Anda di halaman 1dari 10

KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Motivasi

Dosen Pengampu :

Jeziano Rizkita Boyas, S.E., M.M

Disusun Oleh :

Aizzatul Laila

31420013

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Nahhdlatul Ulama Sidoarjo

2023
A. Kepemimpinan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kepemimpinan
mengandung arti “perihal pemimpin, cara memimpin‟. Menurut George R.
Terry kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya
diarahkan mencapai tujuan organisasi. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan tentang bagaimana
mempengaruhi orang lain, bawahan atau pengikut agar mau mencapai
tujuan yang diinginkan oleh sebuah organisasi. Menurut Pether Sobian
dalam buku Pemimpin dan Kepemimpinan (2022), pemimpin adalah orang
yang memimpin. Sedangkan kepemimpinan adalah perihal memimpin.
Pemimpin adalah satu atau beberapa orang yang memiliki kemampuan
untuk mengatur kelompoknya agar bisa bekerja sama mencapai tujuan
yang diinginkan.
Fungsi-fungsi kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan adalah untuk menjalankan berbagai
pekerjaan yang telah direncanaan dalam suatu organisasi. Dengan
demikian kepemimpinan yang efektif adalah ketika pemimpin mampu
mempengaruhi orang-orang untuk dapat melakukan tugas-tugas yang telah
dipercayakan oleh mereka. Adapun fungsi-fungsi yang terkait dengan
hubungan sosial atau pemeliharaan kelompo memfouska fungsi
kepemimpinan dalam upaya untuk senantiasa memelihara esatuan dintara
sesama pekerja, dengan demikian pemimpin yang efektif adalah ketika
emimpin tersebut mampu berkomunikasi dengan baik dengan tim kerja,
mengaja mereka untuk senantias memelihara dan saling pengertian
sehingga tim kerja yang ada senantiasa terpelihara dengan baik.

Ciri-Ciri Kepemimpinan

Adapun ciri-ciri kepemimpinan yang baik menurut buku


Connected Leadership kepemimpinan yang baik di antaranya sanggup
mendengarkan anggota dan tidak langsung mendoktrin, mempelajari
permasalahan, serta memberikan solusi yang tepat.
Dalam buku Principle Centered Leadership (2001) oleh Stephen Covey,
terdapat tiga ciri-ciri pemimpin yang baik, yaitu:
1) Mengatur manajemen dalam diri yang baik
Sebagai seorang pemimpin, kita harus bisa mengatur diri sendiri
dengan baik. Mulai dari aspek waktu, perhatian, hingga emosi dalam
diri. Pahami diri sendiri, untuk mencari tahu apa yang menjadi
kekuatan dan kelemahan.
2) Memiliki strategi
Ciri-ciri selanjutnya adalah memiliki strategi dalam bertindak dan
menyusun segala perilaku dengan baik. Sebagai pemimpin, semua
keputusan berada di tangan Anda. Baik atau buruknya langkah sebuah
organisasi bergantung pada tindakan yang diambil seorang pemimpin.
Sehingga seorang pemimpin ideal harus cerdas dalam menentukan
strategi terbaik untuk memberikan hasil sesuai ekspetasi.
3) Mampu berkomunikasi dengan baik
Komunikasi menjadi dasar penting di seluruh aspek kehidupan.
Seorang pemimpin yang baik, harus memiliki komunikasi yang baik
dan efektif. Seorang pemimpin harus mengetahui kapan saatnya
berbicara dan kapan harus mendengarkan orang lain.
4) Dapat bertanggung jawab
Sebagai pemimpin tentunya memikul tugas dan tanggung jawab yang
berat. Sehingga apapun yang terjadi, jadilah pemimpinan yang tetap
bertanggung jawab.
5) Punya tujuan jelas (visi dan misi)
Seorang pemimpin harus memiliki tujuan yang jelas serta konsisten.
Dengan tujuan tersebut maka Anda akan fokus dan berusaha untuk
mencari penyelesaian manakala sedang terjebak di suatu masalah yang
menghambat.
B. Motivasi
Akar kata motivasi adalah dari bahasa Latin yaitu “movore”, yang
artinya adalah gerak atau dorongan untuk bergerak. Sementara itu, dalam
bahasa Inggris, motivasi dikenal dengan sebutan “motive” yang artinya
daya gerak atau alasan. Dalam Bahasa Indonesia, asal kata motivasi adalah
“motif”, yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang melakukan
sesuatu. Motif menjadi dasar dari kata motivasi yang bisa diartikan
sebagai daya penggerak yang telah aktif. Maka dari itu, dengan kata lain
pengertian motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi
kebutuhan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian
motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Sementara itu, dalam psikologi, pengertian motivasi adalah usaha yang
dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya
atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Jadi dapat disimpulkan
bahwa motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai – nilai yang
mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai tujuan
individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu invisible yang
memberikan kekuatan untuk mendorong individu dalam mencapai tujuan.
Motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak) epada
karyawan atau anggota untuk dapat bekerja sedemiian rupa sehingga tujun
organisasi secara efisien dapat tercapai. Jadi didalam memberikan
motivasi, menejer harus mempengaruhi sikap bawahan agar merea
bersedia untuk menjalankan tugas-tugas yang selaras dengan tujuan
organisasi.
Faktor-fator penting yang mempengarui motivasi adalah :
1) Kebutuhan pribadi
2) Tujuan dan persepsi individu atau kelompok
3) Cara untuk mewujidkan kebutuhan, tujuan dan persepsi.

Apabila para pekerja menyukai pekerjaan mereka, menganggap bahwa


tugas mereka penuh dengan tantangan dan mereka menyukai lingkungan
kerja secara umum maka biasanya mereka akan berusaha secara maksimal
untuk melaksanakan pekerjaan mereka dengan semangat dan berdedikasi.
Dalam hal ini terdapat dua motivasi yaitu :

1) Motivasi Positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain


dengan cara memberika penambahan tingkat kepuasan tertentu,
misalnya dengan memberia promosi, tambahan penghasilan,
menciptakan kondisi kerja yang nyaman dan lain sebagainya.
2) Motivasi Negatif adalah proses untuk mempengaruhi orang lain
dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk
melaukan sesuatu secara terpaksa. Misalnya memberi gambaran akan
diturunkan pangkatya, dipotong gajinya ataupun dipecat dari
jabatannya
Teori-teori Motivasi
1) Teori Motivasi Kebutuhan (Abraham H. Maslow) Menyatakan bahwa
manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang
melekat pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan.
Adapun kebutuhan itu adalah:
a. Kebutuhan fisik (physiological needs)
Kebutuhan tingkat dasar yang pertama ini memiliki hubungan
dengan kebutuhan tubuh setiap individu baik kebutuhan biologis
maupun fisik. Kebutuhan yang sangat mendasar ini haruslah
terlebih dahulu terpenuhi agar manusia dapat bertahan hidup dan
melangkah ke tingkat kebutuhan selanjutnya. Kebutuhan fisiologis
merupakan kebutuhan manusia akan oksigen, air, makanan, suhu
tubuh yang normal, tidur, homeostasis, kebutuhan seksual, dan lain
semacamnya.
Seorang individu tidak mungkin dapat memenuhi tingkat
kebutuhan selanjutnya apabila mereka belum memenuhi kebutuhan
fisiologi dasar ini. Perlu diingat apabila salah satu saja dari bagian
kebutuhan fisiologi ini tidak dapat terpenuhi, maka secara otomatis
akan mengganggu tercapainya pemenuhan kebutuhan di tingkat
selanjutnya. Tentu hal ini akan berbeda dengan mereka yang
ditakdirkan menjadi orang kaya, memakan makanan sudah
bukanlah kebutuhan fisiologi mereka. Namun, mereka
menganggap memakan makanan mahal adalah gaya hidup mereka.

b. Kebutuhan akan keamanan/keselamatan (safety/security needs)


Kebutuhan tingkat dasar yang kedua adalah kebutuhan untuk
senantiasa merasa aman. Seorang individu dapat melangkah ke
tingkat kebutuhan selanjutnya apabila sudah berhasil memenuhi
kebutuhan pada tingkat pertama. Abraham Maslow menjelaskan
bahwa kebutuhan akan rasa aman ini meliputi rasa aman secara
fisik maupun emosional. Perlu diketahui, kadar kebutuhan pada
tingkat ini lebih banyak untuk usia rentang anak-anak. Hal itu
dikarenakan anak-anak masih memiliki tingkat kewaspadaan yang
masih rendah, sehingga pendampingan orang yang lebih tua sangat
diperlukan.
c. Kebutuhan untuk berkelompok (sosial needs)
Kebutuhan tingkat ketiga adalah kebutuhan mengenai aspek sosial
yang ada di masyarakat, seperti kebutuhan untuk merasakan cinta,
kasih sayang, dan memiliki hak kepemilikan terhadap suatu hal.
Dalam tingkat ini, Abraham Maslow memberikan pendapatnya
mengenai alasan mengapa seorang individu mencari cinta.
Abraham Maslow menjelaskan latar belakang dari aspek tersebut
karena didasari oleh kesepian, kesendirian, depresi, stress, serta
kecemasan berlebihan. Rasa Cinta pada yang dimiliki oleh seorang
individu sendiri memiliki dua jenis, yaitu D-Love atau Deficiency
dan B-Love atau Being.
Seseorang yang merasakan cinta dikarenakan kekurangan, maka
akan termasuk kedalam jenis D-Love. D-Love sendiri sering
digambarkan sebagai rasa cinta yang menjadikan diri sendiri
sebagai titik fokusnya. Sedangkan untuk B-Love merupakan bentuk
penilaian seorang individu tanpa adanya niat untuk memanfaatkan
orang yang dicintai. Cinta itu berwujud seperti cinta yang tidak ada
keinginan untuk memiliki, hanya mendukung orang tersebut untuk
menjadi lebih baik, dan cinta yang dapat memberikan dampak
positif untuk kedua belah pihak, biasanya dapat dicontohkan ketika
seorang individu menjalin hubungan pertemanan dengan individu
atau kelompok lainnya. Selain itu, kebutuhan pada tingkat ketiga
ini juga meliputi kebutuhan untuk dapat menjalin pertemanan
dengan individu lain, membentuk keluarga, bersosialisasi dengan
suatu kelompok, beradaptasi dengan lingkungan sekitar, serta
berada dalam lingkungan masyarakat.
Seperti kebutuhan-kebutuhan sebelumnya, kebutuhan tingkat
ketiga ini dapat diraih apabila seorang individu berhasil memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka pada tingkat sebelumnya.
d. Kebutuhan akan harga diri/penghormatan (egoistic needs)
Kebutuhan tingkat selanjutnya, yaitu tingkat keempat adalah
kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Penghargaan yang
dimaksud dalam tingkat kebutuhan ini tidaklah selalu penghargaan
berupa piala atau hadiah. Maksud dari kata penghargaan disini
adalah harga diri. Setiap individu berhak mendapatkan harga diri
mereka. Harga diri dapat berasal dari diri sendiri maupun orang
lain. Ketika kebutuhan pada tingkat ini dapat terpenuhi, maka
secara otomatis akan memunculkan kebutuhan untuk merasakan
penghormatan, rasa menjadi kepercayaan orang lain, dan
menstabilkan diri sendiri.
Dari hal itu, dapat kita simpulkan kebutuhan ini adalah tentang
pangkat, gelar, serta profesi. Setelah seorang individu berhasil
memenuhinya maka secara otomatis rasa percaya diri individu
tersebut akan melejit dengan pesat. Tingkat percaya diri yang
tinggi tentu akan mempengaruhi peran sosial dari individu tersebut.
Sebaliknya jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, akan membawa
dampak yang serius seperti rasa depresi, kecemasan, stress,
tiadanya rasa percaya diri, minder, merasa tidak berguna, dan lain
sebagainya.
e. Kebutuhan akan pengakuan diri dan pengembangan diri (self
realization needs)
Kebutuhan tingkat tertinggi, yaitu kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri. Kebutuhan ini dapat tercapai apabila
seorang individu berhasil memenuhi keempat kebutuhan
sebelumnya. Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai wujud
sesungguhnya untuk mencerminkan harapan serta keinginan
seorang individu terhadap dirinya sendiri. Dalam penggambaran
aktualisasi diri yang diberikan oleh Abraham Maslow, aktualisasi
diri ini berperan sebagai kebutuhan seorang individu untuk
memutuskan keinginan mereka.
Untuk mengaktualisasikan diri bukanlah sesuatu hal yang mudah
untuk dilakukan. Karena dalam memenuhi kebutuhan ini, seorang
individu haruslah mendapatkan dukungan yang cukup dari
berbagai pihak. Dampak yang terjadi apabila kebutuhan pada
tingkat akhir ini tidak terpenuhi adalah timbulnya perasaan tidak
nyaman, kegelisahan, tegang, minder, dan lain sebagainya.
2) Teori Motivasi Herzberg menyatakan bahwa ada faktor-faktor tertentu
di tempat kerja yang menyebabkan kepuasan kerja, sementara pada
bagian lain adapula ketidak puasan. Dengan kata lain kepuasa dan
ketidak puasan berhubungan satu sama lain. Faktor-faktor tertentu
ditempat kerja tersebut didevinisikan sebagai hygiene factors (faktor
kesehatan) dan motivation factors (faktor pemuas). Dua faktor ini oleh
Herzberg dialamatkan kepada faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik,
dimana faktor intrinsik adalah faktor yang mendorong karyawan
termotivasi yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri
masingmasing orang. Dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang
datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempat
bekerja.
3) Teori Motivasi McClelland menyatakan kebutuhan manusia ada 3
yaitu:
a. Kebutuhan berprestasi (needs for acbievement) yaitu keinginan
untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya.
b. Kebutuhan untuk berkuasa (needs for power) yaitu kebutuhan
untuk lebih kuat, lebih berpengaruh terhadap orang lain.
c. Kebutuhan afiliasi (needs for affiliation) yaitu kebutuhan untuk
disukai, memelihara atau mengembangkan persahabatan dengan
orang lain.

C. Kepemimpinan dalam memotivasi


Di dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku manusia ditimbulkan atau
dimulai dengan adanya motivasi, karena motivasi yang ada pada diri
seseorang merupakan model dasar yang besar untuk pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan bahwa Motivasi merupakan suatu
model dalam menggerakkan dan mengarahkan para karyawan agar dapat
melaksanakan tugasnya masing-masing dalam mencapai sasaran dengan
penuh kesadaran, kegairahan dan bertanggung jawab. Pengaruh motivasi
pada perilaku memiliki hubungan yang sangat kompleks dan sukar untuk
dipisahkan. Interaksi antara beberapa motif, kondisi kerja dan beberapa
aspek lingkungan sosial jauh lebih penting dalam mempengaruhi perilaku
kerja dari pada beberapa motivasi tunggal, lingkungan atau kondisi sosial
kerja. Seorang manager/pimpinan hendaknya selalu memberikan motivasi
kepada bawahan unit kerja perusahaan. Dengan deskripsi harus
berorientasi pada pelaksanaan pekerjaan yang efektif secara berkelanjutan
untuk semua pekerja. Volume kerja dan beban kerja secara individual
sumbernya dapat diperoleh dari hasil analisis pekerjaan. Menurut
Mangkunegara (2005:42) motivasi kerja adalah suatu kondisi yang
berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan dan memelihara
perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Motif adalah sesuatu
yang merupakan alasan mengapa seseorang memulai tindakan. Motivasi
adalah suatu set atau kumpulan perilaku yang memberi landasan bagi
seseorang yang bertindak dalamsuatu cara yang di arahkan pada suatu
tujuan spesifik tertentu (spesific goal directed). Dibutuhkan dari manager
memberikan motivasi positif merupakan tindakan manajer yang
memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada
mereka yang berproduktivitas di atas produktivitas standar. Dengan
motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena
umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja. Motivasi bukan
hanya masalah memberikan penghargaan dan insentif. Orang harus
mengetahui apa yang diharapkan dari mereka agar dikerjakan dan apa
yang akan terjadi dengan mereka jika mereka tidak melakukannya. Mereka
harus jelas dengan peranan mereka, sasaran yang harus mereka capai dan
standar prestasi kerja serta perilaku yang diperlukan. Mereka harus
disadarkan mengenai penghargaan berbentuk uang, kemajuan atau
perbaikan status yang dihasilkan dari kepatuhan kepada harapan akan
diterima jika mereka gagal.
D. Kesimpulan Kepemimpinan dan Motivasi
Kepemimpinan dan motivasi merupakan dua hal yang berbeda,
meski memiliki tautan dalam konteks kerja dan interaksi antar-manusia
organisasional. Keith Davis mengemukakan bahwa tanpa kepemimpinan,
organisasi hanya merupakan kelompok manusia yang kacau, tidak teratur,
dan tidak akan dapat melahirkan perilaku bertujuan. Kepemimpinan adalah
faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok bersama dan
memberinya motivasi menuju tujuan-tujuan tertentu, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Ini berarti antara kepemimpinan dengan
motivasi memiliki ikatan yang kuat.
Dengan motivasi pemimpin, karyawan semakin lebih baik dan giat
serta lebih disiplin dalam segala hal termasuk karyawan semakin jujur dan
loyal terhadap perusahaan yang dipimpin. Motivasi terhadap karyawan
dilakukan seperti menyusun pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
memberikan target pekerjaan lalu melakukan evaluasi pekerjaan selama
satu minggu dan memberikan jalan keluar atas kendala yang dihadapi
dalam pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai