MODUL PERKULIAHAN
W312100012
Perilaku
Organisasi
Terkait dengan motivasi kerja tersebut, Robbins, (1998) berpendapat bahwa motivasi
adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi,
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individu.
Senada dengan pendapat tersebut, Munandar, (2001), mengemukakan bahwa motivasi
adalah suatu proses dimana kebutuhan- kebutuhan mendorong seseorang untuk
melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Bila
kebutuhan telah terpenuhi maka akan dicapai suatu kepuasan. Sekelompok kebutuhan
yang belum terpuaskan akan menimbulkan ketegangan, sehingga perlu dilakukan
serangkaian kegiatan untuk mencari pencapaian tujuan khusus yang dapat memuaskan
sekelompok kebutuhan tadi, agar ketegangan menjadi berkurang.
Pinder, (1998) berpendapat bahwa motivasi kerja merupakan seperangkat kekuatan baik
yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang yang mendorong untuk
memulai berperilaku kerja, sesuai dengan format, arah, intensitas dan jangka waktu
tertentu.
Jadi dapat disimpulkan oleh karena perkataan motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan
atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak
utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang diinginkannya
sama ada secara negatif atau positif.
Tujuan atau motif adalah sama fungsinya dengan matlamat, wawasan, aspirasi, hasrat
atau cita-cita. Jadi, wawasan, cita-cita, impian, keinginan atau keperluan seseorang itu
malah bagi sesebuah negara merupakan pendorong utama yang menggerakkan usaha
bersungguh-sungguh untuk mencapai apa yang dihajatkan.
Lebih penting sesuatu yang ingin dicapai, dimiliki, diselesaikan atau ditujui, lebih serius
dan lebih kuatlah usaha seseorang, sesebuah keluarga, organisasi, masyarakat atau
negara untuk mencapai apa juga matlamat yang telah ditetapkan. Jadi, dengan matlamat
atau hasrat yang lebih penting atau besar, lebih kuatlah pula dorongan atau motivasi
seseorang itu untuk berusaha bagi mencapai matlamatnya.
2. Motivasi adalah suatu bentuk dorongan minda dan hati yang menjadi penggerak
utama seseorang, sesebuah keluarga atau organisasi untuk mencapai apa juga
yang diinginkan.
b) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi
juga mental, psikologikal dan intelektual;
d) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam
berbagai simbol-simbol status; dan
Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang
unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin
dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi”
tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh
Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti
anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak
6. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan
kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang
diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang
diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
Contoh kasus :
seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari atasannya,
mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan
dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada
modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas. Penting untuk
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang
sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para
ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik,
dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model.
Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa
yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu .
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri;
b) harga diri;
c) harapan pribadi;
d) kebutuhaan;
e) keinginan;
f) kepuasan kerja;
g) prestasi kerja yang dihasilkan.
Hal ini dapat diimplementasikan interaksi antara karyawan (pekerja) dan pelanggan yang
mencakup sbb :
(b) penampilan karyawa, berkaitan dengan kebersihan dan kecocokan dalam berpakaian;
(c) kesopanan dan tanggapan terhadap keluhan, berkaitan dengan bantuan yang
diberikan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan pelanggan (Gaspersz,
2003:130).
Berarti produktivitas yang baik dilihat dari persepsi pelanggan bukan dari persepsi
perusahaan. Persepsi pelanggan terhdap produktivitas jasa merupakan penilaian total
atas kebutuhan suatu produk yang dapat berupa barang ataupun jasa.
(Supardi dan Anwar, 2004:52) berpendapat sebagai berikut: social need adalah
tuntutan kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan akan menjalani hubungan dengan
orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa
kekeluargaan, persahabatan, dan kasih sayang. Menurut Hayes dan Abemathy (1980),
dengan regas mengatakan sebagian besar tuduhan yang tidak adil ditunjukkan kepada
para manajer yang sekarang dianggap tidak mempunyai dorongan kewiraswastaan dan
wawasan teknologi yang luas (Timpe, 1999:3). Salah satu permasalahan penting bagi
pimpinan dalam suatu organisasi ialah bagaimana memberikan motivasi kepada
karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Dalam hal ini, pimpinan dihadapkan
suatu persoalan bagaimana dapat menciptakan situasi agar bawahan dapat memperoleh
kepuasan secara individu dengan baik dan bagaimana cara memotivasi agar mau bekerja
berdasarkan keinginan dan motivasi untuk berprestasi yang tinggi.
Menurut konsep sistem organisasi yang ideal, aktivitas atau pekerjaan suatu
organisasi merupakan suatu kolektivitas sehingga dalam setiap penyelesaian rangkaian
pekerjaan seorang karyawan dituntut untuk bekerja sama, saling terkait dan tidak akan
melepaskan diri dengan karyawan lain dalam organisasi itu. Dalam sebuah organisasi,
yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana menciptakan keharmonisan dan
keserasian dalam setiap pelaksanaan kegiatan atau aktivitas kerja tersebut.
Keharmonisan dan keserasian tersebut dapat tercipta jika sistem kerja dibuat rukun dan
kompak sehingga tercipta iklim yang kondusif. Hal ini akan membuat para karyawan
Semakin termotivasi dalam bekerja, bekerja dengan resa tenang, dan yang lebih
penting lagi kepuasan kerja yang tinggi akan memperbesar kemungkinan tercapainya
produktivitas dan motivasi yang tinggi pula. Karyawan yang tidak merasa puas terhadap
pekerjaannya, cenderung akan melakukan penarikan atau penghindaran diri dari situasi-
situasi pekerjaan baik yang bersifat fisik maupun psikologis.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kepuasan dan
motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Jika membicarakan masalah
produktivitas muncullah situasi yang bertentangan karena belum adanya kesepakatan
umum dari para ahli tentang maksud pengertian produktivitas serta kriterianya dalam
mengikuti petunjuk-petunjuk produktivitas. Secara umum produktivitas diartikan atau
Ada 4 (empat) faktor dasar yang sangat menentukan perkembangan karir Individu di
dalam organisasi yaitu Knowledge (pengetahuan), Skills( keahlian atau ketrampilan),
Attitudes (sikap) dan Experience( pengalaman) .
Keempat faktor yang disebutkan di atas mutlak dipahami sebagai analisa diri, mengapa
ada yang mendapat kesempatan dipromosikan dan mengapa banyak yang tidak
mendapat promosi sama sekali. Inilah empat faktor yang telah dianalisa oleh Andrew
Mayo, di dalam bukunya Managing Careers, Strategies for Organizations:
1.Knowledge
Pengetahuan yang diperoleh dari bangku pendidikan dan juga dari media akan sekitar
sangat membantu di dalam fungsi-fungsi planning,organizing, actuating dan controlling
suatu organisasi perusahaan. Pengetahuan bisa dipelajari tergantung dari minat dan
usaha seseorang mempelajarinya. Semakin tinggi pengetahuan dimiliki seseorang maka
semakin mudah seseorang mencapai keberhasilan dalam bekerja.
2. Skills
Seseorang Sarjana Ekonomi yang baru saja menyelesaikan pendidikannya dari Fakultas
Ekonomi , disebut sebagai orang yang tahu dalam masalah Ekonomi. Dia belum tentu
sanggup meningkatkan kinerja perusahaan milik keluarga sendiri. Hal ini karena ada
aspek subjektif yang berkaitan dengan usaha peningkatan produksi pertanian belum
diketahuinya. Yang dipelajari melalui pendidikan fakultas adalah hal-hal yang bersifat
objektif-formal. Hal-hal yang sifatnya subjektif-nonformal tidak diajarkan di sekolah,
biasanya diperoleh dari pengalaman setelah bekerja. Seseorang yang telah menguasai
kedua aspek ini disebut sebagai orang yang telah ahli atau profesional dalam bidangnya.
4.Experiences (pengalaman)
Banyak pakar mengenai karir dan pekerjaan setuju bahwa waktu terbaik untuk
mencari-cari pekerjaan baru adalah ketika anda masih nyaman dengan pekerjaan lama
anda. Jika anda mulai merasa tak tertantang pada posisi anda yang sekarang, anda
mungkin siap untuk promosi ke tingkat selanjutnya. Jika tidak ada kesempatan
peningkatan karir di tempat anda bekerja, pekerjaan terbaik anda selanjutnya mungkin
sedang menunggu anda di tempat lain. Sekarang ini, semua tergantung bagaimana untuk
mengambil kendali dari pekerjaan professionalnya dan dipastikan bahwa berkembang
5. Jadilah inovatif.
Jangan pernah takut untuk berpikir di luar kotak dan menaruh ketajaman bisnis anda
dalam pekerjaan. Tetaplah mencari untuk solusi-solusi yang kreatif untuk masalah-
masalah yang membuat anda dan boss anda terlihat lebih baik.
8. Tetaplah belajar.
Cara terbukti untuk meningkatkan karir anda adalah secara berlanjut meraih pengetahuan
baru. Menetaplah pada puncak tren atau perkembangan dalam bidang anda dan pastikan
bahwa resume anda yang sekarang merefleksikan keahlian-keahlian yang dibutuhkan
tersebut.
9. Perluas Jaringan.
Perkuat jaringan pertemanan anda dan ikutilah organisasi-organisasi professional, hadiri
konferensi-konferensi industri, atau bahkan, menjadi sukarelawan. Semakin banyak orang
yang melihat kekuatan dan kemampuan anda, maka lebih baiklah kesempatan anda
untuk mendengar tentang kesempatan baru yang mungkin nanti akan muncul.
Robbins, S.P., Judge, T.A. 2015. Organizational Behaviour, 16th Global Ed. Harlow: Pearson
Education Limited.
Pendukung:
James L.Gibson, John M Ivancevich. H. Donelly, Jr, 2000, Organizational Behavior, Structure and
Process, Burr Ridge, H. Irwin
Greenberg, J & Baron RA, 2004, Behaviour in Organizations : Understanding and Managing The
Human Side of Work, 9th edition, Upper Saddie River, NJ , Prentice Hall.
Griffin, R.W., Moorhead, G. 2013. Organizational Behaviour: Managing People and Organizations,
11th Ed. South-Western: Cengage Learning.
Wibowo. 2015. Perilaku dalam Organisasi, Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Press.