Anda di halaman 1dari 24

Pengaruh Retribusi

Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah
Kota Yogyakarta
Febridara Kurnia 130420267

Fenomena-fenomena :

Permasalahan yang dihadapi oleh daerah pada umumnya dalam kaitan penggalian
sumber-sumber pajak daerah dan retribusi daerah, adalah belum memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap penerimaan daerah secara keseluruhan (Sidik, 2002).

Penerimaan retribusi daerah sekarang belum optimal.

PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli
daerah, dan salah satu sumber PAD yang memiliki kontribusi terbesar berasal dari
Retribusi Daerah.

Retribusi daerah merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan otonomi daerah. Retribusi daerah merupakan sumber pendapatan
daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah.

Pengertian
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pendapatan asli daerah adalah segala penerimaan daerah
setempat yang bersumber dari pajak daerah, retribusi
daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain PAD
yang sah.

2. Retribusi Daerah
Menurut Indra Bastian (2001:156), retribusi adalah pungutan
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah atas pelayanan dan
penggunaan fasilitas-fasilitas umum yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah bagi kepentingan masyarakat, sesuai
dengan Peraturan Daerah yang berlaku.
Jenis Retribusi Daerah
Retribusi daerah dibagi atas tiga golongan, sebagaimana disebut di bawah
ini ( UU No 34 Th 2000 Pasal 18 ayat 2 dan UU No 28 Th 2009 Pasal 108
ayat 2-4):
1. Retribusi Jasa Umum
2. Retribusi Jasa Usaha
3. Retribusi Perizinan Tertentu

Variabel
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu
1. Retribusi daerah (Dependen)
2. PAD (Independent)

Kerangka Berfikir

Jenis Penelitian
Penelitian Kausal
Penelitian yang menunjukkan arah hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat,
disamping mengukur kekuatan hubungannya
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa Penelitian ini merupakan
termasuk metode => kausalitas

Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis
Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya
menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan
perbedaan antarkelompok atau kebebasan(independensi)
dua atau lebih faktor dalam suatu situasi.

Unit Analisis
Unit analisis yang terdapat dalam
proposal ini adalah analisis berupa
manusia sebagai individu.

Time Horizon
Cross sectional
dilaksanakan satu kali pada suatu saat tertentu

Pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Data Kuantitatif, yaitu data berupa angka yang
bertujuan untuk menunjukkan pengaruh pajak
daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan
asli daerah dengan penafsiran angka statistik.
Sumber Data
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara, berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan
dan yang tidak dipublikasikan.

Analisis Data
Analisis Regresi
Pengolahan data akan dikaji menggunakan alat
analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi
limear sederhana digunakan untuk menjawab
rumusan masalah, dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Y= a + bX
Untuk memudahkan pengolahan data pada
penelitian ini akan menggunakan SPSS for
windows versi 17.

Tabel Perbandingan Realisasi Variabel


Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah
Tahun 2006 - 2010

Tahun

Retribusi Daerah

PAD

2010

37.066.084.009

120.904.263.931

2011

37.972.419.441

136.626.469.085

2012

40.966.229.794

154.911.891.959

2013

39.161.122.319

168.703.721.874

2014

59.728.106.724

210.145.729.430

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut diperoleh


persamaan regresi linear seerhana ( Retribusi Daerah dan
Pendapatan Asli Daerah) adalah:

Y = -1,745 M + 0,919
Adapun interpretasi hasil persamaan di atas sebagai berikut :
Nilai konstanta (a) sebesar -1,745 M. Nilai tersebut menyatakan
bahwa jika tidak ada retribusi daerah, maka PAD akan sebesar Rp.
-1,745 Miliar.

Nilai koefisien (b) = 0.919 . Nilai tersebut menunjukkan bahwa


retribusi daerah (X) berpengaruh positif terhadap PAD (Y). Hal ini
berarti bahwa jika variabel retribusi daerah ditingkatkan, maka
akan meningkatkan PAD sebesar 0,919.

1. Pengujian Asumsi Klasik


Agar model Struktural Equation Modeling yang diajukan
menunjukkan persamaan hubungan yang valid, model
tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik Ordinary
Least Square (OLS). Oleh karena itu pengujian asumsi
klasik perlu dilakukan. Model yang digunakan
menggunakan Structural Equation Modeling (SEM), maka
Uji Asumsi Klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi .
a) Normalitas
Dalam penelitian ini, normalitas diuji dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data residual
berdistribusi normal jika probabilitas signifikansinya 5%
(0,05), Hasil uji Normalitas dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan besarnya


nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,859 untuk Retribusi
Daerah; dan 0,402 untuk PAD dan tidak signifikan pada
0,05. Hal ini berarti bahwa residual berdistribusi
normal.

b.

Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak
memiliki masalah
autokorelasi, jika terjadi autokorelasi
maka persamaan tersebut menjadi tidak baik/idak layak
dipakai prediksi. Dalam penelitian ini
untuk menguji
autokorelasi adalah dengan menggunakan uji DurbinWatson, dengan ketentuan sebagai berikut:
Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW < -2.
Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada di antara -2
dan 2 (-2 DW 2) .
Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW > 2.

Dari hasil analisis, diperoleh nilai DW sebesar 1,897. Karena


nilai DW berada di antara -2 dan 2 (-2 DW 2), maka
dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linear ini
tidak terdapat autokorelasi. Hasil uji Autokorelasi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

Pengujian Hipotesis
Pengujian Parsial
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan signifikan atau tidak
signifikan masing-masing nilai koefisien regresi secara sendirisendiri terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis yang
dikemukakan oleh peneliti yaitu:
1. Ho : b2 = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan
retribusi
daerah terhadap pendapatan asli daerah).
2. Ha : b2 0 (terdapat pengaruh yang signifikan retribusi
daerah terhadap pendapatan asli daerah).
Dasar pengambilan keputusan dengan taraf signifikan () = 5%,
adalah:
Jika : t hitung t tabel, maka Ho diterima
Jika : t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

Berdasarkan hasil perhitungan nilai t , di mana


nilai t hitung untuk variabel retribusi daerah
sebesar 2,661 lebih besar dari nilai t tabel =
2,353 ; maka Ho ditolak dan Ha 1 diterima,
berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
retribusi daerah terhadap pendapatan asli
daerah.

KESIMPULAN
1.Pengujian masing-masing prediktor (Uji t)
disimpulkan sebagai berikut :
a.Retribusi Daerah (X2)

Terdapat pengaruh yang signifikan antara


retribusi daerah terhadap pendapatan asli
daerah di Kota Yogyakarta, karena Nilai t
hitung (2,661) > t tabel (2,353).
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara pajak daerah dan retribusi daerah
terhadap pendapatan asli daerah di Kota
Yogyakarta adalah terbukti.

SARAN
1. Pemerintah Kota Yogyakarta harus lebih memperhatikan variabel-variabel pajak
daerah dan retribusi daerah, dimana kedua variabel tersebut sangat
mempengaruhi dan mempunyai hubungan yang kuat terhadap pendapatan asli
daerah di Kota Yogyakarta.
2. Dinas Pendapatan Daerah Kota Yogyakarta untuk mengantisipasi perubahan
pajak daerah dan retribusi daerah akibat penerapan UU No. 28 Tahun 2009
dimasa yang akan datang sebaiknya memberikan informasi kepada masyarakat
3. Dinas Pendapatan Daerah Kota Yogyakarta untuk memberikan tarif denda yang
tinggi bagi wajib pajak yang tidak tepat waktu membayar pajaknya, sehingga
dapat menimbulkan efek jera kepada wajib pajak yang lalai dalam membayar
kewajibannya.

Thank you

Anda mungkin juga menyukai