Anda di halaman 1dari 22

DESKRIPSI MATERI

PERTEMUAN KE-11 : MOTIVASI


Mata Kuliah : Pengantar Manajemen
Dosen Pengampu: Ferdiansyah, S.E., M.M
PENGANTAR:
Manager, spv bahkan leader setiap hari pasti memberikan
motivasi terkait dengan pekerjaan yang kita emban. Tujuan dari
motivasi itu sendiri untuk membangkitkan semangat baru
dikarenakan manusia jika tidak diberikan nasihat, bimbingan dan
motivasi oleh orang lain kadang kala tidak bisa menyemangati
dirinya sendiri.
Motivasi penting bagi setiap pekerja dan dalam pemberian
motivasi pimpinan harus memberikan dengan cara yang baru
agar jangan sampai terkesan motivasinya itu itu saja.

TUJUAN PERKULIAHAN:
Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa mampu:
Memahami arti penting motivasi
Memahami fungsi dan tujuan motivasi
Memahami macam-macam motivasi
Memahami proses motivasi
URAIAN MATERI:
MATERI PERTEMUAN KE-11 : PENGANTAR MANAJEMEN
MOTIVASI
A. PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang
untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali
disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa
datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada
dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor
luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi
dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri

kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya


muncul dari inisiatif diri kita.
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk
meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau
kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun
motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang
supaya

kita

tidak

hidup

sengsara,

maka

disini

alasan

seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit.


Sebaliknya

ada orangyang

mengejar

uang

karena

ingin

menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk


meraih kenikmatan.
Menurut Walgito (2002), motif berasal dari bahasa latin
movere yang berarti bergerak atau tomove yang berarti
kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk
berbuat (driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri
sendiri tetapi saling terkait dengan faktor lain yang disebut
dengan motivasi.Menurut Caplin (1993) motif adalah suatau
keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,
memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada
tujuan atau sasaran.
Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang
mendorong

individu

untuk

melakukan

aktivitas-aktivitas

tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi


disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim,
1991). Sedangkan menurut Koontz dalam Moekjizat (1984)
motif adalah suatu keadaan dari dalam yang memberi
kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang
mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan
tertentu.
Menurut Gunarsa (2003), terdapat dua motif dasar yang
menggerakkan perilaku seseorang, yaitu motif biologis yang
berhubungan dengan kebutuhan untuk

mempertahankan

hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan


sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif
menjadi enam, yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan seks, kebutuhan
akan harga

diri

dan

kebutuhan aktualisasi diri

(dalam

Mahmud, 1990).
Terlepas dari beberapa definisi tentang motif diatas,
tentu kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa motif
adalah

suatu

dorongan

dari

dalam

diri

individu

yang

mengarahkan pada suatu aktivitas tertentu dengan tujuan


tertentu pula. Sementara itu motivasi didefinisikan oleh Mc.
Donald (dalam Hamalik, 1992) sebagai suatu perubahan
energy didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya

afektif

dan

reaksi

untuk

mencapai

tujuan.

Menurutnya terdapat tiga unsur yang berkaitan dengan


motivasi yaitu:
1. Motif dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi,
misalnya adanya perubahan dalam sistem pencernaan
akan menimbulkan motif lapar.
2. Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal),
misalnya karena amin tertarik dengan tema diskusi yang
sedang diikuti, maka dia akan bertanya.
3. Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk mencapai tujuan.
Menurut Terry (dalam Moekjizat, 1984), motivasi adalah
keinginan didalam diri individu yang mendorong individu
untuk

bertindak.latihan

atau

kegiatan

lainnya

yang

menimbulkan suatu perubahan secara kognitif,afektif dan


psikomotorik pada individu yang bersangkutan. Menurut
Chung dan Meggison adalah motivasi merupakan prilaku yang
ditujukan kepada sasaran, motivasi berkaitan dengan tingkat
usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu

tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan


fermormasi
pekerjaan). Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan adalah
motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi
seseorangagar mau melakukan sesuatu yang diinginkan.
Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada dasarnya defenisi diatas mempunyai pengertian yang
sama, yaitu semuanya mengandung unsur dorongan dan
keinginan.
B. MACAM-MACAM MOTIVASI
Dalam membahas macam-macam motivasi belajar, ada
dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari
dalam

pribadi

seseorang

yang

biasa

disebut

motivasi

intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang


yang biasa disebut motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi yang berasal dari dalam diri yaitu yang
didorong oleh faktor kepuasan dan ingin tahu .Jenis
motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa
ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar
kemauan sendiri.yang kemudian disebut juga dengan
motivasi intrinsik.
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik
yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya
Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik
adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang.
Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi
intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain,

tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat


tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah
motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa
memerlukan rangsangan dari luar.
Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal
dari rangsangan di dalam diri setiap individu. Ia terdiri
daripada dorongan dan minat individu untuk me-lakukan
suatu

aktivitas

tanpa

mengharap

ataupun

meminta

ganjaran. Sebagaimana yang sudah dibicarakan, Bruner


(1966) mengaitkan motivasi intrinsik ini dengan naluri ingin
tahu dan dorongan mencapai kemudahan belajar bagi
murid yang baru masuk sekolah. Bagaimanapun, bukan
semua motivasi intrinsik diwujudkan secara nyata, akan
tetapi ada juga motivasi intrinsik yang dibentuk melalui
pembelajaran dan pengalaman yang membawa kepuasan.
Contohnya, kebisaaan membaca buku cerita dan bermain
alat musik merupakan gerakan motivasi intrinsik yang
dibentuk berdasarkan pembelajaran dan pengalamannya.
Harter (1981) mengenal pasti lima dimensi
kecenderungan

motivasi

intrinsik

dalam

bidang

pembelajaran. Dimensi-dimensi ini adalah insentif bekerja


untuk memuaskan minat dan sifat ingin tahu, percobaan
untuk mencapai penguasaan yang bebas, penilaian yang
bebas berkenaan dengan apa yang hendak dilakukan di
dalam

kelas

dan

semangat

untuk

dapat

meraih

keberhasilan.
Pelajar yang lebih cenderung ke arah motivasi
intrinsik menyukai pekerjaan yang menantang. Mereka
mempunyai

insentif

yang

lebih

untuk

belajar

memanfaatkan kepuasan diri sendiri daripada mengambil


hati guru untuk mendapatkan nilai yang baik. Mereka lebih

suka mencoba mengatasi masalah dengan sendirinya


daripada bergantung pada bantuan ataupun bimbingan
guru. Mereka juga menerapkan suatu sistem penguasaan
target

dan

taraf

pencapaian

yang

memperbolehkan

mereka membuat penilaian yang bebas berkenaan dengan


keberhasilan ataupun kegagalan mereka di dalam kelas
tanpa bergantung pada guru untuk mendapatkan hasil
ataupun penilaian.

2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi yang berasal dari luar yaitu perangsang
ataupun stimulus dari luar (sebagai contohnya ialah nilai,
hadiah serta bentuk-bentuk penghargaan lainnya) adalah
motivasi ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai
akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya
ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu
atau belajar.
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al
(2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni
tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry
Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang
lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau
melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat

disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang


timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.
Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk
rangsangan

dari

luar

yang

bertujuan

menggerakkan

individu untuk melakukan suatu aktivitas.


C. ASPEK DAN CIRI MOTIVASI
1. Aspek Motivasi
Tiga aspek motivasi menurut Walgito, yaitu:
a. Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam
diri organisme yang timbul karena kebutuhan jasmani,
keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikir dan
ingatan).
b. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan
tersebut.
c. Sasaran atau tujuan yang dikejar oleh perilaku tersebut.
2. Ciri-Ciri Motivasi
Menurut Plotnik ciri-ciri motivasi, yaitu sebagai
berikut:
a. Anda terdorong berbuat atau melaksanakan suatu
kegiatan.
b. Anda langsung

mengarahkan

energi

anda,

untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.


c. Anda mempunyai intensitas perasaan-perasaan yang
berbeda tentang pencapaian tujuan itu.

D. FUNGSI DAN BENTUK MOTIVASI


1. Fungsi Motivasi
Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya
motivasi. Belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi.
Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil
pula

pelajaran

itu.

Jadi

motivasi

akan

senantiasa

menentukan intensitas usaha bagi para siswa.


Sehubungan dengan hal tersebut, Sardiman A.M.
mengemukakan tiga fungsi motivasi sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang


hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatanperbutan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan.
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain seperti
mendorong usaha dan pencapaian prestasi. Intensitas
motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajar.
2. Bentuk-bentuk Motivasi
Penerapan tugas sebagai salah satu bentuk/cara
untuk

membangkitkan

motivasi

belajar

siswa

tentu

dibutuhkan kehandalan guru sebagai penggerak untuk


bagaimana

siswa

itu

termotivasi

dan

maju

untuk

melakukan tugas-tugas yang diberikan yaitu:


a. Memberi angka.
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegatan
belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru
untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka
yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang
sangat kuat.
b. Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
c. Saingan/Kompensis.
Saingan atau kompensis dapat juga dikatakan sebagai
alat

motivasi

Persaingan,

untuk

baik

mendorong

persaingan

belajar

individual

siswa.
maupun

kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar sisiwa.


d. Ego-Involment.
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan
sehingga bekerja keras mempertaruhkan harga diri,
adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

e. Pujian.
Apabila

ada

siswa

yang

sukses

yang

berhasil

menyelesaikan tugas dengan baikperlu dierikan pujian.


Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik.
f. Hukuman.
Hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.

E. TEORI MOTIVASI
1. Teori Motivasi Abraham Maslow (Teori Kebutuhan)
Abraham
Maslow
(1943;1970)
mengemukakan
bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan
pokok.

Ia

menunjukkannya

dalam

tingkatan

yang

berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan


terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan
sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan
biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks;
yang

hanya

akan

penting

setelah

kebutuhan

dasar

terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak


harus

terpenuhi

sebagian

sebelum

kebutuhan

pada

peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang


penting;
a. Kebutuhan

fisiologis

(rasa

lapar,

rasa

haus,

dan

sebagainya).
b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung,
jauh dari bahaya).
c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi
dengan orang lain, diterima, memiliki).
d. Kebutuhan
akan
penghargaan
berkompetensi,
pengakuan).

dan

mendapatkan

(berprestasi,
dukungan

serta

e. Kebutuhan

aktualisasi

diri

(kebutuhan

kognitif:

mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan


estetik:

keserasian,

keteraturan,

dan

keindahan;

kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri


dan menyadari potensinya).
2. Teori Motivasi Herzberg (Teori dua faktor)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang
mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan
dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor
motivator (faktor intrinsik).
a. Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan
antar

manusia,

imbalan,

kondisi

lingkungan,

dan

sebagainya (faktor ekstrinsik),


b. Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha
mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah
achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan,
dsb (faktor intrinsik).
3. Teori Motivasi Douglas Mcgregor
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori
X (negative) dan teori Y (positif). Menurut teori X empat
pengandaian yag dipegang manajer.
a. Karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak
menyukai kerja.
b. Karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi
atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas
semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai
kodrat manusia ada empat teori Y:

a. karyawan

dapat

memandang

kerjasama

sewajarnya seperti istirahat dan bermain.


b. Orang akan menjalankan pengarahan

dengan
diri

dan

pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.


c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
4. Teori Motivasi Vroom (Teori Harapan)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of
motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan
melakukan

sesuatu

yang

ia

yakini

ia

tidak

dapat

melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat


dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya
motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
a. Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas.
b. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan
terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas
(keberhasilan

tugas

tertentu).
c. Valensi, yaitu

untuk

respon

mendapatkan

terhadap

outcome

outcome
seperti

perasaan posistif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi


jika

usaha

menghasilkan

sesuatu

yang

melebihi

harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan


kurang dari yang diharapkan.
5. Teori

Motivasi

Achievement

Mc

Clelland

(Teori

Kebutuhan Berprestasi)
Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961),
menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi
kebutuhan manusia, yaitu:
a. Need for achievement (kebutuhan akan prestasi).
b. Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan
sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow).
c. Need for Power (dorongan untuk mengatur).

6. Teori Motivasi Clayton Alderfer (Teori ERG)


Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG
yang

didasarkan

pada

kebutuhan

manusia

akan

keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan


pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan
teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika
kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat
dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang
fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu
dan dari situasi ke situasi.
7. Teori Penetapan Tujuan (goal setting theory)
Edwin
Locke
mengemukakan
bahwa

dalam

penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme


motivasional yakni:
a. Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian;
b. Tujuan-tujuan mengatur upaya;
c. Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi;
d. Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencanarencana kegiatan.
8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai teori atau model motivasi yang telah
dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif
motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang
berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti
sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh
persepsi tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan
diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh
berbagai

konsekwensi

ekstrernal

dari

perilaku

dan

tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri


seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah
perilaku.

Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan


hukum pengaruh yang menyatakan bahwa manusia
cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai
konsekwensi

yang

menguntungkan

dirinya

dan

mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang


mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.
Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang
mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu
singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya.
Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang
dipercepat.

Karena

juru

tik

tersebut

menyenangi

konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya


bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan
berusaha
dengan

meningkatkan
belajar

keterampilannya,

menggunakan

komputer

misalnya
sehingga

kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya


diharapkan

mempunyai

konsekwensi

positif

lagi

di

kemudian hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang
datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari
atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan
sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan
sanksi

sebagi

konsekwensi

negatif

perilaku

pegawai

tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu


datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara
yang

digunakan

untuk

modifikasi

perilaku

tetap

memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang


harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut
ditempuh dengan gaya yang manusiawi pula.
F. PENERAPAN MOTIVASI DALAM ORGANISASI

1. Motivasi Prestasi (achievement motivation)


Adalah dorongan dalam diri individu untuk mengatasi
segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai
tujuan. Sejumlah karakteristik menunjukan para pegawai
yang berorientasi prestasi. Mereka bekerja keras apabila
mereka memandang bahwa mereka akan memperoleh
kebanggaan pribadi atas upaya mereka, apabila hanya
terdapat

sedikit

resiko

gagal,

dan

apabila

mereka

mendapat balikan spesifik tentang prestasi diwaktu lalu.


2. Motivasi Afiliasi (affiliation motivation)
Adalah dorongan untuk berhubungan dengan orangorang atas dasar sosial. Perbandingan antara pegawai yang
bermotivasi karena berprestasi dengan pegawai yang
bermotivasi karena afiliasi menggambarkan bagaimana
kedua pola itu mempengaruhi perilaku. Orang-orang yang
bermotivasi prestasi bekerja lebih keras apabila penyelia
mereka menyediakan penilaian rinci tentang perilaku kerja
mereka, sedangkan orang-orang yang bermotivasi afiliasi
bekerja lebih baik apabila mereka dipuji karena sikap dan
kerja sama mereka yang menyenangkan.
3. Motivasi Kompetensi (competence motivation)
Adalah dorongan untuk mencapai keunggulan kerja,
meningkatkan keterlampilan pemecahan masalah, dan
berusaha

keras

untuk

inovatif.

Orang-orang

yang

bermotivasi kompetensi juga mengharapkan adanya hasil


yang berkualitas tinggi dari rekan mereka dan mungkin
terasa tidak sabar apabila orang-prang yang bekerja
dengan mereka tidak melakukan pekerjaan dengan hasil
yang baik.
4. Motivasi Kekuasaan (power motivation)

Adalah dorongan untuk mempengaruhi orang-orang,


mengubah situasi dan cenderung bertingkah laku otoriter.
Orang-orang

yang

bermotivasi

kekuasaan

merupakan

manajer yang istimewa apabila dorongan itu lebih tertuju


pada

kekuasaan

kebutuhan

untuk

pribadi.

Kekuasaan

mempengaruhi

lembaga

adalah

perilaku orang-orang

demi kebaikan organisasi secara keseluruhan.

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI


Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis
dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Faktor Ekstern
a. Lingkungan (baik di lingkungan sekolah, kerja,keluarga,
teman spermainan dan lainnya).
b. Pemimpin
dan
kepemimpinannya
kepemimpinan

dalam

mengarahkan

(kegiatan

pegawai

dan

organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga


keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus
tercapai,

Berdasarkan

manusia

akan

tujuan

termotivasi

yang

oleh

ingin

dicapai,

kebutuhan

yang

dimilikinya termasuk di dalam fungsi ini).


c. Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas.
d. Dorongan atau bimbingan atasan
2. Faktor Intern
a. Pembawaan individu
b. Tingkat pendidikan
c. Pengalaman masa lampau
d. Keinginan atau harapan masa depan
Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi
itu terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor.
Berbagai faktor yang dimaksud meliputi:

a. Individu dengan segala unsur-unsurnya: kemampuan dan


ketrampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut,
pengalaman traumatis, latar belakang kehidupan sosial
budaya, tingkat kedewasaan.
b. Situasi dimana individu bekerja

akan

menimbulkan

berbagai rangsangan: persepsi individu terhadap kerja,


harapan dan cita-cita dalam keja itu sendiri, persepsi
bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan
timbulnya

perasaan

cemas,

perasaan

bahagia

yang

disebabkan oleh pekerjaan.


c. Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masingmasing individu terhadap pelaksanaan pekerjaannya.
d. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari
sesama rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan atau
keinginan kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai
hubungan di luar pekerjaan.
e. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu.
f. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu.
g. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, citacita dan tujuan
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi
itu mempunyai 3 aspek yaitu:
a. Keadaan terdorong dalam diri organism yaitu kesiapan
bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani,
karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental
seperti berpikir dan ingatan.
b. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
c. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.
H. METODE, PROSES DAN MODEL MOTIVASI
1. Metode Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:149),

mengatakan

bahwa ada dua metode motivasi adalah sebagai berikut:

a. Motivasi Langsung (Direct Motivation)


Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non
Materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap
individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta
kepuasannya,

jadi

sifatnya

khusus,

seperti

pujian,

penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang


jasa.
b. Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan
hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang

men dukung

serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas


sehingga

para

karyawan

betah

dan

bersemangat

melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja yang


nyaman, suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.
2. Proses Motivasi
Malayu S.P.

Hasibuan

(2005:151),

mengatakan

bahwa proses motivasi adalah sebagai berikut:


a. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu
tujuan

organisasi.

Baru

kemudian

dimotivasi kearah tujuan.


b. Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam
mengetahui
melihat

keinginan

dari

sudut

proses

karyawan
kepentingan

para

karyawan

motivasi
dan

tidak

adalah
hanya

pimpinan

atau

perusahaan saja.
c. Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang
baik dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa
yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus
dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
d. Integrasi tujuan

Proses

motivasi

perlu

untuk

menyatukan

tujuan

organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan


organisasi

adalah

memperoleh

laba

needscomplex
serta

yaitu

perluasan

untuk

perusahaan.

Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan


kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan
tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting
adanya penyesuaian motivasi.
e. Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas
kepada organisasi dan individu karyawan yang akan
mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti
memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
f. Team Work
Manajer
harus
membentuk
Team
work
yang
terkoordinasi

baik

yang

bisa

mencapai

tujuan

perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu


perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.
3. Model-Model Motivasi
a. Model Tradisional
Model tradisional ini digunakan untuk memberikan
dorongan kepada karyawan agar melakukan tugas
mereka dengan berhasil, para menajer menggunakan
sistem

upah

menghasilkan

insentif,
atau

semakin

mencapai

banyak
hasil

mereka

kerja

yang

sempurna, semakin besar penghasilan mereka.


b. Model Hubungan Manusiawi
Model hubungan tradisional yaitu para manajer
dianjurkan

untuk

bisa

memotivasi

para

karyawan

dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan dengan


membuat

mereka

merasa

penting

dan

berguna,

sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Para


karyawan diberi lebih banyak waktu kebebasan untuk

mengambil

keputusan

dalam

pekerjaannya.
c. Model Sumber Daya Manusia
Model
Sumber
Daya
Manusia

menjalankan

yaitu

karyawan

mempunyai motivasi yang sangat beraneka ragam,


bukan hanya motivasi karena uang ataupn keinginan
akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi
dan mempunyai arti dalam bekerja. Tugas manajer
dalam model ini, bukanlah menyuap para karyawan
dengan

upah

atau

uang

saja

tetapi

juga

untuk

mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam


mencapai tujuan organisasi dan anggotanya, dimana
setiap

karyawan

menyumbangkan

sesuai

dengan

kepentingan dan kemampuannya masing-masing.


I. PRINSIP-PRINSIP DALAM MOTIVASI KERJA
Anwar P. Mangkunegara (2007:100), mengatakan bahwa
terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan
kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan
yang akan dicapai oleh pemimpin.
2. Prinsip Komunikasi.
Pemimpin mengkomunikasikan segala

sesuatu

yang

berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan


informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi
kerjanya.
3. Prinsip Pengakui Andil Bawahan
Pemimpin
mengakui
bahwa

bawahan

(pegawai)

mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan


pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi
kerjanya.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang

Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang


kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat
mengambil

keputusan

terhadap

pekerjaan

yang

dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan


menjadi

termotivasi

untuk

mencapai

diharapkan oleh pemimpin.


5. Prinsip Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian

tujuan

terhadap

apa

yang

yang

diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai


bekrja apa yang diharapkan oleh pemimpin.
J.

PRESPEKTIF MOTIVASI
1. Perspektif Behavioral
Menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai
kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah
peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat
memotivasi

perilaku

murid.

Pendukung

penggunaan

insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah


minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan
perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan
mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer, dkk, 2000).
2. Perspektif Humanistis
Menekankan
pada
kapaitas
murid
untuk
mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih
nasib mereka dan peka terhadap orang lain.
3. Perspektif Kognitif
Pemikiran murid akan memandu motivasi mereka,
juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan,
perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu
tujuan (Schunk & Ertmer, 2000; Zimmerman & Schunk,
2001). Perspektif kognitif mengusulkan konsep menurut
White (1959) tentang motivasi kompetensi, yakni ide
bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan

mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan


memproses informasi secara efisien.
4. Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi adalah motif untuk berhubungan
dengan

orang

lain

secara

aman.

Membutuhkan

pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan


personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid
tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan
waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka
dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan
positif dengan guru. Murid sekolah yang punya hubungan
penuh perhatian dan suportif biasanya memiliki sifat
akademik yang positif dan lebih senang bersekolah (Baker,
1999; Stipek, 2002).

SUMBER
https://4jipurnomo.wordpress.com/makalah-tentangmotivasi/
http://febrinatik.blogspot.co.id/2013/04/makalahmotivasi.html

http://hamdanial.blogspot.co.id/2012/11/makalah-teorimotivasi.html
http://iinwulandari13.blogspot.co.id/2016/03/makalahmotivasi-dalam-organisasi.html
http://luthfiafadlillahsari.blogspot.co.id/2015/05/makalahkonsep-motivasi.html
http://ikanteri89.blogspot.co.id/2014/06/makalahpengantar-manajemen-motivasi.html

Anda mungkin juga menyukai