Anda di halaman 1dari 9

MOTIVASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “ Psikologi Pendidikan ”

Dosen Pengampu:

Rohani, S.Ag, M.Pd

Disusun Oleh:

Egry Lisyendri (0305191011)

Amelia Putri Nasuha (0305191010)

Yosi Sinta Deby (0305192090)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya hadiahkan kepada Allah SWT yang mana atas karunianya kitta
masih diberikan nikmat kesehatan sehinggakita dapat menyelesaikan MAKALAH KELOMPOK
ini dengan judul “MOTIVASI”. makalah ini di buat guna memenuhi tugas pada mata kuliah
Psikologi Pendidikan semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi
pembacanya.

Dalam penulisan makalah ini tentu saja tidak dapat menyelesaikannya tanpa bantuan doa
dari kedua orang tua saya serta bapak dosen pengampuh. kami menyadari bahwa makalah kami
ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
dengan segala kerendahan hati memohon maaf.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan kami akhiri wasalamu alaikum warohmatullahi
wabarokatu.

Medan, 12 januari 2021

Kelompok 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap kita agar melakukan sesuatu hal. Dorongan yang
kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atau pun dari hal
atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi sumber tenaga dalam
kita mngerjakan suatu hal agar kita mencaapai tujuan yang kita inginkan. meskipun motivasi
kita semuanya baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu motivasi ?
2. Bagimanakah pandangan terhadap motivasi ?
3. Apa saja teori motivasi maslow ?
4. Bagaimanakah teori motivasi dalam pendidikan dan pembelajaran ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu motivasi
2. Untuk mengetahui pandangan terhadap motivasi
3. Untuk mengetahui teori motivasi maslow
4. Untuk mengetahui motivasi dalam pendidikan dan pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi

Pengertian motivasi berasal dari perkataan Bahasa Inggris yakni motivation. Namun
perkataan asalnya adalah motive yang juga telah digunakan dalam Bahasa Melayu yakni
motif yang berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong seseorang dalam melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuan, dengan tujuan tersebut menjadikan daya penggerak utama
bagi seseorang dalam berupaya mendapatkan atau mencapai apa yang diingkinnya baik itu
secara positif ataupun negative.

Menurut Hamalik (1992:173) pengertian motivasi merupakan perubahan enerhi dalam


diri atau pribadi seseorang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan yang mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu : 1) motivasi dimulai dari
adanya perubahan energy dalam pribadi, 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan, 3)
motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan yang berfungsi yaitu mendorong
timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan, tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu
perbuatan seperti belajar. Motivasi berfungsi sebagai pengaruh artinya menggerakan
perbuatan ke arah pencapaian tujuan yang diinginkan dan motivasi berfungsi penggerak yaitu
sebagai mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan atau perbuatan.

B. Berbagai Pandangan Terhadap Motivasi

Ada 3 model-model motivasi diantaranya model tradisional, model hubungan manusiawi,


dan modal daya manusia.

a. Model Tradisional

Model Tradisional motivasi dihubungkan dengan Freserick Taylor dan aliran manajemen
ilmiah. Sesuai dengan aliran ini aspek yang sangat penting dari pekerjaan para manajer
adalah bagaimana membuat para karyawan bisa menjalankan pekerjaan mereka yang
membosankan dan berulang-ulang dengan cara yang paling efisiensi.

b. Model Hubungan Manusiawi

Ketika tampak bahwa pendekatan tradisonal tidak lagi tepat, para ahli manajemen mulai
mencari berbagai penjelasan tentang perilaku karyawan. Elton Mayo dan peneliti-peneliti
tentang hubungan manusiawi lainnya menentukan bahwa kontak sosial yang dialami
karyawan bekerja merupakan hal yang sangat penting bagi mereka, dan kebosanan serta
kerutinan pekerjaan merupakan hal-hal mengurangi motivasi mereka dalam bekerja. Para
peneliti tersebut menganjurkan bahwa para manajer bisa memotivasi para karyawan dengan
mengakui kebutuhan sosial dan dengan membuat mereka merasa penting dan berguna.

Sebagai hasilnya, para karyawan diberi berbagai kebebasan untuk membuat keputusan
sendiri dalam pekerjaanya. Perhatian yang lebih besar diarahkan pada kelompok-kelompok
kerja organisasi informal. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang
perhatian manajer dan operasi organisasi (Handoko, 1984:253)

c. Model Sumber Daya Manusia

Kemudian para teoritisi seperti Mc Gregor dan Maslow, dan para peneliti seperti Argyris dan
Likert, melontarkan kritik kepada model hubungan duniawi, dan mengemukakan pendekatan
yang lebih canggih “sophisticated” untuk memanfaatkan para karyawan. Model ini
menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor.

Mereka beralasan bahwa kebanyakan orang telah dimotivasi untuk melakukan pekerjaan
secara baik. Mereka mengemukakan bahwa para karyawan lebih menyukai pemenuhan
kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik. Jadi, para karyawan dapat diberi tanggung
jawab yang lebih besar untuk pembuat keputusan dan pelaksaan tugas-tugas

C. Teori Motivasi Maslow

Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan
manusia sebagai berikut:

1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang
merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur
dan sebagainya.

2. Kebutuhan Rasa Aman

Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua
yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan
perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan
jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.

3. Kebutuhan Sosial

Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul
kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat
dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya
kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.

4. Kebutuhan Penghargaan

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi
seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja
seseorang.

5. Kebutuhan Aktualisasi diri

Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi
diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang.
Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang.
Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat
karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan
akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.

Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih
pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
(perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku
seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah
dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang
cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya
intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan
berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi,
tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku
hanya intensitasnya yang lebih kecil.

D. Penerapan Teori Motivasi Dalam Pendidikan dan Pembelajaran


1. Teori Dorongan

Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku seorang siswa didorong ke suatu tujuan karena
adanya suatu seorang siswa didorong ke suatu tujuan karena adanya suatu kebutuhan.
Kebutuhan inilah yang menyebabkan adanya dorongan dari dalam yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu yang menuju kea rah tercapainya suatu tujuan dan
dorongan tersebut akan menurun intensitasnya jika tujuan sudah tercapai, misalnya motif
biologis seperti lapar, haus dan seks.

2. Teori Insentif

Teori ini menyatakan bahwa suatu karakteristik tertentu dapat menyebabkan terjadinya
tingkah laku kea rah tujuan (intensif), insentif yang positif merupakan tujuan yang di
harapkan misalnya bonus, upah gaji, dan menghindari insentif yang negative.

3. Teori Motivasi Berprestasi

Motivasi seseorang muncul karena adanya kebutuhan berprestasi antara lain harapan untuk
melakukan tugas dengan berhasil, persepsi tentang nilai tugas dan kebutuhan untuk
keberhasilan. Kebutuhan berprestasi tersebut bersifat intrinstik dan relative stabil.

4. Teori Motivasi Kompetensi

Teori ini menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai keinginan untuk menunjukkan
kompetensi dengan menaklukan lingkungannya. Guru dapat meningkatkan motivasi siswa
dengan menerapkan pendekatan internal sehingga kerja siswa dapat berubah sehingga siswa
dapat mengontrol sehingga siswa dapat mengontral prestasi siswa,

Menggunakan Model ARCS Dalam Pembelajaran


1. Attention (perhatian)
Tidak siswa di kelas yang ingin belajar mempunyai perhatian terhadap materi yang akan di
sampaikan oleh guru. Guru sebelum belajar sebaiknya memberikan apersepsi terlebih
dahulu, dengan cara memancing rasa ingin tahu siswa dan mempertahankannya sampai
tujuan pembelajaran tercapai.
2. Relevance (relevansi)
Untuk menumbuhkan motivasi yang berhubungan dengan relevansi, guru dituntut dapat
menyampaikan materi pembelajaran relavan dengan kebutuhan, minat motif belajar siswa.
3. Confidence (rasa percaya diri)
Dalam hal ini guru dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan cara membantu siswa
mengembangkan harapan keberhasilan dalam pembelajaran.
4. Satisfaction (keberhasilan)
Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasaan sehingga ia
termotivasi untuk berusaha mencapai tujuan serupa.
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/2726/3/2EM15429.pdf

Octavia A. Shilphy. 2020. Motivasi Belajar Dalam Perkembangan Remaja. Yogyakarta:


Deepublish Publisher.

Suciati dan Irawan. 2001. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta : Proyek Pengembangan
Universitas Terbuka. Dirjen Dikti . Departemen Pendidikan Nasional.

Suciati. 2003. Belajar dan Pembelajaran ( Modul Belajar ). Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka

Sukamto, T. dan Winataputra, US. 1996. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran.
Jakarta : Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Intruksional Diektorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai