Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN MOTIF DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA

DIDIK DALAM PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi


Pendidikan dan Bimbingan

Dosen Pengampu
Dr. Setiawati, M.Pd

Kelompok 6:

Muhammad Fahrizal Faisol (2209217)


Muhammad Darru Rizqy A (2208984)
Nova Agustin Yuhana (2205754)
Muhamad. Rafi Arrahman (2203834)
Muhamad Safta Aji (2202190)

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan............................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
MEMAHAMI PENGEMBANGAN MOTIF DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM
PEMBELAJARAN.................................................................................................................2
2.1 Memahami Konsep Motif dan Motivasi.............................................................2
2.2 Memahami Pengukuran Motif dan Motivasi Belajar..........................................4
2.3 Memahami Pengembangan Motif dan Motivasi Belajar.....................................6
BAB III.............................................................................................................................9
ANALISIS PERILAKU...................................................................................................9
3.1 Contoh Penerapan Motivasi Belajar Untuk Peserta Didik..................................9
3.2 Analisis dari sudut pandang Psikologi Pendidikan dalam Ilmu dan Praksis.....10
BAB IV............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
4.1 Simpulan................................................................................................................11
4.2 Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha yang disengaja untuk mengembangkan potensi sumber


daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor
internal yang menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar. Motivasi adalah
keseluruhan daya penggerak dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar dan
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar
merupakan faktor psikologis non intelektual. Seseorang dengan tingkat kecerdasan yang
tinggi dapat gagal karena kurangnya motivasi untuk belajar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah penting sebagai
berikut:

1. Pengertian motif dan motivasi belajar peserta didik


2. Perbedaan motif dan motivasi
3. Faktor apa yang mempengaruhi motivasi peserta didik
4. Cara pengukuran motivasi
5. Peran motivasi dalam belajar dan pembelajaran

1.3 Tujuan Pembahasan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan pembahasan
makalah ini adalah:

1. Memahami motif dan motivasi belajar bagi peserta didik


2. Untuk mengetahui perbedaan motif dan motivasi
3. Untuk memahami apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi peserta didik

1
BAB II
MEMAHAMI PENGEMBANGAN MOTIF DAN MOTIVASI
BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN

2 Memahami Motif dan Motivasi

1. Pengertian

Pada dasarnya, motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak.


Alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusialah yang
menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu. Motif manusia bisa bekerja secara
sadar, maupun tidak sadar. Motif manusia merupakan dorongan, hasrat,
keinginan, dan tenaga penggerak lainnya, yang berasal dari dalam dirinya, untuk
melakukan sesuatu. Motif memberi tujuan dan arah kepada tingkah laku. Ada
beberapa pendapat mengenai pengertian motif. Sherif & Sherif menyebutkan
motif sebagai suatu istilah genetik yang meliputi semua faktor internal yang
mengarah pada berbagai jenis perilaku yang bertujuan, semua pengaruh
internal, seperti kebutuhan yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan
dan keinginan, aspirasi, dan selera sosial, yang bersumber dari fungsi-fungsi
tersebut.

Menurut Guralnik (1979:314) motif adalah suatu perangsang dari dalam,


suatu gerak hati, yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. R.S.
Woodworth mengartikan motif sebagai suatu set yang dapat atau mudah
menyebabkan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Jadi, motif adalah tujuan. Tujuan ini disebut
intensif. Adapun intensif bisa diartikan sebagai suatu tujuan yang menjadi arah
suatu kegiatan yang bermotif. Kesimpulannya, motif adalah suatu alasan atau
dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan,
atau bersikap tertentu. Sedangkan dalam psikologi, motif adalah rangsangan,
dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.

Selain motif, dalam psikologi dikenal pula istilah motivasi. Sebenarnya,


motivasi nerupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses
gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri
individu, tingkah laku ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau
perbuatan. Karena itu, bisa juga dikatakan bahwa motivasi berarti

2
membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan
seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu
kepuasan atau tujuan.

Dalam suatu motif, umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu unsur
dorongan atau kebutuhan dan unsur tujuan (Handoko, 1992:10). Nico Syukur
Dister OFM memakai “motif” tersebut sebagai “penyebab psikologis yang
merupakan sumber serta tujuan dari tindakan dan perbuatan seorang
manusia”(Dister, 1994:71). Menurut Dister, penyebab ini bersifat kausal dan
sekaligus final. Dalam pandangan Dister, setiap tingkah laku manusia merupakan
buah hasil dari hubungan dinamika timbal-balik antara tiga faktor. Ketiga faktor
yang dimaksudkan Dister tersebut ialah : (1) sebuah gerak atau dorongan yang
secara spontan dan alamiah terjadi pada manusia; (2) ke-aku-an manusia
sebagai inti-pusat kepribadiannya; (3) situasi manusia atau lingkungan hidupnya
(Dister, 1994:72-73)

1. Dorongan Spontan Manusia

Pada setiap orang, dorongan timbul dengan sendirinya dan tidak


ditimbulkan manusia dengan sengaja. Dorongan semacam ini
bersifat alamiah dan bekerja otomatis.

2. Ke-aku-an sebagai Inti-pusat Kepribadian Manusia

Suatu dorongan yang secara spontan terjadi pada diri manusia


dapat ia jadikan miliknya sendiri, kalau ia menanggapi dorongan
itu secara positif. Kalau demikian, ke-aku-an manusia, pusat
kebebasan itu, dengan tahu dan mau, mengambil bagian dalam
kejadian itu.

3. Situasi atau Lingkungan Hidup Manusia

Selain faktor pertama dan kedua, masih ada faktor ketiga yang
harus diikutsertakan dalam menerangkan tingkah laku manusia
secara psikologis, yaitu situasi atau lingkungan hidup seseorang.
Tindakan dan perbuatan manusia itu tidak terlepas dari dunia
sekitarnya.

Penggolongan Motivasi Perilaku Manusia

3
Atas dasar sumber dan proses perkembangan yang sudah dijelaskan
di atas tadi, maka diadakan penggunaan berbagai macam istilah yang sering
dipertukarkan (interchangable). Berguna untuk keperluan studi psikologis telah
diadakan penertiban dan penggolongannya, antara lain:

Motif primer (motivasi dasar)

Menunjukkan kepada motif yang tidak dipelajari yang untuk ini sering
juga digunakan istilah dorongan. Golongan motif ini pun dibedakan lagi ke dalam:
Dorongan fisilogis yang bersumber pada kebutuhan organis yang mencakup
antara lain lapar, haus, pernapasan, seks, kegiatan, dan istirahat. Untuk
menjamin kelangsungan hidup organis diperlukan pemenuhan kebutuhan –
kebutuhan tersebut sehingga mencapai keadaan fisik yang seimbang.

Dorongan umum da motif darurat, termasuk didalamnya dorongan takut, kasih


sayang, kegiatan, kekaguman, dan ingin tahu,dalam hubungannya dengan
rangsangan dari luar, termasuk dalam golongan melarikan diri, menyerang,
berusaha dan mengejar untuk menyelamatkan dirinya.

Motif Sekunder

Menunjukkan kepada motif yang berkembang dalam diri individu


karena pengalaman, dan dipelajari kedalam golongan sebagai berikut : Takut
yang dipelajari (learned fears) Motif social (ingin diterima, ingin dihargai,
konformitas, afiliasi dll) Motif – motif obyektif (eksplorasi, manipulasi, dan minat)
Maksud (purpose) dan aspirasi Motif berprestasi (achievement motive)

3 Memahami Perbedaan Motif dan Motivasi

Motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, namun
secara konseptual dapat dibedakan karena motivasi merupakan hal-hal yang berkaitan
dengan timbulnya dan aktifnya motif. Sardiman (1992: 73) menyatakan bahwa berawal
dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi
aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila untuk mencapai tujuan
terasa sangat mendesak. Hudojo (1990: 97) mengatakan bahwa kekuatan pendorong yang

4
ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai
sesuatu tujuan disebut "motif". Sedangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
timbulnya dan berlangsungnya motif itu disebut "motivasi". Hal ini berarti bahwa dibalik
setiap aktivitas seseorang terdapat sesuatu motivasi mendorongnya untuk mencapai
sesuatu tujuan tertentu. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa dalam hal orang
melakukan atau berbuat sesuatu, alasan atau dorongan menggerakkan orang itu
melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan adalah motifnya, sedang proses
pembangkitan geraknya disebut "motivasi". Demikian setiap motivasi selalu berkaitan
erat dengan tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi dapat diubah dan
ditingkatkan intensitasnya oleh lingkungan

4 Memahami Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Peserta


Didik

Menurut dimyati dan mudjiono, faktor-faktor yang mempengaruhi


motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1) Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan
mencapai keinginan dapat menumbuhkan kemauan belajar yang akan
menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Cita cita dapat memperkuat motivasi
intrinsik dan ekstrinsik.
2) Kemauan Siswa
Keinginana seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan untuk
mencapainya, karena kemauan akan memperkuat motivasi anak untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3) Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar.
4) Kondisi lingkungan Siswa
Siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, oleh karena itu kondisi
lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan, dan ketertiban pergaulan perlu di
pertinggi mutunya agar semangat dan motivasi belajar siswa mudah
diperkuat.
5) Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

5
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang
mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. (Dimyati dan Mujiono, 2002)
5 Cara Pengukuran dan Usaha Peningkatan Kekuatan Motivasi Kerja dan

Belajar

Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah merupakan


suatu substansi yang dapat di amati.
Yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi beberapa indikatornya dalam term-term
tertentu, antara lain:
1. durasinya kegiatan (berapa lama penggunaan waktunya untuk melakukan
kegiatan;
2. frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu
tertentu);
3. Persistensinya (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan;
4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan
kesulitan untuk mencapai tujuan;
5. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwanya
atau nyawanya) untuk mencapai tujuan;
6. tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target, dan
idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan;
7. tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari
kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak);
arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike; positif atau negatif).
Dengan memperhatikan indikator-indikator tersebut di atas, berbagai teknik
pendekatan dan pengukuran tertentu dapat dipergunakan, antara lain:
1. Tes tindakan (performance test) disertai observasi untuk memperoleh informasi
dan data tentang persistensi, keuletan, ketabahan, dan kemampuan menghadapi
masalah, durasi dan frekuensinya: dalam hal ini berbagai eksperimen dapat
dilakukan;
2. Kuesioner dan inventori terhadap subjeknya untuk mendapat informasi tentang
devosi dan pengorbanannya, aspirasinya;
3. Mengarang bebas untuk mengetahui cita-cita dan aspirasinya;
4. Tes prestasi dan skala sikap untuk mengetahui kualifikasi dan arah sikapnya.

6 Peranan Motivasi dalam Belajar dan pembelajaran


Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan
perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan
penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan
hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak
dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan
ketekunan belajar (Uno,2010: 27-29).
Peran motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar

6
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar
dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat
dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
Dengan perkataan lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang
dapat memperkuat perbuatan belajar. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu,
agar dia dapat membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan yang ada
dalam lingkungan siswa sebagai bahan penguat belajar. Hal itu tidak cukup dengan
memberitahukan sumber-sumber yang harus dipelajari, melainkan yang lebih penting
adalah mengaitkan isi pelajaran dengan perangkat apapun yang berada paling dekat
dengan siswa dilingkungannya

BAB III
ANALISIS PERILAKU

1. Contoh Penerapan Motivasi Belajar Peserta Didik

A. Discovery Learning
Discovery Learning atau penemuan dapat meningkatkan hasil belajar,
minat, perhatian, dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran, peserta
didik juga dapat memahami materi lebih dalam pada saat peragaan tentang
materi yang di sampaikan oleh guru serta dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi. Dan penggunaan media alat peraga yaitu sapu lidi sebagai alat
bantu mengajar pengganti tugas dan peran guru sebagai penyampai materi
yang menarik dan penyajian yang lengkap, dan dapat meningkatkan kualitas
hasil belajar peserta didik.

B. Whole Brain Teaching


Whole brain teaching atau power teaching, menurut Amstrong, adalah
sebuah metode belajar yang mampu meningkatkan atensi dan konsentrasi
siswa.
Sehingga dari pernyataan para ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa
yang dimaksud dengan whole brain teaching adalah metode pengajaran
intruksional dengan mengoptimalkan keseluruhan dari fungsi otak dimana
pendidik dengan kemampuannya dalam menggunakan metode-metode yang
kreatif dan inovatif diharapkan mampu mengembangkan kreatifitas peserta
didiknya dan membuat kegiatan pembelajaran yang dapat membentuk
kecerdasan yang mengacu pada perkembangan otak siswa secara utuh dan
menumbuhkan rasa aman, nyaman, kasih sayang, penerimaan, rasa antusias

7
dalam menerima materi / pelajaran dan mampu meningkatkan atensi dan
konsentrasi siswa. Dengan menerapkan metode pembelajaran whole brain
teaching diharapkan mampu menambah motivasi belajar siswa.

C. Attention Relevance Confidence Satisfaction (ARCS)

Model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan


pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan
belajar dalam mendorong dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar
(Keller, 1987). Model pembelajaran ini mengutamakan perhatian siswa,
menyesuaikan materi pembelajaran dengan pengalaman belajar siswa,
menciptakan rasa percaya diri dalam diri siswa, dan menimbulkan rasa puas
dalam diri siswa tersebut. Model pembelajaran ARCS dikembangkan
berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung
dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan
(expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut
oleh Keller dikembangkan menjadi empat komponen. Keempat komponen
model pembelajaran itu adalah attention, relevance, confidence dan
satisfaction dengan akronim ARCS (Keller, 1987: 289-319).

Metode Ice Breaking


Ice breaking adalah suatu kegiatan yang bisa kita lakukan dengan tujuan untuk
mencairkan suatu suasana. Istilah “Ice Breaking” sendiri berasal dari dua suku kata
bahasa Inggris, yang memiliki arti pemecah es. Dengan melakukan Ice breaking para
siswa menjadi tidak jenuh dan tetap bisa mempertahankan motivasi belajar mereka.

8
2. Analisis dari sudut pandang Psikologi Pendidikan dalam Ilmu dan
Praksis

Motivasi belajar adalah daya penggerak dalam diri individu yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan
arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam


belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa.Untuk
memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan
motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan

Dari penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa:

9
A. motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak. Alasan-alasan atau
dorongan-dorongan dalam diri manusialah yang menyebabkan manusia itu
berbuat sesuatu. Motif manusia merupakan dorongan, hasrat, keinginan, dan
tenaga penggerak lainnya, yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan
sesuatu
B. motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau
menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam
rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan.

Dari kedua kesimpulan diatas dapat disimpulkan kembali bahwa Motif dan
motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, namun secara
konseptual dapat dibedakan karena motivasi merupakan hal-hal yang berkaitan
dengan timbulnya dan aktifnya motif.

DAFTAR PUSTAKA

Motif dan Motivasi


Diakses pada 07 November 2022 melalui:

https://www.academia.edu/37851062/Motif_dan_motivasi

Dimyati dan Mujiono (2002), Faktor Motivasi


Diakses pada 20 Oktober 2022 melalui:
https://psikologi.uma.ac.id/bentuk-bentuk-motivasi-di-sekolah-dan-faktor
faktor-yang-mempengaruhi-motivasi-belajar/
Uzer, Usman. (2007) Menjadi Guru Profesionjal.
Diakses pada 07 November 2022 melalui:
Menjadi Guru Profesional - Uzer Usman
Abin Syamsudin Makmun (2001) Psikologi kependidikan
Diakses pada 20 Oktober 2022 melalui:
Psikologi Kependidikan - Abin Syamsudin Makmun
Agus Supriyadi, Zainuddin, Paridjo. (2012). Discovey Pembelajaran
Diakses pada 20 Oktober 2022 melalui:
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/3061

10
Rusyan, Tabrani. (1989). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar
Diakses pada 20 Oktober melalui:
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijisedu/article/view/1401/1183

11

Anda mungkin juga menyukai