Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP MOTIVASI, PERILAKU SOSIAL DAN CULTURAL


AWARENESS

Dosen Pengampu :
Ibu Bd. Devy Putri Nursanti, SST, S.Keb.,M.Kes

Tugas Mata Kuliah


Sosiantropologi

Di susun Oleh :
Kelompok VI Kelas A4

YUNI PUJI ASTUTIK NIM 2281A0911


RUKMANA SARI GULTOM NIM 2281A0905
YULIANA NIM 2281A0903
NURUL LATIFAH NIM 2281A0928
MALINDA NIM 2281A0907
SUHAIMI NIM 2281A0906
DENI RIAN SARI NIM 2281A0941

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PRODI S-1 KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan yang paling sempurna. Hal ini
berarti bahwa manusia mempunyai keistimewaan dibanding dengan makhluk yang
lain. Salah satu keistimewaan yang meninjol adalah perilakunya. Meskipun semua
makhluk hidup mempunyai perilaku namun perilaku manusia berbeda dengan prilaku
makhluk hidup yang lain. (Notoatmodjo,2010)
Motivasi para pekerja merupakan salah satu aspek terpenting dan yang paling
emnantang dari aspek manajemen. Motivasi bukan hanya mengenai bekerja keras,
motivasi juga mencerminkan sudut pandang anda mengenai kemampuan diri anda
sendiri. Perilaku manusia melibatkan tiga komponen utama yaitu kondisi lingkungan
tempat terjadinya perilaku tersebut, perilaku itu sendiri dan konsekuensi dari perilaku
tersebut. Berulang atau tiodak berulangnya suatu perilaku dipengaruhi oleh keadaan
tiga komponen tersebut.
Pengaruh sosial budana dalam amsyarakat memberikan peranan penting dalam
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya
dalam amsyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah
tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan
budaya bisa memberikan dampakpositif dan negatif.

B. RUMUSAH MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan motivasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan perilaku?
3. Apakah yang dimaksud dengan cultural awarness ?
4. Bagaimana aspek sosial dan budaya yang berhubungan degan perilaku kesehatan:
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian dari motivai
2. Untuk mengetahui pengertian dari perilaku
3. Untuk mengetahui pengertian dari cultural awarness
4. Untuk mengetahui aspek sosial dan budaya yang berhubungan dengan perilaku
kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. MOTIVASI
1. Penegrtian motivasi menurut beberapa ahli:
a. T. Hani Handoko
Motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
b. H. Hadari Nawawi
Motivasi adalah suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab
seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau keinginan yang
berlangsung secara sadar.
c. Anwar Prabu Mangkunegara
Motivasi adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan
lingkungan kerja
d. Henry Simamora
Motivasi adalah sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa
upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja pada gilirannya akan
membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
e. Chung dan Megginson yang dikutip oelh Faustino Cardoso Gomes
Motivasi adalah tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang
mengejar suatu tujuan berkaitan dengan kepuasan kerja dan performa
pekerjaan.

Dari pengetian motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi


merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau
menggerakkan seseorang untuk melakukan susatu atau kegiatanyang
dilakukan sehingga ia dapat mencapai tujuannya. (Cristianpradana,2017)

2. Faktor faktor yang mempengaruhi motivasi


Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalan diri seseorang,
snagat dipengaruhi oleh beberapa faktor , antara lain :
a. Faktor ekstern
1) Lingkungan sosial
2) Pemimpin dan kepemimpinannya
3) Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
4) Dorongan atau bimbingan atasan
b. Faktor intern
1) Pembawaan idividu
2) Tingkat pendidikan
3) Pengalaman masa lampau
4) Keinginan atau hapran masa depan (Robbins P, Stephen,2007)
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi Menurut para ahli :
1) Muhidin Syah
a) Faktor internal adalah faktor ynag ada dalam diri manusia itu
sendiri yang berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman
dan cita-cita.
b) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia
itu sendiriyang terdiri dari :
 Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan masyarakat,
tetangga, teman,orangtua/keluarga dan teman sekolah.
 Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung sekolah, letak
sekolah, jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar,
kondisi ekonomiorangtua dan lain-lain. b.
2) Sumanto Menggolongkan faktor yang mempengaruhi belajar anak
menjadi tiga macam,yaitu:
a) Faktor-faktor stimulasi belajar
Yang dimaksud faktor stimulasi belajar adalah segala hal di luar
individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar.
Stimulasi dalam penelitian ini mencakup materiil serta suasana
lingkungan yang ada di sekitar siswa.
b) Faktor metode belajar
Metode yang dipakai guru sangat mempengaruhi belajar siswa.
Metode yang menarik dapat menimbulkan rangsangan dari siswa
untuk meniru dan mengaplikasikannya dalam cara belajarnya.
c) Faktor-faktor individual
Faktor ini menyangkut hal-hal berikut: kematangan, faktor usia,
jenis kelamin, pengalaman, kapasitas mental, kondisi kesehatan
fisik dan psikis, rohani serta motivasi.

3. Fungsi Motivasi
Adapun fungsi motivasi ada tiga, antara lain:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
4. Konsep Motivasi
Konsep motivasi yang dijelaskan oleh Soekanto,Soerjono. 2005 adalah
sebagai berikut:
a. Model Tradisional
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan
system insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang
berprestasi.
b. Model Hubungan
ManusiaUntuk memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah
dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa
berguna dan penting.
c. Model Sumber Daya Manusia
Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang

tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti


5. Proses Motivasi
Proses terjadinya motivasi menutuy Zainun (2007:19) adalah
disebabkan adanya kebutuhan yang mendasar. Dan untuk memenuhi
kebutuhan timbullah dorongan untuk berperilaku. Bilamana seseorang sedang
mengalami motivasi atau sedang memperoleh dorongan maka orang itu
sedang mengalami hal yang tidak seimbang.
Setiap manusia dengan berbagai kebutuhan tidak akan pernah puas
dala memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu proses motivasi akan terus
berlangsung selama manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi.
Pada dasarnya proses terjadinya motivasi menunjukkan adanya dinamika yang
terjadi disebabkan adanya kebutuhan yang mendasar dan untuk memenuhinya
terjadinya dorongan untuk berperilaku.
Ranupandojo dan Kusnan (2006:198) mengatakan dalam proses
motivasi terdapat enpat komponen terjadinya motivasi yang terlihat dalam
gambar berikut ini :

kebutuhan dorongan tindakan

kepuasan

Gambaran bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan yang


kekuatannya antara satu dnegan lainnya yakni antara satu individu dengan
individu yang lainnya berbeda-beda dan tidak sama, sehingga akan
menimbulkan dorongan kebutuhan yang tidak seimbang yang dilakukan
dengan melalui tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan untuk mencapai
tujuan dan setelah mencapai tujuan melalui tindakan tadi abrulah akan terasa
terpuaskan.
Jangka waktu yang tertentu akan timbul kebutuhan lagi untuk
dipenuhi. Apabila suatu kebutuhan yang sama timbul berulang-ulang dengan
berlangsungnya waktu maka yang berlaku adalah proses motivasi sebagai
gambar proses motivasi diatas, namun jika setiap kali timbul kebutuhan baru
tetapi kebutuhan tersebut termasuk kedalam jenjang golongan yang lebih
tinggi tingkatannya maka hal ini disebut jenjang kebutuhan maslow.
Jenjang kebutuhan maslow menyatakan bahwa bila kebutuhan minimal
(fisiologis) saja belum terpuaskan maka kebuthan kelompoknpertama ini akan
menuntut paling kuat untuk dipenuhi. Setelah kebutuhan fisiologis terpuaskan
maka akan ada tuntutan dari kelompok kebutuhan kedua (keamanan dan
keselamatan kerja) dan seterusnya, kemudian kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.

6. Jenis-jenis motivasi
a. Motivasi Biogenetis
Motivasi biogenetis yaitu motivasi yang berasal dari diri manusia yang
dilakukan untuk kelangsungan hidupnya. Contoh makan, minum, bernafas
dan lain-lain.
b. Motivasi Sosiogenetis
Motivasi ini dipelajari orang dan berasal dari lingkungan dimana orang
tersebut berasa. Contoh ingin tahu, konferensi, cinta, harga diri, motivasi
akan nilai dan makna kehiduoan, dan motivasi pemenuhan diri.
c. Motivasi Teogenesis
Motivasi toegenesis yaitu berasal dari hubungan antara manusia dan
tuhannya. Contoh beribadah, berdo’a, sholat dan sebagainya.

7. Teori Motivasi
a. Teori Motivasi ABRAHAM MASLOW (Teori Kebutuhan)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya
semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5
tingkatan
yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah.
Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan
Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis
yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar
terpenuhi kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih
kompleks; yang hanyaakan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
1) Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
2) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
3) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang
lain,diterima, memiliki)
4) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkandukungan serta pengakuan)
5) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,
keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan
kepuasan diri dan menyadari potensinya)

b. Teori Motivasi HERZBERG (Teori dua faktor)


Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidak
puasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan
faktor motivator (faktor intrinsik).
1) Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,
termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi
lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik)
2) Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan,
kemajuan tingkat kehidupan,dsb (faktor intrinsik)
c. Teori Motivasi DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori
Y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
1) Karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
2) Karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam
dengan
3) Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
4) Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor
yang dikaitkandengan kerja.Kontras dengan pandangan negative ini
mengenai kodrat manusia ada empat teori Y
5) Karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti
istirahat dan bermain.
6) Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika
mereka komit pada sasaran.
7) Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
8) Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif hukuman untuk
mencapai tujuan
d. Teori Motivasi VROOM (Teori Harapan )
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation
menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia
yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu
sangat dapat ia inginkan. MenurutVroom, tinggi rendahnya motivasi
seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
1) Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas.
2) Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika
berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk
mendapatkan outcome tertentu).
3) Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif,
netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu
yang melebihi harapan.Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan
kurang dari yang diharapkan.
a) Teori Motivasi ACHIEVEMENT Mc CLELLAND (Teori Kebutuhan
Berprestasi)Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961),
menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia,
yaitu:
1) Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
2) Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama deng
ansoscialneed-nya Maslow)
3) Need for Power (dorongan untuk mengatur).
e. Teori Motivasi CLAYTON ALDERFER (Teori “ERG)
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan
pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan
(relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda
dengan teori maslow. Disini Alfeder mengemukakan bahwa jika
kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka
manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan
kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
f. Teori Penetapan Tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki
empat macam mekanisme motivasional yakni :
1) Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian
2) Tujuan-tujuan mengatur upaya
3) Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi
4) Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana
kegiatan
g. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka
dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada
kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti
sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi
tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa
kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal
dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri
seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum
pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi
perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan
mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan
timbulnya konsekwensi yang merugikan.

B. PERILAKU SOSIAL
1. Pengertian Prilaku Sosial
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan, yang daoat diamati secara langsung
maupun tidak langsung. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut
pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan,
binatang sampai manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai
aktifitas masing-masing. Perilaku kesehatan adalah suatu respon
seseorang atau organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dngan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan
minuman serta lingkungan (Koentjaraningrat 2006). Menurut teori tentang
perilaku :
a. Secara operasional, perilaku dapat diartikan sebagai suatu respons
organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek
tersebut (Soekidjo,1993)
b. Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi
oerganisme terhadap lingkungannya. Perilaku beru terjadi apabila
ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni
disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan
reaksi atau perilaku tertentu. (Notoatmodjo, 1997)
c. Robert K Wick (1974), perilaku adalah tindakan suatu oerganisme
yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
d. Umum, perilaku manusia pada hakikatnya adalag proses interaksi
individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati dari
bahwa dia adalah makhluk hidup (Kusmiyati dan Desminiarni,1990)
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
emnngis, tertawa, bekerja, kuliah, emnulis, membaca, dan sebagainya.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang diamati langsung
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.(Notoatmodjo, 2005).

2. Bentuk-bentuk perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stumulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2005)
a. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perlaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oelh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk tindakan nyata dan terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut
sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang mudah
diamati atau dilihat oleh orang lain.
3. Jenis-Jenis Perilaku
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
(manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
(Notoatmodjo,2005). Adapun jenis-jenis perilaku antara lain, yaitu :
a. Perilaku Refleksif
Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara
spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut.
Misalnya kedip mata bila kena sinar; gerak lutut bila kena sentuhan
palu; menarik tangan apabila menyentuh api dan lain sebagainya.
Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus
yang diterima organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau
otak sebagai pusat kesadaran yang mengendalikan perilaku manusia.
Dalam perilaku yang refleksif respons langsung timbul begitu
menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu stimulus diterima oleh
reseptor, begitu langsung respons timbul melalui afektor, tanpa
melalui pusat kesadaran atau otak.Perilaku ini pada dasarnya tidak
dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku refleksif merupakan
perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh pribadi yang
bersangkutan.
b. Perilaku Non-Refleksif
Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur
oleh pusat kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima
oleh reseptor langsungbditeruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat
kesadaran , dan kemudian terjadi respons melalui afektor. Proses yang
terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut proses
psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah
yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis
(Branca, 1964). Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang
dominan, merupakan perilaku yang dominan dalam pribadi manusia.
Perilaku ini dapat dibentuk, dapat dikendalikan. Karena itu dapat
berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil proses belajar
4. Proses Perubahan Perilaku
Pembentukan perilaku merupakan bagian yang sangat penting dari usaha
mengubah perilaku seseorang. Berikut beberapa langkah yang perlu
diambil untuk merubah perilaku:
a. Menyadari.
Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat identifikasi
tentang apa/ bagian mana yang diinginkan untuk diubah dan mengapa
perubahan tersebut diinginkan. Dalam hal ini perlu diingat bahwa
kesadaran tersebut harus menyatakan keinginan bukan ketakutan
b. Mengganti
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka
prosesselanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti
merupakan prosesmelawan bentuk keyakinan, pemikiran, dan
perasan yang diyakini salah.
c. Mengintrospeksi
Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat
penilaian mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi yang perlu
untuk dilakukan. Di samping itu instropeksi juga berguna untuk
mendeteksi kadar self-excusing yang bisa jadi masih tetap ada dalam
diri seseorang hanya karena lupa membuat elaborasi, analogi, atau
interpretasi dalam memahami dan melaksanakan.

C. CULTIRAL AWARNESS
1. Pengertian cultural awarness
Kesadaran budaya (cultural awarness) adalah kemampuan seseorang
untuk melihat keluar dirinya sendiri dan menyadari akan nilai-nilai
budaya, kebiasaan budaya yang masuk. Selanjutnya seseorang dapat
menilai apakah hal tersebut normal dan dapat diterima pada budayanya
atau mungkin tidak lazim atau tidak dapat diterima di budaya lain. Oleh
akrena itgu perlu untuk memeahami budaya yang berbeda dari dirinya dan
menyadari kepercayannya dan adat istiadatnya dan mampu untuk
menghormatinya. (ircham, Mscfoedz,2008).
Wulderle (2006) menyebutkan bahwa kesadaran budaya (cultural
awarness) sebagai suatu kemampuan mengakui dan memahami pengaruh
budaya terhadap nilai-nilai dan perilaku manusia. Implikasi dari kesadaran
budaya tehadap pemahaman kebutuhan u ntuk mempertimbangkan
budaya, faktor-faktor penting dalam menghadapai situasi tertentu. Pada
tingkat yang dasar kesadara budaya merupakan informai memberikan
makna tentang kemanusiaan untuk mengetahui tentang budaya. Prinsip
dari tugas untuk mendapatkan pemahaman tentang kesadaran budaya
adalah mengumpulkan informasi tentang budaya dan
mentransformasikannya melalui penambahan dalam meberikan makna
secara progesif sebagai suatu pemahaman terhadap budaya.
Berdasarkan hal diatas, pentingnya nilai-nilai yang menjadi faktor
penting dalam kehidupan manuasia akan turut mempengaruhi kesadaran
budaya (terhadap nilai-nilai yang dianut) seseorang dan memaknainya.
Penting bagi kita untuk memiliki ksadaran budaya (cuktural awarness)
agar dapat memiliki kemampuan untuk memahami budaya dan faktor-
faktor penting yang dapat mengembangkan nilai-nilai budaya sehingga
dapat terbentuk karakter bangsa.

2. Tingkat Cultural Awarness


Wunderle (2006) mengemukakan limatingkat kesadaran budaya yaitu:
a. Data dan information.
Data merupakan tingkat terendah dari tingkatan informasi secara
kognitif. Data terdiri dari signal-signal atau tanda-tanda yang tidak
melalui proses komukasi antara setiap kode-kode yang terdapat dalam
sistim, atau rasa yang berasal dari lingkungan yang mendeteksi tentang
manusia. Dalam tingkat ini penting untuk memiliki data dan informasi
tentang beragam perbedaan yang ada. Dengan adanya data dan
informasi maka hal tersebut dapat membantu kelancaran proses
komunikasi.
b. Culture consideration
Setelah memiliki data dan informasi yang jelas tentang suatu budaya
maka kita akan dapat memperoleh pemahaman terhadap budaya dan
faktor apa saja yang menjadi nilai-nilai dari budaya tertentu. Hal
ini akan memberikan pertimbangan tentang konsep-konsep yang
dimiliki oleh suatu budaya secara umum dan dapat memaknai arti dari
culture code yang ada. Pertimbangan budaya ini akan membantu kita
untuk memperkuat proses komunikasi dan interaksi yang akan terjadi.
c. Cultural knowledge.
Informasi dan pertimbangan yang telah dimiliki memang tidak mudah
untuk dapat diterapkan dalam pemahaman suatu budaya. Namun,
pentingnyapengetahuan budaya merupakan faktor penting bagi seseora
ng untuk menghadapi situasi yangakan dihadapinya. Pengetahuan
budaya tersebut tidak hanya pengetahuan tentang budaya orang lain
namun juga penting untuk budayanya sendiri. Oleh karena itu,
pengetahuan terhadap budaya dapat dilakukan melalui pelatihan-
pelatihan khusus. Tujuannya adalah untuk membuka pemahaman
terhadap sejarah suatu budaya. Ini termasuk pada isu-
isu utama budaya seperti kelompok, pemimpin, dinamika, keutaman
budaya dan keterampilan bahasa agar dapat memahami budaya
tertertu.
d. Cultural Understanding.
Memiliki pengetahuan tentang budaya yang dianutnya dan juga budaya
orang lain melalui berbagai aktivitas dan pelatihan penting agar dapat
memahami dinamika yang terjadi dalam suatu budaya tertentu. Oleh
karena itu, penting untuk terus menggali pemahaman budaya melalui
pelatihan lanjutan. Adapun tujuannya adalah untuk lebih mengarah
pada kesadaran mendalam pada kekhususan budaya yang memberikan
pemahaman hingga pada proses berfikir, faktor-faktor yang
memotivasi,dan isu lain yang secara langsung mendukung proses
pengambilan suatu keputusan.
e. Cultural Competence.
Tingkat tertinggi dari kesadaran budaya adalah kompetensi budaya.
Kompetensi budaya berfungsi untuk dapat menentukan dan mengambil
suatu keputusan dan kecerdasan budaya. Kompetensi merupakan
pemahaman terhadap kelenturan budaya (culture adhesive).
Dan hal ini penting karena dengan kecerdasan budaya yang
memfokuskan pemahaman pada perencanaan dan pengambilan
keputusan pada suatu situasi tertentu. Implikasidari kompetensi budaya
adalah pemahaman secara intensif terhadap kelompok tertentu. Seperti
yang dijelaskan di awal, sesungguhnya kebudayaan itu sendiri
mempunyai tiga bentuk dasar, yaitu yang berwujud ide, kelakuan, dan
wujud fisik. Ketiga wujud kebudayaan tersebut ada dalam masyarakat.
Hal ini yang harusnya kita lestarikn dan
kita perhatikan karena kebudayaan merupakan identitas jati diri kita. M
aka dari itu, kesadaran budaya perlu untuk kita tumbuh dan
kembangkan sejak dini. Untuk menumbuhkan jiwa yang sadar akan
budaya tersebut, berikut sekiranya ada 4 cara,yaitu:
1) Penanaman sikap multikulturalisme sejak dini, Penanaman sikap
untuk saling bertoleransi dan untuk saling menghargai antar budaya
merupakan fondasi awalagar seseorang mampu menyadari akan
perbedaan dari masing-masing budaya.Sikap mental akan
pentingnya saling menghargai kebudayaan diharapkan nantinya
integrasi bangsa menjadi semakin kuat karena penanaman sikap
salingmenghormati dan menghargai tersebut juga sudah mendarah
daging dimasyarakat.
2) Sosialisasi budaya melalui lembaga pendidikan. Dimasukkannya
budaya lokaldalam kurikulum pendidikan sebagai muatan lokal
merupakan langkah yang bijakuntuk lebih menjaga eksistensi
budaya lokal mengingat sekarang ini mulai banyaknya generasi
muda yang mulai enggan untuk memperhatikan kebudayaannya
yang sesungguhnya itu merupakan aset kekayaan yang sekiranya
wajib dan harus untuk kita lestarikan.
3) Penyelenggaraan berbagai pentas budaya, Penyelenggaraan
berbagai pentas budaya tentu hal ini merupakan
salah satu cara yang mampu untuk menumbukan kesadaran akan
berbudaya. Pentas ini dapat berupa tari-tari daerah ataupun juga
musik-musik daerah yang dilakukan dengan melibatkan kaum-
kaum muda sebagai salah satu cara menghidupkan kembali budaya
masing-masing daerah dengan melibatkan generasi muda sebagai
generasi penerus. Seni budaya yang akan ditampilkan pun dapat
berupa seni tradisional, modern, ataupun juga gabungan dari
keduanya.
4) Mencintai dan menjaga budaya yang dimiliki. Hal inilah yang
sekiranya penting untuk selalu kita wujudkan. Rasa cinta dan rasa
untuk menjaga budaya yang kita miliki haruslah muncul sesuai
dengan keinginan dan kesadaran dari dalam diri kita masing-
masing. Tanpa rasa cinta dan peduli terhadap kebudayaan mustahil
kita dapat menjaga eksistensi budaya yang kita miliki.
Selain itu, Robert Hanvey menyebutkan 4 tingkat cross-cultural awareness
(Yan li,2007) yaitu:
1) Awareness of superficial or visible cultural traits.
Pada tingkat ini informasi yang diperoleh oleh seseorang berasal
dari media atau saat dia mengunjungi suatu Negara atau daerah
atau dari pelajaran di sekolah.Yan-li (2007) menyatakan pada level
ini pemahaman mereka hanya terlihat dari cirri yang nampak dan
mereka jadikan sebagai pandangan streotipe terhadap budaya yang
tidak benar-benar mereka pahami.
2) Awareness of significant and subtle cultural traits that others are
diifferent and therefore problematic
Pada level ini seseorang mulai memahami dengan baik tentang
signifikansi dan ciri budaya yang sangat berbeda dengan caranya
sendiri. Hal ini terkadang menimbulkan frustrasi dan kebingungan
sehingga terjadi konflik dalam dirinya.
3) Awareness of significant and subtle cultural traits that others are
believable inanintellectual way
Pada level ini seseorang sudah memahami secara signifikan dan
perbedaan budayanya dengan orang lain, namun pada level ini sese
orang sudah mampuuntuk menerima budaya lain secara utuh
sebagai manusia.
4) Awareness of how another culture feels from the standpoint of the
insider
Level ini adalah level yang tertinggi dari cross-cultural awareness.
Pada level ini seseorang mengalami bagaimana perasaan yang
dirasakan oleh budaya lain melalui pandangan dari dalam dirinya.
Hal ini melibatkan emosi dan juga perilaku yang dilakukannya
melalui pengalaman-pengalaman langsungnya dengan situasi dan
budaya tertentu seperti belajar bahasa, kebiasaan, dan memahami
nilai-nilai yang ada dalam budaya tersebut (Dellawati. 2016.).

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong,
merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu
atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya
2. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung
3. Kesadaran budaya (Cultural awareness) adalah kemampuan seseorang
untuk melihat ke luar dirinya sendiri dan menyadari akan nilai-
nilai budaya, kebiasaan budaya yang masuk

B. Saran
1. Bagi dosen pembimbing
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang
bersifatmembangun tentang makalah Konsep Motivasi, Perilaku Sosial
Dan Cultural Awareness
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu
pengetahuan tentangKonsep Motivasi, Perilaku Sosial Dan Cultural
Awareness
3. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam membuat sebuah makalah
dengan tema atau judul yang sama dengan lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA

Robbins P, Stephen.2007. Perilaku Organisasi.Edisi Kesembilan:prentice Hall


Notoatmodjo.2005.Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi.rineka Cipta:jakarta

Koentjaraningrat.2006.Pengantar Ilmu Antropologi.jakarta:rineka cipta

Soekanto,Soerjono.2005.Spsiologi Suatu Pengantar.Jakarta:raja Grafindo

Ircham,Mochfoedz.2008.Pendidikan Kesehatan Dan Promosi


Kesehatan.Yogyakarta:Fitramaya

Dellawati.1026.Cultural Awarness.diakses pada: 2019, 15 Oktober. Pukul 21:00

Anda mungkin juga menyukai