KELOMPOK 4 :
2023/2024
MOTIVASI, TEORI MOTIVASI DAN APLIKASINYA
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata, Universitas Hindu
Indonesia, Jl. Sangalangit, Tembau, Penatih Denpasar Timur, Bali.
Email : nandapramita.1997@gmail.com
igedeariwiryatama@gmail.com
hantariylui27@gmail.com
I. PENDAHULUAN
Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan tertentu yang cenderung untuk
menetap. Motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan
perilaku yang tetap kea rah tujuan tertentu. Motivasi bisa beraal dari dalam diri seseorang atau pun
dari luar dirinya. Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang dosebut motivasi instrinsik, dan
yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik.
Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan
bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan
dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara
harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa
kita capai.
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada
seseorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip prinsip motivasi dalm belajar tidak hanya
diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian jika
sebuah motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran
energy dalam tubuh bisa mengalir kembali.
II. PEMBAHASAN
Motivasi berasal dari kata lain Motive yang berarti dorongan (to move). Motif diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving
force). Motif tdak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan factor-faktor lain, baik factor
eksternal maupun factor internal. Hal-hal yang memperngaruhi motif disebut motivasi.
Motivasi adalah gejala prikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam
bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan
dengan perbuatannya.
Motivasi memiliki peranan strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang
pun yang belajar tentang hal baru tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan
belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak
hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas sehari-hari.
Menurut Handari Nawawi dalam bukunya manajemen sumberdaya manusia (2003 : 359)
membedakan dua bentuk motivasi kerja, kedua bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
1. Motivasi intrinsik.
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai
individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat akan pekerjaan yang
dilaksanakannya. Dengan kata lain motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang dikerjakan, baik
karena mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan, atau memungkinkan mencapai suatu
tujuan, maupun karena memberikan harapan tertentu yang positif dimasa depan. Misalnya pekerja
yang bekerja secara berdedikasi semata-mata karena merasa memperoleh kesempatan untuk
mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya secara maksimal.
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai individu
berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya
berdedikasi tinggi dalam bekerja karena upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi yang terhormat atau
memiliki kekuasaan yang besar, pujian, hukuman dan lain-lain.
Di lingkungan suatu organisasi/ perusahaan terlihat kecenderungan penggunaan motivasi
ekstrinsik lebih dominan daripada motivasi intrinsik. Kondisi itu terutama di sebabkan tidak
mudah untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam diri pekerja, sementara kondisi kerja disekitar
lebih banyak mengiringinya daripada mendapatkan kepuasan kerja yang hanya dapat dipenuhi dari
luar dirinya.
Berikut akan dibahas tiga teori awal tentang motivasi (teori jenjang kebutuhan Maslow, teori X
dan Y McGregor, dan Teori dua faktor Herzberg) yang merupakan teori motivasi yang paling
banyak dipraktekkan dalam organisasi sampai saat ini dan merupakan pondasi dari teori-teori
motivasi kontemporer (teori ERG Alderfer, teori 3 kebutuhan McClelland, teori evaluasi kognitif,
dan teori penetapan tujuan Locke, teori penguatan Skinner, teori keadilan Adam, dan Teori harapan
Vroom).
Victor H. Vroom (1973) mengatakan bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk berusaha
keras bila ia meyakini akan dinilai baik, dan penilaian itu mengantarkannya pada imbalan
organisasional seperti bonus, kenaikan gaji, promosi atau lain-lain imbalan yang dapat
memuaskan tujuan pribadinya. Oleh karena itu teori ini memusatkan pada 3 hubungan
yaitu: hubungan upaya-kinerja, hubungan kinerja-imbalan, hubungan imbalan-tujuan
pribadi. Seperti terlihat dalam gambar 9.3. Nadler dan Lawler, dalam Stoner (1996, 147-
148) mengajukan 4 asumsi dasar bagi teori pengharapan ini, yaitu: a) tingkah laku
ditentukan oleh kombinasi faktor-faktor dalam individu dan faktor-faktor dalam
lingkungan, b) individu secara sadar membuat keputusan mengenai tingkah laku mereka
dalam organisasi, c) individu mempunyai kebutuhan, keinginan, dan sasaran berbeda, d)
individu memilih diantara alternatif tingkah laku atas dasar harapan mereka bahwa suatu
tingkah laku akan menghasilkan yang diinginkannya.Teori harapan membantu
menjelaskan mengapa banyak sekali pekerja tidak termotivasi pada pekerjaan mereka dan
semata-mata melakukan yang minimum (jawa: sakmadyo) untuk menyelamatkan diri.
Karyawan akan termotivasi bila karyawan melihat kombinasi yang menguntungkan
mengenai apa yang penting bagi mereka dan apa yang mereka harapkan dan apa imbalan
atas upayanya itu, dan oleh karenanya karyawan akan mengambil langkah yang sesuai.
Motivasi adalah proses internal yang mendorong seseorang untuk bertindak, mencaai
tujuan, dan memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka. Proses timbulnya motivasi dapat
dijelaskan Dalam beberapa tahapan umum:
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dibagi menjadi
dua yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik dan faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi ekstrinsik.
III. KESIMPULAN
Motivasi merupakan gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam
bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan
dengan perbuatannya. Bentuk-bentuk motivasi ini ada dua yaitu Motivasi Intrinsik yang bersumber
dalam diri dan Motivasi Ekstrinsik yang bersumber dari luar diri. Adapun delapan teori tentang
motivasi yang meliputi Teori Jenjang Kebutuhan oleh Moslow, Teori X dan teori Y oleh Douglas
McGregor, Teori Dua Faktor oleh Herzberg, Teori Existence, Relatedness dan Growth oleh
Clayton P. Alderfer, Teori 3 Kebutuhan oleh McClelland, Teori Goal-Setting Locke, Teori Keadilan
oleh J. Stacey Adams, Teori Harapan Vroom oleh Victor H. Vroom. Selanjutnya adapun proses
timbulnya motivasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa tahap yaitu Identifikasi Kebutuhan atau
Keinginan, Persepsi Keuntungan atau Keinginan, Penilaian Nilai, Pemilihan Tujuan, dan Aktivitas
Kerja. Dalam motivasi aapaun 6 faktor yang dapat mempengaruhi yaitu Adanya Hasrat dan
keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita
masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
adanya lingkungan belajar dan kondusif.