Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Di masa globalisasi sekarang,banyak sekali masyarakat khususnya kalangan
muda seperti mahasiswa ataupun para pelajar yang terkadang kehilangan jati diri
mereka,bahkan mereka terkadang bingung mendeskripsikan tujuan hidupnya. Hal
tersebut biasa saja terjadi karena kurangnya perhatian dari orang tua untuk
mengarahkan anak-anak mereka,atau mereka bias saja terbawa arus pergaulan
sehingga ikut-ikutan dengan apa yang akan dilakukan orang lain. Namun,masalah
yang paling penting pada masa kini adalah kurangnya semangat dan gairah para
generasi muda untuk belajar di masa muda ini. Buktinya dapat dilihat dari semakin
kurangnya frekuensi belajar anak jaman sekarang yang ditimbulkan oleh semakin
banyaknya waktu terbuang untuk hal-hal lain yang tidak menunjang prestasi belajar
para siswa,seperti bermain-main,mengobrol tak karuan bersama teman dan yang
marak akhir-akhir ini adalah menghabiskan waktunya berjam-jam untuk bermain
game online di warnet yang pastinya selain menghabiskan waktu,juga akan
menghabiskan uang mereka sendiri.
Itulah sebabnya,perlu adanya suatu gerakan baru yang membangkitkan
semangat anak-anak muda jaman sekarang,dan tentunya mereka butuh sebuah
motivasi untuk mengubah persepsi dan prinsip hidup mereka,bahwa masa muda
adalah masa mempersiapkan diri untuk masa depan yang cerah. Keseluruhan motifmotif yang menjadikan seseorang menjadi semangat belajar ini, secara umum dapat
dikatakan sebagai motivasi. Maksud dari motivasi belajar disini adalah keseluruhan
daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
belajar dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.
Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, sudah sangat jelas bahwa motivasi dalam
proses belajar sangat penting. Karena yang dibicarakan adalah proses belajar, maka
manfaat motivasi tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa, namun juga oleh seorang
guru atau dosen. Melalui pengetahuan tentang motivasi, seorang dosen dapat
mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas, bahkan dapat juga
membantu mahasisiwa untuk meningkatkan motivasinya. Mengingat pentingnya

pengetahuan akan motivasi, maka pembahasan mengenai motivasi belajar dirasa perlu
untuk diangkat.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa pengertian dari motivasi,khususnya motivasi belajar?


Apa manfaat dari motivasi belajar bagi mahasiswa?
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar?
Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk;
1.
2.
3.
4.

Mengetahui pengertian dari motivasi belajar


Mengetahui manfaat motivasi dalam belajar
Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Mengetahui upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi belajar.

BAB 2
ISI
2.1

Pengertian Motivasi
Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang

tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu
bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu
datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi
dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari
dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari
rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi
menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka
disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya
ada orangyang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan
seseorang untuk meraih kenikmatan.

Menurut Walgito (2002):


Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau tomove,yang berarti
kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif sebagai
pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait dengan faktor lain yang disebut dengan
motivasi.Menurut Caplin (1993) motifa dalah suatau keadaan ketegangan didalam individu
yang membangkitkan,memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau
sasaran. Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi
disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991).Sedangkan menurut Koontz
dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalamyang memberi kekuatan, yang
menggiatkan atau menggerakkan, dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah
tujuan-tujuan tertentu.

Menurut Gunarsa (2003):


Terdapat dua motif dasar yang menggerakkan perilaku seseorang, yaitu motif biologis
yang berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan motif sosial yang
berhubungan dengan kebutuhan sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat
motif menjadi enam, yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih
sayang, kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam
Mahmud, 1990). Terlepas dari beberapa definisi tentang motif diatas, tentu kita dapat menarik
suatu kesimpulan bahwa motif adalah suatu dorongan dari dalam diri individu yang
mengarahkan pada suatu aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu pula. Sementara itu
motivasi didefinisikan oleh MC. DOnald (dalam Hamalik, 1992) sebagai suatu perubahan
energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu:
1. Motif dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, misalnya adanya
perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar.
2. Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal), misalnya karena
amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan bertanya.
3.

Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk mencapai tujuan.

Menurut Terry (dalam Moekjizat, 1984):


Motivasi adalah keinginan didalam diri individu yang mendorong individu untuk bertindak.
Latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu perubahan secara kognitif,afektif dan
psikomotorik pada individu yang bersangkutan.
Menurut Chung dan Meggison adalah:
Motivasi merupakan prilaku yang ditujukan kepada sasaran, motivasi berkaitan dengan
tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi
berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan fermormasi pekerjaan)

Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan adalah:


Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorangagar mau melakukan
sesuatu yang diinginkan.Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya
defenisi diatas mempunyai pengertian yang sama, yaitu semuanya mengandung unsur
dorongan dan keinginan.

2.2

Teori-teori motivasi
Teori Insentif: Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan
bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan
dia dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari pada sampai sore
karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa
gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda
pun akan bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa
tangible atau intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan
penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.
Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya
masalah seksual saja. Termasuk di dalamnya dorongan makan dan
minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan
bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih
haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut
kita akan menjadi lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda.
Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak
lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.
Teori Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow
sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini
menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan
pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan
aktualisasi diri.

Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa


apda dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu
takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan).
Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang
sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja
karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi
menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan.
Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih
kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak
jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul
bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia
memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut
dengan Goal Setting (penetapan tujuan)

2.3

Pengertian Prestasi

Menurut Sardiman A.M (2001:46) Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar
individu dalam belajar. Sedangkan pengertian prestasi menurut A. Tabrani (1991:22)
Prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan
atau usaha.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:186) Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan menurut W.S Winkel (1996:165)
Prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi merupakan suatu
hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.

2.4

Pengertian Motivasi Berprestasi


Motivasi berprestasi merupakan konsep yang dikembangkan pertama kali oleh

Alexander Murray dengan istilah need for achievement (Petri, 1981). Selanjutnya McClelland
dan Atkinson melanjutkannya dengan penelitian tentang hal tersebut dalam bentuk konsep
teoritik tentang motivasi berprestasi (Buck, 1988).
Motivasi berprestasi menurut McClelland dan Atkinson (Buck, 1988) adalah upaya untuk
mencapai sukses dengan berkompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Standar keunggulan
yang dimaksud adalah berupa prestasi orang lain atau prestasi sendiri yang pernah diraih
sebelumnya. Heckhausen (1967) memberi pengertian motivasi berprestasi sebagai usaha
keras idiividu untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan diri setinggi mungkin
dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan sebagai pembanding.
Standar keunggulan dapat berupa tingkat kesempurnaan hasil pelaksanaan tugas (berkaitan
dengan tugas), perbandingan dengan prestasi sendiri (berkaitan dengan diri sendiri) dan
perbandingan dengan orang lain (berkaitan dengan orang lain).
Martaniah (1979) memberi pengertian tentang motivasi berprestasi sebagai motif yang
mendorong indivivu untuk berpacu dengan ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan ini dapat
menggunakan dirinya sendiri, orang lain dan dapat pula kesempurnaan tugas. Pengertianpengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu
dorongan dari dalam diri individu untuk mencapai suatu nilai kesuksesan. Di mana nilai
kesuksesan tersebut mengacu pada perbedaannya dengan suatu keberhasilan atas
penyelesaian masalah yang pernah diraih oleh individu maupun berupa keberhasilan individu
lain yang dianggap mengandung suatu nilai kehormatan.

2.5

Komponen Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi terdiri atas dorongan-dorongan dari dalam ind ividu untuk dapat
mencapai tujuan dan bertahan ketika menghadapi rintangan. Weiner (1972) mengemukakan
bahwa motivasi berprestasi terdiri atas empat komponen.
Pertama .Menyukai aktivitas yang prestatif dan mengaitkan keberhasilan dengan
kemampuan dan usaha keras. Individu akan meras puas dan bangga atas keberhasilannya

sehingga akan berusaha keras untuk meiningkatkan segala kemungkinan untk berprestasi.
Ketika mengerjakan tugas ia lebih didorong oleh harapan untuk sukses daripada untuk
menghindari gagal (Heckhausen, 1967).
Kedua. Beranggapan bahwa kegagalan disebabkan oleh kurangnya usaha. Individu dengan
motivasi berprestasi tinggi akan merasa marah pada diri sendiri dan merasa menyesal apabila
prestasi yang dicapai tidak sebaik apa yang diharapkan, karena ia seharusnya dapat mencapai
prestasi yang tinggi kalau ia berusaha lebih keras lagi (Madina, 1998).
Ketiga. Selalu menampilkan perasaan suka bekerja keras dibanding individu lain yang
mempunyai motivasi berprestasi rendah. Hal ini menjadikan ketangguhan individu dalam
menjalankan tugas. Ia akan memelihara kualitas kerja yang tinggi untuk menyelesaikan tugas
dengn sukses, untuk dapat mencapai prestasi terbaik yang dapat diraihnya dan mengungguli
orang lain (Heckhausen, 1967).
Keempat. Mempunyai satu pertimbangan dalam memilih tugas dengan tingkat kesulitan
sedang, yaitu tugas yang tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sukar. Hal ini
dikarenakan orientasi motivasi berprestasi adalah adanya kesuksesan sebagai nilai prestasi,
sehingga tugas yang terlalu mudah tidak bernilai tantangan dan tugas yang terlalu sulit akan
sedikit memberikan kemungkinan untuk berhasil.

2.6

Tujuan dan Manfaat Motivasi


Motivasi sangat penting artinya bagi parusahaan, karena motivasi merupakan bagian

dari kegiatan perusahaan dalam proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan manusia
dalam bekerja. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan seorang pegawai harus memiliki
motivasi sehingga dapat memberikan dorongan agar pegawai dapat bekerja dengan giat dan
dapat memuaskan kepuasan kerja.

Adapun tujuan dan manfaat dari motivasi menurut Dr. Sowatno (2001:147),
diantaranya sebagai berikut:

1. Mendorong gairah dan semangat kerja


2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai
3. Meningkatkan produktifitas kerja pegawai
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai perusahaan
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai
6. Mengefektifan pengadaan pegawai
7. Menciptakan hubungan kerja dan suasana yang baik
8. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai
9. Meningkatkan kesejahteraan pegawai
10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
11. Menigkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku, dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi maka dia akan

berusaha melakukan yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap


kemampuan untuk bekerja mandiri dan bersikap optimis, memiliki
ketidakpuasan terhadap prestasi yang telah diperoleh serta mempunyai
tanggung jawab yang besar atas perbuatan yang dilakukan sehingga
seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi pada
umumnya lebih berhasil dalam menjalankan tugas dibandingkan dengan
mereka yang memiliki motif berprestasi yang rendah.
Untuk mendapatkan sesuatu jauh lebih sulit dibandingkan dengan
saat

ini,

dimana

remaja

lebih

mudah

mendapatkan semua

yang

diinginkannya karena semakin canggihnya teknologi. Hal ini bisa terjadi


karena adanya pengaruh, dalam hal ini teman. Atau mungkin keluarga
tidak memberikan perhatian dan dorongan terhadap prestasi remaja,
keluarga kurang menghargai prestasi yang diraih oleh remaja sehinga
mereka merasa prestasi yang diraihnya hanyalah sia-sia. Selain itu
mungkin keluarga hanya memanjakan remaja dengan uang sehingga
mereka berpikir tidak perlu berusaha keras untuk mendapatkan uang
karena mereka bisa mengandalkan pada orang tua, yang akhirnya
menyebabkan motivasi berprestasi mereka rendah. Oleh karena itu kita
diharapkan mampu meningkatkan motivasi berprestasi secara efektif dan
efisien.

3.2

Saran

Anda mungkin juga menyukai