
Akademi Kesehatan Rajekwesi Bojonegoro dan lahan yang akan diteliti untuk
subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti
selama pengumpulan data jika subjek bersedia diteliti maka harus mendatangani
persetujuan, jika subjek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa
mencantumkan nama subjek lembar pengumpulan data kuesioner yang disi oleh
kerahasiaannya oleh peneliti, data tersebut hanya akan disajikan atau dilaporkan
43
44
3.8 Keterbatasan
2. Instrumen pengumpulan data yang dirancang tanpa dilakukan uji coba karena
itu validitas dan reabilitasnya masih perlu dilakukan penelitian yang lebih
representatif.
44