PENDAHULUAN
Pada bagian akhir materi kita juga akan membahas mengenai teknik
mengajukan pertanyaan dan teknik menggali informasi (probing).
Perlu diketahui bahwa wawancara dalam rangka riset atau pengumpulan data
yang kita bahas merupakan face to face interview, yaitu sebuah cara untuk
menguji tanggapan responden dengan bertemu muka atau berhadapan langsung.
Kelebihan dari teknik ini adalah:
a. Fleksibel
b. Respon rate baik
c. Memungkinkan pencatatan perilaku non verbal
d. Dapat mengontrol lingkungan sewaktu menjawab,
e. kemampuan untuk mengikuti urutan pertanyaan dan pencatatan jawaban
secara spontan,
f. responden tidak bisa curang dan harus menjawab sendiri,
g. terjaminnya kelengkapan jawaban dan pertanyaan yang dijawab,
h. Dapat mengontrol waktu menjawab pertanyaan,
i. Dapat digunakan untuk kuesioner yang kompleks.
Perilaku Wawancara
Sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak,
dalam wawancara kerja si pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan.
d. Tahap Terminasi.
Bila waktu wawancara yang tersedia habis, pewawancara perlu memberi
isyarat bahwa wawancara akan segera diakhiri, dalam hal ini sekali lagi
komunikasi non verbal sangat berguna.
e. Tahap Evaluasi.
1. Hallo Effect:
Kesalahan ini terjadi bila pewawancara menggunakan informasi terbatas
tentang pelamar, mengambil kesimpulan hanya beradasarkan informasi yang
terbatas, tanpa memandang berbagai karakteristik lainnya dari orang tersebut.
Contoh, seorang pelamar yang mempunyai senyuman menarik (apalagi kalau
cantik atau ganteng) dan simpatik diperlakukan sebagai calon unggul sebelum
wawancara dimulai.
2. Pertanyaan Mengarahkan (Leading Questions): Kecenderungan mendikte
orang yang diwawancara (pelamar) agar memberikan jawaban tertentu.
Misalnya:
“Apakah anda suka…?”
“Apakah menurut anda..itu penting?”
“Apakah saudara setuju bahwa laba adalah penting?”
“Apakah saudara akan menyenangi pekerjaan ini?”
3. Bias Pribadi (Personal Biases): Pewawancara mendasarkan penilaiannya pada
prasangka pribadi terhadap kelompok tertentu. Misalnya menganggap seorang
mahasiswa yang baik harus berpostur tinggi atau menganggap pekerjaan
tertentu lebih cocok untuk pria dan pekerjaan lainnya untuk wanita.
4. Dominasi Pewawancara: Pewawancara lebih banyak berbicara tentang
kelebihan dirinya sendiri atau mengajak pelamar berbincang-bincang
mengenai sesuatu yang tidak relevan.
Contoh, penggunaan waktu wawancara untuk menceritakan rencana-rencana
perusahaan, penggunaan waktu wawancara untuk memberitahukan bagaimana
pentingnya pekerjaan pewawancara.
5. Kurang Fokus: Akibat terlalu banyak aspek yang ingin digali.
TIPS!
SIKAP PEWAWANCARA
DOs DON’Ts
Mendengarkan Mendominasi
Mengklarifikasi Memojokkan
Menggali Mengarahkan
Menunjukan Minat Mengecam
Membatasi
Berteka-Teki
PRAKTIKUM
Suatu saat anda harus merekrut beberapa orang Mitra untuk membantu Anda
melakukan pengambilan data Sensus Penduduk. Apa yang akan Anda lakukan?
Hal-hal apa yang akan anda persiapkan? Buatlah rancangannya, dan jelaskan!
PENUTUP
Setelah mempelajari materi ini kami berharap Anda dapat lebih memahami jenis-
jenis wawancara dan memperoleh keterampilan untuk melakukan wawancara, dan
berkomunikasi efektif dalam situasi wawancara.
Ada banyak jenis wawancara. Namun karena keterbatasan ruang dan waktu, maka
yang dibahas hanyalah dua jenis wawancara, wawancara pengumpulan data dan
wawancara seleksi. Dua wawancara ini yang kemungkinan besar sering Anda
temui dalam berkaryadi BPS. Selamat melakukan wawancara.