LANDASAN PSIKOLOGIS
Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Psikologi................................................................................3
2.2 Pengertian Psikologi Pendidikan...........................................................3
2.3 Psikologi Perkembangan........................................................................4
2.4 Psikologi Belajar......................................................................................9
2.5 Teori Belajar dan Implikasinya............................................................10
2.6 Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan......................................14
BAB 3 PENUTUP................................................................................................17
3.1 Kesimpulan............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi
pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah
sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana
siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok
seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus
penyandang cacat .
4
2. Umur 2 – 4 tahun disebut masa kanak-kanak. Pada masa ini anak
sudah mulai bisa berjalan menyebut beberapa nama,melihat
struktur,permainan-permainan mereka bersifat fantasi,mengalami
masa egosentris
3. Umur 5 – 8 tahun disebut masa dongeng. Anak sudah mulai sadar
akan dirinya sebagai orang yang mempunyai kedudukan
tersendiri.Mereka sudah mulai bisa bermain bersama dan
melakukan tindakan-tindakan yang konstruktif. Kesadaran akan
lingkungan sudah mulai muncul
4. Umur 9 – 13 tahun disebut masa Robinson Cruose. Pada masa ini
mulai berkembang pemikiran kritis, nafsu persaingan, minat-minat
dan bakat
5. Umur 13 tahun disebut masa pubertas pendahuluan. Pada masa ini
anak mulai tertuju ke dalam dirinya sendiri,mereka sudah mulai
belajar bersolek, suka menyendiri, melamun, dan segan berolah
raga. Mereka cepat gelisah, cepat tersinggung, suka marah-marah,
keras kepala, acuh tak acuh, dan senang bermusuhan. Terhadap
jeni kelamin lain mereka ingin sama-sama tahu namun masih
canggung
6. Umur 14 – 18 tahun disebut masa puber. Sudah mulai sadar akan
pribadinya sebagai orang yang bertanggung jawab.Sadar akan hak-
hak nya.Mulai tahu bahwa seseorang memiliki jalan dan tujuan
hidup sendiri-sendiri.Mulai mengoreksi diri.Mereka menemui
nilai-nilai hidup,tetapi mereka juga cepat beralih ke nilai-nilai
hidup yang lain.Ini merupakan periode pembentukan cita.
7. Umur 19 – 21 tahun disebut masa adolesen. Mulai menemui
keseimbangan,mereka sudah punya rencana hidup tertentu dengan
nilai-nilai yang sudah dipastikannya.Namun mereka belum
berpengalaman,maka timbullah sikap radikal,ingin
menolak,mencela,dan merombak hal-hal yang tidak disetujui oleh
mereka.
8. Umur 21 tahun ke atas disebut masa dewasa. Pada masa ini remaja
mulai inshaf bahwa pekerjaan manusia tidak mudah dan selalu ada
cacatnya.Mereka mulai berhati-hati
5
Selanjutnya Budiamin, mengemukakan bahwa perkembangan
perseptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan individu
terhadap lingkungan. Semua informasi tentang lingkungan sampai
kepada individu melalui alat-alat indera yang kemudian diteruskan
melalui syaraf sensori ke bagian otak. Informasi tentang objek
penglihatan diterima melalui mata, informasi tentang objek
pendengaran diketahui melalui telinga, objek sentuhan melalui kulit,
dan objek penciuman melalui hidung. Tanpa adanya alat-alat indera
tersebut, otak manusia akan terasing dari dunia yang ada di sekitarnya.
Di sinilah kita melihat bahwa perkembangan fisik peserta didik
memegang peranan yang penting terhadap pendidikan. Dengan
demikian, jelaslah bahwa perbedaan perkembangan fisik harus
dihadapi dengan cara yang tepat oleh para pendidik.
Pemahaman tentang karakteristik per-kembangan akhirnya
membawa beberapa implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan di
sekolah dasar. Implikasi-imlikasi dimaksud khususnya berkenaan
dengan penyelenggaraan pembelajaran secara umum, pemeliharaan
kesehatan dan nutrisi anak, pendidikan jasmani dan kesehatan, serta
penciptaan lingkungan dan pembiasaan berperilaku sehat.
6
1. Apabila kegiatan pembelajaran yang diciptakan bersifat efektif,
maka perkembangan bahasa peserta didik dapat berjalan secara
optimal. Sebaliknya apabila kegiatan pembelajaran berjalan
kurang efektif, maka dapat diprediksi bahwa perkembangan
bahasa peserta didik akan mengalami hambatan.
2. Bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif dalam
pergaulan sosial. Jika ingin menghasilkan pembelajaran yang
efektif untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal,
maka sangat diperlukan bahasa yang komunikatif dan
memungkinkan peserta didik yang terlibat dalam interaksi
pembelajaran dapat berperan secara aktif dan produktif.
3. Meskipun umumnya anak SD memiliki kemampuan potensial
yang berbeda-beda, namun pemberian lingkungan yang
kondusif bagi perkembangan bahasa sejak dini sangat
diperlukan.
7
Berkat perkembangan sosial, seorang anak dapat menyesuaikan
diri dengan kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan
masyarakat sekitar. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan
perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan oleh pendidik dengan
memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik
maupun pikiran. Tugas-tugas kelompok ini harus memberikan kesempatan
kepada setiap peserta didik untuk menunjukkan prestasinya, tetapi juga
diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan melaksanakan tugas
kelompok, peserta didik dapat belajar tentang kebiasaan dalam bekerja
sama, saling menghormati, dan bertanggung jawab.
Dilihat dari pemahaman terhadap aspek perkembangan sosial pada
peserta didik, terdapat beberapa implikasi menurut Budiamin, yaitu: (1)
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyadari dan
menghayati pengalaman sosialnya, dapat dilakukan aktivitas-aktivitas
bermain peran yang ditindaklanjuti dengan pembahasan di antara mereka;
(2) keberadaan teman sebaya bagi anak usia sekolah dasar merupakan hal
yang sangat berarti, bukan saja sebagai sumber kesenangan bagi anak
melainkan dapat membantu mengembangkan banyak aspek perkembangan
anak. Ini mengimplikasikan perlunya aktivitas-aktivitas pendidikan yang
memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog
dengan sesamanya.
8
7. Implikasi Perkembangan Moral
Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa
cara, salah satunya melalui pendidikan langsung, seperti diungkapkan oleh
Yusuf, Pendidikan langsung yaitu melalui penanaman pengertian tentang
tingkah laku yang benar-salah atau baik-buruk oleh orang tua dan gurunya.
pada usia sekolah dasar anak sudah dapat mengikuti tuntutan dari
orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak dapat
memahami alasan yang mendasari suatu bentuk perilaku dengan konsep
baik-buruk. Misalnya, dia memandang bahwa perbuatan nakal, berdusta,
dan tidak hormat kepada orang tua merupakan suatu hal yang buruk.
Sedangkan perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orang tua
merupakan suatu hal yang baik.
Sekolah dapat berfungsi sebagai kawasan yang sejuk untuk
melakukan sosialisasi bagi anak-anak dalam pengembangan moral dan
segala aspek kepribadiannya. Pelaksanaan pendidikan moral di kelas
hendaknya dihubungkan dengan kehidupan yang ada di luar kelas. Dengan
demikian, pembinaan perkembangan moral peserta didik sangat penting
karena percuma saja jika mendidik anak-anak hanya untuk menjadi orang
yang berilmu pengetahuan, tetapi jiwa dan wataknya tidak dibangun dan
dibina.
9
Dari pengertian belajar di atas, maka kegiatan dan usaha untuk
mencapai perubahan tingkah laku itu dipandang sebagai proses belajar,
sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri dipandang sebagai hasil
belajar. Hal ini berarti, belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal yaitu
proses belajar dan hasil belajar.
Implikasi :
10
Penerapan teori behaviroristik mengakibatkan terjadinya proses
pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru
sebagai central, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru
melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid
dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan denga tertib
penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang
sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman yang sangat
dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap metode yang
paling efektif untuk menertibkan siswa.
11
Implikasinya :
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh
karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan
cara berfikir anak; Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat
menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar
dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya; Bahan yang harus
dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing; Berikan
peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Di dalam kelas,
anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temanya.
Menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau
suatu masalah, anak akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya
dengan model mental yang telah dimilikinya, dan dengan pengalamannya
anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali
struktur-struktur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di
dadalam benaknya
Aplikasi teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran, guru harus
memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam
proses berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar
menggunakan benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan,
guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari
sederhana kekompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna,
memperhatian perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan
siswa.
12
Implikasinya :
13
Implikasi :
14
5. Berinteraksi dengan tepat dengan siswa
Prinsip-prinsip psikologi mendasari cara berkomunikasi yang tepat
dalam pembelajaran. Komunikasi dengan siswa dinyatakan dengan
menempatkan diri sesuai tahapan tumbuh kembang siswa. Sehingga dapat
memberikan suatu interaksi yang menyenangkan. Penyesuaian dengan
tahapan rumbuh kembang siswa menciptakan pemahaman pengajar dari
sudut siswa dan mengetahui keinginan atau proses pembelajaran yang
disukai dan juga karakter masing masing siswa.
7. Memotivasi belajar
Bekal psikologi pendidikan untuk pengajar agar pengajar mampu
memberikan dukungan, dorongan atau motivasi untuk siswanya dalam
semangat belajar yang lebih tinggi. Psikologi pendidikan mengajarkan
tentang memahami masing masing karakteristik siswa dan memberikan
motivasi sesuai dengan karakter tersebut agar lebih efektif mempengaruhi
semangat belajar siswa. Pemberian dukungan positif kepada siswa
menghasilkan semangat belajar yang meningkat.
15
10. Penyusunan jadwal pelajaran yang sesuai
Penyusunan jadwal pelajaran juga disesuaikan dengan kondisi
siswa, seperti pelajaran yang butuh pemikiran lebih rumit seperti
matematika akan lebih baik jika diletakkan pada jam belajar pertama, saat
pikiran siswa masih segar dan konsentrasinya masih maksimal. Jika mata
pelajaran seperti matematika diletakkan pada akhir kelas, maka hal itu
tidak akan efektif. Siswa sudah lelah, daya tangkapnya menurun,
konsentrasi menurun, dan pembelajaran menjadi tidak efektif. Baca juga :
Cabang Cabang Psikologi
Psikologi pendidikan memberikan dampak dan manfaat dari
berbagai aspek dalam pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu
pengajar untuk memahami siswa lebih dalam berdasarkan
karakteristiknya, tahap tumbuh kembangnya, perilaku dan tingkah
lakunya, secara emosional untuk memberikan proses belajar mengajar
yang tepat dan sesuai sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang
efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang baik tersebut akan
berdampak pada hasil yang memuaskan. Siswa yang mendapatkan proses
pembelajaran baik, akan menerapkan pola pola kebiasaan yang baik
setelah dirinya masuk ke dalam keluarga dan masyarakat dan memberikan
dampak perilaku positif dalam setiap kehidupannya.
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia, baik
sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya,
sedangkan psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang
perilaku manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi studi
sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan
dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan
meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
Psikologi perkembangan adalah suatu cabang dari ilmu psikologi
yang membahas tentang prilaku dan emosional makhluk hidup mulai dari
lahir sampai mati serta membahas perkembangan individu sejak masa
konsepsi sampai dengan dewasa (proses belajar dan pematangan) melalui
interaksi dengan lingkungan. Adapun implikasi dari perkembangan itu
sendiri mempengaruhi biologis dan perseptual, intelektual, bahasa,
kreatifitas, social, emosional, moral, dan spiritual. Dalan psikologi
terdapat beberapa teori belajar, yaitu teori belajar behaviorisme,
kogntivisme, humanism, kontruktivisme. Dimana semua teoti belajar iini
memiliki implikasinya tersendiri.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2014/09/makalah-tugas-
perkembangan-dan.html
http://gubukwaqit.blogspot.com/2016/04/teori-belajar-dan-
implikasinya.html
18