Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuayu
hal. Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari kita
sendiri ataupun dari hal orang lain. Dorongan yang kita sebutmotivasi itu juga yang
menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai
suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat
berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita semua awalnya baik.
Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi berprestasi,
motivasi berafiliasi, dll. Dalam hal ini kita akan membahas tentang motivasi secara
universal. Hal itu dikarenakan motivasi sangat penting di masyarakat.
Setiap lingkungan kerja kita selalu berhadapan dengan kondisi mental yang
lemah dan pada saat itu kita bisa mendapatkan masukan atau saran yang dapat
membangkitkan semangat kita kembali. Dalam kehidupan ini kita selalu memotivasi
diri kita untuk lebih dari orang lain, tidak hanya di dunia kerja saja kita harus di
motivasi agar menjadi lebih baik tetapi dalam kehidupan sehari-hari juga.
BAB II
1. Pengertian Motivasi
3. Motivasi individu bersifat komplek, artinya pada diri individu akan didapati
beberapa atau banyak motivasi diri untuk melakukau tindakan. Dari
motivasi yang banyak tersebut akan saling herinteraksi pada diri individu,
sehingga akan nampak adanya motivasi yang komplek pada diri seseorang.
Macam-macam Motivasi Individu dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Murray :
2. Keypers:
Gambar 1
Proses
Motivasi dari Gibson
Gambar 3
Dalam perkembangannya, teori motivasi kerja terdiri dari teori isi dan teori proses.
Teori isi ini menyatakan apa yang mendorong seseorang untuk bekerja. Pada awalnya
para ahli berpendapat hanya uang yang bisa memotivasi mereka, kemudian
berkembang pada faktor-faktor lain seperti kondisi kerja, keamanan, kebijakan
perusahaan dan sebagainya.
Teori-teori yang berkaitan dengan teori isi ini adalah, teori hierarii kebutuhan
Maslow, teori berprestasi David McClelland dan teori dua faktor Frederick herzberg.
Sedangkan teori proses, berkaitan dengan identifikasi variabel-variabel yang menjadi
motivasi dan bagaimana mereka berhubungan satu dengan yang lainnya. Adapun
teori-teori yang termasuk kategori teori-teori proses ini adalah, teori pengharapan
Vroom, teori Porter dan Lawler, teori Keadilan motivasi kerja, dan pembentukan
perilaku Skinner.
Kondisi ini bisa dilihat pada keinginan seseorang yang menerima tugas dan
tanggung jawab, mampu menentukan tujuan dan memperhitungkan segala
resikonya, dan melakukan segala sesuatu secara kreatif dan inovatif
Kebutuhan ini bisa dilihat pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh
pada orang lain, dia mencoba membantu orang lain walaupun tidak diminta,
ingin menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat
orang lain terkesan padanya serta selalu menjaga reputasi dan
kedudukannya.
Pekerjaan.
Sejauh mana pekerjaan itu sendiri dengan bakat dan minat karyawan.
Pekerjaan yang di senangi karyawan dapat membuatnya menikmati
pekerjaannya.
10 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n – M o t i v a s i
Pencapaian ( Achievement )
Adalah prestasi yang diperoleh karyawan seperti pencapaian target
tertentu, dapat mengatasi masalah, menemukan peluang baru dan
sebagainya.
Pengakuan ( Recognition )
Adanya perasaan bahwa lingkungan kerja, kolega, dan atasan
menerima keberadaan karyawan dan merasakan bahwa perannya
diperlukan.
Kondisi Kerja
Yang terkait dengan fasilitas pekerjaan, ruangan, lokasi kerja dan
sebagainya.
Supervisi Atasan
Yang berkaitan dengan bagaimana bimbingan dan dukungan atasan
terhadap karyawan.
Kompensasi
Segala bentuk remunerasi, mulai dari gaji, tunjangan, jaminan hari tua,
dan sebagainya
Keamanan Kerja
Apakah sebuah posisi kerja dapat dipegang oleh karyawan, tidak di
PHK dan sebagainya
Status
Posisi tertentu dengan jabatan tertentu dalam struktur organisasi
11 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n – M o t i v a s i
tempat yang gajinya lebih kecil, karena mendapatkan hal-hal yang terkait dengan
pekerjaan ( faktor pemotivator ) lebih banyak.
Teori Pengharapan pertama kali dicetuskan oleh Victor Vroom pada tahun
1964, sebagai altenatif terhadap model-model motivasi isi yang tidak memberikan
penjelasan yang memadai tentang kompleksnya proses motivasi kerja. Teori ini
telah menjadi dasar bagi banyak teori proses motivasi kerja modern, juga menjadi
dasar bagi teori penelitian hubungan prestasi dan kepuasan kerja. Teoti ini
disusun berdasakan konsep-konsep nilai, pengharapan, dan hasil-hasil.
Motivasi =
Penilaian individu
terhadap balas jasa
sebagai hasil dari
usaha-usahanya
pengharapan bahwa
peningkatan usaha
akan mengarah ke
peningkatan balas
jasa.
12 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n – M o t i v a s i
Seperti halnya model-model Maslow dan Herzberg, model Vroom ini juga
tidak memberikan saran-saran khusus tentang apa yang memotivasi manusia
dalam organisasi. Meskipun begitu, model ini sangat berguna untuk memahami
perilaku organisasi.
16 | P a g e
mereka berikan pada pekerjaan sebagai variabel perbandingan antara lain umur,
jenis kelamin, pendidikan, status sosial, posisi organisasional, kualifikasi,
pengalaman dan sebagainya. Hasil-hasil yang dibandingkan terutama akan
berbentuk penghargaan-penghargaan seperti upah, status, promosi. Dengan
demikian, resiko akan tergantung pada persepsi orang tentang apa yang berikan
( masukan-masukan ) dan diterima orang dibandingkan dengan rasio apa yang
diberikan dan yang diterima orang lain yang relevan.
Teori ini dikembangkan oleh seorang psikolog yang bernama B.F Skinner. Ia
mengemukakan melalui teori pembentukan perilakunya bahwa perilaku
karyawan ditentukan oleh konsekuensi yang akan di perolehnya. Dalam
manajemen, konsekuensi positif disebut penghargaan ( reward ), sementara
konsekuensi negatif disebut dengan hukuman ( punishment ). Perilaku yang
diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi positif akan cenderung diulang,
sedangkan perilaku yang diikuti konsekuensi-konsekuensi negatif akan
cenderung tidak diulang dan perilaku individu di waktu mendatang dapat
diperkirakan atau dipelajari dari pengalaman di waktu yang lalu.
KONSEKUENSI PERILAKU
RESPON
STIMULUS UNTUK UNTUK MASA
KARYAWA DEPAN
KARYAWAN
16 | P a g e
KARYAWAN
MENDAPATKAN
PENGHARGAAN 1
1. Karyawan mendapatkan sebuah konsekuensi yang positif berupa
penghargaan ( reward ). Ini artinya, manajer menghargai perilaku positif
yang dilakukan oleh karyawan. Misalnya, karyawan mampu mengerjakan
tugas dengan baik, teliti, dan tepat waktu, maka dengan pemberian
konsekuensi positif ini, diharapkan ia mengulangi perilaku positif itu.
2. Manajer dapat membuat karyawan mencegah konsekuensi negatif yang akan
diterimanya apabila ia berperilaku tertentu. Misalnya, apabila karyawan
sengaja datang sebelum jam kerja dimulai, maka ia tidak akan mendapatkan
sanksi. Sebagai manajer, bisa saja menciptakan kondisi kondusif dengan
sengaja datang beberapa saat sebelum jam kerja dimulai untuk memberikan
contoh kepada karyawan. Jadi pada prinsipnya, manajer dapat membuat
karyawan mencegah konsekuensi negatif itu.
3. Apabila karyawan membuat kesalahan, manajer perlu memberikan
konsekuensi negatif ( punishment ) kepadanya,dengan harapan karyawan
mau merubah perilakunya agar terhindar dari hukuman.
4. Selain penghargaan, menghindari konsekuensi negatif, dan hukuman diatas,
manajer bisa juga tidak memberikan konsekuensi apapun atas perilaku
karyawan. Manajer mengabaikannya, dalam arti tidak memberi peringatan,
tidak melibatkannya dalam kegiatan tertentu dan tidak menganggap ada. Hal
ini dimaksudkan, apabila karyawan merasa diabaikan, maka akan muncul
perasaan bersalah, dan itulah konsekuensi yang di terimanya.
5. Tantangan Motivasi
16 | P a g e
1. Untuk menentukan alat motivasi yang paling tepat, sulit karena keinginan setiap
individu karyawan tidak sama
2. Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan insentif
3. Manager sulit mengenai motivasi kerja setiap individu karyawan
4. Manager sulit memberikan insentif yang adil dan layak
1. Material Insentive
Konsepnya tradisonal yaitu dengan memberikan insentive.
2. Non Material Insentive
Konsepnya model hubungan antar manusia atau SDM seperti mempertinggi
kebutuhan sosial karyawan dan memberikan tanggung jawab yang lebih besar.
BAB III
PENUTUP
16 | P a g e
A. KESIMPULAN
Proses motivasi sebagai pengarah perilaku dapat dikatakan sebagai suatu siklus
dan merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen (Sumantri, 2001).Ketiga
elemen tersebut adalah: kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan tujuan (goals).
Tantangan Motivasi
1. Untuk menentukan alat motivasi yang paling tepat, sulit karena keinginan setiap
individu karyawan tidak sama
2. Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan insentif
3. Manager sulit mengenai motivasi kerja setiap individu karyawan
4. Manager sulit memberikan insentif yang adil dan layak
1. Material Insentive
Konsepnya tradisonal yaitu dengan memberikan insentive.
2. Non Material Insentive
Konsepnya model hubungan antar manusia atau SDM seperti mempertinggi
kebutuhan sosial karyawan dan memberikan tanggung jawab yang lebih besar.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami
menerima dan membutuhkan saran dan kritik baik dari mahasiswa maupun dosen
Universitas PGRI Adi Buana. Menurut kami, motivasi mempunyai peranan penting
pada kualitas dan efesiensi dalam melaksanakan berbagai hal yang pada makalah ini
16 | P a g e
terhadap dunia kerja. Namun, dengan pemaparan diatas, kami berharap makalah ini
bisa memacu / memotivasi seluruh pembaca agar menjadi pribadi yang lebih baik
dari sebelumnya, dan tentunya bertambah wawasan akan motivasi pula bagi
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Rois. 2016. Pengantar Manajemen. Malang : Indonesia. EmpatDua
Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Suryana, Sumantri. 2001. Perilaku Organisasi. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Indrawijaya, Adam I. 1989. Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru
16 | P a g e